Pada tahun 1910, Ernest Rutherford melakukan percobaan utnuk menguji kebenaran model atom Thomson yang sekarang dikenal sebagai eksperimen hamburan Rutherford (Rutherford scattering experiment). Rutherford menemukan partikel-α, sebuah partikel yang dipancarkan oleh atom radioaktif, pada tahun 1909. Partikel ini memiliki muatan positif, dan faktanya adalah kita sekarang tahu bahwa partikel-α seperti atom helium dilepaskan dari elektronnya, memberikannya muatan 2+. Dalam eksperimen hamburan ini, aliran partikel-α ini diarahkan ke lembaran emas. Lembaran emas ini dipilih oleh Rutherford karena dapat dibuat sangat tipis, hanya setebal beberapa atom emas.
Pada tahun 1910, Ernest Rutherford melakukan percobaan utnuk menguji kebenaran model atom Thomson yang sekarang dikenal sebagai eksperimen hamburan Rutherford (Rutherford scattering experiment). Rutherford menemukan partikel-α, sebuah partikel yang dipancarkan oleh atom radioaktif, pada tahun 1909. Partikel ini memiliki muatan positif, dan faktanya adalah kita sekarang tahu bahwa partikel-α seperti atom helium dilepaskan dari elektronnya, memberikannya muatan 2+. Dalam eksperimen hamburan ini, aliran partikel-α ini diarahkan ke lembaran emas. Lembaran emas ini dipilih oleh Rutherford karena dapat dibuat sangat tipis, hanya setebal beberapa atom emas.
Terdiri dari Bab mekanika gelombang, operator, solusi persamaan schrodinger, atom hidrogendan momentum sudut. Dilengkapi dengan Contoh soal dan pembahasannya.
Disusun oleh :
Dindi, Dini, Sasti, Rima, Alfi, Yuni, Fina, Nur89, wawan, Aziz Ayu dini Wiwis, denin, Nur, Anis, dan Ms Ihsan.
PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS JEMBER
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
3. Statistik Fermi-Dirac adalah statistik untuk partikel yang
mengikuti prinsip larangan Pauli. Partikel jenis ini disebut
fermion. Salah satu sifat yang dimiliki fermion adalah
terpenuhinya prinsip ekslusi Pauli. Tidak boleh lebih dari
satu fermion memiliki keadaan kuantum yang sama. Satu
keadaan hanya boleh kosong atau hanya ditempati oleh
satu fermion. Konsekuensi dari prinsip eksklusi Pauli
adalah jumlah fermion harus lebih sedikit atau sama
dengan jumlah keadaan. Ini berbeda dengan sistem klasik
atau boson di mana tidak ada pembatasan jumlah partikel
yang menempati keadaan tertentu.
Contoh: elektron, proton, dan neutron.
4. Anggapan Dasar Statistik Fermi-Dirac
1. Partikel-partikel identik tidak terbedakan.
2. Diperuntukkan partikel-partikel dengan spin
tidak bulat.
3. Memenuhi larangan Pauli.
4. Gas 3He pada 200 K (mengikuti statistik M-B)
5. Gas 3He pada 2 K (mengiukti statistik F-D)
6. Gas 4He pada 300 K (mengikuti statistik M-B)
7. Gas 4He pada 2K (mengikuti statistik B-E)
8. Gas elektron (mengikuti statistik F-D)
9. Gas foton (mengikuti statistik B-E)
5. Hukum Distribusi
Elektron bebas mempunyai spin s=1/2, sehingga
bilangan kuantum magnetiknya ms=±1/2; dalam
keadaan tidak ada medan magnet elektron memiliki 2
keadaan yang berenergi sama (degenerate). Jadi gj=2.
Elektron dalam atom memiliki fungsi keadaan yang
ditandai dengan bilangan-bilangan kuantum: n, l, ml,
s, m s .
Untuk suatu harga ℓ ada (2ℓ +1) buah harga ml,
sedangkan dengan s=1/2, ada dua harga ms =1/2, -1/2.
Jadi, tanpa medan magnet, ada 2(2 ℓ +1) buah keadaan
yang degenerate. Jadi gj = 2(2 ℓ +1).
6. Berdasarkan prinsip Pauli, untuk suatu
pasangan n, l, ml, s, ms hanya bisa ditempati
oleh satu elektron, jadi nj ≤gj. Jika tingkat energi,
Ej, akan diisi dengan nj buah elektron, maka
dengan degenerasi gj, jumlah cara mengisikan
partikel adalah: gj(gj-1) (gj-2)…….(gj-nj+1)
atau:
푔푗 !
푔푗 − 푛푗 !
7. Karena partikel-partikel tak dapat dibedakan maka
jumlah cara itu harus disempurnakan menjadi
푔푗 !
푛푗 푔푗 − 푛푗 !
Peluang partisi dari n1, n2, n3,……, masing-masing
di tingkat energi E1, E2, E3,….. adalah
푔W =
1!
푛1 푔1−푛1 !
푔2!
푛2 푔2−푛2 !
푔3!
푛3 푔3−푛3 !
…
= 푗
푔푗!
푛푗 푔푗−푛푗 ! ...(i)
8. Dengan meninjau terisolasi dengan n fermion yang
tidak saling berinteraksi pada tingkat energi ke j dengan
푔푗 = 5 diisi oleh 푛푗 = 3 partikel. Jumlah cara
penyusunannya dapat ditentukan dengan persamaan
dari peluang termodinamika statistik F-D.
푊 =
푗
푔푗 !
푛푗 푔푗 − 푛푗 !
= 5!
3! 5−3 !
= 5.4.3.2.1
3.2.1(2.1)
= 120
12 = 10
9. Konfigurasi dengan Peluang Terbesar
Keadaan makro terbesar ialah keadaan makro yang
mempunyai keadaan mikro terbanyak. Jadi akan dicari
nilai peluang nilai termodinamik (W) yang terbesar.
Batasan yang diberikan adalah untuk sistem terisolasi
dengan N dan U tetap, sehingga perbedaan keadaan-keadaan
makro hanya ditenmtukan oleh perbedaan 푛푗
saja atau:
푑 푙푛 푊 =
휕 ln 푊
휕푛푗
푑푛푗
14. Distribusi Fermi-Dirac pada T=0 K :
푛푗 =
푔푗
푒
퐸푗−퐸퐹
푘푇 + 1
= 퐴
퐸1
2Δ퐸
푒
퐸푗−퐸퐹
푘푇 + 1
KasusE – EF
< 0
퐸−퐸퐹
푘푇 -------------------------푔푗 = 퐴퐸
1
2Δ퐸
Pada T = 0 K, jumlah elektron sama dengan
jumlah keadaan energi dan semua tingkat
energy di bawah EF terisi penuh elektron.
15. Kasus E – EF
> 0
푛푗 = 0
Pada T = 0 K tidak ada elektron pada
tingkat ini sehingga energi εF adalah
energy maksimum yang dimiliki oleh
elektron pada T = 0 K.
16. Pada suhu T= 0 semua
partikel berada pada
ground state (keadaan
dasar) dengan energi
terendah. Namun karena
prinsip eksklusi Pauli yang
tidak memperkenankan
partikel dalam keadaan
sama, maka partikel-partikel
“menumpuk”
mengisi keadaan dasar
yang mungkin sampai
semua partikel
terakomodasi.