SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
PITA ENERGI 
Disusun untuk memenuhi tugas semester 8 dari dosen mata kuliah Pendahuluan 
Zat Padat 
Disusun Oleh : 
Kelompok : 5 
Nama : 1. Rina Dwi Aruprihartini Mulyaningsih (3215086789) 
2. Fitria Herliana (3215086787) 
3. Silvia Rahmawati (3215086786) 
4. Agnes Novita Sari (3215086811) 
5. Giri Puspita (3215086778) 
Program Studi : Pendidikan Fisika Non Reguler’08 
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA 
FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM 
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 
2012
KATA PENGANTAR 
Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh, 
Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, 
karena dengan rahmat, taufik, dan hidayah-Nyalah saya dapat menyelesaikan 
makalah Pendahuluan Fisika Zat Padat yang berjudul Pita Energi ini. 
Adapun tujuan kami menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi tugas 
dari dosen mata kuliah Pendahuluan Fisika Zat Padat serta untuk menambah 
pengetahuan kami tentang pita energi. 
Dalam menulis makalah ini, tidak lupa kami sampaikan ucapan 
terimakasih kepada kedua orang tua dan keluarga atas segala do’a serta 
motivasinya, Bapak Dr. Erfan Handoko, M.Si selaku dosen mata kuliah 
Pendahuluan Fisika Zat Padat yang telah berkenan memberikan tugas ini kepada 
kami. 
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh 
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan di masa yang 
akan datang. 
Wassalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh 
Jakarta, 24 Mei 2012 
Penyusun
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Model elektron bebas dapat memberikan penjelasan yang baik terhadap 
kapasitas panas, hantaran listrik dan kalor, kelemahan magnet dan 
elektrodinamika logam Namun model ini tidak bisa memberikan penjelasan 
terhadap berbagai masalah seperti: 
1. Perbedaan di antara logam-logam, semi-logam, semi-konduktor dan 
isolator 
2. Terjadinya harga koefisien Hall yang positif 
3. Hubungan antara elektron konduksi dalam logam terhadap elektron valensi 
atom-atom bebas 
4. Banyak sifat-sifat transport terutama mengenai magneto transport 
Daya hantar listrik superkonduktor saat 1 K, < 10-10 Ω-cm sedangkan daya 
hantar listrik dari isolator yang baik adalah > 1022 Ω-cm. Sifat tahanan listrik ini 
dipengaruhi oleh suhu. 
Untuk dapat menerangkan sifat daya hantar listrik zat padat diperlukan 
sebuah model. Model yang dikembangkan adalah model elektron hampir bebas 
dan teori pita energi. 
1.2 Tujuan Penulisan 
1. Memenuhi tugas mata kuliah pendahuluan fisika zat padat 
2. Mempelajari teori pita energi 
3. Mempelajari asal mula serta besar dari celah energi 
4. Mempelajari fungsi Bloch dan model Kronigg-Penny 
5. Mempelajari fungsi gelombang elektron dalam potesial periodik 
6. Mempelajari jumlah orbital di dalam sebuah pita
1.3 Sistematika Penulisan 
BAB I PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
1.2 Tujuan 
1.3 Sistematika Penulisan 
BAB II PEMBAHASAN 
A. Model Elektron Hampir Bebas 
1. Asal Mula Celah Energi 
2. Besar dari Celah Energi 
B. Fungsi Bloch 
C. Model Kronig-Penny 
D. Fungsi Gelombang Elektron dalam Potensial Periodik 
1. Pernyataan Ulang Teorema Bloch 
2. Momentum Kristal Sebuah Elektron 
3. Solusi dari Persamaan Pusat 
4. Model Kronig-Penny Dalam Ruang Kisi Balik 
5. Pendekatan Kisi Kosong 
6. Solusi Pendekatan Dekat Zona Batas 
E. Jumlah Orbital dalam Sebuah Pita 
1. Logam dan Isolator 
BAB III PENUTUP 
3.1 Kesimpulan
BAB II 
KAJIAN TEORI 
A. Model elektron Hampir Bebas 
Dari bab 6 telah diketahui bahwa persamaan distribusi energi model 
elektron bebas adalah: 
Dimana kondisi batas pada kubus dengan sisi L adalah: 
Fungsi gelombang elektron bebas 
........ 1 
........ 2 
........ 3 
Teori elektron bebas memiliki kegagalan dalam menjelaskan perbedaan 
antara konduktor, semikonduktor dan isolator. Oleh karena itu, agar kita dapat 
memahami perbedaan tersebut, kita menggunakan teori yang mirip dengan teori 
elektron bebas tetapi sedikit dimodifikasi, yaitu model elektron hampir bebas. 
Gambar 1 kurva a. Energi sebagai fungsi vektor gelombang k menurut model 
elektron bebas.
Gambar 2 kurva b. Kurva energi (E) sebagai fungsi vektor gelombang (k) 
dalam sebuah kristal monoatomik satu dimensi dengan konstanta kristal 
sebesar a. Celah energi Eg yang ditunjukkan terjadi pada k = ± p/a. Celah 
energi lainnya ditemukan pada ± np/a, untuk nilai integral dari n. 
syarat terjadinya difraksi Bragg adalah ( k + G )2 = k2. 
Dalam satu dimensi, persamaan tersebut menjadi: 
........ 4 
dimana G = 2nπ/a adalah vektor kisi resiprok dan n adalah bilangan bulat. Celah 
energi pertama terjadi untuk nilai k = + π/a. Ingat bahwa daerah antara - π/a 
dengan + π/a disebut daerah Brillouin pertama. Celah energi-celah energi yang 
lainnya terjadi untuk nilai-nilai k yang merupakan kelipatan dari + π/a. 
Fungsi gelombang di titik k = + π/a merupakan fungsi gelombang hasil 
interferensi antara gelombang yang berjalan ke kanan dan ke kiri. Hal ini dapat 
terjadi jika syarat difraksi Bragg terpenuhi oleh fungsi gelombang k. Hasilnya, 
fungsi gelombang di titik k = + π/a merupakan gelombang berdiri. 
Fungsi gelombang berdiri tersebut terdiri atas dua macam, yaitu fungsi 
gelombang yang saling menguatkan dan fungsi gelombang yang saling 
melemahkan. Secara matematik, kedua fungsi gelombang berdiri tersebut dapat 
dibentuk dari fungsi gelombang yang berjalan ke kanan dan ke kiri, yaitu sebagai 
berikut:
1. Asal Celah Energi 
........ 5 
Asal mula adanya celah energi yaitu kedua fungsi gelombang φ (+) dan φ 
(-) (seperti persamaan 5) menumpukkan elektron di dua tempat yang berbeda, 
dan karena itu, kedua kelompok elektron itu memiliki nilai energi potensial yang 
berbeda. 
Kerapatan muatan pada kedua gelombang berdiri tersebut adalah: 
Persamaan di atas akan menumpukkan elektron di atas ion-ion positif yang 
dipusatkan di titik-titik x = 0, + a, + 2a, + 3a, dst. Lihat gambar 3, kelompok 
elektron ini berada di daerah yang berenergi potensial rendah. 
Persamaan di atas akan menumpukkan elektron-elektron tersebut di tengah-tengah 
antara ion-ion positif tersebut, sehingga elektron-elektron ini memiliki energi 
potensial yang tinggi.
Gambar 3 
Fungsi gelombang di titik A tepat di bawah celah energi pada gambar 2 di 
atas adalah φ (+) sedangkan di titik B tepat di atas celah energi adalah φ (-). 
2. Besar Celah Energi 
Fungsi gelombang pada batas zona Brillouin k = π/a adalah 
dan yang dinormalisasikan. 
Kita misalkan energi potensial sebuah elektron di titik x dalam kristal itu sebagai: 
Maka kita dapat menentukan nilai energi celah, Eg (yaitu perbedaan energi antara 
kedua gelombang berdiri) sebagai berikut: 
........ 6
Jadi, nilai energi celah ini sama dengan komponen dari deret Fourier energi 
potensial. 
B. Fungsi Bloch 
Fungsi Bloch membuktikan perlunya teorema bahwa solusi dari 
persamaan Schrodinger untuk potensial periodik harus dalam bentuk khusus. 
= periode kisi kristal 
Teorema Bloch: 
Fungsi eigen dari persamaan gelombang untuk suatu potensial periodik adalah 
hasil kali antara suatu gelombang bidang dengan suatu fungsi 
dengan periode sifat kisi kristal. 
Fungsi Bloch berlaku ketikatidak berdegenerasi, yaitu ketika tidak ada fungsi 
gelombang lain dengan energi sama dan vektor gelombang sebagai . 
N = kisi kristal pada lingkaran Na 
Energi potensial dalam a, dimana U (x) = U (x + sa), dimana s adalah bilangan 
bulat. Maka solusi dari fungsi gelombang adalah: 
Dimana C adalah konstan, maka kejadian di sekitar lingkaran Na adalah: 
karena harus bernilai tunggal. 
........ 7 
........ 8
Maka kita dapat melihat bahwa: 
Dimana: 
C. Model Kronig-Penney 
........ 9 
........ 10 
Potensial periodik yang merupakan persamaan gelombang dapat 
diselesaikan dalam fungsi dasar seperti pada gambar 4. Persamaan gelombangnya 
adalah: 
Dimana: 
U(x) = energi potensial 
........ 11 
= nilai eigen energi 
Model ini menjelaskan tingkah laku elektron dalam sebuah energi 
potensial yang periodik, dengan menganggap energi potensial periodik itu 
merupakan deretan sumur energi potensial persegi seperti ditunjukkan dalam 
gambar 4 di bawah ini.
Gambar 4 Energi potensial periodik satu dimensi yang digunakan oleh Kronig 
dan Penney. 
Di dasar sumur, yaitu untuk 0 < x < a, elektron dianggap berada di sekitar 
sebuah inti atom (atau diantara dua inti atom), dan energi potensialnya dianggap 
nol, sehingga di daerah ini elektron bertingkah sebagai elektron bebas. 
Sebaliknya, di luar sumur, yaitu untuk –b < x < 0, energi potensial elektron 
dianggap sama dengan U0. 
Fungsi-fungsi gelombang elektron diperoleh dari persamaan Schrodinger 
untuk kedua daerah (yaitu daerah 0 < x < a, dan daerah –b < x < 0) sebagai 
berikut: 
Wilayah 0 < x < a saat U = 0, eigenfunction adalah kombinasi linear 
Bidang gelombang berjalan ke kanan dan ke kiri, dengan energi: 
Dalam daerah –b < x < 0 solusi penghalangnya berbentuk 
Dengan 
Solusi dari persamaan (7) pada wilayah a < x < a + b harus dikaitkan 
dengan solusi persamaan (14) pada wilayah –b < x < 0 dengan teorema Bloch: 
Konstanta A, B,C, D dipilih sehingga dan kontinu pada x = 0 dan x = a. 
Saat x = 0 
A + B = C + D 
iK(A – B) = Q(C – D) 
........ 12 
........ 13 
........ 14 
........ 15 
........ 16 
........ 17 
........ 18
Saat x = a 
Dengan menggunakan persamaan 16, didapat: 
Keempat persamaan linier yang homogen ini (Persamaan 17 sampai 20) 
akan memiliki solusi jika determinan dari koefisien-koefisien A, B, C, dan D 
adalah sama dengan nol. Atau jika 
Hasilnya akan menjadi sederhana, ketika batasnya b = 0 dan U = ~ 
menjadi Q2ba/2 = P. Dalam batas ini Q > K dan Qb < 1. Kemudian 21a mereduksi 
menjadi: 
(P/Ka) sin Ka + cos Ka = cos ka 
Gambar 5 
........ 19 
........ 20 
........ 21 a 
........ 21 b
D. Fungsi Gelombang Eletron Dalam Potensial Periodik 
Deret Fourier untuk energi potensial: 
Fungsi nyata dari UG adalah: 
Secara eksplisit, persamaan gelombang adalah: 
Fungsi gelombang ψ(x) dapat dinyatakan sebagai deret Fourier 
........ 22 
........ 23 
........ 24 
........ 25 
Dimana 
k = bilangan real (k = 2πn/L) 
n = bilangan bulat 
Untuk menyelesaikan persamaan gelombang, kita subtitusikan persamaan 25 ke 
dalam 24. 
Energi Kinetik
Energi Potensial 
Persamaan gelombang merupakan jumlah dari energi kinetik dan energi potensial: 
Setiap komponen Fourier harus memiliki koefisien yang sama pada kedua sisi 
persamaan ini 
Dengan notasi 
1. Pernyataan Ulang Teorema Bloch 
Bila kita menentukan C pada persamaan 27, persamaan gelombang pada 
persamaan 25 menjadi: 
Menurut aturan 
Dengan 
Karena uk (x) adalah deret Fourier vektor kisi resiprok dan T adalah 
translasi kisi kristal, maka uk (x) = uk (x + T). Maka: 
........ 26 
........ 27 
........ 28 
........ 29
Karena exp (-iGT) = 1, maka uk (x + T) = uk (x). Ini merupakan bukti dari 
teorema bloch yang berlaku bahkan saat ψk berdegenerasi. 
2. Momentum Kristal Sebuah Elektron 
Arti penting dari k vektor gelombang digunakan untuk label fungsi Bloch: 
 Dalam translasi kisi kristal yang membawa r pada r + T, kita mempunyai 
........ 30 
Karena uk (r + T) = uk (r) dengan demikian exp (ik.T) adalah faktor fase 
dimana fungsi Bloch dikalikan ketika kita membuat translasi kisi kristal. 
 Jika potensi kisi hilang, persamaan pusat mengurangi ke (λk – ε)C(k) = 0, 
sehingga semua C (k - G) adalah nol kecuali C (k), dan dengan demikian 
uk (r) adalah konstan. Kami memiliki ψk(r) = ℯikr , seperti untuk elektron 
bebas. 
 k masuk dalam hukum yang mengatur peristiwa tabrakan dalam kristal. 
3. Solusi dari Persamaan Pusat 
Persamaan 27 disebut persamaan pusat 
........ 31 
Persamaan tersebut merupakan satu set persamaan linear yang 
menghubungkan koefisien C(k – G) untuk semua vektor resiprok G. Persamaan 
ini akan konsisten jika determinan dari koefisien sama dengan 0. 
Kita asumsikan bahwa energi potensial U (x) hanya mengandung satu komponen 
Fourier Ug = U-g yang dinotasikan oleh U. Koefisien determinannya: 
........ 32
Dengan k yang diberikan, setiap akar E atau Ek terletak di sebuah pita 
energi yang berbeda, kecuali dalam kasus kebetulan. 
4. Model Kronig-Penny Dalam Ruang Kisi Balik 
Persamaan 31 diselesaikan dengan model Kronig Penney pada delta 
periodik-fungsi potensial. 
Dimana A adalah konstan dan a adalah kisi spasi. Jumlah yang lebih dari semua 
bilangan buat s antara 0 dan 1/a. Syarat batas berkala atas cicin satuan panjang, 
yang berarti lebih dari 1/a atom. Dengan demikian koefisien fourier potensial 
adalah: 
Kami tulis persamaannya dengan k sebagai indeks Bloch, ini menjadi: 
Di mana dan jumlah yang lebih dari semua bilangan bulat n, kita 
ingin memecahkan persamaan diatas untuk kita mendefinisikan 
Maka persamaannya menjadi 
........ 33 
........ 34 
........ 35 
........ 36
........ 37 
Karena jumlah persamaan 36 adalah semua koefisien C, kita memiliki untuk 
setiap n yaitu: 
Hubungan ini dapat dituliskan 
........ 38 
........ 39 
Jumlah kedua belah pihak untuk mendapatkan semua n, menggunakan persamaan 
36 dan menghilangkan f(k) dari kedua belah pihak 
penjumlahan dapat dihitung dengan bantuan hubungan standar 
........ 40 
........ 41 
setelah manipulasi trigonometri di mana kita menggunakan hubungan untuk 
selisih dua cotangents dan produk dari dua sinus, jumlah pada persamaan (40) 
menjadi 
Dimana 
Hasil dari persamaan (40) adalah 
........ 42 
........ 43 
yang sesuai dengan hasil Kronig-Penney (21b) dengan P ditulis untuk . 
5. Pendekatan Kisi Kosong 
Struktur pita yang sebenarnya biasanya dipamerkan sebagai bidang energi 
berlawanan dengan vektor gelombang di zona Brilouin pertama. Ketika vektor
gelombang diberikan di luar zona pertama, mereka dibawa kembali ke dalam zona 
pertama dengan mengurangi vektor kisi cocok timbal balik. 
Ketika energi pita yang diperkirakan cukup baik dengan energi elektron 
bebas , disarankan untuk memulai perhitungan dengan melakukan 
energi elektron bebas kembali ke dalam zona pertama. Prosedur ini cukup 
sederhana sekali Anda dapat menguasainya. Cari nilai G sehingga k’ di zona 
pertama dapat ditentukan. 
di mana k tidak terbatas dan merupakan vektor gelombang elektron bebas dalam 
kisi kosong. 
Jika kita menjatuhkan K sebagai bagasi yang tidak perlu, energi elektron bebas 
selalu dapat ditulis sebagai 
Dengan K di zona pertama dan G diizinkan untuk menjalankan lebih dari titik-titik 
kisi timbal balik. Misalkan, kita ingin menunjukkan energi sebagai fungsi 
dari K dalam bidang arah [100] . Untuk, pilih unit tersebut bahwa . Kami 
menunjukkan beberapa dataran rendah di pita ini pendekatan kisi kosong dengan 
energi mereka di k = 0 dan panjang sumbu kx di zona pertama. 
Pita-pita elektron bebas diplot pada Gambar 8.
Gambar 8 
Perkiraan solusi Dekat Batas Zona 
Vektor gelombang pada batas zona 1/2G, yaitu pada m/a. 
sehingga pada batas zona energi kinetik dari dua komponen gelombang K= ±1/2G 
adalah sama. 
Jika C (1/2G) adalah koefisien penting dalam 29 orbital pada batas zona, daripada 
C (-1/2G) juga merupakan koefisien penting. Hasil ini juga mengikuti dari 
disscussion dari 5. Kami retaint hanya persamaan dalam persamaan pusat yang 
mengandung kedua koefisien C (1/2G) dan C (-1/2G), dan mengabaikan semua 
koefisien lainnya. 
Satu persamaan 31 menjadi, dengan K = 1/2G dan 
persamaan dari 31 menjadi 
........ 44 
........ 45 
Ini dua persamaan memiliki solusi trivial untuk koefisien benar jika e energi 
memenuhi 
........ 46
ketika 
........ 47 
Energi ini memiliki dua akar, satu lebih rendah dari energi kinetik elektron 
bebas oleh U, dan satu yang lebih tinggi dengan U. Jadi energi potensial 2 U cos 
Gx telah menciptakan sebuah energi gap 2U pada batas zona. Rasio C mungkin 
dari 44 atau 45: 
........ 48 
langkah terakhir menggunakan persamaan 47. Jadi ekspansi Fourier pada 
batas zona memiliki solusi dua. 
Kami menggunakan pendekatan yang sama untuk komponen, sekarang dengan 
fungsi gelombang dari formulir. 
Sebagaimana diarahkan oleh persamaan 31: 
........ 49 
dengan λk didefinisikan sebagai . persamaan ini memiliki solusi jika 
energi satis sebuah 
Ketika 
Energi ini memiliki dua akar: 
........ 50 
Dan setiap akar menggambarkan sebuah pita energi, diplot pada gambar 9. Hal ini 
........ 51
mudah memperluas energi, dalam hal K kuantitas (tanda atas K disebut tilde), 
yang mengukur perbedaan wavevector antara K dan batas zona. 
Di wilayah . Berikut seperti sebelumnya. 
Gambar 9 
dua akar batas zona 47 sebagai kita dapat menulis persamaan 51 sebagai:
........ 52 
Ini adalah akar untuk energi ketika wavevector sangat dekat dengan batas zona di 
1/2G. 
E. Jumlah Orbital Dalam Sebuah Pita 
Mempertimbangkan kristal dibentuk dari bilangan genap N dan kisi 
konstan. Nilai-nilai yang diperbolehkan dari gelombang elektron vektor k di zona 
Brilouin pertama adalah: 
........ 53 
Kami memotong rangkaian di Nπ/L=π/a, ini adalah batas zona. 
Titik -Nπ/L=-π/a tidak akan dihitung sebagai titik independen karena terhubung 
dengan vektor kisi timbal balik dengan π/a,yaitu jumlah total sel N. 
Setiap sel berkontribusi hanya satu nilai independen k untuk setiap kisi 
energi. Hasil ini membawa lebih ke dalam tiga dimensi. dengan pertimbangandua 
orientasi independen dari spin elektron, ada 2N orbital independen dalam 
setiap kisi energi. 
Ada atom tunggal valensi satu di setiap sel, kisi ini dapat setengah diisi 
dengan elektron. Jika setiap atom memberikan kontribusi dua 
elektron valensi untuk kisi, kisi ini bisa diisi penuh. Jika ada dua atom valensi satu 
di setiap sel, kisi ini juga dapat diisi penuh. 
1. Logam dan Isolator 
Jika elektron valensi mengisi satu atau lebih kisi dan yang lain kosong 
maka disebut isolator. Medan listrik eksternal tidak akan menimbulkan aliran arus 
pada isolator. Kristal dapat menjadi isolator jika jumlah elektron valensi dari 
kristal adalah bilangan bulat. 
Logam-logam alkali dan logam-logam mulia memiliki 1 elektron valensi 
per sel, sehingga mereka disebut logam. Logam alkali tanah memiliki 2 elektron
valensi, mereka bidsa menjadi isolator. Berlian, Silikon dan Germanium masing-masing 
memiliki 2 atom valensi 4, sehingga ada 8 elektron valensi per sel. 
BAB III 
PENUTUP 
A. Kesimpulan 
1. Solusi dari persamaan gelombang dalam kisi kristal dari Bloch 
dimana uk (r) adalah sama dalam translasi kisi kristal. 
, 
2. Ada daerah energi yang bukan solusi dari fungsi Bloch. Energi ini 
membentuk daerah terlarang dimana fungsi gelombang yang teredam 
dalam ruang-ruang dan nilai-nilai k yang kompleks, seperti pada gambar 
di bawah ini.
Adanya daerah energi terlarang merupakan syarat terjadinya isolator 
3. Pita energi dapat didekati dengan satu atau dua bidang gelombang, contoh 
4. Jumlah orbital dalam pita adalah 2N, dimana N adalah jumlah sel dalam 
specimen 
B. Saran 
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh 
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan di masa yang 
akan datang. 
DAFTAR PUSTAKA 
1. Charle Kittel, Introduction to Solid State Physics, sixth ed., John Wiley & 
Sons, Inc., New York, 1996. 
dekat dengan daerah batas

More Related Content

What's hot

Model-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatModel-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatRisdawati Hutabarat
 
ITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluida
ITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluidaITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluida
ITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluidaFransiska Puteri
 
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)SMP IT Putra Mataram
 
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang EntropiStatistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang EntropiSamantars17
 
BAB II GEJALA KUANTUM
BAB II GEJALA KUANTUMBAB II GEJALA KUANTUM
BAB II GEJALA KUANTUMmeisasa
 
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasikRyzkha Gso
 
Rpp gelombang bunyi dan cahaya
Rpp gelombang bunyi dan cahayaRpp gelombang bunyi dan cahaya
Rpp gelombang bunyi dan cahayaJoko Wahyono
 
Termodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensif
Termodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensifTermodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensif
Termodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensifjayamartha
 
Chapter 20 magnetic properties, William D. Callister
Chapter 20 magnetic properties, William D. CallisterChapter 20 magnetic properties, William D. Callister
Chapter 20 magnetic properties, William D. CallisterAgam Real
 
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantum
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantumPerbedaan fisika klasik dengan fisika kuantum
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantumSmile Fiz
 
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuanDifraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuanSMA Negeri 9 KERINCI
 

What's hot (20)

Rpp fluida statis
Rpp fluida statisRpp fluida statis
Rpp fluida statis
 
STATISTIK BOSE-EINSTEIN
STATISTIK BOSE-EINSTEINSTATISTIK BOSE-EINSTEIN
STATISTIK BOSE-EINSTEIN
 
Model-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatModel-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat Padat
 
ITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluida
ITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluidaITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluida
ITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluida
 
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)
 
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang EntropiStatistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
 
9 semikonduktor
9 semikonduktor9 semikonduktor
9 semikonduktor
 
indeks miller
indeks millerindeks miller
indeks miller
 
BAB II GEJALA KUANTUM
BAB II GEJALA KUANTUMBAB II GEJALA KUANTUM
BAB II GEJALA KUANTUM
 
Ketidakpastian Heisenberg
Ketidakpastian HeisenbergKetidakpastian Heisenberg
Ketidakpastian Heisenberg
 
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
 
Rpp gelombang bunyi dan cahaya
Rpp gelombang bunyi dan cahayaRpp gelombang bunyi dan cahaya
Rpp gelombang bunyi dan cahaya
 
7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi
 
Termodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensif
Termodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensifTermodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensif
Termodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensif
 
Kinematika gerak rpp
Kinematika gerak rppKinematika gerak rpp
Kinematika gerak rpp
 
Materi, unsur, dan atom
Materi, unsur, dan atomMateri, unsur, dan atom
Materi, unsur, dan atom
 
Chapter 20 magnetic properties, William D. Callister
Chapter 20 magnetic properties, William D. CallisterChapter 20 magnetic properties, William D. Callister
Chapter 20 magnetic properties, William D. Callister
 
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantum
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantumPerbedaan fisika klasik dengan fisika kuantum
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantum
 
semikonduktor
semikonduktorsemikonduktor
semikonduktor
 
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuanDifraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
 

Viewers also liked

Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor Ida Farida Ch
 
7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energiElika Bafadal
 
Dasar semikonduktor
Dasar semikonduktorDasar semikonduktor
Dasar semikonduktormansen3
 
Semikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan Aplikasinya
Semikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan AplikasinyaSemikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan Aplikasinya
Semikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan AplikasinyaAmir Muwahid
 

Viewers also liked (8)

Teori Pita Energi
Teori Pita EnergiTeori Pita Energi
Teori Pita Energi
 
Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor
 
7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi
 
semikonduktor
semikonduktorsemikonduktor
semikonduktor
 
Ppt semikonduktor kelompok 1
Ppt semikonduktor kelompok 1Ppt semikonduktor kelompok 1
Ppt semikonduktor kelompok 1
 
Dasar semikonduktor
Dasar semikonduktorDasar semikonduktor
Dasar semikonduktor
 
Semikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan Aplikasinya
Semikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan AplikasinyaSemikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan Aplikasinya
Semikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan Aplikasinya
 
Struktur atom
Struktur atomStruktur atom
Struktur atom
 

Similar to PITA ENERGI

Kb 1 modul-5_fis_zat_padat
Kb 1 modul-5_fis_zat_padatKb 1 modul-5_fis_zat_padat
Kb 1 modul-5_fis_zat_padatIka Permata Sari
 
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia wafiqasfari
 
Struktur atom dan sistem periodik
Struktur atom dan sistem periodikStruktur atom dan sistem periodik
Struktur atom dan sistem periodikujangsupiandi
 
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)Kalderizer
 
Energi Atom dan Inti, NIRSAM
Energi Atom dan Inti, NIRSAMEnergi Atom dan Inti, NIRSAM
Energi Atom dan Inti, NIRSAMkemenag
 
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xiBab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xiSinta Sry
 
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01sanoptri
 
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XIBab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XIBayu Ariantika Irsan
 
1listrikmagnetmuatandiskrit
1listrikmagnetmuatandiskrit1listrikmagnetmuatandiskrit
1listrikmagnetmuatandiskritsumberlor
 
Senyawa berikatan ion
Senyawa berikatan ionSenyawa berikatan ion
Senyawa berikatan ionDwi Karyani
 
14708251062_Fathurrahman_Model-model Inti
14708251062_Fathurrahman_Model-model Inti14708251062_Fathurrahman_Model-model Inti
14708251062_Fathurrahman_Model-model IntiIPA 2014
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantumHana Dango
 
Dualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikelDualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikelauliarika
 

Similar to PITA ENERGI (20)

Kb 1 modul-5_fis_zat_padat
Kb 1 modul-5_fis_zat_padatKb 1 modul-5_fis_zat_padat
Kb 1 modul-5_fis_zat_padat
 
Listrik statis kelas ix smp
Listrik statis kelas ix smpListrik statis kelas ix smp
Listrik statis kelas ix smp
 
Kuliah 1 listrik statis
Kuliah 1 listrik statisKuliah 1 listrik statis
Kuliah 1 listrik statis
 
Kuliah 1 listrik statis
Kuliah 1 listrik statisKuliah 1 listrik statis
Kuliah 1 listrik statis
 
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
 
Struktur atom dan sistem periodik
Struktur atom dan sistem periodikStruktur atom dan sistem periodik
Struktur atom dan sistem periodik
 
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)
 
Energi Atom dan Inti, NIRSAM
Energi Atom dan Inti, NIRSAMEnergi Atom dan Inti, NIRSAM
Energi Atom dan Inti, NIRSAM
 
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xiBab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
 
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
 
Bab1 stru
Bab1 struBab1 stru
Bab1 stru
 
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XIBab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
 
Energetika Gelombang
Energetika GelombangEnergetika Gelombang
Energetika Gelombang
 
1listrikmagnetmuatandiskrit
1listrikmagnetmuatandiskrit1listrikmagnetmuatandiskrit
1listrikmagnetmuatandiskrit
 
Senyawa berikatan ion
Senyawa berikatan ionSenyawa berikatan ion
Senyawa berikatan ion
 
Sifat partikel dan gelombang
Sifat partikel dan gelombangSifat partikel dan gelombang
Sifat partikel dan gelombang
 
14708251062_Fathurrahman_Model-model Inti
14708251062_Fathurrahman_Model-model Inti14708251062_Fathurrahman_Model-model Inti
14708251062_Fathurrahman_Model-model Inti
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Dualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikelDualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikel
 
Fisika inti diktat
Fisika inti diktatFisika inti diktat
Fisika inti diktat
 

Recently uploaded

demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 

PITA ENERGI

  • 1. PITA ENERGI Disusun untuk memenuhi tugas semester 8 dari dosen mata kuliah Pendahuluan Zat Padat Disusun Oleh : Kelompok : 5 Nama : 1. Rina Dwi Aruprihartini Mulyaningsih (3215086789) 2. Fitria Herliana (3215086787) 3. Silvia Rahmawati (3215086786) 4. Agnes Novita Sari (3215086811) 5. Giri Puspita (3215086778) Program Studi : Pendidikan Fisika Non Reguler’08 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2012
  • 2. KATA PENGANTAR Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh, Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, taufik, dan hidayah-Nyalah saya dapat menyelesaikan makalah Pendahuluan Fisika Zat Padat yang berjudul Pita Energi ini. Adapun tujuan kami menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Pendahuluan Fisika Zat Padat serta untuk menambah pengetahuan kami tentang pita energi. Dalam menulis makalah ini, tidak lupa kami sampaikan ucapan terimakasih kepada kedua orang tua dan keluarga atas segala do’a serta motivasinya, Bapak Dr. Erfan Handoko, M.Si selaku dosen mata kuliah Pendahuluan Fisika Zat Padat yang telah berkenan memberikan tugas ini kepada kami. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan di masa yang akan datang. Wassalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh Jakarta, 24 Mei 2012 Penyusun
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Model elektron bebas dapat memberikan penjelasan yang baik terhadap kapasitas panas, hantaran listrik dan kalor, kelemahan magnet dan elektrodinamika logam Namun model ini tidak bisa memberikan penjelasan terhadap berbagai masalah seperti: 1. Perbedaan di antara logam-logam, semi-logam, semi-konduktor dan isolator 2. Terjadinya harga koefisien Hall yang positif 3. Hubungan antara elektron konduksi dalam logam terhadap elektron valensi atom-atom bebas 4. Banyak sifat-sifat transport terutama mengenai magneto transport Daya hantar listrik superkonduktor saat 1 K, < 10-10 Ω-cm sedangkan daya hantar listrik dari isolator yang baik adalah > 1022 Ω-cm. Sifat tahanan listrik ini dipengaruhi oleh suhu. Untuk dapat menerangkan sifat daya hantar listrik zat padat diperlukan sebuah model. Model yang dikembangkan adalah model elektron hampir bebas dan teori pita energi. 1.2 Tujuan Penulisan 1. Memenuhi tugas mata kuliah pendahuluan fisika zat padat 2. Mempelajari teori pita energi 3. Mempelajari asal mula serta besar dari celah energi 4. Mempelajari fungsi Bloch dan model Kronigg-Penny 5. Mempelajari fungsi gelombang elektron dalam potesial periodik 6. Mempelajari jumlah orbital di dalam sebuah pita
  • 4. 1.3 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Sistematika Penulisan BAB II PEMBAHASAN A. Model Elektron Hampir Bebas 1. Asal Mula Celah Energi 2. Besar dari Celah Energi B. Fungsi Bloch C. Model Kronig-Penny D. Fungsi Gelombang Elektron dalam Potensial Periodik 1. Pernyataan Ulang Teorema Bloch 2. Momentum Kristal Sebuah Elektron 3. Solusi dari Persamaan Pusat 4. Model Kronig-Penny Dalam Ruang Kisi Balik 5. Pendekatan Kisi Kosong 6. Solusi Pendekatan Dekat Zona Batas E. Jumlah Orbital dalam Sebuah Pita 1. Logam dan Isolator BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
  • 5. BAB II KAJIAN TEORI A. Model elektron Hampir Bebas Dari bab 6 telah diketahui bahwa persamaan distribusi energi model elektron bebas adalah: Dimana kondisi batas pada kubus dengan sisi L adalah: Fungsi gelombang elektron bebas ........ 1 ........ 2 ........ 3 Teori elektron bebas memiliki kegagalan dalam menjelaskan perbedaan antara konduktor, semikonduktor dan isolator. Oleh karena itu, agar kita dapat memahami perbedaan tersebut, kita menggunakan teori yang mirip dengan teori elektron bebas tetapi sedikit dimodifikasi, yaitu model elektron hampir bebas. Gambar 1 kurva a. Energi sebagai fungsi vektor gelombang k menurut model elektron bebas.
  • 6. Gambar 2 kurva b. Kurva energi (E) sebagai fungsi vektor gelombang (k) dalam sebuah kristal monoatomik satu dimensi dengan konstanta kristal sebesar a. Celah energi Eg yang ditunjukkan terjadi pada k = ± p/a. Celah energi lainnya ditemukan pada ± np/a, untuk nilai integral dari n. syarat terjadinya difraksi Bragg adalah ( k + G )2 = k2. Dalam satu dimensi, persamaan tersebut menjadi: ........ 4 dimana G = 2nπ/a adalah vektor kisi resiprok dan n adalah bilangan bulat. Celah energi pertama terjadi untuk nilai k = + π/a. Ingat bahwa daerah antara - π/a dengan + π/a disebut daerah Brillouin pertama. Celah energi-celah energi yang lainnya terjadi untuk nilai-nilai k yang merupakan kelipatan dari + π/a. Fungsi gelombang di titik k = + π/a merupakan fungsi gelombang hasil interferensi antara gelombang yang berjalan ke kanan dan ke kiri. Hal ini dapat terjadi jika syarat difraksi Bragg terpenuhi oleh fungsi gelombang k. Hasilnya, fungsi gelombang di titik k = + π/a merupakan gelombang berdiri. Fungsi gelombang berdiri tersebut terdiri atas dua macam, yaitu fungsi gelombang yang saling menguatkan dan fungsi gelombang yang saling melemahkan. Secara matematik, kedua fungsi gelombang berdiri tersebut dapat dibentuk dari fungsi gelombang yang berjalan ke kanan dan ke kiri, yaitu sebagai berikut:
  • 7. 1. Asal Celah Energi ........ 5 Asal mula adanya celah energi yaitu kedua fungsi gelombang φ (+) dan φ (-) (seperti persamaan 5) menumpukkan elektron di dua tempat yang berbeda, dan karena itu, kedua kelompok elektron itu memiliki nilai energi potensial yang berbeda. Kerapatan muatan pada kedua gelombang berdiri tersebut adalah: Persamaan di atas akan menumpukkan elektron di atas ion-ion positif yang dipusatkan di titik-titik x = 0, + a, + 2a, + 3a, dst. Lihat gambar 3, kelompok elektron ini berada di daerah yang berenergi potensial rendah. Persamaan di atas akan menumpukkan elektron-elektron tersebut di tengah-tengah antara ion-ion positif tersebut, sehingga elektron-elektron ini memiliki energi potensial yang tinggi.
  • 8. Gambar 3 Fungsi gelombang di titik A tepat di bawah celah energi pada gambar 2 di atas adalah φ (+) sedangkan di titik B tepat di atas celah energi adalah φ (-). 2. Besar Celah Energi Fungsi gelombang pada batas zona Brillouin k = π/a adalah dan yang dinormalisasikan. Kita misalkan energi potensial sebuah elektron di titik x dalam kristal itu sebagai: Maka kita dapat menentukan nilai energi celah, Eg (yaitu perbedaan energi antara kedua gelombang berdiri) sebagai berikut: ........ 6
  • 9. Jadi, nilai energi celah ini sama dengan komponen dari deret Fourier energi potensial. B. Fungsi Bloch Fungsi Bloch membuktikan perlunya teorema bahwa solusi dari persamaan Schrodinger untuk potensial periodik harus dalam bentuk khusus. = periode kisi kristal Teorema Bloch: Fungsi eigen dari persamaan gelombang untuk suatu potensial periodik adalah hasil kali antara suatu gelombang bidang dengan suatu fungsi dengan periode sifat kisi kristal. Fungsi Bloch berlaku ketikatidak berdegenerasi, yaitu ketika tidak ada fungsi gelombang lain dengan energi sama dan vektor gelombang sebagai . N = kisi kristal pada lingkaran Na Energi potensial dalam a, dimana U (x) = U (x + sa), dimana s adalah bilangan bulat. Maka solusi dari fungsi gelombang adalah: Dimana C adalah konstan, maka kejadian di sekitar lingkaran Na adalah: karena harus bernilai tunggal. ........ 7 ........ 8
  • 10. Maka kita dapat melihat bahwa: Dimana: C. Model Kronig-Penney ........ 9 ........ 10 Potensial periodik yang merupakan persamaan gelombang dapat diselesaikan dalam fungsi dasar seperti pada gambar 4. Persamaan gelombangnya adalah: Dimana: U(x) = energi potensial ........ 11 = nilai eigen energi Model ini menjelaskan tingkah laku elektron dalam sebuah energi potensial yang periodik, dengan menganggap energi potensial periodik itu merupakan deretan sumur energi potensial persegi seperti ditunjukkan dalam gambar 4 di bawah ini.
  • 11. Gambar 4 Energi potensial periodik satu dimensi yang digunakan oleh Kronig dan Penney. Di dasar sumur, yaitu untuk 0 < x < a, elektron dianggap berada di sekitar sebuah inti atom (atau diantara dua inti atom), dan energi potensialnya dianggap nol, sehingga di daerah ini elektron bertingkah sebagai elektron bebas. Sebaliknya, di luar sumur, yaitu untuk –b < x < 0, energi potensial elektron dianggap sama dengan U0. Fungsi-fungsi gelombang elektron diperoleh dari persamaan Schrodinger untuk kedua daerah (yaitu daerah 0 < x < a, dan daerah –b < x < 0) sebagai berikut: Wilayah 0 < x < a saat U = 0, eigenfunction adalah kombinasi linear Bidang gelombang berjalan ke kanan dan ke kiri, dengan energi: Dalam daerah –b < x < 0 solusi penghalangnya berbentuk Dengan Solusi dari persamaan (7) pada wilayah a < x < a + b harus dikaitkan dengan solusi persamaan (14) pada wilayah –b < x < 0 dengan teorema Bloch: Konstanta A, B,C, D dipilih sehingga dan kontinu pada x = 0 dan x = a. Saat x = 0 A + B = C + D iK(A – B) = Q(C – D) ........ 12 ........ 13 ........ 14 ........ 15 ........ 16 ........ 17 ........ 18
  • 12. Saat x = a Dengan menggunakan persamaan 16, didapat: Keempat persamaan linier yang homogen ini (Persamaan 17 sampai 20) akan memiliki solusi jika determinan dari koefisien-koefisien A, B, C, dan D adalah sama dengan nol. Atau jika Hasilnya akan menjadi sederhana, ketika batasnya b = 0 dan U = ~ menjadi Q2ba/2 = P. Dalam batas ini Q > K dan Qb < 1. Kemudian 21a mereduksi menjadi: (P/Ka) sin Ka + cos Ka = cos ka Gambar 5 ........ 19 ........ 20 ........ 21 a ........ 21 b
  • 13. D. Fungsi Gelombang Eletron Dalam Potensial Periodik Deret Fourier untuk energi potensial: Fungsi nyata dari UG adalah: Secara eksplisit, persamaan gelombang adalah: Fungsi gelombang ψ(x) dapat dinyatakan sebagai deret Fourier ........ 22 ........ 23 ........ 24 ........ 25 Dimana k = bilangan real (k = 2πn/L) n = bilangan bulat Untuk menyelesaikan persamaan gelombang, kita subtitusikan persamaan 25 ke dalam 24. Energi Kinetik
  • 14. Energi Potensial Persamaan gelombang merupakan jumlah dari energi kinetik dan energi potensial: Setiap komponen Fourier harus memiliki koefisien yang sama pada kedua sisi persamaan ini Dengan notasi 1. Pernyataan Ulang Teorema Bloch Bila kita menentukan C pada persamaan 27, persamaan gelombang pada persamaan 25 menjadi: Menurut aturan Dengan Karena uk (x) adalah deret Fourier vektor kisi resiprok dan T adalah translasi kisi kristal, maka uk (x) = uk (x + T). Maka: ........ 26 ........ 27 ........ 28 ........ 29
  • 15. Karena exp (-iGT) = 1, maka uk (x + T) = uk (x). Ini merupakan bukti dari teorema bloch yang berlaku bahkan saat ψk berdegenerasi. 2. Momentum Kristal Sebuah Elektron Arti penting dari k vektor gelombang digunakan untuk label fungsi Bloch:  Dalam translasi kisi kristal yang membawa r pada r + T, kita mempunyai ........ 30 Karena uk (r + T) = uk (r) dengan demikian exp (ik.T) adalah faktor fase dimana fungsi Bloch dikalikan ketika kita membuat translasi kisi kristal.  Jika potensi kisi hilang, persamaan pusat mengurangi ke (λk – ε)C(k) = 0, sehingga semua C (k - G) adalah nol kecuali C (k), dan dengan demikian uk (r) adalah konstan. Kami memiliki ψk(r) = ℯikr , seperti untuk elektron bebas.  k masuk dalam hukum yang mengatur peristiwa tabrakan dalam kristal. 3. Solusi dari Persamaan Pusat Persamaan 27 disebut persamaan pusat ........ 31 Persamaan tersebut merupakan satu set persamaan linear yang menghubungkan koefisien C(k – G) untuk semua vektor resiprok G. Persamaan ini akan konsisten jika determinan dari koefisien sama dengan 0. Kita asumsikan bahwa energi potensial U (x) hanya mengandung satu komponen Fourier Ug = U-g yang dinotasikan oleh U. Koefisien determinannya: ........ 32
  • 16. Dengan k yang diberikan, setiap akar E atau Ek terletak di sebuah pita energi yang berbeda, kecuali dalam kasus kebetulan. 4. Model Kronig-Penny Dalam Ruang Kisi Balik Persamaan 31 diselesaikan dengan model Kronig Penney pada delta periodik-fungsi potensial. Dimana A adalah konstan dan a adalah kisi spasi. Jumlah yang lebih dari semua bilangan buat s antara 0 dan 1/a. Syarat batas berkala atas cicin satuan panjang, yang berarti lebih dari 1/a atom. Dengan demikian koefisien fourier potensial adalah: Kami tulis persamaannya dengan k sebagai indeks Bloch, ini menjadi: Di mana dan jumlah yang lebih dari semua bilangan bulat n, kita ingin memecahkan persamaan diatas untuk kita mendefinisikan Maka persamaannya menjadi ........ 33 ........ 34 ........ 35 ........ 36
  • 17. ........ 37 Karena jumlah persamaan 36 adalah semua koefisien C, kita memiliki untuk setiap n yaitu: Hubungan ini dapat dituliskan ........ 38 ........ 39 Jumlah kedua belah pihak untuk mendapatkan semua n, menggunakan persamaan 36 dan menghilangkan f(k) dari kedua belah pihak penjumlahan dapat dihitung dengan bantuan hubungan standar ........ 40 ........ 41 setelah manipulasi trigonometri di mana kita menggunakan hubungan untuk selisih dua cotangents dan produk dari dua sinus, jumlah pada persamaan (40) menjadi Dimana Hasil dari persamaan (40) adalah ........ 42 ........ 43 yang sesuai dengan hasil Kronig-Penney (21b) dengan P ditulis untuk . 5. Pendekatan Kisi Kosong Struktur pita yang sebenarnya biasanya dipamerkan sebagai bidang energi berlawanan dengan vektor gelombang di zona Brilouin pertama. Ketika vektor
  • 18. gelombang diberikan di luar zona pertama, mereka dibawa kembali ke dalam zona pertama dengan mengurangi vektor kisi cocok timbal balik. Ketika energi pita yang diperkirakan cukup baik dengan energi elektron bebas , disarankan untuk memulai perhitungan dengan melakukan energi elektron bebas kembali ke dalam zona pertama. Prosedur ini cukup sederhana sekali Anda dapat menguasainya. Cari nilai G sehingga k’ di zona pertama dapat ditentukan. di mana k tidak terbatas dan merupakan vektor gelombang elektron bebas dalam kisi kosong. Jika kita menjatuhkan K sebagai bagasi yang tidak perlu, energi elektron bebas selalu dapat ditulis sebagai Dengan K di zona pertama dan G diizinkan untuk menjalankan lebih dari titik-titik kisi timbal balik. Misalkan, kita ingin menunjukkan energi sebagai fungsi dari K dalam bidang arah [100] . Untuk, pilih unit tersebut bahwa . Kami menunjukkan beberapa dataran rendah di pita ini pendekatan kisi kosong dengan energi mereka di k = 0 dan panjang sumbu kx di zona pertama. Pita-pita elektron bebas diplot pada Gambar 8.
  • 19. Gambar 8 Perkiraan solusi Dekat Batas Zona Vektor gelombang pada batas zona 1/2G, yaitu pada m/a. sehingga pada batas zona energi kinetik dari dua komponen gelombang K= ±1/2G adalah sama. Jika C (1/2G) adalah koefisien penting dalam 29 orbital pada batas zona, daripada C (-1/2G) juga merupakan koefisien penting. Hasil ini juga mengikuti dari disscussion dari 5. Kami retaint hanya persamaan dalam persamaan pusat yang mengandung kedua koefisien C (1/2G) dan C (-1/2G), dan mengabaikan semua koefisien lainnya. Satu persamaan 31 menjadi, dengan K = 1/2G dan persamaan dari 31 menjadi ........ 44 ........ 45 Ini dua persamaan memiliki solusi trivial untuk koefisien benar jika e energi memenuhi ........ 46
  • 20. ketika ........ 47 Energi ini memiliki dua akar, satu lebih rendah dari energi kinetik elektron bebas oleh U, dan satu yang lebih tinggi dengan U. Jadi energi potensial 2 U cos Gx telah menciptakan sebuah energi gap 2U pada batas zona. Rasio C mungkin dari 44 atau 45: ........ 48 langkah terakhir menggunakan persamaan 47. Jadi ekspansi Fourier pada batas zona memiliki solusi dua. Kami menggunakan pendekatan yang sama untuk komponen, sekarang dengan fungsi gelombang dari formulir. Sebagaimana diarahkan oleh persamaan 31: ........ 49 dengan λk didefinisikan sebagai . persamaan ini memiliki solusi jika energi satis sebuah Ketika Energi ini memiliki dua akar: ........ 50 Dan setiap akar menggambarkan sebuah pita energi, diplot pada gambar 9. Hal ini ........ 51
  • 21. mudah memperluas energi, dalam hal K kuantitas (tanda atas K disebut tilde), yang mengukur perbedaan wavevector antara K dan batas zona. Di wilayah . Berikut seperti sebelumnya. Gambar 9 dua akar batas zona 47 sebagai kita dapat menulis persamaan 51 sebagai:
  • 22. ........ 52 Ini adalah akar untuk energi ketika wavevector sangat dekat dengan batas zona di 1/2G. E. Jumlah Orbital Dalam Sebuah Pita Mempertimbangkan kristal dibentuk dari bilangan genap N dan kisi konstan. Nilai-nilai yang diperbolehkan dari gelombang elektron vektor k di zona Brilouin pertama adalah: ........ 53 Kami memotong rangkaian di Nπ/L=π/a, ini adalah batas zona. Titik -Nπ/L=-π/a tidak akan dihitung sebagai titik independen karena terhubung dengan vektor kisi timbal balik dengan π/a,yaitu jumlah total sel N. Setiap sel berkontribusi hanya satu nilai independen k untuk setiap kisi energi. Hasil ini membawa lebih ke dalam tiga dimensi. dengan pertimbangandua orientasi independen dari spin elektron, ada 2N orbital independen dalam setiap kisi energi. Ada atom tunggal valensi satu di setiap sel, kisi ini dapat setengah diisi dengan elektron. Jika setiap atom memberikan kontribusi dua elektron valensi untuk kisi, kisi ini bisa diisi penuh. Jika ada dua atom valensi satu di setiap sel, kisi ini juga dapat diisi penuh. 1. Logam dan Isolator Jika elektron valensi mengisi satu atau lebih kisi dan yang lain kosong maka disebut isolator. Medan listrik eksternal tidak akan menimbulkan aliran arus pada isolator. Kristal dapat menjadi isolator jika jumlah elektron valensi dari kristal adalah bilangan bulat. Logam-logam alkali dan logam-logam mulia memiliki 1 elektron valensi per sel, sehingga mereka disebut logam. Logam alkali tanah memiliki 2 elektron
  • 23. valensi, mereka bidsa menjadi isolator. Berlian, Silikon dan Germanium masing-masing memiliki 2 atom valensi 4, sehingga ada 8 elektron valensi per sel. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Solusi dari persamaan gelombang dalam kisi kristal dari Bloch dimana uk (r) adalah sama dalam translasi kisi kristal. , 2. Ada daerah energi yang bukan solusi dari fungsi Bloch. Energi ini membentuk daerah terlarang dimana fungsi gelombang yang teredam dalam ruang-ruang dan nilai-nilai k yang kompleks, seperti pada gambar di bawah ini.
  • 24. Adanya daerah energi terlarang merupakan syarat terjadinya isolator 3. Pita energi dapat didekati dengan satu atau dua bidang gelombang, contoh 4. Jumlah orbital dalam pita adalah 2N, dimana N adalah jumlah sel dalam specimen B. Saran Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan di masa yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA 1. Charle Kittel, Introduction to Solid State Physics, sixth ed., John Wiley & Sons, Inc., New York, 1996. dekat dengan daerah batas