SlideShare a Scribd company logo
DUALISME GELOMBANG PARTIKEL

      Sifat khas dari cahaya adalah dapat menunjukkan peristiwa pemantulan, pembiasan,
interferensi dan difraksi. Oleh karena itu teori fisika klasik menganggap cahaya adalah
gelombang. Kemudian teori Maxwell menyatakan bahwa cahaya (sinar tampak) adalah
gelombang elektromagnetik.
       Dalam bab yang lalu telah diperoleh fakta bahwa mekanika Newton harus diganti dengan
teori relativitas khusus Einstein, apabila dilakukan pembahasan tentang kecepatan partikel yang
berada dalam orde kecepatan cahaya. Walaupun pada awal abad ke-20 telah banyak
permasalahan yang dapat diterangkan dengan menggunakan teori relativitas, namun masih ada
hasil-hasil percobaan dan persoalan-persoalan teoritis yang belum terjawab. Misalnya fenomena
spektra radiasi benda hitam, efek fotolistrik, radiasi sinar-x dan hamburan Compton, tidak
dapat dijelaskan jika cahaya masih dipandang sebagai gelombang.
       Sehubungan dengan fenomena radiasi benda hitam, pada tahun 1990 Max Planck
menyatakan bahwa cahaya dianggap sebagai aliran partikel yang terdiri dari paket-paket energi
yang disebut kuanta atau foton. Jadi cahaya dipandang selain bersifat sebagai gelombang juga
bersifat sebagai partikel. Dapatlah dikatakan bahwa cahaya memiliki sifat dualisme, yaitu dalam
keadaan tertentu sifat gelombang cahaya lebih menonjol daripada sifat partikel cahaya dan dalam
keadaan lainnya sifat partikel cahaya lebih menonjol daripada sifat gelombangnya.
       Jika elektron, proton dan neutron yang masing-masing mempunyai massa dan digolongkan
sebagai kelompok partkel , apakah partikel seperti elektron juga memiliki sifat dualisme ? Louis
de Broglie dengan hipotesisnya bahwa partikel seperti elektron yang bergerak dengan kecepatan
tertentu dapat memiliki sifat gelombang dengan panjang gelombang yang sesuai. Berdasarkan
hipotesis ini, maka partikelpun memiliki sifat dualisme (dualisme gelombang partikel). Hipotesis
de Broglie dibuktikan melalui percobaan difraksi elektron yang dilakukan oleh Davisson dan
Germer

A. SIFAT PARTIKEL DARI GELOBANG

2.1. SPEKTRA RADIASI KALOR BENDA HITAM

     Sumber cahaya dapat diperoleh melalui benda-benda padat yang dipanaskan, seperti filamen
lampu pijar ataupun lucutan listrik dalam gas, seperti lampu TL, lampu neon dan helium. Jika
sebuah lampu pijar 100 watt dan 5 watt dinyalakan secara bersama-sama selama selang waktu
tertentu. Lampu 100 watt menyerap 100 joule energi listrik setiap detik, sedangkan lampu 5 watt
menyerap 5 joule energi listrik setiap detik. Berarti energi yang digunakan lampu 100 watt lebih
besar daripada lampu 5 watt. Ternyata suhu lampu 100 watt lebih tinggi daripada lampu 5 watt.
Hal ini menunjukkan bahwa makin besar energi yang diserap oleh suatu benda makin tinggi
kenaikan suhunya dan makin tinggi suhu suatu benda makin besar energi kalor yang dipancarkan
benda tersebut.
       Suatu benda hitam adalah permukaan benda hitam atau kusam yang merupakan penyerap
dan sekali gus pemancar radiasi kalor yang baik. Sedangkan permukaan putih atau mengkilat
adalah penyerap dan pemancar radiasi kalor yang buruk.
      Sebuah kotak yang permukaan dalamnya dicat warna putih, kotak dilengkapi dengan tutup
dan pada salah satu dindingnya di beri lubang, maka lubang tersebut dapat berfungsi sebagai
benda hitam (Gambar 2.1).
Mula-mula ketika tutup kotak dalam keadaan terbuka dan kotak berada di tempat yang
terang (sinar matahari ) ternyata lubang menunjukkan warna putih (terang), akan tetapi ketika
tutup kotak ditutup, lubang menunjukkan warna hitam (gelap). Mengapa demikian ?




                (a)                            (b)                              (c)
       Gambar 2.1 :   Kotak diletakkan di tempat yang terang (a). ketika tutup kotak dalam
                      keadaan terbuka lubang berwarna putih. (b). Ketika tutup kotak dalam
                      keadaan tertutup lubang berwarna hitam. (c) Radiasi kalor yang masuk
                      kedalam kotak mengalami pemantulan berulang-ulang.

          Ketika radiasi kalor dari cahaya matahari memasuki lubang kotak, maka radiasi
   tersebut dipantulkan berulang-ulang, baik oleh dinding maupun oleh tutup kotak, dan hampir
   tidak ada radiasi kalor yang keluar kotak melalui lubang, sehingga seluruh radiasi kalor
   terserap di dalam kotak.. Dengan kata lain, lubang telah berfungsi menyerap semua radiasi
   kalor yang datang padanya. Akibatnya, lubang menunjukkan warna hitam (gelap).

a. LAJU ENERGI KALOR RADIASI

         Pada tahun 1879 Joseph Stefan melakukan pengukuran daya total yang dipancarkan
   oleh benda hitam. Ia menyatakan bahwa daya total yang dipancarkan oleh benda hitam
   sebanding dengan pangkat empat suhu mutlaknya. Lima tahun kemudian, Ludwig Boltzman
   memperoleh rumus yang sama. Oleh karena itu dikenal dengan Hukum Stefan-Boltzman,
   yang berbunyi :
   Energi yang dipancarkan oleh suatu permukaan benda dalam bentuk radiasi kalor tiap
   satuan waktu sebanding dengan luas permukaan dan pangkat empat suhu mutlaknya.
   Secara matematis Rumus Stefan – Boltzman ditulis sebagai berikut :

                                Q               4
                           P          eσAT                                             (2-1)
                                 t


   P = energi kalor persatuan waktu ( watt )
e = emisivitas ( (0 e 1) untuk benda hitam sempurna e = 1
  σ = tetapan Stefan ( 5,67 x 10-8 Wm-2K-4)
  T = suhu mutlak (K)

b. RUMUS RAYLEIGH JEANS

         Persoalan spektra radiasi kalor benda hitam dibahas oleh Rayleigh Jeans dengan
  menggunakan fisika klasik. Dinding rongga kubik merupakan pemantul sempurna sederetan
  gelombang elektromagnetik berdiri, seperti halnya gelombang berdiri dalam tali yang
  direntangkan, sehingga persyaratan untuk gelombang tersebut adalah
      ” panjang lintasan (dari dinding ke dinding) harus merupakan bilangan bulat j kali
  setengah panjang gelombang, simpul terjadi pada masing-masing dinding”
                               1
                       L   j        λ          ............( j = 0, 1, 2,   3, .......... )
                               2
        Gambar 2.2 menunjukkan bahwa setiap segitiga merupakan muka gelombang yang
  tegak lurus terhadap arah rambatan gelombang. Di antara salah satu segitiga terhadap segitiga
                                                                                                    λ
  lainnya terjadi satu buah gelombang berdiri dengan jarak lintasan adalah L =                          , sedangkan
                                                                                                    2
                                                    λx                                        λy
  dalam arah sumbu –x adalah Lx =                        , dalam arah sumbu-y adalah Ly =          dan dalam arah
                                                    2                                         2
                               λz
  sumbu-z adalah Lz =                   .
                               2
  Oleh karena itu dapat ditulis hubungan antara j dan L, yaitu
             1             2L
  Lx    jx       λx   jx           x
                                            ( jumlah dari setengah panjang gelombang dalam arah x)
             2             λx
             1             2L       y
   Ly   jy       λy   jy                    (jumlah dari setengah panjang gelombang dalam arah y) ....... (A)
             2                 λy
             1             2L
   Lz   jz       λz   jz           z
                                            (jumlah dari setengah panjang gelombang dalam arah z)
             2             λz


         Z
                                                                                              Y


        λz
        2

        λz
        2

        λz
                  γ
        2
α

                       λx                                      λx                                     λx
           0
                       2                                       2                                      2
               β
Gambar 2.2 : Skema terbentuknya setengan panjang gelombang dalam ruang kubus.
             Segitiga berarsir adalah muka gelombang yang tegak lurus arah rambatan
             gelombang

                                                     λ/2             λ                        λ
                                    cos α                                    λx
                                                    λ x /2          λx                    cos α
                                                     λ/2             λ                        λ
                                    cos β                                    λy                            ...........................................(B)
                                                    λ y /2          λy                    cos β
                                                      λ/2            λ                        λ
                                     cos γ                                   λz
                                                     λ z /2         λz                    cos γ




Substitusikan persamaan (B) ke dalam persamaan (A), sehingga menghasilkan
                                                          2L
                                               jx                  cos α
                                                           λ
                                                          2L
                                               jy                  cos β     ........ ....................................................(C)
                                                         λ
                                                        2L
                                               jz               cos γ
                                                           λ
                                                                             2                                 2                      2            2
                   2        2         2         2            2L                       2L                                   2L                 2L
               j           jx        jy        jz                   cos          +            cos                  +            cos       =

                                                        2L           2L f                     2L
                                                j                                    dj               df
                                                           λ             c                        c
Jadi

                                      2L f
                                j                   ...................................................................................(D)
                                           c
                                          2L
       .                        dj              df .................................................................................(E)
                                          c
                                                                                                                                              1
Karena jx, jy, jz adalah bilangan-bilangan positif, maka j hanya dihitung                                                                          dari volume
                                                                                                                                              8
kelopak (kulit) bola berjari-jari j dan tebal dj. Dengan demikan jumlah gelombang berdiri
yang mempunyai dua arah tegak lurus dari arah polarisasinya adalah
                                                                                                                       2
                                                      1                  2                1            2Lf                  2L
                       g (f) df = (2)                          4     j dj         2           4π                                 df
                                                      8                                   8                c                c
3       2
                                   8πL f
                     g (f) df =             3
                                                            df       ....................................................................(F)
                                        c
  Kerapatan gelombang berdiri dalam rongga adalah

                                            3       2
                                  8πL f
                     G (f) df =         3   3
                                                            df
                                    L c
                                            2
                                  8πf
                  G (f) df =            3
                                                    df      .......................................................................(G)
                                    c
         Masing-masing gelombang berdiri dalam rongga mengandung radiasi bersesuaian
  dengan dua derajad kebebasan yang energi total rata-rata adalah = 2 (½) kT= k T. Dimana
  k = 1,381 x 10-23 J/K, = tetapan Boltzman. Kesimpulan ini berdasarkan pengamatan bahwa
  masing-masing gelombang berasal dari osilator dalam dinding rongga. Osilator mempunyai
  energi kinetik dan energi potensial. Oleh karena itu kerapatan energi ε (f) df persatuan
  volume dalam rongga menurut fisika klasik menjadi
                                                                                  2
                                                                 _
                                                                      8πf
                                  ε (f)     df = ε                            3
                                                                                      df                                                       (2-2)
                                                                          c
                                                                                          2
                                                                           8πf
                                   ε (f) df = kT                                      3
                                                                                              df                                               (2-3)
                                                                                  c



  Persamaan (2-3) disebut Rumus Rayleigh Jeans

        Persamaan (2-3) atau rumus Rayleigh Jeans menunjukkan bahwa pertambahan radiasi
  energi ε (f) df dalam rongga tergantung pada pertambahan f2. Pada daerah frekuensi tinggi
  (f       ), maka radiasi energi ε (f) df dalam rongga menjadi menuju tak berhingga.

c. HUKUM PERGESERAN WIEN
        Berdasarkan hasil observasi, jika sepotong besi dipanaskan maka besi itu akan
  memancarkan radiasi kalor. Sebenarnya setiap logam pada suhu normal memancarkan radiasi
  kalor (gelombang elektromagnetik), tetapi karena intensistasnya sangat rendah, sehingga
  manusia tidak dapat merasakannya. Pada suhu yang lebih tinggi besi akan memancarkan
  radiasi inframerah yang juga tidak kelihatan, tetapi dapat dirasakan pancaran panasnya. Pada
  suhu yang lebih tinggi lagi ( sekitar 1000 K) besi mulai berpijar merah dan pada suhu di atas
  1500 K besi berpijar kuning akhirnya menjadi pijar putih, seperti filamen lampu yang
  sedang pijar. Jika suhu terus ditingkatkan, maka besi mulai memancarkan pijar ungu dan
  lambat laun intensitas cahaya yang dipancarkan semakin berkurang dan akhirnya mendekati
  nol (Gambar 2.3 ).

            ultra       cahaya
     I      violet     tampak                                              infra merah
             λm
1400 K


            λm

                    1200 K

                    1000 K

                                                                           λ (nm)
     0           500         1000         1500        2000

         Gambar 2.3 : Distribusi spektrum radiasi benda hitam untuk tiga suhu yang berbeda
                      λm bergeser ke arah panjang gelombang yang lebih pendek

         Hasil observasi Wien ternyata bertentangan dengan rumus Rayleigh Jeans, yang
  menyatakan bahwa, pada daerah frekuensi tinggi (f          ), maka radiasi energi ε (f) df
  dalam rongga menjadi menuju tak berhingga. Jadi, ε (f) df       0 ketika f      . Atau jika
  panjang gelombang λ mendekati 0, maka jumlah energi yang dibawa oleh radiasi panjang
  gelombang pendek juga mendekati 0. Penyimpangan (kontradiksi) antara teori dan hasil
  observasi disebut bencana ultraviolet.
         Gambar 2.3 juga menunjukkan grafik antara intensitas radiasi yang dipancarkan oleh
  benda hitam terhadap panjang gelombang (Grafik I(λ) – λ) pada berbagai suhu. Total energi
  kalor radiasi yang dipancarkan sebanding dengan luas di bawah grafik. Total energi kalor
  meningkat dengan cepat dengan meningkatnya suhu. Menurut Hukum Stefan-Boltzman,
  bahwa energi kalor radiasi sebanding dengan T4. Radiasi energi kalor yang muncul
  merupakan spektra kontinu, bukan diskret seperti garis-garis terang dalam lucutan gas. Jika
  suhu suatu benda hitam terus ditingkatkan, sehingga setiap mencapai suhu tertentu, maka
  panjang gelombang untuk intensits maksimum (λm ) bergeser ke nilai panjang gelombang
  yang lebih pendek. Misalnya grafik untuk suhu 6000 K diperoleh puncak panjang
  gelombang untuk intensits maksimum (λm) terjadi dalam spektrum cahaya tampak.
         Pengukuran spektra benda hitam yang dilakukan oleh Wilhelm Wien pada tahun 1896
  menunjukkan bahwa panjang gelombang untuk intensitas maksimum (λm) berkurang dengan
  meningkatnya suhu. Dengan demikian diperoleh Rumus pergeseran Wien, yaitu :

                                    λm T = C                                            (2.4)


  dengan T = suhu mutlak (K) dan C = tetapan pergeseran Wien = 2,9 x10-3 m K

d. TEORI PLANCK
        Mengapa rumus Rayleigh-Jeans menyimpang dari hasil observasi ?
  Letak kegagalan Rumus Rayleigh Jeans dalam menjelaskan spektra radiasi benda hitam,
  adalah disebabkan oleh karena teorema ekuipartisi hanya berlaku untuk distribusi kontinu,
sedangkan radiasi energi kalor benda hitam merupakan gelombang elektromagnetik. Pada
tahun 1900 Max Planck fisikawan Jerman membuat suatu modifikasi dalam perhitungan
klasik dengan menjabarkan fungsi P (λ, T) yang sesuai dengan data percobaan pada seluruh
panjang gelombang. Hasil penelitian Planck ditunjukkan pada Gambar 2.4 bersama dengan
dengan data percobaan dan hukum Rayleigh –Jeans.

   I         Hukum
          Radiasi Planck

                                        Hukum Rayleigh Jeans




                                                                        λ (nm)
   0         500        1000        1500           2000

    Gambar 2.4 : Data percobaan Planck dibandingkan dengan Hukum Rayleigh - Jeans

     Planck pertama kali menemukan suatu fungsi emperis yang sesuai dengan data
percobaan kemudian ia mencari cara untuk memodifikasi perhitungan. Untuk ini Planck
membuat suatu anggapan mengenai sifat dasar dari dari getaran atom-atom dalam dinding
rongga benda hitam sebagai berikut
1. Getaran atom – atom yang memancarkan radiasi gelombang elektromagnetik hanya dapat
    memiliki satuan satuan diskret dari energi En yang diberikan oleh


                                               c                                    (2-5)
                               E   hf      h
                                               λ

   dengan E = energi setiap foton, f = frekuensi getaran atom dan h = 6,626 x 10-34 J.s-1
   disebut tetapan Planck.
2. Atom-atom memancarkan atau menyerap energi tidaklah kontinu akan tetapi dalam
   satuan diskret dari energi gelombang elektromagnetik yang disebut kuantum (foton).
3. Gelombang elektromagnetik dalam rongga merupakan gas foton yang memenuhi statistik
   Bose-Einstein, sebab spin foton = 1. Jumlah foton rata-rata untuk setiap keadaan
   berenergi hf akan mengikuti fungsi distribusi Bose-Einstein, yaitu
                                      1
                        f BE ε     α ε/kT
                                  e e       1
Kuantitas α merupakan fungsi dari T dan tergantung pada banyaknya partikel yang
      sedang ditinjau. Karena jumlah foton dalam rongga selalu berubah, maka α = 0, sehingga
      fungsi distribusi foton menjadi
                                         1
                            f         h /kT                                            (2-6)
                                    e       1
      Dengan cara mensubtitusi nilai kT dengan hf dan kemudian menyisipkan fungsi
  distribusi foton (2-6) kedalam persamaan (2-3), sehingga diperoleh rumus radiasi Planck,
  yaitu
                                                                                                                        2
                                                                                                       8πf
                                                                      E (f) df = kT                                3
                                                                                                                               df
                                                                                                               c
                                                                                                                                2
                                                                                                               8πf
                                                                      E (f) df = hf                        3           hf/kT
                                                                                                                                         df
                                                                                                    c e                              1
                                                                                                                           3
                                                                                                    8 π hf
                                                                      E(f) df =                 3          hf/kT
                                                                                                                                    df
                                                                                              c e                              1

                                                                                             8π h c                                dλ
                                                              E(λ) d λ =                               5                   h c/ λ k T                         (2-7)
                                                                                                 λ                     e                  1




e. PEMBUKTIAN HUKUM PERGESERAN WIEN

                                                                                                                                              d
       Panjang gelombang untuk intensitas maksimum (λm) berlaku jika nilai                                                                         E( λ( dλ
                                                                                                                                              dλ
  dalam persamaan (2-7) akan sama dengan nol.
                                                          d           8πhc                    dλ
                                                                                 5        h c/ λ k T
                                                                                                                               0
                                                          dλ              λ           e                        1
                                   1                                  hc
  Misalkan : u          h c/ λ k T
                                                      dan                             a sehingga diperoleh
                    e                         1                       kT


                              1                                             1
             u          a/ λ
                                                  = e a/ λ            1
                    e                  1
                1           a/ λ              2           a        a/ λ
            u           e              1                  2
                                                               e            dλ
                                                      λ
                        1              a/ λ           2        a          a/ λ
                    u              e              1               2
                                                                      e              dλ
                                                              λ
                    v = λ5                                            v1 = 5 λ4
1                        1
                                             d        vu                          uv
                                                                              2
                                                                                                                   0
                                           dλ                             v

                        5           a/ λ                  2           a               a/ λ                     a/ λ                  -1               4
                    λ           e                1                                e                        e                 1            5λ
                                                                      λ
                                                                          2                                                                                                                                      a
                                                                                  10
                                                                                                                                                                       0                Misalkan :                    x
                                                                              λ                                                                                                                                  λ


                                5            x                    2           a               x                    x                 -1            4
                            λ            e           1                        2
                                                                                          e                    e            1             5λ
                                                                          λ                                                                                           0
                                                                                          10
                                                                                  λ


                                3            x                2                       x                    x                -1                4
                            λ         e              1                a e                              e               1         5λ
                                                                                  10
                                                                                                                                                                  0
                                                                              λ

                                         4       a            x                       2        x                   x                  1
                                    λ                 e                   1               e                    e             1            5
                                                 λ
                                                                                          10
                                                                                                                                                                  0
                                                                                      λ


                                                              x                   2           x                        x                  1
                                                 x e                      1               e                5e                    1
                                                                                                   6
                                                                                                                                                              0
                                                                                              λ
                                                                                                       x                         x
                                                                                          x e                          5 e                 1                  0
                                                                          x                                    x
                                                                                          1            e           .............................................................(A)
                                                                          5
Dengan menggunakan deret berikut
                                                                              1                                                  11                                    2
                                                                          f (a) x                              a             f            (a) x                   a
                            f(x) = f(a) +                                                                                                                                   .....
                                                                                           1!                                                     2!

dalam hal ini f(x) = e-x , maka misalkan f(x) sekitar x = a = 4

                                     4                                            4                                2                                                                        4       2
            x       4       e              (x         4)                  e           (x               4)                             4                   4                     4       e       x           8x       16
        e       e                                                                                                            e                    e           x        4e
                                             1                                                2                                                                                                         2
            x       4                4                            4           1                4       2                         4                            4
        e       e           e            x           4e                               e            x                   4e            x            8e
                                                                              2
            x   1       4       2                     4                                   4
        e           e       x                5e           x               13e                  .....................................................................(B)
                2
 Dengan mensubtitusikan e-x dalam persamaan (B) kedalam persamaan (A), maka akan
diperoleh
                                                                      x                                    x
                                                                                      1            e
                                                                      5
                                                                                                       1
                                                                              = 1 -( e 4x 2                                               5e
                                                                                                                                                   4
                                                                                                                                                       x              13e
                                                                                                                                                                               4
                                                                                                                                                                                    )
                                                                                                       2
1        4       2                 4                     4
                                                                                                      =1                          e        x            5e           x       13e           )
                                                                                                                              2
                                                                                                1                                                       1
                                                                                                     e
                                                                                                              4
                                                                                                                  x
                                                                                                                          2
                                                                                                                                   ( 5e
                                                                                                                                               4
                                                                                                                                                   -        )x           13e
                                                                                                                                                                                   4
                                                                                                                                                                                            1           0        (dikali dengan – 2e4)
                                                                                                2                                                       5
                                                                                                                      2                             2       4                                  4
                                                                                                              x                   10 x                  e x                  26        2e               0
                                                                                                                                                    5
                                                                                                                                   2
                                                                                                                              x            11,8392               x           83,1963                    0
                                                                                                                                               x = 4,954128
                     a                                                   hc                                                   hc
  Oleh karena                            x dan                                              a , maka                                           x λ mak , sehingga
                     λ                                                   kT                                                   kT
                                                                                                                                                                                           34                    8
                                                                                                                                                   hc           6,626 x 10                         x 3 x 10
                                                                                                                      λ mak T                           =                                   23
                                                                                                                                               kx               1,381 x 10                          x 4 ,954
                                                                                                                                                                         3
                                                                                                                          λ mak T                  2,9 x10                   m K


f. PEMBUKTIAN HUKUM STEFAN - BOLTZMAN

            Dengan menghitung integral persamaan ( 2-7), sebagai berikut

               8π h c                                            dλ
  E(λ) d λ =             5                           h c/ λ k T
                     λ                       e                                          1
                     8πhc                                                dλ                                                                                                                                 hc                       hc
        E                            5                           hc / λkT
                                                                                                                                                                             Misalkan :                               x    λ
                 0
                             λ                           e                                  1                                                                                                               λkT                  kTx
                                                                                    5                         2                                                                                                                  2
                     8 π h c (k T x)                                                        kTλ                                                                                                    hc                      kTλ
                                                                 5                                    x
                                                                                                                              dx                                             dx                 2
                                                                                                                                                                                                            dλ       dλ              dx
                 0
                                             (h c)                                      hc e                      1                                                                        λ kT                             hc
                                                                                5                                                      2
                     8 π hc (k T x)                                                             kT                            (hc)
                                                                 5                                  x                                      2
                                                                                                                                                   dx
                 0
                                             (h c)                                      hc e                      1 (kTx)
                                             4               4                  3
                     8πk T                                               x
                                                     3                    x
                                                                                                dx
                 0
                             (h c)                                   e                  1
                             4               4                                3
                8π k T                                                   x
            =            3           3                                   x
                                                                                            dx
                                                         0
                     h c                                             e              1
                                 4               4                   4
                 8π k T                                  6π
                             3           3
                     h c                                     90
                                 5               4
                     8π k                                        4
             =                           3       3
                                                         T
                     15 h c
                                                         5                                      -23       4
                     8 (3,14)                                    1,38 x 10                                                    4
             =                                                                      3                             3
                                                                                                                      T
                                                                         - 34                             8
                 15 6,626x10                                                            3x10


         E = 7,56 x 10-16 T4 = a T4
Dalam fisika statistik akan dipelajari bahwa jumlah foton yang menumbuk dinding persatuan
   luas persatuan waktu adalah
                                                      _
                                          dn     1           1
                                                     nv          c,
                                         dAdt    4           4
                                                        1             1               -16            8
   maka besarnya harga tetapan Stefan adalah σ              ac            7,56 x 10         3 x 10
                                                        4             4
                                                                   8    2   4
   .     .                                               5,67 x 10 Wm K
    Energi radiasi yang dihasilkan oleh permukaan yang luasnya A selama selang waktu t adalah

                                         P = e σ A T4

    Persamaan yang baru dibuktikan ini ternyata sama dengan persamaan (2-1)


CONTOH 2.1

1. Luas permukaan kawat spiral lampu pijar yang sedang menyala adalah 50 mm2. Kawat pijar
   memiliki emisivitas 0,8 dan bersuhu 1127 0C. Jika dianggap semua energi listrik berubah
   menjadi energi radiasi kalor dan lampu dipasang pada tegangan 225 volt, berapakah kuat arus
   yang mengalir melalui kawat spiral tersebut
   Penyelesaian :
   Diketahui : A = 50 mm2 = 5 x 10-5 m2
                   t = 1227 0C, sehingga T = 1127 + 273 = 1400 K
                   e = 0,8
                  V = 225 v
   Ditanya :       i
   Jawab     : Energi radiasi yang dihasilkan oleh permukaan yang luasnya A selama selang
                     waktu t adalah P = e σ A T4
                                      = 0,8 x 5,67 x 10-8 Wm-2 K-4 x 5 x 10-5 m2 (1400 K)4
                                      = 8,71 W
                                           P    8,71 W
                   Kuat arus listrik i                       0,039A           39 mA
                                          V     225 V

2. Pemancar radio FM Baiturrahman Banda Aceh dengan daya 20 MW, menyiarkan gelombang
   pada frekuensi 98,5 MHz. Hitunglah
          a. Energi setiap foton
          b. Jumlah foton yang dipancarkan setiap detik
          c. Panjang gelombang foton
          d. Jumlah foton yang diterima oleh sebuah antene penerima radio seluas 50 cm2 yang
              berada 100 km dari pemancar.
    Penyelesaian
    Diketahui : P = 20 MW , maka EN = 2 x 107 J/s = 1,25 x
                 f = 98,5 MHz = 9,85 x 107 Hz
    Ditanya :
                  a. E1
b. N total
                c. λ
                d. N, jika A = 50 cm2 = 5 x 10-3 m2 dan R = 100 km = 105 m
    Jawab    : Gunakanlah persamaan (2-5), yaitu
                a. E1 = hf = 6,626 x 10-34 J.s x 9,85 x 107 Hz
                      = 6,526 x 10-26 J = 4,07 x 10-7 eV
                b. Energi total yang dikandung oleh gelombang foton adalah EN = E1 N,
                   sehingga jumlah total foton tiap satuan waktu adalah
                                                           7
                            EN              2 x 10 J/s
                       N                                         26
                                                                          = 3 x 1032 foton/s
                            E1           6,526 x 10                   J
                            hc           1240     eV nm                         9
                    c. λ                                   -7
                                                                           3 x 10 nm          =3m
                            E         4,07 x 10                 eV
                    d. Fluks foton yang terpancar tiap satuan luas tiap satuan waktu hingga
                       mencapai jarak R = 105 m dari pemancar
                                                  32                                32
                            N            3 x 10        N/s                 3 x 10        N/s
                        Φ                              2                                       2
                                                                                                   = 2,4 x 1021 foton/m2.s
                            A              4π R                       4 3,14        10 m
                                                                                          5


                       Berarti jumlah foton tiap satuan waktu yang dapat diterima oleh antene
                       penerima radio yang luasnya A = 5 x 10-3 m2 adalah
                       N = Φ A = 2,4 x 1021 foton/m2.s x 5 x 10-3 m2 = 1,2 x 1019 foton

3. Berapakah panjang gelombang sebuah radiasi foton yang energinya 1,9 eV
   Penyelesaian
   Diketahui : E = 1,9 eV
   Ditanya : λ
                       hc
   Jawab     : E
                       λ
                      hc    124 0 eV nm
               λ                                               652,6 nm
                       E            1,9 eV
4. Sebuah lampu natrium 20 watt menghasilkan cahaya berwarna kuning yang panjang
   gelombangnya 589 nm.
   Hitunglah :
          a. Energi foton
          b. Energi total foton setiap detik
          c. Jumlah foton yang dipancarkan setiap detik
   Penyelesaian
   Diketahui : P = 20 watt
               λ = 589 nm
   Ditanya :
               a.   E1
               b.   En , jika t = 1 s
               c.   N, jika t = 1 s
    Jawab :
                             hc          1240 eV nm                                                  -19
               a.      E1            =                                    2,1 eV = 3,36 x 10               J
                                λ           589 nm
b.       En = Energi total/s = P = 20 J/s
                                 hc
               c.       En = N        = N E1
                                 λ
                            En           20 J/s                    19
                        N                         19
                                                       5,95 x 10        foton
                            E1        3,36 x 10


LATIHAN 2.1

  1. Pemancar sebuah radio FM menyiarkan gelombang pada frekuensi 105 MHz.
     Hitunglah
        a. Energi foton
        b. Panjang gelombang
        c. Jumlah foton, jika pemancar radio FM mempunyai daya 25 W
                                                                                    0
  2. Sebuah lampu 100 watt menghasilkan cahaya yang panjang gelombangnya 5400 A
     Hitunglah
        a. Energi foton
        b. Energi total foton setiap detik
        c. Jumlah foton yang dipancarkan setiap detik
  3. Sebuah foton mempunyai energi 2,76 eV. Hitunglah panjang gelombang.

  4. Seberkas sinar laser 2 mW dengan luas penampang 1 mm2. Jika panjang gelombang laser
                    0
     tersebut 6300 A , hitunglah fluks foton
  5. Sebuah sumber cahaya 50 W memancarkan gelombang dengan panjang gelombang
           0
     6200 A . Sebuah kamera yang diameter diafragmanya 2 mm berada pada jarak 1,8 km dari
     sumber cahaya tersebut. Hitunglah jumlah foton cahaya yang masuk kedalam kamera, jika
     lensa kamera terbuka selama 2 x 10-5 s.
  6. Intensitas radiasi yang diterima dinding tungku pemanas ruangan adalah 66,26 W.m -2.
     Jika tungku ruangan dianggap benda hitam dan radiasi gelombang elektromagnetik
     mempunyai panjang gelombang 600 nm, berapakah jumlah foton yang mengenai dinding
     persatuan luas persatuan waktu
  7. Luas permukaan kawat spiral lampu pijar yang sedang menyala adalah 60 mm2. Kawat
     pijar memiliki emisivitas 0,7 dan bersuhu 227 0C. Jika dianggap semua energi listrik
     berubah menjadi energi radiasi kalor dan lampu dipasang pada tegangan 220 volt,
     berapakah kuat arus yang mengalir melalui kawat spiral tersebut
  8. Laju energi radiasi rata-rata dari matahari yang sampai ke bumi adalah 1460 Wm-2. Jarak
     bumi-matahari 1,5 x 1011 m dan jari-jari matahari 7,5 x 108 m.
     Berapakah :
         a. laju energi rata-rata persatuan luas dari permukan matahari
         b. suhu permukaan matahari, jika matahari dianggap sebagai benda hitam

More Related Content

What's hot

Ayunan matematis-baru1
Ayunan matematis-baru1Ayunan matematis-baru1
Ayunan matematis-baru1
Posoagoes Rom
 
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Rezki Amaliah
 
Osilasi teredam
Osilasi teredamOsilasi teredam
Osilasi teredam
Aris Widodo
 
Jurnal termokimia
Jurnal termokimiaJurnal termokimia
Jurnal termokimia
nurul limsun
 
Soal latihan-olimpiade-fisika-sma
Soal latihan-olimpiade-fisika-smaSoal latihan-olimpiade-fisika-sma
Soal latihan-olimpiade-fisika-sma
Jonathan Liviera Marpaunk
 
Bank soal kimia dasar i
Bank soal kimia dasar iBank soal kimia dasar i
Bank soal kimia dasar itriyanidesi
 
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)
Rezki Amaliah
 
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
umammuhammad27
 
Soal termodinamika serta pembahsan
Soal termodinamika serta pembahsanSoal termodinamika serta pembahsan
Soal termodinamika serta pembahsan
rohmatul ifani
 
Laporan fisika menentukan restitusi
Laporan fisika menentukan restitusiLaporan fisika menentukan restitusi
Laporan fisika menentukan restitusi
atikapprinda
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2keynahkhun
 
Makalah praktikum fisika dasar theresia siregar(0)
Makalah praktikum fisika dasar theresia siregar(0)Makalah praktikum fisika dasar theresia siregar(0)
Makalah praktikum fisika dasar theresia siregar(0)nicolas simanungkalit
 
Termodinamika kimia (pertemuan 1)
Termodinamika kimia (pertemuan 1)Termodinamika kimia (pertemuan 1)
Termodinamika kimia (pertemuan 1)Utami Irawati
 
Kumpulan Materi Termodinamika
Kumpulan Materi TermodinamikaKumpulan Materi Termodinamika
Kumpulan Materi Termodinamika
FISIKA - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Muhammad Ali Subkhan Candra
 
Jurnal fisika konstanta pegas
Jurnal fisika konstanta pegasJurnal fisika konstanta pegas
Jurnal fisika konstanta pegasDedew Wijayanti
 
Laporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodLaporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwood
Widya arsy
 
Laporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas ResonansiLaporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas Resonansi
Widya arsy
 

What's hot (20)

Ayunan matematis-baru1
Ayunan matematis-baru1Ayunan matematis-baru1
Ayunan matematis-baru1
 
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
 
Rumus-rumus Fisika SMA
Rumus-rumus Fisika SMARumus-rumus Fisika SMA
Rumus-rumus Fisika SMA
 
Osilasi teredam
Osilasi teredamOsilasi teredam
Osilasi teredam
 
Jurnal termokimia
Jurnal termokimiaJurnal termokimia
Jurnal termokimia
 
Soal latihan-olimpiade-fisika-sma
Soal latihan-olimpiade-fisika-smaSoal latihan-olimpiade-fisika-sma
Soal latihan-olimpiade-fisika-sma
 
Bank soal kimia dasar i
Bank soal kimia dasar iBank soal kimia dasar i
Bank soal kimia dasar i
 
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)
 
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
 
Soal termodinamika serta pembahsan
Soal termodinamika serta pembahsanSoal termodinamika serta pembahsan
Soal termodinamika serta pembahsan
 
Laporan fisika menentukan restitusi
Laporan fisika menentukan restitusiLaporan fisika menentukan restitusi
Laporan fisika menentukan restitusi
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2
 
Makalah praktikum fisika dasar theresia siregar(0)
Makalah praktikum fisika dasar theresia siregar(0)Makalah praktikum fisika dasar theresia siregar(0)
Makalah praktikum fisika dasar theresia siregar(0)
 
Termodinamika kimia (pertemuan 1)
Termodinamika kimia (pertemuan 1)Termodinamika kimia (pertemuan 1)
Termodinamika kimia (pertemuan 1)
 
Kumpulan Materi Termodinamika
Kumpulan Materi TermodinamikaKumpulan Materi Termodinamika
Kumpulan Materi Termodinamika
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
 
Persamaan Schrodinger
Persamaan SchrodingerPersamaan Schrodinger
Persamaan Schrodinger
 
Jurnal fisika konstanta pegas
Jurnal fisika konstanta pegasJurnal fisika konstanta pegas
Jurnal fisika konstanta pegas
 
Laporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodLaporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwood
 
Laporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas ResonansiLaporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas Resonansi
 

Similar to Dualisme gelombang partikel

Meteorologi Dinamis - Kuliah 13b
Meteorologi Dinamis - Kuliah 13bMeteorologi Dinamis - Kuliah 13b
Meteorologi Dinamis - Kuliah 13bThomas Blegur
 
Pembahasan Mengenai Getaran dalam Zat Padat
Pembahasan Mengenai Getaran dalam Zat PadatPembahasan Mengenai Getaran dalam Zat Padat
Pembahasan Mengenai Getaran dalam Zat Padat
AthallahIhsanulArta
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantumHana Dango
 
7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi
Elika Bafadal
 
Uas gasal fis xii 2014 2015
Uas gasal fis xii 2014 2015Uas gasal fis xii 2014 2015
Uas gasal fis xii 2014 2015
Al Frilantika
 
Dasar dasar teori kuantum klasik
Dasar dasar teori kuantum klasikDasar dasar teori kuantum klasik
Dasar dasar teori kuantum klasik
Muhammad Syahida
 
Bab iii(fix)
Bab iii(fix)Bab iii(fix)
Bab iii(fix)
tedykorupselalu
 
Senyawa berikatan ion
Senyawa berikatan ionSenyawa berikatan ion
Senyawa berikatan ion
Dwi Karyani
 
Teori Relativitas
Teori RelativitasTeori Relativitas
Teori Relativitas
SMPN 3 TAMAN SIDOARJO
 
Kb 1 modul-5_fis_zat_padat
Kb 1 modul-5_fis_zat_padatKb 1 modul-5_fis_zat_padat
Kb 1 modul-5_fis_zat_padatIka Permata Sari
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
Khotim U
 
Gelombang Transversal
Gelombang TransversalGelombang Transversal
Gelombang Transversal
Azmi14015
 
Strukturatom 100309064931-phpapp01
Strukturatom 100309064931-phpapp01Strukturatom 100309064931-phpapp01
Strukturatom 100309064931-phpapp01irp1001
 
Fisika modern
Fisika modernFisika modern
Fisika modern
Filipus Kurniawan
 

Similar to Dualisme gelombang partikel (20)

Syamiah alfi
Syamiah alfiSyamiah alfi
Syamiah alfi
 
Gelombang
GelombangGelombang
Gelombang
 
Syamiah alfi
Syamiah alfiSyamiah alfi
Syamiah alfi
 
Meteorologi Dinamis - Kuliah 13b
Meteorologi Dinamis - Kuliah 13bMeteorologi Dinamis - Kuliah 13b
Meteorologi Dinamis - Kuliah 13b
 
Pembahasan Mengenai Getaran dalam Zat Padat
Pembahasan Mengenai Getaran dalam Zat PadatPembahasan Mengenai Getaran dalam Zat Padat
Pembahasan Mengenai Getaran dalam Zat Padat
 
Efek zeeman
Efek zeemanEfek zeeman
Efek zeeman
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi
 
7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi
 
Massa atom
Massa atomMassa atom
Massa atom
 
Uas gasal fis xii 2014 2015
Uas gasal fis xii 2014 2015Uas gasal fis xii 2014 2015
Uas gasal fis xii 2014 2015
 
Dasar dasar teori kuantum klasik
Dasar dasar teori kuantum klasikDasar dasar teori kuantum klasik
Dasar dasar teori kuantum klasik
 
Bab iii(fix)
Bab iii(fix)Bab iii(fix)
Bab iii(fix)
 
Senyawa berikatan ion
Senyawa berikatan ionSenyawa berikatan ion
Senyawa berikatan ion
 
Teori Relativitas
Teori RelativitasTeori Relativitas
Teori Relativitas
 
Kb 1 modul-5_fis_zat_padat
Kb 1 modul-5_fis_zat_padatKb 1 modul-5_fis_zat_padat
Kb 1 modul-5_fis_zat_padat
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
 
Gelombang Transversal
Gelombang TransversalGelombang Transversal
Gelombang Transversal
 
Strukturatom 100309064931-phpapp01
Strukturatom 100309064931-phpapp01Strukturatom 100309064931-phpapp01
Strukturatom 100309064931-phpapp01
 
Fisika modern
Fisika modernFisika modern
Fisika modern
 

More from Mat Ludin

Keunikan matematika
Keunikan matematikaKeunikan matematika
Keunikan matematikaMat Ludin
 
Hikmah sedekah
Hikmah sedekahHikmah sedekah
Hikmah sedekah
Mat Ludin
 
Kisah nyata mengharukan
Kisah nyata mengharukanKisah nyata mengharukan
Kisah nyata mengharukan
Mat Ludin
 
Inti atom tidak mengandung elektron
Inti atom tidak mengandung elektronInti atom tidak mengandung elektron
Inti atom tidak mengandung elektronMat Ludin
 
Persamaan garis
Persamaan garisPersamaan garis
Persamaan garisMat Ludin
 
Persamaan garis
Persamaan garisPersamaan garis
Persamaan garisMat Ludin
 

More from Mat Ludin (6)

Keunikan matematika
Keunikan matematikaKeunikan matematika
Keunikan matematika
 
Hikmah sedekah
Hikmah sedekahHikmah sedekah
Hikmah sedekah
 
Kisah nyata mengharukan
Kisah nyata mengharukanKisah nyata mengharukan
Kisah nyata mengharukan
 
Inti atom tidak mengandung elektron
Inti atom tidak mengandung elektronInti atom tidak mengandung elektron
Inti atom tidak mengandung elektron
 
Persamaan garis
Persamaan garisPersamaan garis
Persamaan garis
 
Persamaan garis
Persamaan garisPersamaan garis
Persamaan garis
 

Dualisme gelombang partikel

  • 1. DUALISME GELOMBANG PARTIKEL Sifat khas dari cahaya adalah dapat menunjukkan peristiwa pemantulan, pembiasan, interferensi dan difraksi. Oleh karena itu teori fisika klasik menganggap cahaya adalah gelombang. Kemudian teori Maxwell menyatakan bahwa cahaya (sinar tampak) adalah gelombang elektromagnetik. Dalam bab yang lalu telah diperoleh fakta bahwa mekanika Newton harus diganti dengan teori relativitas khusus Einstein, apabila dilakukan pembahasan tentang kecepatan partikel yang berada dalam orde kecepatan cahaya. Walaupun pada awal abad ke-20 telah banyak permasalahan yang dapat diterangkan dengan menggunakan teori relativitas, namun masih ada hasil-hasil percobaan dan persoalan-persoalan teoritis yang belum terjawab. Misalnya fenomena spektra radiasi benda hitam, efek fotolistrik, radiasi sinar-x dan hamburan Compton, tidak dapat dijelaskan jika cahaya masih dipandang sebagai gelombang. Sehubungan dengan fenomena radiasi benda hitam, pada tahun 1990 Max Planck menyatakan bahwa cahaya dianggap sebagai aliran partikel yang terdiri dari paket-paket energi yang disebut kuanta atau foton. Jadi cahaya dipandang selain bersifat sebagai gelombang juga bersifat sebagai partikel. Dapatlah dikatakan bahwa cahaya memiliki sifat dualisme, yaitu dalam keadaan tertentu sifat gelombang cahaya lebih menonjol daripada sifat partikel cahaya dan dalam keadaan lainnya sifat partikel cahaya lebih menonjol daripada sifat gelombangnya. Jika elektron, proton dan neutron yang masing-masing mempunyai massa dan digolongkan sebagai kelompok partkel , apakah partikel seperti elektron juga memiliki sifat dualisme ? Louis de Broglie dengan hipotesisnya bahwa partikel seperti elektron yang bergerak dengan kecepatan tertentu dapat memiliki sifat gelombang dengan panjang gelombang yang sesuai. Berdasarkan hipotesis ini, maka partikelpun memiliki sifat dualisme (dualisme gelombang partikel). Hipotesis de Broglie dibuktikan melalui percobaan difraksi elektron yang dilakukan oleh Davisson dan Germer A. SIFAT PARTIKEL DARI GELOBANG 2.1. SPEKTRA RADIASI KALOR BENDA HITAM Sumber cahaya dapat diperoleh melalui benda-benda padat yang dipanaskan, seperti filamen lampu pijar ataupun lucutan listrik dalam gas, seperti lampu TL, lampu neon dan helium. Jika sebuah lampu pijar 100 watt dan 5 watt dinyalakan secara bersama-sama selama selang waktu tertentu. Lampu 100 watt menyerap 100 joule energi listrik setiap detik, sedangkan lampu 5 watt menyerap 5 joule energi listrik setiap detik. Berarti energi yang digunakan lampu 100 watt lebih besar daripada lampu 5 watt. Ternyata suhu lampu 100 watt lebih tinggi daripada lampu 5 watt. Hal ini menunjukkan bahwa makin besar energi yang diserap oleh suatu benda makin tinggi kenaikan suhunya dan makin tinggi suhu suatu benda makin besar energi kalor yang dipancarkan benda tersebut. Suatu benda hitam adalah permukaan benda hitam atau kusam yang merupakan penyerap dan sekali gus pemancar radiasi kalor yang baik. Sedangkan permukaan putih atau mengkilat adalah penyerap dan pemancar radiasi kalor yang buruk. Sebuah kotak yang permukaan dalamnya dicat warna putih, kotak dilengkapi dengan tutup dan pada salah satu dindingnya di beri lubang, maka lubang tersebut dapat berfungsi sebagai benda hitam (Gambar 2.1).
  • 2. Mula-mula ketika tutup kotak dalam keadaan terbuka dan kotak berada di tempat yang terang (sinar matahari ) ternyata lubang menunjukkan warna putih (terang), akan tetapi ketika tutup kotak ditutup, lubang menunjukkan warna hitam (gelap). Mengapa demikian ? (a) (b) (c) Gambar 2.1 : Kotak diletakkan di tempat yang terang (a). ketika tutup kotak dalam keadaan terbuka lubang berwarna putih. (b). Ketika tutup kotak dalam keadaan tertutup lubang berwarna hitam. (c) Radiasi kalor yang masuk kedalam kotak mengalami pemantulan berulang-ulang. Ketika radiasi kalor dari cahaya matahari memasuki lubang kotak, maka radiasi tersebut dipantulkan berulang-ulang, baik oleh dinding maupun oleh tutup kotak, dan hampir tidak ada radiasi kalor yang keluar kotak melalui lubang, sehingga seluruh radiasi kalor terserap di dalam kotak.. Dengan kata lain, lubang telah berfungsi menyerap semua radiasi kalor yang datang padanya. Akibatnya, lubang menunjukkan warna hitam (gelap). a. LAJU ENERGI KALOR RADIASI Pada tahun 1879 Joseph Stefan melakukan pengukuran daya total yang dipancarkan oleh benda hitam. Ia menyatakan bahwa daya total yang dipancarkan oleh benda hitam sebanding dengan pangkat empat suhu mutlaknya. Lima tahun kemudian, Ludwig Boltzman memperoleh rumus yang sama. Oleh karena itu dikenal dengan Hukum Stefan-Boltzman, yang berbunyi : Energi yang dipancarkan oleh suatu permukaan benda dalam bentuk radiasi kalor tiap satuan waktu sebanding dengan luas permukaan dan pangkat empat suhu mutlaknya. Secara matematis Rumus Stefan – Boltzman ditulis sebagai berikut : Q 4 P eσAT (2-1) t P = energi kalor persatuan waktu ( watt )
  • 3. e = emisivitas ( (0 e 1) untuk benda hitam sempurna e = 1 σ = tetapan Stefan ( 5,67 x 10-8 Wm-2K-4) T = suhu mutlak (K) b. RUMUS RAYLEIGH JEANS Persoalan spektra radiasi kalor benda hitam dibahas oleh Rayleigh Jeans dengan menggunakan fisika klasik. Dinding rongga kubik merupakan pemantul sempurna sederetan gelombang elektromagnetik berdiri, seperti halnya gelombang berdiri dalam tali yang direntangkan, sehingga persyaratan untuk gelombang tersebut adalah ” panjang lintasan (dari dinding ke dinding) harus merupakan bilangan bulat j kali setengah panjang gelombang, simpul terjadi pada masing-masing dinding” 1 L j λ ............( j = 0, 1, 2, 3, .......... ) 2 Gambar 2.2 menunjukkan bahwa setiap segitiga merupakan muka gelombang yang tegak lurus terhadap arah rambatan gelombang. Di antara salah satu segitiga terhadap segitiga λ lainnya terjadi satu buah gelombang berdiri dengan jarak lintasan adalah L = , sedangkan 2 λx λy dalam arah sumbu –x adalah Lx = , dalam arah sumbu-y adalah Ly = dan dalam arah 2 2 λz sumbu-z adalah Lz = . 2 Oleh karena itu dapat ditulis hubungan antara j dan L, yaitu 1 2L Lx jx λx jx x ( jumlah dari setengah panjang gelombang dalam arah x) 2 λx 1 2L y Ly jy λy jy (jumlah dari setengah panjang gelombang dalam arah y) ....... (A) 2 λy 1 2L Lz jz λz jz z (jumlah dari setengah panjang gelombang dalam arah z) 2 λz Z Y λz 2 λz 2 λz γ 2
  • 4. α λx λx λx 0 2 2 2 β Gambar 2.2 : Skema terbentuknya setengan panjang gelombang dalam ruang kubus. Segitiga berarsir adalah muka gelombang yang tegak lurus arah rambatan gelombang λ/2 λ λ cos α λx λ x /2 λx cos α λ/2 λ λ cos β λy ...........................................(B) λ y /2 λy cos β λ/2 λ λ cos γ λz λ z /2 λz cos γ Substitusikan persamaan (B) ke dalam persamaan (A), sehingga menghasilkan 2L jx cos α λ 2L jy cos β ........ ....................................................(C) λ 2L jz cos γ λ 2 2 2 2 2 2 2 2 2L 2L 2L 2L j jx jy jz cos + cos + cos = 2L 2L f 2L j dj df λ c c Jadi 2L f j ...................................................................................(D) c 2L . dj df .................................................................................(E) c 1 Karena jx, jy, jz adalah bilangan-bilangan positif, maka j hanya dihitung dari volume 8 kelopak (kulit) bola berjari-jari j dan tebal dj. Dengan demikan jumlah gelombang berdiri yang mempunyai dua arah tegak lurus dari arah polarisasinya adalah 2 1 2 1 2Lf 2L g (f) df = (2) 4 j dj 2 4π df 8 8 c c
  • 5. 3 2 8πL f g (f) df = 3 df ....................................................................(F) c Kerapatan gelombang berdiri dalam rongga adalah 3 2 8πL f G (f) df = 3 3 df L c 2 8πf G (f) df = 3 df .......................................................................(G) c Masing-masing gelombang berdiri dalam rongga mengandung radiasi bersesuaian dengan dua derajad kebebasan yang energi total rata-rata adalah = 2 (½) kT= k T. Dimana k = 1,381 x 10-23 J/K, = tetapan Boltzman. Kesimpulan ini berdasarkan pengamatan bahwa masing-masing gelombang berasal dari osilator dalam dinding rongga. Osilator mempunyai energi kinetik dan energi potensial. Oleh karena itu kerapatan energi ε (f) df persatuan volume dalam rongga menurut fisika klasik menjadi 2 _ 8πf ε (f) df = ε 3 df (2-2) c 2 8πf ε (f) df = kT 3 df (2-3) c Persamaan (2-3) disebut Rumus Rayleigh Jeans Persamaan (2-3) atau rumus Rayleigh Jeans menunjukkan bahwa pertambahan radiasi energi ε (f) df dalam rongga tergantung pada pertambahan f2. Pada daerah frekuensi tinggi (f ), maka radiasi energi ε (f) df dalam rongga menjadi menuju tak berhingga. c. HUKUM PERGESERAN WIEN Berdasarkan hasil observasi, jika sepotong besi dipanaskan maka besi itu akan memancarkan radiasi kalor. Sebenarnya setiap logam pada suhu normal memancarkan radiasi kalor (gelombang elektromagnetik), tetapi karena intensistasnya sangat rendah, sehingga manusia tidak dapat merasakannya. Pada suhu yang lebih tinggi besi akan memancarkan radiasi inframerah yang juga tidak kelihatan, tetapi dapat dirasakan pancaran panasnya. Pada suhu yang lebih tinggi lagi ( sekitar 1000 K) besi mulai berpijar merah dan pada suhu di atas 1500 K besi berpijar kuning akhirnya menjadi pijar putih, seperti filamen lampu yang sedang pijar. Jika suhu terus ditingkatkan, maka besi mulai memancarkan pijar ungu dan lambat laun intensitas cahaya yang dipancarkan semakin berkurang dan akhirnya mendekati nol (Gambar 2.3 ). ultra cahaya I violet tampak infra merah λm
  • 6. 1400 K λm 1200 K 1000 K λ (nm) 0 500 1000 1500 2000 Gambar 2.3 : Distribusi spektrum radiasi benda hitam untuk tiga suhu yang berbeda λm bergeser ke arah panjang gelombang yang lebih pendek Hasil observasi Wien ternyata bertentangan dengan rumus Rayleigh Jeans, yang menyatakan bahwa, pada daerah frekuensi tinggi (f ), maka radiasi energi ε (f) df dalam rongga menjadi menuju tak berhingga. Jadi, ε (f) df 0 ketika f . Atau jika panjang gelombang λ mendekati 0, maka jumlah energi yang dibawa oleh radiasi panjang gelombang pendek juga mendekati 0. Penyimpangan (kontradiksi) antara teori dan hasil observasi disebut bencana ultraviolet. Gambar 2.3 juga menunjukkan grafik antara intensitas radiasi yang dipancarkan oleh benda hitam terhadap panjang gelombang (Grafik I(λ) – λ) pada berbagai suhu. Total energi kalor radiasi yang dipancarkan sebanding dengan luas di bawah grafik. Total energi kalor meningkat dengan cepat dengan meningkatnya suhu. Menurut Hukum Stefan-Boltzman, bahwa energi kalor radiasi sebanding dengan T4. Radiasi energi kalor yang muncul merupakan spektra kontinu, bukan diskret seperti garis-garis terang dalam lucutan gas. Jika suhu suatu benda hitam terus ditingkatkan, sehingga setiap mencapai suhu tertentu, maka panjang gelombang untuk intensits maksimum (λm ) bergeser ke nilai panjang gelombang yang lebih pendek. Misalnya grafik untuk suhu 6000 K diperoleh puncak panjang gelombang untuk intensits maksimum (λm) terjadi dalam spektrum cahaya tampak. Pengukuran spektra benda hitam yang dilakukan oleh Wilhelm Wien pada tahun 1896 menunjukkan bahwa panjang gelombang untuk intensitas maksimum (λm) berkurang dengan meningkatnya suhu. Dengan demikian diperoleh Rumus pergeseran Wien, yaitu : λm T = C (2.4) dengan T = suhu mutlak (K) dan C = tetapan pergeseran Wien = 2,9 x10-3 m K d. TEORI PLANCK Mengapa rumus Rayleigh-Jeans menyimpang dari hasil observasi ? Letak kegagalan Rumus Rayleigh Jeans dalam menjelaskan spektra radiasi benda hitam, adalah disebabkan oleh karena teorema ekuipartisi hanya berlaku untuk distribusi kontinu,
  • 7. sedangkan radiasi energi kalor benda hitam merupakan gelombang elektromagnetik. Pada tahun 1900 Max Planck fisikawan Jerman membuat suatu modifikasi dalam perhitungan klasik dengan menjabarkan fungsi P (λ, T) yang sesuai dengan data percobaan pada seluruh panjang gelombang. Hasil penelitian Planck ditunjukkan pada Gambar 2.4 bersama dengan dengan data percobaan dan hukum Rayleigh –Jeans. I Hukum Radiasi Planck Hukum Rayleigh Jeans λ (nm) 0 500 1000 1500 2000 Gambar 2.4 : Data percobaan Planck dibandingkan dengan Hukum Rayleigh - Jeans Planck pertama kali menemukan suatu fungsi emperis yang sesuai dengan data percobaan kemudian ia mencari cara untuk memodifikasi perhitungan. Untuk ini Planck membuat suatu anggapan mengenai sifat dasar dari dari getaran atom-atom dalam dinding rongga benda hitam sebagai berikut 1. Getaran atom – atom yang memancarkan radiasi gelombang elektromagnetik hanya dapat memiliki satuan satuan diskret dari energi En yang diberikan oleh c (2-5) E hf h λ dengan E = energi setiap foton, f = frekuensi getaran atom dan h = 6,626 x 10-34 J.s-1 disebut tetapan Planck. 2. Atom-atom memancarkan atau menyerap energi tidaklah kontinu akan tetapi dalam satuan diskret dari energi gelombang elektromagnetik yang disebut kuantum (foton). 3. Gelombang elektromagnetik dalam rongga merupakan gas foton yang memenuhi statistik Bose-Einstein, sebab spin foton = 1. Jumlah foton rata-rata untuk setiap keadaan berenergi hf akan mengikuti fungsi distribusi Bose-Einstein, yaitu 1 f BE ε α ε/kT e e 1
  • 8. Kuantitas α merupakan fungsi dari T dan tergantung pada banyaknya partikel yang sedang ditinjau. Karena jumlah foton dalam rongga selalu berubah, maka α = 0, sehingga fungsi distribusi foton menjadi 1 f h /kT (2-6) e 1 Dengan cara mensubtitusi nilai kT dengan hf dan kemudian menyisipkan fungsi distribusi foton (2-6) kedalam persamaan (2-3), sehingga diperoleh rumus radiasi Planck, yaitu 2 8πf E (f) df = kT 3 df c 2 8πf E (f) df = hf 3 hf/kT df c e 1 3 8 π hf E(f) df = 3 hf/kT df c e 1 8π h c dλ E(λ) d λ = 5 h c/ λ k T (2-7) λ e 1 e. PEMBUKTIAN HUKUM PERGESERAN WIEN d Panjang gelombang untuk intensitas maksimum (λm) berlaku jika nilai E( λ( dλ dλ dalam persamaan (2-7) akan sama dengan nol. d 8πhc dλ 5 h c/ λ k T 0 dλ λ e 1 1 hc Misalkan : u h c/ λ k T dan a sehingga diperoleh e 1 kT 1 1 u a/ λ = e a/ λ 1 e 1 1 a/ λ 2 a a/ λ u e 1 2 e dλ λ 1 a/ λ 2 a a/ λ u e 1 2 e dλ λ v = λ5 v1 = 5 λ4
  • 9. 1 1 d vu uv 2 0 dλ v 5 a/ λ 2 a a/ λ a/ λ -1 4 λ e 1 e e 1 5λ λ 2 a 10 0 Misalkan : x λ λ 5 x 2 a x x -1 4 λ e 1 2 e e 1 5λ λ 0 10 λ 3 x 2 x x -1 4 λ e 1 a e e 1 5λ 10 0 λ 4 a x 2 x x 1 λ e 1 e e 1 5 λ 10 0 λ x 2 x x 1 x e 1 e 5e 1 6 0 λ x x x e 5 e 1 0 x x 1 e .............................................................(A) 5 Dengan menggunakan deret berikut 1 11 2 f (a) x a f (a) x a f(x) = f(a) + ..... 1! 2! dalam hal ini f(x) = e-x , maka misalkan f(x) sekitar x = a = 4 4 4 2 4 2 x 4 e (x 4) e (x 4) 4 4 4 e x 8x 16 e e e e x 4e 1 2 2 x 4 4 4 1 4 2 4 4 e e e x 4e e x 4e x 8e 2 x 1 4 2 4 4 e e x 5e x 13e .....................................................................(B) 2 Dengan mensubtitusikan e-x dalam persamaan (B) kedalam persamaan (A), maka akan diperoleh x x 1 e 5 1 = 1 -( e 4x 2 5e 4 x 13e 4 ) 2
  • 10. 1 4 2 4 4 =1 e x 5e x 13e ) 2 1 1 e 4 x 2 ( 5e 4 - )x 13e 4 1 0 (dikali dengan – 2e4) 2 5 2 2 4 4 x 10 x e x 26 2e 0 5 2 x 11,8392 x 83,1963 0 x = 4,954128 a hc hc Oleh karena x dan a , maka x λ mak , sehingga λ kT kT 34 8 hc 6,626 x 10 x 3 x 10 λ mak T = 23 kx 1,381 x 10 x 4 ,954 3 λ mak T 2,9 x10 m K f. PEMBUKTIAN HUKUM STEFAN - BOLTZMAN Dengan menghitung integral persamaan ( 2-7), sebagai berikut 8π h c dλ E(λ) d λ = 5 h c/ λ k T λ e 1 8πhc dλ hc hc E 5 hc / λkT Misalkan : x λ 0 λ e 1 λkT kTx 5 2 2 8 π h c (k T x) kTλ hc kTλ 5 x dx dx 2 dλ dλ dx 0 (h c) hc e 1 λ kT hc 5 2 8 π hc (k T x) kT (hc) 5 x 2 dx 0 (h c) hc e 1 (kTx) 4 4 3 8πk T x 3 x dx 0 (h c) e 1 4 4 3 8π k T x = 3 3 x dx 0 h c e 1 4 4 4 8π k T 6π 3 3 h c 90 5 4 8π k 4 = 3 3 T 15 h c 5 -23 4 8 (3,14) 1,38 x 10 4 = 3 3 T - 34 8 15 6,626x10 3x10 E = 7,56 x 10-16 T4 = a T4
  • 11. Dalam fisika statistik akan dipelajari bahwa jumlah foton yang menumbuk dinding persatuan luas persatuan waktu adalah _ dn 1 1 nv c, dAdt 4 4 1 1 -16 8 maka besarnya harga tetapan Stefan adalah σ ac 7,56 x 10 3 x 10 4 4 8 2 4 . . 5,67 x 10 Wm K Energi radiasi yang dihasilkan oleh permukaan yang luasnya A selama selang waktu t adalah P = e σ A T4 Persamaan yang baru dibuktikan ini ternyata sama dengan persamaan (2-1) CONTOH 2.1 1. Luas permukaan kawat spiral lampu pijar yang sedang menyala adalah 50 mm2. Kawat pijar memiliki emisivitas 0,8 dan bersuhu 1127 0C. Jika dianggap semua energi listrik berubah menjadi energi radiasi kalor dan lampu dipasang pada tegangan 225 volt, berapakah kuat arus yang mengalir melalui kawat spiral tersebut Penyelesaian : Diketahui : A = 50 mm2 = 5 x 10-5 m2 t = 1227 0C, sehingga T = 1127 + 273 = 1400 K e = 0,8 V = 225 v Ditanya : i Jawab : Energi radiasi yang dihasilkan oleh permukaan yang luasnya A selama selang waktu t adalah P = e σ A T4 = 0,8 x 5,67 x 10-8 Wm-2 K-4 x 5 x 10-5 m2 (1400 K)4 = 8,71 W P 8,71 W Kuat arus listrik i 0,039A 39 mA V 225 V 2. Pemancar radio FM Baiturrahman Banda Aceh dengan daya 20 MW, menyiarkan gelombang pada frekuensi 98,5 MHz. Hitunglah a. Energi setiap foton b. Jumlah foton yang dipancarkan setiap detik c. Panjang gelombang foton d. Jumlah foton yang diterima oleh sebuah antene penerima radio seluas 50 cm2 yang berada 100 km dari pemancar. Penyelesaian Diketahui : P = 20 MW , maka EN = 2 x 107 J/s = 1,25 x f = 98,5 MHz = 9,85 x 107 Hz Ditanya : a. E1
  • 12. b. N total c. λ d. N, jika A = 50 cm2 = 5 x 10-3 m2 dan R = 100 km = 105 m Jawab : Gunakanlah persamaan (2-5), yaitu a. E1 = hf = 6,626 x 10-34 J.s x 9,85 x 107 Hz = 6,526 x 10-26 J = 4,07 x 10-7 eV b. Energi total yang dikandung oleh gelombang foton adalah EN = E1 N, sehingga jumlah total foton tiap satuan waktu adalah 7 EN 2 x 10 J/s N 26 = 3 x 1032 foton/s E1 6,526 x 10 J hc 1240 eV nm 9 c. λ -7 3 x 10 nm =3m E 4,07 x 10 eV d. Fluks foton yang terpancar tiap satuan luas tiap satuan waktu hingga mencapai jarak R = 105 m dari pemancar 32 32 N 3 x 10 N/s 3 x 10 N/s Φ 2 2 = 2,4 x 1021 foton/m2.s A 4π R 4 3,14 10 m 5 Berarti jumlah foton tiap satuan waktu yang dapat diterima oleh antene penerima radio yang luasnya A = 5 x 10-3 m2 adalah N = Φ A = 2,4 x 1021 foton/m2.s x 5 x 10-3 m2 = 1,2 x 1019 foton 3. Berapakah panjang gelombang sebuah radiasi foton yang energinya 1,9 eV Penyelesaian Diketahui : E = 1,9 eV Ditanya : λ hc Jawab : E λ hc 124 0 eV nm λ 652,6 nm E 1,9 eV 4. Sebuah lampu natrium 20 watt menghasilkan cahaya berwarna kuning yang panjang gelombangnya 589 nm. Hitunglah : a. Energi foton b. Energi total foton setiap detik c. Jumlah foton yang dipancarkan setiap detik Penyelesaian Diketahui : P = 20 watt λ = 589 nm Ditanya : a. E1 b. En , jika t = 1 s c. N, jika t = 1 s Jawab : hc 1240 eV nm -19 a. E1 = 2,1 eV = 3,36 x 10 J λ 589 nm
  • 13. b. En = Energi total/s = P = 20 J/s hc c. En = N = N E1 λ En 20 J/s 19 N 19 5,95 x 10 foton E1 3,36 x 10 LATIHAN 2.1 1. Pemancar sebuah radio FM menyiarkan gelombang pada frekuensi 105 MHz. Hitunglah a. Energi foton b. Panjang gelombang c. Jumlah foton, jika pemancar radio FM mempunyai daya 25 W 0 2. Sebuah lampu 100 watt menghasilkan cahaya yang panjang gelombangnya 5400 A Hitunglah a. Energi foton b. Energi total foton setiap detik c. Jumlah foton yang dipancarkan setiap detik 3. Sebuah foton mempunyai energi 2,76 eV. Hitunglah panjang gelombang. 4. Seberkas sinar laser 2 mW dengan luas penampang 1 mm2. Jika panjang gelombang laser 0 tersebut 6300 A , hitunglah fluks foton 5. Sebuah sumber cahaya 50 W memancarkan gelombang dengan panjang gelombang 0 6200 A . Sebuah kamera yang diameter diafragmanya 2 mm berada pada jarak 1,8 km dari sumber cahaya tersebut. Hitunglah jumlah foton cahaya yang masuk kedalam kamera, jika lensa kamera terbuka selama 2 x 10-5 s. 6. Intensitas radiasi yang diterima dinding tungku pemanas ruangan adalah 66,26 W.m -2. Jika tungku ruangan dianggap benda hitam dan radiasi gelombang elektromagnetik mempunyai panjang gelombang 600 nm, berapakah jumlah foton yang mengenai dinding persatuan luas persatuan waktu 7. Luas permukaan kawat spiral lampu pijar yang sedang menyala adalah 60 mm2. Kawat pijar memiliki emisivitas 0,7 dan bersuhu 227 0C. Jika dianggap semua energi listrik berubah menjadi energi radiasi kalor dan lampu dipasang pada tegangan 220 volt, berapakah kuat arus yang mengalir melalui kawat spiral tersebut 8. Laju energi radiasi rata-rata dari matahari yang sampai ke bumi adalah 1460 Wm-2. Jarak bumi-matahari 1,5 x 1011 m dan jari-jari matahari 7,5 x 108 m. Berapakah : a. laju energi rata-rata persatuan luas dari permukan matahari b. suhu permukaan matahari, jika matahari dianggap sebagai benda hitam