Dokumen ini membahas tentang toleransi linier dan geometrik dalam proses produksi mesin, termasuk sistem batas toleransi, jenis-jenis toleransi, penulisan toleransi pada gambar, dan contoh penerapannya."
2. i
DAFTAR ISI
KEGIATAN BELAJAR 2: TOLERANSI .............................................................. 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Deskripsi Materi............................................................................................... 1
B. Relevansi.......................................................................................................... 1
C. Panduan Belajar ............................................................................................... 2
INTI......................................................................................................................... 3
A. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan.............................................................. 3
B. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan...................................................... 3
C. Pokok-Pokok Materi........................................................................................ 3
D. Uraian Materi................................................................................................... 5
1. Sistem Batas (Limits System) Toleransi........................................................ 5
2. Toleransi umum ......................................................................................... 10
3. Suaian......................................................................................................... 11
4. Sistem Basis Suaian ................................................................................... 13
5. Penulisan ukuran linear dari sebuah komponen......................................... 15
6. Toleransi pada Gambar Susunan................................................................ 17
PENUTUP............................................................................................................. 22
A. Forum Diskusi ........................................................................................ 22
B. Rangkuman............................................................................................. 22
TES FORMATIF KEGIATAN BELAJAR 2................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 27
3. ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gambar Kerja........................................................................................ 4
Gambar 2. Denah tentang pengertian toleransi lubang dan poros .......................... 6
Gambar 3. Ilustrasi daerah toleransi........................................................................ 7
Gambar 4. Contoh Toleransi................................................................................... 9
Gambar 5. Penulisan toleransi lubang................................................................... 10
Gambar 6. Macam-macam suaian......................................................................... 12
Gambar 7. Toleransi suaian dinyatakan oleh lambang ISO................................. 16
Gambar 8. Toleransi suaian dan nilai penyimpangan........................................... 16
Gambar 9. Toleransi dinyatakan oleh nilai penyimpangan................................... 16
Gambar 10. Toleransi dinyatakan oleh nilai penyimpangan................................. 16
Gambar 11. Toleransi simetris.............................................................................. 16
Gambar 12. Penulisan toleransi............................................................................. 17
Gambar 13. Toleransi pada gambar suaian........................................................... 17
Gambar 14. Toleransi pada gambar susunan ........................................................ 17
Gambar 15. Toleransi pada ukuran sudut ............................................................. 18
Gambar 16. Bentuk kesalahan geometrik ......................................................................... 18
4. 1
KEGIATAN BELAJAR 2: TOLERANSI
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Materi
Gambar teknik adalah bahasa visual yang harus jelas dan tepat dengan aturan
pasti. Sementara gambar kerja adalah gambar teknik yang digunakan selama proses
produksi. Oleh karena itu gambar kerja harus berisi semua informasi sebagai
pedoman dalam proses pembuatan dan perakitan produk. Informasi di gambar kerja
mencakup bentuk, ukuran, toleransinya dan prosesnya. Toleransi di gambar kerja
memberikan kejelasan pada pekerja berapa penyimpangan ukuran yang diijinkan.
Pada Kegiatan Belajar 2 ini kita akan mempelajari toleransi. Toleransi yang
dibahas adalah toleransi linier, suaian dan toleransi geometrik. Setelah mempelajari
kegiatan belajar ini, Anda peserta PPG diharapkan mampu memecahkan masalah
penerapan toleransi pada gambar part atau komponen mesin secara mandiri.
Pada modul ini saudara akan mempelajari cara pembuatan menerapkan
toleransi. Pada penerapan toleransi geometrik anda harus belajar mengaitkan
bagaimana mengkaitkan dengan cara pengukuran (metrology). Khusus untuk
peneraopan teori toleransi harus banyak berdiskusi dengan peserta lain dan mencari
sumber lain.. Setelah mempelajari kegiatan belajar ini Anda peserta PPG
diharapkan mampu memecahkan masalah pekerjaan bentangan didasarkan pada
pemikiran logis, inovatif, dan bertanggung jawab atas hasilnya secara mandiri.
B. Relevansi
Materi toleransi merupakan materi workshop yang dirancang untuk
membekali Anda materi bidang membaca dan merencanakan gambar mesin, materi
ini harus dikuasi guru teknik. Sementara pada kegiatan belajar ini saudara akan
mempelajari toleransi. Anda tentu telah memahami bahwa bentangan adalah salah
satu faktor penentu kebenaran produk bagaimana menerapkan toleransi dan
dikaitkan dengan proses produksinya. Kesemuanya itu dapat dilihat dan dibaca dari
gambar kerja. Oleh karena itu guru teknik harus benar-benar memahi dan mampu
mengaplikasikan teori toleransi.
5. 2
Keberhasilan pembelajaran teknik gambar mesin dan khususnya bentangan
dapat terwujud apabila kegiatan belajar mengajar dapat membangkitkan motivasi
dan bermakna bagi peserta pelatihan. Faktor pembangkit motivasi belajar yang
efektif adalah keingin tahuan dan keyakinan akan kebenaran ilmu yang sedang
dipelajarinya. Untuk menampung hal ini, modul ini dilengkapi dengan sumber
belajar yang dapat dijadikan acuan belajar. Sumber belajar dapat diambil dari situs
online dan diberikan petunjuk dimana materi dapat diunduh atau dilihat.
C. Panduan Belajar
Untuk membantu pemahaman Kegiatan Belajar 1 tentang Bentangan ini
anda sebaiknya:
1. Mempelajari materi secara utuh (jangan beralih ke kegiatan belajar lain)
jika yang anda baca belum selesai.
2. Menggunakan kemampuan analisis dalam membaca dan kerjakan soal
latihan yang disediakan.
3. Apabila menemukan kesulitan, carilah kawan yang lebih memahami untuk
melakukan diskusi tentang materi sulit tersebut.
4. Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam modul ini sangat tergantung
kepada kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan. Untuk itu,
berlatihlah secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat.
Baiklah saudara perserta Diklat PPG, selamat belajar, semoga Anda sukses
memahami pengetahuan yang diuraikan dalam kegiatan belajar ini untuk bekal
bertugas sebagai guru yang baik.
6. 3
INTI
A. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Menguasai materi ajar pada bidang studi Teknik Mesin yang meliputi:
Teknik pemesinan; Teknik pengelasan; Teknik pengecoran Logam; Teknik
mekanik industri; Teknik perancangan dan gambar mesin; dan Teknik fabrikasi
Logam dan Manufaktur termasuk kewirausahan dan advance materials secara
bermakna yang dapat menjelaskan aspek “apa” (konten), “mengapa” (filosofi), dan
“bagaimana” (penerapan dalam kehidupan sehari-hari) sehingga dapat membimbing
peserta didik SMK mencapai kompetensi keahlian yang dibutuhkan oleh DUDI
B. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Menganalisis dan mengajarkan kompetensi-kompetensi terkait dengan
pemesinan Bubut (bubut bertingkat, tirus, ulir dan suaian), pemesinan Frais (frais
benda kerja bertingkat, frais roda gigi payung dan suaian), pemesinan Gerinda
(penggerindaan datar, penggerindaan selinder dan mengasah pahat bubut dan frais),
pemesinan CNC (pemrograman G-code) yang relevan dengan kebutuhan DUDI.
C. Pokok-Pokok Materi
1. Sistem batas toleransi
2. Suaian
3. Penyajian Toleransi
4. ToleransiGeometrik
8. 5
D. Uraian Materi
Membuat suatu komponen mesin dituntut presisi agar didapat jaminan
fungsi dan mampu tukar. Coba perhatikan Gambar 1, gambar tersebut
mencantumkan sejumlah kriteria yang hars dipenuhi oleh produk jadi. Kedalaman
alur dengan toleransi ± 0.002 serta ada toleransi geometri di beberapa bidang.
Adanya persyaratan tersebut tentu membutuhkan proses pemesinan presisi.
Pengalaman menunjukkan bahwa tidak mudah untuk membuat ukuran presisi sesuai
permintaan, hal ini dimungkinkan karena:
(i) ketidakakuratan mesin dan peralatan,
(ii) ketidakakuratan proses pembuatan
(iii) kesalahan dalam pengukuran, dll.
Oleh karena itu, didalam aturan gambar kerja dikenal dimensi yang akan
berada di antara dua batas yang dapat diterima, yaitu ukuran maksimal dan minimal.
Sebuah sistem di mana suatu variasi ukuran diijinkan disebut sistem batas dan
penyimpangan yang diizinkan dan disebut toleransi. Studi tentang batas (limits),
toleransi, dan suaian adalah pengetahuan yang harus dimiliki juru gambar.
Pengetahuan tersebut akan mengarahkan pada sistem produksi masal. Untuk
memperkaya khasanah cobalah buka video di https://youtu.be/p2q-lGZJCZ4
1. Sistem Batas (Limits System) Toleransi
Setiap benda dibuat dengan memberikan batasan ukuran tertentu dan
batasan penyimpangan yang dijinkannya. Besarnya penyimpangan (ukuran
maksimal atau ukuran minimal) biasanya telah ditentukan. Penyimpangan ukuran
didasari pemikiran bahwa seorang operator mesin tidaklah mungkin menghasilkan
produk yang benar-benar tepat tanpa adanya kesalahan. Kontrol kualitas ukuran
menjadi kunci dalam merakit komponen satu dengan lainnya. Selanjutnya dua
ukuran ekstrim yang diizinkan di antara ukuran sebenarnya yang ada disebut batas.
Ukuran maksimum disebut batas atas dan ukuran minimum disebut batas bawah.
9. 6
Gambar 2. Denah tentang pengertian toleransi lubang dan poros
Toleransi dilambangkan dengan dua simbol, simbol huruf dan simbol angka,
yang disebut kelas (Kelas IT). Gambar 4 menunjukkan ilustrasi grafis ukuran
toleransi atau penyimpangan mendasar untuk simbol huruf dan Tabel 1 daftar
toleransi fundamental dari berbagai kelas.
Hal ini dapat dilihat dari Gambar 3 bahwa simbol huruf berkisar dari A
ke ZC untuk lubang dan dari a ke zc untuk poros. Huruf I, L, O, Q, W dan i, l, o,
q, w belum digunakan. Juga jelas bahwa simbol-simbol surat ini mewakili tingkat
kedekatan zona toleransi (positif atau negatif) dengan ukuran dasar.
Demikian pula, dapat dilihat dari Tabel 1, bahwa ukuran dasar dari l mm
hingga 500 mm telah dibagi menjadi 13 langkah atau rentang. Untuk setiap
langkah nominal, ada 18 nilai toleransi, ditetapkan sebagai IT 01, IT 0 hingga IT
1 hingga IT 16, yang dikenal sebagai “Toleransi mendasar”.
Tabel 1. Daftar toleransi fundamental
11. 8
Tabel. 2. Tabel Tingkat Toleransi Fundamental untuk ukuran 3 sampai 500 mm
Nilai toleransi fundamental mengacu pada standar ISO/R 286 dan rumus
untuk menghitung nilai toleransi standar IT adalah sebagai berikut:
Contoh, diameter lubang 100 mm, dengan kwalitas toleransi IT 7, maka
nilai toleransi adalah:
𝐷 = √80 𝑥 120 = 98 mm
Unit toleransi, 𝑖 = 0,45
3
√98 + 0,001 𝑥 98 = 2,172 µ𝑚
Untuk grade 7 (lihat tabel 2.2) maka didapat nilai toleransi 16i = 16 × 2.172 = 35 µ𝑚
12. 9
Artinya:
Ukuran dasar
Batas ukuran
terbesar Batas
ukuran terkecil
Penyimpangan atas
= 50 mm
= 50 + 0,3 = 50,3
mm
= 50 + 0,2 = 50,2
mm
= 0,3 mm
Penerapan umum dalam pembacaan toleransi berdasarkan Gambar 2, untuk
lubang dan poros dapat diartikan bahwa:
Ukuran maksimum = ukuran dasar + penyimpangan atas
Ukuran minimal = ukuran dasar + penyimpangan bawah
Nilai toleransi = penyimpangan atas – penyimpangan bawah
Contoh penulisan toleransi:
Gambar 4. Contoh Toleransi
Tabel 2.3 Nilai Toleransi Standar untuk kwalitas 0,1; 0 dan 1
Kwalitas Toleransi IT 01 IT 0 IT 1
Nilai dalam micron, untuk D dalam µm 0,3 + 0,008D 0,5 + 0,012D 0,8 + 0,020D
Artinya:
Ukuran nominal
Ukuran dasar
Allowance maksimal
= 50 mm
= 50,000 mm
= 0,003 mm
13. 10
2. Toleransi umum
Pekerjaan yang tidak memerlukan ketelitian khusus berlaku ketentuan
toleransi umum, pada gambar kerja, nilai penyimpangan yang diizinkan (nilai
toleransi umum) dicantumkan pada bagian atas gambar yang menyatakan
besarnya penyimpangan secara umum. Besarnya nilai toleransi umum ini
ditentukan oleh jenis pekerjaan dan tingkat ukuran nominal benda kerja. Untuk
lebih jelas perhatikan Tabel 4 berikut:
Tabel 4. Nilai penyimpangan umum (ISO/R 286)
Ukuran nominal
…..(mm)
>0.5-3 >3-6 >6-30 >30-120 >120-315 >315-1000 >1000-2000
Penyimpangan
yang
diizinkan
Teliti ±0.05 ±0.05 ±0.1 ±0.15 ±0.2 ±0.3 ±0.5
Sedang ±0.1 ±0.1 ±0.2 ±0.3 ±0.5 ±0.8 ±1.2
Kasar - ±0.2 ±0.5 ±0.8 ±1.2 ±2 ±3
Tabel 5. Variasi yang diizinkan untuk ukuran sudut (ISO/R 286)
Panjang dari sisi
pendek
>0.5-3 >3-6 >6-30 >30-120
Variasi yang
diijinkan
derajat dan menit ±1° ±30’ ±20’ ±10’
Mm tiap 100 mm ±1.8 ±0.9 ±0.6 ±0.3
a. Pencantuman toleransi pada gambar keja
Pemberian toleransi pada gambar kerja dapat menggunakan angka,huruf
atau gabungan huruf dan angka lihat Gambar 5.
Gambar 5. Penulisan toleransi lubang.
14. 11
3. Suaian
b. Pengertian suaian (Fit)
Suaian mengacu pada penyimpangan ukuran yang diijinkan pada
komponen mekanis yang berpasangan, penyimpangan bertujuan agar komponen
mudah dirakit dan bergerak relatif satu sama lain selama beroperasi normal.
c. Macam-macamsuaian
Berdasarkan kesesuaian ukuran lubang dengan ukuran poros, suaian
diklasifikasikan sebagai Suaian longgar (clereance fit), Suaian pas (transition fit),
Suaian sesak (interference fit).
1) Suaian longgar (clereance fit)
Suaian ini adalah tipe suaian yang memberikan izin adanya
kelonggaran antara dua komponen yang dirakit atau berpasangan
(Gambar 6)
2) Suaian transisi (transition fit),
Tipe suaian ini memungkinkan hasil rakitan yang sesak atau
longar, tentunya ini tergantung ukuran faktual pada saat komponen setelah
dirakit (Gambar 6).
3) Suaian sesak (interference fit).
Jika perbedaan antara lubang dan ukuran poros negatif sebelum
perakitan; sehingga komponen rakitan pastilah menghasilkan suaian yang
sesak.
15. 12
Gambar 6. Macam-macam suaian
Kedudukan daerah toleransi terhadap garis nol, yang merupakan suatu
fungsi dari ukuran dasar, dinyatakan oleh sebuah lambang huruf (dalam beberapa
hal dengan dua huruf), yaitu huruf besar untuk lubang, dan huruf kecil untuk poros.
Lambang H mewakili lubang dasar dan lambang h mewakili poros dasar.
Sesuai dengan ini, jika lambang H dipakai untuk lubang, berarti sistim lubang dasar
yang dipakai.
Dengan demikian ukuran yang diberi toleransi didefinisikan oleh nilai
nominalnya diikuti oleh sebuah lambang, yang terdiri dari sebuah huruf (kadang-
kadang dua huruf) dan sebuah huruf.
Contoh :
Gabungan antara lambang-lambang untuk lubang dan poros
menentukan jenis suaiannya.
50g7 Berarti : diameter poros 50 mm, suaian longgar dalam sistim lubang dasar
dengan nilai toleransi dari tingkat IT 7.
16. 13
4. Sistem Basis Suaian
Sistem basis (dasar) suaian adalah suatu acuan dasar yang digunakan
dalam menetapkan jenis basis suaian. Menurut sistem, ISO jenis basis suaian
dibedakan dua macam, yaitu Suaian sistem basis lubang dan Suaian sistem basis
poros.
a. Suaian sistem basis lubang
Suaian sistem basis lubang, daerah toleransi lubang berada pada H dengan
penyimpangan bawah dari lubang diambil sama dengan nol. Jika poros dan lubang
berpasangan, poros dengan berbagai penyimpangan harus disesuaikan dengan
ukuran lubang dasarnya.
Suaian sistem basis lubang ada 3 macam, yaitu:
1) Suaian longgar sistem basis lubang
Pada suaian longgar sistem basis lubang, apabila lubang dengan
daerah toleransi H dipasangkan/disesuaiakan terhadap poros dengan
daerah toleransi a, b, c, d, e, f dan g disebut suaian longgar sistem basis
lubang.
Contoh: ø 30 H7/f6
ø 60 H8/e6
2) Suaian paksa sistem basis lubang
Pada suaian paksa sistem basis lubang, apabila lubang dengan daerah
toleransi H dipasangkan terhadap poros dengan daerah toleransi n, p, r, s, t, u,
dan x disebut suaian paksa sistem basis lubang
Contoh: ø 80 H7/p6
ø 100 H7/t6
55 H8/g7: diameter 55 mm, suaian longgar dalam sistim lubang dasar
dengan nilai toleransi lubang tingkat IT 8 dan nilai toleransi poros tingkat IT 7.
60 H8-g7: diameter 60 mm, suaian pas dalam sistim lubang dasar
dengan nilai toleransi lubang tingkat IT 7 dan nilai toleransi poros tingkat IT 6.
17. 14
3) Suaian pas sistem basis lubang
Pada suaian pas sistem basis lubang, apabila lubang dengan daerah
toleransi H dipasangkan terhadap poros dengan daerah toleransi h, js, k dan m
disebut Suaian pas sistem basis lubang
Contoh: ø 120 H6/h6
ø 140 H7/k6
Tabel 6. Suaian Sistem Basis Lubang
b. Suaian sistem basis poros
Suaian sistem basis poros, daerah toleransi lubang berada pada h
dijadikan dasar menetapkan jenis suaian, sedangkan lubang dengan berbagai
penyimpangan menyesuaiakan dengan ukuran poros dasarnya. Suaian sistem basis
poros ada 3 macam, yaitu:
1) Suaian longgar sistem basis lubang
Pada suaian longgar sistem basis poros, apabila poros dengan daerah toleransi
h dipasangkan pada lubang dengan daerah toleransi B, C, D, E, F dan G
hubungan keduanya disebut suaian longgar sistem basis poros.
Contoh: ø 50 h7/F7
ø 30 h8/E8
Lambang kualitas untuk poros
Lubang
dasar
Suaian Longgar Suaian Pas Suaian Paksa
b c d f
H7
g
4
5
6
6
(7)
H8
h
4
5
6
6
7
7
8
js
4
5
6
6
7
k
4
5
6
6
(7)
M
4
5
6
6
(7)
n p s u x
H5
H6
6
(6)
7
7
8
6
6
(7)
6
6
(7)
6
(7)
6
(7)
6
(7)
6
(7)
6
(7)
H9
8
9
8
9
8
9
H10 9
9 9
9 9
18. 15
2) Suaian paksa sistem basis poros
Pada suaian paksa sistem basis poros, apabila poros dengan daerah toleransi
h dipasangkan pada lubang dengan daerah toleransi N, P, R, S, T,U dan X
hubungan keduanya disebut suaian paksa sistem basis poros
Contoh: ø 55 h6/P6
ø 100 h6/S7
3) Suaian pas sistem basis poros
Pada suaian pas sistem basis poros, apabila poros dengan daerah toleransi
h dipasangkan terhadap lubang dengan daerah toleransi H, Js, K, dan M
hubungan keduanya disebut Suaian pas sistem basis poros
Contoh: ø 110 h5/H6
ø 130 h6/K6
Tabel 7. Suaian Sistem Basis Poros
poro
s
Lambang kualitas untuk poros
Suaian Longgar Suaian Pas Suaian Paksa
B C D E F G H JS K M N P R S T U X
h5 4 4 4 4 4
h6 5 5 5 5 5
6 6 6 6 6 6 6 6
h7 (6) 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
7 (7) 7 7 (7) (7) (7) (7) (7) (7) (7) (7) (7)
h8
7 7
8 8 8
9
h9 8 8
9 9 9 9
h10 9 9 9
5. Penulisan ukuran linear dari sebuah komponen
a. Toleransi suaian dengan lambang ISO
Komponen yang diberi ukuran dengan toleransi dinyatakan dalam
gambar teknik, seperti terlihat pada gambar 7.
b. Ukuran dasar
c. Lambang toleransi
19. 16
Jika, di samping lambang-lambang, diperlukan mencantumkan nilai-nilai
penyimpangan, maka ini harus diperlihatkan dalam kurung (Gambar 8.),
atau tanpa kurung.
Gambar 7. Toleransi suaian dinyatakan oleh lambang ISO
Gambar 8. Toleransi suaian dan nilai penyimpangan
d. Toleransi dengan angka
Komponen yang diberi ukuran dengan toleransi dinyatakan dalam Gambar 9.
Gambar 9. Toleransi dinyatakan oleh nilai penyimpangan
e. Nilai-nilaipenyimpangan
Jika salah satu penyimpangan mempunyai nilai nol, maka ini hanya
dinyatakan oleh nilai nol (Gambar 10).
Gambar 10. Toleransi dinyatakan oleh nilai penyimpangan.
f. Toleransi simetris
Jika nilai toleransi keatas dan kebawah sama besarnya nilai toleransinya
hanya dituliskan sekali saja lihat gambar 11.
Gambar 11. Toleransi simetris
20. 17
g. Penulisan toleransi plus - minus
Cara penulisan dengan toleransi plus- minus ada tiga car, yaitu unilateral,
bilateral-equal dan bilateral-unequel. Contoh dari ketiga system adala di
Gambar 12.
Unilateral Bilateral-Equal Bilateral-Unequal
Gambar 12. Penulisan toleransi
6. Toleransi pada Gambar Susunan
a. Toleransi dengan lambang ISO
Lambang toleransi untuk lubang ditempatkan di depan lambang untuk
poros (Gambar 13) dan di belakang ukuran nominal, yang hanya ditulis sekali.
Gambar 13. Toleransi pada gambar suaian
Gambar 14. Toleransi pada gambar susunan
21. 18
b. Toleransi sudut
Aturan ukuran linier dapat juga diterapkan pada ukuran sudut (Gambar 15).
Gambar 15. Toleransi pada ukuran sudut
c. Toleransi Geometri dan Lambang-lambangnya
Toleransi linier tidak selalu cukup untuk menyediakan kontrol kualitas
yang diperlukan. Sebagai contoh, pada Gambar 16 a poros memiliki ukuran
diameter yang sama di semua posisi tetapi mungkin tidak semua sama di tiap titik
lingkar; pada Gambar. 16 b, komponen memiliki ketebalan yang sama di seluruh
tetapi tidak datar dan pada Gambar. 16 c, komponen berbentuk silidinris di semua
penampang tetapi tidak lurus. Bentuk komponen ini dapat dikontrol dengan cara
toleransi geometrik. Toleransi geometri mencakup toleransi bentuk, posisi,
tempat dan penyimpangan putar, seperti pada Tabel 8.
Gambar 16. Bentuk kesalahan geometrik
22. 19
Untuk memperkaya khasanah cobalah buka video-video berikut:
https://youtu.be/kiSPOPnIxl0; https://youtu.be/a1QdrTT_1pY; dan
https://youtu.be/umtgJNiWyEw
Tabel 8. Lambang untuk sifat yang diberi toleransi
Berikut ini adalah penjelasan mengenai sifat yang diberi toleransi
1) Toleransi kelurusan adalah untuk menentukan daerah toleransi yang didalamnya
terdapat sumbu. Permukaan atau sumbu permukaan juga termasuk sebagai acuan
kelurusan.
2) Toleransi kerataan adalah untuk menentukan daerah toleransi yang
ditentukan oleh dua bidang sejajar.
3) Toleransi kebulatan adalah untuk menentukan daerah toleransi yang dibatasi
oleh dua lingkaran yang konsentris (sepusat)
23. 20
4) Toleransi kesilindrisan adalah untuk menentukan daerah toleransi yang
dibatasi oleh dua silinder yang konsentris.
5) Toleransi profil adalah untuk menentukan suatu batas daerah
sepanjang profil dan didalamnya harus terdapat permukaan.
6) Toleransi ketirusan adalah untuk menentukan daerah toleransi yang
ditentukan oleh dua bidang sejajar pada sudut dasar.
7) Toleransi kesejajaran adalah untuk menentukan daerah toleransi yang
ditentukan oleh dua bidang sejajar atau garis sejajar terhadap bidang atau
sumbu banding.
8) Toleransi ketegak lurusan merupakan suatu keadaan permukaan, bidang
median atau sumbu pada 90° terhadap bidang atau sumbu banding
Kemungkinan daerah toleransi adalah berada dalam sebuah bidang atau
dua buah bidang, sebagai acuan dapat digunakan 8 (delapan) pilihan daerah
toleransi geometrik berikut:
1) Luas dalam lingkaran.
2) Luas antara dua lingkaran sepusat.
3) Luas antara dua garis berjarak sama, atau dua garis lurus sejajar.
4) Ruang dalam bola.
5) Ruang dalam silinder.
6) Ruang antara dua silinder bersumbu sama.
7) Ruang antara dua permukaan berjarak sama atau dua bidang sejajar.
8) Ruang dalam sebuah kubus.
24. 21
Gambar 17. Daerah toleransi geometric berada di luasan dua garis lingkaran
(atau acuan a)
Gambar 17 adalah contoh dari aplikasi toleransi geometric dengan mengacu pada
aturan a, yaitu daerah toleransi dari penampang lintang yang dipertimbangkan
adalah dibatasi oleh dua lingkaran konsentris dengan perbedaan jari-jari sebesar t.
25. 22
PENUTUP
A. Forum Diskusi
Gambar penerapan simbol toleransi di bawah ini terdiri dari beberapa simbol
toleransi. Perhatikanlah pada setiap anak panah merah yang mengedentifikasikan
makna yang berbeda-beda. Coba diskusikan bersama kolega saudara apakah arti dari
setiap gambar yang diberi anak panah.
Gambar 36. Penerapan simbol-simbol toleransi
B. Rangkuman
Komponen mesin pada umumnya dirakit dengan komponen lain.
Ketepatan ukuran dan bentuk menjadi kunci fungsi komponen tersebut. Sebagai
bahan pertimbangan dalam merencanakan dan mendesain produk dalam ke
gambar mesin membutuhkan beberapa pertimbangan, yaitu:
26. 23
1. Merinci fungsi komponen berdasarkan rencana.
2. Buat daftar fungsi berdasarkan prioritas. Hanya satu fungsi harus memiliki
prioritas utama. Langkah ini bisa sulit, karena banyak bagian dirancang untuk
menggabungkan beberapa fungsi. Dalam contoh roda mesin pemotong
rumput kami, fungsinya dengan prioritas utama adalah memberikan mobilitas
produk.
3. Tentukan bingkai referensi datum. Langkah ini seharusnya didasarkan pada
daftar prioritas Anda. Ini bisa berarti membuat beberapa kerangka acuan,
masing-masing berdasarkan prioritas daftar Anda. Bingkai harus diatur dalam
salah satu, dua, atau tiga pesawat.
4. Pilihan kontrol. Dalam banyak kasus, beberapa kontrol akan dibutuhkan
(misalnya, runout, posisi, konsentrisitet, atau kekasaran). Mulailah dengan
kontrol yang paling sederhana. Dengan "paling sederhana" yang kami maksud
paling tidak membatasi. Bekerja dari yang paling tidak terbatas ke set kontrol
yang paling ketat.