2. i
Daftar Isi
KEGIATAN BELAJAR 1: BENTANGAN ...........................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................1
A. Deskripsi Materi..................................................................................................1
B. Relevansi.............................................................................................................1
C. Panduan Belajar ..................................................................................................2
INTI ............................................................................................................................3
A. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan .................................................................3
B. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan..........................................................3
C. Pokok-Pokok Materi............................................................................................3
D. Uraian Materi ......................................................................................................3
1. Pengertian Bentangan..............................................................................4
2. Macam-macam Sistem Bentangan............................................................5
a. Bentangan garis sejajar .............................................................................5
b. Bentangan radial .....................................................................................11
c. Bentangan triangulasi .............................................................................13
d. Bentangan pendekatan...........................................................................15
3. Bentangan Benda Berpotongan..............................................................18
PENUTUP...................................................................................................................19
A. Forum Diskusi...................................................................................................19
B. Rangkuman .......................................................................................................19
TEST FORMATIF ....................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................23
3. ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Pembentangan kulit jeruk.......................................................................5
Gambar 2 Teknik pembentangan............................................................................5
Gambar 3 Teknik pembentangan............................................................................6
Gambar 4 Langkah 1 Prisma...................................................................................7
Gambar 5 Langkah 2 Prisma...................................................................................8
Gambar 6 Langkah 3 Prisma...................................................................................8
Gambar 7 Langkah 4 Prisma...................................................................................9
Gambar 8 Gambar Tabung....................................................................................10
Gambar 9 Pipa Siku ..............................................................................................11
Gambar 10 Garis Radial........................................................................................12
Gambar 11 Piramida .............................................................................................12
Gambar 12 Konstruksi Transisi ............................................................................13
Gambar 13 Diagram Garis Sesungguhnya............................................................14
Gambar 14 Bentangan Konstruksi Transisii.........................................................15
Gambar 15 Metode Gore ......................................................................................16
Gambar 16 Metode Zona ......................................................................................17
Gambar 17 Bentangan Silinder Berpotongan .......................................................18
4. 1
KEGIATAN BELAJAR 1: BENTANGAN
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Materi
Proses manufaktur pembentukan lembaran pelat menjadi produk jadi
merupakan proses yang mahal. Produk-produk yang berbentuk melengkung, detail
khusus pasti memerlukan banyak alat dan biaya produksi lebih tinggi. Oleh karena
itu diperlukan analisis bentuk dan ukuran. Di industri modern parameter ini
menyangkut berbagai hal, seperti material, bentuk punch and dies, kelongggaran
(clearance), perkakas, pelumas, besarnya gaya penekanan dan lain sebagainya. Maka
desain yang tidak tepat dari parameter proses dan pembentukan menghasilkan hasil
peningkatan biaya produksi dan waktu tunggu. Pemahaman tentang bentangan
menjadi salah satu kunci ketepatan produk berbahan pelat.
Pada modul ini saudara akan mempelajari cara pembuatan bentangan dan
garis perpotongan. Cara bentangan yang dibahas mencakup cara garis sejajar
(parallel), radial, triangulasi dan pendekatan. Sementara materi garis perpotongan
ditujukan untuk menjadi media pengembangan bentangan.
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini Anda peserta PPG diharapkan
mampu memecahkan masalah pekerjaan bentangan didasarkan pada pemikiran
logis, inovatif, dan bertanggung jawab atas hasilnya secara mandiri.
B. Relevansi
Materi bentangan merupakan materi workshop yang dirancang untuk
membekali Anda materi bidang membaca dan merencanakan gambar mesin, materi
ini harus dikuasi guru Teknik, khususnya tentang bentangan. Anda tentu telah
memahami bahwa bentangan adalah salah satu faktor penentu kebenaran produk
yang terbuat dari pelat. Sebuah konstruksi yang dibuat untuk cerobong, pipa dan
sebagainya tidak akan terwujud tanpa adanya pola bentangan. Kesemuanya itu dapat
dilihat dan dibaca dari gambar bentangan. Oleh karena itu guru teknik harus benar-
benar memahi dan mampu mengaplikasikan teori bentangan pelat (sheet metal).
5. 2
Keberhasilan pembelajaran teknik gambar mesin dan khususnya bentangan
dapat terwujud apabila kegiatan belajar mengajar dapat membangkitkan motivasi dan
bermakna bagi peserta pelatihan. Faktor pembangkit motivasi belajar yang efektif
adalah keingin tahuan dan keyakinan akan kebenaran ilmu yang sedang
dipelajarinya. Untuk menampung hal ini, modul ini dilengkapi dengan sumber
belajar yang dapat dijadikan acuan belajar. Sumber belajar dapat diambil dari situs
online dan diberikan petunjuk dimana materi dapat diunduh atau dilihat.
C. Panduan Belajar
Untuk membantu pemahaman Kegiatan Belajar 1 tentang Bentangan ini
anda sebaiknya:
1. Mempelajari materi secara utuh (jangan beralih ke kegiatan belajar lain) jika yang
anda baca belum selesai.
2. Menggunakan kemampuan analisis dalam membaca dan kerjakan soal latihan
yang disediakan.
3. Apabila menemukan kesulitan, carilah kawan yang lebih memahami untuk
melakukan diskusi tentang materi sulit tersebut.
4. Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam modul ini sangat tergantung
kepada kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan. Untuk itu, berlatihlah
secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat.
Baiklah saudara perserta Diklat PPG, selamat belajar, semoga Anda sukses
memahami pengetahuan yang diuraikan dalam kegiatan belajar ini untuk bekal
bertugas sebagai guru yang baik.
6. 3
INTI
A. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Menguasai materi ajar pada bidang studi Teknik Mesin yang meliputi: Teknik
pemesinan; Teknik pengelasan; Teknik pengecoran Logam; Teknik mekanik industri;
Teknik perancangan dan gambar mesin; dan Teknik fabrikasi Logam dan Manufaktur
termasuk kewirausahan dan advance materials secara bermakna yang dapat menjelaskan
aspek “apa” (konten), “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan dalam
kehidupan sehari-hari) sehingga dapat membimbing peserta didik SMK mencapai
kompetensi keahlian yang dibutuhkan oleh DUDI
B. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Menganalisis dan mengajarkan kompetensi-kompetensi terkait dengan pemesinan Bubut
(bubut bertingkat, tirus, ulir dan suaian), pemesinan Frais (frais benda kerja bertingkat,
frais roda gigi payung dan suaian), pemesinan Gerinda (penggerindaan datar,
penggerindaan selinder dan mengasah pahat bubut dan frais), pemesinan CNC
(pemrograman G-code) yang relevan dengan kebutuhan DUDI.
C. Pokok-Pokok Materi
1. Pengertian Bentangan.
2. Macam-macam Sistem Bentangan.
a. Sistem bentangan paralel.
b. Sistem bentangan radial
c. Sistem bentangan prakiraan
d. Sistem bentangan triangulasi
e. Bentangan Benda Berpotongan
D. Uraian Materi
Proses manufaktur pembentukan lembaran plat menjadi produk jadi merupakan
proses yang mahal. Produk-produk yang berbentuk melengkung, detail khusus pasti
memerlukan banyak alat dan biaya produksi lebih tinggi. Oleh karena itu diperlukan
analisis bentuk dan ukuran. Di industri modern parameter ini menyangkut berbagai
hal, seperti material, bentuk punch and dies, kelongggaran (clearance), perkakas,
pelumas,besarnyagayapenekanandanlainsebagainya.Maka desain yang tidak tepat dari
7. 4
parameter proses dan pembentukan menghasilkan hasil peningkatan biaya produksi dan
waktu tunggu. Pemahaman tentang bentangan menjadi salah satu kunci ketepatan produk
berbahan plat.
Pada modul ini saudara akan mempelajari cara pembuatan bentangan dan garis
perpotongan. Cara bentangan yang dibahas mencakup cara garis sejajar (parallel),
radial, triangulasi dan pendekatan. Sementara materi garis perpotongan ditujukan untuk
menjadi media pengembangan bentangan.
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini Anda peserta PPG diharapkan mampu
memecahkan masalah pekerjaan bentangan didasarkan pada pemikiran logis, inovatif,
dan bertanggung jawab atas hasilnya secara mandiri.
1. Pengertian Bentangan
Gambar bentangan (surface development drawing) adakalanya disebut pelat lembaran
(sheet metal drawing) atau gambar pola (pattern drawing), ketiga istilah ini sering
kita jumpai dan digunakan di industri. Gambar bentangan merupakan sebuah pola
yang digunakan untuk mengembangkan dan menyusun bentuk dari sebuah benda.
Bentangan pada dasarnya menunjukkan ukuran sebenarnya dari setiap area objek. Ketika
bentangan dipotong, maka dapat digulung atau dilipat kembali ke objek aslinya seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 1 dan Gambar 2.
8. 5
Gambar 1 Pembentangan kulit jeruk
Gambar 2 Teknik pembentangan
2. Macam-macam Sistem Bentangan
Berdasarkan cara penarikan garis proyeksi pembentangan, sistem
pembentangan obyek dapat dibagi dalam 3 (tiga) kategori, yaitu pembentangan
garis sejajar (parallel), radial, triangulasi dan prakiraan/pendekatan seperti di
Gambar 2.
a. Bentangan garis sejajar
Bentangan garis sejajar adalah bentangan berdasarkan fakta bahwa garis yang
nampak di bidang proyeksi adalah panjang garis sesungguhnya. Obyek memiliki
permukaan sejajar dan tegak lurus pada bidang proyeksi. Sistem ini banyak
digunakan untuk membentangkan prisma persegi panjang dan silinder. Disebut
garis sejajar karena pembentangan menggunakan prinsip garis sejajar
untukmendapatkan bentangan. Ilustrasi pada Gambar 3 adalah contoh
aplikasi pembentanganprisma.
9. 6
(1) Prisma
Pada salah satu sisi nampak ada kelebihan bahan sebagai bagian tepi lipatan. Garis
1 (sebelah kanan) adalah gais lipatan dan di gambar kerja ditampilkan dengan
garis tipis yang tidak terputus. Tahapan pembuatan gambar bentangan prisma segi
empat adalah sebagai berikut:
Langkah 1.Menggambar pandangan depan dan atas, beri label di setiap sudut, dan
buat garis proyeksi ke kanan dari pandangan depan dan tegak lurus ke
garis vertikal.
Gambar 3 Teknik pembentangan
Langkah 2 Perhatikan pandangan atas, ukurlah panjang sesungguhnya (PS) jarak
dari 1 sampai 2. Pindahkan dimensi ini ke garis proyeksi, mulai dari
titik mana pun dekat tampilan depan. Lanjutkan proses ini dengan
mentransfer jarak dari 2 ke 3, 3 ke 4, dan 4 ke 1
10. 7
Langkah 3 dari masing-masing titik yang ditetapkan pada langkah 2, Gambarkan
garis konstruksi vertikal untuk memenuhi garis horizontal yang ditarik
dari ketinggian TL di tampilan depan (Lihat Gambar 1-6).
Langkah 4 Tambahkan bagian yang akan berfungsi sebagai media sambungan.
Panjang sambungan tergantung pada bentuk dan jenis sambungan
yang dipakai. Langkah ini merupakan langkah terakhir dan siap
digunakan sebagai pola segi empat. Perhatikan bahwa semua garis
untuk setiap permukaan adalah garis sejajar.
Gambar 4 Langkah 1 Prisma
12. 9
Gambar 7 Langkah 4 Prisma
(2) Tabung
Tabung dapat dibentangkan dengan mudah menggunakan sistem garis garis
sejajar (parallel). Bentangan tabung umumnya menjadi bagian penting dalam
mengembangkan sistem perpipaan dan plumbing. Contoh menggambar
bentangan tabung dapat dilihat pada Gambar 8.
Langkah 1. Menggambar pandangan depan dan atas. Bagi lingkaran pada
pandangan atas menjadi 12 yang sama. Semakin banyak pembagian
semakin baik akurasinya, semakin sedikit jumlah pembagian semakin tidak
tepat. Jumlah pembagian 12 dipilih karena mudah membuatnya dan cukup
efektif. Beri notasi dengan angka atau huruf, pada contoh ini menggunakan
angka.
13. 10
Gambar 8 Gambar Tabung
Langkah 2. Memproyeksikan titik 1 – 12 ke pandangan depan.
Langkah 3. Membuat garis horizontal (mendatar) di sebelah kanan dengan panjang
12 x jarak 1/12 lingkaran, lebih tepatnya π x D.
Langkah 4. Membuat garis vertical yang sejajar dengan garis proyeksi di pandangan
depan sejumlah 12 garis.
Langkah 5. Menghubungkan titik perpotongan antara garis horisontal dengan vertical,
sehingga terbentuk kurva. Biasakan membuat kurva dimulai dari garis terpendek,
karena akan lebih kuat.
Langkah 6. Menambahkan bagian yang akan berfungsi sebagai media sambungan (warna
kuning). Perhatikan posisi sambungan berada di ujung atau bagian terpendek, hal ini
secara konstruksi akan memberikan sambungan yang lebih kuat.
14. 11
(3) Tabung (pipa) siku
Tabung siku banyak kita jumpai pada konstruksi cerobong maupun pipa
saluran. Konstruksi ini dapat dikembangkan secara mudah menggunakan
sistem garis sejajar. Mari kita perhatikan bentangan pada Gambar 9. Gambar
tersebut menampilkan gambaran bentangan dari 2 posisi sambungan yang
berbeda. Pada gambar (a) posisi sambungan berada di garis A-A, cara ini
mempunyai keuntungan konstruksi lebih kuat, namun boros bahan. Sementara
padagambar(b) posisisambunganberadadi A dan C(atas),sistem ini menghemat
material, namun secara konstruksi kurang kuat.
Gambar 9 Pipa Siku
b. Bentangan radial
Pengembangan bentangan dengan cara garis radial sesungguhnya mirip
dengan sistem garis sejajar. Namun garis yang digunakan sebagai acuan adalah
garis yang berkaitan dengan titik puncak dari sebuah kerucut (Gambar 9.).
Sejumlah garis yang dipakai untuk menyusun pola adalah garis panjang
sesungguhnya (PS).
16. 13
Langkah 1. Membuat pandangan depan dan bawah.
Langkah 2. Membuat lingkaran dengan jari-jari O2 dengan berpusat di titik O dan
memotong garis horizontal di titik E.
Langkah 3. Menarik garis dari titik E ke titik 3’.
Langkah 4. Membuat garis dari titik O’ ke titik 3’. Panjang garis O’-3’ adalah
merupakan garis sesungguhnya dari garis O3 dan O2.
Langkah 5. Membuat bentangan dengan dimulai membuat busur berjari-jari O’O
dilanjutkan dengan membuat garis OB dengan panjang sama dengan garis
23, lanjutkan sehingga ada empat garis.
Langkah 6. Hubungkan garis garis tersebut sehingga terbentuk bentangan seperti gambar
10.
c. Bentangan triangulasi
Triangulasi adalah istilah yang dipakai untuk membuat bentangan dari sebuah bidang
atau lebih dari konstruksi transisi (Gambar 1-11.) Cara ini tepat apabila bidang
permukaan tidak sebidang dan atau tegak lurus terhadap bidang proyeksi, serta
bidangnya dapat bidang datar atau berupa kurva lengkung. Permukaan melengkung
didekati dengan disusun menjadi sejumlah segi tiga yang memiliki ukuran
sesungguhnya.
Gambar 12 Konstruksi Transisi
Konstruksi dengan bidang transisi dalam Gambar 1-11 memiliki bidang dan atau garis
yang tidak dapat terbaca . Panjang sebenarnya dari masing-masing tepi ini harus
terlebih dahulu ditemukan seperti yang ditunjukkan dalam diagram panjang-
sesungguhnya. Pembuatan bentangan dapat dibangun dengan cara berikut:
17. 14
Gambar 13 Diagram Garis Sesungguhnya
Langkah 1. Menggambar pandangan depan dan atas. Bagi lingkaran pada pandangan
atas menjadi 12 yang sama. Beri notasi dengan angka atau huruf, pada
contoh ini menggunakan angka. Pada contoh ini notasi hanya ditunjukkan
pada separuh lingkaran, karena bentuknya simetri.
Langkah 2. Memproyeksikan titik 1 – 6 ke pandangan depan dengan menarik garis
vertical.
Langkah 3. Membuat garis vertical di sebelah kanan dengan tinggi sama dengan
tinggi konstruksi.
Langkah 4. Membuat penanda dengan panjang A0’, A1’ dan A3’.
Langkah 5. Menghubungkan titik ujung atas dengan titik-titik A0’, A1’ dan A3’., maka
akan didapat panjang garis sesungguhnya untuk garis A0, A1, A2, A3, B3,
B4, B5, B6, 0X dan 0Y.
Langkah 6. Dengan bantuan jangka membuat bentuk segi tiga dengan sisi-sis 0Y, A0
dan AY. Catatan bahwa Panjang AY didapat dari pandangan atas.
Langkah 7. Lanjutkan membentuk segi tiga seperti urutan pada Gambar 13. Gambar
tersebut baru menunjukkan separuh konstruksi.
18. 15
Gambar 14 Bentangan Konstruksi Transisii
d. Bentangan pendekatan
Permukaan melengkung ganda atau melengkung seperti bola, parabola, ellipsoid,
hiperboloid dan helicoid secara teori tidak memungkinkan untuk bentangkan.
Pembentangan untuk konstruksi tersebut dilakukan dengan cara pendekatan.
Ada dua cara menggambar bentangan bentuk bola, yaitu (1) metode Gore dan
(2) metode zona. Pada metode Gore (Gambar 14) permukaan dibagi menjadi
beberapa bagian yang sama; setiap bagian yang dianggap sebagai bagian dari
sebuah silinder. Hanya satu bagian perlu dikembangkan, untuk itu akan
berfungsi sebagai pola untuk yang lain. Dalam metode zona (Gambar 15),
bola dibagi menjadi zona horisontal dan masing-masing dikembangkan sebagai
pola bola.
Adapun cara membuat bentangan dengan metode gore atau polisindrik adalah
sebagai berikut:
19. 16
Gambar 15 Metode Gore
1. Menggambar pandangan depan dan atas
2. Membagi lingkaran pada pandangan atas dalam sejumlah bagian yang sama
3. Mengukur panjang busur 1-2, 2-3, 3-4, 4-5 dan membuat garis PE di tengah busur 12
4. Mengukur panjang busur DE
5. Mengukur panjang busur di posisi D pangan atas
6. Mengulangi langkah 4 dan 5 sampai P
7. Membuat kurva dengan menghubungkan titik-titik di posisi ABCD
8. Membuat kurva untuk satu bagian lengkap
20. 17
Gambar 16 Metode Zona
Untuk membuat bentangan bola dengan metode zona atau policonic dapat dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut:
1. Menggambar pandangan depan dan atas
2. Membagi lingkaran pada pandangan depan dalam sejumlah bagian yang sama dan
beri notasi A, B, C, dan E.
3. Memproyeksikan titik A, B, C, dan E ke garis horizontal pandangan atas
4. Membuat lingkaran dengan radius PA, PB, PC.
5. Membuat garis tangen terhadap PA, PB, PC di pandangan depan, sehingga didapat
R1 sampai R3.
5. Membuat lingkaran dengan radius R1 dan panjang busur 16 x d
6. Mengulang langkah 5 sehingga didapat Gambar 15.b
21. 18
3. Bentangan Benda Berpotongan
Benda solid yang saling berpotongan akan memiliki garis perpotongan. Garis
perpotongan adalah merupakan garis yang dimiliki oleh dua
permukaan/bidang benda solid. Garis ini akan menjadi panduan manakala
benda akan dibuat bentangannya. Garis perpotongan dapat diperoleh dengan
menentukan sejumlah titik dan menghubungkan titik tersebut menjadi garis
kurva atau lurus.
Gambar 17 Bentangan Silinder Berpotongan
22. 19
PENUTUP
A. Forum Diskusi
Gambar cerobong di bawah ini terdiri dari beberapa part/komponen yang disambung. Apakah
gambar tersebut dapat dibuat dengan salah satu metode pembentangan saja? Apabila tidak, coba
diskusikan metode apa saja yang harus diterapkan untuk membuat bentangan dari cerobong
tersebut. Cobalah membuat bentangan dari cerobong tersebut dan tentukan sambungan terbaik
ada di mana.
B. Rangkuman
Menghasilkan produk dari sheet metal pada hakekatnya proses menekuk dan menekan. Materi
ini dirancang untuk membantu peserta PPG kembali mengingat dan mempelajari apa itu
bentangan. Gambar bentangan adalah pola yang digunakan untuk mengembangkan dan
menyusun bentuk dari sebuah benda solid. Ada empat cara membuat bentangan, yaitu metode:
garis sejajar, radial, triangulasi dan pendekatan. Kesemua metoda tersebut dapat menjadikan
gambar bentangan benar atau mendekati sempurna apabila garis acuan adalah merupakan
panjang garis sesungguhnya. Untuk memperoleh garis sesunggungnya dapat ditempuh dengan
cara triangulasi maupun pendekatan. Sambungan bentangan dapat dilakukan dengan cara rivet,
keeling, solering, las dan lain sebagainya