SlideShare a Scribd company logo
1 of 84
KERJA PELAT
(SHEET METALWORKING)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Cutting Operations/ Pemotongan
Bending Operations/penekukan
Drawing/ Penarikan
Pembentukan pelat yang lain
Dies and Presses untuk Pemrosesan Pelat
Operasi pelat tidak pada mesin pres.
Penarikan tabung

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Definisi Kerja Pelat
Pemotongan dan pembentukan terhadap
lembaran logam relatif tipis
 Tebal lembaran logam = 0.4 mm (1/64 in) sd 6
mm (1/4 in)
 Tebal pelat asal > 6 mm
 Operasi bisanya dikategorikan sebagai kerja
dingin

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Produk Logam Lembaran dan pelat
 Lembaran atau pelat untuk konsumen atau
produk industri, seperti:
 Automobiles and trucks
 Airplanes
 Railway cars and locomotives
 Farm and construction equipment
 Small and large appliances
 Office furniture
 Computers and office equipment

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Keunggulan benda kerja berbahan pelat
logam






Kekuatan tinggi
Akurasi dimensi bagus
Permukaan akhir bagus
Biaya relatif murah
Ekonomis untuk produksi massal

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Terminologi Kerja Pelat






Punch-and-die – perkakas untuk
melakukan pemotongan, penekukan dan
penarikan
Stamping press – mesin perkakas yang
menjalankan kebanyakan operasi kerja
pelat
Stampings – produk kerja pelat

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Tipe Dasar Proses Kerja Pelat
1. Cutting /Pemotongan
 Pengguntingan untuk memisahkan
lemabaran yang luas
 Blanking untuk memotong sisi luar benda
kerja dari lembaran
 Punching untuk membuat lubang pada
lembran pelat
2. Bending
 Menekuk pelat terhadap satu sumbu lurus
3. Drawing
 Pembentukan lembaran pelat menjadi
bentuk convex atau concave
©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Pemotongan Pelat Logam

Figure 20.1 Pengguntingan logam lembaran diantara dua ujung
pemotong: (1) sesaat sebelum pons menyentuh benda kerja; (2) pons
mulai menekan benda kerja, menyebabkan deformasi plastis. (3)
pons menekan terhadap benda kerja menyebabkan permukaan
terpotong halus; (4) retakan terjadi pada sisi lain dari pemotong yang
memisahkan pelat.
Pemotongan Pelat Logam

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover,
Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Shearing, Blanking, and Punching
Tiga operasi dasar pemotongan pelat:
 Shearing
 Blanking
 Punching

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Shearing
Operasi pemotongan sepanjang garis lurus di
antara dua pemotong
 Umumnya untuk memotong pelat yang lebar

Figure 20.3 operasi pengguntingan; (a) pandangan
samping operasi pemotongan; (b) pandangan depan
gunting mesin yang dengan bilah pisau atas miring
©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Blanking and Punching
Blanking – pemotongan pelat untuk memisahkan
benda kerja (disebut sbg blank) dari lembaran
sekelilingnya
Punching – mirip dg blanking kecuali yang terpotong
adalah sekrap (disebut sbg slug)

Figure 20.4 (a) Blanking and (b) punching.

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Variabel penting pada Pemotongan

Parameter Proses:
 Ukuran pons dan die
 Kecepatan pemotongan, pelumasan dan celah
pemotongan
©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Skema ujung pelat yang digunting
Tahapan pemotongan
dan penampang hasil potong

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Celah pada Pemotongan Pelat
Jarak antara ujung pons dan die
 Umumnya antara 4% and 8% dari tebal pelat
 Jika terlalu kecuali, garis retakan tidak
menyatu dan menyebabkan rambatan
retakan ganda dan gaya yang besar
 Jika terlalu besar, logam terjepit di antara
dua pemotong dan hasilnya berduri (burr)
panjang seperti gantolan.

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Celah pada Pemotongan Pelat

 Efek dari celah, c terhadap zona deformasi pada pons
dan die. Jika celah meningkat bahan cenderung
tertarik ke die daripada tergunting
©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Celah pada Pemotongan Pelat
 Celah direkomendasi dihitung dengan:
c = at
dengan c = celah; a = tetapan tambahan; dan
t = tebal pelat
 Tetapan a ditentukan oleh tipe logam

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Tetapan “a” berdasarkan kelompok logam
Metal group

a

1100S and 5052S aluminum alloys, all
tempers

0.045

2024ST and 6061ST aluminum alloys;
brass, soft cold rolled steel, soft
stainless steel

0.060

Cold rolled steel, half hard; stainless
steel, half hard and full hard

0.075

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Punch and Die Sizes
 For a round blank of diameter Db:
 Blanking punch diameter = Db - 2c
 Blanking die diameter = Db
where c = clearance
 For a round hole of diameter Dh:
 Hole punch diameter = Dh
 Hole die diameter = Dh + 2c
where c = clearance

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Punch and Die Sizes

Figure 20.6 Die size
determines blank
size Db; punch size
determines hole
size Dh.; c =
clearance

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Celah Anguler
Tujuan: memudahkan slug atau blank jatuh
melalui die
 Sudut umumnya: 0.25 - 1.5 pada masingmasing sisi

Figure 20.7
Angular
clearance.

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Perkakas pemotong
Bench Shear (Gunting tuas dan bagiannya)

Pandangan dekat rahang
pemotong
Perkakas pemotong
Gunting mesin yang mampu
memotong pelat tebal sd 6mm

Mesin Pemotong Guillotine
Gaya Pemotongan
Penting untuk menentukan ukuran mesin press
(tonase)
F=StL
dengan S = kekuatan geser logam; t = tebal
pelat; L = panjang pemotongan
Karena harga S jarang tersedia, maka diambil
dari harga kekuatan tarik maksimum (UTS)
material, sehingga
F = 0.7 (UTS) t L
Note: 1 Ton = 8.90 kN. 1kN = .112 Tons
©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Contoh Properties untuk Baja
Properties of Steel
Yield
Strength
kpsi

Tensile
Strength
kpsi

Yield
Strength
MPa

Tensile
Strength
MPa

G10100 Hot Rolled

26

47

179

G10100 Cold Drawn

44

53

G10150 Hot Rolled

27

G10150 Cold Drawn

UNS
Number

Processing
Method

Elongation Reduction in Brinell
in 2 in.
Area
Hardness
%

%

H_b

324

28

50

95

303

365

20

40

105

50

186

345

28

50

101

47

56

324

386

18

40

111

G10180 Hot Rolled

32

58

220

400

25

50

116

G10180 Cold Drawn

54

64

372

441

15

40

126

G10350 Hot Rolled

39

72

269

496

18

40

143

G10350 Cold Drawn
Drawn 800
G10350 F

67

80

462

551

12

35

163

81

110

558

758

18

51

220
Contoh Properties untuk Aluminum alloy (lakuran)
Properties of Aluminum Alloys
Shear
Yield
Tensile Modulus of Fatigue
Brinell
Strength Strength Rupture Strength Elongation Hardness
(kpsi)
(kpsi)
(kpsi)
(kpsi)
in 2 in., %
(H_b)

UNS Alloy
Number

Temper

A91100

-O

5

13

9.5

5

45

23

A91100

-H12

14

15.5

10

6

25

28

A91100

-H14

20

22

14

9

16

40

A91100

-H16

24

26

15

9.5

14

47

A91100

-H18

27

29

16

10

10

55

A93003

-O

6

16

11

7

40

28

A93003

-H12

17

19

12

8

20

35

A93003

-H14

20

22

14

9

16

40

A93003

-H16

24

26

15

9.5

14

47

A93003

-H18

27

29

16

10

10

55
Contoh soal
1. Pelat aluminum A93003 tebal 3 mm yang telah mengalami temper
H14 hendak dipotong dengan pisau guillotine. Dimensi pelat 1200 x
1000mm dan hendak dipotong sepanjang lebarnya. Tentukan gaya
potong yang diperlukan jika
a)
b)

bilah pisau atas miring 3o
bilah pisau keduanya sejajar

2. Baja G10180 hasil pengerjaan dingin hendak dibuat ring
berukuran diameter luar 10mm dan diameter dalam 6mm.
a)
b)

•

Tentukan ukuran pons dan die
Berapakah gaya yang yang diperlukan untuk memotong satu
ring tersebut jika menggunakan
Compound dies
• Beberapa operasi pada pelat yang sama dibuat dengan satu
langkah pada satu stasiun kerja  dibuat dengan compound
dies

ilustrasi skema (a) sebelum dan (b) setelah operasi blanking untuk
membuat sebuah ring pada sebuah compound die. Perhatikan
gerakan pemisahan die (atau balnking) dan pons
Progressive dies
• Benda kerja dibuat dengan ulti operasi misalnya punching,
blanking dan notching dibuat pada laju produksi tinggi dalam
progressive dies.

(c) pembuatan ring dengan progressive die
(d) pembentukan tutup atas kaleng aerosol dengan sebuah progressive die.
Catatan bahwa benda kerja tetap menempel lembaran pelat sampai dengan
operasi komplit
Penekukan lembaran Logam
 Penekukan didefinisikan sebagai pembengkokan
logam terhadap sebuah sumbu lurus untuk
mendapatkan deformasi (perubahan bentuk)
permanen

α = sudut tekuk
w = lebar lembaran
R = radius tekuk
t = tebal lembaran
α′ = 180 - α, sudut “included”
Figure 20.11 (a) Penekukan lembaran logam
©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Sheet Metal Bending
Ketika penekukan bagian dalam sumbu netral
mengalami tekan sementara bagian luar
mengalami tarik

Figure 20.11 (b)
elongasi tekan dan tarik
keduanya terjadi pada
penekukan.

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Tipe Penekukan Lembaran Logam
 V-bending – dilakukan dengan die berbentuk V
 Edge bending – dibuat dengan sebuah wiping
die
Panah menujukkan arah pemberian gaya

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
V-Bending
 Untuk produksi rendah
 Dibuat pada mesin press brake
 Die V sederhana dan tidak mahal

Figure 20.12
(a) V-bending;

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Edge Bending
 Untuk laju produksi tinggi
 Diperlukan bantalan penahan (Pressure pad)
 Dies lebih kompleks dan mahal

Figure 20.12
(b) edge
bending.

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Penarikan selama Penekukan
 Jika radius tekuk relatif kecil dibanding tebal
pelat, logam cenderung tertarik selama
penekukan
 Penting untuk memperkirakan jumlah
penarikan, sehingga panjang akhir = dimensi
yang ditentukan
 Masalah: menentukan panjang sumbu netral
sebelum ditekuk.

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Rumus Kelonggaran Tekuk
Ab = 2π

α
360

( R + K bat )

Dengan Ab = kelonggaran tekuk (bend allowance);
= sudut tekuk; R= radius tekuk; t = tebal pelat; and
Kba = faktor untuk memerkirakan penarikan
 Jika R < 2t, Kba = 0.33
 Jika R 2t, Kba = 0.50

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Springback
Penambahan sudut “include” (sudut dalam) hasil
penekukan dibandingkan terhadap sudut perkakas
tekuk setelah perkakas dilepas (beban ditiadakan)
Alasan terjadinya springback:
 Jika tekanan tekuk dihilangkan, energi elastis
tersisa pada benda tertekuk, menyebabkan ianya
balik sebagian ke bentuk semula
Springback naik seiring turunnya modulus elastisitas,
E, dan naiknya kekuatan lulur (yield), Y dari bahan
Setelah springback:
 Sudut tekuk akan turun (sudut dalam “include” akan
naik
 Radius tekuk akan naik
Springback

Figure 20.13 Springback pada penekukan dapt dilihat sebagai sebuah
pengurangan sudut tekuk dan penambahan radius tekuk: (1) selama
penekukan, pelat dipaksa ke radius Rb dan sudut dalam b' mengikuti
perkakas penekuk, (2) setelah pons diangkat, pelat “springs back” ke
radius R dan sudut ‘.
©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Springback in bending
Berikut ilustrasi springback pada penekukan:

Manufacturing processes by S. Kalpakjian and S. Schmid

αi: sudut tekuk sebelum springback
αf: sudut tekuk setelah springback
Ri: radius tekuk sebelum springback
Rf: radius tekuk sesudah springback
Catatan; Ri dan Rf adalah radius internal

39
Springback in bending
Untuk memerkirakan springback, rumus berikut
dapat digunakan:

Manufacturing processes by S. Kalpakjian and S. Schmid

dengan:
Ri, Rf: radius mula dan radius tekuk akhir
Y: kekuatan luluh (Yield strength)
E: modulus Young’
t: tebal lembaran

40
Kompensasi terhadap Springback
Banyak cara untuk mengompensasi springback. Dua cara yang
lazim:
 Overbending/ penekukan berlebih
 Bottoming (coining)
Tambahan:
Stretch bending – Pelat diberi beban tarik sambil ditekuk. Part is subjected to
tension while being bent.
Untuk mengurangi spring back, bending dapt dilakukan pada suhu yang
dinaikkan.
Jika penekukan berlebih diterapkan pada penekukan V (misalnya),
sudut dan radius pons dibuat sedikit lebih kecil daripada sudut dan
radius benda kahir. Dengan cara ini lembaran tertekuk akan
“springback” ke nilai yang diinginkan.
Bottoming melibatkan penekanan terhdap pelat pada langkah akhir,
sehingga mendeformasi plastis pelat pada daerah tekukan.

41
Gaya Penekukan (Bending Force)
Gaya tekuk maksimum dapat diperkirakan sebagai:
F

K bf TSwt

2

D

dengan F = gaya tekuk;
TS = tensile strength lembar logam;
w = lebar pelat pada arah sumbu tekuk;
dan t = tebal pelat.
Untuk penekukan-V, Kbf = 1.33;
untuk penekukan ujung, Kbf = 0.33
Untuk (u-die) Kbf=0.7
D= dimensi bukaan die
©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Khusus Penekuakan die-V
Max bending force, P = (UTS)Lt2
w
L=panjang penekukan

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Dimensi Bukaan Die

Figure 20.14 Dimensi bukaan die: (a) V-die, (b) wiping die.

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Variasi Flanging
Termasuk dalam operasi penekukan adalah:
Flanging adalah oprasi penekukan dengan
ujung pelat ditekuk 90o membentuk rim atau
flens. Hal ini sering dilakukan untuk memerkuat
pelat atau memerkakunya pelat. Flens dapat
lurus, ulur atau kerut.

(a) Straight flanging (lurus)
(b) Stretch flanging (ulur)
(c) Shrink flanging (kerut)

45
Variasi Flanging
Pada flanging ulur (stretch)
proyeksi garis tekuk adalah cekung
dan pelat ditarik melingkar, yakni
A>B. Flens mengalami pengurusan
pada stretch flanging.
Pada flanging kerut garis proyeksi
tekukan adalah cembung (convex)
dan bahan ditekan, yakni A<B.
Pelat mengalami penggemukan
pada shrink flanging.

Figures courtesy of Engineering Research
Center for Net Shape Manufacturing

46
Variasi Bending
Operasi bending yang lain, termasuk:
Hemming melibatkan penekukan ujung lembaran ke pelat semula
pada tahap penekukan lebih dari sekali. Proses ini sering digunakn
untuk menghilangkan ujung tajam, meningkatkan kekakuan, dan
memercantik penampilan; seperti ujung daun pintu mobil.
•Seaming operasi bending dengan dua lembar logam disatukan.
•Curling (pengeritingan atau beading) membentuk ujung benda kerja
menjadi sebuah roll. Pengeritinganjuga digunakan untuk keamana,
kekuatan dan estetika.

(a) Hemming
(b) Seaming
(c) Curling

47
Drawing
Kerja pelat membuat bentuk cup, kotak, atau
cekung kompleks dan benda kerja berlubang
 Lembaran logam diletakkan di atas kawah die
kemudian pons menekan logam ke bukaan
yang tersedia.
 Produk: kaleng minuman, selongsong peluru,
panel bodi mobil
 Juga dikenal sebagai deep drawing (untuk
membedakan dari wire dan bar drawing)

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Drawing

Figure 20.19 (a) Drawing
bentuk cangkir: (1)
sebelum pons
menyentuk benda
kerja, (2) hampir akhir
langkah drawing; (b)
benda kerja: (1)
lembaran awal, (2)
benda jadi.
©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Celah pada Penekukan
 Sisi pons dan die dipisahkan oleh celah c
sebesar:
c = 1.1 t
dengan t = tebal pelat
 Dengan kata lain, celah sekitar 10% lebih
besar daripada tebal pelat

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Uji Kelayakan Penekukan
 Rasio penekukan
 Reduksi
 Rasio tebal terhadap diameter

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Rasio Penekukan (Drawing Ratio, DR)
Paling mudah didefinisaikan untuk bentuk
silindris :
DR

Db
Dp

dengan Db = diameter blank;
and Dp = diameter pons
 Mengindikasikan batas aman operasi
penekukan:
Batas atas: DR 2.0

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Reduksi, r
 Untuk bentuk silindris didefinisikan sebagai:
r



Db

Dp

Db

Nilai r harus kurang dari 0.50

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Rasio Tebal terhadap Diamater, t/Db
Tebal pelat awal dibagi dengan diameter
 Diinginkan rasio t/Db lebih dari 1%
 Seiring penurunan t/Db, kecenderungan
terjadinya kerutan (wrinkle) naik.

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Penetuan Ukuran Blank
 For final dimensions of drawn shape to be
correct, starting blank diameter Db must be
right
 Solve for Db by setting starting sheet metal
blank volume = final product volume
 To facilitate calculation, assume negligible
thinning of part wall

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Shapes other than Cylindrical Cups






Square or rectangular boxes (as in sinks),
Stepped cups
Cones
Cups with spherical rather than flat bases
Irregular curved forms (as in automobile body
panels)

 Each of these shapes presents its own unique
technical problems in drawing

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Other Sheet Metal Forming on Presses
Other sheet metal forming operations performed
on conventional presses
 Operations performed with metal tooling
 Operations performed with flexible rubber
tooling

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Ironing
 Makes wall thickness of cylindrical cup more
uniform

Figure 20.25 Ironing to achieve more uniform wall thickness in a
drawn cup: (1) start of process; (2) during process. Note thinning
and elongation of walls.
©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Embossing
Creates indentations in sheet, such as raised
(or indented) lettering or strengthening ribs

Figure 20.26 Embossing: (a) cross-section of punch and die
configuration during pressing; (b) finished part with embossed ribs.
©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Guerin Process

Figure 20.28 Guerin process: (1) before and (2) after. Symbols v
and F indicate motion and applied force respectively.
©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Advantages of Guerin Process
 Low tooling cost
 Form block can be made of wood, plastic, or
other materials that are easy to shape
 Rubber pad can be used with different form
blocks
 Process attractive in small quantity production

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Dies for Sheet Metal Processes
Most pressworking operations performed with
conventional punch-and-die tooling
 Custom-designed for particular part
 The term stamping die sometimes used for
high production dies

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Punch and Die Components

Figure 20.30 Components of a punch and die for a blanking operation.
©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Progressive Die

Figure 20.31 (a)
Progressive die;
(b) associated
strip development

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Stamping Press

Figure 20.32 Components of a typical mechanical drive stamping press
©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Types of Stamping Press Frame
 Gap frame
 Configuration of the letter C and often
referred to as a C-frame
 Straight-sided frame
 Box-like construction for higher tonnage

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Figure 20.33 Gap frame
press for sheet
metalworking (ohoto
courtesy of E. W. Bliss
Co.); capacity = 1350 kN
(150 tons)

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Figure 20.34 Press
brake (photo courtesy
of Niagara Machine &
Tool Works); bed
width = 9.15 m (30 ft)
and capacity = 11,200
kN (1250 tons).

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Figure 20.35 Sheet metal parts produced on a turret press, showing
variety of hole shapes possible (photo courtesy of Strippet Inc.).
©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Figure 20.36 Computer numerical control turret press (photo
courtesy of Strippet, Inc.).
©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Figure 20.37
Straight-sided frame
press (photo courtesy of
Greenerd Press &
Machine Company,
Inc.).

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Power and Drive Systems
 Hydraulic presses - use a large piston and
cylinder to drive the ram
 Longer ram stroke than mechanical types
 Suited to deep drawing
 Slower than mechanical drives
 Mechanical presses – convert rotation of motor
to linear motion of ram
 High forces at bottom of stroke
 Suited to blanking and punching

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Operations Not Performed on Presses





Stretch forming
Roll bending and forming
Spinning
High-energy-rate forming processes.

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Stretch Forming
Sheet metal is stretched and simultaneously
bent to achieve shape change

Figure 20.39 Stretch forming: (1) start of process; (2) form die is
pressed into the work with force Fdie, causing it to be stretched and
bent over the form. F = stretching force.
©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Force Required in Stretch Forming
F

LtYf

where F = stretching force; L = length of sheet in
direction perpendicular to stretching; t =
instantaneous stock thickness; and Yf = flow
stress of work metal
 Die force Fdie can be determined by balancing
vertical force components

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Roll Bending
Large metal sheets and plates are formed into
curved sections using rolls

Figure 20.40 Roll bending.

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Roll Forming
Continuous bending process in which opposing
rolls produce long sections of formed shapes
from coil or strip stock

Figure 20.41 Roll
forming of a
continuous
channel section:
(1) straight rolls,
(2) partial form,
(3) final form.
©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Spinning
Metal forming process in which an axially
symmetric part is gradually shaped over a
rotating mandrel using a rounded tool or roller
 Three types:
1. Conventional spinning
2. Shear spinning
3. Tube spinning

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Conventional Spinning

Figure 20.42 Conventional spinning: (1) setup at start of process;
(2) during spinning; and (3) completion of process.
©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
High-Energy-Rate Forming (HERF)
Processes to form metals using large amounts of
energy over a very short time
 HERF processes include:
 Explosive forming
 Electrohydraulic forming
 Electromagnetic forming

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Explosive Forming
Use of explosive charge to form sheet (or plate)
metal into a die cavity
 Explosive charge causes a shock wave whose
energy is transmitted to force part into cavity
 Applications: large parts, typical of aerospace
industry

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Explosive Forming

Figure 20.45 Explosive forming: (1) setup, (2) explosive is
detonated, and (3) shock wave forms part and plume
escapes water surface.

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Electromagnetic Forming
Sheet metal is deformed by mechanical force of
an electromagnetic field induced in the
workpart by an energized coil
 Presently the most widely used HERF process
 Applications: tubular parts

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Electromagnetic Forming

Figure 20.47 Electromagnetic forming: (1) setup in which coil is
inserted into tubular workpart surrounded by die; (2) formed part.

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e

More Related Content

What's hot

MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHINGMENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHINGuniversitas negri yogyakarta
 
Dasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinDasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinRinaldi Sihombing
 
Pengukuran kekasaran permukaan bab7
Pengukuran kekasaran permukaan bab7Pengukuran kekasaran permukaan bab7
Pengukuran kekasaran permukaan bab7LAZY MAGICIAN
 
Makalah proses permesinan dasar
Makalah proses permesinan dasarMakalah proses permesinan dasar
Makalah proses permesinan dasarrandy suwandy
 
01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakas01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakasMahros Darsin
 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINDwi Ratna
 
Makalah teknik kerja bangku dan pelat
Makalah teknik kerja bangku dan pelatMakalah teknik kerja bangku dan pelat
Makalah teknik kerja bangku dan pelatMask Black
 
Kb 3 Membaca Gambar Teknik
Kb 3 Membaca Gambar TeknikKb 3 Membaca Gambar Teknik
Kb 3 Membaca Gambar Teknikemodul-learning
 
Presentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin BubutPresentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin BubutEssyKarundeng
 
Presentasi Mesin Ketam dan Serut
Presentasi Mesin Ketam dan SerutPresentasi Mesin Ketam dan Serut
Presentasi Mesin Ketam dan SerutEssyKarundeng
 
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)Agus Witono
 
Penting skaliaaaa
Penting skaliaaaaPenting skaliaaaa
Penting skaliaaaaAlen Pepa
 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiAbdul Ghofur
 
teknologi pengelasan logam
teknologi pengelasan logamteknologi pengelasan logam
teknologi pengelasan logamtanalialayubi
 

What's hot (20)

MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHINGMENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
 
Dasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinDasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesin
 
Pengukuran kekasaran permukaan bab7
Pengukuran kekasaran permukaan bab7Pengukuran kekasaran permukaan bab7
Pengukuran kekasaran permukaan bab7
 
Laporan Praktikum Pemesinan
Laporan Praktikum PemesinanLaporan Praktikum Pemesinan
Laporan Praktikum Pemesinan
 
Laporan Praktikum Kerja Bangku
Laporan Praktikum Kerja BangkuLaporan Praktikum Kerja Bangku
Laporan Praktikum Kerja Bangku
 
Makalah proses permesinan dasar
Makalah proses permesinan dasarMakalah proses permesinan dasar
Makalah proses permesinan dasar
 
Proses shearing
Proses shearingProses shearing
Proses shearing
 
01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakas01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakas
 
Mekanika permesinan
Mekanika permesinanMekanika permesinan
Mekanika permesinan
 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
 
Makalah teknik kerja bangku dan pelat
Makalah teknik kerja bangku dan pelatMakalah teknik kerja bangku dan pelat
Makalah teknik kerja bangku dan pelat
 
Apa itu kerja bangku
Apa itu kerja bangkuApa itu kerja bangku
Apa itu kerja bangku
 
Kb 3 Membaca Gambar Teknik
Kb 3 Membaca Gambar TeknikKb 3 Membaca Gambar Teknik
Kb 3 Membaca Gambar Teknik
 
Presentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin BubutPresentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin Bubut
 
2 sambungan paku keling
2 sambungan paku keling2 sambungan paku keling
2 sambungan paku keling
 
Presentasi Mesin Ketam dan Serut
Presentasi Mesin Ketam dan SerutPresentasi Mesin Ketam dan Serut
Presentasi Mesin Ketam dan Serut
 
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
 
Penting skaliaaaa
Penting skaliaaaaPenting skaliaaaa
Penting skaliaaaa
 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
 
teknologi pengelasan logam
teknologi pengelasan logamteknologi pengelasan logam
teknologi pengelasan logam
 

Similar to Kerja Pelat

4d handout-teori-pembentukan-bahan
4d handout-teori-pembentukan-bahan4d handout-teori-pembentukan-bahan
4d handout-teori-pembentukan-bahanrasa016
 
Konstruksi baja4
Konstruksi baja4Konstruksi baja4
Konstruksi baja4Fajar Istu
 
Teknologi Perkakas Pemotong
Teknologi Perkakas PemotongTeknologi Perkakas Pemotong
Teknologi Perkakas PemotongMahros Darsin
 
macam macam sambungan pada struktur baja.pptx
macam macam sambungan pada struktur baja.pptxmacam macam sambungan pada struktur baja.pptx
macam macam sambungan pada struktur baja.pptxAdhimasTirta
 
Sni 07 2052-2002 baja tulangan beton
Sni 07 2052-2002 baja tulangan betonSni 07 2052-2002 baja tulangan beton
Sni 07 2052-2002 baja tulangan betonRyan Pradana
 
perawatan dies
perawatan diesperawatan dies
perawatan diesEko Frozer
 
NOTA KEMAHIRAN HIDUP TINGKATAN 2 BAB 1
NOTA KEMAHIRAN HIDUP TINGKATAN 2 BAB 1NOTA KEMAHIRAN HIDUP TINGKATAN 2 BAB 1
NOTA KEMAHIRAN HIDUP TINGKATAN 2 BAB 1meemat
 
Mechanical-fasterener standard for engineering.pdf
Mechanical-fasterener standard for engineering.pdfMechanical-fasterener standard for engineering.pdf
Mechanical-fasterener standard for engineering.pdfDeni Prasetyo
 
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang betonSNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang betonMira Pemayun
 
Sni 07 2052-2002 baja tulang beton
Sni 07 2052-2002 baja tulang betonSni 07 2052-2002 baja tulang beton
Sni 07 2052-2002 baja tulang betonYusrizal Mahendra
 
Kelompok 4.pptx
Kelompok 4.pptxKelompok 4.pptx
Kelompok 4.pptxfilmgan1
 
Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4Dewi Izza
 
7.sni 07 0329-2005 baja profil i-beam proses canai panas
7.sni 07 0329-2005 baja profil i-beam proses canai panas7.sni 07 0329-2005 baja profil i-beam proses canai panas
7.sni 07 0329-2005 baja profil i-beam proses canai panasKHRISTIAN MAUKO
 
Struktur baja ii
Struktur baja iiStruktur baja ii
Struktur baja iinizar amody
 
Subtractive Manufaktur Pemesinan Bubut
Subtractive Manufaktur Pemesinan BubutSubtractive Manufaktur Pemesinan Bubut
Subtractive Manufaktur Pemesinan BubutHamid Abdillah
 

Similar to Kerja Pelat (20)

4d handout-teori-pembentukan-bahan
4d handout-teori-pembentukan-bahan4d handout-teori-pembentukan-bahan
4d handout-teori-pembentukan-bahan
 
Konstruksi baja4
Konstruksi baja4Konstruksi baja4
Konstruksi baja4
 
Teknologi Perkakas Pemotong
Teknologi Perkakas PemotongTeknologi Perkakas Pemotong
Teknologi Perkakas Pemotong
 
macam macam sambungan pada struktur baja.pptx
macam macam sambungan pada struktur baja.pptxmacam macam sambungan pada struktur baja.pptx
macam macam sambungan pada struktur baja.pptx
 
Sni 07 2052-2002 baja tulangan beton
Sni 07 2052-2002 baja tulangan betonSni 07 2052-2002 baja tulangan beton
Sni 07 2052-2002 baja tulangan beton
 
Lanjutan bab 2
Lanjutan bab 2Lanjutan bab 2
Lanjutan bab 2
 
perawatan dies
perawatan diesperawatan dies
perawatan dies
 
NOTA KEMAHIRAN HIDUP TINGKATAN 2 BAB 1
NOTA KEMAHIRAN HIDUP TINGKATAN 2 BAB 1NOTA KEMAHIRAN HIDUP TINGKATAN 2 BAB 1
NOTA KEMAHIRAN HIDUP TINGKATAN 2 BAB 1
 
Mechanical-fasterener standard for engineering.pdf
Mechanical-fasterener standard for engineering.pdfMechanical-fasterener standard for engineering.pdf
Mechanical-fasterener standard for engineering.pdf
 
BAJA TULANGAN BETON
BAJA TULANGAN BETONBAJA TULANGAN BETON
BAJA TULANGAN BETON
 
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang betonSNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
 
Sni 07 2052-2002 baja tulang beton
Sni 07 2052-2002 baja tulang betonSni 07 2052-2002 baja tulang beton
Sni 07 2052-2002 baja tulang beton
 
BAB 2
BAB 2BAB 2
BAB 2
 
Kelompok 4.pptx
Kelompok 4.pptxKelompok 4.pptx
Kelompok 4.pptx
 
Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4
 
7.sni 07 0329-2005 baja profil i-beam proses canai panas
7.sni 07 0329-2005 baja profil i-beam proses canai panas7.sni 07 0329-2005 baja profil i-beam proses canai panas
7.sni 07 0329-2005 baja profil i-beam proses canai panas
 
Rbt ting 3
Rbt ting 3Rbt ting 3
Rbt ting 3
 
Struktur baja ii
Struktur baja iiStruktur baja ii
Struktur baja ii
 
Rivets joint
Rivets jointRivets joint
Rivets joint
 
Subtractive Manufaktur Pemesinan Bubut
Subtractive Manufaktur Pemesinan BubutSubtractive Manufaktur Pemesinan Bubut
Subtractive Manufaktur Pemesinan Bubut
 

More from Mahros Darsin

1. pengantar ilmu bahan
1. pengantar ilmu bahan1. pengantar ilmu bahan
1. pengantar ilmu bahanMahros Darsin
 
Pkm gt u uts rabu 26 maret 2014
Pkm gt u uts rabu 26 maret 2014Pkm gt u uts rabu 26 maret 2014
Pkm gt u uts rabu 26 maret 2014Mahros Darsin
 
Roundness measurement
Roundness measurementRoundness measurement
Roundness measurementMahros Darsin
 
Acceptance sampling untuk data variabel
Acceptance sampling untuk data variabelAcceptance sampling untuk data variabel
Acceptance sampling untuk data variabelMahros Darsin
 
1. pengantar kuliah cnc
1. pengantar kuliah cnc1. pengantar kuliah cnc
1. pengantar kuliah cncMahros Darsin
 
2 mesin dan pemrograman cnc
2 mesin dan pemrograman cnc2 mesin dan pemrograman cnc
2 mesin dan pemrograman cncMahros Darsin
 
Sine bar atau batang sinus
Sine bar atau batang sinusSine bar atau batang sinus
Sine bar atau batang sinusMahros Darsin
 
Contoh proposal PKM-P
Contoh proposal PKM-PContoh proposal PKM-P
Contoh proposal PKM-PMahros Darsin
 
Keutamaan rajab sya'ban 07.06
Keutamaan rajab sya'ban 07.06Keutamaan rajab sya'ban 07.06
Keutamaan rajab sya'ban 07.06Mahros Darsin
 
3. industrial control system
3. industrial control system3. industrial control system
3. industrial control systemMahros Darsin
 

More from Mahros Darsin (20)

1. pengantar ilmu bahan
1. pengantar ilmu bahan1. pengantar ilmu bahan
1. pengantar ilmu bahan
 
CONTOH PKM GT
CONTOH PKM GTCONTOH PKM GT
CONTOH PKM GT
 
Pkm gt u uts rabu 26 maret 2014
Pkm gt u uts rabu 26 maret 2014Pkm gt u uts rabu 26 maret 2014
Pkm gt u uts rabu 26 maret 2014
 
Roundness measurement
Roundness measurementRoundness measurement
Roundness measurement
 
Gage blocks
Gage blocksGage blocks
Gage blocks
 
Metrology sudut
Metrology sudutMetrology sudut
Metrology sudut
 
Metrologi linier
Metrologi linierMetrologi linier
Metrologi linier
 
Micrometer inchi
Micrometer inchiMicrometer inchi
Micrometer inchi
 
Acceptance sampling
Acceptance samplingAcceptance sampling
Acceptance sampling
 
Cutting fluids
Cutting fluids Cutting fluids
Cutting fluids
 
Acceptance sampling untuk data variabel
Acceptance sampling untuk data variabelAcceptance sampling untuk data variabel
Acceptance sampling untuk data variabel
 
1. pengantar kuliah cnc
1. pengantar kuliah cnc1. pengantar kuliah cnc
1. pengantar kuliah cnc
 
2 mesin dan pemrograman cnc
2 mesin dan pemrograman cnc2 mesin dan pemrograman cnc
2 mesin dan pemrograman cnc
 
Micrometer inchi
Micrometer inchiMicrometer inchi
Micrometer inchi
 
Sine bar atau batang sinus
Sine bar atau batang sinusSine bar atau batang sinus
Sine bar atau batang sinus
 
Contoh proposal PKM-P
Contoh proposal PKM-PContoh proposal PKM-P
Contoh proposal PKM-P
 
Keutamaan rajab sya'ban 07.06
Keutamaan rajab sya'ban 07.06Keutamaan rajab sya'ban 07.06
Keutamaan rajab sya'ban 07.06
 
Ragam bahasa ilmiah
Ragam bahasa ilmiahRagam bahasa ilmiah
Ragam bahasa ilmiah
 
Karya tulis
Karya tulisKarya tulis
Karya tulis
 
3. industrial control system
3. industrial control system3. industrial control system
3. industrial control system
 

Kerja Pelat

  • 1. KERJA PELAT (SHEET METALWORKING) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Cutting Operations/ Pemotongan Bending Operations/penekukan Drawing/ Penarikan Pembentukan pelat yang lain Dies and Presses untuk Pemrosesan Pelat Operasi pelat tidak pada mesin pres. Penarikan tabung ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 2. Definisi Kerja Pelat Pemotongan dan pembentukan terhadap lembaran logam relatif tipis  Tebal lembaran logam = 0.4 mm (1/64 in) sd 6 mm (1/4 in)  Tebal pelat asal > 6 mm  Operasi bisanya dikategorikan sebagai kerja dingin ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 3. Produk Logam Lembaran dan pelat  Lembaran atau pelat untuk konsumen atau produk industri, seperti:  Automobiles and trucks  Airplanes  Railway cars and locomotives  Farm and construction equipment  Small and large appliances  Office furniture  Computers and office equipment ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 4. Keunggulan benda kerja berbahan pelat logam      Kekuatan tinggi Akurasi dimensi bagus Permukaan akhir bagus Biaya relatif murah Ekonomis untuk produksi massal ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 5. Terminologi Kerja Pelat    Punch-and-die – perkakas untuk melakukan pemotongan, penekukan dan penarikan Stamping press – mesin perkakas yang menjalankan kebanyakan operasi kerja pelat Stampings – produk kerja pelat ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 6. Tipe Dasar Proses Kerja Pelat 1. Cutting /Pemotongan  Pengguntingan untuk memisahkan lemabaran yang luas  Blanking untuk memotong sisi luar benda kerja dari lembaran  Punching untuk membuat lubang pada lembran pelat 2. Bending  Menekuk pelat terhadap satu sumbu lurus 3. Drawing  Pembentukan lembaran pelat menjadi bentuk convex atau concave ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 7. Pemotongan Pelat Logam Figure 20.1 Pengguntingan logam lembaran diantara dua ujung pemotong: (1) sesaat sebelum pons menyentuh benda kerja; (2) pons mulai menekan benda kerja, menyebabkan deformasi plastis. (3) pons menekan terhadap benda kerja menyebabkan permukaan terpotong halus; (4) retakan terjadi pada sisi lain dari pemotong yang memisahkan pelat.
  • 8. Pemotongan Pelat Logam ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 9. Shearing, Blanking, and Punching Tiga operasi dasar pemotongan pelat:  Shearing  Blanking  Punching ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 10. Shearing Operasi pemotongan sepanjang garis lurus di antara dua pemotong  Umumnya untuk memotong pelat yang lebar Figure 20.3 operasi pengguntingan; (a) pandangan samping operasi pemotongan; (b) pandangan depan gunting mesin yang dengan bilah pisau atas miring ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 11. Blanking and Punching Blanking – pemotongan pelat untuk memisahkan benda kerja (disebut sbg blank) dari lembaran sekelilingnya Punching – mirip dg blanking kecuali yang terpotong adalah sekrap (disebut sbg slug) Figure 20.4 (a) Blanking and (b) punching. ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 12. Variabel penting pada Pemotongan Parameter Proses:  Ukuran pons dan die  Kecepatan pemotongan, pelumasan dan celah pemotongan ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 13. Skema ujung pelat yang digunting
  • 14. Tahapan pemotongan dan penampang hasil potong ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 15. Celah pada Pemotongan Pelat Jarak antara ujung pons dan die  Umumnya antara 4% and 8% dari tebal pelat  Jika terlalu kecuali, garis retakan tidak menyatu dan menyebabkan rambatan retakan ganda dan gaya yang besar  Jika terlalu besar, logam terjepit di antara dua pemotong dan hasilnya berduri (burr) panjang seperti gantolan. ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 16. Celah pada Pemotongan Pelat  Efek dari celah, c terhadap zona deformasi pada pons dan die. Jika celah meningkat bahan cenderung tertarik ke die daripada tergunting ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 17. Celah pada Pemotongan Pelat  Celah direkomendasi dihitung dengan: c = at dengan c = celah; a = tetapan tambahan; dan t = tebal pelat  Tetapan a ditentukan oleh tipe logam ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 18. Tetapan “a” berdasarkan kelompok logam Metal group a 1100S and 5052S aluminum alloys, all tempers 0.045 2024ST and 6061ST aluminum alloys; brass, soft cold rolled steel, soft stainless steel 0.060 Cold rolled steel, half hard; stainless steel, half hard and full hard 0.075 ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 19. Punch and Die Sizes  For a round blank of diameter Db:  Blanking punch diameter = Db - 2c  Blanking die diameter = Db where c = clearance  For a round hole of diameter Dh:  Hole punch diameter = Dh  Hole die diameter = Dh + 2c where c = clearance ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 20. Punch and Die Sizes Figure 20.6 Die size determines blank size Db; punch size determines hole size Dh.; c = clearance ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 21. Celah Anguler Tujuan: memudahkan slug atau blank jatuh melalui die  Sudut umumnya: 0.25 - 1.5 pada masingmasing sisi Figure 20.7 Angular clearance. ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 22. Perkakas pemotong Bench Shear (Gunting tuas dan bagiannya) Pandangan dekat rahang pemotong
  • 23. Perkakas pemotong Gunting mesin yang mampu memotong pelat tebal sd 6mm Mesin Pemotong Guillotine
  • 24. Gaya Pemotongan Penting untuk menentukan ukuran mesin press (tonase) F=StL dengan S = kekuatan geser logam; t = tebal pelat; L = panjang pemotongan Karena harga S jarang tersedia, maka diambil dari harga kekuatan tarik maksimum (UTS) material, sehingga F = 0.7 (UTS) t L Note: 1 Ton = 8.90 kN. 1kN = .112 Tons ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 25. Contoh Properties untuk Baja Properties of Steel Yield Strength kpsi Tensile Strength kpsi Yield Strength MPa Tensile Strength MPa G10100 Hot Rolled 26 47 179 G10100 Cold Drawn 44 53 G10150 Hot Rolled 27 G10150 Cold Drawn UNS Number Processing Method Elongation Reduction in Brinell in 2 in. Area Hardness % % H_b 324 28 50 95 303 365 20 40 105 50 186 345 28 50 101 47 56 324 386 18 40 111 G10180 Hot Rolled 32 58 220 400 25 50 116 G10180 Cold Drawn 54 64 372 441 15 40 126 G10350 Hot Rolled 39 72 269 496 18 40 143 G10350 Cold Drawn Drawn 800 G10350 F 67 80 462 551 12 35 163 81 110 558 758 18 51 220
  • 26. Contoh Properties untuk Aluminum alloy (lakuran) Properties of Aluminum Alloys Shear Yield Tensile Modulus of Fatigue Brinell Strength Strength Rupture Strength Elongation Hardness (kpsi) (kpsi) (kpsi) (kpsi) in 2 in., % (H_b) UNS Alloy Number Temper A91100 -O 5 13 9.5 5 45 23 A91100 -H12 14 15.5 10 6 25 28 A91100 -H14 20 22 14 9 16 40 A91100 -H16 24 26 15 9.5 14 47 A91100 -H18 27 29 16 10 10 55 A93003 -O 6 16 11 7 40 28 A93003 -H12 17 19 12 8 20 35 A93003 -H14 20 22 14 9 16 40 A93003 -H16 24 26 15 9.5 14 47 A93003 -H18 27 29 16 10 10 55
  • 27. Contoh soal 1. Pelat aluminum A93003 tebal 3 mm yang telah mengalami temper H14 hendak dipotong dengan pisau guillotine. Dimensi pelat 1200 x 1000mm dan hendak dipotong sepanjang lebarnya. Tentukan gaya potong yang diperlukan jika a) b) bilah pisau atas miring 3o bilah pisau keduanya sejajar 2. Baja G10180 hasil pengerjaan dingin hendak dibuat ring berukuran diameter luar 10mm dan diameter dalam 6mm. a) b) • Tentukan ukuran pons dan die Berapakah gaya yang yang diperlukan untuk memotong satu ring tersebut jika menggunakan
  • 28. Compound dies • Beberapa operasi pada pelat yang sama dibuat dengan satu langkah pada satu stasiun kerja  dibuat dengan compound dies ilustrasi skema (a) sebelum dan (b) setelah operasi blanking untuk membuat sebuah ring pada sebuah compound die. Perhatikan gerakan pemisahan die (atau balnking) dan pons
  • 29. Progressive dies • Benda kerja dibuat dengan ulti operasi misalnya punching, blanking dan notching dibuat pada laju produksi tinggi dalam progressive dies. (c) pembuatan ring dengan progressive die (d) pembentukan tutup atas kaleng aerosol dengan sebuah progressive die. Catatan bahwa benda kerja tetap menempel lembaran pelat sampai dengan operasi komplit
  • 30. Penekukan lembaran Logam  Penekukan didefinisikan sebagai pembengkokan logam terhadap sebuah sumbu lurus untuk mendapatkan deformasi (perubahan bentuk) permanen α = sudut tekuk w = lebar lembaran R = radius tekuk t = tebal lembaran α′ = 180 - α, sudut “included” Figure 20.11 (a) Penekukan lembaran logam ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 31. Sheet Metal Bending Ketika penekukan bagian dalam sumbu netral mengalami tekan sementara bagian luar mengalami tarik Figure 20.11 (b) elongasi tekan dan tarik keduanya terjadi pada penekukan. ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 32. Tipe Penekukan Lembaran Logam  V-bending – dilakukan dengan die berbentuk V  Edge bending – dibuat dengan sebuah wiping die Panah menujukkan arah pemberian gaya ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 33. V-Bending  Untuk produksi rendah  Dibuat pada mesin press brake  Die V sederhana dan tidak mahal Figure 20.12 (a) V-bending; ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 34. Edge Bending  Untuk laju produksi tinggi  Diperlukan bantalan penahan (Pressure pad)  Dies lebih kompleks dan mahal Figure 20.12 (b) edge bending. ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 35. Penarikan selama Penekukan  Jika radius tekuk relatif kecil dibanding tebal pelat, logam cenderung tertarik selama penekukan  Penting untuk memperkirakan jumlah penarikan, sehingga panjang akhir = dimensi yang ditentukan  Masalah: menentukan panjang sumbu netral sebelum ditekuk. ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 36. Rumus Kelonggaran Tekuk Ab = 2π α 360 ( R + K bat ) Dengan Ab = kelonggaran tekuk (bend allowance); = sudut tekuk; R= radius tekuk; t = tebal pelat; and Kba = faktor untuk memerkirakan penarikan  Jika R < 2t, Kba = 0.33  Jika R 2t, Kba = 0.50 ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 37. Springback Penambahan sudut “include” (sudut dalam) hasil penekukan dibandingkan terhadap sudut perkakas tekuk setelah perkakas dilepas (beban ditiadakan) Alasan terjadinya springback:  Jika tekanan tekuk dihilangkan, energi elastis tersisa pada benda tertekuk, menyebabkan ianya balik sebagian ke bentuk semula Springback naik seiring turunnya modulus elastisitas, E, dan naiknya kekuatan lulur (yield), Y dari bahan Setelah springback:  Sudut tekuk akan turun (sudut dalam “include” akan naik  Radius tekuk akan naik
  • 38. Springback Figure 20.13 Springback pada penekukan dapt dilihat sebagai sebuah pengurangan sudut tekuk dan penambahan radius tekuk: (1) selama penekukan, pelat dipaksa ke radius Rb dan sudut dalam b' mengikuti perkakas penekuk, (2) setelah pons diangkat, pelat “springs back” ke radius R dan sudut ‘. ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 39. Springback in bending Berikut ilustrasi springback pada penekukan: Manufacturing processes by S. Kalpakjian and S. Schmid αi: sudut tekuk sebelum springback αf: sudut tekuk setelah springback Ri: radius tekuk sebelum springback Rf: radius tekuk sesudah springback Catatan; Ri dan Rf adalah radius internal 39
  • 40. Springback in bending Untuk memerkirakan springback, rumus berikut dapat digunakan: Manufacturing processes by S. Kalpakjian and S. Schmid dengan: Ri, Rf: radius mula dan radius tekuk akhir Y: kekuatan luluh (Yield strength) E: modulus Young’ t: tebal lembaran 40
  • 41. Kompensasi terhadap Springback Banyak cara untuk mengompensasi springback. Dua cara yang lazim:  Overbending/ penekukan berlebih  Bottoming (coining) Tambahan: Stretch bending – Pelat diberi beban tarik sambil ditekuk. Part is subjected to tension while being bent. Untuk mengurangi spring back, bending dapt dilakukan pada suhu yang dinaikkan. Jika penekukan berlebih diterapkan pada penekukan V (misalnya), sudut dan radius pons dibuat sedikit lebih kecil daripada sudut dan radius benda kahir. Dengan cara ini lembaran tertekuk akan “springback” ke nilai yang diinginkan. Bottoming melibatkan penekanan terhdap pelat pada langkah akhir, sehingga mendeformasi plastis pelat pada daerah tekukan. 41
  • 42. Gaya Penekukan (Bending Force) Gaya tekuk maksimum dapat diperkirakan sebagai: F K bf TSwt 2 D dengan F = gaya tekuk; TS = tensile strength lembar logam; w = lebar pelat pada arah sumbu tekuk; dan t = tebal pelat. Untuk penekukan-V, Kbf = 1.33; untuk penekukan ujung, Kbf = 0.33 Untuk (u-die) Kbf=0.7 D= dimensi bukaan die ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 43. Khusus Penekuakan die-V Max bending force, P = (UTS)Lt2 w L=panjang penekukan ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 44. Dimensi Bukaan Die Figure 20.14 Dimensi bukaan die: (a) V-die, (b) wiping die. ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 45. Variasi Flanging Termasuk dalam operasi penekukan adalah: Flanging adalah oprasi penekukan dengan ujung pelat ditekuk 90o membentuk rim atau flens. Hal ini sering dilakukan untuk memerkuat pelat atau memerkakunya pelat. Flens dapat lurus, ulur atau kerut. (a) Straight flanging (lurus) (b) Stretch flanging (ulur) (c) Shrink flanging (kerut) 45
  • 46. Variasi Flanging Pada flanging ulur (stretch) proyeksi garis tekuk adalah cekung dan pelat ditarik melingkar, yakni A>B. Flens mengalami pengurusan pada stretch flanging. Pada flanging kerut garis proyeksi tekukan adalah cembung (convex) dan bahan ditekan, yakni A<B. Pelat mengalami penggemukan pada shrink flanging. Figures courtesy of Engineering Research Center for Net Shape Manufacturing 46
  • 47. Variasi Bending Operasi bending yang lain, termasuk: Hemming melibatkan penekukan ujung lembaran ke pelat semula pada tahap penekukan lebih dari sekali. Proses ini sering digunakn untuk menghilangkan ujung tajam, meningkatkan kekakuan, dan memercantik penampilan; seperti ujung daun pintu mobil. •Seaming operasi bending dengan dua lembar logam disatukan. •Curling (pengeritingan atau beading) membentuk ujung benda kerja menjadi sebuah roll. Pengeritinganjuga digunakan untuk keamana, kekuatan dan estetika. (a) Hemming (b) Seaming (c) Curling 47
  • 48. Drawing Kerja pelat membuat bentuk cup, kotak, atau cekung kompleks dan benda kerja berlubang  Lembaran logam diletakkan di atas kawah die kemudian pons menekan logam ke bukaan yang tersedia.  Produk: kaleng minuman, selongsong peluru, panel bodi mobil  Juga dikenal sebagai deep drawing (untuk membedakan dari wire dan bar drawing) ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 49. Drawing Figure 20.19 (a) Drawing bentuk cangkir: (1) sebelum pons menyentuk benda kerja, (2) hampir akhir langkah drawing; (b) benda kerja: (1) lembaran awal, (2) benda jadi. ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 50. Celah pada Penekukan  Sisi pons dan die dipisahkan oleh celah c sebesar: c = 1.1 t dengan t = tebal pelat  Dengan kata lain, celah sekitar 10% lebih besar daripada tebal pelat ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 51. Uji Kelayakan Penekukan  Rasio penekukan  Reduksi  Rasio tebal terhadap diameter ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 52. Rasio Penekukan (Drawing Ratio, DR) Paling mudah didefinisaikan untuk bentuk silindris : DR Db Dp dengan Db = diameter blank; and Dp = diameter pons  Mengindikasikan batas aman operasi penekukan: Batas atas: DR 2.0 ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 53. Reduksi, r  Untuk bentuk silindris didefinisikan sebagai: r  Db Dp Db Nilai r harus kurang dari 0.50 ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 54. Rasio Tebal terhadap Diamater, t/Db Tebal pelat awal dibagi dengan diameter  Diinginkan rasio t/Db lebih dari 1%  Seiring penurunan t/Db, kecenderungan terjadinya kerutan (wrinkle) naik. ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 55. Penetuan Ukuran Blank  For final dimensions of drawn shape to be correct, starting blank diameter Db must be right  Solve for Db by setting starting sheet metal blank volume = final product volume  To facilitate calculation, assume negligible thinning of part wall ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 56. Shapes other than Cylindrical Cups      Square or rectangular boxes (as in sinks), Stepped cups Cones Cups with spherical rather than flat bases Irregular curved forms (as in automobile body panels)  Each of these shapes presents its own unique technical problems in drawing ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 57. Other Sheet Metal Forming on Presses Other sheet metal forming operations performed on conventional presses  Operations performed with metal tooling  Operations performed with flexible rubber tooling ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 58. Ironing  Makes wall thickness of cylindrical cup more uniform Figure 20.25 Ironing to achieve more uniform wall thickness in a drawn cup: (1) start of process; (2) during process. Note thinning and elongation of walls. ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 59. Embossing Creates indentations in sheet, such as raised (or indented) lettering or strengthening ribs Figure 20.26 Embossing: (a) cross-section of punch and die configuration during pressing; (b) finished part with embossed ribs. ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 60. Guerin Process Figure 20.28 Guerin process: (1) before and (2) after. Symbols v and F indicate motion and applied force respectively. ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 61. Advantages of Guerin Process  Low tooling cost  Form block can be made of wood, plastic, or other materials that are easy to shape  Rubber pad can be used with different form blocks  Process attractive in small quantity production ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 62. Dies for Sheet Metal Processes Most pressworking operations performed with conventional punch-and-die tooling  Custom-designed for particular part  The term stamping die sometimes used for high production dies ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 63. Punch and Die Components Figure 20.30 Components of a punch and die for a blanking operation. ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 64. Progressive Die Figure 20.31 (a) Progressive die; (b) associated strip development ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 65. Stamping Press Figure 20.32 Components of a typical mechanical drive stamping press ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 66. Types of Stamping Press Frame  Gap frame  Configuration of the letter C and often referred to as a C-frame  Straight-sided frame  Box-like construction for higher tonnage ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 67. Figure 20.33 Gap frame press for sheet metalworking (ohoto courtesy of E. W. Bliss Co.); capacity = 1350 kN (150 tons) ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 68. Figure 20.34 Press brake (photo courtesy of Niagara Machine & Tool Works); bed width = 9.15 m (30 ft) and capacity = 11,200 kN (1250 tons). ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 69. Figure 20.35 Sheet metal parts produced on a turret press, showing variety of hole shapes possible (photo courtesy of Strippet Inc.). ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 70. Figure 20.36 Computer numerical control turret press (photo courtesy of Strippet, Inc.). ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 71. Figure 20.37 Straight-sided frame press (photo courtesy of Greenerd Press & Machine Company, Inc.). ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 72. Power and Drive Systems  Hydraulic presses - use a large piston and cylinder to drive the ram  Longer ram stroke than mechanical types  Suited to deep drawing  Slower than mechanical drives  Mechanical presses – convert rotation of motor to linear motion of ram  High forces at bottom of stroke  Suited to blanking and punching ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 73. Operations Not Performed on Presses     Stretch forming Roll bending and forming Spinning High-energy-rate forming processes. ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 74. Stretch Forming Sheet metal is stretched and simultaneously bent to achieve shape change Figure 20.39 Stretch forming: (1) start of process; (2) form die is pressed into the work with force Fdie, causing it to be stretched and bent over the form. F = stretching force. ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 75. Force Required in Stretch Forming F LtYf where F = stretching force; L = length of sheet in direction perpendicular to stretching; t = instantaneous stock thickness; and Yf = flow stress of work metal  Die force Fdie can be determined by balancing vertical force components ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 76. Roll Bending Large metal sheets and plates are formed into curved sections using rolls Figure 20.40 Roll bending. ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 77. Roll Forming Continuous bending process in which opposing rolls produce long sections of formed shapes from coil or strip stock Figure 20.41 Roll forming of a continuous channel section: (1) straight rolls, (2) partial form, (3) final form. ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 78. Spinning Metal forming process in which an axially symmetric part is gradually shaped over a rotating mandrel using a rounded tool or roller  Three types: 1. Conventional spinning 2. Shear spinning 3. Tube spinning ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 79. Conventional Spinning Figure 20.42 Conventional spinning: (1) setup at start of process; (2) during spinning; and (3) completion of process. ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 80. High-Energy-Rate Forming (HERF) Processes to form metals using large amounts of energy over a very short time  HERF processes include:  Explosive forming  Electrohydraulic forming  Electromagnetic forming ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 81. Explosive Forming Use of explosive charge to form sheet (or plate) metal into a die cavity  Explosive charge causes a shock wave whose energy is transmitted to force part into cavity  Applications: large parts, typical of aerospace industry ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 82. Explosive Forming Figure 20.45 Explosive forming: (1) setup, (2) explosive is detonated, and (3) shock wave forms part and plume escapes water surface. ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 83. Electromagnetic Forming Sheet metal is deformed by mechanical force of an electromagnetic field induced in the workpart by an energized coil  Presently the most widely used HERF process  Applications: tubular parts ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 84. Electromagnetic Forming Figure 20.47 Electromagnetic forming: (1) setup in which coil is inserted into tubular workpart surrounded by die; (2) formed part. ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e