Dokumen tersebut membahas proses-proses dasar dalam kerja pelat logam, yaitu pemotongan, penekukan, dan penarikan. Proses-proses tersebut digunakan untuk memproduksi berbagai produk dari pelat logam dengan keunggulan kuat, akurat, dan ekonomis. Dokumen juga menjelaskan parameter penting dalam setiap proses serta perkakas yang digunakan.
7. Pemotongan Pelat Logam
Figure 20.1 Pengguntingan logam lembaran diantara dua ujung
pemotong: (1) sesaat sebelum pons menyentuh benda kerja; (2) pons
mulai menekan benda kerja, menyebabkan deformasi plastis. (3)
pons menekan terhadap benda kerja menyebabkan permukaan
terpotong halus; (4) retakan terjadi pada sisi lain dari pemotong yang
memisahkan pelat.
27. Contoh soal
1. Pelat aluminum A93003 tebal 3 mm yang telah mengalami temper
H14 hendak dipotong dengan pisau guillotine. Dimensi pelat 1200 x
1000mm dan hendak dipotong sepanjang lebarnya. Tentukan gaya
potong yang diperlukan jika
a)
b)
bilah pisau atas miring 3o
bilah pisau keduanya sejajar
2. Baja G10180 hasil pengerjaan dingin hendak dibuat ring
berukuran diameter luar 10mm dan diameter dalam 6mm.
a)
b)
•
Tentukan ukuran pons dan die
Berapakah gaya yang yang diperlukan untuk memotong satu
ring tersebut jika menggunakan
28. Compound dies
• Beberapa operasi pada pelat yang sama dibuat dengan satu
langkah pada satu stasiun kerja dibuat dengan compound
dies
ilustrasi skema (a) sebelum dan (b) setelah operasi blanking untuk
membuat sebuah ring pada sebuah compound die. Perhatikan
gerakan pemisahan die (atau balnking) dan pons
29. Progressive dies
• Benda kerja dibuat dengan ulti operasi misalnya punching,
blanking dan notching dibuat pada laju produksi tinggi dalam
progressive dies.
(c) pembuatan ring dengan progressive die
(d) pembentukan tutup atas kaleng aerosol dengan sebuah progressive die.
Catatan bahwa benda kerja tetap menempel lembaran pelat sampai dengan
operasi komplit
37. Springback
Penambahan sudut “include” (sudut dalam) hasil
penekukan dibandingkan terhadap sudut perkakas
tekuk setelah perkakas dilepas (beban ditiadakan)
Alasan terjadinya springback:
Jika tekanan tekuk dihilangkan, energi elastis
tersisa pada benda tertekuk, menyebabkan ianya
balik sebagian ke bentuk semula
Springback naik seiring turunnya modulus elastisitas,
E, dan naiknya kekuatan lulur (yield), Y dari bahan
Setelah springback:
Sudut tekuk akan turun (sudut dalam “include” akan
naik
Radius tekuk akan naik
39. Springback in bending
Berikut ilustrasi springback pada penekukan:
Manufacturing processes by S. Kalpakjian and S. Schmid
αi: sudut tekuk sebelum springback
αf: sudut tekuk setelah springback
Ri: radius tekuk sebelum springback
Rf: radius tekuk sesudah springback
Catatan; Ri dan Rf adalah radius internal
39
40. Springback in bending
Untuk memerkirakan springback, rumus berikut
dapat digunakan:
Manufacturing processes by S. Kalpakjian and S. Schmid
dengan:
Ri, Rf: radius mula dan radius tekuk akhir
Y: kekuatan luluh (Yield strength)
E: modulus Young’
t: tebal lembaran
40
41. Kompensasi terhadap Springback
Banyak cara untuk mengompensasi springback. Dua cara yang
lazim:
Overbending/ penekukan berlebih
Bottoming (coining)
Tambahan:
Stretch bending – Pelat diberi beban tarik sambil ditekuk. Part is subjected to
tension while being bent.
Untuk mengurangi spring back, bending dapt dilakukan pada suhu yang
dinaikkan.
Jika penekukan berlebih diterapkan pada penekukan V (misalnya),
sudut dan radius pons dibuat sedikit lebih kecil daripada sudut dan
radius benda kahir. Dengan cara ini lembaran tertekuk akan
“springback” ke nilai yang diinginkan.
Bottoming melibatkan penekanan terhdap pelat pada langkah akhir,
sehingga mendeformasi plastis pelat pada daerah tekukan.
41
45. Variasi Flanging
Termasuk dalam operasi penekukan adalah:
Flanging adalah oprasi penekukan dengan
ujung pelat ditekuk 90o membentuk rim atau
flens. Hal ini sering dilakukan untuk memerkuat
pelat atau memerkakunya pelat. Flens dapat
lurus, ulur atau kerut.
(a) Straight flanging (lurus)
(b) Stretch flanging (ulur)
(c) Shrink flanging (kerut)
45
46. Variasi Flanging
Pada flanging ulur (stretch)
proyeksi garis tekuk adalah cekung
dan pelat ditarik melingkar, yakni
A>B. Flens mengalami pengurusan
pada stretch flanging.
Pada flanging kerut garis proyeksi
tekukan adalah cembung (convex)
dan bahan ditekan, yakni A<B.
Pelat mengalami penggemukan
pada shrink flanging.
Figures courtesy of Engineering Research
Center for Net Shape Manufacturing
46
47. Variasi Bending
Operasi bending yang lain, termasuk:
Hemming melibatkan penekukan ujung lembaran ke pelat semula
pada tahap penekukan lebih dari sekali. Proses ini sering digunakn
untuk menghilangkan ujung tajam, meningkatkan kekakuan, dan
memercantik penampilan; seperti ujung daun pintu mobil.
•Seaming operasi bending dengan dua lembar logam disatukan.
•Curling (pengeritingan atau beading) membentuk ujung benda kerja
menjadi sebuah roll. Pengeritinganjuga digunakan untuk keamana,
kekuatan dan estetika.
(a) Hemming
(b) Seaming
(c) Curling
47