SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
BLANKING
KELOMPOK BLANKING
Abu sufyan
Anom
Diki
Imam
Pascal
ADA YANG
TAU
BLANKING
?
PENGERTIAN
BLANKING
operasi pemotongan logam lembaran sepanjan
g suatu garis tertutup (misalnya bulat, segiemp
at, dan sebagainya), dimana potongan yang
dipisahkan dari bendakerja merupakan
bendakerja untuk operasi berikutnya. Potongan
yang dipisahkan tersebut disebut blank.
PERBEDAAN BLANKING DAN PUNCHING
Sebuah plat yang akan dilakukan proses pelubangan (blanking)
dengan memanfaatkan gaya tekan dari punch dan cetakan dari
Die sehingga material tersebut terpotong dan berlubang
menghasilkan material yang tersisa atau material yang terpotong
menyerupai geometri dari punch yang disebut dengan blank dan
produk dari blanking,sedangkan plat yang tersisa dari proses
tersebut dan mengalami pereduksian luas permukaan ataupun
volume dari plat tersebut dalam bentuk berlubang
disebut dengan produk dari punching
PLAT
HASIL BLANKING
HASIL PUNCHING
Bagaimana metode dalam
proses blanking ini?
Metode Blanking
Proses ini dimulai dengan meletakkan plat yang akan di
potong diantara punch dan dies.
Posisi dies di bawah dan tetap sementara punch terletak
pada bagian atas dan bergerak ke bawah pemotong
bagian pelat sesuai dengan bentuk punch yang ada.
Untuk menjepit plat digunakan stopper.
Stopper ini berfungsi menekan pelat agar pada saat
penekanan dengan punch ini tidak terjadi pergeseran
yang menyebabkan bahan pelat menjadi keriput.
Dies dan punch merupakan komponen utama
pada proses blanking ini. Bentuk dan dies
disesuaikan dengan bentuk-bentuk komponen
dari bahan pelat yang diinginkan.
Antara dies dan punch
mempunyai kelonggaran (clearence).
Kelonggoran ini disesuaikan dengan tebal
bahan dan jenis dari bahan pelat yang akan di
blanking.
Apa saja yang perlu diperhatikan
dalam proses blanking ini?
Analisa Pemotongan Logam Lembaran
Parameter penting dalam pemotongan logam
lembaran adalah :
- jarak ruang (clearance) antara puch dan die.
- ketebalan lembaran,
- jenis logam dan kekuatannya, dan
- panjang potong.
Jarak ruang (clearance) :
Clearance dalam operasi pemotongan adalah
jarak antaran punch dan die (lihat gambar kiri).
Clearance pada umumnya berkisar antara 4%
dan 8% dari tebal lembaran t. Akibat dari
clearance yang tidak sesuai ditunjukkan dalam g
ambar kanan berikut ini.
Menurut Budiarto ada beberapa fungsi jarak
ruang (clearance) di antaranya:
1. mencegah terjadinya gesekan antara pons dan cetakan
saat operasi pemotongan, gesekan semakin besar bila
kelonggaran antara pons dengan cetakan terlalu kecil
dan sebaliknya.Gesekan kecil bila kelonggaran besar;
2. menentukan kualitas sisi potong yang diharapkan,
kelonggaran yang lebih kecil menghasilkan hasil yan
g lebih halus dan lebih baik
3. menentukan ketepatan toleransi produk hasil yang di
peroleh, kelonggaran yang lebih kecil dan
membentuk beberapa toleransi produk yang
lebih baik;
4. berpengaruh terhadap burr yang terjadi beralur lebih
kecil bila kelonggaran lebih kecil;
(a) Bila clearance terlalu kecil, maka garis
keretakan cendrung untuk tidak saling ketemu,
sehingga gaya yang dibutuhkan menjadi lebih besar
(b) Bila clearance terlalu besar,logam akan terjepit
antara tepi potong punch dan die,sehingga terbentuk
burr yaitu sudut tajam pada tepi potong lembaran.
Clearance yang benar tergantung pada
jenis dan ketebalan logam lembaran,
yang dapat dinyatakan dengan rumus :
c = at
dimana :
c=jarak ruang (clearance),in (mm),
a=kelonggaran (allowance)
t=ketebalan lembaran, in (mm).
Allowance adalah rasio antara clearance dengan ketebalan lembaran
yang besarnya ditentukan sesuai dengan jenis logam seperti ditunjukka
n dalam tabel dibawah
Nilai allowance untuk tiga kelompok logam lembaran
Perhitungan clearance persamaan di atas dapat digunakan untuk menentukan
ukuran puch dan die yang cocok dalam operasi blanking dan punching konve
nsional. Apakah clearance dikurangi dari ukuran punch atau ditambahkan pad
a ukuran die tergantung pada lubang yang dibuat apakah untuk menghasilka
n blank atau slug seperti ditunjukkan dalam gambar di bawah ini
Ukuran die menentukan ukuran blank (Db);
Ukuran punch menentukan ukuran lubang (Dh)
Ukuran punch dan die untuk blank bulat :
Rumus :
Diameter punch = Db – 2c
Diameter die = Db
Ukuran punch dan die untuk lubang bulat :
Rumus :
Diameter punch = Dh
Diameter die = Dh + 2c
Agar slug atau blank dapat terlepas dari die, mak
a die harus dibuat dengan jarak ruang melebar
keluar (angular clearance) 0,25o hingga 1,5o pad
a setiap sisinya seperti ditunjukkan dalam gamba
r dibawah ini
Jarak ruang melebar keluar (angular clearance)
Gaya potong
(cutting force)
Gaya potong dalam pengerjaan logam lembaran dapat
ditentukan dengan :
F = S.t.L
dimana :
F = gaya potong, lb (N),
S = kekuatan geser (shear strength) logam lembaran, lb/in2 (MPa)
t = ketebalan lembaran, in (mm), dan
L = panjang tepi potong, in (mm).
Dalam operasi blanking, punching, dan operasi
yang sejenis, L adalah panjang garis keliling
blank atau lubang yang dipotong. Bila kekuatan
geser tidak diketahui, alternatif lain yang dapat
digunakan untuk memperkirakan gaya potong a
dalah dengan menggunakan kekuatan tarik, seb
agai berikut :
F = 0,7 TS.t.L
dimana :
TS = kekuatan tarik maksimum, lb/in2 (MPa).
CARA MENGURANGI GAYA POTONG
Gaya yang digunakan untuk melubangi plat
pada proses blanking dapat direduksi
dengan memvariasikan bentuk geometri dari
penekan (punch).
Operasi Pemotongan Logam Lembaran
(1) Cutoff dan Parting
(a) Cutoff dan (b) parting
Cutoff adalah operasi pengguntingan dimana
blank dipisahkan dari logam lembaran
dengan cara memotong urutan sisi part yang
berlawanan, seperti ditunjukkan dalam
gambar dibawah, sehingga setiap pemotongan
akan dihasilkan suatu part yang baru.
Perbedaan cutoff dengan operasi pengguntingan
konvensional :
(a) Tepi potong tidak perlu lurus
(b) Blank dapat dipisahkan dari strip dengan cara
sedemikianrupa sehingga tidak dihasilkan sekrap.
MEMBUAT LAYOUT BLANK
Strip layout
Penentuan layout material bertujuan agar penggunaan material bisa
lebih optimal. Caranya adalah dengan mengatur posisi produk
sedemikian rupa untuk mendapatkan rasio penggunaan material
(yield ratio) yang paling tinggi. Dalam proses pembuatan layout
Harus mempertimbangkan batas minimal jarak antara produk satu
dengan produk lain maupun jarak antara produk dengan sisi tepi
daripada material produk itu sendiri. bebrapa alternatif harus
memenuhi kriteria konstruksi maupun yang diinginkan pelanggan.
CONTOH MEMBUAT LAYOUT PROSES BLANKING
LAYOUT ALTERNATIVE 1
CONTOH MEMBUAT LAYOUT PROSES BLANKING
LAYOUT ALTERNATIVE 2
Gambar di atas memperlihatkan lay-out strip material untuk
proses blanking dimana untuk layout alternative 1 mempunyai
yiel ratio lebih besar yang artinya pemakaian material lebih irit
dibandingkan layout alternative 2 tetapi jarak produk ke tepi sisi
material kurang dari batas yang ijinkan,sehingga layout yang
di pakai adalah layout alternatif 2.
JENIS BLANKING
Fine blanking
operasi pepengguntingan yang digunakan untuk membuat blank dari
bahan lembaran dengan toleransi yang ketat, tepi lurus dan halus den
gan sekali tahapan, seperti ditunjukkan dalam gambar di bawah. Pada
awal siklus, bantalan tekan (pressure pad) yang memiliki
proyeksi-V digunakan untuk memegang bendakerja degang gaya Fh,
kemudian punch diturunkan dengan kecepatan
lebih rendah dari kondisi normal agar tidak terjadi distorsi, dan clrear
ance yang lebih kecil agar diperoleh dimensi dan tepi potong sesuai
dengan yang diharapkan. Proses ini biasa dilakukan pada lembaran
yang tipis.
Normal Blanking
Karakteristik dari normal blanking adalah
menggeser benda kerja ketika punch masuk
ke die, kualitasnya dikontrol oleh punch dan
die serta Clearance sampai 14% dari tebal
plat.
ADA PERTANYAAN??
MATUR SUWUN
KONCO KONCO
KU SEDOYO

More Related Content

What's hot

Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalAli Hasimi Pane
 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINDwi Ratna
 
Elemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanElemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanCharis Muhammad
 
Proses pengecoran
Proses pengecoranProses pengecoran
Proses pengecoranChache Go
 
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingElemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingDewi Izza
 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiAbdul Ghofur
 
gambar teknik - pemotongan gambar part 2
gambar teknik - pemotongan gambar part 2gambar teknik - pemotongan gambar part 2
gambar teknik - pemotongan gambar part 2Ardy YM
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirDewi Izza
 
Pengelasan makalah.docx
Pengelasan makalah.docxPengelasan makalah.docx
Pengelasan makalah.docxJemyBala
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaAli Hasimi Pane
 
proses pengecoran logam
proses pengecoran logamproses pengecoran logam
proses pengecoran logamYudi Hartono
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosDewi Izza
 

What's hot (20)

DRAWING PROSES
DRAWING PROSESDRAWING PROSES
DRAWING PROSES
 
Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)
 
PRESS TOOL
PRESS TOOLPRESS TOOL
PRESS TOOL
 
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
 
Elemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanElemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - Bantalan
 
Proses pengecoran
Proses pengecoranProses pengecoran
Proses pengecoran
 
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingElemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
 
gambar teknik - pemotongan gambar part 2
gambar teknik - pemotongan gambar part 2gambar teknik - pemotongan gambar part 2
gambar teknik - pemotongan gambar part 2
 
Tanda pengerjaan
Tanda pengerjaanTanda pengerjaan
Tanda pengerjaan
 
Laporan Praktikum Kerja Bangku
Laporan Praktikum Kerja BangkuLaporan Praktikum Kerja Bangku
Laporan Praktikum Kerja Bangku
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
 
Pengelasan makalah.docx
Pengelasan makalah.docxPengelasan makalah.docx
Pengelasan makalah.docx
 
Presentasi keramik
Presentasi keramikPresentasi keramik
Presentasi keramik
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
 
proses pengecoran logam
proses pengecoran logamproses pengecoran logam
proses pengecoran logam
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
 
Rumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurusRumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurus
 
Konsep dislokasi
Konsep dislokasiKonsep dislokasi
Konsep dislokasi
 

Similar to mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)

4d handout-teori-pembentukan-bahan
4d handout-teori-pembentukan-bahan4d handout-teori-pembentukan-bahan
4d handout-teori-pembentukan-bahanrasa016
 
perawatan dies
perawatan diesperawatan dies
perawatan diesEko Frozer
 
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)Abrianto Akuan
 
Materi Pelatihan & penyegaran Saw Doctoring.pdf
Materi Pelatihan & penyegaran Saw Doctoring.pdfMateri Pelatihan & penyegaran Saw Doctoring.pdf
Materi Pelatihan & penyegaran Saw Doctoring.pdfNurElyani2
 
Mengenal proses bubut TEKNIK MESIN
Mengenal proses bubut TEKNIK MESINMengenal proses bubut TEKNIK MESIN
Mengenal proses bubut TEKNIK MESINEko Supriyadi
 
Perencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaPerencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaFajar Istu
 
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang betonSNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang betonMira Pemayun
 
Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4Dewi Izza
 
Perencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaPerencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajafrans2014
 
Kd 3.3 jobsheet kerja bengkel dan gambar teknik
Kd 3.3 jobsheet kerja bengkel dan gambar teknikKd 3.3 jobsheet kerja bengkel dan gambar teknik
Kd 3.3 jobsheet kerja bengkel dan gambar teknikSILVIANAWANDAFENTIA1
 
PPT SEMINAR PROPOSAL CHOIRUL ICHWAN 201854040.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL CHOIRUL ICHWAN 201854040.pptxPPT SEMINAR PROPOSAL CHOIRUL ICHWAN 201854040.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL CHOIRUL ICHWAN 201854040.pptxFahrulrizal24
 
Sni 07 2052-2002 baja tulang beton
Sni 07 2052-2002 baja tulang betonSni 07 2052-2002 baja tulang beton
Sni 07 2052-2002 baja tulang betonYusrizal Mahendra
 
gambar teknik - pemotongan gambar
gambar teknik - pemotongan gambargambar teknik - pemotongan gambar
gambar teknik - pemotongan gambarArdy YM
 
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)Agus Witono
 

Similar to mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan) (20)

4d handout-teori-pembentukan-bahan
4d handout-teori-pembentukan-bahan4d handout-teori-pembentukan-bahan
4d handout-teori-pembentukan-bahan
 
perawatan dies
perawatan diesperawatan dies
perawatan dies
 
Kerja Pelat
Kerja PelatKerja Pelat
Kerja Pelat
 
JIg fixture 4.pptx
JIg fixture 4.pptxJIg fixture 4.pptx
JIg fixture 4.pptx
 
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)
 
Materi Pelatihan & penyegaran Saw Doctoring.pdf
Materi Pelatihan & penyegaran Saw Doctoring.pdfMateri Pelatihan & penyegaran Saw Doctoring.pdf
Materi Pelatihan & penyegaran Saw Doctoring.pdf
 
Lanjutan bab 2
Lanjutan bab 2Lanjutan bab 2
Lanjutan bab 2
 
Mengenal proses bubut TEKNIK MESIN
Mengenal proses bubut TEKNIK MESINMengenal proses bubut TEKNIK MESIN
Mengenal proses bubut TEKNIK MESIN
 
Perencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaPerencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-baja
 
BAJA TULANGAN BETON
BAJA TULANGAN BETONBAJA TULANGAN BETON
BAJA TULANGAN BETON
 
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang betonSNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
 
Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4
 
Perencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaPerencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-baja
 
Kd 3.3 jobsheet kerja bengkel dan gambar teknik
Kd 3.3 jobsheet kerja bengkel dan gambar teknikKd 3.3 jobsheet kerja bengkel dan gambar teknik
Kd 3.3 jobsheet kerja bengkel dan gambar teknik
 
PPT SEMINAR PROPOSAL CHOIRUL ICHWAN 201854040.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL CHOIRUL ICHWAN 201854040.pptxPPT SEMINAR PROPOSAL CHOIRUL ICHWAN 201854040.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL CHOIRUL ICHWAN 201854040.pptx
 
Braket2
Braket2Braket2
Braket2
 
Sni 07 2052-2002 baja tulang beton
Sni 07 2052-2002 baja tulang betonSni 07 2052-2002 baja tulang beton
Sni 07 2052-2002 baja tulang beton
 
BAB 2
BAB 2BAB 2
BAB 2
 
gambar teknik - pemotongan gambar
gambar teknik - pemotongan gambargambar teknik - pemotongan gambar
gambar teknik - pemotongan gambar
 
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
 

More from universitas negri yogyakarta (11)

Garis besar yang dinamakan PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER)
Garis besar yang dinamakan PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER)Garis besar yang dinamakan PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER)
Garis besar yang dinamakan PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER)
 
Industri berbasis propanol - pRO
Industri berbasis propanol - pROIndustri berbasis propanol - pRO
Industri berbasis propanol - pRO
 
Pengertian teks eksposisi
Pengertian teks eksposisiPengertian teks eksposisi
Pengertian teks eksposisi
 
Pik 2 teori tugas (limbah cair)
Pik 2 teori tugas (limbah cair)Pik 2 teori tugas (limbah cair)
Pik 2 teori tugas (limbah cair)
 
pengertian las oaw (oxy acetylen welding)
pengertian las oaw (oxy acetylen welding)pengertian las oaw (oxy acetylen welding)
pengertian las oaw (oxy acetylen welding)
 
Kaidah kaidah fundamental negara
Kaidah kaidah fundamental negara Kaidah kaidah fundamental negara
Kaidah kaidah fundamental negara
 
Mengarungi bahtera keadilan bangsa indonesia2
Mengarungi bahtera keadilan bangsa indonesia2Mengarungi bahtera keadilan bangsa indonesia2
Mengarungi bahtera keadilan bangsa indonesia2
 
Gerak translasi dan rotasi
Gerak translasi dan rotasiGerak translasi dan rotasi
Gerak translasi dan rotasi
 
seni grafis dan sketch
seni grafis dan sketchseni grafis dan sketch
seni grafis dan sketch
 
makalah olahraga tentang soft ball,base ball,rounders,dan futsal
makalah olahraga tentang soft ball,base ball,rounders,dan futsalmakalah olahraga tentang soft ball,base ball,rounders,dan futsal
makalah olahraga tentang soft ball,base ball,rounders,dan futsal
 
Makalah pai cendekiawan islam
Makalah pai cendekiawan islamMakalah pai cendekiawan islam
Makalah pai cendekiawan islam
 

Recently uploaded

2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industririzwahyung
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfVardyFahrizal
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranSintaMarlina3
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxarifyudianto3
 

Recently uploaded (9)

2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
 

mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)

  • 4. PENGERTIAN BLANKING operasi pemotongan logam lembaran sepanjan g suatu garis tertutup (misalnya bulat, segiemp at, dan sebagainya), dimana potongan yang dipisahkan dari bendakerja merupakan bendakerja untuk operasi berikutnya. Potongan yang dipisahkan tersebut disebut blank.
  • 5. PERBEDAAN BLANKING DAN PUNCHING Sebuah plat yang akan dilakukan proses pelubangan (blanking) dengan memanfaatkan gaya tekan dari punch dan cetakan dari Die sehingga material tersebut terpotong dan berlubang menghasilkan material yang tersisa atau material yang terpotong menyerupai geometri dari punch yang disebut dengan blank dan produk dari blanking,sedangkan plat yang tersisa dari proses tersebut dan mengalami pereduksian luas permukaan ataupun volume dari plat tersebut dalam bentuk berlubang disebut dengan produk dari punching
  • 8.
  • 9. Metode Blanking Proses ini dimulai dengan meletakkan plat yang akan di potong diantara punch dan dies. Posisi dies di bawah dan tetap sementara punch terletak pada bagian atas dan bergerak ke bawah pemotong bagian pelat sesuai dengan bentuk punch yang ada. Untuk menjepit plat digunakan stopper. Stopper ini berfungsi menekan pelat agar pada saat penekanan dengan punch ini tidak terjadi pergeseran yang menyebabkan bahan pelat menjadi keriput.
  • 10. Dies dan punch merupakan komponen utama pada proses blanking ini. Bentuk dan dies disesuaikan dengan bentuk-bentuk komponen dari bahan pelat yang diinginkan. Antara dies dan punch mempunyai kelonggaran (clearence). Kelonggoran ini disesuaikan dengan tebal bahan dan jenis dari bahan pelat yang akan di blanking.
  • 11. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam proses blanking ini?
  • 12. Analisa Pemotongan Logam Lembaran Parameter penting dalam pemotongan logam lembaran adalah : - jarak ruang (clearance) antara puch dan die. - ketebalan lembaran, - jenis logam dan kekuatannya, dan - panjang potong.
  • 13. Jarak ruang (clearance) : Clearance dalam operasi pemotongan adalah jarak antaran punch dan die (lihat gambar kiri). Clearance pada umumnya berkisar antara 4% dan 8% dari tebal lembaran t. Akibat dari clearance yang tidak sesuai ditunjukkan dalam g ambar kanan berikut ini.
  • 14. Menurut Budiarto ada beberapa fungsi jarak ruang (clearance) di antaranya: 1. mencegah terjadinya gesekan antara pons dan cetakan saat operasi pemotongan, gesekan semakin besar bila kelonggaran antara pons dengan cetakan terlalu kecil dan sebaliknya.Gesekan kecil bila kelonggaran besar; 2. menentukan kualitas sisi potong yang diharapkan, kelonggaran yang lebih kecil menghasilkan hasil yan g lebih halus dan lebih baik 3. menentukan ketepatan toleransi produk hasil yang di peroleh, kelonggaran yang lebih kecil dan membentuk beberapa toleransi produk yang lebih baik; 4. berpengaruh terhadap burr yang terjadi beralur lebih kecil bila kelonggaran lebih kecil;
  • 15. (a) Bila clearance terlalu kecil, maka garis keretakan cendrung untuk tidak saling ketemu, sehingga gaya yang dibutuhkan menjadi lebih besar (b) Bila clearance terlalu besar,logam akan terjepit antara tepi potong punch dan die,sehingga terbentuk burr yaitu sudut tajam pada tepi potong lembaran.
  • 16. Clearance yang benar tergantung pada jenis dan ketebalan logam lembaran, yang dapat dinyatakan dengan rumus : c = at dimana : c=jarak ruang (clearance),in (mm), a=kelonggaran (allowance) t=ketebalan lembaran, in (mm).
  • 17. Allowance adalah rasio antara clearance dengan ketebalan lembaran yang besarnya ditentukan sesuai dengan jenis logam seperti ditunjukka n dalam tabel dibawah Nilai allowance untuk tiga kelompok logam lembaran
  • 18. Perhitungan clearance persamaan di atas dapat digunakan untuk menentukan ukuran puch dan die yang cocok dalam operasi blanking dan punching konve nsional. Apakah clearance dikurangi dari ukuran punch atau ditambahkan pad a ukuran die tergantung pada lubang yang dibuat apakah untuk menghasilka n blank atau slug seperti ditunjukkan dalam gambar di bawah ini Ukuran die menentukan ukuran blank (Db); Ukuran punch menentukan ukuran lubang (Dh)
  • 19. Ukuran punch dan die untuk blank bulat : Rumus : Diameter punch = Db – 2c Diameter die = Db
  • 20. Ukuran punch dan die untuk lubang bulat : Rumus : Diameter punch = Dh Diameter die = Dh + 2c
  • 21. Agar slug atau blank dapat terlepas dari die, mak a die harus dibuat dengan jarak ruang melebar keluar (angular clearance) 0,25o hingga 1,5o pad a setiap sisinya seperti ditunjukkan dalam gamba r dibawah ini Jarak ruang melebar keluar (angular clearance)
  • 22. Gaya potong (cutting force) Gaya potong dalam pengerjaan logam lembaran dapat ditentukan dengan : F = S.t.L dimana : F = gaya potong, lb (N), S = kekuatan geser (shear strength) logam lembaran, lb/in2 (MPa) t = ketebalan lembaran, in (mm), dan L = panjang tepi potong, in (mm).
  • 23. Dalam operasi blanking, punching, dan operasi yang sejenis, L adalah panjang garis keliling blank atau lubang yang dipotong. Bila kekuatan geser tidak diketahui, alternatif lain yang dapat digunakan untuk memperkirakan gaya potong a dalah dengan menggunakan kekuatan tarik, seb agai berikut : F = 0,7 TS.t.L dimana : TS = kekuatan tarik maksimum, lb/in2 (MPa).
  • 24. CARA MENGURANGI GAYA POTONG Gaya yang digunakan untuk melubangi plat pada proses blanking dapat direduksi dengan memvariasikan bentuk geometri dari penekan (punch).
  • 25. Operasi Pemotongan Logam Lembaran (1) Cutoff dan Parting (a) Cutoff dan (b) parting
  • 26. Cutoff adalah operasi pengguntingan dimana blank dipisahkan dari logam lembaran dengan cara memotong urutan sisi part yang berlawanan, seperti ditunjukkan dalam gambar dibawah, sehingga setiap pemotongan akan dihasilkan suatu part yang baru.
  • 27. Perbedaan cutoff dengan operasi pengguntingan konvensional : (a) Tepi potong tidak perlu lurus (b) Blank dapat dipisahkan dari strip dengan cara sedemikianrupa sehingga tidak dihasilkan sekrap.
  • 29. Strip layout Penentuan layout material bertujuan agar penggunaan material bisa lebih optimal. Caranya adalah dengan mengatur posisi produk sedemikian rupa untuk mendapatkan rasio penggunaan material (yield ratio) yang paling tinggi. Dalam proses pembuatan layout Harus mempertimbangkan batas minimal jarak antara produk satu dengan produk lain maupun jarak antara produk dengan sisi tepi daripada material produk itu sendiri. bebrapa alternatif harus memenuhi kriteria konstruksi maupun yang diinginkan pelanggan.
  • 30. CONTOH MEMBUAT LAYOUT PROSES BLANKING LAYOUT ALTERNATIVE 1
  • 31. CONTOH MEMBUAT LAYOUT PROSES BLANKING LAYOUT ALTERNATIVE 2
  • 32. Gambar di atas memperlihatkan lay-out strip material untuk proses blanking dimana untuk layout alternative 1 mempunyai yiel ratio lebih besar yang artinya pemakaian material lebih irit dibandingkan layout alternative 2 tetapi jarak produk ke tepi sisi material kurang dari batas yang ijinkan,sehingga layout yang di pakai adalah layout alternatif 2.
  • 34. Fine blanking operasi pepengguntingan yang digunakan untuk membuat blank dari bahan lembaran dengan toleransi yang ketat, tepi lurus dan halus den gan sekali tahapan, seperti ditunjukkan dalam gambar di bawah. Pada awal siklus, bantalan tekan (pressure pad) yang memiliki proyeksi-V digunakan untuk memegang bendakerja degang gaya Fh, kemudian punch diturunkan dengan kecepatan lebih rendah dari kondisi normal agar tidak terjadi distorsi, dan clrear ance yang lebih kecil agar diperoleh dimensi dan tepi potong sesuai dengan yang diharapkan. Proses ini biasa dilakukan pada lembaran yang tipis.
  • 35. Normal Blanking Karakteristik dari normal blanking adalah menggeser benda kerja ketika punch masuk ke die, kualitasnya dikontrol oleh punch dan die serta Clearance sampai 14% dari tebal plat.
  • 36.