SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM METROLOGI INDUSTRI
MODUL 4
PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN
Nama Asisten: Febri Ferdianto
Oleh:
Nama : Dian Haryanto
NIM : 1407123394
Kelompok : 9 (Sembilan)
LABORATORIUM PENGUKURAN
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas kasih dan karunia-Nya
penulis dapat menyusun Laporan Akhir “Penggunaan Profil Proyektor” yang
disusun dalam rangka melengkapi tugas matakuliah metrologi industri Pada
semester ganjil tahun ajaran 2015/2016.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak, maka dari
itu penulis mengucapkan banyak terimakasih pada Ibu Anita , ST, MSC, PhD.
Selaku dosen pengampu mata kuliah metrologi industri. Terimakasih banyak juga
penulis ucapkan pada asisten yang selalu membimbing dalam penulisan Pembuatan
laporan ini. Kepada teman-teman dan kedua orang tua yang selalu memberi
semangat dan selalu membantu dalam pembuatan laporan ini juga saya ucapkan
terimakasih banyak.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
kesempurnaan laporan ini kedepannya. Akhir kata penulis mengucapkan terima
kasih.
Pekanbaru, Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................v
DAFTAR NOTASI................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Tujuan Praktikum.......................................................................................... 1
1.3 Manfaat Praktikum........................................................................................ 2
BAB II TEORI DASAR
2.1 Pengertian...................................................................................................... 3
2.2 Permukaan Dan Profil ................................................................................... 5
2.3 Parameter Kekasaran Permukaan................................................................. 8
2.4 Alat Ukur Kekasaran................................................................................... 12
2.5 Prinsip Kerja Alat Ukur............................................................................... 13
BAB III METODOLOGI
3.1 Prosedur Praktikum Teoritis....................................................................... 15
3.2 Prosedur Praktikum Aktual......................................................................... 15
3.3 Alat dan Bahan............................................................................................ 15
BAB IV DATA PENGAMATAN
4.1 Data Pengamatan Profil Tegak.................................................................... 18
4.2 Data Pengamatan Profil Mendatar .............................................................. 20
BAB V ANALISA DATA
5.1 Pengolahan Data.......................................................................................... 22
5.2 Analisa Data ................................................................................................ 26
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan.................................................................................................. 29
6.2 Saran............................................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Pembesaran Permukaan....................................................................... 4
Gambar 2.2 Sketsa Bidang Profil............................................................................ 6
Gambar 2.3 Orientasi Bidang Potong ..................................................................... 7
Gambar 2.4 Parameter Tegak Kekasaran................................................................ 9
Gambar 2.5 Analisis Profil.................................................................................... 10
Gambar 2.6 Kurva Abbot...................................................................................... 12
Gambar 2.7 Alat Ukur Kekasaran......................................................................... 13
Gambar 3.1 Pick-Up.............................................................................................. 16
Gambar 3.2 Drive Unit.......................................................................................... 16
Gambar 3.3 Amplifier ........................................................................................... 16
Gambar 3.4 Benda Ukur........................................................................................ 17
Gambar 4.1 Grafik Menentukan Parameternya..................................................... 18
Gambar 4.2 Menetukan Titik Yang Akan Dihitung.............................................. 18
Gambar 4.3 Menentukan Parameter Mendatar (Aw)............................................ 20
Gambar 4.4 Menentukan Parameter Mendatar (Ar) Dan (Lc).............................. 20
Gambar 5.1 Grafik Profil Geometri Ideal ............................................................. 22
Gambar 5.2 Data Yang Akan Dihitung................................................................. 22
Gambar 5.3 Data Lebar Gelombang ( Parameter Mendatar ) ............................... 25
Gambar 5.4 Data Ar dan Lc ( Parameter Mendatar )............................................ 25
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ketidak Teraturan Profil (Budi, 2012).................................................... 7
Tabel 4.1 Data Nilai Y Dan Nialai H.................................................................... 19
Tabel 4.2 Data Nilai R (Puncak) Dan (Lembah)................................................... 19
Tabel 4.3 Data Lebar Gelombang (Aw)................................................................ 20
Tabel 4.4 Data Lebar Kekasaran (Ar) ................................................................... 20
Tabel 4.5 Data Konstanta Lebar Gelombang........................................................ 21
DAFTAR NOTASI
Rt = Jarak antara profil referensi dengan profil alas (Titik)
Rp = Jarak rata-rata antara profil referensi dengan profil tengah (Titik)
Ra = Jarak rata-rata antara profil terukur dengan profil tengah (Titik)
y = Jarak antara profil referensi dengan profil terukur (Titik)
h = Jarak antara profil tengah dengan profil terukur (Titik)
R = Puncak tertinggi profil alas (Titik)
r = Lembah terendah ke profil alas (Titik)
Ku = kekasaran perataan dibagi dengan kekasaran total (Titik)
Kv = Komplemen suatu koefisien lekukan (Titik)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengukuran adalah suatu proses membandingkan suatu parameter atau
variable dengan suatu parameter yang di anggap sebagai acuan standard. Acuan
standard yang di gunakan adalah standard yang digunakan adalah standard yang di
akuk secara nasional maiupun internasional.
Permukaan adalah batas yang memiosahkan benda padat dengan benda
sekelilingnya. Karakter dari suatu permukaan memegang perananyang sangat
penting. Pada penggunaan suatu komponen yang membutuhkan kriteria khusus.
Pada proses pemesinan ada hal yang sangat di perhatikan mengenai kerataan dari
suatu komponen. Biasanya hal yang sangat di perhatikan dengan masalah yang
berhubungan dengan gesekan, keausan pelumasan dan tahanan lelah.
Kekasaran permukaan adalah salah satu alat ukur yang sangat penting dan
harus dikuasai. Cara pengukuran kekasaran sangatlah sedikit rumit. Karena alat
yang digunakan tidaklah familiar atau jarang di gunakan. Maka dari itu perlu
dilakukannya sebuah praktikum pengukuran kekasaran.
1.2 Tujuan Praktikum
Praktikum pengukuran kekasaran dari permukaan yang dilakukan
bertujuanj untuk :
1. Memahami prinsip dasar proses pengukuran kekasaran permukaan.
2. Dapat menggunakan dan mengoperasikan alat ukur kekasaran permukaan,
3. Mengetahui parameter kekasaran permukaan.
4. Mampu menganalisis hasil pengukuran kekasaran permukaan.
2
1.3 Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum pengukuran kekasaran permukaan adalah sebagai
berikut:
1. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja, pengertian dan bagian-bagian
dari alat ukur kekasaran permukaan.
2. Menambah pengalaman mahasiwa dalam menggunakan alat ukur kekasaran
permukaan.
3
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Pengertian
Permukaan adalah batas yang memisahkan benda padat dengan
sekelilingnya. benda padat yang banyak lubang kecil seperti kayu. Dalam hal ini
kayu tidak termasuk. Jika ditinjau dengan skala kecil pada dasarnya konfigurasi
permukaan suatu elemen mesin pokok merupakan karakteristik geometri, yang
dalam hal ini termasuk mikrogenetik. Mikrogenetik adalah permukaan secara
keseluruhan yang membuat bentuk dan rupa yang spesifik.
Karakteristik suatu permukaan memegang peranan penting dalam
rancangan komponen mesin atau peralatan dalam proses pengerjaan harus sangat
diperhatikan. Komponen mesin atau peralatan, dalam proses pengerjaan harus
sangat diperhatikan. Komponen didapatkan antara persyaratan fungsional
konponen dengan ongkos pembuatan. Agar pengerjaan lebih mudah lebih mudah
maka sebaiknya seperti toleransi, ukuran, bentuk dan posisi, karakteristik
permukaan harus dapat diterjemahkan kedalam bentuk gambar teknik.
Permukaan menurut istilah keteknikan adalah batas yang memisahkan
benda padat dengan sekelilingnya. Benda padat banyak lubang kecil seperti kayu,
jika ditinjau dengan skala kecil pada dasarnya konfigurasi permukaan suatu elemen
mesin (produk) merupakan karakteristik geometric yang dalam hal ini termasuk
mikrogeometri.
Parameter dibuat guna menandai atau mengidentifikasi konfigurasi suatu
permukaan. Parameter harus terukur (bisa terukur dengan besaran atau unit
tertentu), yang mungkin harus terukur dan dilakukan dengan memakai alat ukur
khusus yang dirancang untuk keperluan tersebut agar pekerjaan lebih mudah
dilakukan. Maka sebaiknya seperti toleransi, ukuran, bentuk dan posisi,
karakteristik permukaan harus dapat diterjemahkan kedalam bentuk gambar teknik.
Tujuannya agar dapat digunakn dan dikerjakan pada mesin-mesin perkakas.
Kekasaran permukaan adalah salah satu penyimpangan yang disebabkan
oleh kondisi pemotongan dari proses pemesinan. Sedangakan permukaan itu sendiri
4
ialah batas yang memisahkan benda padat dengan sekelilingnya. Karakter suatu
permukaan memegang peranan penting dalam perancangan komponen mesin tau
peralatan peralatan. Dimana karakterisktik permukaan dinyatakan dengan jelas
misalnya dalam kaitannya dengan gesekan, keausan, pelumasan, tahanan kelelahan,
dan lain-lain. Karakteristik perancangan sedapat mungkin harus dipenuhi oleh
operator pembuat komponen.
Kekasaran permukaan dapat diwakilkan kedalam sebuah grafik yang
memiliki bentuk yang sama dengan profil yang diukur. Grafik tersebut merupakan
pembesaran dari kekasaran permukaan pada profil tersebut. Dari grafik yang
didapatkan tersebut, dapat dicari beberapa parameter-parameter guna menganalisa
dan mengidentifikasi konfigurasi suatu permukaan. Grafik tersebut merupakan
suatu pembesaran dari permukaan benda ukur yang sedang di ukur. Sebenarnya
benda silinder yang kita lihat kelihatannya sudah bulat tetapi saat di ukur dengan
alat ukur yang mempunyai ketelitian tinggi maka akan nampak bahwa benda ini
tidak bulat sempurna.
Gambar 2.1 Pembesaran Permukaan (http://www.tecnikdraw.blogspot.co.id/
2011/01/kekasaran-permukaan.html)
Secara lebih rinci tidak keteraturan bentuk permukaan dibedakan menjadi 4
tingkatan, di antaranya yaitu:
1. Tingkat pertama yaitu tingkat yang menunjukkan adanya kesalahan bentuk,
(form eror) seperti tampak pada gambar 2.1 diatas. Faktor penyebabnya bisa
terjadi karena proses pemesinan yang salah.
2. Tingkat kedua ketidak rataannya berbentuk dari bidang yang ada
bergelombang tidak teratur. Pada puncak gelombang tidak terlalu tajam.
5
3. Tingkat ketiga ketidak rataan berbentuk gelombang, namun di ujung
gelombang lebih tajam dan runcing. Jika ada benda yang mendekat maka
akan terasa tertahan. Sebenarnya hal itu terjadi karena bagin benda yang lain
tersebut ter perangkap dalam gelombang yang ada pada benda tersebut.
4. Pada kekasaran tingkat ke-4 ini bentuk yang terlihat tidak terratur. Ada
gelombang yang tidak teratur jika benda tersebut dilakukan pengukuran
menggunakan profil proyektor. Tapi jika dilakukan dengan kasat mata maka
tidak akan nampak bentuk kekasaran benda tersebut.
2.2 Permukaan Dan Profil
Permukaan atau penampang adalah bagian terluar yang dapat dilihat, dan
dapat dibuat mirip tapi tidak bisa sama persis. Karena ketidak sempurnaan alat ukur
dan cara pengukuran maupun cara evaluasi hasil pengukuran maka suatu
permukaan sesungguhnya tidaklah dapat dibuat tiruan. Tiruan permukaan hasil
pengukuran hanya bisa mendekati bentuk atau konfigurasi permukaan yang
sesungguhnya dan disebut sebagai permukaan terukur. Sebagai contoh suatu celah
atau retakan yang sempit pada permukaan tidak akan dapat diikuti oleh jarum
peraba (stylus) alat ukur karena dimensi ujung jarum ini lebih besar dari pada
ukuran celah.
Karena terjadinya berbagai penyimpangan selama proses pembuatan maka
permukaan geometri ideal yaitu permukaan yang dianggap mempunyai bentuk yang
sempurna tidaklah dapat dibuat. Dalam praktek seorang perancang akan
menuliskan syarat permukaan pada gambar teknik dengan cara yang mengikuti
suatu aturan (standar) yang tertentu. Suatu permukaan yang disyaratkan pada
gambar teknik itu adalah disebut sebagai permukaan nominal (nominal surface).
Permukaan hanya dipandang sebagai penampang permukaan yang dipotong
yang ditinjau relatif terhadap permukaan dengan geometri ideal secara tegak lurus.
(normal), serong (oblique) atau singgung (tangensial). Bidang pemotongan juga
dapat diatur orientasinya, sehingga sejajar permukaan, lalu geser kedalam
permukaan cara pemotongan ini akan menghasilkan suatu garis atau daerah yang
6
dinamakan sesuai dengan nama pemotongannya. Khusus untuk pemotongan
normal dan serong, garis hasil pemotongannya disebut profil.
Gambar 2.2 Sketsa Bidang Profil (http://www.tecnikdraw.blogspot.co.id/
2011/01/kekasaran-permukaan.html)
Ketidak rataan dan tidak teraturan konfigurasi suatu permukaan bila di
tinjau dari profil dapat diuraikan atas beberapa tingkatan. Diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Tingkat pertama yaitu ketidakteraturan makrogeometri sebagaimana telah
dibahas pada toleransi bentuk.
2. Tingkat kedua adalah disebut dengan gelombang (waviness) merupakan
ketidakteraturan yang periodik dengan penjang gelombang yang jelas lebih
besar dan kedalamannya (amplitudo).
3. Tingkat ketiga alur (grooves) serta tingkat keempat yang disebut dengan
serpihan (flakes) kedua-duanya lebih dikenal dengan istilah kekasaran
(rougness). Dalam kebanyakan hal ke empat tingkat ketidakteraturan
konfigurasi suatu permukaan jarang ditemukan sendiri atau terpisah.
Melainkan kombinasi beberapa tingkat ketidakteraturan yang tersebut.
Sepintas pembedaan antara tingkat ketidak teraturan ini dapat dimengerti
dan dapat juga diperkirakan faktor-faktor penyebabnya, akan tetapi persoalannya
adalah bagaimana membuat dan menyatakan secara kuantitatif suatu parameter
yang dapat menjelaskan satu persatu tingkat ketidak teraturan bagi suatu permukaan
yang sekaligus mempunyai konbinasi ketidakteraturan diatas.
7
Gambar 2.3 Orientasi Bidang Potong (http://www.tecnikdraw.blogspot.co.id/
2011/01/kekasaran-permukaan.html)
Pada saat setelah dilakukan pemotongan menggunakan mesin gergaji,
biasanya sisi yang dilakukan pemotongan akan tidak rata dan bentuk-bentuknya
tidak teratur. Proses pemesinan dimana dilakukannya proses pembentukan benda
kerja, tidak bisa langsung dijadikan bentuk yang diinginkan. Pada saat proses
pemesinan tidak ada yang dilakukan pengolahan pada saat proses berlangsung
dapat mengalami sebuah ketidak rataan yang disebabkan oleh mata potong yang
membentuk suatu benda kerja tersebut.
Tabel 2.1 Ketidak Teraturan Profil (Budi, 2012)
8
2.3 Parameter Kekasaran Permukaan
Untuk memproduksi profil suatu permukaan sensor atau peraba (stylus) alat
ukur harus digerakkan mengikuti gerakan lintasan yang berupa garis lurus dengan
jarak yang telah ditentukan terlebih dahulu. Panjang lintasan ini disebut dengan
panjang pengukuran (traveling enght ; ℓe).
Panjang lintasan (panjang pengukuran atau traveling enght ; ℓe) adalah
jarak lintasan garis yang dilalui dalam proses pengukuran berlangsung. Reproduksi
profil sesungguhnya dengan penambahan keterangan mengenai beberapa istilah.
Berikut adalah beberapa istiah penting tentang profil-profil pada pengukuran
kekasarn permukaan :
a. Profil geometrik ideal (geometrically ideal profil) adalah profil permukaan
sempurna (berupa garis lurus,lengkung dan busur).
b. Profil terukur (measure profil) adalah profil permukaan terukur.
c. Profil referensi (acuan atau puncak) adalah profil yang digunakan sebagai
acuan atau puncak untuk menganalisis ketidak teraturan konfigurasi
permukaan.
d. Profil akar atau alas (root profil) adalah profil referensi yang digeser
kebawah sehingga menyinggung titik terendah profil terukur.
e. Profil tengah (center profil) adalah profil referensi yang digeser ke bawah
arah bawah sedemikan rupa sehingga jumlah luas bagi daerah-daerah di alas
profil tengah sampai ke profil terukur adalah sama dengan jumlah luas
dengan daerah – daerah dibawah profil tengah sampai ke profil terukur.
9
Gambar 2.4 Parameter Tegak Kekasaran (http://www.tecnikdraw.blogspot.co.id/
2011/01/kekasaran-permukaan.html)
Berdasarkan profil-profil yang diterangkan diatas, dapat dideferensikan
beberapa parameter permukaan,yaitu yang berhubungan dimensi pada arah tegak
dan arah memanjang/mendatar. Untuk dimensi arah tegak dikenal beberapa
parameter sebagai berikut:
a. Kekasaran total ( peak to valley height or total height): Rt (μm) Adalah
jarak antara profil referensi dengan profil alas.
b. Kekasaran peralatan ( deph of surface smooting or peak to mean line), Rp
(μm) Adalah jarak rata – rata antara profil referensi dengan profil terukur.
Rp =
1
𝑙
∫ 𝑦𝑖 𝑑𝑥 (2.1)
c. Kekasaran rata – rata aritmatik ( mean roughness indek or center line
average, CLA). Ra (μm) Adalah harga rata – rata aritmatik bagi harga
absolutnya jarak antara profil terukur dengan profil tengah.
Ra = 
1
0
1
hi

dx (2.2)
10
d. Kekasaran rata – rata kuadratik ( root mean square height ) Rg ( μm)
Adalah akar bagi jarak kuadrat rata – rata antara profil terukur dengan
profil Tengah.
Rg = 
1
0
1

hi2 dx (2.3)
e. Kekasaran total rata – rata, Rz ( μm) Adalah merupakan jarak rata – rata
profil alas ke profil terukur pada lima puncak tertinggi dikurangi jarak rata
– rata profil alas ke profil terukur pada lima lembah terendah
Rz = ∑(𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 + 𝑅4 + 𝑅5 − 𝑟1 − 𝑟2 − 𝑟3 − 𝑟4 − 𝑟5)/5 (2.4)
Selanjutnya untuk dimensi arah mendatar sesuai dengan arah gerak sensor
alat ukur diterangkan beberapa parameter antara lain adalah sebagai berikut:
Gambar 2.5 Analisis Profil (http://www.tecnikdraw.blogspot.co.id/
2011/01/kekasaran-permukaan.html)
Dengan analisis dalam arah tegak dengan satuan pm. Satuan analisis pada
arah ml adalah dalam mm. Dari gambar 2.5 keteranganya adalah sebagai berikut:
1. Lebar gelombang (waviness width) Aw (mm) Adalah rata – rata aritmatik
bagi semua jarak a1 diantara dua buah puncak gelombang (profil terukur )
yang berdekatan pada suatu panjag sampel ℓw ℓw ini disebut dengan
panjang sampel gelombang (wainess sampeling length), dimensinya lebih
panjang dari pada panjang sampel ℓ (yang biasanya dipakai untuk mengukur
11
kekasaran), maksud pemakaian ℓw adalah untuk memisahkan efek
gelombang dari parameter kekasaran.
2. Lebar kekasaran. (roughness width) Ar (mm) Adalah rata – rata aritmatik
bagi semua jarak awi diantara dua puncak kekasaran profil terukur yang
berdekatan pada suatu panjang sampel ℓ.
3. Panajang penahan (bearing lenght ). ℓt (mm) Apabila profil referensi
digeserkan kebawah sejauh c (dalam mm) akan memotong profil terukur
sepanjang ℓc1 , ℓc2 .........ℓcn. panjang penahan ℓt adalah jumlah proyeksi
ℓc1 , ℓc2 .........ℓcn. (pada profil referensi atau profil geometrik ideal, lihat
gambar 2.30-b ) karena untuk tiap harga C (mm) akan memberikan harga
harga ℓt yang tertentu, maka pada waktu menulisakan ℓt perlu dijelaskan
juga harga C ini didapat untuk pergeseran C sebesar 0,25 μm.
4. Bagian panjang penahan ( bearing lenght frantion), tp (mm) Adalah hasil
bagi panjang penahan terhadap panjang sampelnya
tp = %100
l
lt
(2.1)
Seperti halnya pada pernyataan ℓt, besarnya C harus pula dituliskan, yaitu
secara contoh berikut: tp 0,25 = ...........%. Apabila C mencapai harga
maksimum,yaitu sama dengan harga mencapai harga 100% . selanjutnya, dapat
dibuat suatu kurva yang menggambarkan hubungan antara C dan tp, dan kuva ini
dikenal dengan nama kurva abbott dengan bentuk yang tertentu, sehingga dapat
dianggap sebagai salah satu karakteristik konfigurasi permukaan yang
bersangkutan menunjukkan contoh kurva ini.
12
Gambar 2.6 Kurva Abbot (http://www.tecnikdraw.blogspot.co.id/
2011/01/kekasaran-permukaan.html)
2.4 Alat Ukur Kekasaran
Alat pengukuran kekasaran permukaan terdiri dari beberapa komponen
yang disusun sehingga bisa mencatat harga kekasaran dari sebuah permukaan yang
terlebih dahulu di atur ketinggiannya. Alat ukur kekasaran tersebut dari jenis
pencacah langsung yang mencatat kekasaran permukaan dalam mikron terhadap
ketinggian tertentu yang ditentukan terlebih dahulu. Sensor yang berupa ujung
jarum diatur sehingga menempel permukaan yang akan diukur kekasarannya.
Perangkat ini terdiri dari pencacah yang mengubah gerak vertikal pada jarum yang
berfungsi sebagai sensor menjadi tegangan listrik (volt) oleh drive-unit, mesin
penggerak (pilotor) yang menggerakkan jarum pencacah dan amplimeter. Tegangan
yang diterima amplimeter dibesarkan dan diolah sehingga hasilnya dapat dibaca.
Sebuah alat ukur kekasaran permukaan secara lengkap terdiri dari Pick-up, Drive-
unit dan Amplifire.
13
Gambar 2.7 Alat Ukur Kekasaran (http://www.tecnikdraw.blogspot.co.id/2011/
01/kekasaran-permukaan.html)
2.5 Prinsip Kerja Alat Ukur
Prinsip Kerja Alat Ukur Kekasaran Permukaan menggunakan pengubah
sistem mekanik, optik, elektronik dan pengubah data pengukuran. Penjelasan dari
prinsip kerja tersebut adalah sebagai berikut:
a. Sistem mekanik
Akibat tekanan pegas pada batang ayun sensor akan selalu menempel pada
permukaan. Poros alat ukur digeserkan sepanjang sampel kekasaran dan
sensor menggeser sambil bergerak naik turun mengikuti profil kekasaran.
Gerakan sensor menggoyangkan batang ayun pada engselnya dan pelat
bercelah mengikutinya sesuai dengan perbandingan jarak sensor engsel dan
pelat engsel.
b. Sistem optik
Berkas cahaya diarahkan pada sepasang fotosel pada celah. Akibat
goyangan celah, kedua fotosel akan menerima cahaya dengan bergantian
intensitas cahayanya. Saat celah bergerak keartas fotosel yang diatas akan
meerima cahaya dengan intensitas cahaya yang lebih besar daripada
diterima fotosel yang berada dibawah.
14
c. Sistem elektrik
Perubahan sinyal listrik karenaperubahan intensitas cahaya pada sepasang
fotosel secara sistematik mengikuti irama goyangan celah dapat diperoleh
secara elektronik.
d. Sistem pengolahan data
Berbagai parameter kekasaran permukaan dapat dianalisis secara manual
berdasarkan grafik profil kekasaran permukaan. Grafik kekasaran
permukaan ini adalah hasil pengubahan sinyal sensor menjadi sinyal analog
besaran listrik yang direkam dengan perekam jenis galvanometerPrinsip
Kerja Alat Ukur Kekasaran Permukaan.
15
BAB III
METODOLOGI
3.1 Prosedur Praktikum Teoritis
Prosedur praktikum yang dilaksanakan pada pengukuran kekasaran permukaan
adalah sebagai berikut:
1. Rangkailah alat kekasaran permukaan
2. Letakkan benda ukur di bawah sensor ukur.
3. Lakukan pengambilan data dari hasil yang didapat.
4. Lakukan perhitungan parameter kekasaran permukaan dari grafik yang di
dapat.
5. Lakukan analisis kekasaran permukaan.
3.2 Prosedur Praktikum Aktual
Prosedur praktikum secara aktual yang dilaksanakan pada pengukuran
kekasaran permukaan adalah adalah sebagai berikut:
1. Kenali terlebih dahulu alat kekasaran permukaan.
2. Rangkai alat kekasaran permukaan.
3. Letakkan benda ukur.
4. Ambil data grafik pengukuran kekasaran dari tahun lalu.
5. Lakukan perhitungan data dari hasil yang didapat.
6. Lakukan perhitungan parameter yang di dapat.
7. Lakukan analisis data yang di dapat.
3.3 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum pengukuran kekasaran adalh
sebagai berikut:
1. Satu unit alat kekasar permukan, yang terdiri dari:
16
a. Pick-up
Gambar 3.1 Pick-Up
b. Drive Unit
Gambar 3.2 Drive Unit
c. Amplifier
Gambar 3.3 Amplifier
17
2. Benda dan bahan
Gambar 3.4 Benda Ukur
18
BAB IV
DATA PENGAMATAN
4.1 Data Pengamatan Profil Tegak
Saat pratikum metrologi industri, dilakukan pengukuran kekasaran
permukaan yang dilakukan pada sebuah balok ( logam ). Dari pengukuran
didapatkan grafik seperti yang dibawah ini.
Gambar 4.1 Grafik Menentukan Parameternya
Berikut parameter yang didapat dari grafik diatas.
Gambar 4.2 Menetukan Titik Yang Akan Dihitung
Keterangan :
Rt : Jarak antara profil referensi dengan profil alas
Rp: Jarak antara profil referensi dengan profil tengah
19
Rn: Jarak antara profil terukur dengan profil tengah
h : Jarak antara profil referensi dengan profil terukur
y : Jarak antara profil tengah dengan profil terukur
F : Puncak tertinggi
r : Puncak terendah
Dari data yang ditunjukan pada grafik adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Data Nilai Y Dan Nialai H
Nilai Y Nilai H
y1 = 9 titik h1 = 17 titik
y2 = 24 titik h2 = 5 titik
y3 = 18 titik h3 = 10 titik
y4 = 17 titik h4 = 10 titik
y5 = 20 titik h5 = 8 titik
y6 = 24 titik h6 = 4 titik
y7 = 17 titik h7 = 9 titik
y8 = 2 titik h8 = 26 titik
y9 = 18 titik h9 = 4 titik
y10 = 21 titik h10 = 7 titik
y11 = 16 titik h11 = 13 titik
Tabel 4.2 Data Nilai R (Puncak) Dan (Lembah)
R ( Puncak ) R ( Lembah )
R1 = 20 titik R6 = 3 titik
R2 = 11 titik R7 = 8 titik
R3 = 27 titik R8 = 0 titik
R4 = 29 titik R9 = 1 titik
R5 = 15 titik R10 = 7 titik
20
4.2 Data Pengamatan Profil Mendatar
Gambar 4.3 Menentukan Parameter Mendatar (Aw)
Gambar 4.4 Menentukan Parameter Mendatar (Ar) Dan (Lc)
Keterangan :
Aw : Lebar gelombang
Ar : Lebar kekasaran
Lc : Konstanta lebar gelombang
Dari parameter diatas dapat data sebagai berikut :
Tabel 4.3 Data Lebar Gelombang (Aw)
Aw ( lebar gelombang )
Aw1 = 18 titik
Aw1 = 39 titik
Aw1 = 21 titik
Tabel 4. 4 Data Lebar Kekasaran (Ar)
Ar ( lebar kekasaran )
21
Ar1 = 1 titik
Ar1 = 1 titik
Ar1 = 1 titik
Ar1 = 1 titik
Ar1 = 1 titik
Ar1 = 1 titik
Ar1 = 2 titik
Tabel 4.5 Data Konstanta Lebar Gelombang
Lc ( konstanta lebar gelombang )
Lc1 = 17 titik
Lc1 = 13 titik
Lc1 = 11 titik
22
BAB V
ANALISA DATA
5.1 Pengolahan Data
Dari grafik pengukuran kekasaran permukaan didapat nilai-nilai parameter
kekasaran sebagai berikut :
A. Parameter tegak
Gambar 5.1 Grafik Profil Geometri Ideal
Gambar 5.2 Data Yang Akan Dihitung
23
1. Kekasaran total ( Rt )
Rt = (Jumlah titik dari puncak tertinggi hingga lembah terendah) x
(
0,5×1000
5000
) 𝜇m
Rt = 30 x (
0,5×1000
5000
) 𝜇m
Rt = 3,0 𝜇m
2. Kekasaran perataan
Rp = (∑
𝑦1+𝑦2
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘
) / L
Rp = (
9+24
8
+
24+18
8
+
18+17
8
+
17+20
8
+
20+24
8
+
24+17
8
+
17+2
8
+
2+18
8
+
18+21
8
+
21+16
8
) /82
Rp = ( 4,1 + 5,2 + 4,3 + 4,6 + 5,5 + 5,1 + 2,3 + 2,5 + 4,8 + 4,6 ) / 82
Rp = ( 43 ) / 82
Rp = 0,5 titik
Rp = 0,5 x (
0,5×1000
5000
) 𝜇m
Rp = 0,05 𝜇m
3. Kekasaran rata-rata aritmatik ( Ra )
Ra = ((
ℎ1+ℎ2
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘
) 𝐿⁄ ) x (
0,5×1000
5000
) 𝜇m
Ra =
((
17+5
8
+
5+10
8
+
10+10
8
+
10+8
8
+
8+4
8
+
4+9
8
+
9+26
8
+
26+4
8
+
4+7
8
+
7+13
8
) 82⁄ )
x
(
0,5×1000
5000
) 𝜇
m
Ra = (( 2,7+ 1,8 + 2,5 + 2,2 + 1,5 + 1,6 + 4,3 + 3,7 + 1,3 + 2,5 ) / 82) x
(
0,5×1000
5000
) 𝜇m
Ra = (24,1 / 82) x (
0,5×1000
5000
) 𝜇m
24
Ra = 0,29 𝜇m
4. Kekasaran rata-rata kuadratik (Rg)
Rg = √(∑
ℎ1+ℎ2
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘
)
2
𝐿⁄
Rg = √(24,1)2 𝐿⁄
Rg = √580,81 82⁄
Rg = 7,08
Rg = 7,08 x (
0,5×1000
5000
) 𝜇m
Rg = 0,708 𝜇m
5. Kekasaran total rata-rata ( Rt )
Rt =
∑( 𝑅1+𝑅2+𝑅3+𝑅4+𝑅5) − ( 𝑅6−𝑅7−𝑅8−𝑅9−𝑅10)
5
Rt =
∑(20+11+27+29+15) − (3−6−0−1−7)
5
Rt =
102+13
5
=
115
5
Rt = 23 x (
0,5×1000
5000
) 𝜇m
Rt = 2,3 𝜇m
25
B. Parameter mendatar
Gambar 5.3 Data Lebar Gelombang ( Parameter Mendatar )
Gambar 5.4 Data Ar Dan Lc ( Parameter Mendatar )
1. Lebar gelombang ( Aw )
Aw = ∑( 𝐴𝑤1 + 𝐴𝑤2 + 𝐴𝑤3)
Aw = ∑(18 + 39 + 21)
Aw = 78 titik
Aw = 78 x (
0,5×1000
5000
) 𝜇m
Aw = 7,8 𝜇m
2. Lebar kekasaran ( Ar )
Ar = ∑( 𝐴𝑟1+ 𝐴𝑟2 + 𝐴𝑟3 + 𝐴𝑟4 + 𝐴𝑟5 + 𝐴𝑟6 + 𝐴𝑟7)
26
Ar = ∑(1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 2)
Ar = 8 titik
Ar = 8 x (
0,5×1000
5000
) 𝜇m
Ar = 0,8 𝜇m
3. Panjang penahan ( Lt )
Ambil sepanjang 3 titik
3 x (
0,5×1000
5000
) 𝜇m = 0,3 𝜇m
Lt = 0,3 𝜇m = Lc1+Lc2+Lc3
=17+13+11
=41 titik
Lt = 41 x (
0,5×1000
5000
) 𝜇m
=4,1 𝜇m
4. Panjang batang penahan ( tp )
L = 82 tp =
𝐿𝑡
𝐿
× 100%
=
41
82
× 100%
=0,5 %
5.2 Analisa Data
Dari praktikum yang dilakukan di laboratorium metrologi industri Fakultas
Teknik Universitas Riau di dapat hasil grafik pada gambar 4.1 di bab 4. Dari data
yang didapat bisa dilakukan perhitungan pada bab 5. Dari data tersebut dapat dilihat
adanya kekasaran ekstrim pada ujung benda kerja yang dilakukan pengukuran.
Penyimpangan ini terjadi karena pada proses pembuatan benda kerja ini terjadi pada
saat proses pembentuka benda tersebut berlangsung.
Dari pratikum pengukuran kekasaran permukaan ini kita dapat menentukan
tingkat kekasaran dari sebuah benda, maka dilakukan dengan cara melihat
parameter-parameter kekasaran permukaan yang telah ditetapkan, dari parameter-
27
parameter tersebut dapat dijadikan sebagai acuan apakah benda ukur atau
komponen memiliki tingkat kekasaran yang tinggi atau rendah.
Panjang sampel yang diambil untuk pengolahan data ini adalah 82 titik dan
dari sampel ini didapat nilai parameter-parameternya, yaitu :
1. Kekasaran total ( Rt ) sebesar 3,0 μm
2. Kekasaran perataan ( Rp ) sebesar 0,05 μm
3. Kekasaran rata-rata aritmatik ( Ra ) sebesar 0,029 μm
4. Kekasaran rata-rata kuadratik ( Rg ) sebesar 0,708 μm
5. Kekasaran total rata-rata ( RT ) sebesar 2,3 μm
6. Lebar gelombang ( Aw ) sebesar 7,8 μm
7. Lebar kekasaran ( Ar ) sebesar 0,8 μm
8. Panjang penahan ( Lt ) sebesar 4,1 μm
9. Panjang batang penahan ( tp ) sebesar 0,5 %
Tingkat kekasaran yang tinggi atau rendah tewrjadi dari berbagai macam
penyebab. Tingkat kekasaran didapat penyebabnya sebagai berikut :
 Karena kurangnya ketelitian dan finishing pada saat pengfraisan benda
tersebut.
 Karena bergesek benda tyersebut dengan benda yang lebih kasar
Dalam pratikum ini didapat penyimpangan hasil yang disebabkan oleh
beberapa factor, faktornya adalah sebagai berikut :
1. Suhu ruangan pengukuran, karena suhu ruangan dapat mempengaruhi struktur
atom yang ada pada benda ukur.
2. Kotoran-kotoran atau debu yang menempel pada benda ukur, dan membentuk
gelombang baru pada benda ukur.
3. Alat ukur yang kurangf atau tidak bagus, dapat mempengaruhi hasil
pengukuran.
4. Pembacaan atau pengambilan data yang kurang benar.
5. Posisi benda ukur tidak rata saat melakukan pengukuran.
28
Benda ukur yang digunakan dalam praktikum ini jika dilihat secara kasat
mata maka benda ukur tersebut akan terlihat halus tidak ada kekasaran yang berarti.
Namun saat dilakukan pengukuran menggunakan alat ukur kekasaran maka terlihat
jelas hasil pengukuran dari benda tersebut. Kekasaran yang sangat signifikan sekali,
dan gelombang yang terbentuk sangat jelas dan sangat tinggi tingkat kekasarannya.
Kekasaran ini terjadi murni karena pengukuran yang terjadi buka karena
adakesalahan pengukuran yang dilakukan oleh operator yang menjalankan mesin
pengukur kekasaran permukaan tersebut. Tapi karena pengukuran yang di ukur
berukuran mikron meter bisa saja terjadi ada sebutir debu yang jatuh dari udara dan
tidak sengaja terukur oleh stylus sebagai sensor peraba permukaan benda ukur yang
akan di ukur.
29
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari praktikum pengukuran kekasaran
adalah sebagai berikut:
1. Prinsip kerja pengukuran kekasaran adalh dengan cara memperbesar
gelombang yang ada pada permukaan benda ukur dan di terjemahkan dalam
bentuk grafik.
2. Menggunakan alat ukur kekasaran permukaan dengan cara merakitnya
terlebih dahulu menjadi satu kesatuan alat ukur dan yang akhirnya dapat di
gunakan sesuai fungsinya.
3. Parameter kekasaran adalah hal-hal yang bisa di ukur dalam kekasaran.
4. Analisa data hasil pengukuran dilakukan perorangan. Karena setiap orang
mempunyai pendapat sendiri.
6.2 Saran
Saran yang dapat di berikan pada praktikum pengukuran kekasaran adalah
sebagai berikut:
1. Seharusnya alat ukur segera di perbaiki. Karena sangat mengganggu proses
pembelajaran mahasiswa.
2. Saat di jelaskan oleh asisten seharusnya praktikan mendengarkan dan
memperhatikan asisten yang sedang mnjelaskan agar tidak terjadi
peertanyaan yang di ulang-ulang, karena membuang waktu.
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Kekasaran Permukaan. http://www.tecnikdraw.blogspot.co.id/
2011/01/kekasaran-permukaan.html. (diakses 27 November 2015)
Arief, Dodi Sofyan.2015. Buku Panduan Praktikum Metrologi. Pekanbaru: UR
Budi. 2012. Profil permukaan. surabaya: Bina cipta
Rochim, Taufiq. 2006. Spesifikasi & Kontrol Kualitas Geometrik. Bandung: ITB
LAMPIRAN

More Related Content

What's hot

Modul 3 Periferal
Modul 3   PeriferalModul 3   Periferal
Modul 3 PeriferalAan Solo
 
RANGKUMAN DASAR – DASAR OPERATIONS RESEARCH EDISI 2 SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH...
RANGKUMAN DASAR – DASAR OPERATIONS RESEARCH EDISI 2 SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH...RANGKUMAN DASAR – DASAR OPERATIONS RESEARCH EDISI 2 SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH...
RANGKUMAN DASAR – DASAR OPERATIONS RESEARCH EDISI 2 SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH...eddy sanusi silitonga
 
Modul Kalkulus
Modul KalkulusModul Kalkulus
Modul KalkulusAri R
 
Pedoman isi skripsi (29 mei 2009)
Pedoman isi skripsi (29 mei 2009)Pedoman isi skripsi (29 mei 2009)
Pedoman isi skripsi (29 mei 2009)Viorensia Yuri
 

What's hot (6)

Modul 3 Periferal
Modul 3   PeriferalModul 3   Periferal
Modul 3 Periferal
 
Tugas UAS Rangkuman Riset Operasi
Tugas UAS Rangkuman Riset Operasi Tugas UAS Rangkuman Riset Operasi
Tugas UAS Rangkuman Riset Operasi
 
RANGKUMAN DASAR – DASAR OPERATIONS RESEARCH EDISI 2 SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH...
RANGKUMAN DASAR – DASAR OPERATIONS RESEARCH EDISI 2 SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH...RANGKUMAN DASAR – DASAR OPERATIONS RESEARCH EDISI 2 SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH...
RANGKUMAN DASAR – DASAR OPERATIONS RESEARCH EDISI 2 SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH...
 
Modul Kalkulus
Modul KalkulusModul Kalkulus
Modul Kalkulus
 
kalkulus dasar
kalkulus dasarkalkulus dasar
kalkulus dasar
 
Pedoman isi skripsi (29 mei 2009)
Pedoman isi skripsi (29 mei 2009)Pedoman isi skripsi (29 mei 2009)
Pedoman isi skripsi (29 mei 2009)
 

Similar to Modul 4 dian haryanto 1407123394

Materi i teknik mesin m5 kb2
Materi i teknik mesin m5 kb2Materi i teknik mesin m5 kb2
Materi i teknik mesin m5 kb2PPGhybrid3
 
Laporan pengujian
Laporan pengujianLaporan pengujian
Laporan pengujianChache Go
 
Modul 2 dian haryanto 1407123304
Modul 2 dian haryanto 1407123304Modul 2 dian haryanto 1407123304
Modul 2 dian haryanto 1407123304dian haryanto
 
Menganalisis produktivitas
Menganalisis produktivitasMenganalisis produktivitas
Menganalisis produktivitasnovidian4
 
Laporan akhir METROLOGI INDUSTRI UNRI DIAN HARYANTO 1407123394
Laporan akhir METROLOGI INDUSTRI UNRI DIAN HARYANTO 1407123394Laporan akhir METROLOGI INDUSTRI UNRI DIAN HARYANTO 1407123394
Laporan akhir METROLOGI INDUSTRI UNRI DIAN HARYANTO 1407123394dian haryanto
 
Materi M2 KB2 Pemesinan Frais.pdf
Materi M2 KB2 Pemesinan Frais.pdfMateri M2 KB2 Pemesinan Frais.pdf
Materi M2 KB2 Pemesinan Frais.pdfssuser78bedd2
 
Modul 1 dian haryanto 1407123394
Modul 1 dian haryanto 1407123394Modul 1 dian haryanto 1407123394
Modul 1 dian haryanto 1407123394dian haryanto
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNIK OPTIK : FOTOGRAFI DAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNIK OPTIK : FOTOGRAFI DAN PENGOLAHAN CITRA DIGITALLAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNIK OPTIK : FOTOGRAFI DAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNIK OPTIK : FOTOGRAFI DAN PENGOLAHAN CITRA DIGITALNimroatul_Chasanah
 
Melakukan pengukuran produktivitas
Melakukan pengukuran produktivitas Melakukan pengukuran produktivitas
Melakukan pengukuran produktivitas novidian4
 
LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN HADININGRAT...
LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN HADININGRAT...LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN HADININGRAT...
LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN HADININGRAT...intan mustika
 
Makalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
Makalah Perencanaan Bengkel PengukuranMakalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
Makalah Perencanaan Bengkel PengukuranDewi Izza
 
Evaluasi Akhir Semester - MPPL D
Evaluasi Akhir Semester - MPPL DEvaluasi Akhir Semester - MPPL D
Evaluasi Akhir Semester - MPPL DMuhammadRyandaNM
 
Pertemuan ke 2.pdf
Pertemuan ke 2.pdfPertemuan ke 2.pdf
Pertemuan ke 2.pdfchandrainka
 
Logam mesin casting and moulding 16
Logam mesin casting and moulding 16Logam mesin casting and moulding 16
Logam mesin casting and moulding 16Eko Supriyadi
 
Kerangka Acuan Kerja - MPPL
Kerangka Acuan Kerja - MPPLKerangka Acuan Kerja - MPPL
Kerangka Acuan Kerja - MPPLYoshima Putri
 

Similar to Modul 4 dian haryanto 1407123394 (20)

Materi i teknik mesin m5 kb2
Materi i teknik mesin m5 kb2Materi i teknik mesin m5 kb2
Materi i teknik mesin m5 kb2
 
Laporan pengujian
Laporan pengujianLaporan pengujian
Laporan pengujian
 
Judul,daftar isi,abstrak
Judul,daftar isi,abstrakJudul,daftar isi,abstrak
Judul,daftar isi,abstrak
 
Modul 2 dian haryanto 1407123304
Modul 2 dian haryanto 1407123304Modul 2 dian haryanto 1407123304
Modul 2 dian haryanto 1407123304
 
Menganalisis produktivitas
Menganalisis produktivitasMenganalisis produktivitas
Menganalisis produktivitas
 
Laporan KP PT PINDAD PERSERO
Laporan KP PT PINDAD PERSEROLaporan KP PT PINDAD PERSERO
Laporan KP PT PINDAD PERSERO
 
Laporan akhir METROLOGI INDUSTRI UNRI DIAN HARYANTO 1407123394
Laporan akhir METROLOGI INDUSTRI UNRI DIAN HARYANTO 1407123394Laporan akhir METROLOGI INDUSTRI UNRI DIAN HARYANTO 1407123394
Laporan akhir METROLOGI INDUSTRI UNRI DIAN HARYANTO 1407123394
 
Materi M2 KB2 Pemesinan Frais.pdf
Materi M2 KB2 Pemesinan Frais.pdfMateri M2 KB2 Pemesinan Frais.pdf
Materi M2 KB2 Pemesinan Frais.pdf
 
Modul 1 dian haryanto 1407123394
Modul 1 dian haryanto 1407123394Modul 1 dian haryanto 1407123394
Modul 1 dian haryanto 1407123394
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNIK OPTIK : FOTOGRAFI DAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNIK OPTIK : FOTOGRAFI DAN PENGOLAHAN CITRA DIGITALLAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNIK OPTIK : FOTOGRAFI DAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNIK OPTIK : FOTOGRAFI DAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL
 
Melakukan pengukuran produktivitas
Melakukan pengukuran produktivitas Melakukan pengukuran produktivitas
Melakukan pengukuran produktivitas
 
LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN HADININGRAT...
LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN HADININGRAT...LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN HADININGRAT...
LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN HADININGRAT...
 
Makalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
Makalah Perencanaan Bengkel PengukuranMakalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
Makalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
 
Evaluasi Akhir Semester - MPPL D
Evaluasi Akhir Semester - MPPL DEvaluasi Akhir Semester - MPPL D
Evaluasi Akhir Semester - MPPL D
 
Fix kp
Fix kpFix kp
Fix kp
 
Pertemuan ke 2.pdf
Pertemuan ke 2.pdfPertemuan ke 2.pdf
Pertemuan ke 2.pdf
 
Logam mesin casting and moulding 16
Logam mesin casting and moulding 16Logam mesin casting and moulding 16
Logam mesin casting and moulding 16
 
Panduan kerja praktek fix
Panduan kerja praktek fixPanduan kerja praktek fix
Panduan kerja praktek fix
 
Fisika dasar
Fisika dasarFisika dasar
Fisika dasar
 
Kerangka Acuan Kerja - MPPL
Kerangka Acuan Kerja - MPPLKerangka Acuan Kerja - MPPL
Kerangka Acuan Kerja - MPPL
 

More from dian haryanto

Laporan akhir perancangan elemen mesin kelompok 7 pengelasan
Laporan akhir perancangan elemen mesin kelompok 7 pengelasanLaporan akhir perancangan elemen mesin kelompok 7 pengelasan
Laporan akhir perancangan elemen mesin kelompok 7 pengelasandian haryanto
 
Dian haryanto 1407123394 paper peengganti uts
Dian haryanto 1407123394 paper peengganti utsDian haryanto 1407123394 paper peengganti uts
Dian haryanto 1407123394 paper peengganti utsdian haryanto
 
proposal penelitian contoh
proposal penelitian contohproposal penelitian contoh
proposal penelitian contohdian haryanto
 
Pkm macondrong revisi 2017 3
Pkm macondrong revisi 2017 3Pkm macondrong revisi 2017 3
Pkm macondrong revisi 2017 3dian haryanto
 
Proposal kewirausahaan ayam goreng pedasssss
Proposal kewirausahaan ayam goreng pedasssssProposal kewirausahaan ayam goreng pedasssss
Proposal kewirausahaan ayam goreng pedasssssdian haryanto
 
Kelompok A9 dian haryanto 1407123394 modul 01 rugi-rugi aliran (analisa)
Kelompok A9 dian haryanto 1407123394  modul 01 rugi-rugi aliran (analisa)Kelompok A9 dian haryanto 1407123394  modul 01 rugi-rugi aliran (analisa)
Kelompok A9 dian haryanto 1407123394 modul 01 rugi-rugi aliran (analisa)dian haryanto
 
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAULAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAUdian haryanto
 
Kualitas air untuk sektor perrtanian
Kualitas air untuk sektor perrtanianKualitas air untuk sektor perrtanian
Kualitas air untuk sektor perrtaniandian haryanto
 
Air umpan adalah_air_yang_disuplai_ke_boiler_untuk_dirubah_menjadi_steam
Air umpan adalah_air_yang_disuplai_ke_boiler_untuk_dirubah_menjadi_steamAir umpan adalah_air_yang_disuplai_ke_boiler_untuk_dirubah_menjadi_steam
Air umpan adalah_air_yang_disuplai_ke_boiler_untuk_dirubah_menjadi_steamdian haryanto
 
pengertian dan agama yg paling cocok untuk manusia
pengertian dan agama yg paling cocok untuk manusiapengertian dan agama yg paling cocok untuk manusia
pengertian dan agama yg paling cocok untuk manusiadian haryanto
 
pengertian agama | kuliah semester 1 teknik mesin
pengertian agama | kuliah semester 1 teknik mesinpengertian agama | kuliah semester 1 teknik mesin
pengertian agama | kuliah semester 1 teknik mesindian haryanto
 
Laporan praktek kerja industri tsm. cara merawat karburator
Laporan praktek kerja industri tsm. cara merawat karburatorLaporan praktek kerja industri tsm. cara merawat karburator
Laporan praktek kerja industri tsm. cara merawat karburatordian haryanto
 
Pidato rayen (b.inggris)
Pidato rayen (b.inggris)Pidato rayen (b.inggris)
Pidato rayen (b.inggris)dian haryanto
 
Dian haryanto pidato
Dian haryanto pidatoDian haryanto pidato
Dian haryanto pidatodian haryanto
 
Perangkat koneksi internet
Perangkat koneksi internetPerangkat koneksi internet
Perangkat koneksi internetdian haryanto
 
Koneksi internet mp@ copy
Koneksi internet mp@   copyKoneksi internet mp@   copy
Koneksi internet mp@ copydian haryanto
 
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI JURUSAN MESIN PRODUKSI SMKN 2 PEKANBARU T.A 20...
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI JURUSAN MESIN PRODUKSI SMKN 2 PEKANBARU T.A 20...LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI JURUSAN MESIN PRODUKSI SMKN 2 PEKANBARU T.A 20...
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI JURUSAN MESIN PRODUKSI SMKN 2 PEKANBARU T.A 20...dian haryanto
 
Laporan praktek kerja industri
Laporan praktek kerja industriLaporan praktek kerja industri
Laporan praktek kerja industridian haryanto
 

More from dian haryanto (18)

Laporan akhir perancangan elemen mesin kelompok 7 pengelasan
Laporan akhir perancangan elemen mesin kelompok 7 pengelasanLaporan akhir perancangan elemen mesin kelompok 7 pengelasan
Laporan akhir perancangan elemen mesin kelompok 7 pengelasan
 
Dian haryanto 1407123394 paper peengganti uts
Dian haryanto 1407123394 paper peengganti utsDian haryanto 1407123394 paper peengganti uts
Dian haryanto 1407123394 paper peengganti uts
 
proposal penelitian contoh
proposal penelitian contohproposal penelitian contoh
proposal penelitian contoh
 
Pkm macondrong revisi 2017 3
Pkm macondrong revisi 2017 3Pkm macondrong revisi 2017 3
Pkm macondrong revisi 2017 3
 
Proposal kewirausahaan ayam goreng pedasssss
Proposal kewirausahaan ayam goreng pedasssssProposal kewirausahaan ayam goreng pedasssss
Proposal kewirausahaan ayam goreng pedasssss
 
Kelompok A9 dian haryanto 1407123394 modul 01 rugi-rugi aliran (analisa)
Kelompok A9 dian haryanto 1407123394  modul 01 rugi-rugi aliran (analisa)Kelompok A9 dian haryanto 1407123394  modul 01 rugi-rugi aliran (analisa)
Kelompok A9 dian haryanto 1407123394 modul 01 rugi-rugi aliran (analisa)
 
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAULAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
 
Kualitas air untuk sektor perrtanian
Kualitas air untuk sektor perrtanianKualitas air untuk sektor perrtanian
Kualitas air untuk sektor perrtanian
 
Air umpan adalah_air_yang_disuplai_ke_boiler_untuk_dirubah_menjadi_steam
Air umpan adalah_air_yang_disuplai_ke_boiler_untuk_dirubah_menjadi_steamAir umpan adalah_air_yang_disuplai_ke_boiler_untuk_dirubah_menjadi_steam
Air umpan adalah_air_yang_disuplai_ke_boiler_untuk_dirubah_menjadi_steam
 
pengertian dan agama yg paling cocok untuk manusia
pengertian dan agama yg paling cocok untuk manusiapengertian dan agama yg paling cocok untuk manusia
pengertian dan agama yg paling cocok untuk manusia
 
pengertian agama | kuliah semester 1 teknik mesin
pengertian agama | kuliah semester 1 teknik mesinpengertian agama | kuliah semester 1 teknik mesin
pengertian agama | kuliah semester 1 teknik mesin
 
Laporan praktek kerja industri tsm. cara merawat karburator
Laporan praktek kerja industri tsm. cara merawat karburatorLaporan praktek kerja industri tsm. cara merawat karburator
Laporan praktek kerja industri tsm. cara merawat karburator
 
Pidato rayen (b.inggris)
Pidato rayen (b.inggris)Pidato rayen (b.inggris)
Pidato rayen (b.inggris)
 
Dian haryanto pidato
Dian haryanto pidatoDian haryanto pidato
Dian haryanto pidato
 
Perangkat koneksi internet
Perangkat koneksi internetPerangkat koneksi internet
Perangkat koneksi internet
 
Koneksi internet mp@ copy
Koneksi internet mp@   copyKoneksi internet mp@   copy
Koneksi internet mp@ copy
 
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI JURUSAN MESIN PRODUKSI SMKN 2 PEKANBARU T.A 20...
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI JURUSAN MESIN PRODUKSI SMKN 2 PEKANBARU T.A 20...LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI JURUSAN MESIN PRODUKSI SMKN 2 PEKANBARU T.A 20...
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI JURUSAN MESIN PRODUKSI SMKN 2 PEKANBARU T.A 20...
 
Laporan praktek kerja industri
Laporan praktek kerja industriLaporan praktek kerja industri
Laporan praktek kerja industri
 

Recently uploaded

TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxPutriAriatna
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 

Recently uploaded (12)

TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 

Modul 4 dian haryanto 1407123394

  • 1. LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM METROLOGI INDUSTRI MODUL 4 PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN Nama Asisten: Febri Ferdianto Oleh: Nama : Dian Haryanto NIM : 1407123394 Kelompok : 9 (Sembilan) LABORATORIUM PENGUKURAN PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU 2015
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyusun Laporan Akhir “Penggunaan Profil Proyektor” yang disusun dalam rangka melengkapi tugas matakuliah metrologi industri Pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak, maka dari itu penulis mengucapkan banyak terimakasih pada Ibu Anita , ST, MSC, PhD. Selaku dosen pengampu mata kuliah metrologi industri. Terimakasih banyak juga penulis ucapkan pada asisten yang selalu membimbing dalam penulisan Pembuatan laporan ini. Kepada teman-teman dan kedua orang tua yang selalu memberi semangat dan selalu membantu dalam pembuatan laporan ini juga saya ucapkan terimakasih banyak. Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan laporan ini kedepannya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Pekanbaru, Desember 2015 Penulis
  • 3. DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR .............................................................................................i DAFTAR ISI...........................................................................................................ii DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv DAFTAR TABEL...................................................................................................v DAFTAR NOTASI................................................................................................vi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1 1.2 Tujuan Praktikum.......................................................................................... 1 1.3 Manfaat Praktikum........................................................................................ 2 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian...................................................................................................... 3 2.2 Permukaan Dan Profil ................................................................................... 5 2.3 Parameter Kekasaran Permukaan................................................................. 8 2.4 Alat Ukur Kekasaran................................................................................... 12 2.5 Prinsip Kerja Alat Ukur............................................................................... 13 BAB III METODOLOGI 3.1 Prosedur Praktikum Teoritis....................................................................... 15 3.2 Prosedur Praktikum Aktual......................................................................... 15 3.3 Alat dan Bahan............................................................................................ 15 BAB IV DATA PENGAMATAN 4.1 Data Pengamatan Profil Tegak.................................................................... 18 4.2 Data Pengamatan Profil Mendatar .............................................................. 20 BAB V ANALISA DATA 5.1 Pengolahan Data.......................................................................................... 22 5.2 Analisa Data ................................................................................................ 26
  • 4. BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan.................................................................................................. 29 6.2 Saran............................................................................................................ 29 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
  • 5. DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Pembesaran Permukaan....................................................................... 4 Gambar 2.2 Sketsa Bidang Profil............................................................................ 6 Gambar 2.3 Orientasi Bidang Potong ..................................................................... 7 Gambar 2.4 Parameter Tegak Kekasaran................................................................ 9 Gambar 2.5 Analisis Profil.................................................................................... 10 Gambar 2.6 Kurva Abbot...................................................................................... 12 Gambar 2.7 Alat Ukur Kekasaran......................................................................... 13 Gambar 3.1 Pick-Up.............................................................................................. 16 Gambar 3.2 Drive Unit.......................................................................................... 16 Gambar 3.3 Amplifier ........................................................................................... 16 Gambar 3.4 Benda Ukur........................................................................................ 17 Gambar 4.1 Grafik Menentukan Parameternya..................................................... 18 Gambar 4.2 Menetukan Titik Yang Akan Dihitung.............................................. 18 Gambar 4.3 Menentukan Parameter Mendatar (Aw)............................................ 20 Gambar 4.4 Menentukan Parameter Mendatar (Ar) Dan (Lc).............................. 20 Gambar 5.1 Grafik Profil Geometri Ideal ............................................................. 22 Gambar 5.2 Data Yang Akan Dihitung................................................................. 22 Gambar 5.3 Data Lebar Gelombang ( Parameter Mendatar ) ............................... 25 Gambar 5.4 Data Ar dan Lc ( Parameter Mendatar )............................................ 25
  • 6. DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Ketidak Teraturan Profil (Budi, 2012).................................................... 7 Tabel 4.1 Data Nilai Y Dan Nialai H.................................................................... 19 Tabel 4.2 Data Nilai R (Puncak) Dan (Lembah)................................................... 19 Tabel 4.3 Data Lebar Gelombang (Aw)................................................................ 20 Tabel 4.4 Data Lebar Kekasaran (Ar) ................................................................... 20 Tabel 4.5 Data Konstanta Lebar Gelombang........................................................ 21
  • 7. DAFTAR NOTASI Rt = Jarak antara profil referensi dengan profil alas (Titik) Rp = Jarak rata-rata antara profil referensi dengan profil tengah (Titik) Ra = Jarak rata-rata antara profil terukur dengan profil tengah (Titik) y = Jarak antara profil referensi dengan profil terukur (Titik) h = Jarak antara profil tengah dengan profil terukur (Titik) R = Puncak tertinggi profil alas (Titik) r = Lembah terendah ke profil alas (Titik) Ku = kekasaran perataan dibagi dengan kekasaran total (Titik) Kv = Komplemen suatu koefisien lekukan (Titik)
  • 8. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran adalah suatu proses membandingkan suatu parameter atau variable dengan suatu parameter yang di anggap sebagai acuan standard. Acuan standard yang di gunakan adalah standard yang digunakan adalah standard yang di akuk secara nasional maiupun internasional. Permukaan adalah batas yang memiosahkan benda padat dengan benda sekelilingnya. Karakter dari suatu permukaan memegang perananyang sangat penting. Pada penggunaan suatu komponen yang membutuhkan kriteria khusus. Pada proses pemesinan ada hal yang sangat di perhatikan mengenai kerataan dari suatu komponen. Biasanya hal yang sangat di perhatikan dengan masalah yang berhubungan dengan gesekan, keausan pelumasan dan tahanan lelah. Kekasaran permukaan adalah salah satu alat ukur yang sangat penting dan harus dikuasai. Cara pengukuran kekasaran sangatlah sedikit rumit. Karena alat yang digunakan tidaklah familiar atau jarang di gunakan. Maka dari itu perlu dilakukannya sebuah praktikum pengukuran kekasaran. 1.2 Tujuan Praktikum Praktikum pengukuran kekasaran dari permukaan yang dilakukan bertujuanj untuk : 1. Memahami prinsip dasar proses pengukuran kekasaran permukaan. 2. Dapat menggunakan dan mengoperasikan alat ukur kekasaran permukaan, 3. Mengetahui parameter kekasaran permukaan. 4. Mampu menganalisis hasil pengukuran kekasaran permukaan.
  • 9. 2 1.3 Manfaat Praktikum Manfaat dari praktikum pengukuran kekasaran permukaan adalah sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja, pengertian dan bagian-bagian dari alat ukur kekasaran permukaan. 2. Menambah pengalaman mahasiwa dalam menggunakan alat ukur kekasaran permukaan.
  • 10. 3 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Permukaan adalah batas yang memisahkan benda padat dengan sekelilingnya. benda padat yang banyak lubang kecil seperti kayu. Dalam hal ini kayu tidak termasuk. Jika ditinjau dengan skala kecil pada dasarnya konfigurasi permukaan suatu elemen mesin pokok merupakan karakteristik geometri, yang dalam hal ini termasuk mikrogenetik. Mikrogenetik adalah permukaan secara keseluruhan yang membuat bentuk dan rupa yang spesifik. Karakteristik suatu permukaan memegang peranan penting dalam rancangan komponen mesin atau peralatan dalam proses pengerjaan harus sangat diperhatikan. Komponen mesin atau peralatan, dalam proses pengerjaan harus sangat diperhatikan. Komponen didapatkan antara persyaratan fungsional konponen dengan ongkos pembuatan. Agar pengerjaan lebih mudah lebih mudah maka sebaiknya seperti toleransi, ukuran, bentuk dan posisi, karakteristik permukaan harus dapat diterjemahkan kedalam bentuk gambar teknik. Permukaan menurut istilah keteknikan adalah batas yang memisahkan benda padat dengan sekelilingnya. Benda padat banyak lubang kecil seperti kayu, jika ditinjau dengan skala kecil pada dasarnya konfigurasi permukaan suatu elemen mesin (produk) merupakan karakteristik geometric yang dalam hal ini termasuk mikrogeometri. Parameter dibuat guna menandai atau mengidentifikasi konfigurasi suatu permukaan. Parameter harus terukur (bisa terukur dengan besaran atau unit tertentu), yang mungkin harus terukur dan dilakukan dengan memakai alat ukur khusus yang dirancang untuk keperluan tersebut agar pekerjaan lebih mudah dilakukan. Maka sebaiknya seperti toleransi, ukuran, bentuk dan posisi, karakteristik permukaan harus dapat diterjemahkan kedalam bentuk gambar teknik. Tujuannya agar dapat digunakn dan dikerjakan pada mesin-mesin perkakas. Kekasaran permukaan adalah salah satu penyimpangan yang disebabkan oleh kondisi pemotongan dari proses pemesinan. Sedangakan permukaan itu sendiri
  • 11. 4 ialah batas yang memisahkan benda padat dengan sekelilingnya. Karakter suatu permukaan memegang peranan penting dalam perancangan komponen mesin tau peralatan peralatan. Dimana karakterisktik permukaan dinyatakan dengan jelas misalnya dalam kaitannya dengan gesekan, keausan, pelumasan, tahanan kelelahan, dan lain-lain. Karakteristik perancangan sedapat mungkin harus dipenuhi oleh operator pembuat komponen. Kekasaran permukaan dapat diwakilkan kedalam sebuah grafik yang memiliki bentuk yang sama dengan profil yang diukur. Grafik tersebut merupakan pembesaran dari kekasaran permukaan pada profil tersebut. Dari grafik yang didapatkan tersebut, dapat dicari beberapa parameter-parameter guna menganalisa dan mengidentifikasi konfigurasi suatu permukaan. Grafik tersebut merupakan suatu pembesaran dari permukaan benda ukur yang sedang di ukur. Sebenarnya benda silinder yang kita lihat kelihatannya sudah bulat tetapi saat di ukur dengan alat ukur yang mempunyai ketelitian tinggi maka akan nampak bahwa benda ini tidak bulat sempurna. Gambar 2.1 Pembesaran Permukaan (http://www.tecnikdraw.blogspot.co.id/ 2011/01/kekasaran-permukaan.html) Secara lebih rinci tidak keteraturan bentuk permukaan dibedakan menjadi 4 tingkatan, di antaranya yaitu: 1. Tingkat pertama yaitu tingkat yang menunjukkan adanya kesalahan bentuk, (form eror) seperti tampak pada gambar 2.1 diatas. Faktor penyebabnya bisa terjadi karena proses pemesinan yang salah. 2. Tingkat kedua ketidak rataannya berbentuk dari bidang yang ada bergelombang tidak teratur. Pada puncak gelombang tidak terlalu tajam.
  • 12. 5 3. Tingkat ketiga ketidak rataan berbentuk gelombang, namun di ujung gelombang lebih tajam dan runcing. Jika ada benda yang mendekat maka akan terasa tertahan. Sebenarnya hal itu terjadi karena bagin benda yang lain tersebut ter perangkap dalam gelombang yang ada pada benda tersebut. 4. Pada kekasaran tingkat ke-4 ini bentuk yang terlihat tidak terratur. Ada gelombang yang tidak teratur jika benda tersebut dilakukan pengukuran menggunakan profil proyektor. Tapi jika dilakukan dengan kasat mata maka tidak akan nampak bentuk kekasaran benda tersebut. 2.2 Permukaan Dan Profil Permukaan atau penampang adalah bagian terluar yang dapat dilihat, dan dapat dibuat mirip tapi tidak bisa sama persis. Karena ketidak sempurnaan alat ukur dan cara pengukuran maupun cara evaluasi hasil pengukuran maka suatu permukaan sesungguhnya tidaklah dapat dibuat tiruan. Tiruan permukaan hasil pengukuran hanya bisa mendekati bentuk atau konfigurasi permukaan yang sesungguhnya dan disebut sebagai permukaan terukur. Sebagai contoh suatu celah atau retakan yang sempit pada permukaan tidak akan dapat diikuti oleh jarum peraba (stylus) alat ukur karena dimensi ujung jarum ini lebih besar dari pada ukuran celah. Karena terjadinya berbagai penyimpangan selama proses pembuatan maka permukaan geometri ideal yaitu permukaan yang dianggap mempunyai bentuk yang sempurna tidaklah dapat dibuat. Dalam praktek seorang perancang akan menuliskan syarat permukaan pada gambar teknik dengan cara yang mengikuti suatu aturan (standar) yang tertentu. Suatu permukaan yang disyaratkan pada gambar teknik itu adalah disebut sebagai permukaan nominal (nominal surface). Permukaan hanya dipandang sebagai penampang permukaan yang dipotong yang ditinjau relatif terhadap permukaan dengan geometri ideal secara tegak lurus. (normal), serong (oblique) atau singgung (tangensial). Bidang pemotongan juga dapat diatur orientasinya, sehingga sejajar permukaan, lalu geser kedalam permukaan cara pemotongan ini akan menghasilkan suatu garis atau daerah yang
  • 13. 6 dinamakan sesuai dengan nama pemotongannya. Khusus untuk pemotongan normal dan serong, garis hasil pemotongannya disebut profil. Gambar 2.2 Sketsa Bidang Profil (http://www.tecnikdraw.blogspot.co.id/ 2011/01/kekasaran-permukaan.html) Ketidak rataan dan tidak teraturan konfigurasi suatu permukaan bila di tinjau dari profil dapat diuraikan atas beberapa tingkatan. Diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Tingkat pertama yaitu ketidakteraturan makrogeometri sebagaimana telah dibahas pada toleransi bentuk. 2. Tingkat kedua adalah disebut dengan gelombang (waviness) merupakan ketidakteraturan yang periodik dengan penjang gelombang yang jelas lebih besar dan kedalamannya (amplitudo). 3. Tingkat ketiga alur (grooves) serta tingkat keempat yang disebut dengan serpihan (flakes) kedua-duanya lebih dikenal dengan istilah kekasaran (rougness). Dalam kebanyakan hal ke empat tingkat ketidakteraturan konfigurasi suatu permukaan jarang ditemukan sendiri atau terpisah. Melainkan kombinasi beberapa tingkat ketidakteraturan yang tersebut. Sepintas pembedaan antara tingkat ketidak teraturan ini dapat dimengerti dan dapat juga diperkirakan faktor-faktor penyebabnya, akan tetapi persoalannya adalah bagaimana membuat dan menyatakan secara kuantitatif suatu parameter yang dapat menjelaskan satu persatu tingkat ketidak teraturan bagi suatu permukaan yang sekaligus mempunyai konbinasi ketidakteraturan diatas.
  • 14. 7 Gambar 2.3 Orientasi Bidang Potong (http://www.tecnikdraw.blogspot.co.id/ 2011/01/kekasaran-permukaan.html) Pada saat setelah dilakukan pemotongan menggunakan mesin gergaji, biasanya sisi yang dilakukan pemotongan akan tidak rata dan bentuk-bentuknya tidak teratur. Proses pemesinan dimana dilakukannya proses pembentukan benda kerja, tidak bisa langsung dijadikan bentuk yang diinginkan. Pada saat proses pemesinan tidak ada yang dilakukan pengolahan pada saat proses berlangsung dapat mengalami sebuah ketidak rataan yang disebabkan oleh mata potong yang membentuk suatu benda kerja tersebut. Tabel 2.1 Ketidak Teraturan Profil (Budi, 2012)
  • 15. 8 2.3 Parameter Kekasaran Permukaan Untuk memproduksi profil suatu permukaan sensor atau peraba (stylus) alat ukur harus digerakkan mengikuti gerakan lintasan yang berupa garis lurus dengan jarak yang telah ditentukan terlebih dahulu. Panjang lintasan ini disebut dengan panjang pengukuran (traveling enght ; ℓe). Panjang lintasan (panjang pengukuran atau traveling enght ; ℓe) adalah jarak lintasan garis yang dilalui dalam proses pengukuran berlangsung. Reproduksi profil sesungguhnya dengan penambahan keterangan mengenai beberapa istilah. Berikut adalah beberapa istiah penting tentang profil-profil pada pengukuran kekasarn permukaan : a. Profil geometrik ideal (geometrically ideal profil) adalah profil permukaan sempurna (berupa garis lurus,lengkung dan busur). b. Profil terukur (measure profil) adalah profil permukaan terukur. c. Profil referensi (acuan atau puncak) adalah profil yang digunakan sebagai acuan atau puncak untuk menganalisis ketidak teraturan konfigurasi permukaan. d. Profil akar atau alas (root profil) adalah profil referensi yang digeser kebawah sehingga menyinggung titik terendah profil terukur. e. Profil tengah (center profil) adalah profil referensi yang digeser ke bawah arah bawah sedemikan rupa sehingga jumlah luas bagi daerah-daerah di alas profil tengah sampai ke profil terukur adalah sama dengan jumlah luas dengan daerah – daerah dibawah profil tengah sampai ke profil terukur.
  • 16. 9 Gambar 2.4 Parameter Tegak Kekasaran (http://www.tecnikdraw.blogspot.co.id/ 2011/01/kekasaran-permukaan.html) Berdasarkan profil-profil yang diterangkan diatas, dapat dideferensikan beberapa parameter permukaan,yaitu yang berhubungan dimensi pada arah tegak dan arah memanjang/mendatar. Untuk dimensi arah tegak dikenal beberapa parameter sebagai berikut: a. Kekasaran total ( peak to valley height or total height): Rt (μm) Adalah jarak antara profil referensi dengan profil alas. b. Kekasaran peralatan ( deph of surface smooting or peak to mean line), Rp (μm) Adalah jarak rata – rata antara profil referensi dengan profil terukur. Rp = 1 𝑙 ∫ 𝑦𝑖 𝑑𝑥 (2.1) c. Kekasaran rata – rata aritmatik ( mean roughness indek or center line average, CLA). Ra (μm) Adalah harga rata – rata aritmatik bagi harga absolutnya jarak antara profil terukur dengan profil tengah. Ra =  1 0 1 hi  dx (2.2)
  • 17. 10 d. Kekasaran rata – rata kuadratik ( root mean square height ) Rg ( μm) Adalah akar bagi jarak kuadrat rata – rata antara profil terukur dengan profil Tengah. Rg =  1 0 1  hi2 dx (2.3) e. Kekasaran total rata – rata, Rz ( μm) Adalah merupakan jarak rata – rata profil alas ke profil terukur pada lima puncak tertinggi dikurangi jarak rata – rata profil alas ke profil terukur pada lima lembah terendah Rz = ∑(𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 + 𝑅4 + 𝑅5 − 𝑟1 − 𝑟2 − 𝑟3 − 𝑟4 − 𝑟5)/5 (2.4) Selanjutnya untuk dimensi arah mendatar sesuai dengan arah gerak sensor alat ukur diterangkan beberapa parameter antara lain adalah sebagai berikut: Gambar 2.5 Analisis Profil (http://www.tecnikdraw.blogspot.co.id/ 2011/01/kekasaran-permukaan.html) Dengan analisis dalam arah tegak dengan satuan pm. Satuan analisis pada arah ml adalah dalam mm. Dari gambar 2.5 keteranganya adalah sebagai berikut: 1. Lebar gelombang (waviness width) Aw (mm) Adalah rata – rata aritmatik bagi semua jarak a1 diantara dua buah puncak gelombang (profil terukur ) yang berdekatan pada suatu panjag sampel ℓw ℓw ini disebut dengan panjang sampel gelombang (wainess sampeling length), dimensinya lebih panjang dari pada panjang sampel ℓ (yang biasanya dipakai untuk mengukur
  • 18. 11 kekasaran), maksud pemakaian ℓw adalah untuk memisahkan efek gelombang dari parameter kekasaran. 2. Lebar kekasaran. (roughness width) Ar (mm) Adalah rata – rata aritmatik bagi semua jarak awi diantara dua puncak kekasaran profil terukur yang berdekatan pada suatu panjang sampel ℓ. 3. Panajang penahan (bearing lenght ). ℓt (mm) Apabila profil referensi digeserkan kebawah sejauh c (dalam mm) akan memotong profil terukur sepanjang ℓc1 , ℓc2 .........ℓcn. panjang penahan ℓt adalah jumlah proyeksi ℓc1 , ℓc2 .........ℓcn. (pada profil referensi atau profil geometrik ideal, lihat gambar 2.30-b ) karena untuk tiap harga C (mm) akan memberikan harga harga ℓt yang tertentu, maka pada waktu menulisakan ℓt perlu dijelaskan juga harga C ini didapat untuk pergeseran C sebesar 0,25 μm. 4. Bagian panjang penahan ( bearing lenght frantion), tp (mm) Adalah hasil bagi panjang penahan terhadap panjang sampelnya tp = %100 l lt (2.1) Seperti halnya pada pernyataan ℓt, besarnya C harus pula dituliskan, yaitu secara contoh berikut: tp 0,25 = ...........%. Apabila C mencapai harga maksimum,yaitu sama dengan harga mencapai harga 100% . selanjutnya, dapat dibuat suatu kurva yang menggambarkan hubungan antara C dan tp, dan kuva ini dikenal dengan nama kurva abbott dengan bentuk yang tertentu, sehingga dapat dianggap sebagai salah satu karakteristik konfigurasi permukaan yang bersangkutan menunjukkan contoh kurva ini.
  • 19. 12 Gambar 2.6 Kurva Abbot (http://www.tecnikdraw.blogspot.co.id/ 2011/01/kekasaran-permukaan.html) 2.4 Alat Ukur Kekasaran Alat pengukuran kekasaran permukaan terdiri dari beberapa komponen yang disusun sehingga bisa mencatat harga kekasaran dari sebuah permukaan yang terlebih dahulu di atur ketinggiannya. Alat ukur kekasaran tersebut dari jenis pencacah langsung yang mencatat kekasaran permukaan dalam mikron terhadap ketinggian tertentu yang ditentukan terlebih dahulu. Sensor yang berupa ujung jarum diatur sehingga menempel permukaan yang akan diukur kekasarannya. Perangkat ini terdiri dari pencacah yang mengubah gerak vertikal pada jarum yang berfungsi sebagai sensor menjadi tegangan listrik (volt) oleh drive-unit, mesin penggerak (pilotor) yang menggerakkan jarum pencacah dan amplimeter. Tegangan yang diterima amplimeter dibesarkan dan diolah sehingga hasilnya dapat dibaca. Sebuah alat ukur kekasaran permukaan secara lengkap terdiri dari Pick-up, Drive- unit dan Amplifire.
  • 20. 13 Gambar 2.7 Alat Ukur Kekasaran (http://www.tecnikdraw.blogspot.co.id/2011/ 01/kekasaran-permukaan.html) 2.5 Prinsip Kerja Alat Ukur Prinsip Kerja Alat Ukur Kekasaran Permukaan menggunakan pengubah sistem mekanik, optik, elektronik dan pengubah data pengukuran. Penjelasan dari prinsip kerja tersebut adalah sebagai berikut: a. Sistem mekanik Akibat tekanan pegas pada batang ayun sensor akan selalu menempel pada permukaan. Poros alat ukur digeserkan sepanjang sampel kekasaran dan sensor menggeser sambil bergerak naik turun mengikuti profil kekasaran. Gerakan sensor menggoyangkan batang ayun pada engselnya dan pelat bercelah mengikutinya sesuai dengan perbandingan jarak sensor engsel dan pelat engsel. b. Sistem optik Berkas cahaya diarahkan pada sepasang fotosel pada celah. Akibat goyangan celah, kedua fotosel akan menerima cahaya dengan bergantian intensitas cahayanya. Saat celah bergerak keartas fotosel yang diatas akan meerima cahaya dengan intensitas cahaya yang lebih besar daripada diterima fotosel yang berada dibawah.
  • 21. 14 c. Sistem elektrik Perubahan sinyal listrik karenaperubahan intensitas cahaya pada sepasang fotosel secara sistematik mengikuti irama goyangan celah dapat diperoleh secara elektronik. d. Sistem pengolahan data Berbagai parameter kekasaran permukaan dapat dianalisis secara manual berdasarkan grafik profil kekasaran permukaan. Grafik kekasaran permukaan ini adalah hasil pengubahan sinyal sensor menjadi sinyal analog besaran listrik yang direkam dengan perekam jenis galvanometerPrinsip Kerja Alat Ukur Kekasaran Permukaan.
  • 22. 15 BAB III METODOLOGI 3.1 Prosedur Praktikum Teoritis Prosedur praktikum yang dilaksanakan pada pengukuran kekasaran permukaan adalah sebagai berikut: 1. Rangkailah alat kekasaran permukaan 2. Letakkan benda ukur di bawah sensor ukur. 3. Lakukan pengambilan data dari hasil yang didapat. 4. Lakukan perhitungan parameter kekasaran permukaan dari grafik yang di dapat. 5. Lakukan analisis kekasaran permukaan. 3.2 Prosedur Praktikum Aktual Prosedur praktikum secara aktual yang dilaksanakan pada pengukuran kekasaran permukaan adalah adalah sebagai berikut: 1. Kenali terlebih dahulu alat kekasaran permukaan. 2. Rangkai alat kekasaran permukaan. 3. Letakkan benda ukur. 4. Ambil data grafik pengukuran kekasaran dari tahun lalu. 5. Lakukan perhitungan data dari hasil yang didapat. 6. Lakukan perhitungan parameter yang di dapat. 7. Lakukan analisis data yang di dapat. 3.3 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum pengukuran kekasaran adalh sebagai berikut: 1. Satu unit alat kekasar permukan, yang terdiri dari:
  • 23. 16 a. Pick-up Gambar 3.1 Pick-Up b. Drive Unit Gambar 3.2 Drive Unit c. Amplifier Gambar 3.3 Amplifier
  • 24. 17 2. Benda dan bahan Gambar 3.4 Benda Ukur
  • 25. 18 BAB IV DATA PENGAMATAN 4.1 Data Pengamatan Profil Tegak Saat pratikum metrologi industri, dilakukan pengukuran kekasaran permukaan yang dilakukan pada sebuah balok ( logam ). Dari pengukuran didapatkan grafik seperti yang dibawah ini. Gambar 4.1 Grafik Menentukan Parameternya Berikut parameter yang didapat dari grafik diatas. Gambar 4.2 Menetukan Titik Yang Akan Dihitung Keterangan : Rt : Jarak antara profil referensi dengan profil alas Rp: Jarak antara profil referensi dengan profil tengah
  • 26. 19 Rn: Jarak antara profil terukur dengan profil tengah h : Jarak antara profil referensi dengan profil terukur y : Jarak antara profil tengah dengan profil terukur F : Puncak tertinggi r : Puncak terendah Dari data yang ditunjukan pada grafik adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Data Nilai Y Dan Nialai H Nilai Y Nilai H y1 = 9 titik h1 = 17 titik y2 = 24 titik h2 = 5 titik y3 = 18 titik h3 = 10 titik y4 = 17 titik h4 = 10 titik y5 = 20 titik h5 = 8 titik y6 = 24 titik h6 = 4 titik y7 = 17 titik h7 = 9 titik y8 = 2 titik h8 = 26 titik y9 = 18 titik h9 = 4 titik y10 = 21 titik h10 = 7 titik y11 = 16 titik h11 = 13 titik Tabel 4.2 Data Nilai R (Puncak) Dan (Lembah) R ( Puncak ) R ( Lembah ) R1 = 20 titik R6 = 3 titik R2 = 11 titik R7 = 8 titik R3 = 27 titik R8 = 0 titik R4 = 29 titik R9 = 1 titik R5 = 15 titik R10 = 7 titik
  • 27. 20 4.2 Data Pengamatan Profil Mendatar Gambar 4.3 Menentukan Parameter Mendatar (Aw) Gambar 4.4 Menentukan Parameter Mendatar (Ar) Dan (Lc) Keterangan : Aw : Lebar gelombang Ar : Lebar kekasaran Lc : Konstanta lebar gelombang Dari parameter diatas dapat data sebagai berikut : Tabel 4.3 Data Lebar Gelombang (Aw) Aw ( lebar gelombang ) Aw1 = 18 titik Aw1 = 39 titik Aw1 = 21 titik Tabel 4. 4 Data Lebar Kekasaran (Ar) Ar ( lebar kekasaran )
  • 28. 21 Ar1 = 1 titik Ar1 = 1 titik Ar1 = 1 titik Ar1 = 1 titik Ar1 = 1 titik Ar1 = 1 titik Ar1 = 2 titik Tabel 4.5 Data Konstanta Lebar Gelombang Lc ( konstanta lebar gelombang ) Lc1 = 17 titik Lc1 = 13 titik Lc1 = 11 titik
  • 29. 22 BAB V ANALISA DATA 5.1 Pengolahan Data Dari grafik pengukuran kekasaran permukaan didapat nilai-nilai parameter kekasaran sebagai berikut : A. Parameter tegak Gambar 5.1 Grafik Profil Geometri Ideal Gambar 5.2 Data Yang Akan Dihitung
  • 30. 23 1. Kekasaran total ( Rt ) Rt = (Jumlah titik dari puncak tertinggi hingga lembah terendah) x ( 0,5×1000 5000 ) 𝜇m Rt = 30 x ( 0,5×1000 5000 ) 𝜇m Rt = 3,0 𝜇m 2. Kekasaran perataan Rp = (∑ 𝑦1+𝑦2 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 ) / L Rp = ( 9+24 8 + 24+18 8 + 18+17 8 + 17+20 8 + 20+24 8 + 24+17 8 + 17+2 8 + 2+18 8 + 18+21 8 + 21+16 8 ) /82 Rp = ( 4,1 + 5,2 + 4,3 + 4,6 + 5,5 + 5,1 + 2,3 + 2,5 + 4,8 + 4,6 ) / 82 Rp = ( 43 ) / 82 Rp = 0,5 titik Rp = 0,5 x ( 0,5×1000 5000 ) 𝜇m Rp = 0,05 𝜇m 3. Kekasaran rata-rata aritmatik ( Ra ) Ra = (( ℎ1+ℎ2 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 ) 𝐿⁄ ) x ( 0,5×1000 5000 ) 𝜇m Ra = (( 17+5 8 + 5+10 8 + 10+10 8 + 10+8 8 + 8+4 8 + 4+9 8 + 9+26 8 + 26+4 8 + 4+7 8 + 7+13 8 ) 82⁄ ) x ( 0,5×1000 5000 ) 𝜇 m Ra = (( 2,7+ 1,8 + 2,5 + 2,2 + 1,5 + 1,6 + 4,3 + 3,7 + 1,3 + 2,5 ) / 82) x ( 0,5×1000 5000 ) 𝜇m Ra = (24,1 / 82) x ( 0,5×1000 5000 ) 𝜇m
  • 31. 24 Ra = 0,29 𝜇m 4. Kekasaran rata-rata kuadratik (Rg) Rg = √(∑ ℎ1+ℎ2 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 ) 2 𝐿⁄ Rg = √(24,1)2 𝐿⁄ Rg = √580,81 82⁄ Rg = 7,08 Rg = 7,08 x ( 0,5×1000 5000 ) 𝜇m Rg = 0,708 𝜇m 5. Kekasaran total rata-rata ( Rt ) Rt = ∑( 𝑅1+𝑅2+𝑅3+𝑅4+𝑅5) − ( 𝑅6−𝑅7−𝑅8−𝑅9−𝑅10) 5 Rt = ∑(20+11+27+29+15) − (3−6−0−1−7) 5 Rt = 102+13 5 = 115 5 Rt = 23 x ( 0,5×1000 5000 ) 𝜇m Rt = 2,3 𝜇m
  • 32. 25 B. Parameter mendatar Gambar 5.3 Data Lebar Gelombang ( Parameter Mendatar ) Gambar 5.4 Data Ar Dan Lc ( Parameter Mendatar ) 1. Lebar gelombang ( Aw ) Aw = ∑( 𝐴𝑤1 + 𝐴𝑤2 + 𝐴𝑤3) Aw = ∑(18 + 39 + 21) Aw = 78 titik Aw = 78 x ( 0,5×1000 5000 ) 𝜇m Aw = 7,8 𝜇m 2. Lebar kekasaran ( Ar ) Ar = ∑( 𝐴𝑟1+ 𝐴𝑟2 + 𝐴𝑟3 + 𝐴𝑟4 + 𝐴𝑟5 + 𝐴𝑟6 + 𝐴𝑟7)
  • 33. 26 Ar = ∑(1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 2) Ar = 8 titik Ar = 8 x ( 0,5×1000 5000 ) 𝜇m Ar = 0,8 𝜇m 3. Panjang penahan ( Lt ) Ambil sepanjang 3 titik 3 x ( 0,5×1000 5000 ) 𝜇m = 0,3 𝜇m Lt = 0,3 𝜇m = Lc1+Lc2+Lc3 =17+13+11 =41 titik Lt = 41 x ( 0,5×1000 5000 ) 𝜇m =4,1 𝜇m 4. Panjang batang penahan ( tp ) L = 82 tp = 𝐿𝑡 𝐿 × 100% = 41 82 × 100% =0,5 % 5.2 Analisa Data Dari praktikum yang dilakukan di laboratorium metrologi industri Fakultas Teknik Universitas Riau di dapat hasil grafik pada gambar 4.1 di bab 4. Dari data yang didapat bisa dilakukan perhitungan pada bab 5. Dari data tersebut dapat dilihat adanya kekasaran ekstrim pada ujung benda kerja yang dilakukan pengukuran. Penyimpangan ini terjadi karena pada proses pembuatan benda kerja ini terjadi pada saat proses pembentuka benda tersebut berlangsung. Dari pratikum pengukuran kekasaran permukaan ini kita dapat menentukan tingkat kekasaran dari sebuah benda, maka dilakukan dengan cara melihat parameter-parameter kekasaran permukaan yang telah ditetapkan, dari parameter-
  • 34. 27 parameter tersebut dapat dijadikan sebagai acuan apakah benda ukur atau komponen memiliki tingkat kekasaran yang tinggi atau rendah. Panjang sampel yang diambil untuk pengolahan data ini adalah 82 titik dan dari sampel ini didapat nilai parameter-parameternya, yaitu : 1. Kekasaran total ( Rt ) sebesar 3,0 μm 2. Kekasaran perataan ( Rp ) sebesar 0,05 μm 3. Kekasaran rata-rata aritmatik ( Ra ) sebesar 0,029 μm 4. Kekasaran rata-rata kuadratik ( Rg ) sebesar 0,708 μm 5. Kekasaran total rata-rata ( RT ) sebesar 2,3 μm 6. Lebar gelombang ( Aw ) sebesar 7,8 μm 7. Lebar kekasaran ( Ar ) sebesar 0,8 μm 8. Panjang penahan ( Lt ) sebesar 4,1 μm 9. Panjang batang penahan ( tp ) sebesar 0,5 % Tingkat kekasaran yang tinggi atau rendah tewrjadi dari berbagai macam penyebab. Tingkat kekasaran didapat penyebabnya sebagai berikut :  Karena kurangnya ketelitian dan finishing pada saat pengfraisan benda tersebut.  Karena bergesek benda tyersebut dengan benda yang lebih kasar Dalam pratikum ini didapat penyimpangan hasil yang disebabkan oleh beberapa factor, faktornya adalah sebagai berikut : 1. Suhu ruangan pengukuran, karena suhu ruangan dapat mempengaruhi struktur atom yang ada pada benda ukur. 2. Kotoran-kotoran atau debu yang menempel pada benda ukur, dan membentuk gelombang baru pada benda ukur. 3. Alat ukur yang kurangf atau tidak bagus, dapat mempengaruhi hasil pengukuran. 4. Pembacaan atau pengambilan data yang kurang benar. 5. Posisi benda ukur tidak rata saat melakukan pengukuran.
  • 35. 28 Benda ukur yang digunakan dalam praktikum ini jika dilihat secara kasat mata maka benda ukur tersebut akan terlihat halus tidak ada kekasaran yang berarti. Namun saat dilakukan pengukuran menggunakan alat ukur kekasaran maka terlihat jelas hasil pengukuran dari benda tersebut. Kekasaran yang sangat signifikan sekali, dan gelombang yang terbentuk sangat jelas dan sangat tinggi tingkat kekasarannya. Kekasaran ini terjadi murni karena pengukuran yang terjadi buka karena adakesalahan pengukuran yang dilakukan oleh operator yang menjalankan mesin pengukur kekasaran permukaan tersebut. Tapi karena pengukuran yang di ukur berukuran mikron meter bisa saja terjadi ada sebutir debu yang jatuh dari udara dan tidak sengaja terukur oleh stylus sebagai sensor peraba permukaan benda ukur yang akan di ukur.
  • 36. 29 BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat di ambil dari praktikum pengukuran kekasaran adalah sebagai berikut: 1. Prinsip kerja pengukuran kekasaran adalh dengan cara memperbesar gelombang yang ada pada permukaan benda ukur dan di terjemahkan dalam bentuk grafik. 2. Menggunakan alat ukur kekasaran permukaan dengan cara merakitnya terlebih dahulu menjadi satu kesatuan alat ukur dan yang akhirnya dapat di gunakan sesuai fungsinya. 3. Parameter kekasaran adalah hal-hal yang bisa di ukur dalam kekasaran. 4. Analisa data hasil pengukuran dilakukan perorangan. Karena setiap orang mempunyai pendapat sendiri. 6.2 Saran Saran yang dapat di berikan pada praktikum pengukuran kekasaran adalah sebagai berikut: 1. Seharusnya alat ukur segera di perbaiki. Karena sangat mengganggu proses pembelajaran mahasiswa. 2. Saat di jelaskan oleh asisten seharusnya praktikan mendengarkan dan memperhatikan asisten yang sedang mnjelaskan agar tidak terjadi peertanyaan yang di ulang-ulang, karena membuang waktu.
  • 37. 30 DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2011. Kekasaran Permukaan. http://www.tecnikdraw.blogspot.co.id/ 2011/01/kekasaran-permukaan.html. (diakses 27 November 2015) Arief, Dodi Sofyan.2015. Buku Panduan Praktikum Metrologi. Pekanbaru: UR Budi. 2012. Profil permukaan. surabaya: Bina cipta Rochim, Taufiq. 2006. Spesifikasi & Kontrol Kualitas Geometrik. Bandung: ITB