1. KEBIJAKAN UPAYA
PENANGGULANGAN GIZI BURUK
TERINTEGRASI PADA BALITA
KELOMPOK 1
Anggota :
•dr. A.A.I Gusti Ngurah Kunti Putri
•dr. Anis Eka
•Ika Aprilia Cahya S.ST
•Wulan Mustikasari S.ST
•Husni Inayah S.Tr.Gz
2. 1
2
Akar masalah kurang gizi terkait dengan ketahanan pangan dan
gizi, kemiskinan, pendidikan, keamanan, ketersediaan air bersih,
higiene dan sanitasi lingkungan, serta terkait dengan situasi darurat
atau bencana.
Bentuk komitmen pemerintah dalam penanggulangan gizi buruk pada balita dan tindaklanjutnya
melalui upaya :
• penyuluhan gizI
• peningkatan cakupan penimbangan balita
• pemberian makanan tambahan (PMT) pemulihan bagi balita dengan gizi kurang
• peningkatan kapasitas petugas dalam tata laksana balita gizi buruk
• pembentukan Therapeutic Feeding Centre (TFC) dan Community Feeding Centre (CFC) sebagai
pusat-pusat pemulihan gizi di faskes.
3
Strategi operasional penanganan gizi buruk :
• Pemberdayaan keluarga dan masyarakat
• Meningkatkan kualitas dan cakupan deteksi dini
• Meningkatkan kualitas dan akses pelayanan kesehatan dan gizi
• Penguatan sistem kewaspadaan dini melalui surveilans kesehatan dan gizi
• Meningkatkan kerja sama dengan lintas program, lintas sektor, mitra pembangunan dan masyarakat
• Meningkatkan dukungan dan peran serta Pemerintah Daerah
3. RTL di Provinsi Jawa Timur
Pendataan Puskesmas Mampu
TLGB melalui aplikasi sigizi terpadu
1
Pelatihan TLGB bagi Tenaga Asuhan
Gizi Puskesmas dengan dana DAK
NF Seksi SDMKes
2
Penguatan skrining dini kasus gizi
buruk melalui pendataan lewat sigizi
terpadu
3
Mendorong Dinas Kesehatan
Kab/Kota untuk menggerakkan
masyarakat dalam penemuan kasus
gizi buruk
4
Mendorong Dinas Kesehatan
Kab/Kota membuat SOP tentang
tatalaksana gizi buruk dan
menguploadnya di sigizi terpadu
5
Bekerjasama dengan mitra/ NGO
untuk mengadakan pelatihan TLBG
bagi TAG di Puskesmas
6
4. Strategi Provinsi Jawa Timur
Melaksanakan pelatihan
menggunakan dana APBD dan APBN
1
Penemuan kasus secara dini melalui
data D/Suntuk mencegah terjadinya
gizi buruk (menggerakkan
masyarakat untuk aktif dating ke
posyandu)
2
Penggerakan masyarakat untuk
penemuan dini kasus gizi buruk
3
Penguatan TAG (Tim Asuhan Gizi)
Puskesmas melalui pelatihan atau
orientasi TLGB
4
5 Bekerjasama dengan mitra/ NGO
untuk mengadakan pelatihan TLBG
bagi TAG di Puskesmas
7. PERENCANAAN TERINTEGRASI UPAYA PENANGGULANGAN
GIZI BURUK
PENGELOLAAN GIZI BURUK TERINTEGRASI
Pencegahan yang dapat dilakukan oleh semua pihak
Tata laksana gizi buruk sesuai SOP
Advokasi dan peningkatan kolaborasi
Adanya pedoman/protocol penanggulangan gizi buruk
Menjadikan penanggulangan gizi kurang/buruk pada balita sebagai upaya prioritas
Pemantapan fungsi Posyandu dan penggerakan masyarakat
Pemantapan sistem informasi
9. PRINSIP PENGELOLAAN GIZI
BURUK TERINTEGRASI
Meningkatkan
akses dan cakupan
maksimum untuk
layanan gizi buruk
Meningkatkan
penemuan kasus
secara dini
Tata laksana yang
tepat bagi balita
gizi buruk
Perawatan sampai
balita sembuh
10. PENGORGANISASIAN TERINTEGRASI
UPAYA PENANGGULANGAN GIZI BURUK
Pengorganisasian gizi buruk pada balita
Koordinasi peran dan fungsi pihak terkait dalam
penanggulangan gizi buruk pada balita
Mobilisasi masyarakat
Pemantauan dan Evaluasi
11. PEMANTAUN DAN EVALUASI
• Pencatatan dan pelaporan
Kasus balita gizi buruk yang dihitung
atau dilaporkan adalah : Kasus baru dan
Kasus Relaps
• Indikator keberhasilan
• Supervisi fasilitatif
12. PENGELOLAAN TERINTEGRASI UPAYA
PENANGGULANGAN GIZI BURUK SESUAI
KEWENANGAN
Kajian masalah gizi buruk, termasuk
kajian besaran masalah, karakteristik
sasaran dan pihak-pihak terkait
Perencanaan kebutuhan logistic,
kebutuhan sumber daya dan
strategi pengorganisasian upaya
penanggulangan gizi buruk pada
balita