SlideShare a Scribd company logo
1 of 67
TELUR
Struktur dan komposisi
telur
1. Kuning telur (yolk)
2. Putih telur (albumen)
3. Membrane shell
4. Kerabang telur
Kuning Telur (31%):
1. Latebra : Pertautan antara discus
germinalis dengan yolk
2. Discus Germinalis : Stadium blastoderm
dari sel telur
3. Cincin konsentris kuning telur
4. Membrana Vetelina : membran tidak
berwarna yang mengelilingi kuning telur
Putih telur (albumen) (58%):
• Khalaziferous (3% dari albumen): berhub
dgn kuning telur dan chalazae, sangat
tipis, halus.
• Inner thin /lapisan bag dalam(21% dari
albumen)
• Thick white / putih telur padat (55%)
• Outer thin / lapisan bag luar, berhub
dengan membran shell
Membrane Shell:
• Bag yang keras dan fibrous
• Tersusun dari protein yang serupa
dengan protein pada bulu dan rambut
• Terdiri dari : - Inner shell membrane
- Outer shell membrane
Inner shell membrane lebih tipis
Kerabang telur (shell) (11%):
1. Keras, melindungi dari isi telur dan
embrio dari gangguan baik fisik / kimiawi
2. Terdapat kutikula :
- tebal : 10 – 30 mikro meter
- menghambat penetrasi organisme
melalui
pori
- menghambat masuknya zt-zat dari luar
Kerabang telur (shell) (11%):
3. Terdapat pori-pori : jumlah bervariasi (700017.000/butir)
- embrio dapat bernafas
- terjadi penguapan
- masuknya cairan dari luar
- Tebal tergantung dari faktor genetik dan
lingkungan (pakan, suhu, penyakit)
4. Pigmen shell terdapat di lapisan spongy layer
5. Terdiri dari : 94% kalium karbonat, 1%
agnesium karbonat, i% kalsium phosphat, unsur
organi lain 4%
TELUR
Komposisi kimiawi :
%

Air

Protein Lemak Abu

Telur

100

65,5

11,8

11,0

11,7

Putih
telur

58

88

11,0

0,2

0,8

Kuning 31
telur

48

17,5

32,5

2,0

Kera
bang

1,6

3,3

0,03

11
Komposisi yolk
• Protein yolk :
- ovovetelin : 2,4 gr (75%), merupakan
phosphoprotein/ protein yg mengandung P
- ovolivetin : 0,7 gr (25%), tinggi kadar sulfurnya
• Lemak yolk : - Glicerida
- Lecitin
- Kholesterol
* Pigmen yolk : Xantophyl
Komposisi albumen
• Protein :
- Ovo albumen: 75%
- Ovoconalbumen : 3%
- Ovoglobulin: 2%
- Ovo mucoid
- Ovomucin
• Vitamin : riboflavin/warna kehijauan
Komposisi Kerabang /shell
•
•
•
•
•
•
•
•

Terdiri dari : Shell dan Membran shell
Lapisan penutup / bag luar: Kutikula
Protein : kolagen/ serupa dengan protein pada tulang dan cartilago
Ca CO3 : 94%
Mg CO3 : 1%
Ca PO4 : 1%
Bahan Organik : 4 %
Membran shell :
- 4-5 % dari berat kerabang
- t.d. protein, air dan mineral
- Protein : ovokeratin, dengan sulfur antara 1,5 – 3 kali lebih tinggi
dari sulfur albumen
Komposisi Telur dari unggas air
•
•
•
•

Itik, angsa, mentok/Itik Manila
Kadar air lebih sedikit
Kadar lemak lebih banyak
Karena itik perlu lebih banyak panas utk
perkembangan embrionya
Penanganan Telur
• Pisahkan antara telur konsumsi dan telur tetas
• Telur tetas :
- temperatur > 26,7 C, embrio berkembang
bintik darahsistem vaskularisasi bentuk
sarang laba-laba (Hacch spot)  tidak layak
dikonsumsi.
- Temperatir naik turun, embrio mati
pembusukan
* Telur kotor : dicuci dengan air temp 43-51,7 C,
segera keringkan, air bebes Fe (max :3 ppm)
Kerusakan Telur
1. Berkurangnya Berat telur:
- Penguapan air
- Ukuran kantong udara
- Karena : Temperatur Penyimpanan( Skt
temp beku  penguapan, pertb-an m o.)
Kelembaban udara
Ventilasi
Porositas kerabang(penguapan, kontaminasi
m.o)
2. Pengenceran
- Putih telur tebal turun : serat gliko protein ovomucin
pecah
- Ukuran yolk bertambah : perpindahan air, krn tekanan
osmose
3. Kehilangan CO2
4. Turunnya Berat jenis telur : air cell bertambah
5. Kenaikan PH
- Baru : 7,6 – 8,2
- Lama : naik, krn kehilangan CO2 (=
peningkatan konsentrasi ion Hidrogen)
- CO2 cenderung membentuk keseimbangan antara konsentrasi
dalam telur dengan udara sekitarnya)
6. Dekomposisi bakterial : Naik , bila lembab dan temperatur tinggi
Pseudomonas : bau busuk, pigmen yg menyebar melalui albumen
PENETASAN
• Mesin tetas = Incubator
• Setter = mesin tetas yang digunakan khusus
untuk pengeraman telur selama 18 hari
• Hatcher = mesin tetas yang digunakan khusus
untuk penetasan telur yaitu hari ke 19-21
• Regulator/Termostat : Alat pengatur suhu
incubator yang cara kerjanya secara otomatis.
Beberapa istilah dalam
penetasan:
• Telur Tetas : telur yang dioeroleh dari induk yang
dikawinkan dan diharapkan selama 21 hari penetasan
akan menghasilkan anak ayam
• Telur fertil : telur yang telah ditunasi dimana
perkembangan sel telur pada saat oviposition telah
mencapai stadium balstoderm.
• Telur fertil diperoleh dari induk yang dikawinkan dengan
pejantan 30 jam setelah perkawinan (fertilitas Max : 2-6
hari stl perkawinan)spermatozoa tahan hidup di
oviduct 11-14 hari  6-10 stl perkawinan telur masih
fertil)
• Telur infertil : telur yang tidak ditunasi dan digunakan
sebagai telur konsumsi
Beberapa istilah dalam penetasan:
•
•
•
•

Fertilitas
Daya tetas (hatchability)
Mortalitas selama penetasan
Candling : peneropongan telur pada hari
ke 6-7 dan hari ke 13-14 utk melihat
embrio anak ayam
• Indeks telur : panjang/lebar X 100%
Penetasan:- Alamiah
- Buatan/artificial
• Proses Hatchering:
1. Pengeraman / Settering
2. Penetasan / Hatchering
• Keberhasilan proses hatchering tgt:
- Temperatur
- Kelembaban
- Sanitasi
- Ventilasi
- Pemuteran Telur/Turning (pengontrolan)
Kegiatan Hatchery
1. Penampungan telur
- seleksi telur
- Fumigasi : menghindari terbawanya
kuman
- Bahan fumigasi : Formalin 40 % dan
kalium permanganat ( per 100 cubic feed
: 35 cc formalin, dan 17,5 gr KMnO4)
2. Holding Room
- Ruang pendingin/menyimpan sementara
- skt 3 hari
- suhu 18 C kelembaban 80%
- Bila lebih lama, suhu 15 C, menekan
proses metabolisme pada telur
- Daya tetas turun 1% /hari (3-10 hari)
stl hari ke 10, turun 3%/hari
- Dilakukan pemutaran (turning), sebesar 45
derajad setiap jam
3. Pre heat
• Ruang adaptasi : Tujuan agar embrio
tidak mengalami shock
• Selama 6 jam dengan suhu ruang
4. Setter (pengeraman):
- Paling lama : 18 hari
- Suhu 97 – 99 F
- Diletakkan berjejer, kemiringan 45 derajad
- kelembaban : skt 86 %
- low humidity (82-85%) : bulu keriting
- high humidity(87-88%) : kesulitan menetas, krn
adanya lendir yang lengket.
- Pemutaran : otomatis, setiap 1 jam, agar
pertumbuhan embrio sempurna
- Ditempatkan kipas angin dengan kecepatan : 1425
-1450 rpm : untuk meratakan panas
5. Transfer
• Perpindahan dari tahap settering ke tahap
hatchering
• Dilakukan peneropongan telur (candling),
dengan lampu TL 40 Watt
• Telur infertil (clear chick) diafkir
• Selam telur ditransfer, ruang hatcher
difumigasi, dengan formalin dan kalium
permanganat tripel dosis
6. Hatchering (Penetasan)
• Skt 3 hari (19-21 hari)
• Setiap sore difumigasi dengan double
dosis
• Kelembaban spt ruang settering, suhu
dinaikkan 0,2 F
• Pewarnaan (Blower) : dengan formalin
200cc ditambah air 400 cc  timbul warna
kecoklatan pada anak ayam yang
menetas, dan tahan 5-7 hari
7. Pool Chick
• DOC (Day Old Chick) di :
- sexing
- Debeaking
- Vaksin Marek (jenis petelur) subcutan
didaerah cervic
- Seleksi : diafkir  berparuh bengkok, buta,
sayap halus kecil-kecil, bulu keriting, botak, kaki
bengkok, kaki kering, ompalitis, berbulu basah)
- Ayam yang baik dan sehat dimasukkan kardus,
siap di pasarkan.
Faktor penting penetasan
• Suhu : tinggi  kematian embrio
• Kelembaban :
- Rendah : dehidrasi  kekeringan 
kematian embrio/ menetas dengan DOC
kecil
- Tinggi : mencegah keluarnya air,
mengurangi daya tetas
• Ventilasi:
- Embrio perlu O2 dan menghasilkan CO2
- Embrio peka terhadap CO2 yang berlebihan
Lebar Rongga Udara /Air cell
pada candling hari ke 7, 14, dan 18
Contoh Hasil peneropongan telur
Perkembangan embrio anak ayam
selama penetasan
• Dimulai sejak fertilisasi  sel mengalami
pembelahan terus berlangsung bila suhu >82
F
• Blastoderm menyebar pada permukaan yolk
• Sel I menyusun lap ektoderm
• Mengalami invagination dengan arah ke bawah
 membentuk lap entoderm
• Antara ekso derm dan entoderm terdapat
mesoderm
Perkembangan embrio anak ayam
selama penetasan
• Ektoderm  kulit, paruh, bulu, kuku,
sistem syaraf, garis mulut, vent.
• Mesoderm  Otot, tulang, darah, organ
ekskretori & Reproduksi
• Entoderm  Sal ernafasan, organ
sekretori & alat pencernaan
Hari 1
• Stl 3 jam  primitive streak 
perkembangan cepat  terbentuknya
organ baru
• Jam ke 16-24 : deferensiasi bagian kepala
membentuk foregut
• Terbentuk beberapa somit dan pulau
darah
• Terbentuk neurol fold (pada bag
kepala)neorol grove  caecum
Hari ke 2
•
•
•

Bag anterior bagian otak
Jam ke 44 : jantung terbentuk dan berdenyut
Sistem peredaran darah t.d.:
1. Untuk tubuh embrio
2. Untuk vitellina, keluar dari jantung ke telur, ke
- sel sekreta embrionic
- Saccus yolk : membungkus yolk, sumber mkn
- Amnion ( Hari 2&3) berisi cairan amnion, mengelilingi embrio
 terlindung
- Allantois
- Serosa : terbentuk pada waktu yg sama gn amnionskt ekstra
embrionic membran & menempel membran sel akhirnya
berfusi dengan allantois.
Hari ke -2
Hari ke- 3
Hari ke 4
•
•
•
•
•
•
•

Semua organ embrio terbentuk & siap berkembang
Bentuk embrio sudah bisa dibedakan dengan mamalia
Alantois berkembang mengelilingi isi telur dan membentuk
chorion
Kapiler allantois berhub. Dengan membran sel & pd saat ini
allantois berfungsi sbg alat pernafasan dan ekskretori embrio
Sirkulasi allantois : medium bahan makanan dari albumen & Ca
dari kulit embrio  embrio
Kaki dan sayap mulai berkembang pada sisi tubuh, ekor
tampak, otak tertutup, nervus spinalis & akarnya berkembang,
lensa mata & lubang telinga tampak
Jantung diluar tubuh.
Hari ke-4
Hari Ke-5
Hari ke 6-18
• Hari ke 6 : Sayap & kaki kelihatan
• Hari ke 8 &9 : Calon bulu tampak &
membentuk wujud sesungguhnya
• Hari ke 13 : Warna embrio tampak
• Hari ke 16: Paruh, kuku, sisik terbentuk,
supply makanan dari albumen habis 
dari yolk
Hari ke-6
Hari ke-7
Hari ke-8
Hari ke-9
Hari ke-10
Hari ke-11
Hari ke-12
Hari ke-13
Hari-14
Hari ke-15 & 16
Hari ke-17
Hari ke 18
Hari ke 19
• Hari ke 19 :
- Yolk masuk kedalam tubuh
- Paruh menempel pada air cell
- Paru-paru berfungsi
- Posisi embrio : kepala dibawah sayap kanan
mengarah ke air cell, kaki menekuk kearah kepala &
kepala diantara 2 kaki
- Ujung mandibula mengalami penandukan  alat
mematuk kerabang
- Otot leher belakang berkembang cepat & kuat 
supply tenaga
- Allantois tidak berfungsi  sel. Kering ada
pembuluh darah, menempel di kerabang
Hari ke 19
Hari ke 20 - menetas
• Hari ke 20 : Kerabang dipatuk
• Hari ke 21 : menetas.
Hari ke-20
Hari ke-21
Hari ke-21 menetas
Mesin tetas di lab unggas Fapet
dan praktikum penetasan
OPTIMASI TELUR
OPTIMASI TELUR
OPTIMASI TELUR
OPTIMASI TELUR
OPTIMASI TELUR
OPTIMASI TELUR

More Related Content

What's hot

Manajemen kesehatan ternak kambing & domba
Manajemen kesehatan ternak kambing & dombaManajemen kesehatan ternak kambing & domba
Manajemen kesehatan ternak kambing & dombaRahardi Gautama
 
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021DediKusmana2
 
Peternakan ayam pedaging
Peternakan ayam pedagingPeternakan ayam pedaging
Peternakan ayam pedagingAlfin Nur
 
 Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggasMuhammad Eko
 
Pemeliharaan Ayam Ras Petelur Komersial
Pemeliharaan Ayam Ras Petelur KomersialPemeliharaan Ayam Ras Petelur Komersial
Pemeliharaan Ayam Ras Petelur KomersialSIlfani Sabila
 
Pemanfaatan kulit sebagai bahan pangan
Pemanfaatan kulit sebagai bahan panganPemanfaatan kulit sebagai bahan pangan
Pemanfaatan kulit sebagai bahan panganRizza Muh
 
Makalah bangsa-bangsa ternak itik
Makalah bangsa-bangsa ternak itik Makalah bangsa-bangsa ternak itik
Makalah bangsa-bangsa ternak itik Laode Syawal Fapet
 
Manajemen produksi ternak unggas (Recording) "Yoenk"
Manajemen produksi ternak unggas (Recording) "Yoenk"Manajemen produksi ternak unggas (Recording) "Yoenk"
Manajemen produksi ternak unggas (Recording) "Yoenk"Yuza Statham
 
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susufaktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susuudayana
 
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaTeknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaRamaiyulis Ramai
 
Bioteknologi dalam bidang pertenakan
Bioteknologi dalam bidang pertenakanBioteknologi dalam bidang pertenakan
Bioteknologi dalam bidang pertenakanmuhammad fatihakan
 
kuliah-9-penanganan-pasca-panen.ppt
kuliah-9-penanganan-pasca-panen.pptkuliah-9-penanganan-pasca-panen.ppt
kuliah-9-penanganan-pasca-panen.pptWahyuSholehudin
 
Bagaimana cara membuat mesin penetas telur sederhana
Bagaimana cara membuat mesin penetas telur sederhanaBagaimana cara membuat mesin penetas telur sederhana
Bagaimana cara membuat mesin penetas telur sederhanaSurya Tangguh
 
Manajemen Perkawinan
Manajemen PerkawinanManajemen Perkawinan
Manajemen PerkawinanRizza Muh
 
Anatomi reproduksi jantan dan betina pada sapi dan babi
Anatomi reproduksi jantan dan betina pada sapi dan babiAnatomi reproduksi jantan dan betina pada sapi dan babi
Anatomi reproduksi jantan dan betina pada sapi dan babiRony Kapida
 
Inseminasi Buatan
Inseminasi BuatanInseminasi Buatan
Inseminasi BuatanRizza Muh
 

What's hot (20)

Manajemen kesehatan ternak kambing & domba
Manajemen kesehatan ternak kambing & dombaManajemen kesehatan ternak kambing & domba
Manajemen kesehatan ternak kambing & domba
 
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
 
Peternakan ayam pedaging
Peternakan ayam pedagingPeternakan ayam pedaging
Peternakan ayam pedaging
 
 Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas
 
Nekropsi ayam
Nekropsi ayamNekropsi ayam
Nekropsi ayam
 
Pemeliharaan Ayam Ras Petelur Komersial
Pemeliharaan Ayam Ras Petelur KomersialPemeliharaan Ayam Ras Petelur Komersial
Pemeliharaan Ayam Ras Petelur Komersial
 
Pemanfaatan kulit sebagai bahan pangan
Pemanfaatan kulit sebagai bahan panganPemanfaatan kulit sebagai bahan pangan
Pemanfaatan kulit sebagai bahan pangan
 
Makalah bangsa-bangsa ternak itik
Makalah bangsa-bangsa ternak itik Makalah bangsa-bangsa ternak itik
Makalah bangsa-bangsa ternak itik
 
Manajemen produksi ternak unggas (Recording) "Yoenk"
Manajemen produksi ternak unggas (Recording) "Yoenk"Manajemen produksi ternak unggas (Recording) "Yoenk"
Manajemen produksi ternak unggas (Recording) "Yoenk"
 
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susufaktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
 
Budidaya ayam petelur
Budidaya ayam petelurBudidaya ayam petelur
Budidaya ayam petelur
 
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaTeknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
 
Bioteknologi dalam bidang pertenakan
Bioteknologi dalam bidang pertenakanBioteknologi dalam bidang pertenakan
Bioteknologi dalam bidang pertenakan
 
kuliah-9-penanganan-pasca-panen.ppt
kuliah-9-penanganan-pasca-panen.pptkuliah-9-penanganan-pasca-panen.ppt
kuliah-9-penanganan-pasca-panen.ppt
 
Ayam unggul balitbangtan dan perbibitan 31 juli 2018
Ayam  unggul balitbangtan dan  perbibitan 31 juli 2018Ayam  unggul balitbangtan dan  perbibitan 31 juli 2018
Ayam unggul balitbangtan dan perbibitan 31 juli 2018
 
Bagaimana cara membuat mesin penetas telur sederhana
Bagaimana cara membuat mesin penetas telur sederhanaBagaimana cara membuat mesin penetas telur sederhana
Bagaimana cara membuat mesin penetas telur sederhana
 
Produk olahan telur
Produk olahan telurProduk olahan telur
Produk olahan telur
 
Manajemen Perkawinan
Manajemen PerkawinanManajemen Perkawinan
Manajemen Perkawinan
 
Anatomi reproduksi jantan dan betina pada sapi dan babi
Anatomi reproduksi jantan dan betina pada sapi dan babiAnatomi reproduksi jantan dan betina pada sapi dan babi
Anatomi reproduksi jantan dan betina pada sapi dan babi
 
Inseminasi Buatan
Inseminasi BuatanInseminasi Buatan
Inseminasi Buatan
 

Viewers also liked

seleksi telur burung puyuh jantan dan betina
seleksi telur burung puyuh jantan dan betinaseleksi telur burung puyuh jantan dan betina
seleksi telur burung puyuh jantan dan betinaRendra Balady
 
MESIN PENETAS TELUR OTOMATIS
MESIN PENETAS TELUR OTOMATISMESIN PENETAS TELUR OTOMATIS
MESIN PENETAS TELUR OTOMATISgalih Eko
 
Mesin penetas telur unggas dengan mikrokontroler
Mesin penetas telur unggas dengan mikrokontrolerMesin penetas telur unggas dengan mikrokontroler
Mesin penetas telur unggas dengan mikrokontrolerzzellyzz
 
Cara membuat mesin tetas sederhana semi otomatis
Cara membuat mesin tetas sederhana semi otomatisCara membuat mesin tetas sederhana semi otomatis
Cara membuat mesin tetas sederhana semi otomatisoriginze
 
Modul alat mesin_tangan_listrik
Modul alat mesin_tangan_listrikModul alat mesin_tangan_listrik
Modul alat mesin_tangan_listrikTitisan Sula
 
IBM1_Pengantar Telur
IBM1_Pengantar TelurIBM1_Pengantar Telur
IBM1_Pengantar TelurTitis Sari
 
Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan Lingkungan
Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan LingkunganIlmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan Lingkungan
Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan LingkunganJajat Rohmana
 
MANAJEMEN PERKAWINAN PADA BABI DI CV. ADHI FARM KARANGANYAR
MANAJEMEN PERKAWINAN PADA BABI DI CV. ADHI FARM KARANGANYARMANAJEMEN PERKAWINAN PADA BABI DI CV. ADHI FARM KARANGANYAR
MANAJEMEN PERKAWINAN PADA BABI DI CV. ADHI FARM KARANGANYARunivesitas gadjah mada
 

Viewers also liked (11)

seleksi telur burung puyuh jantan dan betina
seleksi telur burung puyuh jantan dan betinaseleksi telur burung puyuh jantan dan betina
seleksi telur burung puyuh jantan dan betina
 
MESIN PENETAS TELUR OTOMATIS
MESIN PENETAS TELUR OTOMATISMESIN PENETAS TELUR OTOMATIS
MESIN PENETAS TELUR OTOMATIS
 
Mesin penetas telur unggas dengan mikrokontroler
Mesin penetas telur unggas dengan mikrokontrolerMesin penetas telur unggas dengan mikrokontroler
Mesin penetas telur unggas dengan mikrokontroler
 
Vitamin ilmu gizi
Vitamin ilmu gizi Vitamin ilmu gizi
Vitamin ilmu gizi
 
Cara membuat mesin tetas sederhana semi otomatis
Cara membuat mesin tetas sederhana semi otomatisCara membuat mesin tetas sederhana semi otomatis
Cara membuat mesin tetas sederhana semi otomatis
 
Modul alat mesin_tangan_listrik
Modul alat mesin_tangan_listrikModul alat mesin_tangan_listrik
Modul alat mesin_tangan_listrik
 
Protein dan Lemak
Protein dan LemakProtein dan Lemak
Protein dan Lemak
 
IBM1_Pengantar Telur
IBM1_Pengantar TelurIBM1_Pengantar Telur
IBM1_Pengantar Telur
 
vitamin dan vitamin larut lemak
vitamin dan vitamin larut lemakvitamin dan vitamin larut lemak
vitamin dan vitamin larut lemak
 
Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan Lingkungan
Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan LingkunganIlmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan Lingkungan
Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan Lingkungan
 
MANAJEMEN PERKAWINAN PADA BABI DI CV. ADHI FARM KARANGANYAR
MANAJEMEN PERKAWINAN PADA BABI DI CV. ADHI FARM KARANGANYARMANAJEMEN PERKAWINAN PADA BABI DI CV. ADHI FARM KARANGANYAR
MANAJEMEN PERKAWINAN PADA BABI DI CV. ADHI FARM KARANGANYAR
 

Similar to OPTIMASI TELUR

Reproduksi pada hewan
Reproduksi pada hewanReproduksi pada hewan
Reproduksi pada hewanAli Mustofa
 
Juknis penanganan telur f1
Juknis penanganan telur f1Juknis penanganan telur f1
Juknis penanganan telur f1BPA_ADMIN
 
sistemreproduksimanusia-.pptx
sistemreproduksimanusia-.pptxsistemreproduksimanusia-.pptx
sistemreproduksimanusia-.pptxIisAisyah39
 
PPT-UEU-Anatomi-dan-Fisiologi-Hewan-Pertemuan-14.pdf
PPT-UEU-Anatomi-dan-Fisiologi-Hewan-Pertemuan-14.pdfPPT-UEU-Anatomi-dan-Fisiologi-Hewan-Pertemuan-14.pdf
PPT-UEU-Anatomi-dan-Fisiologi-Hewan-Pertemuan-14.pdfWukirAsh
 
Sistem reproduksi
Sistem reproduksiSistem reproduksi
Sistem reproduksiDio Altha
 
Sistem Reproduksi Manusia Kelas 9.pptx
Sistem Reproduksi Manusia Kelas 9.pptxSistem Reproduksi Manusia Kelas 9.pptx
Sistem Reproduksi Manusia Kelas 9.pptxAfifEducation
 
Genetika Pembentukan Organ reproduksi.pptx
Genetika Pembentukan Organ reproduksi.pptxGenetika Pembentukan Organ reproduksi.pptx
Genetika Pembentukan Organ reproduksi.pptxIzmiNasution
 
sistem reproduksi I
sistem reproduksi Isistem reproduksi I
sistem reproduksi IRio Armando
 
Sistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusiaSistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusiaNazrizza Alba
 
8 1. pertumbuhan dan Perkembangan
8 1. pertumbuhan dan Perkembangan8 1. pertumbuhan dan Perkembangan
8 1. pertumbuhan dan PerkembanganAlfie Kesturi
 
3 plasentasi, amnion, embrio dan uk
3 plasentasi, amnion, embrio dan uk3 plasentasi, amnion, embrio dan uk
3 plasentasi, amnion, embrio dan ukharry christama
 
Biologi kelas IX alat redopuksi pada manusia.
Biologi kelas IX alat redopuksi pada manusia.Biologi kelas IX alat redopuksi pada manusia.
Biologi kelas IX alat redopuksi pada manusia.Rochim Sidiq
 
9 2. sistem reproduksi
9 2. sistem reproduksi9 2. sistem reproduksi
9 2. sistem reproduksiAlfie Kesturi
 
jumlah telur pisces
jumlah telur piscesjumlah telur pisces
jumlah telur piscesMirda Rinii
 
3 ilmu reproduksi kelahiran
3 ilmu reproduksi kelahiran3 ilmu reproduksi kelahiran
3 ilmu reproduksi kelahiranSupriadi Juvenil
 

Similar to OPTIMASI TELUR (20)

Perkembangan hewan
Perkembangan hewanPerkembangan hewan
Perkembangan hewan
 
Reproduksi pada hewan
Reproduksi pada hewanReproduksi pada hewan
Reproduksi pada hewan
 
Juknis penanganan telur f1
Juknis penanganan telur f1Juknis penanganan telur f1
Juknis penanganan telur f1
 
2 ilmu repro plasentasi
2 ilmu repro plasentasi2 ilmu repro plasentasi
2 ilmu repro plasentasi
 
sistemreproduksimanusia-.pptx
sistemreproduksimanusia-.pptxsistemreproduksimanusia-.pptx
sistemreproduksimanusia-.pptx
 
PPT-UEU-Anatomi-dan-Fisiologi-Hewan-Pertemuan-14.pdf
PPT-UEU-Anatomi-dan-Fisiologi-Hewan-Pertemuan-14.pdfPPT-UEU-Anatomi-dan-Fisiologi-Hewan-Pertemuan-14.pdf
PPT-UEU-Anatomi-dan-Fisiologi-Hewan-Pertemuan-14.pdf
 
Kehamilan AKPER PEMKAB MUNA
Kehamilan AKPER PEMKAB MUNA Kehamilan AKPER PEMKAB MUNA
Kehamilan AKPER PEMKAB MUNA
 
Sistem reproduksi
Sistem reproduksiSistem reproduksi
Sistem reproduksi
 
Sistem Reproduksi Manusia Kelas 9.pptx
Sistem Reproduksi Manusia Kelas 9.pptxSistem Reproduksi Manusia Kelas 9.pptx
Sistem Reproduksi Manusia Kelas 9.pptx
 
Genetika Pembentukan Organ reproduksi.pptx
Genetika Pembentukan Organ reproduksi.pptxGenetika Pembentukan Organ reproduksi.pptx
Genetika Pembentukan Organ reproduksi.pptx
 
sistem reproduksi I
sistem reproduksi Isistem reproduksi I
sistem reproduksi I
 
Sistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusiaSistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusia
 
Kehamilan
KehamilanKehamilan
Kehamilan
 
8 1. pertumbuhan dan Perkembangan
8 1. pertumbuhan dan Perkembangan8 1. pertumbuhan dan Perkembangan
8 1. pertumbuhan dan Perkembangan
 
Bab Iv Reproduksi (C)
Bab Iv Reproduksi (C)Bab Iv Reproduksi (C)
Bab Iv Reproduksi (C)
 
3 plasentasi, amnion, embrio dan uk
3 plasentasi, amnion, embrio dan uk3 plasentasi, amnion, embrio dan uk
3 plasentasi, amnion, embrio dan uk
 
Biologi kelas IX alat redopuksi pada manusia.
Biologi kelas IX alat redopuksi pada manusia.Biologi kelas IX alat redopuksi pada manusia.
Biologi kelas IX alat redopuksi pada manusia.
 
9 2. sistem reproduksi
9 2. sistem reproduksi9 2. sistem reproduksi
9 2. sistem reproduksi
 
jumlah telur pisces
jumlah telur piscesjumlah telur pisces
jumlah telur pisces
 
3 ilmu reproduksi kelahiran
3 ilmu reproduksi kelahiran3 ilmu reproduksi kelahiran
3 ilmu reproduksi kelahiran
 

More from udayana

etika bisnis
etika bisnisetika bisnis
etika bisnisudayana
 
Tanggungajwab sosial dan moral bisnis
Tanggungajwab sosial dan moral bisnisTanggungajwab sosial dan moral bisnis
Tanggungajwab sosial dan moral bisnisudayana
 
air susu sebagai bahan pangan
air susu sebagai bahan panganair susu sebagai bahan pangan
air susu sebagai bahan panganudayana
 
Inseminasi buatan pada sapi
Inseminasi buatan pada sapiInseminasi buatan pada sapi
Inseminasi buatan pada sapiudayana
 
Protein untuk laktasi
Protein untuk laktasiProtein untuk laktasi
Protein untuk laktasiudayana
 
Ayam petelur
Ayam petelurAyam petelur
Ayam petelurudayana
 
Anatomi kaki depan
Anatomi kaki depanAnatomi kaki depan
Anatomi kaki depanudayana
 
Ilmu gizi ternak unggas
Ilmu gizi ternak unggasIlmu gizi ternak unggas
Ilmu gizi ternak unggasudayana
 
Manajemen pemasaran-jasa
Manajemen pemasaran-jasaManajemen pemasaran-jasa
Manajemen pemasaran-jasaudayana
 
Colibacillosis
ColibacillosisColibacillosis
Colibacillosisudayana
 
Salmonellosis
SalmonellosisSalmonellosis
Salmonellosisudayana
 
Hormon hormon reproduksi 2010
Hormon hormon reproduksi 2010Hormon hormon reproduksi 2010
Hormon hormon reproduksi 2010udayana
 
Klasifikasi & ekologi cendawan
Klasifikasi & ekologi cendawanKlasifikasi & ekologi cendawan
Klasifikasi & ekologi cendawanudayana
 
Pemanfaatan siklus mineral
Pemanfaatan siklus mineralPemanfaatan siklus mineral
Pemanfaatan siklus mineraludayana
 

More from udayana (15)

etika bisnis
etika bisnisetika bisnis
etika bisnis
 
Tanggungajwab sosial dan moral bisnis
Tanggungajwab sosial dan moral bisnisTanggungajwab sosial dan moral bisnis
Tanggungajwab sosial dan moral bisnis
 
air susu sebagai bahan pangan
air susu sebagai bahan panganair susu sebagai bahan pangan
air susu sebagai bahan pangan
 
Inseminasi buatan pada sapi
Inseminasi buatan pada sapiInseminasi buatan pada sapi
Inseminasi buatan pada sapi
 
Kromatin
KromatinKromatin
Kromatin
 
Protein untuk laktasi
Protein untuk laktasiProtein untuk laktasi
Protein untuk laktasi
 
Ayam petelur
Ayam petelurAyam petelur
Ayam petelur
 
Anatomi kaki depan
Anatomi kaki depanAnatomi kaki depan
Anatomi kaki depan
 
Ilmu gizi ternak unggas
Ilmu gizi ternak unggasIlmu gizi ternak unggas
Ilmu gizi ternak unggas
 
Manajemen pemasaran-jasa
Manajemen pemasaran-jasaManajemen pemasaran-jasa
Manajemen pemasaran-jasa
 
Colibacillosis
ColibacillosisColibacillosis
Colibacillosis
 
Salmonellosis
SalmonellosisSalmonellosis
Salmonellosis
 
Hormon hormon reproduksi 2010
Hormon hormon reproduksi 2010Hormon hormon reproduksi 2010
Hormon hormon reproduksi 2010
 
Klasifikasi & ekologi cendawan
Klasifikasi & ekologi cendawanKlasifikasi & ekologi cendawan
Klasifikasi & ekologi cendawan
 
Pemanfaatan siklus mineral
Pemanfaatan siklus mineralPemanfaatan siklus mineral
Pemanfaatan siklus mineral
 

Recently uploaded

421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 

Recently uploaded (20)

421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 

OPTIMASI TELUR

  • 2. Struktur dan komposisi telur 1. Kuning telur (yolk) 2. Putih telur (albumen) 3. Membrane shell 4. Kerabang telur
  • 3. Kuning Telur (31%): 1. Latebra : Pertautan antara discus germinalis dengan yolk 2. Discus Germinalis : Stadium blastoderm dari sel telur 3. Cincin konsentris kuning telur 4. Membrana Vetelina : membran tidak berwarna yang mengelilingi kuning telur
  • 4. Putih telur (albumen) (58%): • Khalaziferous (3% dari albumen): berhub dgn kuning telur dan chalazae, sangat tipis, halus. • Inner thin /lapisan bag dalam(21% dari albumen) • Thick white / putih telur padat (55%) • Outer thin / lapisan bag luar, berhub dengan membran shell
  • 5. Membrane Shell: • Bag yang keras dan fibrous • Tersusun dari protein yang serupa dengan protein pada bulu dan rambut • Terdiri dari : - Inner shell membrane - Outer shell membrane Inner shell membrane lebih tipis
  • 6. Kerabang telur (shell) (11%): 1. Keras, melindungi dari isi telur dan embrio dari gangguan baik fisik / kimiawi 2. Terdapat kutikula : - tebal : 10 – 30 mikro meter - menghambat penetrasi organisme melalui pori - menghambat masuknya zt-zat dari luar
  • 7. Kerabang telur (shell) (11%): 3. Terdapat pori-pori : jumlah bervariasi (700017.000/butir) - embrio dapat bernafas - terjadi penguapan - masuknya cairan dari luar - Tebal tergantung dari faktor genetik dan lingkungan (pakan, suhu, penyakit) 4. Pigmen shell terdapat di lapisan spongy layer 5. Terdiri dari : 94% kalium karbonat, 1% agnesium karbonat, i% kalsium phosphat, unsur organi lain 4%
  • 9.
  • 10. Komposisi kimiawi : % Air Protein Lemak Abu Telur 100 65,5 11,8 11,0 11,7 Putih telur 58 88 11,0 0,2 0,8 Kuning 31 telur 48 17,5 32,5 2,0 Kera bang 1,6 3,3 0,03 11
  • 11. Komposisi yolk • Protein yolk : - ovovetelin : 2,4 gr (75%), merupakan phosphoprotein/ protein yg mengandung P - ovolivetin : 0,7 gr (25%), tinggi kadar sulfurnya • Lemak yolk : - Glicerida - Lecitin - Kholesterol * Pigmen yolk : Xantophyl
  • 12. Komposisi albumen • Protein : - Ovo albumen: 75% - Ovoconalbumen : 3% - Ovoglobulin: 2% - Ovo mucoid - Ovomucin • Vitamin : riboflavin/warna kehijauan
  • 13. Komposisi Kerabang /shell • • • • • • • • Terdiri dari : Shell dan Membran shell Lapisan penutup / bag luar: Kutikula Protein : kolagen/ serupa dengan protein pada tulang dan cartilago Ca CO3 : 94% Mg CO3 : 1% Ca PO4 : 1% Bahan Organik : 4 % Membran shell : - 4-5 % dari berat kerabang - t.d. protein, air dan mineral - Protein : ovokeratin, dengan sulfur antara 1,5 – 3 kali lebih tinggi dari sulfur albumen
  • 14. Komposisi Telur dari unggas air • • • • Itik, angsa, mentok/Itik Manila Kadar air lebih sedikit Kadar lemak lebih banyak Karena itik perlu lebih banyak panas utk perkembangan embrionya
  • 15. Penanganan Telur • Pisahkan antara telur konsumsi dan telur tetas • Telur tetas : - temperatur > 26,7 C, embrio berkembang bintik darahsistem vaskularisasi bentuk sarang laba-laba (Hacch spot)  tidak layak dikonsumsi. - Temperatir naik turun, embrio mati pembusukan * Telur kotor : dicuci dengan air temp 43-51,7 C, segera keringkan, air bebes Fe (max :3 ppm)
  • 16. Kerusakan Telur 1. Berkurangnya Berat telur: - Penguapan air - Ukuran kantong udara - Karena : Temperatur Penyimpanan( Skt temp beku  penguapan, pertb-an m o.) Kelembaban udara Ventilasi Porositas kerabang(penguapan, kontaminasi m.o)
  • 17. 2. Pengenceran - Putih telur tebal turun : serat gliko protein ovomucin pecah - Ukuran yolk bertambah : perpindahan air, krn tekanan osmose 3. Kehilangan CO2 4. Turunnya Berat jenis telur : air cell bertambah 5. Kenaikan PH - Baru : 7,6 – 8,2 - Lama : naik, krn kehilangan CO2 (= peningkatan konsentrasi ion Hidrogen) - CO2 cenderung membentuk keseimbangan antara konsentrasi dalam telur dengan udara sekitarnya) 6. Dekomposisi bakterial : Naik , bila lembab dan temperatur tinggi Pseudomonas : bau busuk, pigmen yg menyebar melalui albumen
  • 18. PENETASAN • Mesin tetas = Incubator • Setter = mesin tetas yang digunakan khusus untuk pengeraman telur selama 18 hari • Hatcher = mesin tetas yang digunakan khusus untuk penetasan telur yaitu hari ke 19-21 • Regulator/Termostat : Alat pengatur suhu incubator yang cara kerjanya secara otomatis.
  • 19. Beberapa istilah dalam penetasan: • Telur Tetas : telur yang dioeroleh dari induk yang dikawinkan dan diharapkan selama 21 hari penetasan akan menghasilkan anak ayam • Telur fertil : telur yang telah ditunasi dimana perkembangan sel telur pada saat oviposition telah mencapai stadium balstoderm. • Telur fertil diperoleh dari induk yang dikawinkan dengan pejantan 30 jam setelah perkawinan (fertilitas Max : 2-6 hari stl perkawinan)spermatozoa tahan hidup di oviduct 11-14 hari  6-10 stl perkawinan telur masih fertil) • Telur infertil : telur yang tidak ditunasi dan digunakan sebagai telur konsumsi
  • 20. Beberapa istilah dalam penetasan: • • • • Fertilitas Daya tetas (hatchability) Mortalitas selama penetasan Candling : peneropongan telur pada hari ke 6-7 dan hari ke 13-14 utk melihat embrio anak ayam • Indeks telur : panjang/lebar X 100%
  • 21. Penetasan:- Alamiah - Buatan/artificial • Proses Hatchering: 1. Pengeraman / Settering 2. Penetasan / Hatchering • Keberhasilan proses hatchering tgt: - Temperatur - Kelembaban - Sanitasi - Ventilasi - Pemuteran Telur/Turning (pengontrolan)
  • 22. Kegiatan Hatchery 1. Penampungan telur - seleksi telur - Fumigasi : menghindari terbawanya kuman - Bahan fumigasi : Formalin 40 % dan kalium permanganat ( per 100 cubic feed : 35 cc formalin, dan 17,5 gr KMnO4)
  • 23. 2. Holding Room - Ruang pendingin/menyimpan sementara - skt 3 hari - suhu 18 C kelembaban 80% - Bila lebih lama, suhu 15 C, menekan proses metabolisme pada telur - Daya tetas turun 1% /hari (3-10 hari) stl hari ke 10, turun 3%/hari - Dilakukan pemutaran (turning), sebesar 45 derajad setiap jam
  • 24. 3. Pre heat • Ruang adaptasi : Tujuan agar embrio tidak mengalami shock • Selama 6 jam dengan suhu ruang
  • 25. 4. Setter (pengeraman): - Paling lama : 18 hari - Suhu 97 – 99 F - Diletakkan berjejer, kemiringan 45 derajad - kelembaban : skt 86 % - low humidity (82-85%) : bulu keriting - high humidity(87-88%) : kesulitan menetas, krn adanya lendir yang lengket. - Pemutaran : otomatis, setiap 1 jam, agar pertumbuhan embrio sempurna - Ditempatkan kipas angin dengan kecepatan : 1425 -1450 rpm : untuk meratakan panas
  • 26. 5. Transfer • Perpindahan dari tahap settering ke tahap hatchering • Dilakukan peneropongan telur (candling), dengan lampu TL 40 Watt • Telur infertil (clear chick) diafkir • Selam telur ditransfer, ruang hatcher difumigasi, dengan formalin dan kalium permanganat tripel dosis
  • 27. 6. Hatchering (Penetasan) • Skt 3 hari (19-21 hari) • Setiap sore difumigasi dengan double dosis • Kelembaban spt ruang settering, suhu dinaikkan 0,2 F • Pewarnaan (Blower) : dengan formalin 200cc ditambah air 400 cc  timbul warna kecoklatan pada anak ayam yang menetas, dan tahan 5-7 hari
  • 28. 7. Pool Chick • DOC (Day Old Chick) di : - sexing - Debeaking - Vaksin Marek (jenis petelur) subcutan didaerah cervic - Seleksi : diafkir  berparuh bengkok, buta, sayap halus kecil-kecil, bulu keriting, botak, kaki bengkok, kaki kering, ompalitis, berbulu basah) - Ayam yang baik dan sehat dimasukkan kardus, siap di pasarkan.
  • 29. Faktor penting penetasan • Suhu : tinggi  kematian embrio • Kelembaban : - Rendah : dehidrasi  kekeringan  kematian embrio/ menetas dengan DOC kecil - Tinggi : mencegah keluarnya air, mengurangi daya tetas • Ventilasi: - Embrio perlu O2 dan menghasilkan CO2 - Embrio peka terhadap CO2 yang berlebihan
  • 30. Lebar Rongga Udara /Air cell pada candling hari ke 7, 14, dan 18
  • 32. Perkembangan embrio anak ayam selama penetasan • Dimulai sejak fertilisasi  sel mengalami pembelahan terus berlangsung bila suhu >82 F • Blastoderm menyebar pada permukaan yolk • Sel I menyusun lap ektoderm • Mengalami invagination dengan arah ke bawah  membentuk lap entoderm • Antara ekso derm dan entoderm terdapat mesoderm
  • 33. Perkembangan embrio anak ayam selama penetasan • Ektoderm  kulit, paruh, bulu, kuku, sistem syaraf, garis mulut, vent. • Mesoderm  Otot, tulang, darah, organ ekskretori & Reproduksi • Entoderm  Sal ernafasan, organ sekretori & alat pencernaan
  • 34. Hari 1 • Stl 3 jam  primitive streak  perkembangan cepat  terbentuknya organ baru • Jam ke 16-24 : deferensiasi bagian kepala membentuk foregut • Terbentuk beberapa somit dan pulau darah • Terbentuk neurol fold (pada bag kepala)neorol grove  caecum
  • 35.
  • 36. Hari ke 2 • • • Bag anterior bagian otak Jam ke 44 : jantung terbentuk dan berdenyut Sistem peredaran darah t.d.: 1. Untuk tubuh embrio 2. Untuk vitellina, keluar dari jantung ke telur, ke - sel sekreta embrionic - Saccus yolk : membungkus yolk, sumber mkn - Amnion ( Hari 2&3) berisi cairan amnion, mengelilingi embrio  terlindung - Allantois - Serosa : terbentuk pada waktu yg sama gn amnionskt ekstra embrionic membran & menempel membran sel akhirnya berfusi dengan allantois.
  • 39. Hari ke 4 • • • • • • • Semua organ embrio terbentuk & siap berkembang Bentuk embrio sudah bisa dibedakan dengan mamalia Alantois berkembang mengelilingi isi telur dan membentuk chorion Kapiler allantois berhub. Dengan membran sel & pd saat ini allantois berfungsi sbg alat pernafasan dan ekskretori embrio Sirkulasi allantois : medium bahan makanan dari albumen & Ca dari kulit embrio  embrio Kaki dan sayap mulai berkembang pada sisi tubuh, ekor tampak, otak tertutup, nervus spinalis & akarnya berkembang, lensa mata & lubang telinga tampak Jantung diluar tubuh.
  • 42. Hari ke 6-18 • Hari ke 6 : Sayap & kaki kelihatan • Hari ke 8 &9 : Calon bulu tampak & membentuk wujud sesungguhnya • Hari ke 13 : Warna embrio tampak • Hari ke 16: Paruh, kuku, sisik terbentuk, supply makanan dari albumen habis  dari yolk
  • 55. Hari ke 19 • Hari ke 19 : - Yolk masuk kedalam tubuh - Paruh menempel pada air cell - Paru-paru berfungsi - Posisi embrio : kepala dibawah sayap kanan mengarah ke air cell, kaki menekuk kearah kepala & kepala diantara 2 kaki - Ujung mandibula mengalami penandukan  alat mematuk kerabang - Otot leher belakang berkembang cepat & kuat  supply tenaga - Allantois tidak berfungsi  sel. Kering ada pembuluh darah, menempel di kerabang
  • 57. Hari ke 20 - menetas • Hari ke 20 : Kerabang dipatuk • Hari ke 21 : menetas.
  • 61. Mesin tetas di lab unggas Fapet dan praktikum penetasan