2. KELOMPOK 2
Teknologi Penetasan Th 2017/2018
Tri Doni Saputra - 1514141009
Dinda Maisyaroh - 1514141011
Aang Suhendra - 1514141040
Ede Sutisna - 1414141025
Lusia Komala Widiastuti - 1514141010
Viesta Septi Dyana - 1514141017
3. LOKASI HATCHERY
Dekat dengan customer
Mempunyai prasarana
transportasi (jalan)
yang baik
Dekat dengan sumber
telur tetas
4. Telur berjalan satu jalur
Ruang Fumigasi Ruang Seleksi Ulang Ruang Egg Holding
Ruang Pre-heatingSetter dan Hatcher
5. Telur berjalan satu jalur
Ruang
Penanganan
anak ayam
Ruang pencucian Ruang
Penyimpanan
material
Ruang karyawanRuang administrasi
penetasan
6. RUANG
FUMIGASI
Telur dari farm langsung
masuk ruang ini, dan
difumigasi dengan
kekuatan 1-3 kali. Sopir
hanya boleh mengantar
sampai pintu.
7. RUANG SELEKSI
ULANGSesudah difumigasi, telur diseleksi ulang, meliputi: Keutuhan kerabang, berat, kebersihan,
bentuk, keadaan kerabang (halus, kasar). Setelah seleksi telur dimasukan ke egg tray
setter.
8. RUANG EGG
HOLDINGTelur yang tidak langsung dimasukan ke setter, dimasukan ke
cold room. Dalam ruang ini menganut one first one out.
9. RUANG PRE-
HEATING±6 - 8 jam sebelum dimasukkan
setter, telur dikeluarkan dari ruang penyimpanan pada suhu 22ºC, ruang
ini berdekatan dengan ruang penetas. Tujuannya agar suhu secara bertahap
naik, sehingga telur tidak mengalami shock fisiologis.
10. RUANG PENETAS (Setter dan
Hatcher)Ruang setter dan hatcher sebaiknya berpasangan, mudah dilakukan
pemindahan. Pada depan setter dan hatcher, diberi saluran
air tertutup sehingga pada waktu mencuci hatcher kotor bisa
mengalir.
11. RUANG PENANGANAN ANAK
AYAMDigunakan untuk seleksi doc, potong paruh, vaksinasi mareks,
packing. Temperatur optimal ruang 22ºC dan
kelembaban 60%.
12. RUANG PENCUCIAN
Setelah anak ayam menetas dan rak-rak telur dari setter ke
hatcher, rak telur harus dibersihkan. Pencucian dilakukan dengan
detergen, dan didesinfektan.
15. RUANG KARYAWAN
Untuk menjaga sanitasi karyawan penetasan dilarang keluar masuk ruang
penetasan, sehingga perlu disediakan ruang makan, ruang istirahat dan
kamar kecil.
16. Menentukan waktu
setting
Idealnya DOC sampai agen
12 jam setelah menetas.
Waktu menetas telur rata-
rata 500 jam (495-508 jam)
Menyusun telur tetas
Telur tetas yang akan
disusun dalam egg tray
setter, disusun berdasarkan
urutan yang paling lama
dalam cooling room.
Menentukan rencana Pull
Chick (Turun ayam)
Didasarkan pada
kemampuan hatcher,
permintaan pelanggan misal
seminggu 1 – 2x atau 10 hari
sekali
Pengoperasian Mesin
Tetas
Temperatur, kelembaban,
sirkulasi udara, posisi dan
pembalikan telur (turning),
candling, setter dan hatcher.
17. Menentukan
Kelembaban
Mengatur Ventilasi
Berfungsi untuk
menyediakan oksigen dan
mengeluarkan CO2 hasil
metabolism (21%)
Mengatur posisi dan
turning
Tujuan turning untuk
mencegah agar embrio
tidak menempel di
membrane shell.
Temperatur
Penetasan
Mesin setter mempunyai
temperatur stabil 37,3-
38,3 C (98,6-100,4 F),
idealnya 99,5 F.
Terlalu rendah:evaporasi
telur berjalan cepat. Terlalu
tinggi: menghambat
evaporasi telur.
18. Candling dan transfer
telur
Saat umur telur 18 hari,
dilakukan candling
(peneropongan) untuk
menentukan telur fertil dan
infertil.
Proses pemindahan DOC
dari hatcher disebut pull
chick.
Pull Chick
Untuk memilih doc
yang bisa dijual
(salable chick) dan doc
afkir
Seleksi dan grading
19. Sebelum dikrim ke peternak,
doc harus divaksin marek’s,
biasanya memakai kombinasi
marek’s rispent dan HVT.
Vaksinasi Marek’s
Segera dikeluarkan dari
hatchery
Penanganan Sampah
hatchery
Dipacking dengan
jumlah per boks 102
ekor
Pengiriman DOC
(Chick Delivery)
20. Faktor yang mempengaruhi daya
tetas
Tingkat
fertilitas
Geneti
k
Nutri
si
Penyaki
t
Seleksi Telur
Tetas
21. Pengaruh defisiensi nutrien terhadap daya
tetas
Defisiensi Pengaruhnya
Vitamin A Kegagalan pembentukan sistem peredaran darah dan malposisi
Vitamin D3 Ricket, ayam kerdil (stunted) dan tulang lunak
Vitamin E Penurunan fertilitas, pembengkakan mata, embrio mati pada umur 1-3
hari inkubasi
Vitamin K Koaguasi darah lebih lama, sindrom perdarahan pada embrio dan anak
ayam waktu menetas
Riboflavin Mortalitas yang tinggi pada anak ayam, menurunkan daya tetas
Asam pantotenat Pertumbuhan bulu tidak normal, terjadi perdarahan bawah kulit embrio
dan ayam menetas kondisinya lemah
Biotin Perosis pada tulang kaki, sayap, kerangka tubuh memendek dan
berpilin
Mangan Abnormalitas rangka, edema dan pertumbuhan terhambat