SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
MAKALAH LAPORAN TEKNIK PERLINDUNGAN TANAMAN II
OPT TANAMAN SAWIT, KARET , DAN JARAK
disusun untuk memenuhi mata kuliah teknik perlindungan tanaman II
Semester Ganjil / Tahun 2009
Kelompok 6
Raden Bondan E B (150110080162)
Hari Akbar M (150110080156)
Indah Meutia (150110080125)
Listhy Prischasari (150110080137)
Fajar Darussalam (150110080132)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) telah lama dikenal masyarakat Indonesia,
yaitu semasa penjajahan oleh bangsa Jepang pada tahun 1942. Pada masa itu masyarakat
diperintahkan untuk menanam jarak pagar di pekarangannya untuk dimanfaatkan sebagai
bahan bakar kendaraan perang bangsa Jepang. Oleh karena itu tidak mustahil kalau tanaman
jarak pagar memiliki beberapa nama daerah (lokal) antara lain jarak budeg, jarak gundul,
jarak cina (Jawa); baklawah, nawaih (NAD); dulang (Batak); jarak kosta (Sunda); jarak kare
(Timor); peleng kaliki (Bugis); kalekhe paghar (Madura); jarak pager (Bali); lulu mau, paku
kase, jarak pageh (Nusa Tenggara); kuman nema (Alor); jarak kosta, jarak wolanda, bindalo,
bintalo, tondo utomene (Sulawesi); dan ai huwa kamala, balacai, kadoto (Maluku). Tanaman
jarak pagar termasuk perdu dengan tinggi 1 – 7 m, bercabang tidak teratur. Batangnya
berkayu, silindris dan bila terluka akan mengeluarkan getah.
Tanaman karet dapat tumbuh baik dan berproduksi yang tinggi pada kondisi tanah dan
iklim. Di dataran rendah sampai dengan ketinggian 200 m diatas permukaan laut, suhu
optimal 280 c. Jenis tanah mulai dari vulkanis muda, tua dan aluvial sampai tanah gambut
dengan drainase dan aerase yang baik, tidak tergenang air. pH tanah bervariasi dari 3,0-8,0.
Curah hujan 2000 - 4000 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 100 -150 hari
Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil yang tidak memiliki akar tunggang.
Radikula (bakar akar) pada bibit terus tumbuh memanjang ke arah bawah selama enam bulan
terus-menerus dan panjang akarnya mencapai 15 cm. Akar primer kelapa sawit terus
berkembang. Tanaman kelapa sawit umumnya memiliki batang yang tidak bercabang. Pada
pertumbuhan awal setelah fase muda (seedling) terjadi pembentukan batang yang melebar
tanpa terjadi pemanjangan internodia (ruas). Tanaman kelapa sawit memiliki daun (frond)
yang menyerupai bulu burung atau ayam. Tanaman kelapa sawit yang berumur tiga tahun
sudah mulai dewasa dan mulai mengeluarkan bunga jantan atau bunga betina. Bunga jantan
berbentuk lonjong memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat Setiap jenis kelapa sawit
memiliki ukuran dan bobot biji yang berbeda. Biji dura afrika panjangnya 2-3 cm dan bobot
rata-rata mencapai 4 gram, sehingga dalam 1 kg terdapat 250 biji. Biji kelapa sawit
umumnya memiliki periode dorman (masa non-aktif).
Ketiga tanaman diatas memiliki jenis OPT yang berbeda , dengan tingkat karakteristik
dan pengendalian berbeda. Beberapa diantaranya Ferrisia virgata pada jarak, Oidium heveae
pada karet, Pestalotia pada sawit dan lain-lain
BAB II
PEMBAHASAN
OPT Tanaman Jarak
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiaceae
Genus : Jatropha
Spesies : Jatropha curcas Lin
1. Ferrisia virgata (kutu putih)
Terdapat di daerah tropis dan bersifat polifag (mempunyai inang yang
banyak).Serangga hama ini dikenal dengan kutu lamtoro atau "lamtoro luis"
Klasifikasi
Filum : Arthropoda
Kelas : Hexapoda
Ordo : Homoptera,
Famili : Pseudococcidae
Genus : Ferrisia
Spesies : Ferrisia virgata
Morfologi
Ciri-ciri dari serangga ini adalah serangga betina berbentuk oval panjang dengan
sepasang garis panjang di ujung abdomen dan benang lilin yang panjang di sekeliling
tubuhnya (Gambar 1b) dan kutu betina menghasilkan 200 – 450 telur. Serangga jantan
bersayap (Kalshoven, 1981). Telur diletakan disamping serangga dewasa dan nimfa
berkembang di dekatnya. Kutu betina berbentuk lonjong dan berwarna coklat.
Panjang bagan 5 mm dan lebar 2,5 mm. Tubuh bagian atas ditutupi oleh tepung lilin.
Kutu jantan berwarna cokelat gelap, mempunyai sayap satu pasang dan pada ujung
abdomen terdapat dua helai benang panjang.
Daur Hidup
Siklus hidup berlangsung kurang lebih selama 40 hari (Schreiner, 2000).Telur kutu
lamtoro mempunyai bentuk lonjong dan ukuran yang panjangnya 0,35 mm dan lebar
0,12 mm, Jumlah telur berkisar 300-400 butir. Embrio telah berkembang di dalam
tubule induknya dan beberapa jam setelah dikeluarkan telur akan menetas. Nimfa
pada awalnya tidak berlilin tetapi secara berangsur-angsur ditutupi lilin.
Perkembangan nimfa berkisar 36-39 hari. Kutu lamtoro menyerang bagian pucuk,
buah dan daun tanaman dengan sedikit naungan disukai oleh kutu ini. Serangga betina
bertelur dan nimfa-nimfa yang baru keluar aktif, setelah mengisap serangga ini
umumnya menetap.
Gejala
Serangga ini menyerang daun muda maupun tua, batang, cabang dan tunas tanaman.
Kutu ini menyukai bagian batang, sehingga batang dan cabang dari bibit lada
dipenuhi oleh kutu ini yang mempunyai lilin putih. Pada populasi yang tinggi dimana
kutu menutupi batang dan ranting, daun-daun atas dapat rontok. Sedangkan pada
populasi rendah tidak memperlihatkan gejala pada tanaman. Pada musim kemarau
kutu ini sulit ditemukan pada bagian tanaman sebelah atas, tetapi biasanya ditemukan
pada daun atau ranting yang dekat dengan permukaan tanah.
Tanaman Inang
Jarak, kopi, coklat dan kakao (Kashoven, 1981) dan ubi jalar, ketela pohon, jeruk,
jambu biji (Schreiner, 2000).
Penyebaran
Di lapangan, kedua kutu putih tersebut juga seringkali ditemukan. Hanya larva instar
pertama yang bergerak aktif, setelah mengisap serangga ini cenderung menetap.
Serangga-serangga tersebut seringkali berasosiasi dengan semut.
Distribusi kutu ini dibantu oleh semut, sehingga memungkinkan terjadinya penularan
penyakit di lapangan. Selain itu, perpindahan serangga dimungkinkan melalui angin,
sehingga penularan juga dibantu oleh angin.
Pengendalian dan Ambang Kendali
Penggunaan pestisida nabati, Hasil penelitian penanggulangan kutu putih pada
tanaman lada di rumah kaca dengan ekstrak jarak, ekstrak mimba dan inksektisida
sintetik selama tiga bulan menunjukkan ekstrak jarak cukup efektif menekan
tumbuhnya kutu putih (Balfas dan Mustika, 2005).
Berdasarkan hasil penularan sebanyak dari 5 serangga ekor per tanaman (yang
telah diberi makan pada tanaman sakit) mampu menghasilkan gejala sebesar 35%
(Balfas dan Mustika, 2004; Balfas et al., 2003).
OPT Tanaman Karet
Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Hevea
Spesies : Hevea brasiliensis Mull.Arg (Van Steenis, dkk.2006)
1. Penyakit embun tepung (Oidium heveae)
a. Klasifikasi
Kingdom : Mycetae
Divisi : Eumycota
Kelas : Hypomycetes
Ordo : Moniliaceae
Famili : -
Genus : Oidium
Spesies : Oidium heveae
b. Gejala
Penyakit gugur daun ini disebabkan oleh jamur Oidium Heveae. Penyakit ini
mengakibatkan kerusakan pada tanaman dipembibitan, tanaman muda dan
menghasilkan. Jamur menyerang daun muda yang masih bewarna cokelat.
Daun yang terserang terlihat bewarna hitam, lemas mengeriput, dan berlendir.
Dibawah permukaan daun terdapat bercak putih seperti tepung halus yang
terdiri dari atas benang hifa dan dan spora jamur. Pada serangan lanjut daun
akar gugur dan tinggal tangkainya saja. Serangan jamur pada daun tua ditandai
dengan adanya bercak kekuningan pada helaian daun dan terdapat tepung
halus bewarna putih dipermukaan tetapi daun-daun tersebut tidak banyak
gugur. Serangan berat jamur mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat
dan tingkat produksi yang menurun. Jamur ini juga menyerang bunga tanaman
sehingga produksi biji juga menurun.
c. Habitat
Serangan penyakit biasanya berlangsung pada waktu daun muda terbentuk
bersamaan dengan hujan rintik-rintik atau kabut dipagi hari pada awal musim
hujan. Serangan berat pada umumnya terjadi pada klon peka dan kebun yang
terdapat pada ketinggian dia atas 200 mdari permukaan air laut.
d. Penyebaran
Penularan jamur berlangsung dengan perantaraan spora yang diterbangkan
oleh angin dan embun jarak jauh .
e. Pengendalian
a. Klon-klon yang rentan sebaiknya tidak ditanam didaerah yang rawan
penyakit gugur daun Oidium.
b. Menghindari serangan jamur Oidium Heveae dengan merangsang
pembentukan daun baru lebih awal. Tanaman yang terlambat gugur alami dan
diperkirakan akan membentuk daun baru pada awal musim hujan perlu diberi
pupuk tambahan nitrogen satu kali dosis anjuran. Pupuk nitrogen berfungsi
untuk merangsang pembentukan daun baru lebih awal sehingga diharapkan
daun tanaman telah menjadi hijau pada waktu jamur Oidium Heveae timbul
pada awal musim hujan. Perlu diperhatikan bahwa sebaiknya pupuk tersebut
dibenamkan kedalam tanah agar mudah diserap akar tanaman.
c. Melindungi daun tanaman dari serangan Oidium Heveae dengan fungisida
Bayfidan 250 EC, Bayleton 250 EC, Belerang, atau Tilt 250 EC. Penggunaan
fungisida dilakukan seminggu sekali sebanyak lima kali, dimulai pada waktu
10% pohon dalam kebun membentuk daun baru dan telah terlihat gejala
serangan Oidium Heveae berupa bercak hitam atau cokelat atau embun tepung
bewarna putih pada daun tanaman. Penggunaan belerang(10-15kg/ha)
dilakukan dengan cara penghembusan dengan alat penghembus bermotor pada
pada pagi hari agar fungisida mudah melekat pada permukaan daun yang
masih basah dan tidak diterbangkan oleh angin. Sedangkan penggunaan
Bayleton 250 EC, Bayfidan 250 EC atau Tilt 250 EC dilakukan dengan alat
penyemprot bermotor atau alat Pengabut ( fulsfog atau dynafog ).
2. Penyakit Corynespora (C.cassiicola).
a. Klasfikasi
Kingdom : Mycetae
Divisi : Eumycota
Kelas : Hypomycetes
Ordo : Dematiaceae
Famili : -
Genus : Corynespora
Spesies : Corynespora cassiicola
b. Gejala
Penyakit gugur daun Corynespora disebabkan oleh jamur Corynespora
cassicola yang menyerang daun karet muda maupun tua. Gejala serangan pada
daun cokelat masih belum tampak tetapi sesudah daun menjadi hijau muda
gejala mulai terlihat berupa bercak hitam kemudian berkembang seperti
menyirip daun mejadi lemas dan pucat pada bagian ujungnya mati dan
menggulung pada daun tua. Bercak hitam tersebut akan tampak seperti tulang
ikan dan akan makin meluas mengikuti urat daun dan kadang-kadang tidak
teratur. Bagian pusat bercak bewarna cokelat atau kelabu kering dan berlubang
selanjutnya daun akan menjadi kuning atau cokelat kemerahan dan akhirnya
gugur. Jamur ini menyerang tangkai dan daun muda. Serangan jamur biasanya
berlangsung lambat dan gugur daun biasanya baru terjadi 2 -3 bulan setelah
infeksi jamur. Pengguguran daun akan berlangsung secara terus menerus
sepanjang tahun sehingga pertumbuhan terhambat, tidak dapat disadap dan
lambat laun tanaman akan mati. Serangan sering terjadi pada kebun-kebun
yang terdapat didataran rendah dengan keadaan iklim agak basah. Penularan
jamur berlangsung dengan penyebaran spora yang diterbangkan oleh angin
dalam kondisi agak lembab pada siang hari , jamur ini mempunyai banyak
tumbuhan inang seperti ketela pohon, akasia, angsana, papaya, beberapa
rumputan dan lain-lain .
c. Pengendalian
a. Tidak menanam klon yang rentan pada daerah rawan serangan jamur.
Dianjurkan menanam beberapa klon anjuran dalam suatu hamparan kebun
untuk mengurangi resiko kerugian akibat serangan jamur.
b. Memberikan pupuk ekstra dengan menambah dosis KCL (1,5 x dosis
anjuran ) untuk meningkatkan kemampuan tanaman menahan serangan jamur.
c. Melindungi tanaman dengan penyemprotan fungisida Antracol 70 WP,
Bavisitin 50 WP, Benlate 50 WP, Daconil 75 WP atau Dithane M-45 dengan
alat semprot punggung. Penyemprotan dilakukan seminggu sekali dimulai
pada waktu tanaman berdaun cokelat sampai hijau. Penggunaan fungisida
hanya dapat dilakukan di pembibitan dalam polybeg sedangkan pada tanaman
dilapangan dianggap tidak menguntungkan.
d. Tanaman yang produksinya sangany rendah karena serangan berat terus-
menerus sebaiknya diganti dengan klon yang tahan terhadap penyakit gugur
daun Corynespora.
OPT Tanaman Sawit
Taksonomi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledone
Ordo : Palmales
Famili : Palmae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis guineensis
1. Kutu putih (Mealy bugs)
Klasifikasi
Filum : Arthropoda
Kelas : Hexapoda
Ordo : Hemiptera
Famili :
Genus :
Spesies :
Bagian Terserang : daun
Stadia yang merugikan : ulat dan dewasa
a. Morfologi
Betina dewasa berbentuk oval, panjang 1/5-1/3 inchi, memiliki benang /
selaput berwarna putih. Hama bergerak sangat lambat di bawah permukaan
atau samping daun, dan bersembunyi di daerah tertentu pada daun.
Termasuk serangga bertipe mulut penusuk dan penghisap.
b. Gejala
Aphids/kepik dan mealy bugs/kutu bulu putih biasanya tidak menjadi
masalah, namun demikian dapat membuat daun berubah bentuk (distorsi)
jika muncul dalam jumlah banyak. Aphids/kepik dapat ditemukan di
bagian tengah (axis) daun dan dilihat iebih dekat akan nampak.
Keberadaan semut sering merupakan indikasi adanya aphids. Mealy
bugs/kutu bulu putih berukuran lebih besar dari aphid/kepik dan
mempunyai lapisan seperti bulu putih/lilin. Gejala serangga seperti pada
aphid. Hama menyerang pucuk tanaman, ketiak daun, bunga, dan batang
tanaman. Pertumbuhan tanaman terhambat. Terdapat bintik-bintik hitam
disekitar permukaan daun
c. Daur hidup
Telur dihasilkan sepanjang tahun, telur menetas dalam 2 minggu, dewasa
muda memiliki siklus hidup 6-8 minggu. Beberapa generasi dapat muncul
pada tahun yang sama.
d. Habitat
Tempat lembab
e. Penyebaran
Dibantu oleh semut yang tertarik dengan embun madu yang dikeluarkan
kutu putih.
f. Pengendalian
Dimethoate 40% (20 ml/20 liter air + surfaktan. Semprotkan sampai basah
terutama pada permukaan bawah daun.Hama ini menyukai tempat yang
lembap, karena itu jika ditemui gejala segera renggakan jarak
antaratanaman agar sinar matahari bisa masuk. Secara kimiawi dengan
menyemprotkan insektisida berbahan aktif diafentiuron, dan klopirifos
seperti Pegasus dan Dursban
2. Belalang (Valanga nigricornis)
a. Klasifikasi
Filum : Arthropoda
Kelas : Hexapoda
Ordo : Orthoptera
Famili : Locustidae
Genus : Valanga
Spesies : Valanga nicricornis
b. Gejala
Terdapat bekas gigitan pada bagian tepi daun yang terserang. Belalang
kayu dapat menyebabkan kerugian hasil ± 20 – 25%, karena belalang
tersebut berpindah dari satu kebun ke kebun lainnya bila tanaman sudah
habis dimakannya. Batang dan cabang tanaman sering patah akibat
gigitannya sehingga pertumbuhan tanaman terganggu. Belalang biasanya
memakan daun mulai dari pinggir atau tengah sehingga terbentuk bekas
gigitan melingkar atau lonjong. Adakalanya belalang ini juga merusak
batang dan ranting tanaman.
c. Morfologi
Warna tubuh kuning bercampur hitam, thorax (dada) berbintik hitam kecil,
perut (abdomen) berwarna kuning hingga kehitaman tua
d. Daur hidup
Umumnya belalang bertelur awal musim kemarau dan menetas pada awal
musim hujan , yaitu Oktober dan November. Telur menetas 5-7,5 bulan.
90 butir telur diletakkan di kantong dengan panjang 2-3 cm, lalu
dimasukkan ke lubang tanah dengan kedalaman 5-8 cm. Lubang kemudian
diisi dengan massa berbuih yang dapat mengeras.
e. Pengendalian
a. Pengendalian dapat dilakukan dengan mendatangkan burung
pemangsanya
b. Pengolahan tanah,belalang kayu yang meletakkan telurnya di dalam
tanah, pengolahan tanah yang baik dapat membunuh telur belalang
sebelum menetas
c. Menggunakan musuh alami seperti cendawan Metarrhizium anisopliae
(Anon, 1985).
3. Pestalotia sp
Klasifikasi
Kingdom : Mycetae
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus : Pestalotia
Spesies : Pestalotia sp
Gejala
Bercak pada daun yang tidak beraturan berwarna abu-abu pada pusatnya
(Pestalotia sp.), coklat (Helminthosporium sp.) dan hitam pada sisi atas dan
bawah daun (Gloesporium sp.).
Jamur menyebabkan penyakit pada petiole daun dan ujung daun , dan
menimbulkan munculnya bercak daun. Tidak seperti pathogen bercak lainnya,
Pestalotiopsis menyerang semua bagian daun dari bawah sampai atas. Jamur
ini membutuhkan luka yang berasal dari pathogen primer untuk penetrasi
tanaman inang.
Siklus Hidup
Bercak dimulai dengan ukuran kecil dan berwarna kuning, cokelat tua atau
hitam. Lalu bercak berkembang berdasarkan pengaruh lingkungan. Sering kali
bercak berubah warna menjadi keabuan dengan garis luar hitam.
Bagian daun terinfeksi (bercak keabuan dengan garis luar hitam)
Pengendalian
mengurangi kelembaban yang berasal dari tanaman pelindung, memotong
bagian yang terserang dan menyemprotkan fungisida Bayfidan 250
EC/Baycolar 300 EC dengan konsentrasi 0.1-0.2 %.
DAFTAR PUSTAKA
Balfas, R. dan I. Mustika, 2004. Penularan penyakit kerdil pada tanaman lada oleh Ferrisia
virgata. Makalah disampaikan pada Seminar PERSADA. Bogor, 5 Juli 2004.
Balfas, R., Supriadi, T.L. Mardiningsih dan Endang Sugandi, 2002. Penyebab dan serangga
vektor penyakit keriting pada tanaman lada. Jurnal Penelitian tanaman Industri 8(1): 7 – 11.
http://adensiregar.blogspot.com/2008/11/hama-dan-penyakit-pembibitan-kelapa.html
http://bibitkaret.blogspot.com/2009/05/c-penyakit-daun.html
http://go-organik-2010.blogspot.com/2008/08/teknis-budidaya-jarak.html

More Related Content

What's hot

Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan
Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor LingkunganPenyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan
Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungansat rahayuwati
 
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 
2 Penyakit Benih Kelapa Sawit
2 Penyakit Benih Kelapa Sawit2 Penyakit Benih Kelapa Sawit
2 Penyakit Benih Kelapa Sawitsat rahayuwati
 
Penyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipas
Penyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipasPenyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipas
Penyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipassat rahayuwati
 
Teknis budidaya kacang tanah
Teknis budidaya kacang tanahTeknis budidaya kacang tanah
Teknis budidaya kacang tanahsujononasa
 
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawitsat rahayuwati
 
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluansat rahayuwati
 
Budidaya kacang panjang
Budidaya kacang panjangBudidaya kacang panjang
Budidaya kacang panjangBP4K
 
Hidup bersama ganoderma
Hidup bersama ganodermaHidup bersama ganoderma
Hidup bersama ganodermaMemet Hakim
 
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotiksat rahayuwati
 
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 
Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Panjang
Hama dan Penyakit Tanaman Kacang PanjangHama dan Penyakit Tanaman Kacang Panjang
Hama dan Penyakit Tanaman Kacang PanjangIda Haerani
 
Teknis budidaya semangka
Teknis budidaya semangkaTeknis budidaya semangka
Teknis budidaya semangkasujononasa
 

What's hot (20)

Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan
Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor LingkunganPenyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan
Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan
 
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
 
Penelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutanPenelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutan
 
Penelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutanPenelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutan
 
Blas padi
Blas padiBlas padi
Blas padi
 
2 Penyakit Benih Kelapa Sawit
2 Penyakit Benih Kelapa Sawit2 Penyakit Benih Kelapa Sawit
2 Penyakit Benih Kelapa Sawit
 
Penyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipas
Penyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipasPenyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipas
Penyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipas
 
Teknis budidaya kacang tanah
Teknis budidaya kacang tanahTeknis budidaya kacang tanah
Teknis budidaya kacang tanah
 
Jenis tanaman rambutan
Jenis tanaman rambutanJenis tanaman rambutan
Jenis tanaman rambutan
 
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit
 
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
 
155 budi daya kacang tanah
155 budi daya kacang tanah155 budi daya kacang tanah
155 budi daya kacang tanah
 
Budidaya kacang panjang
Budidaya kacang panjangBudidaya kacang panjang
Budidaya kacang panjang
 
Patah pangkal pelepah
Patah pangkal pelepahPatah pangkal pelepah
Patah pangkal pelepah
 
Hidup bersama ganoderma
Hidup bersama ganodermaHidup bersama ganoderma
Hidup bersama ganoderma
 
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
 
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
 
Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Panjang
Hama dan Penyakit Tanaman Kacang PanjangHama dan Penyakit Tanaman Kacang Panjang
Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Panjang
 
Penyakit blas padi
Penyakit blas padiPenyakit blas padi
Penyakit blas padi
 
Teknis budidaya semangka
Teknis budidaya semangkaTeknis budidaya semangka
Teknis budidaya semangka
 

Similar to Makalah_67 laporan praktikum 9. opt tanaman sawit, karet dan jarak

Kelompok 3_Tugas PPT_PHT A.pdf
Kelompok 3_Tugas PPT_PHT A.pdfKelompok 3_Tugas PPT_PHT A.pdf
Kelompok 3_Tugas PPT_PHT A.pdfMeisyaBalaba8
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelaiMarta Adinata
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelaiAndrew Hutabarat
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelaiAndrew Hutabarat
 
Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)
Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)
Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)Andrew Hutabarat
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedediana novitasari
 
Hama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman PadiHama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman PadiSupianto Anto
 
Diagnosis Laboratorium: Hama
Diagnosis Laboratorium: HamaDiagnosis Laboratorium: Hama
Diagnosis Laboratorium: HamaNurma Fauzaniar
 
331347360 laporan-slpht
331347360 laporan-slpht331347360 laporan-slpht
331347360 laporan-slphtnovriandasipil
 
hamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptx
hamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptxhamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptx
hamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptxAriffatchurFauzi3
 
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanamanMekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanamanJidun Cool
 
PENYAKIT PENTING TANAMAN JAGUNG (bulai dan karat).pptx
PENYAKIT PENTING TANAMAN JAGUNG (bulai dan karat).pptxPENYAKIT PENTING TANAMAN JAGUNG (bulai dan karat).pptx
PENYAKIT PENTING TANAMAN JAGUNG (bulai dan karat).pptxREZADWIANTA1
 
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan optBustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan optAdiluhungAhsan1
 
OPT CABAI DAN PENGENDALIANNYA-2.ppt
OPT CABAI DAN PENGENDALIANNYA-2.pptOPT CABAI DAN PENGENDALIANNYA-2.ppt
OPT CABAI DAN PENGENDALIANNYA-2.pptSRI MANWAN
 
Ppt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.ppt
Ppt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.pptPpt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.ppt
Ppt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.pptLiliWardani1
 

Similar to Makalah_67 laporan praktikum 9. opt tanaman sawit, karet dan jarak (20)

Makalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunan
Makalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunanMakalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunan
Makalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunan
 
Kelompok 3_Tugas PPT_PHT A.pdf
Kelompok 3_Tugas PPT_PHT A.pdfKelompok 3_Tugas PPT_PHT A.pdf
Kelompok 3_Tugas PPT_PHT A.pdf
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
 
Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)
Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)
Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
 
Hama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman PadiHama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman Padi
 
Diagnosis Laboratorium: Hama
Diagnosis Laboratorium: HamaDiagnosis Laboratorium: Hama
Diagnosis Laboratorium: Hama
 
331347360 laporan-slpht
331347360 laporan-slpht331347360 laporan-slpht
331347360 laporan-slpht
 
hamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptx
hamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptxhamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptx
hamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptx
 
Pasca
PascaPasca
Pasca
 
hama dan penyakit
hama dan penyakithama dan penyakit
hama dan penyakit
 
Hama jahe-dan-pengendaliannya
Hama jahe-dan-pengendaliannyaHama jahe-dan-pengendaliannya
Hama jahe-dan-pengendaliannya
 
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanamanMekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
 
PENYAKIT PENTING TANAMAN JAGUNG (bulai dan karat).pptx
PENYAKIT PENTING TANAMAN JAGUNG (bulai dan karat).pptxPENYAKIT PENTING TANAMAN JAGUNG (bulai dan karat).pptx
PENYAKIT PENTING TANAMAN JAGUNG (bulai dan karat).pptx
 
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan optBustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
 
OPT CABAI DAN PENGENDALIANNYA-2.ppt
OPT CABAI DAN PENGENDALIANNYA-2.pptOPT CABAI DAN PENGENDALIANNYA-2.ppt
OPT CABAI DAN PENGENDALIANNYA-2.ppt
 
Ppt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.ppt
Ppt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.pptPpt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.ppt
Ppt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.ppt
 
Morf anggrek
Morf anggrekMorf anggrek
Morf anggrek
 

More from Bondan the Planter of Palm Oil

Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 5
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   5Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   5
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 5Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 4
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   4Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   4
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 4Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 3
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   3Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   3
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 3Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 2
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   2Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   2
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 2Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environmentRingkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environmentBondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah (bagian 47)
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah  (bagian 47)Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah  (bagian 47)
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah (bagian 47)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 46)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 46)Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 46)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 46)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 45)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 45)Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 45)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 45)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan (bagian 44)
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan  (bagian 44)Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan  (bagian 44)
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan (bagian 44)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii (bagian 43)
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii  (bagian 43)Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii  (bagian 43)
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii (bagian 43)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)Bondan the Planter of Palm Oil
 

More from Bondan the Planter of Palm Oil (20)

Struktur Divisi Perkebunan Kelapa Sawit.pptx
Struktur Divisi Perkebunan Kelapa Sawit.pptxStruktur Divisi Perkebunan Kelapa Sawit.pptx
Struktur Divisi Perkebunan Kelapa Sawit.pptx
 
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
 
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 5
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   5Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   5
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 5
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 4
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   4Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   4
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 4
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 3
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   3Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   3
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 3
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 2
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   2Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   2
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 2
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environmentRingkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah (bagian 47)
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah  (bagian 47)Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah  (bagian 47)
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah (bagian 47)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 46)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 46)Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 46)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 46)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 45)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 45)Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 45)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 45)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan (bagian 44)
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan  (bagian 44)Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan  (bagian 44)
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan (bagian 44)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii (bagian 43)
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii  (bagian 43)Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii  (bagian 43)
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii (bagian 43)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)
 
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)
 
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
 

Recently uploaded

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 

Recently uploaded (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 

Makalah_67 laporan praktikum 9. opt tanaman sawit, karet dan jarak

  • 1. MAKALAH LAPORAN TEKNIK PERLINDUNGAN TANAMAN II OPT TANAMAN SAWIT, KARET , DAN JARAK disusun untuk memenuhi mata kuliah teknik perlindungan tanaman II Semester Ganjil / Tahun 2009 Kelompok 6 Raden Bondan E B (150110080162) Hari Akbar M (150110080156) Indah Meutia (150110080125) Listhy Prischasari (150110080137) Fajar Darussalam (150110080132) PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR
  • 2. BAB I PENDAHULUAN Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) telah lama dikenal masyarakat Indonesia, yaitu semasa penjajahan oleh bangsa Jepang pada tahun 1942. Pada masa itu masyarakat diperintahkan untuk menanam jarak pagar di pekarangannya untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan perang bangsa Jepang. Oleh karena itu tidak mustahil kalau tanaman jarak pagar memiliki beberapa nama daerah (lokal) antara lain jarak budeg, jarak gundul, jarak cina (Jawa); baklawah, nawaih (NAD); dulang (Batak); jarak kosta (Sunda); jarak kare (Timor); peleng kaliki (Bugis); kalekhe paghar (Madura); jarak pager (Bali); lulu mau, paku kase, jarak pageh (Nusa Tenggara); kuman nema (Alor); jarak kosta, jarak wolanda, bindalo, bintalo, tondo utomene (Sulawesi); dan ai huwa kamala, balacai, kadoto (Maluku). Tanaman jarak pagar termasuk perdu dengan tinggi 1 – 7 m, bercabang tidak teratur. Batangnya berkayu, silindris dan bila terluka akan mengeluarkan getah. Tanaman karet dapat tumbuh baik dan berproduksi yang tinggi pada kondisi tanah dan iklim. Di dataran rendah sampai dengan ketinggian 200 m diatas permukaan laut, suhu optimal 280 c. Jenis tanah mulai dari vulkanis muda, tua dan aluvial sampai tanah gambut dengan drainase dan aerase yang baik, tidak tergenang air. pH tanah bervariasi dari 3,0-8,0. Curah hujan 2000 - 4000 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 100 -150 hari Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil yang tidak memiliki akar tunggang. Radikula (bakar akar) pada bibit terus tumbuh memanjang ke arah bawah selama enam bulan terus-menerus dan panjang akarnya mencapai 15 cm. Akar primer kelapa sawit terus berkembang. Tanaman kelapa sawit umumnya memiliki batang yang tidak bercabang. Pada pertumbuhan awal setelah fase muda (seedling) terjadi pembentukan batang yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia (ruas). Tanaman kelapa sawit memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung atau ayam. Tanaman kelapa sawit yang berumur tiga tahun sudah mulai dewasa dan mulai mengeluarkan bunga jantan atau bunga betina. Bunga jantan berbentuk lonjong memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat Setiap jenis kelapa sawit memiliki ukuran dan bobot biji yang berbeda. Biji dura afrika panjangnya 2-3 cm dan bobot rata-rata mencapai 4 gram, sehingga dalam 1 kg terdapat 250 biji. Biji kelapa sawit umumnya memiliki periode dorman (masa non-aktif). Ketiga tanaman diatas memiliki jenis OPT yang berbeda , dengan tingkat karakteristik dan pengendalian berbeda. Beberapa diantaranya Ferrisia virgata pada jarak, Oidium heveae pada karet, Pestalotia pada sawit dan lain-lain
  • 3. BAB II PEMBAHASAN OPT Tanaman Jarak Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Euphorbiaceae Genus : Jatropha Spesies : Jatropha curcas Lin 1. Ferrisia virgata (kutu putih) Terdapat di daerah tropis dan bersifat polifag (mempunyai inang yang banyak).Serangga hama ini dikenal dengan kutu lamtoro atau "lamtoro luis" Klasifikasi Filum : Arthropoda Kelas : Hexapoda Ordo : Homoptera, Famili : Pseudococcidae Genus : Ferrisia Spesies : Ferrisia virgata Morfologi Ciri-ciri dari serangga ini adalah serangga betina berbentuk oval panjang dengan sepasang garis panjang di ujung abdomen dan benang lilin yang panjang di sekeliling tubuhnya (Gambar 1b) dan kutu betina menghasilkan 200 – 450 telur. Serangga jantan bersayap (Kalshoven, 1981). Telur diletakan disamping serangga dewasa dan nimfa
  • 4. berkembang di dekatnya. Kutu betina berbentuk lonjong dan berwarna coklat. Panjang bagan 5 mm dan lebar 2,5 mm. Tubuh bagian atas ditutupi oleh tepung lilin. Kutu jantan berwarna cokelat gelap, mempunyai sayap satu pasang dan pada ujung abdomen terdapat dua helai benang panjang. Daur Hidup Siklus hidup berlangsung kurang lebih selama 40 hari (Schreiner, 2000).Telur kutu lamtoro mempunyai bentuk lonjong dan ukuran yang panjangnya 0,35 mm dan lebar 0,12 mm, Jumlah telur berkisar 300-400 butir. Embrio telah berkembang di dalam tubule induknya dan beberapa jam setelah dikeluarkan telur akan menetas. Nimfa pada awalnya tidak berlilin tetapi secara berangsur-angsur ditutupi lilin. Perkembangan nimfa berkisar 36-39 hari. Kutu lamtoro menyerang bagian pucuk, buah dan daun tanaman dengan sedikit naungan disukai oleh kutu ini. Serangga betina bertelur dan nimfa-nimfa yang baru keluar aktif, setelah mengisap serangga ini umumnya menetap. Gejala Serangga ini menyerang daun muda maupun tua, batang, cabang dan tunas tanaman. Kutu ini menyukai bagian batang, sehingga batang dan cabang dari bibit lada dipenuhi oleh kutu ini yang mempunyai lilin putih. Pada populasi yang tinggi dimana kutu menutupi batang dan ranting, daun-daun atas dapat rontok. Sedangkan pada populasi rendah tidak memperlihatkan gejala pada tanaman. Pada musim kemarau kutu ini sulit ditemukan pada bagian tanaman sebelah atas, tetapi biasanya ditemukan pada daun atau ranting yang dekat dengan permukaan tanah. Tanaman Inang Jarak, kopi, coklat dan kakao (Kashoven, 1981) dan ubi jalar, ketela pohon, jeruk, jambu biji (Schreiner, 2000). Penyebaran Di lapangan, kedua kutu putih tersebut juga seringkali ditemukan. Hanya larva instar pertama yang bergerak aktif, setelah mengisap serangga ini cenderung menetap. Serangga-serangga tersebut seringkali berasosiasi dengan semut. Distribusi kutu ini dibantu oleh semut, sehingga memungkinkan terjadinya penularan penyakit di lapangan. Selain itu, perpindahan serangga dimungkinkan melalui angin, sehingga penularan juga dibantu oleh angin. Pengendalian dan Ambang Kendali
  • 5. Penggunaan pestisida nabati, Hasil penelitian penanggulangan kutu putih pada tanaman lada di rumah kaca dengan ekstrak jarak, ekstrak mimba dan inksektisida sintetik selama tiga bulan menunjukkan ekstrak jarak cukup efektif menekan tumbuhnya kutu putih (Balfas dan Mustika, 2005). Berdasarkan hasil penularan sebanyak dari 5 serangga ekor per tanaman (yang telah diberi makan pada tanaman sakit) mampu menghasilkan gejala sebesar 35% (Balfas dan Mustika, 2004; Balfas et al., 2003). OPT Tanaman Karet Taksonomi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Malpighiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Hevea Spesies : Hevea brasiliensis Mull.Arg (Van Steenis, dkk.2006) 1. Penyakit embun tepung (Oidium heveae) a. Klasifikasi Kingdom : Mycetae Divisi : Eumycota Kelas : Hypomycetes Ordo : Moniliaceae Famili : - Genus : Oidium Spesies : Oidium heveae
  • 6. b. Gejala Penyakit gugur daun ini disebabkan oleh jamur Oidium Heveae. Penyakit ini mengakibatkan kerusakan pada tanaman dipembibitan, tanaman muda dan menghasilkan. Jamur menyerang daun muda yang masih bewarna cokelat. Daun yang terserang terlihat bewarna hitam, lemas mengeriput, dan berlendir. Dibawah permukaan daun terdapat bercak putih seperti tepung halus yang terdiri dari atas benang hifa dan dan spora jamur. Pada serangan lanjut daun akar gugur dan tinggal tangkainya saja. Serangan jamur pada daun tua ditandai dengan adanya bercak kekuningan pada helaian daun dan terdapat tepung halus bewarna putih dipermukaan tetapi daun-daun tersebut tidak banyak gugur. Serangan berat jamur mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat dan tingkat produksi yang menurun. Jamur ini juga menyerang bunga tanaman sehingga produksi biji juga menurun. c. Habitat Serangan penyakit biasanya berlangsung pada waktu daun muda terbentuk bersamaan dengan hujan rintik-rintik atau kabut dipagi hari pada awal musim hujan. Serangan berat pada umumnya terjadi pada klon peka dan kebun yang terdapat pada ketinggian dia atas 200 mdari permukaan air laut. d. Penyebaran Penularan jamur berlangsung dengan perantaraan spora yang diterbangkan oleh angin dan embun jarak jauh . e. Pengendalian a. Klon-klon yang rentan sebaiknya tidak ditanam didaerah yang rawan penyakit gugur daun Oidium.
  • 7. b. Menghindari serangan jamur Oidium Heveae dengan merangsang pembentukan daun baru lebih awal. Tanaman yang terlambat gugur alami dan diperkirakan akan membentuk daun baru pada awal musim hujan perlu diberi pupuk tambahan nitrogen satu kali dosis anjuran. Pupuk nitrogen berfungsi untuk merangsang pembentukan daun baru lebih awal sehingga diharapkan daun tanaman telah menjadi hijau pada waktu jamur Oidium Heveae timbul pada awal musim hujan. Perlu diperhatikan bahwa sebaiknya pupuk tersebut dibenamkan kedalam tanah agar mudah diserap akar tanaman. c. Melindungi daun tanaman dari serangan Oidium Heveae dengan fungisida Bayfidan 250 EC, Bayleton 250 EC, Belerang, atau Tilt 250 EC. Penggunaan fungisida dilakukan seminggu sekali sebanyak lima kali, dimulai pada waktu 10% pohon dalam kebun membentuk daun baru dan telah terlihat gejala serangan Oidium Heveae berupa bercak hitam atau cokelat atau embun tepung bewarna putih pada daun tanaman. Penggunaan belerang(10-15kg/ha) dilakukan dengan cara penghembusan dengan alat penghembus bermotor pada pada pagi hari agar fungisida mudah melekat pada permukaan daun yang masih basah dan tidak diterbangkan oleh angin. Sedangkan penggunaan Bayleton 250 EC, Bayfidan 250 EC atau Tilt 250 EC dilakukan dengan alat penyemprot bermotor atau alat Pengabut ( fulsfog atau dynafog ). 2. Penyakit Corynespora (C.cassiicola). a. Klasfikasi Kingdom : Mycetae Divisi : Eumycota Kelas : Hypomycetes Ordo : Dematiaceae Famili : - Genus : Corynespora Spesies : Corynespora cassiicola
  • 8. b. Gejala Penyakit gugur daun Corynespora disebabkan oleh jamur Corynespora cassicola yang menyerang daun karet muda maupun tua. Gejala serangan pada daun cokelat masih belum tampak tetapi sesudah daun menjadi hijau muda gejala mulai terlihat berupa bercak hitam kemudian berkembang seperti menyirip daun mejadi lemas dan pucat pada bagian ujungnya mati dan menggulung pada daun tua. Bercak hitam tersebut akan tampak seperti tulang ikan dan akan makin meluas mengikuti urat daun dan kadang-kadang tidak teratur. Bagian pusat bercak bewarna cokelat atau kelabu kering dan berlubang selanjutnya daun akan menjadi kuning atau cokelat kemerahan dan akhirnya gugur. Jamur ini menyerang tangkai dan daun muda. Serangan jamur biasanya berlangsung lambat dan gugur daun biasanya baru terjadi 2 -3 bulan setelah infeksi jamur. Pengguguran daun akan berlangsung secara terus menerus sepanjang tahun sehingga pertumbuhan terhambat, tidak dapat disadap dan lambat laun tanaman akan mati. Serangan sering terjadi pada kebun-kebun yang terdapat didataran rendah dengan keadaan iklim agak basah. Penularan jamur berlangsung dengan penyebaran spora yang diterbangkan oleh angin dalam kondisi agak lembab pada siang hari , jamur ini mempunyai banyak tumbuhan inang seperti ketela pohon, akasia, angsana, papaya, beberapa rumputan dan lain-lain . c. Pengendalian a. Tidak menanam klon yang rentan pada daerah rawan serangan jamur. Dianjurkan menanam beberapa klon anjuran dalam suatu hamparan kebun
  • 9. untuk mengurangi resiko kerugian akibat serangan jamur. b. Memberikan pupuk ekstra dengan menambah dosis KCL (1,5 x dosis anjuran ) untuk meningkatkan kemampuan tanaman menahan serangan jamur. c. Melindungi tanaman dengan penyemprotan fungisida Antracol 70 WP, Bavisitin 50 WP, Benlate 50 WP, Daconil 75 WP atau Dithane M-45 dengan alat semprot punggung. Penyemprotan dilakukan seminggu sekali dimulai pada waktu tanaman berdaun cokelat sampai hijau. Penggunaan fungisida hanya dapat dilakukan di pembibitan dalam polybeg sedangkan pada tanaman dilapangan dianggap tidak menguntungkan. d. Tanaman yang produksinya sangany rendah karena serangan berat terus- menerus sebaiknya diganti dengan klon yang tahan terhadap penyakit gugur daun Corynespora. OPT Tanaman Sawit Taksonomi Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledone Ordo : Palmales Famili : Palmae Genus : Elaeis Spesies : Elaeis guineensis 1. Kutu putih (Mealy bugs) Klasifikasi Filum : Arthropoda Kelas : Hexapoda Ordo : Hemiptera Famili : Genus : Spesies : Bagian Terserang : daun Stadia yang merugikan : ulat dan dewasa
  • 10. a. Morfologi Betina dewasa berbentuk oval, panjang 1/5-1/3 inchi, memiliki benang / selaput berwarna putih. Hama bergerak sangat lambat di bawah permukaan atau samping daun, dan bersembunyi di daerah tertentu pada daun. Termasuk serangga bertipe mulut penusuk dan penghisap. b. Gejala Aphids/kepik dan mealy bugs/kutu bulu putih biasanya tidak menjadi masalah, namun demikian dapat membuat daun berubah bentuk (distorsi) jika muncul dalam jumlah banyak. Aphids/kepik dapat ditemukan di bagian tengah (axis) daun dan dilihat iebih dekat akan nampak. Keberadaan semut sering merupakan indikasi adanya aphids. Mealy bugs/kutu bulu putih berukuran lebih besar dari aphid/kepik dan mempunyai lapisan seperti bulu putih/lilin. Gejala serangga seperti pada aphid. Hama menyerang pucuk tanaman, ketiak daun, bunga, dan batang tanaman. Pertumbuhan tanaman terhambat. Terdapat bintik-bintik hitam disekitar permukaan daun
  • 11. c. Daur hidup Telur dihasilkan sepanjang tahun, telur menetas dalam 2 minggu, dewasa muda memiliki siklus hidup 6-8 minggu. Beberapa generasi dapat muncul pada tahun yang sama. d. Habitat Tempat lembab e. Penyebaran Dibantu oleh semut yang tertarik dengan embun madu yang dikeluarkan kutu putih. f. Pengendalian Dimethoate 40% (20 ml/20 liter air + surfaktan. Semprotkan sampai basah terutama pada permukaan bawah daun.Hama ini menyukai tempat yang lembap, karena itu jika ditemui gejala segera renggakan jarak antaratanaman agar sinar matahari bisa masuk. Secara kimiawi dengan menyemprotkan insektisida berbahan aktif diafentiuron, dan klopirifos seperti Pegasus dan Dursban 2. Belalang (Valanga nigricornis)
  • 12. a. Klasifikasi Filum : Arthropoda Kelas : Hexapoda Ordo : Orthoptera Famili : Locustidae Genus : Valanga Spesies : Valanga nicricornis b. Gejala Terdapat bekas gigitan pada bagian tepi daun yang terserang. Belalang kayu dapat menyebabkan kerugian hasil ± 20 – 25%, karena belalang tersebut berpindah dari satu kebun ke kebun lainnya bila tanaman sudah habis dimakannya. Batang dan cabang tanaman sering patah akibat gigitannya sehingga pertumbuhan tanaman terganggu. Belalang biasanya memakan daun mulai dari pinggir atau tengah sehingga terbentuk bekas gigitan melingkar atau lonjong. Adakalanya belalang ini juga merusak batang dan ranting tanaman. c. Morfologi Warna tubuh kuning bercampur hitam, thorax (dada) berbintik hitam kecil, perut (abdomen) berwarna kuning hingga kehitaman tua d. Daur hidup Umumnya belalang bertelur awal musim kemarau dan menetas pada awal musim hujan , yaitu Oktober dan November. Telur menetas 5-7,5 bulan. 90 butir telur diletakkan di kantong dengan panjang 2-3 cm, lalu dimasukkan ke lubang tanah dengan kedalaman 5-8 cm. Lubang kemudian diisi dengan massa berbuih yang dapat mengeras. e. Pengendalian
  • 13. a. Pengendalian dapat dilakukan dengan mendatangkan burung pemangsanya b. Pengolahan tanah,belalang kayu yang meletakkan telurnya di dalam tanah, pengolahan tanah yang baik dapat membunuh telur belalang sebelum menetas c. Menggunakan musuh alami seperti cendawan Metarrhizium anisopliae (Anon, 1985). 3. Pestalotia sp Klasifikasi Kingdom : Mycetae Divisi : Kelas : Ordo : Famili : Genus : Pestalotia Spesies : Pestalotia sp Gejala Bercak pada daun yang tidak beraturan berwarna abu-abu pada pusatnya (Pestalotia sp.), coklat (Helminthosporium sp.) dan hitam pada sisi atas dan bawah daun (Gloesporium sp.).
  • 14. Jamur menyebabkan penyakit pada petiole daun dan ujung daun , dan menimbulkan munculnya bercak daun. Tidak seperti pathogen bercak lainnya, Pestalotiopsis menyerang semua bagian daun dari bawah sampai atas. Jamur ini membutuhkan luka yang berasal dari pathogen primer untuk penetrasi tanaman inang. Siklus Hidup Bercak dimulai dengan ukuran kecil dan berwarna kuning, cokelat tua atau hitam. Lalu bercak berkembang berdasarkan pengaruh lingkungan. Sering kali bercak berubah warna menjadi keabuan dengan garis luar hitam. Bagian daun terinfeksi (bercak keabuan dengan garis luar hitam) Pengendalian mengurangi kelembaban yang berasal dari tanaman pelindung, memotong bagian yang terserang dan menyemprotkan fungisida Bayfidan 250 EC/Baycolar 300 EC dengan konsentrasi 0.1-0.2 %.
  • 15. DAFTAR PUSTAKA Balfas, R. dan I. Mustika, 2004. Penularan penyakit kerdil pada tanaman lada oleh Ferrisia virgata. Makalah disampaikan pada Seminar PERSADA. Bogor, 5 Juli 2004. Balfas, R., Supriadi, T.L. Mardiningsih dan Endang Sugandi, 2002. Penyebab dan serangga vektor penyakit keriting pada tanaman lada. Jurnal Penelitian tanaman Industri 8(1): 7 – 11. http://adensiregar.blogspot.com/2008/11/hama-dan-penyakit-pembibitan-kelapa.html http://bibitkaret.blogspot.com/2009/05/c-penyakit-daun.html http://go-organik-2010.blogspot.com/2008/08/teknis-budidaya-jarak.html