Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
1. ORGANISME PENGANGGANGGU
TANAMAN PERKEBUNAN (PNH 1503)
“PENYAKIT PADA TANAMAN TEMBAKAU”
Oleh:
Dr. Ir. Rachmi Masnilah, M.Si.
Ankardiansyah Pandu Pradana, S.P., M.Si.
Program Studi Proteksi Tanaman
Fakultas Pertanian Universitas Jember
2019
2. Ankardiansyah Pandu Pradana, S.P., M.Si.
Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian
Universitas Jember
HP / WA: 085747307692
Email: pandu@unej.ac.id
13. PENYAKIT LAYU BAKTERI
GEJALA
Layu sefihak merupakan gejala
spesifik penyakit ini.
Pembuluh batang berwarna cokelat
Bagian yang sakit bila dipijit keluar
lendir
14. PENYAKIT LAYU BAKTERI
ARTI EKONOMI:
Pada tembakau Deli (yang ditanam di tanah
kering) kerugian rata-rata 25 - 35%.
PENYEBAB:
Bakteri R. solanacearum, yang dahulu disebut
Pseudomonas solanacearum. Bakteri bersifat
aerob (butuh oksigen), sehingga tidak tahan
hidup pada sawah yang diairi.
GEJALA:
Tanaman layu, awalnya sefihak, setelah parah
seluruh daun layu. Berkas pembuluh di bagian
sakit berwarna cokelat, bila dipijit keluar lendir
putih kotor.
19. PENYAKIT LAYU BAKTERI
TANAMAN INANG:
Solanaceae, kacang-kacangan, wijen.
PENULARAN:
Bakteri bertahan bertahun-tahun dalam
tanah tegal, apalagi bila kadar air cukup.
Dapat menginfeksi akar lewat luka akar,
antara lain akibat gigitan nematoda parasit
(Meloidogyne sp.). Bakteri juga dapat
melarutkan dinding sel akar rambut
20. PENYAKIT LAYU BAKTERI
ROTASI TANAMAN: Di Deli rotasi 5 tahun sekali, setelah 3 tahun ditanami
tebu, lalu tanah diolah, setahun sebelum tanam tembakau ditanami Mimosa
invisa yang akarnya mengandung bakteri antagonis. Di Jawa rotasi tanaman
dengan padi sawah selama 2 musim, dapat membunuh patogen yang berada
di dalam tanah.
SANITASI LAHAN: Lahan dibersihkan dari gulma, tanaman sakit dicabut,
dibawa keluar areal, setelah kering dibakar.
STERILISASI MEDIA BIBITAN: Media disterilkan dengan dijemur di bawah sinar
matahari atau dengan uap air panas.
PENGENDALIAN HAYATI: Bakteri antagonis yg diisolasi dari akar Mimosa
digunakan sebagai biopestisida. Bakteri itu termasuk species Pseudomonas
putida. Penyiraman dengan suspensi bakteri pada bibit yang akan ditanam
dapat menekan serangan.
PENGENDALIAN
24. PENYAKIT BATANG BERLUBANG
ARTI EKONOMI:
Penyakit ini menimbulkan kerugian pada
semua jenis tembakau di Indonesia.
PENYEBAB PENYAKIT:
Bakteri Erwinia carotovora
(Pectobacterium carotovorum) yg bersifat
fakultatif aerob, dapat hidup pada tanah
sawah. Bakteri hanya menginfeksi lewat
luka pada jaringan tanaman.
28. PENYAKIT BATANG BERLUBANG
Tanaman layu mirip layu bakteri atau lanas
Gejala spesifik empulur kosong, sehingga batang tanaman dapat
patah di tengah.
Infeksi biasanya lewat luka bekas petikan daun bawah. Jaringan
batang di sekitarnya busuk hitam.
Daun terinfeksi yang terpetik & disujen di gudang pengering ibu
tulang daunnya busuk (busuk gagang), daun rontok dan berbau.
GEJALA
29. PENYAKIT BATANG BERLUBANG
PENULARAN:
Lewat luka akar, bekas petikan daun di
batang, lewat sujen yang tercemar.
PENGENDALIAN:
Sesudah petik bagian luka dibiarkan
kering sebelum digulud. Pada kondisi
lembab (rawan infeksi) luka dapat
dioles streptomycin sulfat 200-500
ppm. Sujen juga didesinfeksi.
31. VIRUS MOSAIK TEMBAKAU
Daun berwarna belang - belang hijau muda dengan hijau tua. Virus
menular melalui kontak tangan dengan daun tanaman yang sakit, tidak
ditularkan melalui biji
33. VIRUS MOSAIK TEMBAKAU
ARTI EKONOMI:
Penyakit menimbulkan kerugian di hampir
semua daerah penanaman tembakau.
PENYEBAB PENYAKIT:
Penyakit disebabkan oleh virus mosaik
tembakau (TMV).
Virus berbentuk batang dengan materi
genetik RNA yang dibungkus protein
pelindung.
Virus tahan panas, dapat diinaktifkan pada
suhu 93° C selama 10 menit.
Virus tak tahan pH tinggi. Pada pH > 8,5
protein pelindung rusak dan virus dapat
dihancurkan. Konsentrasi terendah yang
mampu menginfeksi yaitu 1 ppm (1 mg/l).
35. TANAMAN INANG:
Solanaceae (lombok, tomat, terong dsb.),
gulma ceplukan (Physalis angulata).
PENULARAN:
TMV ditularkan secara mekanis lewat
singgungan dengan tangan yang tercemar virus.
Sisa tanaman sakit di dalam tanah dapat
menularkan virus juga.
VIRUS MOSAIK TEMBAKAU
Tobacco Mosaic Virus
(TMV) of Tomatoes
36. VIRUS MOSAIK TEMBAKAU
Sanitasi
• Sisa tanaman dibersihkan
• Tanaman sakit yang masih muda dicabut
• Sebelum bekerja di kebun tangan dicuci dengan deterjen seperti
Rinso, konsentrasi 0,6% untuk merusak protein pelindung virus
• Kompleks yg terserang cukup berat tetapi hampir panen diisolasi
dengan tanda tali (seperti garis polisi), pemeliharaan ditangani
tenaga khusus, untuk mencegah penularan ke pertanaman yg masih
sehat
PENGENDALIAN
37. VIRUS MOSAIK TEMBAKAU
PENGENDALIAN
Menanam varietas tahan
• Tembakau Burley varietas tahan :Burley 21, Burley 49. Burley 64, Ky 34,
Ky 35, Ky 48, Ky 56, Ky 57.
• Tembakau rajangan belum ada yang tahan.
• Tembakau Besuki NO yang tahan yaitu H 877 dan H 894 (di Kebun
Sukowono dikenal sebagai H 6).
39. PENYAKIT MOSAIK KETIMUN
Daun yg sakit berwarna belang tidak teratur, mirip seperti warna kulit
ketimun. Daun yg sakit parah menyempit & mengalami distorsi,
selanjutnya tanaman terhambat tumbuhnya. Terdapat beberapa strain
CMV yg menunjukkan variasi gejala yg berbeda.
40. PENYAKIT MOSAIK KETIMUN
Classical symptoms of cucumber mosaic virus (CMV) : a) young leaves that are
affected demonstrate vein yellowing and rather typical distorting mosaic pattern; b)
on this dark tobacco several highly chlorotic leaves show a well marked vein banding
and necrotic lesions along the main veins
41. PENYAKIT MOSAIK KETIMUN
Cucumber mosaic virus (CMV), particular symptoms on Burley and Virginia tobaccos; a) plant
infected early by CMV showing rather bright yellow lesions; b) sometimes leaves show more
diffused and superficial necrotic lesions, mostly interveinal, of rusty brown colour
42. PENYEBAB PENYAKIT:
Virus Mosaik Ketimun (CMV). Berbeda dengan TMV,
CMV di luar tanaman tidak tahan penyimpanan. CMV
dapat diinaktifkan pada suhu 60 - 75° C selama 10
menit. Konsentrasi terendah yang masih mampu
menginfeksi yaitu 10 ppm.
TANAMAN INANG:
Fam. Cucurbitaceae (ketimun, melon, semangka), kubis,
pisang, jagung, ceplukan.
PENULARAN :
Terutama melalui gigitan serangga pengisap cairan daun
(Myzus persicae, Aphis gossypii). Juga menular secara
mekanis.
PENYAKIT MOSAIK KETIMUN
43. PENYAKIT MOSAIK KETIMUN
PERKEMBANGAN GEJALA
Symptom development in tobacco
leaves infected with M-CMV. Virus-
infected and mock-inoculated
leaves were collected and
photographed at 6 dpi (vein
clearing, A), 9 dpi (mosaic, B), 11
dpi (severe chlorosis, C), 13 dpi
(partial recovery, D)
https://www.researchgate.net/publication/230805237_Transcriptome_Analysis_of_Nicotiana_tabacum_Infected_by_Cucumber_mosaic
_virus_during_Systemic_Symptom_Development
44. PENYAKIT MOSAIK KETIMUN
Sanitasi lingkungan dengan membersihkan
gulma inang virus dan serangga vektornya.
Mengendalikan serangga vektor dengan
insektisida sistemik, a.l. Confidor
(berbahan aktif imidakloprid) pada
konsentrasi 0,0125-0,02%. Pengendalian
dilakukan sejak dini, karena bila terlambat
akan terbentuk populasi yg bersayap dari
Myzus persicae, yg dapat terbang ke
tanaman di sekitarnya.
49. PENYAKIT KERUPUK
Daun berkerut, urat daun menebal,
tulang daun melengkung-lengkung,
mengesankan seperti krupuk yang
digoreng.
Di bagian bawah daun ada
tonjolan-tonjolan kecil seperti anak
daun (Enasi).
GEJALA
50. PENYAKIT KERUPUK
The typical symptoms of tobacco plant infected by tobacco leaf curl disease in the field. a
The symptoms of tobacco plant infected by TYLCCNV + TYLCCNB; b The symptoms of
tobacco plant infected by PaLCuCNV + TYLCCNV + TYLCCNB
51. PENYAKIT KERUPUK
PENYEBAB PENYAKIT:
Virus krupuk atau Tobacco Leaf Curl Virus
(TLCV)
TANAMAN INANG:
Gulma wedusan (Ageratum conyzoides),
legetan (Synedrella nodiflora), nyawon
(Vernonia cinerea).
PENULARAN:
Virus hanya ditularkan lewat kutu kebul
(Bemisia tabaci), tidak menular lewat
benih atau lewat singgungan dengan
tanaman sakit. Virus jarang menular dari
tembakau ke tembakau, lebih mudah dari
gulma ke tembakau.
57. PENYAKIT KERUPUK
PENGENDALIAN
Sanitasi lingkungan
Membersihkan gulma dari lahan sampai sejauh + 20 m dari areal tembakau.
Hal ini untuk menghilangkan tempat persembunyian serangga vektornya.
Penggunaan insektisida
Bilamana populasi vektor sangat banyak, dapat disemprot dengan insektisida
sistemik seperti Confidor (imidakloprid), Regent (fipronil) atau Actara
(Tiametoksam).
59. PENYAKIT LANAS
Akar membusuk, pangkal batang
menghitam
Tanaman layu seperti disiram air panas
Bila pangkal batang dibelah
empulurnya bersekat-sekat (tanda
spesifik penyakit ini)
Pada daun menimbulkan lanas bercak,
berupa lingkaran konsentris berwarna
cokelat tua berseling cokelat kuning
(gelap dan terang)
61. PENYAKIT LANAS
Tembakau yang layu karena terserang jamur lanas (Phytophthora nicotianae). Gejala
layu seperti disiram air panas. Kiri : tembakau cerutu, tengah : tembakau Burley
65. PENYEBAB PENYAKIT:
Jamur Phytophthora nicotianae. Jamur
menghasilkan zoospora yg berbulu cambuk,
sehingga dapat bergerak aktif dalam air.
Jamur dapat bertahan dalam tanah tegal (soil
borne), bersifat aerob (tak tahan
penggenangan).
TANAMAN INANG:
Familia Solanaceae, seperti tomat, terong,
lombok, kentang.
PENYAKIT LANAS
66. PENYAKIT LANAS
Culture of Phytophthora nicotianae
grown on V-8 juice agar
Sporangia of Phytophthora nicotianae.
67. PENYAKIT LANAS
PENULARAN:
Air hujan & pengairan menyebarkan
spora. Tanah basah yg ada patogennya
dapat menempel di kaki orang atau
ternak, dan menularkan.
Luka akar oleh gigitan nematoda parasit
memudahkan infeksi.
Pupuk kandang yg kurang masak
(pemanasan kurang) dapat mengandung
spora jamur yg masih aktif.
Tanaman sakit menularkan penyakit ke
tanaman lainnya.
Gejala Akar Membusuk
68. PENYAKIT LANAS
Varietas tahan. Pada tembakau rajangan varietas Sumoris relatif tahan.
Tembakau Virginia yg tahan a.l. DB 101, NC 95, NC 2514, Coker 139, Coker
298, dan Coker 316. DB 101 juga ditanam sebagai tembakau rajangan.
Rotasi tanam. Di tanah sawah disarankan rotasi 2 tahun sekali.
Sanitasi. Tanaman sakit dicabut & dibakar. Bekas lubang tanam didesinfeksi
cara Raciborski (diberi campuran ZA + kapur tohor 1 : 10), disiram air sampai
bau amoniak, atau diberi larutan terusi (Cu SO4) 1% (10 g terusi per liter air).
Secara hayati. Lubang tanam diberi jamur Trichoderma sp.
Kimiawi. Menjelang tanam (H -1) lubang tanam diberi larutan Ridomil 0,3%
(bahan aktif metalaxyl, sistemik).
PENGENDALIAN
71. PENYAKIT PATIK
• Daun yg hampir masak menampakkan
bercak putih, di tengahnya berwarna
hitam karena adanya konidia jamur.
• Setelah daun kering (krosok) bercak
tetap putih, mudah robek. Ada juga yg
bercaknya berwarna hitam bila kondisi
gudang pengering terlalu lembab.
• Infeksi yg lambat belum terlihat di daun
yg dipanen, tetapi dalam gudang
pengering tumbuh jadi bercak hijau
(greenspot).
75. PENYAKIT PATIK
PENYEBAB PENYAKIT:
Jamur Cercospora nicotianae. Jamur
tergolong parasit lemah, yg masuk
melalui mulut kulit (stomata), terutama
pada daun tua yg fisiologis sudah lemah.
TANAMAN INANG:
Famili Solanaceae (a.l. terong, cabai,
kecubung).
76. PENYAKIT PATIK
PENULARAN:
• Spora atau konidia disebarkan oleh angin siang hari, terutama bila cuaca
lembab. Untuk berkecambah spora perlu tetesan air.
• Spora juga dapat menular lewat benih yg baru (kurang dari setahun).
• Diduga spora bertahan dalam tanah ringan yg berbahan organik.
77. PENYAKIT PATIK
Sanitasi. Daun bawah yg terinfeksi dibuang (petik higienis), sisa tanaman
atau bibit yg sudah tidak terpakai dibinasakan.
Benih yg sehat. Dianjurkan petani menggunakan benih yg dihasilkan oleh
lembaga yg berwenang.
Pemetikan awal. Bila tanda-tanda infeksi akan berat, daun dipetik agak
awal, di gudang pengering segera diberi asap.
Kimiawi. Penyemprotan dengan fungisida sistemik. Dulu dipakai a.l.
karbendazim (Derosal), tiofanat metil (Topsin), benomyl (Benlate)
berselang-seling dengan fungisida kontak mankozeb (Dithane M 45) atau
propineb (Antracol). Saat sekarang fungisida sistemik karbendazim tidak
disukai pembeli luar negeri, sebaiknya diganti Bayleton (Triadimefon
PENGENDALIAN
79. PENYAKIT PURU AKAR NEMATODA
• Nematoda parasitik tumbuhan terdapat
pada tanaman tembakau dibudidayakan,
tetapi beratnya masalah yang timbul
tergantung pada iklim dan tipe tanah.
• Sebagian besar negara-negara penghasil
tembakau terdapat pada kawasan
intertropik.
• Nematoda parasitik yang dominan ialah
Meloidogyne spp., diantaranya yang
penting ialah Meloidogyne arenaria, M.
incognita, M. javanica, dan M. hapla.
82. PENYAKIT PURU AKAR NEMATODA
Gejala di atas permukaan tanah pada
umumnya:
Tanaman layu dan merana
Pertumbuhan kerdil
Seperti kekurangan nutrisi dan air
Daun tidak segar
Gejala ter"spot-spot", karena umumnya
penyebaran nematoda di lahan tidak
merata dikarenakan kemampuan
geraknya yang sangat terbatas
85. PENYAKIT PURU AKAR NEMATODA
Meloidogyne incognita – Penyebab Penyakit Puru Akar Pada Tembakau
86. PENYAKIT PURU AKAR NEMATODA
Menggunakan varietas tahan
Rotasi tanam
Penambahan bahan organik
Penggunaan biofumigan dari
kubis-kubisan
Pengendalian hayati
PENGENDALIAN
Nematode Trapping Fungi
88. DAFTAR FUNGISIDA UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT PADA TEMBAKAU
Nama dagang Bahan aktif Konsentrasi Penyakit sasaran Residu max
(mg/kg)
Ridomil 35 SD Metalaxil
(sistemik)
2 gr/l air Lanas (Phytophthora),
Pythium
2,0
Previcur N Propamocarb
(sistemik)
2 gr/l air Lanas dan Pythium -
Kasumin 20 AS Kasugamicin
(sistemik)
2 cc/l air Lanas dan Pythium -
Dithane M 45 Mancozeb
(kontak)
2 gr/l air Patik (Cercospora) dan
Bercak cokelat (Alternaria)
5,0
Antracol 70 WP Propineb
(kontak)
2 gr/l air idem 5,0
Melody duo
66.8 WP
Propineb dan
Iprovalicab
(sistemik)
2 gr/l air idem 5,0
Bayleton 250 EC Triadimefon
(sistemik)
0,5 cc/l air idem 0,5
Anvil 50 EC Heksakonazol
(sistemik)
1 cc/l air idem -
Score 250 EC Difenokonazol 0,5 – 1 cc/l idem -
89. DAFTAR BAKTERISIDA UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT PADA TEMBAKAU
Nama dagang Bahan aktif Konsentrasi Penyakit sasaran Residu max
(ppm)
Agrept 20 WP Streptomicin
sulfat (sistemik)
1 – 1,5 gr/l Layu Ralstonia dan Erwinia -
Kasumin 5/75
WP
Kasugamicin
(sistemik)
2 gr/l idem -
Catatan:
• Bakterisida dituangkan ke dalam lubang tanam pada H – 1
• Sebanyak 50 cc/lubang tanam, atau 1 liter larutan untuk 20 lubang tanam.
• Residu max menurut CORESTA Guide No. 1, Juni 2008
90. DAFTAR INSEKTISIDA UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT PADA TEMBAKAU
Nama dagang Bahan aktif Konsentrasi Hama sasaran Residu max
(mg/kg)
Confidor 200SL Imidakloprid
(sistemik)
0,5-1 cc/l Kutu daun Myzus, Thrips,
Bemisia tabaci
5,0
Regent 50 EC Fipronil
(sistemik)
1 cc/l idem -
Actara 25 WG Tiametoksam
(sistemik)
0,2-0,3 gr/l idem -
Decis 2,5 EC Deltametrin
(kontak+ perut)
0,5- 1 cc/l Ulat daun Spodoptera dan ulat
pupus Helicoverpa
1,0
Buldok 25 EC Betasiflutrin
(kontak+ perut)
1 cc/l idem 2,0
Agrimec 18 EC Abamectin
(kontak+ perut)
0,5 – 1 cc/l idem -
Kanon 400 EC Dimetoat (kon-
tak & sistemik)
1 cc/l Ulat daun dan ulat pupus,
serta kutu-kutu daun
0,5
Organeem Azadirachtin 4 gr/l Ulat daun dan ulat pupus -
Amcothene 75
SP
Acephate (kon-
tak & sistemik)
0,5-1cc/l Ulat daun dan ulat pupus 0,2