2. 1. Root diseases (Penyakit Akar)
Penyebab
• Cendawan tular tanah : Rhizoctonia, Pythium, Fusarium
• Cendawan menular melalui spora
Gejala
1. Daun warna hijau pucat dan layu, selanjutnya menjadi
kekuningan mulai dari ujung daun. Daun mengalami
nekrosis warna coklat gelap.
2. Akar mengalami busuk basah warna kecoklatan
3. Kerusakan berat menyebabkan kematian bibit
Faktor Pendorong
1. Keadaan pembibitan yang terlalu kering kurang air.
2. Keadaan pembibitan terlalu banyak air tergenang
3. Keadaan pembibitan kurang perawatan banyak inokulum
patogen dalam tanah
5. Pengendalian
1. Menggunakan tanah bebas penyakit
2. Tidak menggunakan tanah bekas bibit sakit
3. Memusnahkan bibit sakit
4. Menyiram bibit secukupnya
5. Mencebah terjadinya genangan air di pembibitan
6. Meningkatkan kebersihan dan penyiangan gulma di
pembibitan
7. Mengisolasi bibit sakit dalam 1 bedeng jauh dari bibit
sehat (kurang-lebih 20 m).
8. Aplikasi fungisida Thiram atau Benomil 0,2% sebanyak ½
liter per bibit di polibag tiap 14 hari. Aplikasi fungisida
butiran Triadimenol 5 g/bibit/2 bulan. Aplikasi Dazomet
98% sebanyak 1 g/bibit PA (Pembibitan Awal) dan 3
g/bibit PU (Pembibitan Utama) tiap 3 bulan
6. 2. Antraknosa
Penyebab:
1. Botryodiplodia sp
2. Melanconium elaeidis
3. Glomerella cingulata
• Spora dihasilkan dalam piknidia atau aservuli
• Penyebaran dengan bantuan angin, percikan air hujan,
percikan air siraman
Botryodiplodia sp.
7. Gejala Antraknosa oleh Botryodiplodia
Gejala Antraknosa oleh Glomerella
Konidia Melanconium sp.
Konidia Glomerella sp.
Foto PPKS 2009
8. Gejala
1. Menyerang bibit umur 2 bulan
2. Terkadang dijumpai bersamaan dengan gejala
transplanting shock
3. Bintik dijumpai di ujung daun atau bagian tengah daun
4. Gejala berupa bintik terang, melebar, kemudian kuning,
kemudian coklat gelap
5. Batas nekrosis jaringan sakit dan jaringan sehat dibatasi
warna kuning.
6. Nekrosis memanjang sejajar tulang daun
Faktor Pendorong
1. Jarak antar bibit terlalu rapat (< 90 cm)
2. Pembibitan terlalu lembab
3. Pembibitan ternaungi
4. Pembibitan kelebihan air siraman
5. Pemindahan bibit dari PA ke PU tidak hati-hati
9. Pengendalian
1. Mengurangi penyiraman dan naungan di PA
2. Pemindahan bibit dari PA ke PU hati-hati
3. Menjarangkan letak bibit menjadi 90 cm
4. Memangkas daun sakit kemudian dibakar. Daun
kemudian disemprot dengan Kaptan, Ziram, Triadimenol
0,2% dengan rotasi 10 har
5. Memusnahkan bibit yang terserang berat
10. 3. Leaf Spot and Blights (Bercak dan Hawar Daun)
Cendawan Penyebab:
1. Curvularia eragrostidis, Curvularia spp.
2. Cochliobolus carbonus, Cochliobolus spp.
3. Drechslera halodes
4. Pestalotiopsis
• Cendawan menyebar dengan spora melalui hembusan
angin atau percikan air yang mengenai lesio
• Penanganan agronomik tidak tepat mendorong
perkembagan penyakit
Faktor Pendorong
1. Jarak polibag bibit terlalu rapat
2. Kondisi pembibitan yang terlalu lembab
3. Areal pembibitan yang kurang bersih
4. Banyak gulma yang merupakan inang alternatif patogen
terutama famili Gramineae
12. Gejala
1. Gejala awal terlihat di PA kemudian gejala lanjut dijumpa
di PU
2. Serangan dapat terjadi selama musim kemarau atau
penghujan
3. Gejala awal tampak berupa bintik kuning. Bercak
membesar menjadi agak lonjong dengan panjang 7-8 mm,
warna coklat terang pada tengah lesio tampak berminyak
4. Gejala lanjut lesio menjadi nekrosis, yakni beberapa lesio
menyatu membentuk bercak besar tidak beraturan
Cendawan Drechslera dalam
media agar buatan
13. Hawar daun Curvularia sp
Bercak daun Drechslera sp
Bercak daun Cochliobolus sp
Inang alternatif Curvularia sp. pada
gulma rumput gelagah
Foto PPKS 2009
14. Pengendalian
1. Menjarangkan polibag menjadi 90 cm
2. Mengurangi volume air untuk sementara waktu
3. Penyiraman dng gembor lebih dianjurkan, diarahkan ke
tanah bukan ke daun
4. Mengisolasi bibit bergejala ringan – sedang. Memangkas
daun sakit kemudian disemprot dengan fungisida
Thibenzol, Captan, Thiram konsentrasi 0,2% tiap 14 hari
5. Membakar dan memusnahkan daun dan bibit terserang
berat
16. 4. Leaf Rot (Busuk Daun)
• Penyebab: Corticium solani
• Serangan sporadis, terkadang bisa meluas dan berat
• Inang alternatif kacangan penutup tanah: Calopogonium,
Centrosema, Pueraria, Mucuna
Konidiophore dan konidia Corticium spp. Corticium bicolor pada
batang
17. Gejala Busuk Daun (leaf rot)
1. Gejala pertama terlihat pada daun tombak menyusul pada
daun yang lebih tua
2. Bentuk lesio tidak teratur, pucat dikelilingi zona ungu-
kecoklatan. Lesio selanjutnya membesar, coklat dan
nekrosis
3. Nekrosis menyatu, bagian tengahnya berwarna kelabu dan
bagian luar warna kuning pucat
Busuk daun Corticium sp
Gejala busuk daun pada daun
kacangn penutup tanahFoto PPKS 2009
18. Faktor Pendorong
• Pembibitan terlalu lembab dan jarak antar polibag terlalu
rapat (< 90 cm)
• Kebersihan pembibitan kurang terpelihara, banyak gulma
iang alternatif bagi patogen
• Kelebihan air siraman dan cara menyiram yang kurang
tepat. Menyiram diarahkan ke tanah bukan ke daun
• Menggunakan serasah kacangan terinfeksi cendawan
Corticium untuk mengisi polibag
19. Pengendalian
1. Menjarangkan letak antar polibag bibit menjadi 90 cm
2. Mengurangi volume air siraman untuk sementara waktu
3. Penyiraman hendaknya dilakukan secara manual
menggunakan gembor, diarahkan ke pangkal batang bibit
bukan ke daun
4. Penyiangan gulma secara periodik
5. Menghindari penggunaan serasah daun kacangan
penutup tanah terinfeksi untuk mengisi polibag
6. Mengisolasi bibit-bitit terserang ringan-sedang.
Memangkas daun sakit, selanjutnya disemprot dengan
fungisida thibenzole atau tembaga oksiklorida 0,2%
dengan rotasi 14 hari
7. Memusnahkan bibit-bibit yang terserang berat
20. Daftar Pustaka
Agrios GN. 2005. Plant Pathology Fifth Edition. Elsevier
Academic Press: USA
Purba RY. 2009. Penyakit-Penyakit Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat Penelitian Kelapa Sawit:
Medan.
Madrid H, Cunhas KC, Genes J, Dijksterhuis J, Cano J, Sutton
DA, Guarro J, Crous PW. 2014. Novel Curvularia species from
clinical specimens. Persoonia 33: 48-60