Dokumen tersebut membahas penyakit-penyakit kelapa sawit eksotik yang belum ditemukan di Indonesia namun berpotensi masuk melalui impor kecambah. Penyakit-penyakit tersebut adalah penyakit layu fusarium, penyakit cincin merah, penyakit bintik daun, dan penyakit cadang-cadang. Penyakit-penyakit ini dapat menyebabkan kerugian besar bagi sektor kelapa sawit Indonesia jika sampai
2. Latar Belakang
Areal kelapa sawit saat ini 10,95 juta ha (Ditjenbun
2015)
Permintaan kecambah dalam negeri tidak sanggup
melayani permintaan tersebut
Jalan keluar dengan impor kecambah kelapa sawit
Beresiko terbawanya penyakit kelapa sawit yang saat ini
belum ada (eksotis) di Indonesia
Berikut penyakit kelapa sawit yang belum ditemukan di
Indonesia
3. Penyakit eksotik yang perlu diwaspadai agar tidak masuk
ke Indonesia
1. Penyakit layu fusarium oxysporum f. sp. Elaeidis
2. Penyakit red ring disease Rhadinaphelenchus
cocophilus
3. Pernyakit freckle (bintik) Cercopsora elaeidis
4. Penyakit cadang-cadang viroid
5. Penyakit sudden wilt Phytomonas staheli
4. 1. Penyakit Layu Fusarium
Nama umum: vascular wilt disease, fusarium wilt, lemon
frond, wilt disease, fusariose, tracheomycose, boyomi
Patogen:Fusarium oxysporum f.sp. Elaeidis
Gejala: memucatnya daun dan selanjutnya berubah
menguning seperti warna jeruk lemon sebagai akibat
rusaknya sistem pembuluh kelapa sawit
Distribusi:
Pertama kali ditemukan di Zaire (1948) kemudian banyak
dijumpai hal serupa di Pantai Gading, Kamerun, Ghana,
Congo (Afrika)
Kejadian penyakit juga ditemukan di Brazil, Kolombia,
Suriname (Amerika selatan)
5. Sumber: cabi.org/isc/datasheet/24639
Resiko:
penyakit terbawa benih/biji.
Fusarium juga bisa ditularkan melalui tepung sari
Status penyakit: tidak terlalu banyak kejadian hingga
dapat berubah menjadi berbahaya
Gejala pada tanaman muda
Gejala pada tanaman tua
6. Fusarium oxysporum f. sp. Elaeidis symptom
Pembuluh xylem
Batang kelapa sawit busuk
Sumber ppks 2009
8. Plant parts liable to carry the
pest in trade/transport
Pest stages Borne
internally
Borne
externally
Visibility of pest or
symptoms
Flowers, Inflorescences,
Cones, Calyx
hyphae; spores Yes Yes Pest or symptoms usually
invisible
Fruits (inc. pods) hyphae; spores Yes Yes Pest or symptoms usually
invisible
Growing medium
accompanying plants
spores No
Leaves hyphae; spores Yes Pest or symptoms usually
visible to the naked eye
Roots hyphae; spores Yes Yes Pest or symptoms usually
visible to the naked eye
Stems (above ground),
Shoots, Trunks, Branches
hyphae; spores Yes Yes Pest or symptoms usually
visible to the naked eye
True seeds (inc. grain) hyphae; spores Yes Yes Pest or symptoms usually
invisible
Wood hyphae; spores Yes Pest or symptoms usually
invisible
Fusarium oxysporum f.sp. elaeidis identification chart
9. -Each seed is agitated in 10 ml of sterile distilled water for 10 s, allowed to stand for
10 min and shaken again for 10 s before a dilution series is prepared.
- 1 ml of each dilution is plated onto a Papavizas selective medium (containing 1 g/l of
pentachloronitrobenzene, 0.05 g/l chloramphenicol, 0.3 g/l penicillin and 0.13 g/l
streptomycin sulphate).
- Plates are incubated at 28°C for 2-4 days, and colonies resembling F. oxysporum can
be subcultured onto potato dextrose agar for identification.
-Pathogenicity Test: these isolates can be confirmed by inoculation of seedlings
-the species F. oxysporum can be diagnosed at reasonable speed by DNA-based
diagnostics using PCR with primers based on the translation elongation factor (TEF)
gene
How to identified imported oil palm’s seed
10. 2. Penyakit Cincin Merah (Red Ring Disease)
Nama umum: little leaf symptom crammed bud, red ring
desease (RRD)
Patogen: nematoda Rhadinaphelenchus cocophilus
Sebaran: Amerika Tengah dan Amerika Latin
Nematoda di jaringan serangga
11. Sumber entnemdept.ufl.edu
Gejala RRD pada Kelapa di Amerika Selatan
1. Daun kelapa pelepah atas memendek, mengecil
dan terlihat kompak
2. Pada batang terlihat lingkaran warna merah
3. Serangga vektor Rhynchophorus palmarum
12. Sumber agrolink.com.br
1. Kelapa sawit di Amerika Tengah dan
Selatan terserang RRD
2. Gejala: pelepah menguning dengan
cepat mulai dari pelepah tua menuju
muda
3. Pelepah terlihat pendek dan kompak
13. Penyakit RRD harus diwaspai dan jangan sampai masuk ke Indenesia.
Kondisi iklim tropis dan terdapat serangga vektor memungkinkan RRD
berkembang di Indonesia
Sumber Indonesian Oil Palm Research Institute
Kemungkinan Vektor yang
ada di Indonesia
14. Source: Ministry of Agriculture Trinidad South America
RRD dijumpai di Trinidad, Jamaica, Honduras, Cuba, Puerto
Rico
1905 pemerintah Trinidad menghancurkan 18.000
tanaman kelapa dan kelapa sawit terserang
Nematoda terbawa di saluran pencernaan kumbang
Rhynchophorus palmarum, yang akan menularkan
nematoda melalui aktivitas makan dan peletakan telur
Nematoda berkembang biak dalam batang menyebabkan
warna merah muda
Nematoda menyebar melalui parenkim menuju akar dan
daun
Nematoda tidak dijumpai di bunga dan buah
Nematoda tidak dapat hidup dalam tanah
Habitat vektor adalah tanaman kelapa terserang
nematoda, dimana vektor tertarik uk meletakkan telur
15. Nematoda berkembang biak
pada jaringan corteks (lapisan
paling luar batang) dengan lesi
warna merah
Nematoda menyebar melalui
parenkim (pith)
Sumber Griffith R 1987
16. A. Nematoda betina
a. Ekor betina
B. Nematoda jantan
b. Ekor jantan
c. Ujung ekor fase larva yang infektif
Rhodinaphelenchus cocophilus
Sumber Griffith R 1987
17. Nematoda tidak menginfeksi benih: Nilai Positif
Gejala luar tanaman terserang yakni daun layu, berubah
menjadi kuning dari ujung menuju pangkal anak daun
Gejala kuning dimulai dari daun bawah yang dekat tempat
infeksi menuju daun pucuk
Serangga vektor menyukai tanaman umur > 3 tahun
sehingga penyakit RRD dijumpai pada umur tsb. Setelah 2
bulan terserang tanaman akan mati
Terkadang pelepah daun jatuh akibat serangan parah
nematoda dalam batang
Lingkaran warna merah dijumpai di akar, batang dan daun
19. 3. Penyakit Bercak Daun Cercospora
Nama umum: Bercak daun, freckle (bintik)
Patogen: Cercospora elaeidis
Sebaran: Amerika Tengah dan Afrika
Source plantwise.org
Gejala awal
Gejala lanjut
konidiofore
konidia
Sumber PPKS
20. Cercospora elaeidis
Belum ditemukan di Asia Tenggara
Gejala awal beruba bercak kecil warna kuning dengan
bintik coklat di tengahnya
Bercak kuning berubah menjadi coklat meluas ke seluruh
permukaan daun
Cendawan menghasilkan banyak konidia disebelah
bawah daun
Daun berubah menjadi coklat dari ujung daun menuju
pangkal daun
Penyakit parah, daun berubah menjadi warna abu-abu
dan rapuh
Bibit bisa mati hingga 100%
Bercak mengganggu proses fotosintesis sehingga
pertumbuhan bibit terganggu
21. 4. Penyakit Cadang Cadang
Penyakit disebabkan oleh Coconut Cadang Cadang Viroid
(CCCVd)
Dilaporkan pertama 1927 di Filipina
Hingga tahun 1960 sejak pertama kali penyakit ditemukan,
sebanyak 30 juta batang tanaman kelapa dimusnahkan
Distribusi Penyakit: kepulauan Filipina. Secara terpisah
ditemukan juga Cadang Cadang di pulau Solomon Pasifik.
Laporan terkini (2013) penyakit sudah masuk ke Malaysia
pada kelapa sawit.
Harus diwaspadai kemungkinan besar penyakit sudah ada
di Indonesia
Waspada lain karena viroid terbawa polen dan benih
Pohon inang: Cocos nucifera, Corypha elata, Elaeis
guineensis, Oredoxa regia
23. Source: en.wikipedia.org
Apakah Viroid CCCVd Itu?
CCCVd adalah molekul RNA utas tunggal, panjang 246-301
pasang basa nukleotida, bentuk sirkular, tidak bisa
menggandakan diri sendiri sehingga harus tergantung
pada inang
Tidak seperti virus, viroid tidak menyandikan gen untuk
membuat protein tapi gen untuk replikasi otomatis
246-375 sekuen CCCVd tersebut dibagi dalam: ccRNA 1
fast, ccRNA2 fast, ccRNA1 slow, ccRNA2 slow. RNA fast
dijumpai saat fase awal infeksi penyakit, sedangkan RNA
slow ditemukan setelah penyakit berkembang selama
bertahun-tahun
Dari 246 nukleotida tsb, 44 buah menjadi ciri khas
identifikasi viroid
24. Apakah Viroid CCCVd Itu?
CCCVd dapat menambah basa Sitosin di posisi no 197
sehingga jumlah nukleotida menjadi 247. Jumlah ini
mampu meningkatkan tingkat keganasan penyakit
Jumlah minium nukleotida viroid CCCVd adalah 246, tapi
basa dapat ditambah hingga berjumlah 301.
Bagan viroid CCCVd
25. Transmisi Penyakit CCCVd
Penyakit ditularkan melalui polen dan biji. Tanaman sehat
yang diserbuki polen sakit menunjukkan gejala setelah 6
tahun pasca infeksi
Penyakit ditularkan melalui luka mekanis akibat peralatan
pertanian yang dipakai
Penyakit tidak ditularkan melalui vektor serangga
Treatment
Belum ditemukan treatment
Suntikan antibiotik tetrasiklin mempu mencegah stadium
penyakit terus bertambah
26. Gejala
1. Gejala Cadang Cadang lambat terlihat (6 hingga 15 tahun)
sehingga diagnosis awal sulit dilakukan
2. Stadium penyakit: awal, medium, lanjut
3. Stadium awal 2-4 tahun pasca infeksi. Tajuk berwarna
kuning terang
4. Stadium medium 6 th pasca infeksi. Tajuk memendek,
warna kuning berubah menjadi klorosis, tanaman tidak
menghasilkan buah
5. Stadium lanjut tajuk semakin mengecil dan tanaman mati
27. Deteksi
1. Deteksi berdasarkan gejala tidak efekif dan efisien
2. Deteksi menggunakan metode molekuler
3. Cara: daun ke-4 dibawah daun tombak diekstrak dengan
Na2SO3. Ampas dibuang kemudian cairan daun ditambah
polyethylen glycol untuk mengikat asam nukleat total.
Asam nukleat dibersihkan dng chloroform.
4. Adanya RNA viroid dideteksi dng metode Dot Blot
Molecular Hybridization
5. RNA CCCVd diperbanyak dengan metode PCR
6. RNA yang diperoleh dari PCR fase 1 digunakan sebagai
templat komplemen RNA (DNA). DNA ini diperbanyak
pada fase2 PCR. DNA dilabel dng radioaktif agar
terdeteksi di membran analisis. DNA juga bisa dideteksi
menggunakan gel elektroforesis
28.
29. Daftar Pustaka
Alvaresz E, Mejia JF, Contaldo N, Paltrinieri S, Duduk B,
bertaccini A. 2014. ‘Candidatus Phytoplasma asteris’ strains
associatd with oil palm lethal wilt in Colombia. Plant Disease
98 (3): 311-318
Purba RY. 2009. Penyakit-Penyakit Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat Penelitian Kelapa Sawit:
Medan.
Susanto A, Purba RY, Sudharto PS. 2005. Buku 3 Penyakit-
Penyakit Eksotis Pada Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa
Sawit: Medan
Griffith R. 1987. Red ring disease of coconut palm in Trinidad
West Indies. Plant Disease 71 (2): 193-196