SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
PENGAPLIKASIAN GRAF DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Nurio Juliandatu Masido – NIM : 13505083
Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha 10, Bandung
E-mail : if15083@students.if.itb.ac.id
Abstrak
Makalah ini membahas tentang cara pengaplikasian graf dalam kehidupan sehari-hari dan juga memberikan
beberapa contoh pengaplikasian serta memberi gambaran betapa bergunanya teori graf dalam kehidupan
sehari-hari.
Di dalam buku Diktat Kuliah Matematika Diskrit yang disusun oleh Bapak Rinaldi Munir, M.T. disebutkan
bahwa Teori graf merupakan pokok bahasan yang sudah tua usianya namun memiliki banyak terapan
sampai saat ini. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-
objek tersebut. Ada banyak sekali contoh penggunaan graf di dalam kehidupan contohnya saja dalam
pembuatan peta, dimana satu kota dihubungkan dengan kota lain apabila terdapat jalan atau sarana
transportasi yang menghubungkan kedua kota tersebut. Selain itu juga graf dapat kita temukan dalam
visualisasi silsilah keluarga yang menggunakan pohon keturunan. Pohon merupakan salah satu contoh graf
khusus.
Adapun dalam makalah ini sangat ditekankan pengaplikasian graf dalam kehidupan sehari-hari sehingga
terdapat banyak contoh pengaplikasian graf yang menarik untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Kata kunci: graf, aplikasi graf, pohon, algoritma, simpul, sisi, optimasi, keputusan, pengambilan, diskrit,
matematika, vertex, node, edge, kehidupan, aras, lintasan, path, euler, sirkuit, bobot, Djikstra.
1. Pendahuluan
Graf didefinisikan sebagai pasangan himpunan
(V,E), yang dalam hal ini V adalah himpunan
tidak kosong dari simpul-simpul (verticers atau
node) = {v1, v2, v3,...} dan E himpunan sisi
(edges atau arcs) yang menghubungkan sepasang
simpul {e1, e2, e3, ...} atau dapat di tulis dengan
notasi G = {V,E}.
Dengan definisi demikian graf dapat digunakan
berbagai objek diskrit, terutama graf sering
digunakan untuk memodelkan berbagai
persoalan untuk memudahkan penyelesaiannya.
Misalnya seseorang ingin menggambarkan
diagram hubungan relasi kerja seorang pimpinan
dengan staf-stafnya, maka sang pimpinan dapat
dijadikan suatu objek diskrit (simpul/vertex),
demikian juga staf-stafnya, dan akan terdapat
sisi-sisi (edges) yang menghubungkan satu dan
lainnya untuk menggambarkan hubungan
(relationship) antara objek-objek (simpul) tadi.
Seperti terlihat pada gambar 1, dimana seorang
Pimpinan membawahi Staf1, dan Staf2 dibawahi
Staf 1. Dari sini dapat dilihat kekuatan graf
dalam mendeskripsikan objek-objek diskrit
sehingga graf sampai saat ini banyak digunakan.
Gambar 1 Relasi dengan graf
Dengan kekuatannya ini graf merupakan salah
satu cabang penting dalam matematika yang
terus dikembangkan terutama dalam ilmu
komputer dimana dengan graf dapat
merepresentasikan banyak sekali model
persoalan.
2. Dasar-dasar Pengaplikasian Graf
Graf digunakan dalam kehidupan sehari-hari
terutama untuk mendeskripsikan model
persoalan dan menggambarkannya secara
konkret dan jelas. Selain itu graf juga
dipergunakan untuk mempermudah
menyelesaikan berbagai macam persoalan-
persoalan yang sulit diselesaikan dengan
perhitungan dan pertimbangan biasa. Hal ini
disebabkan sifat-sifat dan teori-teori yang telah
dipelajari pada graf.
2.1 Sejarah Graf
Menurut catatan sejarah, graf pertama kali
digunakan dalam menyelesaikan permasalahan
jembatan Königsberg (1736).
Gambar 2.a Jembatan Königsberg
Gambat 2.b Graf yang merepresentasikan
jembatan Königsberg
Masalah jembatan Königsberg ini adalah :
mungkinkah melalui ketujuh buah jembatan itu
masing-masing tepar satu kali, dan kembali lagi
ke tempat semula? Kemudian tahun 1736
seorang matematikawan Swiss, L.Euler, adalah
orang pertama yang berhasil menemukan
jawaban maslah itu dengan memodelkan masalah
ini ke dalam graf. Daratan (titik-titik yang
dihubungkan oleh jembatan) dinyatakan sebagai
titik (noktah) yang disebut simpul (vertex) dan
jembatan dinyatakan sebgai garis-garis yang
disebut sisi (edge). Setiap titik diberi label huruf
A, B, C, dan D. Graf yang dibuat Euler seperti
tampak pada gambar 2.b.
Euler mengungkapkan bahwa tidak mungkin
seseorang berjalan melewati tepat satu kali
masing-masing jembatan dan kembali lagi ke
tempat semula karena pada graf model jembatan
Königsberg itu tidak semua simpul berderajat
genap (derajat sebuah simpul adalah jumlah sisi
yang bersisian dengan simpul yang
bersangkutan).
Apabila sebuah graf dapat dilalui setiap sisinya
masing-masing satu kali dan kembali lagi ke
tempat semula, maka graf tersebut dikatakan
memiliki sirkuit Euler.
Sampai saat ini graf telah berkembang
penggunaannya menjadi jauh lebih luas.
2.2 Bagaimana Membangun Graf
Berdasarkan Permasalahan Yang dihadapi
Selanjutnya akan dibahas tentang cara-cara
menggunakan graf dalam berbagai persoalan
dan permasalahan untuk mempermudah dan
memperjelas permasalahan yang sedang
dihadapi.
Inti dari cara pengaplikasian graf ini adalah
bagaimana kita bisa membaca permasalahan,
kemudian mendefinisikan apa yang akan menjadi
objek diskrit yang kemudian akan menjadi
simpul-simpul dari graf yang akan kita bangun
untuk menggambarkan permasalahan yang kita
hadapi tadi, apabila telah kita dapatkan simpul-
simpul maka akan mudah bagi kita untuk
membangun graf dengan memberi sisi pada
simpul-simpul yang saling berhubungan.
Gambar 2.c Persoalan Rumah
Misalkan gambar di atas adalah denah lantai
dasar sebuah gedung. Apakah dimungkinkan
berjalan melalui setiap pintu di lantai itu hanya
satu kali saja jika kita boleh mulai memasuki
pintu yang mana saja?
Kita tidak akan menyelesaikan permasalahan
tersebut di bahasan ini, tapi hanya untuk
membangun graf yang memodelkan
permasalahan ini. Maka pertama-tama kita harus
melihat dahulu apakah permasalahan ini dapat
dimodelkan menjadi graf, ternyata setiap
ruangan termasuk bagian luar rumah dapat
dijadikan simpul, sehingga setiap pintu akan
menjadi sisi-sisi yang menghubungkan setiap
simpul dalam graf yang akan kita bentuk, maka
graf yang akan terbentuk adalah seperti terlihat
dalam gambar 2.d berikut ini.
Gambar 2.d Graf dari Persoalan Rumah
Contoh yang lain misalnya ada 6 jenis zat kimia
yang perlu disimpan di gudang. Beberapa pasang
dari zat tersebut tidak dapat disimpan di tempat
(ruangan) yang sama, karena campuran gasnya
bersifat eksplosif (mudah meledak). Untuk zat-
zat semacam itu perlu dibangun ruang-ruang
yang terpisah yang dilengkapi ventilasi dan
penyedot udara keluar yang berlainan. Jika lebih
banyak ruangan yang digunakan maka akan lebih
banyak biaya yang diperlukan untuk
penyimpanan. Karena itu perlu diketahui jumlah
minimum ruangan yang diperlukan untuk
menyimpan zat-zat kimia tersebut. Berikut daftar
zat-zat yang tidak dapat di simpan dalam satu
ruangan.
Zat Kimia Tidak Dapat disimpan bersama
A B,D
B A,D,E,F,G
C E,G
D A,F,B
E B,C,G
F B,D
G B,C,E
Tabel 1 Distribusi Reaktif Zat-Zat Kimia
Disini kita tentu saja hanya mencoba
menggambarkan graf yang menyatakan
persoalan ini. Dapat kita lihat dengan jelas
bahwa setiap zat kimia A,B,C,D,E,F. dan G
dengan sendirinya menjadi simpul-simpul graf.
Kemudian akan kita gambarkan sisi-sisi yang
menggambarkan hubungan eksplosif, yang
artinya saling menyebabkan campuran yang
bersifat eksplosif.
Dengan begitu hasil graf akan tampak seperti
gambar 2.e di bawah ini.
Gambar 2.e Graf Zat Kimia
Pada graf tersebut tampaklah bahwa apabila ada
sisi antara dua buah simpul maka zat-zat kimia
yang diwakili oleh simpul-simpul tadi tidak
dapat disimpan dalam satu ruangan yang sama.
2.3 Penyelesaian Masalah Dengan Graf
Bagaimana menyelesaikan sebuah masalah
dengan menggunakan graf. Setelah
menggambarkan dan memvisualisasikan
permasalahan dengan graf maka untuk
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi kita
juga dapat menggunakan berbagai teori dan sifat-
sifat graf. Tentu untuk menyelesaikannya kita
harus mempunyai pandangan bagaimana
persoalan yang dihadapi ini secara keseluruhan.
Setelah itu kita dapat mencari penyelesaiannya
dengan menggunakan sifat-sifat dan teori-teori
mengenai graf.
Untuk menyelesaikan persoalan rumah pada sub-
bahasan 2.2 jelas bahwa akan dipergunakan
teorema mengenai sirkuit dan lintasan euler,
yaitu sebuah graf memiliki sirkuit euler apabila
semua simpul yang berada pada graf tersebut
berderajat ganjil, dan akan memiliki lintasan
euler apabila terdapat tepat dua simpul yang
berderajat ganjil.
Pada graf persoalan rumah gambar 2.d dapat
dilihat bahwa graf tersebut memiliki enam
simpul yang terdiri dari 4 simpul berderajat dua
(genap) dan 2 simpul berderajat 3 ganjil,
sehingga kita bisa mengambil kesimpulan bahwa
dimungkinkan untuk berjalan melalui setiap
pintu pada rumah tersebut masing-masing hanya
satu kali, karena graf rumah tersebut memiliki
lintasan euler karena memiliki tepat dua simpul
yang berderajat ganjil.
Untuk permasalahan zat kimia maka kita tinggal
menentukan bilangan kromatik dari graf tersebut.
Yaitu dengan pewarnaan simpul. Ternyata graf
tersebut dapat diwarnai dengan hanya tiga warna,
seperti terlihat pada gambar 2.f.
Gambar 2.f Pewarnaan Graf
Artinya cukup mengalokasikan biaya untuk
membuat 3 buah ruangan untuk tempat
penyimpanan zat-zat kimia tadi.
Misalkan pada suatu perlombaan terdapat 5000
orang peserta yang akan bertanding. Apabila
hanya terdapat satu pemenang dan menggunakan
sistem gugur, berapa buah pertandingan yang
harus diadakan?
Untuk persoalan ini kita harus menentukan
dahulu graf apa yang terbentuk, karena sang
juara hanya satu orang dan ia pasti berasal dari
pertandingan antara 2 orang, yang masing-
masingnya berasal dari pertandingan antara 2
orang juga, artinya yang terbentuk adalah sebuah
graf berbentuk pohon biner seperti yang terlihat
pada gambar 2.g.
Gambar 2.g Pohon Biner pada Kejuaraan
Yang artinya jumlah pertandingan yang harus
dilakukan adalah jumlah semua simpul yang
memiliki 2 anak simpul pada pohon biner yang
memiliki 5000 buah dauh (simpul yang ridak
memiliki anak).
Untuk itu kita perlu membangun pohon biner
tersebut terlebih dahulu, yaitu pertama-tama
membuat pohon biner sampai terdapat jumlah
daun yang hampir mendekati 5000. Maka pohon
biner tersebut akan memiliki jumlah simpul pada
tiap arasnya sebagai berikut :
- Aras 0 (Akar) = 20
= 1
- Aras 1 = 21
= 2
- Aras 2 = 22
= 4
- Aras 3 = 23
= 8
- Aras 4 = 24
= 16
- Aras 5 = 25
= 32
- Aras 6 = 26
= 64
- Aras 7 = 27
= 128
- Aras 8 = 28
= 256
- Aras 9 = 29
= 512
- Aras 10 = 210
= 1024
- Aras 11 = 211
= 2048
- Aras 12 = 212
= 4096
Kita berhenti dahulu disini karena jumlah daun
telah mendekati 5000, sampai disini kita telah
memiliki 20
+ 21
+ .. + 210
+ 211
= 4095
pertandingan, dan telah ada 4096 buah daun.
Untuk menjadikan jumlah daun menjadi 5000,
maka akan ditambahkan sebanyak (5000 - 4096)
pertandingan lagi, sehingga pada aras ke-12
terdapat 904 buah simpul yang merupakan hasil
pertandingan dari 1808 peserta yang berasal dari
aras ke-13.
Jumlah pertandingan yang harus dilakukan
dengan menghitung jumlah semua simpul
dikurangi dengan 5000 (jumlah daun) yang
menyatakan semua peserta yang mengikuti
kejuaraan.
Jumlah pertandingan yang harus diadakan agar
terdapat seorang juara dan menggunakan sistem
gugur adalah 4999 yang di dapat dengan hasil
perhitungan simpul (1 + 2 + 4 + 8 + 16 + 32 + 64
+ 128 + 256 + 512 + 1024 + 2048 + 4096 + 1808
- 5000) atau dengan hasil perhitungan
pertandingan 4095 + 904 pertandingan.
3. Contoh-contoh Aplikasi Graf
Sub-bahasan ini membahas tentang beberapa
aplikasi graf penting dalam kehidupan sehari-
hari.
3.1 Mencari Lintasan Terpendek (Shortest
Path)
Persoalan ini sangat penting dalam
pengoptimasian keputusan yang akan di ambil.
Graf yang digunakan untuk permasalahan ini
adalah graf berbobot (weighted graph).
Terpendek disini bukan berarti bahwa kita hanya
menghitung jalan terpendek yang bisa ditempuh
untuk menuju satu titik dari satu titik lainnya,
bisa juga terpendek ini berarti menghitung biaya
minimum yang bisa dikeluarkan untuk
melakukan sesuatu. Terpendek disini berarti
menghitung bobot total minimum yang bisa
dicapai dalam mencapai suatu tujuan dari satu
titik tolak tertentu.
Sebuah graf G = (V, E) disebut sebuah graf
berbobot (weight graph), apabila terdapat sebuah
fungsi bobot bernilai real W pada himpunan E,
W : E → R,
nilai W(e) disebut bobot untuk sisi e, ∀ e ∈ E.
Graf berbobot tersebut dinyatakan pula sebagai
G = (V, E, W).
Dengan begitu akan sangat mudah
merepresentasikan sebuah graf dengan
menggunakan sebuah matriks yang berdimensi
(simpul+1)x(simpul+1). Dengan elemen matriks
berupa bobot sisi yang menghubungkan dua
buah sisi. Sisi-sisi yang sama akan diisi 0, dan
apabila tidak terdapat hubungan langsung antara
dua buah sisi, maka akan diisi Infinity (Tak
Hingga ( )).
Misal pada sebuah graf G yang terdiri dari 6
simpul A, B, C, D, E, F, dengan hubungan
sekaligus bobot masing-masing
- A -> B(60), D(20), F(10)
- B -> A(60), C(25), E(35)
- C -> B(25), D(21), F(43)
- D -> A(20), C(21)
- E -> B(35)
- F -> A(10), C(43)
Maka matriks yang merepresentasikan graf G
dapat berbentuk seperti di bawah ini :
Simpul A B C D E F
A 0 60 ∞ 20 ∞ 10
B 0 25 ∞ 35 ∞
C 0 21 ∞ 43
D 0 ∞ ∞
E 0 ∞
F 0
Tabel 2 Cara Pendeskripsian Graf dengan
Matriks
Contoh-contoh penerapan pencarian lintasan
terpendek misalnya :
1. Pencarian lintasan yang dilalui dari
sebuah kota ke kota yang lain sehingga
lintasan tersebut bernilai minimum dari
semua kemungkinan lintasan yang bisa
dilalui
2. Menentukan jalur komunikasi terpendek
antara dua buah terminal komputer
untuk menghemat waktu pengiriman
pesan dan biaya komunikasi.
Ada beberapa macam persoalan lintasasn
terpendek, antara lain :
a. Lintasan terpendek antara dua buah
simpul tertentu
b. Lintasan terpendek antara semua
simpul.
c. Lintasan terpendek antara dua buah
simpul yang melalui beberapa simpul
tertentu.
Untuk menyelesaikan persoalan mencari lintasan
terpendek ini diantaranya dapat digunakan
algoritma Dijkstra (ditemukan Edsger Wybe
Dijkstra) yang dapat digunakan pada graf
berarah maupun graf tak berarah. Algoritma ini
terdiri dari langkah-langkah dan menggunakan
prinsip greedy dimana pada setiap langkah kita
memilih sisi minimum dan memasukkan ke
dalam himpunan solusi.
Ide dasar dari algoritma tersebut adalah sebagai
berikut:
Misalkan dalam sebuah graf berbobot G = (V, E,
W) ingin dicari suatu lintasan terpendek P(a, z)
dari simpul a ∈ V ke simpul z ∈ V. Untuk itu,
dicari dahulu lintasan terpendek dari a ke suatu
simpul lain b di V, P(a, b), kemudian dicari lagi
lintasan terpendek P(a, c) dari a ke suatu simpul
lain lagi c di V, dan seterusnya. Lalu berhenti
apabila lintasan P(a, z) telah diperoleh. Caranya
adalah sebagai berikut:
1) Selama proses berlangsung ditentukan dua
himpunan S ⊆ V dan B ⊆ V, dengan
S ∪ B = V dan S ∩ B = φ, dan
S = himpunan simpul-simpul yang sudah
diketahui lintasan terpendeknya dari a
B = himpunan simpul-simpul yang belum
diketahui lintasan terpendeknya dari a
2) Apabila ada hubungan dari satu simpul ke
simpul lainnya maka pada bobot sisi yang
bersisian dengan kedua simpul tersebut
diberi nilai sesuai dengan bobot (jarak)
antara kedua simpul tersebut, jika tidak ada
hubungan maka akan diberi nilai tak hingga
(Infinity/∞).
3) Misalkan B adalah suatu subset dari V dan
a ∉ B, dan
S = V - B. Lintasan terpendek dari a ke
salah satu simpul di B dapat ditentukan
sebagai berikut:
Untuk setiap simpul t ∈ B, diberi label L(t)
yang menyatakan panjang suatu lintasan
terpendek di antara semua lintasan dari a ke
t yang tidak melibatkan simpul lain di B,
(boleh melibatkan simpul lain di S), L(t)
disebut label untuk t terhadap S.
4) Ambil simpul t1 di B yang memiliki label
terkecil di antara semua label-label simpul
di B, maka L(t1) adalah panjang lintasan
terpendek dari a ke t1
Bukti:
Misalkan L(t1) bukan panjang lintasan
terpendek dari a ke t1, maka ada suatu
lintasan P(a, t1) dari a ke t1 yang
panjangnya kurang dari L(t1). Lintasan
P(a,t1) ini pasti melibatkan satu atau lebih
simpul di B1 = B - {t1}. Andaikan u adalah
simpul pertama di B1 yang ditemui dalam
lintasan P(a,t1) itu. Hal ini berarti bahwa
L(u) < L(t1)
Kontradiksi dengan L(t1) merupakan label
terkecil di antara label-label simpul di B.
5) Cara efisien untuk menentukan label baru
dari label sebelumnya adalah sebagai
berikut: Misalkan semua simpul di B telah
memiliki label terhadap suatu S, dan x
adalah simpul di B dengan label terkecil.
Bentuk
S’ = S ∪ {x} dan B’ = B - {x},
maka label L’(t) untuk simpul t di B’
terhadap S’ adalah
L’(t) = min [L(t), L(x) + W(x, t)]
karena, lintasan terpendek dari a ke t tanpa
melibatkan simpul lain di B’ dapat
merupakan
• lintasan yang tidak melibatkan x dan
simpul lain di B’, maka L’(t) bisa =
L(t),
• lintasan yang terdiri dari suatu
lintasan dari a ke x yang tidak
melibatkan simpul di B’ kemudian
diteruskan oleh sisi dari x ke t, maka
L’(t) bisa = L(x) + W(x, t).
Adapun Algoritma Dijkstra ini dapat pula
dinyatakan dengan pseudo-code dan
menggunakan matriks untuk representasi sebuah
graf adalah sebagai berikut :
procedure Dijkstra (input
n:matriks, input a:integer
{simpul awal})
{Mencari lintasan terpendek dari
simpul awal a ke semua simpul
yang lainnya. Masukan matriks
ketetanggaan (m) dari graf
berbobot G dan simpul awalnya a;
Keluaran sebuah larik S yang
merupakan larik lintasan
terpendek dari a ke semua simpul
lainnya.
}
Deklarasi
S : larik integer [1..n]
D : larik integer[1..n]
I : integer
Algoritma
{Langkah 0 - Inisialisasi}
for i from 1 to n
do
S ← 0i
Di ← mai
endfor
{Langkah-1}
Sa ← 1 {karena simpul a
adalah sompul asal
lintasan terpendek,
jadi simpul a sudah
pasti terpilih dalam
lintasan terpendek}
Da ← ∞ {Tidak ada
lintasan terpendek
dari simpul a ke
simpul a sendiri}
{Langkah-2, 3, … n-1}
for i from 2 to (n-1 )
do
cari j sedemikian sehingga
Sj = 0 dan Dj = min (D1,
D2, ... Dn)
Sj ← 1 {Simpul j sudah
terpilih di dalam
lintasan terpendek}
perbarui Di, untuk i =
1,2,3,4,.. n
endfor
3.2 Pengambilan Keputusan dengan
Menggunakan Pohon Keputusan
Dengan menggunakan pohon keputusan kita
akan lebih mendapat banyak gambaran sebelum
mengambil keputusan sehingga kita dapat
mengoptimalkan keputusan yang kita ambil.
Menurut sir Francis Bacon dalam mengambil
keputusan perlu memperhatikan langkah-langkah
berikut :
1. Merumusakan/mendefinisikan masalah;
2. Pengumpulan informasi yang relevan;
3. Mencari alternatif tindakan;
4. Analisis alternatif;
5. Memilih alternatif terbaik;
6. Melaksanakan keputusan dan evaluasi hasil.
Maka penggunaan pohon keputusan dapat
diaplikasikan pada langkah-langkah 1-4 dimana
salah satu cara mewujudkan pohon keputusannya
adalah dengan menggambarkan permasalahan
yang kita hadapi sebagai pohon berakar yang
akarnya adalah hal yang kita tuju (tujuan
pemecahan masalah), kemudian anak dari akar
ini adalah semua hal yang memungkinkan tujuan
ini tercapai, demikian seterusnya sampai ke
bawah, sehingga bagian paling bawah pada
kondisi kita pada saat sekarang ini dan apa-apa
yang dapat kita lakukan untuk mencapai
langkah-langkah berikutnya.
Salah satu contoh mungkin akan tampak seperti
pada gambar 3.1 dimana simpul berwarna biru
( ) adalah merupakan tujuan yang harus kita
capai, sehingga simpul-simpul berwarna hitam
( ) adalah langkah-langkah yang mungkin
untuk dilakukan agar tujuan kita tadi tercapai,
kemudian di bawah masing-masing simpul hitam
terdapat simpul berwarna hijau yang merupakan
semua langkah yang harus ditempuh agar
langkah berikutnya yang merupakan simpul
berwarna hitam di atasnya tercapai.
Gambar 3.1 Salah Satu Contoh Pohon
Keputusan
Dengan adanya pohon keputusan ini maka
keputusan yang akan kita ambil pastinya akan
lebih baik karena kita dapat melihat segala
kemungkinan yang akan terjadi apabila kita
merumuskan permasalahannya dengan baik.
3.3 Perancangan Navigasi Web dengan Graf
Dengan menggunakan graf, proses merancang
struktur navigasi pada sebuah website akan
terasa lebih mudah. Pertama-tama kita akan
membuat halaman-halaman utama yang akan
dituju langsung (direct) dari halaman index
(Halaman Depan), kemudian kita harus membuat
sebuah link untuk kembali ke halaman utama
dari setiap halaman tersebut, demikian juga dari
halaman-halaman bagian-bagian tadi, dari setiap
sub-bagiannya juga harus ada link ke halaman
utama dan juga ke halaman bagian asalnya tadi.
Fungsi graf di sini adalah untuk mempermudah
proses perancangan website secara keseluruhan.
3.4. Persoalan Perjalanan Pedagang (TSP)
Diberikan sejumlah kota dan jarak antar kota.
Tentukan sirkuit terpendek yang harus dilalui
oleh seorang pedagang bila pedagang itu
berangkat dari sebuah kota asal dan menyinggahi
setiap kota tepat satu kali dan kembali lagi ke
kota asal keberangkatan.
==> menentukan sirkuit Hamilton yang memiliki
bobot minimum.
Aplikasi TSP:
1. Pak Pos mengambil surat di kotak pos yang
tersebar pada n buah lokasi di berbagai
sudut kota.
2. Lengan robot mengencangkan n buah mur
pada beberapa buah peralatan mesin dalam
sebuah jalur perakitan.
3. Produksi n komoditi berbeda dalam sebuah
siklus.
Jumlah sirkuit Hamilton di dalam graf lengkap
dengan n simpul: (n - 1)!/2.
Gambar 3.2 Sirkuit Hamilton pada sebuah
graf
Graf di atas memiliki (4 – 1)!/2 = 3 sirkuit
Hamilton, yaitu:
I1 = (a, b, c, d, a) atau (a, d, c, b, a) ==> panjang
= 10 + 12 + 8 + 15 = 45
I2 = (a, c, d, b, a) atau (a, b, d, c, a) ==> panjang
= 12 + 5 + 9 + 15 = 41
I3 = (a, c, b, d, a) atau (a, d, b, c, a) ==> panjang
= 10 + 5 + 9 + 8 = 32
(a)
(b)
(c)
Gambar 3.2 (a, b, dan c) Sirkuit Hamilton
pada sebuah graf
Jadi, sirkuit Hamilton terpendek adalah I3 = (a, c,
b, d, a) atau (a, d, b, c, a) dengan panjang sirkuit
= 10 + 5 + 9 + 8 = 32.
Jika jumlah simpul n = 20 akan terdapat (19!)/2
sirkuit Hamilton atau sekitar 6 × 1016
penyelesaian.
3.5. Persoalan Tukang Pos Cina
Dikemukakan oleh Mei Gan (berasal dari Cina)
pada tahun 1962.
Masalahnya adalah sebagai berikut: seorang
tukang pos akan mengantar surat ke alamat-
alamat sepanjang jalan di suatu daerah.
Bagaimana ia merencanakan rute perjalanannya
supaya ia melewati setiap jalan tepat sekali dan
kembali lagi ke tempat awal keberangkatan.
Cara mengatasi permasalahan ini adalah dengan
menentukan sirkuit Euler di dalam graf.
Gambar 3.3 Sirkuit Euler di dalam Graf
3.6 Mengaplikasikan Graf dalam Kehidupan
Ada banyak hal dalam kehidupan ini dimana kita
dapat mengaplikasikan teori graf. Aplikasi teori
Graf bisa kita saksikan bila Anda mengendarai
mobil atau menumpangi angkot Bandung. Kita
punya banyak alternatif jalan untuk sampai ke
tujuan. Namun ada jalan yang satu arah, ada
titik-titik kemacetan, ada jam-jam sibuk. Dengan
pemahaman tentang teori Graf, para ahli
transportasi mengatur agar lampu lalu lintas
menyala dengan warna dan saat yang tepat.
Selain itu, pengetahuan tentang teori Graf juga
diaplikasikan dalam pengaturan jalur
penerbangan agar tidak ada pesawat yang
bersimpangan, pengaturan jalur telekomunikasi
ketika ada pelanggan yang melakukan panggilan
telefon, pengaturan jalur pelayaran, serta segala
sistem yang berkaitan dengan objek diskrit dan
hubungannya dengan objek yang lain.
4. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat dimbil dari studi dan
implementasi graf ini adalah :
1. Dengan penggunaan graf dalam
menyelesaikan permasalahan kita akan
mendapat kemudahan dalam
menyelesaikannya. Hal ini disebabkan
karena sifat-sifat dan teori-teori
mengenai graf yang memudahkan
penyelesaian.
2. Untuk menyelesaikan persoalan dengan
menggunakan graf mula-mula kita
harus bisa memodelkan permasalahan
dengan menggunakan graf, kemudian
baru kita dapat mencari solusi dengan
membaca persoalan dan menyelesaikan
dengan sifat-sifat dan teori-teori
mengenai graf.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Munir, Rinaldi. (2004). Diktat Kuliah IF2151
Matematika Diskrit. Departemen Teknik
Informatika, Institut Teknologi Bandung.
[2] UI. (2004). Web Universitas Indonesia.
http://www.cs.ui.ac.id/WebKuliah/MD1/DG
RAF_05_8_10_18.DOC. Tanggal akses:
Selasa, 2 Januari 2007 pukul 19:17.
[3] Soenhadji, Iman. (2004). Teori Pengambilan
Keputusan. Web Perpustakaan Universitas
Gunadarma.
http://library.gunadarma.ac.id/. Tanggal
akses: Selasa, 2 Januari 2007 pukul 19:50.

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Teori graph-1
Teori graph-1Teori graph-1
Teori graph-1
 
Babiv Graf
Babiv GrafBabiv Graf
Babiv Graf
 
Teori graph
Teori graphTeori graph
Teori graph
 
Matematika Diskrit - 09 graf - 08
Matematika Diskrit - 09 graf - 08Matematika Diskrit - 09 graf - 08
Matematika Diskrit - 09 graf - 08
 
Graf khusus
Graf khususGraf khusus
Graf khusus
 
Makalah graph
Makalah graphMakalah graph
Makalah graph
 
Latihan 2.1 matdis ii no.2,3,5,9
Latihan 2.1 matdis ii no.2,3,5,9Latihan 2.1 matdis ii no.2,3,5,9
Latihan 2.1 matdis ii no.2,3,5,9
 
Kel 1 teori graf
Kel 1 teori grafKel 1 teori graf
Kel 1 teori graf
 
teori graf (planar
teori graf (planarteori graf (planar
teori graf (planar
 
Teori graf-complete
Teori graf-completeTeori graf-complete
Teori graf-complete
 
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
 
Gambar81 contoh-graf
Gambar81 contoh-grafGambar81 contoh-graf
Gambar81 contoh-graf
 
Graf (bagian 1)
Graf (bagian 1)Graf (bagian 1)
Graf (bagian 1)
 
Matematika Diskrit - 09 graf - 06
Matematika Diskrit - 09 graf - 06Matematika Diskrit - 09 graf - 06
Matematika Diskrit - 09 graf - 06
 
Matematika Diskrit - 09 graf - 07
Matematika Diskrit - 09 graf - 07Matematika Diskrit - 09 graf - 07
Matematika Diskrit - 09 graf - 07
 
Kel 1 teori graf
Kel 1 teori grafKel 1 teori graf
Kel 1 teori graf
 
Ppt graph
Ppt graphPpt graph
Ppt graph
 
Graf 2
Graf 2Graf 2
Graf 2
 
Teori graf-complete
Teori graf-completeTeori graf-complete
Teori graf-complete
 
Graf 1
Graf 1Graf 1
Graf 1
 

Viewers also liked

Makalah komgraf
Makalah komgrafMakalah komgraf
Makalah komgraffahlevizha
 
Aplikasi graf berbobot dalam menentukan trek berlari untuk mengetahui nilai p...
Aplikasi graf berbobot dalam menentukan trek berlari untuk mengetahui nilai p...Aplikasi graf berbobot dalam menentukan trek berlari untuk mengetahui nilai p...
Aplikasi graf berbobot dalam menentukan trek berlari untuk mengetahui nilai p...Ikhsan Al-Khadafi
 
Enzyme specificity types and applications
Enzyme specificity types and applicationsEnzyme specificity types and applications
Enzyme specificity types and applicationsrohini sane
 
GEOMETRI ANALITIK BIDANG
GEOMETRI ANALITIK BIDANGGEOMETRI ANALITIK BIDANG
GEOMETRI ANALITIK BIDANGFebri Arianti
 
Pohon(tree) matematika diskrit
Pohon(tree) matematika diskritPohon(tree) matematika diskrit
Pohon(tree) matematika diskritsaid zulhelmi
 
Recent advances in enzymology
Recent advances in enzymologyRecent advances in enzymology
Recent advances in enzymologyTapeshwar Yadav
 
Makalah warga negara dan negara
Makalah warga negara dan negaraMakalah warga negara dan negara
Makalah warga negara dan negaraAldi Aldi
 
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKAUAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKAMETA GUNAWAN
 
The Role of Culture in a Successful Knowledge_Materi Pelatihan "KNOWLEDGE MAN...
The Role of Culture in a Successful Knowledge_Materi Pelatihan "KNOWLEDGE MAN...The Role of Culture in a Successful Knowledge_Materi Pelatihan "KNOWLEDGE MAN...
The Role of Culture in a Successful Knowledge_Materi Pelatihan "KNOWLEDGE MAN...Kanaidi ken
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruangayu ariyanti
 
Makalah - Geometri Analitk Ruang
Makalah - Geometri Analitk RuangMakalah - Geometri Analitk Ruang
Makalah - Geometri Analitk Ruangayu ariyanti
 
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik InformatikaMakalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatikasaid zulhelmi
 

Viewers also liked (20)

Conceitos do sistema toyota
Conceitos do sistema toyotaConceitos do sistema toyota
Conceitos do sistema toyota
 
PPT Komgraf
PPT KomgrafPPT Komgraf
PPT Komgraf
 
Makalah komgraf
Makalah komgrafMakalah komgraf
Makalah komgraf
 
Presentation6A
Presentation6APresentation6A
Presentation6A
 
Daniel
DanielDaniel
Daniel
 
Aplikasi graf berbobot dalam menentukan trek berlari untuk mengetahui nilai p...
Aplikasi graf berbobot dalam menentukan trek berlari untuk mengetahui nilai p...Aplikasi graf berbobot dalam menentukan trek berlari untuk mengetahui nilai p...
Aplikasi graf berbobot dalam menentukan trek berlari untuk mengetahui nilai p...
 
Enzyme specificity types and applications
Enzyme specificity types and applicationsEnzyme specificity types and applications
Enzyme specificity types and applications
 
GEOMETRI ANALITIK BIDANG
GEOMETRI ANALITIK BIDANGGEOMETRI ANALITIK BIDANG
GEOMETRI ANALITIK BIDANG
 
Pohon(tree) matematika diskrit
Pohon(tree) matematika diskritPohon(tree) matematika diskrit
Pohon(tree) matematika diskrit
 
Recent advances in enzymology
Recent advances in enzymologyRecent advances in enzymology
Recent advances in enzymology
 
Makalah warga negara dan negara
Makalah warga negara dan negaraMakalah warga negara dan negara
Makalah warga negara dan negara
 
UAS FILSAFAT 2015
UAS FILSAFAT 2015UAS FILSAFAT 2015
UAS FILSAFAT 2015
 
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKAUAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
 
Mtk diskrit
Mtk diskritMtk diskrit
Mtk diskrit
 
The Role of Culture in a Successful Knowledge_Materi Pelatihan "KNOWLEDGE MAN...
The Role of Culture in a Successful Knowledge_Materi Pelatihan "KNOWLEDGE MAN...The Role of Culture in a Successful Knowledge_Materi Pelatihan "KNOWLEDGE MAN...
The Role of Culture in a Successful Knowledge_Materi Pelatihan "KNOWLEDGE MAN...
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
 
Makalah - Geometri Analitk Ruang
Makalah - Geometri Analitk RuangMakalah - Geometri Analitk Ruang
Makalah - Geometri Analitk Ruang
 
Analisis Real
Analisis RealAnalisis Real
Analisis Real
 
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik InformatikaMakalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 

Similar to Makalah0607 84

Makalah Algoritma kruskal
Makalah Algoritma kruskalMakalah Algoritma kruskal
Makalah Algoritma kruskalzaenal mustofa
 
Cara cepat menyelesaikan graf
Cara cepat menyelesaikan grafCara cepat menyelesaikan graf
Cara cepat menyelesaikan grafOka Ambalie
 
Tugas Kelompok (Fungsi Trigonometri)
Tugas Kelompok (Fungsi Trigonometri) Tugas Kelompok (Fungsi Trigonometri)
Tugas Kelompok (Fungsi Trigonometri) Andy Saiful Musthofa
 
GRAF_PERTEMUAN_PERTAMA.pptx
GRAF_PERTEMUAN_PERTAMA.pptxGRAF_PERTEMUAN_PERTAMA.pptx
GRAF_PERTEMUAN_PERTAMA.pptxDioAlphard
 
Fungsi Relasi dan Jenis Fungsi
Fungsi Relasi dan Jenis FungsiFungsi Relasi dan Jenis Fungsi
Fungsi Relasi dan Jenis Fungsisipolos
 
Graf_Isomorfik_Graf_Planar_Graf_Bidang_d.pptx
Graf_Isomorfik_Graf_Planar_Graf_Bidang_d.pptxGraf_Isomorfik_Graf_Planar_Graf_Bidang_d.pptx
Graf_Isomorfik_Graf_Planar_Graf_Bidang_d.pptxIchanLingga1
 
Materisoalmatematika
MaterisoalmatematikaMaterisoalmatematika
Materisoalmatematikabenipurnama
 
Teori Graf - Mtk Diskrit
Teori Graf - Mtk DiskritTeori Graf - Mtk Diskrit
Teori Graf - Mtk DiskritIndah Wijayanti
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematikaPrediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematikaarif widyatma
 
6grafik dan-analisisnya2
6grafik dan-analisisnya26grafik dan-analisisnya2
6grafik dan-analisisnya2Amalia Rahmah
 
Pewarnaan Graf Kelompok 3 Pendidikan Matematika FKIP Universitas Majalengka
Pewarnaan Graf Kelompok 3 Pendidikan Matematika FKIP Universitas MajalengkaPewarnaan Graf Kelompok 3 Pendidikan Matematika FKIP Universitas Majalengka
Pewarnaan Graf Kelompok 3 Pendidikan Matematika FKIP Universitas MajalengkaFauzie N
 
Tugas Konsep Teknologi : Model dan Sistem
Tugas Konsep Teknologi : Model dan SistemTugas Konsep Teknologi : Model dan Sistem
Tugas Konsep Teknologi : Model dan SistemMario Yuven
 
Kelompok 2 Matdis (Jenis-jenis Graf, Terminologi Dasar, dan Representasi Graf...
Kelompok 2 Matdis (Jenis-jenis Graf, Terminologi Dasar, dan Representasi Graf...Kelompok 2 Matdis (Jenis-jenis Graf, Terminologi Dasar, dan Representasi Graf...
Kelompok 2 Matdis (Jenis-jenis Graf, Terminologi Dasar, dan Representasi Graf...ARASYIDMAULANAGS
 
Bb 3 1 luas bangun datar
Bb 3 1 luas bangun datarBb 3 1 luas bangun datar
Bb 3 1 luas bangun datarHudi Isnanto
 
25486466 graph-pohon
25486466 graph-pohon25486466 graph-pohon
25486466 graph-pohonNur Bariza
 
Representasi graf cut set
Representasi graf cut   setRepresentasi graf cut   set
Representasi graf cut setdhenytakiya
 

Similar to Makalah0607 84 (20)

Makalah Algoritma kruskal
Makalah Algoritma kruskalMakalah Algoritma kruskal
Makalah Algoritma kruskal
 
Cara cepat menyelesaikan graf
Cara cepat menyelesaikan grafCara cepat menyelesaikan graf
Cara cepat menyelesaikan graf
 
Tugas Kelompok (Fungsi Trigonometri)
Tugas Kelompok (Fungsi Trigonometri) Tugas Kelompok (Fungsi Trigonometri)
Tugas Kelompok (Fungsi Trigonometri)
 
GRAF_PERTEMUAN_PERTAMA.pptx
GRAF_PERTEMUAN_PERTAMA.pptxGRAF_PERTEMUAN_PERTAMA.pptx
GRAF_PERTEMUAN_PERTAMA.pptx
 
Fungsi Relasi dan Jenis Fungsi
Fungsi Relasi dan Jenis FungsiFungsi Relasi dan Jenis Fungsi
Fungsi Relasi dan Jenis Fungsi
 
Graf_Isomorfik_Graf_Planar_Graf_Bidang_d.pptx
Graf_Isomorfik_Graf_Planar_Graf_Bidang_d.pptxGraf_Isomorfik_Graf_Planar_Graf_Bidang_d.pptx
Graf_Isomorfik_Graf_Planar_Graf_Bidang_d.pptx
 
Makalah
Makalah Makalah
Makalah
 
Materisoalmatematika
MaterisoalmatematikaMaterisoalmatematika
Materisoalmatematika
 
Teori Graf - Mtk Diskrit
Teori Graf - Mtk DiskritTeori Graf - Mtk Diskrit
Teori Graf - Mtk Diskrit
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematikaPrediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
 
Geometri Ruang
Geometri Ruang  Geometri Ruang
Geometri Ruang
 
Geometri ruang
Geometri ruangGeometri ruang
Geometri ruang
 
6grafik dan-analisisnya2
6grafik dan-analisisnya26grafik dan-analisisnya2
6grafik dan-analisisnya2
 
Pewarnaan Graf Kelompok 3 Pendidikan Matematika FKIP Universitas Majalengka
Pewarnaan Graf Kelompok 3 Pendidikan Matematika FKIP Universitas MajalengkaPewarnaan Graf Kelompok 3 Pendidikan Matematika FKIP Universitas Majalengka
Pewarnaan Graf Kelompok 3 Pendidikan Matematika FKIP Universitas Majalengka
 
Tugas Konsep Teknologi : Model dan Sistem
Tugas Konsep Teknologi : Model dan SistemTugas Konsep Teknologi : Model dan Sistem
Tugas Konsep Teknologi : Model dan Sistem
 
Kelompok 2 Matdis (Jenis-jenis Graf, Terminologi Dasar, dan Representasi Graf...
Kelompok 2 Matdis (Jenis-jenis Graf, Terminologi Dasar, dan Representasi Graf...Kelompok 2 Matdis (Jenis-jenis Graf, Terminologi Dasar, dan Representasi Graf...
Kelompok 2 Matdis (Jenis-jenis Graf, Terminologi Dasar, dan Representasi Graf...
 
Teori graf
Teori grafTeori graf
Teori graf
 
Bb 3 1 luas bangun datar
Bb 3 1 luas bangun datarBb 3 1 luas bangun datar
Bb 3 1 luas bangun datar
 
25486466 graph-pohon
25486466 graph-pohon25486466 graph-pohon
25486466 graph-pohon
 
Representasi graf cut set
Representasi graf cut   setRepresentasi graf cut   set
Representasi graf cut set
 

Recently uploaded

442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 

Recently uploaded (20)

442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 

Makalah0607 84

  • 1. PENGAPLIKASIAN GRAF DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI Nurio Juliandatu Masido – NIM : 13505083 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : if15083@students.if.itb.ac.id Abstrak Makalah ini membahas tentang cara pengaplikasian graf dalam kehidupan sehari-hari dan juga memberikan beberapa contoh pengaplikasian serta memberi gambaran betapa bergunanya teori graf dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam buku Diktat Kuliah Matematika Diskrit yang disusun oleh Bapak Rinaldi Munir, M.T. disebutkan bahwa Teori graf merupakan pokok bahasan yang sudah tua usianya namun memiliki banyak terapan sampai saat ini. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek- objek tersebut. Ada banyak sekali contoh penggunaan graf di dalam kehidupan contohnya saja dalam pembuatan peta, dimana satu kota dihubungkan dengan kota lain apabila terdapat jalan atau sarana transportasi yang menghubungkan kedua kota tersebut. Selain itu juga graf dapat kita temukan dalam visualisasi silsilah keluarga yang menggunakan pohon keturunan. Pohon merupakan salah satu contoh graf khusus. Adapun dalam makalah ini sangat ditekankan pengaplikasian graf dalam kehidupan sehari-hari sehingga terdapat banyak contoh pengaplikasian graf yang menarik untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kata kunci: graf, aplikasi graf, pohon, algoritma, simpul, sisi, optimasi, keputusan, pengambilan, diskrit, matematika, vertex, node, edge, kehidupan, aras, lintasan, path, euler, sirkuit, bobot, Djikstra. 1. Pendahuluan Graf didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V,E), yang dalam hal ini V adalah himpunan tidak kosong dari simpul-simpul (verticers atau node) = {v1, v2, v3,...} dan E himpunan sisi (edges atau arcs) yang menghubungkan sepasang simpul {e1, e2, e3, ...} atau dapat di tulis dengan notasi G = {V,E}. Dengan definisi demikian graf dapat digunakan berbagai objek diskrit, terutama graf sering digunakan untuk memodelkan berbagai persoalan untuk memudahkan penyelesaiannya. Misalnya seseorang ingin menggambarkan diagram hubungan relasi kerja seorang pimpinan dengan staf-stafnya, maka sang pimpinan dapat dijadikan suatu objek diskrit (simpul/vertex), demikian juga staf-stafnya, dan akan terdapat sisi-sisi (edges) yang menghubungkan satu dan lainnya untuk menggambarkan hubungan (relationship) antara objek-objek (simpul) tadi. Seperti terlihat pada gambar 1, dimana seorang Pimpinan membawahi Staf1, dan Staf2 dibawahi Staf 1. Dari sini dapat dilihat kekuatan graf dalam mendeskripsikan objek-objek diskrit sehingga graf sampai saat ini banyak digunakan.
  • 2. Gambar 1 Relasi dengan graf Dengan kekuatannya ini graf merupakan salah satu cabang penting dalam matematika yang terus dikembangkan terutama dalam ilmu komputer dimana dengan graf dapat merepresentasikan banyak sekali model persoalan. 2. Dasar-dasar Pengaplikasian Graf Graf digunakan dalam kehidupan sehari-hari terutama untuk mendeskripsikan model persoalan dan menggambarkannya secara konkret dan jelas. Selain itu graf juga dipergunakan untuk mempermudah menyelesaikan berbagai macam persoalan- persoalan yang sulit diselesaikan dengan perhitungan dan pertimbangan biasa. Hal ini disebabkan sifat-sifat dan teori-teori yang telah dipelajari pada graf. 2.1 Sejarah Graf Menurut catatan sejarah, graf pertama kali digunakan dalam menyelesaikan permasalahan jembatan Königsberg (1736). Gambar 2.a Jembatan Königsberg Gambat 2.b Graf yang merepresentasikan jembatan Königsberg Masalah jembatan Königsberg ini adalah : mungkinkah melalui ketujuh buah jembatan itu masing-masing tepar satu kali, dan kembali lagi ke tempat semula? Kemudian tahun 1736 seorang matematikawan Swiss, L.Euler, adalah orang pertama yang berhasil menemukan jawaban maslah itu dengan memodelkan masalah ini ke dalam graf. Daratan (titik-titik yang dihubungkan oleh jembatan) dinyatakan sebagai titik (noktah) yang disebut simpul (vertex) dan jembatan dinyatakan sebgai garis-garis yang disebut sisi (edge). Setiap titik diberi label huruf A, B, C, dan D. Graf yang dibuat Euler seperti tampak pada gambar 2.b. Euler mengungkapkan bahwa tidak mungkin seseorang berjalan melewati tepat satu kali masing-masing jembatan dan kembali lagi ke tempat semula karena pada graf model jembatan Königsberg itu tidak semua simpul berderajat genap (derajat sebuah simpul adalah jumlah sisi yang bersisian dengan simpul yang bersangkutan).
  • 3. Apabila sebuah graf dapat dilalui setiap sisinya masing-masing satu kali dan kembali lagi ke tempat semula, maka graf tersebut dikatakan memiliki sirkuit Euler. Sampai saat ini graf telah berkembang penggunaannya menjadi jauh lebih luas. 2.2 Bagaimana Membangun Graf Berdasarkan Permasalahan Yang dihadapi Selanjutnya akan dibahas tentang cara-cara menggunakan graf dalam berbagai persoalan dan permasalahan untuk mempermudah dan memperjelas permasalahan yang sedang dihadapi. Inti dari cara pengaplikasian graf ini adalah bagaimana kita bisa membaca permasalahan, kemudian mendefinisikan apa yang akan menjadi objek diskrit yang kemudian akan menjadi simpul-simpul dari graf yang akan kita bangun untuk menggambarkan permasalahan yang kita hadapi tadi, apabila telah kita dapatkan simpul- simpul maka akan mudah bagi kita untuk membangun graf dengan memberi sisi pada simpul-simpul yang saling berhubungan. Gambar 2.c Persoalan Rumah Misalkan gambar di atas adalah denah lantai dasar sebuah gedung. Apakah dimungkinkan berjalan melalui setiap pintu di lantai itu hanya satu kali saja jika kita boleh mulai memasuki pintu yang mana saja? Kita tidak akan menyelesaikan permasalahan tersebut di bahasan ini, tapi hanya untuk membangun graf yang memodelkan permasalahan ini. Maka pertama-tama kita harus melihat dahulu apakah permasalahan ini dapat dimodelkan menjadi graf, ternyata setiap ruangan termasuk bagian luar rumah dapat dijadikan simpul, sehingga setiap pintu akan menjadi sisi-sisi yang menghubungkan setiap simpul dalam graf yang akan kita bentuk, maka graf yang akan terbentuk adalah seperti terlihat dalam gambar 2.d berikut ini. Gambar 2.d Graf dari Persoalan Rumah Contoh yang lain misalnya ada 6 jenis zat kimia yang perlu disimpan di gudang. Beberapa pasang dari zat tersebut tidak dapat disimpan di tempat (ruangan) yang sama, karena campuran gasnya bersifat eksplosif (mudah meledak). Untuk zat- zat semacam itu perlu dibangun ruang-ruang yang terpisah yang dilengkapi ventilasi dan penyedot udara keluar yang berlainan. Jika lebih banyak ruangan yang digunakan maka akan lebih banyak biaya yang diperlukan untuk penyimpanan. Karena itu perlu diketahui jumlah minimum ruangan yang diperlukan untuk menyimpan zat-zat kimia tersebut. Berikut daftar zat-zat yang tidak dapat di simpan dalam satu ruangan. Zat Kimia Tidak Dapat disimpan bersama A B,D B A,D,E,F,G C E,G D A,F,B E B,C,G F B,D G B,C,E Tabel 1 Distribusi Reaktif Zat-Zat Kimia Disini kita tentu saja hanya mencoba menggambarkan graf yang menyatakan persoalan ini. Dapat kita lihat dengan jelas bahwa setiap zat kimia A,B,C,D,E,F. dan G dengan sendirinya menjadi simpul-simpul graf. Kemudian akan kita gambarkan sisi-sisi yang menggambarkan hubungan eksplosif, yang
  • 4. artinya saling menyebabkan campuran yang bersifat eksplosif. Dengan begitu hasil graf akan tampak seperti gambar 2.e di bawah ini. Gambar 2.e Graf Zat Kimia Pada graf tersebut tampaklah bahwa apabila ada sisi antara dua buah simpul maka zat-zat kimia yang diwakili oleh simpul-simpul tadi tidak dapat disimpan dalam satu ruangan yang sama. 2.3 Penyelesaian Masalah Dengan Graf Bagaimana menyelesaikan sebuah masalah dengan menggunakan graf. Setelah menggambarkan dan memvisualisasikan permasalahan dengan graf maka untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi kita juga dapat menggunakan berbagai teori dan sifat- sifat graf. Tentu untuk menyelesaikannya kita harus mempunyai pandangan bagaimana persoalan yang dihadapi ini secara keseluruhan. Setelah itu kita dapat mencari penyelesaiannya dengan menggunakan sifat-sifat dan teori-teori mengenai graf. Untuk menyelesaikan persoalan rumah pada sub- bahasan 2.2 jelas bahwa akan dipergunakan teorema mengenai sirkuit dan lintasan euler, yaitu sebuah graf memiliki sirkuit euler apabila semua simpul yang berada pada graf tersebut berderajat ganjil, dan akan memiliki lintasan euler apabila terdapat tepat dua simpul yang berderajat ganjil. Pada graf persoalan rumah gambar 2.d dapat dilihat bahwa graf tersebut memiliki enam simpul yang terdiri dari 4 simpul berderajat dua (genap) dan 2 simpul berderajat 3 ganjil, sehingga kita bisa mengambil kesimpulan bahwa dimungkinkan untuk berjalan melalui setiap pintu pada rumah tersebut masing-masing hanya satu kali, karena graf rumah tersebut memiliki lintasan euler karena memiliki tepat dua simpul yang berderajat ganjil. Untuk permasalahan zat kimia maka kita tinggal menentukan bilangan kromatik dari graf tersebut. Yaitu dengan pewarnaan simpul. Ternyata graf tersebut dapat diwarnai dengan hanya tiga warna, seperti terlihat pada gambar 2.f. Gambar 2.f Pewarnaan Graf Artinya cukup mengalokasikan biaya untuk membuat 3 buah ruangan untuk tempat penyimpanan zat-zat kimia tadi. Misalkan pada suatu perlombaan terdapat 5000 orang peserta yang akan bertanding. Apabila hanya terdapat satu pemenang dan menggunakan sistem gugur, berapa buah pertandingan yang harus diadakan? Untuk persoalan ini kita harus menentukan dahulu graf apa yang terbentuk, karena sang juara hanya satu orang dan ia pasti berasal dari pertandingan antara 2 orang, yang masing- masingnya berasal dari pertandingan antara 2 orang juga, artinya yang terbentuk adalah sebuah graf berbentuk pohon biner seperti yang terlihat pada gambar 2.g. Gambar 2.g Pohon Biner pada Kejuaraan
  • 5. Yang artinya jumlah pertandingan yang harus dilakukan adalah jumlah semua simpul yang memiliki 2 anak simpul pada pohon biner yang memiliki 5000 buah dauh (simpul yang ridak memiliki anak). Untuk itu kita perlu membangun pohon biner tersebut terlebih dahulu, yaitu pertama-tama membuat pohon biner sampai terdapat jumlah daun yang hampir mendekati 5000. Maka pohon biner tersebut akan memiliki jumlah simpul pada tiap arasnya sebagai berikut : - Aras 0 (Akar) = 20 = 1 - Aras 1 = 21 = 2 - Aras 2 = 22 = 4 - Aras 3 = 23 = 8 - Aras 4 = 24 = 16 - Aras 5 = 25 = 32 - Aras 6 = 26 = 64 - Aras 7 = 27 = 128 - Aras 8 = 28 = 256 - Aras 9 = 29 = 512 - Aras 10 = 210 = 1024 - Aras 11 = 211 = 2048 - Aras 12 = 212 = 4096 Kita berhenti dahulu disini karena jumlah daun telah mendekati 5000, sampai disini kita telah memiliki 20 + 21 + .. + 210 + 211 = 4095 pertandingan, dan telah ada 4096 buah daun. Untuk menjadikan jumlah daun menjadi 5000, maka akan ditambahkan sebanyak (5000 - 4096) pertandingan lagi, sehingga pada aras ke-12 terdapat 904 buah simpul yang merupakan hasil pertandingan dari 1808 peserta yang berasal dari aras ke-13. Jumlah pertandingan yang harus dilakukan dengan menghitung jumlah semua simpul dikurangi dengan 5000 (jumlah daun) yang menyatakan semua peserta yang mengikuti kejuaraan. Jumlah pertandingan yang harus diadakan agar terdapat seorang juara dan menggunakan sistem gugur adalah 4999 yang di dapat dengan hasil perhitungan simpul (1 + 2 + 4 + 8 + 16 + 32 + 64 + 128 + 256 + 512 + 1024 + 2048 + 4096 + 1808 - 5000) atau dengan hasil perhitungan pertandingan 4095 + 904 pertandingan. 3. Contoh-contoh Aplikasi Graf Sub-bahasan ini membahas tentang beberapa aplikasi graf penting dalam kehidupan sehari- hari. 3.1 Mencari Lintasan Terpendek (Shortest Path) Persoalan ini sangat penting dalam pengoptimasian keputusan yang akan di ambil. Graf yang digunakan untuk permasalahan ini adalah graf berbobot (weighted graph). Terpendek disini bukan berarti bahwa kita hanya menghitung jalan terpendek yang bisa ditempuh untuk menuju satu titik dari satu titik lainnya, bisa juga terpendek ini berarti menghitung biaya minimum yang bisa dikeluarkan untuk melakukan sesuatu. Terpendek disini berarti menghitung bobot total minimum yang bisa dicapai dalam mencapai suatu tujuan dari satu titik tolak tertentu. Sebuah graf G = (V, E) disebut sebuah graf berbobot (weight graph), apabila terdapat sebuah fungsi bobot bernilai real W pada himpunan E, W : E → R, nilai W(e) disebut bobot untuk sisi e, ∀ e ∈ E. Graf berbobot tersebut dinyatakan pula sebagai G = (V, E, W). Dengan begitu akan sangat mudah merepresentasikan sebuah graf dengan menggunakan sebuah matriks yang berdimensi (simpul+1)x(simpul+1). Dengan elemen matriks berupa bobot sisi yang menghubungkan dua buah sisi. Sisi-sisi yang sama akan diisi 0, dan apabila tidak terdapat hubungan langsung antara dua buah sisi, maka akan diisi Infinity (Tak Hingga ( )). Misal pada sebuah graf G yang terdiri dari 6 simpul A, B, C, D, E, F, dengan hubungan sekaligus bobot masing-masing - A -> B(60), D(20), F(10) - B -> A(60), C(25), E(35) - C -> B(25), D(21), F(43) - D -> A(20), C(21) - E -> B(35) - F -> A(10), C(43) Maka matriks yang merepresentasikan graf G dapat berbentuk seperti di bawah ini :
  • 6. Simpul A B C D E F A 0 60 ∞ 20 ∞ 10 B 0 25 ∞ 35 ∞ C 0 21 ∞ 43 D 0 ∞ ∞ E 0 ∞ F 0 Tabel 2 Cara Pendeskripsian Graf dengan Matriks Contoh-contoh penerapan pencarian lintasan terpendek misalnya : 1. Pencarian lintasan yang dilalui dari sebuah kota ke kota yang lain sehingga lintasan tersebut bernilai minimum dari semua kemungkinan lintasan yang bisa dilalui 2. Menentukan jalur komunikasi terpendek antara dua buah terminal komputer untuk menghemat waktu pengiriman pesan dan biaya komunikasi. Ada beberapa macam persoalan lintasasn terpendek, antara lain : a. Lintasan terpendek antara dua buah simpul tertentu b. Lintasan terpendek antara semua simpul. c. Lintasan terpendek antara dua buah simpul yang melalui beberapa simpul tertentu. Untuk menyelesaikan persoalan mencari lintasan terpendek ini diantaranya dapat digunakan algoritma Dijkstra (ditemukan Edsger Wybe Dijkstra) yang dapat digunakan pada graf berarah maupun graf tak berarah. Algoritma ini terdiri dari langkah-langkah dan menggunakan prinsip greedy dimana pada setiap langkah kita memilih sisi minimum dan memasukkan ke dalam himpunan solusi. Ide dasar dari algoritma tersebut adalah sebagai berikut: Misalkan dalam sebuah graf berbobot G = (V, E, W) ingin dicari suatu lintasan terpendek P(a, z) dari simpul a ∈ V ke simpul z ∈ V. Untuk itu, dicari dahulu lintasan terpendek dari a ke suatu simpul lain b di V, P(a, b), kemudian dicari lagi lintasan terpendek P(a, c) dari a ke suatu simpul lain lagi c di V, dan seterusnya. Lalu berhenti apabila lintasan P(a, z) telah diperoleh. Caranya adalah sebagai berikut: 1) Selama proses berlangsung ditentukan dua himpunan S ⊆ V dan B ⊆ V, dengan S ∪ B = V dan S ∩ B = φ, dan S = himpunan simpul-simpul yang sudah diketahui lintasan terpendeknya dari a B = himpunan simpul-simpul yang belum diketahui lintasan terpendeknya dari a 2) Apabila ada hubungan dari satu simpul ke simpul lainnya maka pada bobot sisi yang bersisian dengan kedua simpul tersebut diberi nilai sesuai dengan bobot (jarak) antara kedua simpul tersebut, jika tidak ada hubungan maka akan diberi nilai tak hingga (Infinity/∞). 3) Misalkan B adalah suatu subset dari V dan a ∉ B, dan S = V - B. Lintasan terpendek dari a ke salah satu simpul di B dapat ditentukan sebagai berikut: Untuk setiap simpul t ∈ B, diberi label L(t) yang menyatakan panjang suatu lintasan terpendek di antara semua lintasan dari a ke t yang tidak melibatkan simpul lain di B, (boleh melibatkan simpul lain di S), L(t) disebut label untuk t terhadap S. 4) Ambil simpul t1 di B yang memiliki label terkecil di antara semua label-label simpul di B, maka L(t1) adalah panjang lintasan terpendek dari a ke t1 Bukti: Misalkan L(t1) bukan panjang lintasan terpendek dari a ke t1, maka ada suatu lintasan P(a, t1) dari a ke t1 yang panjangnya kurang dari L(t1). Lintasan P(a,t1) ini pasti melibatkan satu atau lebih simpul di B1 = B - {t1}. Andaikan u adalah simpul pertama di B1 yang ditemui dalam lintasan P(a,t1) itu. Hal ini berarti bahwa L(u) < L(t1) Kontradiksi dengan L(t1) merupakan label terkecil di antara label-label simpul di B. 5) Cara efisien untuk menentukan label baru dari label sebelumnya adalah sebagai berikut: Misalkan semua simpul di B telah memiliki label terhadap suatu S, dan x adalah simpul di B dengan label terkecil. Bentuk S’ = S ∪ {x} dan B’ = B - {x}, maka label L’(t) untuk simpul t di B’ terhadap S’ adalah L’(t) = min [L(t), L(x) + W(x, t)] karena, lintasan terpendek dari a ke t tanpa melibatkan simpul lain di B’ dapat merupakan
  • 7. • lintasan yang tidak melibatkan x dan simpul lain di B’, maka L’(t) bisa = L(t), • lintasan yang terdiri dari suatu lintasan dari a ke x yang tidak melibatkan simpul di B’ kemudian diteruskan oleh sisi dari x ke t, maka L’(t) bisa = L(x) + W(x, t). Adapun Algoritma Dijkstra ini dapat pula dinyatakan dengan pseudo-code dan menggunakan matriks untuk representasi sebuah graf adalah sebagai berikut : procedure Dijkstra (input n:matriks, input a:integer {simpul awal}) {Mencari lintasan terpendek dari simpul awal a ke semua simpul yang lainnya. Masukan matriks ketetanggaan (m) dari graf berbobot G dan simpul awalnya a; Keluaran sebuah larik S yang merupakan larik lintasan terpendek dari a ke semua simpul lainnya. } Deklarasi S : larik integer [1..n] D : larik integer[1..n] I : integer Algoritma {Langkah 0 - Inisialisasi} for i from 1 to n do S ← 0i Di ← mai endfor {Langkah-1} Sa ← 1 {karena simpul a adalah sompul asal lintasan terpendek, jadi simpul a sudah pasti terpilih dalam lintasan terpendek} Da ← ∞ {Tidak ada lintasan terpendek dari simpul a ke simpul a sendiri} {Langkah-2, 3, … n-1} for i from 2 to (n-1 ) do cari j sedemikian sehingga Sj = 0 dan Dj = min (D1, D2, ... Dn) Sj ← 1 {Simpul j sudah terpilih di dalam lintasan terpendek} perbarui Di, untuk i = 1,2,3,4,.. n endfor 3.2 Pengambilan Keputusan dengan Menggunakan Pohon Keputusan Dengan menggunakan pohon keputusan kita akan lebih mendapat banyak gambaran sebelum mengambil keputusan sehingga kita dapat mengoptimalkan keputusan yang kita ambil. Menurut sir Francis Bacon dalam mengambil keputusan perlu memperhatikan langkah-langkah berikut : 1. Merumusakan/mendefinisikan masalah; 2. Pengumpulan informasi yang relevan; 3. Mencari alternatif tindakan; 4. Analisis alternatif; 5. Memilih alternatif terbaik; 6. Melaksanakan keputusan dan evaluasi hasil. Maka penggunaan pohon keputusan dapat diaplikasikan pada langkah-langkah 1-4 dimana salah satu cara mewujudkan pohon keputusannya adalah dengan menggambarkan permasalahan yang kita hadapi sebagai pohon berakar yang akarnya adalah hal yang kita tuju (tujuan pemecahan masalah), kemudian anak dari akar ini adalah semua hal yang memungkinkan tujuan ini tercapai, demikian seterusnya sampai ke bawah, sehingga bagian paling bawah pada kondisi kita pada saat sekarang ini dan apa-apa yang dapat kita lakukan untuk mencapai langkah-langkah berikutnya. Salah satu contoh mungkin akan tampak seperti pada gambar 3.1 dimana simpul berwarna biru ( ) adalah merupakan tujuan yang harus kita capai, sehingga simpul-simpul berwarna hitam ( ) adalah langkah-langkah yang mungkin untuk dilakukan agar tujuan kita tadi tercapai, kemudian di bawah masing-masing simpul hitam
  • 8. terdapat simpul berwarna hijau yang merupakan semua langkah yang harus ditempuh agar langkah berikutnya yang merupakan simpul berwarna hitam di atasnya tercapai. Gambar 3.1 Salah Satu Contoh Pohon Keputusan Dengan adanya pohon keputusan ini maka keputusan yang akan kita ambil pastinya akan lebih baik karena kita dapat melihat segala kemungkinan yang akan terjadi apabila kita merumuskan permasalahannya dengan baik. 3.3 Perancangan Navigasi Web dengan Graf Dengan menggunakan graf, proses merancang struktur navigasi pada sebuah website akan terasa lebih mudah. Pertama-tama kita akan membuat halaman-halaman utama yang akan dituju langsung (direct) dari halaman index (Halaman Depan), kemudian kita harus membuat sebuah link untuk kembali ke halaman utama dari setiap halaman tersebut, demikian juga dari halaman-halaman bagian-bagian tadi, dari setiap sub-bagiannya juga harus ada link ke halaman utama dan juga ke halaman bagian asalnya tadi. Fungsi graf di sini adalah untuk mempermudah proses perancangan website secara keseluruhan. 3.4. Persoalan Perjalanan Pedagang (TSP) Diberikan sejumlah kota dan jarak antar kota. Tentukan sirkuit terpendek yang harus dilalui oleh seorang pedagang bila pedagang itu berangkat dari sebuah kota asal dan menyinggahi setiap kota tepat satu kali dan kembali lagi ke kota asal keberangkatan. ==> menentukan sirkuit Hamilton yang memiliki bobot minimum. Aplikasi TSP: 1. Pak Pos mengambil surat di kotak pos yang tersebar pada n buah lokasi di berbagai sudut kota. 2. Lengan robot mengencangkan n buah mur pada beberapa buah peralatan mesin dalam sebuah jalur perakitan. 3. Produksi n komoditi berbeda dalam sebuah siklus. Jumlah sirkuit Hamilton di dalam graf lengkap dengan n simpul: (n - 1)!/2. Gambar 3.2 Sirkuit Hamilton pada sebuah graf Graf di atas memiliki (4 – 1)!/2 = 3 sirkuit Hamilton, yaitu: I1 = (a, b, c, d, a) atau (a, d, c, b, a) ==> panjang = 10 + 12 + 8 + 15 = 45 I2 = (a, c, d, b, a) atau (a, b, d, c, a) ==> panjang = 12 + 5 + 9 + 15 = 41 I3 = (a, c, b, d, a) atau (a, d, b, c, a) ==> panjang = 10 + 5 + 9 + 8 = 32 (a)
  • 9. (b) (c) Gambar 3.2 (a, b, dan c) Sirkuit Hamilton pada sebuah graf Jadi, sirkuit Hamilton terpendek adalah I3 = (a, c, b, d, a) atau (a, d, b, c, a) dengan panjang sirkuit = 10 + 5 + 9 + 8 = 32. Jika jumlah simpul n = 20 akan terdapat (19!)/2 sirkuit Hamilton atau sekitar 6 × 1016 penyelesaian. 3.5. Persoalan Tukang Pos Cina Dikemukakan oleh Mei Gan (berasal dari Cina) pada tahun 1962. Masalahnya adalah sebagai berikut: seorang tukang pos akan mengantar surat ke alamat- alamat sepanjang jalan di suatu daerah. Bagaimana ia merencanakan rute perjalanannya supaya ia melewati setiap jalan tepat sekali dan kembali lagi ke tempat awal keberangkatan. Cara mengatasi permasalahan ini adalah dengan menentukan sirkuit Euler di dalam graf. Gambar 3.3 Sirkuit Euler di dalam Graf 3.6 Mengaplikasikan Graf dalam Kehidupan Ada banyak hal dalam kehidupan ini dimana kita dapat mengaplikasikan teori graf. Aplikasi teori Graf bisa kita saksikan bila Anda mengendarai mobil atau menumpangi angkot Bandung. Kita punya banyak alternatif jalan untuk sampai ke tujuan. Namun ada jalan yang satu arah, ada titik-titik kemacetan, ada jam-jam sibuk. Dengan pemahaman tentang teori Graf, para ahli transportasi mengatur agar lampu lalu lintas menyala dengan warna dan saat yang tepat. Selain itu, pengetahuan tentang teori Graf juga diaplikasikan dalam pengaturan jalur penerbangan agar tidak ada pesawat yang bersimpangan, pengaturan jalur telekomunikasi ketika ada pelanggan yang melakukan panggilan telefon, pengaturan jalur pelayaran, serta segala sistem yang berkaitan dengan objek diskrit dan hubungannya dengan objek yang lain. 4. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat dimbil dari studi dan implementasi graf ini adalah : 1. Dengan penggunaan graf dalam menyelesaikan permasalahan kita akan mendapat kemudahan dalam menyelesaikannya. Hal ini disebabkan karena sifat-sifat dan teori-teori mengenai graf yang memudahkan penyelesaian. 2. Untuk menyelesaikan persoalan dengan menggunakan graf mula-mula kita harus bisa memodelkan permasalahan dengan menggunakan graf, kemudian baru kita dapat mencari solusi dengan membaca persoalan dan menyelesaikan dengan sifat-sifat dan teori-teori mengenai graf. DAFTAR PUSTAKA [1] Munir, Rinaldi. (2004). Diktat Kuliah IF2151 Matematika Diskrit. Departemen Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung.
  • 10. [2] UI. (2004). Web Universitas Indonesia. http://www.cs.ui.ac.id/WebKuliah/MD1/DG RAF_05_8_10_18.DOC. Tanggal akses: Selasa, 2 Januari 2007 pukul 19:17. [3] Soenhadji, Iman. (2004). Teori Pengambilan Keputusan. Web Perpustakaan Universitas Gunadarma. http://library.gunadarma.ac.id/. Tanggal akses: Selasa, 2 Januari 2007 pukul 19:50.