Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa mempelajari sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadan alam, benda-benda atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar.
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Mayawi Karim
Â
Makalah ini berisi penjelasan mengenai pengertian belajar, ciri – ciri dari perubahan tingkah laku, dan bentuk perubahan tingkah laku dalam hasil belajar.
Epistemologi sering juga disebut teori pengetahuan (theory of knowledge). Epistemologi lebih memfokuskan kepada makna pengetahuan yang berhubungan dengan konsep, sumber, dan kriteria pengetahuan, jenis pengetahuan, dan lain sebagainya.
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
Â
Presentasi ini merupakan pemenuhan tugas evaluasi akhir semester mata kuliah Pengantar Filsafat ilmu oleh Sigit Sardjono, Dr,M.Ec.
Dimana berisi sekumpulan pertanyaan dan jawaban berbagai materi Filsafat Ilmu dengan sudut pandang Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Mayawi Karim
Â
Makalah ini berisi penjelasan mengenai pengertian belajar, ciri – ciri dari perubahan tingkah laku, dan bentuk perubahan tingkah laku dalam hasil belajar.
Epistemologi sering juga disebut teori pengetahuan (theory of knowledge). Epistemologi lebih memfokuskan kepada makna pengetahuan yang berhubungan dengan konsep, sumber, dan kriteria pengetahuan, jenis pengetahuan, dan lain sebagainya.
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
Â
Presentasi ini merupakan pemenuhan tugas evaluasi akhir semester mata kuliah Pengantar Filsafat ilmu oleh Sigit Sardjono, Dr,M.Ec.
Dimana berisi sekumpulan pertanyaan dan jawaban berbagai materi Filsafat Ilmu dengan sudut pandang Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi
Makalah Teori Pembelajaran Menurut Edwin Ray GuthrieDedy Wiranto
Â
Belajar merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku Individu. Belajar merupakan hal yang sangat penting dan harus di jalani oleh setiap manusia. Dengan Pendidikan sesorang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, dengan pendidikan seseorang bisa membedakan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, dan dengan Pendidikan juga seseorang bisa merumuskan tujuan hidup.
PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJARLutfi Koto
Â
PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJAR
A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Pengertian Perkembangan
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
1. Faktor Genetika (Hereditas)
2. Faktor Lingkungan
a. Lingkungan Keluarga
b. Lingkungan Sekolah
c. Kelompok Teman Sebaya (Peer Group)
C. Prinsip-prinsip Perkembangan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Tiap ahli psikologi memberikan batasan yang berbeda tentang belajar dan terdapat keragaman dalam hal menjelaskan atau mendefinisikan belajar itu sendiri. Belajar merupakan hal yang paling penting sekali dalam kehidupan manusia. Dengan belajar manusia akan mengalami proses ke arah yang lebih baik lagi.
Dalam kaitannya dengan belajar ini, banyak sekali para ahli psikologi yang membahas tentang belajar. Tanpa teori pembelajaran tidak akan ada kerangka konseptual yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan pembelajaran. Dalam perkembangannya, terdapat banyak teori-teori yang berkembang dari tokoh-tokoh psikologi. Dalam makalah ini akan dibahas teori pembelajaran pemprosesan informasi dan kognitif, serta teori sosial kognitif.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penjelasan teori pembelajaran pemprosesan informasi dan kognitif ?
2. Bagaimana penjelasan teori pembelajaran sosial kognitif ?
1.3 TUJUAN
Dengan adanya makalah pendekatan belajar pemprosesan informasi dan sosial kognitif ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca berkaitan dengan teori belajar.
Makalah Teori Pembelajaran Menurut Edwin Ray GuthrieDedy Wiranto
Â
Belajar merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku Individu. Belajar merupakan hal yang sangat penting dan harus di jalani oleh setiap manusia. Dengan Pendidikan sesorang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, dengan pendidikan seseorang bisa membedakan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, dan dengan Pendidikan juga seseorang bisa merumuskan tujuan hidup.
PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJARLutfi Koto
Â
PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJAR
A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Pengertian Perkembangan
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
1. Faktor Genetika (Hereditas)
2. Faktor Lingkungan
a. Lingkungan Keluarga
b. Lingkungan Sekolah
c. Kelompok Teman Sebaya (Peer Group)
C. Prinsip-prinsip Perkembangan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Tiap ahli psikologi memberikan batasan yang berbeda tentang belajar dan terdapat keragaman dalam hal menjelaskan atau mendefinisikan belajar itu sendiri. Belajar merupakan hal yang paling penting sekali dalam kehidupan manusia. Dengan belajar manusia akan mengalami proses ke arah yang lebih baik lagi.
Dalam kaitannya dengan belajar ini, banyak sekali para ahli psikologi yang membahas tentang belajar. Tanpa teori pembelajaran tidak akan ada kerangka konseptual yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan pembelajaran. Dalam perkembangannya, terdapat banyak teori-teori yang berkembang dari tokoh-tokoh psikologi. Dalam makalah ini akan dibahas teori pembelajaran pemprosesan informasi dan kognitif, serta teori sosial kognitif.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penjelasan teori pembelajaran pemprosesan informasi dan kognitif ?
2. Bagaimana penjelasan teori pembelajaran sosial kognitif ?
1.3 TUJUAN
Dengan adanya makalah pendekatan belajar pemprosesan informasi dan sosial kognitif ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca berkaitan dengan teori belajar.
proses belajar terdiri dari perhatian, memori, elaboration, berpikir dan problem solving. proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikiomotorik yang terjadi dalam diri seseorang. Perhatian (attention) yaitu sebagai salah satu aktifitas psikis. Ditinjau dari berbagai segi, perhatian dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
1. Ditinjau dari segi timbulya perhatian, maka perhatian dibedakan atas perhatian spontan dan tidak spontan. Perhatian spontan adalah perhatian yang timbul dengan sendirinya (bersifat pasif). Sedangkan perhatian tidak spontan adalah perhatian yang ditimbulkan dengan sengaja, sehingga harus ada kemauan yang menimbulkannya (bersifat aktif).
2. Ditinjau dari segi banyaknya objek yang dicakup oleh perhatian pada saat yang bersamaan, maka perhatian dibedakaan atas perhatian yang sempit dan perhatian yang luas. Perhatian yang sempit adalah perhatian individu pada suatu saat yang hanya memerhatikan objek yang sedikit. Sedangkan perhatian yang luas adalah perhatian individu pada suatu saat yang dapat memerhatikan objek yang banyak sekaligus.
Memori atau ingatan adalah retensi informasi. Bagian utama dari pembahasan ini akan difokuskan pada encoding (penyandian), penyimpanan, dan pengambilan (retrieval).
Ada enam konsep yang berhubungan dengan encoding, yaitu:
a. Atensi, yaitu mengonsentrasikan dan memfokuskan sumber daya mental.
b. Pengulangan, yaitu repetisi informasi dari waktu ke waktu agar informasi lebih lama berada di dalam memori.
c. Pemrosesan mendalam, teori level pemrosesan menyatakan bahwa pemrosesan memori terjadi pada kontinum dari dangkal ke mendalam, di mana pemrosesan yang mendalam akan menghasilkan memori yang lebih kuat.
d. Elaborasi, yaitu ekstensivitas pemrosesan memori dalam penyandian.
e. Mengkontruksi citra (imaji),
f. Penataan (organisasi), apabila murid menata informasi ketika mereka menyandikannya, maka memori mereka akan banyak terbantu. Strategi penataan memori yang baik adalah dengan pengemasan (chunking) yaitu dengan mengelompokkan informasi menjadi unit-unit yang dapat diingat sebagai satu unit tunggal.
Elaborasi adalah ekstensivitas pemrosesan memori dalam penyandian.
Menurut Briggs dan Gagne mengemukakan Sembilan strategi untuk kegiatan intruksional yaitu:
1. Memberikan motivasi atau menarik perhatian;
2. Menjelaskan tujuan intruksional kepada peserta didik;
3. Meningatkan kompetisi pra syarat;
4. Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep);
5. Memberikan petunjuk belajar;
6. Menentukan penampilan peserta didik;
7. Memberi umpan baik;
8. Menilai penampilan;
9. Menyimpulkan.
Berpikir adalah memanipulasi atau mengolah dan mentransformasi informasi dalam memori. Ini sering dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar dan berpikir secara kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah.
Pemecahan masalah (problem solving) adalah mencari cara yang tepat untuk mencapai suatu tujuan.
Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikati...Dedy Wiranto
Â
Istilah model diartikan dalam prosedur kerja yang teratur atau sistematis, tampilan grafis, dan terdapat pemikiran yang bersifat penjelasan serta saran. Penjelasan tersebut menjelaskan bahwa sebuah model desain pembelajaran menyajikan bagaimana pembelajaran disajikan berdasarkan teori-teori seperti pembelajaran, psikologi, komunikasi, sistem dan sebagainya.
Ada berbagai model perancangan pembelajaran, serta setiap model pengembangan desain pembelajaran mempunyai kekurangan dan kelebihan. Dengan adanya beraneka ragam jenis model pengembangan desain pembelajaran memberikan kesempatan yang luas bagi para pengajar untuk dapat memilih model pengembangan desain pembelajaran yang sesuai dengan ilmu atau pengetahuan yang mereka bina. Pada hal ini pendidik mendapat kesempatan untuk dapat mengembangkan model-model desain pembelajaran yang sudah ada dengan menciptakan model-model turunan dari model pengembangan desain yang sudah ada. Dengan berkembangannya model-model desain dapat memberikan jawaban atas perkembangan zaman.
Makalah Pemahaman Teoritis Dan Aplikatif Model Desain Instruksional Dick and ...Dedy Wiranto
Â
Model pembelajaran Dick dan Carey adalah model pembelajaran yang dikembangkan melalui pendekatan sistem (System Approach). Pendekatan yang mempertimbangkan tahapan tahapan pemecahan masalah yang setiap langkah di pahami dan menghasilkan sebuah solusi alternatif dan solusi yang di pilih dapat di terapkan. Model sistem pembelajaran yang dikembangkan oleh Dick dkk yang terdiri atas beberapa komponen yang perlu dilakukan untuk membuat rancangan aktifitas pembelajaran yang lebih besar. Terhadap komponen-komponen dasar dari desain sistem pembelajaran yang meliputi analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi. Dick dan Carey memasukan unsure kognitif dan behavioristik yang menekankan pada respon siswa terhadap stimulus yang dihadirkan. Unsur kognitif yang mengutamakan daya kognitif atau daya pemikiran dari peserta didik dan unsur behavioristik yang mengedepankan tingkah laku peserta didik dalam pembelajaran.
Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional (Project Minerva Instr...Dedy Wiranto
Â
Sebelum membahas model pengembangan instruksional, perlu dipahami dulu apa itu pengembangan instruksional. Pengembangan instruksional merupakan terminalogi yang berkembang sejak tahun 1970, dimana Indonesia mulai popular menggunakan PPSI
( Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional).
Merangkum dan mengkaji pendapat Clarence Schauer (1971), Hamreus (1971), Buhl (1975), Twelker, Urbach dan Buck (1972), Reigeluth (1978) dan AT&T pengertian pengembangan instruksional adalah proses yang sistematis dalam mencapai tujuan instruksional secara efektif dan efisien melalui pengidentifikasian masalah, pengembangan strategi dan bahan instruksional, serta pengevaluasian terhadap strategi dan bahan instruksional tersebut untuk menentukan apanya yang harus dievaluasi.
Pengembangan instruksional dan desain instruksional secara konseptual dapat dipilah bidang garapannya. Proses desain dimulai dari identifikasi masalah dan diakhiri dengan indentifikasi bahan dan strategi instruksional. Sedangkan proses pengembangan dimulai dengan memilih atau mengembangkan bahan instruksional dan menuangkannya ke dalam strategi instruksional yang telah didesain kemudian diakhiri dengan mengevaluasi strategi berikut bahan instruksional tersebut untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensinya.
Makalah Kegiatan Instruksional Berbasis KompetensiDedy Wiranto
Â
Teknologi pendidikan berarti suatu proses yang kompleks dan terpadu yang meliputi manusia, prosedur, ide, alat, dan organisasi untuk menganalisis masalah serta merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola usaha pemecahan masalah yang berkaitan dengan segala aspek belajar (AECT, 1971). Teknologi instruksional juga berpengertian seperti itu, tetapi dibatasi hanya pada situasi belajar yang terkontrol dan bertujuan. Jadi, penggarapan pada teknologi instruksional tidak untuk seluruh aspek belajar seperti halnya pada teknologi pendidikan.
Teknologi instruksional dirumuskan sebagai proses yang kompleks dan terpadu yang meliputi manusia, prosedur, ide alat, dan organisasi untuk menganalisis masalah serta merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola usaha pemecahan masalah dalam situasi belajar yang bertujuan dan terkendali. Di sini perlu digaris bawahi ke dalam situasi belajar yang bertujuan dan yang terkendaliâ yang berarti tidak menggarap semua aspek belajar. Situasi belajar yang bertujuan dan yang terkendali di sini berarti banyak berkaitan dengan kegiatan instruksional, kegiatan membelajarkan sasaran dengan segala komponen yang diperlukannya. komponen-komponen instruksional yaitu pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan adalah bidang-bidang yang digarap untuk kepentingan instruksional. Komponen-komponen tersebut, baik sebagian maupun seluruhnya, dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan hasil belajar sasaran secara terkendali sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Makalah Kegiatan Instruksional Sebagai Sistem Dilihat Dari Sudut Pandang Tekn...Dedy Wiranto
Â
Dewasa ini kegiatan proses pembelajaran diselenggarakan sebagai suatu usaha sadar dan terencana sebagai suatu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga dapat menjangkau ranah hasil pembelajaran, baik secara peningkatan dalam ranah kognisi, afeksi dan ranah psikomotorik dalam bentuk perubahan sikap dan prilaku. Sehingga setiap lembaga pendidikan perlu dikelola oleh mereka yang memiliki kompetensi dalam membuat desain atau pola pembelajaran, sehingga dapat dilakukan perubahan dan penyesuaian dan adanya inovasi dalam proses pembelajaran.
Makalah Terminologi dan Implementasi Desain IntruksionalDedy Wiranto
Â
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Kurikulum dijadikan pedoman seorang guru dalam melaksanakan suatu pembelajaran didalam kelas disuatu instansi pendidikan. Seorang guru harus mengetahui dan memahami secara utuh tentang implementasi kurikulum. Karena kuikulum juga berisi tentang tujuan tujuan yang hendak dicapai didalam pendidikan. Tujuan ini lah yang akan atau ingin digapai oleh seorang guru. Karena sukses atau tidaknya suatu pembelajaran yang telah dilaksanakan bergantung tujuan yang telah dibuat guna dicapai. Jika tujuan ini belum bisa dicapai berarti pembelajaran yang selama ini telah dilaksanakan belum bisa dikatakan ekektif dan efisien.
Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"Dedy Wiranto
Â
Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa (Hamalik, 2002) dari pendapat ini dapat ditarik sebuah pemahaman bahwa peserta didik dapat menggali dan memperkaya pengetahuan dari berbagai perangkat belajar yang ada. Metode mengajar dapat dikatakan relevan jika mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Minat yang rendah dalam belajar dapat dipacu melalui penerapan strategi tersebut. Penerapan metode dalam pembelajaran yang sesuai merupakan tugas utama guru dalam mengolah proses pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Dengan adanya variasi teknik dalam mengajar maka akan menciptakan sebuah hubungan timbal balik yang sangat efektif dari pengajar dan peserta didik. Guru dapat menyampaikan materi secara mudah dan tepat kepada peserta didik, sedangkan peserta didik dapat menerima dan memahami materi secara mendalam dan menyeluruh. Hubungan dua arah seperti inilah yang meningkatkan prestasi belajar dan intelegensi pada siswa.
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk
mencapaitujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar melakukan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.
Makalah Pendidikan Karakter Untuk Memajukan Negara IndonesiaDedy Wiranto
Â
Pendidikan merupakan suatu sistem yang teratur dan mengemban misi yang cukup luas yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial sampai kepada masalah kepercayaan atau keimanan. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal mempunyai suatu muatan beban yang cukup berat dalam melaksanakan misi pendidikan tersebut. Lebih-lebih kalau dikaitkan dengan pesatnya perubahan zaman dewasa ini yang sangat berpengaruh terhadap anak-anak didik dalam berfikir, bersikap dan berperilaku, khususnya terhadap mereka yang masih dalam tahap perkembangan dalam transisi yang mencari identitas diri.
Makalah Model Pengembangan Kurikulum “DEMONSTRATION”Dedy Wiranto
Â
Pengembangan kurikulum tidak dapat lepas dari berbagai aspek yang mempengaruhinya, seperti cara berpikir, system nilai (nilai moral, keagamaan, politik, budaya, dan sosial), proses pengembangan,kebutuhan peserta didik, kebutuhan masyarakat maupun arah program pendidikan. Aspek-aspek tersebut akan menjadi bahan yang perlu dipertimbangkan dalam suatu pengembangan kurikulum. Model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternative prosedur dalam rangka mendesain (designing), menerapkan (implementation), dan mengevaluasi (evaluation) suatu kurikulum. Oleh karena itu model pengembangan kurikulum harus dapat menggambarkan suatu proses sistem perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan standar keberhasilan pendidikan. (Ruhimat, T. dkk 2009: 74).
Makalah Aliran-aliran Dalam PendidikanDedy Wiranto
Â
Pendidikan selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam perkembangan itulah muncul berbagai pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan pendidikan atau yang disebut dengan aliran-aliran dalam pendidikan. Adanya aliran-aliran dalam pendidikan dan pemikiran-pemikiran pendidikan dimulai sejak awal hidup manusia karena setiap manusia selalu dihadapkan dengan generasi penerus (generasi muda). Pemikiran-pemikiran dalam pendidikan selalu berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan yang akan selalu menimbulkan pro dan kontra, bermula dari pro dan kontra inilah bermunculan suatu pemikiran-pemikiran yang baru. Pemikiran-pemikiran baru tersebut muncul karena pemikiran-pemikiran lama yang mengalami perkembangan dan pembaharuan dari masa ke masa. Hal ini disebabkan pemikiran dari generasi sebelumnya di jadikan bahan diskusi oleh generasi penerusnya.
Secara etimologis, kata moral berasal dari kata mos dalam bahasa Latin, bentuk jamaknya mores, yang artinya adalah tata-cara atau adat-istiadat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:592), moral diartikan sebagai akhlak, budi pekerti, atau susila. Secara terminologis, terdapat berbagai rumusan pengertian moral, yang dari segi substantif materiilnya tidak ada perbedaan, akan tetapi bentuk formalnya berbeda.
Guru adalah pemeran utama dalam menyampaikan materi pembelajaran, namun tugas guru tidak hanya sekedar mentransfer atau menyampaikan materi saat proses pembelajaran. Guru dituntut untuk bertanggung jawab atas pelayanan peserta didik. Hal itu karena pelayanan peserta didik satu sama lain berbeda-beda dan tergantung dari peserta didik tersebut.
Makalah Layanan Terhadap Anak Berkesulitan Kognitif/Akademik.docxDedy Wiranto
Â
Kesulitan belajar kognitif adalah salah satu bentuk kesulitan belajar yang bersifat perkembangan (development learning) atau kesulitan belajar preakademik (preacademic learning disabilities). Kesulitan belajar jenis ini perlu mendapat perhatian karena sebagian besar dari belajar akademik terkait dengan ranah kognitif. Kognitif merupakan suatu yang berhubungan dengan proses berpikir guna untuk mengetahui atau memahami sesuatu. Wujud dari penggunaan fungsi kemampuan kognitif seseorang dapat dilihat dari kemampuannya dalam menggunakan bahasa dan matematika (Wienman. 1981: 142).
Makalah Model Pengembangan Kurikulum Adaptif Pada Pendidikan Kelas KhususDedy Wiranto
Â
Pendidikan untuk semua adalah satu konsep yang seharusnya diwujudkan dalam kehidupan kita. Hal ini terkait dengan berbagai upaya untuk mencipatakan kondisi kehidupan yang lebih baik dan kondusif. Pendidikan menjadi satu jembatan untuk menciptakan kehidupan sebagai upaya mengubah kondisi sulit menjadi kondisi yang mudah dijalani, Saroni (2012 : 19). Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuhkembngkan potensi-potensi kemanusiaannya. Tirtarahardja & La Sulo (2005 : 1).
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan KhususDedy Wiranto
Â
Pendidikan khusus merupakan pendidikan yang diperuntukan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena memiliki kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Oleh karena itu, untuk mendorong kemampuan pembelajaran mereka dibutuhkan lingkungan belajar yang kondusif, baik tempat belajar, metoda, sistem penilaian, sarana dan prasarana serta yang tidak kalah pentingnya adalah tersedianya media pendidikan yang memadai sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Makalah Standar Kompetensi Pendidikan Kelas Khusus dan Komponen KurikulumDedy Wiranto
Â
Menurut permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 Pasal 1, pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Inclusive Education untuk siswa dengan Special Education Need di sekolah umum adalah menjadi salah satu reformasi seperti dalam sistem pendidikan saat ini. Dan ia juga menuliskan bahwa IE mengacu pada semua yang dihargai, diterima, dan dihormati terlepas dari latar belakang etnis dan budaya, social ekonomi, keadaan, kemampuan, jenis kelamin, usia, agama, keyakinan, dan perilaku.
Makalah Penyebab Anak Berkebutuhan KhususDedy Wiranto
Â
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki keunikan tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan dari anak-anak normal pada umumnya. Kebutuhan akan pendidikan adalah milik semua orang, tidak terkecuali anak berkebutuhan khusus atau ABK. Keterbatasan yang dialami menjadikan anak berkebutuhan khusus memerlukan layanan pendidikan yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak.
Makalah Sistem Pendidikan Nasional - Standar Pendidikan NasionalDedy Wiranto
Â
Standar nasional pendidikan merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penetapan standar sebagaimana dimaksudkan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003, setidaknya menggambarkan optimisme Pemerintah dan DPR untuk mendongkrak mutu pendidikan nasional sehingga tidak tertinggal jauh dibanding negara-negara lainnya di Asia khususnya dan dunia pada umumnya.
Makalah Psikologi Pendidikan - Teori Belajar dan Pembelajaran BehavioristikDedy Wiranto
Â
Belajar merupakan kegiatan seseorang untuk melakukan aktifitas belajar. Menurut Piaget belajar adalah aktifitas anak bila ia berinteraksi dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisiknya. Menurut pandangan psikologi behavioristik merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang yang telah selesai melakukan proses belajar akan menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini yang penting dalam belajar adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Â
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. 1
MAKALAH TEORI BELAJAR
Pemrosesan Informasi
Disusun Oleh :
Heru Winoto (1102413105)
Dwi Eti Awaliatun (1102415003)
Dedy Wiranto (1102415010)
Fuji Astuti (1102415014)
Anisah Nurul K (1102415035)
FAKULTAS ILMU PENDIDIKN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
3. ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Teori Belajar “Pemrosesan Informasi”
dengan baik. Makalah ini dibuat untuk keperluan tugas Teori Belajar.
Harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
manambah wawasan pembaca sehingga pembaca dapat mengetahui apa itu
pemrosesan informasi.
Semoga isi makalah ini dapat mudah dipahami, kami mengucapkan
terimakasih mengucapkan mohon maaf jika dalam penulisan makalah ini terdapat
kata-kata yang salah, kami menyadari makalah ini kurang sempurna, oleh karena
itu saran dan kritik sangat diharapkan sehingga pembuatan makalah yang akan
datang lebih baik lagi
Semarang, April 2016
4. iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.....................................................................2
1.3 TUJUAN PEMBELAJARAN............................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3
2.1 PANDANGAN ROBERT M GAGNE................................................3
2.2 PENGERTIAN PEMROSESAN INFORMASI..................................4
2.3 KARAKTERISTIK PEMROSESAN INFORMASI...........................4
2.3.1 PROSES BERFIKIR...................................................................4
2.3.2 MEKANISME PENGUBAH......................................................5
2.3.3 MODIFIKASI DIRI....................................................................6
2.4 TEORI PEMROSESAN INFORMASI ROBERT M GAGNE...........6
2.5 ANALISIS KELEBIHAN DAN KELEMAHAN................................14
BAB III PENUTUP..............................................................................................15
3.1 SIMPULAN.........................................................................................15
3.2 SARAN................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
5. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai
tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu
terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa
mempelajari sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari
oleh siswa berupa keadan alam, benda-benda atau hal-hal yang dijadikan bahan
belajar.
Tindakan belajar dari suatu hal tersebut nampak sebagai perilaku belajar
yang nampak dari luar. Pengertian dari belajar sangat beragam, banyak dari para
ahli yang mengartikan secara berbeda-beda definisi dari belajar. Sebagaimana kita
ketahui bahwa belajar merupakan hal yang penting dalam bidang pendidikan. Tentu
saja dalam proses belajar terdapat teori – teori yang memunculkan adanya belajar.
Dari zaman dahulu, para ilmuwan terus mengembangkan teori – teori belajar
sebagai temuan mereka untuk mengembangkan pemikiran belajar mereka. Era
globalisasi telah membawa berbagai perubahan yang memunculkan adanya teori –
teori belajar yang baru guna menyempurnakan teori – teori yang telah ada
sebelumnya. Akan tetapi, kita sebagai insan tak bisa bertolak dengan adanya teori
belajar yang telah ada sebelumnya. Adapun teori belajar selalu bertolak dari sudut
pandangan psikologi belajar tertentu.
Maka psikologi dalam pendidikan menjadi berkembang sangat pesat.
Dengan bermunculnya teori – teri yang baru akan menyempurnakan teori – teori
yang sebelumnya. Berbagai teori belajar dapat dikaji dan diambil manfaat dengan
adanya teori tersebut. tentunya setiap teori belajar memiliki keistimewaan
tersendiri. Bahkan, tak jarang dalam setiap teori belajar juga terdapat kritikan –
kritikan untuk penyempurnaan teori tersebut. dalam hal ini, penulis akan mengkaji
salah teori belajar pemrosesan informasi.
6. 2
1.2 Rumusan Masalah
Latar belakang di atas menghantarkan penulis untuk merumuskan masalah,
yaitu sebagai berikut:
a. Apakah teori pembelajaran pemrosesan informasi menurut Robert Gagne?
b. Bagaimana pendekatan dalam pemrosesan informasi?
c. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran?
d. Seperti apakah ciri-ciri model pembelajaran?
e. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran pemrosesan informasi?
f. Jelaskan karakteristik model pembelajaran pemrosesan informasi?
g. Memahami ciri-ciri model pembelajaran pemrosesan informasi;
1.3 Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui tokoh pencetus teori pembelajaran pemrosesan infromasi.
b. Mengetahui teori pembelajaran pemrosesan infromasi menurut Robert
Gagne.
c. Mengetahtui tentang pendekatan dalam pemrosesan informasi.
d. Memahami karakteristik model pembelajaran;
e. Memahami model pembelajaran pemrosesan informasi;
f. Memahami ciri-ciri model pembelajaran pemrosesan informasi;
7. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pandangan Robert M Gagne
Menurut Robert M Gagne, belajar dipandang sebagai proses pengolahan
informasi. Robert M. Gagne adalah seorang psikolog pendidikan berkebangsaan
Amerika yang terkenal dengan penemuannya berupa Condition Of Learning.
Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi,
untuk kemudian diolah, sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil
belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-
kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu
keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan
proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah
rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses
pembelajaran.
Robert Gagne merupakan salah satu tokoh pencetus teori ini. Teori ini
memandang bahwa belajar adalah proses memperoleh informasi, mengolah
informasi, menyimpan informasi, serta mengingat kembali informasi yang
dikontrol oleh otak. Asumsi yang mendasari teori pemrosesan informasi Robert M
Gagne adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam
perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran.
Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu: (1)
motivasi; (2) pemahaman; (3) pemerolehan; (4) penyimpanan; (5) ingatan kembali;
(6) generalisasi; (7) perlakuan dan (8) umpan balik.
Gagne menggabungkan ide-ide berhaviorisme dan kognitivisme dalam
pembelajaran. Menurut Gagne, dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan
informasi, untuk diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil
belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi antara kondisi internal
dengan kondisi eksternal individu. Kondisi internal adalah keadaan dalam diri
individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang
terjadi di dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari
8. 4
lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Kondisi
eksternal ini oleh Gagne disebut sebagai Sembilan peristiwa pembelajaran.
2.2 Pengertian Pemrosesan Informasi
Pemrosesan informasi merupakan teori belajar yang relatif baru dibandingkan
dengan teori-teori belajar lainnya. Teori ini berkembang sejalan dengan
perkembangan teknologi dan ilmu informasi. Menurut teori ini belajar adalah
mengolah informasi. Sekilas teori ini mirip dengan teori kognitif yaitu lebih
mementingkan proses belajar dari pada hasil. Dalam teori pemrosesan informasi,
proses memang penting, namun yang lebih penting adalah sistem informasi yang
diproses itu yang akan dipelajari siswa. Informasi inilah yang akan menentukan
proses. Bagaimana proses belajar siswa akan berlangsung, sangat ditentukan oleh
informasi yang dipelajari. Dalam teori pemrosesan informasi tidak ada satu proses
belajarpun yang ideal untuk segala situasi dan cocok untuk semua siswa.
Pendekatan proses informasi menganalisis cara anak memipulasi informasi,
monitornya, dan menciptakan strategi menanganinya (Munkata, 2006; Siegler,
2001, 2006; Siegler dan Alibali, 2005). Proses informasi yang efektif meliputi
perhatian, memori, dan proses berfikir.
2.3 Karakteristik Pemrosesan Informasi
Pemrosesan Informasi ini maksudnya adalah bagaimana seseorang dapat
memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama.
Robert Siegler (1998) mendeskripsikan tiga karakteristik utama dari pendekatan
pemrosesan informasi: proses berpikir, mekanisme pengubah, dan modifikasi diri.
2.3.1 Proses Berfikir
Siegler berpendapat bahwa berpikir adalah pemrosesan informasi,
dengan penjelasan ketika anak merasakan, kemudian melakukan penyandian,
merepresentasikan, dan menyimpan informasi, maka proses inilah yang disebut
dengan proses berpikir. Walaupun kecepatan dalam memproses dan
menyimpan informasi terbatas pada satu waktu.
Proses berfikir merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan
konsep dalam belajar yaitu berupa kategori-kategori yang mengelompokkan
9. 5
objek, kejadian dan karakteristik berdasarkan properti umum. Konsep
merupakan elemen dari kognisi yang membantu menyederhanakan dan
meringkas informasi.
Konsep dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Konsep konkret adalah suatu pengertian yang menunjuk pada objek-objek
dalam lingkungan fisik. Konsep ini mewakili golongan benda tertentu,
meja, kursi, lemari, dan sebagainya; golongan sifat tertentu, warna, sifat,
bentuk, dan sebagainya; golongan perbuatan tertentu, duduk, lari,
meloncat, dan sebagainya.
b. Konsep yang didefinisikan adalah konsep yang mewakili realitas hidup,
tetapi bukan lingkungan hidup fisik. Misalnya lingkaran adalah garis yang
berbentuk bundar yang mempunyai jari-jari yang sama panjang.
2.3.2 Mekanisme Pegubah
Siegler berpendapat dalam pemrosesan infromasi fokus utamanya adalah
pada peran mekanisme pengubah dalam perkembangan. Ada empat mekanisme
yang bekerja untuk menciptakan perubahan dalam ketrampilan kognitif anak :
a. Encoding (penyandian)
Encoding adalah proses memasukkan informasi ke dalam memori. Seperti
halnya teori Gagne yang menyatakan informasi dipilih secara selektif, maka
dalam encoding menyandikan informasi yang relevan dengan mengabaikan
informasi yang tidak relevan adalah aspek utama dalam problem solving.
Namun, anak membutuhkan waktu dan usaha untuk melatih encoding ini,
agar dapat menyandi secara otomatis. Encodingadalah proses memasukkan
informasi ke dalam memori. Siegler mengatakan bahwa aspek utama dari
pemecahan problem adalah menyandikan informasi yang relavan dan
mengabaikan informasi yang tidak relevan. Karena biasanya dibutuhkan
waktu dan usaha untuk menyusun strategi baru, anak harus melatihnya
untuk melaksanakan peyandian secara otomatis maksimalkan
efektivitasnya.
10. 6
b. Otomatisitas
Istilah otomatisitas (automaticity) adalah kemampuan untuk memproses
informasi dengan sedikit atau tanpa usaha. Seiring dengan bertambahnya
usia dan pengalaman, pemrosesan informasi menjadi makin otomatis, dan
anak bisa mendeteksi hubungan-hubungan baru antara ide dan kejadian
(Kail, 2002).
c. Konstruksi Strategi
Konstruksi strategi adalah penemuan prosedur baru untuk memproses
informasi. Dalam hal ini Siegler menyatakan bahwa anak perlu menyajikan
informasi kunci untuk suatu problem dan mengkoordinasikan informasi
tersebut dengan pengetahuan sebelumnya yang relevan untuk memecahkan
masalah.
d. Generalisasi
Agar mendapat manfaat penuh dari strategi baru itu, diperlukan generalisasi.
Anak perlu melakukan generalisasi, atau mengaplikasikan, strategi pada
problem lain. Transfer terjadi saat anak mengaplikasikan pengalaman dan
pengetahuan sebelumnya untuk mempelajari atau memecahkan problem
dalam situasi yang baru.
2.3.3 Modifikasi Diri
Modifikasi diri dalam pemrosesan informasi secara mendalam tertuang
dalam metakognisi, yang berarti kognisi atau kognisi atau mengetahui tentang
mengetahui, yang di dalamnya terdapat dua hal yaitu pengetahuan kognitif
dengan aktivitas kognitif.
Pengetahuan kognitif melibatkan usaha monitoring dan refleksi pada
pemikiran seseorang pada saat sekarang, sedangkan aktivitas kognitif terjadi
saat murid secara sadar menyesuaikan dan mengelola strategi pemikiran
mereka pada saat memecahkan masalah dan memikirkan suatu tujuan.
2.4 Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor
yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil
11. 7
kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi
proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan
keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya
interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu.
Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai
hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi
eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam
proses pembelajaran.
Menurut Robert M gagne dalam Rusman (2014: 139-140) dalam proses
pembelajaran model pemrosesan informasi terdiri dari delapan fase, yakni sebagai
berikut:
1. Motivasi, fase awal memulai pembelajaran dengan adanya dorongan untuk
melakukan suatu tindakan dalam mencapai tujuan tertentu (motivasi
instrinsik dan ekstrinsik);
2. Pemahaman, fase ini individu menerima dan memahami informasi yang
diperoleh dari pembelajaran. Pemahaman didapat melalui perhatian;
3. Pemerolehan, individu memberikan makna/mempersepsikan segala
informasi yang pada dirinya sehingga terjadi proses penyimpanan dalam
memori peserta didik;
4. Penahanan, menahan informasi yang sampai pada dirinya sehingga terjadi
proses penyimpanan dalam memori siswa;
5. Ingatan kembali, mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan, bila
ada rangsangan;
6. Generalisasi, menggunakan hasil pembelajaran untuk keperluan tertentu;
7. Perlakuan, perwujudan perubahan perilaku individu sebagai hasil
pembelajaran;
8. Umpan balik, individu memperoleh feedback dari perilaku yang telah
dilakukannya.
Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang
menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan
dari otak (Slavin, 2000: 175). Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang
12. 8
memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama.
Oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar tertentu yang dapat
memudahkan semua informasi diproses di dalam otak melalui beberapa indera.
Komponen pertama dari sistem memori yang dijumpai oleh informasi yang masuk
adalah registrasi penginderaan. Registrasi penginderaan menerima sejumlah besar
informasi dari indera dan menyimpannya dalam waktu yang sangat singkat, tidak
lebih dari dua detik. Bila tidak terjadi suatu proses terhadap informasi yang
disimpan dalam register penginderaan, maka dengan cepat informasi itu akan
hilang. Keberadaan register penginderaan mempunyai dua implikasi penting dalam
pendidikan.
Pertama, orang harus menaruh perhatian pada suatu informasi bila informasi
itu harus diingat. Kedua, seseorang memerlukan waktu untuk membawa semua
informasi yang dilihat dalam waktu singkat masuk ke dalam kesadaran, (Slavin,
2000: 176). Interpretasi seseorang terhadap rangsangan dikatakan sebagai persepsi.
Persepsi dari stimulus tidak langsung seperti penerimaan stimulus, karena persepsi
dipengaruhi status mental, pengalaman masa lalu, pengetahuan, motivasi, dan
banyak faktor lain. Informasi yang dipersepsi seseorang dan mendapat perhatian,
akan ditransfer ke komponen kedua dari sistem memori, yaitu memori jangka
pendek. Memori jangka pendek adalah sistem penyimpanan informasi dalam
jumlah terbatas hanya dalam beberapa detik. Satu cara untuk menyimpan informasi
dalam memori jangka pendek adalah memikirkan tentang informasi itu atau
mengungkapkannya berkali-kali.
Dalam suatu kegiatan belajar, seseorang menerima informasi dan kemudian
mengolah informasi tersebut di dalam memori. Pemrosesan informasi dalam
memori manusia diproses dan disimpan dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu Sensory
Memory, Short-term Memory, dan Long-term Memory. Model pemrosesan
informasi ini dapat digambarkan dengan diagram sebagai berikut
13. 9
1. Sensory Memory (SM)
Informasi masuk ke dalam sistem pengolah informasi manusia melalui
berbagai saluran sesuai dengan inderanya. Sistem persepsi bekerja pada
informasi ini untuk menciptakan apa yang kita pahami sebagai persepsi.
Karena keterbatasan kemampuan dan banyaknya informasi yang masuk, tidak
semua informasi bisa diolah. Informasi yang baru saja diterima ini disimpan
dalam suatu ruang sementara (buffer) yang disebut sensory memory. Durasi
suatu informasi dapat tersimpan di dalam sensory memory ini sangat singkat,
kurang dari 1/2 sekon untuk informasi visual dan sekitar 3 sekon untuk
informasi audio. Tahap pemrosesan informasi tahap pertama ini sangat
penting karena menjadi syarat untuk dapat melakukan pemrosesan informasi
di tahap berikutnya, sehingga perhatian pembelajar terhadap informasi yang
baru diterimanya ini menjadi sangat diperlukan. Pembelajar akan
memberikan perhatian yang lebih terhadap informasi jika informasi tersebut
memiliki fitur atau ciri khas yang menarik dan jika informasi tersebut mampu
mengaktifkan pola pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya (prior
knowledge).
2. Short-term Memory (STM) atau “Working Memory”
14. 10
Short-term memory atau working memory berhubungan dengan apa yang
sedang dipikirkan seseorang pada suatu saat ketika menerima stimulus dari
lingkungan. Durasi suatu informasi tersimpan di dalam short-term
memory adalah 15 – 20 sekon. Durasi penyimpanan di dalam short-term
memory ini akan bertambah lama, bisa menjadi sampai 20 menit, jika terdapat
pengulangan informasi. Informasi yang masuk ke dalam short-term
memory berangsur-angsur menghilang ketika informasi tersebut tidak lagi
diperlukan. Jika informasi dalam short-term memory ini terus digunakan,
maka lama-kelamaan informasi tersebut akan masuk ke dalam tahapan
penyimpanan informasi berikutnya, yaitu long-term memory.
3. Long-term Memory (LTM)
Long-term memory merupakan memory penyimpanan yang relatif permanen,
yang dapat menyimpan informasi meskipun informasi tersebut mungkin tidak
diperlukan lagi. Informasi yang tersimpan di dalam long-term
memory diorganisir ke dalam bentuk struktur pengetahuan tertentu, atau yang
disebut dengan schema. Schemamengelompokkan elemen-elemen informasi
sesuai dengan bagaimana nantinya informasi tersebut akan digunakan,
sehingga schema memfasilitasi akses informasi di waktu mendatang ketika
akan digunakan (proses memanggil kembali informasi). Dengan demikian,
keahlian seseorang berasal dari pengetahuan yang tersimpan dalam bentuk
schema di dalam long-term memory, bukan dari kemampuannya untuk
melibatkan diri dengan elemen-elemen informasi yang belum terorganisasi di
dalam long-term memory.
Penyimpanan informasi dalam long-term memory dapat diumpamakan seperti
peristiwa yang terjadi pada penulisan data ke dalam disket atau hardisk
komputer atau pun perekaman suara ke dalam kaset. Kapasitas penyimpanan
dalam long-term memory ini dapat dikatakan tak terbatas besarnya dengan
durasi penyimpanan seumur hidup. Kapasitas penyimpanan disebut tak
terbatas dalam arti bahwa tidak ada seseorang pun yang pernah kekurangan
“ruang” untuk menyimpan informasi baru, berapa pun umur orang tersebut.
Durasi penyimpanan seumur hidup diartikan sebagai informasi yang sudah
masuk di dalam long-term memory tidak akan pernah hilang, meskipun bisa
15. 11
saja terjadi informasi tersebut tidak berhasil diambil kembali (retrieval)
karena beberapa alasan.
Menurut teori Gagne, hasil pembelajaran merupakan keluaran dari pemrosesan
yang berupa kecakapan manusia (Human Capabilities) yang terdiri atas:
1. Informasi Verbal
Informasi verbal adalah hasil pembelajaran yang berupa informasi yang
dinyatakan dalam bentuk verbal (kata-kata atau kalimat) baik secara tertulis
atau lisan. Informasi verbal adalah berupa pemberian nama atau label
terhadap suatu benda atau fakta, pemberian definisi atau pengertian, atau
perumusan mengenai berbagai hal dalam bentuk verbal.
2. Kecakapan Intelektual
Kecakapan intelektual adalah kecakapan individu dalam melakukan interaksi
dengan lingkungan yang menggunakan simbol-simbol. Misalnya simbol-
simbol dalam bentuk matematik, seperti penambahan, pengurangan,
pembagian, perkalian dan sebagainya. Kecakapan intelektual ini mencakup
kecakapan dalam membedakan (diskriminasi). Konsep intelektual sangat
diperlukan dalam menghadapi pemecahan masalah.
3. Strategi Kognitif
Strategi kognitif ialah kecakapan individu untuk melakukan pengendalian
dan mengelola keseluruhan aktifitasnya. Dalam proses pembelajaran, strategi
kognitif ini kemampuan mengendalikan ingatan dan cara-cara berfikir agar
terjadi aktifitas yang efektif. Kalau kecakapan intelektual lebih banyak
terarah kepada proses pemikiran pelajar. Strategi kognitif ini memberikan
kemudahan bagi para pelajar untuk memilih informasi verbal dan kecakapan
intelektual yang sesuai untuk diterapkan selama proses pembelajaran dan
berfikir.
4. Sikap
Sikap ialah hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk
memilih berbagai tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain, sikap
dapat diartikan sebagai keadaan didalam diri individu yang akan member arah
kecenderungan bertindak dalam menghadapi suatu objek atau rangsangan.
16. 12
Dalam sikap terdapat pemikiran, peradaan yang menyertai pemikiran, dan
kesiapan untuk bertindak.
5. Kecakapan Motorik
Kecakapan motorik ialah hasil pembelajaran yang berupa kecakapan
pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.
Dalam pemrosesan informasi terdapat hambatan-hambatan. Berdasarkan
(Cermak & Craik, dalam Craik & Lockhart, 2002), hambatan teori
pemrosesan informasi antara lain:
ď‚· Tidak semua individu mampu melatih memori secara maksimal
ď‚· Proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung
ď‚· Tingkat kesulitan mengungkap kembali informasi-informasi yang telah
disimpan dalam ingatan
ď‚· Kemampuan otak tiap individu tidak sama.
Proses informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian informasi
(encoding), diikuti dengan penyimpanan informasi (stroge) dan diakhiri dengan
mengungkapkan kembali informas-informasi yang telah disimpan dalam ingatan
(retrival).[8] Teori belajar pemerosesan informasi mendeskripsikan tindakan
belajar merupakan proses internal yang mencakup beberapa tahapan.
Encoding adalah proses memasukkan informasi ke dalam memori. Sistem
syaraf menggunakan kode internal yang merepresentasikan stimulus eksternal.
Dengan cara ini representasi objek/kejadian eksternal dikodekan menjadi informasi
internal dan siap disimpan.
Stroge adalah informasi yang diambilkan dari memori jangka pendek
kemudian diteruskan untuk diproses dan digabungkan ke dalam memori jangka
panjang. Namun tidak semua informasi dari memori jangka pendek dapat disimpan.
Kunci penting dalam penyimpanan di memori jangka panjang adalah adanya
motivasi yang cukup untuk mendorong adanya latihan berulang hal-hal dari memori
jangka pendek.
Retrieval adalah hasil akhir dari proses memori. Mengacu pada pemanfaatan
informasi yang disimpan. Agar dapat diambil kembali, informasi yang disimpan
tidak hanya tersedia tetapi juga dapat diperoleh karena meskipun secara teoritis
17. 13
informasi yang disimpan tersedia tetapi tidak selalu mudah untuk menggunakan dan
menempatkannya.
Teori belajar pemrosesan informasi mendeskripsikan tindakan belajar
merupakan proses internal yang mencakup beberapa tahapan. Sembilan tahapan
dalam peristiwa pembelajaran sebagai cara-cara eksternal yang berpotensi
mendukung proses-proses internal dalam kegiatan belajar adalah:
1. Menarik perhatian
2. Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa
3. Merangsang ingatan pada pra syarat belajar
4. Menyajikan bahan peransang
5. Memberikan bimbingan belajar
6. Mendorong unjuk kerja
7. Memberikan balikan informative
8. Menilai unjuk kerja
9. Meningkatkan retensi dan alih belajar Keunggulan strategi pembelajaran
yang berpijak pada teori pemrosesan informasi:
a. Cara berpikir yang berorientasi pada proses leboh menonjol
b. Penyajian pengetahuan memenuhi aspek
c. Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap
d. Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin
dicapai
e. Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang
sesungguhnya
f. Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai irama masing-masing
individu
g. Balikan informativ memberikan rambu-rambu yang jelas tentang
tingkat unjuk kerja yang telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja
yang diharapkan.
18. 14
2.5 Analisis Kelebihan dan Kelemahan Pemrosesan Informasi
A. Analisis Kelebihan
Dengan manggunakan teori pemprosesan informasi akan membantu
meningkatkan keaktifan siswa untuk berfikir dalam kegiatan
pembelajaran. Siswa akan berusaha mengaitkan suatu kejadian atau proses
pembelajaran yang menarik dengan materi yang disampaikan, karena
dalam teori pemprosesan informasi guru atau pendidik di tuntut untuk
kreatif dalam memberikan pengajaran terhadap peserta didik. Yang
dimaksud guru kreatif tersebut adalah guru mampu menyajikan materi
pembelajaran dengan menggunakan alat bantu dan metode penyampaian
yang dapat menarik siswa sehingga, siswa akan mudah mengingat dan
memahami materi yang di sampaikan.
B. Analisis Kelemahan
Jika seorang guru tidak nbisa menyampaikan meteri pembelajaran dengan
metode dan alat bantu yang dapat menarik siswa, maka proses
pembelajaran akan terasa membosankan. Sehingga tidak akan menarik
perhatian siswa yang mengakibatkan tidak tercapainya tujuan
pembelajaran. Selain itu apabila menghadapi siswa atau peserta didik yang
benar-benar tidak mampu diajak untuk aktif berfikir maka akan terjadi
ketidak singkronan antara pendidik dan peserta didik sehingga tujuan
pembelajaran tidak akan tercapai.
19. 15
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Salah satu tokoh pemrosesan informasi adalah Robert Gagne, yang
menyatakan bahwa belajar merupakan seperangkat proses yang bersifat internal
bagi setiap individu yang merupakan hasil transformasi rangsangan yang berasal
dari peristiwa eksternal di lingkungan individu yang bersangkutan. Karena itulah
teori ini akan membantu kita untuk memahami proses belajar yang terjadi dalam
diri peserta didik, mengerti kondisi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya,
mengetahui hal-hal yang dapat menghambat dan memperlancar proses belajar
peserta didik, sehingga dengan pengetahuan itu seorang guru akan lebih bijaksana
dan tepat dalam menentukan proses belajar.
Teori pemprosesan informasi menyatakan bahwa hanya sedikit informasi yang
dapat diolah dalam memori kerja setiap saat. Terlalu banyak elemen bisa sangat
membebani memori kerja sehingga menurunkan keefektifan pengolahan informasi.
Jika penerima diharuskan membagi perhatian mereka diantara, dan
mengintegrasikan secara mental dua atau lebih sumber-sumber informasi yang
berkaitan misalnya, teks dan diagram, proses ini mungkin menempatkan suatu
ketegangan yang tidak perlu pada memori kerja yang terbatas dan menghambat
pemerolehan informasi.
Proses informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian informasi
(encoding), diikuti dengan penyimpanan informasi (stroge) dan diakhiri dengan
mengungkapkan kembali informas-informasi yang telah disimpan dalam ingatan
(retrival). Dan proses ini lebih menunjukkan pengolahan pada proses yang terjadi
dalam memory. Sehingga kemudian kekuatan memory ini dibagi menjadi dua yaitu
memory jangka pendek dan memory jangka panjang. Ini kemudian muncul bahwa
dalam suatu memory ada yang hanya mampu menampung informasi dalam jangka
waktu tertentu.
20. 16
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mustofa, M. Thobroni, 2012. “Belajar & Pembelajaran: Pengembangan
Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional, (Jakarta:
Ar Ruzz Media
Budiningsih, C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran, cet.1 Jakarta: Rineka Cipta
Gagne, M. Robert. 1970. The Conditions of Learning, United States of America
Leslie J. Briggs, Robert M. Gagne, Principles of Instructional DesignI, 1978. New
York Chicago San Francisco Dallas
Ramayulis, 2002. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia.
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar, Jakarta: Raja Grapindo Persada