Contoh RPP menggunakan Framework UbD. Contoh ini saya daasarkan atas hasil review terhadap tugas-tugas mahasiswa dalam mendesain pembelajaran menggunakan framework UbD.
Contoh RPP menggunakan Framework UbD. Contoh ini saya daasarkan atas hasil review terhadap tugas-tugas mahasiswa dalam mendesain pembelajaran menggunakan framework UbD.
Salah satu model instruksional yang sering digunakan adalah model ASSURE. Model ini terdiri dari enam langkah, yaitu analisa peserta didik (A), menetapkan tujuan pembelajaran (S), memilih materi dan media (S), menggunakan materi dan media (U), partisipasi peserta didik (R), dan evaluasi-revisi (E).
Mengenal framework UbD - Understanding by DesignUwes Chaeruman
UbD adalah salah satu framework yang dapat dijadikan acuan dalam merancang pembelajaran yang efekti dan bermakna. UbD memiliki tiga tahap backwrad: 1) desired result; 2 evidence; dan 3) learning experience.
Banyak ahli yang merumuskan pengertian pengembangan kurikulum, menurut Miller dan Seler (1985:3) pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dimulai dari menentukan orientasi kurikulum, yakni kebijakan-kebijakan yang umum. Misalnya arah dan tujuan pendidikan, pandangan tentang hakekat kurikulum dan lainnya. Sementara itu Proses pengembangan kurikulum menurut Sagala (2000:232) ialah kebutuhan untuk menspesifikasi peranan-peranan lulusan menggambarkan kemampuan dan keterampilan yang harus dilaksanakan dalam bidang tertentu.
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme kognitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto, 2014:72), ‘bahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya’. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pandangan-pandangan Jean Piaget percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Sedangkan Menurut M. Sobry Sutikno (2009:5) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya”. Selaras dengan pendapat di atas Oemar Hamalik (2011:27) mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkunannya dalam bentuk perubahan tingkah laku. belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, Briggs, dan vager (M. Sobry Sutikno, 2014:11) mengemukakan bahwa ‘pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa’. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran
Salah satu model instruksional yang sering digunakan adalah model ASSURE. Model ini terdiri dari enam langkah, yaitu analisa peserta didik (A), menetapkan tujuan pembelajaran (S), memilih materi dan media (S), menggunakan materi dan media (U), partisipasi peserta didik (R), dan evaluasi-revisi (E).
Mengenal framework UbD - Understanding by DesignUwes Chaeruman
UbD adalah salah satu framework yang dapat dijadikan acuan dalam merancang pembelajaran yang efekti dan bermakna. UbD memiliki tiga tahap backwrad: 1) desired result; 2 evidence; dan 3) learning experience.
Banyak ahli yang merumuskan pengertian pengembangan kurikulum, menurut Miller dan Seler (1985:3) pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dimulai dari menentukan orientasi kurikulum, yakni kebijakan-kebijakan yang umum. Misalnya arah dan tujuan pendidikan, pandangan tentang hakekat kurikulum dan lainnya. Sementara itu Proses pengembangan kurikulum menurut Sagala (2000:232) ialah kebutuhan untuk menspesifikasi peranan-peranan lulusan menggambarkan kemampuan dan keterampilan yang harus dilaksanakan dalam bidang tertentu.
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme kognitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto, 2014:72), ‘bahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya’. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pandangan-pandangan Jean Piaget percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Sedangkan Menurut M. Sobry Sutikno (2009:5) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya”. Selaras dengan pendapat di atas Oemar Hamalik (2011:27) mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkunannya dalam bentuk perubahan tingkah laku. belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, Briggs, dan vager (M. Sobry Sutikno, 2014:11) mengemukakan bahwa ‘pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa’. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran
Sebelum mengajar perlu sebagai tenaga pengajar mengetahui dan memahami beberapa macam mengajar agar dapat memilih gaya mengajar yang cocok digunakan untuk anak murid dan melihat situasi dan kondisi agar anak didik tidak mudah jenuh apalagi bosan dengan gaya mengajar yan monoton ( terus menerus)
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
1. MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL
Oleh:
Devi Asmaul Khusna 109151415409
Dewi Maulidiyah 109151415419
Shely Nur Pramita R. 109151422298
Agung Hermawan 109151422301
2. PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN
INDIVIDUAL
Metode Pembelajaran adalah suatu pengetahuan
tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan
guru
Pembelajaran secara individual adalah kegiatan
mengajar guru yang menitik beratkan pada bantuan
dan bimbingan belajar kepada masing-masing
individu
Metode Pembelajaran individual adalah
pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang
digunakan guru untuk mencapai proses
pembelajaran pada diri individu siswa
3. Metode-metode yang digunakan dalam pengajaran
individual antara lain
1. Metode Resitasi
2. Metode Assignment
3. Metode Problem Solving
4. Metode Eksperimen
5. Metode Discovery-Inquiry
6. Metode Review.
4. METODE RESITASI
Metode resitasi adalah metode
penyajian bahan dimana guru
memberikan tugas tertentu
agar siswa melakukan
kegiatan belajar
5. LANGKAH-LANGKAH
1. Fase Pemberian tugas
Tujuan
Jenis tugas
Sesuai dengan kemampuan siswa
Ada petunjuk/sumber
Waktu yang cukup
6. 2. Langkah Pelaksanaan Tugas
bimbingan/ pengawasan
dorongan
Diusahakan /dikerjakan sendiri
mencatat hasil-hasil yang ia peroleh
3. Fase mempertanggungjawabkan Tugas
Laporan siswa baik lisan/ tertulis dari apa yang
dikerjakannya
Ada Tanya jawab/diskusi kelas
Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes
maunpun non tes
7. KELEBIHAN METODE RESITASI
1. merangsang siswa belajar
2. mengembangkan kemandirian siswa
3. membina tanggung jwab dan disiplin siswa
4. mengembangkan kreativitas siswa
8. KEKURANGAN METODE RESITASI
Siswa sulit dikontrol
untuk tugas kelompok, hanya anggota tertentu
yang aktif mengerjakan
Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai
dengan perbedaan individu siswa
Sering memberikan tugas yang monoton dapat
menimbulkan kebosanan siswa
9. METODE ASSIGNMENT
Metode assignment adalah cara mengajar dengan
memberikan tugas kepada murid-murid dengan
tujuan tertentu
Metode assignment dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan faktor kepribadian siswa dan
pendidikan yang ditempuh sebelumnya
10. TIPE-TIPE METODE ASSIGNMENT
a. Mastery Assignment
b. Drill Assignment
c. Resesearch Assignment
d. Formal Problem Assignment
e. Evaluation Assignment
f. Appreciational Assignment
g. Project Assignment
h. Experimental Assignment
11. Ciri-ciri pokok assignment yang baik
Tugas berhubungan dengan mata pelajaran sebelumnya.
Tugas diberikan secara jelas
Tugas hendaknya merangsang siswa,
Tugas diberikan sesuai dengan tujuan dan situasi
12. METODE PROBLEM SOLVING
Metode pemecahan masalah
(problem Solving)adalah cara
penyajian bahan pelajaran
dengan menjadikan masalah
sebagai titik tolak pembahasan
13. Langkah-langkah yang diikuti dalam pemecahan masalah
menurut John Dewey (Joseph, 2001) ialah:
Pelajar dihadapkan pada suatu masalah
Pelajar merumuskan masalah tersebut
Pelajar merumuskan hipotesis
Pelajar menguji hipotesis tersebut
Mempraktekkan kemungkinan pemecahan yang
dipandang terbaik
14. Ciri-ciri permasalahan yang baik adalah.
nyata dan dapat mengembangkan mental siswa
Permasalahan yang bermakna bagi siswa
Permasalahan sesuai dengan lingkungan belajar siswa
Permasalahan sesuai dengan kemampuan siswa
15. KELEBIHAN METODE PEMECAHAN MASALAH
Membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih
relevan dengan kehidupan
Metode pemecahan masalah dapat membiasakan
siswa menghadapi dan memecahkan masalah
dengan terampil,
Merangsang pengembangan kemampuan berpikir
siswa secara kreatif dan menyeluruh
16. KEKURANGAN METODE PEMECAHAN MASALAH
Sulit menentukan permasalahan yang sesuai
memerlukan waktu yang cukup banyak (lama)
Memecahan masalah merupakan kesulitan tersendiri
bagi siswa
Bagi siswa yang tidak terbiasa menghadapi masalah
akan mengalami kesulitan
Siswa yang pandai akan mendominasi kegiatan
pemecahan masalah
17. METODE EKSPERIMEN
Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan
pembelajaran dimana siswa melakukan eksperimen
(percobaan) dengan mengalami dan membuktikan
sendiri sesuatu yang dipelajari.
18. PELAKSANAAN METODE EKSPERIMEN
Persiapan Eksperimen
Menetapkan tujuan eksperimen
Mempersiapkan berbagai alat/bahan yang diperlukan
Mempersiapkan tempat eksperimen
Mempertimbangkan jumlah siswa
Mempertimbangkan apakah dilaksanakan sekaligus
Perhatikan masalah keamanan dan kesehatan
Perhatikan masalah disiplin dan tata tertib,
Berikan penjelasan mengenai apa yang harus
diperhatikan
19. Pelaksanaan Eksperimen
Siswa memulai percobaan
Pada saat siswa melakukan percobaan, guru mendekati
untuk mengamati proses percobaan
Selama eksperimen berlangsung, guru hendaknya
memperhatikan situasi secara keseluruhan
20. Tindak lanjut Eksperimen
Siswa mengumpulkan laporan eksperimen untuk
diperiksa guru
Mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan
selama eksperimen
Memeriksa dan menyimpan kembali segala bahan dan
peralatan yang digunakan.
21. KELEBIHAN METODE PERCOBAAN
a. Membuat anak didik lebih percaya atas
kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri
b. Mengembangkan sikap untuk mengadakan studi
eksplorasi (menjelajahi).
c. akan terbina manusia yang dapat membawa
terobosan-terobosan baru.
22. KEKURANGAN METODE PERCOBAAN
a. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak
setiap anak didik berkesempatan mengadakan
ekperimen.
b. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang
lama, anak didik harus menanti untuk
melanjutkan pelajaran.
c. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-
bidang ilmu dan teknologi.
23. METODE INQUIRI
Menurut Joseph Mbulu (2001:61) metode inquiri
adalah cara penyajian bahan pembelajaran yang
banyak melibatkan siswa dalam proses-proses
mental, dalam rangka penemuannya
24. Keunggulan metode inquiri
1. mengembangkan ide yang lebih baik
2. Membantu menggunakan ingatan
3. Mendorong siswa berpikir
4. Mendorong siswa merumuskan hipotesis sendiri
5. Merangsang belajar siswa
6. Mengembangkan bakat dan kecakapan individu
25. Kelemahan metode inquiri
(Abu Ahmadi, 1997: 79)
1. Memerlukan kecerdasan anak yang tinggi
2. Memerlukan waktu yang lama dan fasilitas yang
memadai
3. Memerlukan perencanaan yang teratur
4. Sulit dilaksanakan di SD
26. METODE RIVIEW
Menurut Freiberg dalam Mbulu (2001: 66), Riview
berarti memeriksa kembali, meninjau kembali
proses dan hasil belajar sebelumnya
Pelaksanaan review lebih cocok untuk materi
pelajaran yang bersifat konsep dan pemahaman
yang telah dikembangkan dan dipelajari
sebelumnya
27. Penggunaan review yang efektif menurut Freigberg:
(1) dimulai dengan materi pelajaran yang sederhana
(2) membangun pertanyaan-pertanyaan inisial dan
mengingat kembali informasi
(3) memperluas informasi (konsep) pada situasi atau
permasalahan baru.