SlideShare a Scribd company logo
I
KEGIATAN INSTRUKSIONAL BERBASIS KOMPETENSI
Makalah disusun guna memenuhi tugas
mata kuliah Desain Instruksional
(Kelompok 3)
Dosen Pengampu :
Drs. Kustiono, M.Pd
Disusun Oleh:
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Kegiatan
Instruksional Berbasis Kompetensi ini dengan baik. Tak lupa sholawat serta salam kami haturkan
kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, yang kita tunggu-tunggu syafaatnya kelak di
yaumul akhir.
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Kegiatan Instruksional Berbasis Kompetensi
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi kepada pembaca.
Semarang, April 2016
Penyusun
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... ii
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................... iii
BAB IPENDAHULUAN ...................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................1
BAB IIPEMBAHASAN.....................................................................................................................2
A. Pengertian Kegiatan Instruksional.............................................................................................2
B. Pengertian Kompetensi............................................................................................................3
C. Tujuan Instruksional................................................................................................................4
D. Strategi Instruksional...............................................................................................................5
E. Hubungan Kompetensi Dengan Kegiatan Instruksional ............................................................10
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................11
Kesimpulan ..................................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi pendidikan berarti suatu proses yang kompleks dan terpadu yang meliputi
manusia, prosedur, ide, alat, dan organisasi untuk menganalisis masalah serta merancang,
melaksanakan, menilai, dan mengelola usaha pemecahan masalah yang berkaitan dengan
segala aspek belajar (AECT, 1971). Teknologi instruksional juga berpengertian seperti itu,
tetapi dibatasi hanya pada situasi belajar yang terkontrol dan bertujuan. Jadi, penggarapan pada
teknologi instruksional tidak untuk seluruh aspek belajar seperti halnya pada teknologi
pendidikan.
Teknologi instruksional dirumuskan sebagai proses yang kompleks dan terpadu yang
meliputi manusia, prosedur, ide alat, dan organisasi untuk menganalisis masalah serta
merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola usaha pemecahan masalah dalam situasi
belajar yang bertujuan dan terkendali. Di sini perlu digaris bawahi ke dalam situasi belajar
yang bertujuan dan yang terkendaliâ yang berarti tidak menggarap semua aspek belajar. Situasi
belajar yang bertujuan dan yang terkendali di sini berarti banyak berkaitan dengan kegiatan
instruksional, kegiatan membelajarkan sasaran dengan segala komponen yang diperlukannya.
komponen-komponen instruksional yaitu pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan
adalah bidang-bidang yang digarap untuk kepentingan instruksional. Komponen-komponen
tersebut, baik sebagian maupun seluruhnya, dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan
hasil belajar sasaran secara terkendali sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan pengertian teknologi instruksional tersebut mengandung arti yang luas. Di
dalamnya terliput seluruh komponen yang mendukungnya, berproses menuju kepada suatu
arah yang jelas sejalan dengan tujuan-tujuan pendidikan. dapat ditarik kesimpulan bahwa ,
pengertian ini merupakan proses sistem, sistem instruksional yang secara khusus digambarkan
atau dijabarkan dalam konsep pengembangan sistem instruksional. Dikatakan sistem
instruksional karena seluruh komponen yang terliput di dalamnya merupakan satu kesatuan
yang saling berfungsi dan berproses menuju kepada suatu tujuan. Untuk lebih jelasnya berikut
akan dibahas mengenai kegiatan instruksional yang berkaitan dengan suatu kompetensi, yang
mana dinamakan sebagai kegiatan instruksional berbasis kompetensi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan antara kompetensi dengan tujuan instruksional ?
2. Bagaimana hubungan antara kompetensi dengan strategi instruksional ?
3. Bagaimana hubungan kompetensi dengan pengajar ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui hubungan antara kompetensi dengan tujuan instruksional
2. Untuk mengetahui hubungan antara kompetensi dengan strategi instruksional
3. Untuk mengetahui hubungan kompetensi dengan pengajar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kegiatan Instruksional
American Telephone & Telegraph (AT & T) mengemukakan Desain Instruksional
merupakan suatu resep dalam menyusun peristiwa dan kegiatan yang diperlukan untuk
memberi petunjuk ke arah pencapaian tujuan belajar tertentu. Hasil proses desain instruksional
dan media yang akan digunakan untuk mencapai tujuan.
Instruksional berasal dari kata instruction yang berarti pengajaran, pelajaran atau bahkan
perintah / instruksi. Menurut Webster’s Third International Dictonary of The English
Language menyebut instruksional berarti memberi pengetahuan / informasi khusus dengan
maksud melatih berbagai bidang khusus memberikan keahlian / pengetahuan dalam berbagai
bidang seni / spesialis tertentu. Sedangkan didunia pendidikan, Intruksional berarti pengajaran
/ pelajaran.Konsep Instruksional adalah proses dalam pengelolaan belajar dan mengajar yang
didalamnya terdapat komponen dan aspek lainnya seperti manusia dan pesan yang saling
berhubungan satu sama lain dan membentuk hubungan yang bersifat sistematik. Berdasarkan
hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan Instruksional yaitu kegiatan pengajar dalam
menyampaikan isi pelajaran kepada mahasiswa yang didasarkan atas urutan urutan kegiatan
instruksional. Urut urutanya adalah sebagai berikut :
1. Pendahuluan
Dick dan Carey (1985) menyebutnya preinstructional activities dan Universitas Terbuka
menggunakan istilah pengantar atau kadang-kadang disebut pendahuluan. Kegiatan awal
tersebut dimaksudkan untuk mempersiapkan mental siswa agar siap dalam mempelajari
pengetahuan, keterampilan, dan sikap baru. Seorang pengajar yang baik tidak akan
mendadak mengajarkan topik pada hari itu. Pengajar yang baik harus bersedia
menggunakan waktunya sejenak untuk mengikuti siswanya, baru kemudian pelan-pelan
masuk ke dalam topik yang akan dibahas. Selain itu, pengajar yang baik akan
meningkatkan motivasi siswa untuk mempelajari pelajaran baru sebelum ia
mengajarkannya dengan cara menjelaskan apa manfaat pelajaran bagi kehidupan siswa di
kemudian hari.
2. Penyajian
Penyajian merupaka sub komponen yang sering ditafsirkan secara langsung sebagai
pengajaran karena merupakan inti kegiatan pengajaran. Dimana didalam penyajian tersebut
terdapat beberapa pengertian pokok, yaitu: urain, contoh, dan latihan.
3. Penutup
Sub komponen ini terdiri dari dua langkah, yaitu: tes formatif dan umpan balik, tindak
lanjut.
a. Tes Formatif
Adalah satu set pertanyaan untuk dijawab atau seperangkat tugas yang dilakukan untuk
mengukur kemajuan belajar siswa setelah menyelesaikan suatu tahap pelajaran. Selain
itu tes merupakan bagian dari kegiatan belajar siswa secara aktif dan secara efektif
membuat siswa menguasai pelajaran. Hasil tes formatif ini harus segera diberitahukan
kepada siswa sebagai umpan balik, agar proses belajar menjadi efektif, efisien, dan
menyenangkan. Umpan balik merupakan salah satu kegiata yag memiliki peran
penting dalam proses pembelajaran siswa.
b. Tindak lanjut
Adalah kegiatan yang dilakukan siswa setelah melakukan tes formatif dan umpan
balik. Siswa yang mendapatkan hasil tes dengan nilai baik, dapat melanjutkan ke
bagian pelajaran selanjutnya atau mempelajari bahan tambahan untuk memperdalam
pengetahuan. Untuk siswa yag mendapatkan hasil kurang baik dapat mengulang isi
pelajaran tersebut dengan menggunakan bahan instruksional yang sama atau berbeda.
Petunjuk dari pengajar tentang apa yang harus dilakukan siswa merupakan salahsatu
bentuk pemberian tanda dan bantuan kepada siswa untuk memperlancar kegiatan
belajar selanjutnya.
B. Pengertian Kompetensi
KepMenDiknas NO.045/U/2002 menerangkan bahwa kompetensi merupakan
seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat
untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan
tertentu. Kompetensi itu sendiri dapat dimaknai sebagai seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh
guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi kompetensi adalah kecakapan,
mengetahui, berwenang, dan berkuasa memutuskan atau menentukan atas sesuatu. UU No.
13/2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 1 ayat 10, definisi kompetensi adalah kemampuan
kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang
sesuai dengan standar yang ditetapkan. Pengertian kompetensi menurut Wardiman
Djojonegoro (1996:11) memberikan arti kompetensi sebagai karakteristik dasar yang
dimiliki oleh seorang individu yang berhubungan secara kausal dengan standar penilaian
yang tereferensi pada performansi yang superior atau pada sebuah pekerjaan. Kompetensi
adalah keterampilan, pengetahuan, sikap dasar serta nilai yang dicerminkan ke dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak yang sifatnya berkembang, dinamis, kontinyu (terus menerus)
serta dapat di raih setiap waktu. Kebiasaan berpikir dan bertindak secara konstan, konsisten
dan dilakukan terus-menerus akan membuat seseorang menjadi kompeten. Gordon (1988 :
109) menjelaskan beberapa dimensi yang terkandung dalam konsep kompetensi adalah sebagai
berikut :
1. Understanding atau pemahaman, yaitu kedalaman kognitif yang dimiliki oleh seseorang;
2. Skill atau kemampuan, yaitu sesuatu keterampilan ataupun bakat yang dimiliki oleh
individu untuk melakukan pekerjaan yang dibebankan kepadanya;
3. Knowledge atau pengetahuan, yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, yang berarti
mengetahui apa yang harus diperbuat;
4. Interest atau minat, yaitu kecenderungan seseorang yang tinggi terhadap sesuatu atau untuk
melakukan sesuatu perbuatan;
5. Attitude atau sikap, yaitu reaksi seseorang terhadap rangsangan yang datang dari luar,
misal; rasa senang, suka atau tidak suka;
6. Value atau nilai, yaitu suatu standar perilaku atau sikap yang dipercaya secara psikologis
telah menyatu dalam diri seseorang.
C. Tujuan Instruksional
Sejatinya bahwa setiap kegiatan pastinya ada suatu hal yang melatarbelakangi serta ada suau
hal yang menjadi tujuan kegiatan itu dilaksanakan. Seperti halnya kegiatan instruksional diatas
yang sudah dijelaskan bahwasannya memiliki tujuan, yang mana dalam hal ini dapat dibagi
menjadi dua yaitu :
1. Tujuan Instruksional Umum
Tujuan instruksional umum dirumuskan dalam kalimat dengan kata kerja yang operasional
dan dapat dilihat menggunakan istilah “akan dapat”. Tujuan umum ini yang dimaksud
berupa tujuan yang menggunakan kata kerja aktif yang dapat diamati serta mengandung
“objek”.
Kriteria tujuan istruksional umum ini diantaranya meliputi:
a. Berisi perilaku siswa (bukan staf pengajar) dalam kawasan kognitif, afektif dan
psikomotor
b. Periaku lengkap sebagai indikator keberhasilan siswa untuk meta pelajaran yang
ditempuh yang dapat diamati
c. Berorientasi pada hasil belajar, bukan proses belajar
d. Perilaku berjenjang bila lebih dari satu
e. Dapat dicapai dengan kegiatan instruksional
2. Tujuan Instruksional Khusus
Tujuan instruksional khusus (TIK) adalah tujuan pengajaran yang mana perubahan
perilaku sudah dapat dilihat dan diukur. Kata kerja yang menggambarkan perubahan
perilaku telah terkhusus sehingga memungkinkan dilakukan pengukuran tanpa
menimbulkan lagi berbagai perberdaan penafsiran. Misal TIK yang dirumuskan sebagai
berikut “Siswa akan menunjukkan sikap positif terhadap kebudayaan nasional”, dapat lebih
dikhususkan dengan mengatakan “siswa akan membuktikan penghargaannya terhadapa
seni tari nasional dengan ikut membawakan suatu tarian dalam perpisahan kelas”
Pada pedoman pelaksanaan kurikulum dijelaskan bahwa, dalam kegiatan belajar
mengajarguru diharuskan memperhatikan pula- keterampilan siswa dalam hal memperoleh
hasil, yakni memperoleh keterampilan tentang prosesnya. Pendekatan ini disebut dengan
istilah Pendekatan Keterampilan Proses (PKP). Keterampilan-keterampilan yang dimaksud
meliputi keterampilan dalam hal:
a. Mengamati,
b. Menginterprestasikan (menafsirkan) hasil pengamatan,
c. Meramalkan,
d. Menerapkan konsep,
e. Merencanakan penelitian,
f. Melaksanakan penelitian,
g. Mengkomunikasikan hasil penemuan
Sesuai dengan tuntutan tersebut maka guru dalam merumuskan Tujuan Instruksional
Khusus harus mengundang apa yang dilakukan siswa dalam kegiatan belajar mengajar
(keterampilan yang mana), bagaimana menunjukan kemampuan atau hasilnya (tingkah
laku) dan perolehannya. Untuk mempermudah tugas ini, dalam buku GBPP kurikulum
1984. Tujuan instruksional umum yang termuat sudah dirumuskan dalam satu rumusan
yang menjelaskan:
a. Materi yang dipelajari,
b. Perilaku mengutarakan hasil,
b. Proses mencapaiannya
D. Strategi Instruksional
1. Pengertian
Strategi instruksional merupakan pendekatan dalam mengelola kegiatan instruksional
dengan mengintegrasikan komponen urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi dan
siswa, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses instruksional untuk
mencapai tujuan instruksional yang telah ditentukan secara efektif dan efisien.
Strategi instruksional meliputi unsur:
a. Mengembangkan langkah-langkah kegiatan
b. Merancang pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran
c. Merancang media pembelajaran
d. Menetapkan alokasi waktu
Sebagai seorang profesional, seorang guru sudah pasti harus betul-betul memiliki
wawasan dan pengetahuan yang luas di bidang pendidikan. salah satu pengetahuan yang
harus dimiliki oleh guru adalah strategi instruksional. Strategi instruksional merupakam
cara dalam rangka mencapai sasaran yang telah diditeapkan dalam tujuan pembelajaran.
Melalui pengembangan strategi tersebut, guru memiliki pegangan berkaitan dengan
beberapa alternatif pilihan yang mungkin, dapat ataupun harus ditempuh agar kegiatan
belajar-mengajar itu berlangsung secara teratur, sistematis, terarah, lancar dan efektif.
Dick and Carey dalam Suparman (2012:236) mengatakan bahwa suatu strategi
instruksional menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu set bahan instruksional
dan prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk
menghasilkan hasil belajar tertentu pada siswa.
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Jika dihubungkan dengan
pembelajaran, strategi dapat diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan peserta
didik dalam perwujudan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Trianto, 2007).
Dari definisi dan pengertian yang sudah dijelaskan diatas maka penulis dapat menarik
kesimpulan, bahwa strategi instruksional merupakan suatu langkah mudah atau trik yang
digunakan oleh seorang pengajar dalam rangka merancang dan mendesain instruksional
proses pembelajaran di kelas.
2. Komponen- Komponen
a. Komponen Metode Instruksional
Komponen metode instruksional terdiri dari berbagai metode yang dipakai dalam
setiap langkah pada urutan kegiatan instruksional. Setiap langkah menggunakan
satu atau beberapa metode atau mungkin pula memakai metode yang sama. Tidak
semua metode instruksional sesuai untuk digunakan dalam mencapai tujuan
instruksional tertentu dikarenaka setiap metode memiliki karakteristik masing
masing yang membedakan satu metode dengan metode yang lainnya. Oleh karena
itu, seorang pengembang instruksional harus memilih metode yang sesuai untuk
setiap TIK yang ingin dicapai. Metode-metode yang dapat digunakan antara lain
Metode instruksional berfungsi sebagai cara dalam menyajikan isi pelajaran
kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Berbagai metode yang digunakan
dalam kegiatan instruksional antara lain dengan tabel berikut ini :
Hubungan antara Metode dengan Kemampuan yang akan dicapai
NO METODE KEMAMPUAN DALAM TIK
1 Ceramah Menjelaskan konsep, prinsip, atau prosedur
2 Demontrasi
Melakukan suatu keterampilan berdasarkan standar
prosedur tertentu
3 Penampilan Melakukan suatu keterampilan
4 Diskusi Menganalisis/memecahkan masalah
5 Studi Mandiri
Menjelaskan/menganalisis/mensisntesis/mengeva-
luasi sesuatu yang bersifat kognitif dan
psikomotorik
6
Kegiatan
Instruksional
Terprogram
Menjelaskan konsep, prinsip, atau prosedur
7
Latihan dengan
Teman
Melakukan suatu keterampilan
8 Simulasi
Menjelaskan, menerapkan dan menganalisis suatu
konsep dan prinsip
9 Sumbang Saran
Menjelaskan, menerapkan, menganalisis konsep,
prinsip, dan prosedur tertentu
10 Studi Kasus Menganalisis/memecahkan masalah
11 CAL
Menjelaskan, menerapkan, menganalisis.
Mensintesis, mengevaluasi sesuatu
12 Insiden Menganalisis, memecahkan masalah
13 Praktikum Melakukan suatu keterampilan
14 Proyek Melakukan/menyusun laporan suatu kegiatan
15 Bermain Peran Menerapkan suatu konsep, prinsip atau prosedur
16 Seminar Menganalisis, memecahkan masalah
17 Simposium Menganalisis masalah
18 Tutorial
Menjelaskan, menerapkan, menganalisis suatu
konsep, prinsip dan prosedur
19 Deduktif
Menjelaskan, menerapkan, menganalisis suatu
konsep, prinsip dan prosedur
20 Induktif Mensintesis suatu konsep, prinsip atau perilaku
(Suparman, 2012:261)
Menurut Suparman (2012:252) metode instruksional berfungsi sebagai cara dalam
menyajikan (menguraikan, memberi contoh dan memberi latihan) isi atau materi
instruksional kepada peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu.
1) Metode Ceramah
Metode ceramah berbentuk penjelasan pengajar kepada siswa dan biasanya
diikuti dengan tanya jawab tentang isi pelajaran yang belum jelas.
Beberapa kelebihan metode ceramah adalah:
a) Guru mudah menguasai kelas.
b) Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar
c) Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
d) Waktu terbatas sedangkan informasi yang akan disampaikan banyak
Beberapa kelemahan metode ceramah (Syaiful Bahri Djamarah, 2000) adalah
:
a) Partisipasi peserta didik rendah
b) Kemajuan peserta didik sulit dipantau
c) Perhatian dan minat peserta didik tidak dipantau
d) Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan
anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
e) Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
f) Bila terlalu lama membosankan
2) Metode Diskusi
Metode Diskusi adalah interaksi antara siswa dari siswa atau siswa dengan
pengajar untuk menganalisis, atau memperdebatkan topic atau permasalahan
tertentu. Metode diskusi ddiimplementasikan dalam proses belajar mengajar
untuk:
a) Mendorong siswa berpikir kritis.
b) Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
c) Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memecahkan
masalah bersama.
d) Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk
memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama
Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :
a) Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai
jalan.
b) Menyadarkan anak didik bahwa dengan melakukan diskusi mereka saling
dapat mengutarakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh
keputusan yang lebih baik.
c) Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain
sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap
toleransi.
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
1) Peserta diskusi memperoleh informasi yang terbatas
2) Tidak dapat digunakan dalam kelompok yang besar
3) Dapat dikuasai oleh orang-orang yang menyukai public speaking
4) Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal
b. Komponen Media Instruksional
Kata media dalam “media pembelajaran” secara harfiah berarti perantara
atau pengantar; sedangkan kata pembelajaran diartikan sebagai suatu kondisi
yang diciptakan untuk membuat seseorang melakukan suatu kegiatan belajar”.
Dengan demikian, media pembelajaran memberikan penekanan pada posisi media
sebagai wahana penyalur pesan atau informasi belajar untuk mengkondisikan
seseorang untuk belajar. Dalam arti lain, bahwa pada saat kegiatan belajar
berlangsung bahan belajar (learning matterial) yang diterima siswa melalui
media. Terjadinya belajar bermakna ini tidak terlepas dari peran media terutama
dari kedudukan dan fungsinya. Secara umum media mempunyai kegunaan:
1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan
sumber belajar.
4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan
visual, auditori & kinestetiknya.
5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman &
menimbulkan persepsi yang sama
Sebuah media yang efektif dan efisien serta menyenangkan tentu menjadi
dambaan dan kebutuhan untuk pembelajaran, untuk mendapatkan media tersebut
diperlukan beberapa prinsip yang perlu diperhatikan diantaranya dalam pemilihan
media. Terdapat beberapa pendapat dan cara dalam mengembangkan media,
meskipun caranya berbeda-beda, namun ada hal yang sepakat bahwa setiap media
memiliki kelebihan dan kelemahan yang akan memberikan pengaruh kepada
efektifitas program pembelajaran.
Sehingga, dalam hal ini tidak ada satu media yang sempurna atau dapat
digunakan dalam semua situasi, semua karakteristik siswa dan semua mata
pelajaran, namun media sifatnya kondisional dan kontekstual sesuai dengan
kebutuhan. Sejalan dengan hal tersebut, pendekatan yang ditempuh adalah
mengkaji media sebagai bagian integral dalam proses pendidikan yang fokusnya
akan memperhatikan beberapa komponen, diantaranya :
1) Instructional Goals, yaitu ranjcangan tujuan instruksional apa yang akan
dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Dari kajian Tujuan Instruksional Umum
(TIU) atau Tujuan Instruksional Khusus (TIK) ini dapat dianalisis media apa
yang tepat guna mencapai tujuan tersebut. Jika kita kaitkan dengan kurikulum
berbasis kompetensi maka kita harus memperhatikan: standar kompetensi,
kompetensi dasar dan terutama indikator
2) Instructional content, materi pembelajaran, yaitu bahan atau kajian apa yang
akan diajarkan pada program pembelajaran tersebut. Pertimbangan lainnya, dari
bahan atau pokok bahasan tersebut sampai sejauhmana kedalaman yang harus
dicapai, dengan demikian kita bisa mempertimbangkan media apa yang sesuai
untuk penyampaian bahan tersebut
3) Learner Characteristic, familiaritas media dan karakteristik siswa, yaitu
mengkaji sifat-sifat dan ciri media yang akan digunakan dikaitkan dengan
karakteristik siswa, baik secara kuantitatif (jumlah) ataupun kualitatif
(kualitas, ciri, dan kebiasaan lain) dari siswa terhadap media yang akan
digunakan
4) Media selection, adanya sejumlah media yang bisa diperbandingkan karena
pemilihan media pada dasarnya adalah proses pengambilan keputusan dari
sejumlah media yang ada ataupun yang akan dikembangkan
c. Komponen Waktu
Komponen terakhir alam strategi instruksional adalah waktu. Waktu yaitu
jumlah waktu dalam menit yang dibutuhkan oleh pengajar dan peserta didik untuk
menyelesaikan setiap langkah pada urutan kegiatan instruksional. Ketersediaan
waktu sangat penting bagi pengajar, karena seorang pengajar harus dapat membagi
waktu untuk setiap langkah dalam pendahuluan, pennyajian, dan penutup.
Penentuan jumlah waktu bagi pengejar dan peserta didik pada setiap langkah
urutan kegiatan instruksional merupakan suatu batasan bagi pengajar dan
mahasiswa bahwa tujuab instruksional akan dapat dicapai bilamereka dapat
memenuhinya. Karena meskipun tujuan instruksional dan metode serta media yang
digunakan sama, namun penekanan jumlah waktu berbeda, hasilnya dapat berbeda
pula.
E. Hubungan Kompetensi Dengan Kegiatan Instruksional
Analisis kompetensi atau analisis instruksional adalah serangkaian kegiatan untuk
mengkaji dan menjabarkan kompetensi standar (tujuan instruksional umum) menjadi
kompetensi dasar indikator atau tujuan-tujuan yang lebih spesifik secara logis dan sistematis.
Manfaatnya yakni untuk mengidentifikasi semua kompetensi yang harus dikuasai siswa,
menentukan urutan pelaksanaan pembelajaran, serta menentukan titik awal proses
pembelajaran (melalui penentuan perilaku awal siswa). Prosedur dalam menganalisisnya dapat
berupa:
1. Menulis kompetensi yang ada dalam tujuan instruksional umum (TIU)
2. melakukan suatu analisis yang meliputi
a. Menulis kompetensi khusus yang relevan dengan kompetensi umum dalam TIU pada
kertas kecil yang disediakan
b. Menentukan hubungan antar kompetensi khusus dalam susunan
c. Menggambarkan hubungan antar kompetensi khusus tersebut dalam bentuk bagan
3. Mengidentifikasi kompetensi khusus yang sudah dikuasai mahasiswa (kompetensi awal)
4. Menggaris batas horizontal guna memisahkan kompetensi khusus yang sudah dikuasai dari
kompetensi yang belum dikuasai mahasiswa
5. Memberi nomor setiap kompetensi khusus, dimulai dari kompetensi yang paling awal yang
harus dikuasai mahasiswa (dimulai dengan nomor 1)
6. Memberi tanda panah pada kompetensi khusus dimulai dari kompetensi yang paling rendah
ke kompetensi yang lebih tinggi
Namun, jika ditelisik ulang mengenai hubungan yang terjadi antara kompetensi dengan
kegiatan instruksional yakni saling mempengaruhi hingga tercetuskan suatu kegiatan
instruksional berbasis kompetensi. Hal tersebut dikarenakan terdapat hubungan antara tujuan
instruksional beserta strategi instruksional yang sudah dijelaskan diatas dengan kompetensi.
Dimana kompetensi dasar dimaknai sebagai suatu tujuan instruksional yang telah dilaksanakan
melalui kegiatan instruksional. Dari segi strategi instruksionalnya itu sendiri, merupakan
langkah sistematis dan logis dalam guru sebagai seorang pengajar menunjukkan
kompetensinya dalam rangka melaksanakan tugas-tugas dalam kegiatan instruksional.
Kemudian hubungan antara kompetensi dengan pengajar yaitu peran seorang pengajar
yang profesionalnya dalam memanfaatkan kompetensinya dalam melaksanakan dan
mendesain serta merancang kegiatan instruksional guna mencapai tujuan instruksional yang
telah ditetapkan. Karena sejatinya dalam proses terjadinya kegiatan instruksional itu sendiri
tidak akan terlepas oleh suatu peran dari seorang pengajar yang profesional. Yakni pengajar
yang berkompeten atau memiliki kompetensi khusus.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kegiatan instruksional merupakan suatu kegiatan yang dimaknai sebagai cara seorang
pengajar dalam mendesain dan merancang suatu kelas dalam proses pembelajaran guna mencapai
tujuan instruksional melalui strategi instruksional yang telah dirumuskan secara sistematis dan
logis. Kompetensi yang berarti suatu kecakapan seseorang dalam menjalankan ataupun
melaksanakan setiap pengetahuan, keterampilan, serta keahlian yang telah dimilikinya. Nah, dari
kedua hal tersebut jika disimpulkan bahwa definisi dari kegiatan instruksional berbasis kompetensi
itu sendiri merupakan suatu kegiatan dalam rangka mendesain dan merancang maupun
menyiapkan proses pembelajaran yang sedemikian rupa untuk mencapai tujuan yang telah
dirumuskan, yang dilaksanakan oleh seorang pengajar yang memiliki kompetensi khusus yang
dapat memenuhi kualifikasi sebagai pengajar yang berkompeten dalam bidang pembelajaran.
Guna pembentukan desain instruksional di kelas kepada siswa dalam rangka pemenuhan
kompetensi pengajar sebagai seorang guru yang profesional.
DAFTAR PUSTAKA
AECT (1977), The Definition of Educational Technology, Washington : Association for
Educational Communication and Technology.
Gordon. (1988). Pembelajaran Kompetensi. Jakarta : Rineka Cipta.
Republik Indonesia. (2003). UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 1 ayat 10. Jakarta
Suparman, M.A (2012). Desain instruksional Modern. Jakarta: Erlangga
Sadiman. A. S., Rahardjo, haryono, A., & Rahardjito.(2009). Media Pendidikann, pengertian,
pengembagan, dan pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif –Progresif. Jakarta: Kencana
Wardiman Djojonegoro. (1996). Lima puluh tahun perkembangan pendidikan Indonesia. Jakarta:
Depdikbud.

More Related Content

What's hot

Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...
Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...
Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...
weny maniez
 
Makalah Perkembangan Emosi
Makalah Perkembangan EmosiMakalah Perkembangan Emosi
Makalah Perkembangan Emosi
anna rasyla
 
Modul prosedur pengembangan modul pembelajaran
Modul prosedur pengembangan modul pembelajaranModul prosedur pengembangan modul pembelajaran
Modul prosedur pengembangan modul pembelajaran
dana solit
 
Makalah prinsip prinsip pengajaran
Makalah prinsip prinsip pengajaranMakalah prinsip prinsip pengajaran
Makalah prinsip prinsip pengajaran
Firman Anz
 
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PE...
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT  BELAJAR MATEMATIKA PE...PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT  BELAJAR MATEMATIKA PE...
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PE...
Alorka 114114
 
Model model pengembangan kurikulum
Model model pengembangan  kurikulumModel model pengembangan  kurikulum
Model model pengembangan kurikulum
irene sofia
 
MAKALAH KEDUDUKAN IPA DI KURIKULUM 2013
MAKALAH KEDUDUKAN IPA DI KURIKULUM 2013MAKALAH KEDUDUKAN IPA DI KURIKULUM 2013
MAKALAH KEDUDUKAN IPA DI KURIKULUM 2013
arieffige
 
Teknik Penggunaan Media dalam Pembelajaran (Media by utilization)
Teknik Penggunaan Media dalam Pembelajaran  (Media by utilization)Teknik Penggunaan Media dalam Pembelajaran  (Media by utilization)
Teknik Penggunaan Media dalam Pembelajaran (Media by utilization)
dindinamuiz
 
Keterampilan perorangan dan kelompok kecil
Keterampilan perorangan dan kelompok kecilKeterampilan perorangan dan kelompok kecil
Keterampilan perorangan dan kelompok kecil
Pu Tri
 
Makalah metode pembelajaran pkn sd
                Makalah metode pembelajaran pkn sd                Makalah metode pembelajaran pkn sd
Makalah metode pembelajaran pkn sdetto kono
 
Matematika kelas 3 - y putri
Matematika kelas 3  - y putriMatematika kelas 3  - y putri
Matematika kelas 3 - y putri
primagraphology consulting
 
Perbedaan kbk, ktsp, kurikulum 2013
Perbedaan kbk, ktsp, kurikulum 2013Perbedaan kbk, ktsp, kurikulum 2013
Perbedaan kbk, ktsp, kurikulum 2013
imamhidayat21
 
Jenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi KurikulumJenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi Kurikulum
Ambar Fidianingsih
 
pembelajaran ipa di sd
pembelajaran ipa di sdpembelajaran ipa di sd
pembelajaran ipa di sd
endang zr
 
Angket model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1
Angket model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1Angket model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1
Angket model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1Kim Mustakim
 
Strategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositoriStrategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori
Muhammad Rusdil Fikri
 
ppt Pembelajaran terpadu model integreted
ppt Pembelajaran terpadu model integretedppt Pembelajaran terpadu model integreted
ppt Pembelajaran terpadu model integretedrizka_pratiwi
 
10 model pembelajaran terpadu
10 model pembelajaran terpadu10 model pembelajaran terpadu
10 model pembelajaran terpaduDeasy Nurmalasari
 

What's hot (20)

Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...
Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...
Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...
 
Makalah Perkembangan Emosi
Makalah Perkembangan EmosiMakalah Perkembangan Emosi
Makalah Perkembangan Emosi
 
Teori belajar gestalt
Teori belajar gestaltTeori belajar gestalt
Teori belajar gestalt
 
Modul prosedur pengembangan modul pembelajaran
Modul prosedur pengembangan modul pembelajaranModul prosedur pengembangan modul pembelajaran
Modul prosedur pengembangan modul pembelajaran
 
Makalah prinsip prinsip pengajaran
Makalah prinsip prinsip pengajaranMakalah prinsip prinsip pengajaran
Makalah prinsip prinsip pengajaran
 
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PE...
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT  BELAJAR MATEMATIKA PE...PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT  BELAJAR MATEMATIKA PE...
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PE...
 
Model model pengembangan kurikulum
Model model pengembangan  kurikulumModel model pengembangan  kurikulum
Model model pengembangan kurikulum
 
MAKALAH KEDUDUKAN IPA DI KURIKULUM 2013
MAKALAH KEDUDUKAN IPA DI KURIKULUM 2013MAKALAH KEDUDUKAN IPA DI KURIKULUM 2013
MAKALAH KEDUDUKAN IPA DI KURIKULUM 2013
 
Teknik Penggunaan Media dalam Pembelajaran (Media by utilization)
Teknik Penggunaan Media dalam Pembelajaran  (Media by utilization)Teknik Penggunaan Media dalam Pembelajaran  (Media by utilization)
Teknik Penggunaan Media dalam Pembelajaran (Media by utilization)
 
Keterampilan perorangan dan kelompok kecil
Keterampilan perorangan dan kelompok kecilKeterampilan perorangan dan kelompok kecil
Keterampilan perorangan dan kelompok kecil
 
Makalah metode pembelajaran pkn sd
                Makalah metode pembelajaran pkn sd                Makalah metode pembelajaran pkn sd
Makalah metode pembelajaran pkn sd
 
Matematika kelas 3 - y putri
Matematika kelas 3  - y putriMatematika kelas 3  - y putri
Matematika kelas 3 - y putri
 
Perbedaan kbk, ktsp, kurikulum 2013
Perbedaan kbk, ktsp, kurikulum 2013Perbedaan kbk, ktsp, kurikulum 2013
Perbedaan kbk, ktsp, kurikulum 2013
 
Jenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi KurikulumJenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi Kurikulum
 
Powerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaranPowerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaran
 
pembelajaran ipa di sd
pembelajaran ipa di sdpembelajaran ipa di sd
pembelajaran ipa di sd
 
Angket model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1
Angket model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1Angket model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1
Angket model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1
 
Strategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositoriStrategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori
 
ppt Pembelajaran terpadu model integreted
ppt Pembelajaran terpadu model integretedppt Pembelajaran terpadu model integreted
ppt Pembelajaran terpadu model integreted
 
10 model pembelajaran terpadu
10 model pembelajaran terpadu10 model pembelajaran terpadu
10 model pembelajaran terpadu
 

Similar to Makalah Kegiatan Instruksional Berbasis Kompetensi

Ipi7548
Ipi7548Ipi7548
Ipi7548
arya bakri
 
DESAIN & INOVASI PEMBELAJARAN.pptx
DESAIN & INOVASI PEMBELAJARAN.pptxDESAIN & INOVASI PEMBELAJARAN.pptx
DESAIN & INOVASI PEMBELAJARAN.pptx
ubhet1
 
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
Arin Ariyanti
 
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
Arin Ariyanti
 
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran2008021
 
psikologi pendidikan
psikologi pendidikanpsikologi pendidikan
psikologi pendidikan
Aldaka Baskara
 
Uas fix
Uas fixUas fix
Uas fix
afiffaaahfbrl
 
Administrasi kurikulum
Administrasi kurikulumAdministrasi kurikulum
Administrasi kurikulumShiltima Wiska
 
Modul media tutorial
Modul media tutorialModul media tutorial
Modul media tutorial
ambarlestari
 
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranNURHAENI
 
Makalah media, tutorial
Makalah media, tutorialMakalah media, tutorial
Makalah media, tutorial
ilham PAI
 
2
22
68284275 asmn-kepentingan-rph
68284275 asmn-kepentingan-rph68284275 asmn-kepentingan-rph
68284275 asmn-kepentingan-rphWei Fen Chua
 
Makalah mat
Makalah matMakalah mat
Makalah mat
hatikuhanyauntukmu
 
Makalah penentuan materi pelajaran
Makalah penentuan materi pelajaranMakalah penentuan materi pelajaran
Makalah penentuan materi pelajaran
Blog Malaikat Iblis di Bulan Maret
 
Metode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaran
Metode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaranMetode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaran
Metode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaran
Ukhty Nicken
 
Kesiapan guru mengajar
Kesiapan guru mengajarKesiapan guru mengajar
Kesiapan guru mengajar
SMKN 36 JAKARTA UTARA
 
Metode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaran
Metode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaranMetode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaran
Metode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaran
Lutfy Nikmah
 

Similar to Makalah Kegiatan Instruksional Berbasis Kompetensi (20)

Ipi7548
Ipi7548Ipi7548
Ipi7548
 
Perencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaranPerencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran
 
DESAIN & INOVASI PEMBELAJARAN.pptx
DESAIN & INOVASI PEMBELAJARAN.pptxDESAIN & INOVASI PEMBELAJARAN.pptx
DESAIN & INOVASI PEMBELAJARAN.pptx
 
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
 
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
 
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
 
psikologi pendidikan
psikologi pendidikanpsikologi pendidikan
psikologi pendidikan
 
Uas fix
Uas fixUas fix
Uas fix
 
Administrasi kurikulum
Administrasi kurikulumAdministrasi kurikulum
Administrasi kurikulum
 
Modul media tutorial
Modul media tutorialModul media tutorial
Modul media tutorial
 
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran
 
Makalah media, tutorial
Makalah media, tutorialMakalah media, tutorial
Makalah media, tutorial
 
2
22
2
 
68284275 asmn-kepentingan-rph
68284275 asmn-kepentingan-rph68284275 asmn-kepentingan-rph
68284275 asmn-kepentingan-rph
 
Makalah mat
Makalah matMakalah mat
Makalah mat
 
Makalah penentuan materi pelajaran
Makalah penentuan materi pelajaranMakalah penentuan materi pelajaran
Makalah penentuan materi pelajaran
 
Metode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaran
Metode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaranMetode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaran
Metode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaran
 
Powerpoint bab 1
Powerpoint bab 1Powerpoint bab 1
Powerpoint bab 1
 
Kesiapan guru mengajar
Kesiapan guru mengajarKesiapan guru mengajar
Kesiapan guru mengajar
 
Metode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaran
Metode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaranMetode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaran
Metode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaran
 

More from Dedy Wiranto

Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikati...
Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikati...Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikati...
Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikati...
Dedy Wiranto
 
Makalah Pemahaman Teoritis Dan Aplikatif Model Desain Instruksional Dick and ...
Makalah Pemahaman Teoritis Dan Aplikatif Model Desain Instruksional Dick and ...Makalah Pemahaman Teoritis Dan Aplikatif Model Desain Instruksional Dick and ...
Makalah Pemahaman Teoritis Dan Aplikatif Model Desain Instruksional Dick and ...
Dedy Wiranto
 
Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional (Project Minerva Instr...
Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional (Project Minerva Instr...Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional (Project Minerva Instr...
Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional (Project Minerva Instr...
Dedy Wiranto
 
Makalah Terminologi dan Implementasi Desain Intruksional
Makalah Terminologi dan Implementasi Desain IntruksionalMakalah Terminologi dan Implementasi Desain Intruksional
Makalah Terminologi dan Implementasi Desain Intruksional
Dedy Wiranto
 
Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"
Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"
Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"
Dedy Wiranto
 
Karakteristik Media Pembelajaran
Karakteristik Media PembelajaranKarakteristik Media Pembelajaran
Karakteristik Media Pembelajaran
Dedy Wiranto
 
Makalah Pendidikan Karakter Untuk Memajukan Negara Indonesia
Makalah Pendidikan Karakter Untuk Memajukan Negara IndonesiaMakalah Pendidikan Karakter Untuk Memajukan Negara Indonesia
Makalah Pendidikan Karakter Untuk Memajukan Negara Indonesia
Dedy Wiranto
 
Makalah Teori Pembelajaran Menurut Edwin Ray Guthrie
Makalah Teori Pembelajaran Menurut Edwin Ray GuthrieMakalah Teori Pembelajaran Menurut Edwin Ray Guthrie
Makalah Teori Pembelajaran Menurut Edwin Ray Guthrie
Dedy Wiranto
 
Makalah Model Pengembangan Kurikulum “DEMONSTRATION”
Makalah Model Pengembangan Kurikulum “DEMONSTRATION”Makalah Model Pengembangan Kurikulum “DEMONSTRATION”
Makalah Model Pengembangan Kurikulum “DEMONSTRATION”
Dedy Wiranto
 
Makalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam PendidikanMakalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Dedy Wiranto
 
Dasar-Dasar Pengertian Moral
Dasar-Dasar Pengertian MoralDasar-Dasar Pengertian Moral
Dasar-Dasar Pengertian Moral
Dedy Wiranto
 
Makalah Pembelajaran Kelas Khusus
Makalah Pembelajaran Kelas KhususMakalah Pembelajaran Kelas Khusus
Makalah Pembelajaran Kelas Khusus
Dedy Wiranto
 
Makalah Layanan Terhadap Anak Berkesulitan Kognitif/Akademik.docx
Makalah Layanan Terhadap Anak Berkesulitan Kognitif/Akademik.docxMakalah Layanan Terhadap Anak Berkesulitan Kognitif/Akademik.docx
Makalah Layanan Terhadap Anak Berkesulitan Kognitif/Akademik.docx
Dedy Wiranto
 
Makalah Model Pengembangan Kurikulum Adaptif Pada Pendidikan Kelas Khusus
Makalah Model Pengembangan Kurikulum Adaptif Pada Pendidikan Kelas KhususMakalah Model Pengembangan Kurikulum Adaptif Pada Pendidikan Kelas Khusus
Makalah Model Pengembangan Kurikulum Adaptif Pada Pendidikan Kelas Khusus
Dedy Wiranto
 
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan KhususMakalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Dedy Wiranto
 
Makalah Standar Kompetensi Pendidikan Kelas Khusus dan Komponen Kurikulum
Makalah Standar Kompetensi Pendidikan Kelas Khusus dan Komponen KurikulumMakalah Standar Kompetensi Pendidikan Kelas Khusus dan Komponen Kurikulum
Makalah Standar Kompetensi Pendidikan Kelas Khusus dan Komponen Kurikulum
Dedy Wiranto
 
Makalah Penyebab Anak Berkebutuhan Khusus
Makalah Penyebab Anak Berkebutuhan KhususMakalah Penyebab Anak Berkebutuhan Khusus
Makalah Penyebab Anak Berkebutuhan Khusus
Dedy Wiranto
 
Makalah Teori Belajar - Pemrosesan Informasi
Makalah Teori Belajar - Pemrosesan InformasiMakalah Teori Belajar - Pemrosesan Informasi
Makalah Teori Belajar - Pemrosesan Informasi
Dedy Wiranto
 
Makalah Sistem Pendidikan Nasional - Standar Pendidikan Nasional
Makalah Sistem Pendidikan Nasional - Standar Pendidikan NasionalMakalah Sistem Pendidikan Nasional - Standar Pendidikan Nasional
Makalah Sistem Pendidikan Nasional - Standar Pendidikan Nasional
Dedy Wiranto
 
Makalah Psikologi Pendidikan - Teori Belajar dan Pembelajaran Behavioristik
Makalah Psikologi Pendidikan - Teori Belajar dan Pembelajaran BehavioristikMakalah Psikologi Pendidikan - Teori Belajar dan Pembelajaran Behavioristik
Makalah Psikologi Pendidikan - Teori Belajar dan Pembelajaran Behavioristik
Dedy Wiranto
 

More from Dedy Wiranto (20)

Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikati...
Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikati...Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikati...
Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikati...
 
Makalah Pemahaman Teoritis Dan Aplikatif Model Desain Instruksional Dick and ...
Makalah Pemahaman Teoritis Dan Aplikatif Model Desain Instruksional Dick and ...Makalah Pemahaman Teoritis Dan Aplikatif Model Desain Instruksional Dick and ...
Makalah Pemahaman Teoritis Dan Aplikatif Model Desain Instruksional Dick and ...
 
Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional (Project Minerva Instr...
Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional (Project Minerva Instr...Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional (Project Minerva Instr...
Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional (Project Minerva Instr...
 
Makalah Terminologi dan Implementasi Desain Intruksional
Makalah Terminologi dan Implementasi Desain IntruksionalMakalah Terminologi dan Implementasi Desain Intruksional
Makalah Terminologi dan Implementasi Desain Intruksional
 
Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"
Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"
Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"
 
Karakteristik Media Pembelajaran
Karakteristik Media PembelajaranKarakteristik Media Pembelajaran
Karakteristik Media Pembelajaran
 
Makalah Pendidikan Karakter Untuk Memajukan Negara Indonesia
Makalah Pendidikan Karakter Untuk Memajukan Negara IndonesiaMakalah Pendidikan Karakter Untuk Memajukan Negara Indonesia
Makalah Pendidikan Karakter Untuk Memajukan Negara Indonesia
 
Makalah Teori Pembelajaran Menurut Edwin Ray Guthrie
Makalah Teori Pembelajaran Menurut Edwin Ray GuthrieMakalah Teori Pembelajaran Menurut Edwin Ray Guthrie
Makalah Teori Pembelajaran Menurut Edwin Ray Guthrie
 
Makalah Model Pengembangan Kurikulum “DEMONSTRATION”
Makalah Model Pengembangan Kurikulum “DEMONSTRATION”Makalah Model Pengembangan Kurikulum “DEMONSTRATION”
Makalah Model Pengembangan Kurikulum “DEMONSTRATION”
 
Makalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam PendidikanMakalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
 
Dasar-Dasar Pengertian Moral
Dasar-Dasar Pengertian MoralDasar-Dasar Pengertian Moral
Dasar-Dasar Pengertian Moral
 
Makalah Pembelajaran Kelas Khusus
Makalah Pembelajaran Kelas KhususMakalah Pembelajaran Kelas Khusus
Makalah Pembelajaran Kelas Khusus
 
Makalah Layanan Terhadap Anak Berkesulitan Kognitif/Akademik.docx
Makalah Layanan Terhadap Anak Berkesulitan Kognitif/Akademik.docxMakalah Layanan Terhadap Anak Berkesulitan Kognitif/Akademik.docx
Makalah Layanan Terhadap Anak Berkesulitan Kognitif/Akademik.docx
 
Makalah Model Pengembangan Kurikulum Adaptif Pada Pendidikan Kelas Khusus
Makalah Model Pengembangan Kurikulum Adaptif Pada Pendidikan Kelas KhususMakalah Model Pengembangan Kurikulum Adaptif Pada Pendidikan Kelas Khusus
Makalah Model Pengembangan Kurikulum Adaptif Pada Pendidikan Kelas Khusus
 
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan KhususMakalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
 
Makalah Standar Kompetensi Pendidikan Kelas Khusus dan Komponen Kurikulum
Makalah Standar Kompetensi Pendidikan Kelas Khusus dan Komponen KurikulumMakalah Standar Kompetensi Pendidikan Kelas Khusus dan Komponen Kurikulum
Makalah Standar Kompetensi Pendidikan Kelas Khusus dan Komponen Kurikulum
 
Makalah Penyebab Anak Berkebutuhan Khusus
Makalah Penyebab Anak Berkebutuhan KhususMakalah Penyebab Anak Berkebutuhan Khusus
Makalah Penyebab Anak Berkebutuhan Khusus
 
Makalah Teori Belajar - Pemrosesan Informasi
Makalah Teori Belajar - Pemrosesan InformasiMakalah Teori Belajar - Pemrosesan Informasi
Makalah Teori Belajar - Pemrosesan Informasi
 
Makalah Sistem Pendidikan Nasional - Standar Pendidikan Nasional
Makalah Sistem Pendidikan Nasional - Standar Pendidikan NasionalMakalah Sistem Pendidikan Nasional - Standar Pendidikan Nasional
Makalah Sistem Pendidikan Nasional - Standar Pendidikan Nasional
 
Makalah Psikologi Pendidikan - Teori Belajar dan Pembelajaran Behavioristik
Makalah Psikologi Pendidikan - Teori Belajar dan Pembelajaran BehavioristikMakalah Psikologi Pendidikan - Teori Belajar dan Pembelajaran Behavioristik
Makalah Psikologi Pendidikan - Teori Belajar dan Pembelajaran Behavioristik
 

Recently uploaded

Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 

Recently uploaded (20)

Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 

Makalah Kegiatan Instruksional Berbasis Kompetensi

  • 1. I KEGIATAN INSTRUKSIONAL BERBASIS KOMPETENSI Makalah disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Desain Instruksional (Kelompok 3) Dosen Pengampu : Drs. Kustiono, M.Pd Disusun Oleh: JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Kegiatan Instruksional Berbasis Kompetensi ini dengan baik. Tak lupa sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, yang kita tunggu-tunggu syafaatnya kelak di yaumul akhir. Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Kegiatan Instruksional Berbasis Kompetensi ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi kepada pembaca. Semarang, April 2016 Penyusun
  • 3. DAFTAR PUSTAKA KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... ii DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................... iii BAB IPENDAHULUAN ...................................................................................................................1 A. Latar Belakang........................................................................................................................1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................................................1 C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................1 BAB IIPEMBAHASAN.....................................................................................................................2 A. Pengertian Kegiatan Instruksional.............................................................................................2 B. Pengertian Kompetensi............................................................................................................3 C. Tujuan Instruksional................................................................................................................4 D. Strategi Instruksional...............................................................................................................5 E. Hubungan Kompetensi Dengan Kegiatan Instruksional ............................................................10 BAB III PENUTUP..........................................................................................................................11 Kesimpulan ..................................................................................................................................11
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi pendidikan berarti suatu proses yang kompleks dan terpadu yang meliputi manusia, prosedur, ide, alat, dan organisasi untuk menganalisis masalah serta merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola usaha pemecahan masalah yang berkaitan dengan segala aspek belajar (AECT, 1971). Teknologi instruksional juga berpengertian seperti itu, tetapi dibatasi hanya pada situasi belajar yang terkontrol dan bertujuan. Jadi, penggarapan pada teknologi instruksional tidak untuk seluruh aspek belajar seperti halnya pada teknologi pendidikan. Teknologi instruksional dirumuskan sebagai proses yang kompleks dan terpadu yang meliputi manusia, prosedur, ide alat, dan organisasi untuk menganalisis masalah serta merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola usaha pemecahan masalah dalam situasi belajar yang bertujuan dan terkendali. Di sini perlu digaris bawahi ke dalam situasi belajar yang bertujuan dan yang terkendaliâ yang berarti tidak menggarap semua aspek belajar. Situasi belajar yang bertujuan dan yang terkendali di sini berarti banyak berkaitan dengan kegiatan instruksional, kegiatan membelajarkan sasaran dengan segala komponen yang diperlukannya. komponen-komponen instruksional yaitu pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan adalah bidang-bidang yang digarap untuk kepentingan instruksional. Komponen-komponen tersebut, baik sebagian maupun seluruhnya, dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan hasil belajar sasaran secara terkendali sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan pengertian teknologi instruksional tersebut mengandung arti yang luas. Di dalamnya terliput seluruh komponen yang mendukungnya, berproses menuju kepada suatu arah yang jelas sejalan dengan tujuan-tujuan pendidikan. dapat ditarik kesimpulan bahwa , pengertian ini merupakan proses sistem, sistem instruksional yang secara khusus digambarkan atau dijabarkan dalam konsep pengembangan sistem instruksional. Dikatakan sistem instruksional karena seluruh komponen yang terliput di dalamnya merupakan satu kesatuan yang saling berfungsi dan berproses menuju kepada suatu tujuan. Untuk lebih jelasnya berikut akan dibahas mengenai kegiatan instruksional yang berkaitan dengan suatu kompetensi, yang mana dinamakan sebagai kegiatan instruksional berbasis kompetensi. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana hubungan antara kompetensi dengan tujuan instruksional ? 2. Bagaimana hubungan antara kompetensi dengan strategi instruksional ? 3. Bagaimana hubungan kompetensi dengan pengajar ? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui hubungan antara kompetensi dengan tujuan instruksional 2. Untuk mengetahui hubungan antara kompetensi dengan strategi instruksional 3. Untuk mengetahui hubungan kompetensi dengan pengajar
  • 5. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kegiatan Instruksional American Telephone & Telegraph (AT & T) mengemukakan Desain Instruksional merupakan suatu resep dalam menyusun peristiwa dan kegiatan yang diperlukan untuk memberi petunjuk ke arah pencapaian tujuan belajar tertentu. Hasil proses desain instruksional dan media yang akan digunakan untuk mencapai tujuan. Instruksional berasal dari kata instruction yang berarti pengajaran, pelajaran atau bahkan perintah / instruksi. Menurut Webster’s Third International Dictonary of The English Language menyebut instruksional berarti memberi pengetahuan / informasi khusus dengan maksud melatih berbagai bidang khusus memberikan keahlian / pengetahuan dalam berbagai bidang seni / spesialis tertentu. Sedangkan didunia pendidikan, Intruksional berarti pengajaran / pelajaran.Konsep Instruksional adalah proses dalam pengelolaan belajar dan mengajar yang didalamnya terdapat komponen dan aspek lainnya seperti manusia dan pesan yang saling berhubungan satu sama lain dan membentuk hubungan yang bersifat sistematik. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan Instruksional yaitu kegiatan pengajar dalam menyampaikan isi pelajaran kepada mahasiswa yang didasarkan atas urutan urutan kegiatan instruksional. Urut urutanya adalah sebagai berikut : 1. Pendahuluan Dick dan Carey (1985) menyebutnya preinstructional activities dan Universitas Terbuka menggunakan istilah pengantar atau kadang-kadang disebut pendahuluan. Kegiatan awal tersebut dimaksudkan untuk mempersiapkan mental siswa agar siap dalam mempelajari pengetahuan, keterampilan, dan sikap baru. Seorang pengajar yang baik tidak akan mendadak mengajarkan topik pada hari itu. Pengajar yang baik harus bersedia menggunakan waktunya sejenak untuk mengikuti siswanya, baru kemudian pelan-pelan masuk ke dalam topik yang akan dibahas. Selain itu, pengajar yang baik akan meningkatkan motivasi siswa untuk mempelajari pelajaran baru sebelum ia mengajarkannya dengan cara menjelaskan apa manfaat pelajaran bagi kehidupan siswa di kemudian hari. 2. Penyajian Penyajian merupaka sub komponen yang sering ditafsirkan secara langsung sebagai pengajaran karena merupakan inti kegiatan pengajaran. Dimana didalam penyajian tersebut terdapat beberapa pengertian pokok, yaitu: urain, contoh, dan latihan. 3. Penutup
  • 6. Sub komponen ini terdiri dari dua langkah, yaitu: tes formatif dan umpan balik, tindak lanjut. a. Tes Formatif Adalah satu set pertanyaan untuk dijawab atau seperangkat tugas yang dilakukan untuk mengukur kemajuan belajar siswa setelah menyelesaikan suatu tahap pelajaran. Selain itu tes merupakan bagian dari kegiatan belajar siswa secara aktif dan secara efektif membuat siswa menguasai pelajaran. Hasil tes formatif ini harus segera diberitahukan kepada siswa sebagai umpan balik, agar proses belajar menjadi efektif, efisien, dan menyenangkan. Umpan balik merupakan salah satu kegiata yag memiliki peran penting dalam proses pembelajaran siswa. b. Tindak lanjut Adalah kegiatan yang dilakukan siswa setelah melakukan tes formatif dan umpan balik. Siswa yang mendapatkan hasil tes dengan nilai baik, dapat melanjutkan ke bagian pelajaran selanjutnya atau mempelajari bahan tambahan untuk memperdalam pengetahuan. Untuk siswa yag mendapatkan hasil kurang baik dapat mengulang isi pelajaran tersebut dengan menggunakan bahan instruksional yang sama atau berbeda. Petunjuk dari pengajar tentang apa yang harus dilakukan siswa merupakan salahsatu bentuk pemberian tanda dan bantuan kepada siswa untuk memperlancar kegiatan belajar selanjutnya. B. Pengertian Kompetensi KepMenDiknas NO.045/U/2002 menerangkan bahwa kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Kompetensi itu sendiri dapat dimaknai sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi kompetensi adalah kecakapan, mengetahui, berwenang, dan berkuasa memutuskan atau menentukan atas sesuatu. UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 1 ayat 10, definisi kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Pengertian kompetensi menurut Wardiman Djojonegoro (1996:11) memberikan arti kompetensi sebagai karakteristik dasar yang dimiliki oleh seorang individu yang berhubungan secara kausal dengan standar penilaian yang tereferensi pada performansi yang superior atau pada sebuah pekerjaan. Kompetensi adalah keterampilan, pengetahuan, sikap dasar serta nilai yang dicerminkan ke dalam kebiasaan berpikir dan bertindak yang sifatnya berkembang, dinamis, kontinyu (terus menerus) serta dapat di raih setiap waktu. Kebiasaan berpikir dan bertindak secara konstan, konsisten dan dilakukan terus-menerus akan membuat seseorang menjadi kompeten. Gordon (1988 : 109) menjelaskan beberapa dimensi yang terkandung dalam konsep kompetensi adalah sebagai berikut : 1. Understanding atau pemahaman, yaitu kedalaman kognitif yang dimiliki oleh seseorang;
  • 7. 2. Skill atau kemampuan, yaitu sesuatu keterampilan ataupun bakat yang dimiliki oleh individu untuk melakukan pekerjaan yang dibebankan kepadanya; 3. Knowledge atau pengetahuan, yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, yang berarti mengetahui apa yang harus diperbuat; 4. Interest atau minat, yaitu kecenderungan seseorang yang tinggi terhadap sesuatu atau untuk melakukan sesuatu perbuatan; 5. Attitude atau sikap, yaitu reaksi seseorang terhadap rangsangan yang datang dari luar, misal; rasa senang, suka atau tidak suka; 6. Value atau nilai, yaitu suatu standar perilaku atau sikap yang dipercaya secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. C. Tujuan Instruksional Sejatinya bahwa setiap kegiatan pastinya ada suatu hal yang melatarbelakangi serta ada suau hal yang menjadi tujuan kegiatan itu dilaksanakan. Seperti halnya kegiatan instruksional diatas yang sudah dijelaskan bahwasannya memiliki tujuan, yang mana dalam hal ini dapat dibagi menjadi dua yaitu : 1. Tujuan Instruksional Umum Tujuan instruksional umum dirumuskan dalam kalimat dengan kata kerja yang operasional dan dapat dilihat menggunakan istilah “akan dapat”. Tujuan umum ini yang dimaksud berupa tujuan yang menggunakan kata kerja aktif yang dapat diamati serta mengandung “objek”. Kriteria tujuan istruksional umum ini diantaranya meliputi: a. Berisi perilaku siswa (bukan staf pengajar) dalam kawasan kognitif, afektif dan psikomotor b. Periaku lengkap sebagai indikator keberhasilan siswa untuk meta pelajaran yang ditempuh yang dapat diamati c. Berorientasi pada hasil belajar, bukan proses belajar d. Perilaku berjenjang bila lebih dari satu e. Dapat dicapai dengan kegiatan instruksional 2. Tujuan Instruksional Khusus Tujuan instruksional khusus (TIK) adalah tujuan pengajaran yang mana perubahan perilaku sudah dapat dilihat dan diukur. Kata kerja yang menggambarkan perubahan perilaku telah terkhusus sehingga memungkinkan dilakukan pengukuran tanpa menimbulkan lagi berbagai perberdaan penafsiran. Misal TIK yang dirumuskan sebagai berikut “Siswa akan menunjukkan sikap positif terhadap kebudayaan nasional”, dapat lebih dikhususkan dengan mengatakan “siswa akan membuktikan penghargaannya terhadapa seni tari nasional dengan ikut membawakan suatu tarian dalam perpisahan kelas” Pada pedoman pelaksanaan kurikulum dijelaskan bahwa, dalam kegiatan belajar mengajarguru diharuskan memperhatikan pula- keterampilan siswa dalam hal memperoleh hasil, yakni memperoleh keterampilan tentang prosesnya. Pendekatan ini disebut dengan istilah Pendekatan Keterampilan Proses (PKP). Keterampilan-keterampilan yang dimaksud meliputi keterampilan dalam hal:
  • 8. a. Mengamati, b. Menginterprestasikan (menafsirkan) hasil pengamatan, c. Meramalkan, d. Menerapkan konsep, e. Merencanakan penelitian, f. Melaksanakan penelitian, g. Mengkomunikasikan hasil penemuan Sesuai dengan tuntutan tersebut maka guru dalam merumuskan Tujuan Instruksional Khusus harus mengundang apa yang dilakukan siswa dalam kegiatan belajar mengajar (keterampilan yang mana), bagaimana menunjukan kemampuan atau hasilnya (tingkah laku) dan perolehannya. Untuk mempermudah tugas ini, dalam buku GBPP kurikulum 1984. Tujuan instruksional umum yang termuat sudah dirumuskan dalam satu rumusan yang menjelaskan: a. Materi yang dipelajari, b. Perilaku mengutarakan hasil, b. Proses mencapaiannya D. Strategi Instruksional 1. Pengertian Strategi instruksional merupakan pendekatan dalam mengelola kegiatan instruksional dengan mengintegrasikan komponen urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi dan siswa, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses instruksional untuk mencapai tujuan instruksional yang telah ditentukan secara efektif dan efisien. Strategi instruksional meliputi unsur: a. Mengembangkan langkah-langkah kegiatan b. Merancang pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran c. Merancang media pembelajaran d. Menetapkan alokasi waktu Sebagai seorang profesional, seorang guru sudah pasti harus betul-betul memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas di bidang pendidikan. salah satu pengetahuan yang harus dimiliki oleh guru adalah strategi instruksional. Strategi instruksional merupakam cara dalam rangka mencapai sasaran yang telah diditeapkan dalam tujuan pembelajaran. Melalui pengembangan strategi tersebut, guru memiliki pegangan berkaitan dengan beberapa alternatif pilihan yang mungkin, dapat ataupun harus ditempuh agar kegiatan belajar-mengajar itu berlangsung secara teratur, sistematis, terarah, lancar dan efektif. Dick and Carey dalam Suparman (2012:236) mengatakan bahwa suatu strategi instruksional menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu set bahan instruksional dan prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada siswa. Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Jika dihubungkan dengan
  • 9. pembelajaran, strategi dapat diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan peserta didik dalam perwujudan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Trianto, 2007). Dari definisi dan pengertian yang sudah dijelaskan diatas maka penulis dapat menarik kesimpulan, bahwa strategi instruksional merupakan suatu langkah mudah atau trik yang digunakan oleh seorang pengajar dalam rangka merancang dan mendesain instruksional proses pembelajaran di kelas. 2. Komponen- Komponen a. Komponen Metode Instruksional Komponen metode instruksional terdiri dari berbagai metode yang dipakai dalam setiap langkah pada urutan kegiatan instruksional. Setiap langkah menggunakan satu atau beberapa metode atau mungkin pula memakai metode yang sama. Tidak semua metode instruksional sesuai untuk digunakan dalam mencapai tujuan instruksional tertentu dikarenaka setiap metode memiliki karakteristik masing masing yang membedakan satu metode dengan metode yang lainnya. Oleh karena itu, seorang pengembang instruksional harus memilih metode yang sesuai untuk setiap TIK yang ingin dicapai. Metode-metode yang dapat digunakan antara lain Metode instruksional berfungsi sebagai cara dalam menyajikan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Berbagai metode yang digunakan dalam kegiatan instruksional antara lain dengan tabel berikut ini : Hubungan antara Metode dengan Kemampuan yang akan dicapai NO METODE KEMAMPUAN DALAM TIK 1 Ceramah Menjelaskan konsep, prinsip, atau prosedur 2 Demontrasi Melakukan suatu keterampilan berdasarkan standar prosedur tertentu 3 Penampilan Melakukan suatu keterampilan 4 Diskusi Menganalisis/memecahkan masalah 5 Studi Mandiri Menjelaskan/menganalisis/mensisntesis/mengeva- luasi sesuatu yang bersifat kognitif dan psikomotorik 6 Kegiatan Instruksional Terprogram Menjelaskan konsep, prinsip, atau prosedur 7 Latihan dengan Teman Melakukan suatu keterampilan 8 Simulasi Menjelaskan, menerapkan dan menganalisis suatu konsep dan prinsip 9 Sumbang Saran Menjelaskan, menerapkan, menganalisis konsep, prinsip, dan prosedur tertentu 10 Studi Kasus Menganalisis/memecahkan masalah
  • 10. 11 CAL Menjelaskan, menerapkan, menganalisis. Mensintesis, mengevaluasi sesuatu 12 Insiden Menganalisis, memecahkan masalah 13 Praktikum Melakukan suatu keterampilan 14 Proyek Melakukan/menyusun laporan suatu kegiatan 15 Bermain Peran Menerapkan suatu konsep, prinsip atau prosedur 16 Seminar Menganalisis, memecahkan masalah 17 Simposium Menganalisis masalah 18 Tutorial Menjelaskan, menerapkan, menganalisis suatu konsep, prinsip dan prosedur 19 Deduktif Menjelaskan, menerapkan, menganalisis suatu konsep, prinsip dan prosedur 20 Induktif Mensintesis suatu konsep, prinsip atau perilaku (Suparman, 2012:261) Menurut Suparman (2012:252) metode instruksional berfungsi sebagai cara dalam menyajikan (menguraikan, memberi contoh dan memberi latihan) isi atau materi instruksional kepada peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu. 1) Metode Ceramah Metode ceramah berbentuk penjelasan pengajar kepada siswa dan biasanya diikuti dengan tanya jawab tentang isi pelajaran yang belum jelas. Beberapa kelebihan metode ceramah adalah: a) Guru mudah menguasai kelas. b) Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar c) Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar. d) Waktu terbatas sedangkan informasi yang akan disampaikan banyak Beberapa kelemahan metode ceramah (Syaiful Bahri Djamarah, 2000) adalah : a) Partisipasi peserta didik rendah b) Kemajuan peserta didik sulit dipantau c) Perhatian dan minat peserta didik tidak dipantau d) Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya. e) Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata). f) Bila terlalu lama membosankan 2) Metode Diskusi Metode Diskusi adalah interaksi antara siswa dari siswa atau siswa dengan pengajar untuk menganalisis, atau memperdebatkan topic atau permasalahan tertentu. Metode diskusi ddiimplementasikan dalam proses belajar mengajar untuk: a) Mendorong siswa berpikir kritis. b) Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
  • 11. c) Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memecahkan masalah bersama. d) Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama Kelebihan metode diskusi sebagai berikut : a) Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan. b) Menyadarkan anak didik bahwa dengan melakukan diskusi mereka saling dapat mengutarakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik. c) Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. Kelemahan metode diskusi sebagai berikut : 1) Peserta diskusi memperoleh informasi yang terbatas 2) Tidak dapat digunakan dalam kelompok yang besar 3) Dapat dikuasai oleh orang-orang yang menyukai public speaking 4) Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal b. Komponen Media Instruksional Kata media dalam “media pembelajaran” secara harfiah berarti perantara atau pengantar; sedangkan kata pembelajaran diartikan sebagai suatu kondisi yang diciptakan untuk membuat seseorang melakukan suatu kegiatan belajar”. Dengan demikian, media pembelajaran memberikan penekanan pada posisi media sebagai wahana penyalur pesan atau informasi belajar untuk mengkondisikan seseorang untuk belajar. Dalam arti lain, bahwa pada saat kegiatan belajar berlangsung bahan belajar (learning matterial) yang diterima siswa melalui media. Terjadinya belajar bermakna ini tidak terlepas dari peran media terutama dari kedudukan dan fungsinya. Secara umum media mempunyai kegunaan: 1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis. 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra. 3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar. 4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya. 5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama Sebuah media yang efektif dan efisien serta menyenangkan tentu menjadi dambaan dan kebutuhan untuk pembelajaran, untuk mendapatkan media tersebut diperlukan beberapa prinsip yang perlu diperhatikan diantaranya dalam pemilihan media. Terdapat beberapa pendapat dan cara dalam mengembangkan media,
  • 12. meskipun caranya berbeda-beda, namun ada hal yang sepakat bahwa setiap media memiliki kelebihan dan kelemahan yang akan memberikan pengaruh kepada efektifitas program pembelajaran. Sehingga, dalam hal ini tidak ada satu media yang sempurna atau dapat digunakan dalam semua situasi, semua karakteristik siswa dan semua mata pelajaran, namun media sifatnya kondisional dan kontekstual sesuai dengan kebutuhan. Sejalan dengan hal tersebut, pendekatan yang ditempuh adalah mengkaji media sebagai bagian integral dalam proses pendidikan yang fokusnya akan memperhatikan beberapa komponen, diantaranya : 1) Instructional Goals, yaitu ranjcangan tujuan instruksional apa yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Dari kajian Tujuan Instruksional Umum (TIU) atau Tujuan Instruksional Khusus (TIK) ini dapat dianalisis media apa yang tepat guna mencapai tujuan tersebut. Jika kita kaitkan dengan kurikulum berbasis kompetensi maka kita harus memperhatikan: standar kompetensi, kompetensi dasar dan terutama indikator 2) Instructional content, materi pembelajaran, yaitu bahan atau kajian apa yang akan diajarkan pada program pembelajaran tersebut. Pertimbangan lainnya, dari bahan atau pokok bahasan tersebut sampai sejauhmana kedalaman yang harus dicapai, dengan demikian kita bisa mempertimbangkan media apa yang sesuai untuk penyampaian bahan tersebut 3) Learner Characteristic, familiaritas media dan karakteristik siswa, yaitu mengkaji sifat-sifat dan ciri media yang akan digunakan dikaitkan dengan karakteristik siswa, baik secara kuantitatif (jumlah) ataupun kualitatif (kualitas, ciri, dan kebiasaan lain) dari siswa terhadap media yang akan digunakan 4) Media selection, adanya sejumlah media yang bisa diperbandingkan karena pemilihan media pada dasarnya adalah proses pengambilan keputusan dari sejumlah media yang ada ataupun yang akan dikembangkan c. Komponen Waktu Komponen terakhir alam strategi instruksional adalah waktu. Waktu yaitu jumlah waktu dalam menit yang dibutuhkan oleh pengajar dan peserta didik untuk menyelesaikan setiap langkah pada urutan kegiatan instruksional. Ketersediaan waktu sangat penting bagi pengajar, karena seorang pengajar harus dapat membagi waktu untuk setiap langkah dalam pendahuluan, pennyajian, dan penutup. Penentuan jumlah waktu bagi pengejar dan peserta didik pada setiap langkah urutan kegiatan instruksional merupakan suatu batasan bagi pengajar dan mahasiswa bahwa tujuab instruksional akan dapat dicapai bilamereka dapat memenuhinya. Karena meskipun tujuan instruksional dan metode serta media yang digunakan sama, namun penekanan jumlah waktu berbeda, hasilnya dapat berbeda pula.
  • 13. E. Hubungan Kompetensi Dengan Kegiatan Instruksional Analisis kompetensi atau analisis instruksional adalah serangkaian kegiatan untuk mengkaji dan menjabarkan kompetensi standar (tujuan instruksional umum) menjadi kompetensi dasar indikator atau tujuan-tujuan yang lebih spesifik secara logis dan sistematis. Manfaatnya yakni untuk mengidentifikasi semua kompetensi yang harus dikuasai siswa, menentukan urutan pelaksanaan pembelajaran, serta menentukan titik awal proses pembelajaran (melalui penentuan perilaku awal siswa). Prosedur dalam menganalisisnya dapat berupa: 1. Menulis kompetensi yang ada dalam tujuan instruksional umum (TIU) 2. melakukan suatu analisis yang meliputi a. Menulis kompetensi khusus yang relevan dengan kompetensi umum dalam TIU pada kertas kecil yang disediakan b. Menentukan hubungan antar kompetensi khusus dalam susunan c. Menggambarkan hubungan antar kompetensi khusus tersebut dalam bentuk bagan 3. Mengidentifikasi kompetensi khusus yang sudah dikuasai mahasiswa (kompetensi awal) 4. Menggaris batas horizontal guna memisahkan kompetensi khusus yang sudah dikuasai dari kompetensi yang belum dikuasai mahasiswa 5. Memberi nomor setiap kompetensi khusus, dimulai dari kompetensi yang paling awal yang harus dikuasai mahasiswa (dimulai dengan nomor 1) 6. Memberi tanda panah pada kompetensi khusus dimulai dari kompetensi yang paling rendah ke kompetensi yang lebih tinggi Namun, jika ditelisik ulang mengenai hubungan yang terjadi antara kompetensi dengan kegiatan instruksional yakni saling mempengaruhi hingga tercetuskan suatu kegiatan instruksional berbasis kompetensi. Hal tersebut dikarenakan terdapat hubungan antara tujuan instruksional beserta strategi instruksional yang sudah dijelaskan diatas dengan kompetensi. Dimana kompetensi dasar dimaknai sebagai suatu tujuan instruksional yang telah dilaksanakan melalui kegiatan instruksional. Dari segi strategi instruksionalnya itu sendiri, merupakan langkah sistematis dan logis dalam guru sebagai seorang pengajar menunjukkan kompetensinya dalam rangka melaksanakan tugas-tugas dalam kegiatan instruksional. Kemudian hubungan antara kompetensi dengan pengajar yaitu peran seorang pengajar yang profesionalnya dalam memanfaatkan kompetensinya dalam melaksanakan dan mendesain serta merancang kegiatan instruksional guna mencapai tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Karena sejatinya dalam proses terjadinya kegiatan instruksional itu sendiri tidak akan terlepas oleh suatu peran dari seorang pengajar yang profesional. Yakni pengajar yang berkompeten atau memiliki kompetensi khusus.
  • 14. BAB III PENUTUP Kesimpulan Kegiatan instruksional merupakan suatu kegiatan yang dimaknai sebagai cara seorang pengajar dalam mendesain dan merancang suatu kelas dalam proses pembelajaran guna mencapai tujuan instruksional melalui strategi instruksional yang telah dirumuskan secara sistematis dan logis. Kompetensi yang berarti suatu kecakapan seseorang dalam menjalankan ataupun melaksanakan setiap pengetahuan, keterampilan, serta keahlian yang telah dimilikinya. Nah, dari kedua hal tersebut jika disimpulkan bahwa definisi dari kegiatan instruksional berbasis kompetensi itu sendiri merupakan suatu kegiatan dalam rangka mendesain dan merancang maupun menyiapkan proses pembelajaran yang sedemikian rupa untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan, yang dilaksanakan oleh seorang pengajar yang memiliki kompetensi khusus yang dapat memenuhi kualifikasi sebagai pengajar yang berkompeten dalam bidang pembelajaran. Guna pembentukan desain instruksional di kelas kepada siswa dalam rangka pemenuhan kompetensi pengajar sebagai seorang guru yang profesional.
  • 15.
  • 16. DAFTAR PUSTAKA AECT (1977), The Definition of Educational Technology, Washington : Association for Educational Communication and Technology. Gordon. (1988). Pembelajaran Kompetensi. Jakarta : Rineka Cipta. Republik Indonesia. (2003). UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 1 ayat 10. Jakarta Suparman, M.A (2012). Desain instruksional Modern. Jakarta: Erlangga Sadiman. A. S., Rahardjo, haryono, A., & Rahardjito.(2009). Media Pendidikann, pengertian, pengembagan, dan pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif –Progresif. Jakarta: Kencana Wardiman Djojonegoro. (1996). Lima puluh tahun perkembangan pendidikan Indonesia. Jakarta: Depdikbud.