Guru adalah pemeran utama dalam menyampaikan materi pembelajaran, namun tugas guru tidak hanya sekedar mentransfer atau menyampaikan materi saat proses pembelajaran. Guru dituntut untuk bertanggung jawab atas pelayanan peserta didik. Hal itu karena pelayanan peserta didik satu sama lain berbeda-beda dan tergantung dari peserta didik tersebut.
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada AnakLukman Izyan
Terkadang sering kita temui adanya stigma negatif terhadap seorang anak terkait potensi akademis. Seringkali penilaian tanpa didasari alasan yang tepat. Sedangkan pada kenyataannya, seringkali kemampuan akademik seorang anak dipengaruhi oleh gannguan belajar yang tengah/telah dihadapi olehnya. Sehingga pendeteksian dini gangguan belajar pada anak sangatlah penting.
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada AnakLukman Izyan
Terkadang sering kita temui adanya stigma negatif terhadap seorang anak terkait potensi akademis. Seringkali penilaian tanpa didasari alasan yang tepat. Sedangkan pada kenyataannya, seringkali kemampuan akademik seorang anak dipengaruhi oleh gannguan belajar yang tengah/telah dihadapi olehnya. Sehingga pendeteksian dini gangguan belajar pada anak sangatlah penting.
Makalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docxsafiraeong
Kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang bentuk gangguan atau hambatan dalam pembelajaran dikarenakan faktor-faktor tertentu. Beberapa faktor yang dapat membuat anak kesulitan belajar diantaranya faktor internal yang meliputi faktor psikologis. Kemudian ada faktor eksternal yang meliputi keluarga dan ekonomi keluarga. Tahapan dalam belajar, yaitu : perolehan, kecakapan, pemeliharaan, dan generalisasi. Pembelajaran yang berbasis GSI sangat membantu dalam mengatasi kesulitan belajar.
Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikati...Dedy Wiranto
Istilah model diartikan dalam prosedur kerja yang teratur atau sistematis, tampilan grafis, dan terdapat pemikiran yang bersifat penjelasan serta saran. Penjelasan tersebut menjelaskan bahwa sebuah model desain pembelajaran menyajikan bagaimana pembelajaran disajikan berdasarkan teori-teori seperti pembelajaran, psikologi, komunikasi, sistem dan sebagainya.
Ada berbagai model perancangan pembelajaran, serta setiap model pengembangan desain pembelajaran mempunyai kekurangan dan kelebihan. Dengan adanya beraneka ragam jenis model pengembangan desain pembelajaran memberikan kesempatan yang luas bagi para pengajar untuk dapat memilih model pengembangan desain pembelajaran yang sesuai dengan ilmu atau pengetahuan yang mereka bina. Pada hal ini pendidik mendapat kesempatan untuk dapat mengembangkan model-model desain pembelajaran yang sudah ada dengan menciptakan model-model turunan dari model pengembangan desain yang sudah ada. Dengan berkembangannya model-model desain dapat memberikan jawaban atas perkembangan zaman.
Makalah Pemahaman Teoritis Dan Aplikatif Model Desain Instruksional Dick and ...Dedy Wiranto
Model pembelajaran Dick dan Carey adalah model pembelajaran yang dikembangkan melalui pendekatan sistem (System Approach). Pendekatan yang mempertimbangkan tahapan tahapan pemecahan masalah yang setiap langkah di pahami dan menghasilkan sebuah solusi alternatif dan solusi yang di pilih dapat di terapkan. Model sistem pembelajaran yang dikembangkan oleh Dick dkk yang terdiri atas beberapa komponen yang perlu dilakukan untuk membuat rancangan aktifitas pembelajaran yang lebih besar. Terhadap komponen-komponen dasar dari desain sistem pembelajaran yang meliputi analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi. Dick dan Carey memasukan unsure kognitif dan behavioristik yang menekankan pada respon siswa terhadap stimulus yang dihadirkan. Unsur kognitif yang mengutamakan daya kognitif atau daya pemikiran dari peserta didik dan unsur behavioristik yang mengedepankan tingkah laku peserta didik dalam pembelajaran.
Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional (Project Minerva Instr...Dedy Wiranto
Sebelum membahas model pengembangan instruksional, perlu dipahami dulu apa itu pengembangan instruksional. Pengembangan instruksional merupakan terminalogi yang berkembang sejak tahun 1970, dimana Indonesia mulai popular menggunakan PPSI
( Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional).
Merangkum dan mengkaji pendapat Clarence Schauer (1971), Hamreus (1971), Buhl (1975), Twelker, Urbach dan Buck (1972), Reigeluth (1978) dan AT&T pengertian pengembangan instruksional adalah proses yang sistematis dalam mencapai tujuan instruksional secara efektif dan efisien melalui pengidentifikasian masalah, pengembangan strategi dan bahan instruksional, serta pengevaluasian terhadap strategi dan bahan instruksional tersebut untuk menentukan apanya yang harus dievaluasi.
Pengembangan instruksional dan desain instruksional secara konseptual dapat dipilah bidang garapannya. Proses desain dimulai dari identifikasi masalah dan diakhiri dengan indentifikasi bahan dan strategi instruksional. Sedangkan proses pengembangan dimulai dengan memilih atau mengembangkan bahan instruksional dan menuangkannya ke dalam strategi instruksional yang telah didesain kemudian diakhiri dengan mengevaluasi strategi berikut bahan instruksional tersebut untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensinya.
Makalah Kegiatan Instruksional Berbasis KompetensiDedy Wiranto
Teknologi pendidikan berarti suatu proses yang kompleks dan terpadu yang meliputi manusia, prosedur, ide, alat, dan organisasi untuk menganalisis masalah serta merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola usaha pemecahan masalah yang berkaitan dengan segala aspek belajar (AECT, 1971). Teknologi instruksional juga berpengertian seperti itu, tetapi dibatasi hanya pada situasi belajar yang terkontrol dan bertujuan. Jadi, penggarapan pada teknologi instruksional tidak untuk seluruh aspek belajar seperti halnya pada teknologi pendidikan.
Teknologi instruksional dirumuskan sebagai proses yang kompleks dan terpadu yang meliputi manusia, prosedur, ide alat, dan organisasi untuk menganalisis masalah serta merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola usaha pemecahan masalah dalam situasi belajar yang bertujuan dan terkendali. Di sini perlu digaris bawahi ke dalam situasi belajar yang bertujuan dan yang terkendaliâ yang berarti tidak menggarap semua aspek belajar. Situasi belajar yang bertujuan dan yang terkendali di sini berarti banyak berkaitan dengan kegiatan instruksional, kegiatan membelajarkan sasaran dengan segala komponen yang diperlukannya. komponen-komponen instruksional yaitu pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan adalah bidang-bidang yang digarap untuk kepentingan instruksional. Komponen-komponen tersebut, baik sebagian maupun seluruhnya, dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan hasil belajar sasaran secara terkendali sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Makalah Kegiatan Instruksional Sebagai Sistem Dilihat Dari Sudut Pandang Tekn...Dedy Wiranto
Dewasa ini kegiatan proses pembelajaran diselenggarakan sebagai suatu usaha sadar dan terencana sebagai suatu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga dapat menjangkau ranah hasil pembelajaran, baik secara peningkatan dalam ranah kognisi, afeksi dan ranah psikomotorik dalam bentuk perubahan sikap dan prilaku. Sehingga setiap lembaga pendidikan perlu dikelola oleh mereka yang memiliki kompetensi dalam membuat desain atau pola pembelajaran, sehingga dapat dilakukan perubahan dan penyesuaian dan adanya inovasi dalam proses pembelajaran.
Makalah Terminologi dan Implementasi Desain IntruksionalDedy Wiranto
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Kurikulum dijadikan pedoman seorang guru dalam melaksanakan suatu pembelajaran didalam kelas disuatu instansi pendidikan. Seorang guru harus mengetahui dan memahami secara utuh tentang implementasi kurikulum. Karena kuikulum juga berisi tentang tujuan tujuan yang hendak dicapai didalam pendidikan. Tujuan ini lah yang akan atau ingin digapai oleh seorang guru. Karena sukses atau tidaknya suatu pembelajaran yang telah dilaksanakan bergantung tujuan yang telah dibuat guna dicapai. Jika tujuan ini belum bisa dicapai berarti pembelajaran yang selama ini telah dilaksanakan belum bisa dikatakan ekektif dan efisien.
Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"Dedy Wiranto
Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa (Hamalik, 2002) dari pendapat ini dapat ditarik sebuah pemahaman bahwa peserta didik dapat menggali dan memperkaya pengetahuan dari berbagai perangkat belajar yang ada. Metode mengajar dapat dikatakan relevan jika mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Minat yang rendah dalam belajar dapat dipacu melalui penerapan strategi tersebut. Penerapan metode dalam pembelajaran yang sesuai merupakan tugas utama guru dalam mengolah proses pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Dengan adanya variasi teknik dalam mengajar maka akan menciptakan sebuah hubungan timbal balik yang sangat efektif dari pengajar dan peserta didik. Guru dapat menyampaikan materi secara mudah dan tepat kepada peserta didik, sedangkan peserta didik dapat menerima dan memahami materi secara mendalam dan menyeluruh. Hubungan dua arah seperti inilah yang meningkatkan prestasi belajar dan intelegensi pada siswa.
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk
mencapaitujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar melakukan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.
Makalah Pendidikan Karakter Untuk Memajukan Negara IndonesiaDedy Wiranto
Pendidikan merupakan suatu sistem yang teratur dan mengemban misi yang cukup luas yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial sampai kepada masalah kepercayaan atau keimanan. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal mempunyai suatu muatan beban yang cukup berat dalam melaksanakan misi pendidikan tersebut. Lebih-lebih kalau dikaitkan dengan pesatnya perubahan zaman dewasa ini yang sangat berpengaruh terhadap anak-anak didik dalam berfikir, bersikap dan berperilaku, khususnya terhadap mereka yang masih dalam tahap perkembangan dalam transisi yang mencari identitas diri.
Makalah Teori Pembelajaran Menurut Edwin Ray GuthrieDedy Wiranto
Belajar merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku Individu. Belajar merupakan hal yang sangat penting dan harus di jalani oleh setiap manusia. Dengan Pendidikan sesorang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, dengan pendidikan seseorang bisa membedakan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, dan dengan Pendidikan juga seseorang bisa merumuskan tujuan hidup.
Makalah Model Pengembangan Kurikulum “DEMONSTRATION”Dedy Wiranto
Pengembangan kurikulum tidak dapat lepas dari berbagai aspek yang mempengaruhinya, seperti cara berpikir, system nilai (nilai moral, keagamaan, politik, budaya, dan sosial), proses pengembangan,kebutuhan peserta didik, kebutuhan masyarakat maupun arah program pendidikan. Aspek-aspek tersebut akan menjadi bahan yang perlu dipertimbangkan dalam suatu pengembangan kurikulum. Model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternative prosedur dalam rangka mendesain (designing), menerapkan (implementation), dan mengevaluasi (evaluation) suatu kurikulum. Oleh karena itu model pengembangan kurikulum harus dapat menggambarkan suatu proses sistem perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan standar keberhasilan pendidikan. (Ruhimat, T. dkk 2009: 74).
Makalah Aliran-aliran Dalam PendidikanDedy Wiranto
Pendidikan selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam perkembangan itulah muncul berbagai pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan pendidikan atau yang disebut dengan aliran-aliran dalam pendidikan. Adanya aliran-aliran dalam pendidikan dan pemikiran-pemikiran pendidikan dimulai sejak awal hidup manusia karena setiap manusia selalu dihadapkan dengan generasi penerus (generasi muda). Pemikiran-pemikiran dalam pendidikan selalu berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan yang akan selalu menimbulkan pro dan kontra, bermula dari pro dan kontra inilah bermunculan suatu pemikiran-pemikiran yang baru. Pemikiran-pemikiran baru tersebut muncul karena pemikiran-pemikiran lama yang mengalami perkembangan dan pembaharuan dari masa ke masa. Hal ini disebabkan pemikiran dari generasi sebelumnya di jadikan bahan diskusi oleh generasi penerusnya.
Secara etimologis, kata moral berasal dari kata mos dalam bahasa Latin, bentuk jamaknya mores, yang artinya adalah tata-cara atau adat-istiadat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:592), moral diartikan sebagai akhlak, budi pekerti, atau susila. Secara terminologis, terdapat berbagai rumusan pengertian moral, yang dari segi substantif materiilnya tidak ada perbedaan, akan tetapi bentuk formalnya berbeda.
Makalah Layanan Terhadap Anak Berkesulitan Kognitif/Akademik.docxDedy Wiranto
Kesulitan belajar kognitif adalah salah satu bentuk kesulitan belajar yang bersifat perkembangan (development learning) atau kesulitan belajar preakademik (preacademic learning disabilities). Kesulitan belajar jenis ini perlu mendapat perhatian karena sebagian besar dari belajar akademik terkait dengan ranah kognitif. Kognitif merupakan suatu yang berhubungan dengan proses berpikir guna untuk mengetahui atau memahami sesuatu. Wujud dari penggunaan fungsi kemampuan kognitif seseorang dapat dilihat dari kemampuannya dalam menggunakan bahasa dan matematika (Wienman. 1981: 142).
Makalah Model Pengembangan Kurikulum Adaptif Pada Pendidikan Kelas KhususDedy Wiranto
Pendidikan untuk semua adalah satu konsep yang seharusnya diwujudkan dalam kehidupan kita. Hal ini terkait dengan berbagai upaya untuk mencipatakan kondisi kehidupan yang lebih baik dan kondusif. Pendidikan menjadi satu jembatan untuk menciptakan kehidupan sebagai upaya mengubah kondisi sulit menjadi kondisi yang mudah dijalani, Saroni (2012 : 19). Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuhkembngkan potensi-potensi kemanusiaannya. Tirtarahardja & La Sulo (2005 : 1).
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan KhususDedy Wiranto
Pendidikan khusus merupakan pendidikan yang diperuntukan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena memiliki kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Oleh karena itu, untuk mendorong kemampuan pembelajaran mereka dibutuhkan lingkungan belajar yang kondusif, baik tempat belajar, metoda, sistem penilaian, sarana dan prasarana serta yang tidak kalah pentingnya adalah tersedianya media pendidikan yang memadai sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Makalah Standar Kompetensi Pendidikan Kelas Khusus dan Komponen KurikulumDedy Wiranto
Menurut permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 Pasal 1, pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Inclusive Education untuk siswa dengan Special Education Need di sekolah umum adalah menjadi salah satu reformasi seperti dalam sistem pendidikan saat ini. Dan ia juga menuliskan bahwa IE mengacu pada semua yang dihargai, diterima, dan dihormati terlepas dari latar belakang etnis dan budaya, social ekonomi, keadaan, kemampuan, jenis kelamin, usia, agama, keyakinan, dan perilaku.
Makalah Penyebab Anak Berkebutuhan KhususDedy Wiranto
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki keunikan tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan dari anak-anak normal pada umumnya. Kebutuhan akan pendidikan adalah milik semua orang, tidak terkecuali anak berkebutuhan khusus atau ABK. Keterbatasan yang dialami menjadikan anak berkebutuhan khusus memerlukan layanan pendidikan yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak.
Makalah Teori Belajar - Pemrosesan InformasiDedy Wiranto
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa mempelajari sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadan alam, benda-benda atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar.
Makalah Sistem Pendidikan Nasional - Standar Pendidikan NasionalDedy Wiranto
Standar nasional pendidikan merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penetapan standar sebagaimana dimaksudkan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003, setidaknya menggambarkan optimisme Pemerintah dan DPR untuk mendongkrak mutu pendidikan nasional sehingga tidak tertinggal jauh dibanding negara-negara lainnya di Asia khususnya dan dunia pada umumnya.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
1. MAKALAH PEMBELAJARAN KELAS KHUSUS
Layanan Terhadap Anak Berkesulitan Kognitif/Akademik
Disusun Oleh :
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
2. A. Latar Belakang
Guru adalah pemeran utama dalam menyampaikan materi pembelajaran, namun
tugas guru tidak hanya sekedar mentransfer atau menyampaikan materi saat proses
pembelajaran. Guru dituntut untuk bertanggung jawab atas pelayanan peserta didik. Hal
itu karena pelayanan peserta didik satu sama lain berbeda-beda dan tergantung dari
peserta didik tersebut.
Pelayanan yang diamati dalam kasus ini adalah pelayanan terhadap anak
berkesulitan kognitif atau kesulitan belajar. Kesulitan belajar merupakan beragam
gangguan dalam menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung karena faktor
internal individu itu sendiri, yaitu disfungsi minimal otak. Kesulitan belajar bukan
disebabkan oleh faktor eksternal berupa lingkungan, sosial, budaya, fasilitas belajar,
dan lain-lain.
Didalam makalah ini akan dijelaskan pengertian kesulitan belajar, bagaimana
pelayanan untuk anak berkesulitan kognitif, faktor-faktor apa saja yang menjadi
penyebab anak berkesulitan kognitif, karkateristik anak kesulitan belajar, penanganan
anak berkesulitan belajar dan hasil observasi di Sekolah Luar Biasa – C Swadaya
Semarang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud kesulitan belajar pada anak berkebutuhan khusus?
2. Apa saja faktor penyebab kesulitan belajar?
3. Apa saja karakteristik kesulitan belajar?
4. Bagaimana penanganan anak kesulitan belajar?
5. Bagaimana pelayanan terhadap anak berkesulitan kognitif di SLB - C Swadaya
Semarang?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diambil tujuan masalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui apa yang dimaksud kesulitan belajar pada anak berkebutuhan khusus.
2. Mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar.
3. Mengetahui karakteristik kesulitan belajar.
4. Menetahui penanganan anak kesulitan belajar.
5. Mengetahui pelayanan terhadap anak berkesulitan kognitif di SLB - C Swadaya
Semarang.
BAB II
3. PEMBAHASAN
A. Pengertian Kesulitan Belajar/Kognitif
Secara harfiah kesulitan belajar merupakan terjemahan “Learning Disability”
yang berarti ketidakmampuan belajar. Kata disability diterjemahkan kesulitan untuk
memberikan kesan optimis bahwa anak sebenarnya masih mampu untuk belajar. Istilah
lain learning disabilities adalah learning difficulties dan learning differences. Ketiga
istilah tersebut memiliki nuansa pengertian yang berbeda. Disatu pihak, pengguna istilah
learning difference lebih bernada positif, namun dipihak lain istilah learning disabilities
lebing menggambarkan kondisi faktualnya. Untuk menghindari bias dan perbedaan
rujukan, maka digunakan istilah Kesulitan Belajar. Kesulitan belajar adalah
ketidakmampuan belajar, istilah kata yakni disfungsi otak minimal ada yang lain lagi
istilahnya yakni gangguan neurologist.
Kesulitan belajar lebih didefinisikan sebagai gangguan perceptual, konseptual,
memori, maupun ekspresif di dalam belajar. Hal ini disebabkan oleh gangguan di dalam
sistem saraf pusat otak (gangguan neorubioligis) yang dapat menimbulkan gangguan
perkembangan seperti gangguan perkembangan bicara, membaca, menulis, pemahaman,
dan berhitung. Menurut Hammill (1981) ksulitan belajar adalah beragam bentuk
kesulitan yang nyata dalam aktivitas mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis
menalar dan dalam berhitung. Gangguan tersebut berupa gangguan intrinsik yang
diduga karena adanya disfungsi sistem saraf pusat.
Anak-anak disekolah pada umumnya memiliki karakteristik individu yang
berbeda, baik dari segi fisik, mental, intelektual, ataupun social-emosional. Oleh karena
itu mereka juga akan mengalami persoalan belajarnya mesing-masing secara individu,
dan akan mengalami berbagai jenis kesulitan belajar yang berbeda pula., sesuai dengan
karakteristik dan potensinya masing-masing.
B. Faktor-faktor Penyebab Anak Kesulitan belajar
Ada beberapa penyebab kesulitan belajar yang terdapat pada literatur dan hasil
riset (Harwell, 2001), yaitu :
1. Faktor keturunan/bawaan.
2. Gangguan semasa kehamilan, saat melahirkan atau prematur.
3. Kondisi janin yang tidak menerima cukup oksigen atau nutrisi dan atau ibu yang
merokok, menggunakan obat-obatan (drugs), atau meminum alkohol selama masa
kehamilan.
4. Trauma pasca kelahiran, seperti demam yang sangat tinggi, trauma kepala, atau
pernah tenggelam.
5. Infeksi telinga yang berulang pada masa bayi dan balita. Anak yang berkesulitan
belajar biasanya mempunyai sistem imun yang lemah.
4. 6. Awal masa kanak-kanak yang sering berhubungan dengan aluminium, arsenik,
merkuri/raksa, dan neurotoksin lainnya.
Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri
atas dua macam, yaitu:
1. Faktor intern anak didik, yang meliputi gangguan atau kekurang mampuan
psikofisik anak yakni:
a. Yang bersifat kognitif, yaitu rendahnya kapasitas intelektual.
b. Ranah afektif, yaitu labilnya emosi dan sikap.
c. Ranah psikomotor (ranah karsa) seperti terganggunya alat-alat indra penglihat dan
pendengar.
2. Faktor ekstern anak didik
a. Lingkungan keluarga (hubungan tidak harmonis).
b. Lingkungan masyarakat (lingkungan yang kumuh, teman yang nakal).
c. Lingkungan sekolah (dekat pasar, guru yang urang profesional, fasilitas dan lain-
lain).
Selain faktor diatas, ada pula faktor khusus yang menimbulkan kesulitan
belajar pada anak didik, yaitu sindrom psikologis berupa learning disability (ketidak
mampuan belajar). Sindrom (syndrome) berarti satuan gejala yang muncul sebagai
indikator adanya keabnormalan psikis yang menimbulkan kesulitan belajar anak didik.
Sindrom itu misalnya:
1. Dyslexia, yaitu ketidak mampuan belajar membaca.
2. Dysgraphia, yaitu ketidak mampuan belajar menulis.
3. Dyscalculia, yaitu ketidak mampuan belajar matematika.
Anak didik yang memiliki sindrom-sindrom diatas secara umum sebenarnya
memiliki IQ yang normal bahkan diantaranya ada yang memiliki kecerdasan di atas
rata-rata. Oleh karenanya, kesulitan belajar anak didik yang menderita sindrom-
sindrom tadi mungkin hanya disebabkan oleh adanya gangguan-gangguan ringan pada
otak (minimal) brain dysfunction.
C. Karakteristik Kesulitan Belajar
Mencermati definisi dan uraian diatas tamoak bahwa kondisi kesulitan belajar
memiliki beberapa karakteristik utama, yaitu :
1. Gangguan Internal
Penyebab kesulitan belajar berasal dari faktor internal, yaitu berasal dari dalam diri
anak itu sendiri. Anak ini mengalami pemusatan perhatian, sehingga kemampuan
perseptualnya terhambat. Kemampuan perseptual yang terhambat tersebut meliputi
5. persepsi visual (proses pemahaman terhadap objek yang dilihat), persepsi auditoris
(proses pemahaman terhadap objek yang didengar) maupun persepsi taktil
kinestesis (proses pemahaman terhadap objek yang diraba dan digerakan). Faktor-
faktor internal tersebut menjadi penyebab kesulitan belajar, bukan faktor eksternal
(yang berasal dari luar anak), seperti faktor lingkungan keluarga, budaya, fasilitas
dan lain-lain.
2. Kesenjangan antara Potensi dan Prestasi
Anak berkesulitan belajar memiliki potensi kecerdasan/inteligensi normal, bahkan
beberapa diantaranya di atas rata-rata. Namun demikian, pada kenyataanya mereka
memiliki prestasi akademik yang rendah. Dengan demikian, mereka memiliki
kesenjangan yang nyata antara potensi dan prestasi yang
ditampilkanya. Kesenjangan ini biasanya terjadi pada kemampuan belajar akademik
yang spesifik, yaitu oada kemampuan membaca (disleksia), menulis (disgrafia),
atau berhitung (diskalkulia).
3. Tidak Adanya Gangguan Fisik dan/atau Mental
Anak berkesulitan belajar merupakan anak yang tidak memiliki gangguan fisik atau
mental. Kondisi kesulitan belajar berbeda dengan kondisi masalah belajar erikut
ini :
a. Tunagrahita (Mental Retardation)
Anak tunagrahita memiliki intelegensi antara 50-70. Kondisi tersebut
menghambat prestasi akademik dan adaptasi sosialnya yang bersifat menetap.
b. Lamban Belajar (Slow Learner)
Slow learner adalah anak yang memiliki keterbatasan potensi keserdasan,
sehingga proses belajarnya menjadi lamban. Tingkat kecerdasan mereka sedikit
dibawah rata-rata dengan IQ antara 80-90. Kelambanan belajar mereka merata
pada semua mata pelajaran. Slow leaner disebut anak border line
(“ambang batas”), yaitu berada di antara kategori keserdasan rata-rata dan
kategori mental retardation (tunagrahita).
c. Problem Belajar (Learning Problem)
Anak dengan problem belajar (bermasalah dalam belajar) adalah anak yang
mengalami hambatan belajar karena faktor eksternal.
Faktor eksternal tersebut berupa kondisi lingkungan keluarga, fasilitas belajar di
rumah atau disekolah, dan lain sebagainya. Kondisi ini bersifat
temporer/sementara dan mempengaruhi prestasi belajar.
6. D. Penanganan Anak Kesulitan Belajar
Penangan yang diberikan pada kasus anak dengan kesulitan belajar tergantung
pada hasil pemeriksaan yang komperhensif dari tim kerja. Penanganan yang diberikan
pada anak kesulitan belajar meliputi :
1. Penatalaksana dibidang Medis
a. Terapi Obat
Pengobatan yang diberikan adalah sesuai dengan gangguan fisik atau psikiatrik
yang diderita oleh anak, misalnya berbagai kondisi depresi dapat diberikan
dengan obat golongan antidepresan. GPPH diberikan obat golongan
psikostimulansia, misalnya Ritalin dll.
b. Terapi Perilaku
Terapi perilaku yang sering diberikan adalah modifikasi perilaku. Dalam halini
anak akan mendapatkan penghargaan langsung jika dia dapat memenuhi suatu
tugas atau tanggung jawab atau perilaku positif tertentu. Di lain pihak, ia akan
mendapatkan peringatan jika ia memperlihatkan perilaku negatif. Dengan adanya
penghargaan dan peringatan langsung ini maka diharapkan anak dapat
mengontrol perilaku negatif yang tidak dikehendaki, baik disekolah maupun di
rumah.
c. Psikoterapi Suportif
Dapat diberikan pada anak dan dan keluarganya. Tujuanya adalah untuk
memberi peringatan dan pemahaman mengenai kesulitan yang ada, sehingga
dapat menimbulkan motivasi yang kosisten dalam usaha untuk memerangi
kesulitan ini.
d. Pendekatan Psikososial Lainnya
Psikoedukasi orang tua dan guru
Pelatihan keterampilan social bagi anak
2. Penatalaksana di bidang Pendidikan
Dalam hal ini terapi yang paling efektif adalah terapi remedial, yaitu bimbingan
langsung oleh guru terlatih dalam mengatasi kesulitan belajar
anak. Guru remedial ini akan menyusun suatu metode pengajaran yang sesuai bagi
setiap anak. Mereka juga melatih anak untuk dapat belajar baik dnegan teknik-
teknik pembelajaran tertentu (sesuai dnegan jenis kesulitan belajar yang dihadapi
anak) yang sangat bermanfaat bagi anak dengan kesulitan belajar.
7. E. Pelayanan Terhadap Anak Berkesulitan Kognitif di SLB - C Swadaya Semarang
Sekolah Luar Biasa (SLB) Swadaya Semarang adalah sekolah yang menampung
siswa dari jenjang TK sampai SMA. SLB - C dengan total siswa 57 siswa itu berada di
Jl. Seteran Utara II/2, MIROTO, Kec. Semarang Tengah, Kota Semarang. Didalam SLB
Swadaya Semarang terbagi menjadi dua golongan yaitu SLB – B (Tuna Rungu) dan
SLB – C (Tuna Grahita). Di SLB Swadaya menggunakan metode mampu didik dan
mampu latih sebagai pelayananya. Kurikulum yang digunakan sekarang adalah
kurikulum 2013. Kami melakukan observasi tentang Pelayanan Terhadap Anak
Berkesulitan Kognitif di SLB – C (Tuna Grahita) kelas 1 dan 3 SD.
Dari hasil observasi dan wawancara kami dengan Ibu Sunarni yang mengajar di
kelas 3 SD SLB - C didapatkan hasil dari 2 siswa, dua-duanya mempunyai masalah
dalam belajar. Dari dua anak tersebut salah satunya mempunyai berkebutuhan ganda
yaitu tuna rungu dan grahita. Pelayanan yang dilakukan oleh Ibu Sunarni kepada anak
didiknya dengan cara pelayanan satu persatu atau perindividual. Dikarenakan peranak
mempunyai kebutuhan berbeda-beda maka sebisa mungkin guru memahami kebutuhan
anak tersebut. Dengan cara seperti itu diharapkan anak akan membantu anak menangkap
materi. Terkadang guru menggunakan media seperti laptop untuk pembelajaran.
Pembelajaran dengan menggunakan laptop digunakan untuk siswa menebak berbagai
macam gambar yang telah guru siapkan. Metode reward dan punishment juga
digunakan guru untuk memacu siswa untuk berkelakuan baik didalam kelas. Ketika
salah satu siswa mengalami kesulitan dalam ujian maka guru akan melakukan remidial
sampai siswa bisa mengerjakan sampai selesai.
Kemudian kami mencoba melakukan observasi di kelas 1 SD SLB – C. Disana
ada 3 siswa yang mempunyai kekurangan sendiri-sendiri. Tetapi mereka sama-sama
mempunyai sifat hyper aktif. Karna itulah guru dikelas tersebut (Ibu Heri) mencoba
menenangkan mereka sebelum pembelajaran. Pelayanan yang dilakukan guru dikelas 1
ini hampir sama dengan kelas 3 tadi yaitu dengan cara pelayanan satu persatu atau
perindividu. Dua siswa diantara tiga tersebut mempunyai kesulitan belajar dalam hal
membaca dan menulis. Ada yang sudah bisa menulis namun susah membaca ada juga
yang belum bisa menulis dan membaca. Maka dari itu guru memperlakukan mereka
berbeda. Dari mulai membimbing membaca sampai membuat titik-titik pola untuk
belajar menulis. Salah satu dari tiga anak di kelas tersebut sebenarnya adalah anak kelas
3 yang dititipkan ke kelas 1 karena kemampuanya masih seperti di kelas 1. Walaupun
seperti itu didalam raportnya nanti masih tercantum kelas 3. Anak tersebut bernama
wulan. Dia masih kesulitan belajar dalam hal menulis dan melihat karna motorik
tanganya yang masih lemah. Wulan juga masih sulit untuk berkonsentrasi dalam belajar.
Didalam kelas guru terkadang menggunakan alat peraga sebagai media pembelajaran.
Alat peraga tersebut berupa gambar dan angka-angka yang akan digunakan untuk siswa.
Atau juga guru menggunakan jari tangan untuk belajar menghitung.
8. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesulitan belajar lebih didefinisikan sebagai gangguan perceptual, konseptual,
memori, maupun ekspresif di dalam belajar. Hal ini disebabkan oleh gangguan di dalam
sistem saraf pusat otak (gangguan neorubioligis) yang dapat menimbulkan gangguan
perkembangan seperti gangguan perkembangan bicara, membaca, menulis, pemahaman,
dan berhitung. Anak-anak disekolah pada umumnya memiliki karakteristik individu
yang berbeda, baik dari segi fisik, mental, intelektual, ataupun social-emosional. Oleh
karena itu mereka juga akan mengalami persoalan belajarnya mesing-masing secara
individu, dan akan mengalami berbagai jenis kesulitan belajar yang berbeda pula.,
sesuai dengan karakteristik dan potensinya masing-masing.
9. Daftar Pustaka
Luthfie, Muhammad. 2013. Pelayanan Anak Berkesulitan Belajar.
http://infomakalahkuliah.blogspot.co.id/2012/12/pelayanan-anak-berkesulitan-
belajar.html. Diakses pada tanggal 4 April 2017.
Soliha, Sitta. 2012. Karakteristik dan Masalah Perkembangan Anak Berkesulitan Belajar.
https://pendiluarbiasa.wordpress.com/2012/05/25/karakteristik-dan-masalah-
perkembangan-anak-berkesulitan-belajar/. Diakses pada tanggal 4 April 2017
Suryani, Erma Yulinda. 2010. “Kesulitan Belajar”. Magistra. Nomor 73: 33-47. Jakarta.