Menurut permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 Pasal 1, pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Inclusive Education untuk siswa dengan Special Education Need di sekolah umum adalah menjadi salah satu reformasi seperti dalam sistem pendidikan saat ini. Dan ia juga menuliskan bahwa IE mengacu pada semua yang dihargai, diterima, dan dihormati terlepas dari latar belakang etnis dan budaya, social ekonomi, keadaan, kemampuan, jenis kelamin, usia, agama, keyakinan, dan perilaku.
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan KhususDedy Wiranto
Pendidikan khusus merupakan pendidikan yang diperuntukan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena memiliki kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Oleh karena itu, untuk mendorong kemampuan pembelajaran mereka dibutuhkan lingkungan belajar yang kondusif, baik tempat belajar, metoda, sistem penilaian, sarana dan prasarana serta yang tidak kalah pentingnya adalah tersedianya media pendidikan yang memadai sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Banyak ahli yang merumuskan pengertian pengembangan kurikulum, menurut Miller dan Seler (1985:3) pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dimulai dari menentukan orientasi kurikulum, yakni kebijakan-kebijakan yang umum. Misalnya arah dan tujuan pendidikan, pandangan tentang hakekat kurikulum dan lainnya. Sementara itu Proses pengembangan kurikulum menurut Sagala (2000:232) ialah kebutuhan untuk menspesifikasi peranan-peranan lulusan menggambarkan kemampuan dan keterampilan yang harus dilaksanakan dalam bidang tertentu.
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan KhususDedy Wiranto
Pendidikan khusus merupakan pendidikan yang diperuntukan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena memiliki kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Oleh karena itu, untuk mendorong kemampuan pembelajaran mereka dibutuhkan lingkungan belajar yang kondusif, baik tempat belajar, metoda, sistem penilaian, sarana dan prasarana serta yang tidak kalah pentingnya adalah tersedianya media pendidikan yang memadai sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Banyak ahli yang merumuskan pengertian pengembangan kurikulum, menurut Miller dan Seler (1985:3) pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dimulai dari menentukan orientasi kurikulum, yakni kebijakan-kebijakan yang umum. Misalnya arah dan tujuan pendidikan, pandangan tentang hakekat kurikulum dan lainnya. Sementara itu Proses pengembangan kurikulum menurut Sagala (2000:232) ialah kebutuhan untuk menspesifikasi peranan-peranan lulusan menggambarkan kemampuan dan keterampilan yang harus dilaksanakan dalam bidang tertentu.
Salah satu model instruksional yang sering digunakan adalah model ASSURE. Model ini terdiri dari enam langkah, yaitu analisa peserta didik (A), menetapkan tujuan pembelajaran (S), memilih materi dan media (S), menggunakan materi dan media (U), partisipasi peserta didik (R), dan evaluasi-revisi (E).
Makalah Pelatihan Peningkatan Guru dengan tema "Penilaian dan Penyusunan Soal HOTS". Di Susun oleh KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAL JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
2020
Salah satu model instruksional yang sering digunakan adalah model ASSURE. Model ini terdiri dari enam langkah, yaitu analisa peserta didik (A), menetapkan tujuan pembelajaran (S), memilih materi dan media (S), menggunakan materi dan media (U), partisipasi peserta didik (R), dan evaluasi-revisi (E).
Makalah Pelatihan Peningkatan Guru dengan tema "Penilaian dan Penyusunan Soal HOTS". Di Susun oleh KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAL JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
2020
Pada tugas DDP MIPA T.A 2014/2015 dapat memilih KD yang ada pada kurikulum K-13 sebagai berikut. Cantumkan nomor KD yang telah dipilih, pada kolom KD yang ada pada tabel identifikasi.
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dan sekaligus digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pada berbagai jenis dan tingkat sekolah. Kurikulum menjadi dasar dan cermin falsafah pandangan hidup suatu bangsa, akan diarahkan kemana dan bagaimana bentuk kehidupan bangsa ini di masa depan, semua itu ditentukan dan digambarkan dalam suatu kurikulum pendidikan. Kurikulum haruslah dinamis dan terus berkembang untuk menyesuaikan berbagai perkembangan yang terjadi pada masyarakat dunia dan haruslah menetapkan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.
Secara etimologi, kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Itu berarti istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman Yunani Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai finish, kemudian di gunakan oleh dunia pendidikan.
Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikati...Dedy Wiranto
Istilah model diartikan dalam prosedur kerja yang teratur atau sistematis, tampilan grafis, dan terdapat pemikiran yang bersifat penjelasan serta saran. Penjelasan tersebut menjelaskan bahwa sebuah model desain pembelajaran menyajikan bagaimana pembelajaran disajikan berdasarkan teori-teori seperti pembelajaran, psikologi, komunikasi, sistem dan sebagainya.
Ada berbagai model perancangan pembelajaran, serta setiap model pengembangan desain pembelajaran mempunyai kekurangan dan kelebihan. Dengan adanya beraneka ragam jenis model pengembangan desain pembelajaran memberikan kesempatan yang luas bagi para pengajar untuk dapat memilih model pengembangan desain pembelajaran yang sesuai dengan ilmu atau pengetahuan yang mereka bina. Pada hal ini pendidik mendapat kesempatan untuk dapat mengembangkan model-model desain pembelajaran yang sudah ada dengan menciptakan model-model turunan dari model pengembangan desain yang sudah ada. Dengan berkembangannya model-model desain dapat memberikan jawaban atas perkembangan zaman.
Makalah Pemahaman Teoritis Dan Aplikatif Model Desain Instruksional Dick and ...Dedy Wiranto
Model pembelajaran Dick dan Carey adalah model pembelajaran yang dikembangkan melalui pendekatan sistem (System Approach). Pendekatan yang mempertimbangkan tahapan tahapan pemecahan masalah yang setiap langkah di pahami dan menghasilkan sebuah solusi alternatif dan solusi yang di pilih dapat di terapkan. Model sistem pembelajaran yang dikembangkan oleh Dick dkk yang terdiri atas beberapa komponen yang perlu dilakukan untuk membuat rancangan aktifitas pembelajaran yang lebih besar. Terhadap komponen-komponen dasar dari desain sistem pembelajaran yang meliputi analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi. Dick dan Carey memasukan unsure kognitif dan behavioristik yang menekankan pada respon siswa terhadap stimulus yang dihadirkan. Unsur kognitif yang mengutamakan daya kognitif atau daya pemikiran dari peserta didik dan unsur behavioristik yang mengedepankan tingkah laku peserta didik dalam pembelajaran.
Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional (Project Minerva Instr...Dedy Wiranto
Sebelum membahas model pengembangan instruksional, perlu dipahami dulu apa itu pengembangan instruksional. Pengembangan instruksional merupakan terminalogi yang berkembang sejak tahun 1970, dimana Indonesia mulai popular menggunakan PPSI
( Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional).
Merangkum dan mengkaji pendapat Clarence Schauer (1971), Hamreus (1971), Buhl (1975), Twelker, Urbach dan Buck (1972), Reigeluth (1978) dan AT&T pengertian pengembangan instruksional adalah proses yang sistematis dalam mencapai tujuan instruksional secara efektif dan efisien melalui pengidentifikasian masalah, pengembangan strategi dan bahan instruksional, serta pengevaluasian terhadap strategi dan bahan instruksional tersebut untuk menentukan apanya yang harus dievaluasi.
Pengembangan instruksional dan desain instruksional secara konseptual dapat dipilah bidang garapannya. Proses desain dimulai dari identifikasi masalah dan diakhiri dengan indentifikasi bahan dan strategi instruksional. Sedangkan proses pengembangan dimulai dengan memilih atau mengembangkan bahan instruksional dan menuangkannya ke dalam strategi instruksional yang telah didesain kemudian diakhiri dengan mengevaluasi strategi berikut bahan instruksional tersebut untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensinya.
Makalah Kegiatan Instruksional Berbasis KompetensiDedy Wiranto
Teknologi pendidikan berarti suatu proses yang kompleks dan terpadu yang meliputi manusia, prosedur, ide, alat, dan organisasi untuk menganalisis masalah serta merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola usaha pemecahan masalah yang berkaitan dengan segala aspek belajar (AECT, 1971). Teknologi instruksional juga berpengertian seperti itu, tetapi dibatasi hanya pada situasi belajar yang terkontrol dan bertujuan. Jadi, penggarapan pada teknologi instruksional tidak untuk seluruh aspek belajar seperti halnya pada teknologi pendidikan.
Teknologi instruksional dirumuskan sebagai proses yang kompleks dan terpadu yang meliputi manusia, prosedur, ide alat, dan organisasi untuk menganalisis masalah serta merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola usaha pemecahan masalah dalam situasi belajar yang bertujuan dan terkendali. Di sini perlu digaris bawahi ke dalam situasi belajar yang bertujuan dan yang terkendaliâ yang berarti tidak menggarap semua aspek belajar. Situasi belajar yang bertujuan dan yang terkendali di sini berarti banyak berkaitan dengan kegiatan instruksional, kegiatan membelajarkan sasaran dengan segala komponen yang diperlukannya. komponen-komponen instruksional yaitu pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan adalah bidang-bidang yang digarap untuk kepentingan instruksional. Komponen-komponen tersebut, baik sebagian maupun seluruhnya, dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan hasil belajar sasaran secara terkendali sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Makalah Kegiatan Instruksional Sebagai Sistem Dilihat Dari Sudut Pandang Tekn...Dedy Wiranto
Dewasa ini kegiatan proses pembelajaran diselenggarakan sebagai suatu usaha sadar dan terencana sebagai suatu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga dapat menjangkau ranah hasil pembelajaran, baik secara peningkatan dalam ranah kognisi, afeksi dan ranah psikomotorik dalam bentuk perubahan sikap dan prilaku. Sehingga setiap lembaga pendidikan perlu dikelola oleh mereka yang memiliki kompetensi dalam membuat desain atau pola pembelajaran, sehingga dapat dilakukan perubahan dan penyesuaian dan adanya inovasi dalam proses pembelajaran.
Makalah Terminologi dan Implementasi Desain IntruksionalDedy Wiranto
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Kurikulum dijadikan pedoman seorang guru dalam melaksanakan suatu pembelajaran didalam kelas disuatu instansi pendidikan. Seorang guru harus mengetahui dan memahami secara utuh tentang implementasi kurikulum. Karena kuikulum juga berisi tentang tujuan tujuan yang hendak dicapai didalam pendidikan. Tujuan ini lah yang akan atau ingin digapai oleh seorang guru. Karena sukses atau tidaknya suatu pembelajaran yang telah dilaksanakan bergantung tujuan yang telah dibuat guna dicapai. Jika tujuan ini belum bisa dicapai berarti pembelajaran yang selama ini telah dilaksanakan belum bisa dikatakan ekektif dan efisien.
Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"Dedy Wiranto
Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa (Hamalik, 2002) dari pendapat ini dapat ditarik sebuah pemahaman bahwa peserta didik dapat menggali dan memperkaya pengetahuan dari berbagai perangkat belajar yang ada. Metode mengajar dapat dikatakan relevan jika mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Minat yang rendah dalam belajar dapat dipacu melalui penerapan strategi tersebut. Penerapan metode dalam pembelajaran yang sesuai merupakan tugas utama guru dalam mengolah proses pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Dengan adanya variasi teknik dalam mengajar maka akan menciptakan sebuah hubungan timbal balik yang sangat efektif dari pengajar dan peserta didik. Guru dapat menyampaikan materi secara mudah dan tepat kepada peserta didik, sedangkan peserta didik dapat menerima dan memahami materi secara mendalam dan menyeluruh. Hubungan dua arah seperti inilah yang meningkatkan prestasi belajar dan intelegensi pada siswa.
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk
mencapaitujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar melakukan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.
Makalah Pendidikan Karakter Untuk Memajukan Negara IndonesiaDedy Wiranto
Pendidikan merupakan suatu sistem yang teratur dan mengemban misi yang cukup luas yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial sampai kepada masalah kepercayaan atau keimanan. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal mempunyai suatu muatan beban yang cukup berat dalam melaksanakan misi pendidikan tersebut. Lebih-lebih kalau dikaitkan dengan pesatnya perubahan zaman dewasa ini yang sangat berpengaruh terhadap anak-anak didik dalam berfikir, bersikap dan berperilaku, khususnya terhadap mereka yang masih dalam tahap perkembangan dalam transisi yang mencari identitas diri.
Makalah Teori Pembelajaran Menurut Edwin Ray GuthrieDedy Wiranto
Belajar merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku Individu. Belajar merupakan hal yang sangat penting dan harus di jalani oleh setiap manusia. Dengan Pendidikan sesorang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, dengan pendidikan seseorang bisa membedakan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, dan dengan Pendidikan juga seseorang bisa merumuskan tujuan hidup.
Makalah Model Pengembangan Kurikulum “DEMONSTRATION”Dedy Wiranto
Pengembangan kurikulum tidak dapat lepas dari berbagai aspek yang mempengaruhinya, seperti cara berpikir, system nilai (nilai moral, keagamaan, politik, budaya, dan sosial), proses pengembangan,kebutuhan peserta didik, kebutuhan masyarakat maupun arah program pendidikan. Aspek-aspek tersebut akan menjadi bahan yang perlu dipertimbangkan dalam suatu pengembangan kurikulum. Model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternative prosedur dalam rangka mendesain (designing), menerapkan (implementation), dan mengevaluasi (evaluation) suatu kurikulum. Oleh karena itu model pengembangan kurikulum harus dapat menggambarkan suatu proses sistem perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan standar keberhasilan pendidikan. (Ruhimat, T. dkk 2009: 74).
Makalah Aliran-aliran Dalam PendidikanDedy Wiranto
Pendidikan selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam perkembangan itulah muncul berbagai pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan pendidikan atau yang disebut dengan aliran-aliran dalam pendidikan. Adanya aliran-aliran dalam pendidikan dan pemikiran-pemikiran pendidikan dimulai sejak awal hidup manusia karena setiap manusia selalu dihadapkan dengan generasi penerus (generasi muda). Pemikiran-pemikiran dalam pendidikan selalu berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan yang akan selalu menimbulkan pro dan kontra, bermula dari pro dan kontra inilah bermunculan suatu pemikiran-pemikiran yang baru. Pemikiran-pemikiran baru tersebut muncul karena pemikiran-pemikiran lama yang mengalami perkembangan dan pembaharuan dari masa ke masa. Hal ini disebabkan pemikiran dari generasi sebelumnya di jadikan bahan diskusi oleh generasi penerusnya.
Secara etimologis, kata moral berasal dari kata mos dalam bahasa Latin, bentuk jamaknya mores, yang artinya adalah tata-cara atau adat-istiadat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:592), moral diartikan sebagai akhlak, budi pekerti, atau susila. Secara terminologis, terdapat berbagai rumusan pengertian moral, yang dari segi substantif materiilnya tidak ada perbedaan, akan tetapi bentuk formalnya berbeda.
Guru adalah pemeran utama dalam menyampaikan materi pembelajaran, namun tugas guru tidak hanya sekedar mentransfer atau menyampaikan materi saat proses pembelajaran. Guru dituntut untuk bertanggung jawab atas pelayanan peserta didik. Hal itu karena pelayanan peserta didik satu sama lain berbeda-beda dan tergantung dari peserta didik tersebut.
Makalah Layanan Terhadap Anak Berkesulitan Kognitif/Akademik.docxDedy Wiranto
Kesulitan belajar kognitif adalah salah satu bentuk kesulitan belajar yang bersifat perkembangan (development learning) atau kesulitan belajar preakademik (preacademic learning disabilities). Kesulitan belajar jenis ini perlu mendapat perhatian karena sebagian besar dari belajar akademik terkait dengan ranah kognitif. Kognitif merupakan suatu yang berhubungan dengan proses berpikir guna untuk mengetahui atau memahami sesuatu. Wujud dari penggunaan fungsi kemampuan kognitif seseorang dapat dilihat dari kemampuannya dalam menggunakan bahasa dan matematika (Wienman. 1981: 142).
Makalah Model Pengembangan Kurikulum Adaptif Pada Pendidikan Kelas KhususDedy Wiranto
Pendidikan untuk semua adalah satu konsep yang seharusnya diwujudkan dalam kehidupan kita. Hal ini terkait dengan berbagai upaya untuk mencipatakan kondisi kehidupan yang lebih baik dan kondusif. Pendidikan menjadi satu jembatan untuk menciptakan kehidupan sebagai upaya mengubah kondisi sulit menjadi kondisi yang mudah dijalani, Saroni (2012 : 19). Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuhkembngkan potensi-potensi kemanusiaannya. Tirtarahardja & La Sulo (2005 : 1).
Makalah Penyebab Anak Berkebutuhan KhususDedy Wiranto
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki keunikan tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan dari anak-anak normal pada umumnya. Kebutuhan akan pendidikan adalah milik semua orang, tidak terkecuali anak berkebutuhan khusus atau ABK. Keterbatasan yang dialami menjadikan anak berkebutuhan khusus memerlukan layanan pendidikan yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak.
Makalah Teori Belajar - Pemrosesan InformasiDedy Wiranto
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa mempelajari sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadan alam, benda-benda atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar.
Makalah Sistem Pendidikan Nasional - Standar Pendidikan NasionalDedy Wiranto
Standar nasional pendidikan merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penetapan standar sebagaimana dimaksudkan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003, setidaknya menggambarkan optimisme Pemerintah dan DPR untuk mendongkrak mutu pendidikan nasional sehingga tidak tertinggal jauh dibanding negara-negara lainnya di Asia khususnya dan dunia pada umumnya.
Makalah Psikologi Pendidikan - Teori Belajar dan Pembelajaran BehavioristikDedy Wiranto
Belajar merupakan kegiatan seseorang untuk melakukan aktifitas belajar. Menurut Piaget belajar adalah aktifitas anak bila ia berinteraksi dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisiknya. Menurut pandangan psikologi behavioristik merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang yang telah selesai melakukan proses belajar akan menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini yang penting dalam belajar adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
Makalah Standar Kompetensi Pendidikan Kelas Khusus dan Komponen Kurikulum
1. STANDAR KOMPETENSI PENDIDIKAN KELAS KHUSUS
DAN KOMPONEN KURIKULUM
Mata Kuliah Pembelajaran Kelas Khusus
Dosen pengampu: Bapak Suripto
Disusun oleh:
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
2. 2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. 1
DAFTAR ISI .............................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 3
A. Latar Belakang ........................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
C. Tujuan ........................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 5
A. Pengertian tentang Standar Kompetensi dan Kurikulum............................. 5
B. Dasar Hukum tentang Kurikulum Pendidikan Kelas Khusus .................... 5
C. Standar Kompetensi Pendidikan Kelas Khusus ......................................... 7
D. Komponen-Komponen Kurikulum pada Pendidikan Kelas Khusus ......... 8
E. Metode Pengajaran Anak Berkebutuhan Khusus ...................................... 9
BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 11
A. Simpulan .................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 12
3. 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap individu merupakan pribadi yang unik, meskipun terlahir kembar
pasti terdapat sesuatu hal yang membedakan antara keduanya. Perbedaan individu
merupakan salah satu aspek yang memperoleh perhatian dalam bidang pendidikan,
terutama kecepatan dan irama perkembangannya. Sehingga manusia dipandang
sebagai makhluk bhineka (individual differences) dengan kekurangan atau
keunggulan masing-masing. Pandangan seperti ini menunjukkan bahwa perbedaan
peserta didik ke dalam kelompok normal dan tidak normal, pintar dan bodoh, dan
pandangan sebelah mata terhadap anak berkebutuhan khusus menjadi tidak relevan
lagi, disinilah perlunya pembelajaran yang efektif sesuai dengan kebutuhan siswa.
Menurut permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 Pasal 1, pendidikan inklusif
adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada
semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan atau
bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan
pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Inclusive
Education untuk siswa dengan Special Education Need di sekolah umum adalah
menjadi salah satu reformasi seperti dalam sistem pendidikan saat ini. Dan ia juga
menuliskan bahwa IE mengacu pada semua yang dihargai, diterima, dan dihormati
terlepas dari latar belakang etnis dan budaya, social ekonomi, keadaan,
kemampuan, jenis kelamin, usia, agama, keyakinan, dan perilaku.
Dengan melihat pengertian dari pendidikan inklusif tersebut, anak
berkebutuhan khusus atau yang sering disingkat dengan ABK berhak mendapatkan
pendidikan yang sama dengan anak regular. Maka guru di sekolah inklusif harus
siap untuk bekerja lebih giat, karena ABK yang mengenyam di sekolah inklusif
adalah yang terdiri dari beberapa ketunaan atau hambatan. Namun, bukan hanya
pendidikan inklusif saja yang bisa menciptakan pembelajaran yang efektif bagi
ABK, melainkan Sekolah Luar Biasa (SLB) juga bisa menciptakan pembelajaran
yang efektif. Maka, agar pelayanan di sekolah inklusif ataupun di SLB menjadi
pelayanan yang baik bagi individu, maka diperlukan pengadptasian standar
kompetensi dan komponen kurikulum dalam beberapa materi yang disesuaikan
dengan kemampuan dan hambatan yang dimiliki ABK.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian standar kompetensi dan kurikulum?
2. Apa yang menjadi dasar hukum tentang kurikulum pendidikan kelas khusus?
3. Bagaimana standar kompetensi pada pendidikan kelas khusus?
4. 4
4. Bagaimana komponen-komponen pada pendidikan kelas khusus?
5. Bagaimana metode pengajaran anak berkebutuhan khusus?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut dapat diambil beberapa tujuan yaitu untuk
mengetahui:
1. Pengertian standar kompetensi dan kurikulum.
2. Dasar hukum tentang kurikulum pendidikan kelas khusus.
3. Standar kompetensi pada pendidikan kelas khusus.
4. Komponen-komponen pada pendidikan kelas khusus.
5. Metode pengajaran anak berkebutuhan khusus.
5. 5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Standar Kompetensi dan Kurikulum
Standar kompetensi adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang harus dikuasai setelah siswa mempelajari mata pelajaran tertentu pada jenjang
pendidikan tertentu pula. Menurut Majid (2012) standar kompetensi merupakan
kerangka yang menjelaskan dasar pengembangan program pembelajaran yang
terstruktur. Pada setiap mata pelajaran, standar kompetensi sudah ditentukan oleh
para pengembang kurikulum, yang dapat kita lihat dari standar isi. Jika sekolah
memandang perlu mengembangkan mata pelajaran tertentu misalnya
pengembangan kurikulum muatan lokal, maka perlu dirumuskan standar
kompetensinya sesuai dengan nama mata pelajaran dalam muatan lokal tersebut.
Menurut definisi tersebut, SK adalah pernyataan tentang pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik serta tingkat penguasaan
yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu mata pelajaran. SK mencakup
dua hal, yaitu standar isi (content standards), dan standar penampilan (performance
standards). SK yang menyangkut isi berupa pernyataan tentang pengetahuan,
sikap, dan keterampilan yang harus dikuasai peserta didik dalam mempelajari mata
pelajaran tertentu seperti Kewarganegaraan, Matematika, Fisika, Biologi, Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris. SK yang menyangkut tingkat penampilan adalah
pernyataan tentang kriteria untuk menentukan tingkat penguasaan peserta didik
terhadap SI.
Sedangkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 kurikulum adalah seperangkat
rencana dan sebuah pengaturan berkaitan dengan tujuan, isi, bahan ajar, dan cara
yang digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai sebuah tujuan nasional. Tujuan berarti apa yang akan dicapai,
materi berarti apa yang akan dipelajari. Proses berarti apa yang akan dilakukan
untuk mencapai tujuan, sedangkan evaluasi berarti apa yang harus dilakukan untuk
mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan. Kurikulum bisa bersifat makro,
artinya pengaturan tetang tujuan, isi/materi, proses dan evaluasi dalam skala
nasional, tetapi juga bisa bersifat mikro yaitu pengaturan tentang hal tersebut
dalam konteks pembelajaran di kelas.
B. Dasar Hukum Kurikulum Pendidikan Kelas Khusus
Menurut permendikbud Nomor 157 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 3
menjelaskan bahwa kurikulum bagi peserta didik berkelainan dan berkebutuhan
khusus yang mengikuti pendidikan satuan pendidikan khusus atau pendidikan
regular di kelas khusus. Kemudian pada Pasal 6 juga dijelaskan bahwa kurikulum
bagi peserta didik yang berkelainan atau berkebutuhan khusus dapat menggunakan
kurikulum pendidikan regular ataupun kurikulum pendidikan khusus. Kurikulum
regular yang dimaksud tersebut adalah kurikulum 2013 PAUD, kurikulum 2013
6. 6
SD/MI, kurikulum SMP/MTs, kurikulum SMA/MA, dan kurikulum SMK/MAK.
Dan kurikulum tersebut bisa digunakan bagi anak berkelainan atau berkebutuhan
khusus yang tidak memiliki hambatan pada intelektual, komunikasi, dan
interaksi/perilaku, dan hal tersebut disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.
Jadi, bagi anak berkebuutuhan khusus baik yang bersekolah di SLB
maupun pendidikan regular di kelas khusus/pendidikan inklusif memakai
kurikulum yang sama, sebagaimana dijelaskan di atas yang disesuaikan dengan
kebutuhan anak berkelainan dan berkebutuhan khusus.
Mengenai muatan kurikulum yang ada di pendidikan khusus dijelaskan
dalam permendikbud Nomor 157 Tahun 2014 Pasal 9 yaitu:
1. Muatan kurikulum pendidikan khusus bagi peserta didik tunanetra dan
tunadaksa ringan kelas I SDLB/MILB sampai dengan kelas XII
SMALB/MALB atau SMKLB/MAKLB disetarakan dengan muatan kurikulum
pendidikan reguler Pendidikan Anak Usia Dini sampai dengan kelas VIII
SMP/MTs ditambah program kebutuhan khusus dan program pilihan
kemandirian.
2. Muatan kurikulum pendidikan khusus bagi peserta didik tunarungu kelas I
SDLB/MILB sampai dengan kelas XII SMALB/MALB atau SMKLB/MAKLB
disetarakan dengan muatan kurikulum pendidikan reguler Pendidikan Anak
Usia Dini sampai dengan kelas VI SD/MI ditambah program kebutuhan khusus
dan program pilihan kemandirian.
3. Muatan kurikulum pendidikan khusus bagi peserta didik tunagrahita ringan,
tunadaksa sedang, dan autis kelas I SDLB/MILB sampai dengan kelas XII
SMALB/MALB atau SMKLB/MAKLB disetarakan dengan muatan kurikulum
pendidikan reguler Pendidikan Anak Usia Dini sampai dengan kelas IV SD/MI
ditambah program kebutuhan khusus dan program pilihan kemandirian.
4. Muatan kurikulum pendidikan khusus bagi peserta didik tunagrahita sedang
kelas I SDLB/MILB sampai dengan kelas XII SMALB/MALB atau
SMKLB/MAKLB disetarakan dengan muatan kurikulum pendidikan reguler
Pendidikan Anak Usia Dini sampai dengan kelas II SD/MI ditambah program
kebutuhan khusus dan program pilihan kemandirian.
Mengenai program kebutuhan khusus dan program pilihan kemandirian
pendidikan anak berkebutuhan khusus itu juga dijelaskan dalam permendikbud
nomor 157 tahun 2014 pasal 10 ayat 2. Untuk program kebutuhan khusus adalah
sebagai berkut:
1. pengembangan orientasi dan mobilitas, terutama bagi peserta didik tunanetra;
2. pengembangan komunikasi, persepsi, bunyi, dan irama, terutama bagi peserta
didik tunarungu;
3. pengembangan binadiri, terutama bagi peserta didik tunagrahita;
4. pengembangan binadiri dan binagerak, terutama bagi peserta didik tunadaksa;
7. 7
5. pengembangan pribadi dan perilaku sosial, terutama bagi peserta didik
tunalaras; dan
6. pengembangan interaksi, komunikasi, dan perilaku, terutama bagi peserta didik
autis;
Sedangkan program pilihan kemandirian bagi anak berkebutuhan khusus
adalah sebagai berikut:
1. teknologi informasi dan komputer;
2. akupressur;
3. elektronika;
4. otomotif;
5. pariwisata;
6. tata kecantikan;
7. tata boga;
8. tata busana;
9. komunkasi;
10. jurnalistik;
11. seni pertunjukkan; dan
12. seni rupa dan kriya.
C. Standar Kompetensi pada Pendidikan Kelas Khusus
Standar kompetensi pendidikan kelas khusus prinsipnya sama dengan
standar pendidikan pada umumnya yang mencakup kompetensi inti (KI),
kompetensi dasar (KD), dan Indikator Keberhasilan-Evaluasi.
Kompetensi Inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai
Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki oleh peserta didik pada setiap
tingkat, kelas, atau program. Kompetensi Dasar adalah kemampuan untuk
mencapai Kompetensi Inti yang harus diperoleh oleh peserta didik melalui
pembelajaran. Kompetensi Dasar merupakan pengetahuan, keterampilan dan sikap
minimal yang harus dicapai oleh siswa untuk menunjukkan bahwa siswa telah
menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan, oleh karena itulah maka
kompetensi dasar merupakan penjabaran dari standar kompetensi. Indikator
keberhasilan adalah penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran
umum SDLB, SMPLB, SMALB A,B,D,E mengacu kepada SK dan KD sekolah
umum yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan khusus peserta didik
yang dikembangkan oleh BSNP, sedangkan SK dan KD untuk mata pelajaran
Program Khusus dan Keterampilan dikembangkan oleh satuan Pendidikan Khusus
dengan memperhatikan jenjang dan jenis satuan pendidikan. Pengembangan SK
dan KD untuk semua mata pelajaran pada SDLB, SMPLB dan SMALB C,C1,D1,G
8. 8
diserahkan kepada satuan Pendidikan Khusus yang bersangkutan dengan
memperhatikan tingkat dan jenis satuan pendidikan.
Dengan demikian ada tiga jenis kompetensi (dalam kurikulum) yang harus
dicermati oleh guru kaitannya dengan tujuan pembelajaran dalam setting inklusif,
yaitu: Kompetensi Inti (KI); Kompetensi Dasar (KD), Indikator keberhasilan.
D. Komponen Kurikulum pada Pendidikan Kelas Khusus
Menurut Sari Rudiyati dalam Mada (2016) tujuan adalah seperangkat
kemampuan atau kompetensi yang akan dicapai setelah para siswa menyelesaikan
program pendidikan dalam kurun waktu tertentu. Tujuan pendidikan atau
pembelajaran secara umum terbagi ke dalam tiga jenis kemampuan, yakni
kemampuan yang berupa: (1) kognitif, (2) Afektif dan (3) Psikomotorik. Jika
ditinjau dari tingkatan atau lingkupmya, tujuan dapat dibedakan pendidikan dapat
diklasifikasikan ke dalam 4 tingkatan atau lingkup, yaitu : (1) tujuan pendidikan
nasional; (2) Tujuan pendidikan lembaga/institusional; (3) Tujuan kurikuler; dan
(4) Tujuan pembelajaran.
Tujuan pendidikan yang paling penting untuk dicermati dan dipahami oleh
guru adalah tujuan pendidikan pada tingkat institusi (tujuan lembaga/ institusional)
dan tujuan pembelajaaran (tujuan instruksional). Jika dikaitkan dengan kurikulum
terkini yang berlaku di Indonesia saat adalah Kuriulum 2013, maka yang dimaksud
dengan tujuan pendidikan atau pembelajaran kurang lebih sama dengan apa yang
termaktub dalam kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator.
Menurut Suripto dan Sukirman (2017) dalam bahan ajar Mata Kuliah
Pembelajaran Kelas Khusus menyebutkan bahwa kurikulum terdiri dari 3
komponen yaitu:
1. Komponen Isi (materi)
Yaitu isi materi yang harus dipelajari oleh siswa untuk dapat mencapai tujuan
yang ditetapkan. Materi pelajaran bisa berupa informasi, konsep, teori dan lain-
lain. Materi harus relevan atau mendukung terhadap pencapaian kompetensi
dasar dan standar kompetensi. Rumusan materi harus dibuat atau
dikembangkan oleh sekolah atau guru yang mengacu pada buku sumber yang
relevan, materi tidak tersedia dalam kurikulum.
2. Komponen Proses
Adalah kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa agar bisa menguasai materi
dan mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Proses pembelajaran
terkait dengan penggunaan metode mengajar, media pembelajar pengoperasian
waktu, pemanfaatan sumber dan pengelolaan kelas.
3. Komponen Evaluasi
Yaitu untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan, apakah siswa telah berhasil mencapai kompetensi yang
menjadi tujuan pembelajaran juga untuk mengetahui apakah proses
pembelajaran telah berjalan efektif atau optimal. Jenis penilaian yang
9. 9
dilaksanakan tergantung pada tujuan diselenggarakannya penilaian tersebut.
Misalnya, penilaian formatif dimaksudkan untuk mengetahui kemajuan siswa
dan dalam upaya melakukan perbaikan yang dibutuhkan. Berbeda dengan
penilaian sumatif yang bermaksud menilai kemajuan siswa setelah satu
semester atau dalam periode tertentu, untuk mengetahui perkembangan siswa
secara menyeluruh.
E. Metode Pengajaran Anak Berkebutuhan Khusus
Dalam mengajar anak berkelainan atau berkebutuhan khusus diperlukan
sebuah metode yang dianggap paling efektif. Dalam pemilihannya juga tergantung
dengan gaya belajar dan materi yang diajarkan. Menururt Sudrajat (2015) ada
beberapa metode yang digunakan dalam pengajaran anak berkebutuhan khusus:
1. Communication
Siswa dalam belajar tidak akan lepas dari komunikasi baik siswa antar siswa,
siswa dengan fasilitas belajar, ataupun dengan guru. Kemampuan komunikasi
setiap individu akan mempengaruhi proses dan hasil belajar yang bersangkutan
dan membentuk kepribadiannya. Proses ini dapat mencakup keterampilan
verbal dan non-verbal, serta berbagai jenis simbol.
2. Task Analisis
Analisis tugas adalah prosedur dimana tugas-tugas dipecah kedalam rangkaian
komponen-komponen langkah atau bagian kecil satu tujuan akhir atau
sasaran.Analisis tugas dimaksudkan untuk mendeskripsikan tugas-tugas yang
harus dilakukan ke dalam indikator-indikator kompetensi. Analisis tugasuntuk
menentukan daftar kompetensi. Berdasarkan analisis tugas-tugas yang harus
dilakukan oleh guru di sekolah sebagai tenaga professional, yang pada giliranya
ditentukan kompetensi-kompetensi apa yang diperlukan, sehingga dapat pula
diketahui apakah seorang siswa telah melakukan tugasnya sesuai dengan
kompetensi yang dituntut kepadanya. Kompetensi dasar berfungsi untuk
mengarahkan guru dan fasilitator mengenai target yang harus dicapai dalam
pembelajaran.
3. Direct Instruction
Intruksi langsung adalah metode pengajaran yang menggunakan pendekatan
selangkah-selangkah yang terstruktur dengan cermat, dalam instruksi atau
perintah.Metode ini memberikan pengalaman belajar yang positif dengan
demikian dapat meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi untuk
berprestasi.Pelajaran disampaikan dalam bentuk yang mudah dipelajari
sehingga anak mencapai keberhasilan pada setiap tahap
pembelajaran.Sintaknya adalah orientasi, Prsentasi, latihan terstruktur, latihan
terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi.
4. Prompts
10. 10
Prompt adalah setiap bantuan yang diberikan pada anak untuk menghasilkan
respon yang benar. Prompts memberikan anak informasi tambahan atau
bantuan untuk menjalankan instruksi.
11. 11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Setiap individu pastinya memiliki perbedaan masing-masing. Dan karena
sebuah perbedaan itu tidak mengharuskan mereka ada deskriminasi dalam
mendapatkan pendidikan. kemudian pada tahun 2003 diciptakanlah sebuah
pendidikan yang tidak membedakan antara anak normal dengan anak yang
berkebutuhan khusus, yaitu pendidikan inklusi. Untuk pelayanan pendidikan kelas
khusus pastinya terdapat standar kompetensi dan komponen kurikulum yang
terstruktur.
Maka agar pelayanan di menjadi pelayanan yang baik bagi individu maka
diperlukan pengadptasian kurikulum dalam beberapa materi yang disesuaikian
dengan kemampuan dan hambatan yang dimiliki ABK. Hal ini dijelaskan dalam
permendikbud nomor 157 tahun 2014 pasal 6 danpasal 7. Untuk komponen
kurikulumnya terdiri dari komponen isi, komponen proses, dan komponen
evaluasi. Adapun standar kompetensi yang digunakan dalam pendidikan kelas
khusus prinsipnya juga sama dengan kelas regular, yaitu terdapat komptensi inti,
kompetensi dasar, dan indikator keberhasilan. Ketiga hal tersebut sangat berkaitan
antara satu dengan yang lain. Selain itu untuk kefektifan dalam pembelajaran kelas
khusus diperlukan beberapa metode yang sesuai dengan kebutuhan anak
berkebutuhan khusus yang dalam pembahasan makalah ini telah dijelaskan ada 4
metode, diantaranya ada communication, task analisis, direct instruction, dan
prompts. Hal ini dinilai sangat efektif dalam membantu pengajaran bagi pendidikan
anak berkebutuhan khusus.
.
12. 12
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003
tentang Kurikulum. Jakarta: Pusaka Widyatama.
Mada, Andreani. 2016. “Kurikulum ABK di Sekolah Inklusi.” http://andreani77.
blogspot.co.id/2016/05/kurikulum-abk-di-sekolah-inklusi.html (diakses tanggal
7 Maret 2017).
Majid, Abdul. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. 2009. Permendikbud
No. 70 tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif. Jakarta: Pusaka Widyatama.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. 2014. Permendikbud
No. 157 tahun 2014 tentang Kurikulum Pendidikan Khusus. Jakarta: Pusaka
Widyatama.
Sudrajat, D.N. 2015. “Metode Pengajaran untuk Anak Brkebutuhan Khusus.”
https://dianns21.wordpress.com/pgsd-unpas/abk/perihal/ (diunduh tanggal 19
Maret 2017).
Suripto dan Sukirman. 2017. Pembelajaran Kelas Khusus. Bahan Ajar. Semarang:
Unnes.