Kewibawaan dalam pendidikan merupakan pengakuan dan penerimaan secara sukarela terhadap pengaruh atau anjuran yang datang dari pendidik, agar siswa dapat mengikuti norma secara sukarela bukan karena paksaan. Kewibawaan bertujuan membentuk karakter siswa dan memandu mereka menjadi dewasa dengan mematuhi aturan secara sukarela.
2. A. Pengertian Kewibawaan
(Mahmud, 1990) mengemukakan bahwa gezag berasal dari kata zeggen yang berarti
“berkata”. Kewibawaan atau gezag, adalah suatu daya mempengaruhi yang terdapat
pada seseorang. Sehingga orang yang memiliki kewibawaan akan dipatuhi secara sadar,
tunduk, patuh, dan menuruti semua yang dikehendaki oleh pemilik kewibawaan tersebut.
3. Macam-macam kewibawaan dalam kehidupan:
1. Kewibawaan pemimpin/ kepala.
2. Kewibawaan keistimewaan.
Tingkat pengakuan terhadap kewibawaan ada dua tingkat, yaitu :
1. Pengakuan kewibawaan yang pasif
2. Pengakuan kewibawaan yang aktif
4. Adapun dalam menggunakan kewibawaan perlu memperhatikan hal-hal berikut :
1. Dalam menggunakan kewibawaan, hendaklah didasarkan atas perkembangan anak didik.
2. Penerapan kewibawaan hendaknya didasarkan rasa cinta kasih sayang kepada anak didik.
3. Hendaknya kewibawaan digunakan untuk kepentingan anak didik.
4. Hendaknya kewibawaan digunakan dalam suasana pergaulan antara pendidik dan anak didik,
karena dengan pergaulan maka proses pendidikan bisa berjalan lancar.
Macam-macam kewibawaan ditinjau dari daya yang mempengaruhi:
1. Kewibawaan lahir
2. Kebibawaan batin
5. B. Mempertahankan kewibawaan dalam pendidikan
Kewibawaan yang dimiliki pendidik pada suatu saat akan mengalami masa-masa krisis yaitu
tampak melemah sehingga tugas pendidik harus tetap menegakkan kewibawaan yang dimilikinya
tersebut. Agar kewibawaan yang dimiliki oleh pendidik tidak melemah, maka pendidik hendaknya
selalu melaksanakan hal-hal di bawah ini, yaitu:
1. Bersedia memberi alasan
2. Bersikap you attitude
3. Bersikap Sabar
4. Bersikap memberi kebebasan
6. C. Hubungan antara Kewibawaan dengan Anak didik
Adapun tahap-tahap
proses penerimaan
norma yaitu sebagai
berikut:
1. Anak menghadapi pendidik sebagai pendukung norma
tertentu dan selalu melaksanakan norma tersebut.
2. Anak kemudian mengerti bahwa tindakan-tindakan atau
tingkah laku pendidiknya diatur oleh sesuatu yang disebut
dengan norma.
3. Apabila anak dapat melihat norma terlepas dari pendukung
norma, maka tindakan atau tingkah laku pendidik sebagai
pendukung norma selalu dibandingkan dengan norma yang
dikatakan oleh pendidiknya dan norma yang sudah diketahui
anak.
4. Apabila ternyata pendidik mempunyai tingkah laku yang cocok
dengan norma yang dikemukakan, maka anak akan menerima
norma tersebut secara sukarela.
(Purwanto, 2006) mengemukakan bahwa kewibawaan dapat menentukan bentuk perlakuan yang
hendaknya diikuti serta menolak yang tidak dikehendaki. Jika peserta didik sudah dapat mengakui
kewibawaan pendidik, maka dapat dimulai pendidikan yang sesungguhnya.
7. D. Fungsi Kewibawaan dalam Pendidikan
Sikap tunduk atau patuh (gehoorzamen)Sikap menurut atau mengikut (volagen)
yaitu mengakui kekuasaan orang lain
yang lebih besar karena paksaan dan
takut. Jadi, bukan tunduk atau
menuruti yang sebenarnya.
Pengaruh yang dapat dinamakan pendidikan ialah pengaruh yang menuju
kedewasaan anak yaitu menolong anak menjadi orang yang kelak
sanggup memenuhi tugas hidupnya dengan berdiri sendiri. (Sadulloh,
2007) menjelaskan dengan dua buah kata, yaitu:
yaitu dengan sadar mengikuti
kewibawaan artinya mengakui hak orang
lain untuk memerintah dirinya dan dirinya
sendiri merasa terikat untuk memenuhi
perintah tersebut.
8. E. Unsur Utama Membangun Kewibawaan
Lima utama membangun kewibawaan, antara lain :
1. Pengakuan dan Penerimaan Kesadaran
2. Kasih sayang
3. Penguatan
4. Tindakan tegas yang mendidik
5. Pengarahan dan keteladanan
9. F. Dampak Kewibawaan Pendidik Bagi Peserta
Pendidik
1. pendidik akan dihormati dan diteladani
oleh peserta didik
2. dapat mempengaruhi peserta didik
untuk patuh terhadap peraturan secara
sadar dan sukarela, dll.
1. Membentuk karakter peserta didik
yang pemberontak, suka melanggar
aturan dan melecehkan pandidik
2. pabila peserta didik patuh pada
peraturan, hal itu dikarenakan rasa
takut dan bukan malu sehinagga
peserta didik kurang mengerti arti
penting dari suatu peraturan, dll.
10. G. Faktor-faktor yang seharusnya digunakan pada
kewibawaan pendidik
Dalam menggunakan kewibawaan hendaklah didasarkan
atas perkembangan anak sebagai pribadi.
Pendidik hendaklah memberi kesempatan kepada anak
untuk bertindak atau berinisiatif sendiri
Penggunaan kewibawaan oleh guru dan tenaga kependidikan lainnya perlu didasarkan pada
faktor-faktor berikut ini:
Pendidik hendaknya menjalankan kewibawaannya atas
dasar cinta kepada anak
14. Kesimpulan
Kebiwaan (Gezag) dalam pendidikan merupakan pengakuan dan
penerimaan secara sukarela terhadap pengaruh atau anjuran yang
datang dari orang lain, jadi pengakuan dan penerimaan pengaruh atau
anjuran itu adalah atas dasar keikhlasan, atas dasar kepercayaan
yang penuh, bukan didasarkan rasa terpaksa serta rasa takut akan
sesuatu.
Kewibawaan dalam dunia pendidikan bertujuan agar anak lebih
mengenal nilai-nilai dan keyakinan hidup menyesuaikan diri dengan
nilai, dengan bersandarkan perwujudan norma-norma dalam diri
pendidik sendiri. Adanya sikap kewibawaan yang dimiliki seorang
pendidik dapat menjadikan peserta didik memiliki sikap menurut atau
mengikut (volagen) serta sikap tunduk dan patuh secara sadar
dilakukan oleh siswa bukan karena sebuah paksaan.