SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Tugas Kelompok
EKSKRESI HEWAN AKUATIK DAN TERESTRIAL
(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Hewan)
Dosen :
Lora Purnamasari, S.Pd, M.Si
Disusun oleh :
1. Fitri Mulyana (1211060062)
2. Irawansyah (1211060178)
3. Muslimatun (1211060078)
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
2014
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji hanyalah milik Allah, Rabb yang menguasai perbendaharaan di alam
semesta ini dan mengaruniakan kepada setiap makhluk yang ia kehendaki. Shalawat dan
salam semoga senantiasa tercurah kepada uswah kita, Rasulullah Muhammad saw, juga
kepada segenap keluarga, para sahabat, serta umat beliau hingga akhir zaman. Amin. Dan
atas Rahmat-Nya pula maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul Ekskresi Hewan Akuatik dan Terestrial.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Fisiologi Hewan di
Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Lora Purnamasari, S.Pd, M.Si selaku dosen
pembimbing mata kuliah Fisiologi Hewan, serta teman kelompok yang bersama-sama
menyelesaikan tugas makalah ini. Penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini jauh
dari sempurna, oleh karna itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan isi makalah ini penulis mengucapka terimakasih dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita, khusnya bagi penulis dan juga bagi
pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Bandar Lampung November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................ii
DAFTAR ISI .............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH ..............................................................1
1.3 TUJUAN........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................
2.1 Pengerian Sistem Ekskresi.............................................................
2.2 Fungsi Sistem Ekskresi..................................................................
2.3 Sistem Ekskresi Pada Hewan ........................................................
A. Ekskresi Hewan Akuatik ..........................................................
B. Ekskresi Hewan Terestrial ........................................................
BAB III PENUTUP...................................................................................
A. KESIMPULAN .............................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam rangka memenuhi kebutuhan akan energi (ATP), semua hewan
menyelenggarakan berbagai reaksi metabolisme. Akan tetapi, reaksi metabolisme tidak
hanya menghasilkan ATP dan zat bermanfaat lainnya, tetapi juga menghasilkan zat sisa.
Semua zat sisa tersebut harus dikeluarkan dari tubuh. Untuk itu, hewan harus memiliki alat
atau organ pengeluaran yang berfungsi untuk membuang berbagai zat sisa metabolisme.
Selain itu sistem pengeluaran juga berperan penting dalam proses osmoregulasi.
Tubuh melakukan begitu banyak proses metabolisme seperti pencernaan, respirasi
dan sebagainya. Proses-proses seperti itu pada akhirnya akan menghasilkan limbah yang
tidak dikeluarkan jika tidak dikeluarkan akan menyebabkan penyakit. Limbah yang
dihasilkan beraneka ragam bentuknya, mulai dari gas, cair, sampai padat. Untuk itu, kita
memerlukan organ pengeluaran yang berbeda-beda pula. Proses pembebasan sisa-sisa
metabolisme dari tubuh disebut ekskresi. Kelebihan air, garam-garam dan material-material
organik (termasuk sisa-sisa metabolisme) diekskresikan keluar tetapi substan yang esensial
untuk fungsi-fungsi tubuh disimpan. Material-material yang dikeluarkan ini biasanya
terdapat dalam bentuk terlarut dan ekskresinya melalui suatu proses filterisasi selektif.
Manusia dan hewan memiliki sistem ekskresi yang berbeda. Adapun yang melatar
belakangi penulisan makalah ini adalah mengetahui kerja sistem ekskresi pada hewan
akuatik dan terestrial.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksut dengan sistem ekskresi dan fungsinya bagi tubuh ?
2. Apa saja alat tubuh hewan yang dapat mengekskresikan sisa metabolisme dan
bagaimana caranya?
3. Apa saja Hasil Ekskresi pada Hewan Akuatik dan Terestrial ?
1.3 Tujuan
Pada dasarnya penulisan makalah ini dibagi menjadi dua bagian yaitu tujuan
secara umum dan secara khusus. Tujuan secara umum adalah sebagai salah satu tugas yang
diberikan mahasiswa dan mahasiswi guna menyelesaikan mata kuliah Fisiologi Hewan.
Adapun tujuan secara khususnya yaitu untuk mengetahui lebih jelas mengenai Ekskresi
Hewan Akuatik dan Terestrial.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Ekskresi
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh seperti CO2,
H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Zat hasil metabolisme yang tidak diperlukan
oleh tubuh akan dikeluarkan melalui alat ekskresi. Alat ekskresi yang dimiliki oleh mahluk
hidup berbeda-beda. Semakin tinggi tingkatan mahluk hidup maka semakin kompleks alat
ekskresinya. Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan ekskresi yaitu defekasi yang
merupakan proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang disebut feses. Zat yang
dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam jaringan. Zat yang dikeluarkan
meliputi zat yang tidak diserap usus sel epitel, usus yang rusak dan mikroba usus. Selain
defekasi ada juga eliminasi yang merupakan proses pengeluaran zat dari rongga tubuh,
baik dari rongga yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).
2.2 Fungsi Sistem Ekskresi
Fungsi sistem ekskresi adalah sebagai berikut :
1. Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh.
Makanan yang dimakan hewan pada umumnya mengandung karbohidrat, lemak,
protein, serta sejumlah kecil asam nukleat. Metabolisme, karbohidrat dan lemak akan
menghasilkan zat sisah berupa karbondioksida dan air. Kedua jenis zat tersebut dapat
dikeluarkan dengan mudah melalui organ pernafasan dan organ pengeluaran, sehingga
tidak menimbulkan masalah tubuh.
Hal yang menimbulkjan masalah adalah metabolisme senyawa bernitrogen terutama
protein dan asam nukleat. Didalam tubuh, protein dihidrolisis menjadi asam amino.
Sementara, hewan tidak dapat menyimpan kelebihan asam amino sehingga zat tersebut
harus dikeluarkan dari tubuh atau mengalami lebih lanjut. Selama proses metabolisme,
asam amino diubah menjadi senyawa lain yang dapat diproses lebih lanjut menjadi glukosa.
Metabolisme asam amino disebut deaminasi. Proses ini menghasilkan zat sisa
berupa amonia. Reaksi deaminasi dapat terjadi secara langsung atau melalui reaksi
transdeaminasi. Asam nukleat (purin dan pirimidin) akan diuraikan dengan cara tang sama
dan menghasilkan amonia. Apabila zat tersebut tidak dikeluarkan, tubuh hewan akan penuh
dengan amonia, suatu senyawa yang sangat toksin. Oleh karena itu hewan harus berusaha
untuk mengeluarkan amonia dari dalam tubuhnya. Pengeluaran senyawa bernitrogen dapat
dilakukan dengan tiga cara yaitu :
a. Pengeluaran nitrogen dalam bentuk Amonia
b. Pengeluaran nitrogen dalm bentuk Urea
c. Pengeluaran nitrogen dalm bentuk asam urat
Pengeluaran Nitrogen Dalam Bentuk Amonia
Hewan yang mengeluarkan nitrogen dalam bentuk amonia dinamakan hewan
amonotelik, misalnya ikan teleostei, siklostomata, dan kebanyakan invertebrata akuatik.
Bagi hewan akuatik, pembentukan amonia didalam tubuh tidak menimbulkan masalah
karena amonia sangat mudah larut dalam air dan mudah menembus membran sel sehingga
akan segera keluar tubuh. Hewan yang mengsekresikan zat buangan bernitrogen sebagai
amonia memerlukan akses ke air yang banyak. oleh karena itu, ekskresi amonia paling
umum terjadi pada spesies akuatik. Pada ikan sebagian besar amonia hilang sebagai NH4+
melintasi epitelium insang, ginjal hanya mengekskresikan sedikit zat buangan bernitrogen.
Pengeluaran Nitrogen Dalam Bentuk Urea
Urea ialah senyawa yang mudah larut dalam air, memiliki toksisitas lebih rendah
daripada amonia, dan merupakan hasil sisa bernitrogen yang utama pada hewan terestrial.
Jadi, dibandingkan dengan amonia, urea memiliki toksisitas dan tingkat kelarutan dalam air
yang lebih kecil. Hewan yang menghasilkan dan mengeluarkan urea disebut ureotelik. Urea
dihasilkan dalam hati vertebrata, urea adalah produk siklus metabolik yang
mengombinasikan amonia dengan karbon dioksida.
Pengeluaran Nitrogen Dalam Bentuk Asam Urat
Hewan yang mengeluarkan asam urat dinamakan hewan urikotelik. Serangga,
bekicot dan banyak reptil termasuk burung mengekskresikan asam urat sebagai zat buangan
bernitrogen utamanya. Asam urat relatif nontoksin dan tidak mudah larut dalam air.oleh
karana itu asam urat dapat diekskresikan sebagai pasta semisolid (kristal) dengan
kehilangan air yang sangat sedikit.
Asam urat sangat sulit larut dalam air. Kelarutan asam urat hanya 6 mg per liter air.
Apabila air direabsorbsi dari cairan yang mengandung asam urat, misalnya cairan dalam
saluran pengeluaran atau tubulus ginjal, sejumlah garam dan asam urat akan tersisa sebagai
endapan. Hal ini dapat diamati pada burug yang meneteskan cairan pekat (kental) berwarna
putih, yang ternyata kandungan utamanya ialah asam urat.
2. Mengatur Konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi)
Osmoregulasi adalah proses untuk menjaga keeimbangan antara jumlah air dan zat
terlarut yang ada dalam tubuh hewan. Semua hewan terlepas dari filogeni, habitat, atau tipe
zat buangan yang dihasilkan menghadapi kebutuhan osmoregulasi yang sama. Pengambilan
dan kehilangan air haruslah seimbang. Jika pengambilan air berlebihan sel-sel hewan
membengkak dan pecah, jika kehilangan air terlalu banyak, mereka mengerut dan pecah.
Air memasuki dan meninggalkan sel-sel melalui osmosis. Osmosis terjadi ketika
dua larutan yang yang dipisahkan oleh membran memiliki perbedaan tekanan osmotik. Jika
dua larutan yang dipisahkan oleh sebuah membran permeabel selektif yang memiliki
osmolaritas yang sama, kedua larutan itu disebut isoosmotik. Namun ketika dua larutan
memiliki perbedaan molaritas, larutan dengan konsentrasi zat-zat terlarut yang lebih besar
disebut hiperosmotik dan larutan yang lebih encer disebut hipoosmotik. Air mengalir
melalui osmosis dari larutan hipoosmotik ke larutan hiperosmotik.
Seekor hewan dapat mempertahankan keseimbangan air dengan dua cara, yang
pertama adalah menjadi osmokonformer yang isoosmotik dengan sekitarnya. Cara kedua
adalah menjadi osmoregulator yang mengontrol osmolaritas internal terlepas dari
osmolaritas lingkungannya.
3. Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal atau termoregulasi.
Termoregulasi ialah proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur suhu tubuhnya
supaya tetap konstan. Suhu tubuh pada kebanyakan hewan dipengaruhi oleh suhu
lingkungannya. Berdasarkan kemampuannya untuk mempertahankan suhu tubuh, hewan
diklasifikasikan menjadi dua yaitu polikiloterm dan homeoterm. Hewan polikiloterm yaitu
hewan yang suhu tubuhnya selalu berubah seiring dengan berubahnya suhu lingkungan.
Sementara hewan homeoterm yaitu hewan yang suhu tubuhnya selalu konstan atau tidak
berubah sekalipun suhu lingkungannya sangat berubah.
2.3 Sistem Ekskresi Pada Hewan
Hewan mempunyai bermacam-macam organ pengeluaran yang dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu organ ekskresi umum dan khusus. Organ pengeluaran
umum antara lain berupa vakuola kontraktil dan sejumlah saluran tubuler (berbentuk pipa),
antara lain organ nefridia, tubulus malpighi, dan nefron. Organ pengeluaran khusus
tersusun atas berbagai struktur seperti kelenjar garam (antara lain kelenjar insang dan
kelenjar rektal), insang dan hati vertebrata. Hewan juga melakukan metabolisme untuk
melakukan aktifitas kehidupan. Metabolisme menghasilkan zat sisa yang harus dieksresikan
dari tubuh. Setiap hewan memiliki cara yang berbeda untuk mengeksresikan sisa
metabolismenya.
a. Organ Pengeluaran Hewan Akuatik dan Prosesnya
1. Vakuola Kontraktil
Vakuola kontraktil adalah organ pengeluaran pada protozoa, ciliata dan
koelenterata, yang bekerja dengan cara mengatur tekanan osmotik dalam tubuhnya.
Vakuola kontraktil merupakan organela berbentuk bulat yang berisi cairan dan dibatasi oleh
membran.
Ciliata air tawar memiliki cairan tubuh yang hiperosmotik sehingga tubuhnya
cenderung menyerap air dalam jumlah besar. Kelebihan air yang masuk ke tubuhnya itu
harus selalu dibuang. Kecepatan pengeluaran air kelingkungannya berkorelasi dengan
konsentrasi osmotik cairan di lingkunganya. Apabila konsentrasi osmotik lingkungan
sekitarnya menurun (menjadi lebih encer), laju pemasukan air ke dalam tubuh hewan pun
akan meningkat sehingga dia harus bekerja lebih keras untuk mengeluarkan sejumlah besar
air. Untuk melakuakn hal tersebut, membran vakuola akan berdifusi dengan membran sel,
lalu air didalamnya dikeluarkan kelingkungannya.
2. Protonefridia
Protonefridia merupakan organ pengeluaran yang berbentuk tubulus atau pipa
tertutup, tidak berhubungan dengan rongga tubuh hewan, dan ditemukan pada hewan yang
lebih tinggi dari koelenterata. Sel penyusun bagian tubulus yang tertutup di lengkapi
dengan silia. Apabila jumlah silia yang dimiliki hanya satu, sel tersebut dinamakan sel
selenosit.akan tetapi, apabila memiliki beberapa silia, sel tersebut dinamakan sel api (flame
cell).
Protonefridia membentuk jejaring tubulus buntu yang berhubungan kebukaan
eksternal. Tubulus tersebut bercabang-cabang keseluruh tubuh. Unit-unit seluler yang
disebut sel api melindungi cabang setiap protonefridia.
.
Gambar Protonefridia :sistem sel api dari planaria. Protonefridia adalah tubulus internal
bercabang-cabang yang terutama berfungsi dalam osmoregulasi.
Cara kerja dari Protonefridia selama filtrasi denyutan silia menarik air dan zat-zat
terlarut dari cairan interstisial melalui sel api, sehingga melepaskan filtrat kedalam jejaring
tubulus. Filtrat yang telah diproses kemudian bergerak keluar melalui tubulus dan dibuang
sebagai urin ke lingkungan eksternal. Urin yang diekskresikan oleh cacing pipih air tawar
memiliki konsentrasi zat terlarut yang rendah, sehingga membantu menyeimbangkan
pengambilan osmotik air dari lingkungan.
3. Kelenjar Hijau pada Krustasea
Kelenjar hijau atau kelenjar antena adalah organ pengeluaran yang dimiliki oleh
krustasea, yang terletak di daerah kepala. Kelenjar hijau memiliki suatu kantong berujung
buntu, yang disebut the end-sac (pundi-pundi). Pundi-pundi tersebut berhubungan dengan
saluran nefridia yang berakhir pada kandung kemih. Pundi-pundi terendam diantara cairan
selomik, yang nantinya akan disaring untuk membentuk urin awal.
Urin awal krustasea masih memiliki komposisi yang serupa dengan cairan tubuh,
namun tidak mengandung senyawa bermolekul besar. Selama mengalir disepanjang saluran
nefridia, air dan berbagai macam zat direabsorbsi, sehingga akhirnya terbentuk urin yang
akan ditampung dalam kandung kemih. Kandung kemih berhubungan dengan lingkungan
sekitar melalui lubang pengeluaran yang terletak didekat dasar antena.
4. Organ Ekskresi Pada Ikan
Organ ekskresi pada ikan yaitu :
1. Insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O,
2. Kulit, kelenjar kulitnya mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin
untuk memudahkan gerak di dalam air.
3. Sepasang ginjal (sebagian besar) yang mengeluarkan urine.
1. Insang
Insang, yang berfungsi untuk mengeluarkan CO2 dan H2O. Sebagian besar ikan
memiliki 4 buah insang pada setiap sisinya. Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis
berwarna merah muda dan selalu berada dalam keadaan lembab. Bagian terluar dari insang
berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Setiap insang terdiri atas beberapa bagian,
antara lain:
a. Filamen insang (hemibranchia=gill filament), terdiri atas jaringan lunak, berbentuk
seperti sisir berwarna merah. Terletak melekat pada lengkung insang. Pada bagian
filamen insang ini banyak mengandung kapiler darah sebagai cabang dari arteri
branchialis dan merupakan tempat terjadinya pengikatan oksigen terlarut dari dalam
air;
b. Tulang lengkung insang (arcus branchialis =gill arch), memiliki warna putih.
Bagian ini berfungsi sebagai tempat melekatnya filamen dan tapis insang. pada
tulang lengkung insang terdapat saluran darah (arteri afferent dan arteri efferent)
yang memungkinkan darah dapat keluar masuk ke dalam insang;
c. Tapis insang (gill rakers),berupa sepasang deretan batang tulang rawan yang pendek
dan sedikit bergerigi, terletak melekat pada bagian depan dari lengkung insang.
Tapis insang memiliki fungsi untuk menyaring air pernapasan yang berkaitan
dengan fungsi insang sebagai alat ekskresi.
2. Kulit
Kelenjar kulitnya mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin untuk memudahkan
gerak di dalam air. Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan luar yang disebut Epidermis
dan lapisan dalam yang disebut Dermis atau Corium.
a. Epidermis. Merupakan lapisan luar dari kulit, kulit pada bagian epidermis ini selalu
basah yang disebabkan oleh lendir yang dihasilkan suatu sel kelenjar di bagian
dalam epidermis. Lendir, pada lapisan ini terdapat suatu sel kelenjar berbentuk piala
yang dapat menghasilkan suatu zat (semacam glycopretein) yang dinamakan mucin.
Jika zan tersebut bersentuhan dengan air maka akan berubah menjadi lendir, dan
menyebabkan kulit pada bagian epidermis ini selalu basah. Pada ikan yang tidak
memiliki sisik lendir yang dihasilkan lebih banyak daripada ikan yang memiliki
sisik. Fungsi lendir pada ikan itu sendiri adalah untuk mengurangi gesekan tubuh
dengan air yng membuat ikan dapat berenang lebih cepat, pada ikan belut lendiri
digunakan untuk mempertahankan diri dari mangsa khususnya manusia yang
membuat tubuhnya licin dan sulit digenggam. Selain itu lendir juga berperan dalam
proses osmoregulasi sebagai lapisan semipariabel yang mencegah keluar masuknya
air melalui kulit, serta mencegah infeksi dalam penutupan luka.
b. Dermis. Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan luar yang disebut Epidermis dan
lapisan dalam yang disebut Dermis atau Corium.
3. Ginjal
Ginjal ikan berjumlah sepasang yang memanjang sepanjang dinding dorsal
abdomen, kanan dan kiri linea mediana. Tubulus ginjal pada ikan jantan telah mengalami
modifikasi menjadi duktus eferen yang menghubungkan testis dengan duktus
mesonefridikus. Kemudian, duktus mesonefridikus ini menjadi duktus deferens yang
berfungsi untuk mengangkut sperma dan urin yang bermuara di kloaka.
Ginjal melakukan dua fungsi utama: pertama, mengekskresikan sebagian besar
produk akhir metabolisme tubuh; dan kedua, mengatur konsentrasi cairan tubuh.
Glomerulus berfungsi menyaring cairan, sedangkan tubulus mengubah cairan yang disaring
menjadi urin. Dengan demikian nefron dapat membersihkan atau menjernihkan plasma
darah dari zat-zat yang tidak dikehendaki ketika ia melalui ginjal. Filtrasi dapat terjadi pada
glomerulus karena jaringan kapiler glomerulus merupakan jaringan bertekanan tinggi
sedangkan jaringan kapiler peritubulus adalah jaringan bertekanan rendah.
Ginjal di dalam tubuh ikan juga mempunyai saluran-saluran, yakni:
1. Ureter (ductus mesonephridicus=saluran Wolffian), merupakan saluran yang
mengalirkan urin yang berasal dari ginjal. Terletak di bagian pinggir dorsal rongga
tubuh dan menuju ke belakang. Pada ikan jantan, kedua saluran ini tampak berupa
tabung (tubulus) yang pendek, terentang dari ujung belakang ginjal sampai kantong
urin, sedangkan pada ikan betina, saluran ini menuju ke sinus urogenitalia.
2. Vesica urinaria, atau disebut juga dengan kantong urin yang merupakan lanjutan
dari ureter kiri dan kanan, terletak di dekat anus dan berbentuk seperti kantong
kecil. Kantong urin ini berfungsi sebagai tempat penampungan urin sebelum
dikeluarkan.
3. Urethra, berupa saluran pendekyang berasal dari vesica urinaria dan menuju ke
porus urogenitalia. Urethra berfungsi sebagai saluran keluarnya urin dari dalam
tubuh.
Proses Eksresi Ikan
Glomerulus dan kapsul Bowman berfungsi untuk menyaring hasil buang
anmetabolik yang terdapat dalam darah. Darah tidak ikut tersaring dan masuk ke vena
renalis. Protein tetap bertahan di dalam darah. Selanjutnya cairan ekskretori ini kemudian
masuk ke tubuli ginjal. Glukosa, beberapa mineral dan cairan (solution) lainnya diserap
kembali ke dalam darah. Dan beberapa hormon ikut berperan dalam penyaringan dan
penyerapan kembali. Akhirnya hasil buang anmetabolik yang tidak tersaring dan tidak
terserap kembali akan masuk ke saluran pengumpul dan terus ke kantong air seni dan
kemudian dikeluarkan melalui lubang pelepasan.
Perbedaan Mekanisme Ekskresi Pada Ikan Air Tawar dan Ikan Air Laut
Osmoregulasi pada ikan air Laut (asin)
Ikan air laut bersifat hipoosmotik terhadap sekitarnya, dengan kata lain ikan yang
hidup diair laut memiliki kadar garam lebih rendah dibandingkan kadar garam air laut,
artinya tekanan osmotik dalam tubuh ikan lebih rendah dari pada tekanan osmosis air laut.
Hal ini dapat menyebabkan aior dalam tubuh ikan cenderung keluar melalui insang,
akibatnya ikan air laut dapat kehilangan air.
Osmoregulasi yang dilakukan yaitu hewan ini akan meminum air laut dalam jumlah
banyak. namun, cara tersebut menyebabkan garam yang ikut masuk ke dalam tubuh
menjadi banyak pula. Kelebihan garam ini harus dikeluarkan dari dalam tubuh.
Pengeluaran kelebihan garam dalam jumlah besar dilakukan melalui insang, karena insang
ikan mengandung sel khusus yang disebut sel klorid.
Didalam insang, sel klorid yang terspesialisasi secara aktif mentranspor ion klorida
(Cl-) keluar dan ion natrium (Na+) mengikuti secara pasif. Didalam ginjal kelebihan ion
kalsium, magnesium dan sulfat diekskresikan bersama dengan kehilangan sejumlah kecil
air dengan mengeluarkan urin dalam jumlah sedikit dan lebih pekat.
Osmoregulasi pada Ikan Air Tawar
Hewan air tawar mempunyai cairan tubuh dengan tekanan osmotik yang lebih tinggi
dari lingkungannya (hiperosmotik), dengan demikian, hewan ini terancam oleh dua hal
utama, yaitu kehilangan garam dan pemasukan air yang berlebihan.
Kadar garam dalam tubuh ikan air tawar lebih besar dari pada kadar garam dari
lingkungannya. Hal itu mengakibatkan hewan tersebut memiliki peluang yang besar untuk
memasukkan air kedalam tubuhnya, terutama melalui insang. Kelebihan air itu akan
dikeluarkan lewat urin, namun dengan cara itu sejumlah garampun akan hilang dari tubuh
bersama urin.
Sebagian garam meninggalkan tubuh ikan melalui insang. Sebagai pengganti garam
yang hilang, hewan tersebut akan menggambil garam melalui insang dengan transpor aktif.
Dalam hal ini, insang berfungsi sebagai alat untuk memasukkan garam kedalam tubuh
dengan cara transpor aktif, sekaligus untuk membuang kelebihan garam secara difusi.
Osmoregulasi yang dilakuakn oleh hewan ini dengan cara sedikit minum dan banyak
mengeluarkan urin encer.
d. Organ pengeluaran Hewan Terestrial dan Proesnya.
1. Metanefridia
Alat ekskresi beberapa caacing tanah berupa sepasang metanefridia yang terdapat
pada setiap ruas tubuhnya. Metanefridia adalah organ pengeluaran yang mempunyai lubang
bersilia dan saluran dengan ujung berpori (berlubang) yang terbuka kearah rongga tubuh
nefridiostom. Saluran ini berhubungan dengan lingkungan luar tubuh melalui nefridiosfor.
Proses pada metanefridia menghasilkan urin encer yang bersifat hipoosmotik terhadap
cairan tubuhnya.
Gambar Metanefridia cacing tanah. Setiap segmen cacing mengandung sepasang
metanefridia, yang mengumpulkan cairan selom dari segmen anterior yang bersebelahan.
Cara kerja metanefridia pada cacing tanah setiap segmen cacing memiliki sepasang
metanefridia, yang terendam dalam cairan selom dan terbungkus oleh jaringan kapiler.
Corong bersilia mengelilingi bukaan internal saat silia berdenyut, cairan tertarik kedalam
tubulus pengumpul yang mencangkup kandung kemih penyimpan urin yang membuka
keluar. Saat urin bergerak disepanjang tubulus, epitelium transport yang membatasi lumen
menyerap kembali sebagian besar zat-zat terlarut dan dialirkan kedarah didalam kapiler,
sedangkan zat buangan bernitrogen tetap berada didalam tubulus dan di ekskresikan keluar
melalui lubang pengeluaran (nefridiosfor)
2. Tabung Malpighi
Tubulus malpighi adalah organ pengeluaran pada serangga. Organ ini berupa
saluran atau pipa yang salah satunya buntu, sedangkan ujung lainya membuka kearah usus,
terletak diantara usus tengah dan rektum. Tubulus malpighi membentang dari ujung-ujung
buntu yang terendam dalam hemolimfe (cairan sirkulasi) hingga bukaan kesaluran
pencernaan.
Cara kerja tubulus malpighi pada belalang yaitu epitelium transport yang melapisi
tubulus menyekresikan zat terlarut tertentu, termasuk zat buangan bernitrogen dari
hemolimfe ke dalam lumen tubulus. Air mengikuti zat terlarut kedalam tubulus melalui
osmosis dan cairan tersebut kemudian mengalir kedalam rektum. Sebagian besar zat-zat
yang berguna diserap kembali (reabsorbsi) melewati jaringan epitelium pada rektum dan
diedarkan keseluruh tubuh oleh hemolimfe. Sebaliknya, limbah bernitrogen mengendap
menjadi asam urat yang dikeluarkan bersama feses lewat anus.
Gambar. Tubulus Malpighi serangga. Tubulus malpighi adalah kantong luar dari saluran
pencernaan yang membuang zat-zat buangan bernitrogen dan berfungsi dalam
osmoregulasi.
BAB III
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan mengenai sistem ekskresi pada hewan akuatik dan terestial
dapat di simpulkan diantaranya :
1. Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh seperti CO2,
H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat.
2. Alat ekskresi dan hasil ekskresi yang dimiliki oleh mahluk hidup berbeda-beda.
Seperti organ pada hewan akuatik berupa vakuola kontraktil pada protozoa,
protonefridia pada planaria, dan insang, ginjal pada ikan. Hewan terstrial berupa
metanefridia pada cacing tanah, tabung malpighi pada serangga, dan metanefros
pada aves.
3. Hasil ekskersi senyawa bernitrogen pada setiap hewan dapat diubah dengan cara
pengeluaran nitrogen dalam bentuk Amonia, pengeluaran nitrogen dalm bentuk
Ureadan pengeluaran nitrogen dalm bentuk asam urat.
4. Fungsi dari sistem ekskresi yaitu : Membuang limbah yang tidak berguna dan
beracun dari dalam tubuh, Mengatur Konsentrasi dan volume cairan tubuh
(osmoregulasi) dan termoregulasi.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Reece & Mitchel. 2000. BIOLOGI jilid 3 Edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga
Isnaini, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius
Suntoro, Susilo H., Djalal Tanjung Harminani, 1993. Anatomi dan Fisiologi Hewan.
Universitas Terbuka, Depdikbud : Jakarta.

More Related Content

What's hot

Gametogenesis (Biologi IX SMP)
Gametogenesis (Biologi IX SMP)Gametogenesis (Biologi IX SMP)
Gametogenesis (Biologi IX SMP)Ramadhanty Putri
 
Sistem pencernaan pada reptil
Sistem pencernaan pada reptilSistem pencernaan pada reptil
Sistem pencernaan pada reptildhawialya30
 
Laporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi ReptilLaporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi ReptilSelly Noviyanty Yunus
 
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESdewisetiyana52
 
Mekanisme Transfer & Isolasi DNA
Mekanisme Transfer & Isolasi DNAMekanisme Transfer & Isolasi DNA
Mekanisme Transfer & Isolasi DNAdewisetiyana52
 
Perkembangbiakan & Pertumbuhan Mikroba
Perkembangbiakan & Pertumbuhan MikrobaPerkembangbiakan & Pertumbuhan Mikroba
Perkembangbiakan & Pertumbuhan MikrobaAtik Yuli
 
pembuatan insektarium dan preparat basah
pembuatan insektarium dan preparat basahpembuatan insektarium dan preparat basah
pembuatan insektarium dan preparat basahSitti Nur Fadillah
 
Protein dan Sintesis Protein
Protein dan Sintesis ProteinProtein dan Sintesis Protein
Protein dan Sintesis ProteinSurya Amal
 
osmoregulasi pada hewan
osmoregulasi pada hewanosmoregulasi pada hewan
osmoregulasi pada hewanikhsan saputra
 
C18 Regulasi Ekspresi Gen
C18 Regulasi Ekspresi GenC18 Regulasi Ekspresi Gen
C18 Regulasi Ekspresi GenCatatan Medis
 
PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1indri yetti
 

What's hot (20)

GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora) GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
 
Gametogenesis (Biologi IX SMP)
Gametogenesis (Biologi IX SMP)Gametogenesis (Biologi IX SMP)
Gametogenesis (Biologi IX SMP)
 
Sistem pencernaan pada reptil
Sistem pencernaan pada reptilSistem pencernaan pada reptil
Sistem pencernaan pada reptil
 
Laporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi ReptilLaporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
 
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
 
Mekanisme Transfer & Isolasi DNA
Mekanisme Transfer & Isolasi DNAMekanisme Transfer & Isolasi DNA
Mekanisme Transfer & Isolasi DNA
 
Organogenesis 2
Organogenesis 2Organogenesis 2
Organogenesis 2
 
Praktikum amfibi
Praktikum amfibiPraktikum amfibi
Praktikum amfibi
 
Perkembangbiakan & Pertumbuhan Mikroba
Perkembangbiakan & Pertumbuhan MikrobaPerkembangbiakan & Pertumbuhan Mikroba
Perkembangbiakan & Pertumbuhan Mikroba
 
Sistem Integumen Vertebrata
Sistem Integumen VertebrataSistem Integumen Vertebrata
Sistem Integumen Vertebrata
 
pembuatan insektarium dan preparat basah
pembuatan insektarium dan preparat basahpembuatan insektarium dan preparat basah
pembuatan insektarium dan preparat basah
 
Mutasi
MutasiMutasi
Mutasi
 
Makalah Biokimia Sel
Makalah Biokimia SelMakalah Biokimia Sel
Makalah Biokimia Sel
 
Protein dan Sintesis Protein
Protein dan Sintesis ProteinProtein dan Sintesis Protein
Protein dan Sintesis Protein
 
osmoregulasi pada hewan
osmoregulasi pada hewanosmoregulasi pada hewan
osmoregulasi pada hewan
 
C18 Regulasi Ekspresi Gen
C18 Regulasi Ekspresi GenC18 Regulasi Ekspresi Gen
C18 Regulasi Ekspresi Gen
 
Cephalopoda
CephalopodaCephalopoda
Cephalopoda
 
Sekresi
SekresiSekresi
Sekresi
 
makalah mikroorganisme
makalah mikroorganismemakalah mikroorganisme
makalah mikroorganisme
 
PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1
 

Viewers also liked

BIOLOGI Sistem ekskresi pada Hewan kelas XI
 BIOLOGI Sistem ekskresi pada Hewan kelas XI BIOLOGI Sistem ekskresi pada Hewan kelas XI
BIOLOGI Sistem ekskresi pada Hewan kelas XISalma Maulida
 
Revisi dinamika gen dalam populasi kel.4
Revisi dinamika gen dalam populasi kel.4Revisi dinamika gen dalam populasi kel.4
Revisi dinamika gen dalam populasi kel.4FadhiLah RaHayu
 
Laporan praktikum iv
Laporan praktikum ivLaporan praktikum iv
Laporan praktikum ivsarahmae26
 
Pluralitas dan integrasi nasional dalam struktur sosial masyarakat indonesia
Pluralitas dan integrasi nasional dalam struktur sosial masyarakat indonesiaPluralitas dan integrasi nasional dalam struktur sosial masyarakat indonesia
Pluralitas dan integrasi nasional dalam struktur sosial masyarakat indonesiaCamila Cabelo
 
Sistem Ekskresi Pada Hewan
Sistem Ekskresi Pada HewanSistem Ekskresi Pada Hewan
Sistem Ekskresi Pada HewanCynthia Caroline
 
'Sistem Ekskresi.pdf'
'Sistem Ekskresi.pdf''Sistem Ekskresi.pdf'
'Sistem Ekskresi.pdf'gunungmulyo
 
Dunia hewan (animalia)
Dunia hewan (animalia)Dunia hewan (animalia)
Dunia hewan (animalia)ekamuria
 
Sistem Ekskresi Hewan vertebrata
Sistem Ekskresi Hewan vertebrataSistem Ekskresi Hewan vertebrata
Sistem Ekskresi Hewan vertebrataiqbaladitiya
 
Buku Sistem ekskresi (Nihayatu Thoyyibah)
Buku Sistem ekskresi (Nihayatu Thoyyibah)Buku Sistem ekskresi (Nihayatu Thoyyibah)
Buku Sistem ekskresi (Nihayatu Thoyyibah)Zayyin Nihayah
 
Latihan soal kingdom animalia x semester 2
Latihan soal kingdom animalia x semester 2Latihan soal kingdom animalia x semester 2
Latihan soal kingdom animalia x semester 2BiomaPublishing
 
Makalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautMakalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautGoogle
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)jackruto
 

Viewers also liked (20)

BIOLOGI Sistem ekskresi pada Hewan kelas XI
 BIOLOGI Sistem ekskresi pada Hewan kelas XI BIOLOGI Sistem ekskresi pada Hewan kelas XI
BIOLOGI Sistem ekskresi pada Hewan kelas XI
 
Isi eritrosit
Isi eritrositIsi eritrosit
Isi eritrosit
 
Makalah entomologi
Makalah entomologiMakalah entomologi
Makalah entomologi
 
Monera cyanobacteria
Monera cyanobacteriaMonera cyanobacteria
Monera cyanobacteria
 
Revisi dinamika gen dalam populasi kel.4
Revisi dinamika gen dalam populasi kel.4Revisi dinamika gen dalam populasi kel.4
Revisi dinamika gen dalam populasi kel.4
 
Arthropoda 1
Arthropoda 1Arthropoda 1
Arthropoda 1
 
Laporan praktikum iv
Laporan praktikum ivLaporan praktikum iv
Laporan praktikum iv
 
Pluralitas dan integrasi nasional dalam struktur sosial masyarakat indonesia
Pluralitas dan integrasi nasional dalam struktur sosial masyarakat indonesiaPluralitas dan integrasi nasional dalam struktur sosial masyarakat indonesia
Pluralitas dan integrasi nasional dalam struktur sosial masyarakat indonesia
 
Integrasi nasional
Integrasi nasionalIntegrasi nasional
Integrasi nasional
 
Sistem Ekskresi Pada Hewan
Sistem Ekskresi Pada HewanSistem Ekskresi Pada Hewan
Sistem Ekskresi Pada Hewan
 
PHYLUM PORIFERA
PHYLUM PORIFERAPHYLUM PORIFERA
PHYLUM PORIFERA
 
Makalah osmoregulasi
Makalah osmoregulasiMakalah osmoregulasi
Makalah osmoregulasi
 
'Sistem Ekskresi.pdf'
'Sistem Ekskresi.pdf''Sistem Ekskresi.pdf'
'Sistem Ekskresi.pdf'
 
Dunia hewan (animalia)
Dunia hewan (animalia)Dunia hewan (animalia)
Dunia hewan (animalia)
 
Sistem Ekskresi Hewan vertebrata
Sistem Ekskresi Hewan vertebrataSistem Ekskresi Hewan vertebrata
Sistem Ekskresi Hewan vertebrata
 
Bahan Makanan dan Zat Makanan
Bahan Makanan dan Zat MakananBahan Makanan dan Zat Makanan
Bahan Makanan dan Zat Makanan
 
Buku Sistem ekskresi (Nihayatu Thoyyibah)
Buku Sistem ekskresi (Nihayatu Thoyyibah)Buku Sistem ekskresi (Nihayatu Thoyyibah)
Buku Sistem ekskresi (Nihayatu Thoyyibah)
 
Latihan soal kingdom animalia x semester 2
Latihan soal kingdom animalia x semester 2Latihan soal kingdom animalia x semester 2
Latihan soal kingdom animalia x semester 2
 
Makalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautMakalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem Laut
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)
 

Similar to EKSKRESIHEWAN

Makalah sistem ekskresi pada tumbuhan dan hewan
Makalah sistem ekskresi pada tumbuhan dan hewanMakalah sistem ekskresi pada tumbuhan dan hewan
Makalah sistem ekskresi pada tumbuhan dan hewanFizahAfr
 
Anatomi serangga
Anatomi seranggaAnatomi serangga
Anatomi seranggaastutirisa
 
BIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan Hewan
BIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan HewanBIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan Hewan
BIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan Hewanfestiokayasari
 
Multi Media Interaktif " Sistem Ekskresi"
Multi Media Interaktif  " Sistem Ekskresi"Multi Media Interaktif  " Sistem Ekskresi"
Multi Media Interaktif " Sistem Ekskresi"towikusuma
 
Anatomi internal serangga
Anatomi internal seranggaAnatomi internal serangga
Anatomi internal seranggaTikasari Devi
 
Sistem Ekskresi
Sistem EkskresiSistem Ekskresi
Sistem Ekskresiindah nb
 
Ppt biologi sistem ekskresi baru
Ppt biologi sistem ekskresi baruPpt biologi sistem ekskresi baru
Ppt biologi sistem ekskresi baruSarah Anggraheni
 
BAB 6 SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA.pptx
BAB 6 SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA.pptxBAB 6 SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA.pptx
BAB 6 SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA.pptxElisabetMunthe
 
Sistem Ekskresi Pada Reptil dan Aves
Sistem Ekskresi Pada Reptil dan AvesSistem Ekskresi Pada Reptil dan Aves
Sistem Ekskresi Pada Reptil dan AvesTeuku Ichsan
 
PPT KELOMPOK 4 EKSRESI VERTEBRATA.pptx
PPT KELOMPOK 4 EKSRESI VERTEBRATA.pptxPPT KELOMPOK 4 EKSRESI VERTEBRATA.pptx
PPT KELOMPOK 4 EKSRESI VERTEBRATA.pptxBelusyifaIrhamni
 
Laporanpraktikum2kelompok18 121030235028-phpapp01
Laporanpraktikum2kelompok18 121030235028-phpapp01Laporanpraktikum2kelompok18 121030235028-phpapp01
Laporanpraktikum2kelompok18 121030235028-phpapp01Rahul Ustad
 
Laporan praktikum 2 kelompok 18
Laporan praktikum 2 kelompok 18Laporan praktikum 2 kelompok 18
Laporan praktikum 2 kelompok 18Heri Abrianto
 
Ppt pencernaan biologi
Ppt pencernaan biologiPpt pencernaan biologi
Ppt pencernaan biologiAbidaa Qurrota
 
1. rpp sistem ekskresi
1. rpp  sistem ekskresi1. rpp  sistem ekskresi
1. rpp sistem ekskresiSugeng Pamudji
 

Similar to EKSKRESIHEWAN (20)

Makalah sistem ekskresi pada tumbuhan dan hewan
Makalah sistem ekskresi pada tumbuhan dan hewanMakalah sistem ekskresi pada tumbuhan dan hewan
Makalah sistem ekskresi pada tumbuhan dan hewan
 
Kajian Biologi
Kajian BiologiKajian Biologi
Kajian Biologi
 
Sistem Ekskresi
Sistem Ekskresi Sistem Ekskresi
Sistem Ekskresi
 
Ekskresi
EkskresiEkskresi
Ekskresi
 
Anatomi serangga
Anatomi seranggaAnatomi serangga
Anatomi serangga
 
BIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan Hewan
BIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan HewanBIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan Hewan
BIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan Hewan
 
Multi Media Interaktif " Sistem Ekskresi"
Multi Media Interaktif  " Sistem Ekskresi"Multi Media Interaktif  " Sistem Ekskresi"
Multi Media Interaktif " Sistem Ekskresi"
 
Anatomi internal serangga
Anatomi internal seranggaAnatomi internal serangga
Anatomi internal serangga
 
Ekskresi
EkskresiEkskresi
Ekskresi
 
pdf_20220919_063526_0000.pdf
pdf_20220919_063526_0000.pdfpdf_20220919_063526_0000.pdf
pdf_20220919_063526_0000.pdf
 
Sistem Ekskresi
Sistem EkskresiSistem Ekskresi
Sistem Ekskresi
 
Ppt biologi sistem ekskresi baru
Ppt biologi sistem ekskresi baruPpt biologi sistem ekskresi baru
Ppt biologi sistem ekskresi baru
 
BAB 6 SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA.pptx
BAB 6 SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA.pptxBAB 6 SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA.pptx
BAB 6 SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA.pptx
 
Makalah crustacea
Makalah crustaceaMakalah crustacea
Makalah crustacea
 
Sistem Ekskresi Pada Reptil dan Aves
Sistem Ekskresi Pada Reptil dan AvesSistem Ekskresi Pada Reptil dan Aves
Sistem Ekskresi Pada Reptil dan Aves
 
PPT KELOMPOK 4 EKSRESI VERTEBRATA.pptx
PPT KELOMPOK 4 EKSRESI VERTEBRATA.pptxPPT KELOMPOK 4 EKSRESI VERTEBRATA.pptx
PPT KELOMPOK 4 EKSRESI VERTEBRATA.pptx
 
Laporanpraktikum2kelompok18 121030235028-phpapp01
Laporanpraktikum2kelompok18 121030235028-phpapp01Laporanpraktikum2kelompok18 121030235028-phpapp01
Laporanpraktikum2kelompok18 121030235028-phpapp01
 
Laporan praktikum 2 kelompok 18
Laporan praktikum 2 kelompok 18Laporan praktikum 2 kelompok 18
Laporan praktikum 2 kelompok 18
 
Ppt pencernaan biologi
Ppt pencernaan biologiPpt pencernaan biologi
Ppt pencernaan biologi
 
1. rpp sistem ekskresi
1. rpp  sistem ekskresi1. rpp  sistem ekskresi
1. rpp sistem ekskresi
 

More from Google

Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.Google
 
RPP sistem peredaran Darah pada Manusia
RPP sistem peredaran Darah pada ManusiaRPP sistem peredaran Darah pada Manusia
RPP sistem peredaran Darah pada ManusiaGoogle
 
Makalah berpikir Kritis
Makalah berpikir KritisMakalah berpikir Kritis
Makalah berpikir KritisGoogle
 
Melacak filogeni
Melacak filogeni Melacak filogeni
Melacak filogeni Google
 
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaSiklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaGoogle
 
Penilaian formatif sumatif
Penilaian formatif sumatifPenilaian formatif sumatif
Penilaian formatif sumatifGoogle
 
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...Google
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiGoogle
 
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013Google
 
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramGoogle
 
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKALaporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKAGoogle
 
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial TumbuhanUnsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial TumbuhanGoogle
 
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGMLaporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGMGoogle
 
Laporan PKL di Ragunan
Laporan PKL di RagunanLaporan PKL di Ragunan
Laporan PKL di RagunanGoogle
 
Laporan PKL Taksonomi Vertebrata
Laporan PKL Taksonomi VertebrataLaporan PKL Taksonomi Vertebrata
Laporan PKL Taksonomi VertebrataGoogle
 
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiLaporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiGoogle
 
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanLaporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanGoogle
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiGoogle
 
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaLaporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaGoogle
 
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramGoogle
 

More from Google (20)

Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.
 
RPP sistem peredaran Darah pada Manusia
RPP sistem peredaran Darah pada ManusiaRPP sistem peredaran Darah pada Manusia
RPP sistem peredaran Darah pada Manusia
 
Makalah berpikir Kritis
Makalah berpikir KritisMakalah berpikir Kritis
Makalah berpikir Kritis
 
Melacak filogeni
Melacak filogeni Melacak filogeni
Melacak filogeni
 
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaSiklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
 
Penilaian formatif sumatif
Penilaian formatif sumatifPenilaian formatif sumatif
Penilaian formatif sumatif
 
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologi
 
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
 
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
 
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKALaporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
 
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial TumbuhanUnsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
 
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGMLaporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
 
Laporan PKL di Ragunan
Laporan PKL di RagunanLaporan PKL di Ragunan
Laporan PKL di Ragunan
 
Laporan PKL Taksonomi Vertebrata
Laporan PKL Taksonomi VertebrataLaporan PKL Taksonomi Vertebrata
Laporan PKL Taksonomi Vertebrata
 
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiLaporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
 
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanLaporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasi
 
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaLaporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
 
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
 

Recently uploaded

Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 

EKSKRESIHEWAN

  • 1. Tugas Kelompok EKSKRESI HEWAN AKUATIK DAN TERESTRIAL (Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Hewan) Dosen : Lora Purnamasari, S.Pd, M.Si Disusun oleh : 1. Fitri Mulyana (1211060062) 2. Irawansyah (1211060178) 3. Muslimatun (1211060078) PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 2014
  • 2. KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb Segala puji hanyalah milik Allah, Rabb yang menguasai perbendaharaan di alam semesta ini dan mengaruniakan kepada setiap makhluk yang ia kehendaki. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada uswah kita, Rasulullah Muhammad saw, juga kepada segenap keluarga, para sahabat, serta umat beliau hingga akhir zaman. Amin. Dan atas Rahmat-Nya pula maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Ekskresi Hewan Akuatik dan Terestrial. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Fisiologi Hewan di Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Ibu Lora Purnamasari, S.Pd, M.Si selaku dosen pembimbing mata kuliah Fisiologi Hewan, serta teman kelompok yang bersama-sama menyelesaikan tugas makalah ini. Penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini jauh dari sempurna, oleh karna itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan isi makalah ini penulis mengucapka terimakasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita, khusnya bagi penulis dan juga bagi pembaca. Wassalamu’alaikum Wr.Wb Bandar Lampung November 2014 Penulis
  • 3. DAFTAR ISI COVER......................................................................................................i KATA PENGANTAR...............................................................................ii DAFTAR ISI .............................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN .........................................................................1 1.1 LATAR BELAKANG...................................................................1 1.2 RUMUSAN MASALAH ..............................................................1 1.3 TUJUAN........................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 2.1 Pengerian Sistem Ekskresi............................................................. 2.2 Fungsi Sistem Ekskresi.................................................................. 2.3 Sistem Ekskresi Pada Hewan ........................................................ A. Ekskresi Hewan Akuatik .......................................................... B. Ekskresi Hewan Terestrial ........................................................ BAB III PENUTUP................................................................................... A. KESIMPULAN ............................................................................. DAFTAR PUSTAKA
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka memenuhi kebutuhan akan energi (ATP), semua hewan menyelenggarakan berbagai reaksi metabolisme. Akan tetapi, reaksi metabolisme tidak hanya menghasilkan ATP dan zat bermanfaat lainnya, tetapi juga menghasilkan zat sisa. Semua zat sisa tersebut harus dikeluarkan dari tubuh. Untuk itu, hewan harus memiliki alat atau organ pengeluaran yang berfungsi untuk membuang berbagai zat sisa metabolisme. Selain itu sistem pengeluaran juga berperan penting dalam proses osmoregulasi. Tubuh melakukan begitu banyak proses metabolisme seperti pencernaan, respirasi dan sebagainya. Proses-proses seperti itu pada akhirnya akan menghasilkan limbah yang tidak dikeluarkan jika tidak dikeluarkan akan menyebabkan penyakit. Limbah yang dihasilkan beraneka ragam bentuknya, mulai dari gas, cair, sampai padat. Untuk itu, kita memerlukan organ pengeluaran yang berbeda-beda pula. Proses pembebasan sisa-sisa metabolisme dari tubuh disebut ekskresi. Kelebihan air, garam-garam dan material-material organik (termasuk sisa-sisa metabolisme) diekskresikan keluar tetapi substan yang esensial untuk fungsi-fungsi tubuh disimpan. Material-material yang dikeluarkan ini biasanya terdapat dalam bentuk terlarut dan ekskresinya melalui suatu proses filterisasi selektif. Manusia dan hewan memiliki sistem ekskresi yang berbeda. Adapun yang melatar belakangi penulisan makalah ini adalah mengetahui kerja sistem ekskresi pada hewan akuatik dan terestrial. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksut dengan sistem ekskresi dan fungsinya bagi tubuh ? 2. Apa saja alat tubuh hewan yang dapat mengekskresikan sisa metabolisme dan bagaimana caranya? 3. Apa saja Hasil Ekskresi pada Hewan Akuatik dan Terestrial ?
  • 5. 1.3 Tujuan Pada dasarnya penulisan makalah ini dibagi menjadi dua bagian yaitu tujuan secara umum dan secara khusus. Tujuan secara umum adalah sebagai salah satu tugas yang diberikan mahasiswa dan mahasiswi guna menyelesaikan mata kuliah Fisiologi Hewan. Adapun tujuan secara khususnya yaitu untuk mengetahui lebih jelas mengenai Ekskresi Hewan Akuatik dan Terestrial.
  • 6. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Sistem Ekskresi Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Zat hasil metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui alat ekskresi. Alat ekskresi yang dimiliki oleh mahluk hidup berbeda-beda. Semakin tinggi tingkatan mahluk hidup maka semakin kompleks alat ekskresinya. Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan ekskresi yaitu defekasi yang merupakan proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang disebut feses. Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam jaringan. Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang tidak diserap usus sel epitel, usus yang rusak dan mikroba usus. Selain defekasi ada juga eliminasi yang merupakan proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus). 2.2 Fungsi Sistem Ekskresi Fungsi sistem ekskresi adalah sebagai berikut : 1. Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh. Makanan yang dimakan hewan pada umumnya mengandung karbohidrat, lemak, protein, serta sejumlah kecil asam nukleat. Metabolisme, karbohidrat dan lemak akan menghasilkan zat sisah berupa karbondioksida dan air. Kedua jenis zat tersebut dapat dikeluarkan dengan mudah melalui organ pernafasan dan organ pengeluaran, sehingga tidak menimbulkan masalah tubuh. Hal yang menimbulkjan masalah adalah metabolisme senyawa bernitrogen terutama protein dan asam nukleat. Didalam tubuh, protein dihidrolisis menjadi asam amino. Sementara, hewan tidak dapat menyimpan kelebihan asam amino sehingga zat tersebut harus dikeluarkan dari tubuh atau mengalami lebih lanjut. Selama proses metabolisme, asam amino diubah menjadi senyawa lain yang dapat diproses lebih lanjut menjadi glukosa.
  • 7. Metabolisme asam amino disebut deaminasi. Proses ini menghasilkan zat sisa berupa amonia. Reaksi deaminasi dapat terjadi secara langsung atau melalui reaksi transdeaminasi. Asam nukleat (purin dan pirimidin) akan diuraikan dengan cara tang sama dan menghasilkan amonia. Apabila zat tersebut tidak dikeluarkan, tubuh hewan akan penuh dengan amonia, suatu senyawa yang sangat toksin. Oleh karena itu hewan harus berusaha untuk mengeluarkan amonia dari dalam tubuhnya. Pengeluaran senyawa bernitrogen dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : a. Pengeluaran nitrogen dalam bentuk Amonia b. Pengeluaran nitrogen dalm bentuk Urea c. Pengeluaran nitrogen dalm bentuk asam urat Pengeluaran Nitrogen Dalam Bentuk Amonia Hewan yang mengeluarkan nitrogen dalam bentuk amonia dinamakan hewan amonotelik, misalnya ikan teleostei, siklostomata, dan kebanyakan invertebrata akuatik. Bagi hewan akuatik, pembentukan amonia didalam tubuh tidak menimbulkan masalah karena amonia sangat mudah larut dalam air dan mudah menembus membran sel sehingga akan segera keluar tubuh. Hewan yang mengsekresikan zat buangan bernitrogen sebagai amonia memerlukan akses ke air yang banyak. oleh karena itu, ekskresi amonia paling umum terjadi pada spesies akuatik. Pada ikan sebagian besar amonia hilang sebagai NH4+ melintasi epitelium insang, ginjal hanya mengekskresikan sedikit zat buangan bernitrogen. Pengeluaran Nitrogen Dalam Bentuk Urea Urea ialah senyawa yang mudah larut dalam air, memiliki toksisitas lebih rendah daripada amonia, dan merupakan hasil sisa bernitrogen yang utama pada hewan terestrial. Jadi, dibandingkan dengan amonia, urea memiliki toksisitas dan tingkat kelarutan dalam air yang lebih kecil. Hewan yang menghasilkan dan mengeluarkan urea disebut ureotelik. Urea dihasilkan dalam hati vertebrata, urea adalah produk siklus metabolik yang mengombinasikan amonia dengan karbon dioksida. Pengeluaran Nitrogen Dalam Bentuk Asam Urat
  • 8. Hewan yang mengeluarkan asam urat dinamakan hewan urikotelik. Serangga, bekicot dan banyak reptil termasuk burung mengekskresikan asam urat sebagai zat buangan bernitrogen utamanya. Asam urat relatif nontoksin dan tidak mudah larut dalam air.oleh karana itu asam urat dapat diekskresikan sebagai pasta semisolid (kristal) dengan kehilangan air yang sangat sedikit. Asam urat sangat sulit larut dalam air. Kelarutan asam urat hanya 6 mg per liter air. Apabila air direabsorbsi dari cairan yang mengandung asam urat, misalnya cairan dalam saluran pengeluaran atau tubulus ginjal, sejumlah garam dan asam urat akan tersisa sebagai endapan. Hal ini dapat diamati pada burug yang meneteskan cairan pekat (kental) berwarna putih, yang ternyata kandungan utamanya ialah asam urat. 2. Mengatur Konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi) Osmoregulasi adalah proses untuk menjaga keeimbangan antara jumlah air dan zat terlarut yang ada dalam tubuh hewan. Semua hewan terlepas dari filogeni, habitat, atau tipe zat buangan yang dihasilkan menghadapi kebutuhan osmoregulasi yang sama. Pengambilan dan kehilangan air haruslah seimbang. Jika pengambilan air berlebihan sel-sel hewan membengkak dan pecah, jika kehilangan air terlalu banyak, mereka mengerut dan pecah. Air memasuki dan meninggalkan sel-sel melalui osmosis. Osmosis terjadi ketika dua larutan yang yang dipisahkan oleh membran memiliki perbedaan tekanan osmotik. Jika dua larutan yang dipisahkan oleh sebuah membran permeabel selektif yang memiliki osmolaritas yang sama, kedua larutan itu disebut isoosmotik. Namun ketika dua larutan memiliki perbedaan molaritas, larutan dengan konsentrasi zat-zat terlarut yang lebih besar disebut hiperosmotik dan larutan yang lebih encer disebut hipoosmotik. Air mengalir melalui osmosis dari larutan hipoosmotik ke larutan hiperosmotik. Seekor hewan dapat mempertahankan keseimbangan air dengan dua cara, yang pertama adalah menjadi osmokonformer yang isoosmotik dengan sekitarnya. Cara kedua adalah menjadi osmoregulator yang mengontrol osmolaritas internal terlepas dari osmolaritas lingkungannya.
  • 9. 3. Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal atau termoregulasi. Termoregulasi ialah proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur suhu tubuhnya supaya tetap konstan. Suhu tubuh pada kebanyakan hewan dipengaruhi oleh suhu lingkungannya. Berdasarkan kemampuannya untuk mempertahankan suhu tubuh, hewan diklasifikasikan menjadi dua yaitu polikiloterm dan homeoterm. Hewan polikiloterm yaitu hewan yang suhu tubuhnya selalu berubah seiring dengan berubahnya suhu lingkungan. Sementara hewan homeoterm yaitu hewan yang suhu tubuhnya selalu konstan atau tidak berubah sekalipun suhu lingkungannya sangat berubah. 2.3 Sistem Ekskresi Pada Hewan Hewan mempunyai bermacam-macam organ pengeluaran yang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu organ ekskresi umum dan khusus. Organ pengeluaran umum antara lain berupa vakuola kontraktil dan sejumlah saluran tubuler (berbentuk pipa), antara lain organ nefridia, tubulus malpighi, dan nefron. Organ pengeluaran khusus tersusun atas berbagai struktur seperti kelenjar garam (antara lain kelenjar insang dan kelenjar rektal), insang dan hati vertebrata. Hewan juga melakukan metabolisme untuk melakukan aktifitas kehidupan. Metabolisme menghasilkan zat sisa yang harus dieksresikan dari tubuh. Setiap hewan memiliki cara yang berbeda untuk mengeksresikan sisa metabolismenya. a. Organ Pengeluaran Hewan Akuatik dan Prosesnya 1. Vakuola Kontraktil Vakuola kontraktil adalah organ pengeluaran pada protozoa, ciliata dan koelenterata, yang bekerja dengan cara mengatur tekanan osmotik dalam tubuhnya. Vakuola kontraktil merupakan organela berbentuk bulat yang berisi cairan dan dibatasi oleh membran. Ciliata air tawar memiliki cairan tubuh yang hiperosmotik sehingga tubuhnya cenderung menyerap air dalam jumlah besar. Kelebihan air yang masuk ke tubuhnya itu
  • 10. harus selalu dibuang. Kecepatan pengeluaran air kelingkungannya berkorelasi dengan konsentrasi osmotik cairan di lingkunganya. Apabila konsentrasi osmotik lingkungan sekitarnya menurun (menjadi lebih encer), laju pemasukan air ke dalam tubuh hewan pun akan meningkat sehingga dia harus bekerja lebih keras untuk mengeluarkan sejumlah besar air. Untuk melakuakn hal tersebut, membran vakuola akan berdifusi dengan membran sel, lalu air didalamnya dikeluarkan kelingkungannya. 2. Protonefridia Protonefridia merupakan organ pengeluaran yang berbentuk tubulus atau pipa tertutup, tidak berhubungan dengan rongga tubuh hewan, dan ditemukan pada hewan yang lebih tinggi dari koelenterata. Sel penyusun bagian tubulus yang tertutup di lengkapi dengan silia. Apabila jumlah silia yang dimiliki hanya satu, sel tersebut dinamakan sel selenosit.akan tetapi, apabila memiliki beberapa silia, sel tersebut dinamakan sel api (flame cell). Protonefridia membentuk jejaring tubulus buntu yang berhubungan kebukaan eksternal. Tubulus tersebut bercabang-cabang keseluruh tubuh. Unit-unit seluler yang disebut sel api melindungi cabang setiap protonefridia. .
  • 11. Gambar Protonefridia :sistem sel api dari planaria. Protonefridia adalah tubulus internal bercabang-cabang yang terutama berfungsi dalam osmoregulasi. Cara kerja dari Protonefridia selama filtrasi denyutan silia menarik air dan zat-zat terlarut dari cairan interstisial melalui sel api, sehingga melepaskan filtrat kedalam jejaring tubulus. Filtrat yang telah diproses kemudian bergerak keluar melalui tubulus dan dibuang sebagai urin ke lingkungan eksternal. Urin yang diekskresikan oleh cacing pipih air tawar memiliki konsentrasi zat terlarut yang rendah, sehingga membantu menyeimbangkan pengambilan osmotik air dari lingkungan. 3. Kelenjar Hijau pada Krustasea Kelenjar hijau atau kelenjar antena adalah organ pengeluaran yang dimiliki oleh krustasea, yang terletak di daerah kepala. Kelenjar hijau memiliki suatu kantong berujung buntu, yang disebut the end-sac (pundi-pundi). Pundi-pundi tersebut berhubungan dengan saluran nefridia yang berakhir pada kandung kemih. Pundi-pundi terendam diantara cairan selomik, yang nantinya akan disaring untuk membentuk urin awal. Urin awal krustasea masih memiliki komposisi yang serupa dengan cairan tubuh, namun tidak mengandung senyawa bermolekul besar. Selama mengalir disepanjang saluran nefridia, air dan berbagai macam zat direabsorbsi, sehingga akhirnya terbentuk urin yang akan ditampung dalam kandung kemih. Kandung kemih berhubungan dengan lingkungan sekitar melalui lubang pengeluaran yang terletak didekat dasar antena.
  • 12. 4. Organ Ekskresi Pada Ikan Organ ekskresi pada ikan yaitu : 1. Insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O, 2. Kulit, kelenjar kulitnya mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin untuk memudahkan gerak di dalam air. 3. Sepasang ginjal (sebagian besar) yang mengeluarkan urine. 1. Insang Insang, yang berfungsi untuk mengeluarkan CO2 dan H2O. Sebagian besar ikan memiliki 4 buah insang pada setiap sisinya. Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu berada dalam keadaan lembab. Bagian terluar dari insang berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Setiap insang terdiri atas beberapa bagian, antara lain: a. Filamen insang (hemibranchia=gill filament), terdiri atas jaringan lunak, berbentuk seperti sisir berwarna merah. Terletak melekat pada lengkung insang. Pada bagian filamen insang ini banyak mengandung kapiler darah sebagai cabang dari arteri branchialis dan merupakan tempat terjadinya pengikatan oksigen terlarut dari dalam air; b. Tulang lengkung insang (arcus branchialis =gill arch), memiliki warna putih. Bagian ini berfungsi sebagai tempat melekatnya filamen dan tapis insang. pada tulang lengkung insang terdapat saluran darah (arteri afferent dan arteri efferent) yang memungkinkan darah dapat keluar masuk ke dalam insang; c. Tapis insang (gill rakers),berupa sepasang deretan batang tulang rawan yang pendek dan sedikit bergerigi, terletak melekat pada bagian depan dari lengkung insang. Tapis insang memiliki fungsi untuk menyaring air pernapasan yang berkaitan dengan fungsi insang sebagai alat ekskresi.
  • 13. 2. Kulit Kelenjar kulitnya mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin untuk memudahkan gerak di dalam air. Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan luar yang disebut Epidermis dan lapisan dalam yang disebut Dermis atau Corium. a. Epidermis. Merupakan lapisan luar dari kulit, kulit pada bagian epidermis ini selalu basah yang disebabkan oleh lendir yang dihasilkan suatu sel kelenjar di bagian dalam epidermis. Lendir, pada lapisan ini terdapat suatu sel kelenjar berbentuk piala yang dapat menghasilkan suatu zat (semacam glycopretein) yang dinamakan mucin. Jika zan tersebut bersentuhan dengan air maka akan berubah menjadi lendir, dan menyebabkan kulit pada bagian epidermis ini selalu basah. Pada ikan yang tidak memiliki sisik lendir yang dihasilkan lebih banyak daripada ikan yang memiliki sisik. Fungsi lendir pada ikan itu sendiri adalah untuk mengurangi gesekan tubuh dengan air yng membuat ikan dapat berenang lebih cepat, pada ikan belut lendiri digunakan untuk mempertahankan diri dari mangsa khususnya manusia yang membuat tubuhnya licin dan sulit digenggam. Selain itu lendir juga berperan dalam proses osmoregulasi sebagai lapisan semipariabel yang mencegah keluar masuknya air melalui kulit, serta mencegah infeksi dalam penutupan luka. b. Dermis. Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan luar yang disebut Epidermis dan lapisan dalam yang disebut Dermis atau Corium. 3. Ginjal Ginjal ikan berjumlah sepasang yang memanjang sepanjang dinding dorsal abdomen, kanan dan kiri linea mediana. Tubulus ginjal pada ikan jantan telah mengalami modifikasi menjadi duktus eferen yang menghubungkan testis dengan duktus mesonefridikus. Kemudian, duktus mesonefridikus ini menjadi duktus deferens yang berfungsi untuk mengangkut sperma dan urin yang bermuara di kloaka.
  • 14. Ginjal melakukan dua fungsi utama: pertama, mengekskresikan sebagian besar produk akhir metabolisme tubuh; dan kedua, mengatur konsentrasi cairan tubuh. Glomerulus berfungsi menyaring cairan, sedangkan tubulus mengubah cairan yang disaring menjadi urin. Dengan demikian nefron dapat membersihkan atau menjernihkan plasma darah dari zat-zat yang tidak dikehendaki ketika ia melalui ginjal. Filtrasi dapat terjadi pada glomerulus karena jaringan kapiler glomerulus merupakan jaringan bertekanan tinggi sedangkan jaringan kapiler peritubulus adalah jaringan bertekanan rendah. Ginjal di dalam tubuh ikan juga mempunyai saluran-saluran, yakni: 1. Ureter (ductus mesonephridicus=saluran Wolffian), merupakan saluran yang mengalirkan urin yang berasal dari ginjal. Terletak di bagian pinggir dorsal rongga tubuh dan menuju ke belakang. Pada ikan jantan, kedua saluran ini tampak berupa tabung (tubulus) yang pendek, terentang dari ujung belakang ginjal sampai kantong urin, sedangkan pada ikan betina, saluran ini menuju ke sinus urogenitalia. 2. Vesica urinaria, atau disebut juga dengan kantong urin yang merupakan lanjutan dari ureter kiri dan kanan, terletak di dekat anus dan berbentuk seperti kantong kecil. Kantong urin ini berfungsi sebagai tempat penampungan urin sebelum dikeluarkan. 3. Urethra, berupa saluran pendekyang berasal dari vesica urinaria dan menuju ke porus urogenitalia. Urethra berfungsi sebagai saluran keluarnya urin dari dalam tubuh. Proses Eksresi Ikan Glomerulus dan kapsul Bowman berfungsi untuk menyaring hasil buang anmetabolik yang terdapat dalam darah. Darah tidak ikut tersaring dan masuk ke vena renalis. Protein tetap bertahan di dalam darah. Selanjutnya cairan ekskretori ini kemudian masuk ke tubuli ginjal. Glukosa, beberapa mineral dan cairan (solution) lainnya diserap kembali ke dalam darah. Dan beberapa hormon ikut berperan dalam penyaringan dan penyerapan kembali. Akhirnya hasil buang anmetabolik yang tidak tersaring dan tidak
  • 15. terserap kembali akan masuk ke saluran pengumpul dan terus ke kantong air seni dan kemudian dikeluarkan melalui lubang pelepasan. Perbedaan Mekanisme Ekskresi Pada Ikan Air Tawar dan Ikan Air Laut Osmoregulasi pada ikan air Laut (asin) Ikan air laut bersifat hipoosmotik terhadap sekitarnya, dengan kata lain ikan yang hidup diair laut memiliki kadar garam lebih rendah dibandingkan kadar garam air laut, artinya tekanan osmotik dalam tubuh ikan lebih rendah dari pada tekanan osmosis air laut. Hal ini dapat menyebabkan aior dalam tubuh ikan cenderung keluar melalui insang, akibatnya ikan air laut dapat kehilangan air. Osmoregulasi yang dilakukan yaitu hewan ini akan meminum air laut dalam jumlah banyak. namun, cara tersebut menyebabkan garam yang ikut masuk ke dalam tubuh menjadi banyak pula. Kelebihan garam ini harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Pengeluaran kelebihan garam dalam jumlah besar dilakukan melalui insang, karena insang ikan mengandung sel khusus yang disebut sel klorid. Didalam insang, sel klorid yang terspesialisasi secara aktif mentranspor ion klorida (Cl-) keluar dan ion natrium (Na+) mengikuti secara pasif. Didalam ginjal kelebihan ion kalsium, magnesium dan sulfat diekskresikan bersama dengan kehilangan sejumlah kecil air dengan mengeluarkan urin dalam jumlah sedikit dan lebih pekat.
  • 16. Osmoregulasi pada Ikan Air Tawar Hewan air tawar mempunyai cairan tubuh dengan tekanan osmotik yang lebih tinggi dari lingkungannya (hiperosmotik), dengan demikian, hewan ini terancam oleh dua hal utama, yaitu kehilangan garam dan pemasukan air yang berlebihan. Kadar garam dalam tubuh ikan air tawar lebih besar dari pada kadar garam dari lingkungannya. Hal itu mengakibatkan hewan tersebut memiliki peluang yang besar untuk memasukkan air kedalam tubuhnya, terutama melalui insang. Kelebihan air itu akan dikeluarkan lewat urin, namun dengan cara itu sejumlah garampun akan hilang dari tubuh bersama urin. Sebagian garam meninggalkan tubuh ikan melalui insang. Sebagai pengganti garam yang hilang, hewan tersebut akan menggambil garam melalui insang dengan transpor aktif. Dalam hal ini, insang berfungsi sebagai alat untuk memasukkan garam kedalam tubuh dengan cara transpor aktif, sekaligus untuk membuang kelebihan garam secara difusi. Osmoregulasi yang dilakuakn oleh hewan ini dengan cara sedikit minum dan banyak mengeluarkan urin encer. d. Organ pengeluaran Hewan Terestrial dan Proesnya. 1. Metanefridia Alat ekskresi beberapa caacing tanah berupa sepasang metanefridia yang terdapat pada setiap ruas tubuhnya. Metanefridia adalah organ pengeluaran yang mempunyai lubang
  • 17. bersilia dan saluran dengan ujung berpori (berlubang) yang terbuka kearah rongga tubuh nefridiostom. Saluran ini berhubungan dengan lingkungan luar tubuh melalui nefridiosfor. Proses pada metanefridia menghasilkan urin encer yang bersifat hipoosmotik terhadap cairan tubuhnya. Gambar Metanefridia cacing tanah. Setiap segmen cacing mengandung sepasang metanefridia, yang mengumpulkan cairan selom dari segmen anterior yang bersebelahan. Cara kerja metanefridia pada cacing tanah setiap segmen cacing memiliki sepasang metanefridia, yang terendam dalam cairan selom dan terbungkus oleh jaringan kapiler. Corong bersilia mengelilingi bukaan internal saat silia berdenyut, cairan tertarik kedalam tubulus pengumpul yang mencangkup kandung kemih penyimpan urin yang membuka keluar. Saat urin bergerak disepanjang tubulus, epitelium transport yang membatasi lumen menyerap kembali sebagian besar zat-zat terlarut dan dialirkan kedarah didalam kapiler, sedangkan zat buangan bernitrogen tetap berada didalam tubulus dan di ekskresikan keluar melalui lubang pengeluaran (nefridiosfor) 2. Tabung Malpighi Tubulus malpighi adalah organ pengeluaran pada serangga. Organ ini berupa saluran atau pipa yang salah satunya buntu, sedangkan ujung lainya membuka kearah usus, terletak diantara usus tengah dan rektum. Tubulus malpighi membentang dari ujung-ujung
  • 18. buntu yang terendam dalam hemolimfe (cairan sirkulasi) hingga bukaan kesaluran pencernaan. Cara kerja tubulus malpighi pada belalang yaitu epitelium transport yang melapisi tubulus menyekresikan zat terlarut tertentu, termasuk zat buangan bernitrogen dari hemolimfe ke dalam lumen tubulus. Air mengikuti zat terlarut kedalam tubulus melalui osmosis dan cairan tersebut kemudian mengalir kedalam rektum. Sebagian besar zat-zat yang berguna diserap kembali (reabsorbsi) melewati jaringan epitelium pada rektum dan diedarkan keseluruh tubuh oleh hemolimfe. Sebaliknya, limbah bernitrogen mengendap menjadi asam urat yang dikeluarkan bersama feses lewat anus. Gambar. Tubulus Malpighi serangga. Tubulus malpighi adalah kantong luar dari saluran pencernaan yang membuang zat-zat buangan bernitrogen dan berfungsi dalam osmoregulasi.
  • 19. BAB III KESIMPULAN Dari hasil pembahasan mengenai sistem ekskresi pada hewan akuatik dan terestial dapat di simpulkan diantaranya : 1. Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. 2. Alat ekskresi dan hasil ekskresi yang dimiliki oleh mahluk hidup berbeda-beda. Seperti organ pada hewan akuatik berupa vakuola kontraktil pada protozoa, protonefridia pada planaria, dan insang, ginjal pada ikan. Hewan terstrial berupa metanefridia pada cacing tanah, tabung malpighi pada serangga, dan metanefros pada aves. 3. Hasil ekskersi senyawa bernitrogen pada setiap hewan dapat diubah dengan cara pengeluaran nitrogen dalam bentuk Amonia, pengeluaran nitrogen dalm bentuk Ureadan pengeluaran nitrogen dalm bentuk asam urat. 4. Fungsi dari sistem ekskresi yaitu : Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh, Mengatur Konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi) dan termoregulasi.
  • 20. DAFTAR PUSTAKA Campbell, Reece & Mitchel. 2000. BIOLOGI jilid 3 Edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga Isnaini, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius Suntoro, Susilo H., Djalal Tanjung Harminani, 1993. Anatomi dan Fisiologi Hewan. Universitas Terbuka, Depdikbud : Jakarta.