SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Download to read offline
LAPORAN PRAKTIKUM FHA




               Disusun oleh :
      Heri Abrianto          230210110050
      Dyah Retno             230210110055
      Cholik Kholidin        230210110058




    PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
      UNIVERSITAS PADJADJARAN
              JATINANGOR



                      2012




                                            0
KATA PENGANTAR

       Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Laporan Praktikum ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Konsumsi Oksigen Ikan Nila.”

       Laporan Praktikum ini berisi tentang informasi klasifikasi ikan, morfologi ikan dan faktor
– faktor yang mempengaruhi konsumsi oksigen ikan.

       Kami menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan laporan praktikum ini.

       Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.

                                                                     Bandung, 19 Oktober 2012




                                                                                       Penyusun




                                                                                               1
DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ....................................................................................               1
DAFTAR ISI ...................................................................................................    2
BAB I PENDAHULUAN
          1.1     LATAR BELAKANG ...............................................................                  3
          1.2     TUJUAN PRAKTIKUM ...........................................................                    4
          1.3     MANFAAT ................................................................................        4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
          2.1 IKAN NILA DAN KLASIFIKASI................................................                          5
                2.1. MORFOLOGI .........................................................................         6
          2.2 SISTEM PERNAPASAN ..............................................................                   8
          2.3 KONSUMSI OKSIGEN ................................................................                  9
BAB III BAHAN DAN METODE
            2.1 WAKTU DAN TEMPAT .............................................................                   10
            2.2 ALAT DAN BAHAN .................................................................                 10
            2.3 PROSEDUR KERJA ..................................................................                11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
            4.1 HASIL PENGAMATAN ............................................................                    13
            4.2 PEMBAHASAN .........................................................................             13
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
            5.1 KESIMPULAN ............................................................................          15
            5.2 SARAN ........................................................................................   15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................           16




                                                                                                                      2
BAB I

                                       PENDAHULUAN




1.1 Latar Belakang

       Proses pengikatan oksigen dan pengeluaran karbondioksida oleh darah melalui
permukaan alat pernafasan organisme dengan lingkungannya dinamakan pernafasan (respirasi).
Pada ikan sistem organ yang berperan dalam hal ini adalah insang. Oksigen merupakan bahan
pernafasan yang dibutuhkan oleh sel untuk berbagai reaksi metabolisme. Bagi ikan, oksigen
diperlukan oleh tubuhnya untuk menghasilkan energi melalui oksidasi lemak dan gula.
       Respirasi dapat digolongkan menjadi 2 jenis berdasarkan persediaan O2 di udara, yaitu
respirasi aerob dan anaerob. Respirasi aerob merupakan proses respirasi yang membutuhkan O2,
sebaliknya respirasi anaerob merupakan respirasi yang berlangsung tanpa membutuhkan O2.
Proses transpor gas-gas secara keseluruhan berlangsung secara difusi. Pertukaran oksigen dan
karbondioksida antara organisme dan lingkungannya dikenal sebagai respirasi aerob. Respirasi
anaerob. Karbondioksida yang diberikan dari organisme tertentu tidak ada oksigen yang diambil.
Kebutuhan oksigen diperoleh dari susunan karbohidrat dan lemak dalam tubuh. Inilah yang
disebut dengan respirasi anaerob (Weichert, 1959).
       Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi oksigen terbagi menjadi dua, yaitu
faktor luar dan dalam. Faktor luar dipengaruhi oleh tekanan parsial oksigen dan suhu.
Peningkatan suhu pada batas tertentu akan diikuti dengan peningkatan laju metabolisme.
Sedangkan faktor dari dalam adalah yang berkaitan langsung dengan ikan itu sendiri, seperti
ukuran ikan, aktifitas, kondisi kesehatan ikan, dan seks (Weichert, 1959).
       Respirasi pada ikan berhubungan luas dengan permukaan organ respirasi, darah, dan
kemampuan dari organisme untuk mendeteksi pengurangan oksigen pada lingkungan dan upaya
penyesuaian fisiologis untuk mengimbangi kekurangan oksigen. (Weichert, 1959).

                                                                                            3
Partikel-partikel bahan organik terlarut yang ikut terhisap bersama air secara terus-
menerus dapat mengganggu proses respirasi pada ikan. Bereaksinya partikel tersebut dengan
fraksi tertentu dari lender insang menyebabkan lender yang berfungsi sebagai pelindung
diproduksi lebih banyak sehingga terjadi penumpukan lendir yang menutupi lamella insang.
Berkurangnya oksigen terlarut dan terhambatnya proses respirasi pada ikan mengakibatkan
menurunnya laju konsumsi oksigen (Arrignon, 1995).
    Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk
pernafasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi. Untuk
pertumbuhan dan pembiakan, di samping itu oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-
bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik.
        Salah satu sumber oksigen terlarut yang penting dalam perairan adalah oksigen di
atmosfer yang terlarut dalam massa air pada permukaan air yang dihasilkan melalui proses
difusi. Oksigen dalam perairan juga berasal dari faktor biologis, diantaranya adalah aktifitas
klorofil pada tanaman dari perifiton di sungai mengalir. Alga planktonik di dalam kolam atau
danau, dan tanaman air berbunga. Di pesisir yang membentang di perairan. Hal ini juga
menyebabkan kelimpahan oksigen apabila tumbuhan air berlimpah dari cahaya matahari
(Arrignon, 1995).


1.2 Tujuan Praktikum
        Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tingkat konsumsi oksigen pada ikan
nila.


1.3 Manfaat
        Manfaat dari praktikum ini adalah kita dapat mengetahui dan memahami kebutuhan
oksigen pada ikan dan faktor yang mempengaruhinya, terutama pada ikan nila.




                                                                                            4
BAB II

                                     TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Ikan Nila

       Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika,
tepatnya Afrika bagian timur, pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di
kolam-kolam air tawar di Indonesia. Nama ilmiahnya adalah Oreochromis niloticus, dan dalam
bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia.




                                        Gambar 1. Ikan nila

Klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut:

Kelas : Osteichthyes

Sub-kelas : Acanthoptherigii

Ordo : Percomorphi

Sub-ordo : Percoidea

Famili : Cichlidae

Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis niloticus.

Terdapat 3 jenis nila yang dikenal, yaitu: nila biasa, nila merah (nirah) dan nila albino.
                                                                                             5
2.1.1 Morfologi Ikan Nila

       Morfologi ikan nila yaitu memiliki bentuk tubuh yang pipih ke arah bertikal (kompres)
dengan profil empat persegi panjang ke arah antero posterior. Posisi mulut terletak di ujung
hidung (terminal) dan dapat disembuhkan. Pada sirip ekor tampak jelas garis-garis vertikal dan
pada sirip punggungnya garis tersebut kelihatan condong letaknya. Ciri khas ikan nila adalah
garis-garis vertikal berwarna hitam pada sirip ekor, punggung dan dubur. Pada bagian sirip
caudal (ekor) dengan bentuk membuat terdapat warna kemerahan dan bisa digunakan sebagai
indikasi kematangan gonad. Pada rahang terdapat bercak kehitaman. Sisik ikan nila adalah tipe
ctenoid. Ikan nila juga ditandai dengan jari-jari dorsal yang keras, begitu pun bagian analnya.
Dengan posisi sirip anal di belakang sirip dada (abdorminal).

       Ikan nila memiliki tulang kartilago kranium sempurna, organ pembau dan kapsul otik
tergabung menjadi satu. Eksoskleton Ostracodermi mempunyai kesamaan dengan dentin pada
kulit. Elasmobrachii yang merupakan mantel keras seperti email pada gigi vertebrata. Di bawah
lapisan tersebut terdapat beberapa lapisan tulang sponge dan di bawahnya lagi terdapat tulang
padat. Tulang palato-quadrat dan kartilago Meckel adalah tulang rawan yang akan membentuk
rahang atas dan rahang bawah

       Organ-organ internal ikan adalah jantung, alat-alat pencerna, gonad, kandung kemih, dan
ginjal. Alat pencernanya terdiri atas aesopaghus, perut besar, usus halus, pankreas, dan hati.
Organ-organ tersebut biasanya diselubungi oleh jaringan pengikat yang halus dan lunak yang
disebut peritoneum. Peritoneum merupakan selaput (membran) yang tipis berwarna hitam yang
biasanya dibuang jika ikan sedang disiangi.

       Bentuk badan ikan nila adalah pipih kesamping memanjang. Mempunyai garis vertikal 9-
11 buah, garis-garis pada sirip ekor berwarna hitam sejumlah 6-12 buah. Pada sirip punggung
terdapat garis-garis miring. Linea literalisnya terputus jadi dua bagian dan dilanjutnya dengan
garis yang terletak di bawah. Letak linea literalis memanjang di atas sirip dada. Jumlah sisik
pada garis rusuk 39 buah. Tipe sisik ctenoid. Bentuk sirip ekor perpinggiran tegak




                                                                                             6
Sistem Pencernaan dimulai dari kanal alimentari memanjang dari rongga mulut sampai
tenggorokan melalui oesophagus, perut besar, usus halus, dan berakhir pada anus. Dinding
oesophagus perut besar dan usus halus dibentuk oleh benang-benang otot yang halus yang
merupakan jaringan pengikat yang lentur. Bagian dalam perut besar dan usus halus terdapat
halus terdapat selaput sepalut yang mengandung kelenjar-kelenjar keal yang mengeluarkan
cairan pencerna. Kelenjar-kelenjar pada perut besar mengeluarkan cairan yang bersifat asam,
yang banyak mengandung pepsin dan asam klorida. Sementara kelenjar yang terdapat pada usus
halus mengeluarkan cairan yang bersifat alkalis yang benyak mengandung enterokinase yaitu
sejenis enzim. Pada bagian luar usus halus tersimpan enzim-enzim yang berasal dari hati yang
yaitu tripsin dan yang berasal dari pankreas yaitu lipase, dan di samping itu juga tersimpan enzim
amilase.

       Pada beberapa ikan tidak dijumpai adanya perut besar, sehingga fungsinya digantikan
usus             halusnya,             misal             pada             ikan             karper
Sistem pencernaan pada vertebrata termasuk ikan teridiri atas dua bagian besar yaitu saluran
pencernaan dan kelenjar pencarnaan. Saluran pencernaan dimulai dari rongga mulut, faring,
esofagus hanya pendek, lambung, usus, dan anus. Kelenjar pencernaan umumnya berupa
kelenjar mukosa, hati, dan pankreas. Oleh sebab itu ikan hidup di air maka tidak memerlukan
banyak kelenjar mulut untuk membasahi makanannya, namun masih ada beberapa kelenjar
mukosa. Esofagus ikan biasanya sangat pendek

       Tubuh ikan air tawar lebih hipertonis dari lingkungannya sehingga air banyak yang
masuk lewat permukaan tubuhnya, akibatnya ikan ini sedikit minum air. Dan urin yang
dihasilkan banyak dan encer. Untuk mendapatkan air dan garam dari makanan, air masuk secara
osmosis lewat permukaan tubuhnya.

       Konsentrasi larutan dalam tubuh lebih besar dengan yang ada di lingkungan supaya
mencegah masuknya air dan kehilangan garam agar tidak minum, kulit diliputi mucus, osmosis
melalui insang, produksi urin encer, pompa garam melalui sel-sel khusus pada insang.

       Pada ikan betina mempunyai indung telur sedangkan ikan jantan mempunyai testis. Baik
indung telur maupun testis ikan semuanya terletak pada rongga perut di sebelah kandung kemih
                                                                                                7
dam kanal alimentari. Keadaan gonad ikan sangat menentukan kedewasaan ikan. Kedewasaan
ikan meningkat dengan makin meningkatnya fungsi gonad.

        Ikan Nila umumnya mempunyai sepasang gonad, terletak pada bagian posterior rongga
perut di sebelah bawah ginjal. Pada saat ikan nila bertelur dan sperma dikeluarkan oleh ikan
jantan, pada saat itu pula terjadilah fertilasi di luar tubuh induknya (eksternal) yaitu di dalam air
tempat dimana ikan itu berada, kemudian mengerami telur di dalam mulutnya antara 4-5 hari dan
telur tersebut menetas 3-4 hari. Telur ikan yang dibuahi dan menetas dinamakan larva. Larva
tersebut mempunyai kuning telur yang masih menempel pada tubuhnya digunakan sebagai
cadangan makanan untuk awal kehidupannya

2.2 Sistem Pernafasan

     Pernapasan adalah pertukaran CO2 (sisa-sisa proses metabolisme tubuh yg harus dibuang)
dengan O2 yang berasal dari perairan, dibutuhkan tubuh untuk proses metabolism. Pernapasan
dilakukan dengan organ utama yaitu insang untuk mengambil oksigen, terdapat beberapa bagian
insan yaitu tulang lengkung insang, tulang lapis insang, dan daun insang.

     Dalam vertebrata terdapat 2 fase respirasi yaitu eksternal dan internal. Respirasi eksternal
digunakan untuk menunjukkan pertukaran gas antara darah dengan lingkungan, Respirasi
internal sama dengan pertukaran gas antara darah dan jaringan atau sel di dalam tubuh. Respirasi
eksternal biasanya terdapat pada kapiler insang tetapi beberapa struktur seperti kulit lainya.

     Berdasarkan sumber lain, ada dua tahap pernapasan, tahap pertama oksigen masuk ke dalam dan
pengeluaran karbondioksida keluar tubuh melalui organ-organ pernafasan disebut respirasi eksternal, dan
pengangkutan gas-gas pernapasan dari organ-organ pernapasan ke jaringan tubuh atau sebaliknya di
lakukan oleh sistem sirkulasi . Tahap kedua adalah pertukaran O2 dari cairan tubuh (darah) dengan CO2
dari sel-sel dalam jaringan disebut respirasi internal.




                                                                                                     8
2.3 Konsumsi Oksigen Ikan Nila

       Kelangsungan hidup ikan sangat ditentukan oleh kemampuannya memperoleh oksigen
yang cukup dari lingkungannya. Berkurangnya oksigen terlarut dalam perairan, tentu saja
akanmempengaruhi fisiologi respirasi ikan, dan hanya ikan yang memiliki sistem respirasi yang
sesuai dapat bertahan hidup (Fujaya, 2004). Menurut Ville, et. al (1988), konsumsi oksigen
digunakan untuk menilai laju metabolisme ikan sebab sebagian besar energi berasal dari
metabolisme aerobik. Menurut Fujaya (2004) Oksigen sebagai bahan pernapasan dibutuhkan
oleh sel untuk berbagai metabolisme.

       Oksigen yang terlarut atau tersedia bagi hewan air jauh lebih sedikit daripada hewan
darat yang hidup dalam lingkungan dengan 21% oksigen (Ville, et. al, 1988). Ikan dapat hidup di
dalam air dan mengkonsumsi oksigen karena ikan mempunyai insang. Insang memberikan
permukaan luas yang dibasahi oleh air. Oksigen yang terlarut di dalam air akan berdifusi ke
dalam sel-sel insang ke jaringan ke sebelah dalam dari badan (Kimball, 1988).
Penentukan kadar oksigen terlarut dengan suhu standar dapat dilakukan dengan metode winkler.
Metode winkler menggunakan sampel air yang dimasukkan dalam erlenmeyer ditambah KOH +
KI + MnSO4, masing-masing 21 tetes sampai larutan berwarna cokelat. KOH dan MnSO4
berfungsi untuk mengikat O2 sehingga terjadi endapan. Kemudian campuran larutan itu dikocok
supaya homogen dan didiamkan sehingga muncul endapan. Endapan tersebut ditunggu sampai
turun ke dasar erlenmeyer, setelah itu ditambahkan lagi H2SO4 sebanyak 21 tetes untuk
menghilangkan endapan. Campuran tersebut dikocok sampai endapan menghilang (menjadi
jernih) baru ditambahkan amilum sebanyak 11 tetes sehingga warnanya berubah menjadi biru.
Amilum berfungsi sebagai indikator O2. Campuran yang berwarna biru tua tersebut dititrasi
dengan Na2S2O3, sampai tidak berwarna (jernih). Banyaknya Na2S2O3 pada titrasi sampai
campuran berwarna jernih dihitung, itulah yang akan digunakan untuk menghitung besarnya
KO2




                                                                                             9
BAB III
                                   BAHAN DAN METODE


3.1 Waktu dan Tempat
           Praktikum Fisiologi Hewan Air dengan judul Konsumsi Oksigen Ikan Nila dilakukan
pada :
       Waktu    : Senin, 15 Oktober 2012
       Tempat   : Laboratorium FHA Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
                Padjadjaran


3.2 Alat dan Bahan
           Di dalam pelaksanaan praktikum ini digunakan alat-alat dan bahan berikut ini:
Alat
   1.      Toples/ Wadah, sebagai tempat untuk pengamatan ikan nila




   2.      Plastik wrap, sebagai alat untuk menutup toples supaya tidak ada udara yang masuk




   3.      Stopwatch, sebagai alat untuk mengukur waktu pengamatan
   4.      Timbangan, sebagai alat untuk mengukur berat ikan nila yang akan dipakai dalam
         pengamatan

                                                                                               10
5.     DO Meter, sebagai alat pengamatan untuk megukur kadar oksigen terlarut pada air.




Bahan
   1.     Air bersih, digunakan sebagai media hidup ikan nila
   2.     Satu ekor ikan nila, sebagai objek percobaan dalam pengamatan


3.3 Prosedur Kerja
   Dalam percobaan ini langkah-langkah yang harus diperhatikan antara lain :

   1. Siapkan 18 buah toples/ wadah plastik sebagai tempat ikan nila ketika pengamatan.
   2. Isi toples/ wadah plastik dengan air sampai penuh.
   3. Lalu ukur kadar oksigen terlarut air di dalam toples/ wadah plastik menggunakan DO
        meter, lalu dicatat di tabel pengamatan.
   4. Ambil sebanyak 18 ekor ikan nila dari akuarium stok, lalu masukkan ke dalam masing-
        masing toples/ wadah plastik yang telah diberi media air.
   5. Siapkan plastik wrap yang ukurannya telah dipotong seukuran dengan bagian atas toples/
        wadah plastik



                                                                                             11
6. Tutup bagian atas toples/ wadah plastik menggunakan plastik wrap dengan rapat, dan
   pastikan untuk tidak ada udara yang keluar ataupun masuk dari toples/ wadah plastik
   tersebut.
7. Tunggu selama kurang lebih 30 menit.
8. Kemudian ukur oksigen terlarut hasil pengamatan menggunakan DO meter.
9. Data hasil pengamatan ditabulasi seperti tabel di hasil pengamatan :




                                                                                   12
BAB IV

                                   HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1 HASIL PENGAMATAN

Tabel 1. Pengamatan per kelas

       Kel      Bobot ikan (gr)          DO awal              DO akhir           Konsumsi O2

       10             100                                        0,9                 3,4

       11             100                                        0,9                 3,4

       12             100                                        0,6                 3,7

       13             100                                        0,9                 3,4

       14             100                   4,3                  0,8                 3,5

       15             90                                         0,8                 3,5

       16             160                                        1,9                 3,0

       17             110                                        0,8                 3,5

       18             110                                        0,8                 3,5



4.2 PEMBAHASAN

        Setelah dilakukan praktikum pengamatan konsumsi oksigen terhadap hewan uji, didapat hasil
pengamatan seperti tabel diatas. Konsumsi oksigen dihitung dengan mengurangi DO awal dengan DO
akhir, konsumsi O2 = DO awal – DO akhir. Di kelompok 10 bobot hewan uji adalah 100 gram dengan
kadar DO awal air yang digunakan adalah 4,3, setelah ikan dimasukan ke air di dalam wadah lalu ditutup
dengan plastic wrap selama 30 menit kadar DO akhir menjadi 0,9 makan konsumsi oksigen hewan uji
adalah 3,4 yaitu DO awal dikurangi DO akhir. Hasil dari uji kelompok 11 juga sama dengan kelompok
10. Sementara pada kelompok 12 dengan bobot yang sama konsumsi oksigen hewan uji berbeda jauh,
bobot hewan uji sebesar 100 gram namun DO akhir 0,6 maka jumlah konsumsi oksigen adalah 3,7. Untuk
kelompok 13 hewan uji seberat 100 gram, konsumsi oksigen hewan ujinya adakah 3,4. Sementara itu
pada kelompok 14 dan 15 hasil konsumsi hewan uji sama yaitu 3,5 padahal hewan uji kelompok 14
memiliki bobot 100 gram dan kelompok 15 memiliki bobot sebesar 90 gram.

       Kelompok 16 memiliki bobot hewan uji yang paling besar, yaitu 160 gram namun hasil DO
akhirnya adalah 1,9 maka konsumsi hewan uji adalah 3,0. Pada kelompok 17 dan 18 memiliki berat yang

                                                                                                   13
sama yaitu 110 gram serta hasil akhir DO yang sama yaitu 0,8 dan hasil akhir konsumsi hewan uji yaitu
3,5.

        Perbedaan konsumsi oksigen hewan uji diakibatkan oleh beberapa hal yaitu, bobot, umur, ukuran
dan tingkat stress hewan uji. Bobot ikan yang lebih berat, umur yang lebih tua, dan ukuran yang lebih
besar akan mengakibatkan ikan lebih lamban melakukan respirasi dibanding ikan yang lebih ringan,
berumur muda dan ukuran yang lebih kecil.

       Tingkat stress hewan mempengaruhi karena bila hewan stress maka akan mempercepat laju
metabolisme yang juga akan mempercepat proses respirasi. Hal ini terjadi karena ikan yang belum
beradaptasi ketika dipindah dari akuarium ke wadah air uji. Pada kelompok 12 berat ikan sama dengan
kelompok 10, 11 dan 13 namun hasil konsumsi hewan uji berbeda dengan konsumsi oksigen ikan
kelompok 12 paling besar yaitu 3,7. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat stress ikan uji sendiri.

        Kelompok 15 dengan bobot 90 gram memiliki hasil konsumsi hewan uji yang sama dengan
kelompok 14 yang mana hewan ujinya memiliki bobot 100 gram. Hewan uji kelompok 15 seharusnya
lebih banyak konsumsi oksigennya, kemungkinan besar umur hewan uji yang sudah tua menyebabkan
ikan tersebut lebih lamban melakukan proses respirasi. Sementara pada kelompok 17 dan 18 baik bobot
ikan dan konsumsi sama maka diketahui jika ikan dengan bobot 110 gram rata-rata akan mengkonsumsi
oksigen sebesar 3,5.




                                                                                                  14
BAB V

                                    KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

         Praktikum konsumsi oksigen pada ikan nila yang telah dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober
2012 dapat disimpulkan bahwa konsumsi oksigen dipengaruhi oleh bobot, umur, ukuran, gerakan ikan
serta tingkat stress yang dialami hewan uji.

         Ikan yang memiliki bobot, ukuran yang lebih besar , umur yang lebih tua, gerakan ikan yang pasif
serta tingkat stress rendah yang dialami ikan akan menyebabkan proses respirasi ikan nila lebih lamban
dibandingkan dengan ikan yang bobotnya lebih ringan, umur lebih muda, ikan yang aktif dan ikan yang
mengalami stress.



5.2 Saran

        Sebaiknya pada praktikum selanjutnya praktikan lebih berhati-hati dan teliti agar tidak terjadi
kesalahan-kesalahan hasil yang disebabkan oleh praktikan. Serta lebih berhati-hati ketika menggunakan
DO meter.




                                                                                                      15
DAFTAR PUSTAKA




       Anonim. 2009. Budidaya Ikan Nila.
http://budidayanila.wordpress.com/2009/07/23/klasifikasi-ikan-nila/ Diterbitkan pada tanggal 23
juli 2009

         Anonim. 2011. Gambar Ikan-Fisiologi Ikan Mas-Anatomi Ikan Mas-Morfologi Ikan Nila.
http://slamsmart.blogdetik.com/?p=184 Diterbitkan pada tanggal 16 september 2011

       Anonim. 2008. Konsumsi Oksigen Pada Ikan.
http://api3kmirza.wordpress.com/2008/06/03/33/ Diterbitkan pada tanggal 3 juni 2008

       Weichert and K. Charles . 1959. Elements of Chordate Anatomy. Mc Grow Hill : New
       York.
       Arrignon and Jacques. 1999. Management of Freshwater Fisheries Science. Publishers,
INC : USA.




                                                                                             16

More Related Content

What's hot (16)

Laporan fisiologi hewan air
Laporan fisiologi hewan airLaporan fisiologi hewan air
Laporan fisiologi hewan air
 
Makalah klasifikasi makhluk hidup...........
Makalah klasifikasi makhluk hidup...........Makalah klasifikasi makhluk hidup...........
Makalah klasifikasi makhluk hidup...........
 
Makalah sisik ikan
Makalah sisik ikanMakalah sisik ikan
Makalah sisik ikan
 
Biologi Anatomi ikan nila hitam
Biologi Anatomi ikan nila hitamBiologi Anatomi ikan nila hitam
Biologi Anatomi ikan nila hitam
 
Fisiologi hewan
Fisiologi hewanFisiologi hewan
Fisiologi hewan
 
Makalah sistem pernapasan 3
Makalah sistem pernapasan 3Makalah sistem pernapasan 3
Makalah sistem pernapasan 3
 
Ikan lele (Clarias sp)
Ikan lele (Clarias sp)Ikan lele (Clarias sp)
Ikan lele (Clarias sp)
 
Tugas 4 tik afifah nurul
Tugas 4 tik afifah nurulTugas 4 tik afifah nurul
Tugas 4 tik afifah nurul
 
Sistem pernapasan manusia,hewan dan tumbuhan
Sistem pernapasan manusia,hewan dan tumbuhanSistem pernapasan manusia,hewan dan tumbuhan
Sistem pernapasan manusia,hewan dan tumbuhan
 
Makalah sistem pernapasan 6
Makalah sistem pernapasan 6Makalah sistem pernapasan 6
Makalah sistem pernapasan 6
 
Sistem pernapasan kel .4
Sistem pernapasan kel .4Sistem pernapasan kel .4
Sistem pernapasan kel .4
 
Makalah Fisiologi Hewan Air - Sel
Makalah Fisiologi Hewan Air - SelMakalah Fisiologi Hewan Air - Sel
Makalah Fisiologi Hewan Air - Sel
 
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO  (Clarias gariepinus) SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO  (Clarias gariepinus)
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
 
Laporan ekologi hewan fisiologi ikan
Laporan ekologi hewan fisiologi ikanLaporan ekologi hewan fisiologi ikan
Laporan ekologi hewan fisiologi ikan
 
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
 
Tingkah Laku Lele (clarias Batrachus)
Tingkah Laku Lele (clarias Batrachus)Tingkah Laku Lele (clarias Batrachus)
Tingkah Laku Lele (clarias Batrachus)
 

Similar to Laporanpraktikum2kelompok18 121030235028-phpapp01

Budidaya ikan lele
Budidaya ikan leleBudidaya ikan lele
Budidaya ikan leleAnggi Ahmad
 
Subsistem hulu hilir komoditi lele
Subsistem hulu   hilir komoditi leleSubsistem hulu   hilir komoditi lele
Subsistem hulu hilir komoditi leleAnggi Ahmad
 
Kiranadi b fisiologi-saraf-...-2018-10-08
Kiranadi b fisiologi-saraf-...-2018-10-08Kiranadi b fisiologi-saraf-...-2018-10-08
Kiranadi b fisiologi-saraf-...-2018-10-08angelinasharon1
 
Makalah siap posting
Makalah siap postingMakalah siap posting
Makalah siap postingR Januari
 
Makalah Sistem Ekskresi Hewan Akuatik dan Terestrial
Makalah Sistem Ekskresi Hewan Akuatik dan TerestrialMakalah Sistem Ekskresi Hewan Akuatik dan Terestrial
Makalah Sistem Ekskresi Hewan Akuatik dan TerestrialGoogle
 
Makalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
Makalah Pencemaran Lingkungan dan SolusinyaMakalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
Makalah Pencemaran Lingkungan dan SolusinyaNurul Afdal Haris
 
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1Fhyter DrifacHy DrimeTana
 
edoc.site_1-termoregulasi-termoregulasi.pdf
edoc.site_1-termoregulasi-termoregulasi.pdfedoc.site_1-termoregulasi-termoregulasi.pdf
edoc.site_1-termoregulasi-termoregulasi.pdfAgathaHaselvin
 
Laporan praktikum biologi 1
Laporan praktikum biologi 1Laporan praktikum biologi 1
Laporan praktikum biologi 1Gita Syafira
 
Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)
Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)
Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)Win Da
 
Buku Anatomi Versi Link.pdf
Buku Anatomi Versi Link.pdfBuku Anatomi Versi Link.pdf
Buku Anatomi Versi Link.pdfSaepulFadilah
 
Ini isi dari judul tadi praktikum respirometer yg bener
Ini isi dari judul tadi praktikum respirometer yg benerIni isi dari judul tadi praktikum respirometer yg bener
Ini isi dari judul tadi praktikum respirometer yg benerKurnia Wati
 
Laporan Praktikum Biologi Sel Molekuler
Laporan Praktikum Biologi Sel MolekulerLaporan Praktikum Biologi Sel Molekuler
Laporan Praktikum Biologi Sel Molekulerbiowan2509
 
Laporan Percobaan Ingenhouzs
Laporan Percobaan IngenhouzsLaporan Percobaan Ingenhouzs
Laporan Percobaan IngenhouzsFirda Khaerini
 

Similar to Laporanpraktikum2kelompok18 121030235028-phpapp01 (20)

Budidaya ikan lele
Budidaya ikan leleBudidaya ikan lele
Budidaya ikan lele
 
Subsistem hulu hilir komoditi lele
Subsistem hulu   hilir komoditi leleSubsistem hulu   hilir komoditi lele
Subsistem hulu hilir komoditi lele
 
Kiranadi b fisiologi-saraf-...-2018-10-08
Kiranadi b fisiologi-saraf-...-2018-10-08Kiranadi b fisiologi-saraf-...-2018-10-08
Kiranadi b fisiologi-saraf-...-2018-10-08
 
Makalah siap posting
Makalah siap postingMakalah siap posting
Makalah siap posting
 
Makalah Sistem Ekskresi Hewan Akuatik dan Terestrial
Makalah Sistem Ekskresi Hewan Akuatik dan TerestrialMakalah Sistem Ekskresi Hewan Akuatik dan Terestrial
Makalah Sistem Ekskresi Hewan Akuatik dan Terestrial
 
Makalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
Makalah Pencemaran Lingkungan dan SolusinyaMakalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
Makalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
 
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
 
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
 
edoc.site_1-termoregulasi-termoregulasi.pdf
edoc.site_1-termoregulasi-termoregulasi.pdfedoc.site_1-termoregulasi-termoregulasi.pdf
edoc.site_1-termoregulasi-termoregulasi.pdf
 
Laporan praktikum biologi 1
Laporan praktikum biologi 1Laporan praktikum biologi 1
Laporan praktikum biologi 1
 
Siklus air
Siklus airSiklus air
Siklus air
 
Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)
Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)
Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)
 
Buku Anatomi Versi Link.pdf
Buku Anatomi Versi Link.pdfBuku Anatomi Versi Link.pdf
Buku Anatomi Versi Link.pdf
 
Makalah biologi, Farmasi.
Makalah biologi, Farmasi.Makalah biologi, Farmasi.
Makalah biologi, Farmasi.
 
Ini isi dari judul tadi praktikum respirometer yg bener
Ini isi dari judul tadi praktikum respirometer yg benerIni isi dari judul tadi praktikum respirometer yg bener
Ini isi dari judul tadi praktikum respirometer yg bener
 
Laporan Praktikum Biologi Sel Molekuler
Laporan Praktikum Biologi Sel MolekulerLaporan Praktikum Biologi Sel Molekuler
Laporan Praktikum Biologi Sel Molekuler
 
MAKALAH ANNELIDA
MAKALAH ANNELIDAMAKALAH ANNELIDA
MAKALAH ANNELIDA
 
Laporan Percobaan Ingenhouzs
Laporan Percobaan IngenhouzsLaporan Percobaan Ingenhouzs
Laporan Percobaan Ingenhouzs
 
Makalah sistem pernafasan
Makalah sistem pernafasanMakalah sistem pernafasan
Makalah sistem pernafasan
 
Kata pengantar penjaskes
Kata pengantar penjaskesKata pengantar penjaskes
Kata pengantar penjaskes
 

Laporanpraktikum2kelompok18 121030235028-phpapp01

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM FHA Disusun oleh : Heri Abrianto 230210110050 Dyah Retno 230210110055 Cholik Kholidin 230210110058 PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2012 0
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Laporan Praktikum ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Konsumsi Oksigen Ikan Nila.” Laporan Praktikum ini berisi tentang informasi klasifikasi ikan, morfologi ikan dan faktor – faktor yang mempengaruhi konsumsi oksigen ikan. Kami menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan praktikum ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. Bandung, 19 Oktober 2012 Penyusun 1
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................... 1 DAFTAR ISI ................................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG ............................................................... 3 1.2 TUJUAN PRAKTIKUM ........................................................... 4 1.3 MANFAAT ................................................................................ 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 IKAN NILA DAN KLASIFIKASI................................................ 5 2.1. MORFOLOGI ......................................................................... 6 2.2 SISTEM PERNAPASAN .............................................................. 8 2.3 KONSUMSI OKSIGEN ................................................................ 9 BAB III BAHAN DAN METODE 2.1 WAKTU DAN TEMPAT ............................................................. 10 2.2 ALAT DAN BAHAN ................................................................. 10 2.3 PROSEDUR KERJA .................................................................. 11 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENGAMATAN ............................................................ 13 4.2 PEMBAHASAN ......................................................................... 13 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN ............................................................................ 15 5.2 SARAN ........................................................................................ 15 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 16 2
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pengikatan oksigen dan pengeluaran karbondioksida oleh darah melalui permukaan alat pernafasan organisme dengan lingkungannya dinamakan pernafasan (respirasi). Pada ikan sistem organ yang berperan dalam hal ini adalah insang. Oksigen merupakan bahan pernafasan yang dibutuhkan oleh sel untuk berbagai reaksi metabolisme. Bagi ikan, oksigen diperlukan oleh tubuhnya untuk menghasilkan energi melalui oksidasi lemak dan gula. Respirasi dapat digolongkan menjadi 2 jenis berdasarkan persediaan O2 di udara, yaitu respirasi aerob dan anaerob. Respirasi aerob merupakan proses respirasi yang membutuhkan O2, sebaliknya respirasi anaerob merupakan respirasi yang berlangsung tanpa membutuhkan O2. Proses transpor gas-gas secara keseluruhan berlangsung secara difusi. Pertukaran oksigen dan karbondioksida antara organisme dan lingkungannya dikenal sebagai respirasi aerob. Respirasi anaerob. Karbondioksida yang diberikan dari organisme tertentu tidak ada oksigen yang diambil. Kebutuhan oksigen diperoleh dari susunan karbohidrat dan lemak dalam tubuh. Inilah yang disebut dengan respirasi anaerob (Weichert, 1959). Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi oksigen terbagi menjadi dua, yaitu faktor luar dan dalam. Faktor luar dipengaruhi oleh tekanan parsial oksigen dan suhu. Peningkatan suhu pada batas tertentu akan diikuti dengan peningkatan laju metabolisme. Sedangkan faktor dari dalam adalah yang berkaitan langsung dengan ikan itu sendiri, seperti ukuran ikan, aktifitas, kondisi kesehatan ikan, dan seks (Weichert, 1959). Respirasi pada ikan berhubungan luas dengan permukaan organ respirasi, darah, dan kemampuan dari organisme untuk mendeteksi pengurangan oksigen pada lingkungan dan upaya penyesuaian fisiologis untuk mengimbangi kekurangan oksigen. (Weichert, 1959). 3
  • 5. Partikel-partikel bahan organik terlarut yang ikut terhisap bersama air secara terus- menerus dapat mengganggu proses respirasi pada ikan. Bereaksinya partikel tersebut dengan fraksi tertentu dari lender insang menyebabkan lender yang berfungsi sebagai pelindung diproduksi lebih banyak sehingga terjadi penumpukan lendir yang menutupi lamella insang. Berkurangnya oksigen terlarut dan terhambatnya proses respirasi pada ikan mengakibatkan menurunnya laju konsumsi oksigen (Arrignon, 1995). Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernafasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi. Untuk pertumbuhan dan pembiakan, di samping itu oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan- bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Salah satu sumber oksigen terlarut yang penting dalam perairan adalah oksigen di atmosfer yang terlarut dalam massa air pada permukaan air yang dihasilkan melalui proses difusi. Oksigen dalam perairan juga berasal dari faktor biologis, diantaranya adalah aktifitas klorofil pada tanaman dari perifiton di sungai mengalir. Alga planktonik di dalam kolam atau danau, dan tanaman air berbunga. Di pesisir yang membentang di perairan. Hal ini juga menyebabkan kelimpahan oksigen apabila tumbuhan air berlimpah dari cahaya matahari (Arrignon, 1995). 1.2 Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tingkat konsumsi oksigen pada ikan nila. 1.3 Manfaat Manfaat dari praktikum ini adalah kita dapat mengetahui dan memahami kebutuhan oksigen pada ikan dan faktor yang mempengaruhinya, terutama pada ikan nila. 4
  • 6. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Ikan Nila Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika, tepatnya Afrika bagian timur, pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia. Nama ilmiahnya adalah Oreochromis niloticus, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia. Gambar 1. Ikan nila Klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut: Kelas : Osteichthyes Sub-kelas : Acanthoptherigii Ordo : Percomorphi Sub-ordo : Percoidea Famili : Cichlidae Genus : Oreochromis Spesies : Oreochromis niloticus. Terdapat 3 jenis nila yang dikenal, yaitu: nila biasa, nila merah (nirah) dan nila albino. 5
  • 7. 2.1.1 Morfologi Ikan Nila Morfologi ikan nila yaitu memiliki bentuk tubuh yang pipih ke arah bertikal (kompres) dengan profil empat persegi panjang ke arah antero posterior. Posisi mulut terletak di ujung hidung (terminal) dan dapat disembuhkan. Pada sirip ekor tampak jelas garis-garis vertikal dan pada sirip punggungnya garis tersebut kelihatan condong letaknya. Ciri khas ikan nila adalah garis-garis vertikal berwarna hitam pada sirip ekor, punggung dan dubur. Pada bagian sirip caudal (ekor) dengan bentuk membuat terdapat warna kemerahan dan bisa digunakan sebagai indikasi kematangan gonad. Pada rahang terdapat bercak kehitaman. Sisik ikan nila adalah tipe ctenoid. Ikan nila juga ditandai dengan jari-jari dorsal yang keras, begitu pun bagian analnya. Dengan posisi sirip anal di belakang sirip dada (abdorminal). Ikan nila memiliki tulang kartilago kranium sempurna, organ pembau dan kapsul otik tergabung menjadi satu. Eksoskleton Ostracodermi mempunyai kesamaan dengan dentin pada kulit. Elasmobrachii yang merupakan mantel keras seperti email pada gigi vertebrata. Di bawah lapisan tersebut terdapat beberapa lapisan tulang sponge dan di bawahnya lagi terdapat tulang padat. Tulang palato-quadrat dan kartilago Meckel adalah tulang rawan yang akan membentuk rahang atas dan rahang bawah Organ-organ internal ikan adalah jantung, alat-alat pencerna, gonad, kandung kemih, dan ginjal. Alat pencernanya terdiri atas aesopaghus, perut besar, usus halus, pankreas, dan hati. Organ-organ tersebut biasanya diselubungi oleh jaringan pengikat yang halus dan lunak yang disebut peritoneum. Peritoneum merupakan selaput (membran) yang tipis berwarna hitam yang biasanya dibuang jika ikan sedang disiangi. Bentuk badan ikan nila adalah pipih kesamping memanjang. Mempunyai garis vertikal 9- 11 buah, garis-garis pada sirip ekor berwarna hitam sejumlah 6-12 buah. Pada sirip punggung terdapat garis-garis miring. Linea literalisnya terputus jadi dua bagian dan dilanjutnya dengan garis yang terletak di bawah. Letak linea literalis memanjang di atas sirip dada. Jumlah sisik pada garis rusuk 39 buah. Tipe sisik ctenoid. Bentuk sirip ekor perpinggiran tegak 6
  • 8. Sistem Pencernaan dimulai dari kanal alimentari memanjang dari rongga mulut sampai tenggorokan melalui oesophagus, perut besar, usus halus, dan berakhir pada anus. Dinding oesophagus perut besar dan usus halus dibentuk oleh benang-benang otot yang halus yang merupakan jaringan pengikat yang lentur. Bagian dalam perut besar dan usus halus terdapat halus terdapat selaput sepalut yang mengandung kelenjar-kelenjar keal yang mengeluarkan cairan pencerna. Kelenjar-kelenjar pada perut besar mengeluarkan cairan yang bersifat asam, yang banyak mengandung pepsin dan asam klorida. Sementara kelenjar yang terdapat pada usus halus mengeluarkan cairan yang bersifat alkalis yang benyak mengandung enterokinase yaitu sejenis enzim. Pada bagian luar usus halus tersimpan enzim-enzim yang berasal dari hati yang yaitu tripsin dan yang berasal dari pankreas yaitu lipase, dan di samping itu juga tersimpan enzim amilase. Pada beberapa ikan tidak dijumpai adanya perut besar, sehingga fungsinya digantikan usus halusnya, misal pada ikan karper Sistem pencernaan pada vertebrata termasuk ikan teridiri atas dua bagian besar yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencarnaan. Saluran pencernaan dimulai dari rongga mulut, faring, esofagus hanya pendek, lambung, usus, dan anus. Kelenjar pencernaan umumnya berupa kelenjar mukosa, hati, dan pankreas. Oleh sebab itu ikan hidup di air maka tidak memerlukan banyak kelenjar mulut untuk membasahi makanannya, namun masih ada beberapa kelenjar mukosa. Esofagus ikan biasanya sangat pendek Tubuh ikan air tawar lebih hipertonis dari lingkungannya sehingga air banyak yang masuk lewat permukaan tubuhnya, akibatnya ikan ini sedikit minum air. Dan urin yang dihasilkan banyak dan encer. Untuk mendapatkan air dan garam dari makanan, air masuk secara osmosis lewat permukaan tubuhnya. Konsentrasi larutan dalam tubuh lebih besar dengan yang ada di lingkungan supaya mencegah masuknya air dan kehilangan garam agar tidak minum, kulit diliputi mucus, osmosis melalui insang, produksi urin encer, pompa garam melalui sel-sel khusus pada insang. Pada ikan betina mempunyai indung telur sedangkan ikan jantan mempunyai testis. Baik indung telur maupun testis ikan semuanya terletak pada rongga perut di sebelah kandung kemih 7
  • 9. dam kanal alimentari. Keadaan gonad ikan sangat menentukan kedewasaan ikan. Kedewasaan ikan meningkat dengan makin meningkatnya fungsi gonad. Ikan Nila umumnya mempunyai sepasang gonad, terletak pada bagian posterior rongga perut di sebelah bawah ginjal. Pada saat ikan nila bertelur dan sperma dikeluarkan oleh ikan jantan, pada saat itu pula terjadilah fertilasi di luar tubuh induknya (eksternal) yaitu di dalam air tempat dimana ikan itu berada, kemudian mengerami telur di dalam mulutnya antara 4-5 hari dan telur tersebut menetas 3-4 hari. Telur ikan yang dibuahi dan menetas dinamakan larva. Larva tersebut mempunyai kuning telur yang masih menempel pada tubuhnya digunakan sebagai cadangan makanan untuk awal kehidupannya 2.2 Sistem Pernafasan Pernapasan adalah pertukaran CO2 (sisa-sisa proses metabolisme tubuh yg harus dibuang) dengan O2 yang berasal dari perairan, dibutuhkan tubuh untuk proses metabolism. Pernapasan dilakukan dengan organ utama yaitu insang untuk mengambil oksigen, terdapat beberapa bagian insan yaitu tulang lengkung insang, tulang lapis insang, dan daun insang. Dalam vertebrata terdapat 2 fase respirasi yaitu eksternal dan internal. Respirasi eksternal digunakan untuk menunjukkan pertukaran gas antara darah dengan lingkungan, Respirasi internal sama dengan pertukaran gas antara darah dan jaringan atau sel di dalam tubuh. Respirasi eksternal biasanya terdapat pada kapiler insang tetapi beberapa struktur seperti kulit lainya. Berdasarkan sumber lain, ada dua tahap pernapasan, tahap pertama oksigen masuk ke dalam dan pengeluaran karbondioksida keluar tubuh melalui organ-organ pernafasan disebut respirasi eksternal, dan pengangkutan gas-gas pernapasan dari organ-organ pernapasan ke jaringan tubuh atau sebaliknya di lakukan oleh sistem sirkulasi . Tahap kedua adalah pertukaran O2 dari cairan tubuh (darah) dengan CO2 dari sel-sel dalam jaringan disebut respirasi internal. 8
  • 10. 2.3 Konsumsi Oksigen Ikan Nila Kelangsungan hidup ikan sangat ditentukan oleh kemampuannya memperoleh oksigen yang cukup dari lingkungannya. Berkurangnya oksigen terlarut dalam perairan, tentu saja akanmempengaruhi fisiologi respirasi ikan, dan hanya ikan yang memiliki sistem respirasi yang sesuai dapat bertahan hidup (Fujaya, 2004). Menurut Ville, et. al (1988), konsumsi oksigen digunakan untuk menilai laju metabolisme ikan sebab sebagian besar energi berasal dari metabolisme aerobik. Menurut Fujaya (2004) Oksigen sebagai bahan pernapasan dibutuhkan oleh sel untuk berbagai metabolisme. Oksigen yang terlarut atau tersedia bagi hewan air jauh lebih sedikit daripada hewan darat yang hidup dalam lingkungan dengan 21% oksigen (Ville, et. al, 1988). Ikan dapat hidup di dalam air dan mengkonsumsi oksigen karena ikan mempunyai insang. Insang memberikan permukaan luas yang dibasahi oleh air. Oksigen yang terlarut di dalam air akan berdifusi ke dalam sel-sel insang ke jaringan ke sebelah dalam dari badan (Kimball, 1988). Penentukan kadar oksigen terlarut dengan suhu standar dapat dilakukan dengan metode winkler. Metode winkler menggunakan sampel air yang dimasukkan dalam erlenmeyer ditambah KOH + KI + MnSO4, masing-masing 21 tetes sampai larutan berwarna cokelat. KOH dan MnSO4 berfungsi untuk mengikat O2 sehingga terjadi endapan. Kemudian campuran larutan itu dikocok supaya homogen dan didiamkan sehingga muncul endapan. Endapan tersebut ditunggu sampai turun ke dasar erlenmeyer, setelah itu ditambahkan lagi H2SO4 sebanyak 21 tetes untuk menghilangkan endapan. Campuran tersebut dikocok sampai endapan menghilang (menjadi jernih) baru ditambahkan amilum sebanyak 11 tetes sehingga warnanya berubah menjadi biru. Amilum berfungsi sebagai indikator O2. Campuran yang berwarna biru tua tersebut dititrasi dengan Na2S2O3, sampai tidak berwarna (jernih). Banyaknya Na2S2O3 pada titrasi sampai campuran berwarna jernih dihitung, itulah yang akan digunakan untuk menghitung besarnya KO2 9
  • 11. BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum Fisiologi Hewan Air dengan judul Konsumsi Oksigen Ikan Nila dilakukan pada : Waktu : Senin, 15 Oktober 2012 Tempat : Laboratorium FHA Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran 3.2 Alat dan Bahan Di dalam pelaksanaan praktikum ini digunakan alat-alat dan bahan berikut ini: Alat 1. Toples/ Wadah, sebagai tempat untuk pengamatan ikan nila 2. Plastik wrap, sebagai alat untuk menutup toples supaya tidak ada udara yang masuk 3. Stopwatch, sebagai alat untuk mengukur waktu pengamatan 4. Timbangan, sebagai alat untuk mengukur berat ikan nila yang akan dipakai dalam pengamatan 10
  • 12. 5. DO Meter, sebagai alat pengamatan untuk megukur kadar oksigen terlarut pada air. Bahan 1. Air bersih, digunakan sebagai media hidup ikan nila 2. Satu ekor ikan nila, sebagai objek percobaan dalam pengamatan 3.3 Prosedur Kerja Dalam percobaan ini langkah-langkah yang harus diperhatikan antara lain : 1. Siapkan 18 buah toples/ wadah plastik sebagai tempat ikan nila ketika pengamatan. 2. Isi toples/ wadah plastik dengan air sampai penuh. 3. Lalu ukur kadar oksigen terlarut air di dalam toples/ wadah plastik menggunakan DO meter, lalu dicatat di tabel pengamatan. 4. Ambil sebanyak 18 ekor ikan nila dari akuarium stok, lalu masukkan ke dalam masing- masing toples/ wadah plastik yang telah diberi media air. 5. Siapkan plastik wrap yang ukurannya telah dipotong seukuran dengan bagian atas toples/ wadah plastik 11
  • 13. 6. Tutup bagian atas toples/ wadah plastik menggunakan plastik wrap dengan rapat, dan pastikan untuk tidak ada udara yang keluar ataupun masuk dari toples/ wadah plastik tersebut. 7. Tunggu selama kurang lebih 30 menit. 8. Kemudian ukur oksigen terlarut hasil pengamatan menggunakan DO meter. 9. Data hasil pengamatan ditabulasi seperti tabel di hasil pengamatan : 12
  • 14. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENGAMATAN Tabel 1. Pengamatan per kelas Kel Bobot ikan (gr) DO awal DO akhir Konsumsi O2 10 100 0,9 3,4 11 100 0,9 3,4 12 100 0,6 3,7 13 100 0,9 3,4 14 100 4,3 0,8 3,5 15 90 0,8 3,5 16 160 1,9 3,0 17 110 0,8 3,5 18 110 0,8 3,5 4.2 PEMBAHASAN Setelah dilakukan praktikum pengamatan konsumsi oksigen terhadap hewan uji, didapat hasil pengamatan seperti tabel diatas. Konsumsi oksigen dihitung dengan mengurangi DO awal dengan DO akhir, konsumsi O2 = DO awal – DO akhir. Di kelompok 10 bobot hewan uji adalah 100 gram dengan kadar DO awal air yang digunakan adalah 4,3, setelah ikan dimasukan ke air di dalam wadah lalu ditutup dengan plastic wrap selama 30 menit kadar DO akhir menjadi 0,9 makan konsumsi oksigen hewan uji adalah 3,4 yaitu DO awal dikurangi DO akhir. Hasil dari uji kelompok 11 juga sama dengan kelompok 10. Sementara pada kelompok 12 dengan bobot yang sama konsumsi oksigen hewan uji berbeda jauh, bobot hewan uji sebesar 100 gram namun DO akhir 0,6 maka jumlah konsumsi oksigen adalah 3,7. Untuk kelompok 13 hewan uji seberat 100 gram, konsumsi oksigen hewan ujinya adakah 3,4. Sementara itu pada kelompok 14 dan 15 hasil konsumsi hewan uji sama yaitu 3,5 padahal hewan uji kelompok 14 memiliki bobot 100 gram dan kelompok 15 memiliki bobot sebesar 90 gram. Kelompok 16 memiliki bobot hewan uji yang paling besar, yaitu 160 gram namun hasil DO akhirnya adalah 1,9 maka konsumsi hewan uji adalah 3,0. Pada kelompok 17 dan 18 memiliki berat yang 13
  • 15. sama yaitu 110 gram serta hasil akhir DO yang sama yaitu 0,8 dan hasil akhir konsumsi hewan uji yaitu 3,5. Perbedaan konsumsi oksigen hewan uji diakibatkan oleh beberapa hal yaitu, bobot, umur, ukuran dan tingkat stress hewan uji. Bobot ikan yang lebih berat, umur yang lebih tua, dan ukuran yang lebih besar akan mengakibatkan ikan lebih lamban melakukan respirasi dibanding ikan yang lebih ringan, berumur muda dan ukuran yang lebih kecil. Tingkat stress hewan mempengaruhi karena bila hewan stress maka akan mempercepat laju metabolisme yang juga akan mempercepat proses respirasi. Hal ini terjadi karena ikan yang belum beradaptasi ketika dipindah dari akuarium ke wadah air uji. Pada kelompok 12 berat ikan sama dengan kelompok 10, 11 dan 13 namun hasil konsumsi hewan uji berbeda dengan konsumsi oksigen ikan kelompok 12 paling besar yaitu 3,7. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat stress ikan uji sendiri. Kelompok 15 dengan bobot 90 gram memiliki hasil konsumsi hewan uji yang sama dengan kelompok 14 yang mana hewan ujinya memiliki bobot 100 gram. Hewan uji kelompok 15 seharusnya lebih banyak konsumsi oksigennya, kemungkinan besar umur hewan uji yang sudah tua menyebabkan ikan tersebut lebih lamban melakukan proses respirasi. Sementara pada kelompok 17 dan 18 baik bobot ikan dan konsumsi sama maka diketahui jika ikan dengan bobot 110 gram rata-rata akan mengkonsumsi oksigen sebesar 3,5. 14
  • 16. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Praktikum konsumsi oksigen pada ikan nila yang telah dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2012 dapat disimpulkan bahwa konsumsi oksigen dipengaruhi oleh bobot, umur, ukuran, gerakan ikan serta tingkat stress yang dialami hewan uji. Ikan yang memiliki bobot, ukuran yang lebih besar , umur yang lebih tua, gerakan ikan yang pasif serta tingkat stress rendah yang dialami ikan akan menyebabkan proses respirasi ikan nila lebih lamban dibandingkan dengan ikan yang bobotnya lebih ringan, umur lebih muda, ikan yang aktif dan ikan yang mengalami stress. 5.2 Saran Sebaiknya pada praktikum selanjutnya praktikan lebih berhati-hati dan teliti agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan hasil yang disebabkan oleh praktikan. Serta lebih berhati-hati ketika menggunakan DO meter. 15
  • 17. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009. Budidaya Ikan Nila. http://budidayanila.wordpress.com/2009/07/23/klasifikasi-ikan-nila/ Diterbitkan pada tanggal 23 juli 2009 Anonim. 2011. Gambar Ikan-Fisiologi Ikan Mas-Anatomi Ikan Mas-Morfologi Ikan Nila. http://slamsmart.blogdetik.com/?p=184 Diterbitkan pada tanggal 16 september 2011 Anonim. 2008. Konsumsi Oksigen Pada Ikan. http://api3kmirza.wordpress.com/2008/06/03/33/ Diterbitkan pada tanggal 3 juni 2008 Weichert and K. Charles . 1959. Elements of Chordate Anatomy. Mc Grow Hill : New York. Arrignon and Jacques. 1999. Management of Freshwater Fisheries Science. Publishers, INC : USA. 16