2. Latar Belakang
Untuk dapat melangsungkan hidupnya makhluk hidup memerlukan
makanan. Makanan diperlukan makhluk hidup sebagai sumber energi, selain itu
dari makanan inilah segala proses metabolisme dalam tubuh dapat berlangsung.
Baik manusia maupun setiap jenis hewan memiliki struktur alat pencernaan yang
berbeda-beda tergantung pada tingkat organisasi sel penyusunnya dan jenis
makanannya.
Selain sistem pencernaan, di dalam tubuh makhluk hidup juga terdapat
proses ekskresi. Tidak semua makanan yang dicerna oleh sistem pencernaan
digunakan untuk proses metabolisme dalam tubuh. Ada beberapa zat yang tidak
berguna bagi tubuh dan harus dikeluarkan agar tidak menjadi racun dalam
tubuh.Zat-zat tersebut dikeluarkan dari sistem pencernaan melalui saluran
pembuangan yang disebut anus. Proses pengeluaran zat sisa inilah yang sisebut
proses ekskresi.
3. Proses pengeluaran zat – zat dari tubuh dibedakan menjadi :
1) Defekasi adalah proses pengeluaran zat –zat sisa hasil pencernaan
makanan yang tidak digunakan lagi bagi tubuh yang disebut feses.
Feses tidak termasuk zat sisa metabolisme karena tidak pernah
masuk ke jaringan tubuh dan tidak pernah mengalami proses
metabolisme di dalam sel
2) Ekskresi adalah proses pengeluaran zat hasil metabolisme sel yang
tidak digunakan lagi oleh tubuh dan akan dikeluarkan bersama urin,
keringat, atau uap air hasil pernapasan
3) Sekresi adalah proses pengeluaran zat oleh kelenjar dan akan
digunakan oleh tubuh. Dalam sekresi terdapat dua kelenjar, sebagai
hormon (kelenjar endokrin) dan enzim (kelenjar eksokrin)
4. Sistem Eskresi Manusia
Ada empat alat ekskresi pada manusia, yaitu ginjal, hati, kulit, dan paru-paru.
a) GINJAL
b) HATI
c) KULIT
d) PARU - PARU
5. a) GINJAL
Pada manusia ginjal berjumlah sepasang.Ginjal berfungsi untuk menyaring darah
sehingga menghasilkan urin.Bagian ginjal yang berfungsi sebagai penyaring adalah
nefron.Dalam sebuah ginjal terdapat berjuta-juta nefron.
Secara umum, proses yang terjadi pada nefron ada tiga. Yang pertama tahap
filtrasi atau penyaringan, proses ini terjadi di glomerulus dan sampai bowman dan
menghasilkan urin primer. Selanjutnya urin primer masuk ke tubulus proximal untuk masuk ke
tahapan reabsorbsi atau penyaringan kembali urin primer sehingga terbentuk urin
sekunder.Yang terakhir yaitu tahap augmentasi yang terjadi di tubulus distal.Pada tahap ini
sudah dihasilkan urin sebenarnya.
6. Tahap filtrasi
glomerulus bowman Urin primer
Tubulus proximal Tahap reabsorbsi Urin sekunder
Tahap augmentasi Tubulus distal Urin sebenarnya
7. b) HATI (Liver)
Hati disebut sebagai alat ekskresi karena menghasilkan empedu yang
mengandung zat sisa dari perombakan eritrosit di dalam limpa. Empedu dikeluarkan dari
tubuh bersama urin.
Fungsi Hati
a. Sintesis protein (albumim, protombin, dan fibrinogen plasma darah fungsi endokrin)
b. Penyimpan gula (gliogen) dan lemak
c. Sebagai penawar racun
d. Tempat perombakan eritrosit yang telah tua
Eritrosit yang sudah tua dirombak di dalam hati oleh sel-sel khusus yang
disebut histiosit. Hemoglobin (Hb)dari eritrosit kemudian diurai menjadi zat besi,
heroin, dan globin.
a) Zat besi disimpan di hati, lalu dikembalikan ke sumsum tulang.
b) Heroin diubah menjadi biliburin dan biliverdin yakni zat warna empedu,
kemudian dikeluarkan dari tubuh bersama feses.
c) Globin dignakan lagi untuk metabolisme protein dan pembentukan hemoglobin.
8. Eritrosit tua histiosit
Zat besi heroin globin
hati
Sumsum tulang
biliburin/biliverdin
feses
Dipakai kembali
Hb eritrosit
9. c) KULIT (Skin)
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat di permukaan tubuh. Pada
permukaan kulit terdapat kelenjar keringat yang mengekskresi zat-zat sisa. Zat- zat
sisa yang dikeluarkan melalui pori-pori kulit berupa keringat yang tersusun dari air
dan garam-garam mineral terutama garam dapur ( NaCl ) yang merupakan hasil
metabolisme protein.
Selain sebagai alat pengeluaran, fungsi kulit sebagai
berikut :
1. Sebagai pelindung terhadap kerusakan-kerusakan fisik karena gesekan
penyinaran, kuman-kuman, panas dan zat kimia
2. Pengatur suhu tubuh.
3. Tempat penyimpanan kelebihan lemak.
4. Tempat pembentukan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan sinar
matahari.
5. Tempat indera peraba dan perasa.
Kulit manusia tersusun dari tiga laisan, yaitu
kulit ari (epidermis ),
kulit jangat ( dermis ), dan
jaringan ikat bawah kulit ( hipodermis )
10. Mekanisme Pengeluaran Keringat
Proses pengeluaran keringat dipengaruhi oleh hipotalumus yang menghasilkan enzim
brandikinin. Enzim brandikinin memengaruhi kerja kelenjar kerigat untuk
mengeluarkan keringat. Selain dipengaruhi hipotalamus, kerja kelenjar keringat juga
dipengaruhi oleh perubahan suhu lingkungan dan pembuluh darah. Ketika suhu tubuh
naik, suhu darah akan meningkat dan merangsang kelenjar hipotalamus
menyekresikan hormon. Hormon yang disekresikan ini masuk ke darah dan
merangsang pembuluh darah untuk melebar sehingga kecepatan aliran darah
menurun dan kelenjar keringast memproduksi keringat. Dengan demikian,
suhu tubuh menurun.
11. d) PARU - PARU
Selain sebagai alat pernafasan, paru-paru juga sebagai alat ekskresi yaitu mengeluarkan
karbondioksida dan uap air. Paru-paru terletak dalam rongga dada dan bagian bawahnya
menempel pada diafragma.
Gas CO2 dan H2O hasil proses metablosime diangkut darah dari jaringan tubuh menuju
paru-paru dan selanjutnya dikeluarkan dari tubuh pada waktu ekskresi.
CO2 dan H2O darah
Jaringan tubuh
Paru-paru ekskres
i
13. a) Burung (AVES)
Alat ekskresi pada burung terdiri dari ginjal (metanefros), paru-paru dan kulit.
Burung memiliki sepasang ginjal yang berwarna coklat. Saluran ekskresi terdiri
dari ginjal yang menyatu dengan saluran kelamin pada bagian akhir usus (kloaka).
Burung mengekskresikan zat berupa asam urat dan garam. Kelebihan kelarutan
garam akan mengalir ke rongga hidung dan keluar melalui nares (lubang
hidung). Burung hampir tidak memiliki kelenjar kulit, tetapi memiliki kelenjar
minyak yang terdapat pada tunggingnya. Kelenjar minyak berguna untuk
meminyaki bulu-bulunya.
14. b) Ikan (PISCES)
Sistem eksresi ikan terdiri atas ginjal yang berfungsi untuk mengekskresikan
limbah nitrogen dan mengatur tekanan osmotik cairan tubuh. Limbah limbah
hasil ekskresi ikan terdiri atas 90% ammonia dan urea yang dibuang melalui
anus.
15. Ikan air laut memiliki konsentrasi garam yang tinggi di dalam darahnya, sehingga
ikan air laut cenderung untuk kehilangan air di dalam sel-sel tubuhnya karena
proses osmosis melalui kulit. Untuk itu, insang ikan air laut aktif mengeluarkan
garam dari tubuhnya.
Ikan air tawar cenderung untuk menyerap air dari lingkungannya dengan cara
osmosis, terjadi sebagai akibat dari kadar garam dalam tubuh ikan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan lingkungannya. Insang ikan air tawar secara aktif
memasukkan garam dari lingkungan ke dalam tubuh. Ginjal akan memompa
keluar kelebihan air sebagai air seni.
mekanisme ekskresi ikan air tawar dan ikan air laut
16. c) Mamalia
Pada mamalia, alat ekskresinya berupa ginjal, berbentuk seperti biji kacang.
Terdapat ruang median yang disebut pelvis renalis, berhubungan dengan
kandung kemih. Ureter menghubungkan antara ginjal dengan kandung kemih
tersebut, berfungsi debagai saluran ekstret. Dari kandung kemih tersebut, keluar
uretra yang bersatu dengan sinus gentalis pada betina atau dengan vas
deferens pada jantan.`
17. d) AMFIBI
Alat ekskresi utama pada katak adalah sepasang ginjal (opistonefros) yang terletak
dikanan dan kiri tulang belakang. Zat sisa yang diambil oleh ginjal akan disalurkan melalui
ureter menuju ke kantong kemih dari tonjolan dinding kloaka. Fungsinya untuk menyimpan
urine sementara. Pada katak jantan, saluran ginjal dan saluran kelaminnya menyatu,
sedangkan pada katak betina tidak
Kulit katak mengeluarkan lendir berfungsi untuk menjaga agar permukaan kulit tetap
lembab atau basah.
Paru-paru katak mengeluarkan karbondioksida dan uap air.
18. e) REPTIL
Alat ekskresi pada reptilberupa ginjal (metanefros) yang sudah berkembang
sejak masa fase embrio. Ginjal ini dihubungkan oleh saluran ke kantung kemih
dan langsung bermuara ke kloaka. Selain ginjal, pada reptile memiliki kelenjar
kulit yang menghasilkan asam urat tertentu yang berguna untuk mengusir
musuh. Biasanya getah berbau.
Gambar 6: Sistem ekskresi reptile
20. a) PROTOZOA
Pada protozoa, pengeluaran sisa metabolisme dilakukan melalui membrane sel
secara difusi. Protozoa mempunyai organel ekskresi berupa vakuola berdenyut
(vakuola kontraktif) yang bekerja secara periodic serta berperan mengatur kadar air
dalam sel. Sewaktu mengeluarkan air, sisa-sisa metabolism ikut dikeluarkan.
21. b) PORIFERA
Sistem ekskresi porifera berlangsung secara difusi, dari sel tubuh ke epidermis
lalu dari epidermis ke lingkungan hidupnya yang berair.
22. c) INSECTA
Salah satu contohnya serangga ialah belakang. Hewan ini memiliki alat
pengualaran berupa buluh-buluh Malpighi. Bulu Malpighi terletak di dekat usus bagian
belakang dan berwarna kekuning-kuningan. Fungsi buluh Malpighi adalah menyerap zat-zat
sisa dari proses metabolisme yang terdapat di dalam daerah untuk dikeluarkan melalui usus
yang terletak dibelakang lambung Belalang dan serangga lain menggunakan zat-zat sisa
yang mengandung nitrogen untuk membentuk kitin sebagai bahan kerangka luar. Kitin dapat
mengeras apabila bersenyawa dengan zat kapur atau kalsium.
23. e) MOLLUSCA
Pada beberapa mollusca, sistem ekskresinya dilakukan oleh ginjal dalam bentuk
nefrida. Nefrida mengeluarkan ekskret melewati porus eksretorius, diteruskan ke
bagian dorsal dari ruang mantel. Kotoran kemudian dikeluarkan melalui sifon
ekskuren (dorsal)
24. e) CACING
Cacing tanah mempunyai alat pengeluaran yang disebut nefridia (tunggal:
nefridium). Pada setiap segmen atau ruas tubuh terdapat sepasang nefridia halus yang
dinamakan metanefridu, kecuali tiga segmen pertama dari arah depan dan segmen terakhir
tubuhnya. Ujung dalam dan nefridia terbuka
dan berbentuk corong bersilia yang disebut netrostoma. Bagian belakang nefrostoma berupa
saluran berliku-liku dan banyak mengandung
pembuluh kapiler darah. Bagian belakang nefridium berhubungan dengan kantong kemih,
selanjutnya bermuara pada lubang pengeluaran yang disebut nefridiofor.
25. Cacing pipih dan cacing pita mempunyai alat
pengeluaran berupa sel api yang tersebar di antara sel- sel tubuh. Fungsi sel
api adalah menyerap zat-zat sisa dari proses metabolisme yang berlangsung
dalam jaringan tubuh. Sel api memiliki rambut getar (silia) untuk menggerakkan
zat-zat sisa ke dalam saluran pengumpul. Akhirnya, zat-zat sisa dibuang keluar
melalui saluran yang bermuara pada permukaan tubuh.