SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
TUGAS LAPORAN AKHIR
“PEMBUATAN INSEKTARIUM DAN PREPARAT BASA”
KELOMPOK 1 :
DANIELLA CLAUDIA A.
DIRGANTARA HADADO
IVANA MEISKE A.
MUH. FUAD AMSYAR
RAFAEL CHRISTOPHER
RESNU INDRA SAKSONO
SITI ATIKA RAHAYU
SITTI NUR FADILLAH
X MIPA 2
A. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam dunia entomologi, pengawetan serangga termasuk dalam kegiatan koleksi
serangga atau insektarium. Kegiatan ini bertujuan untuk: 1) mempelajari taksonomi
(identifikasi, deskripsi, dan klasifikasi) serangga, 2) mempelajari keanekaragaman, sejarah
hidup, perilaku, ekologi, habitat, dan distribusi serangga, 3) sebagai materi pembanding
identifikasi untuk membantu program pengelolaan Organisme Pengganggu Tumbuhan
(OPT), 4) untuk keperluan pameran (display) dengan maksud memperkenalkan jenis-jenis
serangga di sekitar kita (Purwiji, 2011).
Pengawetan untuk serangga yang memiliki abdomen besar, misalnya kupu-kupu.
Mengawetkan abdomennya dapat dilakukan dengan cara disuntik formalin. Untuk kumbang
bertubuh besar, terlebih dahulu dicelupkan ke dalam cairan. Pengawetan ini dilakukan pada
hewan yang memiliki kerangka luar keras dan tidak mudah rusak akibat proses pengeringan.
Pengeringan dilakukan dengan menggunakan oven atau dijemur di bawah terik matahari
hingga kadar airnya sangat rendah. Sebelum dikeringkan hewan dimatikan dengan larutan
pembunuh, kemudian hewan diatur posisinya. Hewan yang sudah kering kemudian
dimasukkan dalam kotak yang diberi kapur barus dan silika gel dan Lain sebagainya. Tiap
hewan yang diawetkan sebaiknya diberi label yang berisi nama, lokasi penangkapan, tanggal
penangkapan dan kolektornya.
Awetan kering tumbuhan di sebut herbarium, sedangkan awetan kering serangga
(Insecta) disebut insektarium. Hewan vertabrata dapat di awetkan dengan membuang otot
dagingnya sehingga tinggal kulit dan rangkanya. selanjutnnya hewan diisi dengan kapas atau
kapuk dan di bentuk sesuai aslinya. Awetan demikian disebuk taksidermi. Dalam uraian
berikut ini, kalian dapat mempelajari cara mengawetkan tumbuhan dan insecta, Pengawetan
hewan kering dengan cara /istilah taksidermi merupakan proses pengawetan dengan cara
mengelurkan organ dalam dari hewan tersebut dan yang dibentuk adalah kulit dari hewan itu
sendiri.
Penangkapan/penentuan jenis hewan yang akan diawetkan. Tahapan ini terserah
kepada kita, apa dan tujuan kita dengan pengawetan hewan. ini Tentunya bukan untuk
eksploitasi atau tujuan yang tidak baik, kita harus tetap memperhatikan prinsip-
prinsip/kelestarian alam/lingkungan. Pematian Hewan. Teknik pematian hewan ini berbeda
tergantung jenis hewan apa yang akan kita matikan. Dalam proses pematian ini prinsipnya
darah tidak keluar dari organ tubuh, dan dipastikan benar bahwa hewan tersebut benar-benar
mati.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Alat :
a. Jarum pentul
b. Jaring serangga
c. Kertas HVS
d. Papan/tripleks
e. Gunting
f. Karton
g. Lem
h. Steroform
i. Pigura ukuran minimal 50 x 50 dengan dasar agak cekung (ukuran sesuai
dengan jumlah serangga yang dikolaeksi)
j. Kapur barus
k. Plastik gula
l. Botol selai
m. Kertas label
n. Kloroform/alkohol/formlin
o. Alat tulis
p. Botol pembius dan jarum suntik
q. Kain flanel yang seukuran dengan pigura
r. Buku determinasi serangga dan literatur yang terkait
2. Bahan :
a. Serangga yang ditemukan
C. PROSEDUR KERJA
a. Insektarium
1. Mencari hewan apa yang mau diawetkan terlebih dahulu
2. Meletakkan hewan yang sudah tertangkap ke dalam toples yang sudah diberikan
kloroform atau mematikan serangga dengan memasukkan ke dalam kantong plastik
yang telah diberi kapas dan dibasahi dengan kloroform
3. Menyiapkan suntikan yang berisi etanol atau alkohol, jarum pentul, dan
gabus/steroform untuk media pin.
4. Setelah serangga mati, menyuntikkan alkohol atau etanol ke toraks (dada) serangga
tersebut.
5. Kemudian menge-pin serangga di media gabus yang telah tersedia
6. Menghiasi insektarium sesuai dengan kreatifitas
b. Preparat basah
1. Objek yang diberi etiket gantung, memasukkan ke dalam botol preparat (botol selai)
2. Mengatur posisi objek, dengan menempelkan objek pada potongan kaca.
3. Memasukkan larutan pengawet
4. Menutup botol dengan penutup botol, dan memeberi etiket gantung (objek yang akan
diawetkan memiliki bagian tubuh yang lengkap)
E. PEMBAHASAN
Arthropoda adalah hewan yang tubuhnya bersegmen (beruas ruas) dan terbagi atas 3
bagian yaitu :
 bagian kepala (caput)
 dada (thorax)
 perut (abdomen)
Arthropoda mempunyai kerangka luar (eksoskeleton) yang keras dari bahan kitin. sistem
sarafnya sama dengan Annelida, yaitu sistem saraf tangga tali. semua hewan yang termasuk
dalam filum Arthropoda seperti udang, kepiting, laba-laba, kaki seribu, dan serangga
mepunya kaki yang bersendi sendi.
A. Ciri-ciri Arthropoda :
1. Tubuh beruas-ruas terdiri atas kepala (caput), dada (toraks) dan perut (abdomen).
2. Bentuk tubuh bilateral simetris, triploblastik, terlindung oleh rangka luar dari kitin.
3. Alat pencernaan sempurna, pada mulut terdapat rahang lateral yang beradap- tasi
untuk
4. Sistem peredaran darah terbuka dengan jantung terletak di daerah dorsal (punggung)
rongga tubuh.
5. Arthropoda yang hidup di air bernafas dengan insang, sedangkan yang hidup di darat
bernafas dengan paru-paru buku atau permukaan kulit dan trakea.
6. Sistem saraf berupa tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat indera
7. Arthropoda memiliki alat indera seperti antena yang berfungsi sebagai alat peraba,
mata tunggal (ocellus) dan mata majemuk (facet), organ pendengaran (pada insecta)
dan statocyst (alat keseimbangan) pada Curstacea.
8. Alat eksresi berupa coxal atau kelenjar hijau, saluran Malpighi.
9. Alat reproduksi, biasanya terpisah. Fertilisasi kebanyakan internal (di dalam tubuh).
Berdasarkan bagian tubuh serta jumlah pasang kaki, Arthropoda dibagi menjadi 4 kelas yaitu:
 Crustacea (udang udangan)
 Arachnida (laba-laba)
 Myriapoda (kaki seribu)
 Insecta (serangga)
1. Hexapoda (Serangga)
Serangga termasuk dalam subfilum insecta. Insecta mempunyai ciri umum, yaitu tubuh
yang terbagi atas bagian kepala (caput), dada (thoraks), dan perut (abdomen). Mempunyai 3
pasang kaki dan umumnya memiliki sayap untuk terbang. Insecta bernapas dengan
menggunakan trachea.
 Struktur tubuh Insecta
Sebagai bahan bahasan dipilih belalang karena banyak dikenal orang.
a. struktur luar
Tubuh belalang dapat dibedakan atas 3 bagian yakni :
2. kepala :
pada bagian kepala (caput) terdapat alat mulut, sepasang antena, ocellus, dan mata
majemuk atau mata facet.
Ocellus atau mata sederhana terdiri atas lapisan kutikula yang transparan, lensa, sel pigmen,
dan lapisan penerima rangsang, yakni retina. Maa Facet atau mata majemuk terdiri atas
banyak omatidium atau facet
3. Dada :
bagian dada terdiri atas 3 ruas/segmen yaitu :
 segmen prothoraks di sebelah depan.
 segmen mesothoraks disebelah tengah.
 segmen metathoraks di sebelah dada paling belakang.
4. Perut:
Bagian perut dibagung oleh 11 segmen, pada sisi segmen pertama abdomen belalang
terdapat membran tympanum yang berfungsi sebagai alat pendengarannya.
b. struktur dalam
 sistem respirasi : Insecta bernapas dengan sistem trakhea atau sistem pembuluh
 sistem peredaran darah : Insecta mempunya peredaran darah terbuka yang terletak di
bagian dorsal tubuhnya. alat ini terdiri atas jantung dan aorta yang terbuka di bagian
anterior.
 sistem ekskresi : alat eksresi berupa saluran melapisi yang berjumlah banyak dan
berkelok-kelok. saluran saluran ini menampung sisa metabolisme dari cairan tubuh.
sisa metabolisme akan dialirkan ke dalam ussus dan akhirnya dikeluarkan melalui
anus.
 sistem saraf : insecta mempunyai sistem saraf tangga tali dan dari ganglion otak
terdapat serabut saraf yang berhubungan dengan alat inderanya, misalnya antenanya.
Antena pada belalang dilenkapi dengan indera pembau dan peraba, sedangkan indera
pengecap terapat pada bagian maksila.
 Klasifikasi insecta
Insecta terbagi menjadi 25 ordo dan kali ini hanya di tampilkan 7 ordo yang paling umum
yaitu :
 Coleoptera, contohnya kumbang
 Lepidoptera, contohnya kupu kupu
 Hymenoptera, contohnya semut
 Diptera, contohnya lalat rumah
 Hemiptera, contohnya kutu busuk
 Homoptera, contohnya kutu pohon jeruk
 Orthopera, misalnya belalang
2. Kelas Arachnida
Arachnida mempunyai tubuh yang terbagi atas kepala yang menyatu dengan dada
(cephalothoraks) dan perut (abdomen). Bagian abdomen terdiri dari beberapa segmen,
kadang-kadang cephalothoraks dan abdomen menyatu. Pada cephalotoraks terdapat sepasang
cheli cera (alat gerak pertama), sepasang pedipalpus (alat gerak ke dua) yang berbentuk capit,
dan 4 pasang kaki. Arachnida tidak mempunyai antena. yang merupakan ciri Arachnida yaitu
:
 Mempunyai 4 pasang kaki
 Bernapas dengan paru paru buku
 pada bagian kepada-dada tidak terdapat antena, tetapi mempunyai beberapa pasang
mata tunggal
 tubuhnya terbagi atas kepala-dada dan perut
 Struktur dan fungsi tubuh Arachnida
 peredaran darahnya terbuka, artinya darah tidak selalu berada didalam saluran darah
 sistem syarafnya adalah sistem tangga tali. ganglion otaknya berhubungan dengan
beberapa macam alat indera. misalnya indera perasa berupa rambut perasa yang
berada di seluruh permukaan tubuhnya. Juga berhubungan dengan mata tunggal yang
umumnya berjumlah 8 pasang dan hanya dapat melihat pada benda yang bergerak.
 Pada bagian kepala-dada terdapat dua pasang alat mulut. Alat mulut pertama
(kalisera), yaitu sepasang alat berbentuk catut yang dilenakpi kelenjar racun untuk
melumpuhkan mangsanya. alat mulut kedua (pedipalpus) berbentuk seperti gunting
dan berfungsi sebagai alat untuk memegang.
 Arachnida umumnya hidup teresterial, sehingga bernapasnya dengan menggunakan
paru paru. Alat pernapasan ini berbentuk lembaran-lembaran seperti halaman buku
sehingga disebut paru-paru buku.
 Jenis kelamin jantan dan betina terpisah, Telur yang sudah dibuahi disimpan di dalam
kokon dari bahan sutera.
 Klasifikasi Arachnida
Kelas Arachnida dibagi menjadi 3 ordo yaitu :
Scorpionida, contohnya :
 Thelyphonus (kala)
 Buthus (ketunggang)
Araneida, contohnya :
 Gastera (laba-laba)
 Neptila (Kemlanding)
Acarina, contohnya :
 Sarcoptes (caplak)
 Dermacentor (tungau)
Pada penelitian kali ini di siang hari, umumnya kami mendapatkan hewan dalam subfilum
Insecta seperti kupu-kupu,spesies A, kumbang hijau dan belalang. Tapi ada satu hewan yang
termasuk dalam subfilum Arachnida yaitu laba-laba. Sedangkan malam hari kami hanya
menemukan anjing tanah, belalang kecil dan kecoa yang termasuk dalam kelas Insecta juga.
Kami mengidentifikasi bagian tubuh dari serangga yang telah kami kumpulkan. Tapi ada juga
Kami menentukan bagian-bagian dari tubuh hewan tersebut, seperti bagian kepala, thorax
(dada), jumlah segmen, dan ada tidaknya kaki tambahan. Dari semua hewan yang telah kami
identifikasi, setiap serangga memiliki struktur tubuh yang berbeda-beda. Ada hewan yang
bersayap tapi tidak memiliki antena seperti pada spesies A. Ada hewan yang memiliki kaki
tambahan seperti pada belalang. Dilihat dari tipe mulut, yaitu penghisap seperti kupu-kupu,
penggigit yaitu laba-laba dan belalang, serta penusuk yaitu laba-laba air dan spesies A. Ada
juga beberapa hewan yang memiliki track hunter (pemutar) seperti kupu-kupu, laba-laba, dan
laba-laba air. Tidak semua hewan yang kami identifikasi memiliki bibir atas, bibir bawah,
rahang atas dan rahang bawah, hanya beberapa hewan saja seperti belalang. Masing-masing
hewan memiliki warna sayap yang bervariasi. Setiap hewan juga memiliki jumlah segmen
yang berbeda-beda.
Setelah mengidentifikasi bagian tubuh serangga, kami mengawetkan serangga yang telah
dicari. Ada beberapa cara untuk mengawetkan serangga, tapi pertama-tama yang harus
dilakukan adalah menganastesi serangga agar serangga pingsan. Cara menganastesi yaitu
dengan memasukkan ke dalam kantong plastik yang telah diberi kapas dan dibasahi dengan
kloroform. Hewan akan mati karena menghirup kloroform. Tapi, pada percobaan kami hanya
menggunakan cara yang lebih alami yaitu dengan cara menekan atau memijat kedua sisi dada
dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk, sehingga organ dalamdari hewan tersebut keluar
dan yang dibentuk adalah kulit dari hewan itu sendiri. Setelah itu, hewan disuntikkan dengan
alkohol agar hewan dapat awet sehingga bagian tubuhnya tidak rusak.
F. KESIMPULAN
Filum Arthropoda terdiri atas Crustacea (udang udangan), Arachnida (laba-laba),
Myriapoda (kaki seribu), dan Insecta. Serangga seperti kupu-kupu, spesies A, kecoa, anjing
tanah dan kumbang hijau termasuk dalam kelas insecta. Sedangkan laba-laba termasuk dalam
kelas arachnida. Setiap hewan memiliki bagian tubuh yang bermacam-macam.
Dari hasil Praktek dengan menggunakan serangga, hewan akan mati setelah bagian
dadanya di tekan menggnakan jari kita hingga organ tubuhnya keluar. Hewan yang telah mati
diambil dan ditancapkan di suatu papan dengan jarum. Sayapnya direntangkan dan diselotip.
Serangga juga dapat diawetkan di dalam larutan alkohol. Sayap serangga yang di awetkan
menjadi keras dan tidak mudah hancur.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous.2012.http://suhadinet.wordpress.com/2009/08/07/cara-membuat-taksidermi-
awetan-kering-hewan/ [22-07-2012] 11.57
Anonimous.2012.http://mediapendidikanok.blogspot.com/2009/10/mengawetkan-hewan-dan-
tumbuhan_27.html [24-07-2012] 13.56
Anonimous.2012.http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Pelatihan%20Media%20Bioplas
tik%20Untuk%20Guru.pdf [24-07-2012] 11.56
Kurniasih, Surti. 2008. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. Bogor : Prodi Biologi
FKIP Universitas Pakuan Bogor.
Purwiji, M. W. 2011. Pembuatan koleksi, visualisasi dan informasi. Slide show powerpoint
diklat dasar fungsional ahli. Disampaikan tgl 6 Juli 2011.
LAMPIRAN
Spesies A Laba-laba
Kupu-kupu
Kecoa
Anjing
tanah
Kumbang hijau
Belalang
Belalang kecil

More Related Content

What's hot

Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan MediumRukmana Suharta
 
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi MikrobaRukmana Suharta
 
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTER
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTERLaporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTER
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTERnurahlina08
 
Laporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi ReptilLaporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi ReptilSelly Noviyanty Yunus
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Organ Metamorfosis
PPT Morfologi Tumbuhan - Organ MetamorfosisPPT Morfologi Tumbuhan - Organ Metamorfosis
PPT Morfologi Tumbuhan - Organ MetamorfosisAgustin Dian Kartikasari
 
Soal dan jawaban Fisiologi Hewan
Soal dan jawaban Fisiologi HewanSoal dan jawaban Fisiologi Hewan
Soal dan jawaban Fisiologi HewanRizal EnsyaMada
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGIEDIS BLOG
 
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)fentyagustin1
 
Praktikum bio protista
Praktikum bio protistaPraktikum bio protista
Praktikum bio protistanailun
 
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanLaporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanGoogle
 
metamorfosis akar, batang. daun
metamorfosis akar, batang. daunmetamorfosis akar, batang. daun
metamorfosis akar, batang. daunAulliya silfiana
 

What's hot (20)

Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
 
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
 
Makalah Nemathelminthes
Makalah NemathelminthesMakalah Nemathelminthes
Makalah Nemathelminthes
 
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTER
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTERLaporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTER
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTER
 
Laporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi ReptilLaporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
 
Morfologi Batang
Morfologi BatangMorfologi Batang
Morfologi Batang
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Organ Metamorfosis
PPT Morfologi Tumbuhan - Organ MetamorfosisPPT Morfologi Tumbuhan - Organ Metamorfosis
PPT Morfologi Tumbuhan - Organ Metamorfosis
 
Soal dan jawaban Fisiologi Hewan
Soal dan jawaban Fisiologi HewanSoal dan jawaban Fisiologi Hewan
Soal dan jawaban Fisiologi Hewan
 
CACING PLANARIA SP
CACING PLANARIA SPCACING PLANARIA SP
CACING PLANARIA SP
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
 
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora) GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
 
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)
 
Sistem Integumen Vertebrata
Sistem Integumen VertebrataSistem Integumen Vertebrata
Sistem Integumen Vertebrata
 
Mikroalga
MikroalgaMikroalga
Mikroalga
 
Praktikum bio protista
Praktikum bio protistaPraktikum bio protista
Praktikum bio protista
 
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanLaporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
 
metamorfosis akar, batang. daun
metamorfosis akar, batang. daunmetamorfosis akar, batang. daun
metamorfosis akar, batang. daun
 

Similar to pembuatan insektarium dan preparat basah

MAKALAH INSEKTA
MAKALAH  INSEKTAMAKALAH  INSEKTA
MAKALAH INSEKTAR Januari
 
Kingdom Animalia - INSECTA
Kingdom Animalia - INSECTAKingdom Animalia - INSECTA
Kingdom Animalia - INSECTATresya Issura
 
PPT tentang Arthropoda Biologi SMA
PPT tentang Arthropoda Biologi SMAPPT tentang Arthropoda Biologi SMA
PPT tentang Arthropoda Biologi SMAAmalina Berliana
 
Biologi-Crustacea Dan Arachnida
Biologi-Crustacea Dan ArachnidaBiologi-Crustacea Dan Arachnida
Biologi-Crustacea Dan Arachnidanhecha
 
MAKALAH_BIOLOGI_HEWAN_VERTEBRATA_DAN_INV (5).pdf
MAKALAH_BIOLOGI_HEWAN_VERTEBRATA_DAN_INV (5).pdfMAKALAH_BIOLOGI_HEWAN_VERTEBRATA_DAN_INV (5).pdf
MAKALAH_BIOLOGI_HEWAN_VERTEBRATA_DAN_INV (5).pdfpat21mtstbs
 
Arthropoda (2) copy
Arthropoda (2)   copyArthropoda (2)   copy
Arthropoda (2) copysafiraz
 
biologi, animalia (kelas X)
biologi, animalia (kelas X)biologi, animalia (kelas X)
biologi, animalia (kelas X)afifah nisa
 
ARTHROPODA
ARTHROPODAARTHROPODA
ARTHROPODAshelviaa
 
Animalia(Arthropoda) Kelas X
Animalia(Arthropoda) Kelas XAnimalia(Arthropoda) Kelas X
Animalia(Arthropoda) Kelas Xfadillahsalsa
 
PPT - KLASIFIKASI - INSEKTA - IPA KELAS 7
PPT - KLASIFIKASI - INSEKTA - IPA KELAS 7PPT - KLASIFIKASI - INSEKTA - IPA KELAS 7
PPT - KLASIFIKASI - INSEKTA - IPA KELAS 7SilviaSaragih2
 
Arthropoda (Chinthya Xie)
Arthropoda (Chinthya Xie)Arthropoda (Chinthya Xie)
Arthropoda (Chinthya Xie)ChinthyaXie
 

Similar to pembuatan insektarium dan preparat basah (20)

8. arthropoda
8. arthropoda8. arthropoda
8. arthropoda
 
Xmia9 arthropoda
Xmia9 arthropodaXmia9 arthropoda
Xmia9 arthropoda
 
8. arthropoda
8. arthropoda8. arthropoda
8. arthropoda
 
Xmia4 arthropoda
Xmia4 arthropodaXmia4 arthropoda
Xmia4 arthropoda
 
MAKALAH INSEKTA
MAKALAH  INSEKTAMAKALAH  INSEKTA
MAKALAH INSEKTA
 
Kingdom Animalia - INSECTA
Kingdom Animalia - INSECTAKingdom Animalia - INSECTA
Kingdom Animalia - INSECTA
 
PPT tentang Arthropoda Biologi SMA
PPT tentang Arthropoda Biologi SMAPPT tentang Arthropoda Biologi SMA
PPT tentang Arthropoda Biologi SMA
 
Biologi-Crustacea Dan Arachnida
Biologi-Crustacea Dan ArachnidaBiologi-Crustacea Dan Arachnida
Biologi-Crustacea Dan Arachnida
 
Artikel kel. 8
Artikel kel. 8Artikel kel. 8
Artikel kel. 8
 
MAKALAH_BIOLOGI_HEWAN_VERTEBRATA_DAN_INV (5).pdf
MAKALAH_BIOLOGI_HEWAN_VERTEBRATA_DAN_INV (5).pdfMAKALAH_BIOLOGI_HEWAN_VERTEBRATA_DAN_INV (5).pdf
MAKALAH_BIOLOGI_HEWAN_VERTEBRATA_DAN_INV (5).pdf
 
ppt insekta
ppt insektappt insekta
ppt insekta
 
Arthropoda (2) copy
Arthropoda (2)   copyArthropoda (2)   copy
Arthropoda (2) copy
 
Zooin arthropoda
Zooin arthropodaZooin arthropoda
Zooin arthropoda
 
biologi, animalia (kelas X)
biologi, animalia (kelas X)biologi, animalia (kelas X)
biologi, animalia (kelas X)
 
ARTHROPODA
ARTHROPODAARTHROPODA
ARTHROPODA
 
Animalia(Arthropoda) Kelas X
Animalia(Arthropoda) Kelas XAnimalia(Arthropoda) Kelas X
Animalia(Arthropoda) Kelas X
 
PPT - KLASIFIKASI - INSEKTA - IPA KELAS 7
PPT - KLASIFIKASI - INSEKTA - IPA KELAS 7PPT - KLASIFIKASI - INSEKTA - IPA KELAS 7
PPT - KLASIFIKASI - INSEKTA - IPA KELAS 7
 
Arthropoda (Chinthya Xie)
Arthropoda (Chinthya Xie)Arthropoda (Chinthya Xie)
Arthropoda (Chinthya Xie)
 
Antropoda
AntropodaAntropoda
Antropoda
 
Animalia kelompok 5
Animalia kelompok 5Animalia kelompok 5
Animalia kelompok 5
 

pembuatan insektarium dan preparat basah

  • 1. TUGAS LAPORAN AKHIR “PEMBUATAN INSEKTARIUM DAN PREPARAT BASA” KELOMPOK 1 : DANIELLA CLAUDIA A. DIRGANTARA HADADO IVANA MEISKE A. MUH. FUAD AMSYAR RAFAEL CHRISTOPHER RESNU INDRA SAKSONO SITI ATIKA RAHAYU SITTI NUR FADILLAH X MIPA 2
  • 2. A. TINJAUAN PUSTAKA Dalam dunia entomologi, pengawetan serangga termasuk dalam kegiatan koleksi serangga atau insektarium. Kegiatan ini bertujuan untuk: 1) mempelajari taksonomi (identifikasi, deskripsi, dan klasifikasi) serangga, 2) mempelajari keanekaragaman, sejarah hidup, perilaku, ekologi, habitat, dan distribusi serangga, 3) sebagai materi pembanding identifikasi untuk membantu program pengelolaan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), 4) untuk keperluan pameran (display) dengan maksud memperkenalkan jenis-jenis serangga di sekitar kita (Purwiji, 2011). Pengawetan untuk serangga yang memiliki abdomen besar, misalnya kupu-kupu. Mengawetkan abdomennya dapat dilakukan dengan cara disuntik formalin. Untuk kumbang bertubuh besar, terlebih dahulu dicelupkan ke dalam cairan. Pengawetan ini dilakukan pada hewan yang memiliki kerangka luar keras dan tidak mudah rusak akibat proses pengeringan. Pengeringan dilakukan dengan menggunakan oven atau dijemur di bawah terik matahari hingga kadar airnya sangat rendah. Sebelum dikeringkan hewan dimatikan dengan larutan pembunuh, kemudian hewan diatur posisinya. Hewan yang sudah kering kemudian dimasukkan dalam kotak yang diberi kapur barus dan silika gel dan Lain sebagainya. Tiap hewan yang diawetkan sebaiknya diberi label yang berisi nama, lokasi penangkapan, tanggal penangkapan dan kolektornya. Awetan kering tumbuhan di sebut herbarium, sedangkan awetan kering serangga (Insecta) disebut insektarium. Hewan vertabrata dapat di awetkan dengan membuang otot dagingnya sehingga tinggal kulit dan rangkanya. selanjutnnya hewan diisi dengan kapas atau kapuk dan di bentuk sesuai aslinya. Awetan demikian disebuk taksidermi. Dalam uraian berikut ini, kalian dapat mempelajari cara mengawetkan tumbuhan dan insecta, Pengawetan hewan kering dengan cara /istilah taksidermi merupakan proses pengawetan dengan cara mengelurkan organ dalam dari hewan tersebut dan yang dibentuk adalah kulit dari hewan itu sendiri. Penangkapan/penentuan jenis hewan yang akan diawetkan. Tahapan ini terserah kepada kita, apa dan tujuan kita dengan pengawetan hewan. ini Tentunya bukan untuk eksploitasi atau tujuan yang tidak baik, kita harus tetap memperhatikan prinsip- prinsip/kelestarian alam/lingkungan. Pematian Hewan. Teknik pematian hewan ini berbeda tergantung jenis hewan apa yang akan kita matikan. Dalam proses pematian ini prinsipnya darah tidak keluar dari organ tubuh, dan dipastikan benar bahwa hewan tersebut benar-benar mati.
  • 3. B. ALAT DAN BAHAN 1. Alat : a. Jarum pentul b. Jaring serangga c. Kertas HVS d. Papan/tripleks e. Gunting f. Karton g. Lem h. Steroform i. Pigura ukuran minimal 50 x 50 dengan dasar agak cekung (ukuran sesuai dengan jumlah serangga yang dikolaeksi) j. Kapur barus k. Plastik gula l. Botol selai m. Kertas label n. Kloroform/alkohol/formlin o. Alat tulis p. Botol pembius dan jarum suntik q. Kain flanel yang seukuran dengan pigura r. Buku determinasi serangga dan literatur yang terkait 2. Bahan : a. Serangga yang ditemukan
  • 4. C. PROSEDUR KERJA a. Insektarium 1. Mencari hewan apa yang mau diawetkan terlebih dahulu 2. Meletakkan hewan yang sudah tertangkap ke dalam toples yang sudah diberikan kloroform atau mematikan serangga dengan memasukkan ke dalam kantong plastik yang telah diberi kapas dan dibasahi dengan kloroform 3. Menyiapkan suntikan yang berisi etanol atau alkohol, jarum pentul, dan gabus/steroform untuk media pin. 4. Setelah serangga mati, menyuntikkan alkohol atau etanol ke toraks (dada) serangga tersebut. 5. Kemudian menge-pin serangga di media gabus yang telah tersedia 6. Menghiasi insektarium sesuai dengan kreatifitas b. Preparat basah 1. Objek yang diberi etiket gantung, memasukkan ke dalam botol preparat (botol selai) 2. Mengatur posisi objek, dengan menempelkan objek pada potongan kaca. 3. Memasukkan larutan pengawet 4. Menutup botol dengan penutup botol, dan memeberi etiket gantung (objek yang akan diawetkan memiliki bagian tubuh yang lengkap)
  • 5. E. PEMBAHASAN Arthropoda adalah hewan yang tubuhnya bersegmen (beruas ruas) dan terbagi atas 3 bagian yaitu :  bagian kepala (caput)  dada (thorax)  perut (abdomen) Arthropoda mempunyai kerangka luar (eksoskeleton) yang keras dari bahan kitin. sistem sarafnya sama dengan Annelida, yaitu sistem saraf tangga tali. semua hewan yang termasuk dalam filum Arthropoda seperti udang, kepiting, laba-laba, kaki seribu, dan serangga mepunya kaki yang bersendi sendi. A. Ciri-ciri Arthropoda : 1. Tubuh beruas-ruas terdiri atas kepala (caput), dada (toraks) dan perut (abdomen). 2. Bentuk tubuh bilateral simetris, triploblastik, terlindung oleh rangka luar dari kitin. 3. Alat pencernaan sempurna, pada mulut terdapat rahang lateral yang beradap- tasi untuk 4. Sistem peredaran darah terbuka dengan jantung terletak di daerah dorsal (punggung) rongga tubuh. 5. Arthropoda yang hidup di air bernafas dengan insang, sedangkan yang hidup di darat bernafas dengan paru-paru buku atau permukaan kulit dan trakea. 6. Sistem saraf berupa tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat indera 7. Arthropoda memiliki alat indera seperti antena yang berfungsi sebagai alat peraba, mata tunggal (ocellus) dan mata majemuk (facet), organ pendengaran (pada insecta) dan statocyst (alat keseimbangan) pada Curstacea. 8. Alat eksresi berupa coxal atau kelenjar hijau, saluran Malpighi. 9. Alat reproduksi, biasanya terpisah. Fertilisasi kebanyakan internal (di dalam tubuh). Berdasarkan bagian tubuh serta jumlah pasang kaki, Arthropoda dibagi menjadi 4 kelas yaitu:  Crustacea (udang udangan)  Arachnida (laba-laba)  Myriapoda (kaki seribu)  Insecta (serangga) 1. Hexapoda (Serangga) Serangga termasuk dalam subfilum insecta. Insecta mempunyai ciri umum, yaitu tubuh yang terbagi atas bagian kepala (caput), dada (thoraks), dan perut (abdomen). Mempunyai 3
  • 6. pasang kaki dan umumnya memiliki sayap untuk terbang. Insecta bernapas dengan menggunakan trachea.  Struktur tubuh Insecta Sebagai bahan bahasan dipilih belalang karena banyak dikenal orang. a. struktur luar Tubuh belalang dapat dibedakan atas 3 bagian yakni : 2. kepala : pada bagian kepala (caput) terdapat alat mulut, sepasang antena, ocellus, dan mata majemuk atau mata facet. Ocellus atau mata sederhana terdiri atas lapisan kutikula yang transparan, lensa, sel pigmen, dan lapisan penerima rangsang, yakni retina. Maa Facet atau mata majemuk terdiri atas banyak omatidium atau facet 3. Dada : bagian dada terdiri atas 3 ruas/segmen yaitu :  segmen prothoraks di sebelah depan.  segmen mesothoraks disebelah tengah.  segmen metathoraks di sebelah dada paling belakang. 4. Perut: Bagian perut dibagung oleh 11 segmen, pada sisi segmen pertama abdomen belalang terdapat membran tympanum yang berfungsi sebagai alat pendengarannya. b. struktur dalam  sistem respirasi : Insecta bernapas dengan sistem trakhea atau sistem pembuluh  sistem peredaran darah : Insecta mempunya peredaran darah terbuka yang terletak di bagian dorsal tubuhnya. alat ini terdiri atas jantung dan aorta yang terbuka di bagian anterior.  sistem ekskresi : alat eksresi berupa saluran melapisi yang berjumlah banyak dan berkelok-kelok. saluran saluran ini menampung sisa metabolisme dari cairan tubuh. sisa metabolisme akan dialirkan ke dalam ussus dan akhirnya dikeluarkan melalui anus.  sistem saraf : insecta mempunyai sistem saraf tangga tali dan dari ganglion otak terdapat serabut saraf yang berhubungan dengan alat inderanya, misalnya antenanya. Antena pada belalang dilenkapi dengan indera pembau dan peraba, sedangkan indera pengecap terapat pada bagian maksila.
  • 7.  Klasifikasi insecta Insecta terbagi menjadi 25 ordo dan kali ini hanya di tampilkan 7 ordo yang paling umum yaitu :  Coleoptera, contohnya kumbang  Lepidoptera, contohnya kupu kupu  Hymenoptera, contohnya semut  Diptera, contohnya lalat rumah  Hemiptera, contohnya kutu busuk  Homoptera, contohnya kutu pohon jeruk  Orthopera, misalnya belalang 2. Kelas Arachnida Arachnida mempunyai tubuh yang terbagi atas kepala yang menyatu dengan dada (cephalothoraks) dan perut (abdomen). Bagian abdomen terdiri dari beberapa segmen, kadang-kadang cephalothoraks dan abdomen menyatu. Pada cephalotoraks terdapat sepasang cheli cera (alat gerak pertama), sepasang pedipalpus (alat gerak ke dua) yang berbentuk capit, dan 4 pasang kaki. Arachnida tidak mempunyai antena. yang merupakan ciri Arachnida yaitu :  Mempunyai 4 pasang kaki  Bernapas dengan paru paru buku  pada bagian kepada-dada tidak terdapat antena, tetapi mempunyai beberapa pasang mata tunggal  tubuhnya terbagi atas kepala-dada dan perut  Struktur dan fungsi tubuh Arachnida  peredaran darahnya terbuka, artinya darah tidak selalu berada didalam saluran darah  sistem syarafnya adalah sistem tangga tali. ganglion otaknya berhubungan dengan beberapa macam alat indera. misalnya indera perasa berupa rambut perasa yang berada di seluruh permukaan tubuhnya. Juga berhubungan dengan mata tunggal yang umumnya berjumlah 8 pasang dan hanya dapat melihat pada benda yang bergerak.  Pada bagian kepala-dada terdapat dua pasang alat mulut. Alat mulut pertama (kalisera), yaitu sepasang alat berbentuk catut yang dilenakpi kelenjar racun untuk melumpuhkan mangsanya. alat mulut kedua (pedipalpus) berbentuk seperti gunting dan berfungsi sebagai alat untuk memegang.
  • 8.  Arachnida umumnya hidup teresterial, sehingga bernapasnya dengan menggunakan paru paru. Alat pernapasan ini berbentuk lembaran-lembaran seperti halaman buku sehingga disebut paru-paru buku.  Jenis kelamin jantan dan betina terpisah, Telur yang sudah dibuahi disimpan di dalam kokon dari bahan sutera.  Klasifikasi Arachnida Kelas Arachnida dibagi menjadi 3 ordo yaitu : Scorpionida, contohnya :  Thelyphonus (kala)  Buthus (ketunggang) Araneida, contohnya :  Gastera (laba-laba)  Neptila (Kemlanding) Acarina, contohnya :  Sarcoptes (caplak)  Dermacentor (tungau) Pada penelitian kali ini di siang hari, umumnya kami mendapatkan hewan dalam subfilum Insecta seperti kupu-kupu,spesies A, kumbang hijau dan belalang. Tapi ada satu hewan yang termasuk dalam subfilum Arachnida yaitu laba-laba. Sedangkan malam hari kami hanya menemukan anjing tanah, belalang kecil dan kecoa yang termasuk dalam kelas Insecta juga. Kami mengidentifikasi bagian tubuh dari serangga yang telah kami kumpulkan. Tapi ada juga Kami menentukan bagian-bagian dari tubuh hewan tersebut, seperti bagian kepala, thorax (dada), jumlah segmen, dan ada tidaknya kaki tambahan. Dari semua hewan yang telah kami identifikasi, setiap serangga memiliki struktur tubuh yang berbeda-beda. Ada hewan yang bersayap tapi tidak memiliki antena seperti pada spesies A. Ada hewan yang memiliki kaki tambahan seperti pada belalang. Dilihat dari tipe mulut, yaitu penghisap seperti kupu-kupu, penggigit yaitu laba-laba dan belalang, serta penusuk yaitu laba-laba air dan spesies A. Ada juga beberapa hewan yang memiliki track hunter (pemutar) seperti kupu-kupu, laba-laba, dan laba-laba air. Tidak semua hewan yang kami identifikasi memiliki bibir atas, bibir bawah, rahang atas dan rahang bawah, hanya beberapa hewan saja seperti belalang. Masing-masing hewan memiliki warna sayap yang bervariasi. Setiap hewan juga memiliki jumlah segmen yang berbeda-beda.
  • 9. Setelah mengidentifikasi bagian tubuh serangga, kami mengawetkan serangga yang telah dicari. Ada beberapa cara untuk mengawetkan serangga, tapi pertama-tama yang harus dilakukan adalah menganastesi serangga agar serangga pingsan. Cara menganastesi yaitu dengan memasukkan ke dalam kantong plastik yang telah diberi kapas dan dibasahi dengan kloroform. Hewan akan mati karena menghirup kloroform. Tapi, pada percobaan kami hanya menggunakan cara yang lebih alami yaitu dengan cara menekan atau memijat kedua sisi dada dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk, sehingga organ dalamdari hewan tersebut keluar dan yang dibentuk adalah kulit dari hewan itu sendiri. Setelah itu, hewan disuntikkan dengan alkohol agar hewan dapat awet sehingga bagian tubuhnya tidak rusak.
  • 10. F. KESIMPULAN Filum Arthropoda terdiri atas Crustacea (udang udangan), Arachnida (laba-laba), Myriapoda (kaki seribu), dan Insecta. Serangga seperti kupu-kupu, spesies A, kecoa, anjing tanah dan kumbang hijau termasuk dalam kelas insecta. Sedangkan laba-laba termasuk dalam kelas arachnida. Setiap hewan memiliki bagian tubuh yang bermacam-macam. Dari hasil Praktek dengan menggunakan serangga, hewan akan mati setelah bagian dadanya di tekan menggnakan jari kita hingga organ tubuhnya keluar. Hewan yang telah mati diambil dan ditancapkan di suatu papan dengan jarum. Sayapnya direntangkan dan diselotip. Serangga juga dapat diawetkan di dalam larutan alkohol. Sayap serangga yang di awetkan menjadi keras dan tidak mudah hancur.
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Anonimous.2012.http://suhadinet.wordpress.com/2009/08/07/cara-membuat-taksidermi- awetan-kering-hewan/ [22-07-2012] 11.57 Anonimous.2012.http://mediapendidikanok.blogspot.com/2009/10/mengawetkan-hewan-dan- tumbuhan_27.html [24-07-2012] 13.56 Anonimous.2012.http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Pelatihan%20Media%20Bioplas tik%20Untuk%20Guru.pdf [24-07-2012] 11.56 Kurniasih, Surti. 2008. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. Bogor : Prodi Biologi FKIP Universitas Pakuan Bogor. Purwiji, M. W. 2011. Pembuatan koleksi, visualisasi dan informasi. Slide show powerpoint diklat dasar fungsional ahli. Disampaikan tgl 6 Juli 2011.