SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
MAKALAH KMB I 
DOSEN : Ns. MUSRIANI, S.Kep. M.Kes 
ASUHAN KEPERAWATAN KEJANG 
DEMAM PADA ANAK 
OLEH 
KELOMPOK 8 
1. LA GOLO 
2. ELIAS 
3. HASRAT 
4. SAIFUDIN 
AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER) 
PEMKAB. MUNA 
2012
KATA PENGANTAR 
Assalamualaikum Wr. Wb. 
Marilah kita panjatkan puji syukur kehadiraj Tuhan Yang Maha Esa, karena 
berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah kita diberikan nikmat kesehatan hingga 
sampai sekarang ini. Dan tak lupa pula shalawat serta salam kita haturkan kepada 
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Serta para sahabat-sahabat-Nya, 
pengikut-pegikutnya hingga akhir zaman. Dimana yang telah mengajarkan iman dan 
islam kepada kita, sehingga kita dapat menikmati indahnya keimanan dan Islam. 
Dengan penuh rasa syukur kami ucapkan karena dapat menyelesaikan tugas 
KMB I ini, yang diberikan oleh dosen Ns.Musriani,S.Kep.M.Kes, kepada kami 
sebagai tugas dalam mengikuti proses pembelajaran mata kuliah KMB I. Dalam 
penulisan dan penyusuan kata-kata pada tugas ini masih banyak kesalahan penulisan, 
untuk itu kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat 
membangun dari semua pambaca demi kesempurnaan makalah ini di masa yang 
akan datang. 
Akhir kata semoga Makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita 
semua. Amin. 
Wassalamu’alaikum Wr.Wb. 
Raha,18 November 2012 
Penulis,
DAFTAR ISI 
Halaman 
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i 
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii 
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii 
BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang ..................................................................... 1 
B. Tujuan .................................................................................. 1 
C. Batasan Masalah ................................................................ 1 
BAB II TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN 
KEJANG DEMAM 
A. Konsep Dasar ...................................................................... 2 
1. Pengertian ....................................................................... 2 
2. Etiologi ........................................................................... 2 
3. Klasifikasi....................................................................... 3 
4. Patofisiologi.................................................................... 5 
5. Manifestasi Klinik........................................................... 6 
6. Komplikasi ..................................................................... 7 
7. Pemeriksaan Penunjang .................................................. 8 
8. Penatalaksanaan Medik .................................................. 8 
B. Tinjauan Teoritis Tentang Asuhan Keperawatan ................ 11 
1. Pengkajian ...................................................................... 11 
2. Diagnosa Keperawatan ................................................. 12 
3. Intervensi Keperawatan ................................................. 13
4. Evaluasi .......................................................................... 15 
BAB IV KESIMPULAN 
A. Kesimpulan........................................................................... 16 
B. Saran .................................................................................... 16 
DAFTAR PUSTAKA
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar belakang 
Kejang demam merupakan kejang yang terjadi pada saat seorang bayi 
atau anak mengalami demam tanpa infeksi sistem saraf pusat. Kejang demam 
biasanya terjadi pada awal demam. Anak akan terlihat aneh untuk beberapa 
saat, kemudian kaku, kelojotan dan memutar matanya. Anak tidak responsif 
untuk beberapa waktu, napas akan terganggu, dan kulit akan tampak lebih 
gelap dari biasanya. Setelah kejang, anak akan segera normal kembali. 
Kejang biasanya berakhir kurang dari 1 menit, tetapi walaupun jarang dapat 
terjadi selama lebih dari 15 menit. 
Berdasarkan hal tersebut kelompok tertarik untuk membahas tentang 
penyakit kejang demam dan dapat mengaplikasikan dalam memberikan 
asuhan keperawatan khususnya kepada anak. 
B. Tujuan 
Tujuan penuliksan makalah ini adalah agar kami dapat menjelaskan : 
1. definisi penyakit kejang demam pada anak. 
2. etiologi penyakit kejang demam pada anak. 
3. manifestasi klinik penyakit kejang demam pada anak . 
4. patofisiologi penyakit kejang demam pada anak. 
5. komplikasi penyakit kejang demam pada anak. 
6. pemeriksaan diagnostik penyakit kejang demam pada anak . 
7. penatalaksanaan penyakit kejang demam pada anak. 
8. asuhan keperawatan yang harus diberikan pada klien dengan kejang 
demam. 
C. Batasan Masalah 
Batasan masalah yang dapat kami ajukan, yaitu kami hanya 
menjelaskan mengenai Asuhan Keperawatan Kejang Demam Pada Anak.
BAB II 
TINJAUAN TEORITIS 
A. Konsep dasar Kejang Demam 
1. Pengertian Kejang Demam 
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan 
suhu tubuh (suhu rektal lebih dari 380 C) yang disebabkan oleh suatu proses 
ekstrakranium. (Arif Mansjoer. 2000) 
Kejang demam (febrile convulsion) ialah bangkitan kejang yang 
terjadi pada kenaikan suhu tubuh yang disebabkan oleh suatu proses 
ekstrakranium. (Taslim. 1989) 
Kejang Demam (KD) adalah kejang yang terjadi pada suhu badan 
yang tinggi. Suhu badan yang tinggi ini disebabkan oleh kelainan 
ekstrakranial. (Livingston, 1954) 
Kejang demam adalah terbebasnya sekelompok neuron secara tiba-tiba 
yang mengakibatkan suatu kerusakan kesadaran, gerak, sensasi atau 
memori yang bersifat sementara (Hudak and Gallo,1996). 
Kejang demam adalah serangan pada anak yang terjadi dari kumpulan 
gejala dengan demam (Walley and Wong’s edisi III,1996). 
Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu 
tubuh (suhu rektal di atas 38° c) yang disebabkan oleh suatu proses 
ekstrakranium. Kejang demam sering juga disebut kejang demam tonik-klonik, 
sangat sering dijumpai pada anak-anak usia di bawah 5 tahun. Kejang 
ini disebabkan oleh adanya suatu awitan hypertermia yang timbul mendadak 
pada infeksi bakteri atau virus. (Sylvia A. Price, Latraine M. Wikson, 1995). 
Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada saat seorang bayi atau 
anak mengalami demam tanpa infeksi sistem saraf pusat (1,2). Hal ini dapat 
terjadi pada 2-5 % populasi anak. Umumnya kejang demam ini terjadi pada 
usia 6 bulan – 5 tahun dan jarang sekali terjadi untuk pertama kalinya pada 
usia <> 3 tahun. (Nurul Itqiyah, 2008) 
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan kejang demam adalah 
bangkitan kejang yang terjadi karena peningkatan suhu tubuh yang sering di 
jumpai pada usia anak dibawah lima tahun.
Kejang demam merupakan kelainan neurologis akut yang paling 
sering dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya 
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38oC) yang disebabkan oleh proses 
ekstrakranium. Penyebab demam terbanyak adalah infeksi saluran pernapasan 
bagian atas disusul infeksi saluran pencernaan. (Ngastiyah, 1997; 229). 
2. Etiologi 
Penyebab kejang demam menurut Buku Kapita Selekta Kedokteran belum 
diketahui dengan pasti, namun disebutkan penyebab utama kejang demam 
ialah demam yang tinggi. Demam yang terjadi sering disebabkan oleh : 
1. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) 
2. Gangguan metabolic 
3. Penyakit infeksi diluar susunan saraf misalnya tonsilitis, otitis media, 
bronchitis. 
4. Keracunan obat 
5. Faktor herediter 
6. Idiopatik. 
3. Patofisiologi 
Peningkatan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel 
neuron dan dalam waktu singkat terjadi difusi ion kalium dan natrium melalui 
membran tersebut dengan akibat teerjadinya lepas muatan listrik. Lepas 
muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas keseluruh sel 
maupun membran sel sekitarnya dengan bantuan bahan yang disebut 
neurotransmiter dan terjadi kejang. Kejang demam yang terjadi singkat pada 
umumnya tidak berbahaya dan tidak meninggalkan gejala sisa. Tetapi kejang 
yang berlangsung lama ( lebih dari 15 menit ) biasanya disertai apnea, 
meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang 
akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat yang disebabkan 
oleh metabolisme anaerobik, hipotensi arterial disertai denyut jantung yang 
tidak teratur dan suhu tubuh makin meningkat yang disebabkan oleh makin 
meningkatnya aktivitas otot, dan selanjutnya menyebabkan metabolisme otak 
meningkat. Faktor terpenting adalah gangguan peredaran darah yang 
mengakibatkan hipoksia sehingga meningkatkan permeabilitas kapiler dan 
timbul edema otak yang mngakibatkan kerusakan sel neuron otak. Kerusakan 
pada daerah medial lobus temporalis setelah mendapat serangan kejang yang 
berlangsung lama dapat menjadi matang dikemudian hari sehingga terjadi
serangan epilepsi spontan, karena itu kejang demam yang berlangsung lama 
dapat menyebabkan kelainan anatomis diotak hingga terjadi epilepsi. 
4. Klasifikasi Kejang Demam 
Menurut Livingston ( 1954) Kejang demam di bagi atas: 
Kejang demam sederhana : Kejang demam yang berlangsung singkat. Yang 
digolongkan kejang demam sederhana adalah 
a. kejang umum 
b. waktunya singkat 
c. umur serangan kurang dari 6 tahun 
d. frekuensi serangan 1-4 kali per tahun 
e. EEG normal 
Sedangkan menurut subbagian saraf anak FKUI, memodifikasi criteria 
Livingston untuk membuat diagnosis kejang demam sederhana yaitu : 
a. Umur anak ketika kejang antara 6 bulan sampai 4 tahun 
b. Kejang berlangsung sebentar, tidak melebihi 15 menit. 
c. Kejang bersifat umum. 
d. Kejang timbul dalam 16 jam pertama 
e. Pemeriksaan neurologist sebelum dan sesudah kejang normal 
f. Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu setelah suhu normal 
tidak menunjukkan kelainan. 
g. Frekuensi bangkitan kejang dalam 1 tahun tidak melebihi 4 kali. 
5. Manifestasi klinis 
Gejala berupa 
1. Suhu anak tinggi. 
2. Anak pucat / diam saja 
3. Mata terbelalak ke atas disertai kekakuan dan kelemahan. 
4. Umumnya kejang demam berlangsung singkat. 
5. Gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekauan atau hanya sentakan 
atau kekakuan fokal. 
6. Serangan tonik klonik ( dapat berhenti sendiri ) 
7. Kejang dapat diikuti sementara berlangsung beberapa menit 
8. Seringkali kejang berhenti sendiri.
6. Komplikasi 
Menurut Taslim S. Soetomenggolo dapat mengakibatkan : 
1. Kerusakan sel otak 
2. Penurunan IQ pada kejang demam yang berlangsung lama lebih dari 15 
menit dan bersifat unilateral 
3. Kelumpuhan 
7. Pemeriksaan Penunjang 
1. EEG 
Untuk membuktikan jenis kejang fokal / gangguan difusi otak akibat lesi 
organik, melalui pengukuran EEG ini dilakukan 1 minggu atau kurang 
setelah kejang. 
2. CT SCAN 
Untuk mengidentifikasi lesi serebral, mis: infark, hematoma, edema 
serebral, dan Abses. 
3. Pungsi Lumbal 
Pungsi lumbal adalah pemeriksaan cairan serebrospinal (cairan yang ada di 
otak dan kanal tulang belakang) untuk meneliti kecurigaan meningitis 
4. Laboratorium 
Darah tepi, lengkap ( Hb, Ht, Leukosit, Trombosit ) mengetahui sejak dini 
apabila ada komplikasi dan penyakit kejang demam. 
8. Penatalaksanaan Medis 
Pada penatalaksanaan kejang demam ada 3 hal yang perlu dikerjakan yaitu : 
1. Pengobatan Fase Akut 
Seringkali kejang berhenti sendiri. Pada waktu kejang pasien dimiringkan 
untuk mencegah aspirasi ludah atau muntahan. Jalan napas harus bebas 
agar oksigennisasi terjami. Perhatikan keadaan vital seperti kesadaran, 
tekanan darah, suhu, pernapasan dan fungsi jantung. Suhu tubuh tinggi 
diturunkan dengan kompres air dan pemberian antipiretik. 
Obat yang paling cepat menghentikan kejangadalah diazepam yang 
diberikan intravena atau intrarektal. Dosis diazepam intravena 0,3-0,5 
mg/kgBB/kali dengan kecepatan 1-2 mg/menit dengan dosis maksimal 20 
mg. bila kejang berhenti sebelum diazepam habis, hentikan penyuntikan, 
tunggu sebentar, dan bila tidak timbul kejang lagi jarum dicabut. Bila 
diazepam intravena tidak tersedia atau pemberiannya sulit gunakan
diazepam intrarektal 5 mg (BB<10>10kg). bila kejang tidak berhenti 
dapat diulang selang 5 menit kemudian. Bila tidak berhenti juga, berikan 
fenitoin dengan dosis awal 10-20 mg/kgBB secara intravena perlahan-lahan 
1 mg/kgBb/menit. Setelah pemberian fenitoin, harus dilakukan 
pembilasan dengan Nacl fisiologis karena fenitoin bersifat basa dan 
menyebabkan iritasi vena. 
Bila kejang berhenti dengan diazepam, lanjutkan dengan fenobarbital 
diberikan langsung setelah kejang berhenti. Dosis awal untuk bayi 1 
bulan -1 tahun 50 mg dan umur 1 tahun ke atas 75 mg secara 
intramuscular. Empat jama kemudian diberikan fenobarbital dosis rumat. 
Untuk 2 hari pertama dengan dosis 8-10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 
dosis, untuk hari-hari berikutnya dengan dosis 4-5 mg/kgBB/hari dibagi 2 
dosis. Selama keadaan belum membaik, obat diberikan secara suntikan 
dan setelah membaik per oral. Perhatikan bahwa dosis total tidak 
melebihi 200mg/hari. Efek sampingnya adalah hipotensi,penurunan 
kesadaran dan depresi pernapasan. Bila kejang berhenti dengan 
fenitoin,lanjutkna fenitoin dengan dosis 4-8mg/KgBB/hari, 12-24 jam 
setelah dosis awal. 
2. Mencari dan mengobati penyebab 
Pemeriksaan cairan serebrospinalis dilakukan untuk menyingkirkan 
kemungkinan meningitis, terutama pada pasien kejang demam yang 
pertama. Walaupun demikian kebanyakan dokter melakukan pungsi 
lumbal hanya pada kasus yang dicurigai sebagai meningitiss, misalnya 
bila ada gejala meningitis atau kejang demam berlangsung lama. 
3. Pengobatan profilaksis 
Ada 2 cara profilaksis, yaitu (1) profilaksis intermiten saat demam atau 
(2) profilaksis terus menerus dengan antikonvulsan setiap hari. Untuk 
profilaksis intermiten diberian diazepam secara oral dengan dosis 0,3-0,5 
mg/kgBB/hari dibagi menjadi 3 dosis saat pasien demam. Diazepam 
dapat diberikan pula secara intrarektal tiap 8 jam sebanyak 5mg 
(BB<10kg)>10kg) setiap pasien menunjukkan suhu lebih dari 38,5 0 C. 
efek samping diazepam adalah ataksia, mengantuk dan hipotonia. 
Profilaksis terus menerus berguna untuk mencegah berulangnya kejang 
demam berat yang dapat menyebabkan kerusakan otak tapi tidak dapat 
mencegah terjadinya epilepsy dikemudian hari. Profilaksis terus menerus 
setiap hari dengan fenobarbital 4-5mg.kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis. 
Obat lain yang dapat digunakan adalah asam valproat dengan dosis 15-40
mg/kgBB/hari. Antikonvulsan profilaksis selama 1-2 tahun setelah kejang 
terakhir dan dihentikan bertahap selama 1-2 bulan. 
Profilaksis terus menerus dapat dipertimbangkan bila ada 2 kriteria (termasuk 
poin 1 atau 2) yaitu : 
1. sebelum kejang demam yang pertama sudah ada kelainan neurologist atau 
perkembangan (misalnya serebral palsi atau mikrosefal) 
2. Kejang demam lebih dari 15 menit, fokal, atau diikuti kelainan 
neurologist sementara dan menetap. 
3. Ada riwayat kejang tanpa demma pada orang tua atau saudara kandung. 
4. bila kejang demam terjadi pada bayi berumur kurang dari 12 bulan atau 
terjadi kejang multiple dalam satu episode demam 
Bila hanya mmenuhi satu criteria saja dan ingin memberikan obat jangka 
panjang maka berikan profilaksis intermiten yaitu pada waktu anak demam 
dengan diazepam oral atau rectal tuap 8 jam disamping antipiretik.
B. Konsep Asuhan Keperawatan 
1. Pengkajian 
a. Aktifitas / Istirahat 
Gejala : Keletihan, kelemahan umum 
Keterbatasan dalam beraktifitas / bekerja yang ditimbulkan oleh diri 
sendiri / orang terdekat / pemberi asuhan kesehatan atau orang lain. 
Tanda : Perubahan tonus / kekuatan otot 
Gerakan involunter / kontraksi otot ataupun sekelompok otot. 
b. Sirkulasi 
Gejala : Iktal : Hipertensi, peningkatan nadi sianosis 
Posiktal : Tanda vital normal atau depresi dengan penurunan nadi dan 
pernafasan. 
c. Eliminasi 
Gejala : Inkontinensia episodik. 
Tanda : Iktal : Peningkatan tekanan kandung kemih dan 
tonus sfingter. 
Posiktal : Otot relaksasi yang menyebabkan inkontenensia ( baik urine 
/ fekal ). 
d. Makanan dan cairan 
Gejala : Sensitivitas terhadap makanan, mual / muntah yang 
berhubungan dengan aktifitas kejang. 
e. Neurosensori 
Gejala : Riwayat sakit kepala, aktifitas kejang berulang, pingsan, pusing. 
Riwayat trauma kepala, anoksia dan infeksi cerebral. 
f. Nyeri / kenyaman 
Gejala : Sakit kepala, nyeri otot / punggung pada periode posiktal. 
Tanda : Sikap / tingkah laku yang berhati –hati. 
Perubahan pada tonus otot. 
Tingkah laku distraksi / gelisah.
g. Pernafasan 
Gejala : Fase iktal : gigi mengatup, sianosis, pernafasan menurun / cepat, 
peningkatan sekresi mukus. 
Fase posiktal : apnea. 
2. Diagnosa Keperawatan 
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah 
2. Tidak Efektinya Bersihan Jalan Nafas berhubungan dengan Peningkatan 
Sekresi Mukus 
3. Gangguan volume cairan kurang dari kebutuhann tubuh b.d peningkatan 
suhu tubuh 
4. Resiko tinggi kejang berulang berhubungan dengan riwayat kejang 
5. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak 
adekuat. 
3. Intervensi Keperawatan 
1. Dx 1 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah 
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan cairan klien 
terpenuhi. 
Kriteria hasil : 
▶ TTV stabil 
▶ Menunjukkan adanya keseimbangan cairan seperti output urin 
adekuat. 
▶ Turgor kulit baik 
▶ membrane mukosa mulut lembab 
Intervensi : 
1. Ukur dan catat jumlah muntah yang dikleuarkan, warna, konsistensi. 
R/ : menentukan kehilangan dan kebutuhan cairan tubuh 
2. Berikan makanan dan cairan 
R/ : memnuhi kebutuhan makan dan minum 
3. Berikan support verbal dalam pemberian cairan 
R/ : meningkatkan konsumsi cairan klien 
4. Kolaborasi berikan pengobatan seperti obat antimual. 
R/ : menurunkan dan menghentikan muntah klien
5. Pantau Hasil Pemeriksaan Laboratorium 
R/ Untuk mengetahui status cairan klien. 
2. Dx 2 Tidak Efektinya Bersihan Jalan Nafas b.d Peningkatan Sekresi 
Mukus 
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan bersihan jalan 
nafas efektif 
Kriteria hasil : 
▶ sekresi mukus berkurang 
▶ tak kejang 
▶ gigi tak menggigit 
Intervensi : 
1. Ukur Tanda-tanda vital klien. 
R/ : untuk mengetahui status keadaan klien secara umum. 
2. Lakukan penghisapan lendir 
R/ : menurunkan resiko aspirasi 
3. Letakan klien pada posisi miring dan permukaan datar 
R/ : mencegah lidah jatuh kebelakang dan menyumbat jalan nafas 
4. Tanggalkan pakaian pada daerah leher atau dada dan abdomen 
R/ : untuk memfasilitasi usaha bernafas 
3. Dx. 3 Gangguan volume cairan kurang dari kebutuhann tubuh b.d 
peningkatan suhu tubuh 
Tujuan : Keseimbangan cairan terpenuhi 
1. Observasi TTV (suhu tubuh) tiap 4 jam 
R/ peningkatan suhu tubuh dari yang normal membutuhkan 
penambahan cairan. 
2. Hitung Intak & Output setiap pergantian shift. 
R/ Untuk mengetahui keseibangan cairan klien. 
3. Anjurkan pemasukan/minum sesuai program. 
R/ membantu mencagah kekurangan cairan. 
4. Kolaborasi pemeriksaan lab : Ht, Na, K. 
R/ mencerminkan tingkat / derajat dehidrasi.
4. Dx. 4 Resiko tinggi kejang berulang b.d riwayat kejang 
Tujuan : Agar tidak terjadi kejang berulang 
1. Observasi TTV (suhu tubuh) tiap 4 jam 
R/ peningkatan suhu tubuh dapat mengakibatkan kejang berulang. 
2. Observasi tanda-tanda kejang. 
R/ untuk dapat menentukan intervensi dengan segera. 
3. Kolaborasi pemberian obat anti kejang /konvulsi. 
R/ menanggulangi kejang berulang. 
5. Dx. 5 Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak 
adekuat. 
Tujuan : Peningkatan status nutrisi 
1. Tingkatkan intake makanan dengan menjaga privasi klien, 
mengurangi gangguan seperti bising/berisik, menjaga kebersihan 
ruangan. 
R/ cara khusus meningkatkan napsu makan. 
2. Bantu klien makan 
R/ membantu klien makan. 
3. selingi makan dengan minum 
R/ memudahkan makanan untuk masuk. 
4. Monitor hasil lab seperti HB, Ht 
R/ : Monitor status nutrisi klien 
5. Atur posisi semifowler saat memberikan makanan. 
R/ : Mengurangi regurtasi. 
4. Evaluasi 
1. Kekurangan volume cairan tidak terjadi 
2. Bersihan Jalan Nafas kembali efektif 
3. Keseimbangan kebutuhan cairan klien tercukupi. 
4. Resiko tinggi kejang berulang tidak terjadi 
5. kebutuhan Nutrisi klien dapat terpenuhi.
BAB III 
PENUTUP 
A. Kesimpulan 
1. Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu 
tubuh (suhu rektal lebih dari 380 C) yang disebabkan oleh suatu proses 
ekstrakranium. (Arif Mansjoer. 2000) 
2. Kejang demam (febrile convulsion) ialah bangkitan kejang yang terjadi pada 
kenaikan suhu tubuh yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. 
(Taslim. 1989) 
3. Kejang Demam (KD) adalah kejang yang terjadi pada suhu badan yang 
tinggi. Suhu badan yang tinggi ini disebabkan oleh kelainan ekstrakranial. 
(Livingston, 1954) 
B. Saran 
1. saya mengharapkan kritik dan pesan yang membangun untuk perbaikan 
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA 
http://www.google.com/askep kejang.diakses tanggal 16 november 2012.raha. 
http://www.google.com/askep kejang demam pada anak.diakses tanggal 16 
november 2012.raha. 
http://www.google.com/makalah asuhan keperawatan kejang demam.diakses tanggal 
17 november 2012.raha.

More Related Content

Viewers also liked

Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Septian Muna Barakati
 
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...Septian Muna Barakati
 
Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...
Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...
Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...Septian Muna Barakati
 
Makalah langkah langkah manajemen kebidanan
Makalah langkah langkah manajemen kebidananMakalah langkah langkah manajemen kebidanan
Makalah langkah langkah manajemen kebidananSeptian Muna Barakati
 
Buku pegangan guru seni budaya sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 2014 ...
Buku pegangan guru seni budaya sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 2014 ...Buku pegangan guru seni budaya sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 2014 ...
Buku pegangan guru seni budaya sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 2014 ...Septian Muna Barakati
 
La mobilité dans Drupal
La mobilité dans DrupalLa mobilité dans Drupal
La mobilité dans DrupalAdyax
 
Martine Rainville – Le droit d’auteur appliqué aux blogues 
Martine Rainville – Le droit d’auteur appliqué aux blogues Martine Rainville – Le droit d’auteur appliqué aux blogues 
Martine Rainville – Le droit d’auteur appliqué aux blogues Made in
 
C4021 Séance 8: Réseaux Sociaux
C4021 Séance 8: Réseaux SociauxC4021 Séance 8: Réseaux Sociaux
C4021 Séance 8: Réseaux SociauxAlexandru Panican
 
Concevoir et déployer sa e-newsletter
Concevoir et déployer sa e-newsletterConcevoir et déployer sa e-newsletter
Concevoir et déployer sa e-newsletterAisne Numérique
 
Implémentation d'un nouveau système d'information pour la comptabilité généra...
Implémentation d'un nouveau système d'information pour la comptabilité généra...Implémentation d'un nouveau système d'information pour la comptabilité généra...
Implémentation d'un nouveau système d'information pour la comptabilité généra...Es-Saleh Ouzouli
 
20110311 ecran geantv3
20110311   ecran geantv320110311   ecran geantv3
20110311 ecran geantv3jylaw
 

Viewers also liked (20)

Makalah kdm
Makalah kdmMakalah kdm
Makalah kdm
 
Makalah komunikasi
Makalah komunikasiMakalah komunikasi
Makalah komunikasi
 
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
 
Makalah konservasi
Makalah konservasiMakalah konservasi
Makalah konservasi
 
Makalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remajaMakalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remaja
 
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
 
Makalah kewirausahaan usaha lesehan
Makalah kewirausahaan  usaha lesehanMakalah kewirausahaan  usaha lesehan
Makalah kewirausahaan usaha lesehan
 
Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...
Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...
Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...
 
Makalah kesehatan tentang kb
Makalah kesehatan tentang kbMakalah kesehatan tentang kb
Makalah kesehatan tentang kb
 
Makalah kelainan metabolisme
Makalah kelainan metabolismeMakalah kelainan metabolisme
Makalah kelainan metabolisme
 
Makalah langkah langkah manajemen kebidanan
Makalah langkah langkah manajemen kebidananMakalah langkah langkah manajemen kebidanan
Makalah langkah langkah manajemen kebidanan
 
Makalah keperawatan anak
Makalah keperawatan anakMakalah keperawatan anak
Makalah keperawatan anak
 
Buku pegangan guru seni budaya sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 2014 ...
Buku pegangan guru seni budaya sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 2014 ...Buku pegangan guru seni budaya sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 2014 ...
Buku pegangan guru seni budaya sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 2014 ...
 
La mobilité dans Drupal
La mobilité dans DrupalLa mobilité dans Drupal
La mobilité dans Drupal
 
Véhicules électriques
Véhicules électriquesVéhicules électriques
Véhicules électriques
 
Martine Rainville – Le droit d’auteur appliqué aux blogues 
Martine Rainville – Le droit d’auteur appliqué aux blogues Martine Rainville – Le droit d’auteur appliqué aux blogues 
Martine Rainville – Le droit d’auteur appliqué aux blogues 
 
C4021 Séance 8: Réseaux Sociaux
C4021 Séance 8: Réseaux SociauxC4021 Séance 8: Réseaux Sociaux
C4021 Séance 8: Réseaux Sociaux
 
Concevoir et déployer sa e-newsletter
Concevoir et déployer sa e-newsletterConcevoir et déployer sa e-newsletter
Concevoir et déployer sa e-newsletter
 
Implémentation d'un nouveau système d'information pour la comptabilité généra...
Implémentation d'un nouveau système d'information pour la comptabilité généra...Implémentation d'un nouveau système d'information pour la comptabilité généra...
Implémentation d'un nouveau système d'information pour la comptabilité généra...
 
20110311 ecran geantv3
20110311   ecran geantv320110311   ecran geantv3
20110311 ecran geantv3
 

Similar to Makalah kmb i bu mus golo

Makalah kmb i bu mus golo
Makalah   kmb  i bu mus goloMakalah   kmb  i bu mus golo
Makalah kmb i bu mus goloWarnet Raha
 
Bab I k.anak pada kejang dan demam
Bab I k.anak pada kejang dan demam Bab I k.anak pada kejang dan demam
Bab I k.anak pada kejang dan demam Astriie Desiyanti
 
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkapTugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkapsyafa69
 
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to Makalah kmb i bu mus golo (20)

Makalah kmb i bu mus golo
Makalah   kmb  i bu mus goloMakalah   kmb  i bu mus golo
Makalah kmb i bu mus golo
 
Makalah kmb i bu mus golo
Makalah   kmb  i bu mus goloMakalah   kmb  i bu mus golo
Makalah kmb i bu mus golo
 
Bab ii fitra
Bab ii  fitraBab ii  fitra
Bab ii fitra
 
Askep kejang demama
Askep kejang demamaAskep kejang demama
Askep kejang demama
 
Bab I k.anak pada kejang dan demam
Bab I k.anak pada kejang dan demam Bab I k.anak pada kejang dan demam
Bab I k.anak pada kejang dan demam
 
Askep kejang demama AKPER PEMKAB MUNA
Askep kejang demama AKPER PEMKAB MUNA Askep kejang demama AKPER PEMKAB MUNA
Askep kejang demama AKPER PEMKAB MUNA
 
Kejang abyi
Kejang abyiKejang abyi
Kejang abyi
 
Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA
Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA
Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA
 
Lapkas anak
Lapkas anakLapkas anak
Lapkas anak
 
Power point kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Power point kejang demam AKPER PEMKAB MUNAPower point kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Power point kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep[ bunda AKPER PEMKAB MUNA
Askep[ bunda AKPER PEMKAB MUNAAskep[ bunda AKPER PEMKAB MUNA
Askep[ bunda AKPER PEMKAB MUNA
 
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkapTugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
 
Modul Demam
Modul Demam Modul Demam
Modul Demam
 
Pp kejang demam
Pp kejang demamPp kejang demam
Pp kejang demam
 
Lapkas kejang demam
Lapkas kejang demamLapkas kejang demam
Lapkas kejang demam
 
Tetanus=
Tetanus=Tetanus=
Tetanus=
 
Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam
Asuhan keperawatan pada anak kejang demamAsuhan keperawatan pada anak kejang demam
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam
 
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
 
Sindromatologi demam
Sindromatologi demamSindromatologi demam
Sindromatologi demam
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 

Recently uploaded (20)

PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 

Makalah kmb i bu mus golo

  • 1. MAKALAH KMB I DOSEN : Ns. MUSRIANI, S.Kep. M.Kes ASUHAN KEPERAWATAN KEJANG DEMAM PADA ANAK OLEH KELOMPOK 8 1. LA GOLO 2. ELIAS 3. HASRAT 4. SAIFUDIN AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER) PEMKAB. MUNA 2012
  • 2. KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Marilah kita panjatkan puji syukur kehadiraj Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah kita diberikan nikmat kesehatan hingga sampai sekarang ini. Dan tak lupa pula shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Serta para sahabat-sahabat-Nya, pengikut-pegikutnya hingga akhir zaman. Dimana yang telah mengajarkan iman dan islam kepada kita, sehingga kita dapat menikmati indahnya keimanan dan Islam. Dengan penuh rasa syukur kami ucapkan karena dapat menyelesaikan tugas KMB I ini, yang diberikan oleh dosen Ns.Musriani,S.Kep.M.Kes, kepada kami sebagai tugas dalam mengikuti proses pembelajaran mata kuliah KMB I. Dalam penulisan dan penyusuan kata-kata pada tugas ini masih banyak kesalahan penulisan, untuk itu kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pambaca demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Akhir kata semoga Makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Raha,18 November 2012 Penulis,
  • 3. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................. i KATA PENGANTAR ................................................................................ ii DAFTAR ISI .............................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................... 1 B. Tujuan .................................................................................. 1 C. Batasan Masalah ................................................................ 1 BAB II TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN KEJANG DEMAM A. Konsep Dasar ...................................................................... 2 1. Pengertian ....................................................................... 2 2. Etiologi ........................................................................... 2 3. Klasifikasi....................................................................... 3 4. Patofisiologi.................................................................... 5 5. Manifestasi Klinik........................................................... 6 6. Komplikasi ..................................................................... 7 7. Pemeriksaan Penunjang .................................................. 8 8. Penatalaksanaan Medik .................................................. 8 B. Tinjauan Teoritis Tentang Asuhan Keperawatan ................ 11 1. Pengkajian ...................................................................... 11 2. Diagnosa Keperawatan ................................................. 12 3. Intervensi Keperawatan ................................................. 13
  • 4. 4. Evaluasi .......................................................................... 15 BAB IV KESIMPULAN A. Kesimpulan........................................................................... 16 B. Saran .................................................................................... 16 DAFTAR PUSTAKA
  • 5. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kejang demam merupakan kejang yang terjadi pada saat seorang bayi atau anak mengalami demam tanpa infeksi sistem saraf pusat. Kejang demam biasanya terjadi pada awal demam. Anak akan terlihat aneh untuk beberapa saat, kemudian kaku, kelojotan dan memutar matanya. Anak tidak responsif untuk beberapa waktu, napas akan terganggu, dan kulit akan tampak lebih gelap dari biasanya. Setelah kejang, anak akan segera normal kembali. Kejang biasanya berakhir kurang dari 1 menit, tetapi walaupun jarang dapat terjadi selama lebih dari 15 menit. Berdasarkan hal tersebut kelompok tertarik untuk membahas tentang penyakit kejang demam dan dapat mengaplikasikan dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya kepada anak. B. Tujuan Tujuan penuliksan makalah ini adalah agar kami dapat menjelaskan : 1. definisi penyakit kejang demam pada anak. 2. etiologi penyakit kejang demam pada anak. 3. manifestasi klinik penyakit kejang demam pada anak . 4. patofisiologi penyakit kejang demam pada anak. 5. komplikasi penyakit kejang demam pada anak. 6. pemeriksaan diagnostik penyakit kejang demam pada anak . 7. penatalaksanaan penyakit kejang demam pada anak. 8. asuhan keperawatan yang harus diberikan pada klien dengan kejang demam. C. Batasan Masalah Batasan masalah yang dapat kami ajukan, yaitu kami hanya menjelaskan mengenai Asuhan Keperawatan Kejang Demam Pada Anak.
  • 6. BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep dasar Kejang Demam 1. Pengertian Kejang Demam Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal lebih dari 380 C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. (Arif Mansjoer. 2000) Kejang demam (febrile convulsion) ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. (Taslim. 1989) Kejang Demam (KD) adalah kejang yang terjadi pada suhu badan yang tinggi. Suhu badan yang tinggi ini disebabkan oleh kelainan ekstrakranial. (Livingston, 1954) Kejang demam adalah terbebasnya sekelompok neuron secara tiba-tiba yang mengakibatkan suatu kerusakan kesadaran, gerak, sensasi atau memori yang bersifat sementara (Hudak and Gallo,1996). Kejang demam adalah serangan pada anak yang terjadi dari kumpulan gejala dengan demam (Walley and Wong’s edisi III,1996). Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38° c) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang demam sering juga disebut kejang demam tonik-klonik, sangat sering dijumpai pada anak-anak usia di bawah 5 tahun. Kejang ini disebabkan oleh adanya suatu awitan hypertermia yang timbul mendadak pada infeksi bakteri atau virus. (Sylvia A. Price, Latraine M. Wikson, 1995). Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada saat seorang bayi atau anak mengalami demam tanpa infeksi sistem saraf pusat (1,2). Hal ini dapat terjadi pada 2-5 % populasi anak. Umumnya kejang demam ini terjadi pada usia 6 bulan – 5 tahun dan jarang sekali terjadi untuk pertama kalinya pada usia <> 3 tahun. (Nurul Itqiyah, 2008) Dari pengertian diatas dapat disimpulkan kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karena peningkatan suhu tubuh yang sering di jumpai pada usia anak dibawah lima tahun.
  • 7. Kejang demam merupakan kelainan neurologis akut yang paling sering dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38oC) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. Penyebab demam terbanyak adalah infeksi saluran pernapasan bagian atas disusul infeksi saluran pencernaan. (Ngastiyah, 1997; 229). 2. Etiologi Penyebab kejang demam menurut Buku Kapita Selekta Kedokteran belum diketahui dengan pasti, namun disebutkan penyebab utama kejang demam ialah demam yang tinggi. Demam yang terjadi sering disebabkan oleh : 1. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) 2. Gangguan metabolic 3. Penyakit infeksi diluar susunan saraf misalnya tonsilitis, otitis media, bronchitis. 4. Keracunan obat 5. Faktor herediter 6. Idiopatik. 3. Patofisiologi Peningkatan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu singkat terjadi difusi ion kalium dan natrium melalui membran tersebut dengan akibat teerjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas keseluruh sel maupun membran sel sekitarnya dengan bantuan bahan yang disebut neurotransmiter dan terjadi kejang. Kejang demam yang terjadi singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak meninggalkan gejala sisa. Tetapi kejang yang berlangsung lama ( lebih dari 15 menit ) biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat yang disebabkan oleh metabolisme anaerobik, hipotensi arterial disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh makin meningkat yang disebabkan oleh makin meningkatnya aktivitas otot, dan selanjutnya menyebabkan metabolisme otak meningkat. Faktor terpenting adalah gangguan peredaran darah yang mengakibatkan hipoksia sehingga meningkatkan permeabilitas kapiler dan timbul edema otak yang mngakibatkan kerusakan sel neuron otak. Kerusakan pada daerah medial lobus temporalis setelah mendapat serangan kejang yang berlangsung lama dapat menjadi matang dikemudian hari sehingga terjadi
  • 8. serangan epilepsi spontan, karena itu kejang demam yang berlangsung lama dapat menyebabkan kelainan anatomis diotak hingga terjadi epilepsi. 4. Klasifikasi Kejang Demam Menurut Livingston ( 1954) Kejang demam di bagi atas: Kejang demam sederhana : Kejang demam yang berlangsung singkat. Yang digolongkan kejang demam sederhana adalah a. kejang umum b. waktunya singkat c. umur serangan kurang dari 6 tahun d. frekuensi serangan 1-4 kali per tahun e. EEG normal Sedangkan menurut subbagian saraf anak FKUI, memodifikasi criteria Livingston untuk membuat diagnosis kejang demam sederhana yaitu : a. Umur anak ketika kejang antara 6 bulan sampai 4 tahun b. Kejang berlangsung sebentar, tidak melebihi 15 menit. c. Kejang bersifat umum. d. Kejang timbul dalam 16 jam pertama e. Pemeriksaan neurologist sebelum dan sesudah kejang normal f. Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu setelah suhu normal tidak menunjukkan kelainan. g. Frekuensi bangkitan kejang dalam 1 tahun tidak melebihi 4 kali. 5. Manifestasi klinis Gejala berupa 1. Suhu anak tinggi. 2. Anak pucat / diam saja 3. Mata terbelalak ke atas disertai kekakuan dan kelemahan. 4. Umumnya kejang demam berlangsung singkat. 5. Gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekauan atau hanya sentakan atau kekakuan fokal. 6. Serangan tonik klonik ( dapat berhenti sendiri ) 7. Kejang dapat diikuti sementara berlangsung beberapa menit 8. Seringkali kejang berhenti sendiri.
  • 9. 6. Komplikasi Menurut Taslim S. Soetomenggolo dapat mengakibatkan : 1. Kerusakan sel otak 2. Penurunan IQ pada kejang demam yang berlangsung lama lebih dari 15 menit dan bersifat unilateral 3. Kelumpuhan 7. Pemeriksaan Penunjang 1. EEG Untuk membuktikan jenis kejang fokal / gangguan difusi otak akibat lesi organik, melalui pengukuran EEG ini dilakukan 1 minggu atau kurang setelah kejang. 2. CT SCAN Untuk mengidentifikasi lesi serebral, mis: infark, hematoma, edema serebral, dan Abses. 3. Pungsi Lumbal Pungsi lumbal adalah pemeriksaan cairan serebrospinal (cairan yang ada di otak dan kanal tulang belakang) untuk meneliti kecurigaan meningitis 4. Laboratorium Darah tepi, lengkap ( Hb, Ht, Leukosit, Trombosit ) mengetahui sejak dini apabila ada komplikasi dan penyakit kejang demam. 8. Penatalaksanaan Medis Pada penatalaksanaan kejang demam ada 3 hal yang perlu dikerjakan yaitu : 1. Pengobatan Fase Akut Seringkali kejang berhenti sendiri. Pada waktu kejang pasien dimiringkan untuk mencegah aspirasi ludah atau muntahan. Jalan napas harus bebas agar oksigennisasi terjami. Perhatikan keadaan vital seperti kesadaran, tekanan darah, suhu, pernapasan dan fungsi jantung. Suhu tubuh tinggi diturunkan dengan kompres air dan pemberian antipiretik. Obat yang paling cepat menghentikan kejangadalah diazepam yang diberikan intravena atau intrarektal. Dosis diazepam intravena 0,3-0,5 mg/kgBB/kali dengan kecepatan 1-2 mg/menit dengan dosis maksimal 20 mg. bila kejang berhenti sebelum diazepam habis, hentikan penyuntikan, tunggu sebentar, dan bila tidak timbul kejang lagi jarum dicabut. Bila diazepam intravena tidak tersedia atau pemberiannya sulit gunakan
  • 10. diazepam intrarektal 5 mg (BB<10>10kg). bila kejang tidak berhenti dapat diulang selang 5 menit kemudian. Bila tidak berhenti juga, berikan fenitoin dengan dosis awal 10-20 mg/kgBB secara intravena perlahan-lahan 1 mg/kgBb/menit. Setelah pemberian fenitoin, harus dilakukan pembilasan dengan Nacl fisiologis karena fenitoin bersifat basa dan menyebabkan iritasi vena. Bila kejang berhenti dengan diazepam, lanjutkan dengan fenobarbital diberikan langsung setelah kejang berhenti. Dosis awal untuk bayi 1 bulan -1 tahun 50 mg dan umur 1 tahun ke atas 75 mg secara intramuscular. Empat jama kemudian diberikan fenobarbital dosis rumat. Untuk 2 hari pertama dengan dosis 8-10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis, untuk hari-hari berikutnya dengan dosis 4-5 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis. Selama keadaan belum membaik, obat diberikan secara suntikan dan setelah membaik per oral. Perhatikan bahwa dosis total tidak melebihi 200mg/hari. Efek sampingnya adalah hipotensi,penurunan kesadaran dan depresi pernapasan. Bila kejang berhenti dengan fenitoin,lanjutkna fenitoin dengan dosis 4-8mg/KgBB/hari, 12-24 jam setelah dosis awal. 2. Mencari dan mengobati penyebab Pemeriksaan cairan serebrospinalis dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan meningitis, terutama pada pasien kejang demam yang pertama. Walaupun demikian kebanyakan dokter melakukan pungsi lumbal hanya pada kasus yang dicurigai sebagai meningitiss, misalnya bila ada gejala meningitis atau kejang demam berlangsung lama. 3. Pengobatan profilaksis Ada 2 cara profilaksis, yaitu (1) profilaksis intermiten saat demam atau (2) profilaksis terus menerus dengan antikonvulsan setiap hari. Untuk profilaksis intermiten diberian diazepam secara oral dengan dosis 0,3-0,5 mg/kgBB/hari dibagi menjadi 3 dosis saat pasien demam. Diazepam dapat diberikan pula secara intrarektal tiap 8 jam sebanyak 5mg (BB<10kg)>10kg) setiap pasien menunjukkan suhu lebih dari 38,5 0 C. efek samping diazepam adalah ataksia, mengantuk dan hipotonia. Profilaksis terus menerus berguna untuk mencegah berulangnya kejang demam berat yang dapat menyebabkan kerusakan otak tapi tidak dapat mencegah terjadinya epilepsy dikemudian hari. Profilaksis terus menerus setiap hari dengan fenobarbital 4-5mg.kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis. Obat lain yang dapat digunakan adalah asam valproat dengan dosis 15-40
  • 11. mg/kgBB/hari. Antikonvulsan profilaksis selama 1-2 tahun setelah kejang terakhir dan dihentikan bertahap selama 1-2 bulan. Profilaksis terus menerus dapat dipertimbangkan bila ada 2 kriteria (termasuk poin 1 atau 2) yaitu : 1. sebelum kejang demam yang pertama sudah ada kelainan neurologist atau perkembangan (misalnya serebral palsi atau mikrosefal) 2. Kejang demam lebih dari 15 menit, fokal, atau diikuti kelainan neurologist sementara dan menetap. 3. Ada riwayat kejang tanpa demma pada orang tua atau saudara kandung. 4. bila kejang demam terjadi pada bayi berumur kurang dari 12 bulan atau terjadi kejang multiple dalam satu episode demam Bila hanya mmenuhi satu criteria saja dan ingin memberikan obat jangka panjang maka berikan profilaksis intermiten yaitu pada waktu anak demam dengan diazepam oral atau rectal tuap 8 jam disamping antipiretik.
  • 12. B. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian a. Aktifitas / Istirahat Gejala : Keletihan, kelemahan umum Keterbatasan dalam beraktifitas / bekerja yang ditimbulkan oleh diri sendiri / orang terdekat / pemberi asuhan kesehatan atau orang lain. Tanda : Perubahan tonus / kekuatan otot Gerakan involunter / kontraksi otot ataupun sekelompok otot. b. Sirkulasi Gejala : Iktal : Hipertensi, peningkatan nadi sianosis Posiktal : Tanda vital normal atau depresi dengan penurunan nadi dan pernafasan. c. Eliminasi Gejala : Inkontinensia episodik. Tanda : Iktal : Peningkatan tekanan kandung kemih dan tonus sfingter. Posiktal : Otot relaksasi yang menyebabkan inkontenensia ( baik urine / fekal ). d. Makanan dan cairan Gejala : Sensitivitas terhadap makanan, mual / muntah yang berhubungan dengan aktifitas kejang. e. Neurosensori Gejala : Riwayat sakit kepala, aktifitas kejang berulang, pingsan, pusing. Riwayat trauma kepala, anoksia dan infeksi cerebral. f. Nyeri / kenyaman Gejala : Sakit kepala, nyeri otot / punggung pada periode posiktal. Tanda : Sikap / tingkah laku yang berhati –hati. Perubahan pada tonus otot. Tingkah laku distraksi / gelisah.
  • 13. g. Pernafasan Gejala : Fase iktal : gigi mengatup, sianosis, pernafasan menurun / cepat, peningkatan sekresi mukus. Fase posiktal : apnea. 2. Diagnosa Keperawatan 1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah 2. Tidak Efektinya Bersihan Jalan Nafas berhubungan dengan Peningkatan Sekresi Mukus 3. Gangguan volume cairan kurang dari kebutuhann tubuh b.d peningkatan suhu tubuh 4. Resiko tinggi kejang berulang berhubungan dengan riwayat kejang 5. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat. 3. Intervensi Keperawatan 1. Dx 1 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan cairan klien terpenuhi. Kriteria hasil : ▶ TTV stabil ▶ Menunjukkan adanya keseimbangan cairan seperti output urin adekuat. ▶ Turgor kulit baik ▶ membrane mukosa mulut lembab Intervensi : 1. Ukur dan catat jumlah muntah yang dikleuarkan, warna, konsistensi. R/ : menentukan kehilangan dan kebutuhan cairan tubuh 2. Berikan makanan dan cairan R/ : memnuhi kebutuhan makan dan minum 3. Berikan support verbal dalam pemberian cairan R/ : meningkatkan konsumsi cairan klien 4. Kolaborasi berikan pengobatan seperti obat antimual. R/ : menurunkan dan menghentikan muntah klien
  • 14. 5. Pantau Hasil Pemeriksaan Laboratorium R/ Untuk mengetahui status cairan klien. 2. Dx 2 Tidak Efektinya Bersihan Jalan Nafas b.d Peningkatan Sekresi Mukus Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan bersihan jalan nafas efektif Kriteria hasil : ▶ sekresi mukus berkurang ▶ tak kejang ▶ gigi tak menggigit Intervensi : 1. Ukur Tanda-tanda vital klien. R/ : untuk mengetahui status keadaan klien secara umum. 2. Lakukan penghisapan lendir R/ : menurunkan resiko aspirasi 3. Letakan klien pada posisi miring dan permukaan datar R/ : mencegah lidah jatuh kebelakang dan menyumbat jalan nafas 4. Tanggalkan pakaian pada daerah leher atau dada dan abdomen R/ : untuk memfasilitasi usaha bernafas 3. Dx. 3 Gangguan volume cairan kurang dari kebutuhann tubuh b.d peningkatan suhu tubuh Tujuan : Keseimbangan cairan terpenuhi 1. Observasi TTV (suhu tubuh) tiap 4 jam R/ peningkatan suhu tubuh dari yang normal membutuhkan penambahan cairan. 2. Hitung Intak & Output setiap pergantian shift. R/ Untuk mengetahui keseibangan cairan klien. 3. Anjurkan pemasukan/minum sesuai program. R/ membantu mencagah kekurangan cairan. 4. Kolaborasi pemeriksaan lab : Ht, Na, K. R/ mencerminkan tingkat / derajat dehidrasi.
  • 15. 4. Dx. 4 Resiko tinggi kejang berulang b.d riwayat kejang Tujuan : Agar tidak terjadi kejang berulang 1. Observasi TTV (suhu tubuh) tiap 4 jam R/ peningkatan suhu tubuh dapat mengakibatkan kejang berulang. 2. Observasi tanda-tanda kejang. R/ untuk dapat menentukan intervensi dengan segera. 3. Kolaborasi pemberian obat anti kejang /konvulsi. R/ menanggulangi kejang berulang. 5. Dx. 5 Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat. Tujuan : Peningkatan status nutrisi 1. Tingkatkan intake makanan dengan menjaga privasi klien, mengurangi gangguan seperti bising/berisik, menjaga kebersihan ruangan. R/ cara khusus meningkatkan napsu makan. 2. Bantu klien makan R/ membantu klien makan. 3. selingi makan dengan minum R/ memudahkan makanan untuk masuk. 4. Monitor hasil lab seperti HB, Ht R/ : Monitor status nutrisi klien 5. Atur posisi semifowler saat memberikan makanan. R/ : Mengurangi regurtasi. 4. Evaluasi 1. Kekurangan volume cairan tidak terjadi 2. Bersihan Jalan Nafas kembali efektif 3. Keseimbangan kebutuhan cairan klien tercukupi. 4. Resiko tinggi kejang berulang tidak terjadi 5. kebutuhan Nutrisi klien dapat terpenuhi.
  • 16. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal lebih dari 380 C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. (Arif Mansjoer. 2000) 2. Kejang demam (febrile convulsion) ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. (Taslim. 1989) 3. Kejang Demam (KD) adalah kejang yang terjadi pada suhu badan yang tinggi. Suhu badan yang tinggi ini disebabkan oleh kelainan ekstrakranial. (Livingston, 1954) B. Saran 1. saya mengharapkan kritik dan pesan yang membangun untuk perbaikan selanjutnya.
  • 17. DAFTAR PUSTAKA http://www.google.com/askep kejang.diakses tanggal 16 november 2012.raha. http://www.google.com/askep kejang demam pada anak.diakses tanggal 16 november 2012.raha. http://www.google.com/makalah asuhan keperawatan kejang demam.diakses tanggal 17 november 2012.raha.