SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
DI SUSUN OLEH KELOMPOK 8
A. Konsep dasar Kejang
Demam
1. Pengertian Kejang Demam
 Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi
pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal lebih dari 380
C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
(Arif Mansjoer. 2000)
 Kejang demam (febrile convulsion) ialah bangkitan
kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh yang
disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. (Taslim.
1989)
2. Etiologi








Penyebab kejang demam menurut Buku Kapita
Selekta Kedokteran belum diketahui dengan pasti,
namun disebutkan penyebab utama kejang demam
ialah demam yang tinggi. Demam yang terjadi sering
disebabkan oleh :
Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
Gangguan metabolic
Penyakit infeksi diluar susunan saraf misalnya
tonsilitis, otitis media, bronchitis.
Keracunan obat
Faktor herediter
Idiopatik.
3. Patofisiologi
 Peningkatan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan

dari membran sel neuron dan dalam waktu singkat terjadi
difusi ion kalium dan natrium melalui membran tersebut
dengan akibat teerjadinya lepas muatan listrik. Lepas
muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat
meluas keseluruh sel maupun membran sel sekitarnya
dengan bantuan bahan yang disebut neurotransmiter dan
terjadi kejang. Kejang demam yang terjadi singkat pada
umumnya tidak berbahaya dan tidak meninggalkan gejala
sisa. Tetapi kejang yang berlangsung lama ( lebih dari 15
menit ) biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan
oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang
akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat
yang disebabkan oleh metabolisme anaerobik, hipotensi
arterial disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu
tubuh makin meningkat yang disebabkan oleh makin
meningkatnya
aktivitas
otot,
dan
selanjutnya
menyebabkan metabolisme otak meningkat
Lanjutan..!!
 Faktor terpenting adalah gangguan peredaran darah

yang mengakibatkan hipoksia sehingga meningkatkan
permeabilitas kapiler dan timbul edema otak yang
mngakibatkan kerusakan sel neuron otak. Kerusakan
pada daerah medial lobus temporalis setelah
mendapat serangan kejang yang berlangsung lama
dapat menjadi matang dikemudian hari sehingga
terjadi serangan epilepsi spontan, karena itu kejang
demam yang berlangsung lama dapat menyebabkan
kelainan anatomis diotak hingga terjadi epilepsi.
4. Klasifikasi Kejang Demam
Menurut Livingston ( 1954) Kejang demam di bagi
atas:
 Kejang demam sederhana : Kejang demam yang
berlangsung singkat. Yang digolongkan kejang demam
sederhana adalah
 kejang umum
 waktunya singkat
 umur serangan kurang dari 6 tahun
 frekuensi serangan 1-4 kali per tahun

 EEG normal
Sedangkan menurut subbagian saraf anak FKUI,
memodifikasi criteria Livingston untuk membuat
diagnosis kejang demam sederhana yaitu :
 Umur anak ketika kejang antara 6 bulan sampai 4 tahun
 Kejang berlangsung sebentar, tidak melebihi 15 menit.
 Kejang bersifat umum.
 Kejang timbul dalam 16 jam pertama
 Pemeriksaan neurologist sebelum dan sesudah kejang

normal
 Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu setelah
suhu normal tidak menunjukkan kelainan.
 Frekuensi bangkitan kejang dalam 1 tahun tidak melebihi 4
kali.
5. Manifestasi klinis










Gejala berupa
Suhu anak tinggi.
Anak pucat / diam saja
Mata terbelalak ke atas disertai kekakuan dan kelemahan.
Umumnya kejang demam berlangsung singkat.
Gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekauan atau
hanya sentakan atau kekakuan fokal.
Serangan tonik klonik ( dapat berhenti sendiri )
Kejang dapat diikuti sementara berlangsung beberapa
menit
Seringkali kejang berhenti sendiri.
6. Komplikasi
 Menurut Taslim S. Soetomenggolo dapat

mengakibatkan :
 Kerusakan sel otak
 Penurunan IQ pada kejang demam yang berlangsung
lama lebih dari 15 menit dan bersifat unilateral
 Kelumpuhan
7. Pemeriksaan Penunjang
 EEG

Untuk membuktikan jenis kejang fokal / gangguan difusi
otak akibat lesi organik, melalui pengukuran EEG ini
dilakukan 1 minggu atau kurang setelah kejang.
 CT SCAN
mengidentifikasi lesi serebral, mis: infark, hematoma,
edema serebral, dan Abses.
 Pungsi Lumbal
Pungsi lumbal adalah pemeriksaan cairan serebrospinal
(cairan yang ada di otak dan kanal tulang belakang) untuk
meneliti kecurigaan meningitis
 Laboratorium
Darah tepi, lengkap ( Hb, Ht, Leukosit, Trombosit )
mengetahui sejak dini apabila ada komplikasi dan penyakit
kejang demam.
8. Penatalaksanaan Medis
Pada penatalaksanaan kejang demam ada 3 hal yang perlu
dikerjakan yaitu :
1. Pengobatan Fase Akut
 Seringkali kejang berhenti sendiri. Pada waktu kejang
pasien dimiringkan untuk mencegah aspirasi ludah atau
muntahan. Jalan napas harus bebas agar oksigennisasi
terjami. Perhatikan keadaan vital seperti kesadaran,
tekanan darah, suhu, pernapasan dan fungsi jantung. Suhu
tubuh tinggi diturunkan dengan kompres air dan
pemberian antipiretik.
 Obat yang paling cepat menghentikan kejang adalah
diazepam yang diberikan intravena atau intrarektal. Dosis
diazepam intravena 0,3-0,5 mg/kgBB/kali dengan
kecepatan 1-2 mg/menit dengan dosis maksimal 20 mg.
bila kejang berhenti sebelum diazepam habis, hentikan
penyuntikan, tunggu sebentar, dan bila tidak timbul
kejang lagi jarum dicabut
Lanjutan..!!
 Bila

diazepam intravena tidak tersedia atau
pemberiannya sulit gunakan diazepam intrarektal 5
mg (BB<10>10kg). bila kejang tidak berhenti dapat
diulang selang 5 menit kemudian. Bila tidak berhenti
juga, berikan fenitoin dengan dosis awal 10-20
mg/kgBB secara intravena perlahan-lahan 1
mg/kgBb/menit. Setelah pemberian fenitoin, harus
dilakukan pembilasan dengan Nacl fisiologis karena
fenitoin bersifat basa dan menyebabkan iritasi vena.
Lanjutan..
 Bila kejang berhenti dengan diazepam, lanjutkan dengan

fenobarbital diberikan langsung setelah kejang berhenti.
Dosis awal untuk bayi 1 bulan -1 tahun 50 mg dan umur 1
tahun ke atas 75 mg secara intramuscular. Empat jama
kemudian diberikan fenobarbital dosis rumat. Untuk 2 hari
pertama dengan dosis 8-10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2
dosis, untuk hari-hari berikutnya dengan dosis 4-5
mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis. Selama keadaan belum
membaik, obat diberikan secara suntikan dan setelah
membaik per oral. Perhatikan bahwa dosis total tidak
melebihi
200mg/hari.
Efek
sampingnya
adalah
hipotensi,penurunan kesadaran dan depresi pernapasan.
Bila kejang berhenti dengan fenitoin,lanjutkna fenitoin
dengan dosis 4-8mg/KgBB/hari, 12-24 jam setelah dosis
awal.
2. Mencari dan mengobati penyebab
 Pemeriksaan cairan serebrospinalis dilakukan untuk

menyingkirkan kemungkinan meningitis, terutama
pada pasien kejang demam yang pertama. Walaupun
demikian kebanyakan dokter melakukan pungsi
lumbal hanya pada kasus yang dicurigai sebagai
meningitiss, misalnya bila ada gejala meningitis atau
kejang demam berlangsung lama.
3. Pengobatan profilaksis
 Ada 2 cara profilaksis, yaitu

(1) profilaksis intermiten saat demam atau
(2) profilaksis terus menerus dengan antikonvulsan
setiap hari
.

TAMAT

More Related Content

What's hot (20)

Referat low back pain
Referat low back painReferat low back pain
Referat low back pain
 
Tamponade Jantung
Tamponade JantungTamponade Jantung
Tamponade Jantung
 
Case OMSK
Case OMSKCase OMSK
Case OMSK
 
Fototerapi
FototerapiFototerapi
Fototerapi
 
Peritonitis generalisata
Peritonitis generalisataPeritonitis generalisata
Peritonitis generalisata
 
Ikterus Neonatorum
Ikterus NeonatorumIkterus Neonatorum
Ikterus Neonatorum
 
Kista Bartholini
Kista BartholiniKista Bartholini
Kista Bartholini
 
Stroke
StrokeStroke
Stroke
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektil
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
Cedera Kepala
Cedera KepalaCedera Kepala
Cedera Kepala
 
Batu saluran kemih
Batu saluran kemihBatu saluran kemih
Batu saluran kemih
 
Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
ppt-meningitis
ppt-meningitisppt-meningitis
ppt-meningitis
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
 
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
 
Presentasi Tekanan Intrakranial
Presentasi Tekanan IntrakranialPresentasi Tekanan Intrakranial
Presentasi Tekanan Intrakranial
 
Ppt edema paru referat rifki
Ppt edema paru referat rifkiPpt edema paru referat rifki
Ppt edema paru referat rifki
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 

Viewers also liked

Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anAsuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anRismayanti Hairil
 
Kb 3 asuhan kejang dan tetanus
Kb 3 asuhan kejang dan tetanusKb 3 asuhan kejang dan tetanus
Kb 3 asuhan kejang dan tetanuspjj_kemenkes
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demamwagamama6
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demamEka Yuliana
 
Ppt referat-kejang-demam
Ppt referat-kejang-demamPpt referat-kejang-demam
Ppt referat-kejang-demamGenni Surhan
 

Viewers also liked (9)

Kejang Demam
Kejang DemamKejang Demam
Kejang Demam
 
Penatalaksanaan kejang
Penatalaksanaan kejangPenatalaksanaan kejang
Penatalaksanaan kejang
 
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anAsuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
 
Kb 3 asuhan kejang dan tetanus
Kb 3 asuhan kejang dan tetanusKb 3 asuhan kejang dan tetanus
Kb 3 asuhan kejang dan tetanus
 
kejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
kejang-demam-terbaru-presentasi-pptkejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
kejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demam
 
Ppt referat-kejang-demam
Ppt referat-kejang-demamPpt referat-kejang-demam
Ppt referat-kejang-demam
 
Ppt lapsus ika
Ppt lapsus ikaPpt lapsus ika
Ppt lapsus ika
 

Similar to Power point kejang demam AKPER PEMKAB MUNA (20)

Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
 
Lapkas anak
Lapkas anakLapkas anak
Lapkas anak
 
PPT KEJANG DEMAM.pptx
PPT KEJANG DEMAM.pptxPPT KEJANG DEMAM.pptx
PPT KEJANG DEMAM.pptx
 
Pp kejang demam
Pp kejang demamPp kejang demam
Pp kejang demam
 
Bab ii fitra
Bab ii  fitraBab ii  fitra
Bab ii fitra
 
Askep kejang demama
Askep kejang demamaAskep kejang demama
Askep kejang demama
 
Askep[ bunda AKPER PEMKAB MUNA
Askep[ bunda AKPER PEMKAB MUNAAskep[ bunda AKPER PEMKAB MUNA
Askep[ bunda AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam
Asuhan keperawatan pada anak kejang demamAsuhan keperawatan pada anak kejang demam
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam
 
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep kejang AKPER PEMKAB MUNA
Askep kejang AKPER PEMKAB MUNA Askep kejang AKPER PEMKAB MUNA
Askep kejang AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep kejang
Askep kejangAskep kejang
Askep kejang
 
2. Kejang Demam Pada Anak.pdf
2. Kejang Demam Pada Anak.pdf2. Kejang Demam Pada Anak.pdf
2. Kejang Demam Pada Anak.pdf
 
Anak
Anak Anak
Anak
 
Demam pada anak
Demam pada anakDemam pada anak
Demam pada anak
 
Kejang
KejangKejang
Kejang
 
Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
 
Kasus asuhan kejang 1
Kasus asuhan kejang 1Kasus asuhan kejang 1
Kasus asuhan kejang 1
 
Demam pada anak
Demam pada anakDemam pada anak
Demam pada anak
 
Kejang abyi
Kejang abyiKejang abyi
Kejang abyi
 
Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA
Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA
Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Power point kejang demam AKPER PEMKAB MUNA

  • 1. DI SUSUN OLEH KELOMPOK 8
  • 2. A. Konsep dasar Kejang Demam 1. Pengertian Kejang Demam  Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal lebih dari 380 C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. (Arif Mansjoer. 2000)  Kejang demam (febrile convulsion) ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. (Taslim. 1989)
  • 3. 2. Etiologi       Penyebab kejang demam menurut Buku Kapita Selekta Kedokteran belum diketahui dengan pasti, namun disebutkan penyebab utama kejang demam ialah demam yang tinggi. Demam yang terjadi sering disebabkan oleh : Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) Gangguan metabolic Penyakit infeksi diluar susunan saraf misalnya tonsilitis, otitis media, bronchitis. Keracunan obat Faktor herediter Idiopatik.
  • 4. 3. Patofisiologi  Peningkatan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu singkat terjadi difusi ion kalium dan natrium melalui membran tersebut dengan akibat teerjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas keseluruh sel maupun membran sel sekitarnya dengan bantuan bahan yang disebut neurotransmiter dan terjadi kejang. Kejang demam yang terjadi singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak meninggalkan gejala sisa. Tetapi kejang yang berlangsung lama ( lebih dari 15 menit ) biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat yang disebabkan oleh metabolisme anaerobik, hipotensi arterial disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh makin meningkat yang disebabkan oleh makin meningkatnya aktivitas otot, dan selanjutnya menyebabkan metabolisme otak meningkat
  • 5. Lanjutan..!!  Faktor terpenting adalah gangguan peredaran darah yang mengakibatkan hipoksia sehingga meningkatkan permeabilitas kapiler dan timbul edema otak yang mngakibatkan kerusakan sel neuron otak. Kerusakan pada daerah medial lobus temporalis setelah mendapat serangan kejang yang berlangsung lama dapat menjadi matang dikemudian hari sehingga terjadi serangan epilepsi spontan, karena itu kejang demam yang berlangsung lama dapat menyebabkan kelainan anatomis diotak hingga terjadi epilepsi.
  • 6. 4. Klasifikasi Kejang Demam Menurut Livingston ( 1954) Kejang demam di bagi atas:  Kejang demam sederhana : Kejang demam yang berlangsung singkat. Yang digolongkan kejang demam sederhana adalah  kejang umum  waktunya singkat  umur serangan kurang dari 6 tahun  frekuensi serangan 1-4 kali per tahun  EEG normal
  • 7. Sedangkan menurut subbagian saraf anak FKUI, memodifikasi criteria Livingston untuk membuat diagnosis kejang demam sederhana yaitu :  Umur anak ketika kejang antara 6 bulan sampai 4 tahun  Kejang berlangsung sebentar, tidak melebihi 15 menit.  Kejang bersifat umum.  Kejang timbul dalam 16 jam pertama  Pemeriksaan neurologist sebelum dan sesudah kejang normal  Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu setelah suhu normal tidak menunjukkan kelainan.  Frekuensi bangkitan kejang dalam 1 tahun tidak melebihi 4 kali.
  • 8. 5. Manifestasi klinis         Gejala berupa Suhu anak tinggi. Anak pucat / diam saja Mata terbelalak ke atas disertai kekakuan dan kelemahan. Umumnya kejang demam berlangsung singkat. Gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekauan atau hanya sentakan atau kekakuan fokal. Serangan tonik klonik ( dapat berhenti sendiri ) Kejang dapat diikuti sementara berlangsung beberapa menit Seringkali kejang berhenti sendiri.
  • 9. 6. Komplikasi  Menurut Taslim S. Soetomenggolo dapat mengakibatkan :  Kerusakan sel otak  Penurunan IQ pada kejang demam yang berlangsung lama lebih dari 15 menit dan bersifat unilateral  Kelumpuhan
  • 10. 7. Pemeriksaan Penunjang  EEG Untuk membuktikan jenis kejang fokal / gangguan difusi otak akibat lesi organik, melalui pengukuran EEG ini dilakukan 1 minggu atau kurang setelah kejang.  CT SCAN mengidentifikasi lesi serebral, mis: infark, hematoma, edema serebral, dan Abses.  Pungsi Lumbal Pungsi lumbal adalah pemeriksaan cairan serebrospinal (cairan yang ada di otak dan kanal tulang belakang) untuk meneliti kecurigaan meningitis  Laboratorium Darah tepi, lengkap ( Hb, Ht, Leukosit, Trombosit ) mengetahui sejak dini apabila ada komplikasi dan penyakit kejang demam.
  • 11. 8. Penatalaksanaan Medis Pada penatalaksanaan kejang demam ada 3 hal yang perlu dikerjakan yaitu : 1. Pengobatan Fase Akut  Seringkali kejang berhenti sendiri. Pada waktu kejang pasien dimiringkan untuk mencegah aspirasi ludah atau muntahan. Jalan napas harus bebas agar oksigennisasi terjami. Perhatikan keadaan vital seperti kesadaran, tekanan darah, suhu, pernapasan dan fungsi jantung. Suhu tubuh tinggi diturunkan dengan kompres air dan pemberian antipiretik.  Obat yang paling cepat menghentikan kejang adalah diazepam yang diberikan intravena atau intrarektal. Dosis diazepam intravena 0,3-0,5 mg/kgBB/kali dengan kecepatan 1-2 mg/menit dengan dosis maksimal 20 mg. bila kejang berhenti sebelum diazepam habis, hentikan penyuntikan, tunggu sebentar, dan bila tidak timbul kejang lagi jarum dicabut
  • 12. Lanjutan..!!  Bila diazepam intravena tidak tersedia atau pemberiannya sulit gunakan diazepam intrarektal 5 mg (BB<10>10kg). bila kejang tidak berhenti dapat diulang selang 5 menit kemudian. Bila tidak berhenti juga, berikan fenitoin dengan dosis awal 10-20 mg/kgBB secara intravena perlahan-lahan 1 mg/kgBb/menit. Setelah pemberian fenitoin, harus dilakukan pembilasan dengan Nacl fisiologis karena fenitoin bersifat basa dan menyebabkan iritasi vena.
  • 13. Lanjutan..  Bila kejang berhenti dengan diazepam, lanjutkan dengan fenobarbital diberikan langsung setelah kejang berhenti. Dosis awal untuk bayi 1 bulan -1 tahun 50 mg dan umur 1 tahun ke atas 75 mg secara intramuscular. Empat jama kemudian diberikan fenobarbital dosis rumat. Untuk 2 hari pertama dengan dosis 8-10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis, untuk hari-hari berikutnya dengan dosis 4-5 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis. Selama keadaan belum membaik, obat diberikan secara suntikan dan setelah membaik per oral. Perhatikan bahwa dosis total tidak melebihi 200mg/hari. Efek sampingnya adalah hipotensi,penurunan kesadaran dan depresi pernapasan. Bila kejang berhenti dengan fenitoin,lanjutkna fenitoin dengan dosis 4-8mg/KgBB/hari, 12-24 jam setelah dosis awal.
  • 14. 2. Mencari dan mengobati penyebab  Pemeriksaan cairan serebrospinalis dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan meningitis, terutama pada pasien kejang demam yang pertama. Walaupun demikian kebanyakan dokter melakukan pungsi lumbal hanya pada kasus yang dicurigai sebagai meningitiss, misalnya bila ada gejala meningitis atau kejang demam berlangsung lama.
  • 15. 3. Pengobatan profilaksis  Ada 2 cara profilaksis, yaitu (1) profilaksis intermiten saat demam atau (2) profilaksis terus menerus dengan antikonvulsan setiap hari