2. 1. Pengertian
Sklerosis Multiple (MS)
keadaan kronis,
penyakit SSP
degeneratif
dikarakteristikan o/
adanya bercak kecil
dimielinasi pd otak
dan medulla spinalis
meliputi kerusakan
(material lemak &
protein).
3. 2. Etiologi
MS disebabkan o/ be”rapa hal sbb:
1. Lapisan merujuk pd destruksi myelin lemak dan
material protein yg menutupi lapisan saraf tertentu
dlm otak & medulla spinalis.
2. Lapisan mengakibatkan gg transmisi impuls saraf
3. Perubahan inflamasi mengakibatkn jar. Parut yg
berefek thdp lapisan saraf
4. Penyebab tdk diketahui tetapi kemungkinan b.d
disfungsi autoimun, kelainan genetik, atau proses
infeksi
5. Prefalensi terbanyak di wilayah lintang utara dan
diantara bangsa Caucasian
6. Virus. Misalnya Rubella (campak) dan herpes.
4. 4. Klasifikasi
Menurut Basic Neurologi (MC. Graw Hill,2000)
terdapat be”rapa kategori MS berdasarkan
progresivitasnya.
1. Relapsing Remitting SM
2. Primary Progresiv SM
3. Secondary Progressiv SM
4. Benign SM
5. 5. Patofisiologi
- Dimielinasi menyebar tdk teratur keseluruh
sistem saraf pusat.
- Mielin hilang dr silinder aksis dan akson itu
sendiri berdegenerasi.
- Adanya plak/potongan kecil pd daerah yg
terkena menyebabkan sklerosis, terhentinya
alur impuls saraf dan menghasilkan
berfariasinya manifestasi yg tergantung pd
saraf” yg terkena.
- Daerah yg plg banyak terserang ad. Saraf optik,
khiasama, traktus, serebrum, batang otak, dan
medulla spinalis
6. 6. Manifestasi
klinis
1. Kelelahan
2. Gg penglihatan
3. Kebas (mati rasa)
4. Kehilangan fungsi
pendengaran
5. Melemahnya kemampuan
motorik dan sensorik di
seluruh/sebagian tubuh,
(tangan &kaki)
6. Sesak nafas
7. Kelumpuhan tiba”
8. Kehilangan
keseimbangan tubuh,
timbul perasaan seperti
melayang (vertigo)
9. Kesulitan berbicara
7. 7. Pemeriksaan
penunjang
1. Pemeriksaan elektroforesis thdp CSS: u/
mengungkapkan adanya ikatan oligoklonal yg
menunjukkan abnormalitas immunoglobulin.
2. Pemeriksaan potensial bangkitan: dilakukan u/
membantu memastikan luasnya proses penyakit
dan memantau perubahan penyakit.
3. CT scan: dapat menunjukkan atrofi serebral
4. MRI u/ memperlihatkan plak” kecil & u/
mengevaluasi perjalanan penyakit & efek
pengobatan
5. Pemeriksaan urodinamik
6. Pemeriksaan neuropsikologik
8. 8.
Komplikasi
1. Infeksi Saluran Kemih
2. Konstipasi
3. Dekubitus
4. Edema pd kaki
5. Pneumonia
9. 9. Penatalaksanaan
medis
Tujuan pengobatannya sendiri ad u/ menghilangkan gejala &
membantu fungsi klien. Meliputi akut & kronik.
1. Penatalaksanaan akut
- Hormon kortikosteroid/adrenokortikosteroid digunakan u/
menurunkan inflamasi, kekambuhan, dlm waktu singkat
atas eksaserbasi.
- Immunosupresan
- Beta interferon (Betaseron), mempercepat penurunan
gejala.
2. Kronik
- Pengobatan spastik spt bacloferen (Lioresal), dantrolene,
diazepam, intervensi pembedahan, terapi fisik.
- Kontrol kelelahan dg namatidin (Simmetrel)
- Pengobatan depresi dg antidepresan dan konseling
- Dll.
10. 10. Konsep Dasar Asuhan
Keperawatan
a) Pengkajian meliputi:
- Identitas klien
- keluhan utama meliputi: kelemahan anggota gerak, penurunan
daya ingat, gg sensorik, penglihatan.
- riwayat penyakit sekarang: klien sering mengeluhkan parestesia
- Riwayat penyakit dahulu: meliputi adanya riwayat infeksi virus pd
masa kanak”.
- Riw. Penyakit keluarga
- Pengkajian psikososiospiritual.
- Pengkajian tgkt kesadaran biasanya komposmentis.
- Pengkajian fungsi saraf serebral
- Pengkajian saraf kranial I-XII
- Pengkajian sistem motorik, meliputi kelemahan spastik anggota
gerak, merasa lelah dan berat pd satu tungkai
- Pengkajian refleks
- Pengkajian sistem sensorik
11. 11. Diagnosa yang mungkin
muncul
1. Hambatan mobilitas fisik b.d kelemahan,
paresis dan spastisitas
2. Resti kontraktur sendi b.d penurunan
aktivitas sekunder hambatan mobilitas fisik
3. Resiko terhadap cedera b.d kerusakan
sensori penglihatan
4. Defisit perawatan diri b.d perubahan
kemampuan merawat diri sendiri
5. Perubahan nutrisi kurang dari keb tubuh b.d
asupan nutrisi yg tdk adekuat
6. Dll.
12. Rencana asuhan
keperawatan
Dx I : hambatan mobilitas fisik b.d gg
neuromuskuler, tidak tahan terhadap
panas/dingin, penurunan kekuatan, kelelahan.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan
…x24 jam diharapkan klien mampu
melaksanakan aktivitasnya.
Kriteria hasil:
- Klien dapat ikut serta dlm pogram latihan
- Tidak terjadi kontraktur sendi
- Bertambahnya kekuatan otot
- Klien menunjukkan tindakan u/ meningkatkan
mobilitas
13. Intervensi
1. Tentukan tingkat aktivitas sekarang/keadaan
fisik Ps.
2. Kaji derajat gg fungsi dg menggunakan skala 0-
4
3. Modifikasi peningkatan mobilitas fisik
4. Anjurkan teknik aktivitas dan teknik istirahat
5. Evaluasi kemampuan u/ melakukan mobilisasi
secara aman, berikan alat bantu jalan, seperti
tongkat, brace, walker dll
6. Ubah posisi klien tiap 2 jam
7. Ajarkan klien u/ melakukan latihan gerak aktif
pd ektermitas yang tidak sakit
8. Bantu klien melakukan latihan ROM, perawatan
diri sesuai toleransi
9. Kolaborasi dg ahli fisioterapi u/ latihan fisik klien