SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
DOSEN : Ns SUKURNI, S.Kep (WOC) ETN
TUGAS : KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM
PERSYARAFAN “KEJANG DEMAM”

OLEH
KELOMPOK I:
1.Fitrawati
2.Waode dewi murniati B
3.Ayu Ningsih
4.Waode yuyun anggraeni
5.LA. Adi
6. Sidaria Muhidin
7. Siti Nurlin
8. yuni hastati
9. puji Astuti
10. Esti
11. aman Sabara

12. Laode Amsir
13. L.M Saleh
14. Lili Asmin
15. Nuriatil Jannah
16. rostini
17. Mulia Hartama
18. Zahratun
19. Heri Said
20. Ketot Sudiarta
21. Arianto

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
2011/2012
1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Askep ini tepat
pada waktunya. Askep ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah „‟
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT„‟. Adapun askep ini membahas mengenai
ASKEP PADA KLIEN DENGAN GEJALA KEJANG DEMAM”.
Penyusun

mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah

mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan askep ini. Penyusun
menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka penyusun dengan
senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan askep ini.
Semoga hasil dari penyusunan askep ini dapat dimanfaatkan bagi generasi
mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Muna.
Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak
terima kasih.

Raha,

September 2012

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………….
DAFTAR ISI ……………………………………………………..........
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang ……………………………………………..........
B. Rumusan Masalah…………………………………….................
C. Tujuan …………………………………………..........................
D. Manfaat……………………………………………….................
BAB II : PEMBAHASAN
1. KONSEP PENYAKIT
A. Pengertian ………………………………………………......
B. Etiologi..............................……………………………….....
C. Patofisiologi……………………………………………… ...
D. Manifestasi Klinis……………………………………….......
E. Komplikasi .............................................................................
F. Fase-Fase ...............................................................................
G. Penyimpangan KDM ……………………………….............
H. Penatalaksanaan Medik..........................................................
I. Pencegahan KD .....................................................................
J. Pemeriksaan Diagnostik .....................................................
2. KONSEP ASKEP
A. Pengkajian ……………………………………..………........
B. Diagnosa………………………………………………….....
C. Perencanaan……………………………………………........
D. Implementasi dan Evaluasi ....................................................
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………...........
B. Saran …………………………………………….....................
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Llatar belakang
Kejang demam pada anak merupakan suatu peristiwa menakutkan pada
kebanyakan orang tua karena kejadianya yang mendadak dan kebanyakan orang tua
tidak tau harus berbuat apa. Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh ( suhu rektal > 38) yang disebabkan oleh suatu proses diluar otak. Tidak
jarang orang tua khawatir jika anaknya panas , apakah nanti akan kejang atau tidak .
Dari penelitian , kejang demam sendiri telah terlalu besar yaitu sekitar 2-4%
artinya dari 100 anak dengan demam ada sekitar 2-4% yang mengalami kejang.
Kejang demam terjADI pada usia 6 bln- 5 thn dan terbanyak terjadi pada usia 1723bln saat menghadapiu sikecil yang sedang kejang sedapat mungkin cobalah
bersikap tenang.
B. Rumusan Masalah
1. A pakah defenisi dari penyakit kejang demam ?
2. bagaimanakah konsep penyakit pada klien dengan kejang demam ?
3. bagaimanakah konsep askep pada klien dengan kejang demam ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana bagaimana proses terjadinya kejang demam
secara sistematis, serta mengetahui apa yang yang menjadi konsep penyakit yang
terjadi pada klien yang mengalami kejang demam, serta dapat mengaplikasakanya
dalam bentuk asuhan keperawatan yang di alami kliendengan gejala kejang demam,

D. Manfaat
Semoga dapat Membantu meningkatkan pengetahuan kami tentang
keperawatan gawat darurat, khususnya yang berhubungan dengan proses asuhan
keperawatan dalam bentuk KGD yang mengulas tentang KEJANG DEMAM.
Sehingga kami dapat mengaplikasikanya dalam masyarakat yang berhubungan dengan
keperawatan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A.Konsep penyakit
I. PENGERTIAN
a. Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada saat suhu meningkat
disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
b. Kejang adalah pembebasan listrik yang tidak terkontrol dari sel syaraf cortex serebral
yang ditandai dengan serangan yang tiba – tiba (marillyn, doengoes. 1999 : 252)
II. ETIOLOGI
Penyebab dari kejag demam dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu :
a)
b)
c)
d)
e)
f)

Obat – obatan seperti: racun, alkhohol, obat yang diminum berlebihan
Ketidak seimbangan kimiawihiperkalemia. Hipoglikemia dan asidosis
Demam, paling sering terjadi pada anak balita
Patologis otakakibat dari cidera kepala, trauma, infeksi, peningkatan tik
Eklampsiahipertensi prenatal, toksemia gravidarum
Idiopatik (penyebab tidak diketahui)

III. KLASIFIKASI
Kejang demam dapat di klasifikasikan dalam tiga bentuk :
1. Kejang tonik
Kejang ini biasanya terdapat pada bayi baru lahir dengan berat badan rendah dengan
masa kehamilan kurang dari 34 minggu dengan bayi prenatal berat.
2. Kejang klonik
Kontraksi dan relaksasi otot yang kuat dan berirama,biasanya berlangsung selama 1-2
menit
3. Kejang tonik-klonik

I V. PATOFISIOLOGI

Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel / organ otak diperlukan energi yang
didapat dari metabolisme. Bahan baku untuk metabolisme otak yang terpenting adalah
glucose,sifat proses itu adalah oxidasi dengan perantara pungsi paru-paru dan diteruskan
keotak melalui system kardiovaskuler.

5
Berdasarkan hal diatas bahwa energi otak adalah glukosa yang melalui proses oxidasi,
dan dipecah menjadi karbon dioksidasi dan air. Sel dikelilingi oleh membran sel. Yang
terdiri dari permukaan dalam yaitu limford dan permukaan luar yaitu tonik. Dalam
keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui oleh ion NA + dan elektrolit lainnya,
kecuali ion clorida.
Akibatnya konsentrasi K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi NA+ rendah.
Sedangkan didalam sel neuron terdapat keadaan sebaliknya,karena itu perbedaan jenis
dan konsentrasi ion didalam dan diluar sel. Maka terdapat perbedaan membran yang
disebut potensial nmembran dari neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial
membran ini diperlukan energi dan bantuan enzim NA, K, ATP yang terdapat pada
permukaan sel.
Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah dengan perubahan
konsentrasi ion diruang extra selular, rangsangan yang datangnya mendadak misalnya
mekanis, kimiawi atau aliran listrik dari sekitarnya. Perubahan dari patofisiologisnya
membran sendiri karena penyakit/keturunan. Pada seorang anak sirkulasi otak mencapai
65 % dari seluruh tubuh dibanding dengan orang dewasa 15 %. Dan karena itu pada anak
tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dalam singkat terjadi
dipusi di ion K+ maupun ion NA+ melalui membran tersebut dengan akibat terjadinya
lepasnya muatan listrik.
Lepasnya muatan listrik ini sedemikian besarnya sehingga dapat meluas
keseluruh sel maupun membran sel sekitarnya dengan bantuan bahan yang disebut
neurotransmitter sehingga mengakibatkan terjadinya kejang. Kejang yang yang
berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak meninggalkan gejala sisa.
Tetapi kejang yang berlangsung lama lebih 15 menit biasanya disertai apnea, NA
meningkat, kebutuhan O2 dan energi untuk kontraksi otot skeletal yang akhirnya terjadi
hipoxia dan menimbulkan terjadinya asidosis.
.

V. MANIFESTASI KLINIS
Suhu anak tinggi
Anak pucat / diam saja
Mata terbelek keatas disertai kekakuan dan kelemahan
Kejang demam berlangsung singkat
Gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekakuan atau hanya sentakan
Serangan tonik klonik ( dapat berhenti sendiri)
Kejang dapat diikuti sementara sementara berlangsung beberapa menit

VI. KOMPLIKASI
1. hipoksia
2. hiperpireksia
6
3. asidosis
VII. FASE – FASE KEJANG DEMAM
1. Fase prodromal
Perubahan alam perasaan atau tingkah laku yang mungkin mengawali kejang
beberapa jam/ hari
2. Fase iktal
Merupakan aktivitas kejang yag biasanya terjadi gangguan muskulosketal.
3. Fase postiktal
Periode waktu dari kekacauan mental atau somnolen, peka rangsang yang terjadi
setelah kejang tersebut.
4. Fase aura
Merupakan awal dari munculnya aktivitas kejan atau sembab otak
VIII. PENYIMPANGAN KDM
j

7
IX. PENATALAKSANAAN MEDIK
1. Pemberian diazepam
· dosis awal : 0,3 – 0,5 mg/ kg bb/ dosis iv (perlahan )
· bila kejang belum berhenti dapat diulang dengan dosisi ulangan setelah 20 menit
2. Turunkan demam
· anti piretik : para setamol atau salisilat 10 mg/ kg bb/ dosis
· kompres air biasa
3. Penanganan suportif
bebaskan jalan nafas
· beri zat asam
· jaga keseimbangan cairan dan elektrolit
· pertahankan tekanan darah

X. PENCEGAHAN KEJANG DEMAM
1. Pencegahan berkala (intermitten) untuk kejang demam sederhana. Beri diazepam dan
anti piretika pada penyakit yang disetai demam.
2. Pencegahan kontinu untuk kejang komplikata
· fenobarbital : 5 – 7 mg/ kg BB/ 24 jam dibagi 3 dosis
· fepnotoin : 2- 8 mg/ kg BB/ 24 jam 2 – 3 dosis
· klonazepam : indikasi khusus
3. Diberikan sampai 2 tah tahn bebas kejang atau sampai umur 6 tahun
XI. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Elektrolit : tidak seimbang dapat berpengaruh pada aktivitas kejang
2. Glukosa : hipoglikemia dapat menjadi presipitasi (pencetus) kejang.
3. Ureum/ kreatinin : dapat maningkatkan resiko timbulnya aktivitas kejang
8
4. Kadar obat dalam serum : untuk membuktikan batas obat anti konvulsi yang
terapeutik.
5. Elektroensepalogram (eeg) : dapat melokalisir daerah serebral yang tidak berfungsi
dengan baik, mengukur aktivitas otak.

9
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KGD
KEJANG DEMAM DENGAN GANGGUAN SISTEM SARAF
Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengumpulan Data
a. Biodata


Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status, suku/bangsa,
diagnosa, tanggal masuk, tanggal pengkajian, no. medical record, dan alamat.



Identitas penanggung jawab
Meliputi nama, umur, alamat, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, dan
hubungan dengan klien.

b. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
RSMRS
-

Kaji apakah klien sebelum masuk rumah sakit memiliki riwayat penyakit
yang sama ketika klien masuk rumah sakit.

Keluhan utama : kejang demam
Riwayat keluhan utama
P

: kejang

Q

: hilang timbul

R

: seluruh tubuh

S

:-

T

: tiap 15 menit

Riwayat kesehatan dahulu
-

Kaji apakah klien pernah menderita riwayat penyakit yang sama sebelumnya.

-

Riwayat pemakaian obat-obatan

b. Pengkajian primer
Airway
a. Pengkajian Primer
1) Airway
Jalan napas tidak bersih

10
Tidak terdengar adanya bunyi napas ronchi
Tidak ada jejas badan daerah dada
2) Breathing
Penurunan frekunsi napas
Napas dangkal
Kelemahan otot pernapasan
Kesulitan bernapas : sianosis
3) Circulation
Pingsan
hipertensi
depresi dengan penurunan nadi dan pernapasan
Pusing
Kejang berulang
4) Disability
Dapat terjadi penurunan kesadaran
Triase : merah

A. pengkajian sekunder
1. pengumpulan data
1. Aktivitas/ istirahat
-Gejala : keletihan, kelemahan umum
-Keterbatasan dalam beraktivitas
-Tanda : perubahan tonus dan kekuatan
2. Sirkulasi
-Gejala : iktal : hipertensi, peningkatan nadi, sianosis
-Postiktal : depresi dengan penurunan nadi dan pernafasan
3. Elimnasi
-Gejala : inkontinensia episodik
-Tanda : iktal : peningkatan tekanan kandung kemih
11
-Posiktal : inkontenensia urine
4. Makanan dan cairan
-Gejala : sensitivitas terhadap makanan, mual, muntah
-Tanda : kerusakan jaringan lunak (cidera selama kejang)
5. Neurosensori/ kenyamanan
-Gejala : riwayat sakit kepala, aktivitas kejang berulang, pinsang, pusing
-Postiktal : kelemahan, nyeri otot, area paralitik
6. Pernafasan
-Gejala : iktal : gigi mengatup, sianosis, pernafasan menurun/ cepat, peningkatan
sekresi mukus
B. pengkajian psikososial
Kaji bagaimana pola interaksi klien terhadap orang – orang disekitarnya seperti
hubungannya dengan keluarga, teman dekat, dokter, maupun dengan perawat.
C. pemeriksaan diagnostik
1. Elektrolit : tidak seimbang dapat berpengaruh pada aktivitas kejang
2. Glukosa : hipoglikemia dapat menjadi presipitasi (pencetus) kejang.
3. Ureum/ kreatinin : dapat maningkatkan resiko timbulnya aktivitas kejang
4. Kadar obat dalam serum : untuk membuktikan batas obat anti konvulsi yang
terapeutik.
5. Elektroensepalogram (eeg) : dapat melokalisir daerah serebral yang tidak berfungsi
dengan baik, mengukur aktivitas otak.
1) Pengelompokan Data
Data Subyektif
 Keluarga Klien mengatakan klien tidak mampu melakukan aktifitas
 Keluarga Klien mengatakan klien merasa mual dan muntah
 Keluarga Klien mengatakan klien Pusing, mata berkunang-kunang
 Keluarga Klien mengatakan klien susah bernafas
 Kekuarga Klien mengatakan klien takut dengan keadaanya
12
Data obyektif
 Klien tampak kesulitan bernafas
 Tampak peningkatan sekresi mucus
 Klien nampak lemah
 Klien nampak mual dan muntah
 Klien nampak gelisah
 Klien nampak pusing

2.Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1. Resiko tinggi terhadap inefektifnya bersihan jalan nafas b/d kerusakan
neoromuskular
2. Resiko kejang berulang b/d peningkatan suhu tubuh

3. Kerusakan mobilitas fisik b/d kerusakan persepsi, penurunan kekuatan
4. ansietas b/d kondisi kesehatan klien
3. INTERVENSI
Diagnosa 1
Resiko tinggi terhadap inefektifnya bersihan jalan nafas b/d kerusakan neuromuskular
Tujuan :
Inefektifnya bersihan jalan tdk terjadi
Kriteria hasil :
Jalan napas bersih dari sumbatan, suara napas vesikuler, sekresi mukosa tidak ada, RR
dalam batas normal
Intervensi :
1) atur posisi tidur klien fowler atau semi fowler.
Rasionalnya : Untuk memberikan rasa nyaman pada klien
2) Lakukan penghisapan lendir,
Rasional : untuk membersihkan dan mengurangi secret
13
3) kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi
Rasional : kolaborasi terapi untuk memberikan pengobatan yang tepat pada klien
Diagnosa 2
Resiko kejang berulang b/d peningkatan suhu tubuh
Tujuan :
Aktivitas kejang tidak berulang
Kriteria hasil :
Kejang dapat dikontrol, suhu tubuh kembali normal
Intervensi :
1) Kaji factor pencetus kejang.
Rasional : Untuk memberikan tindakan yang tepat
2) Libatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien.
Rasional : keluarga sangat penting dalam mendukung proses penyembuhan klien
3) Observasi tanda-tanda vital. Lindungi anak dari trauma.
Rasional ; Pemantauan TTV perlu untuk mengetahui perkembangan kondisi klien,
trauma dapat memberikan dapak psikologis bagi klien
4) Berikan kompres dingin pda daerah dahi dan ketiak.
Rasional: Untung menurunkan suhu tubuh klien
Diagnosa 3
Kerusakan mobilitas fisik b/d kerusakan persepsi, penurunan kekuatan
Tujuan :
Kerusakan mobilisasi fisik teratasi
Kriteria hasil :
Mobilisasi fisik klien aktif , kejang tidak ada, kebutuhan klien teratasi
Intervensi :
1) Kaji tingkat mobilisasi klien.
Rasional : Mengetahui sejauh mana batas kemampuan klien dalam beraktivitas
2) Kaji tingkat kerusakan mobilsasi klien.
Rasional : Untuk mengetahui tingkat kemampuan otot untuk beraktivitas
3) Bantu klien dalam pemenuhan kebutuhan.
Rasional : Pemenuhan kebutuhan klien perlu untuk mendukung proses
perkembangan klien
4) Latih klien dalam mobilisasi sesuai kemampuan klien.
Rasional : Sebagai penilaian atas kemampuan klien dalam tindakan mandiri
14
5) Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan klien.
Rasional ; Peran keluarga penting dalam mendukung pemulihan klien
Diagnosa 4
Kurang pengetahuan keluarga b/d kurangnya informasi
Tujuan :
Pengetahuan keluarga meningkat
Kriteria hasil :
Keluarga mengerti dengan proses penyakit kejang demam, keluarga klien tidak bertanya
lagi tentang penyakit, perawatan dan kondisi klien.
Intervensi :
1) Kaji tingkat pendidikan keluarga klien.
Rasional : Dapat mengetahui kemampuan klien dalam memahami penyait klien
2) Kaji tingkat pengetahuan keluarga klien.
Rasional : untuk mengetahui sejauh mana keluarga klien mengetahui tentang
penyakit yang di derita klien
5. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Diagnosa
Resiko tinggi
terhadap
inefektifnya
bersihan jalan
nafas b/d
kerusakan
neoromuskul
ar

Peningkatan suhu
tubuh b/d kejang
15

Implementasi
1. Mengatur posisi klien
semifowler atau
fowler
Hasil :
- Klien merasa nyaman
dengan pemberian
posisi semifowler
2. Setelah melakukan
pengisapan mucosa
lendir. Mukosa
berkurang
Hasil :
- Klien dapat bernafas
dengan normal
3. Melakukan kolaborasi
terapi medik
Hasil :
- Mukosa lendir
berkurang
- Drinase baik
1.Setelah melakukan pengkaji

Evaluasi
S : Ibu klien mengatakan
klien berangsur-angsur
mulai bernafas dengan baik
O:
-

-

tampak tidak
ada mukosa
lendir
pernapasan
klien baik

A : masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

S.: Ibu klien mengatakan
klien sudah tidak
berulang, faktor
infeksi

pada tingkat kejang klien
Hasil : klien tidak mengalami
kejang berulang

Kerusakan mobilitas
fisik b/d kerusakan
persepsi, penurunan
kekuatan

2. melibatkan keluarga klien
dalam pemberian tindakan
hasil : keluarga klien
berpatisipasi dalam
pemberian tindakan kpd
klien
1. setelah melakukan pengkajian
pada mobilisasi klien
Hasil : klien mampumelakukan
aktivitas

mengalami kejang demam
lagi
O : Klien terlihat sudah
tidak kejang lagi, dapat
beraktivitas seperti biasa
A: masalah teratasi
P: pertahankan intervensi
S: ibu klien mengatakan
klien dapat beraktivitas
kembali
O: Klien terlihat
beraktivitas seperti biasa

2.
A : Masalah teratasi

Kurang
pengetahuan
keluarga b/d
kurangnya
informasi

1.Setelah menilai tingkat
pengetahuan keluaraga ibu klien
dan memeberikan pemahaman
kepada keluarga klien
Hasil : ibu klien sudah memahami
penyakit klien

P : Pertahankan intervensi
S: ibu klien sudah
mengetahui penyakit dan
penanganan yang akan di
lakukan
O : klien dapat menerima
dengan baik penjelasan
dari perawat
A: maslah teratasi
P ; pertahankan intervensi

16
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
a) Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada saat suhu meningkat
disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
b) Kejang adalah pembebasan listrik yang tidak terkontrol dari sel syaraf cortex serebral
yang ditandai dengan serangan yang tiba – tiba (marillyn, doengoes. 1999 : 252)
Penyebab dari kejag demam dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu : Obat –
obatanracun, alkhohol, obat yang diminum berlebihan Ketidak seimbangan
kimiawi,hiperkalemia. Hipoglikemia dan asidosis,. Demam
paling sering terjadi pada
anak balita, Patologis otakakibat dari cidera kepala, trauma, infeksi, peningkatan tik,
Eklampsiahipertensi prenatal, toksemia gravidarumIdiopatikpenyebab tidak diketahui

B.Saran
Diharapkan semoga dengan “Askep Gangguan Sistem Persyarafan Pada Klien
yang mengalami Kejang Demam” i yang merupakan bagian dari Keperawatan Dawat
darurat dapat bermanfaat bagi kami dan teman-teman dalam melaksanakan asuhan
keperawatan, sehingga perawat mengetahui atau mengerti tentang gangguan yang
berhubungan dengan gangguan SISTEM PERSARAFAN PADA KLIEN YANG
MENGALAMI GEJALA KEJANG DEMAM, Dalam rangka mengatasi masalah resiko
pada klien yang mengalami kejala kejang demam, maka tugas perawat yang utama adalah
sering mengobservasi akan kebutuhan klien tersebut.
Serta kami menyadari bahwa Askep yang kami buat ini masih jauh dari
kesempurnaan, sehingga saran dan kritik yang sifatnta membangun sangat kami
butuhkan, baik itu dari teman-teman ataupun para pembaca.

17
DAFTAR PUSTAKA
Http://panduankeperawatan.com/asuhan-keperawatan/asuhan-keperawatan-kejang-demam/
- Depkes RI. 1989. Perawatan Bayi Dan Anak. Ed 1. Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga
Kesehatan.
- Lumbantobing,SM.1989.Penatalaksanaan Muthakhir Kejang Pada Anak.Jakarta : FKUI
- Sachann, M Rossa. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatric. Jakarta : EGC.
- Suriadi, dkk2001. Askep Pada Anak. Jakarta. Pt Fajar Interpratama.
- Sataf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2000. Buku Kuliah Dua Ilmu Kesehatan
Anak. Jakarta : Percetakan Info Medika Jakarta
- Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit, ed 2. Jakarta: EGC.
- Hidayat, aziz alimun. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba.

18

More Related Content

What's hot (20)

Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demam
 
Kasus asuhan kejang 1
Kasus asuhan kejang 1Kasus asuhan kejang 1
Kasus asuhan kejang 1
 
Lp kejang
Lp kejangLp kejang
Lp kejang
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
 
Kejang demam ppt
Kejang demam pptKejang demam ppt
Kejang demam ppt
 
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam
Asuhan keperawatan pada anak kejang demamAsuhan keperawatan pada anak kejang demam
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam
 
kejang demam bed site teaching
kejang demam bed site teachingkejang demam bed site teaching
kejang demam bed site teaching
 
Kejang demam pada Anak
Kejang demam pada AnakKejang demam pada Anak
Kejang demam pada Anak
 
Pp kejang demam
Pp kejang demamPp kejang demam
Pp kejang demam
 
06 232 cme-penatalaksanaan kejang demam
06 232 cme-penatalaksanaan kejang demam06 232 cme-penatalaksanaan kejang demam
06 232 cme-penatalaksanaan kejang demam
 
Power point kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Power point kejang demam AKPER PEMKAB MUNAPower point kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Power point kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
Kejang Demam
Kejang DemamKejang Demam
Kejang Demam
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
 
Askep febris AKPER PEMDA MUNA
Askep febris AKPER PEMDA MUNA Askep febris AKPER PEMDA MUNA
Askep febris AKPER PEMDA MUNA
 
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
 
128114958 lp-febris
128114958 lp-febris128114958 lp-febris
128114958 lp-febris
 
Tata laksana kejang demam pada anak
Tata laksana kejang demam pada anakTata laksana kejang demam pada anak
Tata laksana kejang demam pada anak
 
Anak
Anak Anak
Anak
 
Kejang abyi
Kejang abyiKejang abyi
Kejang abyi
 

Similar to Askep kejang demama

Makalah kmb i bu mus golo
Makalah   kmb  i bu mus goloMakalah   kmb  i bu mus golo
Makalah kmb i bu mus goloWarnet Raha
 
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docxTATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docxUGDPKMMARIDAN
 
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirKb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirpjj_kemenkes
 
Kb2 adaptasi pernafasan, sirkulasi darah, kekebalan tubuh
Kb2 adaptasi pernafasan, sirkulasi darah, kekebalan tubuhKb2 adaptasi pernafasan, sirkulasi darah, kekebalan tubuh
Kb2 adaptasi pernafasan, sirkulasi darah, kekebalan tubuhpjj_kemenkes
 

Similar to Askep kejang demama (20)

Makalah kmb i bu mus golo
Makalah   kmb  i bu mus goloMakalah   kmb  i bu mus golo
Makalah kmb i bu mus golo
 
Makalah kmb i bu mus golo
Makalah   kmb  i bu mus goloMakalah   kmb  i bu mus golo
Makalah kmb i bu mus golo
 
Makalah kmb i bu mus golo
Makalah   kmb  i bu mus goloMakalah   kmb  i bu mus golo
Makalah kmb i bu mus golo
 
Askep[ bunda AKPER PEMKAB MUNA
Askep[ bunda AKPER PEMKAB MUNAAskep[ bunda AKPER PEMKAB MUNA
Askep[ bunda AKPER PEMKAB MUNA
 
Lapkas anak
Lapkas anakLapkas anak
Lapkas anak
 
Makalah kmb i bu mus golo AKPER PEMKAB MUNA
Makalah   kmb  i bu mus golo AKPER PEMKAB MUNAMakalah   kmb  i bu mus golo AKPER PEMKAB MUNA
Makalah kmb i bu mus golo AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
 
Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
 
Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA
Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA
Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
 
Tetanus=
Tetanus=Tetanus=
Tetanus=
 
Demam pada anak
Demam pada anakDemam pada anak
Demam pada anak
 
Kelompok 5 Skenario 1.pptx
Kelompok 5 Skenario 1.pptxKelompok 5 Skenario 1.pptx
Kelompok 5 Skenario 1.pptx
 
Kejang demam pada anak
Kejang demam pada anakKejang demam pada anak
Kejang demam pada anak
 
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docxTATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docx
 
Demam pada anak
Demam pada anakDemam pada anak
Demam pada anak
 
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirKb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
 
Kb2 adaptasi pernafasan, sirkulasi darah, kekebalan tubuh
Kb2 adaptasi pernafasan, sirkulasi darah, kekebalan tubuhKb2 adaptasi pernafasan, sirkulasi darah, kekebalan tubuh
Kb2 adaptasi pernafasan, sirkulasi darah, kekebalan tubuh
 
Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep kejang AKPER PEMKAB MUNA
Askep kejang AKPER PEMKAB MUNA Askep kejang AKPER PEMKAB MUNA
Askep kejang AKPER PEMKAB MUNA
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Askep kejang demama

  • 1. DOSEN : Ns SUKURNI, S.Kep (WOC) ETN TUGAS : KEPERAWATAN GAWAT DARURAT ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN “KEJANG DEMAM” OLEH KELOMPOK I: 1.Fitrawati 2.Waode dewi murniati B 3.Ayu Ningsih 4.Waode yuyun anggraeni 5.LA. Adi 6. Sidaria Muhidin 7. Siti Nurlin 8. yuni hastati 9. puji Astuti 10. Esti 11. aman Sabara 12. Laode Amsir 13. L.M Saleh 14. Lili Asmin 15. Nuriatil Jannah 16. rostini 17. Mulia Hartama 18. Zahratun 19. Heri Said 20. Ketot Sudiarta 21. Arianto AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN MUNA 2011/2012 1
  • 2. KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Askep ini tepat pada waktunya. Askep ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah „‟ KEPERAWATAN GAWAT DARURAT„‟. Adapun askep ini membahas mengenai ASKEP PADA KLIEN DENGAN GEJALA KEJANG DEMAM”. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan askep ini. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka penyusun dengan senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan askep ini. Semoga hasil dari penyusunan askep ini dapat dimanfaatkan bagi generasi mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna. Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak terima kasih. Raha, September 2012 Penyusun 2
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR …………………………………………………. DAFTAR ISI …………………………………………………….......... BAB I : PENDAHULUAN A. Latar belakang …………………………………………….......... B. Rumusan Masalah……………………………………................. C. Tujuan ………………………………………….......................... D. Manfaat………………………………………………................. BAB II : PEMBAHASAN 1. KONSEP PENYAKIT A. Pengertian ………………………………………………...... B. Etiologi..............................………………………………..... C. Patofisiologi……………………………………………… ... D. Manifestasi Klinis………………………………………....... E. Komplikasi ............................................................................. F. Fase-Fase ............................................................................... G. Penyimpangan KDM ………………………………............. H. Penatalaksanaan Medik.......................................................... I. Pencegahan KD ..................................................................... J. Pemeriksaan Diagnostik ..................................................... 2. KONSEP ASKEP A. Pengkajian ……………………………………..………........ B. Diagnosa…………………………………………………..... C. Perencanaan……………………………………………........ D. Implementasi dan Evaluasi .................................................... BAB III : PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………........... B. Saran ……………………………………………..................... DAFTAR PUSTAKA 3
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Llatar belakang Kejang demam pada anak merupakan suatu peristiwa menakutkan pada kebanyakan orang tua karena kejadianya yang mendadak dan kebanyakan orang tua tidak tau harus berbuat apa. Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh ( suhu rektal > 38) yang disebabkan oleh suatu proses diluar otak. Tidak jarang orang tua khawatir jika anaknya panas , apakah nanti akan kejang atau tidak . Dari penelitian , kejang demam sendiri telah terlalu besar yaitu sekitar 2-4% artinya dari 100 anak dengan demam ada sekitar 2-4% yang mengalami kejang. Kejang demam terjADI pada usia 6 bln- 5 thn dan terbanyak terjadi pada usia 1723bln saat menghadapiu sikecil yang sedang kejang sedapat mungkin cobalah bersikap tenang. B. Rumusan Masalah 1. A pakah defenisi dari penyakit kejang demam ? 2. bagaimanakah konsep penyakit pada klien dengan kejang demam ? 3. bagaimanakah konsep askep pada klien dengan kejang demam ? C. Tujuan Untuk mengetahui bagaimana bagaimana proses terjadinya kejang demam secara sistematis, serta mengetahui apa yang yang menjadi konsep penyakit yang terjadi pada klien yang mengalami kejang demam, serta dapat mengaplikasakanya dalam bentuk asuhan keperawatan yang di alami kliendengan gejala kejang demam, D. Manfaat Semoga dapat Membantu meningkatkan pengetahuan kami tentang keperawatan gawat darurat, khususnya yang berhubungan dengan proses asuhan keperawatan dalam bentuk KGD yang mengulas tentang KEJANG DEMAM. Sehingga kami dapat mengaplikasikanya dalam masyarakat yang berhubungan dengan keperawatan. 4
  • 5. BAB II PEMBAHASAN A.Konsep penyakit I. PENGERTIAN a. Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada saat suhu meningkat disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. b. Kejang adalah pembebasan listrik yang tidak terkontrol dari sel syaraf cortex serebral yang ditandai dengan serangan yang tiba – tiba (marillyn, doengoes. 1999 : 252) II. ETIOLOGI Penyebab dari kejag demam dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu : a) b) c) d) e) f) Obat – obatan seperti: racun, alkhohol, obat yang diminum berlebihan Ketidak seimbangan kimiawihiperkalemia. Hipoglikemia dan asidosis Demam, paling sering terjadi pada anak balita Patologis otakakibat dari cidera kepala, trauma, infeksi, peningkatan tik Eklampsiahipertensi prenatal, toksemia gravidarum Idiopatik (penyebab tidak diketahui) III. KLASIFIKASI Kejang demam dapat di klasifikasikan dalam tiga bentuk : 1. Kejang tonik Kejang ini biasanya terdapat pada bayi baru lahir dengan berat badan rendah dengan masa kehamilan kurang dari 34 minggu dengan bayi prenatal berat. 2. Kejang klonik Kontraksi dan relaksasi otot yang kuat dan berirama,biasanya berlangsung selama 1-2 menit 3. Kejang tonik-klonik I V. PATOFISIOLOGI Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel / organ otak diperlukan energi yang didapat dari metabolisme. Bahan baku untuk metabolisme otak yang terpenting adalah glucose,sifat proses itu adalah oxidasi dengan perantara pungsi paru-paru dan diteruskan keotak melalui system kardiovaskuler. 5
  • 6. Berdasarkan hal diatas bahwa energi otak adalah glukosa yang melalui proses oxidasi, dan dipecah menjadi karbon dioksidasi dan air. Sel dikelilingi oleh membran sel. Yang terdiri dari permukaan dalam yaitu limford dan permukaan luar yaitu tonik. Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui oleh ion NA + dan elektrolit lainnya, kecuali ion clorida. Akibatnya konsentrasi K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi NA+ rendah. Sedangkan didalam sel neuron terdapat keadaan sebaliknya,karena itu perbedaan jenis dan konsentrasi ion didalam dan diluar sel. Maka terdapat perbedaan membran yang disebut potensial nmembran dari neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membran ini diperlukan energi dan bantuan enzim NA, K, ATP yang terdapat pada permukaan sel. Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah dengan perubahan konsentrasi ion diruang extra selular, rangsangan yang datangnya mendadak misalnya mekanis, kimiawi atau aliran listrik dari sekitarnya. Perubahan dari patofisiologisnya membran sendiri karena penyakit/keturunan. Pada seorang anak sirkulasi otak mencapai 65 % dari seluruh tubuh dibanding dengan orang dewasa 15 %. Dan karena itu pada anak tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dalam singkat terjadi dipusi di ion K+ maupun ion NA+ melalui membran tersebut dengan akibat terjadinya lepasnya muatan listrik. Lepasnya muatan listrik ini sedemikian besarnya sehingga dapat meluas keseluruh sel maupun membran sel sekitarnya dengan bantuan bahan yang disebut neurotransmitter sehingga mengakibatkan terjadinya kejang. Kejang yang yang berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak meninggalkan gejala sisa. Tetapi kejang yang berlangsung lama lebih 15 menit biasanya disertai apnea, NA meningkat, kebutuhan O2 dan energi untuk kontraksi otot skeletal yang akhirnya terjadi hipoxia dan menimbulkan terjadinya asidosis. . V. MANIFESTASI KLINIS Suhu anak tinggi Anak pucat / diam saja Mata terbelek keatas disertai kekakuan dan kelemahan Kejang demam berlangsung singkat Gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekakuan atau hanya sentakan Serangan tonik klonik ( dapat berhenti sendiri) Kejang dapat diikuti sementara sementara berlangsung beberapa menit VI. KOMPLIKASI 1. hipoksia 2. hiperpireksia 6
  • 7. 3. asidosis VII. FASE – FASE KEJANG DEMAM 1. Fase prodromal Perubahan alam perasaan atau tingkah laku yang mungkin mengawali kejang beberapa jam/ hari 2. Fase iktal Merupakan aktivitas kejang yag biasanya terjadi gangguan muskulosketal. 3. Fase postiktal Periode waktu dari kekacauan mental atau somnolen, peka rangsang yang terjadi setelah kejang tersebut. 4. Fase aura Merupakan awal dari munculnya aktivitas kejan atau sembab otak VIII. PENYIMPANGAN KDM j 7
  • 8. IX. PENATALAKSANAAN MEDIK 1. Pemberian diazepam · dosis awal : 0,3 – 0,5 mg/ kg bb/ dosis iv (perlahan ) · bila kejang belum berhenti dapat diulang dengan dosisi ulangan setelah 20 menit 2. Turunkan demam · anti piretik : para setamol atau salisilat 10 mg/ kg bb/ dosis · kompres air biasa 3. Penanganan suportif bebaskan jalan nafas · beri zat asam · jaga keseimbangan cairan dan elektrolit · pertahankan tekanan darah X. PENCEGAHAN KEJANG DEMAM 1. Pencegahan berkala (intermitten) untuk kejang demam sederhana. Beri diazepam dan anti piretika pada penyakit yang disetai demam. 2. Pencegahan kontinu untuk kejang komplikata · fenobarbital : 5 – 7 mg/ kg BB/ 24 jam dibagi 3 dosis · fepnotoin : 2- 8 mg/ kg BB/ 24 jam 2 – 3 dosis · klonazepam : indikasi khusus 3. Diberikan sampai 2 tah tahn bebas kejang atau sampai umur 6 tahun XI. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Elektrolit : tidak seimbang dapat berpengaruh pada aktivitas kejang 2. Glukosa : hipoglikemia dapat menjadi presipitasi (pencetus) kejang. 3. Ureum/ kreatinin : dapat maningkatkan resiko timbulnya aktivitas kejang 8
  • 9. 4. Kadar obat dalam serum : untuk membuktikan batas obat anti konvulsi yang terapeutik. 5. Elektroensepalogram (eeg) : dapat melokalisir daerah serebral yang tidak berfungsi dengan baik, mengukur aktivitas otak. 9
  • 10. BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KGD KEJANG DEMAM DENGAN GANGGUAN SISTEM SARAF Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengumpulan Data a. Biodata  Identitas klien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status, suku/bangsa, diagnosa, tanggal masuk, tanggal pengkajian, no. medical record, dan alamat.  Identitas penanggung jawab Meliputi nama, umur, alamat, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan klien. b. Riwayat kesehatan Riwayat kesehatan sekarang RSMRS - Kaji apakah klien sebelum masuk rumah sakit memiliki riwayat penyakit yang sama ketika klien masuk rumah sakit. Keluhan utama : kejang demam Riwayat keluhan utama P : kejang Q : hilang timbul R : seluruh tubuh S :- T : tiap 15 menit Riwayat kesehatan dahulu - Kaji apakah klien pernah menderita riwayat penyakit yang sama sebelumnya. - Riwayat pemakaian obat-obatan b. Pengkajian primer Airway a. Pengkajian Primer 1) Airway Jalan napas tidak bersih 10
  • 11. Tidak terdengar adanya bunyi napas ronchi Tidak ada jejas badan daerah dada 2) Breathing Penurunan frekunsi napas Napas dangkal Kelemahan otot pernapasan Kesulitan bernapas : sianosis 3) Circulation Pingsan hipertensi depresi dengan penurunan nadi dan pernapasan Pusing Kejang berulang 4) Disability Dapat terjadi penurunan kesadaran Triase : merah A. pengkajian sekunder 1. pengumpulan data 1. Aktivitas/ istirahat -Gejala : keletihan, kelemahan umum -Keterbatasan dalam beraktivitas -Tanda : perubahan tonus dan kekuatan 2. Sirkulasi -Gejala : iktal : hipertensi, peningkatan nadi, sianosis -Postiktal : depresi dengan penurunan nadi dan pernafasan 3. Elimnasi -Gejala : inkontinensia episodik -Tanda : iktal : peningkatan tekanan kandung kemih 11
  • 12. -Posiktal : inkontenensia urine 4. Makanan dan cairan -Gejala : sensitivitas terhadap makanan, mual, muntah -Tanda : kerusakan jaringan lunak (cidera selama kejang) 5. Neurosensori/ kenyamanan -Gejala : riwayat sakit kepala, aktivitas kejang berulang, pinsang, pusing -Postiktal : kelemahan, nyeri otot, area paralitik 6. Pernafasan -Gejala : iktal : gigi mengatup, sianosis, pernafasan menurun/ cepat, peningkatan sekresi mukus B. pengkajian psikososial Kaji bagaimana pola interaksi klien terhadap orang – orang disekitarnya seperti hubungannya dengan keluarga, teman dekat, dokter, maupun dengan perawat. C. pemeriksaan diagnostik 1. Elektrolit : tidak seimbang dapat berpengaruh pada aktivitas kejang 2. Glukosa : hipoglikemia dapat menjadi presipitasi (pencetus) kejang. 3. Ureum/ kreatinin : dapat maningkatkan resiko timbulnya aktivitas kejang 4. Kadar obat dalam serum : untuk membuktikan batas obat anti konvulsi yang terapeutik. 5. Elektroensepalogram (eeg) : dapat melokalisir daerah serebral yang tidak berfungsi dengan baik, mengukur aktivitas otak. 1) Pengelompokan Data Data Subyektif  Keluarga Klien mengatakan klien tidak mampu melakukan aktifitas  Keluarga Klien mengatakan klien merasa mual dan muntah  Keluarga Klien mengatakan klien Pusing, mata berkunang-kunang  Keluarga Klien mengatakan klien susah bernafas  Kekuarga Klien mengatakan klien takut dengan keadaanya 12
  • 13. Data obyektif  Klien tampak kesulitan bernafas  Tampak peningkatan sekresi mucus  Klien nampak lemah  Klien nampak mual dan muntah  Klien nampak gelisah  Klien nampak pusing 2.Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul 1. Resiko tinggi terhadap inefektifnya bersihan jalan nafas b/d kerusakan neoromuskular 2. Resiko kejang berulang b/d peningkatan suhu tubuh 3. Kerusakan mobilitas fisik b/d kerusakan persepsi, penurunan kekuatan 4. ansietas b/d kondisi kesehatan klien 3. INTERVENSI Diagnosa 1 Resiko tinggi terhadap inefektifnya bersihan jalan nafas b/d kerusakan neuromuskular Tujuan : Inefektifnya bersihan jalan tdk terjadi Kriteria hasil : Jalan napas bersih dari sumbatan, suara napas vesikuler, sekresi mukosa tidak ada, RR dalam batas normal Intervensi : 1) atur posisi tidur klien fowler atau semi fowler. Rasionalnya : Untuk memberikan rasa nyaman pada klien 2) Lakukan penghisapan lendir, Rasional : untuk membersihkan dan mengurangi secret 13
  • 14. 3) kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi Rasional : kolaborasi terapi untuk memberikan pengobatan yang tepat pada klien Diagnosa 2 Resiko kejang berulang b/d peningkatan suhu tubuh Tujuan : Aktivitas kejang tidak berulang Kriteria hasil : Kejang dapat dikontrol, suhu tubuh kembali normal Intervensi : 1) Kaji factor pencetus kejang. Rasional : Untuk memberikan tindakan yang tepat 2) Libatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien. Rasional : keluarga sangat penting dalam mendukung proses penyembuhan klien 3) Observasi tanda-tanda vital. Lindungi anak dari trauma. Rasional ; Pemantauan TTV perlu untuk mengetahui perkembangan kondisi klien, trauma dapat memberikan dapak psikologis bagi klien 4) Berikan kompres dingin pda daerah dahi dan ketiak. Rasional: Untung menurunkan suhu tubuh klien Diagnosa 3 Kerusakan mobilitas fisik b/d kerusakan persepsi, penurunan kekuatan Tujuan : Kerusakan mobilisasi fisik teratasi Kriteria hasil : Mobilisasi fisik klien aktif , kejang tidak ada, kebutuhan klien teratasi Intervensi : 1) Kaji tingkat mobilisasi klien. Rasional : Mengetahui sejauh mana batas kemampuan klien dalam beraktivitas 2) Kaji tingkat kerusakan mobilsasi klien. Rasional : Untuk mengetahui tingkat kemampuan otot untuk beraktivitas 3) Bantu klien dalam pemenuhan kebutuhan. Rasional : Pemenuhan kebutuhan klien perlu untuk mendukung proses perkembangan klien 4) Latih klien dalam mobilisasi sesuai kemampuan klien. Rasional : Sebagai penilaian atas kemampuan klien dalam tindakan mandiri 14
  • 15. 5) Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan klien. Rasional ; Peran keluarga penting dalam mendukung pemulihan klien Diagnosa 4 Kurang pengetahuan keluarga b/d kurangnya informasi Tujuan : Pengetahuan keluarga meningkat Kriteria hasil : Keluarga mengerti dengan proses penyakit kejang demam, keluarga klien tidak bertanya lagi tentang penyakit, perawatan dan kondisi klien. Intervensi : 1) Kaji tingkat pendidikan keluarga klien. Rasional : Dapat mengetahui kemampuan klien dalam memahami penyait klien 2) Kaji tingkat pengetahuan keluarga klien. Rasional : untuk mengetahui sejauh mana keluarga klien mengetahui tentang penyakit yang di derita klien 5. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Diagnosa Resiko tinggi terhadap inefektifnya bersihan jalan nafas b/d kerusakan neoromuskul ar Peningkatan suhu tubuh b/d kejang 15 Implementasi 1. Mengatur posisi klien semifowler atau fowler Hasil : - Klien merasa nyaman dengan pemberian posisi semifowler 2. Setelah melakukan pengisapan mucosa lendir. Mukosa berkurang Hasil : - Klien dapat bernafas dengan normal 3. Melakukan kolaborasi terapi medik Hasil : - Mukosa lendir berkurang - Drinase baik 1.Setelah melakukan pengkaji Evaluasi S : Ibu klien mengatakan klien berangsur-angsur mulai bernafas dengan baik O: - - tampak tidak ada mukosa lendir pernapasan klien baik A : masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan S.: Ibu klien mengatakan klien sudah tidak
  • 16. berulang, faktor infeksi pada tingkat kejang klien Hasil : klien tidak mengalami kejang berulang Kerusakan mobilitas fisik b/d kerusakan persepsi, penurunan kekuatan 2. melibatkan keluarga klien dalam pemberian tindakan hasil : keluarga klien berpatisipasi dalam pemberian tindakan kpd klien 1. setelah melakukan pengkajian pada mobilisasi klien Hasil : klien mampumelakukan aktivitas mengalami kejang demam lagi O : Klien terlihat sudah tidak kejang lagi, dapat beraktivitas seperti biasa A: masalah teratasi P: pertahankan intervensi S: ibu klien mengatakan klien dapat beraktivitas kembali O: Klien terlihat beraktivitas seperti biasa 2. A : Masalah teratasi Kurang pengetahuan keluarga b/d kurangnya informasi 1.Setelah menilai tingkat pengetahuan keluaraga ibu klien dan memeberikan pemahaman kepada keluarga klien Hasil : ibu klien sudah memahami penyakit klien P : Pertahankan intervensi S: ibu klien sudah mengetahui penyakit dan penanganan yang akan di lakukan O : klien dapat menerima dengan baik penjelasan dari perawat A: maslah teratasi P ; pertahankan intervensi 16
  • 17. BAB III PENUTUP A.Kesimpulan a) Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada saat suhu meningkat disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. b) Kejang adalah pembebasan listrik yang tidak terkontrol dari sel syaraf cortex serebral yang ditandai dengan serangan yang tiba – tiba (marillyn, doengoes. 1999 : 252) Penyebab dari kejag demam dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu : Obat – obatanracun, alkhohol, obat yang diminum berlebihan Ketidak seimbangan kimiawi,hiperkalemia. Hipoglikemia dan asidosis,. Demam paling sering terjadi pada anak balita, Patologis otakakibat dari cidera kepala, trauma, infeksi, peningkatan tik, Eklampsiahipertensi prenatal, toksemia gravidarumIdiopatikpenyebab tidak diketahui B.Saran Diharapkan semoga dengan “Askep Gangguan Sistem Persyarafan Pada Klien yang mengalami Kejang Demam” i yang merupakan bagian dari Keperawatan Dawat darurat dapat bermanfaat bagi kami dan teman-teman dalam melaksanakan asuhan keperawatan, sehingga perawat mengetahui atau mengerti tentang gangguan yang berhubungan dengan gangguan SISTEM PERSARAFAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI GEJALA KEJANG DEMAM, Dalam rangka mengatasi masalah resiko pada klien yang mengalami kejala kejang demam, maka tugas perawat yang utama adalah sering mengobservasi akan kebutuhan klien tersebut. Serta kami menyadari bahwa Askep yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga saran dan kritik yang sifatnta membangun sangat kami butuhkan, baik itu dari teman-teman ataupun para pembaca. 17
  • 18. DAFTAR PUSTAKA Http://panduankeperawatan.com/asuhan-keperawatan/asuhan-keperawatan-kejang-demam/ - Depkes RI. 1989. Perawatan Bayi Dan Anak. Ed 1. Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. - Lumbantobing,SM.1989.Penatalaksanaan Muthakhir Kejang Pada Anak.Jakarta : FKUI - Sachann, M Rossa. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatric. Jakarta : EGC. - Suriadi, dkk2001. Askep Pada Anak. Jakarta. Pt Fajar Interpratama. - Sataf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2000. Buku Kuliah Dua Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Percetakan Info Medika Jakarta - Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit, ed 2. Jakarta: EGC. - Hidayat, aziz alimun. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba. 18