SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 65
PERSAMAAN DIFFERENSIAL
BIASA
A. PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang persamaan diferensial biasa. Setelah menyelesaikan
pokok bahasan ini mahasiswa diharapkan akan mampu menyelesaikan
persamaan diferensial biasa dengan MATLAB. Secara khusus mahasiswa
diharapkan akan mampu menyusun permasalahan fisis dan kimia dalam Teknik
Kimia dalam bentuk persamaan diferensial biasa, menyelesaiakan persamaan
diferensial biasa dengan fungsi ode45 dalam MATLAB. Persamaan diferensial
biasa banyak ditemukan pada pemodelan-pemodelan teknik reaktor, kinetika
reaksi kimia, peristiwa-peristiwa perpindahan dan lain-lain.
B. PENYAJIAN MATERI
Persamaan diferensial muncul dari kajian proses fisis dan kimia dinamis yang
memiliki satu variable bebas. Variabel tersebut dapat berupa variable jarak, x atau
variabel waktu, t yang bergantung pada geometri sistem dan kondisi batasnya.
Sebagai contoh suatu reaksi kimia dengan bentuk:
A + B C + D E (7.1)
Berlangsung dalam suatu reaktor, neraca massa dapat diterapkan
Input + generation = Output + Aacumulation (7.2)
Untuk reaktor batch, aliran masuk dan keluar adalah nol, sehinga neraca massa
disederhanakan menjadi
Laju akumulasi = pembangkitan (7.3)
BAB 7
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 66
Asumsi bahwa reaksi (7.1) berlangsung dalam fasa cair dengan perubahan volum
diabaikan, Jika persamaan (7.3) ditulis untuk setiap komponen yang bereaksi
maka akan memiliki bentuk
DCBA
A
CCkCCk
dt
dC
21 
DCBA
B
CCkCCk
dt
dC
21 
n
D
m
CDCBA
C
CCkCCkCCk
dt
dC
321  (7.4)
n
D
m
CDCBA
D
CCkCCkCCk
dt
dC
321 
n
D
m
C
E
CCk
dt
dC
3
dimana CA, CB, CC, CD, and CE, menyatakan konsentrasi lima komponen pada
reaksi kimia. Reaksi ini merupakan satu set persamaan diferensial non-linier
order satu simultan, yang menggambarkan prilaku dinamis reaksi kimia. Dengan
metode yang disusun pada bab ini, persamaan ini dengan satu set kondisi awal,
dapat diintegrasikan untuk memperoleh profil waktu semua konsentrasi.
Kasus lain, anggap pertumbuhan mikroorgnisme, katakan ragi, dalam
fermentor kontinyu dengan tipe yang ditunjukkan Gambar di bawah.
Gambar 7.1 Fermentor kontinyu
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 67
Volume cairan dalam fermentor adalah V, laju alir nutrien ke dalam fermentor
adalah Fin, dan laju air produk keluar fermentor adalah Fo. Neraca massa sel X
adalah:
Input + Pembangkitan = Output + Akumulasi
dt
VXd
XFVrXF outoutxinin
)(

Neraca massa untuk subtrat S diberikan dengan persamaan :
dt
VSd
SFVrSF outoutSinin
)(

Neraca volume total adalah
dt
dV
FF outin 
Jika kita buat asumsi bahwa fermentor tercampur sempurna, yaitu konsentrasi
di setiap titik dalam fermentor sama, maka :
outXX 
outSS 
Dan persamaan disederhanakan menjadi
  VrXFXF
dt
VXd
xoutinin 
)(
  VrSFSF
dt
VSd
Soutinin 
)(
outin FF
dt
dV

Asumsi berikutnya dibuat bahwa laju alir masuk dan keluar fermentor adalah
sama, dan laju pembentukan sel dan penggunaan subtrat diberikan oleh :
SK
SX
rx

 max
dan
7.5
7.6
7.7
7.8
7.9
7.10
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 68
SK
SX
Y
rS

 max1 
Set persamaan menjadi:
 
SK
SX
XX
V
F
dt
dX
in
out







 max
 
SK
SX
Y
SS
V
F
dt
dS
in
out







 max1 
Ini adalah satu set persamaan diferensial biasa simultan, yang menggambarkan
dinamik fermentasi kultur kontinyu.
Berdasarkan ordenya persamaan diferensial biasa terdiri atas tiga jenis (paling
umum ditemukan dalam permasalahan teknik kimia).
Orde 1 dy
y kx
dx
 
Orde 2
2
2
d y dy
y kx
dx dx
 
Orde 3
23 2
3 2
d y d y dy
a b kx
dx dx dx
 
   
 
Berdasarkan ordenya persamaan diferensial biasa terdiri atas dua jenis.
1. Linier
Persamaan umum persamaan diferensial biasa linier dirumuskan sbb:
         
1
1 11
...
n n
o n nn n
d y d y dy
b x b x b x b x y R x
dx dx dx


    
2. Taklinier
Persamaan diferensial biasa yang tidak memenuhi persamaan umum persamaan
diferensial biasa linier di muka dikelompokan ke dalam persamaan diferensial
biasa tak linier.
Salah satu kegunaan MATLAB dalam teknik adalah aplikasinya untuk
menyelesaikan persamaan secara numeris persamaan diferensial biasa. MATLAB
7.11
7.12
7.13
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 69
memiliki penyelesaian ode yang berbeda yang memungkinkan ode
menyelesaikan secara akurat dan efisien tergantung pada tingkat kesulitan
(stiffness) ode. Stiffness adalah perubahan relative pada penyelesaian satu
persamaan diferensial.
Terdapat cara berbeda untuk menyusun dan mengeksekusi penyelesaian ode,
namun untuk kali ini suatu sistem yang menggunkanan m-files banyak untuk
setiap penyelesaian ode akan diberikan. Dua m-files utama yang diperlukan
adalah file eksekusi (run) dan file fungsi. Untuk penyelesaian sutu ode dlam
MATLAB semua ode harus didefinisikan dalam suatu fungsi m-file. Ketika
memasukkan kedalam file fungsi, persamaan diferensial harus memiliki order
satu berbentuk dy/dx = f(y,x). File fungsi harus berisi:
1. Definisi fungsi seperti function dmdt = nama_file(t,m), dimana t adalah variable
bebas dan m adalah variable tak bebas order satu.
2. Jika variabel global digunakan, perintah global harus disisipkan setelah
definisi fungsi
3. Persamaan diferensial harus dalam bentuk deskripsi di atas, misal: dmdt =
f(m,t)
Nama file, variable (m dan t), dan dmdt dapat berubah-ubah.
Contoh 7.1 Aliran Fluida
Suatu fluida dengan densitas tetap mengalir ke dalam tangki besar yang kosong
dan tak tentu pada 8 L/s. Sebuah kran dipasang untuk mengatur aliran keluar
pada laju tetap 4 L/s. Turunkan dan selesaikan persamaan diferensial yang
menggambarkan proses ini, di atas interval 100 detik.
Penyelesaian :
Neraca massa:
Laju Akumulasi = input – Output


)48(
)(

dt
Vd
Karena densitas konstan, sehingga
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 70
)48(
)(

dt
Vd
dalam liter per detik.
Kondisi awal pada waktu t = 0, volume dalam tangki = 0. Berikut penyelesaan
persamaan di atas.
File fluida run digunakan untuk mengeksekusi penyelesaian. List penulisan
program adalah
Grafik yang dihasilkan seperti Gambar 7.1.
Gambar 7.2 Plot waktu terhadap volum
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
0
50
100
150
200
250
300
350
400
Time (s)
volintank(L)
fluida
function dvdt=fluida(t,v)
dvdt=4
to=0;
tf=100;
tspan=[to tf]; %interval integrasi
v0=0 %kondisi awal
[t,v]=ode45(’fluida’tspan,v0)
plot(t,v(:,1))
Xlabel(‘Time (s)’)
Ylabel (‘vol in tank(L)’)
Title(‘fluida’)
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 71
Contoh 7.2 Simulasi Reaktor Batch
Reaktor batch adalah reaktor yang digunakan secara sekali tempuh. Artinya
umpan dimasukkan satu kali di awal reaksi dan produk dikeluarkan pada akhir
reaksi. Selama reaksi tidak ada umpan yang masuk ataupun produk yang
keluar.
Kecepatan proses biasanya diukur dari kecepatan pengurangan umpan :
A
A
r
dt
dC

Apabila kecepatan reaksi dapat didefinisikan sebagai :
A
A
A
CK
kC
r


maka persamaan diferensial di atas menjadi :
A
AA
CK
kC
dt
dC


Jika harga k = 0.01, K = 1.03 dan CA pada t = 0 (awal reaksi) adalah 0.5
mol/liter, maka konsentrasi A setiap waktu dapat ditentukan dengan
menyelesaikan persamaan diferensial di atas.
Catatan : persamaan tersebut tidak dapat diselesaikan secara analitik karena
bersifat tak linier, sehingga harus diselesaikan secara numerik.
Langkah pertama, buatlah fungsi yang dapat mengevaluasi fungsi ruas kanan
persamaan diferensial tersebut.
function yprime = furuka(t,Ca)
% menghitung fungsi ruas kanan dari persamaan neraca massa
reaktor batch
yprime = 0.1*Ca/(1.03 + Ca);
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 72
Kemudian langkah berikutnya adalah menggunakan fungsi ode23 atau ode45
yang telah disediakan Matlab untuk menentukan konsentrasi A setiap waktu.
[t,Ca] = ode23('furuka',[0 50],0.5)
t =
0
1.2240
6.2240
11.2240
16.2240
21.2240
26.0582
30.4158
34.4216
38.2175
41.8888
45.4822
49.0247
50.0000
Ca =
0.5000
0.4611
0.3240
0.2203
0.1456
0.0941
0.0607
0.0405
0.0277
0.0193
0.0136
0.0096
0.0068
0.0062
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 73
Apabila harga k bergantung pada temperatur menurut persamaan Arhenius
berikut :
RT
.
ek
00095
8
10


dan reaksi yang terjadi bersifat eksotermik (H = 432 kJ/mol) dan
dilaksanakan pada temperatur 500 K, maka persamaan-persamaan neraca
massa dan energi sistem adalah sbb. :
A
A
RT
A
CK
Ce
dt
dC



000.95
8
10
)(
10
000.95
8
H
CK
Ce
dt
dT
Cp
A
A
RT





Jika  dan Cp dianggap sama dengan air (1000 kg/m3 dan 4.3 kJ/kg), maka
fungsi furuka menjadi :
function yprime = furuka(t,y)
% menghitung fungsi ruas kanan dari persamaan neraca massa
reaktor batch
Ca = y(1);
T = y(2);
yprime = zeros(2,1);
yprime(1) = - 1E8*exp(-95000/(8.314*T))*Ca/(1.03 + Ca);
yprime(2) = 1E8*exp(-95000/(8.314*T))*Ca/(1.03 +
Ca)*(432*1000)/(1000*4.3);
Kemudian integrasikan dengan batas yang sama :
[t,Y] = ode23('furuka',[0 50],[0.5 500])
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 74
t =
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Y =
0.5000 500.0000
0.4799 502.0147
0.4585 504.1645
0.4357 506.4621
0.4112 508.9204
0.3850 511.5520
0.3570 514.3673
0.3271 517.3723
0.2953 520.5644
0.2618 523.9267
0.2271 527.4201
Contoh 7.3 Proses Dinamis Pemanasan Fluid
Tiga buah tangki yang disusun seri digunakan untuk memanaskan minyak
mentah sebelum diumpankan ke fraksinator untuk pemisahan lanjut.
Gambar 7.3 Sistem pemanasan minyak
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 75
Pada saat awal, masing-masing tangki diisi dengan 1000 kg minyak pada suhu
20 oC. Steam jenuh pada suhu 250 oC dikondensasikan di dalam koil yang
tercelup pada masing-masing tangki. Minyak diumpankan ke tangki pertama
dengan laju 100 kg/menit dan dialirkan ke tangki kedua maupun tangki dengan
laju yang sama. Suhu minyak umpan adalah 20 oC. Tangki dilengkapi pengaduk
sehingga pencampuran di dalam tangki dapat dianggap sempurna, dan suhu di
dalam tangki seragam. Demikian juga dengan suhu aliran keluar tangki sama
dengan suhu di dalam tangki. Kapasitas panas minyak, Cp = 2.0 kJ/kg. Laju
perpindahan panas dari steam ke minyak tiap tangki dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut :
 TTUaQ steam 
Dimana Ua = 10 kJ/mnt.oC yaitu perkalian antara koefisien transfer panas dan
luas area perpindahan panas koil untuk masing-masing tangki.
Tentukan suhu steady state di tiap tangki, dan berapa interval waktu yang
dibutuhkan agar T3 mencapai 99 % kondisi steady state-nya pada saat start-up ?
Petunjuk Penyelesaian :
Asumsi :
i. Laju alir minyak menuju masing – masing tangki dianggap sama (W0 = W1 =
W2 = W3 = W).
ii. Densitas minyak konstan, sehingga jumlah (massa dan volum) minyak di
dalam masing – masing tangki sama dan konstan (M1 = M2 = M3 = M).
Susun neraca panas unsteady state masing – masing tangki.
Untuk tangki 1 :
Panas Akumulasi = Panas masuk – Panas keluar
  110
1
TWCTTUaTWC
dt
dT
MC psteampp 
Persamaan di atas dapat disusun kembali sebagai berikut :
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 76
   
p
steamp
MC
TTUaTTWC
dt
dT 1101


Analog untuk tangki 2 :
   
p
steamp
MC
TTUaTTWC
dt
dT 2212


Untuk tangki 3 :
   
p
steamp
MC
TTUaTTWC
dt
dT 3323


Sintax penulisan program Matlab
Main program
function runlatihan6_4
clear
clc
global W UA M Cp Tsteam To
%nilai-nilai parameter yang diketahui
W=100; % kg/min
UA=10; % kJ/min.C
M=1000; % kg
Cp=2.0; % kJ/kg
Tsteam=250; % C
To=20; % C
%nilai awal T1, T2, dan T3
Tawal=[20 20 20];%oC
%increment waktu
tmulai=0; % min
takhir=90; % min
tspan=[tmulai:5:takhir];
%fungsi untuk menjalankan fungsi MATLAB
[t,Y]=ode45('latihan6_4',tspan,Tawal);
%plot grafik t vs T
plot(t,Y(:,1),'*-r',t,Y(:,2),'o-b',t,Y(:,3),'*-g')
title('Temperature dalam tangki berpengaduk')
xlabel('waktu (min)')
ylabel('T (C)')
[t Y]
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 77
Sub program
function dTdt=latihan6_4(t,Y)
global W UA M Cp Tsteam To
T1=Y(1);
T2=Y(2);
T3=Y(3);
%persamaan-persamaan diferensial yang terlibat
dTdt(1)=((W*Cp*(To-T1))+UA*(Tsteam-T1))/(M*Cp);
dTdt(2)=((W*Cp*(T1-T2))+UA*(Tsteam-T2))/(M*Cp);
dTdt(3)=((W*Cp*(T2-T3))+UA*(Tsteam-T3))/(M*Cp);
dTdt=dTdt';
Gambar 7.4 Proses Dinamis sistem Pemanasan Minyak
C. RANGKUMAN
a. Persamaan Diferensial Biasa (PDB) persamaan diferensial di mana fungsi
yang tidak diketahui (variabel terikat) adalah fungsi dari variabel bebas
tunggal
b. Dalam bidang Teknik Kimia Persamaan diferensial muncul dari kajian proses
fisis dan kimia dinamis yang memiliki satu variable bebas. Variabel tersebut
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
20
25
30
35
40
45
50
55
Temperature dalam tangki berpengaduk
waktu (min)
T(C)
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 78
dapat berupa variable jarak, x atau variabel waktu, t yang bergantung pada
geometri sistem dan kondisi batasnya.
c. Penyelesaian persamaan diferensial biasa dapat diselesaikan dengan
MATLAB menggunakan fungsi ode yang akan diperoleh nilai variabel terikat
untuk setiap variabel bebas yang diberikan.
D.LATIHAN
Latihan 7.1 Simulasi Reaktor Plug Flow Non Isotermal
Reaksi perengkahan aston fasa uap, dinyatakn dngan reksi endotermik sebagai
berikut:
CH3COCH3  CH2CO + CH4
Berlangsung pada reaktor tubular berjaket. Aseton murni masuk reaktor pada
suhu To = 1035 K dan tekanan Po = 162 kPa, dan suhu gas eksternal heat
exchanger adalah konstan pada T, = 1150 K. Ingin dicari profil suhu sepanjang
reaktor dengan tekanan dianggap konstan. Data lain diberikan sebagai berikut:
Laju Alir volumetrik vo = 0,002 m3/s
Volume reaktor VR = 1 m3
Koef. transfer panas overall U = 110 W/m2 K
Luas permukan transfer paas a = 150 2/m3 reaktor
Konstanta Laju rekasi k = 3,58 ݁‫݌ݔ‬ቂ34.222 ቀ
ଵ
ଵ଴ଷହ
−
ଵ
்
ቁቃ‫ݏ‬ିଵ
Panas reaksi :
∆‫ܪ‬ோ = 80770 + 6,8(ܶ − 298) − 5,75 ‫ݔ‬10ିଷ(ܶଶ
− 298ଶ) − 1,27 ‫ݔ‬10ି଺(ܶଷ
−
298ଷ) ‫ܬ‬/݉ ‫݈݋‬
Kapasitas panas aseton CpA =26,63 + 0,1830 T - 45,86 x 10-6T2 J/mol.K
Kapasitas panas keten CpA =20,04 + 0,0945 T - 30,95 x 10-6T2 J/mol.K
Kapasitas panas metana CpA =13,39 + 0,0770 T - 18,71 x 10-6T2 J/mol.K
Neraca mol
ௗ௑
ௗ௏
=
ି௥ಲ
ிಲ೚
Neraca energi
ௗ்
ௗ௏
=
௎ೌ(்ೌି்)ା௥ಲ∆ுೃ
ிಲ೚൫஼೛ಲା௑∆஼೛൯
Laju reaksi −‫ݎ‬஺ = ݇‫ܥ‬஺ை ቀ
ଵି௑
ଵା௑
ቁ
்೚
்
FAO =CAO.vo
∆CP = CpB + CPC - CPA
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 79
E. RUJUKAN
1) Constantinidis dan Mustoufi,1999, Numerical Methodes for Chemical Engineers
with MATLAB Application, hal 262-264. Prentice-Hall: Englewood Cfiffs, NJ.
2) Finlayson, B.A., 2006, Introduction to Chemical Engineering Computing, hal 115-
123. John Wiley & Sons Inc., New Jersey
3) Dan Hanselman dan Bruce Littlefield, 1997. MATLAB: Bahasa Komputasi dan
Teknis. hal 15 dan 154-165. Andi. Yokyakarta.

More Related Content

What's hot

Kelompok 3 PP(dekanter)
Kelompok 3 PP(dekanter)Kelompok 3 PP(dekanter)
Kelompok 3 PP(dekanter)Jaýa Mañdala
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1wahyuddin S.T
 
Termodinamika1
Termodinamika1Termodinamika1
Termodinamika1APRIL
 
Kesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cairKesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cairRyan Tito
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gasRfebiola
 
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docxSaya Kamu
 
160124864 bab-i-konsep-dasar-pengendalian-proses
160124864 bab-i-konsep-dasar-pengendalian-proses160124864 bab-i-konsep-dasar-pengendalian-proses
160124864 bab-i-konsep-dasar-pengendalian-prosesDicky Syahputra
 
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)Utami Irawati
 
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimiaTermodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimiajayamartha
 
Ppt kalor sensibel & laten
Ppt kalor sensibel & latenPpt kalor sensibel & laten
Ppt kalor sensibel & latenSepriSakatsila
 
Decanter - Peralatan Industri Proses
Decanter - Peralatan Industri ProsesDecanter - Peralatan Industri Proses
Decanter - Peralatan Industri ProsesAhmadRifaldhi
 
TEORI KINETIKA GAS
TEORI KINETIKA GASTEORI KINETIKA GAS
TEORI KINETIKA GASNisaUlFitri
 
Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2Winda Sari
 
Struktur kristal ionik
Struktur  kristal ionik Struktur  kristal ionik
Struktur kristal ionik Ida Farida Ch
 
3 bab-ii-neraca-massa
3 bab-ii-neraca-massa3 bab-ii-neraca-massa
3 bab-ii-neraca-massaEggy Brilyan
 
7. kesetimbangan kimia
7. kesetimbangan kimia7. kesetimbangan kimia
7. kesetimbangan kimiabima wandika
 
Metamtika teknik 04-aplikasi nyata pd
Metamtika teknik 04-aplikasi nyata pdMetamtika teknik 04-aplikasi nyata pd
Metamtika teknik 04-aplikasi nyata pdel sucahyo
 

What's hot (20)

Kelompok 3 PP(dekanter)
Kelompok 3 PP(dekanter)Kelompok 3 PP(dekanter)
Kelompok 3 PP(dekanter)
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
 
Termodinamika1
Termodinamika1Termodinamika1
Termodinamika1
 
Kesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cairKesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cair
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gas
 
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
 
160124864 bab-i-konsep-dasar-pengendalian-proses
160124864 bab-i-konsep-dasar-pengendalian-proses160124864 bab-i-konsep-dasar-pengendalian-proses
160124864 bab-i-konsep-dasar-pengendalian-proses
 
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
 
Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)
 
Kd meeting 13 14
Kd meeting 13 14Kd meeting 13 14
Kd meeting 13 14
 
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimiaTermodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
 
Ppt kalor sensibel & laten
Ppt kalor sensibel & latenPpt kalor sensibel & laten
Ppt kalor sensibel & laten
 
Decanter - Peralatan Industri Proses
Decanter - Peralatan Industri ProsesDecanter - Peralatan Industri Proses
Decanter - Peralatan Industri Proses
 
Modul 3 transformasi laplace
Modul 3 transformasi laplaceModul 3 transformasi laplace
Modul 3 transformasi laplace
 
TEORI KINETIKA GAS
TEORI KINETIKA GASTEORI KINETIKA GAS
TEORI KINETIKA GAS
 
Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2
 
Struktur kristal ionik
Struktur  kristal ionik Struktur  kristal ionik
Struktur kristal ionik
 
3 bab-ii-neraca-massa
3 bab-ii-neraca-massa3 bab-ii-neraca-massa
3 bab-ii-neraca-massa
 
7. kesetimbangan kimia
7. kesetimbangan kimia7. kesetimbangan kimia
7. kesetimbangan kimia
 
Metamtika teknik 04-aplikasi nyata pd
Metamtika teknik 04-aplikasi nyata pdMetamtika teknik 04-aplikasi nyata pd
Metamtika teknik 04-aplikasi nyata pd
 

Similar to PERSAMAAN DIFFERENSIAL BIASA DAN MATLAB

Turunan Parsial.pdf
Turunan Parsial.pdfTurunan Parsial.pdf
Turunan Parsial.pdfJoyaSaddani
 
P1 perbaikan kel 7 selasa pagi 1
P1 perbaikan kel 7 selasa pagi 1P1 perbaikan kel 7 selasa pagi 1
P1 perbaikan kel 7 selasa pagi 1naufal rilanda
 
Diferensial parsial
Diferensial parsialDiferensial parsial
Diferensial parsialyenisaja
 
Final project of process control
Final project of process controlFinal project of process control
Final project of process controlFitra Dani
 
Analisis fourier-lanjutan
Analisis fourier-lanjutanAnalisis fourier-lanjutan
Analisis fourier-lanjutanA-latief Hayati
 
Modul ajar dsp_2020-bab_4_sistem linear time invariant
Modul ajar dsp_2020-bab_4_sistem linear time invariantModul ajar dsp_2020-bab_4_sistem linear time invariant
Modul ajar dsp_2020-bab_4_sistem linear time invariantTri Budi Santoso
 
Matematika teknik kimia minggu 3
Matematika teknik kimia minggu 3Matematika teknik kimia minggu 3
Matematika teknik kimia minggu 3Afifah Nur
 
Sistem partikel
Sistem partikel Sistem partikel
Sistem partikel adhafanny
 
Termodinamika (1,2) a diferensial_eksak_dan_tak_eksak
Termodinamika (1,2) a diferensial_eksak_dan_tak_eksakTermodinamika (1,2) a diferensial_eksak_dan_tak_eksak
Termodinamika (1,2) a diferensial_eksak_dan_tak_eksakjayamartha
 
1 dimension and unit
1 dimension and unit1 dimension and unit
1 dimension and unitGalih Suryono
 
Termodinamika (1-2) a Diferensial eksak dan tak eksak
Termodinamika (1-2) a Diferensial eksak dan tak eksakTermodinamika (1-2) a Diferensial eksak dan tak eksak
Termodinamika (1-2) a Diferensial eksak dan tak eksakjayamartha
 
Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012
Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012
Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012Usman Usman
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanikITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanikFransiska Puteri
 
Diferensial Parsial
Diferensial ParsialDiferensial Parsial
Diferensial ParsialRose Nehe
 

Similar to PERSAMAAN DIFFERENSIAL BIASA DAN MATLAB (20)

Turunan Parsial.pdf
Turunan Parsial.pdfTurunan Parsial.pdf
Turunan Parsial.pdf
 
Matlab 8
Matlab 8Matlab 8
Matlab 8
 
P1 perbaikan kel 7 selasa pagi 1
P1 perbaikan kel 7 selasa pagi 1P1 perbaikan kel 7 selasa pagi 1
P1 perbaikan kel 7 selasa pagi 1
 
Diferensial parsial
Diferensial parsialDiferensial parsial
Diferensial parsial
 
Final project of process control
Final project of process controlFinal project of process control
Final project of process control
 
Analisis fourier-lanjutan
Analisis fourier-lanjutanAnalisis fourier-lanjutan
Analisis fourier-lanjutan
 
Modul ajar dsp_2020-bab_4_sistem linear time invariant
Modul ajar dsp_2020-bab_4_sistem linear time invariantModul ajar dsp_2020-bab_4_sistem linear time invariant
Modul ajar dsp_2020-bab_4_sistem linear time invariant
 
Matematika teknik kimia minggu 3
Matematika teknik kimia minggu 3Matematika teknik kimia minggu 3
Matematika teknik kimia minggu 3
 
13-Reaktor Fixed Bed R-01
13-Reaktor Fixed Bed R-0113-Reaktor Fixed Bed R-01
13-Reaktor Fixed Bed R-01
 
Sistem partikel
Sistem partikel Sistem partikel
Sistem partikel
 
Model matematika suspensi motor
Model matematika suspensi motorModel matematika suspensi motor
Model matematika suspensi motor
 
Termodinamika (1,2) a diferensial_eksak_dan_tak_eksak
Termodinamika (1,2) a diferensial_eksak_dan_tak_eksakTermodinamika (1,2) a diferensial_eksak_dan_tak_eksak
Termodinamika (1,2) a diferensial_eksak_dan_tak_eksak
 
1 dimension and unit
1 dimension and unit1 dimension and unit
1 dimension and unit
 
Kuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkapKuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkap
 
Termodinamika (1-2) a Diferensial eksak dan tak eksak
Termodinamika (1-2) a Diferensial eksak dan tak eksakTermodinamika (1-2) a Diferensial eksak dan tak eksak
Termodinamika (1-2) a Diferensial eksak dan tak eksak
 
Job4
Job4Job4
Job4
 
Persdif
PersdifPersdif
Persdif
 
Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012
Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012
Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanikITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
 
Diferensial Parsial
Diferensial ParsialDiferensial Parsial
Diferensial Parsial
 

More from Pujiati Puu

Ddka pujiati & citra purnama sitta
Ddka pujiati & citra purnama sittaDdka pujiati & citra purnama sitta
Ddka pujiati & citra purnama sittaPujiati Puu
 
Makalah teori konstruktivistik
Makalah teori konstruktivistikMakalah teori konstruktivistik
Makalah teori konstruktivistikPujiati Puu
 
Makalah belajar dan pembelajaran
Makalah belajar dan pembelajaranMakalah belajar dan pembelajaran
Makalah belajar dan pembelajaranPujiati Puu
 
Hakikat manusia dan pengembangannya
Hakikat manusia dan pengembangannyaHakikat manusia dan pengembangannya
Hakikat manusia dan pengembangannyaPujiati Puu
 
Peluruhan27 2010 97
Peluruhan27 2010 97Peluruhan27 2010 97
Peluruhan27 2010 97Pujiati Puu
 
Grafik tugas 20des2012
Grafik tugas 20des2012Grafik tugas 20des2012
Grafik tugas 20des2012Pujiati Puu
 
Pujiati 06121010018
Pujiati  06121010018Pujiati  06121010018
Pujiati 06121010018Pujiati Puu
 
Modul praktikum kimdas ii
Modul praktikum kimdas iiModul praktikum kimdas ii
Modul praktikum kimdas iiPujiati Puu
 
Grafik laju reaksi
Grafik laju reaksiGrafik laju reaksi
Grafik laju reaksiPujiati Puu
 
Bahan kimia berbahaya
Bahan kimia berbahayaBahan kimia berbahaya
Bahan kimia berbahayaPujiati Puu
 
Soal persilangan dihibrid
Soal persilangan dihibridSoal persilangan dihibrid
Soal persilangan dihibridPujiati Puu
 
Blooming eceng gondok di daerah perairan
Blooming eceng gondok di daerah perairanBlooming eceng gondok di daerah perairan
Blooming eceng gondok di daerah perairanPujiati Puu
 
Makalah agama islam
Makalah agama islamMakalah agama islam
Makalah agama islamPujiati Puu
 
Makalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannyaMakalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannyaPujiati Puu
 

More from Pujiati Puu (20)

Tugas rpp
Tugas rppTugas rpp
Tugas rpp
 
Tugas akhir mpk
Tugas akhir mpkTugas akhir mpk
Tugas akhir mpk
 
Ddka pujiati & citra purnama sitta
Ddka pujiati & citra purnama sittaDdka pujiati & citra purnama sitta
Ddka pujiati & citra purnama sitta
 
Makalah teori konstruktivistik
Makalah teori konstruktivistikMakalah teori konstruktivistik
Makalah teori konstruktivistik
 
Makalah belajar dan pembelajaran
Makalah belajar dan pembelajaranMakalah belajar dan pembelajaran
Makalah belajar dan pembelajaran
 
Hakikat manusia dan pengembangannya
Hakikat manusia dan pengembangannyaHakikat manusia dan pengembangannya
Hakikat manusia dan pengembangannya
 
Peluruhan27 2010 97
Peluruhan27 2010 97Peluruhan27 2010 97
Peluruhan27 2010 97
 
Grafik tugas 20des2012
Grafik tugas 20des2012Grafik tugas 20des2012
Grafik tugas 20des2012
 
Pujiati 06121010018
Pujiati  06121010018Pujiati  06121010018
Pujiati 06121010018
 
Modul praktikum kimdas ii
Modul praktikum kimdas iiModul praktikum kimdas ii
Modul praktikum kimdas ii
 
Grafik laju reaksi
Grafik laju reaksiGrafik laju reaksi
Grafik laju reaksi
 
Bahan kimia berbahaya
Bahan kimia berbahayaBahan kimia berbahaya
Bahan kimia berbahaya
 
Evo s jurnal
Evo s jurnalEvo s jurnal
Evo s jurnal
 
Evolusi
EvolusiEvolusi
Evolusi
 
Soal persilangan dihibrid
Soal persilangan dihibridSoal persilangan dihibrid
Soal persilangan dihibrid
 
Evolusi
EvolusiEvolusi
Evolusi
 
Blooming eceng gondok di daerah perairan
Blooming eceng gondok di daerah perairanBlooming eceng gondok di daerah perairan
Blooming eceng gondok di daerah perairan
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Makalah agama islam
Makalah agama islamMakalah agama islam
Makalah agama islam
 
Makalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannyaMakalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannya
 

Recently uploaded

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 

Recently uploaded (20)

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 

PERSAMAAN DIFFERENSIAL BIASA DAN MATLAB

  • 1. Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 65 PERSAMAAN DIFFERENSIAL BIASA A. PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang persamaan diferensial biasa. Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini mahasiswa diharapkan akan mampu menyelesaikan persamaan diferensial biasa dengan MATLAB. Secara khusus mahasiswa diharapkan akan mampu menyusun permasalahan fisis dan kimia dalam Teknik Kimia dalam bentuk persamaan diferensial biasa, menyelesaiakan persamaan diferensial biasa dengan fungsi ode45 dalam MATLAB. Persamaan diferensial biasa banyak ditemukan pada pemodelan-pemodelan teknik reaktor, kinetika reaksi kimia, peristiwa-peristiwa perpindahan dan lain-lain. B. PENYAJIAN MATERI Persamaan diferensial muncul dari kajian proses fisis dan kimia dinamis yang memiliki satu variable bebas. Variabel tersebut dapat berupa variable jarak, x atau variabel waktu, t yang bergantung pada geometri sistem dan kondisi batasnya. Sebagai contoh suatu reaksi kimia dengan bentuk: A + B C + D E (7.1) Berlangsung dalam suatu reaktor, neraca massa dapat diterapkan Input + generation = Output + Aacumulation (7.2) Untuk reaktor batch, aliran masuk dan keluar adalah nol, sehinga neraca massa disederhanakan menjadi Laju akumulasi = pembangkitan (7.3) BAB 7
  • 2. Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 66 Asumsi bahwa reaksi (7.1) berlangsung dalam fasa cair dengan perubahan volum diabaikan, Jika persamaan (7.3) ditulis untuk setiap komponen yang bereaksi maka akan memiliki bentuk DCBA A CCkCCk dt dC 21  DCBA B CCkCCk dt dC 21  n D m CDCBA C CCkCCkCCk dt dC 321  (7.4) n D m CDCBA D CCkCCkCCk dt dC 321  n D m C E CCk dt dC 3 dimana CA, CB, CC, CD, and CE, menyatakan konsentrasi lima komponen pada reaksi kimia. Reaksi ini merupakan satu set persamaan diferensial non-linier order satu simultan, yang menggambarkan prilaku dinamis reaksi kimia. Dengan metode yang disusun pada bab ini, persamaan ini dengan satu set kondisi awal, dapat diintegrasikan untuk memperoleh profil waktu semua konsentrasi. Kasus lain, anggap pertumbuhan mikroorgnisme, katakan ragi, dalam fermentor kontinyu dengan tipe yang ditunjukkan Gambar di bawah. Gambar 7.1 Fermentor kontinyu
  • 3. Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 67 Volume cairan dalam fermentor adalah V, laju alir nutrien ke dalam fermentor adalah Fin, dan laju air produk keluar fermentor adalah Fo. Neraca massa sel X adalah: Input + Pembangkitan = Output + Akumulasi dt VXd XFVrXF outoutxinin )(  Neraca massa untuk subtrat S diberikan dengan persamaan : dt VSd SFVrSF outoutSinin )(  Neraca volume total adalah dt dV FF outin  Jika kita buat asumsi bahwa fermentor tercampur sempurna, yaitu konsentrasi di setiap titik dalam fermentor sama, maka : outXX  outSS  Dan persamaan disederhanakan menjadi   VrXFXF dt VXd xoutinin  )(   VrSFSF dt VSd Soutinin  )( outin FF dt dV  Asumsi berikutnya dibuat bahwa laju alir masuk dan keluar fermentor adalah sama, dan laju pembentukan sel dan penggunaan subtrat diberikan oleh : SK SX rx   max dan 7.5 7.6 7.7 7.8 7.9 7.10
  • 4. Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 68 SK SX Y rS   max1  Set persamaan menjadi:   SK SX XX V F dt dX in out         max   SK SX Y SS V F dt dS in out         max1  Ini adalah satu set persamaan diferensial biasa simultan, yang menggambarkan dinamik fermentasi kultur kontinyu. Berdasarkan ordenya persamaan diferensial biasa terdiri atas tiga jenis (paling umum ditemukan dalam permasalahan teknik kimia). Orde 1 dy y kx dx   Orde 2 2 2 d y dy y kx dx dx   Orde 3 23 2 3 2 d y d y dy a b kx dx dx dx         Berdasarkan ordenya persamaan diferensial biasa terdiri atas dua jenis. 1. Linier Persamaan umum persamaan diferensial biasa linier dirumuskan sbb:           1 1 11 ... n n o n nn n d y d y dy b x b x b x b x y R x dx dx dx        2. Taklinier Persamaan diferensial biasa yang tidak memenuhi persamaan umum persamaan diferensial biasa linier di muka dikelompokan ke dalam persamaan diferensial biasa tak linier. Salah satu kegunaan MATLAB dalam teknik adalah aplikasinya untuk menyelesaikan persamaan secara numeris persamaan diferensial biasa. MATLAB 7.11 7.12 7.13
  • 5. Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 69 memiliki penyelesaian ode yang berbeda yang memungkinkan ode menyelesaikan secara akurat dan efisien tergantung pada tingkat kesulitan (stiffness) ode. Stiffness adalah perubahan relative pada penyelesaian satu persamaan diferensial. Terdapat cara berbeda untuk menyusun dan mengeksekusi penyelesaian ode, namun untuk kali ini suatu sistem yang menggunkanan m-files banyak untuk setiap penyelesaian ode akan diberikan. Dua m-files utama yang diperlukan adalah file eksekusi (run) dan file fungsi. Untuk penyelesaian sutu ode dlam MATLAB semua ode harus didefinisikan dalam suatu fungsi m-file. Ketika memasukkan kedalam file fungsi, persamaan diferensial harus memiliki order satu berbentuk dy/dx = f(y,x). File fungsi harus berisi: 1. Definisi fungsi seperti function dmdt = nama_file(t,m), dimana t adalah variable bebas dan m adalah variable tak bebas order satu. 2. Jika variabel global digunakan, perintah global harus disisipkan setelah definisi fungsi 3. Persamaan diferensial harus dalam bentuk deskripsi di atas, misal: dmdt = f(m,t) Nama file, variable (m dan t), dan dmdt dapat berubah-ubah. Contoh 7.1 Aliran Fluida Suatu fluida dengan densitas tetap mengalir ke dalam tangki besar yang kosong dan tak tentu pada 8 L/s. Sebuah kran dipasang untuk mengatur aliran keluar pada laju tetap 4 L/s. Turunkan dan selesaikan persamaan diferensial yang menggambarkan proses ini, di atas interval 100 detik. Penyelesaian : Neraca massa: Laju Akumulasi = input – Output   )48( )(  dt Vd Karena densitas konstan, sehingga
  • 6. Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 70 )48( )(  dt Vd dalam liter per detik. Kondisi awal pada waktu t = 0, volume dalam tangki = 0. Berikut penyelesaan persamaan di atas. File fluida run digunakan untuk mengeksekusi penyelesaian. List penulisan program adalah Grafik yang dihasilkan seperti Gambar 7.1. Gambar 7.2 Plot waktu terhadap volum 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0 50 100 150 200 250 300 350 400 Time (s) volintank(L) fluida function dvdt=fluida(t,v) dvdt=4 to=0; tf=100; tspan=[to tf]; %interval integrasi v0=0 %kondisi awal [t,v]=ode45(’fluida’tspan,v0) plot(t,v(:,1)) Xlabel(‘Time (s)’) Ylabel (‘vol in tank(L)’) Title(‘fluida’)
  • 7. Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 71 Contoh 7.2 Simulasi Reaktor Batch Reaktor batch adalah reaktor yang digunakan secara sekali tempuh. Artinya umpan dimasukkan satu kali di awal reaksi dan produk dikeluarkan pada akhir reaksi. Selama reaksi tidak ada umpan yang masuk ataupun produk yang keluar. Kecepatan proses biasanya diukur dari kecepatan pengurangan umpan : A A r dt dC  Apabila kecepatan reaksi dapat didefinisikan sebagai : A A A CK kC r   maka persamaan diferensial di atas menjadi : A AA CK kC dt dC   Jika harga k = 0.01, K = 1.03 dan CA pada t = 0 (awal reaksi) adalah 0.5 mol/liter, maka konsentrasi A setiap waktu dapat ditentukan dengan menyelesaikan persamaan diferensial di atas. Catatan : persamaan tersebut tidak dapat diselesaikan secara analitik karena bersifat tak linier, sehingga harus diselesaikan secara numerik. Langkah pertama, buatlah fungsi yang dapat mengevaluasi fungsi ruas kanan persamaan diferensial tersebut. function yprime = furuka(t,Ca) % menghitung fungsi ruas kanan dari persamaan neraca massa reaktor batch yprime = 0.1*Ca/(1.03 + Ca);
  • 8. Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 72 Kemudian langkah berikutnya adalah menggunakan fungsi ode23 atau ode45 yang telah disediakan Matlab untuk menentukan konsentrasi A setiap waktu. [t,Ca] = ode23('furuka',[0 50],0.5) t = 0 1.2240 6.2240 11.2240 16.2240 21.2240 26.0582 30.4158 34.4216 38.2175 41.8888 45.4822 49.0247 50.0000 Ca = 0.5000 0.4611 0.3240 0.2203 0.1456 0.0941 0.0607 0.0405 0.0277 0.0193 0.0136 0.0096 0.0068 0.0062
  • 9. Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 73 Apabila harga k bergantung pada temperatur menurut persamaan Arhenius berikut : RT . ek 00095 8 10   dan reaksi yang terjadi bersifat eksotermik (H = 432 kJ/mol) dan dilaksanakan pada temperatur 500 K, maka persamaan-persamaan neraca massa dan energi sistem adalah sbb. : A A RT A CK Ce dt dC    000.95 8 10 )( 10 000.95 8 H CK Ce dt dT Cp A A RT      Jika  dan Cp dianggap sama dengan air (1000 kg/m3 dan 4.3 kJ/kg), maka fungsi furuka menjadi : function yprime = furuka(t,y) % menghitung fungsi ruas kanan dari persamaan neraca massa reaktor batch Ca = y(1); T = y(2); yprime = zeros(2,1); yprime(1) = - 1E8*exp(-95000/(8.314*T))*Ca/(1.03 + Ca); yprime(2) = 1E8*exp(-95000/(8.314*T))*Ca/(1.03 + Ca)*(432*1000)/(1000*4.3); Kemudian integrasikan dengan batas yang sama : [t,Y] = ode23('furuka',[0 50],[0.5 500])
  • 10. Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 74 t = 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Y = 0.5000 500.0000 0.4799 502.0147 0.4585 504.1645 0.4357 506.4621 0.4112 508.9204 0.3850 511.5520 0.3570 514.3673 0.3271 517.3723 0.2953 520.5644 0.2618 523.9267 0.2271 527.4201 Contoh 7.3 Proses Dinamis Pemanasan Fluid Tiga buah tangki yang disusun seri digunakan untuk memanaskan minyak mentah sebelum diumpankan ke fraksinator untuk pemisahan lanjut. Gambar 7.3 Sistem pemanasan minyak
  • 11. Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 75 Pada saat awal, masing-masing tangki diisi dengan 1000 kg minyak pada suhu 20 oC. Steam jenuh pada suhu 250 oC dikondensasikan di dalam koil yang tercelup pada masing-masing tangki. Minyak diumpankan ke tangki pertama dengan laju 100 kg/menit dan dialirkan ke tangki kedua maupun tangki dengan laju yang sama. Suhu minyak umpan adalah 20 oC. Tangki dilengkapi pengaduk sehingga pencampuran di dalam tangki dapat dianggap sempurna, dan suhu di dalam tangki seragam. Demikian juga dengan suhu aliran keluar tangki sama dengan suhu di dalam tangki. Kapasitas panas minyak, Cp = 2.0 kJ/kg. Laju perpindahan panas dari steam ke minyak tiap tangki dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :  TTUaQ steam  Dimana Ua = 10 kJ/mnt.oC yaitu perkalian antara koefisien transfer panas dan luas area perpindahan panas koil untuk masing-masing tangki. Tentukan suhu steady state di tiap tangki, dan berapa interval waktu yang dibutuhkan agar T3 mencapai 99 % kondisi steady state-nya pada saat start-up ? Petunjuk Penyelesaian : Asumsi : i. Laju alir minyak menuju masing – masing tangki dianggap sama (W0 = W1 = W2 = W3 = W). ii. Densitas minyak konstan, sehingga jumlah (massa dan volum) minyak di dalam masing – masing tangki sama dan konstan (M1 = M2 = M3 = M). Susun neraca panas unsteady state masing – masing tangki. Untuk tangki 1 : Panas Akumulasi = Panas masuk – Panas keluar   110 1 TWCTTUaTWC dt dT MC psteampp  Persamaan di atas dapat disusun kembali sebagai berikut :
  • 12. Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 76     p steamp MC TTUaTTWC dt dT 1101   Analog untuk tangki 2 :     p steamp MC TTUaTTWC dt dT 2212   Untuk tangki 3 :     p steamp MC TTUaTTWC dt dT 3323   Sintax penulisan program Matlab Main program function runlatihan6_4 clear clc global W UA M Cp Tsteam To %nilai-nilai parameter yang diketahui W=100; % kg/min UA=10; % kJ/min.C M=1000; % kg Cp=2.0; % kJ/kg Tsteam=250; % C To=20; % C %nilai awal T1, T2, dan T3 Tawal=[20 20 20];%oC %increment waktu tmulai=0; % min takhir=90; % min tspan=[tmulai:5:takhir]; %fungsi untuk menjalankan fungsi MATLAB [t,Y]=ode45('latihan6_4',tspan,Tawal); %plot grafik t vs T plot(t,Y(:,1),'*-r',t,Y(:,2),'o-b',t,Y(:,3),'*-g') title('Temperature dalam tangki berpengaduk') xlabel('waktu (min)') ylabel('T (C)') [t Y]
  • 13. Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 77 Sub program function dTdt=latihan6_4(t,Y) global W UA M Cp Tsteam To T1=Y(1); T2=Y(2); T3=Y(3); %persamaan-persamaan diferensial yang terlibat dTdt(1)=((W*Cp*(To-T1))+UA*(Tsteam-T1))/(M*Cp); dTdt(2)=((W*Cp*(T1-T2))+UA*(Tsteam-T2))/(M*Cp); dTdt(3)=((W*Cp*(T2-T3))+UA*(Tsteam-T3))/(M*Cp); dTdt=dTdt'; Gambar 7.4 Proses Dinamis sistem Pemanasan Minyak C. RANGKUMAN a. Persamaan Diferensial Biasa (PDB) persamaan diferensial di mana fungsi yang tidak diketahui (variabel terikat) adalah fungsi dari variabel bebas tunggal b. Dalam bidang Teknik Kimia Persamaan diferensial muncul dari kajian proses fisis dan kimia dinamis yang memiliki satu variable bebas. Variabel tersebut 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 20 25 30 35 40 45 50 55 Temperature dalam tangki berpengaduk waktu (min) T(C)
  • 14. Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 78 dapat berupa variable jarak, x atau variabel waktu, t yang bergantung pada geometri sistem dan kondisi batasnya. c. Penyelesaian persamaan diferensial biasa dapat diselesaikan dengan MATLAB menggunakan fungsi ode yang akan diperoleh nilai variabel terikat untuk setiap variabel bebas yang diberikan. D.LATIHAN Latihan 7.1 Simulasi Reaktor Plug Flow Non Isotermal Reaksi perengkahan aston fasa uap, dinyatakn dngan reksi endotermik sebagai berikut: CH3COCH3  CH2CO + CH4 Berlangsung pada reaktor tubular berjaket. Aseton murni masuk reaktor pada suhu To = 1035 K dan tekanan Po = 162 kPa, dan suhu gas eksternal heat exchanger adalah konstan pada T, = 1150 K. Ingin dicari profil suhu sepanjang reaktor dengan tekanan dianggap konstan. Data lain diberikan sebagai berikut: Laju Alir volumetrik vo = 0,002 m3/s Volume reaktor VR = 1 m3 Koef. transfer panas overall U = 110 W/m2 K Luas permukan transfer paas a = 150 2/m3 reaktor Konstanta Laju rekasi k = 3,58 ݁‫݌ݔ‬ቂ34.222 ቀ ଵ ଵ଴ଷହ − ଵ ் ቁቃ‫ݏ‬ିଵ Panas reaksi : ∆‫ܪ‬ோ = 80770 + 6,8(ܶ − 298) − 5,75 ‫ݔ‬10ିଷ(ܶଶ − 298ଶ) − 1,27 ‫ݔ‬10ି଺(ܶଷ − 298ଷ) ‫ܬ‬/݉ ‫݈݋‬ Kapasitas panas aseton CpA =26,63 + 0,1830 T - 45,86 x 10-6T2 J/mol.K Kapasitas panas keten CpA =20,04 + 0,0945 T - 30,95 x 10-6T2 J/mol.K Kapasitas panas metana CpA =13,39 + 0,0770 T - 18,71 x 10-6T2 J/mol.K Neraca mol ௗ௑ ௗ௏ = ି௥ಲ ிಲ೚ Neraca energi ௗ் ௗ௏ = ௎ೌ(்ೌି்)ା௥ಲ∆ுೃ ிಲ೚൫஼೛ಲା௑∆஼೛൯ Laju reaksi −‫ݎ‬஺ = ݇‫ܥ‬஺ை ቀ ଵି௑ ଵା௑ ቁ ்೚ ் FAO =CAO.vo ∆CP = CpB + CPC - CPA
  • 15. Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 79 E. RUJUKAN 1) Constantinidis dan Mustoufi,1999, Numerical Methodes for Chemical Engineers with MATLAB Application, hal 262-264. Prentice-Hall: Englewood Cfiffs, NJ. 2) Finlayson, B.A., 2006, Introduction to Chemical Engineering Computing, hal 115- 123. John Wiley & Sons Inc., New Jersey 3) Dan Hanselman dan Bruce Littlefield, 1997. MATLAB: Bahasa Komputasi dan Teknis. hal 15 dan 154-165. Andi. Yokyakarta.