SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Febris atau yang biasa disebut dengan demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas
batas normal biasa, yang dapat disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat
toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau
dehidrasi. (Guyton, 1990).
Keadaan ini sering terjadi pada pasien anak-anak, yaitu merupakan keluhan utama dari 50%
pasien anak di UGD di Amerika Serikat, Eropa dan Afrika. Tidak hanya pada pasien anakanak, tetapi pada pasien dewasa maupun lansia febris juga dapat sering terjadi tergantung dari
sistem imun. Pada febris ini juga tidak ada perbedaan insidens dari segi ras atau jenis
kelamin.
Pasien dengan gejala febris dapat mempunyai diagnosis definitif bermacam-macam atau
dengan kata lain febris merupakan gejala dari banyak jenis penyakit. Febris dapat
berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun
penyakit lain. (Julia, 2000).
Contoh penyakit infeksi bakteri yang memberikan gejala febris adalah meningitis,
bakteremia, sepsis, enteritis, pneumonia, pericarditis, osteomyelitis, septik arthritis, cellulitis,
otitis media, pharyngitis, sinusitis, infeksi saluran urin, enteritis, appendicitis. Sedangkan
untuk penyakit infeksi virus yang memberikan gejala febris adalah adalah ISPA, bronkiolitis,
exanthema enterovirus, gastroenteritis, dan para flu. Selain dari penyakit, penyebab lain dari
febris adalah cuaca yang terlalu panas, memakai pakaian yang terlalu ketat dan dehidrasi.
Untuk febris yang disebabkan oleh penyakit infeksi biasanya akan diberikan obat antibiotic
sedangkan dari non infeksi akan dilihat penyebab dari febris itu sendiri. Febris dapat segera
teratasi dengan terapi dan perawatan yang tepat. Namun, apabila febris tidak diatasi dan
diberikan perawatan yang tepat maka akan menjadi suatu kegawatan yang mengancam jiwa
pasien.
B. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memahami definisi febris.
2. Untuk memahami etiologi febris.
3. Untuk memahami klasifikasi febris.
4. Untuk memahami patofisiologi febris.
C. MANFAAT
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Penulis
Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan pengalaman dalam
melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung pada pasien sehingga dapat digunakan
sebagai berkas penulis didalam melaksanakan tugas sebagai perawat.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada asuhan kperawatan.
c. Bagi Klien dan Keluarga
Agar klien mengetahui dan memahami perubahan fisiologis yang terjadi pada tubuh pasien
secara kesadaran bagi klien untuk memperhatikan kondisi tubuhnya.
d. Bagi Lahan Praktek
Hasil penulisan dapat memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk lebih
meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI FEBRIS
Febris (demam) yaitu meningkatnya suhu tubuh yang melewati batas normal yaitu lebih dari
380C (Fadjari Dalam Nakita 2003).
Febris konvulsi adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh(diatas 38C)
yang disebabkan oleh suatu proses ekstra kronium.
Demam berarti suhu tubuh diatas batas normal biasa, dapat disebabkan oleh
kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu,
penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi(Guyton, 1990).
Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 38° C atau lebih. Ada juga yang
yang mengambil batasan lebih dari 37,8°C. Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 40°C
disebut demam tinggi (hiperpireksia)
(Julia, 2000).
B. ETIOLOGI FEBRIS
Menurut Pelayanan kesehaan maternal dan neonatal 2000 bahwa etiologi febris,diantaranya
1. Suhu lingkungan.
2. Adanya infeksi.
3. Pneumonia.
4. Malaria.
5. Otitis media.
6. Imunisasi
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat
berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun
penyakit lain (Julia, 2000).
Menurut Guyton (2000) demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat
toksik yang mem-pengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor
otak atau dehidrasi.
C. KLASIFIKASI FEBRIS
Klasifikasi febris/demam menurut Jefferson (2010), adalah :
Fever

Keabnormalan elevasi dari suhu tubuh, biasanya karena proses patologis

Hyperthermia

Keabnormalan suhu tubuh yang tinggi secara intensional pada makhluk hidup seb
secara keseluruhan tubuh, seringnya karena induksi dari radiasi (gelombang panas,
ultrasound atau obat – obatan

Malignant
Hyperthermia

Peningkatan suhu tubuh yang cepat dan berlebihan yang menyertai kekakuan ot
anestesi total

Tipe - tipe demam.diantaranya:
1. Demam Septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali
ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat.
Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik
2. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal.
Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar
perbedaan suhu yang dicatat demam septik
3. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam
seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas
demam diantara dua serangan demam disebut kuartana
4. Demam intermiten
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang
terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia
5. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas
demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula
Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe
demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat
dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jela seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran
kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu
sebab yang jelas.
Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya
merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis
lainnya.
D. PATOFISIOLOGI
Nukleus pre-optik pada hipotalamus anterior berfungsi sebagai pusat pengatur suhu dan
bekerja mempertahankan suhu tubuh pada suatu nilai yang sudah ditentukan, yang disebut
hypothalamus thermal set point. Pada demam hypothalamic thermal set point meningkat dan
mekanisme pengaturan suhu yang utuh bekerja meningkatkan suhu tubuh ke suhu tertentu
yang baru.
Terjadinya demam disebabkan oleh pelepasan zat pirogen dari dalam lekosit yang
sebelumnya telah terangsang baik oleh zat pirogen eksogen yang dapat berasal dari
mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu
infeksi Pirogen eksogen ini juga dapat karena obat-obatan dan hormonal, misalnya
progesterone.
Secara skematis mekanisme terjadinya febris atau demam dapat digambarkan sebagai berikut:
Stimulus eksogen (endotoksin, staphylococcal erythoxin dan virus)  menginduksi sel darah
putih untuk produksi pirogen endogen yang paling banyak keluar IL-1 dan TNF- , selain
itu ada IL-6 dan IFN  bekerja pada sistem saraf pusat di level organosum vasculosum pada
lamina terminalis (OVLT)  OVLT dikelilingi oleh porsio medial dam lateral pada pre-optic
nucleus, hipotalamus anterior dan septum pallusolum
Mekanisme sirkulasi sitokin di sirkulasi sistemik berdampak pada jaringan neural masih
belum jelas. hipotesanya adanya kebocoran di sawar darah otak di level OVLT menyediakan
sistem saraf pusat untuk merasakan adanya pirogen endogen. Mekanisme pencetus tambahan
termasuk transport aktif sitokin ke dalam OVLT atau aktivasi reseptor sitokin di sel endotel
di neural vasculature, yang mentranduksi sinyal ke otak.
OVLT mensintesa prostaglandin, khususnya prostaglandin E2, yang merespons pirogen
endogen. PG E2 bekerja secara langsung ke sel pre-optic nucleus untuk menurunkan rata
pemanasan pada neuron yang sensitif pada hangat dan ini salah satu cara menurunkan
produksi pada arachidonic acid pathway. Kejadian yang lebih luas pada cyclooxygenase-2
(COX-2) di neural vasculature yang penting pada formasi febris. Induksi pada respons febris
oleh lipopolisakarida, TNF- dan IL-1 yang menghasilkan kenaikan COX-2 mRNA pada
cerebral vasculature pada beberapa model eksperimental febris.
Peningkatan suhu dikenal untuk menginduksi perubahan pada banyak sel efektor pada
respons imun. Demam menginduksi terjadinya respons syok panas. Pada respons syok panas
terjadi reaksi kompleks pada demam, untuk sitokin atau beberapa stimulus lain. Hasil akhir
dari reaski ini adalah produksi heat shock protein (HSPs), sebuah kelas protein krusial untuk
penyelamatan seluler.
Sitokin proinflamotori  masuk ke sirkulasi hipotalamik  stimulasi pengeluaran PG lokal,
resetting set point termal hipotalamik sitokin proinflamatori vs kontrainflamatori (misalya
seperti
IL-10
dan
substansi
lain
seperti
arginin
vasopresin,
MSH,
glukokortikoid) membatasi besar dan lamanya demam
D. MANIFESTASI KLINIS
Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi tergantung pada fase demam
meliputi:
Fase 1 awal (awitan dingin/ menggigil)
Tanda dan gejala
- Peningkatan denyut jantung
- Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan
- Mengigil akibat tegangan dan kontraksi otot
- Peningkatan suhu tubuh
- Pengeluaran keringat berlebih
- Rambut pada kulit berdiri
- Kulit pucat dan dingin akibat vasokontriksi pembuluh darah
Fase 2 ( proses demam)
Tanda dan gejala
- Proses mengigil lenyap
- Kulit terasa hangat / panas
- Merasa tidak panas / dingin
- Peningkatan nadi
- Peningkatan rasa haus
- Dehidrasi
- Kelemahan
- Kehilangan nafsu makan ( jika demam meningkat)
- Nyeri pada otot akibat katabolisme protein.
Fase 3 (pemulihan)
Tanda dan gejala
- Kulit tampak merah dan hangat
- Berkeringat
- Mengigil ringan
- Kemungkinan mengalami dehidrasi
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.
Uji coba darah,
Contoh pada Demam Dengue terdapat leucopenia pada hari ke-2 atau hari ke-3. Pada DBD
dijumpai trombositopenia dan hemokonsentrasi. Masa pembekuan masih normal, masa
perdarahan biasanya memanjang, dapat ditemukan penurunan factor II,V,VII,IX, dan XII.
Pada pemeriksaan kimia darah tampak hipoproteinemia, hiponatremia, hipokloremia. SGOT,
serum glutamit piruvat(SGPT), ureum, dan pH darah mungkin meningkat, reverse
alkali menurun.
2.
Pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin.
Contoh pada DBD air seni mungkin ditemukan albuminuria ringan.
3.
Dalam tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan
pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau limfangiografi.
4.
Ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa
F. PENATALAKSANAAN FEBRIS
1. Secara Fisik
a. Anak demam ditempatkan dalam ruangan bersuhu normal
b. Pakaian anak diusahakan tidak tebal
c. Memberikan minuman yang banyak karena kebutuhan air meningkat
d. Memberikan kompres
Berikut ini cara mengkompres yang benar :
- Kompres dengan menggunakan air hangat, bukan air dingin atau es
- Kompres di bagian perut, dada dengan menggunakan sapu tangan yang telah dibasahi air
hangat
- Gosok-gosokkan sapu tangan di bagian perut dan dada
- Bila sapu tangan sudah kering, ulangi lagi dengan membasahinya dengan air hangat
2. Obat- obat Antipiretik
Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di
hipotalamus.Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan
menghambat enzim cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus direndahkan kembali
menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas diatas normal dan mengurangi
pengeluaran panas tidak ada lagi.
Penderita tifus perlu dirawat dirumah sakit untuk isolasi (agar penyakit ini tidak menular ke
orang lain). Penderita harus istirahat total minimal 7 hari bebas panas. Istirahat total ini untuk
mencegah terjadinya komplikasi di usus. Makanan yang dikonsumsi adalah makanan lunak
dan tidak banyak berserat. Sayuran dengan serat kasar seperti daun singkong harus dihindari,
jadi harus benar-benar dijaga makanannya untuk memberi kesempatan kepada usus menjalani
upaya penyembuhan.
Pengobatan yang diberikan untuk pasien febris typoid adalah antibiotika golongan
Chloramphenicol dengan dosis 3-4 x 500 mg/hari;
Petunjuk pemberian antipiretik:
a.
Bayi 6 – 12 bulan : ½ – 1 sendok the sirup parasetamol
b.
Anak 1 – 6 tahun : ¼ – ½ parasetamol 500 mg atau 1 – 1 ½ sendokteh sirup
parasetamol
c.
Anak 6 – 12 tahun : ½ 1 tablet parasetamol 5oo mg atau 2 sendok the sirup
parasetamol.
Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan dengan air atau teh manis.
Obat penurun panas in diberikan 3 kali sehari. Gunakan sendok takaran obat dengan ukuran 5
ml setiap sendoknya.
Pemberian obat antipiretik merupakan pilihan pertama dalam menurunkan demam dan sangat
berguna khususnya pada pasien berisiko, yaitu anak dengan kelainan kardiopulmonal kronis
kelainan metabolik, penyakit neurologis dan pada anak yang berisiko kejang demam

G. KOMPLIKASI FEBRIS
Menurut Corwin (2000),komplikasi febris diantaranya:
1. Takikardi
2. Insufisiensi jantung
3. Insufisiensi pulmonal
4. Kejang demam
BAB III
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGUMPULAN DATA
1. Identitas pasien
Nama
: An. Aldo
Umur
: 8 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
pekerjaan
:Status pernikahan : Belum menikah
Pendidikan
:Alamat
: Wapunto
Agama
: Islam
Suku/bangsa
: Muna / indonesia
Tanggal masuk rumah sakit:
Diagnosa medis
: Febris
2. Identitas penanggung jawab:
Nama
:
Umur
:
Jenis kelamin
:
Hubungan dengan pasien :
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Alamat
: Wapunto

B. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF)
1. KeluhanuUtama
Ibu An. Aldo mengatakan anaknya panas 4 hari, muntah dan mual bila makan dan minum,
lemes, ( umumnya ada gejala lain yang menyertai demam misalnya mual muntah, nafsu
makan menurun, diaforesis, gangguan eliminasi, nyeri otot dan sendi).

2. Riwayatakesehatanasekarang
Ibu An. Aldo mengatakan anaknya panas 4 hari terus menerus, mual dan muntah bila makan
dan nafsu makan dan minum menurun. Sebelumnya keluarga hanya mengompres anaknya
tapi panasnya belum turun juga.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga ada yang mengalami demam seperti pasien tanpa mual muntah seperti gejala yang
dialami pasien, namun sembuh hanya dengan meminum obatyangdibelidipasaran.
C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF)
a. Keadaan umum : lemas
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda vital :
TD
:
Pols
:
Temp
: 38
RR
:
BB
:
TB
:
Head to Toe
a. Kepala
Rambut : warna hitam, kulit kepala nampak kering
Mata
: simetris, konjungtiva anemis
Hidung : fungsi penciuman baik, tidak ada secret
Telinga : tidak ada serumen, pendengaran baik
Mulut
: mukosa bibir kering tidak ada stomatitis
Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Wajah
: tampak pucat dan lemas
b. Dada
Jantung I : IC tidak tampak
P
: IC kuat angkat
P
: Batas jantung tidak melebar
A
: Bunyi jantung I-II simetris
Paru I
: Pengembangan dada ka = ki simetris
P
: Fremitus seimbang
P
: Sonor
A
: Bunyi vesikuler
c. Abdomen I
: tidak ada distensi abdomen
A
: Peristaltik usus ± 15 x/menit
P
: Tidak teraba massa
P
: Tidak kembung
d. Genetalia
: genetalia bersih
e. Ektremitas
: lemah dalam menggerakkan tangan
f. Turgorkulit
:jelek
g. PemeriksaanPenunjang
Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk digunakan seperti
ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa uji coba darah, pembiakan
kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi
pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi,
aortografi atau limfangiografi.

ASUHAN KEPERAWATAN
Resiko tinggi infeksi b/d :
- Penurunan sistem tubuh
- Kegagalan untuk mengenal dan mengatasi infeksi
- Prosedur infasif
- Nosokomial.
Tujuan/kriteria hasil :
-

Menunjukkan penyembuhan seiring perjalanan waktu
Bebas dari sekresi purulen, bebas dari febris.

Diagnosa Keperawatan yang sering muncul
- Hipertemia berhubungan dengan proses penyakit
- Resiko injury berhubungan dengan infeksi mikroorganisme
Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang kurang dan
diaporesisi
Discharge Planning
1. Ajarkan keluarga mengenal tanda-tanda kekambuhan dan laporkan dokter atau
Perawat
2. Instruksikan untuk memberikan pengobatan sesuai dengan dosis dan waktu
3. Ajarkan bagaimana mengukur suhu tubuh dan intervensi
4. Intruksikan untuk kontrol ulang
5. Jelaskan factor penyebab demam dan menghindari factor pencetus.

RENCANA KEPERAWATAN
No.
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil
Keperawatan
(NOC)
1.
Hipertemia
Setelah
dilakukan
tindakan
berhubungan dengan perawatan selama ….X 24
proses penyakit.
jam,
pasien
mengalami
Batasan karakeristik : keseimbangan
termoregulasi
kenaikan suhu
dengan
tubuh diatas
kriteria hasil :
rentang normal
Suhu tubuh dalam rentang
serangan atau
normal 35,9 C – 37,5 C
konvulsi (kejang)
Nadi dan RR dalam rentang
kulit kemerahan
normal
pertambahan
RR
Tidak ada perubahan warna
takikardi
kulit
saat disentuh
Tidak ada pusing
tangan terasa
hangat

Intervensi (NIC)
Mengontrol panas
Monitor suhu minimal tiap 2
jam
Monitor suhu basal secara
kontinyu
sesui
dengan
kebutuhan.
Monitor TD, Nadi, dan RR
Monitor warna dan suhu
kulit
Monitor penurunan tingkat
kesadaran
Monitor WBC,Hb, Hct
Monitor intake dan output
Berikan anti piretik
Berikan pengobatan untuk
mengatasi penyebab demam
Selimuti pasien
Lakukan Tapid sponge
Berikan cairan intra vena
Kompres pasien pada lipat
paha, aksila dan leher
Tingkatkan sirkulasi udara
Berikan pengobatan untuk
mencegah
terjadinya
menggigil
Temperature Regulation
Monitor
tandatanda
hipertermi
Tingkatkan intake cairan
dan nutrisi
Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat
panas
Diskusikan
tetang
pentingnya pengaturan suhu
dan kemungkinan efek
negative dari kedinginan
Berikan obat antipiretik
sesuai dengan kebutuhan
Gunakan matras dingin dan
mandi air hangat untuk
mengatasi gangguan suhu
tubuh
sesuai
dengan
kebutuhan
Lepasakan pakaian yang
berlebihan dan tutupi pasien
dengan hanya selembar
pakaian.
Vital Sign Monitoring
Monitor TD, Nadi, Suhu,
dan RR
Catat
adanya
fluktuasi
tekanan darah
Monitor vital sign saat
pasien berdiri, duduk dan
berbaring
Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
Monitor TD, Nadi, dan RR
sebelum,
selama,
dan
sesudah aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernapasan
Abnormal
Monitor suhu, warna dan
kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya tekanan
nadi yang melebar ,
bradikardi,
peningkatan
sistolik (Chusing Triad)
Identifikasi penyebab dari
perubahan vital Sign
2.

Resiko injury
berhubungan dengan
infeksi
mikroorganisme

Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan selama …x
24 jam, pasien tidak
mengalami injury.
Risk Injury
Kriteria Hasil :
Klien terbebas dari cidera
Klien mampu menjelaskan
cara/metode untuk
mencegah injury atau cedera
Klien mampu menjelaskan
factor resiko dari lingkunga atau
perilaku personal
Mampu memodifikasi gaya
hidup untuk mencegah injury
Menggunakan
fasilitas
kesehatan yang ada
Mampu mengenali
perubahan status kesehatan

3

Resiko
kekurangan
volume cairan
dengan faktor resiko
faktor
yang
mempengaruhi
kebutuhan
cairan
(hipermetabolik)

Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan selama …x 24 jam,
fluid balance dengan kriteria hasil
:
Mempertahankan urine output
sesuai dengan usia dan BB, BJ
urine normal, HT normal
Tekanan darah, nadi, suhu tubuh
dalam batas normal
Tidak ada tanda- tanda dehidrasi,
elastisitas turgor kulit baik,
membrane mukosa lembab, tidak
ada rasa haus yang berlebihan.

Sediakan
lingkungan
yang aman untuk pasien
Identifikasi kebutuhan
Keamanan pasien sesuai
dengan kondisi fisik dan
fungsi kognitif pasien dan
riwayat penyakit terdahulu
pasien
Menghindari
lingkungan
yang berbahaya misalnya
memindahkan perabotan
Memasang side rail
tempat tidur
Menyediakan
tempat
tidur yang nyaman dan
bersih
Meletakan saklar lampu
tempat
yang
mudah
dijangkau pasien
Membatasi pengunjung
Memberikan penerangan
yang cukup
Menganjurkan keluarga
untuk menemani pasien
Mengontrol lingkungan
dari kebisingan
Memindahkan barangbarang
yang
dapat
membahayakan
Berikan penjelasan pada
pasien dan keluarga atau
pengunjung
adanya
perubahan status kesehatan
dan penyebab penyakit.
Fluid management:
Pertahankan
catatan
intake dan output yang
akurat
Monitor status dehidrasi(
kelembaban
membrane
mukosa,
nadi
adekuat,
tekanan darah ortostatik)
Monitor vital sign
Monitor
asupan
makanan/ cairan dan hitung
intake kalori harian
Lakukan terapi IV
Monitor status nutrisi
Berikan cairan
Berikan cairan IV pada suhu
ruangan
Dorong masukan oral
Berikan
penggantian
nasogastrik sesuai output
Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
Anjurkan minum kurang
lebih 7-8 gelas belimbing
perhari
Kolaborasi dokter jika
tanda
cairan
berlebih
muncul memburuk
Atur
kemungkinan
transfusi

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Febris atau yang biasa disebut dengan demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas
batas normal biasa, yang dapat disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat
toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau
dehidrasi.
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat
berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun
penyakit lain (Julia, 2000).
Menurut Pelayanan kesehaan maternal dan neonatal 2000 bahwa etiologi febris,diantaranya
a. Suhu lingkungan.
b. Adanya infeksi.
c. Pneumonia.
d. Malaria.
e. Otitis media.
f. Imunisasi

B. SARAN
Demikian pembuatan makalah yang kami,dan kami mohon kritikan dan saran yang
membangun karena bagaimanapun kami tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan dalam
membuat dan menyusun makalah.oleh karena itu dengan kritik dan saran bisa memperbaiki
dan juga dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ngastiah,Editor Setiawan S, Kep.(2005). Buku keperawatan anak sakit.
Jakarta:EGC.
Corwin.(2000). Hand Book Of Pathofisiologi.Jakarta:EGC.
Doenges,M.E. Geisler, A.C. Moorhouse, M.F.(2000). Rencana Keperawatan
Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Keperawatan. Jakarta:EGC.
Hidayat,A. A.(2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta:
Salemba Medika.
Nanda. (2005). Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA : Definisi dan
Klasifikasi. Jakarta:Prima Medika.
Suriadi dan Yuliani, R.(2001). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta:
CV. Sagung Seto.

More Related Content

What's hot

2. asuhan keperawatan varisela
2. asuhan keperawatan varisela2. asuhan keperawatan varisela
2. asuhan keperawatan varisela
patimah sari
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
pjj_kemenkes
 
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttaAsuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
saharwakumoro
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
DiniHadianingsih
 
Askep anak glomerulonefritis akut (gna)
Askep anak glomerulonefritis akut (gna)Askep anak glomerulonefritis akut (gna)
Askep anak glomerulonefritis akut (gna)
Omay Khan
 
Konsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiKonsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan Adaptasi
Widiastutiwiwi
 
Konsep keperawatan keluarga
Konsep keperawatan keluarga Konsep keperawatan keluarga
Konsep keperawatan keluarga
pjj_kemenkes
 
Patofisiologi dhf
Patofisiologi dhfPatofisiologi dhf
Patofisiologi dhfDwi Andini
 
Standar pelayanan icu
Standar pelayanan icuStandar pelayanan icu
Standar pelayanan icuMaf ID
 
Perawatan luka bersih dan kotor
Perawatan luka bersih dan kotorPerawatan luka bersih dan kotor
Perawatan luka bersih dan kotor
Khomsha Sholikhah
 
Konsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajalKonsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajal
Mitha Khair
 
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSI
Mas Mawon
 
Asuhan keperawatan apendisitis
Asuhan keperawatan apendisitisAsuhan keperawatan apendisitis
Asuhan keperawatan apendisitis
Arief Yanto
 
Kumpulan patofisiologi
Kumpulan patofisiologiKumpulan patofisiologi
Kumpulan patofisiologi
X-file 'rani' Chan
 
Soal skenario 4 kelompok 8
Soal skenario 4 kelompok 8Soal skenario 4 kelompok 8
Soal skenario 4 kelompok 8
Nora Ramkita
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
pjj_kemenkes
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Abdul Rochman
 

What's hot (20)

Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
2. asuhan keperawatan varisela
2. asuhan keperawatan varisela2. asuhan keperawatan varisela
2. asuhan keperawatan varisela
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
 
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttaAsuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
Askep anak glomerulonefritis akut (gna)
Askep anak glomerulonefritis akut (gna)Askep anak glomerulonefritis akut (gna)
Askep anak glomerulonefritis akut (gna)
 
Konsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiKonsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan Adaptasi
 
Konsep keperawatan keluarga
Konsep keperawatan keluarga Konsep keperawatan keluarga
Konsep keperawatan keluarga
 
Patofisiologi dhf
Patofisiologi dhfPatofisiologi dhf
Patofisiologi dhf
 
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyamanKebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
 
Pathways ggk
Pathways ggkPathways ggk
Pathways ggk
 
Standar pelayanan icu
Standar pelayanan icuStandar pelayanan icu
Standar pelayanan icu
 
Perawatan luka bersih dan kotor
Perawatan luka bersih dan kotorPerawatan luka bersih dan kotor
Perawatan luka bersih dan kotor
 
Konsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajalKonsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajal
 
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSI
 
Asuhan keperawatan apendisitis
Asuhan keperawatan apendisitisAsuhan keperawatan apendisitis
Asuhan keperawatan apendisitis
 
Kumpulan patofisiologi
Kumpulan patofisiologiKumpulan patofisiologi
Kumpulan patofisiologi
 
Soal skenario 4 kelompok 8
Soal skenario 4 kelompok 8Soal skenario 4 kelompok 8
Soal skenario 4 kelompok 8
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
 

Viewers also liked

128114958 lp-febris
128114958 lp-febris128114958 lp-febris
128114958 lp-febris
Oktianasari Oktianasari
 
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoidKti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
warjoyo susilo
 
Patofisiologi demam
Patofisiologi demamPatofisiologi demam
Patofisiologi demam
Tmb Odhian
 
Macam macam jaringan dan kelenjar endokrin
Macam   macam jaringan dan kelenjar endokrinMacam   macam jaringan dan kelenjar endokrin
Macam macam jaringan dan kelenjar endokrin
Abimanyu Abimanyu
 
Asuhan Keperawatan Demam Thypoid
Asuhan Keperawatan Demam ThypoidAsuhan Keperawatan Demam Thypoid
Asuhan Keperawatan Demam Thypoid
Victorya Bambung
 
Askep febris AKPER PEMDA MUNA
Askep febris AKPER PEMDA MUNA Askep febris AKPER PEMDA MUNA
Askep febris AKPER PEMDA MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Patofisiologi isk
Patofisiologi iskPatofisiologi isk
Patofisiologi isk
Operator Warnet Vast Raha
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demamEka Yuliana
 
Makalah ispa
Makalah ispaMakalah ispa
Makalah ispa
Septian Muna Barakati
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
Warnet Raha
 
Makalah anemia
Makalah anemia Makalah anemia
Makalah anemia
MJM Networks
 
Laporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaLaporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaCha Cha
 
Makalah Demam Berdarah Dengue
Makalah Demam Berdarah DengueMakalah Demam Berdarah Dengue
Makalah Demam Berdarah Dengue
Noveldy Pitna
 
SAP DEMAM PADA ANAK
SAP DEMAM PADA ANAKSAP DEMAM PADA ANAK
SAP DEMAM PADA ANAK
Seftiani Puji Lestari
 
Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik
Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetikPatofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik
Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik
AKADEMI FARMASI AL-ISHLAH CILEGON
 

Viewers also liked (18)

128114958 lp-febris
128114958 lp-febris128114958 lp-febris
128114958 lp-febris
 
Makalah febris
Makalah febrisMakalah febris
Makalah febris
 
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoidKti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
 
Patofisiologi demam
Patofisiologi demamPatofisiologi demam
Patofisiologi demam
 
Macam macam jaringan dan kelenjar endokrin
Macam   macam jaringan dan kelenjar endokrinMacam   macam jaringan dan kelenjar endokrin
Macam macam jaringan dan kelenjar endokrin
 
Asuhan Keperawatan Demam Thypoid
Asuhan Keperawatan Demam ThypoidAsuhan Keperawatan Demam Thypoid
Asuhan Keperawatan Demam Thypoid
 
Askep febris AKPER PEMDA MUNA
Askep febris AKPER PEMDA MUNA Askep febris AKPER PEMDA MUNA
Askep febris AKPER PEMDA MUNA
 
Patofisiologi isk
Patofisiologi iskPatofisiologi isk
Patofisiologi isk
 
Askep hepatitis
Askep hepatitisAskep hepatitis
Askep hepatitis
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demam
 
Makalah ispa
Makalah ispaMakalah ispa
Makalah ispa
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Makalah anemia
Makalah anemia Makalah anemia
Makalah anemia
 
Laporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaLaporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan gea
 
Makalah Demam Berdarah Dengue
Makalah Demam Berdarah DengueMakalah Demam Berdarah Dengue
Makalah Demam Berdarah Dengue
 
SAP DEMAM PADA ANAK
SAP DEMAM PADA ANAKSAP DEMAM PADA ANAK
SAP DEMAM PADA ANAK
 
Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik
Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetikPatofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik
Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik
 
makalah-apotek
makalah-apotekmakalah-apotek
makalah-apotek
 

Similar to Makalah febris

Makalah febris
Makalah febrisMakalah febris
Makalah febris
Warnet Raha
 
Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA
Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA
Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Febris
FebrisFebris
Sindromatologi demam
Sindromatologi demamSindromatologi demam
Sindromatologi demam
Diana Fernandez
 
12345
1234512345
PPT Termoregulasi.pptx
PPT Termoregulasi.pptxPPT Termoregulasi.pptx
PPT Termoregulasi.pptx
bennymarialumbantoru1
 
4. bab 2
4. bab 24. bab 2
Anak
Anak Anak
Bab I k.anak pada kejang dan demam
Bab I k.anak pada kejang dan demam Bab I k.anak pada kejang dan demam
Bab I k.anak pada kejang dan demam
Astriie Desiyanti
 
Lapkas kejang demam
Lapkas kejang demamLapkas kejang demam
Lapkas kejang demam
Yongky Suganda
 
KEJANG DEMAM PADA ANAK.docx
KEJANG DEMAM PADA ANAK.docxKEJANG DEMAM PADA ANAK.docx
KEJANG DEMAM PADA ANAK.docx
jesiskahmarthen
 
KEJANG DEMAM PADA ANAK.docx
KEJANG DEMAM PADA ANAK.docxKEJANG DEMAM PADA ANAK.docx
KEJANG DEMAM PADA ANAK.docx
jesiskahmarthen
 
KEJANG DEMAM PADA ANAK.docx
KEJANG DEMAM PADA ANAK.docxKEJANG DEMAM PADA ANAK.docx
KEJANG DEMAM PADA ANAK.docx
jesiskahmarthen
 
Demam
DemamDemam
Demam
Vina Marwi
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demam
ervinpramita
 
Modul Demam
Modul Demam Modul Demam
Modul Demam
Aulia Amani
 
Tetanus=
Tetanus=Tetanus=

Similar to Makalah febris (20)

Makalah febris
Makalah febrisMakalah febris
Makalah febris
 
Makalah febris
Makalah febrisMakalah febris
Makalah febris
 
Makalah febris
Makalah febrisMakalah febris
Makalah febris
 
Kejang abyi
Kejang abyiKejang abyi
Kejang abyi
 
Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA
Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA
Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA
 
Febris
FebrisFebris
Febris
 
Sindromatologi demam
Sindromatologi demamSindromatologi demam
Sindromatologi demam
 
12345
1234512345
12345
 
PPT Termoregulasi.pptx
PPT Termoregulasi.pptxPPT Termoregulasi.pptx
PPT Termoregulasi.pptx
 
4. bab 2
4. bab 24. bab 2
4. bab 2
 
Anak
Anak Anak
Anak
 
Bab I k.anak pada kejang dan demam
Bab I k.anak pada kejang dan demam Bab I k.anak pada kejang dan demam
Bab I k.anak pada kejang dan demam
 
Lapkas kejang demam
Lapkas kejang demamLapkas kejang demam
Lapkas kejang demam
 
KEJANG DEMAM PADA ANAK.docx
KEJANG DEMAM PADA ANAK.docxKEJANG DEMAM PADA ANAK.docx
KEJANG DEMAM PADA ANAK.docx
 
KEJANG DEMAM PADA ANAK.docx
KEJANG DEMAM PADA ANAK.docxKEJANG DEMAM PADA ANAK.docx
KEJANG DEMAM PADA ANAK.docx
 
KEJANG DEMAM PADA ANAK.docx
KEJANG DEMAM PADA ANAK.docxKEJANG DEMAM PADA ANAK.docx
KEJANG DEMAM PADA ANAK.docx
 
Demam
DemamDemam
Demam
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demam
 
Modul Demam
Modul Demam Modul Demam
Modul Demam
 
Tetanus=
Tetanus=Tetanus=
Tetanus=
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
Operator Warnet Vast Raha
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
Operator Warnet Vast Raha
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
Operator Warnet Vast Raha
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Operator Warnet Vast Raha
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
Operator Warnet Vast Raha
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
Operator Warnet Vast Raha
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
Operator Warnet Vast Raha
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
Operator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
cikgumeran1
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
AsyeraPerangin1
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
ahyani72
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
EvaMirzaSyafitri
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 

Makalah febris

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Febris atau yang biasa disebut dengan demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas batas normal biasa, yang dapat disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi. (Guyton, 1990). Keadaan ini sering terjadi pada pasien anak-anak, yaitu merupakan keluhan utama dari 50% pasien anak di UGD di Amerika Serikat, Eropa dan Afrika. Tidak hanya pada pasien anakanak, tetapi pada pasien dewasa maupun lansia febris juga dapat sering terjadi tergantung dari sistem imun. Pada febris ini juga tidak ada perbedaan insidens dari segi ras atau jenis kelamin. Pasien dengan gejala febris dapat mempunyai diagnosis definitif bermacam-macam atau dengan kata lain febris merupakan gejala dari banyak jenis penyakit. Febris dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain. (Julia, 2000). Contoh penyakit infeksi bakteri yang memberikan gejala febris adalah meningitis, bakteremia, sepsis, enteritis, pneumonia, pericarditis, osteomyelitis, septik arthritis, cellulitis, otitis media, pharyngitis, sinusitis, infeksi saluran urin, enteritis, appendicitis. Sedangkan untuk penyakit infeksi virus yang memberikan gejala febris adalah adalah ISPA, bronkiolitis, exanthema enterovirus, gastroenteritis, dan para flu. Selain dari penyakit, penyebab lain dari febris adalah cuaca yang terlalu panas, memakai pakaian yang terlalu ketat dan dehidrasi. Untuk febris yang disebabkan oleh penyakit infeksi biasanya akan diberikan obat antibiotic sedangkan dari non infeksi akan dilihat penyebab dari febris itu sendiri. Febris dapat segera teratasi dengan terapi dan perawatan yang tepat. Namun, apabila febris tidak diatasi dan diberikan perawatan yang tepat maka akan menjadi suatu kegawatan yang mengancam jiwa pasien. B. TUJUAN Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk memahami definisi febris. 2. Untuk memahami etiologi febris. 3. Untuk memahami klasifikasi febris. 4. Untuk memahami patofisiologi febris. C. MANFAAT Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: a. Bagi Penulis Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung pada pasien sehingga dapat digunakan sebagai berkas penulis didalam melaksanakan tugas sebagai perawat. b. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada asuhan kperawatan. c. Bagi Klien dan Keluarga Agar klien mengetahui dan memahami perubahan fisiologis yang terjadi pada tubuh pasien secara kesadaran bagi klien untuk memperhatikan kondisi tubuhnya. d. Bagi Lahan Praktek Hasil penulisan dapat memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
  • 2. BAB II PEMBAHASAN A. DEFINISI FEBRIS Febris (demam) yaitu meningkatnya suhu tubuh yang melewati batas normal yaitu lebih dari 380C (Fadjari Dalam Nakita 2003). Febris konvulsi adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh(diatas 38C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstra kronium. Demam berarti suhu tubuh diatas batas normal biasa, dapat disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi(Guyton, 1990). Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 38° C atau lebih. Ada juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,8°C. Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 40°C disebut demam tinggi (hiperpireksia) (Julia, 2000). B. ETIOLOGI FEBRIS Menurut Pelayanan kesehaan maternal dan neonatal 2000 bahwa etiologi febris,diantaranya 1. Suhu lingkungan. 2. Adanya infeksi. 3. Pneumonia. 4. Malaria. 5. Otitis media. 6. Imunisasi Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain (Julia, 2000). Menurut Guyton (2000) demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang mem-pengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi. C. KLASIFIKASI FEBRIS Klasifikasi febris/demam menurut Jefferson (2010), adalah : Fever Keabnormalan elevasi dari suhu tubuh, biasanya karena proses patologis Hyperthermia Keabnormalan suhu tubuh yang tinggi secara intensional pada makhluk hidup seb secara keseluruhan tubuh, seringnya karena induksi dari radiasi (gelombang panas, ultrasound atau obat – obatan Malignant Hyperthermia Peningkatan suhu tubuh yang cepat dan berlebihan yang menyertai kekakuan ot anestesi total Tipe - tipe demam.diantaranya: 1. Demam Septik Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik
  • 3. 2. Demam remiten Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik 3. Demam intermiten Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana 4. Demam intermiten Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia 5. Demam siklik Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jela seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya. D. PATOFISIOLOGI Nukleus pre-optik pada hipotalamus anterior berfungsi sebagai pusat pengatur suhu dan bekerja mempertahankan suhu tubuh pada suatu nilai yang sudah ditentukan, yang disebut hypothalamus thermal set point. Pada demam hypothalamic thermal set point meningkat dan mekanisme pengaturan suhu yang utuh bekerja meningkatkan suhu tubuh ke suhu tertentu yang baru. Terjadinya demam disebabkan oleh pelepasan zat pirogen dari dalam lekosit yang sebelumnya telah terangsang baik oleh zat pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi Pirogen eksogen ini juga dapat karena obat-obatan dan hormonal, misalnya progesterone. Secara skematis mekanisme terjadinya febris atau demam dapat digambarkan sebagai berikut: Stimulus eksogen (endotoksin, staphylococcal erythoxin dan virus)  menginduksi sel darah putih untuk produksi pirogen endogen yang paling banyak keluar IL-1 dan TNF- , selain itu ada IL-6 dan IFN  bekerja pada sistem saraf pusat di level organosum vasculosum pada lamina terminalis (OVLT)  OVLT dikelilingi oleh porsio medial dam lateral pada pre-optic nucleus, hipotalamus anterior dan septum pallusolum Mekanisme sirkulasi sitokin di sirkulasi sistemik berdampak pada jaringan neural masih belum jelas. hipotesanya adanya kebocoran di sawar darah otak di level OVLT menyediakan sistem saraf pusat untuk merasakan adanya pirogen endogen. Mekanisme pencetus tambahan termasuk transport aktif sitokin ke dalam OVLT atau aktivasi reseptor sitokin di sel endotel di neural vasculature, yang mentranduksi sinyal ke otak. OVLT mensintesa prostaglandin, khususnya prostaglandin E2, yang merespons pirogen endogen. PG E2 bekerja secara langsung ke sel pre-optic nucleus untuk menurunkan rata pemanasan pada neuron yang sensitif pada hangat dan ini salah satu cara menurunkan
  • 4. produksi pada arachidonic acid pathway. Kejadian yang lebih luas pada cyclooxygenase-2 (COX-2) di neural vasculature yang penting pada formasi febris. Induksi pada respons febris oleh lipopolisakarida, TNF- dan IL-1 yang menghasilkan kenaikan COX-2 mRNA pada cerebral vasculature pada beberapa model eksperimental febris. Peningkatan suhu dikenal untuk menginduksi perubahan pada banyak sel efektor pada respons imun. Demam menginduksi terjadinya respons syok panas. Pada respons syok panas terjadi reaksi kompleks pada demam, untuk sitokin atau beberapa stimulus lain. Hasil akhir dari reaski ini adalah produksi heat shock protein (HSPs), sebuah kelas protein krusial untuk penyelamatan seluler. Sitokin proinflamotori  masuk ke sirkulasi hipotalamik  stimulasi pengeluaran PG lokal, resetting set point termal hipotalamik sitokin proinflamatori vs kontrainflamatori (misalya seperti IL-10 dan substansi lain seperti arginin vasopresin, MSH, glukokortikoid) membatasi besar dan lamanya demam D. MANIFESTASI KLINIS Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi tergantung pada fase demam meliputi: Fase 1 awal (awitan dingin/ menggigil) Tanda dan gejala - Peningkatan denyut jantung - Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan - Mengigil akibat tegangan dan kontraksi otot - Peningkatan suhu tubuh - Pengeluaran keringat berlebih - Rambut pada kulit berdiri - Kulit pucat dan dingin akibat vasokontriksi pembuluh darah Fase 2 ( proses demam) Tanda dan gejala - Proses mengigil lenyap - Kulit terasa hangat / panas - Merasa tidak panas / dingin - Peningkatan nadi - Peningkatan rasa haus - Dehidrasi - Kelemahan - Kehilangan nafsu makan ( jika demam meningkat) - Nyeri pada otot akibat katabolisme protein. Fase 3 (pemulihan) Tanda dan gejala - Kulit tampak merah dan hangat - Berkeringat - Mengigil ringan - Kemungkinan mengalami dehidrasi
  • 5. E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Uji coba darah, Contoh pada Demam Dengue terdapat leucopenia pada hari ke-2 atau hari ke-3. Pada DBD dijumpai trombositopenia dan hemokonsentrasi. Masa pembekuan masih normal, masa perdarahan biasanya memanjang, dapat ditemukan penurunan factor II,V,VII,IX, dan XII. Pada pemeriksaan kimia darah tampak hipoproteinemia, hiponatremia, hipokloremia. SGOT, serum glutamit piruvat(SGPT), ureum, dan pH darah mungkin meningkat, reverse alkali menurun. 2. Pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Contoh pada DBD air seni mungkin ditemukan albuminuria ringan. 3. Dalam tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau limfangiografi. 4. Ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa F. PENATALAKSANAAN FEBRIS 1. Secara Fisik a. Anak demam ditempatkan dalam ruangan bersuhu normal b. Pakaian anak diusahakan tidak tebal c. Memberikan minuman yang banyak karena kebutuhan air meningkat d. Memberikan kompres Berikut ini cara mengkompres yang benar : - Kompres dengan menggunakan air hangat, bukan air dingin atau es - Kompres di bagian perut, dada dengan menggunakan sapu tangan yang telah dibasahi air hangat - Gosok-gosokkan sapu tangan di bagian perut dan dada - Bila sapu tangan sudah kering, ulangi lagi dengan membasahinya dengan air hangat 2. Obat- obat Antipiretik Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di hipotalamus.Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi. Penderita tifus perlu dirawat dirumah sakit untuk isolasi (agar penyakit ini tidak menular ke orang lain). Penderita harus istirahat total minimal 7 hari bebas panas. Istirahat total ini untuk mencegah terjadinya komplikasi di usus. Makanan yang dikonsumsi adalah makanan lunak dan tidak banyak berserat. Sayuran dengan serat kasar seperti daun singkong harus dihindari, jadi harus benar-benar dijaga makanannya untuk memberi kesempatan kepada usus menjalani upaya penyembuhan. Pengobatan yang diberikan untuk pasien febris typoid adalah antibiotika golongan Chloramphenicol dengan dosis 3-4 x 500 mg/hari; Petunjuk pemberian antipiretik: a. Bayi 6 – 12 bulan : ½ – 1 sendok the sirup parasetamol b. Anak 1 – 6 tahun : ¼ – ½ parasetamol 500 mg atau 1 – 1 ½ sendokteh sirup parasetamol c. Anak 6 – 12 tahun : ½ 1 tablet parasetamol 5oo mg atau 2 sendok the sirup parasetamol. Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan dengan air atau teh manis. Obat penurun panas in diberikan 3 kali sehari. Gunakan sendok takaran obat dengan ukuran 5 ml setiap sendoknya.
  • 6. Pemberian obat antipiretik merupakan pilihan pertama dalam menurunkan demam dan sangat berguna khususnya pada pasien berisiko, yaitu anak dengan kelainan kardiopulmonal kronis kelainan metabolik, penyakit neurologis dan pada anak yang berisiko kejang demam G. KOMPLIKASI FEBRIS Menurut Corwin (2000),komplikasi febris diantaranya: 1. Takikardi 2. Insufisiensi jantung 3. Insufisiensi pulmonal 4. Kejang demam
  • 7. BAB III MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGUMPULAN DATA 1. Identitas pasien Nama : An. Aldo Umur : 8 tahun Jenis kelamin : Laki-laki pekerjaan :Status pernikahan : Belum menikah Pendidikan :Alamat : Wapunto Agama : Islam Suku/bangsa : Muna / indonesia Tanggal masuk rumah sakit: Diagnosa medis : Febris 2. Identitas penanggung jawab: Nama : Umur : Jenis kelamin : Hubungan dengan pasien : Pekerjaan : Ibu rumah tangga Alamat : Wapunto B. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF) 1. KeluhanuUtama Ibu An. Aldo mengatakan anaknya panas 4 hari, muntah dan mual bila makan dan minum, lemes, ( umumnya ada gejala lain yang menyertai demam misalnya mual muntah, nafsu makan menurun, diaforesis, gangguan eliminasi, nyeri otot dan sendi). 2. Riwayatakesehatanasekarang Ibu An. Aldo mengatakan anaknya panas 4 hari terus menerus, mual dan muntah bila makan dan nafsu makan dan minum menurun. Sebelumnya keluarga hanya mengompres anaknya tapi panasnya belum turun juga. 3. Riwayat kesehatan keluarga Keluarga ada yang mengalami demam seperti pasien tanpa mual muntah seperti gejala yang dialami pasien, namun sembuh hanya dengan meminum obatyangdibelidipasaran. C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF) a. Keadaan umum : lemas b. Kesadaran : composmentis c. Tanda vital : TD : Pols : Temp : 38 RR :
  • 8. BB : TB : Head to Toe a. Kepala Rambut : warna hitam, kulit kepala nampak kering Mata : simetris, konjungtiva anemis Hidung : fungsi penciuman baik, tidak ada secret Telinga : tidak ada serumen, pendengaran baik Mulut : mukosa bibir kering tidak ada stomatitis Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid Wajah : tampak pucat dan lemas b. Dada Jantung I : IC tidak tampak P : IC kuat angkat P : Batas jantung tidak melebar A : Bunyi jantung I-II simetris Paru I : Pengembangan dada ka = ki simetris P : Fremitus seimbang P : Sonor A : Bunyi vesikuler c. Abdomen I : tidak ada distensi abdomen A : Peristaltik usus ± 15 x/menit P : Tidak teraba massa P : Tidak kembung d. Genetalia : genetalia bersih e. Ektremitas : lemah dalam menggerakkan tangan f. Turgorkulit :jelek g. PemeriksaanPenunjang Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa uji coba darah, pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau limfangiografi. ASUHAN KEPERAWATAN Resiko tinggi infeksi b/d : - Penurunan sistem tubuh - Kegagalan untuk mengenal dan mengatasi infeksi - Prosedur infasif - Nosokomial. Tujuan/kriteria hasil :
  • 9. - Menunjukkan penyembuhan seiring perjalanan waktu Bebas dari sekresi purulen, bebas dari febris. Diagnosa Keperawatan yang sering muncul - Hipertemia berhubungan dengan proses penyakit - Resiko injury berhubungan dengan infeksi mikroorganisme Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang kurang dan diaporesisi Discharge Planning 1. Ajarkan keluarga mengenal tanda-tanda kekambuhan dan laporkan dokter atau Perawat 2. Instruksikan untuk memberikan pengobatan sesuai dengan dosis dan waktu 3. Ajarkan bagaimana mengukur suhu tubuh dan intervensi 4. Intruksikan untuk kontrol ulang 5. Jelaskan factor penyebab demam dan menghindari factor pencetus. RENCANA KEPERAWATAN No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Keperawatan (NOC) 1. Hipertemia Setelah dilakukan tindakan berhubungan dengan perawatan selama ….X 24 proses penyakit. jam, pasien mengalami Batasan karakeristik : keseimbangan termoregulasi kenaikan suhu dengan tubuh diatas kriteria hasil : rentang normal Suhu tubuh dalam rentang serangan atau normal 35,9 C – 37,5 C konvulsi (kejang) Nadi dan RR dalam rentang kulit kemerahan normal pertambahan RR Tidak ada perubahan warna takikardi kulit saat disentuh Tidak ada pusing tangan terasa hangat Intervensi (NIC) Mengontrol panas Monitor suhu minimal tiap 2 jam Monitor suhu basal secara kontinyu sesui dengan kebutuhan. Monitor TD, Nadi, dan RR Monitor warna dan suhu kulit Monitor penurunan tingkat kesadaran Monitor WBC,Hb, Hct Monitor intake dan output Berikan anti piretik Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam Selimuti pasien Lakukan Tapid sponge Berikan cairan intra vena Kompres pasien pada lipat paha, aksila dan leher Tingkatkan sirkulasi udara Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigil Temperature Regulation Monitor tandatanda hipertermi
  • 10. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas Diskusikan tetang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan efek negative dari kedinginan Berikan obat antipiretik sesuai dengan kebutuhan Gunakan matras dingin dan mandi air hangat untuk mengatasi gangguan suhu tubuh sesuai dengan kebutuhan Lepasakan pakaian yang berlebihan dan tutupi pasien dengan hanya selembar pakaian. Vital Sign Monitoring Monitor TD, Nadi, Suhu, dan RR Catat adanya fluktuasi tekanan darah Monitor vital sign saat pasien berdiri, duduk dan berbaring Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan Monitor TD, Nadi, dan RR sebelum, selama, dan sesudah aktivitas Monitor kualitas dari nadi Monitor frekuensi dan irama pernapasan Monitor suara paru Monitor pola pernapasan Abnormal Monitor suhu, warna dan kelembaban kulit Monitor sianosis perifer Monitor adanya tekanan nadi yang melebar , bradikardi, peningkatan sistolik (Chusing Triad) Identifikasi penyebab dari perubahan vital Sign
  • 11. 2. Resiko injury berhubungan dengan infeksi mikroorganisme Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x 24 jam, pasien tidak mengalami injury. Risk Injury Kriteria Hasil : Klien terbebas dari cidera Klien mampu menjelaskan cara/metode untuk mencegah injury atau cedera Klien mampu menjelaskan factor resiko dari lingkunga atau perilaku personal Mampu memodifikasi gaya hidup untuk mencegah injury Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada Mampu mengenali perubahan status kesehatan 3 Resiko kekurangan volume cairan dengan faktor resiko faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan (hipermetabolik) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x 24 jam, fluid balance dengan kriteria hasil : Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal Tidak ada tanda- tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan. Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien Identifikasi kebutuhan Keamanan pasien sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasien Menghindari lingkungan yang berbahaya misalnya memindahkan perabotan Memasang side rail tempat tidur Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih Meletakan saklar lampu tempat yang mudah dijangkau pasien Membatasi pengunjung Memberikan penerangan yang cukup Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien Mengontrol lingkungan dari kebisingan Memindahkan barangbarang yang dapat membahayakan Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau pengunjung adanya perubahan status kesehatan dan penyebab penyakit. Fluid management: Pertahankan catatan intake dan output yang akurat Monitor status dehidrasi( kelembaban membrane mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik) Monitor vital sign Monitor asupan makanan/ cairan dan hitung intake kalori harian Lakukan terapi IV Monitor status nutrisi
  • 12. Berikan cairan Berikan cairan IV pada suhu ruangan Dorong masukan oral Berikan penggantian nasogastrik sesuai output Dorong keluarga untuk membantu pasien makan Anjurkan minum kurang lebih 7-8 gelas belimbing perhari Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk Atur kemungkinan transfusi BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Febris atau yang biasa disebut dengan demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas batas normal biasa, yang dapat disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat
  • 13. toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi. Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain (Julia, 2000). Menurut Pelayanan kesehaan maternal dan neonatal 2000 bahwa etiologi febris,diantaranya a. Suhu lingkungan. b. Adanya infeksi. c. Pneumonia. d. Malaria. e. Otitis media. f. Imunisasi B. SARAN Demikian pembuatan makalah yang kami,dan kami mohon kritikan dan saran yang membangun karena bagaimanapun kami tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan dalam membuat dan menyusun makalah.oleh karena itu dengan kritik dan saran bisa memperbaiki dan juga dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Ngastiah,Editor Setiawan S, Kep.(2005). Buku keperawatan anak sakit. Jakarta:EGC. Corwin.(2000). Hand Book Of Pathofisiologi.Jakarta:EGC. Doenges,M.E. Geisler, A.C. Moorhouse, M.F.(2000). Rencana Keperawatan
  • 14. Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Keperawatan. Jakarta:EGC. Hidayat,A. A.(2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika. Nanda. (2005). Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi. Jakarta:Prima Medika. Suriadi dan Yuliani, R.(2001). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV. Sagung Seto.