SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
STANDAR PELAYANAN ICU 
Intensive care unit (ICU) 
adalah sebuah ruang rawat di rumah sakit yang dilengkapi staf yang khusus dan perlengkapan 
yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang 
menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial 
mengancam nyawa dan masih mempunyai harapan hidup. 
Intensive Care Medicine 
adalah suatu aktifitas khusus yang mendapatkan pengesahan bukan oleh karena kompleksitas 
peralatan dan pemantauan pasien, tetapi oleh karena setiap sakit kritis selalu berakhir pada 
suatu Final Common Pathway dari kegagalan fungsi organ. 
Tujuan pelayanan intensive care 
adalah memberikan pelayanan medik tertitrasi dan berkelanjutan serta mencegah fragmentasi 
pengelolaan. 
Pasien sakit kritis meliputi: 
 Pasien-pasien yang secara fisiologis tidak stabil dan memerlukan dokter dan perawat 
yang terkoordinasi dan berkelanjutan, sehingga memerlukan perhatian yang teliti agar 
dapat dilakukan pengawasan yang konstan dan titrasi terapi. 
 Pasien-pasien yang dalam bahaya mengalami dekompensasi fisiologis dan karena itu 
memerukan pemantauan konstan dan kemampuan tim intensive care untuk 
melakukan intervensi segera untuk mencegah timbulnya penyulit yang merugikan. 
Klasifikasi pelayanan ICU 
Tingkat pelayanan ICU disesuaikan dengan kelas rumah sakit. Tingkat pelayanan ini 
ditntukan oleh jumlah staf, fasilitas, pelayanan penunjang, jumlah dan macam pasien yang 
dirawat. 
Klasifikasi pelayanan ICU di Indonesia adalah: 
Pelayanan ICU primer: 
Pelayanan ICU primer mampu memberikan pengelolaan resusitasi segera untuk pasien sakit 
kritis, tunjngan kardio-respirasi jangka pendek,dan mempunyai pera penting dalam 
pemantauan dan pencegahan penyulit pada pasien medik dan pasien bedah yang berisiko. 
Pada ICU primr dilakukan ventilasi mekanik dan pemantauan kardiovaskuler sederhana 
selama beberapa jam 
Pelayanan ICU sekunder: 
Pelayanan ICU sekunder memberikan standar ICU umum yang tinggi, yang mendukung 
peran RS yang lain misalnya pusat pelayanan trauma atau bedah syaraf. ICU ini mampu
memberikan terapi ventilasi mekanik jangka lama,dan memberikan terapi bantuan hidup 
lanjut. 
Pelayanan ICU tersier: 
Pelayanan ICU tersier merupakan rujukan tertinggi untuk ICU, memberikan pelayanan yang 
tertinggi termasuk bantuan hidup multi-sistim yang kompleks dalam jangka waktu yang tak 
terbatas. 
ICU ini dapat memberikan terapi ventilasi mekanis, terapi renal ekstrakorporal dan 
pemantauan kardiovaskular invasif dalam jangka waktu yang tak terbatas dan mempunyai 
dukungan pelayanan penunjang medik yang lengkap. 
Lokasi ICU di Rumah Sakit 
Di Indonesia umumnya merupakan ICU umum artinya tidak ada pemisahan antara ICU 
medik dan ICU bedah. Alasan utamanya adalah segi ekonomi dan operasonal dengan 
menghindari duplikasi peralatan dan pelayanan 
Lokasi ICU seharusnya dekat atau di daerah critical care (critical care area) di sebuah rumah 
sakit, yaitu dekat dengan unit gawat darurat, kamar operasi, ruang diagnostik, ruang radiologi 
dan laboratorium. 
Jumlah bed ICU di rumah sakit adalah 1-4% dari kapasitas bed rumah sakit. Jumlah ini 
tergantung pula peran dan tipe ICU. 
Desain ICU 
Desain ICU tergantung tipe ICU. 
Desain ICU dibagi menjadi area pasien dan area kerja. 
Area pasien dibagi menjadi area terbuka dengan luas 12-16m2; pada ICU primer atau 
sekunder diisi 2 bed dan 1 tempat cuci tangan, sedangkan ICU tersier diisi 1 bed dengan 1 
tempat cuci tangan. Area tertutup atau ruang isolasi luasnya 16-20m2 untuk 1 bed dan 1 
tempat cuci tangan. 
Setiap bed dilengkapi outlet oksigen 1 buah pada ICU primer, 2 buah pada ICU sekunder, 
dan 3 buah pada ICU tersier, outlet vakum 1 pada ICU sekunder dan 3 pada ICU tersier, dan 
stop kontak sejumlah 16 buah pada ICU tersier. 
Area kerja harus merupakan lingkungan yang berpendingin dengan suhu 23-25 derajat C dan 
kelembaban 50-70%. 
Suatu ICU harus ada ruang isolasi, ruang penyimpanan peralatan dan barang bersih, ruang 
tempat buang kotoran, ruang perawatan, ruang staf dokter, ruang tunggu keluarga pasien, dan 
pada ICU sekunder dan tersier harus mempunyai laboratorium yang beroperasi 24 jam. 
Peralatan di ICU 
Jumlah dan jenis peralatan tergantung tipe ICU, pada ICU primer dan sekunder peralatannya 
akan lebih sederhana dibandingkan ICU tersier. Misalnya pada ICU tersier, alat monitor 
bedside harus dilengkapi monitor invasif.
Setiap alat harus dilengkapi dengan prosedur pemerksaan berkala untuk keamanan alat, dan 
masing2 alat harus dilengkapi sistem alarm yang berfungsi baik. 
Ketenagaan di ICU 
Ketenagaan tergantung pada tipe ICU. Pada ICU sekunder dan tersier dipimpin oleh 
intensivist, sedangkan ICU primer oleh spesialis anestesiologi. 
Tim dokter ICU harus mempunyai ketrampilan dalam bidang resusitasi lanjut dan 
pengetahuan dasar critical care. 
Tim perawat dengan rasio perawat: pasien = 1:2, bahkan rasio perawat:pasien bisa lebih dari 
1:1 untuk kasus berat dan tidak stabil. 
Peran perawat ICU diperluas dalam menangani pasien ICU, misalnya: 
 dalam proses weaning ventilasi mekanik, dapat menyesuaikan pola, frekwensi nafas 
atau tekanan dengan mengacu pada klinis, data laboratorium dan monitor bedside. 
 Dalam terapi titrasi vasopresor, inotropik, sedasi, analgetik, insulin dll.dapat 
dilakukan penyesuaian oleh perawat ICU berdasar data klinis dan laboratorium. 
 Pada kasus hipotensi dapat melakukan chalenge test lebih dahulu berdasarkan data 
klinis dan monitor bedside. 
Tenaga lain di ICU 
adalah fisioterapi, farmasi, radiologi dan tenaga administrasi serta tenaga non medik yang 
diperlukan untuk memperlancar pelayanan ICU. 
Ruang lingkup pelayanan yang diberikan di ICU 
diagnosis dan penatalaksanaan spesifik penyakit-penyakit akut yang mengancam nyawa dan 
dapat menimbulkan kematian dalam beberapa menit sampai beberapa hari. 
memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus melakukan pelaksaan 
spesifik problem dasar 
pemantauan fungsi vital dan penatalaksanaan tehadap komplikasi yang ditimbulkan oleh 
penyakit atau iatrogenik. 
Indikasi masuk dan keluar ICU 
Indikasi Masuk ICU 
Pasien yang masuk ICU dikirim oleh dokter disiplin lain diluar ICU setelah konsultasi 
dengan intensivist atau dokter ICU. Transportasi ke ICU masi mejadi tanggung jawab dokter 
pengirim, kecuali bila transportasi pasien memerlukan bantuan khusus. 
Sesuai dengan definisi ICU, maka pasien yang masuk ICU adalah pasien yang dalam keadaan 
terancam nyawanya sewaktu-waktu karena kegagalan atau disfungsi satu atau lebih organ 
atau sistem dan masih ada kemungkinan dapat sembuh kembali melalui perawatan, 
pemantauan dan pengobatan intensif. 
Dengan keterbatasan fasilitas dengan teknologi tinggi di ICU sering diperlukan suatu 
mekanisme untuk membuat prioritas sebagai panduan indikasi masuk ICU, yaitu:
 Prioritas 1, yaitu pasien kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi intensif seperti 
ventilasi mekanik, atau infusi obat vasoaktif. 
 Prioritas 2, yaitu pasien yang memerlukan pemantauan intensif, yang sewaktu-waktu 
memerlukan terapi intensif segera. 
 Prioritas 3, yaitu pasien sakit kritisatau terminal dengan prognosis yang jelek untuk 
sembuh. 
Indikasi Keluar ICU : 
 Prioritas 1 dikeluarkan dari ICU bila kebutuhan untk terapi intensif telah tidak ada 
lagi,atau bila terapi telah gagal dan prognosis jangka pendek jelek dengan 
kesembuhan atau manfaat dari terapi intensif kecil. 
 Prioritas 2 dikeluarkan bila kemungkinan untu mendadak memerlukan terapi intensif 
telah berkurang. 
 Prioritas 3 dikeluarkan dari ICU bila kebutuhan untuk terapi intensif telah tidak ada 
lagi, tetapi mungkin pasien dikeluarkan lebih dini bila kemungkinan kesembuhannya 
atau manfaat dari terapi intensif kecil.

More Related Content

What's hot

Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)
Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)
Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)Yabniel Lit Jingga
 
Pengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaPengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaNs.Heri Saputro
 
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakitAnalisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakitRahayoe Ningtyas
 
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakitALIYAH MS
 
Askpe hipertensi
Askpe hipertensiAskpe hipertensi
Askpe hipertensisiti aisyah
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalTri Kusniati
 
Sistem skoring prognosis icu berdasarkan severity of illness
Sistem skoring prognosis icu berdasarkan severity of illnessSistem skoring prognosis icu berdasarkan severity of illness
Sistem skoring prognosis icu berdasarkan severity of illnessNur Hajriya
 
Konsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontikKonsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontikMahzar Wahyudi
 
Aspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat ppt
Aspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat pptAspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat ppt
Aspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat pptElon Yunus
 
Makalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aidsMakalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aidsWarnet Raha
 
Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidSri Nala
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungADam Raeyoo
 

What's hot (20)

Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)
Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)
Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)
 
Pengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaPengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan Keluarga
 
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakitAnalisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
 
LP CHF.doc
LP CHF.docLP CHF.doc
LP CHF.doc
 
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit
 
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
 
Askpe hipertensi
Askpe hipertensiAskpe hipertensi
Askpe hipertensi
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Sistem skoring prognosis icu berdasarkan severity of illness
Sistem skoring prognosis icu berdasarkan severity of illnessSistem skoring prognosis icu berdasarkan severity of illness
Sistem skoring prognosis icu berdasarkan severity of illness
 
Konsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontikKonsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontik
 
Aspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat ppt
Aspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat pptAspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat ppt
Aspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat ppt
 
ews-ppt-pptx
 ews-ppt-pptx ews-ppt-pptx
ews-ppt-pptx
 
Makalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aidsMakalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aids
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 
Tugas kepala ruang
Tugas kepala ruangTugas kepala ruang
Tugas kepala ruang
 
Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam Thypoid
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi Jantung
 
Overview syok
Overview syokOverview syok
Overview syok
 
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
 
Peran perawat di komunitas
Peran perawat di komunitasPeran perawat di komunitas
Peran perawat di komunitas
 

Similar to STANDAR PELAYANAN ICU

Ruangicu 131103211456-phpapp02
Ruangicu 131103211456-phpapp02Ruangicu 131103211456-phpapp02
Ruangicu 131103211456-phpapp02Maf ID
 
192446707 indikasi-pasien-masuk-icu
192446707 indikasi-pasien-masuk-icu192446707 indikasi-pasien-masuk-icu
192446707 indikasi-pasien-masuk-icuthe yulia
 
Manajemen icu
Manajemen icuManajemen icu
Manajemen icuMaf ID
 
5524387-icu-unit-perawatan-intensif.ppt
5524387-icu-unit-perawatan-intensif.ppt5524387-icu-unit-perawatan-intensif.ppt
5524387-icu-unit-perawatan-intensif.pptbagusfajar10
 
materi tentang KONSEP KEPERAWATAN KRITIS.pptx
materi tentang KONSEP KEPERAWATAN KRITIS.pptxmateri tentang KONSEP KEPERAWATAN KRITIS.pptx
materi tentang KONSEP KEPERAWATAN KRITIS.pptxNovitaKurniaWulandar
 
dokumen.tips_konsep-icu-power-pointppt.pptx
dokumen.tips_konsep-icu-power-pointppt.pptxdokumen.tips_konsep-icu-power-pointppt.pptx
dokumen.tips_konsep-icu-power-pointppt.pptxwilutono1
 
Konsep dasar triage_instalasi_gawat_daru
Konsep dasar triage_instalasi_gawat_daruKonsep dasar triage_instalasi_gawat_daru
Konsep dasar triage_instalasi_gawat_darujohanadi2
 
Konsep dasar keperawatan perioperatif
Konsep dasar keperawatan perioperatifKonsep dasar keperawatan perioperatif
Konsep dasar keperawatan perioperatifAgung Haryadi
 
PENGKAJIAN KEPERAWATAN DI RUANGAN ICU.docx
PENGKAJIAN KEPERAWATAN DI RUANGAN ICU.docxPENGKAJIAN KEPERAWATAN DI RUANGAN ICU.docx
PENGKAJIAN KEPERAWATAN DI RUANGAN ICU.docxNoveldiPitna
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritisfidel377036
 
2. bab 123 kep kritis kel 2
2. bab 123 kep kritis kel 22. bab 123 kep kritis kel 2
2. bab 123 kep kritis kel 2Sri Rahayu
 
4. Materi Pengendalian & Pencegahan Infeksi (Tri Wahyuni I).pptx
4. Materi Pengendalian & Pencegahan Infeksi (Tri Wahyuni I).pptx4. Materi Pengendalian & Pencegahan Infeksi (Tri Wahyuni I).pptx
4. Materi Pengendalian & Pencegahan Infeksi (Tri Wahyuni I).pptxRSUMitraHusada
 
TIK 1 KONSEP KGD DAN PROSES KEPERAWATAN.pptx
TIK 1 KONSEP KGD DAN PROSES KEPERAWATAN.pptxTIK 1 KONSEP KGD DAN PROSES KEPERAWATAN.pptx
TIK 1 KONSEP KGD DAN PROSES KEPERAWATAN.pptxAlfiRaihana
 

Similar to STANDAR PELAYANAN ICU (20)

Ruangicu 131103211456-phpapp02
Ruangicu 131103211456-phpapp02Ruangicu 131103211456-phpapp02
Ruangicu 131103211456-phpapp02
 
192446707 indikasi-pasien-masuk-icu
192446707 indikasi-pasien-masuk-icu192446707 indikasi-pasien-masuk-icu
192446707 indikasi-pasien-masuk-icu
 
Manajemen icu
Manajemen icuManajemen icu
Manajemen icu
 
5524387-icu-unit-perawatan-intensif.ppt
5524387-icu-unit-perawatan-intensif.ppt5524387-icu-unit-perawatan-intensif.ppt
5524387-icu-unit-perawatan-intensif.ppt
 
Ruang icu
Ruang icuRuang icu
Ruang icu
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Konsep Intensive Care Unit
Konsep Intensive Care UnitKonsep Intensive Care Unit
Konsep Intensive Care Unit
 
materi tentang KONSEP KEPERAWATAN KRITIS.pptx
materi tentang KONSEP KEPERAWATAN KRITIS.pptxmateri tentang KONSEP KEPERAWATAN KRITIS.pptx
materi tentang KONSEP KEPERAWATAN KRITIS.pptx
 
dokumen.tips_konsep-icu-power-pointppt.pptx
dokumen.tips_konsep-icu-power-pointppt.pptxdokumen.tips_konsep-icu-power-pointppt.pptx
dokumen.tips_konsep-icu-power-pointppt.pptx
 
Konsep dasar triage_instalasi_gawat_daru
Konsep dasar triage_instalasi_gawat_daruKonsep dasar triage_instalasi_gawat_daru
Konsep dasar triage_instalasi_gawat_daru
 
Konsep dasar keperawatan perioperatif
Konsep dasar keperawatan perioperatifKonsep dasar keperawatan perioperatif
Konsep dasar keperawatan perioperatif
 
PENGKAJIAN KEPERAWATAN DI RUANGAN ICU.docx
PENGKAJIAN KEPERAWATAN DI RUANGAN ICU.docxPENGKAJIAN KEPERAWATAN DI RUANGAN ICU.docx
PENGKAJIAN KEPERAWATAN DI RUANGAN ICU.docx
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 
PEDOMAN BP umum 2019.doc
PEDOMAN BP umum 2019.docPEDOMAN BP umum 2019.doc
PEDOMAN BP umum 2019.doc
 
2. bab 123 kep kritis kel 2
2. bab 123 kep kritis kel 22. bab 123 kep kritis kel 2
2. bab 123 kep kritis kel 2
 
4. Materi Pengendalian & Pencegahan Infeksi (Tri Wahyuni I).pptx
4. Materi Pengendalian & Pencegahan Infeksi (Tri Wahyuni I).pptx4. Materi Pengendalian & Pencegahan Infeksi (Tri Wahyuni I).pptx
4. Materi Pengendalian & Pencegahan Infeksi (Tri Wahyuni I).pptx
 
PPI-1.pptx
PPI-1.pptxPPI-1.pptx
PPI-1.pptx
 
TIK 1 KONSEP KGD DAN PROSES KEPERAWATAN.pptx
TIK 1 KONSEP KGD DAN PROSES KEPERAWATAN.pptxTIK 1 KONSEP KGD DAN PROSES KEPERAWATAN.pptx
TIK 1 KONSEP KGD DAN PROSES KEPERAWATAN.pptx
 
PPI-2019.ppt
PPI-2019.pptPPI-2019.ppt
PPI-2019.ppt
 

STANDAR PELAYANAN ICU

  • 1. STANDAR PELAYANAN ICU Intensive care unit (ICU) adalah sebuah ruang rawat di rumah sakit yang dilengkapi staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dan masih mempunyai harapan hidup. Intensive Care Medicine adalah suatu aktifitas khusus yang mendapatkan pengesahan bukan oleh karena kompleksitas peralatan dan pemantauan pasien, tetapi oleh karena setiap sakit kritis selalu berakhir pada suatu Final Common Pathway dari kegagalan fungsi organ. Tujuan pelayanan intensive care adalah memberikan pelayanan medik tertitrasi dan berkelanjutan serta mencegah fragmentasi pengelolaan. Pasien sakit kritis meliputi:  Pasien-pasien yang secara fisiologis tidak stabil dan memerlukan dokter dan perawat yang terkoordinasi dan berkelanjutan, sehingga memerlukan perhatian yang teliti agar dapat dilakukan pengawasan yang konstan dan titrasi terapi.  Pasien-pasien yang dalam bahaya mengalami dekompensasi fisiologis dan karena itu memerukan pemantauan konstan dan kemampuan tim intensive care untuk melakukan intervensi segera untuk mencegah timbulnya penyulit yang merugikan. Klasifikasi pelayanan ICU Tingkat pelayanan ICU disesuaikan dengan kelas rumah sakit. Tingkat pelayanan ini ditntukan oleh jumlah staf, fasilitas, pelayanan penunjang, jumlah dan macam pasien yang dirawat. Klasifikasi pelayanan ICU di Indonesia adalah: Pelayanan ICU primer: Pelayanan ICU primer mampu memberikan pengelolaan resusitasi segera untuk pasien sakit kritis, tunjngan kardio-respirasi jangka pendek,dan mempunyai pera penting dalam pemantauan dan pencegahan penyulit pada pasien medik dan pasien bedah yang berisiko. Pada ICU primr dilakukan ventilasi mekanik dan pemantauan kardiovaskuler sederhana selama beberapa jam Pelayanan ICU sekunder: Pelayanan ICU sekunder memberikan standar ICU umum yang tinggi, yang mendukung peran RS yang lain misalnya pusat pelayanan trauma atau bedah syaraf. ICU ini mampu
  • 2. memberikan terapi ventilasi mekanik jangka lama,dan memberikan terapi bantuan hidup lanjut. Pelayanan ICU tersier: Pelayanan ICU tersier merupakan rujukan tertinggi untuk ICU, memberikan pelayanan yang tertinggi termasuk bantuan hidup multi-sistim yang kompleks dalam jangka waktu yang tak terbatas. ICU ini dapat memberikan terapi ventilasi mekanis, terapi renal ekstrakorporal dan pemantauan kardiovaskular invasif dalam jangka waktu yang tak terbatas dan mempunyai dukungan pelayanan penunjang medik yang lengkap. Lokasi ICU di Rumah Sakit Di Indonesia umumnya merupakan ICU umum artinya tidak ada pemisahan antara ICU medik dan ICU bedah. Alasan utamanya adalah segi ekonomi dan operasonal dengan menghindari duplikasi peralatan dan pelayanan Lokasi ICU seharusnya dekat atau di daerah critical care (critical care area) di sebuah rumah sakit, yaitu dekat dengan unit gawat darurat, kamar operasi, ruang diagnostik, ruang radiologi dan laboratorium. Jumlah bed ICU di rumah sakit adalah 1-4% dari kapasitas bed rumah sakit. Jumlah ini tergantung pula peran dan tipe ICU. Desain ICU Desain ICU tergantung tipe ICU. Desain ICU dibagi menjadi area pasien dan area kerja. Area pasien dibagi menjadi area terbuka dengan luas 12-16m2; pada ICU primer atau sekunder diisi 2 bed dan 1 tempat cuci tangan, sedangkan ICU tersier diisi 1 bed dengan 1 tempat cuci tangan. Area tertutup atau ruang isolasi luasnya 16-20m2 untuk 1 bed dan 1 tempat cuci tangan. Setiap bed dilengkapi outlet oksigen 1 buah pada ICU primer, 2 buah pada ICU sekunder, dan 3 buah pada ICU tersier, outlet vakum 1 pada ICU sekunder dan 3 pada ICU tersier, dan stop kontak sejumlah 16 buah pada ICU tersier. Area kerja harus merupakan lingkungan yang berpendingin dengan suhu 23-25 derajat C dan kelembaban 50-70%. Suatu ICU harus ada ruang isolasi, ruang penyimpanan peralatan dan barang bersih, ruang tempat buang kotoran, ruang perawatan, ruang staf dokter, ruang tunggu keluarga pasien, dan pada ICU sekunder dan tersier harus mempunyai laboratorium yang beroperasi 24 jam. Peralatan di ICU Jumlah dan jenis peralatan tergantung tipe ICU, pada ICU primer dan sekunder peralatannya akan lebih sederhana dibandingkan ICU tersier. Misalnya pada ICU tersier, alat monitor bedside harus dilengkapi monitor invasif.
  • 3. Setiap alat harus dilengkapi dengan prosedur pemerksaan berkala untuk keamanan alat, dan masing2 alat harus dilengkapi sistem alarm yang berfungsi baik. Ketenagaan di ICU Ketenagaan tergantung pada tipe ICU. Pada ICU sekunder dan tersier dipimpin oleh intensivist, sedangkan ICU primer oleh spesialis anestesiologi. Tim dokter ICU harus mempunyai ketrampilan dalam bidang resusitasi lanjut dan pengetahuan dasar critical care. Tim perawat dengan rasio perawat: pasien = 1:2, bahkan rasio perawat:pasien bisa lebih dari 1:1 untuk kasus berat dan tidak stabil. Peran perawat ICU diperluas dalam menangani pasien ICU, misalnya:  dalam proses weaning ventilasi mekanik, dapat menyesuaikan pola, frekwensi nafas atau tekanan dengan mengacu pada klinis, data laboratorium dan monitor bedside.  Dalam terapi titrasi vasopresor, inotropik, sedasi, analgetik, insulin dll.dapat dilakukan penyesuaian oleh perawat ICU berdasar data klinis dan laboratorium.  Pada kasus hipotensi dapat melakukan chalenge test lebih dahulu berdasarkan data klinis dan monitor bedside. Tenaga lain di ICU adalah fisioterapi, farmasi, radiologi dan tenaga administrasi serta tenaga non medik yang diperlukan untuk memperlancar pelayanan ICU. Ruang lingkup pelayanan yang diberikan di ICU diagnosis dan penatalaksanaan spesifik penyakit-penyakit akut yang mengancam nyawa dan dapat menimbulkan kematian dalam beberapa menit sampai beberapa hari. memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus melakukan pelaksaan spesifik problem dasar pemantauan fungsi vital dan penatalaksanaan tehadap komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit atau iatrogenik. Indikasi masuk dan keluar ICU Indikasi Masuk ICU Pasien yang masuk ICU dikirim oleh dokter disiplin lain diluar ICU setelah konsultasi dengan intensivist atau dokter ICU. Transportasi ke ICU masi mejadi tanggung jawab dokter pengirim, kecuali bila transportasi pasien memerlukan bantuan khusus. Sesuai dengan definisi ICU, maka pasien yang masuk ICU adalah pasien yang dalam keadaan terancam nyawanya sewaktu-waktu karena kegagalan atau disfungsi satu atau lebih organ atau sistem dan masih ada kemungkinan dapat sembuh kembali melalui perawatan, pemantauan dan pengobatan intensif. Dengan keterbatasan fasilitas dengan teknologi tinggi di ICU sering diperlukan suatu mekanisme untuk membuat prioritas sebagai panduan indikasi masuk ICU, yaitu:
  • 4.  Prioritas 1, yaitu pasien kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi intensif seperti ventilasi mekanik, atau infusi obat vasoaktif.  Prioritas 2, yaitu pasien yang memerlukan pemantauan intensif, yang sewaktu-waktu memerlukan terapi intensif segera.  Prioritas 3, yaitu pasien sakit kritisatau terminal dengan prognosis yang jelek untuk sembuh. Indikasi Keluar ICU :  Prioritas 1 dikeluarkan dari ICU bila kebutuhan untk terapi intensif telah tidak ada lagi,atau bila terapi telah gagal dan prognosis jangka pendek jelek dengan kesembuhan atau manfaat dari terapi intensif kecil.  Prioritas 2 dikeluarkan bila kemungkinan untu mendadak memerlukan terapi intensif telah berkurang.  Prioritas 3 dikeluarkan dari ICU bila kebutuhan untuk terapi intensif telah tidak ada lagi, tetapi mungkin pasien dikeluarkan lebih dini bila kemungkinan kesembuhannya atau manfaat dari terapi intensif kecil.