Dokumen tersebut membahas tentang definisi febris (demam) yang merupakan peningkatan suhu tubuh secara abnormal, jenis-jenis demam beserta ciri-cirinya, penyebab, patofisiologi, tanda dan gejala, pemeriksaan diagnostik, terapi, pengkajian dan rencana keperawatan pada pasien demam."
1. Pengetian Globalisasi
2. Dampak Globalisasi Terhadap Bidang Politik Di Indonesia
3. Langkah Langkah Yang Perlu Diambil Indonesia Dalam Menghadapi Dampak Globalisasi
1. Pengetian Globalisasi
2. Dampak Globalisasi Terhadap Bidang Politik Di Indonesia
3. Langkah Langkah Yang Perlu Diambil Indonesia Dalam Menghadapi Dampak Globalisasi
1. FEBRIS (DEMAM)
I. DEFINISI
Febris (demam) yaitu meningkatnya temperature tubuh secara abnormal (Asuhan
Keperawatan Anak 2001).
Febris (demam) yaitu meningkatnya suhu tubuh yang melewati batas normal
yaitu lebih dari 38 0C (Fadjari Dalam Nakita 2003).
Febris (demam) yaitu merupakan rspon yang sangat berguna dan menolong tubuh
dalam memerangi infeksi (KesehatanAnak 1999).
Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh
secara abnormal.
Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain :
1. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan
turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan
menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat
yang normal dinamakan juga demam hektik.
2. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan
normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan
tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
3. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari.
Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila
terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
4. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat
demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
2. 5. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa
periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan
suhu seperti semula.
Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu
misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan
demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas
seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama
sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam
praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada
dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau
penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap
waspada terhadap inveksi bakterial.
JENIS DEMAM CIRI-CIRI
Demam septik Malam hari suhu naik sekali, pagi hari turun
hingga diatas normal, sering disertai menggigil
dan berkeringat
Demam remitten Suhu badan dapat turun setiap hari tapi tidak
3. pernah mencapai normal. Perbedaan suhu
mungkin mencapai 2 derajat namun
perbedaannya tidak sebesar demam septik.
Demam intermiten Suhu badan turun menjadi normal selama
beberapa jam dalam satu hari. Bila demam
terjadi dua hari sekali disebut tertiana dan
apabila terjadi 2 hari bebas demam diantara 2
serangan demam disebut kuartana.
Demam kontinyu Variasi suhu sepanjang hari tidak berbedalebih
dari satu derajat. Pada tingkat demam yang
terus menerus tinggi sekali disebut
hiperpireksia
Demam siklik kenaikan suhu badan selama beberapa hari
yang diikuti oleh periode bebas demam untuk
beberapa hari yang diikuti kenaikan suhu
seperti semula
(Nelwan, 2007).
II. ETIOLOGI
Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia,
keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat
regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk
mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain:
ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan
fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan
laboratorium.serta penunjang lain secara tepat dan holistik.
4. Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul
demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lain yang
menyertai demam.
Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien
mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dan suhu badan diatas 38,3
derajat celcius dan tetap belum didapat penyebabnya walaupun telah diteliti
selama satu minggu secara intensif dengan menggunakan sarana laboratorium
dan penunjang medis lainnya.
III. PATOFISIOLOGI
Demam dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik yang
mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek
perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam
disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat
lain, terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksik yang
dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh menyebabkan demam selama keadaan
sakit.
Mekanisme demam dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadap
pirogen. Pada mekanisme ini, bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis
oleh leukosit darah, makrofag jaringan, dan limfosit pembunuh bergranula
besar.
Seluruh sel ini selanjutnya mencerna hasil pemecahan bakteri ke
dalamcairan tubuh, yang disebut juga zat pirogen leukosit. Zat ini ketika sampai
di hipotalamus akan menimbulkan demam dengan cara meningkatkan
temperature tubuh dalam waktu 8 – 10 menit. Zat ini juga menginduksi
pembentukan prostaglandin E2 zat ini, yang selanjutnya bekerja di hipotalamus
untuk membangkitkan reaksi demam.
PATHWAY
Exogenous pyrogens
5. (seperti : bakteri, virus, kompleks antigen antibody)
Sel host inflamasi
(seperti : makrofag, netrofil, sel kuffer, makrofag splenic dan alveolar)
Memproduksi endogenous pyrogens
(interleukin 1, interieukin 6, factor nekrosis tumor, dan cytokine pyrogenic
lain)
Sintesis PGE2 dalam hipotalamus
Pusat termoregulator
(neuron preoptik pada hipotalamus anterior)
Perubahan fisiologi dan tingkah laku
demam
IV. TANDA DAN GEJALA
Demam.
Suhu meningkat > 37,10 C.
Menggigil.
Lesu, gelisah dan rewel serta sulit tidur.
Berkeringat, wajah merah dan mata berair.
6. Selera makan turun.
(Fadjari dalan Nakita 2003 dan Kesehatan Anak 1999).
V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk
digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat
diperiksa uji coba darah, pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan
atau sinar tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang
dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau
limfangiografi.
VI. TERAPI MEDIS
a. Antipiretik (Parasetamol)
b. Anti biotik sesuai program
c. Hindari kompres alkohol atau es
VII. PENGKAJIAN
1. Melakukan anamnese riwayat penyakit meliputi: sejak kapan timbul demam,
gejala lain yang menyertai demam (miasalnya: mual muntah, nafsu makan,
diaforesis, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah anak menggigil, gelisah
atau lhetargi, upaya yang harus dilakukan.
2. Melakukan pemeriksaan fisik.
3. Melakukan pemeriksaan ensepalokaudal: keadaan umum, vital sign.
4. Melakukan pemeriksaan penunjang lain seperti: pemeriksaan laboratotium, foto
rontgent ataupun USG.
VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Hyperthermia berhubungan dengan proses infeksi.
7. 2. Resiko injuri berhubungan dengan infeksi mikroorganisme.
3. Resiko kurang cairan berhubungan dengan intake yang kurang dan diaporsis.
IX. RENCANA KEPERAWATAN
No
Diagnosa
Keperawatan
Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
hasil
Intervensi
1 Hypertermi b/d
proses infeksi
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama….x24jam
menujukan temperatur
dalan batas normal
dengan kriteria:
-Suhu Tubuh dalam
batas normal
-bebas dari kedinginan
-suhu tubuh stabil 360-
370c
-termoregulasi dbn
-nadi dbn
<1 bln : 90-170
<1 thn : 80-160
2 thn : 80-120
6 thn : 75-115
10 thn : 70-110
14 thn : 65-100
>14thn : 60-100
-respirasi dbn
BBL : 30-50 x/m
Anak-anak : 15-30 x/m
Dewasa : 12-20 x/m
1. Pantau suhu klien (derajat dan
pola) perhatikan
menggigil/diaforsis
2. Pantau suhu lingkungan,
batasi/tambahkan linen tempat tidur
sesuai indikasi
3. Berikan kompres hangat hindri
penggunaan akohol
4. Berikan miman sesuai kebutuhan
5. Kolaborasi untuk pemberian
antipiretik (parasetamol)
2 Resiko injuri b/d
infeksi
mikroorganisme
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama .....x 24 jam
1. Kaji tanda-tanda komplikasi lanjut
2. Kaji status kardiopulmonar
3. Kolaborasi untuk pemantauan
8. anak bebas dari cidera
dengan kriteria:
-menunjukan
homeostatis
-tidak ada perdarahan
mukosa dan bebas dari
komplikasi lain
laboratorium: monitor darah rutin
4. Kolaborasi untuk pembereian
antibiotik
3 Resiko kurang
volume cairan b/d
intake yang
kurang dan
deperosis
Setelah dilakukan
tindakan perawatan
selama ….x 24 jam
volume cairn adekuat
dengan kriteria:
-tanda vital dalam batas
normal
-nadi perifer teraba kuat
-haluran urine adekuat
-tidak ada tanda-tanda
dehidrasi
1. Ukur/catat haluaran urine dan berat
jenis. Catat ketidak seimbangan
masukan dan haluran kumulatif
2. Pantau tekanan darah dan denyut
jantung ukur CVP
3. Palpasi denyut perifer
4. Kaji membran mukosa kering,
tugor kulit yang kurang baik dan
rasa halus
5. Kolaborasi untuk pemberian cairan
IV sesuai indikasi
6. Pantau nilai laboratorium,
Ht/jumlah sel darah merah,
BUN,cre, Elek,LED, GDS
4 Cemas
berhubungan
dengan
hipertermi, efek
proses penyakit
Setelah dilakukan
tindakan perawatan
selama 2 x 24 jam
cemas hilang dengan
kriteria:
-klien dapat
mengidentifikasi hal-hal
yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan suhu tubuh
1. Kaji dan identifikasi serta luruskan
informasi yang dimiliki klien
mengenai hipertermi
2. Berikan informasi yang akurat
tentang penyebab hipertermi
3. Validasi perasaan klien dan
yakinkan klien bahwa kecemasam
merupakan respon yang normal
4. Diskusikan rencana tindakan yang
dilakukan berhubungan dengan
9. -klien mau berpartisipasi
dalam setiap tidakan
yang dilakukan
-klien mengungkapkan
penurunan cemas yang
berhubungan dengan
hipertermi, proses
penyakit
hipertermi dan keadaan penyakit
X. DAFTAR PUSTAKA
1. Komite medik RSUP Dr. Sardjito, 2000. Standar Pelayanan Medis, Edisi 2,
Cetakan I, Medika FK UGM, Yogyakarta
2. Mc Closkey, Joanne C and Bulechek, Gloria M, 1996, Nursing Intervention
Classification (NIC), Second edition, Mosby Year Book Inc, St. Louis
3. Nanda, 2001, Nursing Diagnosis: Definitions & Classification 2001-2002, Ed-,
United States of America
4. http://health.yahoo.com/ency/adam/00615.last reviewed: 1/7/2003
5. www.google.com/askep febris demam
10. ASUHAN KEPERAWATAN FEBRIS
A. PENGERTIAN
Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara
abnormal.
Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain :
1. Demam septic
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali
ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat.
Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
2. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal.
Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar
perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
3. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam
seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas
demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
4. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang
terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5. Demam siklik
11. Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas
demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula. Suatu
tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe demam
intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat
dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jela seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran
kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu
sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami,
pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit
virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap
inveksi bakterial.
B. ETIOLOGI
Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan
atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral
(misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis
penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien,
pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan
laboratorium.serta penunjang lain secara tepat dan holistik. Beberapa hal khusus perlu
diperhatikan pada demam adala cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta
keluhan dan gejala lian yang menyertai demam. Demam belum terdiagnosa adalah suatu
keadaan dimana seorang pasien mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dan suhu
badan diatas 38,3 derajat celcius dan tetap belum didapat penyebabnya walaupun telah diteliti
selama satu minggu secara intensif dengan menggunakan sarana laboratorium dan penunjang
medis lainnya.
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk digunakan seperti
ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa uji coba darah, pembiakan
kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi
pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi,
aortografi atau limfangiografi.
12. D. TANDA DAN GEJALA
1. Suhu badan lebih 37,2 ºC
2. Banyak berkeringat
3. Pernafasan meninggil
4. Menggigil
E.PATOFISIOLOGI
Tubuh telah mengembangkan suatu sistem pertahanan yang cukup ampuh terhadap infeksi
dan peningkatan suhu tubuh memberikan suatu peluang kerja yang optimal untuk sistem
pertahanan tubuh. Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang
sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme
atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi. Pirogen
adalah suatu protein yang identik dengan interkulin-1. di dalhipotalamus zat ini merangsang
pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan sintesis prostaglandin E2 yang
langsung dapat menyebabkan suatu pireksia. Pengaruh pengaturan autonom akan
mengakibatkan terjadinya vasokontriksi perifer sehingga pengeluaran panas menurun dan
pasien merasa demam. Suhu badan dapat bertambah tinggi karena meningkatnya aktivitas
metabolisme yang juga mengakibatkan penambahan produksi panas dan karena kurang
adekuat penyalurannya ke permukaan maka rasa demam bertambah.
F.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk digunakan seperti
ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa uji coba darah, pembiakan
kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi
pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi,
aortografi atau limfangiografi.
G. PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK
1. Antipiretik
2. Anti biotik sesuai program
3. Hindari kompres alkohol atau es
H.KOMPLIKASI
1. Takikardi
2. Insufisiensi jantung
3. Insufisiensi pulmonal
4. Kejang demam
13. ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. S DENGAN PENYAKIT
FEBRIS DI RUANG ANGGREK DI RUMAH SAKIT BINA
SEHAT JEMBER
1. Data Demografi
a) Biodata
- Nama : An. S
- Usia / tanggal lahir : ( 4 th ) Jember. 15 Maret 2007
- Jenis kelamin : Perempuan
- Alamat : Sukorambi. Rt. 3. Rw. 4
- Suku / bangsa : Jawa
- Status pernikahan : Belum menikah
- Agama / keyakinan : Islam
- Pekerjaan / sumber penghasilan : -
- Diagnosa medik : Febris
- No. Medical record : 20 – 08 - 1989
- Tanggal masuk : 28 November 2011 (Jam. 15.00 WIB)
- Tanggal pengkajian : 29 November 2011 (Jam. 20.00)
- Terapi medik : - Antipiretik
- Cairan infus NS
- Antibiotik
b) Penanggung Jawab
- Nama : Tn. W
- Usia : 30 tahun
14. - Jenis kelamin : Laki - laki
- Pekerjaan / sumber penghasilan : Tenaga Pengajar
- Hubungan dengan klien : Ayah Klien
2. Keluhan Utama
Orang tua klien mengatakan, klien mengalami panas tinggi, dan tidak turun – turun.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
- Orang tua klien mengatakan klien sudah 3 hari yang lalu mengalami panas.
- Panas muncul secara tiba – tiba dan semakin hari panasnya semakin naik.
- Setelah dilakukan tindakan baik keperawatan maupun tindakan medis selama 3 kali 24 jam
panas klien turun secara berangsur – angsur.
- Memberikan kompres air hangat kepada klien
Memberikan obat antipiretik kepada klien
Memberikan obat antibiotik kepada klien
- Kondisi klien saat dikaji orang tua klien mengatakan panasnya sudah agak menurun dari
pada yang sebelumnya, temperatur klien saat dikaji 38,5 derajat.
b. Riwayat kesehatan lalu
- Orang tua klien mengatakan bahwa klien tidak pernah mengalami atau menderita penyakit
berat sebelumnya.
- Orang tua klien mengatakan klien pernah mendapatkan program imunisasi BCG, DPT,
MMR.
- Orang tua klien mengatakan klien tidak pernah mengalami kecelakaan sebelumnya.
- Orang tua klien mengatakan klien tidak pernah mendapatkan tindakan medis maupun
keperawatan sebelumnya.
- Orang tua klien mengatakan klien tidak pernah mempunyai riwayat alergi sebelumnya, baik
alergi makanan, obat – obatan, zat/ substansi dll.
- Orang tua klien mengatakan sebelum dibawah kerumah sakit klien mendapatkan pengobatan
bebas ( parasetamol) dirumah.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga.
- Orang tua klien mengatakan tidak mempunyai penyakit berat sebelumnya akan tetapi nenek
klien pernah menderita penyakit asma.
- Nenek klien pernah menderita penyakit asma.
15. - Genogram keluarga klien. :
Keterangan
: Pernah Menderita Asma
: Anak atau Ayah klien
: Penderita/Klien
--------- : Tinggal Serumah
4. Riwayat Psikososial
- Orang tua klien mengatakan apabila dirumah klien aktif dalam melakukan tindakan.
- Orang tua klien mengatakan jika dirumah klien bermain dengan teman sejawatnya.
- Orang tua klien mengatakan apabilah dirumah klien tidak rewel, akan tetapi saat dirumah
sakit klien cenderung rewel.
16. - Orang tua klien mengatakan tidak terlalu memfikirkan beban biaya rumah sakit karena orang
tua klien memiliki asuransi kesehatan keluarga.
- Klien cenderung pendiam dan tidak aktif dalam bermain.
5. Riwayat Spiritual.
- Ritual yang biasa dijalankan : -
6. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaaan umum klien
- Tanda – tanda dari distress : klien sering rewel
- Penampilan dihubungkan dengan usia : -
- Ekspresi wajah,bicara, mood : wajah klien nampak pucat, bicaranya lemah, kliean tidak
terlalu mood dalam melakukan aktivitas.
- Berpakaian dan kebersihan umum : kliean mandi 2 hari sekali dan selalu mengati
pakaiannya.
- Tinggi badan, BB, gaya berjalan : 100 cm, 20 Kg, Gaya berjalan normal seperti anak - anak
pada umumnya.
B. Tanda - tandaVital :
- Suhu : 38,5 derajat
- Nadi : 77 kali/menit
- Pernafasan : 29 kali/ menit
- Takanan darah : -
C. Sistem Pernafasan
- Hidung : Inspeksi :kesimetrisan (+), pernafasan cuping hidung (-) adanya secret atau polip (-
), passase udara (-).
- Leher : Inspeksi dan palpasi : pembesaran kelenjar (-), tumor (-).
- Dada : Inspeksi ;bentuk dada ( normal), ukuran ( sama ), gerakan dada ( kiri dan kanan
seimbang, retraksi (-), keadaan PX ( normal)
Auskultasi :suara nafas ( normal), suara nafas tambahan (-).
Palpasi : Clubbing finger (-).
D. Sistem Kardiovaskuler.
- Inspeksi : Conjungtiva (anemia), bibir (pucat), pembesaran jantung (-)
- Palpasi :Arteri carotis (normal), Tekanan vena jugularis (normal), Ictus cordis/apex (teraba
diantara costa 4)
- Auskultasi : suara jantung tambahan (-), bising aorta (-), murmur (-), gallop (-), tricuspidalis
dan mitral (-).
17. E. Sistem Pencernaan.
- Inspeksi : seklera (-), bibir (kering), Mulut (stomatitis (-), jumlah gigi (22 buah), kemampuan
menelan (-), gerakan lidah (-).
- Gaster : kembung (-), gerakan peristaltik (-)
- Abdomen
Inspeksi ; tidak ditemukan luka, bentuk simetris.
Palpasi :
Tidak ditemukan pembesaran di kuadran I - IV
Tidak ditemukan nyeri tekan
Perkusi : suara timpani
Auskultasi : bising usus (+)
- Anus : kondisi (normal).
F. Sistem Indra
1) Mata
Kelopak mata (+), bulu mata (+), alis (+), lipatan epikantus dengan ujung atas telinga (+).
Visus (+)
Lapang pandang (+)
2) Hidung
Penciuman (+), perih dihidung (-), trauma (-), mimisan (-).
Secret yang menghalangi penciuman (-).
3) Telinga
Keadaan daun telinga (+), operasi telinga (-)
Kanal auditoris (+)
Membran tympani (+)
Fungsi pendengaran (+).
G. Sistem Saraf.
1. Fungsi celebral
Status mental : daya ingat (+), perhatian dan perhitungan (+), bahasa (+).
Kesadaran : GCS 7
Bicara : expresive dan reseptive (-).
2. Fungsi cranial
Saraf cranial I s/d XII (+)
3. Fungsi motorik
18. Massa (-)
Tonus dan kekuatan otot (+4)
4. Fungsi sensorik
Suhu : 38,5 derajat
Nyeri : (+)
Getaran posisi dan diskriminasi : (-)
5. Fungsi cerebellum
Koordinasi dan keseimbangan (+)
6. Refleks
Ekstermitas atas : (+4)
Ekstermitas bawah : (+4)
Superficial : (+4)
H. Sistem Muskuloskeletal
Kepala : bentuk kepala bundar
Vertebrae : Normal
Pelvis : Normal
Lutut : Normal
Kaki : Normal
Bahu : Simetrsis, normal
Tangan : Normal
I. Sistem Integumen
Rambut : tebal, warna hitam dan halus.
Kulit : warna pucat, temperatur ( 38,5 derajat), kelembaban (-), bulu kulit (halus), tahi lalat (
di bawah bibir sebelah kiri ), ruam (-).
Kuku : warna (putih bening), mudah patah (-), kebersihan (+).
J. Sistem Endokrin
Kelenjar tiroid : pembesaran (-)
Percepatan pertumbuhan : Normal
Gejala keratinisme atau gigantisme : (-)
Ekskresi urin berlebihan (-), polidipsi (-), poliphagi (-)
Suhu tubuh yang tidak seimbang (+), keringat berlebihan (+), leher kaku (-).
Riwayat bekas air seni dikelilingi semut : (-).
19. K. Sistem Perkemihan
Edema Palpebra (-)
Moon face (-)
Edema Anasarka (-)
Keadaan kandung kemih (+)
Nocturia (-), dysuria (-), kencing batu (-).
Penyakit hubungan seksual (-).
L. Sistem Reproduksi
Keadaan glendpenis : tidak dikaji
Testis : tidak dikaji
Pertumbuhan rambut : tidak dikaji
Pertumbuhan jakun : tidak dikaji
Perubahan suara : tidak dikaji
M. Sistem Imun
Alergi (-)
Imunisasi : BCG, DPT, MMR
Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca : Flu (+)
Riwayat transfusi dan reaksinya : (-)
7. Aktivitas Sehari – hari
Nutrisi
- Selera makan : menurun
- Menu makan dalam 24 jam : BSTIK
- Frekuensi makanan dalam 24 jam : 2 kali sehari
- Makanan yang disukai : telur mata sapi
Makanan pantangan : sayur wortel
- Pembatasan pola makan : (-)
- Cara makan : menggunakan sendok dan piring
- Ritual sebelum makan : membaca doa sebelum makan
Cairan
- Jenis minuman yang dikonsumsi dalam 24 jam : air putih dan susu
- Frekuensi minum : tidak menentu
- Kebutuhan cairan dalam 24 jam : tidak diketahui
20. Eliminasi ( BAB & BAK )
- Tempat pembuangan : toilet
- Frekuensi : tidak diketahui
Kapan : -
Teratur : -
- Konsistensi : padat
- Kesulitan dan cara menanganinya : tidak
- Obat – obat untuk memperlancar BAK/BAB : -
Istirahat Tidur
- Apakah cepat tertidur : (+)
- Jam tidur : siang 3 jam dan malam hari 9 jam (dirumah), siang 2 jam dan malam 5 jam ( di
RS )
- Bila tidak dapat tidur apa yang di lakukan : orang tua klien mengendong dan mengajak jalan
– jalan
- Apakah tidur secara rutin : iya.
Personal Hygiene
- Mandi : frekuensi ( 2 kali sehari ), alat mandi : gayun, kesulitan (-), mandiri/dibantu :
dibantu, cara : seperti biasanya.
- Cuci rambut : 3 kali dalam seminggu
- Gunting kuku : 1 kali dalam 2 minggu.
- Gosok gigi : 2 kali sehari.
Aktivitas / mobilitas fisik
- Kegiatan sehari – hari : bermain dan belajar
- Pengaturan jadwal harian : -
- Penggunaan alat bantu untuk aktivitas : (-)
- Kesulitan pergerakan tubuh : (-)
Rekreasi
- Bagaimana perasaan anda saat bekerja : tidak dikaji
- Berapa banyak waktu luang : tidak dikaji
- Apakah puas setelah rekreasi : tidak dikaji
- Apakah anda dan keluarga menghabiskan waktu senggang : tidak dikaji
- Bagaimana perbedaan hari libur dan hari kerja : tidak dikaji
8. Test Diagnostik
21. Laboratorium
- Hemoglobin : 14, 8
Normal L: 13,5 – 18,09 /dl
P: 11,5 – 16,09 /dl
- Leukosit : 2.800
Normal : 3.300 / 10.300 / cmm
- LED : 15 – 22
Normal L: 6 – 15 mm
P: 0 – 20 mm
- Hitung jenis : 0/0/1/73/26/0
Normal : 1-2/0-1/3-5/54-62
25 – 33/3-7
- Hematokrit : 47,0
Normal L : 40 – 54 %
P : 35 – 47 %
- Trombosit : 262.000
Normal : 130.000 – 450.000
- Eritrosit : 4.980.000
Normal L : 4,5 – 6,5 juta / cmm
P : 3,0 – 6,0 juta / cmm
- Widal :
O : Post 1/400 ( N. Negative )
H : Post 1/200 ( N. Negative )
PA : Negt / - ( N. Negative )
PB : Post 1/400 ( N. Negative)
Ro foto : -
CT Scan : -
MRI, USG, EEG, ECG, dll : -
9. Terapi Saat Ini.
Antipiretik : Parasetamol
Antibiotik
NS
22. DATA FOKUS
NAMA PASIEN : AN. S
NO REKAM MEDIK : 20 – 08 – 1989
RUANG RAWAT : Ruang Anak Di Kamar Anggrek
DATA OBJEKTIF DATA SUBJEKTIF
- Bibir kering
- Suhu badan 38,5 derajat
- Banyak berkeringat
- Pernafasan meninggi
- Mengigil
- Kulit kering
- Sering menangis
- Sulit tidur
Orang tua klien mengatakan klien selama 3
hari mengalami panas tinggi.
Orang tua klien mengatakan klien sering
rewel.
ANALISA DATA
NAMA PASIEN : AN. S
NO. REKAM MEDIK : 20 – 08 – 1989
RUANG RAWAT : Ruang Anak Di Kamar Anggrek
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
1 DS : Orang tua klien mengatakan
klien selama 3 hari mengalami panas
tinggi
DO :
- Bibir kering
- Suhu badan 38,5 derajat
- Mengigil
- Kulit kering
Hypertermi Proses infeksi
2 DS : Orang tua klien mengatakan Resiko kekurangan Intake yang kurang
23. klien selama 3 hari mengalami panas
tinggi
DO :
- Suhu badan : 38,5 derajat
- Mengigil
- Banyak berkeringat
volume cairan dan deperosis
3 DS : Orang tua klien mengatakan
klien sering rewel.
DO :
- Klien sering menangis
- Sulit tidur
Cemas Hipertermi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : AN. S
NO. REKAM MEDIK : 20 – 08 – 1989
RUANG RAWAT : Ruang Anak Di Kamar Anggrek
NO MASALAH / DIAGNOSA TGL DITEMUKAN TGL TERATASI
1. Hipertermi berhubungan dengan
proses infeksi
28 November 2011 1 Desember 2011
2. Resiko kekurangan volume cairan
berhungan dengan intake yang kurang
dan deperosis
28 November 2011 1 Desember 2011
3. Cemas berhubungan dengan
hipertermi
28 November 2011 1 Desember 2011
RENCANA KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : AN. S
NO. REKAM MEDIK : 20 – 08 – 1989
RUANG RAWAT : Ruang Anak Di Kamar Anggrek
TGL NDX. DAN DATA TUJUAN DAN RENCANA RASIONAL
24. PENUNJANG KRITERIA
HASIL
TINDAKAN
28/11/2011 1
DS : Orang tua klien
mengatakan klien
selama 3 hari
mengalami panas
tinggi
DO :
- Bibir kering
- Suhu badan 38,5
derajat
- Mengigil
- Kulit kering
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3 x 24 jam
klien menujukan
temperatur dalan
batas normal
dengan kriteria:
- Bebas dari
kedinginan
- Suhu tubuh stabil
36-37 C
- Pantau suhu
klien (derajat
dan pola)
perhatikan
menggigil/diafo
r
- Pantau suhu
lingkungan
- Berikan
kompres hangat
hindri
penggunaan
akohol
- Berikan miman
sesuai
kebutuhan
- Kolaborasi
untuk
pemberian
antipiretik dan
antibiotik
28/11/2011 2
DS : Orang tua klien
mengatakan klien
selama 3 hari
mengalami panas
tinggi
DO :
- Suhu badan : 38,5
derajat
- Mengigil
- Banyak berkeringat
Setelah dilakukan
tindakan
perawatan selama
3 x 24 jam volume
cairn adekuat
dengan kriteria:
- tanda vital dalam
batas normal
- nadi perifer teraba
kuat
- haluran urine
adekuat
- tidak ada tanda-
tanda dehidrasi
- Ukur/catat
haluaran urine
dan berat jenis.
Catat ketidak
seimbangan
masukan dan
haluran
kumulatif
- Pantau tekanan
darah dan
denyut jantung
ukur CVP
- Palpasi denyut
perifer
- Kaji membran
mukosa kering,
tugor kulit yang
kurang baik dan
rasa haus
- Kolaborasi
25. untuk
pemberian
cairan IV sesuai
indikasi
- Pantau nilai
laboratorium,
Ht/jumlah sel
darah merah,
BUN,cre,
Elek,LED,
GDS
28/11/2011 3
DS : Orang tua klien
mengatakan klien
sering rewel.
DO :
- Klien sering
menangis
- Sulit tidur
Setelah dilakukan
tindakan
perawatan selama
2 x 24 jam cemas
hilang dengan
kriteria:
- klien dapat
mengidentifikasi
hal-hal yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan suhu
tubuh
- klien mau
berpartisipasi
dalam setiap
tidakan yang
dilakukan
- klien
mengungkapkan
penurunan cemas
yang berhubungan
dengan hipertermi,
proses penyakit
- Kaji dan
identifikasi
serta luruskan
informasi yang
dimiliki klien
mengenai
hipertermi
- Berikan
informasi yang
akurat tentang
penyebab
hipertermi
- Validasi
perasaan klien
dan yakinkan
klien bahwa
kecemasam
merupakan
respon yang
normal
- Diskusikan
rencana
tindakan yang
dilakukan
berhubungan
dengan
hipertermi dan
keadaan
penyakit
26. TINDAKAN KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : AN. S
NO. REKAM MEDIK : 20 – 08 – 1989
RUANG RAWAT : Ruang Anak Di Kamar Anggrek
TGL KODE
NDX
JAM
(WIB)
TINDAKAN KEPERAWATAN DAN HASIL
29/11 1
2
3
15.00
15.00
15.00
- Memantau suhu klien (derajat dan pola) perhatikan
menggigil/diaforsis
- Memantau suhu lingkungan
- Memberikan kompres hangat hindri
- Memberikan minum sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tenaga medis dalam pemberian
antipiretik dan antibiotic
- Mengukur/mencatat haluaran urine dan berat jenis.
- Mencatat ketidak seimbangan masukan dan haluran
kumulatif
- Memantau tekanan darah dan denyut jantung ukur CVP
- Meraba denyut perifer
- Mengkaaji membran mukosa kering, tugor kulit yang
kurang baik dan rasa haus
- Kolaborasi untuk pemberian cairan IV sesuai indikasi
- Memantau nilai laboratorium, Ht/jumlah sel darah merah,
BUN,cre, Elek,LED, GDS
- Mengkaji dan mengidentifikasi serta meluruskan informasi
yang dimiliki orang tua klien mengenai hipertermi
- Memberikan informasi yang akurat tentang penyebab
hipertermi
- Memvalidasi perasaan klien dan meyakinkan klien bahwa
kecemasam merupakan respon yang normal
- Mendiskusikan rencana tindakan yang dilakukan
berhubungan dengan hipertermi dan keadaan penyakit
30/11 1
2
20.00
20.00
- Memantau suhu klien (derajat dan pola) perhatikan
menggigil/diaforsis
- Memantau suhu lingkungan
- Memberikan kompres hangat hindri
- Memberikan minum sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tenaga medis dalam pemberian
antipiretik dan antibiotic
- Mengukur/mencatat haluaran urine dan berat jenis.
- Mencatat ketidak seimbangan masukan dan haluran
27. 3 20.00
kumulatif
- Memantau tekanan darah dan denyut jantung ukur CVP
- Meraba denyut perifer
- Mengkaaji membran mukosa kering, tugor kulit yang
kurang baik dan rasa haus
- Kolaborasi untuk pemberian cairan IV sesuai indikasi
- Memantau nilai laboratorium, Ht/jumlah sel darah merah,
BUN,cre, Elek,LED, GDS
- Mengkaji dan mengidentifikasi serta meluruskan informasi
yang dimiliki orang tua klien mengenai hipertermi
- Memberikan informasi yang akurat tentang penyebab
hipertermi
- Memvalidasi perasaan klien dan meyakinkan klien bahwa
kecemasam merupakan respon yang normal
- Mendiskusikan rencana tindakan yang dilakukan
berhubungan dengan hipertermi dan keadaan penyakit
1/12 1
2
3
07.00
07.00
07.00
- Memantau suhu klien (derajat dan pola) perhatikan
menggigil/diaforsis
- Memantau suhu lingkungan
- Memberikan kompres hangat hindri
- Memberikan minum sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tenaga medis dalam pemberian
antipiretik dan antibiotic
- Mengukur/mencatat haluaran urine dan berat jenis.
- Mencatat ketidak seimbangan masukan dan haluran
kumulatif
- Memantau tekanan darah dan denyut jantung ukur CVP
- Meraba denyut perifer
- Mengkaaji membran mukosa kering, tugor kulit yang
kurang baik dan rasa haus
- Kolaborasi untuk pemberian cairan IV sesuai indikasi
- Memantau nilai laboratorium, Ht/jumlah sel darah merah,
BUN,cre, Elek,LED, GDS
- Mengkaji dan mengidentifikasi serta meluruskan informasi
yang dimiliki orang tua klien mengenai hipertermi
- Memberikan informasi yang akurat tentang penyebab
hipertermi
- Memvalidasi perasaan klien dan meyakinkan klien bahwa
kecemasam merupakan respon yang normal
- Mendiskusikan rencana tindakan yang dilakukan
berhubungan dengan hipertermi dan keadaan penyakit
28. CATATAN PERKEMBANGAN
NAMA PASIEN : AN. S
NO. REKAM MEDIK : 20 – 08 – 1989
RUANG RAWAT : Ruang Anak Di Kamar Anggrek
TGL KODE
NDX
JAM
(WIB)
EVALUASI SOAP
30/11 1
2
3
20.00S : orang tua klien mengatakan bahwa klien panasnya sudah
berkurang
O : - bibir agak kering
- T : 38
- Sedikit menggil
- Kulit tidak kering
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
S : orang tua klien mengatakan bahwa klien panasnya sudah
berkurang
O : - Suhu badan 38
- Masih berkeringat
- Menggil berkurang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
S : orang tua klien mengatakan bahwa rewel klien sudah
berkurang
O : - klien menangis tetapi sudah jarang
- Klien masih sering terbangun pada waktu tidur
A : Masalah Teratasi Sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
01/12 1 07.00S : orang tua klien mengatakan bahwa kien sudah tidak panas lagi
O : - bibir kering (–)
- Suhu 37
29. 2
3
- Tidak mengigil
- Kulit normal
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
S : orang tua klien mengatakan bahwa kien sudah tidak panas lagi
O : - Suhu 37
- Tidak mengigil
- Tidak berkeringat
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
S : orang tua klien mengataka bahwa klien sudah tidak rewel
O : - klien tidak pernah menangis
- Tidurnya nyenyak
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
30. 3) PATOFISIOLOGI
Mekanisme demam timbul dimulai dengan reaksi tubuh terhadap pirogen, pada
mekanisme ini, bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit,
makrofag jaringan dan limfosit aranula besar. Seluruh sel ini mencerna hasil
pemecahan bakteri dan mlepaskan zat interleukin -1 kedalam jaringan tubuh yang
disebut juga zat pirogen leukosit atau pirogen endogen, interleukin -1 ketika sampai
dihipotalus akan menimbulkan demam dengan cara meningkatkan temperatur tubuh
dalam waktu 8-10 menit, interleukin -1 juga menginduksi pembentukan
prostaglandin, yang selanjutnya bekerja dihipotalamus. Teruatama prostaglandin E2
atau zat yang mirip zat ini. Bekerja dihipotalamus untuk membangkitan reaksi
demam.
bakteri, virus dan bahan toksin
↓
Masuk kedalam tubuh
↓
Difagositosis oleh leukosit mal absorbsi pada
saluran
↓ cerna
Hipotalamus ↓
↓ peningkatan kadar
asam peningkatan suhu tubuh → gangguan pola istirahat
lambung
( demam ) dan tidur ↓
↓ mual & muntah
Hipertermia ↓
anoreksia
↓
Nutrisi tidak
adekuat
↓