SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Download to read offline
TUGAS MAKALAH 1
EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
Diajuakan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester UAS
Dosen : Ade Fauji, SE, MM
Oleh
SUKRI
NIM: 11150206
7H MSDM
RUANGAN C.2.3
JURUSAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BINA BANGSA
KOTA SERANG
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur penulis ucapakan atas kehadirat Allah swt. atas
segala ridho dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta
salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad saw. yang telah membawa perubahan
yang tak terhingga dalam kehidupan ini.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Ade Fauji, SE., MM. selaku dosen Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi
penulis yang telah berkenan mengizinkan pembuatan makalah ini. Selain itu, ucapan
terima kasih juga penulis tujukan kepada kedua orang tua dan teman-teman yang telah
memberikan doa, dorongan, serta bantuan sehingga makalah ini dapat penulis
selesaikan.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Serang, November 2019
Penulis
SUKRI
NIM: 11150206
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................ 2
A. Pengertian Fungsi Evaluasi Kinerja SDM............................................................... 2
B. HR Score Card (Pengukuran Kinerja SDM)........................................................... 4
C. Motivasi dan Kepuasan Kerja ..................................................................................... 9
D. Mengelola Potensi Kecerdasan dan Emosional SDM....................................... 13
E. Membangun Kapabilitas dan Kompetensi SDM.................................................. 18
F. Konsep Audit Kinerja dan Pelaksanaan Audit Kinerja ...................................... 20
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 29
A. Kesimpulan....................................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................30
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan kegiatan bisnis berkembang sangat pesat, kompleks,
sehingga memaksa organisasi usaha untuk mengadakan perubahan pada lingkup
organisasinya agar dapat terus memiliki daya saing dan memenuhi konsep going
koncem. Tranformasi organisasi merupakan faktor yang mendesak untuk segera
melaksanakan terutama bagi perusahaan yang selalu ingin meningkatkan daya saing
dan peran setrategisnya terhadap sumber daya manusia. (Isiatiningsih, Ventura
2002).
Peran sumber daya manusia dalam berorganisasi adalah sangat dominan
karna merupakan motor penggerak paling utama di dalam satu organisasi, sehingga
perhatian serius terhadap pengelola sumber daya manusia sebagai salah satu faktor
penentu keberhasilan mutlak. Peran sumber daya manusia yang sangat besar akan
keberhasilan perusahaan ikut terpengaruh dengan adanya globalisasi pasar dan
kompetisi yang tinggi. Sehingga peran baru sumber daya manusia di cerminkan
melalui sebagai perubahan. (widyantoro, 2001). Adapun perubahan tersebut adalah
dari fungsionalis kepatner setratejik dari penjaga kebijakan perusahaan keagen
perubahan, dari fungsi yang tidak efisien dan tidak kompeten menjadi fungsi efesien
dan berkualitas.
Pemberdayaan ekonomi sangat di perlukan secara profesional. Secara
dasar ini adalah sebuah tantangan yang di hadapi sebagai bangsa karna pola
kehidupan masyarakat yang sebelumnya. Berorientasi pada pasar ( market shere)
menjadi bebeas global market. Ini menyebabkan perubahan pola dasar tersebut akan
mempengaruhi terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat. Menurut van kessel
(1996:97) berpendapat bahwa” pasar global merupakan suatu sikap, cara berfikir,
suatu tatan baru, sebagai akibat terjadinya pertukaran secara bebas di ekonomi,
politik dan kebudayaan.”
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Fungsi Evaluasi Kinerja SDM
1. Fungsi kinerja dan evaluasi kinerja
Mernurut Bambang Kusriyanto (1991: 3) “perbandingan hasil yang di
capai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu ( lajimnya perjam).
Selanjutnya definisi kinerja menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2000:
67) bahwa “kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang di capai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang di berikan kepadanya”.
Sedangkan evaluasi kinerja menurut Leon C. Mengingson (1981: 310)
dalam A.A Anwar Prabu Mangkunegara (2000: 69) bahwa “evaluasi kinerja atau
penilaian prestasi kerja adalah suatu proses yang digunakan pemimpin untuk
menentukan apakah seseorang melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan
tanggung jawabnya”. Evaluasi kinerja juga mempunyai seatu tujuan, secara
spesifik di kemukakan oleh Agus Sunyoto (1999: 1) adalah:
a. Meningkatkan pengertian antar karyawan
b. Mencatat dan mengakui hasil kerja karyawan
c. Memberi peluang karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan aspirasinya.
d. Mendefinisikan atau mengukur kembali sasaran masa depan.
e. Memeriksa rencana pengmbangan sesuai dengan pelatihan.
Menurut Agus Sunyoto (1999: 1) sasaran penilaian evaluasi kinerja sebagai
berikut:
a. Membuat analisis kinerja dari waktu yang lalu secara berkesinambungan
b. Membuat evaluasi kebutuhan pelatihan bagi karyawan
c. Menentukan sasaran kinerja yang akan dating
d. Menemukan potensi karyawan
2
1. Manajement kinerja SDM
Manajemen Kinerja menurut Ahmad S. Ruky (2002: 6) adalah suatu
bentuk usaha kegiatan atau program yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh
pimpinan organisasi atau perusahaan untuk mengarahkan dan mengendalikan
prestasi karyawan. Sedangkan Robert Bacal (2004) mendefinisikan bahwa
Manajemen Kinerja adalah suatu proses komunikasi yang terus menerus,
dilakukan dalam kerangka kerjasama antara seorang karyawan dan atasannya
langsung, yang melibatkan penetapan pengharapan dan pengertian tentang
fungsi kerja karyawan yang paling dasar, bagaimana pekerjaan karyawan
memberikan konstribusi pada sasaran organisasi, makna dalam arti konkret
untuk melakukan pekerjaan dengan baik, bagaimana prestasi kerja akan diukur,
rintangan yang mengganggu kinerja dan cara untuk meminimalkan atau
melenyapkan. Manajemen kinerja merupakan proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian terhadap pencapaian kinerja
dan dikomunikasikan secara terus-menerus oleh pimpinan kepada karyawan,
antara karyawan dengan atasannya langsung.
Dengan asumsi membangun harapan:
a. Fungsi kerja esensial yang diharapkan dari para pegawai.
b. Seberapa besar melakukan pekerjaan pegawai bagi pencapaian tujuan
organisasi.
c. Apa arti konkret melakukan pekerjaan dengan baik.
d. Bagaimana karyawan dan atasannya langsung bekerja sama untuk
mempertahankan, memperbaiki, maupun mengembangkan kinerja karyawan
yang sudah ada sekarang.
e. Bagaimana prestasi kerja akan diukur.
f. Mengenai berbagai hambatan kinerja dan menyingkirkannya.
Tujuan pelaksanaan manajemen kinerja bagi para pegawai adalah:
a. Membantu para pegawai untuk mengerti apa yang seharusnya mereka
kerjakan dan mengapa hal tersebut harus dikerjakan serta memberikan
kewenangan dalam mengambil keputusan.
3
b. Memberikan kesempatan bagi para pegawai untuk mengembangkan keahlian
dan kemampuan baru.
c. Mengenali rintangan-rintangan peningkatan kinerja dan kebutuhan sumber
daya yang memadai.
d. Pegawai memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai pekerjaan dan
tanggung jawab kerja mereka.
2. Langkah-langkah meningkatkan kinerja karyawan
a. Mengetahui adanya kekurangan dalam berkerja.
b. Mengenai kekurangan dan tingkat keseriusan.
c. Mengidentifikasikan hal-hal yang mungkin menjadi penyebab kekurangan,
baik berhubungan dengan sisitem maupun yang berhubungan dengan
pegawai itu sendiri.
d. Mengembangkan rencana tindakan untuk menanggulangi penyebab
kekurangan tersebut.
e. Melakukan rencana tindakan tersebut.
f. Melakukan tindakan tersebut.
g. Melukukan evaluasi apakah masalah tersebut sudah teratasi atau belum.
2.2 Human Resouurce Score Card (Pengukuran Kinerja SDM)
1. Pengertian HRSC
Merupakan metode baru dalam pengukuran kinerja SDM dalam upaya
meningkatkan kinerja organisasi. Model ini sangat bermanfaat bagi menajer
SDM dalam memahami perbedaan antara Human Rosource Doubes (kinerja
SDM yang tidak mempengaruhi implementasi strategi perusahaan) dengan
Human Resource Deriverable (kinerja SDM yang mempengaruhi implementasi
strategi perusahaan).
Dengan demikian, metode pengukuaran Human Resouece Score Card membantu
dalam mengontrol biaya value perusahaan,menilai kontribusi SDM, mendukung
perubahan dan fleksibilitas organisasi.
4
Human Resources Scorecard adalah suatu atat untuk mengukur dan
mengelola kontribusi stategik dari peran human resources dalam menciptakan
nilai untuk mencapai strategi perusahaan.
Human Resources Scorecard adalah suatu sistem pengukuran sumber
daya manusia yang mengaitkan orang - strategi - kinerja untuk menghasilkan
perusahaan yang unggul. Human Resources Scorecard menjabarkan misi, visi,
strategi menjadi aksi human resources yang dapat diukur kontribusinya. Human
Resources Scorecard menjabarkan sesuatu yang tak berwujud/intangible
(leading/sebab) menjadi berwujud/ltangible (lagging/akibat). Human Resources
Scorecard merupakan suatu sistem pengukuran yang mengaitkan sumber daya
manusia dengan strategi dan kinerja organik yang akhirnya akan mampu
menimbulkan kesadaran mengenai konsekuensi keputusan investasi sumber daya
manusia, sehingga investasi tersebut dapat dilakukan secara tepat arah dan tepat
jumlah. Selain itu, human resources scorecard dapatmenjadi alat bantu bagi
manajer sumber daya manusia untuk memastikan bahwa semua keputusan
sumber daya manusia mendukung atau mempunyai kontribusi langsung pada
implementasi strategi usaha.
2. Dimensi pengukuran kinerja dengan HRCS
1) Mengidentifikasi Human Resaur CE Competency (Kompetisi SDM) Adalah
kompetisi yang berhubbungan dengan peningkatan keterampilan, kemampuan
dan karakteristik kepribadian yang secara langsung mempengaruhi kinerjanya.
Kompetisi SDM menurut Perrin (1990) :
a. Memeliki kemampuan computer
b. Memiliki pengetahuan yang luas tentang visi
c. Memiliki kemampuan mengantisipasi pengaruh perubahan
d. Memiliki kemampuan memeberikan pendidikan tentang SDM
2) Pengukuran High Performance Work System (HPWS) Menitik beratkan
bagaimana oraganisasi bekerja melalui setiap fungsi SDM mulai tingkat makro
yang menekankan pada orientasi kinerja setiap aktivitas.
3) Pengukursn Humsn Reseour System Aligment Menilai sejauh mana system
SDM memenuhi kebutuhan implementasi perusahaan (external aligment /
5
kesejajaran external). Sedangkan kesejajaran internal tidak perlu di ukur karena
apabila kesejajaa external dapat di kelola, maka ketitdak sejajaran internal tidak
akan terjadi.
4) Human Resourse Effisiency Merupakan refleksi bagaimana fungsi SDM dapat
memebantu perusahaan untuk mencapai kompetisi yang di butuhkan
denganbiaya yang efisien.
5) Human Resaource Deliverible Terdiri dari 2 :
a. Human Resource Performance Driver, yaitu kapabilitas atau asset yang
berhubungan dengan orang. Contoh : produktifitas kinerja dan kepuasan
kerja.
b. Enabler Performance Driver, yaitu untuk memperkuat performance driver
dalam melatih keterampilan karyawan.
3. Human Resources Scorecard “Modal Strategik”
Menurut Becker et al (2001) dikutipSurya dan Yuanita (2001), sistem pengukuran
kinerja sumberdaya manusiayang efektif mempunyai dua tujuan penting yaitu
(1) Memberikan petunjuk bagi pembuatan keputusan dalamorganisasi, dan
(2) Berfungsi sebagai dasar untuk mengevaluasi kinerja sumberdaya manusia.
Konsep yang dikembangkan dalamHR scorecard tersebut lebih ditujukan
kepada peran penting dari para profesi sumberdaya manusia dimasa datang.
Bila focus strategi perusahaan adalah menciptakan competitive advantage
yang berkelanjutan, maka focus strategi sumberdaya manusia harus disesuaikan. Hal
ini untuk memaksimalkan kontribusi sumberdaya manusia terhadap tujuan
organisasi, dan selanjutnya menciptakan nilai (value) bagi organisasi. Dasar dari
peran sumberdaya manusis yang stratejik terdiri daritiga dimensi rantai nilai (value
chain) yang dikembangkan oleh arsitektur sumberdaya manusia perusahaan, yaitu
fungsi, system dan perilaku karyawan. Gambar berikut ini menggambarkan proses
arsitektur strategi sumberdaya manusia (Becker et al, 2001),dimana sebuah
perusahaan/organisai memiliki tiga komponen atau dimensi dari arsitektur
sumberdaya manusianya sebagai berikut:
1. Fungsi sumber daya manusia Dasar penciptaan nilai strategi sumberdaya
manusia adalah mengelola infrastruktur untuk memahamidan
6
mengimplementasikan strategi perusahaan. Biasanya profesi dalam fungsi
sumberdaya manusia diharapkan dapat mengarahkan usaha ini.
2. System sumber daya manusia (the human resources system) Sistemsumberdaya
manusia adalah unsur utama yang berpengaruh dalam suberdaya manusia
stratejik. Model sistemini yang disebut sebagai High performance work system
(HPWS). DalamHPWS setiap elemen pada system sumberdaya manusia
dirancang untuk memaksimalkan seluruh kualitas human capital melalui
organisasi. Untuk membangun dan memelihara persediaan human capital yang
berkualitas, HPWS melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Mengembangkan keputusan seleksi dan promosi untuk memvalidasi model
kompetensi
b. Mengembangkan strategi yang menyediakan waktu dan dukungan yang
efektif untuk ketermpilan yang dituntut oleh implementasi strategi organisasi
c. Melaksanakan kebijaksanaan kompensasi dan manajemen kinerja yang
menarik, mempertahankan dan memotivasi kinerja karyawan yang tinggi
3. Perilaku karyawan yang stratejik (strategic employee behaviour)
Peran sumberdaya manusia yang stratejikl akan memfokuskan pada
produktivitas perilaku karyawan dalam organisasi. Perilaku stratejik adalah
perilaku produktif yang secara langsung mengimplementasikan strategi
organisasi. Strategi ini terdiri dari dua kategori umumseperti :
a. Perilaku inti (corebehaviour)adalah alur yang langsung berasal
darikompetensi inti perilaku yang didefinisikan organisasi. Perilaku tersebut
sangat fundamental untuk keberhasilan organisasi.
b. Perilaku spesifik yang situasional yang essential sebagai key point dalam
organisasi atau rantai nilai dari suatu bisnis.misalnya berupa keterampilan
cross-sellingyang dibutuhkan oleh Bank Cabang.
4. Human Resources Scorecard “Strategi Business Asset” Menurut Becker,
Huselid dan Ulrich(2001) perlu diilustrasikasn bagaimana sumberdaya manusia
dapat menghubung-hubungkan fungsi-fungsi yang dilaksanakannya kedalam
proses implementasi stratejik organisasi perusahaan.
a. Clarify and articulate the business strategy
7
Memfokuskan pada implementasi strategi daripada hanya memfokuskan
pada isi strateginya sendiri sehingga pemimpin senior sumberdaya manusia
dapat memfasilitasidiskusi mengenai bagaimana mengkomunikasikan
sasaran perusahaan melalui organisasi.
b. Develop the business case for HR as a strategic asset Didalammembuat
kasus bisnis perlu dilakukan penelitian untuk mendukung rekomendasi
perumusan kasus tersebut: hasil penelitian menunjukan bahwa sukses atau
tidaknya perusahaan ditentukan oleh bagaimana mengimplentasikan strategi
secara efektif, bukan isi dari stratregi itu sendiri.
c. Create a strategy map forthe firm Kejelasan strategi organisasi mentapkan
langkah-langkah untuk pelaksanaan strategi. Dikebanyakan organisasi, nilai
pelanggan (customer value)tercakup didalamproduk dan jasa yang
dihasilkanorganisasi sebagai suatu hasil yang komleks dan proses kumulatif
yang disebut Michael Porter (1985) sebagai “Value Chain”. Semua
organisasi memiliki value chain walaupun itu belum diartikulasikan,dan
systempengukuran kinerja organisasi harus memperhatikan setiap hubungan
didalamrantai itu.
d. IdentifyHR deiliverableswithin the strategy map Memaksimalkan value
membutuhkan pemahaman dari berbagai sisi yang saling berhubungan. Bila
manajer sumberdaya manusia tidak memahami aspek bisnis, maka para
manajer tidak akan menghargai bagian sumberdaya manusia tersebut. Dalam
halini menetapkan apa yang dapat mendukung kinerja perusahaan seperti
yang ditentukan dalam peta strategi dan berusaha focus pada tingkah laku
stratejik yang memperluas fungsi kompetensi, reward, dan tugas organisasi.
Misalnya: perusahaan memutuskan bahwa stabilitas karyawan atau
rendahnya turn over (enables) dapat meningkatkan perputaran waktu (life
cycle) bagian R &D (high performance driver).
e. Align the HRArchitecture with HR Deliverables Adanya ketidaksejajaran
anatara systemsumberdaya manusia dengan implentasi strategi dapat
menghancurkan value yang telah ditetapkan.
8
f. Design the strategic measurement system Dalamtahap ini dibutuhkan tidak
hanyaperspektif baru dalampengukuran kinerja sumberdaya manusia, tetapi
juga resolusi dari beberapa hal teknis yang belumbanyak dikenal oleh
professional sumberdaya manusia.
g. Execute management by measurement Bila HR scorecard disejajarkan
dengan pentingnya strategi perusahaan,maka professional sumberdaya
manusia akan menemukan insightbaru tentang apa yang hajrus dilakukan
untuk mengelola sumberdaya manusia sebagai asset stratejik. Dengan
demikian untuk mengembangkan systempengukuran kinerja kelas dunia
tergantung pada pemahaman yang jelas apa strategi bersaing dan
sasaranoperasional perusahaan,serta pernyataan definitive tentang
kompetensi karyawan dan tingkah laku yang dibutuhkan untuk mencapai
sasaran perusahaan
2.3 Motivasi dan Kepuasan Kerja
1. Pengertian motivasi kerja
Motivasi terbentuk dari sikap karyawan dalam menghadapi situasi kerja
di perusahaan. Motifasi merupakan kondisi ata nenergi yang menggerakkan diri
karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi
perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja
itulah yang memperkuat motivasi kerjnya untuk mencapai kinerja maksimal.
Motivasi adalah bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan,
agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan
tujuan yang telah ditentukan. Motivasi juga bisa di artikan Pemberian daya
penggerak yg menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau
bekerjasama, bekerja efektif, & terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk
mencapai kepuasan Motivasi penting dikarenakan, motivasi adalah hal yang
menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau
bekerja giat dan antusias mencapai hasil optimal. Orang mau bekerja dan
membutuhkan motivasi kerja dikarenakan:
The Desire to Live (Keinginan Untuk hidup)
9
The Desire for Position (Keinginan akan suatu posisi)
The Desire for Power (Keinginan akan Kekuasaan)
The Desire for Recognation (Keinginan akan pengakuan
2. Teori-teori Kebutuhan Tentang Motivasi
a. Moslow’s Need Hierarchy Theory
Kebutuhan tentang motivasi merupakan fundamen yang mendasari pilaku
karyawan. Abraham maslow mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan
manusia adalah sebagai berikut :
Kebutuhan psikologis, yaitu makan, minum, perindungan fisik dll ysng
merpakan kebutuhan tingkat paling dasar.
Kebutuhan rasa aman, yaitu perlindungan dari bahaya, pertentangan dan
lingkungan hidup
Kebtuhan untuk rasa memiliki, yaitu kebutuhan untuk diterima
kelompok, berinteraksi, dan mencati dan di cintai.
Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk di hormati dan di
hargai.
Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk
menggunakan kemampuan , skill san potensi.
b. Achievement Theory
Prof. Dr. David C. McClelland, dalam teori kebutuhan motivasinya
mengumukakan produksi sesorang sangat di tentukan oleh “virus mental”
yang ada pada dirinya. Virus mental adalah kondisi jiwa yang mendodrong
seseorang untuk mampu mencapai perestasi secara maksimal. Virus mental
yang di maksud terdiri dari 3 dorongan kebutuhan, yaitu:
1. Need of achievent ( kebutuhan untuk berprestasi)
2. Needof affiliation (kebtuhan untuk memperluas pergaulan)
3. Need or power ( kebutuhan untuk
menguasai) c. Equity Theory
Teori ini di kembangkan oleh Adam. Adapun komponenya terdari
dari input, outcome, comparison peson and equity-in-equity. Wexley dan
Yulk (1997) mengemukakan bahwa, input adalah semua nilai yang diterima
10
pegawai yang dapat menunjang pelaksanaan kerja. Contohnya pendidikan,
pengalaman, skill, usaha, peralatan pribadi. Outcome adalah nilai yang di
proleh dan di rasakan pegawai. Contohny upah, kuntungan tambahan, status
symbol, pengenallan kembali, kesempatan untuk berprestasi dan ekspresikan
diri. Sedangkan comparison person adalah seorang pegawai dalam organisasi
yang sama, seorang pegawai dalam organisasi berbeda, atau dirinya sendiri
dalam pekerjaan sebelumnya. Menurut teori ini, puas dan tidak puas pegawai
merupakan hasil antara input dan output dirinya dengan input dan output
pegawai lain.
d. Goal-setting Theory
Teori penetapan tujuan ini merupakan teori motivasi dengan
pendekatan kognitif yang dikembangakan oleh Edwin Lokce, bahwa
penetapan sauatu tujuan tudak hanya berpengaruh pada pekerjaan saja, tetapi
juga merangsang karyawan untuk menggunakan metode kerja yang paling
efektif.
3. Penegertian kepuasaan kerja
Menurut Hasibuan (2007) Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang
menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Kepuasan kerja (job statisfaction)
karyawan harus diciptakan sebaik-baiknya supaya moral kerja, dedikasi,
kecintaan, dan kedisiplinan karyawan meningkat. Sikap ini dicerminkan oleh
moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja.
Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan
kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah
kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil
kerja, penempatan, perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang
baik. Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan
akan lebih mengutamakan pekerjaannya daripada balas jasa walaupun balas jasa
itu penting.
Robbins and Judge (2009) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai
perasaan positive tentang pekerjaan sebagai hasil evaluasi karakter-karakter
pekerjaan tersebut. Senada dengan itu, Noe, et. all (2006) mendefinisikan
11
kepuasan kerja sebagai perasaan yang menyenangkan sebagai hasil dari persepsi
bahwa pekerjaannya memenuhi nilai-nilai pekerjaan yang penting.
Selanjutnya Kinicki and Kreitner (2005) mendefinisikan kepuasan kerja
sebagai respon sikap atau emosi terhadap berbagai segi pekerjaan seseorang.
Definisi ini memberi arti bahwa kepuasan kerja bukan suatu konsep tunggal.
Lebih dari itu seseorang dapat secara relative dipuaskan dengan satu aspek
pekerjaannya dan dibuat tidak puas dengan satu atau berbagai aspek. Taufik
Noor Hidayat (104263213) : Keadaan emosional yang menyenangkan dengan
mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja
mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini dampak dalam
sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di
lingkungan kerjanya. Setiap individu mempunyai rasa kepuasan kerja yang
berbeda-beda , dalam hal ini konteks tentang kepuasan kerja meliputi:
Apabila hasil atau imbalan yang didapat atau diperoleh individu lebih dari
yang diharapkan
Apabila hasil yang dicapai lebih besar dari standar yang ditetapkan
Apabila yang didapat oleh karyawan sesuai dengan persyaratan yang diminta
dan ditambah dengan ekstra yang menyenangkan konsisten untuk setiap saat
serta dapat ditingkatkan setiap waktu
4. Teori Kepuasan Kerja
Teori kepuasan kerja mencoba mengungkapkan apa yang membuat
sebagian orang lebih puas terhadap suatu pekerjaan daripada beberapa lainnya.
Teori ini juga mencari landasan tentang proses perasaan orang terhadap
kepuasan kerja. Ada beberapa teori tentang kepuasan kerja yaitu :
a. Two Factor Theory
Teori ini menganjurkan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan
merupakan bagian dari kelompok variabel yang berbeda yaitu motivators dan
hygiene factors.
Pada teori ini ketidakpuasan dihubungkan dengan kondisi disekitar
pekerjaan (seperti kondisi kerja, upah, keamanan, kualitas pengawasan dan
hubungan dengan orang lain) dan bukan dengan pekerjaan itu sendiri.
12
Karena faktor mencegah reaksi negatif dinamakan sebagai hygiene atau
maintainance factors.
Sebaliknya kepuasan ditarik dari faktor yang terkait dengan pekerjaan
itu sendiri atau hasil langsung daripadanya seperti sifat pekerjaan, prestasi
dalam pekerjaan, peluang promosi dan kesempatan untuk pengembangan diri
dan pengakuan. Karena faktor ini berkaitan dengan tingkat kepuasan kerja
tinggi dinamakan motivators.
b. Value Theory
Menurut teori ini kepuasan kerja terjadi pada tingkatan dimana hasil
pekerjaan diterima individu seperti diharapkan. Semakin banyak orang
menerima hasil, akan semakin puas dan sebaliknya. Kunci menuju kepuasan
pada teori ini adalah perbedaan antara aspek pekerjaan yang dimiliki dengan
yang diinginkan seseorang. Semakiin besar perbedaan, semakin rendah
kepuasan orang.
2.4 Mengelolah Potensi Kecerdasan & Emosional SDM
1. Pengertian IQ, EQ , SQ
IQ Merupakan kependekan dari Intelligence Quotient yang artinya
ukuran kemampuan intelektual, analitis (kemampuan menganalisa), logika dan
rasio seseorang. Dengan demikian, IQ berkaitan pada keterampilan berbicara,
kesadaran akan sesuatu di sekelilingnya dan penguasaan matematika.
EQ adalah kemampuan berkomunikasi seseorang dalam dua dimensi,
yaitu arah ke dalam (personal) dan arah ke luar (interpersonal). Personal ialah
komunikasi yang dilakukan seseorang pada dirinya sendiri. Hal ini berguna
untuk menumbuhkan kesadaran diri (self awareness), penerimaan diri (self
acceptance), menghargai diri sendiri (self respect), dan penguasaan diri (self
mastery).
SQ tidak mesti berhubungan dengan agama, Kecerdasan spiritual (SQ)
adalah kecerdasan jiwa yang dapat membantu seseorang membangun dirinya
secara utuh. SQ tidak bergantung pada budaya atau nilai. Tidak mengikuti nilai-
nilai yang ada, tetapi menciptakan kemungkinan untuk memiliki nilai-nilai itu
13
sendiri. kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang berasal dari dalam hati,
menjadikan kita kreatif ketika kita dihadapkan pada masalah pribadi, dan
mencoba melihat makna yang terkandung di dalamnya, serta menyelesaikannya
dengan baik agar memperoleh ketenangan dan kedamaian hati. Kecerdasan
spiritual membuat individu mampu memaknai setiap kegiatannya sebagai
ibadah, demi kepentingan umat manusia dan Tuhan yang sangat dicintainya.
2. Kecerdasaan dan Emosional SDM
Kecerdasan emosional atau yang biasa dikenal dengan EQ (bahasa
Inggris: emotional quotient) adalah kemampuan seseorang untuk menerima,
menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan oranglain di sekitarnya.
Dalam hal ini, emosi mengacu pada perasaan terhadap informasi akan suatu
hubungan. Sedangkan, kecerdasan (intelijen) mengacu pada kapasitas untuk
memberikan alasan yang valid akan suatu hubungan. Kecerdasan emosional
adalah kemampuan mengenali diri sendiri dan orang lain, kemampuan
memotivasi diri sendiri dan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan
hubungannya dengan orang lain (Goleman,2001:512).
Seorang pemipin perusahaan perlu meningkatkan kecerdasan emosioanal
agar mampu mendayaguna SDM secara optimal dalam pencapaian kinerja.
Sebagaimana hasil penelitian Daniel Goelman (2000), menyimpulkan bahwa “
pencapaian kinerja di tentukan hanya 20% dari IQ , sedangkan 80% lagi di
tentukan oleh kecerdasaan emosi (EQ-Emotional Quotient)”. Bergitu pula
kesimpulan dari Joan Beck bahwa IQ sudah berkembang 50% sebelum usia 5th ,
80% berkembangnya sebleum 8th dan hanya berkembang 20% sampai akhir
masa remaja. Sedangkan EQ dapat di kembangkan tanpa batas waktu.
Goleman (2003) menjelaskan bahwa kecerdasan emosional terbagi ke
dalam lima wilayah utama, yaitu kemampuan mengenali emosi diri, mengelola
emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan kemampuan
membina hubungan dengan orang lain. Secara jelas hal tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a) Kesadaran Diri (Self Awareness) Self Awareness adalah kemampuan untuk
mengetahui apa yang dirasakan dalam dirinya dan menggunakannya untuk
14
memandu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolok ukur yang
realistis atas kemampuan diri sendiri dan kepercayaan diri yang kuat.
b) Pengaturan Diri (Self Management)
Self Management adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan
dan menangani emosinya sendiri sedemikian rupa sehingga berdampak positif
pada pelaksanaan tugas, memiliki kepekaan pada kata hati, serta sanggup
menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran dan mampu pulih
kembali dari tekanan emosi.
c) Motivasi (Self Motivation)
Self Motivation merupakan hasrat yang paling dalam untuk
menggerakkan dan menuntun diri menuju sasaran, membantu pengambilan
inisiatif serta bertindak sangat efektif, dan mampu untuk bertahan dan bangkit
dari kegagalan dan frustasi.
d) Empati (Empathy/Social awareness)
Empathy merupakan kemampuan merasakan apa yang dirasakakan
orang lain, mampu memahami perspektif orang lain dan menumbuhkan
hubungan saling percaya, serta mampu menyelaraskan diri dengan berbagai
tipe hubungan.
e) Ketrampilan Sosial (Relationship Management)
Relationship Management adalah kemampuan untuk menangani emosi
dengan baik ketika berhubungan sosial dengan orang lain, mampu membaca
situasi dan jaringan sosial secara cermat, berinteraksi dengan lancar,
menggunakan ketrampilan ini untuk mempengaruhi, memimpin,
bermusyawarah, menyelesaikan perselisihan, serta bekerja sama dalam tim.
Menurut Taufik Bahaudin (2001) teknik untuk mengelola emosi adalah
dengan humor, mengerahkan kembali energy emosi dan mengambil jeda.
sedangkan menurut Patricia Patton (2002:170) menjelaskan cara mengelola
emosi sebagai berikut :
a) Belajar mengidentifikasi apa yang biasa memicu emosi dan respon apa
yang biasa di berikan.
b) Belajar dari kesalahan
15
c) Belajar membedakan hal di sekitar kita yang dapat memberikan perngaruh
dan tidak memberikan pengaruh.
d) Belajar mencari kebenaran
e) Belajar memanfaatkan waktu secara maksimal untuk menyelesaikan suatu
masalah.
f) Belajar menggunakan kekuatan dan kerendahan hati.
3. Kecerdasan emosional
Aspek-aspek kecerdasan emosional Menurut Tridhonanto (2010 : 17-24) aspek-
aspek yang mendukung terbentuknya kecerdasan emosional adalah sebagai
berikut:
a) Persepsi emosi
Persepsi emosi merupakan sikap manusia ketika ia mengenali
berbagai jenis emosi dari ekspresi, musik, warna, dan cerita. Pengertian
emosi adalah suatu bentuk energi batiniah yang muncul dari pusat alam
perasaan seseorang yang merupakan daya pendorong untuk menuju hidup
yang lebih baik. Emosi dapat muncul setiap saat selama manusia hidup,
kemudian disalurkan untuk mewarnai bebagai kegiatan manusia. Emosi
dapat dibedakan menjadi dua jenis yakni emosi yang positif dan emosi yang
negatif. Emosi positif meliputi rasa senang, bahagia, lega, dan puas. Emosi
negatif meliputi rasa sedih, takut, gelisah, malu, dan marah. Namun
kemudian ada tambahan yakni ketiga merupakan kombinasi perasaan, yakni
antara emosi positif dan emosi negatif seperti bersalah, cemburu, frustasi,
dan binggung.
Jika emosi yang diabaikan atau ditekankan akan makin kuat
intensitasnya maka sebaiknya segera disalurkan untuk membawa kelegaan
hati. Adapun jalan untuk mengenali atau menyadari jenis emosi yang muncul
dapat melalui bagian tubuh yang mengisyaratkan munculnya emosi tersebut.
Seperti misalnya ketika rasa sedih mendera yang terasa di dada kiri mengeras
seperti terasa menjadi padat, rasa tegang disekitar leher, atau jika rasa senang
tiba sepertinya tubuh seakan-akan terangkat ke langit, dan rasa lega seperti
tidak terjadi apa-apa. Tetapi sering kali individu terlambat dalam
16
mengenali emosi yang timbul. Biasanya emosi dinyatakan ada perasaan yang
tidak enak dan ada sesuatu yang tidak seperti biasanya. Apabila individu
dapat mengidentifikasi jenis emosi tersebut lebih dini, maka ia dapat
mengelola emosi tersebut lebih baik. Kesadaran atas emosi sangat penting
sebab memiliki keterkaitan antara perasaan yang muncul dengan pemikiran
dan perkataannya hal ini sangat mempengaruhi kegiatan dan perilakunya.
b) Pemahaman emosi
Sering kali perasaan peka dan sadar secara emosional tidak selalu
dapat digunakan untuk memahami perasaan-perasaan anak. Sering kali anak
remaja mengungkapkan bisa secara tidak langsung dengan cara-cara yang
cukup membingungkan. Sebenarnya emosi yang bergejolak ini ditandai
dengan berbagai isyarat dan isyarat ini dikenal sebagai isyarat emosional.
Memang diperlukan kecermatan untuk memahami isyarat emosi yang
muncul dari diri anak-anak remaja. Bila perubahan perilaku itu mulai
berlebihan maka itu merupakan isyarat emosi yang buruk maka carilah
penyebab terjadinya perubahan perilaku tersebut. Pada kasus yang terjadi
biasanya orang tua terlambat dalam mengenali emosi yang muncul.
Kebiasaan emosi dinyatakan dengan adanya perasaan tidak enak dan ada
sesuatu yang tidak seperti biasanya. Seandainya orang tua dapat
mengidentifikasi jenis emosi tersebut lebih dini, maka orang tua akan
mampu mengelola emosi lebih baik. Sebab munculnya emosi intensitasnya
belum tinggi sehingga belum berlarut-larut.
c) Pengelolaan emosi
Selain mengenal akan berbagai jenis emosi dan memahami apa itu
emosi, berikut proses untuk dapat membantu memecahkan permasalahan
atau kesulitan yang dialami oleh anak remaja :

Menetukan batas-batas dengan melihat perilaku mana yang tidak tepat



Menentukan sasaran Dalam menentukan sasaran sebaiknya menanyakan
pada anak remaja, apa yang ingin dicapai berkaitan dengan masalah
tersebut.

17

Pemecahan masalah Dalam memecahkan masalah orang tua diharapkan
bersedia untuk bekerjasama dengan anak dalam memikirkan pilihan-
pilihan yang memungkinkan bagi pemecahan masalah atau kesulitan.



Mengevaluasi pemecahan masalah Pemecahan masalah yang orang tua
capai dengan anak, mencoba untuk menilainya kembali atas setiap
kemungkinan pilihan di atas.


Memilih satu pilihan dalam pemecahan masalah




2.5 Membangun Kapabilitas dan Kompetensi SDM
1. Sumber Daya Manusia Kapabilitas
Kapabilitas dapat diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang. Kemampuan merupakan kapasitas seorang individu untuk melakukan
beragam tugas dalam suatu pekerjaan.Pemaknaan kapabilitas tidak sebatas
memiliki keterampilan (skill) saja namun lebih dari itu, yaitu lebih paham secara
mendetail sehingga benar-benar menguasai kemampuannya dari titik kelemahan
hingga cara mengatasinya.
Menurut Hagell III dan Brown, kapabilitas merupakan kemampuan untuk
memobilisasi sumber daya untuk menghasilkan nilai yang melebihi ongkos.
Sumber daya yang dimaksud mencakup sumber daya yang memiliki wujud fisik
(tangible resources) dan yang memiliki sifat nirwujud (intangible resources).
Barney (1991) mengemukakan empat kondisi yang harus dipenuhi
sebelum suatu sumber daya dapat disebut sebagai sumber keunggulan kompetitif
berkelanjutan sebagai berikut:
a) Merupakan sumber daya organisasional yang sangat berharga (valuable),
terutama dalam kaitannya dengan kemampuan untuk mengeksploitasi
kesempatan dan atau menetralisasi ancaman dari lingkungan perusahaan.
b) Relative sulit untuk dikembangkan, sehingga menjadi langka di lingkungan
kompetitif.
c) Sangat sulit untuk ditiru atau diimitasi.
18
d) Tidak dapat dengan muddah digantikan substitute yang secara strategis
signifikan. masalahnya adalah bagaimana “menterjemahkan” berbagai
strategi, kebijakan dan praktik MSDM menjadi keunggulan kompetitif
berkelanjutan.
2. Kompetensi SDM berkarier di Bidang Sumber Daya Manusia
Kompetensi menggambarkan dasar pengetahuan dan standar kinerja yang
dipersyaratkan agar berhasil menyelesaikan suatu pekerjaan atau memegang
suatu jabatan. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi kompetensi untuk
mendukung kemampuan dikonsentrasikan pada hasil perilaku.
Definisi kompetensi menurut Amstrong & Murlis dalam Ramelan
(2003:47), dia mendefinisikan kompetensi sebagai karakteristik mendasar
individu yang secara kausal berhubungan dengan efektivitas atau kinerja yang
sangat baik. Untuk mencapai kompetensi tertentu, seseorang perlu memiliki
sejumlah kapabilitas.
Kapabilitas biasanya merupakan kombinasi dari dimensi sifat pribadi,
ketrampilan dan pengetahuan. Menurut Thoha (1996:88) ada 5 tipe karakteristik
dasar dari kompetensi yaitu :
a) Motif (Motive) yaitu sesuatu yang secara terus menerus dipikirkan atau
diinginkan oleh seseorang yang menyebabkan adanya tindakan. Motif ini
menggerakan, mengerahkan dan memiliki prilaku terhadap tindakan tertentu
atau tujuan dan perbedaan orang lain.
b) Sifat (Trait)yaitu karakteristik fisik dan respon yang konsisten terhadap
situasi dan informasi.
c) Konsep pribadi (Self Concept) yaitu pelaku, nilai – nilai dan kesan pribadi
seseorang.
d) Pengetahuan (Knowledge) yaitu informasi mengenai seseorang yang
memiliki bidang substansi tertentu.
e) Ketrampilan (Skill) yaitu kemampuan untuk melakukan tugas fisik dan
mental tertentu.
Menurut Covey, Roger dan Rebecca Merrill (1994), kompetensi tersebut
mencakup:
19
a) Kompetensi teknis : pengetahuan dan keahlian untuk mencapai hasil- hasil
yang telah disepakati, kemampuan untuk memikirkan persoalan dan mencari
alternatif- alternatif baru
b) Kompetensi Konseptual: kemampuan untuk melihat gambar besar, untuk
menguji berbagai pengandaian dan pengubah prespektif
c) Kompetensi untuk hidup : dan saling ketergantungan kemampuan secara
efektif dengan orang lain, termasuk kemampuan untuk mendengar,
berkomunikasi, mendapat alternatif ketiga.
Dengan demikian, kompetisi merupakan factor mendasar yang
dimiliki seseorang yang mempunyai kemampuan lebih, yang membuatnya
berbeda dengan seseorang yang mempunyai kemampuan rata-rata atau biasa
saja.
Lyle & Signe Spacer bersama David McClelland (1990)
mengemukaan bahwa profil kompetensi akan semakin penting bagi
eksekutif, manajer dan karyawan pada perusahaan masa depan yang semakin
kompetitif. Para menejer SDM dan pemimpin perusahaan setidaknya harus
memiliki 3 kompetensi yang penting:
1. Pemikiran starategis Yaitu kemampuan memahami kecenderungan
perubahan lingkungan yang cepat, peluang besar, ancaman kompetensi,
kekuatan dan kelemahan perusahaan, serta sanggup mengidentifikasi
respon strategi terhadap semua tantangan secara optimum.
2. Kepemimpinan perubahan Yaitu kemampuan mengkomunikasikan visi
strategi peusahaan kepada seluruh pihak yang terkait.
3. Menajaemen hubungan Yaitu kemampuan membina hubungan dan juga
mempengaruhi mitra usaha terkait, dengan pihak yang tidak memiliki
otoritas formal maupun cukup pengaruh.
2.6 Konsep Audit Kerja dan Pelaksanaan Audit Kinerja
1. Audit MSDM
Menurut Ulum (2009: 3), audit adalah suatu proses sistematik untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-
20
pernyataan tentang kegiatan dan kejadian, dengan tujuan untuk menetapkan
tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan.
Tunggal (2002:4) menyatakan bahwa, Audit manajement didefinisikan
sebagai proses yang sistematis dari penilaian efektivitas, efisiensi, dan
keekonomisan operasi suatu organisasi yang berada di bawah pengendalian
manajemen dan melaporkan kepada orang yang tepat hasil dari penilaian beserta
rekomendasi untuk perbaikan. Audit sumber daya manusia adalah seluruh upaya
penelitian yang dilakukan terhadap aktivitas manajemen sumber daya manusia
untuk mencari, menemukan, dan mengevaluasi fakta tentang sejauh mana
manajemen berhasil memberikan dukungan kepada berbagai satuan kerja
pelaksana tugas pokok perusahaan. (Siagian, 2001:68).
2. Tujuan Audit Manajemen Sumber Daya Manusia
Secara umum tujuan dari audit manajemen sumber daya manusia
menurut Agoes (2004:173) antara lain:
a) Menilai kinerja dari manajemen dan berbagai fungsi dalam perusahaan.
b) Menilai efektifitas perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkanoleh manajemen puncak.
c) Menilai apakah berbagai sumber daya (manusia, mesin, dana, dan harta)
yang dimilikinya perusahaan telah digunakan secara efisien dan ekonomis
d) Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada manajemen puncak untuk
memperbaiki kelemahankelemahan yang terdapat dalam penerapan struktur
pengendalian intern, sistem pengendalian manajemen, dan prosedur
operasional perusahaan dalamm rangka meningkatkan efisiensi dan
efektivitas dari kegiatan operasi perusahaan.
Menurut Barry Cruhway (1996:6) tujuan manajemen sumber daya manusia
meliputi:
a) Memberikan saran kepada manajemen tentang kebijakan sumber daya
manusia guna memastikan organisasi memiliki tenaga kerja yang
21
bermotivasi dan berkinerja tinggi serta dilengkapi dengan sarana untuk
menghadapi perubahan dan dapat memenuhi kebutuhan pekerjaannya.
b) Melaksanakan dan memelihara semua kebijakan dan prosedur sumber daya
manusia yang diperlukan untuk memastikan pencapaian tujuan organisasi.
c) Membantu perkembangan arah dan strategi organisasi secara keseluruhan,
terutama dengan memperhatikan segi-segi sumber daya manusia.
d) Menyediakan bantuan dan menciptakan kondisi yang dapat membantu
manajer lini dalam mencapai tujuan mereka.
e) Mengatasi krisis dan situasi sulit dalam hubungan antara pegawai untuk
memastikan tidak adanya gangguan dalam pencapaian tujuan organisasi.
f) Menyediakan sarana komunikasi antara karyawan dengan manajemen
organisasi.
g) Bertindak sebagai penjamin standar dan nilai organisasi dalam pengelola
sumber daya manusia.
3. Manfaat Audit Manajemen Sumber Daya Manusia
Manfaat audit manajemen sumber daya manusia menurut, Simamora
(2001:820) adalah meningkatkan citra profesional departemen sumber daya
manusia,menjernihkan tugas-tugas departemen sumber daya manusia,
memastikan ketaatan yang tepat waktu terhadap ketentuan-ketentuan legal,
merangsang keseragaman berbagai kebijakan dan praktik sumber daya manusia.
Audit SDM juga memiliki manfaat yang sangat baik antara lain:

Mengetahui kontribusi SDM terhadap perusahaan



Memperbaiki citra profesionalisme SDM



Meningkatkan rasa tanggung jawab & profesionalisme di dalam tim SDM



Memperjelas tugas dan tanggung jawab SDM



Menciptakan keseragaman aturan dan ketentuan SDM



Menemukan masalah kritis terkait pengelolaan SDM



Memastikan keselarasan dengan aturan yang berlaku



Mengurangi biaya melalui pembentukan prosedur yg efektif



Meningkatkan penerimaan terhadap perubahan



Review menyeluruh terhadap sistem informasi SDM

22
4. Langkah-Langkah Audit Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Bayangkara (2008:64), ada lima tahapan dalam auditmanajemen
sumber daya manusia meliputi :
a) Audit pendahuluan dimana auditor menekankan auditnya pada pencarian
informasi latar belakang gambaran umum mengenai program/aktivitas
sumber daya manusia yang diaudit. Dalam audit pendahuluan, informasi
yang akan diperoleh nantinya akan mengantarkan auditor pada perumusan
tujuan audit sementara. Ketepatan perumusan tujuan audit sangat penting
untuk menentukan keberhasilan audit mencapai tujuannya.
b) Review terhadap sistem pengendalian manajemen dimana sistem
pengendalian manajemen berfungsi untuk mengendalikan proses agar
berjalan secara ekonomis, efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan
perusahaan. Dengan adanya review, maka auditor dapat mengambil
keputusan apakah audit dapat dilanjutkan atau tidak mengingat ketersediaan
data yang dibutuhkan dan kebebasan dalam melakukan audit.
c) Audit lanjutan dimana auditor meringkas dan melakukan pengelompokkan
terhadap temuan tersebut ke dalam kelompok kondisi, kriteria, penyebab,
dan akibat. Kemudian berbagai kelompok temuan tersebut dianalis dan
dikembangkan secara cermat sehingga mengetahui bila terdapat
penyimpangan.Dari berbagai kekurangan yang ditemukan tersebut, lalu
auditor menyusun suatu rekomendasi untuk memperbaiki penyimpangan
yang terjadi.
d) Pelaporan dimana laporan audit memuat informasi latar belakang,
kesimpulan audit disertai dengan temuan-temuan audit sebagai bukti
pendukung kesimpulan.
e) Tindak Lanjut dimana tindak lanjut merupakan implementasi dari
rekomendasi yang diajukan auditor.Keputusan dalam melakukan tindak
lanjut sepenuhnya ada pada manajemen.Tetapi untuk pelaksanaannya auditor
tetap mendampingi agar tindak lanjut berjalan sesuai dengan rekomendasi
yang diajukan.
23
1. Ruang Lingkup Audit SDM
Dalam pelaksanaan audit SDM untuk mendukung jalannya kegiatan-
kegiatan SDM perlu dilakukan pembatasan terhadap aspek yang akan di audit.
Secara garis besar, prospek audit SDM dilakukan terhadap fungsi SDM yang
berkaitan dengan kegiatan-kegiatan SDM yang dimulai dari perencanaan SDM,
perekrutan, penyeleksian, pelatihan, dan evaluasi kinerja SDM (Handoko, 1997,
p.226). Menurut Sherman & Bohlander, audit SDM memberikan peluang untuk:
2) Menilai efektivitas fungsi SDM
3) Memastikan ketaatan terhadap hukum, kebijakan, perturan dan prosedur
4) Menetapkan pedoman untuk penetapan standar
5) Memperbaiki mutu staf SDM
6) Meningkatkan citra dari fungsi SDM
7) Meningkatkan perubahan dan kreatifitas
8) Menilai kelebihan dan kekurangan dari fungsi SDM
9) Memfokus staff SDM pada masalah masalah penting
10) Membawa SDM lebih dekat pada fungsi fungsi yang lain.
Audit sumber daya manusia dapat memberikan kontribusi terhadap
profesionalisasi dari fungsi sumber daya manusia dalam banyak cara.
Apabila organisasi ingin tetap kompetitif, maka organisasi harus mengalami
perubahan yang terus menerus. Suatu audit atas program sumber daya
organisasi dapat membantu manajer mengidentifikasi penyimpangan atau
varian antara kondisi actual dengan kondisi yang diharapkan atau yang
diinginkan. Dengan demikian audit menjadi suatu dorongan yang berbasis
data untuk perubahan.
5. Sumber Data yang Biasa Digunakan Dalam pelaksanaanya audit SDM ini
hendaklah selalu memanfaatkan berbagai sumber data yang ada diantaranya :
1) Pemeriksaan fisik perusahaan
2) Konfirmasi
3) Dokumentasi
4) Observasi
24
5) Pertanyaan pada klien Dari sumber data yang tersebut diatas diharapkan
suatu audit dapat menjawab prospek dan tantangannya di masa
depan,antaranya : globalisasi 2) hak-hak pekerja 3) performance pekerja 4)
hambatan – hambatan SDM. Pelaksana Audit Sumber Daya Manusia (SDM)
1) Auditor internal (Inspektur di Badan Pengawasan Internal) 2) Biro SDM
atau spesialis SDM yang ditunjuk (self assessment) 3) Biro SDM/tenaga
spesialis SDM senior untuk non-SDM
6. Langkah-langkah Audit
2. Audit Pada tahap ini, auditor menekankan auditnya pada pencarian informasi
latar belakang dan gambaran umum terhadap program/aktivitas SDM yang
diaudit.
3. Criteria Criteria merupakan standar (norma) yang menjadi pedoman
bertindak bagi setiap individu dan kelompok dalam organisasi.
4. Penyebab Penyebab (cause) merupakan pelaksanaan program-program SDM
dalam organisasi yang menyebabkan terjadinya kondisi SDM yang ada pada
saat ini.
5. Akibat Akibat (effect) merupakan sesuatu yang harus ditanggung atau
dinikmati perusahaan karena terjadinya perbedaan aktivitas yang seharusnya
dilakukan (berdasarkan criteria) dengan aktivitas actual yang terjadi di
lapangan (dilakukan oleh setiap komponen dalam organisasi).
6. Tindaklanjut Tindak lanjut merupakan implementasi dari rekomendasi yang
diajukan oleh auditor.Manajemen dan auditor harus sepakat dan secara
bersam-sama dalam melaksanakan tindak lanjut perbaikan tersebut.
Seorang spesialis auditing (Walter R. Mahler) mengusulkan bahwa proses audit
harus terdiri dari 6 langkah sebagai berikut :
a) Memperkenalkan gagasan audit dan menekankan manfaat yang akan
diperoleh audit.
b) Memilih personel dengan kisaran keterampilan yang luas untuk tim audit
dan memeberikan pelatihan yang diperlukan.
c) Mengumpulkan data dari tingkat yang berbeda dalam organisasi.
25
d) Menyiapkan laporan audit untuk manajer lini dan evaluasi departemen
sumber daya manusia.
e) Mendiskusikan laporan dengan manajer operasi yang kemudian mengujikan
penilaian merekan sendiri.
f) Mempersatukan tindakan korektif ke dalam proses penetapan tujuan
perusahaan yang regular. Karena auditing merupakan suatu bentuk riset atau
penelitian, maka penting bahwa temuan didasarkan pada data yang obyektif,
dapat dipercayai, dan sahih. Catatan sumber daya manusia dari semua tipe
tersedia untuk penggunaan dalam audit.
7. Pendekatan dalam Audit SDM
Fungsi yang paling penting dari audit sumber daya manusia adalah
menetukan efektivitas. Yaitu tujuan dari program sumber daya manusia dapat
dicapai. Sebelum memulai audit, tujuan dan standar program harus secara jelas
dinyatakan. Ini terutama penting apabila auditor eksternal ditugaskan. Suatu
audit harus mencakup paling sedikit 3 pendekatan utama, yaitu:
a) Menentukan ketaatan pada hukum dan peraturan yang berlaku Audit
menekankan penilaian bagaimana perusahaan menetapkan berbagai aturan
dan kebijakan yang secara internal berlaku di perusahaan,apakah sesuai
dengan aturan dan hukum yang ditetapkan pemerintah sebagai pemegang
otoritas dan apakah setiap komponen dalam organisasi menjalankan
aktivitasnya sesuai dengan aturan dan kebijakan tersebut.
b) Mengukur kesesuaian program dengan tujuan organisasi Pemahaman
terhadap tujuan perusahaan dan strategi pencapaiannya, menjadi dasar dalam
penyusunan program setiap fungsi bisnis. Trend yang berkembang saat ini,
dimama SDM adalah sumber kekuatan bersaing perusahaan,menantang
manajer SDM untuk berinovasi dalam menciptakan model pengelolaan SDM
yang tepat, sesuai dengan strategi yang telah ditetapkan.
c) Mengukur kinerja program Mengukur kinerja program berarti
menghubungkan aktivitas actual program SDM yang diaudit dengan ukuran-
ukuran keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya.
26
8. Objek Audit Sumber Daya Manusia (SDM)
Aspek SDM yang dapat diaudit cukup luas, karena SDM itu sendiri
mencakup fungsi perencanaan, fungsi pengembangan, fungsi pemeliharaan,
fungsi informasi, fungsi penghargaan dan penghukuman, serta fungsi
peningkatan kinerja. Dengan demikian jika dirinci, obyek yang dapat diaudit
adalah sebagai berikut :

Fungsi Perencanaan : Manpower Planning, Manpower Recruitment,
Manpower Fulfillment, Sourcing Candidate.

Pengembangan : Training, Development, Coaching, Mentoring.

Informasi & Teknologi : Personnel Data Base, Sistem Informasi Manajemen
SDM (HRIS).

Fungsi Pemerliharaan : Industrial Relation, Coorporate Social
Responsibility.

Fungsi Penghargaan dan Penghukuman : Compensation & Benefit, Reward,
Termination, Punishment.

Fungsi Peningkatan kinerja : Performance Management System, Pay for
Performance. Aspek diatas merupakan sisi Hard Capabilities Organization
karena masih banyak berkutat dalam hal sistem dan prosedur. Perkembangan
selanjutnya yang bisa menjadi pertimbangan audit adalah mengaudit aspek
Soft Organization, antara lain :

Budaya Organisasi,

Audit Competency Staff SDM

Audit kepuasan terhadap fungsi SDM.
27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam era modern saat ini, dimana persaingan di setiap lini dalam
perusahaan sangat ketat dan dominan, yang mengakibatkan terjadinya persaingan
pasar dimana setiap perusahaan ingin menguasai pasar. Peran sumber daya manusia
dalam organisasi adalah sangat dominant, karena merupakan motor penggerak
paling utama di dalam suatu organisasi, sehingga perhatian serius terhadap
pengelolan sumber daya manusia sebagai salah satu factor penentu keberhasilan
mutlak diperlukan.
Peran sumberdaya manusia yang sangat besar akan keberhasilan perusahaan
ikut terpengaruh dengan dengan adanya globalisasi pasar dan kompetisi yang tinggi,
sehingga peran baru sumberdaya manusia dicerminkan melalui berbagai perubahan.
Karena hal tersebut perusahaan harus mampu mengembangkan SDM dengan efektif
dengan metode yang sesuai, dengan meningkatkan kinerja SDM melalui pelatihan
dan penilian peningkatan terhadap SDM tersebut. Mengkur kinerja SDM memberi
penilaian kemudian memotivasi agar karyawan merasa di hargai, dan bisa
meningkatkan kinerjanya.
Penilaian prestasi kinerja adalah suatu cara dalam melakukan evaluasi terhadap
prestasi kerja para pegawai dengan serangkaian tolak ukur tertentu yang obyektif dan
berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta dilakukan secara berkala. Tujuan
penilaian prestasi kinerja dalan organisasi industri maupun non indutri yaitu :
1. Evaluasi terhadap tujuan (goal) organisasi, mencakup :
a. Feedback pada pekerjaan untuk mengetahui di mana posisi mereka.
b. Pengembangan data yang valid untuk pembayaran upah/bonus dan keputusan
promosi serta menyediakan media komunikasi untuk keputusan tersebut.
c. Membantu manajemen membuat keputusan pemberhentian sementara atau PHK
dengan memberikan “peringatan” kepada pekerja tentang kinerja kerja mereka
yang tidak memuaskan. (Michael Beer dalam French, 1986).
28
d. Pengembangan tujuan (goal) organisasi, mencakup :
a. Pelatihan dan bimbingan pekerjaan dalam rangka memperbaiki kinerja dan
pengembangan potensi di masa yang akan datang.
b. Mengembangkan komitmen organisasi melalui diskusi kesempatan karier dan
perencanaan karier.
c. Memotivasi pekerja
d. Memperkuat hubungan atasan dengan bawahan.
e. Mendiagnosis problem individu dan organisasi.
Suatu perusahaan pengaturan kompensasi merupakan untuk dapat menarik,
memelihara maupun mempertahankan tenaga kerja bagi kepentingan organisasinya
yang bersangkutan. Suatu kompensasi dapat bersifat finansial maupun nonfinansial,
walaupun pada umumnya istilah kompensasi tersebut dipakai sebagai atau dalam
pengertian proses pengadministrasian gaji dan upah.
Tujuan pemberian imbalan/kompensasi secara khusus digunakan untuk
mengarahkan, mengatur atau mengawasi perilaku karyawan yang diharapkan karyawan
yang tertarik untuk bekerja dan termotivasi untuk melakukan pekerjaan sebaik-baiknya
bagi organisasi.
Program pemberian kompensasi merupakan salah satu hal yang paling penting
bagi perusahaan maupun karyawan, karena akan memberikan gambaran sejauh mana
perusahaan berkepentingan terhadap karyawan, seberapa besar kontribusi yang akan
diberikan oleh karyawan terhadap perusahaan.
Ada delapan komponen penting dalam program pemberian kompensasi yang
perlu diperhatikan, yaitu : organisasi administrasi pemberian kompensasi, metode
pemberian kompensasi, suktur pemberian kompensasi, program pemberian kompensasi
sebagai perangsang kerja, tambahan sumber pendapatan bagi karyawan, terjaminnya
sumber pendapatan dan peningkatan jumlah imbalan jam, kompensasi bagi kelompok
manajerial, prospek di masa depan.
Survey Benchmarking merupakan proses belajar yang berlangsung secara
sistematis, terus menerus, dan terbuka. Untuk mendapatkan informasi yang akurat
mengenai tingkat penggajian dan kompensasi dipasaran dan tentang sistem yang
digunakan secara umum agar policy dikeluarkan secara tepat.
29
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Prabu Mangkunegara . 2007. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung:
penerbit PT Refika Aditama
https://ejournal.stiesia.ac.id/jira/article/download/265/272di akses 19
November 2017
https://media.neliti.com/media/publications/87562-ID-audit-
manajemen-untuk-menilai-kinerja-fu.pdf di akses 19 November 2017
Dedi Riyanto Rahardi . 2010. Menegement Kinerja Sumber Daya
Manusia. Malang: penerbit Tunggal Mandiri Publishing
Sondang P. Siagian. 2004. Audit Management. Jakarta: penerbit: PT.
Bumi Aksara
30

More Related Content

What's hot

Contoh proposal sdm-libre
Contoh proposal sdm-libreContoh proposal sdm-libre
Contoh proposal sdm-librecokro habiba
 
Tesis
Tesis Tesis
Tesis omcik
 
Makalah evaluasi kerja dan kompensasi
Makalah evaluasi kerja dan kompensasiMakalah evaluasi kerja dan kompensasi
Makalah evaluasi kerja dan kompensasidharmawan01
 
Contoh CJR KKNI Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Mikro-Samuel Rejeki Surbakti
Contoh CJR KKNI Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Mikro-Samuel Rejeki SurbaktiContoh CJR KKNI Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Mikro-Samuel Rejeki Surbakti
Contoh CJR KKNI Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Mikro-Samuel Rejeki Surbaktisamuel2308
 
MAKALAH, EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
MAKALAH, EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASIMAKALAH, EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
MAKALAH, EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASIdinijuliani27
 
Proposal tugas akhir(angel edisi 2)
Proposal tugas akhir(angel edisi 2)Proposal tugas akhir(angel edisi 2)
Proposal tugas akhir(angel edisi 2)Angelino Benevides
 
Tesis manajemen sdm-balanced scorecard kinerja sdm
Tesis manajemen sdm-balanced scorecard kinerja sdmTesis manajemen sdm-balanced scorecard kinerja sdm
Tesis manajemen sdm-balanced scorecard kinerja sdmMus Mulyadi
 
Makalah bab uts noor hidayat agung logika
Makalah bab uts noor hidayat agung logikaMakalah bab uts noor hidayat agung logika
Makalah bab uts noor hidayat agung logikaAgungLogika
 
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PT. ASUR...
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PT. ASUR...PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PT. ASUR...
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PT. ASUR...Uofa_Unsada
 
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWANPENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWANZulla Jolie
 
pengaruh pemberian insentif terhadap motivasi karyawan 100 bk-ta-2013(2)
pengaruh pemberian insentif terhadap motivasi karyawan 100 bk-ta-2013(2)pengaruh pemberian insentif terhadap motivasi karyawan 100 bk-ta-2013(2)
pengaruh pemberian insentif terhadap motivasi karyawan 100 bk-ta-2013(2)Nanang Setiawan
 
Makalah bab uas noor hidayat agung logika
Makalah bab uas noor hidayat agung logikaMakalah bab uas noor hidayat agung logika
Makalah bab uas noor hidayat agung logikaAgungLogika
 
Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...
Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...
Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...Aries Veronica
 
Skripsi lengkap manajemen feb muhammad aji nugroho (1)
Skripsi lengkap manajemen feb   muhammad aji nugroho (1)Skripsi lengkap manajemen feb   muhammad aji nugroho (1)
Skripsi lengkap manajemen feb muhammad aji nugroho (1)Era-ku
 
makalah evaluasi dan kompensasi 1
makalah evaluasi dan kompensasi 1makalah evaluasi dan kompensasi 1
makalah evaluasi dan kompensasi 1yulisarustandi
 
MAKALAH EVAKINKOMP
MAKALAH EVAKINKOMPMAKALAH EVAKINKOMP
MAKALAH EVAKINKOMPLisaaa1096
 
Hubungan disiplin dengan kinerja pegaweai
Hubungan disiplin dengan kinerja pegaweaiHubungan disiplin dengan kinerja pegaweai
Hubungan disiplin dengan kinerja pegaweaiTurino Djunaidi
 
Makalah uts Deni Hartandi_11150002_7_d_msdm
Makalah uts Deni Hartandi_11150002_7_d_msdmMakalah uts Deni Hartandi_11150002_7_d_msdm
Makalah uts Deni Hartandi_11150002_7_d_msdmDeniHartandi
 

What's hot (19)

Contoh proposal sdm-libre
Contoh proposal sdm-libreContoh proposal sdm-libre
Contoh proposal sdm-libre
 
Tesis
Tesis Tesis
Tesis
 
Makalah evaluasi kerja dan kompensasi
Makalah evaluasi kerja dan kompensasiMakalah evaluasi kerja dan kompensasi
Makalah evaluasi kerja dan kompensasi
 
Contoh CJR KKNI Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Mikro-Samuel Rejeki Surbakti
Contoh CJR KKNI Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Mikro-Samuel Rejeki SurbaktiContoh CJR KKNI Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Mikro-Samuel Rejeki Surbakti
Contoh CJR KKNI Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Mikro-Samuel Rejeki Surbakti
 
MAKALAH, EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
MAKALAH, EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASIMAKALAH, EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
MAKALAH, EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
 
Proposal tugas akhir(angel edisi 2)
Proposal tugas akhir(angel edisi 2)Proposal tugas akhir(angel edisi 2)
Proposal tugas akhir(angel edisi 2)
 
Tesis manajemen sdm-balanced scorecard kinerja sdm
Tesis manajemen sdm-balanced scorecard kinerja sdmTesis manajemen sdm-balanced scorecard kinerja sdm
Tesis manajemen sdm-balanced scorecard kinerja sdm
 
Makalah bab uts noor hidayat agung logika
Makalah bab uts noor hidayat agung logikaMakalah bab uts noor hidayat agung logika
Makalah bab uts noor hidayat agung logika
 
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PT. ASUR...
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PT. ASUR...PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PT. ASUR...
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PT. ASUR...
 
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWANPENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
 
pengaruh pemberian insentif terhadap motivasi karyawan 100 bk-ta-2013(2)
pengaruh pemberian insentif terhadap motivasi karyawan 100 bk-ta-2013(2)pengaruh pemberian insentif terhadap motivasi karyawan 100 bk-ta-2013(2)
pengaruh pemberian insentif terhadap motivasi karyawan 100 bk-ta-2013(2)
 
Makalah bab uas noor hidayat agung logika
Makalah bab uas noor hidayat agung logikaMakalah bab uas noor hidayat agung logika
Makalah bab uas noor hidayat agung logika
 
Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...
Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...
Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...
 
Skripsi lengkap manajemen feb muhammad aji nugroho (1)
Skripsi lengkap manajemen feb   muhammad aji nugroho (1)Skripsi lengkap manajemen feb   muhammad aji nugroho (1)
Skripsi lengkap manajemen feb muhammad aji nugroho (1)
 
makalah evaluasi dan kompensasi 1
makalah evaluasi dan kompensasi 1makalah evaluasi dan kompensasi 1
makalah evaluasi dan kompensasi 1
 
MAKALAH EVAKINKOMP
MAKALAH EVAKINKOMPMAKALAH EVAKINKOMP
MAKALAH EVAKINKOMP
 
makalah uts
makalah uts makalah uts
makalah uts
 
Hubungan disiplin dengan kinerja pegaweai
Hubungan disiplin dengan kinerja pegaweaiHubungan disiplin dengan kinerja pegaweai
Hubungan disiplin dengan kinerja pegaweai
 
Makalah uts Deni Hartandi_11150002_7_d_msdm
Makalah uts Deni Hartandi_11150002_7_d_msdmMakalah uts Deni Hartandi_11150002_7_d_msdm
Makalah uts Deni Hartandi_11150002_7_d_msdm
 

Similar to Evaluasi Kinerja SDM

Evaluasi Kinerja & Kompensasi
Evaluasi Kinerja & KompensasiEvaluasi Kinerja & Kompensasi
Evaluasi Kinerja & KompensasiGilang Jupriono
 
Makalah evaluasi kerja dan kompensasi
Makalah evaluasi kerja dan kompensasiMakalah evaluasi kerja dan kompensasi
Makalah evaluasi kerja dan kompensasidharmawan01
 
MAKALAH 2 EVALUASI DAN KOMPENSASI
MAKALAH 2 EVALUASI DAN KOMPENSASIMAKALAH 2 EVALUASI DAN KOMPENSASI
MAKALAH 2 EVALUASI DAN KOMPENSASIfaeshallutfi
 
MAKALAH 1 EVALUASI KINERJA
MAKALAH 1 EVALUASI KINERJAMAKALAH 1 EVALUASI KINERJA
MAKALAH 1 EVALUASI KINERJAbebynovianti
 
Dhea prameswari 11150585
Dhea prameswari 11150585Dhea prameswari 11150585
Dhea prameswari 11150585dheaprameswari
 
Tugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & Kompensasi
Tugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & KompensasiTugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & Kompensasi
Tugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & KompensasiNicky Hikmat
 
Makalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerja Makalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerja asri andayani
 
Resume evaluasiu kinerja dan kompensasi tugas 1
Resume evaluasiu kinerja dan kompensasi tugas 1Resume evaluasiu kinerja dan kompensasi tugas 1
Resume evaluasiu kinerja dan kompensasi tugas 1evirizkiyah
 
2.penilaian prestasi kerja
2.penilaian prestasi kerja2.penilaian prestasi kerja
2.penilaian prestasi kerjaTesya Suha Berra
 
Makalah Sebelum UTS
Makalah Sebelum UTSMakalah Sebelum UTS
Makalah Sebelum UTSUcon123
 
Makalah Sebelum UTS
Makalah Sebelum UTSMakalah Sebelum UTS
Makalah Sebelum UTSUcon123
 
Tugas mas.ud 6
Tugas mas.ud  6Tugas mas.ud  6
Tugas mas.ud 6masuddoni
 
Pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja pegawai pada bank rakyat i...
Pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja pegawai pada bank rakyat i...Pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja pegawai pada bank rakyat i...
Pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja pegawai pada bank rakyat i...harysbg
 
Makalah uts evaluasi kinerja dan kompensasi eko bayu saputro,11150344,7_h-msdm
Makalah uts evaluasi kinerja dan kompensasi eko bayu saputro,11150344,7_h-msdmMakalah uts evaluasi kinerja dan kompensasi eko bayu saputro,11150344,7_h-msdm
Makalah uts evaluasi kinerja dan kompensasi eko bayu saputro,11150344,7_h-msdmekobayu6
 
Makalah anugrah rangga permana 11150991
Makalah anugrah rangga permana 11150991Makalah anugrah rangga permana 11150991
Makalah anugrah rangga permana 11150991AnugrahRP
 
Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1Kharis Zacky
 

Similar to Evaluasi Kinerja SDM (20)

Evaluasi Kinerja & Kompensasi
Evaluasi Kinerja & KompensasiEvaluasi Kinerja & Kompensasi
Evaluasi Kinerja & Kompensasi
 
Makalah evaluasi kerja dan kompensasi
Makalah evaluasi kerja dan kompensasiMakalah evaluasi kerja dan kompensasi
Makalah evaluasi kerja dan kompensasi
 
Makalah
Makalah Makalah
Makalah
 
MAKALAH 2 EVALUASI DAN KOMPENSASI
MAKALAH 2 EVALUASI DAN KOMPENSASIMAKALAH 2 EVALUASI DAN KOMPENSASI
MAKALAH 2 EVALUASI DAN KOMPENSASI
 
MAKALAH 1 EVALUASI KINERJA
MAKALAH 1 EVALUASI KINERJAMAKALAH 1 EVALUASI KINERJA
MAKALAH 1 EVALUASI KINERJA
 
Dhea prameswari 11150585
Dhea prameswari 11150585Dhea prameswari 11150585
Dhea prameswari 11150585
 
Tugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & Kompensasi
Tugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & KompensasiTugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & Kompensasi
Tugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & Kompensasi
 
Makalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerja Makalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerja
 
Resume evaluasiu kinerja dan kompensasi tugas 1
Resume evaluasiu kinerja dan kompensasi tugas 1Resume evaluasiu kinerja dan kompensasi tugas 1
Resume evaluasiu kinerja dan kompensasi tugas 1
 
Makalah nanah
Makalah nanahMakalah nanah
Makalah nanah
 
2.penilaian prestasi kerja
2.penilaian prestasi kerja2.penilaian prestasi kerja
2.penilaian prestasi kerja
 
Makalah Sebelum UTS
Makalah Sebelum UTSMakalah Sebelum UTS
Makalah Sebelum UTS
 
Makalah Sebelum UTS
Makalah Sebelum UTSMakalah Sebelum UTS
Makalah Sebelum UTS
 
Tugas mas.ud 6
Tugas mas.ud  6Tugas mas.ud  6
Tugas mas.ud 6
 
Makalah konpesasi febry 2
Makalah konpesasi febry 2Makalah konpesasi febry 2
Makalah konpesasi febry 2
 
Pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja pegawai pada bank rakyat i...
Pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja pegawai pada bank rakyat i...Pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja pegawai pada bank rakyat i...
Pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja pegawai pada bank rakyat i...
 
Makalah uts evaluasi kinerja dan kompensasi eko bayu saputro,11150344,7_h-msdm
Makalah uts evaluasi kinerja dan kompensasi eko bayu saputro,11150344,7_h-msdmMakalah uts evaluasi kinerja dan kompensasi eko bayu saputro,11150344,7_h-msdm
Makalah uts evaluasi kinerja dan kompensasi eko bayu saputro,11150344,7_h-msdm
 
Makalah nanah
Makalah nanahMakalah nanah
Makalah nanah
 
Makalah anugrah rangga permana 11150991
Makalah anugrah rangga permana 11150991Makalah anugrah rangga permana 11150991
Makalah anugrah rangga permana 11150991
 
Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
 

Recently uploaded

UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxheru687292
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 

Recently uploaded (7)

UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 

Evaluasi Kinerja SDM

  • 1. TUGAS MAKALAH 1 EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI Diajuakan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester UAS Dosen : Ade Fauji, SE, MM Oleh SUKRI NIM: 11150206 7H MSDM RUANGAN C.2.3 JURUSAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BINA BANGSA KOTA SERANG 2019
  • 2. KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Puji syukur penulis ucapakan atas kehadirat Allah swt. atas segala ridho dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad saw. yang telah membawa perubahan yang tak terhingga dalam kehidupan ini. Dalam pembuatan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ade Fauji, SE., MM. selaku dosen Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi penulis yang telah berkenan mengizinkan pembuatan makalah ini. Selain itu, ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada kedua orang tua dan teman-teman yang telah memberikan doa, dorongan, serta bantuan sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan. Akhir kata penulis berharap semoga makalah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca. Serang, November 2019 Penulis SUKRI NIM: 11150206 i
  • 3. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................................................... i KATA PENGANTAR................................................................................................................. ii DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1 BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................ 2 A. Pengertian Fungsi Evaluasi Kinerja SDM............................................................... 2 B. HR Score Card (Pengukuran Kinerja SDM)........................................................... 4 C. Motivasi dan Kepuasan Kerja ..................................................................................... 9 D. Mengelola Potensi Kecerdasan dan Emosional SDM....................................... 13 E. Membangun Kapabilitas dan Kompetensi SDM.................................................. 18 F. Konsep Audit Kinerja dan Pelaksanaan Audit Kinerja ...................................... 20 BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 29 A. Kesimpulan....................................................................................................................... 29 DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................30 ii
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kegiatan bisnis berkembang sangat pesat, kompleks, sehingga memaksa organisasi usaha untuk mengadakan perubahan pada lingkup organisasinya agar dapat terus memiliki daya saing dan memenuhi konsep going koncem. Tranformasi organisasi merupakan faktor yang mendesak untuk segera melaksanakan terutama bagi perusahaan yang selalu ingin meningkatkan daya saing dan peran setrategisnya terhadap sumber daya manusia. (Isiatiningsih, Ventura 2002). Peran sumber daya manusia dalam berorganisasi adalah sangat dominan karna merupakan motor penggerak paling utama di dalam satu organisasi, sehingga perhatian serius terhadap pengelola sumber daya manusia sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan mutlak. Peran sumber daya manusia yang sangat besar akan keberhasilan perusahaan ikut terpengaruh dengan adanya globalisasi pasar dan kompetisi yang tinggi. Sehingga peran baru sumber daya manusia di cerminkan melalui sebagai perubahan. (widyantoro, 2001). Adapun perubahan tersebut adalah dari fungsionalis kepatner setratejik dari penjaga kebijakan perusahaan keagen perubahan, dari fungsi yang tidak efisien dan tidak kompeten menjadi fungsi efesien dan berkualitas. Pemberdayaan ekonomi sangat di perlukan secara profesional. Secara dasar ini adalah sebuah tantangan yang di hadapi sebagai bangsa karna pola kehidupan masyarakat yang sebelumnya. Berorientasi pada pasar ( market shere) menjadi bebeas global market. Ini menyebabkan perubahan pola dasar tersebut akan mempengaruhi terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat. Menurut van kessel (1996:97) berpendapat bahwa” pasar global merupakan suatu sikap, cara berfikir, suatu tatan baru, sebagai akibat terjadinya pertukaran secara bebas di ekonomi, politik dan kebudayaan.” 1
  • 5. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Fungsi Evaluasi Kinerja SDM 1. Fungsi kinerja dan evaluasi kinerja Mernurut Bambang Kusriyanto (1991: 3) “perbandingan hasil yang di capai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu ( lajimnya perjam). Selanjutnya definisi kinerja menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2000: 67) bahwa “kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang di capai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang di berikan kepadanya”. Sedangkan evaluasi kinerja menurut Leon C. Mengingson (1981: 310) dalam A.A Anwar Prabu Mangkunegara (2000: 69) bahwa “evaluasi kinerja atau penilaian prestasi kerja adalah suatu proses yang digunakan pemimpin untuk menentukan apakah seseorang melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya”. Evaluasi kinerja juga mempunyai seatu tujuan, secara spesifik di kemukakan oleh Agus Sunyoto (1999: 1) adalah: a. Meningkatkan pengertian antar karyawan b. Mencatat dan mengakui hasil kerja karyawan c. Memberi peluang karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan aspirasinya. d. Mendefinisikan atau mengukur kembali sasaran masa depan. e. Memeriksa rencana pengmbangan sesuai dengan pelatihan. Menurut Agus Sunyoto (1999: 1) sasaran penilaian evaluasi kinerja sebagai berikut: a. Membuat analisis kinerja dari waktu yang lalu secara berkesinambungan b. Membuat evaluasi kebutuhan pelatihan bagi karyawan c. Menentukan sasaran kinerja yang akan dating d. Menemukan potensi karyawan 2
  • 6. 1. Manajement kinerja SDM Manajemen Kinerja menurut Ahmad S. Ruky (2002: 6) adalah suatu bentuk usaha kegiatan atau program yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh pimpinan organisasi atau perusahaan untuk mengarahkan dan mengendalikan prestasi karyawan. Sedangkan Robert Bacal (2004) mendefinisikan bahwa Manajemen Kinerja adalah suatu proses komunikasi yang terus menerus, dilakukan dalam kerangka kerjasama antara seorang karyawan dan atasannya langsung, yang melibatkan penetapan pengharapan dan pengertian tentang fungsi kerja karyawan yang paling dasar, bagaimana pekerjaan karyawan memberikan konstribusi pada sasaran organisasi, makna dalam arti konkret untuk melakukan pekerjaan dengan baik, bagaimana prestasi kerja akan diukur, rintangan yang mengganggu kinerja dan cara untuk meminimalkan atau melenyapkan. Manajemen kinerja merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian terhadap pencapaian kinerja dan dikomunikasikan secara terus-menerus oleh pimpinan kepada karyawan, antara karyawan dengan atasannya langsung. Dengan asumsi membangun harapan: a. Fungsi kerja esensial yang diharapkan dari para pegawai. b. Seberapa besar melakukan pekerjaan pegawai bagi pencapaian tujuan organisasi. c. Apa arti konkret melakukan pekerjaan dengan baik. d. Bagaimana karyawan dan atasannya langsung bekerja sama untuk mempertahankan, memperbaiki, maupun mengembangkan kinerja karyawan yang sudah ada sekarang. e. Bagaimana prestasi kerja akan diukur. f. Mengenai berbagai hambatan kinerja dan menyingkirkannya. Tujuan pelaksanaan manajemen kinerja bagi para pegawai adalah: a. Membantu para pegawai untuk mengerti apa yang seharusnya mereka kerjakan dan mengapa hal tersebut harus dikerjakan serta memberikan kewenangan dalam mengambil keputusan. 3
  • 7. b. Memberikan kesempatan bagi para pegawai untuk mengembangkan keahlian dan kemampuan baru. c. Mengenali rintangan-rintangan peningkatan kinerja dan kebutuhan sumber daya yang memadai. d. Pegawai memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai pekerjaan dan tanggung jawab kerja mereka. 2. Langkah-langkah meningkatkan kinerja karyawan a. Mengetahui adanya kekurangan dalam berkerja. b. Mengenai kekurangan dan tingkat keseriusan. c. Mengidentifikasikan hal-hal yang mungkin menjadi penyebab kekurangan, baik berhubungan dengan sisitem maupun yang berhubungan dengan pegawai itu sendiri. d. Mengembangkan rencana tindakan untuk menanggulangi penyebab kekurangan tersebut. e. Melakukan rencana tindakan tersebut. f. Melakukan tindakan tersebut. g. Melukukan evaluasi apakah masalah tersebut sudah teratasi atau belum. 2.2 Human Resouurce Score Card (Pengukuran Kinerja SDM) 1. Pengertian HRSC Merupakan metode baru dalam pengukuran kinerja SDM dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi. Model ini sangat bermanfaat bagi menajer SDM dalam memahami perbedaan antara Human Rosource Doubes (kinerja SDM yang tidak mempengaruhi implementasi strategi perusahaan) dengan Human Resource Deriverable (kinerja SDM yang mempengaruhi implementasi strategi perusahaan). Dengan demikian, metode pengukuaran Human Resouece Score Card membantu dalam mengontrol biaya value perusahaan,menilai kontribusi SDM, mendukung perubahan dan fleksibilitas organisasi. 4
  • 8. Human Resources Scorecard adalah suatu atat untuk mengukur dan mengelola kontribusi stategik dari peran human resources dalam menciptakan nilai untuk mencapai strategi perusahaan. Human Resources Scorecard adalah suatu sistem pengukuran sumber daya manusia yang mengaitkan orang - strategi - kinerja untuk menghasilkan perusahaan yang unggul. Human Resources Scorecard menjabarkan misi, visi, strategi menjadi aksi human resources yang dapat diukur kontribusinya. Human Resources Scorecard menjabarkan sesuatu yang tak berwujud/intangible (leading/sebab) menjadi berwujud/ltangible (lagging/akibat). Human Resources Scorecard merupakan suatu sistem pengukuran yang mengaitkan sumber daya manusia dengan strategi dan kinerja organik yang akhirnya akan mampu menimbulkan kesadaran mengenai konsekuensi keputusan investasi sumber daya manusia, sehingga investasi tersebut dapat dilakukan secara tepat arah dan tepat jumlah. Selain itu, human resources scorecard dapatmenjadi alat bantu bagi manajer sumber daya manusia untuk memastikan bahwa semua keputusan sumber daya manusia mendukung atau mempunyai kontribusi langsung pada implementasi strategi usaha. 2. Dimensi pengukuran kinerja dengan HRCS 1) Mengidentifikasi Human Resaur CE Competency (Kompetisi SDM) Adalah kompetisi yang berhubbungan dengan peningkatan keterampilan, kemampuan dan karakteristik kepribadian yang secara langsung mempengaruhi kinerjanya. Kompetisi SDM menurut Perrin (1990) : a. Memeliki kemampuan computer b. Memiliki pengetahuan yang luas tentang visi c. Memiliki kemampuan mengantisipasi pengaruh perubahan d. Memiliki kemampuan memeberikan pendidikan tentang SDM 2) Pengukuran High Performance Work System (HPWS) Menitik beratkan bagaimana oraganisasi bekerja melalui setiap fungsi SDM mulai tingkat makro yang menekankan pada orientasi kinerja setiap aktivitas. 3) Pengukursn Humsn Reseour System Aligment Menilai sejauh mana system SDM memenuhi kebutuhan implementasi perusahaan (external aligment / 5
  • 9. kesejajaran external). Sedangkan kesejajaran internal tidak perlu di ukur karena apabila kesejajaa external dapat di kelola, maka ketitdak sejajaran internal tidak akan terjadi. 4) Human Resourse Effisiency Merupakan refleksi bagaimana fungsi SDM dapat memebantu perusahaan untuk mencapai kompetisi yang di butuhkan denganbiaya yang efisien. 5) Human Resaource Deliverible Terdiri dari 2 : a. Human Resource Performance Driver, yaitu kapabilitas atau asset yang berhubungan dengan orang. Contoh : produktifitas kinerja dan kepuasan kerja. b. Enabler Performance Driver, yaitu untuk memperkuat performance driver dalam melatih keterampilan karyawan. 3. Human Resources Scorecard “Modal Strategik” Menurut Becker et al (2001) dikutipSurya dan Yuanita (2001), sistem pengukuran kinerja sumberdaya manusiayang efektif mempunyai dua tujuan penting yaitu (1) Memberikan petunjuk bagi pembuatan keputusan dalamorganisasi, dan (2) Berfungsi sebagai dasar untuk mengevaluasi kinerja sumberdaya manusia. Konsep yang dikembangkan dalamHR scorecard tersebut lebih ditujukan kepada peran penting dari para profesi sumberdaya manusia dimasa datang. Bila focus strategi perusahaan adalah menciptakan competitive advantage yang berkelanjutan, maka focus strategi sumberdaya manusia harus disesuaikan. Hal ini untuk memaksimalkan kontribusi sumberdaya manusia terhadap tujuan organisasi, dan selanjutnya menciptakan nilai (value) bagi organisasi. Dasar dari peran sumberdaya manusis yang stratejik terdiri daritiga dimensi rantai nilai (value chain) yang dikembangkan oleh arsitektur sumberdaya manusia perusahaan, yaitu fungsi, system dan perilaku karyawan. Gambar berikut ini menggambarkan proses arsitektur strategi sumberdaya manusia (Becker et al, 2001),dimana sebuah perusahaan/organisai memiliki tiga komponen atau dimensi dari arsitektur sumberdaya manusianya sebagai berikut: 1. Fungsi sumber daya manusia Dasar penciptaan nilai strategi sumberdaya manusia adalah mengelola infrastruktur untuk memahamidan 6
  • 10. mengimplementasikan strategi perusahaan. Biasanya profesi dalam fungsi sumberdaya manusia diharapkan dapat mengarahkan usaha ini. 2. System sumber daya manusia (the human resources system) Sistemsumberdaya manusia adalah unsur utama yang berpengaruh dalam suberdaya manusia stratejik. Model sistemini yang disebut sebagai High performance work system (HPWS). DalamHPWS setiap elemen pada system sumberdaya manusia dirancang untuk memaksimalkan seluruh kualitas human capital melalui organisasi. Untuk membangun dan memelihara persediaan human capital yang berkualitas, HPWS melakukan hal-hal sebagai berikut : a. Mengembangkan keputusan seleksi dan promosi untuk memvalidasi model kompetensi b. Mengembangkan strategi yang menyediakan waktu dan dukungan yang efektif untuk ketermpilan yang dituntut oleh implementasi strategi organisasi c. Melaksanakan kebijaksanaan kompensasi dan manajemen kinerja yang menarik, mempertahankan dan memotivasi kinerja karyawan yang tinggi 3. Perilaku karyawan yang stratejik (strategic employee behaviour) Peran sumberdaya manusia yang stratejikl akan memfokuskan pada produktivitas perilaku karyawan dalam organisasi. Perilaku stratejik adalah perilaku produktif yang secara langsung mengimplementasikan strategi organisasi. Strategi ini terdiri dari dua kategori umumseperti : a. Perilaku inti (corebehaviour)adalah alur yang langsung berasal darikompetensi inti perilaku yang didefinisikan organisasi. Perilaku tersebut sangat fundamental untuk keberhasilan organisasi. b. Perilaku spesifik yang situasional yang essential sebagai key point dalam organisasi atau rantai nilai dari suatu bisnis.misalnya berupa keterampilan cross-sellingyang dibutuhkan oleh Bank Cabang. 4. Human Resources Scorecard “Strategi Business Asset” Menurut Becker, Huselid dan Ulrich(2001) perlu diilustrasikasn bagaimana sumberdaya manusia dapat menghubung-hubungkan fungsi-fungsi yang dilaksanakannya kedalam proses implementasi stratejik organisasi perusahaan. a. Clarify and articulate the business strategy 7
  • 11. Memfokuskan pada implementasi strategi daripada hanya memfokuskan pada isi strateginya sendiri sehingga pemimpin senior sumberdaya manusia dapat memfasilitasidiskusi mengenai bagaimana mengkomunikasikan sasaran perusahaan melalui organisasi. b. Develop the business case for HR as a strategic asset Didalammembuat kasus bisnis perlu dilakukan penelitian untuk mendukung rekomendasi perumusan kasus tersebut: hasil penelitian menunjukan bahwa sukses atau tidaknya perusahaan ditentukan oleh bagaimana mengimplentasikan strategi secara efektif, bukan isi dari stratregi itu sendiri. c. Create a strategy map forthe firm Kejelasan strategi organisasi mentapkan langkah-langkah untuk pelaksanaan strategi. Dikebanyakan organisasi, nilai pelanggan (customer value)tercakup didalamproduk dan jasa yang dihasilkanorganisasi sebagai suatu hasil yang komleks dan proses kumulatif yang disebut Michael Porter (1985) sebagai “Value Chain”. Semua organisasi memiliki value chain walaupun itu belum diartikulasikan,dan systempengukuran kinerja organisasi harus memperhatikan setiap hubungan didalamrantai itu. d. IdentifyHR deiliverableswithin the strategy map Memaksimalkan value membutuhkan pemahaman dari berbagai sisi yang saling berhubungan. Bila manajer sumberdaya manusia tidak memahami aspek bisnis, maka para manajer tidak akan menghargai bagian sumberdaya manusia tersebut. Dalam halini menetapkan apa yang dapat mendukung kinerja perusahaan seperti yang ditentukan dalam peta strategi dan berusaha focus pada tingkah laku stratejik yang memperluas fungsi kompetensi, reward, dan tugas organisasi. Misalnya: perusahaan memutuskan bahwa stabilitas karyawan atau rendahnya turn over (enables) dapat meningkatkan perputaran waktu (life cycle) bagian R &D (high performance driver). e. Align the HRArchitecture with HR Deliverables Adanya ketidaksejajaran anatara systemsumberdaya manusia dengan implentasi strategi dapat menghancurkan value yang telah ditetapkan. 8
  • 12. f. Design the strategic measurement system Dalamtahap ini dibutuhkan tidak hanyaperspektif baru dalampengukuran kinerja sumberdaya manusia, tetapi juga resolusi dari beberapa hal teknis yang belumbanyak dikenal oleh professional sumberdaya manusia. g. Execute management by measurement Bila HR scorecard disejajarkan dengan pentingnya strategi perusahaan,maka professional sumberdaya manusia akan menemukan insightbaru tentang apa yang hajrus dilakukan untuk mengelola sumberdaya manusia sebagai asset stratejik. Dengan demikian untuk mengembangkan systempengukuran kinerja kelas dunia tergantung pada pemahaman yang jelas apa strategi bersaing dan sasaranoperasional perusahaan,serta pernyataan definitive tentang kompetensi karyawan dan tingkah laku yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran perusahaan 2.3 Motivasi dan Kepuasan Kerja 1. Pengertian motivasi kerja Motivasi terbentuk dari sikap karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan. Motifasi merupakan kondisi ata nenergi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjnya untuk mencapai kinerja maksimal. Motivasi adalah bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Motivasi juga bisa di artikan Pemberian daya penggerak yg menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif, & terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan Motivasi penting dikarenakan, motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil optimal. Orang mau bekerja dan membutuhkan motivasi kerja dikarenakan: The Desire to Live (Keinginan Untuk hidup) 9
  • 13. The Desire for Position (Keinginan akan suatu posisi) The Desire for Power (Keinginan akan Kekuasaan) The Desire for Recognation (Keinginan akan pengakuan 2. Teori-teori Kebutuhan Tentang Motivasi a. Moslow’s Need Hierarchy Theory Kebutuhan tentang motivasi merupakan fundamen yang mendasari pilaku karyawan. Abraham maslow mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia adalah sebagai berikut : Kebutuhan psikologis, yaitu makan, minum, perindungan fisik dll ysng merpakan kebutuhan tingkat paling dasar. Kebutuhan rasa aman, yaitu perlindungan dari bahaya, pertentangan dan lingkungan hidup Kebtuhan untuk rasa memiliki, yaitu kebutuhan untuk diterima kelompok, berinteraksi, dan mencati dan di cintai. Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk di hormati dan di hargai. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan , skill san potensi. b. Achievement Theory Prof. Dr. David C. McClelland, dalam teori kebutuhan motivasinya mengumukakan produksi sesorang sangat di tentukan oleh “virus mental” yang ada pada dirinya. Virus mental adalah kondisi jiwa yang mendodrong seseorang untuk mampu mencapai perestasi secara maksimal. Virus mental yang di maksud terdiri dari 3 dorongan kebutuhan, yaitu: 1. Need of achievent ( kebutuhan untuk berprestasi) 2. Needof affiliation (kebtuhan untuk memperluas pergaulan) 3. Need or power ( kebutuhan untuk menguasai) c. Equity Theory Teori ini di kembangkan oleh Adam. Adapun komponenya terdari dari input, outcome, comparison peson and equity-in-equity. Wexley dan Yulk (1997) mengemukakan bahwa, input adalah semua nilai yang diterima 10
  • 14. pegawai yang dapat menunjang pelaksanaan kerja. Contohnya pendidikan, pengalaman, skill, usaha, peralatan pribadi. Outcome adalah nilai yang di proleh dan di rasakan pegawai. Contohny upah, kuntungan tambahan, status symbol, pengenallan kembali, kesempatan untuk berprestasi dan ekspresikan diri. Sedangkan comparison person adalah seorang pegawai dalam organisasi yang sama, seorang pegawai dalam organisasi berbeda, atau dirinya sendiri dalam pekerjaan sebelumnya. Menurut teori ini, puas dan tidak puas pegawai merupakan hasil antara input dan output dirinya dengan input dan output pegawai lain. d. Goal-setting Theory Teori penetapan tujuan ini merupakan teori motivasi dengan pendekatan kognitif yang dikembangakan oleh Edwin Lokce, bahwa penetapan sauatu tujuan tudak hanya berpengaruh pada pekerjaan saja, tetapi juga merangsang karyawan untuk menggunakan metode kerja yang paling efektif. 3. Penegertian kepuasaan kerja Menurut Hasibuan (2007) Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Kepuasan kerja (job statisfaction) karyawan harus diciptakan sebaik-baiknya supaya moral kerja, dedikasi, kecintaan, dan kedisiplinan karyawan meningkat. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang baik. Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaannya daripada balas jasa walaupun balas jasa itu penting. Robbins and Judge (2009) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai perasaan positive tentang pekerjaan sebagai hasil evaluasi karakter-karakter pekerjaan tersebut. Senada dengan itu, Noe, et. all (2006) mendefinisikan 11
  • 15. kepuasan kerja sebagai perasaan yang menyenangkan sebagai hasil dari persepsi bahwa pekerjaannya memenuhi nilai-nilai pekerjaan yang penting. Selanjutnya Kinicki and Kreitner (2005) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai respon sikap atau emosi terhadap berbagai segi pekerjaan seseorang. Definisi ini memberi arti bahwa kepuasan kerja bukan suatu konsep tunggal. Lebih dari itu seseorang dapat secara relative dipuaskan dengan satu aspek pekerjaannya dan dibuat tidak puas dengan satu atau berbagai aspek. Taufik Noor Hidayat (104263213) : Keadaan emosional yang menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini dampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Setiap individu mempunyai rasa kepuasan kerja yang berbeda-beda , dalam hal ini konteks tentang kepuasan kerja meliputi: Apabila hasil atau imbalan yang didapat atau diperoleh individu lebih dari yang diharapkan Apabila hasil yang dicapai lebih besar dari standar yang ditetapkan Apabila yang didapat oleh karyawan sesuai dengan persyaratan yang diminta dan ditambah dengan ekstra yang menyenangkan konsisten untuk setiap saat serta dapat ditingkatkan setiap waktu 4. Teori Kepuasan Kerja Teori kepuasan kerja mencoba mengungkapkan apa yang membuat sebagian orang lebih puas terhadap suatu pekerjaan daripada beberapa lainnya. Teori ini juga mencari landasan tentang proses perasaan orang terhadap kepuasan kerja. Ada beberapa teori tentang kepuasan kerja yaitu : a. Two Factor Theory Teori ini menganjurkan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan merupakan bagian dari kelompok variabel yang berbeda yaitu motivators dan hygiene factors. Pada teori ini ketidakpuasan dihubungkan dengan kondisi disekitar pekerjaan (seperti kondisi kerja, upah, keamanan, kualitas pengawasan dan hubungan dengan orang lain) dan bukan dengan pekerjaan itu sendiri. 12
  • 16. Karena faktor mencegah reaksi negatif dinamakan sebagai hygiene atau maintainance factors. Sebaliknya kepuasan ditarik dari faktor yang terkait dengan pekerjaan itu sendiri atau hasil langsung daripadanya seperti sifat pekerjaan, prestasi dalam pekerjaan, peluang promosi dan kesempatan untuk pengembangan diri dan pengakuan. Karena faktor ini berkaitan dengan tingkat kepuasan kerja tinggi dinamakan motivators. b. Value Theory Menurut teori ini kepuasan kerja terjadi pada tingkatan dimana hasil pekerjaan diterima individu seperti diharapkan. Semakin banyak orang menerima hasil, akan semakin puas dan sebaliknya. Kunci menuju kepuasan pada teori ini adalah perbedaan antara aspek pekerjaan yang dimiliki dengan yang diinginkan seseorang. Semakiin besar perbedaan, semakin rendah kepuasan orang. 2.4 Mengelolah Potensi Kecerdasan & Emosional SDM 1. Pengertian IQ, EQ , SQ IQ Merupakan kependekan dari Intelligence Quotient yang artinya ukuran kemampuan intelektual, analitis (kemampuan menganalisa), logika dan rasio seseorang. Dengan demikian, IQ berkaitan pada keterampilan berbicara, kesadaran akan sesuatu di sekelilingnya dan penguasaan matematika. EQ adalah kemampuan berkomunikasi seseorang dalam dua dimensi, yaitu arah ke dalam (personal) dan arah ke luar (interpersonal). Personal ialah komunikasi yang dilakukan seseorang pada dirinya sendiri. Hal ini berguna untuk menumbuhkan kesadaran diri (self awareness), penerimaan diri (self acceptance), menghargai diri sendiri (self respect), dan penguasaan diri (self mastery). SQ tidak mesti berhubungan dengan agama, Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan jiwa yang dapat membantu seseorang membangun dirinya secara utuh. SQ tidak bergantung pada budaya atau nilai. Tidak mengikuti nilai- nilai yang ada, tetapi menciptakan kemungkinan untuk memiliki nilai-nilai itu 13
  • 17. sendiri. kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang berasal dari dalam hati, menjadikan kita kreatif ketika kita dihadapkan pada masalah pribadi, dan mencoba melihat makna yang terkandung di dalamnya, serta menyelesaikannya dengan baik agar memperoleh ketenangan dan kedamaian hati. Kecerdasan spiritual membuat individu mampu memaknai setiap kegiatannya sebagai ibadah, demi kepentingan umat manusia dan Tuhan yang sangat dicintainya. 2. Kecerdasaan dan Emosional SDM Kecerdasan emosional atau yang biasa dikenal dengan EQ (bahasa Inggris: emotional quotient) adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan oranglain di sekitarnya. Dalam hal ini, emosi mengacu pada perasaan terhadap informasi akan suatu hubungan. Sedangkan, kecerdasan (intelijen) mengacu pada kapasitas untuk memberikan alasan yang valid akan suatu hubungan. Kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali diri sendiri dan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan hubungannya dengan orang lain (Goleman,2001:512). Seorang pemipin perusahaan perlu meningkatkan kecerdasan emosioanal agar mampu mendayaguna SDM secara optimal dalam pencapaian kinerja. Sebagaimana hasil penelitian Daniel Goelman (2000), menyimpulkan bahwa “ pencapaian kinerja di tentukan hanya 20% dari IQ , sedangkan 80% lagi di tentukan oleh kecerdasaan emosi (EQ-Emotional Quotient)”. Bergitu pula kesimpulan dari Joan Beck bahwa IQ sudah berkembang 50% sebelum usia 5th , 80% berkembangnya sebleum 8th dan hanya berkembang 20% sampai akhir masa remaja. Sedangkan EQ dapat di kembangkan tanpa batas waktu. Goleman (2003) menjelaskan bahwa kecerdasan emosional terbagi ke dalam lima wilayah utama, yaitu kemampuan mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan kemampuan membina hubungan dengan orang lain. Secara jelas hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Kesadaran Diri (Self Awareness) Self Awareness adalah kemampuan untuk mengetahui apa yang dirasakan dalam dirinya dan menggunakannya untuk 14
  • 18. memandu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolok ukur yang realistis atas kemampuan diri sendiri dan kepercayaan diri yang kuat. b) Pengaturan Diri (Self Management) Self Management adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan dan menangani emosinya sendiri sedemikian rupa sehingga berdampak positif pada pelaksanaan tugas, memiliki kepekaan pada kata hati, serta sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran dan mampu pulih kembali dari tekanan emosi. c) Motivasi (Self Motivation) Self Motivation merupakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun diri menuju sasaran, membantu pengambilan inisiatif serta bertindak sangat efektif, dan mampu untuk bertahan dan bangkit dari kegagalan dan frustasi. d) Empati (Empathy/Social awareness) Empathy merupakan kemampuan merasakan apa yang dirasakakan orang lain, mampu memahami perspektif orang lain dan menumbuhkan hubungan saling percaya, serta mampu menyelaraskan diri dengan berbagai tipe hubungan. e) Ketrampilan Sosial (Relationship Management) Relationship Management adalah kemampuan untuk menangani emosi dengan baik ketika berhubungan sosial dengan orang lain, mampu membaca situasi dan jaringan sosial secara cermat, berinteraksi dengan lancar, menggunakan ketrampilan ini untuk mempengaruhi, memimpin, bermusyawarah, menyelesaikan perselisihan, serta bekerja sama dalam tim. Menurut Taufik Bahaudin (2001) teknik untuk mengelola emosi adalah dengan humor, mengerahkan kembali energy emosi dan mengambil jeda. sedangkan menurut Patricia Patton (2002:170) menjelaskan cara mengelola emosi sebagai berikut : a) Belajar mengidentifikasi apa yang biasa memicu emosi dan respon apa yang biasa di berikan. b) Belajar dari kesalahan 15
  • 19. c) Belajar membedakan hal di sekitar kita yang dapat memberikan perngaruh dan tidak memberikan pengaruh. d) Belajar mencari kebenaran e) Belajar memanfaatkan waktu secara maksimal untuk menyelesaikan suatu masalah. f) Belajar menggunakan kekuatan dan kerendahan hati. 3. Kecerdasan emosional Aspek-aspek kecerdasan emosional Menurut Tridhonanto (2010 : 17-24) aspek- aspek yang mendukung terbentuknya kecerdasan emosional adalah sebagai berikut: a) Persepsi emosi Persepsi emosi merupakan sikap manusia ketika ia mengenali berbagai jenis emosi dari ekspresi, musik, warna, dan cerita. Pengertian emosi adalah suatu bentuk energi batiniah yang muncul dari pusat alam perasaan seseorang yang merupakan daya pendorong untuk menuju hidup yang lebih baik. Emosi dapat muncul setiap saat selama manusia hidup, kemudian disalurkan untuk mewarnai bebagai kegiatan manusia. Emosi dapat dibedakan menjadi dua jenis yakni emosi yang positif dan emosi yang negatif. Emosi positif meliputi rasa senang, bahagia, lega, dan puas. Emosi negatif meliputi rasa sedih, takut, gelisah, malu, dan marah. Namun kemudian ada tambahan yakni ketiga merupakan kombinasi perasaan, yakni antara emosi positif dan emosi negatif seperti bersalah, cemburu, frustasi, dan binggung. Jika emosi yang diabaikan atau ditekankan akan makin kuat intensitasnya maka sebaiknya segera disalurkan untuk membawa kelegaan hati. Adapun jalan untuk mengenali atau menyadari jenis emosi yang muncul dapat melalui bagian tubuh yang mengisyaratkan munculnya emosi tersebut. Seperti misalnya ketika rasa sedih mendera yang terasa di dada kiri mengeras seperti terasa menjadi padat, rasa tegang disekitar leher, atau jika rasa senang tiba sepertinya tubuh seakan-akan terangkat ke langit, dan rasa lega seperti tidak terjadi apa-apa. Tetapi sering kali individu terlambat dalam 16
  • 20. mengenali emosi yang timbul. Biasanya emosi dinyatakan ada perasaan yang tidak enak dan ada sesuatu yang tidak seperti biasanya. Apabila individu dapat mengidentifikasi jenis emosi tersebut lebih dini, maka ia dapat mengelola emosi tersebut lebih baik. Kesadaran atas emosi sangat penting sebab memiliki keterkaitan antara perasaan yang muncul dengan pemikiran dan perkataannya hal ini sangat mempengaruhi kegiatan dan perilakunya. b) Pemahaman emosi Sering kali perasaan peka dan sadar secara emosional tidak selalu dapat digunakan untuk memahami perasaan-perasaan anak. Sering kali anak remaja mengungkapkan bisa secara tidak langsung dengan cara-cara yang cukup membingungkan. Sebenarnya emosi yang bergejolak ini ditandai dengan berbagai isyarat dan isyarat ini dikenal sebagai isyarat emosional. Memang diperlukan kecermatan untuk memahami isyarat emosi yang muncul dari diri anak-anak remaja. Bila perubahan perilaku itu mulai berlebihan maka itu merupakan isyarat emosi yang buruk maka carilah penyebab terjadinya perubahan perilaku tersebut. Pada kasus yang terjadi biasanya orang tua terlambat dalam mengenali emosi yang muncul. Kebiasaan emosi dinyatakan dengan adanya perasaan tidak enak dan ada sesuatu yang tidak seperti biasanya. Seandainya orang tua dapat mengidentifikasi jenis emosi tersebut lebih dini, maka orang tua akan mampu mengelola emosi lebih baik. Sebab munculnya emosi intensitasnya belum tinggi sehingga belum berlarut-larut. c) Pengelolaan emosi Selain mengenal akan berbagai jenis emosi dan memahami apa itu emosi, berikut proses untuk dapat membantu memecahkan permasalahan atau kesulitan yang dialami oleh anak remaja :  Menetukan batas-batas dengan melihat perilaku mana yang tidak tepat    Menentukan sasaran Dalam menentukan sasaran sebaiknya menanyakan pada anak remaja, apa yang ingin dicapai berkaitan dengan masalah tersebut.  17
  • 21.  Pemecahan masalah Dalam memecahkan masalah orang tua diharapkan bersedia untuk bekerjasama dengan anak dalam memikirkan pilihan- pilihan yang memungkinkan bagi pemecahan masalah atau kesulitan.    Mengevaluasi pemecahan masalah Pemecahan masalah yang orang tua capai dengan anak, mencoba untuk menilainya kembali atas setiap kemungkinan pilihan di atas.   Memilih satu pilihan dalam pemecahan masalah     2.5 Membangun Kapabilitas dan Kompetensi SDM 1. Sumber Daya Manusia Kapabilitas Kapabilitas dapat diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh seseorang. Kemampuan merupakan kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.Pemaknaan kapabilitas tidak sebatas memiliki keterampilan (skill) saja namun lebih dari itu, yaitu lebih paham secara mendetail sehingga benar-benar menguasai kemampuannya dari titik kelemahan hingga cara mengatasinya. Menurut Hagell III dan Brown, kapabilitas merupakan kemampuan untuk memobilisasi sumber daya untuk menghasilkan nilai yang melebihi ongkos. Sumber daya yang dimaksud mencakup sumber daya yang memiliki wujud fisik (tangible resources) dan yang memiliki sifat nirwujud (intangible resources). Barney (1991) mengemukakan empat kondisi yang harus dipenuhi sebelum suatu sumber daya dapat disebut sebagai sumber keunggulan kompetitif berkelanjutan sebagai berikut: a) Merupakan sumber daya organisasional yang sangat berharga (valuable), terutama dalam kaitannya dengan kemampuan untuk mengeksploitasi kesempatan dan atau menetralisasi ancaman dari lingkungan perusahaan. b) Relative sulit untuk dikembangkan, sehingga menjadi langka di lingkungan kompetitif. c) Sangat sulit untuk ditiru atau diimitasi. 18
  • 22. d) Tidak dapat dengan muddah digantikan substitute yang secara strategis signifikan. masalahnya adalah bagaimana “menterjemahkan” berbagai strategi, kebijakan dan praktik MSDM menjadi keunggulan kompetitif berkelanjutan. 2. Kompetensi SDM berkarier di Bidang Sumber Daya Manusia Kompetensi menggambarkan dasar pengetahuan dan standar kinerja yang dipersyaratkan agar berhasil menyelesaikan suatu pekerjaan atau memegang suatu jabatan. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi kompetensi untuk mendukung kemampuan dikonsentrasikan pada hasil perilaku. Definisi kompetensi menurut Amstrong & Murlis dalam Ramelan (2003:47), dia mendefinisikan kompetensi sebagai karakteristik mendasar individu yang secara kausal berhubungan dengan efektivitas atau kinerja yang sangat baik. Untuk mencapai kompetensi tertentu, seseorang perlu memiliki sejumlah kapabilitas. Kapabilitas biasanya merupakan kombinasi dari dimensi sifat pribadi, ketrampilan dan pengetahuan. Menurut Thoha (1996:88) ada 5 tipe karakteristik dasar dari kompetensi yaitu : a) Motif (Motive) yaitu sesuatu yang secara terus menerus dipikirkan atau diinginkan oleh seseorang yang menyebabkan adanya tindakan. Motif ini menggerakan, mengerahkan dan memiliki prilaku terhadap tindakan tertentu atau tujuan dan perbedaan orang lain. b) Sifat (Trait)yaitu karakteristik fisik dan respon yang konsisten terhadap situasi dan informasi. c) Konsep pribadi (Self Concept) yaitu pelaku, nilai – nilai dan kesan pribadi seseorang. d) Pengetahuan (Knowledge) yaitu informasi mengenai seseorang yang memiliki bidang substansi tertentu. e) Ketrampilan (Skill) yaitu kemampuan untuk melakukan tugas fisik dan mental tertentu. Menurut Covey, Roger dan Rebecca Merrill (1994), kompetensi tersebut mencakup: 19
  • 23. a) Kompetensi teknis : pengetahuan dan keahlian untuk mencapai hasil- hasil yang telah disepakati, kemampuan untuk memikirkan persoalan dan mencari alternatif- alternatif baru b) Kompetensi Konseptual: kemampuan untuk melihat gambar besar, untuk menguji berbagai pengandaian dan pengubah prespektif c) Kompetensi untuk hidup : dan saling ketergantungan kemampuan secara efektif dengan orang lain, termasuk kemampuan untuk mendengar, berkomunikasi, mendapat alternatif ketiga. Dengan demikian, kompetisi merupakan factor mendasar yang dimiliki seseorang yang mempunyai kemampuan lebih, yang membuatnya berbeda dengan seseorang yang mempunyai kemampuan rata-rata atau biasa saja. Lyle & Signe Spacer bersama David McClelland (1990) mengemukaan bahwa profil kompetensi akan semakin penting bagi eksekutif, manajer dan karyawan pada perusahaan masa depan yang semakin kompetitif. Para menejer SDM dan pemimpin perusahaan setidaknya harus memiliki 3 kompetensi yang penting: 1. Pemikiran starategis Yaitu kemampuan memahami kecenderungan perubahan lingkungan yang cepat, peluang besar, ancaman kompetensi, kekuatan dan kelemahan perusahaan, serta sanggup mengidentifikasi respon strategi terhadap semua tantangan secara optimum. 2. Kepemimpinan perubahan Yaitu kemampuan mengkomunikasikan visi strategi peusahaan kepada seluruh pihak yang terkait. 3. Menajaemen hubungan Yaitu kemampuan membina hubungan dan juga mempengaruhi mitra usaha terkait, dengan pihak yang tidak memiliki otoritas formal maupun cukup pengaruh. 2.6 Konsep Audit Kerja dan Pelaksanaan Audit Kinerja 1. Audit MSDM Menurut Ulum (2009: 3), audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan- 20
  • 24. pernyataan tentang kegiatan dan kejadian, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Tunggal (2002:4) menyatakan bahwa, Audit manajement didefinisikan sebagai proses yang sistematis dari penilaian efektivitas, efisiensi, dan keekonomisan operasi suatu organisasi yang berada di bawah pengendalian manajemen dan melaporkan kepada orang yang tepat hasil dari penilaian beserta rekomendasi untuk perbaikan. Audit sumber daya manusia adalah seluruh upaya penelitian yang dilakukan terhadap aktivitas manajemen sumber daya manusia untuk mencari, menemukan, dan mengevaluasi fakta tentang sejauh mana manajemen berhasil memberikan dukungan kepada berbagai satuan kerja pelaksana tugas pokok perusahaan. (Siagian, 2001:68). 2. Tujuan Audit Manajemen Sumber Daya Manusia Secara umum tujuan dari audit manajemen sumber daya manusia menurut Agoes (2004:173) antara lain: a) Menilai kinerja dari manajemen dan berbagai fungsi dalam perusahaan. b) Menilai efektifitas perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkanoleh manajemen puncak. c) Menilai apakah berbagai sumber daya (manusia, mesin, dana, dan harta) yang dimilikinya perusahaan telah digunakan secara efisien dan ekonomis d) Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada manajemen puncak untuk memperbaiki kelemahankelemahan yang terdapat dalam penerapan struktur pengendalian intern, sistem pengendalian manajemen, dan prosedur operasional perusahaan dalamm rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari kegiatan operasi perusahaan. Menurut Barry Cruhway (1996:6) tujuan manajemen sumber daya manusia meliputi: a) Memberikan saran kepada manajemen tentang kebijakan sumber daya manusia guna memastikan organisasi memiliki tenaga kerja yang 21
  • 25. bermotivasi dan berkinerja tinggi serta dilengkapi dengan sarana untuk menghadapi perubahan dan dapat memenuhi kebutuhan pekerjaannya. b) Melaksanakan dan memelihara semua kebijakan dan prosedur sumber daya manusia yang diperlukan untuk memastikan pencapaian tujuan organisasi. c) Membantu perkembangan arah dan strategi organisasi secara keseluruhan, terutama dengan memperhatikan segi-segi sumber daya manusia. d) Menyediakan bantuan dan menciptakan kondisi yang dapat membantu manajer lini dalam mencapai tujuan mereka. e) Mengatasi krisis dan situasi sulit dalam hubungan antara pegawai untuk memastikan tidak adanya gangguan dalam pencapaian tujuan organisasi. f) Menyediakan sarana komunikasi antara karyawan dengan manajemen organisasi. g) Bertindak sebagai penjamin standar dan nilai organisasi dalam pengelola sumber daya manusia. 3. Manfaat Audit Manajemen Sumber Daya Manusia Manfaat audit manajemen sumber daya manusia menurut, Simamora (2001:820) adalah meningkatkan citra profesional departemen sumber daya manusia,menjernihkan tugas-tugas departemen sumber daya manusia, memastikan ketaatan yang tepat waktu terhadap ketentuan-ketentuan legal, merangsang keseragaman berbagai kebijakan dan praktik sumber daya manusia. Audit SDM juga memiliki manfaat yang sangat baik antara lain:  Mengetahui kontribusi SDM terhadap perusahaan    Memperbaiki citra profesionalisme SDM    Meningkatkan rasa tanggung jawab & profesionalisme di dalam tim SDM    Memperjelas tugas dan tanggung jawab SDM    Menciptakan keseragaman aturan dan ketentuan SDM    Menemukan masalah kritis terkait pengelolaan SDM    Memastikan keselarasan dengan aturan yang berlaku    Mengurangi biaya melalui pembentukan prosedur yg efektif    Meningkatkan penerimaan terhadap perubahan    Review menyeluruh terhadap sistem informasi SDM  22
  • 26. 4. Langkah-Langkah Audit Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Bayangkara (2008:64), ada lima tahapan dalam auditmanajemen sumber daya manusia meliputi : a) Audit pendahuluan dimana auditor menekankan auditnya pada pencarian informasi latar belakang gambaran umum mengenai program/aktivitas sumber daya manusia yang diaudit. Dalam audit pendahuluan, informasi yang akan diperoleh nantinya akan mengantarkan auditor pada perumusan tujuan audit sementara. Ketepatan perumusan tujuan audit sangat penting untuk menentukan keberhasilan audit mencapai tujuannya. b) Review terhadap sistem pengendalian manajemen dimana sistem pengendalian manajemen berfungsi untuk mengendalikan proses agar berjalan secara ekonomis, efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan perusahaan. Dengan adanya review, maka auditor dapat mengambil keputusan apakah audit dapat dilanjutkan atau tidak mengingat ketersediaan data yang dibutuhkan dan kebebasan dalam melakukan audit. c) Audit lanjutan dimana auditor meringkas dan melakukan pengelompokkan terhadap temuan tersebut ke dalam kelompok kondisi, kriteria, penyebab, dan akibat. Kemudian berbagai kelompok temuan tersebut dianalis dan dikembangkan secara cermat sehingga mengetahui bila terdapat penyimpangan.Dari berbagai kekurangan yang ditemukan tersebut, lalu auditor menyusun suatu rekomendasi untuk memperbaiki penyimpangan yang terjadi. d) Pelaporan dimana laporan audit memuat informasi latar belakang, kesimpulan audit disertai dengan temuan-temuan audit sebagai bukti pendukung kesimpulan. e) Tindak Lanjut dimana tindak lanjut merupakan implementasi dari rekomendasi yang diajukan auditor.Keputusan dalam melakukan tindak lanjut sepenuhnya ada pada manajemen.Tetapi untuk pelaksanaannya auditor tetap mendampingi agar tindak lanjut berjalan sesuai dengan rekomendasi yang diajukan. 23
  • 27. 1. Ruang Lingkup Audit SDM Dalam pelaksanaan audit SDM untuk mendukung jalannya kegiatan- kegiatan SDM perlu dilakukan pembatasan terhadap aspek yang akan di audit. Secara garis besar, prospek audit SDM dilakukan terhadap fungsi SDM yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan SDM yang dimulai dari perencanaan SDM, perekrutan, penyeleksian, pelatihan, dan evaluasi kinerja SDM (Handoko, 1997, p.226). Menurut Sherman & Bohlander, audit SDM memberikan peluang untuk: 2) Menilai efektivitas fungsi SDM 3) Memastikan ketaatan terhadap hukum, kebijakan, perturan dan prosedur 4) Menetapkan pedoman untuk penetapan standar 5) Memperbaiki mutu staf SDM 6) Meningkatkan citra dari fungsi SDM 7) Meningkatkan perubahan dan kreatifitas 8) Menilai kelebihan dan kekurangan dari fungsi SDM 9) Memfokus staff SDM pada masalah masalah penting 10) Membawa SDM lebih dekat pada fungsi fungsi yang lain. Audit sumber daya manusia dapat memberikan kontribusi terhadap profesionalisasi dari fungsi sumber daya manusia dalam banyak cara. Apabila organisasi ingin tetap kompetitif, maka organisasi harus mengalami perubahan yang terus menerus. Suatu audit atas program sumber daya organisasi dapat membantu manajer mengidentifikasi penyimpangan atau varian antara kondisi actual dengan kondisi yang diharapkan atau yang diinginkan. Dengan demikian audit menjadi suatu dorongan yang berbasis data untuk perubahan. 5. Sumber Data yang Biasa Digunakan Dalam pelaksanaanya audit SDM ini hendaklah selalu memanfaatkan berbagai sumber data yang ada diantaranya : 1) Pemeriksaan fisik perusahaan 2) Konfirmasi 3) Dokumentasi 4) Observasi 24
  • 28. 5) Pertanyaan pada klien Dari sumber data yang tersebut diatas diharapkan suatu audit dapat menjawab prospek dan tantangannya di masa depan,antaranya : globalisasi 2) hak-hak pekerja 3) performance pekerja 4) hambatan – hambatan SDM. Pelaksana Audit Sumber Daya Manusia (SDM) 1) Auditor internal (Inspektur di Badan Pengawasan Internal) 2) Biro SDM atau spesialis SDM yang ditunjuk (self assessment) 3) Biro SDM/tenaga spesialis SDM senior untuk non-SDM 6. Langkah-langkah Audit 2. Audit Pada tahap ini, auditor menekankan auditnya pada pencarian informasi latar belakang dan gambaran umum terhadap program/aktivitas SDM yang diaudit. 3. Criteria Criteria merupakan standar (norma) yang menjadi pedoman bertindak bagi setiap individu dan kelompok dalam organisasi. 4. Penyebab Penyebab (cause) merupakan pelaksanaan program-program SDM dalam organisasi yang menyebabkan terjadinya kondisi SDM yang ada pada saat ini. 5. Akibat Akibat (effect) merupakan sesuatu yang harus ditanggung atau dinikmati perusahaan karena terjadinya perbedaan aktivitas yang seharusnya dilakukan (berdasarkan criteria) dengan aktivitas actual yang terjadi di lapangan (dilakukan oleh setiap komponen dalam organisasi). 6. Tindaklanjut Tindak lanjut merupakan implementasi dari rekomendasi yang diajukan oleh auditor.Manajemen dan auditor harus sepakat dan secara bersam-sama dalam melaksanakan tindak lanjut perbaikan tersebut. Seorang spesialis auditing (Walter R. Mahler) mengusulkan bahwa proses audit harus terdiri dari 6 langkah sebagai berikut : a) Memperkenalkan gagasan audit dan menekankan manfaat yang akan diperoleh audit. b) Memilih personel dengan kisaran keterampilan yang luas untuk tim audit dan memeberikan pelatihan yang diperlukan. c) Mengumpulkan data dari tingkat yang berbeda dalam organisasi. 25
  • 29. d) Menyiapkan laporan audit untuk manajer lini dan evaluasi departemen sumber daya manusia. e) Mendiskusikan laporan dengan manajer operasi yang kemudian mengujikan penilaian merekan sendiri. f) Mempersatukan tindakan korektif ke dalam proses penetapan tujuan perusahaan yang regular. Karena auditing merupakan suatu bentuk riset atau penelitian, maka penting bahwa temuan didasarkan pada data yang obyektif, dapat dipercayai, dan sahih. Catatan sumber daya manusia dari semua tipe tersedia untuk penggunaan dalam audit. 7. Pendekatan dalam Audit SDM Fungsi yang paling penting dari audit sumber daya manusia adalah menetukan efektivitas. Yaitu tujuan dari program sumber daya manusia dapat dicapai. Sebelum memulai audit, tujuan dan standar program harus secara jelas dinyatakan. Ini terutama penting apabila auditor eksternal ditugaskan. Suatu audit harus mencakup paling sedikit 3 pendekatan utama, yaitu: a) Menentukan ketaatan pada hukum dan peraturan yang berlaku Audit menekankan penilaian bagaimana perusahaan menetapkan berbagai aturan dan kebijakan yang secara internal berlaku di perusahaan,apakah sesuai dengan aturan dan hukum yang ditetapkan pemerintah sebagai pemegang otoritas dan apakah setiap komponen dalam organisasi menjalankan aktivitasnya sesuai dengan aturan dan kebijakan tersebut. b) Mengukur kesesuaian program dengan tujuan organisasi Pemahaman terhadap tujuan perusahaan dan strategi pencapaiannya, menjadi dasar dalam penyusunan program setiap fungsi bisnis. Trend yang berkembang saat ini, dimama SDM adalah sumber kekuatan bersaing perusahaan,menantang manajer SDM untuk berinovasi dalam menciptakan model pengelolaan SDM yang tepat, sesuai dengan strategi yang telah ditetapkan. c) Mengukur kinerja program Mengukur kinerja program berarti menghubungkan aktivitas actual program SDM yang diaudit dengan ukuran- ukuran keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya. 26
  • 30. 8. Objek Audit Sumber Daya Manusia (SDM) Aspek SDM yang dapat diaudit cukup luas, karena SDM itu sendiri mencakup fungsi perencanaan, fungsi pengembangan, fungsi pemeliharaan, fungsi informasi, fungsi penghargaan dan penghukuman, serta fungsi peningkatan kinerja. Dengan demikian jika dirinci, obyek yang dapat diaudit adalah sebagai berikut :  Fungsi Perencanaan : Manpower Planning, Manpower Recruitment, Manpower Fulfillment, Sourcing Candidate.  Pengembangan : Training, Development, Coaching, Mentoring.  Informasi & Teknologi : Personnel Data Base, Sistem Informasi Manajemen SDM (HRIS).  Fungsi Pemerliharaan : Industrial Relation, Coorporate Social Responsibility.  Fungsi Penghargaan dan Penghukuman : Compensation & Benefit, Reward, Termination, Punishment.  Fungsi Peningkatan kinerja : Performance Management System, Pay for Performance. Aspek diatas merupakan sisi Hard Capabilities Organization karena masih banyak berkutat dalam hal sistem dan prosedur. Perkembangan selanjutnya yang bisa menjadi pertimbangan audit adalah mengaudit aspek Soft Organization, antara lain :  Budaya Organisasi,  Audit Competency Staff SDM  Audit kepuasan terhadap fungsi SDM. 27
  • 31. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dalam era modern saat ini, dimana persaingan di setiap lini dalam perusahaan sangat ketat dan dominan, yang mengakibatkan terjadinya persaingan pasar dimana setiap perusahaan ingin menguasai pasar. Peran sumber daya manusia dalam organisasi adalah sangat dominant, karena merupakan motor penggerak paling utama di dalam suatu organisasi, sehingga perhatian serius terhadap pengelolan sumber daya manusia sebagai salah satu factor penentu keberhasilan mutlak diperlukan. Peran sumberdaya manusia yang sangat besar akan keberhasilan perusahaan ikut terpengaruh dengan dengan adanya globalisasi pasar dan kompetisi yang tinggi, sehingga peran baru sumberdaya manusia dicerminkan melalui berbagai perubahan. Karena hal tersebut perusahaan harus mampu mengembangkan SDM dengan efektif dengan metode yang sesuai, dengan meningkatkan kinerja SDM melalui pelatihan dan penilian peningkatan terhadap SDM tersebut. Mengkur kinerja SDM memberi penilaian kemudian memotivasi agar karyawan merasa di hargai, dan bisa meningkatkan kinerjanya. Penilaian prestasi kinerja adalah suatu cara dalam melakukan evaluasi terhadap prestasi kerja para pegawai dengan serangkaian tolak ukur tertentu yang obyektif dan berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta dilakukan secara berkala. Tujuan penilaian prestasi kinerja dalan organisasi industri maupun non indutri yaitu : 1. Evaluasi terhadap tujuan (goal) organisasi, mencakup : a. Feedback pada pekerjaan untuk mengetahui di mana posisi mereka. b. Pengembangan data yang valid untuk pembayaran upah/bonus dan keputusan promosi serta menyediakan media komunikasi untuk keputusan tersebut. c. Membantu manajemen membuat keputusan pemberhentian sementara atau PHK dengan memberikan “peringatan” kepada pekerja tentang kinerja kerja mereka yang tidak memuaskan. (Michael Beer dalam French, 1986). 28
  • 32. d. Pengembangan tujuan (goal) organisasi, mencakup : a. Pelatihan dan bimbingan pekerjaan dalam rangka memperbaiki kinerja dan pengembangan potensi di masa yang akan datang. b. Mengembangkan komitmen organisasi melalui diskusi kesempatan karier dan perencanaan karier. c. Memotivasi pekerja d. Memperkuat hubungan atasan dengan bawahan. e. Mendiagnosis problem individu dan organisasi. Suatu perusahaan pengaturan kompensasi merupakan untuk dapat menarik, memelihara maupun mempertahankan tenaga kerja bagi kepentingan organisasinya yang bersangkutan. Suatu kompensasi dapat bersifat finansial maupun nonfinansial, walaupun pada umumnya istilah kompensasi tersebut dipakai sebagai atau dalam pengertian proses pengadministrasian gaji dan upah. Tujuan pemberian imbalan/kompensasi secara khusus digunakan untuk mengarahkan, mengatur atau mengawasi perilaku karyawan yang diharapkan karyawan yang tertarik untuk bekerja dan termotivasi untuk melakukan pekerjaan sebaik-baiknya bagi organisasi. Program pemberian kompensasi merupakan salah satu hal yang paling penting bagi perusahaan maupun karyawan, karena akan memberikan gambaran sejauh mana perusahaan berkepentingan terhadap karyawan, seberapa besar kontribusi yang akan diberikan oleh karyawan terhadap perusahaan. Ada delapan komponen penting dalam program pemberian kompensasi yang perlu diperhatikan, yaitu : organisasi administrasi pemberian kompensasi, metode pemberian kompensasi, suktur pemberian kompensasi, program pemberian kompensasi sebagai perangsang kerja, tambahan sumber pendapatan bagi karyawan, terjaminnya sumber pendapatan dan peningkatan jumlah imbalan jam, kompensasi bagi kelompok manajerial, prospek di masa depan. Survey Benchmarking merupakan proses belajar yang berlangsung secara sistematis, terus menerus, dan terbuka. Untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat penggajian dan kompensasi dipasaran dan tentang sistem yang digunakan secara umum agar policy dikeluarkan secara tepat. 29
  • 33. DAFTAR PUSTAKA Anwar Prabu Mangkunegara . 2007. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: penerbit PT Refika Aditama https://ejournal.stiesia.ac.id/jira/article/download/265/272di akses 19 November 2017 https://media.neliti.com/media/publications/87562-ID-audit- manajemen-untuk-menilai-kinerja-fu.pdf di akses 19 November 2017 Dedi Riyanto Rahardi . 2010. Menegement Kinerja Sumber Daya Manusia. Malang: penerbit Tunggal Mandiri Publishing Sondang P. Siagian. 2004. Audit Management. Jakarta: penerbit: PT. Bumi Aksara 30