Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan bertujuan untuk mengukur nilai konsentrasi misel kritis (CMC) pada berbagai surfaktan. Prinsip dari tegangan permukaan adalah energi tarik menarik antar partikel, sedangkan prinsip dari turbiditas adalah penghamburan cahaya oleh molekul koloid. Metode yang digunakan adalah pengukuran tegangan permukaan dengan metode pipa kapiler dan turbiditas dengan turbidimetri. Hasil yang diperoleh adalah nilai turbiditas surfaktan akan berbanding lurus dengan konsentrasinya, dan nilai tegangan permukaan akan berbanding terbalik dengan konsentrasinya.
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan bertujuan untuk mengukur nilai konsentrasi misel kritis (CMC) pada berbagai surfaktan. Prinsip dari tegangan permukaan adalah energi tarik menarik antar partikel, sedangkan prinsip dari turbiditas adalah penghamburan cahaya oleh molekul koloid. Metode yang digunakan adalah pengukuran tegangan permukaan dengan metode pipa kapiler dan turbiditas dengan turbidimetri. Hasil yang diperoleh adalah nilai turbiditas surfaktan akan berbanding lurus dengan konsentrasinya, dan nilai tegangan permukaan akan berbanding terbalik dengan konsentrasinya.
LKPD Kimia berbasis PBL pada Materi Larutan PenyanggaNurmalitaFatimah1
Lembar Kerja Peserta Didik berbasis Problem Based Learning pada Materi Larutan Penyangga dibuat untuk memenuhi Tugas Akhir Skripsi. LKPD dipublikasikan agar dapat diketahui, digunakan, dan dimanfaatkan oleh guru atau peserta didik dalam proses pembelajaran.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
2. LARUTAN
Larutan : sistem yang terdiri dari pelarut (solven) dan zat yang terlarut
(solut)
Jenis Larutan berdasarkan fasa pelarutnya :
1. Larutan cair
2. Larutan gas
3. Larutan padat (aliasi/alloy)
Jenis larutan berdasarkan kemampuan zat terlarut dalam pelarutnya :
1. Larutan tak jenuh (unsaturated solution)
2. larutan jenuh (saturated solution0
3. larutan lewat jenuh (supersaturated – solution)
Jenis larutan berdasarkan sifat hantaran listriknya :
1. Larutan elektrolit
- larutan elektrolit sempurna (elektrolit kuat)
- larutan elektrolit tidak sempurna (elektrolit lemah)
2. Larutan non elektrolit
3. Prinsip pelarutan : “LIKE DISSOLVES LIKE”
Hal-hal yang harus diperhatikan saat memilih pereaksi/pelaurt:
- kondisi/sifat sampel atau objek
- tujuan digunakan pereaksi tersebut
Kegunaan suatu larutan (reagent) :
- untuk melarutkan suatu zat (sebagai pelarut)
- untuk memisahkan dua zat yang sangat larut dalam air
berdasarkan kelarutan suatu zat dalam pelarut (ekstraksi).
- untuk pengendapan (sebagai pengendap)
4. JENIS-JENIS KUALITAS LARUTAN SEBAGAI PEREAKSI/PELARUT
PEREAKSI/PELARUT
BERDASARKAN
JENIS SENYAWA
KIMIA
AIR
ANORGANIK
Asam mineral
(HCl, H2SO4, aqua
regia, dll)
Garam
(Na2CO3)
ORGANIK
Asam-asam organik
(fenol, karboksilat,dll)
Basa organik
(amina, alkohol,dll)
BERDASARKAN
KEMURNIANNYA
pro analis (p.a)
(U.S.P; C.P; A.C.S;
P.V.S)
Teknis
(untuk industri)
5. Rangkaian kegiatan untuk membuat
larutan atau pereaksi
• Memilih prosedur yang tepat
• Memperhatikan keselamatan kerja
• Mendata jumlah pereaksi yang dibutuhkan
• Memilih dan merangkai peralatan dengan tepat dan benar
• Menggunakan teknik aseptik dan higenis yang tepat
• Memilih kualitas pereaksi yang tepat
• Mengukur/menimbang jumlah zat
• Menghomogenkan larutan
• Memberi label pada larutan
• Pengaturan penyimpanan larutan dengan tepat
9. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PENYEDIAAN
PEREAKSI/PELARUT
• Mengukur atau menimbang zat/bahan kimia yang akan digunakan adalah
suatu langkah yang penting karena akan sangat mempengaruhi ketepatan
hasil dari larutan yang dibuat.
• Pelarut yang sesuai
• Teknik pelarutan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan jenis
dan kebutuhan.
• Botol atau wadah untuk penyimpanan
• Labeling digunakan untuk memberikan informasi yang diperlukan pada
etiket larutan tertentu.
17. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
PENYIMPANAN (REAGENT) PEREAKSI
Jenis botol/wadah penyimpanan harus sesuai dengan
sifat larutannya
Temperatur penyimpanan
Zat-zat oksidator jangan disimpan dekat dengan zat-zat
reduktor, karena kedua zat tersebut bersifat incompatible
Ventilasi/sirkulasi udara penyimpanan harus sesuai
Kebersihan tempat penyimpanan
18. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERUSAKAN SUATU
LARUTAN/PEREAKSI
Perhitungan yang salah, tidak secara langsung merusak larutan,
tetapi kualitas sebenarnya kurang tepat
Ketidakstabilan bahan kimia, pereaksi yang tidak stabil bisa tidak
bereaksi dengan bahan kimia lainnya
Endapan, komponen dari pereaksi mungkin akan mengendapkan
dari larutan-larutan tersebut dan kadang menempel kuat pada
wadah di dalamnya (misalnya; larutan protein), sehingga dapat
mengurangi konsentrasi larutan tersebut.
Kontaminasi zat kimia, disebabkan karena prosedur yang tidak
benar
Kontaminasi mikroorganisma, pereaksi perlu di autoclave untuk
menghindari kontaminasi ini.
Penyimpanan yang tidak benar, meliputi suhu, cahaya, dan kurang
bersihnya tempat penyimpanan.
19. TEKNIK PELARUTAN SAMPEL
TEKNIK
PELEBURAN
TEKNIK PELARUTAN
DENGAN CAMPURAN ASAM
PADA SUHU TINGGI
TEKNIK PELARUTAN DENGAN PELARUT &
PEMANASAN SUHU RENDAH
TEKNIK PELARUTAN LANGSUNG DENGAN PELARUT
(Air, asam encer atau asam kuat dalam piala gelas)
23. FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB SAMPEL/ZAT SUKAR LARUT
• Sampel/Zat tidak segera larut tapi bereaksi sehingga
tidak dihasilkan larutan yang sempurna
• Beberapa sampel/zat tidak dapat larut atau
menggumpal jika tidak ditambah secara perlahan-lahan
atau tidak diaduk, contoh jika melarutkan NaOH pelet.
• Sampel/Zat yang dapat larut pada pH tertentu
• Beberapa zat ada yang tidak cocok antara solut dan
solven, dimana keduanya bereaksi keras jika kontak
satu sama lain.
• Beberapa zat terlarut mungkin perlu dilarutkan dengan
sedikit senyawa organik (contoh ditambahkan alkohol
khususnya untuk zat-zat yang tidak larut atau sedikit
larut dalam air).
• Sampel/Zat mungkin tidak dapat larut dalam
24. Pertanyaan-pertanyaan
1. Apa yang harus anda persiapkan untuk membuat larutan?
2. Jelaskan secara singkat prosedur dalam pembuatan larutan?
3. Peralatan apa yang anda butuhkan untuk pembuatan larutan?
4. Menurut anda mana yang benar, untuk membuat larutan secara tepat menggunakan
gelas ukur atau labu ukur?
5. Bagaimana cara menghitung massa zat yang diperlukan untuk membuat larutan dengan
kemolaran tertentu?
6. Bagaimana cara membuat larutan 0,01 M sebanyak 100 mL dari larutan 0,1 M?
7. Alat ukur apa yang digunakan untuk mengambil sejumlah larutan dalam proses
pengenceran?
8. Sebutkan dua contoh alat pengukur volume?
9. Bagaimana cara menghomogenkan larutan?
10. Mengapa larutan yang dibuat harus homogen?
11. Keterangan apa saja yang perlu dicantumkan pada label?
12. Alat apa yang digunakan untuk menyimpan bahan agar tetap kering?
13. Sebutkan ciri-ciri larutan yang sudah rusak!
14. Apa yang harus anda lakukan jika pada label larutan yang akan digunakan tidak tercantum
tanggal pembuatan?
15. Apa tindakanmu terhadap larutan yang kelihatannya sudah tidak bagus?
16. Bagaimana cara menentukan suatu larutan masih layak dipakai atau tidak?