3. KOMPETENSI
DASAR
1. MEMISAHKAN ZAT DARI CAMPURAN
2. MENENTUKAN KADAR SUATU UNSUR/SENYAWA
SENYAWA GRAVIMETRI, VOLUMETRI, DAN TEKNIK
LAINNYA.
4. INDIKATOR
KD. MEMISAHKAN ZAT DARI CAMPURAN
1. Pengelompokan campuran menjadi
campuran homogen dan heterogen
dijelaskan dengan benar
2. Cara-cara pemisahan camPuran
dideskripsikan
dengan jelas.
3. Teknik pemisahan campuran dipraktikkan
dilaboratorium dengan benar.
5. INDIKATOR
KD. MENENTUKAN KADAR SUATU
UNSUR/SENYAWA GRAVIMETRI, VOLUMETRI
DAN TEKNIK LAINNNYA.
1. Penentuan kadar suatu unsur/senyawa
dengan
cara gravimetri dan volumetri dideskripsikan
dengan jelas
2. Penentukan kadar senyawa dengan cara
gravimetri
dilakukan dengan benar
3. Penentuan kadar senyawa dengan cara
volumetri dilakukan dengan benar
6. KARAKTERISTIK
PEMBELAJARAN
MATERI PEMISAHAN CAMPURAN
BERSIFAT KONKRET/ Aplikasi
• ....kegiatan pembelajaran melakukan
percobaan untuk memisahkan berbagai jenis
campuran dengan cara:
• penyaringan,
• sublimasi,
• Destilasi
• Kristalisasi
• kromatografi
7. KARAKTERISTIK
PEMBELAJARAN
MATERI Penentuan kadar suatu unsur dan senyawa
TITRASI ASAM BASA BERSIFAT
KONSEP
GRAVIMETRI BERSIFAT KONSEP
8. KESULITAN BELAJAR SISWA
...PADA UMUMNYA SEKOLAH KEJURUAN (SMK)
LABORATORIUM KIMIANYA TIDAK LENGKAP SEHINGGA
BANYAK KEGIATAN YANG SEHARUSNYA DI PRAKTEKKAN
TIDAK DAPAT DILAKSANAKAN
SEHINGGA GURU MENCARI STRATEGI
PENGAJARAN UNTUK MEMUDAHKAN
SISWA MEMAHAMI TOPIK PELAJARAN
TENTANG ANALISIS DAN PEMISAHAN
9. STRATEGI YANG MUNCUL DALAM
PEMBELAJARAN PEMISAHAN DAN
ANALISIS
A. PEMISAHAN CAMPURAN
STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Pendekatan: Konsep, keterampilan proses, dan deduktif
PADA MATERI: DEFENISI,TIPE DAN JENIS PEMISAHAN
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
DENGAN METODE PRAKTIKUM DISKUSI, PADA
BAGIAN APLIKASI PEMISAHAN
13. 1.UKURAN PARTIKEL
Bila ukuran partikel zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang tidak
diinginkan (zat pencAmpur) dapat dipisahkan dengan metode filtrasi
(penyaringan). jika partikel zat hasil lebih kecil daripada zat pencampurnya, maka
dapat dipilih penyring atau media berpori yang sesuai dengan ukuran partikel zat
yang diinginkan. Partikel zat hasil akan melewati penyaring dan zat
pencampurnya akan terhalang.
2.TITIK DIDIH
Bila antara zat hasil dan zat pencampur memiliki titik didih yang jauh
berbeda dapat dipishkan dengan metode destilasi. Apabila titik didih zat hasil
lebih rendah daripada zat pencampur, maka bahan dipanaskan antara suhu
didih zat hasil dan di bawah suhu didih zat pencampur. Zat hasil akan lebih
cepat menguap, sedangkan zat pencampur tetap dalam keadaan cair dan
sedikit menguap ketika titik didihnya terlewati
14. 3. Kelarutan
Suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda,
artinya suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda,
artinya suatu zat mungkin larut dalam pelarut A tetapi tidak larut dalam
pelarut B, atau sebaliknya. Secara umum pelarut dibagi menjadi dua,
yaitu pelarut polar, misalnya air, dan pelarut nonpolar (disebut juga
pelarut organik) seperti alkohol, aseton, methanol, petrolium eter,
kloroform, dan eter.
4. Pengendapan
Suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam
suatu campuran atau larutan tertentu. Zat-zat dengan berat jenis yng
lebih besar daripada pelarutnya akan segera mengendap. Jika dalam
suatu campuran mengandung satu atau beberapa zat dengan kecepatan
pengendapan yang berbeda dan kita hanya menginginkan salah satu zat,
maka dapat dipisahkan dengan metode sedimentsi tau sentrifugsi.
15. 5. Difusi
Dua macam zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat berdifusi
(bergerak mengalir dan bercampur) satu sama lain.
6. Adsorbsi
Adsorbsi merupakan penarikan suatu zat oleh bahan pengadsorbsi secara
kuat sehingga menempel pada permukaan dari bahan pengadsorbsi.
Penggunaan metode ini diterapkan pada pemurnian air dan kotoran renik
atau organisme.
16. JENIS-JENIS METODE
PEMISAHAN
1. FILTRASI/PENYARINGAN
Filtrasi adalah proses pemisahan
dari campuran heterogen yang
mengandung cairan dan
partikel‐partikel padat dengan
menggunakan media filter yang
hanya meloloskan cairan dan
menahan partikel‐partikel
17. FILTRASI
Pemisahan dengan cara
Pemisahan dengan kertas saring meningkatkan tekanan
tanpa tekanan(adanya grafitasi)
18.
19. 2,SUBLIMASI
metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat padat tanpa melalui
fase cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak menyublim akan
tertinggal. bahan-bahan yang menggunakan metode ini adalah bahan yang
mudah menyublim, seperti kamfer dan iod.
20.
21. 3. KRISTALISASI
metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu
larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan
perbedaan titik beku. Kristalisasi ada dua cara yaitu kristalisasi penguapan dan
kristalisasi pendinginan.
Contoh proses kristalisasi dalam kehidupan sehari-hari adalah pembuatan
garam dapur dari air laut.
22.
23. 4. DESTILASI
Destilasi merupakan teknik
pemisahan yang didasari atas
perbedaan titik didih atau titik
cair dari masing‐masing zat
penyusun dari campuran
homogen
24.
25.
26. 5.EKSTRAKSI
Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan bahan
campuran dalam pelarut yang sesuai. Dasar metode pemisahan ini adalah
kelarutan bahan dalam pelarut tertentu.
27.
28. 6.ADSORBSI
metode pemisahan untuk membersihkan suatu bahan dari pengotornya
dengan cara penarikan bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga menempel
pada permukaan bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini dipakai untuk
memurnikan air dari kotoran renik atau mikroorganisme, memutihkan gula yang
berwarna coklat karena terdapat kotoran.
29. 7.Kromatografi
Kromatografi secara umum.
Teknik Suatu menjadi
pemisahan campuran Komponen
Kromatografi adalah teknik untuk memisahkan
campuran menjadi komponennya
dengan bantuan perbedaan sifat fisik masing-
masing komponen.
32. GRAVIMETRI
Gravimetri merupakan penetapan
kuantitas atau jumlah sampel
melalui penghitungan berat zat
Produk harus selalu dalam bentuk padatan
(solid).
Kemudahan atau kesukaran dari suatu zat
untuk membentuk endapan dapat diketahui
dengan melihat kelarutannya atau melihat harga
dari hasil kali kelarutan atau Ksp.
33. TAHAPAN GRAVIMETRI
1. Reaksi pembentukan endapan
2. Pencucian endapan, dengan menyaring endapan,
dilanjutkan membilasnya dengan air.
3. Memurnikan endapan, dengan cara menguapkan zat
pelarut atau air yang masih ada didalam sampel,
pemanasan atau mengeringkan dalam oven.
4. Penimbangan sampel dengan timbangan analitis
34. VOLUMETRI / TITRASI
Analisis volumetri
merupakan teknik
penetapan jumlah
sampel melalui
perhitungan volume.
Alat pengukur volume
menjadi bagian
terpenting, dalam hal
ini digunakan buret.
35. PERHITUNGAN TITRASI
Perhitungan atau
penetapan analit
didasari pada
keadaan ekivalen
dimana ada
kesetaraan zat
antara analit
dengan pereaksi,
sesuai dengan
koefisien reaksinya.
36. PENGGOLONGAN TITRASI
Titrimetri dapat diklasifikasikan ke
dalam empat jenis yang didasari pada
jenis reaksinya :
1. Titrasi Asam-Basa
2. Titrasi Redoks (Permanganometri, Iodometri,
Iodimetri)
3. Titrasi Pengendapan(Argentometri)
4. Titrasi Nitrimetri
37. TITRASI ASAM-BASA
1. Asidimetri 2. Alkalimetri
Kegunaan : Kegunaan :
Menetapkan kadar Menetapkan kadar
basa asam
Larutan baku : Asam, Larutan baku : Basa,
misal HCl 0,1N misal NaOH 0,1 N
Indikator : Indikator Indikator : Indikator
Asam-basa, misal Asam-Basa, misal
metil jingga, metil fenolftalein
merah Reaksi : Netralisasi
Reaksi : Netralisasi Asam-Basa
Asam-Basa