Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetriUNIMUS
Β
Dokumen ini menjelaskan metode penetapan kadar soda abu (Na2CO3) dengan titrasi asidimetri menggunakan larutan HCl yang telah distandarisasi. Langkah-langkahnya meliputi penimbangan sampel, standarisasi HCl, dan titrasi sampel dengan HCl. Hasilnya adalah normalitas HCl rata-rata 0,0902 N dan kadar Na2CO3 rata-rata 41,33213%.
Dokumen tersebut membahas tentang titrasi pengendapan khususnya argentometri untuk menentukan kadar ion klorida. Metode ini melibatkan pengendapan perak klorida dengan larutan perak nitrat sebagai titran hingga titik ekivalen. Dokumen juga membahas prinsip, faktor yang mempengaruhi hasil, dan contoh perhitungan untuk menentukan kadar klorida dalam suatu sampel.
Laporan praktikum ini membahas percobaan warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks Ni(II) dalam air. Percobaan ini melibatkan penambahan berbagai ligan seperti NH3, etilen diamin, dan dimetil glioksin ke dalam larutan NiSO4 untuk menghasilkan perubahan warna yang menunjukkan terbentuknya kompleks logam. Hasilnya menunjukkan perubahan warna dari hijau ke biru dan ungu ketika ditambahkan ligan yang berbeda
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetriUNIMUS
Β
Dokumen ini menjelaskan metode penetapan kadar soda abu (Na2CO3) dengan titrasi asidimetri menggunakan larutan HCl yang telah distandarisasi. Langkah-langkahnya meliputi penimbangan sampel, standarisasi HCl, dan titrasi sampel dengan HCl. Hasilnya adalah normalitas HCl rata-rata 0,0902 N dan kadar Na2CO3 rata-rata 41,33213%.
Dokumen tersebut membahas tentang titrasi pengendapan khususnya argentometri untuk menentukan kadar ion klorida. Metode ini melibatkan pengendapan perak klorida dengan larutan perak nitrat sebagai titran hingga titik ekivalen. Dokumen juga membahas prinsip, faktor yang mempengaruhi hasil, dan contoh perhitungan untuk menentukan kadar klorida dalam suatu sampel.
Laporan praktikum ini membahas percobaan warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks Ni(II) dalam air. Percobaan ini melibatkan penambahan berbagai ligan seperti NH3, etilen diamin, dan dimetil glioksin ke dalam larutan NiSO4 untuk menghasilkan perubahan warna yang menunjukkan terbentuknya kompleks logam. Hasilnya menunjukkan perubahan warna dari hijau ke biru dan ungu ketika ditambahkan ligan yang berbeda
Laporan mingguan praktikum kimia dasar membahas percobaan resin penukar ion. Resin penukar ion ada dua jenis yaitu resin penukar kation dan anion. Resin kation akan menukarkan kationnya dengan larutan, begitu juga resin anion akan menukarkan anionnya. Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui ion yang dapat dipertukarkan dan karakteristik resin penukar ion. Hasilnya, resin kation menghasilkan influen
Praktikum ini bertujuan untuk membuat dan menstandarisasi larutan standar HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M serta menggunakannya untuk menentukan kadar asam asetat pada cuka perdagangan. Larutan HCl distandarisasi dengan boraks sebagai larutan standar primer, sedangkan NaOH distandarisasi dengan asam oksalat. Kedua larutan standar kemudian digunakan untuk menentukan kadar asam asetat pada cuka melalui
1. Larutan cuka dikeraskan 2,5 ml diencerkan menjadi 50 ml, kemudian 10 ml diambil dan dititrasi dengan NaOH 0,125 M membutuhkan 16 ml
2. Molaritas larutan asam cuka dalam botol adalah 4 M
3. Kadar cuka dalam botol adalah 20%
Makalah ini membahas tentang sintesis asetanilida dari anilin dan asam asetat glasial melalui reaksi substitusi nukleofilik. Reaksi ini melibatkan anilin sebagai nukleofil dan asam asetat glasial sebagai elektrofil. Mekanisme reaksinya terdiri atas dua tahap yaitu adisi nukleofil pada gugus asam karboksilat dan terbentuknya keadaan zat antara.
Bab V membahas asidi-alkalimetri, termasuk tujuan percobaan untuk menghitung konsentrasi larutan asam dan basa serta kadar sampel, teori dasar tentang titrasi asam-basa dan indikator, prosedur kerja meliputi standarisasi larutan dan penetapan kadar sampel, serta pembahasan hasil percobaan untuk menghitung konsentrasi larutan HCl dan NaOH yang distandarisasi.
Pada Titrasi Digunakan Indikator Kanji Yang Berbentuk Ion Komplek Berwarna Bi...guest1fb560
Β
1. Titrasi digunakan untuk menentukan jumlah natrium thiosulfat menggunakan larutan indikator kanji berwarna biru.
2. Reaksi antara natrium thiosulfat dan iodon menghasilkan iodida dan tetrathionat.
3. Indikator kanji digunakan karena lebih kuat bereaksi dibanding iodon sehingga dapat menunjukkan titik akhir reaksi.
Dokumen tersebut membahas tentang titrasi kimia sebagai metode analisis kuantitatif untuk menentukan konsentrasi larutan dengan menggunakan larutan standar. Dibahas pula peralatan dan prosedur titrasi asam-basa seperti penggunaan buret, erlenmeyer, indikator, serta reaksi antara asam dan basa.
Dokumen ini menjelaskan tentang eksperimen untuk menentukan volume molal parsial komponen larutan dengan menggunakan larutan NaCl dalam air. Hasilnya menunjukkan bahwa konsentrasi larutan berbanding lurus dengan densitas dan volume molal parsial komponen 2, tetapi berbanding terbalik dengan volume molal parsial komponen 1. Semakin tinggi konsentrasi larutan, semakin besar densitas dan volume molal parsial komponen 2-nya, tetapi semakin ke
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...qlp
Β
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan dan karakterisasi isomer cis dan trans dari senyawa kompleks kalium dioksalatodiakuokromat(III).
2. Terdapat dua cara pembuatan yaitu untuk isomer trans dengan melarutkan terlebih dahulu kedua reaktan secara terpisah, sedangkan untuk isomer cis dengan mencampurkan langsung kedua reaktan.
3. Uji kemurnian
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaAndrio Suwuh
Β
Dokumen tersebut membahas tentang percobaan pembuatan tembaga (I) oksida dari larutan tembaga (II) sulfat dengan menggunakan campuran natrium hidroksida dan kalium tartrat. Ketika glukosa ditambahkan ke dalam larutan biru yang dihasilkan, akan terbentuk endapan merah jingga yaitu tembaga (I) oksida.
Kompleksometri teknik kimia universitas sriwijaya palembang, sumatera selatan...Olika Adzalia
Β
Senyawa kompleks terdiri atas atom pusat yang dikelilingi ligan. Bilangan koordinasi menyatakan jumlah ligan yang terikat pada atom pusat. Titrasi kompleksometri memanfaatkan reaksi antara ligan dengan ion logam untuk menentukan kadar unsur tertentu. Indikator yang digunakan adalah indikator logam.
Dokumen tersebut membahas tentang katalis, yaitu zat yang mempercepat laju reaksi kimia tanpa ikut serta dalam reaksi. Dibahas pula tentang jenis, sifat, dan mekanisme kerja katalis serta faktor-faktor yang dapat menyebabkan deaktivasi katalis seperti peracunan, pengerakkan, dan penggumpalan.
Laporan praktikum ini membahas tentang pengujian kesadahan air dengan metode titrasi kompleksometri. Metode ini melibatkan pembentukan kompleks antara ion logam Ca2+ dan Mg2+ dengan EDTA sebagai titran. Titik akhir ditandai perubahan warna dari merah anggur menjadi biru. Hasil pengukuran kesadahan air dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesadahan air, yaitu air lunak, sedang, keras, atau sangat
Titrasi permanganometri digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan sampel dengan mengoksidasi zat tersebut menggunakan larutan kalium permanganat. Prinsipnya adalah reaksi redoks antara ion permanganat dengan bahan baku tertentu dalam suasana asam. Titrasi dilakukan dengan menambahkan larutan KMnO4 secara bertahap hingga terjadi perubahan warna, menunjukkan titik akhir reaksi.
Laporan mingguan praktikum kimia dasar membahas percobaan resin penukar ion. Resin penukar ion ada dua jenis yaitu resin penukar kation dan anion. Resin kation akan menukarkan kationnya dengan larutan, begitu juga resin anion akan menukarkan anionnya. Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui ion yang dapat dipertukarkan dan karakteristik resin penukar ion. Hasilnya, resin kation menghasilkan influen
Praktikum ini bertujuan untuk membuat dan menstandarisasi larutan standar HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M serta menggunakannya untuk menentukan kadar asam asetat pada cuka perdagangan. Larutan HCl distandarisasi dengan boraks sebagai larutan standar primer, sedangkan NaOH distandarisasi dengan asam oksalat. Kedua larutan standar kemudian digunakan untuk menentukan kadar asam asetat pada cuka melalui
1. Larutan cuka dikeraskan 2,5 ml diencerkan menjadi 50 ml, kemudian 10 ml diambil dan dititrasi dengan NaOH 0,125 M membutuhkan 16 ml
2. Molaritas larutan asam cuka dalam botol adalah 4 M
3. Kadar cuka dalam botol adalah 20%
Makalah ini membahas tentang sintesis asetanilida dari anilin dan asam asetat glasial melalui reaksi substitusi nukleofilik. Reaksi ini melibatkan anilin sebagai nukleofil dan asam asetat glasial sebagai elektrofil. Mekanisme reaksinya terdiri atas dua tahap yaitu adisi nukleofil pada gugus asam karboksilat dan terbentuknya keadaan zat antara.
Bab V membahas asidi-alkalimetri, termasuk tujuan percobaan untuk menghitung konsentrasi larutan asam dan basa serta kadar sampel, teori dasar tentang titrasi asam-basa dan indikator, prosedur kerja meliputi standarisasi larutan dan penetapan kadar sampel, serta pembahasan hasil percobaan untuk menghitung konsentrasi larutan HCl dan NaOH yang distandarisasi.
Pada Titrasi Digunakan Indikator Kanji Yang Berbentuk Ion Komplek Berwarna Bi...guest1fb560
Β
1. Titrasi digunakan untuk menentukan jumlah natrium thiosulfat menggunakan larutan indikator kanji berwarna biru.
2. Reaksi antara natrium thiosulfat dan iodon menghasilkan iodida dan tetrathionat.
3. Indikator kanji digunakan karena lebih kuat bereaksi dibanding iodon sehingga dapat menunjukkan titik akhir reaksi.
Dokumen tersebut membahas tentang titrasi kimia sebagai metode analisis kuantitatif untuk menentukan konsentrasi larutan dengan menggunakan larutan standar. Dibahas pula peralatan dan prosedur titrasi asam-basa seperti penggunaan buret, erlenmeyer, indikator, serta reaksi antara asam dan basa.
Dokumen ini menjelaskan tentang eksperimen untuk menentukan volume molal parsial komponen larutan dengan menggunakan larutan NaCl dalam air. Hasilnya menunjukkan bahwa konsentrasi larutan berbanding lurus dengan densitas dan volume molal parsial komponen 2, tetapi berbanding terbalik dengan volume molal parsial komponen 1. Semakin tinggi konsentrasi larutan, semakin besar densitas dan volume molal parsial komponen 2-nya, tetapi semakin ke
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...qlp
Β
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan dan karakterisasi isomer cis dan trans dari senyawa kompleks kalium dioksalatodiakuokromat(III).
2. Terdapat dua cara pembuatan yaitu untuk isomer trans dengan melarutkan terlebih dahulu kedua reaktan secara terpisah, sedangkan untuk isomer cis dengan mencampurkan langsung kedua reaktan.
3. Uji kemurnian
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaAndrio Suwuh
Β
Dokumen tersebut membahas tentang percobaan pembuatan tembaga (I) oksida dari larutan tembaga (II) sulfat dengan menggunakan campuran natrium hidroksida dan kalium tartrat. Ketika glukosa ditambahkan ke dalam larutan biru yang dihasilkan, akan terbentuk endapan merah jingga yaitu tembaga (I) oksida.
Kompleksometri teknik kimia universitas sriwijaya palembang, sumatera selatan...Olika Adzalia
Β
Senyawa kompleks terdiri atas atom pusat yang dikelilingi ligan. Bilangan koordinasi menyatakan jumlah ligan yang terikat pada atom pusat. Titrasi kompleksometri memanfaatkan reaksi antara ligan dengan ion logam untuk menentukan kadar unsur tertentu. Indikator yang digunakan adalah indikator logam.
Dokumen tersebut membahas tentang katalis, yaitu zat yang mempercepat laju reaksi kimia tanpa ikut serta dalam reaksi. Dibahas pula tentang jenis, sifat, dan mekanisme kerja katalis serta faktor-faktor yang dapat menyebabkan deaktivasi katalis seperti peracunan, pengerakkan, dan penggumpalan.
Laporan praktikum ini membahas tentang pengujian kesadahan air dengan metode titrasi kompleksometri. Metode ini melibatkan pembentukan kompleks antara ion logam Ca2+ dan Mg2+ dengan EDTA sebagai titran. Titik akhir ditandai perubahan warna dari merah anggur menjadi biru. Hasil pengukuran kesadahan air dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesadahan air, yaitu air lunak, sedang, keras, atau sangat
Titrasi permanganometri digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan sampel dengan mengoksidasi zat tersebut menggunakan larutan kalium permanganat. Prinsipnya adalah reaksi redoks antara ion permanganat dengan bahan baku tertentu dalam suasana asam. Titrasi dilakukan dengan menambahkan larutan KMnO4 secara bertahap hingga terjadi perubahan warna, menunjukkan titik akhir reaksi.
Laporan praktikum ini menjelaskan percobaan untuk mengetahui pengaruh pelarut campuran terhadap kelarutan zat, yaitu kelarutan luminal dalam campuran air, alkohol, dan propilen glikol dengan berbagai perbandingan. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin besar kadar alkohol dalam campuran pelarut, semakin besar pula kelarutan luminal yang dicapai.
Laporan praktikum membuat larutan NaCl dan mengencerkan larutan air teh. Tujuannya adalah untuk membuat larutan dengan kemolaran tertentu dan mengubah konsentrasi larutan air teh dari pekat menjadi rendah. Hasilnya, larutan NaCl dapat dibuat dengan melarutkan NaCl padat menjadi cair dan larutan air teh dapat diubah konsentrasinya dengan pengenceran.
Laporan praktikum membuat larutan NaCl dan mengencerkan larutan air teh. Tujuannya adalah untuk membuat larutan dengan kemolaran tertentu dan mengubah konsentrasi larutan air teh dari pekat menjadi rendah. Hasilnya, larutan NaCl dapat dibuat dengan melarutkan NaCl padat menjadi cair dan larutan air teh dapat diubah konsentrasinya menjadi rendah dengan pengenceran.
Dokumen tersebut membahas tentang praktikum mengukur kerapatan larutan NaOH dengan mengencerkannya menjadi beberapa konsentrasi. Mahasiswa mengukur kerapatan larutan NaOH konsentrasi penuh dan beberapa pengencerannya menggunakan piknometer dan hidrometer, lalu menghitung nilai kerapatan dan kepekatan larutan. Dokumen ini juga menjelaskan teori kerapatan larutan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
Dokumen tersebut membahas tentang alkalimetri yang merupakan metode titrasi asam-basa dengan menggunakan larutan baku sekunder basa dan larutan baku primer asam. Metode ini digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan yang tidak diketahui melalui proses titrasi dengan menambahkan larutan standar sampai titik akhir.
Semoga salah satu contoh laporan titrasi berikut ini dapat membantu anda dalam melakukan percobaan titrasi. Dalam hal ini, kami melakukan titrasi pada cuka makan untuk menentukan kadar cuka makan yang sedang kami uji.
semoga dokumen ini berguna bagi anda. :)
please leave your thumb ^^
Semoga salah satu contoh laporan titrasi berikut ini dapat membantu anda dalam melakukan percobaan titrasi. Dalam hal ini, kami melakukan titrasi pada cuka makan untuk menentukan kadar cuka makan yang sedang kami uji.
semoga dokumen ini berguna bagi anda. :)
please leave your thumb ^^
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pHErnalia Rosita
Β
Berdasarkan dokumen tersebut, laporan praktikum kimia dasar membahas konsep analisis kuantitatif dan pengukuran pH melalui percobaan titrasi asam-basa untuk menentukan konsentrasi larutan yang diuji dengan menggunakan larutan standar dan indikator.
Laporan ini membahas pengaruh sifat koligatif larutan terhadap titik beku larutan, di mana diteliti pengaruh konsentrasi dan jenis zat terlarut terhadap penurunan titik beku. Hasilnya menunjukkan bahwa titik beku larutan elektrolit lebih rendah dibandingkan larutan non-elektrolit karena dapat terionisasi, dan semakin tinggi konsentrasi zat terlarut maka semakin besar penurunan titik bekun
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"ilmanafia13
Β
1. Laporan praktikum kimia dasar membahas pengenceran larutan alkohol 96% menjadi 70% dalam 100 ml dengan menambahkan aquades.
2. Proses pengenceran melibatkan perhitungan volume alkohol 96% dan aquades berdasarkan rumus M1V1=M2V2 untuk mendapatkan konsentrasi akhir 70%.
3. Hasil pengenceran menunjukkan bahwa alkohol 70% dapat digunakan sebagai antiseptik aman dan efe
1. Dini Tien Mutiara
240210140036
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 5.1 Hasil Pengamatan Pembuatan Larutan
Kel. Larutan Waktu Warna Aroma Endapan Kejernihan Bentuk Suhu
Berat atau
volume
1
NaCl Sebelum Bening Tidak berbau Tidak Ada Jernih Serbuk Ruang
4,019 gram
Sesudah Keruh Tidak berbau Ada Keruh Cair Menin
gkat
2
Alkohol
90%
Sebelum Bening Menyengat Tidak ada Jernih Cairan Ruang Alkohol=
20ml
Alkohol+P
P+KOH=
0,14 gram
Sesudah Pink Bening Menyengat Tidak ada Jernih Cairan Ruang
3
NaOH 5% Sebelum Putih Tidak berbau Tidak Ada Keruh Kristal Ruang
1,25 gram
Sesudah Bening Tidak berbau Tidak Ada Jernih Cairan Ruang
4
NaOH 0,1
N
Sebelum Putih Tidak berbau Tidak Ada Jernih Kristal Ruang
0,1191
gram
Sesudah Bening Tidak berbau Tidak Ada Jernih Cairan Ruang
5
Asam
Asetat 0.1
N
Sebelum Bening Asam Tidak ada Jernih Cairan Ruang
0,14 gram
Sesudah Bening Lebih Asam Tidak ada Jernih Cairan Ruang
6 NaCl Jenuh
Sebelum Putih Tidak Berbau Bentuk Padat Tidak Jernih Padat Ruang
8,9938
gram
Sesudah Bening Tidak Berbau Ada Jernih larutan Ruang
7 Alkohol Sebelum Bening Bau Tidak Ada Jernih Larutan Ruang 18,4200 ml
2. Dini Tien Mutiara
240210140036
70% Sesudah Pink Berbayang Bau Tidak Ada Jernih Larutan Ruang PP 3 tetes
8
NaOH 10% Sebelum Putih Tidak Berbau Bentuk Padat Tidak Jernih Padat Ruang
2,5820
gram
Sesudah Bening Tidak Berbau Tidak Ada Jernih Larutan Panas
9
NaOH 1 N Sebelum Putih Tidak Berbau Bentuk Padat Tidak Jernih Padat Ruang 1,0841
gram
Sesudah Bening Tidak Berbau Tidak Ada Jernih Larutan Ruang
10
Asam
Asetat
0,01N
Sebelum Bening Bau Asam Tidak Ada Jernih Larutan Ruang 0,0572 ml
Sesudah Bening Sedikit Bau Asam Tidak Ada Jernih Larutan Ruang
3. Dini Tien Mutiara
240210140036
Campuran homogen antara zat terlarut dengan pelarut yang komposisinya dapat
berbeda dinamakan dengan larutan. Dua komponen dalam larutan yaitu zat pelarut dan
zat terlarut. Zat pelarut atau solvent merupakann larutan yang ketika terbentuk keadaan
fisiknya tidak berubah, sedangkan zat terlarut atau solute merupakan komponen yang
dilarutkan dalam pelarut. Zat-zat pembentuk campuran homogen bercampur secara
merata, tidak dapat dibedakan, serba sama, tidak memiliki bidang batas, dan
mempunyai sifat yang sama pada seluruh bagian.
Bahan untuk membuat reagen dapat berupa padat maupun cair, oleh karena itu
tempat penyimpanannya perlu diperhatikan agar selalu dlam keadaan tertutup agar
menghindari bahan tersebut berjamur atau terkontaminasi dengan kondisi ruangan
disekitarnya sehingga dapat merubah sifat asli dari bahan itu sendiri. Selain itu
pendidihan aquades bertujuan untuk menghilangkan oksigen yang ada pada aquades
agar tidak bereaksi dengan masing-masing bahan yang akan dibuat larutan dengan
konsentrasi yang diinginkan.
Larutan yang akan dibuat pada praktikum kali ini adalah NaCl jenuh, Alkohol 95
% dan 70 %, NaOH 5 %, 10 %, 0, 1 N, dan 1 N, Asam Asetat 0, 1 N dan 0,01 N, dan
KOH 0, 1 N. Perbedaan larutan jenuh dan larutan tidak jenuh :
1. Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari
yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang
partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa
melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion
2. Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan
mengadakan kesetimbangan dengan solute padatnya. Atau dengan kata lain, larutan
yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan
konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp
berarti larutan tepat jenuh.
Setiap praktikum komposisi yang dibutuhkan untuk mereaksikan suatu zat
berbeda β beda tergantung pada kebutuhan praktikan. Dalam membuat suatu larutan
yang diinginkan terlebih dahulu harus dihitung normalitas atau molaritas dari larutan
tersebut agar diperoleh larutan yang sesuai dengan kebutuhan. Rumus perhitungan yang
biasa digunakan untuk menghitung besar konsentrasi suatu reagen atau larutan adalah :
4. Dini Tien Mutiara
240210140036
V1.N1 = V2.N2 M =
π
ππ
π₯
1000
v
Tidak sedikit bahan yang berbahaya ketika bekerja didalam laboratorium, karena
itu kita harus mengetahui standar keamanan dari bahan yang kita gunakan Material
Safety Data Sheet (MSDS) yang pada umumnya dikenal dengan βInformasi Data
Keamanan Bahanβ merupakan informasi mengenai cara pengendalian bahan kimia
berbahaya (B3), bisa diartikan juga lembar keselamatan bahan. Informasi MSDS ini
berisi tentang uraian umum bahan, sifat fisik, kimiawi, cara penggunaan, penyimpanan,
hingga pengelolaan bahan buangan.
Pada prinsipnya mengetahui dan menerapkan msds pada prinsipnya agar kita
tetap terjaga kesehatan dan keselamatan pada waktu bekerja menggunakan bahan kimia.
Selain itu fungsi MSDS adalah agar:
1. Mengetahui potensi bahan kimia
2. Menerapkan teknologi pengendalian dalam melindungi pekerja
3. Mengembangkan rencana pengelolaan bahan kimia di tempatg kerja
4. Merencanakan pelatihan pada kerja yang langsung kontak dengan B3
Dalam dunia kerja, baik di laboratorium maupun lapangan, komponen bahan
kimia berada dalam :
1. Bahan baku (starting material)
2. Bahan produk utama
3. Bahan produk samping
4. Bahan untuk analisis
5. Bahan buangan
Larutan NaCl Jenuh
NaCl memiliki peran yang sangat penting dalam tubuh, diantaranya fungsi NaCl
adalah berfungsi mengatur kontraksi otot, impuls saraf, tingkat air dan banyak hal
lainnya. Setiap sel dalam tubuh memerlukannya dan lidah memiliki reseptor yang
memberitahu otak saat garam telah memasuki mulut. Pembuatan NaCl jenuh adalah
dengan menimbang terlebih dahulu NaCl yang berbentuk padatan sebanyak
20,00000017 gram setelah itu masukkan sedikit demi sedikit ke dalam aquades 25 ml
sambil diaduk. Lakukan hingga NaCl tidak larut kemudian masukkan dalam labu ukur
5. Dini Tien Mutiara
240210140036
untuk dihomogenkan. Hitung berpa banyak naCl yang dibutuhkan dari 20,00000017
gram NaCl hingga terbentuk NaCl jenuh dengan ciri tidak larut.
20,00000017 β 15,981 = 4,01917 gram
Perubahan β perubahan yang terjadi selama proses pembuatan NaCl jenuh
adalah timbulnya endapan, berkurangnya kejernihan, dan suhu menjadi tinggi.
Timbulnya endapan diakibatkan reaksi elektrolisis yang terjadi pada NaCl. Menurut
literatur, reaksi elektrolisis garam NaCl menghasilkan endapan logam natrium di katoda
dan gelembung gas Cl2 di anoda. Berkurangnya kejernihan adalah akibat larutnya NaCl
dalam aquades. Pergerakan partikel zat menjadi lebih cepat dalam suhu tinggi dan dan
kontak antara terlarut dengan pelarut menjadi lebih sering dan lebih efektif serta
menyebabkan terlarut menjadi lebih mudah larut pada suhu tinggi.
Padatan NaCl ketika dilarutkan dalam aquades akan terurai sempurna menjadi
ion Na+
dan Cl-
. Proses pelarutan zat terjadi akibat adanya tarikan antarpartikel
komponen murni yang tergantikan dengan tarikan antara pelarut dan terlarut. Apabila
pelarut dan terlarut sama-sama memiliki sifat polar maka akan terbentuk suatu struktur
zat pelarut yang mengelilingi zat terlarut. Bila komponen terlarut ditambahkan terus-
menerus ke dalam pelarut, pada suatu titik, komponen terlarut yang ditambahkan tidak
akan dapat larut lagi. Ini berarti jumlah zat terlarut yang dapat larut dalam pelarut
tersebut sudah maksimal. Zat terlarut NaCl dapat terurai sempurna menjadi ion-ion,
maka dari itu NaCl termasuk dalam larutan elektrolit kuat. Proses pelarutan zat terjadi
akibat adanya tarikan antarpartikel komponen murni yang tergantikan dengan tarikan
antara pelarut dan terlarut. Apabila pelarut dan terlarut sama-sama memiliki sifat polar
maka akan terbentuk suatu struktur zat pelarut yang mengelilingi zat terlarut. Bila
komponen terlarut ditambahkan terus-menerus ke dalam pelarut, pada suatu titik,
komponen terlarut yang ditambahkan tidak akan dapat larut lagi. Ini berarti jumlah zat
terlarut yang dapat larut dalam pelarut tersebut sudah maksimal.
Berdasakan data MSDS, sifat fisik dan kimia dari NaCl adalah berbentuk solid
atau merupakan bubuk kristal padat, berbau sedikit, mempunyai cita rasa khas garam,
memiliki berat molekul: 58,44 g / mol, berwarna putih, memiliki pH netral yaitu 7, titik
didihnya yaitu 1413 Β° C (2575,4 Β° F), dan mempunyai titik leleh 801 Β° C (1473,8 Β° F).
NaCl mudah larut dalam air dingin dan air panas. NaCl juga larut dalam gliserol dan
6. Dini Tien Mutiara
240210140036
ammonia. Tetapi NaCl sangat sedikit larut dalam alkohol dan tidak larut dalam Asam
klorida.
Larutan Alkohol 95 % dan 70 %
Praktikum kali ini juga membuat larutan alkohol namun dalam konsentrasi yang
berbeda yaitu alkohol 95 % dan alkohol 70 %. Alasan pembuatan alkohol 95% netral
dan alkohol 70% netral tidak menggunakan alkohol 100% adalah karena tidak stabil dan
tidak dapat disimpan dalam botol reagen karena alkohol memiliki sifat mudah menguap.
Pembuatan larutan alkohol 95 % yaitu dengan menambahkan 5 tetes indicator
phenolftalen pada alkohol 95 % kemudian diteteskan KOH 0,1 N 3 tetes kemudian aduk
hingga berwarna pink.
Pembuatan larutan alcohol mengguanakan KOH yang sebelumnya juga dibuat
terlebih dahulu yaitu dengan masukkan KOH yang berbentuk padatan 0, 14 gram yang
sebelumnya dilakukan perhitungan terlebih dahulu, kemuadian larutkan dalam aquades
25 ml.
Untuk membuat larutan alkohol 70 % diperlukan perhitungan terlebih dahulu
untuk membuat larutan alkohol 70 % dalam 50 ml :
70%
95%
π₯ 25 ππ = 18,42 ml
Perhitungan diatas menunjukkan bahwa praktikan membutuhkan alcohol
sebanyak 18,42 ml unt7k membuat larutan alcohol 70 % kemudian ditambahkan
aquades 6,58 ml agar larutan menjadi 25 ml. Setelah itu teteskan 3 tetes indicator
phenolftalen kemudian aduk hingga berwarna pink.
Berdasarkan data MSDS, alkohol memiliki sifat fisik dan kimia antara lain yaitu
berbentuk cairan, memiliki bau khas alkohol, mempunyai rasa terbakar dan tajam. tidak
berwarna, memiliki pH netral, titik didih lebih dari 760
C (168,80
F), titik beku : -
113,840
C (-172,90
F), memiliki masa jenis : 0,789 β 0,806, tekanan uap : 5.7 kPa,
densitas : 1,59 β 1,62 dan tingkat penguapan : 1,7 Solubilitas. Alkohol 95% larut dalam
air dingin, air panas, methanol, dietil eter, dan aseton.
Larutan NaOH
Natrium hidroksida (NaOH) atau dikenal dengan larutan yang dpat
menyebabkan noda kuning pada kain atau kertas merupakan jenis basa logam kaustik
7. Dini Tien Mutiara
240210140036
yang terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida yang dilarutkan dalam air. Natrium
hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air.
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet,
serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Bila dibiarkan di udara akan cepat
menyerap karbondioksida dan bersifat lembab. NaOH juga sangat larut dalam air dan
akan melepaskan panas ketika dilarutkan.
Larutan NaOH yang dibuat dalam praktikum kali ini terdapat 4 macam yaitu
naoh konsentrasi 5 % dengan 10 % dan naoh dengan normalitas 0,1 N dan 1 N. langkah
pembuatannya yaitu dengan menimbang NaOH yang sebelumnya telah dihitung terlebih
dahulu agar mengetahui berapa banyak NaOH yang dibutuhkan untuk membuat larutan
tersebut. Setelah itu masukkan akuades sedikit demi sedikit, kemudian pindahkan ke
dalam labu ukur 25 ml dan tambahkan akuades hingga batas labu ukur. Penggunaan
labu ukur adalah untuk menghomogenkan larutan NaOH yang dibuat. Larutan NaOH
baik yang padat maupun yang Kristal menghasilkan larutan yang keruh dan tidak jernih.
Berdasarkan data dari MSDS, kelarutan NaOH mudah larut dalam air dan dalam
etanol tetapi tidak larut dalam eter. Titik leleh 318Β°C serta titik didih 1390Β°C. Sifat
kimia NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air. Senyawa ini sangat mudah
terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida. NaOH juga termasuk jenis ikatan
ionik kuat yang merupakan gabungan dari (Na+) + (OH-) sehingga selisih
elektronegatifnya lebih dari 2 dan larutannya merupakan elektrolit kuat karena
terionisasi sempurna pada air.
Larutan Asam Asetat
Asam Asetat adalah senyawa kimia dengan rumus molekul CH3COOH, berupa
cairan jernih tidak berwarna, berbau tajam, dan berasa asam. Bahan kimia ini memiliki
titik didih sekitar 117,9ο° C pada tekanan 1 atm, dan pada konsentrasi tinggi akan
menimbulkan korosi pada berbagai jenis logam. Larutan asam asetat dalam air
merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+
dan
CH3COO-
. Sifat-sifat kimia asam asetat dapat dilihat dari segi keasaman, dan dapat
digunakan sebagai pelarut. Asam asesat bersifat asam dikarenakan Atom hidrogen (H)
pada gugus karboksil (βCOOH) dalam asam karboksilat dapat dilepaskan sebagai ion
8. Dini Tien Mutiara
240210140036
H+
(proton), sehingga memberikan sifat asam. Asam asetat adalah asam lemah
monoprotik dengan nilai pKa=4.8. Basa konjugasinya adalah asetat (CH3COOβ
).
Asam asetat dapat digunakan sebagai pelarut protik hidrofilik (polar), mirip
seperti air dan etanol. Asam asetat memiliki konstanta dielektrik yang sedang yaitu 6.2
sehingga dapat melarutkan baik senyawa polar seperti garam anorganik dan gula
maupun senyawa non-polar seperti minyak dan unsur-unsur seperti sulfur dan iodin.
Asam asetat bercampur dengan mudah dengan pelarut polar atau nonpolar
lainnya seperti air, kloroform dan heksana. Sifat kelarutan dan kemudahan bercampur
dari asam asetat ini membuatnya digunakan secara luas dalam industri kimia. Selan itu,
Asam asetat bersifat korosif terhadap banyak logam seperti besi, magnesium, dan seng,
membentuk gas hidrogen dan garam-garam asetat (disebut logam asetat).
Pembuatan asam asetat 0, 1 N dan 0,01 N sebanyak 25 ml, yaitu pada
pembuatan asam asetat 0,01 N dengan menambahkan 0,057 ml asam asetat glasial 100
% kemudian masukkan dalam labu ukur seperti pembuatan larutan NaOH sebelumnya
yaitu labu ukur untuk menghomogenkan larutan asam asetat. Dalam larutan asam asetat
tidak terdapat endapan dan larutannya jernih.
9. Dini Tien Mutiara
240210140036
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6. 1 Kesimpulan
1. Adanya endapan merupakan tanda bahwa larutan sudah jenuh.
2. Proses pengenceran melibatkan pencampuran suatu larutan pekat dengan pelarut
tambahan untuk memberikan volume akhir yang lebih besar.
3. Tiap larutan mempunyai konsentrasi yang berbeda-beda, mempunyai fungsi dan
peranan yang berbeda-beda pula.
4. Normalitas yang diinginkan dapat diperoleh dengan mencampurkan bahan-
bahan tertentu dengan perbandingan yang tepat.
6.2 Saran
1. Pada saat melakukan prosedur pembuatan larutan, praktikan sudah dalam
keadaan siap dan jangan bermain-main dalam pembuatannya.
2. Perlakuan yang berbeda-beda pada setiap pembuatan larutan harus dicermati,
karena akan mempengaruhi hasil akhir.
10. Dini Tien Mutiara
240210140036
DAFTAR PUSTAKA
Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas & Struktur. Penerbit : Binarupa Aksara,
Jakarta.
HAM, Mulyono. 2006. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Penerbit : Bumi
Aksara, Jakarta
Kusnandar, Feri. 2010. Kimia Pangan Komponen Makro. Penerbit : Dian Rakyat,
Jakarta.
Underwood, dkk. 2002. Analisis Kimia Kuntitatif. Edisi keenam. Penerjemah Iis
Sopyan. Penerbit PT. Erlangga, Jakarta
11. Dini Tien Mutiara
240210140036
LAMPIRAN
1. Larutan NaCl jenuh
Kelompok 6 : 25 gram NaCl β 16,0474 gram NaCl = 8,9526 gram
Kelompok 1 : 25 gram NaCl β 20,984 gram NaCl = 4,016 gram
2. Alkohol
a. Alkohol 95%
Diukur 20 ml dan ditetesi PP serta KOH
b. Alkohol 70%
Pengenceran dari alkohol 95% :
95% Γ volume akuades = 70% Γ 25 ml akuades
Volume akuades = 18,42 ml
Kemudian ditetesi PP
3. Larutan NaOH
a. NaOH 5%
5% Γ 25 ml akuades = 1,25 gram NaOH dan ditimbang 1,25 gram
b. NaOH 10%
10% Γ 25 ml akuades = 2,5 gram NaOH dan ditimbang 2,5820 gram
c. NaOH 0,1 N
N = M Γ e
N = M Γ 1
N =
ππππ
ππ
Γ
1000
ππ
0,1 =
ππππ
40
Γ
1000
25
gram = 0,1 gram dan ditimbang 0,1191 gram
d. NaOH 1 N
N =
ππππ
ππ
Γ
1000
ππ
1 =
ππππ
40
Γ
1000
25
gram = 1 gram dan ditimbang 1,0841 gram
12. Dini Tien Mutiara
240210140036
4. Larutan Asam Asetat
a. Asam asetat 0,1 N
N =
% Γ 10 Γ π
ππ
N =
100% Γ 10 Γ 1,05
60,05
N = 17,48 N
V1 Γ N1 = V2 Γ N2
25 Γ 0,1 = V2 Γ 17,48
V2 = 0,14 ml dan diukur 0,14 ml
b. Asam asetat 0,01 N
N =
% Γ 10 Γ π
ππ
N =
100% Γ 10 Γ 1,05
60,05
N = 17,48 N
V1 Γ N1 = V2 Γ N2
100 Γ 0,01 = V2 Γ 17,48
V2 = 0,0572 ml dan diukur 0,0572 ml