SlideShare a Scribd company logo
BAB I
                             PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
              Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah proses untuk mematikan semua
     organisme yang terdapat pada suatu benda, sehingga didapatkan suatu
     kondisi yang bebas cemaran mikroorganisme. Dalam bidang mikrobiologi
     baik dalam pengerjaan penelitian, keadaan steril merupakan syarat utama
     berhasil atau tidaknya pekerjaan kita dilaboratorium. Pengetahuan tentang
     prinsip dasar sterilisasi sangat diperlukan untuk melakukan pekerjaan di
     bidang pangan dan medis. Cara sterilisasi banyak diperkenalkan, namun
     masih tetap digunakan cara-cara dan beberapa bahan seperti digunakan
     berabad lalu. Berdasar dari hal tersebut diatas, maka diadakanlah praktikum
     “Sterilisasi” ini guna memberikan pemahaman kepada kita tentang hal-hal
     yang berkaitan dengan sterilisasi serta menambah pengetahuan dan
     keterampilan kita tentang teknik atau tata cara sterilisasi dalam mikrobiologi.


B.   Tujuan
     Memahami berbagai macam prosedur sterilisasi.


C.   Manfaat
              Praktikan dapat mengetahui dan mampu melaksanakan berbagai
     macam prosedur sterilisasi.
BAB II
                               TINJAUAN PUSTAKA

        Yang dimaksud sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk
mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda
(Singleton dan Sainsbury, 2006). Menurut Irianto (2002) sterilisasi adalah
membebaskan tiap benda atau substansi dari semua kehidupan dalam bentuk
apapun.     Sterilisasi     dilakukan     bertujuan   mendapatkan        keadaan    steril.
Mikroorganisme      dapat     dimatikan    dengan     panas   (kalor),   gas-gas   seperti
formalsehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam-macam larutan kimia;
oleh sinar lembayung ultra atau sinar gama. Proses untuk menghancurkan semua
bentuk kehidupan juga disebut sterilisasi oleh Pelozar (1988). Suatu benda yang
steril, dipandang dari sudut mikrobiologi, artinya bebas dari mikroorganisme hidup.
Suatu benda atau substansi hanya dapat steril atau tidak sreril tidak akan mungkin
setengah steril atau hampir steril.


        Menurut Irianto (2002), sterilisasi dilakukan dalam 4 tahap, yaitu:
   1.   Pembersihan sebelum sterilisasi
   2. Pembungkusan
   3. Proses sterilisasi
   4. Penyimpanan yang aseptik.


        Jenis-jenis sterilisasi berdasarkan cara sterilisasi dapat dibedakan atas :
   1. Sterilisasi secara fisik
   2. Sterilisasi secara kimia
   3. Sterilisasi secara mekanik
   4. Sterilisasi secara gas mikroksida
   5. Sterilisasi dengan saringan membrane


        Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara
mekanik, fisik dan kimiawi.
   1. Sterilisasi secara mekanik ( filtrasi )
Yaitu sterilisasi dengan menggunakan Sesuatu saringan yang berpori
   sangat kecil ( 0.22 mikron atau 0,45 mikron ) sehingga mikroba tertahan
   pada saringan tersebut. Proses ini di tujukan untuk sterilisasi bahan yang
   sangat peka panas, misalnya : larutan enzim, vitamin, dan antibiotic. Namun,
   cara ini mempunyai kelemahan yaitu golongan virus mampu menembus filter
   atau saringan sterilisasi.
2. Sterilisasi secara fisik ( Pemanasan dan Penyinaran )
       Pemanasan
       Cara pemanasan dibagi menjadi 2, yaitu :
        a. Pemanasan         kering,   yaitu   proses   pemanasan   yang   tidak
             menggunakan air.
             Contoh : Membakar, Menggunakan udara panas ( oven )
        b. Pemanasan basah, yaitu proses pemanasan dengan menggunakan
             air.
             Contoh : Merebus, Uap air panas, Uap air panas bertekanan
       Penyinaran ( Radiasi )
       Beberapa sinar yang biasa digunakan dalam proses sterilisasi :
        a. Sinar Ultra Violet ( UV )
             Sinar ini mempunyai daya bakterisid yang tinggi sehingga biasa
             digunakan untuk mensterilkan ruangan. Contoh : Kamar bedah,
             Ruang pengisian obat dalam ampul dan flakon di industry farmasi,
             Ruang penanaman bakteri dalam media
        b. Sinar Gama
             Sinar ini mempunyai daya penetrasi yang lebih besar dari sinar X
             digunakan untuk mensterilkan material tebal. Contoh : Bungkusan
             alat-alat kedokteran, Paket makanan
        c.    Sinar Katoda
             Sinar ini digunakan untuk menghapus hama pada suhu kamar
             terhadap barang-barang yang telah dibungkus
3. Sterilisasi secara kimiawi ( cara khemis )
             Yaitu sterilisasi dengan menggunakan bahan kimia. Biasanya
   menggunakan senyawa disinfektan. Disinfektan adalah suatu bahan kimia
yang dpat membunuh sel-sel vegetative dari jasad renik. Prosesenya disebut
      disinfeksi.
          Zat-zat kimia yang bersifat disinfeksi :
          1) Fenol dan derivatnya sebagai desinfektan maupun antiseptic
          2) Alkohol, contoh : etanol 50-70 %
          3) Halogen beserta gugusnya, contoh : iodin ( menginfeksi kulit sebelum
              pembedahan), hypoklorit( sanitasi alat-alat rumah tangga )
          4) Logam berat, contoh : merkurochrom,mertiolat (antiseptic ), perak
              nitrat ( tetes mata pencegah penyakit mata pada bayi )
          5) Detergen
          6) Aldehid, contoh : formalin
          7) Gas sterilisator, digunakan untuk bahan atau alat yang tidak dapat
              disterilkan dengan panas tinggi atau dengan zat kimia cair. Pada
              proses ini material di sterilkan dengan gas etilen oksida pada suhu
              kamar.   Kelebihan    gas    tersebut   adalah   daya    sterilisasi   dan
              penetrasinya besar. Namun, kekurangannya adalah bersifat toksik
              dan mudah meledak.


      Menurut Atlas, R.M      (1946) pemilihan metode didasarkan pada sifat dan
bahan yang akan disterilisasi. Untuk mensterilisasikan peralatan dan bahan yang
digunakan untuk membuat media dapat dilakukan dengan cara :
   1. Sterilisasi dengan sistem pemanasan, yaitu dengan sistem :
      a. Basah, yaitu bahan yang digunakan harus dengan menggunakan uap air
          pada suhu tinggi, misalnya sterilisasi media dalam autoklaf.
      b. Kering, yaitu menggunakan dengan panas tinggi, misalnya sterilisasi ose
          dengan bunsen.
   2. Sterilisasi dengan sistem kimia, yaitu menggunakan bahan kimia tertentu,
      misalnya membersihkan meja dengan menggunakan alkohol.
   3. Sterilisasi dengan sistem filtrasi, yaitu mensterilkan bahan yang tidak tahan
      suhu tinggi, misalnya sterilisasi antibiotik dengan menggunakan filtrasi
      (penyaringan).
Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan
panas, bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Bila panas digunakan bersama-sama
dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembab atau sterilisasi basah, bila
tanpa kelembaban maka disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi panas
kering. Di pihak lain, sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas
atau radiasi. Pemilihan metode didasarkan pada sifat bahan yang akan disterilkan.
Metode sterilisasi yang umum digunakan secara rutin di laboratorium mikrobiologi
adalah yang menggunakan panas.
       Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoklaf atau sterilisator uap
yang mudah diangkat (portable) dengan menggunkan uap air jenuh bertekanan
pada suhu 121 oC selama 15 menit. Karena titik didih air menjadi 121 oC itu
disebabkan oleh tekanan 1 atmosfer pada ketinggian permukaan laut, maka daur
sterilisasi tersebut seringkali juga dinyatakan sebagai : 1 atm 15 menit. Pada tempat-
tempat yang lebih tingginya diperlukan tekanan lebih besar untuk mencapai suhu
121 oC. Karena itu daripada menyatakan besarnya tekanan, lebih baik menyatakan
bahwa keadaan steril dicapai dengan cara mempertahankan suhu 121 oC selama 15
menit (Cappuccino JG, Sherman N. 1983)
       Sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja yang
dapat ditembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu yang berkisar
antara 110 oC dan 121 oC. Bahan-bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini
antara lain medium biakan yang umum, air suling,peralatan laboratorium, biakan
yang akan dibuang, medium tercemar, dan bahan-bahan dari karet.
       Sterilisasi dengan menggunakan pemanasan basah, dapat dengan beberapa
cara perebusan, pemanasan dengan tekanan, tindalisasi dan pasteurisasi.
Perebusan dapat didalam air mendidih dengan suhu 1000C selama beberapa menit.
Pemanasan dengan tekanan dapat dilakukan dengan menggunakan autoklaf untuk
membunuh bakteri yang paling tahan panas. Spora yang paling tahan panas
akanmati pada suhu 1210C selama 15 menit. Tindalisasi dilakukan dengan cara
memanaskan medium atau larutan menggunakan uap selama satu jam tiap hari utuk
tiga hari berturut-turut. Waktu inkubasi diantara dua proses pemanasan sengaja
diadakan supaya spora dapat bergerminasi menjadi sel vegetatif sehingga mudah
dibunuh pada pemansan berikutnya. Pasteurisasi biasanya diakukan pada terhadap
susu. Proses ini dapat mencegah penyakit yang disebabkan oleh streptokoki grup A.
Pasteurisasi dilakukan pada suhu 650C selama 30 menit atau 720C selama 15 detik.
Setelah pasteurisasi, produk harus didinginkan untuk mencegah pertumbuhan
bakteri yang masih hidup (Fardiaz, 1992). Uap mengalir bebas diguakan dalam
tempat yang tidak tertutup rapat yang dapat menahan uap itu tanpa tertekan. Air
mendidih dan uap bebas tidak perbnah mencapai suhu lebih dari 1000C (2120F).
Uap bebas ini digunakan untuk mensterilisasi dengan menggunakan uap pada suhu
1000C yang dialirkan pada benda yang disterilkan untuk beberapa menit berkali-kali
(tiga sampai empat kali) dengan selang waktu 24 jam (Irianto, 2010).
       Ada 4 hal utama yang harus diingat bila melakukan sterilisasi basah :
   1. Sterilisasi bergantung pada uap, karena itu udara harus dikosongkan betul-
       betul dari ruang sterilisator.
   2. Semua bagian bahan yang disterilkan harus terkenai uap, karena itu tabung
       dan labu kosonga harus diletakkan dalam posisi tidur agar udara tidak
       terperangkap di dasarnya.
   3. Bahan-bahan yang berpori atau berbentuk cair harus permeabel terhadap
       uap.
   4. Suhu sebagaimana yang terukur oleh thermometer harus mencapai 121 oC
       dan dipertahankan stinggi itu 15 menit.


       Sterilisasi panas kering dapat diterapkan pada apa saja yang tidak merusak,
menyala, hangus, dan menguap pada suhu setinggi itu. Bahan-bahan yang biasa
disterilkan dengan cara ini antara lain pecah belah seperti pipet, tabung reaksi,
cawan petri dari kaca, botol sampel, juga peralatan seperti jarum suntik, dan bahan-
bahan yang tidak tembus uap seperti gliserin, minyak, vaselin, dan bahan-bahan
berupa bubuk. Bahan-bahan yang disterilkan harus dilindungi dengan cara
membungkus, menyumbat atau menaruhnya dalam suatu wadah tertutup untuk
mencegah kontaminasi setelah dikeluarkan dari oven (Hastuti, Utami Sri. 2008).
       Sterilisasi kering digunakan dalam sterilisasi alat-alat gelas dilaboratorium,
dimana digunakan oven dengan suhu 160-1800C selama 1,5-2 jam dengan sistem
udara statis. Praktik menggunakan oven yang dilengkapi dengan sirkulsai udara
panas, diperlukan waktu setengahnya karena aliran udara panas kealat-alat gelas
akan lebih efisien (Fardiaz, 1992). Sterilisaisi kering dapat dilakukan dengan cara
pemijaran, jilatan api, dan tanur uap panas. Pemijaran diterapkan pada ose ujung-
ujung pinset dan sudip logam. Jilatan apai diterapkan terhadap skalpel, jarum, mulut
tabung biakan, kaca objek, dan kaca penutup. Tanur uap panas digunakan dengan
suhu 160-1650C selama satu jam. Tanur uap panas diterapkan terhadap alat-alat
kering tebuat dari kaca seperti tabung reaksi, punggan petri, labu, pipet, pinset,
skalpel, gunting kapas hapus tenggorok, alat suntik dari kaca, juga diterapkan pada
bahan-bahan kering dalam tempat-tempat tertutup, bahan serbuk, lemak dan minyak
(Irianto, 2010).


         Beberapa istilah serta pengertian yang digunakan dalam pembicaraan
masalah       mematikan,       menghambat     pertumbuhan,      dan     menyingkirkan
mikroorganisme adalah sebagai berikut:
    1.   Sterilisasi
         Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau
         substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan
         mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme
         dapat dimatikan setempat (in situ) oleh panas (kalor), gas-gas seperti
         formaldehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam-macam
         larutan kimia; oleh sinar lembayung ultra atau sinar gamma. Mikroorganisme
         juga dapat disingkirkan secara mekanik oleh sentrifugasi kecepatan tinggi
         atau oleh filtrasi.
    2. Disinfeksi
         Disinfeksi berarti mematikan atau menyingkirkan organisme yang dapat
         menyebabkan infeksi. Meskipun dengan melakukan disinfeksi dapat tercapai
         keadaan steril, namun tidak seharusnya terkandung anti sterilisasi. Disinfeksi
         biasanya dilaksanakan dengan menggunakan zat-zat kimia seperti fenol,
         formaldehide, klor, iodium atau sublimat. Pada susu, disinfeksi (bukan
         sterilisasi) dilakukan dengan pasteurisasi. Pada umumnya disinfeksi
         dimaksudkan untuk mematikan sel-sel vegetatif yang lebih sensitif tetapi
         bukan spora-spora yang tahan panas.
    3. Desinfektan
         Disinfektan adalah bahan yang digunakan untuk melaksanakan disinfeksi.
         Seringkali sebagai sinonim digunakan istilah antiseptik, tetapi pengertian
disinfeksi dan disifektan biasanya ditujukan terhadap benda-benda mati,
   seperti lantai, piring, pakaian.
4. Antiseptika
   Antiseptika pada umumnya dimaksudkan bahan-bahan yang mematikan atau
   menghambat mikroorganisme, khususnya yang berkontak dengan tubuh
   tanpa mengakibatkan kerusakan besar pada jaringan. Untuk digunakan
   sebagai antiseptika, kebanyakan disinfektan terlalu dekstruktif terhadap
   jaringan.
5. Bakteriostatika
   Bakteriostatika, istilah ini mengandung arti mempunyai sifat menghambat
   multiplikasi, akan tetapi bila zat penghambat itu telah dihilangkan, maka
   multiplikasi dilanjutkan kembali.
6. Bakterisida
   Bakterisida adalah setiap zat atau agen yang dapat membunuh atau
   memusnahkan bakteri. Contoh yang lazim meliputi beberapa antibiotika,
   antiseptika, dan disinfektan.
7. Asepsis
   Dalam arti sempit asepsis menunjukkan pada keadaan dimana tidak adanya
   mikroorganisme dalam jaringan hidup atau dengan kata lain tidak ada sepsis
   (pembusukan). Tetapi istilah asepsis biasanya digunakan untuk teknik
   pengerjaan dalam menghindarkan adanya mikroorganisme yang tidak
   dikehendaki terdapat dalam lingkungan pengamatan itu (Burdon, 1969).
BAB III
              METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A.   Bahan – Bahan
     -      Aquades
     -      Alcohol 70%
     -      Kapas
     -      Aluminium Foil
     -      Kertas Kraft / Kertas Coklat
     -      Plastik
     -      Benang


B.   Alat – Alat
     -      Autoclaft
     -      Tabung Reaksi
     -      Erlenmeyer
     -      Petridish
     -      Semprotan
     -      Gunting


C.   Gambar Alat
     No.           Nama Alat                 Gambar
     1.    Autoclaft
2.   Tabung Reaksi




3.   Erlenmeyer




4.   Cawan Petridish
5.   Semprotan




6.   Gunting
D.   Cara Kerja
     -        Sterilisasi Dengan Autoclaft
                      Menyiapkan alat-alat yang akan disterilisasi :
                                  5 Tabung Reaksi
                                      5 Petridish
                                    2 Erlenmeyer


                      Mencuci alat-alat sampai bersih & keringkan


                 Menyemprot peralatan dengan alkohol 70% & keringkan



            Sumbat tabung reaksi & erlenmeyer dengan kapas & aluminium foil



         Membungkus tabung reaksi, petridish dan erlenmeyer dengan kertas kraft


         Membungkus tiap masing-masing jenis alat dengan plastik & ikat dengan
                                     benang


                   Mengisi autoclaft dengan air sampai dekat angsang


               Memasukkan peralatan yang akan disterikan pada autoclaft


                  Menutup autoclaft & mengencangkan uril penutupnya


                           Membuka kran pengeluaran uap air


            Mengatur waktu yang diinginkan untuk sterilisasi (121°C;30 menit)
                                & menghidupkan alat


                           Menutup kran pengeluaran uap air


                        Menunggu sampai waktu & tekanan turun



                     Mengeluarkan alat-alat peralatan dari autoclaft


                menyimpan+memisahkan peralatan yang telah disterilisasi
                              dari peralatan lainnya
-        Sterilisasi Dengan Oven
              Menyiapkan alat-alat yang akan disterilisasi :
                          5 Tabung Reaksi
                              5 Petridish
                            2 Erlenmeyer


              Mencuci alat-alat sampai bersih & keringkan


         Menyemprot peralatan dengan alkohol 70% & keringkan



          Sumbat tabung reaksi & erlenmeyer dengan kapas
    Memasukkan pipet kedalam wadah yang tersedia / bungkus dengan
                           alumunium foil


                  Memasukkan alat-alat kedalam oven


                       Menutup oven dengan baik


               Mengatur tombol pengatur waktu dan suhu
                       (170 – 180°C;15 menit)


               Menunggu sampai suhu dalam oven turun


                    Membuka oven dengan hati-hati


           Mengeluarkan peralatan yang sudah steril dari oven


        menyimpan+memisahkan peralatan yang telah disterilisasi
               dari peralatan lainnya yang belum steril
BAB IV
                                   PEMBAHASAN

       Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk membebaskan
setiap benda atau substansi dari kontaminasi apapun dengan cara mematikan
semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda, menurut Singleton
dan Sainsbury (2006) serta Irianto (2002). Sterilisasi dilakukan bertujuan untuk
mendapatkan keadaan steril dari benda atau substansi. Mikroorganisme dapat
dimatikan   dengan      berbagai   metode,     diantaranya    adalah   metode      mekanis
(penyaringan), metode fisik (pemanasan dan penyinaran) dan metode khemis. Suatu
benda yang steril, dipandang dari sudut mikrobiologi, artinya bebas dari
mikroorganisme hidup. Suatu benda atau substansi hanya dapat steril atau tidak
sreril tidak akan mungkin setengah steril atau hampir steril.
       Tujuan utama untuk dapat mematikan, menyingkirkan, atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme dalam persiapan alat adalah diantaranya sebagai
berikut:
       1. Untuk mencegah infeksi pada manusia, hewan piaraan, dan tumbuhan.
       2. Untuk mencegah makanan dan lain-lain komoditi menjadi rusak.
       3. Untuk mencegah gangguan kontaminasi terhadap mikroorganisme yang
            digunakan    dalam     industri,   hasilnya   tergantung   pada     kemurnian
            penggunaan biakan murni.
       4. Untuk       mencegah kontaminasi        bahan-bahan yang       dipakai    dalam
            pengerjaan biakan murni di laboratorium (diagnosis, penelitian, industri),
            sehingga pengamatan tentang pertumbuhan satu organisme pada
            medium      pembiakan       khusus     atau      pada   hewan       percobaan
            membingungkan karena adanya organisme lain yang tumbuh.
       Sterilisasi biasanya dipergunakan untuk berbagai macam tujuan kegiatan,
contohnya seperti :
       1. Sterilisasi produk pangan dalam kaleng, botol, dan kemasan lain.
       2. Sterilisasi media cair dan nutrien untuk industry bioteknologi misalnya
            obat-obatan dan enzim.
       3. Sterilisasi bioreaktor dengan alat pengendali dan pemonitor.
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara
mekanik, fisik dan kimiawi:
   1. Sterilisasi secara mekanik ( filtrasi )
               Yaitu sterilisasi yang dilakukan biasanya adalah untuk bahan-bahan
       yang tidak tahan atau peka terhadap panas, misalnya larutan enzim, vitamin,
       dan antibiotic. Sterilisasi mekanik ini dilakukan dengan cara penyaringan
       menggunakan sesuatu saringan yang berpori sangat kecil ( 0.22 mikron atau
       0,45 mikron ) sehingga dapat menahan mikroorganisme pada saringan
       tersebut. Cara kerja saringan seperti itu hampir selalu rumit. Mikroorganisme
       sebagian tertahan oleh pori-pori saringan yang berukuran kecil sebagian
       jerapan pada dinding pori selama melalui saringan tersebut. Pentingnya
       adsorpsi ini terbukti dari mikroorganisme yang tertahan secara efektif
       walaupun diameter rata-rata pori-porinya agak lebih besar daripada ukuran
       rata-rata sel-sel yang tertinggal. Sterilisasi dengan penyaringan bergantung
       pada satu pembatasan teoritis yang pokok. Karena virus mempunyai ukuran
       lebih kecil daripada dimensi molekul protein yang besar, organisme itu tidak
       perlu tertahan oleh saringan yang dapat menahan mikroorganisme seluler
       dari yang terkecil sekalipun. Akibatnya, tidak pernah mungkin akan merasa
       pasti bahwa cara penyaringan yang membuat sesuatu larutan bebas bakteri
       akan juga bebas dari virus. Karena golongan virus mampu menembus filter /
       saringan sterilisasi.
   2. Sterilisasi secara kimiawi ( cara khemis )
               Yaitu sterilisasi dengan menggunakan bahan kimia. Biasanya
       menggunakan senyawa disinfektan. Disinfektan adalah suatu bahan kimia
       yang dpat membunuh sel-sel vegetative dari jasad renik. Prosesenya disebut
       disinfeksi.
               Zat-zat kimia yang bersifat disinfeksi :
               1) Fenol dan derivatnya sebagai desinfektan maupun antiseptic
               2) Alkohol, contoh : etanol 50-70 %
               3) Halogen beserta gugusnya, contoh : iodin (menginfeksi kulit
                     sebelum pembedahan), hypoklorit (sanitasi alat-alat rumah
                     tangga)
4) Logam berat, contoh : merkurochrom,mertiolat (antiseptic ), perak
               nitrat ( tetes mata pencegah penyakit mata pada bayi )
          5) Detergen
          6) Aldehid, contoh : formalin
          7) Gas sterilisator, digunakan untuk bahan atau alat yang tidak dapat
               disterilkan dengan panas tinggi atau dengan zat kimia cair. Pada
               proses ini material di sterilkan dengan gas etilen oksida pada
               suhu kamar. Kelebihan gas tersebut adalah daya sterilisasi dan
               penetrasinya besar. Namun, kekurangannya adalah bersifat toksik
               dan mudah meledak.
3. Sterilisasi secara fisik ( Pemanasan dan Penyinaran )
          Penyinaran ( Radiasi )
          Beberapa sinar yang biasa digunakan dalam proses sterilisasi :
          1. Sinar Ultra Violet ( UV )
                      Sinar ini mempunyai daya bakterisida yang tinggi sehingga
               biasa digunakan untuk mensterilkan ruangan. Contoh : Kamar
               bedah, Ruang pengisian obat dalam ampul dan flakon di industry
               farmasi, Ruang penanaman bakteri dalam media
          2. Sinar Gama
                      Sinar ini mempunyai daya penetrasi yang lebih besar dari
               sinar X digunakan untuk mensterilkan material tebal. Contoh :
               Bungkusan alat-alat kedokteran, Paket makanan
          3.   Sinar Katoda
                      Sinar ini digunakan untuk menghapus hama pada suhu
               kamar terhadap barang-barang yang telah dibungkus
          Pemanasan
          Cara pemanasan dibagi menjadi 2, yaitu :
          a. Pemanasan kering
                      Adalah merupakan sterilisasi panas kering yang dapat
               diterapkan pada apa saja yang tidak mudah rusak, menyala,
               hangus, dan menguap pada suhu sekitar 160 – 180 °C itu. Karena
               pemanasan secara kering merupakan proses pemanasan yang
               tidak menggunakan air. Bahan-bahan yang biasa disterilkan
dengan cara ini antara lain pecah belah seperti pipet, tabung
  reaksi, Erlenmeyer, cawan petri dari kaca, botol sampel, juga
  peralatan seperti jarum suntik, dan bahan-bahan yang tidak
  tembus uap seperti gliserin, minyak, vaselin, dan bahan-bahan
  berupa bubuk. Bahan-bahan yang disterilkan harus dilindungi
  dengan cara membungkus, menyumbat atau menaruhnya dalam
  suatu wadah tertutup untuk mencegah kontaminasi setelah
  dikeluarkan dari oven, menurut literatur Utami Sri Hastuti (2008).
          Sterilisasi kering digunakan dalam sterilisasi alat-alat gelas
  dilaboratorium, dimana digunakan oven dengan suhu 160 – 180
  0
   C selama 1,5-2 jam dengan sistem udara statis. Praktik
  menggunakan oven yang dilengkapi dengan sirkulsai udara
  panas, diperlukan waktu setengahnya karena aliran udara panas
  kealat-alat gelas akan lebih efisien (Fardiaz, 1992). Sterilisaisi
  kering dapat dilakukan dengan cara pembakaran dengan oven,
  pemijaran, jilatan api, dan tanur uap panas. Pemijaran diterapkan
  pada ose ujung-ujung pinset dan sudip logam. Jilatan api
  diterapkan terhadap skalpel, jarum, mulut tabung biakan, kaca
  objek, dan kaca penutup. Tanur uap panas digunakan dengan
  suhu 160-1650C selama satu jam. Tanur uap panas diterapkan
  terhadap alat-alat kering tebuat dari kaca seperti tabung reaksi,
  punggan petri, labu, pipet, pinset, skalpel, gunting kapas hapus
  tenggorok, alat suntik dari kaca, juga diterapkan pada bahan-
  bahan kering dalam tempat-tempat tertutup, bahan serbuk, lemak
  dan minyak.
b. Pemanasan basah
          Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoklaf atau
  sterilisator   uap   yang   mudah    diangkat    (portable)   dengan
  menggunakan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121oC dengan
  tekanan 1 atmosfer selama 15 menit. Pada tempat-tempat yang
  lebih tingginya diperlukan tekanan lebih besar untuk mencapai
  suhu 121 oC. Karena itu lebih baik mempertahankan keadaan
steril dengan cara mempertahankan suhu 121 oC selama 15
menit.
         Sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan
bahan apa saja yang dapat ditembus uap air dan tidak rusak bila
dipanaskan dengan suhu tinggi tersebut. Bahan-bahan yang biasa
disterilkan dengan cara ini antara lain medium biakan yang umum,
air suling, peralatan laboratorium, biakan yang akan dibuang,
medium tercemar, dan bahan-bahan dari karet.
         Sterilisasi dengan menggunakan pemanasan basah, dapat
dengan beberapa cara perebusan, pemanasan dengan tekanan
ataupun uap air, tindalisasi dan pasteurisasi. Perebusan dapat
didalam air mendidih dengan suhu 1000C selama beberapa menit.
Pemanasan       dengan   tekanan    dapat    dilakukan   dengan
menggunakan autoklaf untuk membunuh bakteri yang paling
tahan panas. Spora yang paling tahan panas akan mati pada
suhu 1210C selama 15 menit. Tindalisasi dilakukan dengan cara
memanaskan medium atau larutan menggunakan uap selama
satu jam tiap hari utuk tiga hari berturut-turut. Waktu inkubasi
diantara dua proses pemanasan sengaja diadakan supaya spora
dapat bergerminasi menjadi sel vegetatif sehingga mudah
dibunuh pada pemansan berikutnya. Pasteurisasi biasanya
diakukan pada terhadap susu. Proses ini dapat mencegah
penyakit yang disebabkan oleh streptokoki grup A. Pasteurisasi
dilakukan pada suhu 650C selama 30 menit atau 720C selama 15
detik. Setelah pasteurisasi, produk harus didinginkan untuk
mencegah pertumbuhan bakteri yang masih hidup. Uap mengalir
bebas digunakan dalam tempat yang tidak tertutup rapat yang
dapat menahan uap itu tanpa tertekan. Air mendidih dan uap
bebas tidak pernah mencapai suhu lebih dari 1000C (2120F). Uap
bebas ini digunakan untuk mensterilisasi dengan menggunakan
uap pada suhu 1000C yang dialirkan pada benda yang disterilkan
untuk beberapa menit berkali-kali (tiga sampai empat kali) dengan
selang waktu 24 jam.
Dan dalam praktikum kali ini yang praktikan lakukan untuk pelaksanaan
praktikum sterilisasi adalah menggunakan cara pemanasan basah dengan
menggunakan autoclaft atau sterilisasi uap dengan menggunakan uap air jenuh
bertekanan. Untuk persiapan pelaksanaan praktikum, semua peralatan laboratorium
yaitu tabung reaksi, Erlenmeyer, cawan Petridis yang akan dipergunakan terlebih
dahulu dicuci sampai bersih dan dikeringkan, kemudian disemprot dengan alcohol
70% dan keringkan. Kemudian untuk tabung reaksi dan erlenmeyer terlebih dahulu
disumbat dengan kapas sebelum di bungkus dengan kertas kraft atau kertas coklat.
Lalu peralatan laboratorium tersebut dibungkus dengan plastic untuk setiap jenis
peralatannya. Masukkan kedalam autoclaft yang telah terlebih dahulu diisi air, alat-
alat tersebut dengan suhu 121°C; 1 atm selama 30 menit. Setelah proses sterilisasi
dengan autoclaft tersebut selesai, keluarkan peralatan tersebut dari autoclaft setelah
menunggu turunnya tekanan menjadi 0 dan agak dingin. Lalu pisahkan antara
peralatan yang telah disterilisasi dengan peralatan yang belum disterilisasi.
BAB V
                             KESIMPULAN

1. Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk membebaskan
   setiap benda atau substansi dari kontaminasi apapun dengan cara
   mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu
   benda, dengan tujuan untuk mendapatkan keadaan steril dari benda atau
   substansi.
2. Prinsip-prinsip untuk melakukan sterilisasi ada 3 yaitu,
   a. Sterilisasi mekanik, dengan cara penyaringan.
   b. Sterilisasi fisik, dengan cara:
   -   Pemanasan, secara kering dengan menggunakan oven dan basah
       dengan menggunakan autoclaft.
   -   Penyinaran, dapat dilakukan dengan menggunakan sinar UV, gama dan
       katoda.
   c. Sterilisasi kimiawi, dengan cara penambahan zat-zat kimia yang bersifat
       desinfektan.
DAFTAR PUSTAKA

       Atlas,R.M.1946.Handbook Of Microbiological Media 3th Edition.CRC Press:
Amerika.
       Cappuccino JG, Sherman N. 1983. Microbiology A Laboratory Manual. State
University of New York, Rocklagd Community Collage : New York.
       Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta.
       Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
       Hastuti, Utami Sri. 2008. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Universitas Negeri
Malang : Malang.
       Irianto, Koes.2002. Mikrobiologi Jilid 1. Yrama Widya : Bandung
       Irianto, K. 2010. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid I. Yrama
Widya: Bandung.
       Pelozar, Michael J,et al. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi Terjemahan. UI
Press: Jakarta.
       Singleton dan Sainsbury, 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular
Biology 3rd Edition. John Wiley and Sons Inc. Sussex : England.

More Related Content

What's hot

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERILAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
Amphie Yuurisman
 
Pewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode KleinPewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode Klein
Auliabcd
 
makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...
makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...
makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...
Pujiati Puu
 
Konsep dasar sterilisasi (rischa)
Konsep dasar sterilisasi (rischa)Konsep dasar sterilisasi (rischa)
Konsep dasar sterilisasi (rischa)
stikesby kebidanan
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanawd_amaliah
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
Laode Syawal Fapet
 
Laporan isolasi bakteri
Laporan isolasi bakteriLaporan isolasi bakteri
Laporan isolasi bakteri
Janex Shikamaru
 
Teknik bekerja secara aseptik
Teknik bekerja secara aseptikTeknik bekerja secara aseptik
Teknik bekerja secara aseptik
Farida Lukmi
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan air
PT. SASA
 
Sterilisasi Mikrobiologi
Sterilisasi MikrobiologiSterilisasi Mikrobiologi
Sterilisasi Mikrobiologi
Aji Sanjaya
 
Pembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairPembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cair
Tidar University
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikrobaMifta Rahmat
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Rukmana Suharta
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Dian Khairunnisa
 
Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Okta Yosiana Dewi
 
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit AgarMedia BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
シズカ 近松
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Rukmana Suharta
 
SALEP, KRIM, DAN PASTA
SALEP, KRIM, DAN PASTASALEP, KRIM, DAN PASTA
SALEP, KRIM, DAN PASTA
Robby Candra Purnama
 
Laporan praktikum farmakologi ld 50
Laporan praktikum farmakologi ld 50Laporan praktikum farmakologi ld 50
Laporan praktikum farmakologi ld 50
Siska Hermawati
 

What's hot (20)

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERILAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
 
Pewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode KleinPewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode Klein
 
makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...
makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...
makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...
 
Metabolisme mikrobial
Metabolisme mikrobialMetabolisme mikrobial
Metabolisme mikrobial
 
Konsep dasar sterilisasi (rischa)
Konsep dasar sterilisasi (rischa)Konsep dasar sterilisasi (rischa)
Konsep dasar sterilisasi (rischa)
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhana
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
 
Laporan isolasi bakteri
Laporan isolasi bakteriLaporan isolasi bakteri
Laporan isolasi bakteri
 
Teknik bekerja secara aseptik
Teknik bekerja secara aseptikTeknik bekerja secara aseptik
Teknik bekerja secara aseptik
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan air
 
Sterilisasi Mikrobiologi
Sterilisasi MikrobiologiSterilisasi Mikrobiologi
Sterilisasi Mikrobiologi
 
Pembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairPembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cair
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
 
Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum
 
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit AgarMedia BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
 
SALEP, KRIM, DAN PASTA
SALEP, KRIM, DAN PASTASALEP, KRIM, DAN PASTA
SALEP, KRIM, DAN PASTA
 
Laporan praktikum farmakologi ld 50
Laporan praktikum farmakologi ld 50Laporan praktikum farmakologi ld 50
Laporan praktikum farmakologi ld 50
 

Viewers also liked

Sterilisasi
SterilisasiSterilisasi
Sterilisasi
Nasrudin Asyifak
 
Makalah sterilisasi dan disinfeksi
Makalah sterilisasi dan disinfeksi Makalah sterilisasi dan disinfeksi
Makalah sterilisasi dan disinfeksi
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Let's study evaporator.
Let's study evaporator.Let's study evaporator.
Let's study evaporator.
Gayuh Kinanthi Almira Altifa
 
Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)
Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)
Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)
Pipi Haqiqi
 
Laporan praktikum mikrobiologi
Laporan praktikum mikrobiologiLaporan praktikum mikrobiologi
Laporan praktikum mikrobiologiasriantiii
 
Bioreaktor
BioreaktorBioreaktor
Bioreaktor
indirahayu
 
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasiSterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasiEllie Sirait
 
Falling film evaporator
Falling film evaporatorFalling film evaporator
Falling film evaporatorIffa M.Nisa
 
Apakah autoclave anda sudah berfungsi dengan baik dan benar
Apakah autoclave anda sudah berfungsi dengan baik dan benarApakah autoclave anda sudah berfungsi dengan baik dan benar
Apakah autoclave anda sudah berfungsi dengan baik dan benarLabIndustri
 
Jenis Timbangan
Jenis TimbanganJenis Timbangan
Jenis Timbangan
Fransiska Baringbing
 
Makalah sterilisasi
Makalah sterilisasiMakalah sterilisasi
Makalah sterilisasi
Septian Muna Barakati
 
autoclave
autoclaveautoclave
autoclave
cumipaus
 
Pengukuran Waktu, Berat, Sudut, dan Suhu
Pengukuran Waktu, Berat, Sudut, dan SuhuPengukuran Waktu, Berat, Sudut, dan Suhu
Pengukuran Waktu, Berat, Sudut, dan SuhuDesy Aryanti
 
Makalah sterilisasi dan desinfeksi
Makalah sterilisasi dan desinfeksiMakalah sterilisasi dan desinfeksi
Makalah sterilisasi dan desinfeksi
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Pembuatan Media Agar
Pembuatan Media AgarPembuatan Media Agar
Pembuatan Media Agardinmaul
 
Penggunaan Alat dan Strilisasi
Penggunaan Alat dan StrilisasiPenggunaan Alat dan Strilisasi
Penggunaan Alat dan Strilisasidinmaul
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptisITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptisFransiska Puteri
 

Viewers also liked (20)

Sterilisasi
SterilisasiSterilisasi
Sterilisasi
 
Makalah sterilisasi dan disinfeksi
Makalah sterilisasi dan disinfeksi Makalah sterilisasi dan disinfeksi
Makalah sterilisasi dan disinfeksi
 
Mikrobiologi sterilisasi
Mikrobiologi sterilisasiMikrobiologi sterilisasi
Mikrobiologi sterilisasi
 
Let's study evaporator.
Let's study evaporator.Let's study evaporator.
Let's study evaporator.
 
Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)
Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)
Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)
 
Laporan praktikum mikrobiologi
Laporan praktikum mikrobiologiLaporan praktikum mikrobiologi
Laporan praktikum mikrobiologi
 
Bioreaktor
BioreaktorBioreaktor
Bioreaktor
 
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasiSterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
 
Falling film evaporator
Falling film evaporatorFalling film evaporator
Falling film evaporator
 
Apakah autoclave anda sudah berfungsi dengan baik dan benar
Apakah autoclave anda sudah berfungsi dengan baik dan benarApakah autoclave anda sudah berfungsi dengan baik dan benar
Apakah autoclave anda sudah berfungsi dengan baik dan benar
 
Jenis Timbangan
Jenis TimbanganJenis Timbangan
Jenis Timbangan
 
Makalah sterilisasi
Makalah sterilisasiMakalah sterilisasi
Makalah sterilisasi
 
ALAT UKUR MASSA & WAKTU
ALAT UKUR MASSA & WAKTUALAT UKUR MASSA & WAKTU
ALAT UKUR MASSA & WAKTU
 
autoclave
autoclaveautoclave
autoclave
 
Pengukuran Waktu, Berat, Sudut, dan Suhu
Pengukuran Waktu, Berat, Sudut, dan SuhuPengukuran Waktu, Berat, Sudut, dan Suhu
Pengukuran Waktu, Berat, Sudut, dan Suhu
 
Makalah sterilisasi dan desinfeksi
Makalah sterilisasi dan desinfeksiMakalah sterilisasi dan desinfeksi
Makalah sterilisasi dan desinfeksi
 
Pembuatan Media Agar
Pembuatan Media AgarPembuatan Media Agar
Pembuatan Media Agar
 
Penggunaan Alat dan Strilisasi
Penggunaan Alat dan StrilisasiPenggunaan Alat dan Strilisasi
Penggunaan Alat dan Strilisasi
 
Jenis alat ukur berat
Jenis alat ukur beratJenis alat ukur berat
Jenis alat ukur berat
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptisITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
 

Similar to Lapres sterilisasi

Peranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidanPeranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidan
Septian Muna Barakati
 
Peranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidanPeranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidan
Septian Muna Barakati
 
Makalah setralisasi
Makalah setralisasiMakalah setralisasi
Makalah setralisasi
Septian Muna Barakati
 
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)itatriewahyuni
 
Makalah keterampilan dasar kebidanan keperawatan (kdk) tentang sterilisasi, d...
Makalah keterampilan dasar kebidanan keperawatan (kdk) tentang sterilisasi, d...Makalah keterampilan dasar kebidanan keperawatan (kdk) tentang sterilisasi, d...
Makalah keterampilan dasar kebidanan keperawatan (kdk) tentang sterilisasi, d...
Warung Bidan
 
Makalah study bpm kebidanan dasar
Makalah study bpm  kebidanan dasar Makalah study bpm  kebidanan dasar
Makalah study bpm kebidanan dasar
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatanMakalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
8 STERILISASI.ppt
8 STERILISASI.ppt8 STERILISASI.ppt
8 STERILISASI.ppt
ShakilaDwiBahtiar
 
Sterilisasi alat dan media fix
Sterilisasi alat dan media fixSterilisasi alat dan media fix
Sterilisasi alat dan media fix
MaldiALKahfi
 
Sterilisasi n desinfeksi
Sterilisasi n desinfeksiSterilisasi n desinfeksi
Sterilisasi n desinfeksi
Operator Warnet Vast Raha
 
aldin praktikum 3
aldin praktikum 3aldin praktikum 3
aldin praktikum 3
aldin15
 

Similar to Lapres sterilisasi (20)

Makalah mikrobilogi
Makalah mikrobilogiMakalah mikrobilogi
Makalah mikrobilogi
 
Peranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidanPeranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidan
 
Peranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidanPeranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidan
 
Peranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidanPeranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidan
 
Sterilisasi
SterilisasiSterilisasi
Sterilisasi
 
Makalah setralisasi
Makalah setralisasiMakalah setralisasi
Makalah setralisasi
 
Makalah setralisasi
Makalah setralisasiMakalah setralisasi
Makalah setralisasi
 
Makalah setralisasi
Makalah setralisasiMakalah setralisasi
Makalah setralisasi
 
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)
 
Sterilisasi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Sterilisasi AKBID PARAMATA KAB. MUNA Sterilisasi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Sterilisasi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
 
Makalah keterampilan dasar kebidanan keperawatan (kdk) tentang sterilisasi, d...
Makalah keterampilan dasar kebidanan keperawatan (kdk) tentang sterilisasi, d...Makalah keterampilan dasar kebidanan keperawatan (kdk) tentang sterilisasi, d...
Makalah keterampilan dasar kebidanan keperawatan (kdk) tentang sterilisasi, d...
 
Makalah study bpm kebidanan dasar
Makalah study bpm  kebidanan dasar Makalah study bpm  kebidanan dasar
Makalah study bpm kebidanan dasar
 
tugas 2
tugas 2tugas 2
tugas 2
 
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatanMakalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
 
8 STERILISASI.ppt
8 STERILISASI.ppt8 STERILISASI.ppt
8 STERILISASI.ppt
 
Sterilisator
SterilisatorSterilisator
Sterilisator
 
Sterilisator
SterilisatorSterilisator
Sterilisator
 
Sterilisasi alat dan media fix
Sterilisasi alat dan media fixSterilisasi alat dan media fix
Sterilisasi alat dan media fix
 
Sterilisasi n desinfeksi
Sterilisasi n desinfeksiSterilisasi n desinfeksi
Sterilisasi n desinfeksi
 
aldin praktikum 3
aldin praktikum 3aldin praktikum 3
aldin praktikum 3
 

Recently uploaded

Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 

Recently uploaded (20)

Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 

Lapres sterilisasi

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada suatu benda, sehingga didapatkan suatu kondisi yang bebas cemaran mikroorganisme. Dalam bidang mikrobiologi baik dalam pengerjaan penelitian, keadaan steril merupakan syarat utama berhasil atau tidaknya pekerjaan kita dilaboratorium. Pengetahuan tentang prinsip dasar sterilisasi sangat diperlukan untuk melakukan pekerjaan di bidang pangan dan medis. Cara sterilisasi banyak diperkenalkan, namun masih tetap digunakan cara-cara dan beberapa bahan seperti digunakan berabad lalu. Berdasar dari hal tersebut diatas, maka diadakanlah praktikum “Sterilisasi” ini guna memberikan pemahaman kepada kita tentang hal-hal yang berkaitan dengan sterilisasi serta menambah pengetahuan dan keterampilan kita tentang teknik atau tata cara sterilisasi dalam mikrobiologi. B. Tujuan Memahami berbagai macam prosedur sterilisasi. C. Manfaat Praktikan dapat mengetahui dan mampu melaksanakan berbagai macam prosedur sterilisasi.
  • 2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Yang dimaksud sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda (Singleton dan Sainsbury, 2006). Menurut Irianto (2002) sterilisasi adalah membebaskan tiap benda atau substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Sterilisasi dilakukan bertujuan mendapatkan keadaan steril. Mikroorganisme dapat dimatikan dengan panas (kalor), gas-gas seperti formalsehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam-macam larutan kimia; oleh sinar lembayung ultra atau sinar gama. Proses untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan juga disebut sterilisasi oleh Pelozar (1988). Suatu benda yang steril, dipandang dari sudut mikrobiologi, artinya bebas dari mikroorganisme hidup. Suatu benda atau substansi hanya dapat steril atau tidak sreril tidak akan mungkin setengah steril atau hampir steril. Menurut Irianto (2002), sterilisasi dilakukan dalam 4 tahap, yaitu: 1. Pembersihan sebelum sterilisasi 2. Pembungkusan 3. Proses sterilisasi 4. Penyimpanan yang aseptik. Jenis-jenis sterilisasi berdasarkan cara sterilisasi dapat dibedakan atas : 1. Sterilisasi secara fisik 2. Sterilisasi secara kimia 3. Sterilisasi secara mekanik 4. Sterilisasi secara gas mikroksida 5. Sterilisasi dengan saringan membrane Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. 1. Sterilisasi secara mekanik ( filtrasi )
  • 3. Yaitu sterilisasi dengan menggunakan Sesuatu saringan yang berpori sangat kecil ( 0.22 mikron atau 0,45 mikron ) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini di tujukan untuk sterilisasi bahan yang sangat peka panas, misalnya : larutan enzim, vitamin, dan antibiotic. Namun, cara ini mempunyai kelemahan yaitu golongan virus mampu menembus filter atau saringan sterilisasi. 2. Sterilisasi secara fisik ( Pemanasan dan Penyinaran ) Pemanasan Cara pemanasan dibagi menjadi 2, yaitu : a. Pemanasan kering, yaitu proses pemanasan yang tidak menggunakan air. Contoh : Membakar, Menggunakan udara panas ( oven ) b. Pemanasan basah, yaitu proses pemanasan dengan menggunakan air. Contoh : Merebus, Uap air panas, Uap air panas bertekanan Penyinaran ( Radiasi ) Beberapa sinar yang biasa digunakan dalam proses sterilisasi : a. Sinar Ultra Violet ( UV ) Sinar ini mempunyai daya bakterisid yang tinggi sehingga biasa digunakan untuk mensterilkan ruangan. Contoh : Kamar bedah, Ruang pengisian obat dalam ampul dan flakon di industry farmasi, Ruang penanaman bakteri dalam media b. Sinar Gama Sinar ini mempunyai daya penetrasi yang lebih besar dari sinar X digunakan untuk mensterilkan material tebal. Contoh : Bungkusan alat-alat kedokteran, Paket makanan c. Sinar Katoda Sinar ini digunakan untuk menghapus hama pada suhu kamar terhadap barang-barang yang telah dibungkus 3. Sterilisasi secara kimiawi ( cara khemis ) Yaitu sterilisasi dengan menggunakan bahan kimia. Biasanya menggunakan senyawa disinfektan. Disinfektan adalah suatu bahan kimia
  • 4. yang dpat membunuh sel-sel vegetative dari jasad renik. Prosesenya disebut disinfeksi. Zat-zat kimia yang bersifat disinfeksi : 1) Fenol dan derivatnya sebagai desinfektan maupun antiseptic 2) Alkohol, contoh : etanol 50-70 % 3) Halogen beserta gugusnya, contoh : iodin ( menginfeksi kulit sebelum pembedahan), hypoklorit( sanitasi alat-alat rumah tangga ) 4) Logam berat, contoh : merkurochrom,mertiolat (antiseptic ), perak nitrat ( tetes mata pencegah penyakit mata pada bayi ) 5) Detergen 6) Aldehid, contoh : formalin 7) Gas sterilisator, digunakan untuk bahan atau alat yang tidak dapat disterilkan dengan panas tinggi atau dengan zat kimia cair. Pada proses ini material di sterilkan dengan gas etilen oksida pada suhu kamar. Kelebihan gas tersebut adalah daya sterilisasi dan penetrasinya besar. Namun, kekurangannya adalah bersifat toksik dan mudah meledak. Menurut Atlas, R.M (1946) pemilihan metode didasarkan pada sifat dan bahan yang akan disterilisasi. Untuk mensterilisasikan peralatan dan bahan yang digunakan untuk membuat media dapat dilakukan dengan cara : 1. Sterilisasi dengan sistem pemanasan, yaitu dengan sistem : a. Basah, yaitu bahan yang digunakan harus dengan menggunakan uap air pada suhu tinggi, misalnya sterilisasi media dalam autoklaf. b. Kering, yaitu menggunakan dengan panas tinggi, misalnya sterilisasi ose dengan bunsen. 2. Sterilisasi dengan sistem kimia, yaitu menggunakan bahan kimia tertentu, misalnya membersihkan meja dengan menggunakan alkohol. 3. Sterilisasi dengan sistem filtrasi, yaitu mensterilkan bahan yang tidak tahan suhu tinggi, misalnya sterilisasi antibiotik dengan menggunakan filtrasi (penyaringan).
  • 5. Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Bila panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembab atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembaban maka disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi panas kering. Di pihak lain, sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi. Pemilihan metode didasarkan pada sifat bahan yang akan disterilkan. Metode sterilisasi yang umum digunakan secara rutin di laboratorium mikrobiologi adalah yang menggunakan panas. Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoklaf atau sterilisator uap yang mudah diangkat (portable) dengan menggunkan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121 oC selama 15 menit. Karena titik didih air menjadi 121 oC itu disebabkan oleh tekanan 1 atmosfer pada ketinggian permukaan laut, maka daur sterilisasi tersebut seringkali juga dinyatakan sebagai : 1 atm 15 menit. Pada tempat- tempat yang lebih tingginya diperlukan tekanan lebih besar untuk mencapai suhu 121 oC. Karena itu daripada menyatakan besarnya tekanan, lebih baik menyatakan bahwa keadaan steril dicapai dengan cara mempertahankan suhu 121 oC selama 15 menit (Cappuccino JG, Sherman N. 1983) Sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja yang dapat ditembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu yang berkisar antara 110 oC dan 121 oC. Bahan-bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini antara lain medium biakan yang umum, air suling,peralatan laboratorium, biakan yang akan dibuang, medium tercemar, dan bahan-bahan dari karet. Sterilisasi dengan menggunakan pemanasan basah, dapat dengan beberapa cara perebusan, pemanasan dengan tekanan, tindalisasi dan pasteurisasi. Perebusan dapat didalam air mendidih dengan suhu 1000C selama beberapa menit. Pemanasan dengan tekanan dapat dilakukan dengan menggunakan autoklaf untuk membunuh bakteri yang paling tahan panas. Spora yang paling tahan panas akanmati pada suhu 1210C selama 15 menit. Tindalisasi dilakukan dengan cara memanaskan medium atau larutan menggunakan uap selama satu jam tiap hari utuk tiga hari berturut-turut. Waktu inkubasi diantara dua proses pemanasan sengaja diadakan supaya spora dapat bergerminasi menjadi sel vegetatif sehingga mudah dibunuh pada pemansan berikutnya. Pasteurisasi biasanya diakukan pada terhadap susu. Proses ini dapat mencegah penyakit yang disebabkan oleh streptokoki grup A.
  • 6. Pasteurisasi dilakukan pada suhu 650C selama 30 menit atau 720C selama 15 detik. Setelah pasteurisasi, produk harus didinginkan untuk mencegah pertumbuhan bakteri yang masih hidup (Fardiaz, 1992). Uap mengalir bebas diguakan dalam tempat yang tidak tertutup rapat yang dapat menahan uap itu tanpa tertekan. Air mendidih dan uap bebas tidak perbnah mencapai suhu lebih dari 1000C (2120F). Uap bebas ini digunakan untuk mensterilisasi dengan menggunakan uap pada suhu 1000C yang dialirkan pada benda yang disterilkan untuk beberapa menit berkali-kali (tiga sampai empat kali) dengan selang waktu 24 jam (Irianto, 2010). Ada 4 hal utama yang harus diingat bila melakukan sterilisasi basah : 1. Sterilisasi bergantung pada uap, karena itu udara harus dikosongkan betul- betul dari ruang sterilisator. 2. Semua bagian bahan yang disterilkan harus terkenai uap, karena itu tabung dan labu kosonga harus diletakkan dalam posisi tidur agar udara tidak terperangkap di dasarnya. 3. Bahan-bahan yang berpori atau berbentuk cair harus permeabel terhadap uap. 4. Suhu sebagaimana yang terukur oleh thermometer harus mencapai 121 oC dan dipertahankan stinggi itu 15 menit. Sterilisasi panas kering dapat diterapkan pada apa saja yang tidak merusak, menyala, hangus, dan menguap pada suhu setinggi itu. Bahan-bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini antara lain pecah belah seperti pipet, tabung reaksi, cawan petri dari kaca, botol sampel, juga peralatan seperti jarum suntik, dan bahan- bahan yang tidak tembus uap seperti gliserin, minyak, vaselin, dan bahan-bahan berupa bubuk. Bahan-bahan yang disterilkan harus dilindungi dengan cara membungkus, menyumbat atau menaruhnya dalam suatu wadah tertutup untuk mencegah kontaminasi setelah dikeluarkan dari oven (Hastuti, Utami Sri. 2008). Sterilisasi kering digunakan dalam sterilisasi alat-alat gelas dilaboratorium, dimana digunakan oven dengan suhu 160-1800C selama 1,5-2 jam dengan sistem udara statis. Praktik menggunakan oven yang dilengkapi dengan sirkulsai udara panas, diperlukan waktu setengahnya karena aliran udara panas kealat-alat gelas akan lebih efisien (Fardiaz, 1992). Sterilisaisi kering dapat dilakukan dengan cara pemijaran, jilatan api, dan tanur uap panas. Pemijaran diterapkan pada ose ujung-
  • 7. ujung pinset dan sudip logam. Jilatan apai diterapkan terhadap skalpel, jarum, mulut tabung biakan, kaca objek, dan kaca penutup. Tanur uap panas digunakan dengan suhu 160-1650C selama satu jam. Tanur uap panas diterapkan terhadap alat-alat kering tebuat dari kaca seperti tabung reaksi, punggan petri, labu, pipet, pinset, skalpel, gunting kapas hapus tenggorok, alat suntik dari kaca, juga diterapkan pada bahan-bahan kering dalam tempat-tempat tertutup, bahan serbuk, lemak dan minyak (Irianto, 2010). Beberapa istilah serta pengertian yang digunakan dalam pembicaraan masalah mematikan, menghambat pertumbuhan, dan menyingkirkan mikroorganisme adalah sebagai berikut: 1. Sterilisasi Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat dimatikan setempat (in situ) oleh panas (kalor), gas-gas seperti formaldehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam-macam larutan kimia; oleh sinar lembayung ultra atau sinar gamma. Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara mekanik oleh sentrifugasi kecepatan tinggi atau oleh filtrasi. 2. Disinfeksi Disinfeksi berarti mematikan atau menyingkirkan organisme yang dapat menyebabkan infeksi. Meskipun dengan melakukan disinfeksi dapat tercapai keadaan steril, namun tidak seharusnya terkandung anti sterilisasi. Disinfeksi biasanya dilaksanakan dengan menggunakan zat-zat kimia seperti fenol, formaldehide, klor, iodium atau sublimat. Pada susu, disinfeksi (bukan sterilisasi) dilakukan dengan pasteurisasi. Pada umumnya disinfeksi dimaksudkan untuk mematikan sel-sel vegetatif yang lebih sensitif tetapi bukan spora-spora yang tahan panas. 3. Desinfektan Disinfektan adalah bahan yang digunakan untuk melaksanakan disinfeksi. Seringkali sebagai sinonim digunakan istilah antiseptik, tetapi pengertian
  • 8. disinfeksi dan disifektan biasanya ditujukan terhadap benda-benda mati, seperti lantai, piring, pakaian. 4. Antiseptika Antiseptika pada umumnya dimaksudkan bahan-bahan yang mematikan atau menghambat mikroorganisme, khususnya yang berkontak dengan tubuh tanpa mengakibatkan kerusakan besar pada jaringan. Untuk digunakan sebagai antiseptika, kebanyakan disinfektan terlalu dekstruktif terhadap jaringan. 5. Bakteriostatika Bakteriostatika, istilah ini mengandung arti mempunyai sifat menghambat multiplikasi, akan tetapi bila zat penghambat itu telah dihilangkan, maka multiplikasi dilanjutkan kembali. 6. Bakterisida Bakterisida adalah setiap zat atau agen yang dapat membunuh atau memusnahkan bakteri. Contoh yang lazim meliputi beberapa antibiotika, antiseptika, dan disinfektan. 7. Asepsis Dalam arti sempit asepsis menunjukkan pada keadaan dimana tidak adanya mikroorganisme dalam jaringan hidup atau dengan kata lain tidak ada sepsis (pembusukan). Tetapi istilah asepsis biasanya digunakan untuk teknik pengerjaan dalam menghindarkan adanya mikroorganisme yang tidak dikehendaki terdapat dalam lingkungan pengamatan itu (Burdon, 1969).
  • 9. BAB III METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM A. Bahan – Bahan - Aquades - Alcohol 70% - Kapas - Aluminium Foil - Kertas Kraft / Kertas Coklat - Plastik - Benang B. Alat – Alat - Autoclaft - Tabung Reaksi - Erlenmeyer - Petridish - Semprotan - Gunting C. Gambar Alat No. Nama Alat Gambar 1. Autoclaft
  • 10. 2. Tabung Reaksi 3. Erlenmeyer 4. Cawan Petridish
  • 11. 5. Semprotan 6. Gunting
  • 12. D. Cara Kerja - Sterilisasi Dengan Autoclaft Menyiapkan alat-alat yang akan disterilisasi : 5 Tabung Reaksi 5 Petridish 2 Erlenmeyer Mencuci alat-alat sampai bersih & keringkan Menyemprot peralatan dengan alkohol 70% & keringkan Sumbat tabung reaksi & erlenmeyer dengan kapas & aluminium foil Membungkus tabung reaksi, petridish dan erlenmeyer dengan kertas kraft Membungkus tiap masing-masing jenis alat dengan plastik & ikat dengan benang Mengisi autoclaft dengan air sampai dekat angsang Memasukkan peralatan yang akan disterikan pada autoclaft Menutup autoclaft & mengencangkan uril penutupnya Membuka kran pengeluaran uap air Mengatur waktu yang diinginkan untuk sterilisasi (121°C;30 menit) & menghidupkan alat Menutup kran pengeluaran uap air Menunggu sampai waktu & tekanan turun Mengeluarkan alat-alat peralatan dari autoclaft menyimpan+memisahkan peralatan yang telah disterilisasi dari peralatan lainnya
  • 13. - Sterilisasi Dengan Oven Menyiapkan alat-alat yang akan disterilisasi : 5 Tabung Reaksi 5 Petridish 2 Erlenmeyer Mencuci alat-alat sampai bersih & keringkan Menyemprot peralatan dengan alkohol 70% & keringkan Sumbat tabung reaksi & erlenmeyer dengan kapas Memasukkan pipet kedalam wadah yang tersedia / bungkus dengan alumunium foil Memasukkan alat-alat kedalam oven Menutup oven dengan baik Mengatur tombol pengatur waktu dan suhu (170 – 180°C;15 menit) Menunggu sampai suhu dalam oven turun Membuka oven dengan hati-hati Mengeluarkan peralatan yang sudah steril dari oven menyimpan+memisahkan peralatan yang telah disterilisasi dari peralatan lainnya yang belum steril
  • 14. BAB IV PEMBAHASAN Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk membebaskan setiap benda atau substansi dari kontaminasi apapun dengan cara mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda, menurut Singleton dan Sainsbury (2006) serta Irianto (2002). Sterilisasi dilakukan bertujuan untuk mendapatkan keadaan steril dari benda atau substansi. Mikroorganisme dapat dimatikan dengan berbagai metode, diantaranya adalah metode mekanis (penyaringan), metode fisik (pemanasan dan penyinaran) dan metode khemis. Suatu benda yang steril, dipandang dari sudut mikrobiologi, artinya bebas dari mikroorganisme hidup. Suatu benda atau substansi hanya dapat steril atau tidak sreril tidak akan mungkin setengah steril atau hampir steril. Tujuan utama untuk dapat mematikan, menyingkirkan, atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme dalam persiapan alat adalah diantaranya sebagai berikut: 1. Untuk mencegah infeksi pada manusia, hewan piaraan, dan tumbuhan. 2. Untuk mencegah makanan dan lain-lain komoditi menjadi rusak. 3. Untuk mencegah gangguan kontaminasi terhadap mikroorganisme yang digunakan dalam industri, hasilnya tergantung pada kemurnian penggunaan biakan murni. 4. Untuk mencegah kontaminasi bahan-bahan yang dipakai dalam pengerjaan biakan murni di laboratorium (diagnosis, penelitian, industri), sehingga pengamatan tentang pertumbuhan satu organisme pada medium pembiakan khusus atau pada hewan percobaan membingungkan karena adanya organisme lain yang tumbuh. Sterilisasi biasanya dipergunakan untuk berbagai macam tujuan kegiatan, contohnya seperti : 1. Sterilisasi produk pangan dalam kaleng, botol, dan kemasan lain. 2. Sterilisasi media cair dan nutrien untuk industry bioteknologi misalnya obat-obatan dan enzim. 3. Sterilisasi bioreaktor dengan alat pengendali dan pemonitor.
  • 15. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi: 1. Sterilisasi secara mekanik ( filtrasi ) Yaitu sterilisasi yang dilakukan biasanya adalah untuk bahan-bahan yang tidak tahan atau peka terhadap panas, misalnya larutan enzim, vitamin, dan antibiotic. Sterilisasi mekanik ini dilakukan dengan cara penyaringan menggunakan sesuatu saringan yang berpori sangat kecil ( 0.22 mikron atau 0,45 mikron ) sehingga dapat menahan mikroorganisme pada saringan tersebut. Cara kerja saringan seperti itu hampir selalu rumit. Mikroorganisme sebagian tertahan oleh pori-pori saringan yang berukuran kecil sebagian jerapan pada dinding pori selama melalui saringan tersebut. Pentingnya adsorpsi ini terbukti dari mikroorganisme yang tertahan secara efektif walaupun diameter rata-rata pori-porinya agak lebih besar daripada ukuran rata-rata sel-sel yang tertinggal. Sterilisasi dengan penyaringan bergantung pada satu pembatasan teoritis yang pokok. Karena virus mempunyai ukuran lebih kecil daripada dimensi molekul protein yang besar, organisme itu tidak perlu tertahan oleh saringan yang dapat menahan mikroorganisme seluler dari yang terkecil sekalipun. Akibatnya, tidak pernah mungkin akan merasa pasti bahwa cara penyaringan yang membuat sesuatu larutan bebas bakteri akan juga bebas dari virus. Karena golongan virus mampu menembus filter / saringan sterilisasi. 2. Sterilisasi secara kimiawi ( cara khemis ) Yaitu sterilisasi dengan menggunakan bahan kimia. Biasanya menggunakan senyawa disinfektan. Disinfektan adalah suatu bahan kimia yang dpat membunuh sel-sel vegetative dari jasad renik. Prosesenya disebut disinfeksi. Zat-zat kimia yang bersifat disinfeksi : 1) Fenol dan derivatnya sebagai desinfektan maupun antiseptic 2) Alkohol, contoh : etanol 50-70 % 3) Halogen beserta gugusnya, contoh : iodin (menginfeksi kulit sebelum pembedahan), hypoklorit (sanitasi alat-alat rumah tangga)
  • 16. 4) Logam berat, contoh : merkurochrom,mertiolat (antiseptic ), perak nitrat ( tetes mata pencegah penyakit mata pada bayi ) 5) Detergen 6) Aldehid, contoh : formalin 7) Gas sterilisator, digunakan untuk bahan atau alat yang tidak dapat disterilkan dengan panas tinggi atau dengan zat kimia cair. Pada proses ini material di sterilkan dengan gas etilen oksida pada suhu kamar. Kelebihan gas tersebut adalah daya sterilisasi dan penetrasinya besar. Namun, kekurangannya adalah bersifat toksik dan mudah meledak. 3. Sterilisasi secara fisik ( Pemanasan dan Penyinaran ) Penyinaran ( Radiasi ) Beberapa sinar yang biasa digunakan dalam proses sterilisasi : 1. Sinar Ultra Violet ( UV ) Sinar ini mempunyai daya bakterisida yang tinggi sehingga biasa digunakan untuk mensterilkan ruangan. Contoh : Kamar bedah, Ruang pengisian obat dalam ampul dan flakon di industry farmasi, Ruang penanaman bakteri dalam media 2. Sinar Gama Sinar ini mempunyai daya penetrasi yang lebih besar dari sinar X digunakan untuk mensterilkan material tebal. Contoh : Bungkusan alat-alat kedokteran, Paket makanan 3. Sinar Katoda Sinar ini digunakan untuk menghapus hama pada suhu kamar terhadap barang-barang yang telah dibungkus Pemanasan Cara pemanasan dibagi menjadi 2, yaitu : a. Pemanasan kering Adalah merupakan sterilisasi panas kering yang dapat diterapkan pada apa saja yang tidak mudah rusak, menyala, hangus, dan menguap pada suhu sekitar 160 – 180 °C itu. Karena pemanasan secara kering merupakan proses pemanasan yang tidak menggunakan air. Bahan-bahan yang biasa disterilkan
  • 17. dengan cara ini antara lain pecah belah seperti pipet, tabung reaksi, Erlenmeyer, cawan petri dari kaca, botol sampel, juga peralatan seperti jarum suntik, dan bahan-bahan yang tidak tembus uap seperti gliserin, minyak, vaselin, dan bahan-bahan berupa bubuk. Bahan-bahan yang disterilkan harus dilindungi dengan cara membungkus, menyumbat atau menaruhnya dalam suatu wadah tertutup untuk mencegah kontaminasi setelah dikeluarkan dari oven, menurut literatur Utami Sri Hastuti (2008). Sterilisasi kering digunakan dalam sterilisasi alat-alat gelas dilaboratorium, dimana digunakan oven dengan suhu 160 – 180 0 C selama 1,5-2 jam dengan sistem udara statis. Praktik menggunakan oven yang dilengkapi dengan sirkulsai udara panas, diperlukan waktu setengahnya karena aliran udara panas kealat-alat gelas akan lebih efisien (Fardiaz, 1992). Sterilisaisi kering dapat dilakukan dengan cara pembakaran dengan oven, pemijaran, jilatan api, dan tanur uap panas. Pemijaran diterapkan pada ose ujung-ujung pinset dan sudip logam. Jilatan api diterapkan terhadap skalpel, jarum, mulut tabung biakan, kaca objek, dan kaca penutup. Tanur uap panas digunakan dengan suhu 160-1650C selama satu jam. Tanur uap panas diterapkan terhadap alat-alat kering tebuat dari kaca seperti tabung reaksi, punggan petri, labu, pipet, pinset, skalpel, gunting kapas hapus tenggorok, alat suntik dari kaca, juga diterapkan pada bahan- bahan kering dalam tempat-tempat tertutup, bahan serbuk, lemak dan minyak. b. Pemanasan basah Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoklaf atau sterilisator uap yang mudah diangkat (portable) dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121oC dengan tekanan 1 atmosfer selama 15 menit. Pada tempat-tempat yang lebih tingginya diperlukan tekanan lebih besar untuk mencapai suhu 121 oC. Karena itu lebih baik mempertahankan keadaan
  • 18. steril dengan cara mempertahankan suhu 121 oC selama 15 menit. Sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja yang dapat ditembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu tinggi tersebut. Bahan-bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini antara lain medium biakan yang umum, air suling, peralatan laboratorium, biakan yang akan dibuang, medium tercemar, dan bahan-bahan dari karet. Sterilisasi dengan menggunakan pemanasan basah, dapat dengan beberapa cara perebusan, pemanasan dengan tekanan ataupun uap air, tindalisasi dan pasteurisasi. Perebusan dapat didalam air mendidih dengan suhu 1000C selama beberapa menit. Pemanasan dengan tekanan dapat dilakukan dengan menggunakan autoklaf untuk membunuh bakteri yang paling tahan panas. Spora yang paling tahan panas akan mati pada suhu 1210C selama 15 menit. Tindalisasi dilakukan dengan cara memanaskan medium atau larutan menggunakan uap selama satu jam tiap hari utuk tiga hari berturut-turut. Waktu inkubasi diantara dua proses pemanasan sengaja diadakan supaya spora dapat bergerminasi menjadi sel vegetatif sehingga mudah dibunuh pada pemansan berikutnya. Pasteurisasi biasanya diakukan pada terhadap susu. Proses ini dapat mencegah penyakit yang disebabkan oleh streptokoki grup A. Pasteurisasi dilakukan pada suhu 650C selama 30 menit atau 720C selama 15 detik. Setelah pasteurisasi, produk harus didinginkan untuk mencegah pertumbuhan bakteri yang masih hidup. Uap mengalir bebas digunakan dalam tempat yang tidak tertutup rapat yang dapat menahan uap itu tanpa tertekan. Air mendidih dan uap bebas tidak pernah mencapai suhu lebih dari 1000C (2120F). Uap bebas ini digunakan untuk mensterilisasi dengan menggunakan uap pada suhu 1000C yang dialirkan pada benda yang disterilkan untuk beberapa menit berkali-kali (tiga sampai empat kali) dengan selang waktu 24 jam.
  • 19. Dan dalam praktikum kali ini yang praktikan lakukan untuk pelaksanaan praktikum sterilisasi adalah menggunakan cara pemanasan basah dengan menggunakan autoclaft atau sterilisasi uap dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan. Untuk persiapan pelaksanaan praktikum, semua peralatan laboratorium yaitu tabung reaksi, Erlenmeyer, cawan Petridis yang akan dipergunakan terlebih dahulu dicuci sampai bersih dan dikeringkan, kemudian disemprot dengan alcohol 70% dan keringkan. Kemudian untuk tabung reaksi dan erlenmeyer terlebih dahulu disumbat dengan kapas sebelum di bungkus dengan kertas kraft atau kertas coklat. Lalu peralatan laboratorium tersebut dibungkus dengan plastic untuk setiap jenis peralatannya. Masukkan kedalam autoclaft yang telah terlebih dahulu diisi air, alat- alat tersebut dengan suhu 121°C; 1 atm selama 30 menit. Setelah proses sterilisasi dengan autoclaft tersebut selesai, keluarkan peralatan tersebut dari autoclaft setelah menunggu turunnya tekanan menjadi 0 dan agak dingin. Lalu pisahkan antara peralatan yang telah disterilisasi dengan peralatan yang belum disterilisasi.
  • 20. BAB V KESIMPULAN 1. Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk membebaskan setiap benda atau substansi dari kontaminasi apapun dengan cara mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda, dengan tujuan untuk mendapatkan keadaan steril dari benda atau substansi. 2. Prinsip-prinsip untuk melakukan sterilisasi ada 3 yaitu, a. Sterilisasi mekanik, dengan cara penyaringan. b. Sterilisasi fisik, dengan cara: - Pemanasan, secara kering dengan menggunakan oven dan basah dengan menggunakan autoclaft. - Penyinaran, dapat dilakukan dengan menggunakan sinar UV, gama dan katoda. c. Sterilisasi kimiawi, dengan cara penambahan zat-zat kimia yang bersifat desinfektan.
  • 21. DAFTAR PUSTAKA Atlas,R.M.1946.Handbook Of Microbiological Media 3th Edition.CRC Press: Amerika. Cappuccino JG, Sherman N. 1983. Microbiology A Laboratory Manual. State University of New York, Rocklagd Community Collage : New York. Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta. Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Hastuti, Utami Sri. 2008. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Universitas Negeri Malang : Malang. Irianto, Koes.2002. Mikrobiologi Jilid 1. Yrama Widya : Bandung Irianto, K. 2010. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid I. Yrama Widya: Bandung. Pelozar, Michael J,et al. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi Terjemahan. UI Press: Jakarta. Singleton dan Sainsbury, 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular Biology 3rd Edition. John Wiley and Sons Inc. Sussex : England.