Dialam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai macam sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologinya, sifat dan kemampuan biokimiawinya.
Dalam mempelajari mikroba tidak bias dilakukan secara kasat mata. Sedangkan dalam suatu lokasi yang menurut manusia sudah cukup kecil, disanan masih terdapat bakteri dalam jumlah besar dan juga bermacam–macam jenisnya. Selain itu, di alam mikrobia pada umumnya tidak hidup tersendiri sebagai individu tunggal dan terlepas dari spesies yang lain, Mikroba lebih sering ditemukan dalam bentuk koloni dan bersama-sama dengan mikroba yang lain
Di alam terdapat banyak bakteri dimana bakteri tersebut memiliki kemampuan untuk berkembang dan memperbanyak diri. Selain di alam, bakteri juga dapat kita kembangbiakkan dengan menggunakan media buatan agar tetap hidup sebagai koloni tunggal. Bakteri yang berperan sebagai koloni tunggal tersebut dapat dimanfaatkan secara lebih dibandingkan bakteri yang terdapat di alam.
Pengembangbiakan bakteri dilakukan dengan menanamkannya pada suatu media tertentu. Media tersebut dapat berupa media alami, semi alami (semi sintetik) maupun sintetik tergantung karakteristik bakterinya. Secara umum, bakteri dapat tumbuh dan berkembang pada suatu media yang memiliki kandungan nutrisi cukup sesuai kebutuhannya dengan kisaran pH antara 5-6. Setiap media yang telah dibuat tidak selalu dapat menumbuhkan bakteri meskipun media tersebut mengandung nutrisi yang cukup dan memiliki pH antara 5-6 karena tiap bakteri membutuhkan nutrisi yang berbeda-beda. Selain itu, ada juga bakteri yang tidak dapat tumbuh dalam media buatan.
1. Laporan Isolasi Bakteri
ISOLASI BAKTERI
I. TUJUAN
Praktikum kali ini bertujuan untuk mempelajari tata cara mengisolasi bakteri, sehingga dapat
mendapatkan biakan murni.
II. DASAR TEORI
Dialam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran
berbagai macam sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi
kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologinya, sifat dan
kemampuan biokimiawinya.
Dalam mempelajari mikroba tidak bias dilakukan secara kasat mata. Sedangkan dalam suatu
lokasi yang menurut manusia sudah cukup kecil, disanan masih terdapat bakteri dalam
jumlah besar dan juga bermacam–macam jenisnya. Selain itu, di alam mikrobia pada
umumnya tidak hidup tersendiri sebagai individu tunggal dan terlepas dari spesies yang lain,
Mikroba lebih sering ditemukan dalam bentuk koloni dan bersama-sama dengan mikroba
yang lain (Sailer,2000).
Mikroorganisme terdapat dimana-mana didalam lingkungan kita mereka ada pada tubuh kita,
didalam tubuh kita, dan disekeliling kita. Mereka merupakan komponen penting dalam
ekosistem. Dihabitat alamiahnya, mereka hidup dalam suatu komunitas yang terdiri dari
berbagai jenis mokroorganisme, bersama spesies-spesies biologi lainnya. Didalam komunitas
ini, satu spesies mikroba dapat mempengaruhi spesies lain dengan berbagai cara-cara
beberapa bersifat menguntungkan beberapa merugikan ( Pelezar, 1988 ).
Oeh karena itu, dalam mempelajarinya, bakteri harus diambil dari alam lalu diisolasikan
dalam suatu biakan murni. Biakan murni adalah biakan yang hanya berisi 1 jenis bakteri
(Pelczer et al.,1988).
Ada berbagai cara untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni yaitu, cara pengenceran,
cara penuanagan, cara penggesekan, atau penggoresan, cara penyebaran, cara pengucilan 1
sel, dan cara inokulasi pada hewan. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.
(Waluyi,2007).
Untuk metode streak plate misalnya, mikroba diletakan didalam pada ujung palte
mengguanakan ose, lalu digoreskan pada permukaan medium agar tersebut dengan pola
tertentu yang khas. Ada pula metode Pour Plate atau penuanga. Metode ini dapat digunakan
untuk penghitungan bakteri secara langsung. Karena sebelum dituang bakteri tersebut
diencerkan terlebih dahulu. Sehingga syarat penghitungan langsung yaitu dalam 1 media
terdapat 30-300 koloni dapat terpenuhi(Prescott et.al.2008).
Dalam keadaan sebenarnya (di alam bebas) tidak ada bakteri yang hidup tersendiri terlepas
dari spesies lainnya. Kerapkali bakteri patogen kedapatan bersama-sama bakteri saproba.
Yang terakhir ini boleh disebut penyerbu yang membonceng (secondary invaders). Mungkin
juga bakteri patogen yang membonceng. Untuk menentukan siapa pembonceng dan siapa
yang diboncengi diberikan pedoman “siapa yang kedapatan di situ lebih dulu, dan siapa yang
datang terkemudian”.
Untuk menyendirikan suatu spesies ada dikenal beberapa cara, yaitu:
1. Dengan pengenceran
Cara ini pertama-tama dilakukan oleh Lister dalam tahun 1865. Ia berhasil memiara murni
Streptococcus lactis yang diisolasikannya dari susu yang sudah masam. Suatu sampel dari
suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-macam spesies diencerkan dalam suatu
tabung tersendiri. Dari enceran ini kemudian diambil 1 ml untuk diencerkan lagi. Dan dari
pengenceran yang kedua ini diambil 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari
2. pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 ml untuk disebarkan pada suatu medium padat,
kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni tumbuh dalam medium tersebut,
tetapi mungkin juga kita hanya memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini
kita memperoleh satu koloni murni, dan selanjutnya spesies ini dapat kita jadikan biakan
murni. Kalau kita belum yakin, bahwa koloni tunggal yang kita peroleh itu murni, kita dapat
mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.
2. Denagn penuangan
Robert Koch (1843 – 1905) mempunyai metode yang lain, yaitu dengan mengambil sedikit
sampel campuran bakteri yang sudah diencerkan, dan sampel ini kemudian disebarkan di
dalam suatu medium dari kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian yang diperoleh hanyalah
suatu piaraan adukan. Setelah medium itu mengental, maka selang beberapa jam kemudian
nampaklah koloni-koloni yang masing-masing dapat dianggap murni. Dengan mengulang
pekerjaan seperti tersebut di atas ini, maka akhirnya akan diperoleh biakan murni yang lebih
terjamin. Dalam melakukan metode ini ada dua orang pembantu Koch yang sangat berjasa,
yaitu Petri yang menciptakan cawan dengan tutup yang sekarang terkenal sebagai cawan Petri
(Petri dish). Pembantu yang kedua ialah Hese yang menemukan agar-agar untuk
menggantikan gelatin. Memang agar-agar ternyata lebih baik daripada gelatin untuk bahan
pengental suatu medium. Agar-agar tidak lekas mencair, titik cairnya 95o C.
3. Denagan pengesekan
Metode ini sekarang banyak digunakan, karena tidak begitu memakan waktu, tapi dengan
cara ini maka bakteri anaerob tidak dapat tumbuh. Jika ujung kawat inokulasi dibengkokkan,
kemudian ujung itu setelah disentuhkan suatu koloni lalu digesekkan pada permukaan
medium padat, maka beberapa waktu kemudian daripada itu (kurang lebih setelah 12 jam)
akan tampaklah koloni-koloni yang letaknya tersebat di permukaan medium. Jika diadakan
pemindahan sampel dari suatu koloni yang letaknya terpencil, maka akan diperoleh suatu
biakan murni.
4. Denagan mengucilakan satu sel
Kita mempunyai alat yang dapat mengambil satu bakteri dari sekian banyak, dengan tiada
ikut sertanya bakteri lain. Alat semacam itu disebut mikropipet. Alat itu ditempatkan pada
tangan-tangan suatu mikromanipulator. Dengan mikropipet dibuat beberapa tetesan
bergantung pada suatu kaca penutup. Pekerjaan ini dilakukan di bawah obyektif mikroskop.
Jika tampak suatu tetesan hanya mengandung satu bakteri, maka dengan lain mikropipet,
tetesan tersebut dipindahkan ke suatu medium encer dengan maksud supaya bakteri tersebut
berbiak dulu. Kemudian dari sini dapat diperoleh biakan murni. Metode ini sangat
memerlukan kesabaran, lagi pula, mikromanipulator itu sangat mahal.
5. Denagn inokulasi hewan
Metode ini didasarkan atas suatu kenyataan, bahwa tidak semua bakteri dapat tumbuh di
dalam tubuh seekor hewan. Misal kita ambil dahak dari seseorang yang sedang menderita tbc.
Jika dahak itu disuntikkan ke dalam tubuh tikus putih, maka bakteri-bakteri saproba yang ikut
serta itu tidak akan bertahan, sehingga kemudian kita peroleh semata-mata basil tbc saja.
Biakan Pneumococcus murni dapat diperoleh dengan jalan demikian juga. Bakteri yang
ketinggalan dalam tubuh tikus yang sakit atau mati itu akhirnya dapat dipindahkan ke dalam
medium yang sesuai. Inokulasi dapat dilakukan di dalam kulit (intracutaneous), dapat di
bawah kulit (subcutaneous), dapat di dalam otot (intramuscular), dapat di dalam rongga tubuh
atau lain-lain tempat lagi.
III. Alat dan Bahan
Alat : Bahan:
1. Cawan petri steril 1. Media Petri TEA 6. Alkohol 70 %
2. Jarum ose 2. Media miring agar TEA
3. 3. Bunsen 3. Media TEA cair hangat
4. LAF 4. Media NA
5. Tabung Reaksi 5. Yaghurt
IV. Cara Kerja
· Dipersiapkan cawan steril dengan media agar yang sudah steril.
· Cawan diberi label dibagian bawahnya sebagai tanda kelompok, dan jenis media isolasi, dan
gambarkan garis kuadran agar mempermudah penggoresan pada media dengan spidol di
bagian bawah.
· Jarum ose disterilkan dengan memanaskan ose di api Bunsen.
· Jarum ose didinginkan sejenak, kemudian diambil bakteri yang sudah disiapkan denagan
jarum ose,
· Tutup peteri dibuka, kemudian lakukan penggoresan dengan metode kuadaran sesuai gambar
garis bagi kuadran.
· Jarum ose disterilakan lagi dengan api Bunsen, kemudian dinginkan sejenak lalu goreskan
lagi ke kuadran ke dua tanpa mengambil bakteri lagi,
· Lakuka cara diatas sampai kuadran ke empat, setelah itu cawan ditutup, penggoresan pada
cawan selalu dekat denagan Bunsen agar tidak terkontaminasi.
· Cawan di panaskan bagian tepi melingkar pada Bunsen, kemudian bungkus dengan kertas,
· Cawan kemudian diinkubasi, setelah 48 jam cawan diambil kemudian diamati.
V. Hasil Pengamatan dan Pembahasan.
Isolasi bakteri denagan metode pengoresan dilakukan di LAF agar mengurangi terjadinya
kontaminasi pada media yang akan digunakan untuk pengisolasian bakteri, diamana
penggoresan dilakukan dengan jarum ose yang disterilakan dengan api Bunsen pada LAF,
kemudian bakteri diambil setelah jaurm didinginkan sejenak, suhu yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan bakteri mati dan agar mudah meleleh sehingga metode ini dibutuhkan keahlian,
jarum ose yang sudah diberi bakteri kemudian digoreskan ke media agar dengan zigzag pada
kuadran pertama dari empat kuadaran yang daerah kuadrannya sudah digambar pada bagian
cawan sebelumnya.
Lakuakan penggoresan ke kuadran kedua dengan menyeterilakn kembali jarum ose pad
abunsen tanpa pengambilan bakteri kembali, pengoresan pada kuadaran dua haruslah
meneruskan goresan terakhir pada kuadran dua dengan intensitas goresan yang semakin
lemah dari pada goresan pertama. Lakukan goresan ketiga dan keempat sama seperti langkah
penggoresan pada kuadran kedua denagan intensitas penggoresan semakin melemah, ini
berfungsi untuk penisolasian bakteri sehingga nanti didapatkan biakan murni bakteri yang
diinginkan. Yang perlu diperhatika dalam proses penggoresan yaitu cawan selalu dekat
dengan Bunsen agar tidak terkontaminasi, jarum ose didinginkan sejenak agar tidak merusak
media atau membunuh bakteri.
Setelah malakuakn penggoresan media cawan ditutup kembali dan kemudian disterilakn
kembali dibagian tepinya di nyala api Bunsen, kemudian dibungkus dengan kertas yang
sudah ada, media sudah siap lalu di inkubasi degan suhu 300C selam 48 jam. Setelah 48 jam
media diambil dan lakukan pengamatan. Peletakan media dilakaukan dengan terbalik.
Penggoresan media yang benar dan baik akan terliahat hasil biakan bakteri murni pada satu
titik koloni pada kuadran empat, sedangakn pada praktikum ini media isolasi bakteri telah
mengalami kesalahan pengoresan sehingga tidak didapatkan biakan murni bakteri pada satu
titik pada kuadran emapat, melainkan terdapat banyak titik biakan dan bakteri pada alur
penggoresan, kesalahan penggoresan terletak pada langkah kerja yang dilakukan praktiakan
dimana praktikan tidak mendinginkan sejenak jarum ose yang panas sehingga penggoresan di
4. setiap awal mulai penggoresan pada setiap kuadaran penggoresan terlalu dalam dan tidak
melemah sesuai dengan metode yang ada.
VI. Kesimpulan
Proses isolasi bakteri dengan metode penggoresan diperlukan keahlian dalam menggores
media agar didapatkan biakan murni bakteri yang diinginkan, karena penggoresan yang
semakin melemah pada setiap kuadranya akan menyaring atau mengisolasi secara tidak
langsung pada jenis bakteri tertentu sehingga metode ini akan memperoleh biakan murni pada
satu titik pada kuadran emapat, Adapun metode yang digunakan selalu memperhatikan
kesterilan lingkunagan, media, dan alat goresnya agar tidak terjadi kontaminasi, sehingga
pada metode ini cawan dan Jarum ose selalu didekatkan Bunsen atau dipanaskan pada
Bunsen.
VII. Daftar Pustaka
Barazandeh, N. 2008. Microbiology Titles. Jerman. Springer-Verlag Berlin Heidelberg Media
, pp 9-11
Pelczar, M.J.Jr, and E. Chan.1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. Penerbit UI Press. Jakarta.
p:23-24.
Prescott, L. M, J. P. Harley, dan D. A. Klein. 2008. Microbiology. 7th Ed. McGraw-Hill
Book Company Inc. USA, p: 113-116
Seiler, J. P. 2000. Good Laboratory Practice. Swiss. Springer-Verlag Berlin Heidelberg
Media , p 61.
Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang, p: 61-67.
"Semua ini bukanlah yang terbaik tapi ini cukup sebagai pandangan mu"
Diposkan oleh Cheat Ninja Saga Share di 08.40
MIKROBIOLOGI : ISOLASI DAN PENANAMAN MIKROBA
Percobaan mikrobiologi Isolasi dan Penanaman Mikroba bertujuan untuk mengenal dan
membuat berbagai macam medium yang digunakan dalam bidang mikrobiologi, mengenal
dan melakukan teknik menanaman bakteri serta mengisolasi bakteri untuk mendapatkan
biakan murni. Prinsip yang mendasari percobaan ini adalah inokulasi bakteri dengan konsepsi
biakan murni yaitu dengan memisahkan campuran mokroorganisme sehingga membentuk
koloni yang terpisah antara satu strain atau jenis mikroba dengan mikroba lainnya dengan
menumbuhkan mikroorganisme pada media agar sehingga masing-masing mikroba bisa
tumbuh secara berjauhan dan setiap selnya berhimpun membentuk koloni.
Metode yang digunakan dalam percobaan ini yaitu dengan metode streak (
penggoresan ). Metode streak dilakukan untuk memperoleh biakan murni karena pada
goresan terakhir akan didapatkan koloni bakteri yang semakin berjauhan sehingga diharapkan
5. goresan yang terakhir adalah biakan murni. Penginokulasian bakteri dengan metode ini
dengan menggunakan jarum ase..
Pada percobaan ini digunakan bakteri yang bersifat aerob yaitu Staphylococcus
aureus. Bakteri tersebut diinokulasi pada medium cair, medium agar, dan medium agar
miring. Pada pembuatan medium nutrient cair digunakan nutrien-nutrien berupa ekstrak ragi,
pepton, dan NaCl. Sedangkan pada medium padat nutrien-nutrien sama dengan nutrien cair
hanya ditambahkan bubuk agar yang berasal dari alga yang berfungsi sebagai bahan pemadat.
Ekstrak ragi digunakan karena ekstrak ragi mengandung natrium karbinat dan natrium
bikarbonat yang berfungsi sebagai sumber karbon . Ragi disini juga berfungsi sebagai
sumber makanan bagi bakteri. Hal ini karena sejumlah mikroorganisme membutuhkan
sejumlah karbon dalam bentuk karbondioksida tetapi kebanyakan diantaranya juga
membutuhkan beberapa senyawa karbon organik, seperti gula, dan karbohidrat. Pepton juga
berfungsi sebagai protein karena pepton merupakan senyawa organic dalam bentuk asam-
asam amino yang merupakan sumber nitrogen (N), yang penting bagi pertumbuhan bagi
bakteri.
NaCl berfungsi sebagai sumber ion logam Natrium karena semua organisme hidup
membutuhkan beberapa unsure logam seperti natrium, kalium, magnesium, mangan, besi,
tembaga, dan kobalt. Berbagai sumber tersebut digunakan untuk pertumbuhan yang normal,
tidak terkecuali kuman. Ketiganya merupakan nutrien-nutien atau unsur hara yang diperlukan
bakteri agar dapat tumbuh dengan baik.
Medium nutrien cair dan padat telah dibuat kemudian disterilkan dengan dimasukkan
kedalam autoklaf. Sebelum medium-medium tersebut dimasukkan kedalam autoklaf, medium
padat yang terdapat dalam cawan petri harus dibungkus terlebih dahulu dengan kertas
kemudian dibungkus juga dengan plastik. Hal ini dimaksudkan agar cawan patri tidak basah
karena terkena uap air dari autoklaf karena cawan patri harus berada dalam kondisi tetap
kering dan steril. Sedangkan untuk medium nutrient cair terdapat pada tabung yang masih
harus tertutupi dengan aluminium foil untuk mencegah kontaminasi dari udara luar.
Autoklaf merupakan alat serupa tangki minyak yang dapat diisi dengan uap air.
Autoklaf memiliki suatu ruangan yang dapat Manahan tekanan diatas 1 atm. Dalam autoklaf,
yang mensterilkan adalah panas basah, bukan pada tekanannya. Oleh karena itu, setelah air di
dalam tangki mendidih dan mulai terbentuk uap air maka uap air ini akan mengalir keruangan
pensterilan guna mendesak keluar semua udara di dalamnya. Bila masih ada udara yang
tersisa, maka udara ini akan menambah tekanan didalam ruangan pensteril yang akan
mengganggu naiknya suhu dalam ruangan tersebut.
6. Medium tempat penginokulasian bakteri memiliki fungsi masing-masing. Medium
cair ini digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Medium agar digunakan untuk memperoleh
biakan murni dan medium agar miring digunakan untuk menyimpan (stock) bakteri untuk
digunakan lagi di lain waktu.
Hal ini penting yang harus diperhatikan dalam melakukan penanaman bakteri, yaitu
lingkungan harus berada pada kondisi steril atau aseptik. Hal ini dilakukan agar medium tidak
terkontaminasi oleh mikroorganisme lain dan dapat tumbuh dengan baik, sehingga diperoleh
biakan murni. Oleh karena itu, sebelim peralatan untuk inokulasi dipergunakan, terlebih
dahulu harus dipanaskan dengan pembakar spirtus.
Pembakaran merupakan cara sterilisasi yang 100% efektif, tetapi cara ini terbatas
penggunaannya. Cara ini biasa dipergunakan untuk mensterilkan alat penanam kuman (jarum
ose atau sengkelit) yakni dengan membakarnya sampai pijar. Dengan cara ini semua bentuk
makhluk hidup akan dimatikan. Pembakaran juga dilakukan untuk bangkai binatang
percobaan yang mati. Setelah keluar dari autoklaf, bakteri kemudian diinokulasi pada
medium. Penginokulasian dilakukan dalam sebuah kolom (incase) yang bertujuan agar
medium tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme lainnya.
Medium untuk penanaman bakteri terdiri dari medium positif, yaitu medium yang
akan ditanami dengan bakteri Staphylococcus aureus dan medium negatif atau yang disebut
kontrol yang berfungsi sebagai pembanding untuk pengamatan dan tidak dilakukan inokulasi
bakteri terhadapnya. Setelah tahap inokulasi terlalui, kemudian dilakukan inkubasi selama 24
jam dengan mengatur suhu optimum pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus pada suhu
37oC. Temperatur optimum untuk pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus berkisar
antara 25-75o C sedangkan temperatur minimum antara (-5) –(-45)oC. Inkubasi merupakan
Alat yang digunakan sebagai tempat pertumbuhan bakteri yang akan dibiakkan, yang dapat
diatur termperaturnya sehingga sesuai dengan temparatur yang diperlukan bakteri agar dapat
tumbuh dan berkembangbiak dengan secara optimal. Pengaturan temperatur pada temperatur
optimum tersebut dimaksudkan agar bakteri mudah berkembang biak dan tumbuh secara
optimal. Penginkubasian dilakukan untuk menumbuhkan bakteri yang akan dibiakkan sesuai
dengan suhu yang diperlukan bakteri untuk tumbuh. Setelah inkubasi selama 24 jam maka
bakteri akan tumbuh pada medium positif dan kemudian dilakukan
pengamatan/pembandingan dengan medium negatif. Pada medium nutrien cair dapat
dibedakan antara kontrol (medium negatif) dan medium positif. Pada medium positif tampak
terdapat endapan putih pada tabung, sedangkan pada kontrol berwarna putih dan tidak
terdapat endapan. Pada medium padat 1 (agar) terdapat bintik-bintik putih agak terputus-
7. putus dan jaraknya tidak terlalu rapat (agak berjauhan) dan pada medium padat 2 (agar)
terdapat bintik-bintik putih yang bergerombolan seolah membentuk satu blok, bintik-bintik
putih tersebut merupakan biakan murni bakteri Staphylococcus aureus, sedangkan pada
control medium padat tetap bening dan tidak terdapat bintik-bintik putih. Pada medium agar
miring, medium positif terjadi kekeruhan dimana timbul bintik-bintik putih yang jaraknya
agak berjauhan sehinggan medium menjadi tampak keruh, sangat berbeda dengan kontrol
yang berwarna putih bening.
at 10:39 AM
Media pertumbuhan :
a. Pengertian dan Fungsi media
b. Nama-nama media
c. Bahan-bahan media pertumbuhan
1.Sumber nutrisi atau zat makanan
Sumber karbon
Sumber hidrogen
Sumber nitrogen
Sumber oksigen
Sumber fosfat
Sumber unsur sekelumit (trace element)
2.Komposisi media pertumbuhan
Agar
Peptone
Meat / plant extract
Faktor tumbuh
Komponen selektif
Komponen diferensial
pH buffer
d. Macam-macam media pertumbuhan
1.Berdasarkan sifat fisik
Solid media
Liquid media
Semisolid media
2.Berdasarkan kandungan bahan
Media sintetik
Media non sintetik
Media semi sintetik
3.Berdasarkan tujuan
e. Hal-hal penting dalam pembuatan media
Bahan baku air
Penimbangan media pertumbuhan
Konsentrasi agar dan proses pelarutan agar
Ketebalan agar dan luas cawan yang digunakan
Pengaturan pH
Proses sterilisasi
Pencairan kembali media agar
Penuangan media ke dalam cawan atau tabung
Pemyimpanan media jadi
8. Perlakuan untuk media kultivasi anaerob
f. Penanganan commercial dehydrated media.
g. Ilustrasi pembuatan media
h. Referensi
Media pertumbuhan :
a. Pengertian dan fungsi media
Medium (jamak : media) pertumbuhan adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat
makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi yang disediakan dari media berupa molekul-molekul yang selanjutnya
dirakit untuk menyusun komponen sel dan memperbanyak diri sehingga sel-sel tersebut dapat
dimanfaatkan. Dengan adanya media pertumbuhan dapat dilakukan isolasi mikroorganisme
menjadi kultur tunggal dan juga memanipulasi mikroorganisme yang didapatkan untuk
kepentingan tertentu. Sedangkan menurut Andrews et al. (2004:4) kultur media adalah
substansi dengan kadar tertentu dalam bentuk cair, setengah padat atau padat yang
mengandung bahan alami dan atau buatan untuk mendukung perkembangbiakan
mikroorganisme.
b. Nama-nama media
Media pertumbuhan memiliki banyak nama yang umumnya mengacu kepada nama asli
sesuai literatur. Terdapat juga media dengan komposisi yang sama tetapi memiliki nama yang
berbeda karena diproduksi oleh perusahaan yang berbeda. Misalnya Trypticase™ Soy Agar
diproduksi oleh BBL (BD Diagnostic Systems), Tryptone Soy Agar diproduksi oleh Oxoid
Unipath, dan Tryptic Soy Agar produced diproduksi Difco (BD Diagnostic Systems) yang
semuanya memiliki komposisi yang sama. Banyak media juga dikenal sebagai akronim,
misalnya TSA adalah singkatan dari Trypticase™ Soy Agar. Jika seseorang memodifikasi
komposisi media yang telah ada (memiliki nama asli), maka istilah “modified” diletakkan
setelah nama media. Misalnya TSA, modified bukan Modified TSA. Media yang tidak
memiliki nama formal umumnya dinamai berdasarkan organisme yang ditargetkan, misalnya
Bacillus stearothermophilus Broth (Atlas, 2010:1).
c. Bahan-bahan media pertumbuhan
1.Sumber nutrisi atau zat makanan
Analisa dari komposisi kandungan unsur sel mikroorganisme menunjukkan lebih dari 95%
dari berat kering terdiri dari unsur utama (major elements) yaitu unsur C, O, H, N, S, P, K,
Na, Ca, Mg, dan Fe. Jika suatu jenis mikroorganisme ingin ditumbuhkan dalam cawan petri
atau tabung maka harus dipenuhi kebutuhan unsur tersebut dari molekul organik yang
terdapat pada media. Komposisi setiap bahan pada media tertentu terhadap mikroorganisme
target menggambarkan kondisi nutrisi pada habitat aslinya karena pada keadaan itulah
mikroorganisme tersebut optimal tumbuh. Berikut adalah sumber nutrisi media.
Sumber karbon
Molekul organik umumnya mengandung karbon sebagai tulang punggungnya seperti
karbohidrat, lemak, protein yang terdapat pada pepton, glukosa, dll. Bahan organik inilah
yang menjadi sumber karbon utama untuk mikroorganisme heterotrof yang umum dikultivasi.
Sumber nitrogen
9. Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain yang
terkandung pada peptone, meat extract, atau tryptose. Sejumlah mikroba juga dapat
menggunakan sumber N anorganik seperti urea.
Sumber oksigen
Untuk mikroorganisme heterotrof yang dikulturkan pada cawan, sebagian besar oksigen
didapatkan langsung dari udara sedangkan mikroorganisme yang dikultur pada media cair
sumber oksigen berasal dari oksigen yang terlarut air. Oleh karena itu aerasi pada kultur cair
dapat meningkatkan pasokan oksigen kepada mikroorganisme.
Sumber fosfat
Sumber fosfat organik seperti beberapa protein, kofaktor atau ATP yang dapat dijumpai pada
bahan yeast extract atau pepton. Namun hampir semua mikroorganisme dapat memanfaatkan
fosfat anorganik yang ditambahkan langsung pada media seperti potassium phosphate,
sodium phosphate dll. (Prescott & Harley, 2002:98).
Sumber unsur sekelumit (mikronutrient/trace element)
Pada lingkup media pada cawan petri, unsur mikronutrien (Zn, Mn, Mo, Ni, Co, Cu dll.)
dapat diperoleh dari akuades atau peralatan gelas. Fungsi mikronutrien ini umumnya menjadi
bagian dari enzim atau kofaktor untuk menjadi katalis reaksi atau menjaga struktur protein.
Oleh karena itu pembuktian kebutuhan unsur mikronutrien sangat sulit dilakukan dalam skala
laboratorium karena setiap jenis mikroorganisme membutuhkannya dalam jumlah yang
sangat sedikit (Prescott & Harley, 2002:96).
2.Komposisi media pertumbuhan
Formulasi media pertumbuhan prinsipnya hampir sama dengan resep masakan di dapur yang
setiap bahan bakunya diatur dengan takaran tertentu. Berikut adalah beberapa bahan-bahan
yang umum dipakai dalam pembuatan media pertumbuhan menurut Atlas (2010:1-8).
Agar
Agar adalah bahan yang paling umum digunakan sebagai gelling agent pada media yang
terbuat dari ekstrak alga. Agar bukan sebagai sumber nutrisi bagi mikroorganisme namun
fungsinya lebih bersifat mekanis yaitu memadatkan media cair sehingga sel tidak larut dalam
cairan. Struktur agar terdiri dari D-galactose, 3,6-anhydro-L-galactose, dan D-glucuronic
acid. Umumnya agar terbuat dari ganggang merah. Agar cocok menjadi agen pemadat karena
setelah dilarutkan pada suhu mendidih dapat didinginkan sampai 40-42°C sebelum memadat
dan tidak akan mencair lagi sebelum suhu mencapai 80-90°C. Pencairan dan pemadatan
berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada
pH yang asam.
Peptone
Peptone adalah hasil hidrolisis protein yang dibentuk dari proses enzimatik atau digesti asam.
Casein banyak digunakan sebagai substrat pembentuk peptone, tetapi beberapa bahan lain
seperti soybean meal juga sering digunakan.
Meat / plant extract
Ekstrak dagung dan tumbuhan mengandung asam amino, peptida dengan berat molekul
rendah, karbohidrat, vitamin, mineral dan trace metals. Ekstrak jaringan hewan mengandung
lebih banyak bahan protein larut air dan glikogen sedangkan ekstrak tumbuhan lebih banyak
terdapat karbohidrat di dalamnya.
10. Faktor tumbuh
Banyak mikroorganisme yang membutuhkan faktor tumbuh spesifik yang harus ada dalam
media pertumbuhannya. Beberapa diantaranya adalah vitamin, asam amino, asam lemak dan
nutrisi dari darah.
Komponen selektif
Suatu bahan yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme non target
disebut komponen selektif. Komponen selektif dipakai pada media selektif yang berguna
untuk mengisolasi bakteri spesifik dari populasi campuran. Bile salts (garam empedu),
selenite, tetra-hionate, tellurite, azide, phenylethanol, sodium lauryl sulfate, sodium chloride
(konsentrasi tinggi), dan beberapa pewarna (eosin, Crystal Violet, dan Methylene Blue)
umumnya dipakai sebagai bahan selektif. Bahan antimikroba juga dapat digunakan untuk
menekan pertumbuhan bakteri tertentu, diantaranya adalah ampicillin, chloramphenicol,
colistin, cycloheximide, gentamicin, kanamycin, nalidixic acid, sulfadiazine, dan vancomycin.
Komponen diferensial
Berbeda dengan komponen selektif, komponen diferensial ini tidak menekan pertumbuhan
mikroorganisme tertentu namun sebagai bahan untuk memudahkan pembedaan
mikroorganisme target dari populasi campurannya (deteksi visual). Bahan diferensial seperti
pH indikator akan membuat koloni target berbeda warna karena memproduksi asam. Bahan
lainnya berupa pewarna kromogenik yang mampu berubah warna jika suatu reaksi enzim
spesifik terjadi.
pH buffer / buffer salts
pH buffer digunakan untuk menjaga pH media selama digunakan untuk tumbuh karena
beberapa mikroorganisme akan tumbuh optimal pada kisaran pH yang spesifik.
d. Macam-macam media pertumbuhan
1.Berdasarkan sifat fisik
Solid media
Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15g/L sehingga setelah dingin media
menjadi padat. Media padat berguna untuk menjaga sel tidak berpindah tempat sehingga akan
mudah dihitung dan dipisahkan jenisnya ketika tumbuh menjadi koloni. Media padat juga
menampakkan difusi hasil metabolit bakteri sehingga memudahkan dalam pengujian suatu
hasil metabolit.
Liquid media
Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient
Broth), LB (Lactose Broth). Medium cair akan memberi kesempatan bakteri untuk menyebar
dan tercampur dengan seluruh nutrisi sehingga lebih cocok untuk mengoptimumkan
pertumbuhan mikroba. Dapat juga untuk mengetahui karakter suatu mikroba berdasarkan
kebutuhan oksigen.
Semisolid media
Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi
sedikit kenyal, tidak padat dan tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan
supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami
11. percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NfB
(Nitrogen free Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan di bawah
permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid
juga bertujuan untuk mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth,
kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga
diharuskan tumbuh merata diseluruh media.
2.Berdasarkan kandungan bahan
Media sintetik / media terdefinisi (synthetic media / defined media)
Media sintetik adalah media yang seluruh komposisinya diketahui. Media sintetik digunakan
dalam penelitian mengenai uji metabolisme suatu mikroorganisme. Banyak jenis
mikroorganisme kemoorganotrof heterotrof dapat tumbuh pada media sintetik dengan
glukosa sebagai sumber karbon dan ammonium salt sebagai sumber nitrogen (Prescott et al.
2002:105). Berikut contoh komposisi media sintetik :
BG–11 Medium for Cyanobacteria (g/liter)
-Agar 10.0g
-NaNO3 1.5g
-MgSO4·7H2O 0.075g K
-H2PO4 0.04g
-CaCl2·2H2O 0.036g
-Na2CO3 0.02g
-Citric acid 6.0 mg
-Ferric ammonium citrate 6.0 mg
-EDTA disodium salt 1.0 mg
-Trace metal mix A5 1.0 mL
Media kompleks (complex media)
Media kompleks adalah media yang sebagian komposisinya tidak diketahui dengan pasti.
Media kompleks seringkali dibutuhkan karena kebutuhan nutrisi dari beberapa bakteri tidak
diketahui sehingga media sintetik tidak dapat dibuat untuk keperluan ini. Seringkali satu jenis
media kompleks dapat cukup kaya untuk memenuhi kebutuhan banyak jenis bakteri. media
ini dapat mengandung bahan yang tidak diketahui pasti komposisinya seperti peptone, meat
extract dan yeast extract. Contoh media kompleks adalah nutrient broth, tryptic soy broth dan
MacConkey agar (Prescott et al. 2002:105).
3.Berdasarkan tujuan
Berikut adalah pembagian media berdasarkan tujuan menurut Barrow & Feltham (1993:8-9) :
Media isolasi
Media isolasi adalah media umum yang digunakan untuk mengisolasi suatu mikroba menjadi
kultur murni. Biasanya mengandung semua kebutuhan untuk tumbuh, misalnya Blood agar
atau Chocolate agar.
Media selektif (selective or inhibitory media)
Berfungsi untuk menumbuhkan mikroba target / yang diinginkan dan menekan pertumbuhan
mikroba yang tidak diinginkan (background flora). Umumnya media selektif menseleksi
mikroba target berdasarkan kelompok, genus atau spesiesnya, misalnya EMB agar untuk
menseleksi E. coli, Baird parker untuk isolasi S. aureus.
Media pengkaya (enrichment media)
Media pengkaya termasuk media selektif namun lebih berfungsi untuk memperbanyak
mikroba target sehingga saat dilakukan pengkulturan, mikroba yang tidak diinginkan tidak
12. dalam jumlah besar. Media pengkaya harus dalam bentuk cair dan digunakan di awal tahap
analisa.
Media untuk peremajaan kultur (maintenance of cultures)
Media peremajaan kultur seharusnya tidak begitu kaya nutrisi sehingga mempercepat
pertumbuhan, misalnya Nutrient agar.
Media untuk penentuan kebutuhan nutrisi / kemampuan penggunaan substrat.
Media ini berfungsi untuk mendeteksi dan mengidentifikasi kebutuhan suatu substrat dari
bakteri (yang tidak diketahui kebutuhan nutrisinya) dengan menghilangkan atau mensubtitusi
komponen suatu substrat. Media ini tidak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari namun
lebih untuk keperluan penelitian. Sebagai contoh sederhananya adalah Koser Citrate untuk
mendeteksi penggunaan citrate sebagai sumber karbon tunggal.
Media untuk karakterisasi bakteri
Umumnya mengandung nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan dan ditambah substrat yang
akan diuji penggunaannya. Reagen atau indikator tertentu dapat juga ditambahkan untuk
mengetahui hasil reaksi.
Media skrining (screening media)
Media ini diperuntukkan untuk menggambarkan sekilas reaksi yang diperoleh dari beberapa
substrat seperti produksi H2S pada TSI oleh enterobacteria.
Media uji mikrobiologi untuk vitamin, asam amino dan antibiotik
Media ini memerlukan pengontrolan ketat pada saat preparasinya untuk memastikan
kemurniannya. Penggunaan cawan kotor dimungkinkan akan menyediakan nutrisi sehingga
hasil uji menjadi rancu. Sedangkan media untuk uji antibiotik tidak begitu membutuhkan
kepastian kemurnian media karena nutrisi asing tidak berpengaruh kepada hasil uji.
Media dasar tanpa nutrisi (non-nutrient basal media)
Berfungsi untuk berbagai keperluan pendukung pertumbuhan mikroba seperti pelapisan
Chitin agar menggunakan media chitin yang dilarutkan pada Salt agar.
ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN KONFIRMASI MIKROBA
I. Tujuan Percobaan
Dapat memahami prinsip isolasi, identifikasi, dan konfirmasi mikroba, serta dapat
melakukannya dengan baik.
II. Teori Dasar
Isolasi mikroba merupakan upaya pembiakkan suatu jenis mikroba tertentu yang diperoleh
dari suatu sampel di dalam suatu media yang spesifik, sehingga selanjutnya dapat dilakukan
identifikasidankonfirmasi.Setiapmikrobamemilikikebutuhanakan zat pertumbuhan yang spesifik
sehingga hal ini dapat dijadikan acuan dalam pemilihan media untuk isolasi, identifikasi dan
konfirmasi.
13. Media spesifik yaitu media yang digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis
metabolisme suatu mikroba. Contohnya adalah Koser’s Citrate medium, yang digunakan untuk
menguji kemampuan menggunakan asam sitrat sebagai sumber karbon.
Identifikasi mikrobayaituUntukmengetahui sifat-sifat morfologi bakteri, maka bakteri dapat
diperiksadalamkeadaanhidupataumati.Pemeriksaanmorfologibakteri ini perlu, untuk mengenal
nama bakteri.Disampingitujugaperlupengenalansifat-sifatfisiologisnyabahkansifat-sifatfisiologis
ini kebanyakan merupakanfaktorterentu dalam mengenal nama spesies suatu bakteri. Sedangkan
konfirmasi mikroba yaitu untuk mengetahui jenis bakteri dan koloninya. Konfirmasi jenis bakteri
dapat menggunakan berbagai pewarnaan, reaksi ensimatis atau reaksi biokimia, terutama jika
identifikasi menggunakan media masih meragukan/belum memuaskan.
Pada umumnyamediayangdigunakanuntukmembiakkan mikroba mengandung air, sumber
energi (protein dan karbohidrat), zat hara (sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen dan
hidrogen), serta faktor penunjang pertumbuhan (seperti asam amino, vitamin).
Suatu media yang memenuhi kebutuhan mikroba untuk bertahan hidup dan melakukan
aktivitasnyasecaranormal diperlukanuntukmelakukanisolasijenismikroba tertentu. Setiap media
spesifik memiliki kandungan senyawa tertentu yang dapat mendukung pertumbuhan mikroba
tertentutetapi menghambatpertumbuhanjenismikrobalainnya. Sebagai contoh Media MCA ( Mac
Conkey Agar) mengandung zat warna yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram Positif,
sedangkan bakteri Gram Negatif tetap tumbuh.
Media yang digunakan yaitu MCA (Mac Conkey Agar), Vogel Johnson Agar(VJA), Cetrimide
Agar (CA), Simmon sitrat dan Triple Sugar Iron Agar (TSIA).
Media MacConkeyAgarmempunyai keistimewaanmemilahbakteri enterikgramnegatif yang
memfermentasi laktosa, karena media ini mengandung laktosa, crystal violet dan neutral red bile
salt. Kemampuan E. coli memfermentasi laktosa menyebabkan penurunan pH, sehingga
mempermudahabsorpsi neutralred untukmengubahkoloni menjadi merah bata dan bile/ empedu
diendapkan.Koloni lain (S.aureus;P.aeruginosa danSalmonella), bila tumbuh tidak akan berwarna
karena tidak mampu memfermentasi laktosa. Mikroba lain yang dapat tumbuh pada media ini
antara lain Enterobacter; Proteus; Salmonella; Shigella, Aerobacter; Enterococcus.
Vogel Johnson Agar Medium mengandung mannitol, tellurite dan lithium chloride yang
berperan untuk mengisolasi bakteri yang bersifat koagulase positip, karena semua yang bersifat
koagulase positip akan tumbuh pada media ini. S. aureus mempunyai koloni hitam sebagai akibat
pengendapan hasil reduksi tellurite. Media di sekitar koloni akan berubah menjadi kuning akibat
14. fermentasi mannitol.Adanyalithiumchloride:sangat bermanfaatuntukmenghambatpertumbuhan
bakteri lain termasuk E. coli. Namun demikian media ini kurang mampu memilah S. aureus karena
semua koagulase positip dapat tumbuh termasuk S. epidermidis dan Proteus.
Cetrimide AgarMediumbiasanyadigunakanuntukisolasi Pseudomonas.Kandungancetrimide
yang merupakan quarternary ammonium merupakan senyawa yang dapat menghambat
pertumbuhanbakteri lain,karena menyebabkan kebocoran unsur-unsur di dalam sel, namun tidak
terjadi pada Pseudomonas. Pada media cetrimide konvensional beberapa bakteri dapat tumbuh
seperti Klebsiella, Proteus dan Providencia. Untuk menghambat pertumbuhan mereka dapat
ditambahkancetrimide. Pada media ini, P. aeruginosa dapat dibantu dengan menggunakan media
Pseudomonas Selective Medium yang mengandung Nalidixi acid untuk menghambat pertumbunan
bakteri lain.
Simmonsitratatau nama lainnyaSimmonsCitrate Mediummengandungamoniumdihidrogen
fosfat, natrium klorida, natrium sitrat. Magnesium sulfat, agar, bromtimol biru, aquades dan
memiliki pH 6,9.
Triple Sugar Iron Agar medium, biasanya digunakan untuk konfirmasi pengujian E. coli dan
dapat digunakan untuk identifikasi bakteri gram negatif yang memfermentasi
dekstrosa/laktosa/sukrosa dan produksi H2S. Dari fungsi tersebut media ini dapat diusulkan untuk
konfirmasi Salmonella dan memilahkan dari Pseudomonas yang tumbuh pada media lain BSA dan
BGA. Terjadinyafermentasi dekstrosaoleh Salmonella akan menurunkan pH menjadi asam. Kondisi
ini akan menyebabkan perubahan phenol red (media merah) menjadi kuning. Sedangkan
Pseudomonas karena tidak mampu memfermentasi dekstrosa, maka media akan tetap berwarna
merah. Dengan demikian media ini dapat dengan mudah memilah Salmonella dari Pseudomonas.
III. Alat dan Bahan
Alat
o Tabung reaksi steril
o Rak tabung reaksi
o Pinset
o Ose bundar dan lurus
15. o Pipet ukur 5 dan 10 ml
o Bunsen
o Papan pembentutuk agar miring
o Inkubatok agar miring
o Inkubator 37ºC
Bahan
o Suspensi bakteri ; S. Aures ; P. Aeruginosa ; E. Coli
o Potasium telurite
o Media Mac Conkey Agar (MCA), Vogel Jonson agar (VJA), Cetrimide Agar (CA), Simmon sitrat, dan
Triple Sugar Iron Agar (TSIA).
IV. Prosedur Percobaan
MediaMCA, VJA,danCA dibuatdalambentukPlat Agar, sedangkan media Simmon sitrat dan
TSIA dalam bentuk agar miring. Kemudian masing-masing warna media Dicatat dan
didokumentasikansebelumdi inokulasi denganbakteri.Setelah itu Masing-masing suspensi bakteri
di inokulasikanpadamediaMCA,VJA,CA,SimmonSitrat,danTSIA.Seluruhkulturbakteri di inkubasi
pada inkubator 37ºC selama 1 minggu dan pengamatan dilakukan setiap hari yang mencakup :
- Warna media : Dibandingkan dengan warna media sebelum diinokulasi dengan bakteri, secara
keseluruhan, disekitar / disekeliling koloni bakteri. Pada agar miring TSIA : digambarkan bila ada
perbedaan warna sesuai dengan posisi media (di dasar, tenga dan permukaan tabung)
- Ukuran dan Warna koloni bakteri
- Adanya endapan hitam atau retakkan pada media
Hasil Pengamatan Dibuat Tabel
16. VI. Pembahasan
Bakteri Staphylococcus aureus padamedia MCA yang diamati pada hari Kamis (11/11/2010),
tumbuh sedikit dipermukaan media pada daerah I dan media yang semula berwarna merah tua
berubahmenjadi merahmuda.Warnakoloni bakteri ini merah muda. Sedangkan pengamatan yang
dilakukan pada hari Jumat (12/11/2010), bakteri tumbuh lebih banyak pada daerah I dan daerah
yang lainnya tidak tumbuh, sedangkan warna media berubah menjadi kuning kecoklatan. Warna
koloninya merah muda. Bakteri S. Aureus merupakan bakteri gram positif yang akan terhambat
pertumbuhannyapadamediaMCA karenapadamediaMCA mengandunggaramempedudankristal
ungu yang akan menghambat pertumbuhan mikroorganisme gram positif, maka pada media ini
bakteri S. Aureus hanya tumbuh sedikit. Perubahan warna pada media MCA terjadi karena
fermentasi laktosa dan penurunan pH.
Pada pengamatan hari kamis (11/11/2010) bakteri Staphylococcus aureus pada media VJA
tumbuh banyak di semua daerah dan di semua permukaan. Warna media berubah yang semula
orange menjadi kuning muda dan warna koloni dari bakteri ini putih susu. Sedangkan pengamatan
pada hari jum’at (12/11/2010) bakteri tumbuh lebih banyak di permukaan. Warna media tetap
berwarna kuning muda dan warna koloninya putih susu. Pada media ini bakteri S. Aureus dapat
tumbuhdenganbaikkarenakandunganyangterdapatpada mediaVJA adalahmannitol,telluritedan
lithium chloride yang berperan untuk mengisolasi bakteri yang bersifat koagulase positip, karena
semua yang bersifat koagulase positip akan tumbuh pada media ini. Sedangkan perubahan warna
yang terjadi pada media disebabkan oleh asam yang dihasilkan pada metabolisme bakteri atau
akibat fragmentasi manitol. Adanya lithium chloride: sangat bermanfaat untuk menghambat
pertumbuhan bakteri lain termasuk E. coli. Namun demikian media ini kurang mampu memilah S.
aureus karena semua koagulase positip dapat tumbuh termasuk S. epidermidis dan Proteus.
Pada pengamatan hari kamis (11/11/2010) bakteri Staphylococcus aureus belum ada yang
tumbuh pada media CA tetapi warna medianya tetap berwarna kuning bening. Sedangkan
pengamatan pada hari jum’at (12/11/2010) bakteri tidak tumbuh dan media tetap berwarn kuning
bening. Pada media ini bakteri tidak tumbuh karena mengandung cetrimide yang merupakan
17. quarternary ammonium yaitu senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri kecuali
bakteri Pseudomonas, karena menyebabkan kebocoran unsur-unsur di dalam sel.
Pada pengamatanhari kamis(11/11/2010) bakteri Staphylococcus aureus belum ada bakteri
yang tumbuh pada media Simmon Sitrat. Warna media tetep berwarna hijau tua. Sedangkan
pengamatan pada hari jum’at (12/11/2010) bakteri belum tumbuh tetapi warna media bagian
atasnyaberubahmenjadi birutuadan bagianbawahnyatetapberwarnahijautua.Perubahan warna
pada media tersebut menunjukan adanya bakteri yang tumbuh karena bakteri S. Aureus dapat
menggunakan sitrat sebagai sumber karbon tunggal dan ion ammonium sebagai sumber nitrogen
tunggal. Perubahan warna terjadi karena penggunaan sitrat akan meningkatkan pH media.
Peningkatan pH media tersebut menyebabkan perubahan warna pada indikator bromthymol biru
yang mengubah media menjadi warna biru. Bakteri ini termasuk dalam bakteri aerob fakultatif.
Pada pengamatan hari kamis (11/11/2010) bakteri Staphylococcus aureus bakeri tumbuh
pada media TSIA di permukaannya. Warna media yang semula berwarna merah berubah menjadi
kuning muda. Warna koloninya putih susu. Sedangkan pengamatan pada hari jum’at (12/11/2010)
bakteri tumbuh lebih banyak di permukaan media. Warna media berubah menjadi kuning emas.
Warna koloninyaputihsusu.Perubahanini disebabkankarenabakteri dapatmemfermentasi glukosa
/ laktosa / sukrosa.
Bakteri Escherichia coli pada media MCA yang diamati pada hari Kamis (11/11/2010),
tumbuhbanyakdi permukaanmedia.Warnamediayangsemulamerahtuaberubahmenjadi kuning
muda. Warna koloni bakteri ini putih susu. Sedangkan pengamatan yang dilakukan hari jum’at
(12/11/1010) bakteri tumbuh lebih baik dan lebih banyak. Warna media tetap kuning muda
(keemasan).Warnakoloninyaputihsusu.Padamedia ini bakteri dapat tumbuh dengan baik karena
dapat menguraikan laktosa. Kemampuan E. coli memfermentasi laktosa menyebabkan penurunan
pH, sehingga mempermudah absorpsi neutral red untuk mengubah koloni menjadi merah muda.
Pada hari Kamis (11/11/2010), bakteri Escherichia coli tumbuh banyak pada media VJA di
semua daerah. Warna media merah muda yang semula warna orange dan warna koloninya putih
susu.Sedangkanpengamatanyangdilakukanpada hari Jumat(12/11/2010), bakteri tumbuh dengan
baik dipermukaan media dan di daerah I media pecah (menonjol ke atas) dan warna media tetap
seperti hari kamis berwarna merah muda. Warna koloninya putih susu. Perubahan warna pada
media disebabkan karena bakteri tidak dapat memfermentasi manitol yang terkandung di dalam
media sehingga media berubah menjadi merah muda.
18. Pada hari kamis (11/11/2010) bakteri Escherichia coli tumbuh pada media CA
dipermukaannya.Warnamediaberubahmenjadiputihbeningyangsemulaberwarnakuningbening.
Warna koloninya putih susu. Sedangkan pengamatan yang dilakukan pada hari jumat (12/11/2010)
bakteri lebih banyak dipermukaan dan didalam media. Warna media tetap seperti hari Kamis
berwarna putih bening. Warna koloninya putih susu. Pertumbuhan tersebut karena bakteri ini
merupakan bakteri gram negatif yang dapat tumbuh pada media CA seperti halnya pseudomonas.
Pada hari kamis (11/11/2010) bakteri Escherichia coli belum ada yang tumbuh pada media
SimmonSitrat.Warna mediatetapberwarnahijautua.Sedangkanpengamatanyangdilakukan pada
hari Jum’at (12/11/2010) warna media berubah menjadi biru tua. Perubahan warna tersebut
menunjukkan adanya bakteri yang tumbuh karena mampu menggunakan sitrat sebagai sumber
karbontunggal dan merekadapatmemetabolismegaramamoniumdalammediumdanpenggunaan
sitrat meningkstksn pH media. Peningkatan pH tersebut menyebabkan perubahan warna pada
indikator bromthymol biru yang mengubah warna media menjadi biru.
Pada hari kamis (11/11/2010) bakteri Escherichia coli tumbuh pada media TSIA
dipermukaannya. Warna media berubah menjadi kuning muda dan di bagian bawahnya berwarna
hitam yang semula berwarna merah. Sedangkan pengamatan yang dilakukan pada hari Jum’at
(12/11/2010) bakteri tumbuh dipermukaan dan bagian bawah media yang berwarna hitam.
Terdapatgelembungoksigendiataspermukaan hitam. Warna media bagian atas kuning dan bagian
bawahnya hitam. Bakteri ini dapat tumbuh dengan baik pada TSIA karena media ini biasanya
digunakan untuk konfirmasi pengujian E. coli dan dapat digunakan untuk identifikasi bakteri gram
negatif yang memfermentasi dekstrosa/laktosa/sukrosa dan produksi H2S. Terjadinya fermentasi
dekstrosa oleh bakteri gram negatif akan menurunkan pH menjadi asam. Kondisi ini akan
menyebabkanperubahan phenolred (mediamerah) menjadi kuning.Sedangkanwarnahitamkarena
terbentuknya H2S positif dari farmentasi H2 dan CO2.
Bakteri Pseudomonas aeruginosa pada media MCA yang diamati pada hari Kamis
(11/11/2010), belum tumbuh pada media ini. Warna media berubah menjadi merah muda yang
semula berwarna merah tua. Sedangkan pengamatan dilakukan pada hari Jum’at (12/11/2010)
bakteri belum tumbuh dan warna media tetap berwarna merah muda. perubahan warna tersebut
menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri karena bakteri ini termasuk gram negatif yang dapat
menguraikan laktosa . penguraian laktosa menyebabkan penurunan pH sehingga mempermudah
absorbsi neutral red untuk mengubah koloni menjadi merah muda.
19. Pada hari Kamis (11/11/2010) bakteri P. aeruginosa tumbuh pada media VJA berupa titik-
titikpermukaanmedia.Warnamediaberubahmenjadi merahmuda yang semula berwarna orange.
Warna koloninyaputihsusu.Sedangkanpengamatanpadahari Jum’at (12/11/2010) bakteri tumbuh
lebihbanyak.Warna media merah muda tetapi disekelilingnya berwarna kuning. Warna koloninya
putih susu. Perubahan warna menjadi merah muda disebabkan karena manitol tidak difermentasi
sedangkan perubahan warna media menjadi kuning disebabkan karena perubahan warna merah
fenol akibat menanggapi indikator dalam pembentukkan asam.
Pada hari Kamis(11/11/2010) bakteri P.aeruginosa belumadayangtumbuhpadamedia CA.
Warna mediaberubahmenjadi putihbeningyangsemulaberwarnakuning bening. Sedangkan pada
pengamatan hari Jum’at (12/11/2010) bakteri belum tumbuh dan warna media tetap berwarna
putih bening. Pada media ini, P. aeruginosa tidak tumbuh karena tidak dibantu dengan
menggunakan media Pseudomonas Selective Medium yang mengandung Nalidixi acid untuk
menghambat pertumbunan bakteri lain.
Pada hari Kamis (11/11/2010) bakteri P. aeruginosa belum ada yang tumbuh pada media
simmonsitratdanmediaberwarnahijautua.Sedangkanpadapengamatan hari Jum’at (12/11/2010)
bakteri belum ada yang tumbuh tetapi warna media bagian atas berwarna biru tua dan bagian
bawahnya berwarna hijau tua. Perubahan warna tersebut menunjukkan adanya bakteri yang
tumbuh karena mampu menggunakan sitrat sebagai sumber karbon tunggal dan mereka dapat
memetabolisme garam amonium dalam medium dan penggunaan sitrat meningkstksn pH media.
Peningkatan pH tersebut menyebabkan perubahan warna pada indikator bromthymol biru yang
mengubahwarnamedia menjadi biru. Pembentukkan warna biru terdapat pada bagian atas media
karena bakteri ini memerlukan oksigen karena bakteri ini termasuk bakteri aerob obligate.
Pada hari Kamis (11/11/2010) bakteri P. aeruginosa belum ada yang tumbuh dan media
tetap berwarna merah. Sedangkan pada hari Jum’at (12/11/2010) belum ada bakteri yang tumbuh
dan mediaberwarnamerah.Bakteri ini tumbuhkarenaPseudomonastidak mampumemfermentasi
dekstrosa, maka media akan tetap berwarna merah.
VII. Kesimpulan
Isolasi mikrobamerupakanupayapembiakkansuatujenismikrobatertentuyangdiperoleh dari suatu
sampel di dalam suatu media yang spesifik, sehingga selanjutnya dapat dilakukan identifikasi dan
konfirmasi.
20. Identifikasi mikroba yaitu Untuk mengetahui sifat-sifat morfologi bakteri, maka bakteri dapat
diperiksadalamkeadaanhidupataumati.Pemeriksaanmorfologibakteri ini perlu, untuk mengenal
nama bakteri.
Sedangkankonfirmasi mikrobayaituuntukmengetahuijenisbakteri dan koloninya. Konfirmasi jenis
bakteri dapat menggunakan berbagai pewarnaan, reaksi ensimatis atau reaksi biokimia, terutama
jika identifikasi menggunakan media masih meragukan/belum memuaskan.
Tabel pertumbuhan bakteri pada media spesifik
BAKTERI
MEDIA
MCA VJA CA SS TSIA
S. Aureus +* + + + +
E. Coli + + + + +
P. Aureginosa + - - + +
Keterangan :
- (+) = bakteri tumbuh dengan baik
- (-) = bakteri tidak tumbuh
- (*) = pertumbuhan terhambat
VIII. Daftar Pustaka
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.
Pelczar, Michael J. Dasar - Dasar Mikrobiologi I. 2006. UI-Press: Jakarta.
Volk , W. A & Wheeler. M. F. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5. Erlangga.
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/10PeranMediauntukIdentifikasiMikroba124.pdf/
PeranMediauntukIdentifikasiMikroba124.html diakses pada tanggal
07/12/2010
21. http://myaluzz.wordpress.com/2010/02/09/laporan-mikrobiologi/ diakses pada tanggal
07/12/2010
http://perpustakaan.pom.go.id/KoleksiLainnya/Buletin%20Info%20POM/0208.pdf diakses pada
tanggal 07/12/2010
ISOLASI BAKTERI DAN JAMUR DARI DALAM TANAH
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam menggerakkan sistem pertanian yang bermanfaat dan mempunyai tujuan untuk
meningkatkan hasil pertanian tentunya membutuhkan keadaan lingkungan yang mendukung.
Terutama lingkungan yang berhubungan dengan bercocok tanam dalam pertanian. Dari segi
ekonomi pertanian mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pangan, dan
tujuanlainadalahuntukmeningkatkankesejahteraanpetani. Didalam bercocok tanam perlu media
yang bermanfaat untuk tempat hidup tanaman, media yang umum digunakan dan sangat mudah
untukditemui sertakeeradaannya yang sangat luas adalah tanah. Didalam tanah terdapat berbagai
macam unsur hara yang berguna untuk kehidupan dan pertumbuhan tanaman. Tanah yang baik
adalah tanah yang mempunyai kandungan unsur hara yang banyak yang dapat dimanfaatkan oleh
tumbuhan untuk bertahan hidup dan berkembang.
Kandungan tanah tidak hanya unsur hara, tetapi juga terdapat mikroorganisme yang hidup
dan berkembangbiak didalamnya. Mikroorganisme tersebut dapat berupa nematode, bakteri,
ataupun jamur. Tidak semua mikroorganisme yang hidup didalam tanah bermanfaat untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Banyak sekali mikroorganisme yang hanya dapat
menyebabkan tanaman menjadi sakit dan menurun kualitas maupun kuantitasnya. Untuk
meningkatkan hasil pertanian tentunya dari segi media tanam yang digunakan harus bebas dari
mikroorganisme penyebab penyakit. Oleh Karena itu perlu diketahui berbagai macam
mikroorganisme yang hidup dan berkembang didalam tanah.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis mikroorganisme yang hidup
didalam tanah dan jumlah koloni yang tersimpan didalamnya.
22. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya
dalam suatu medium buatan. Proses pemisahan dan pemurnian dari mikroorganisme lain perlu
dilakukankarenasemuapekerjaanmikrobiologis,misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme,
memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Untuk
mendapatkan biakan murni dari miselium jamur maka harus dilakukan isolasi dari jaringan atau
spora atau mendapatkan subkultur biakan murnoi yang telah ada. Dalam mengisolasi jamur, dapat
dilakukan dengan beberapa macam cara, antara lain:
1. Isolasi dengan kultur jaringan.
Cara isolasi ini adalahdenganmenumbuhkanjaringan jamur pada media agar (PDA) dalam botol
atau tabung reaksi atau cawan petri. Isolasi jamur yang berhasil bila hanya tampak miselium
berwarna putih dimulai dari sekitar jaringan jamur yang diintroduksi atau diisolasi. Bila tidak
langsung digunakan, biakan ini disimpan dalam refrigerator dengan suhu 5o
C.
2. Isolasi dengan kultur monospora atau multispora
Monosporaatau spora tunggal yangfertile memberikanhasil isolasi jamur yang baik. Cara isolasi
denganmonosporandanmultisporahampersama dengan isolasi menggunakan jaringan sel jamur.
Dalam hal ini jaringan sel digantikan dengan spora. Dengan cara ini peluang untuk mendapatkan
strain baru lebih besar.
3. Subkultur dari laboratorium jamur
Selainmenbuatisolasi jamursendiri,seseorangbolehmemintaataumembeli kulturmurni dalam
tabung dari suatu laboratorium jamur atau bank miselium. Kultur tersebut harus sudah diuji
kemurnian dan produktifitasnya karena perubahan sifat dari jamur mungkin terjadi dalam kultur
hasil reisolasi. (Suradji. 2006)
Beberapa kelompok mikroorganisme seperti bakteri dan aktinomisetes yang mempunyai
perananbesardalampenguraianselulosa dapat diisolasi dari substrat alami atau teknik pengayaan
sesuai dengan media yang digunakan, antara lain:
1. Isolasi dari substrat alami: berasal dai tanah, kompos, dan komposisi residu.
2. Isolasi dengan teknik pengayaan: isolasi bakteri, jamur dan aktinomisetes dapat dilakukan dengan
menumbuhkan melalui teknik pengayaan pada media yang sesuai seperti media asperagin untuk
jamur, media hans untuk bakteri dan media Kenkhight untuk aktinomisetes. (Sutanto. 2002).
Pada tanah tempat tumbuh tanaman komposit penghasil inulin juga merupakan tempat
berkembangnyamikroorganismepenghasil inulinase. Populasi jamur pada tanah yang subur ± 119 x
103
sel/gtanah.Jamur lebihtahanterhadappHsuasana asam jikadibandingkan dengan bakteri atau
23. aktinomesetes, sehingga dengan cara ini juga telah terjadi seleksi terhaap mikroba yang sedang
diisolasi. (Saryono. 2002).
Beberapa bakteri yang ada pada media tanam antara lain yang mengakibatkan penyakit
pada tanaman antara lain:
1. Busuk batang akibat Rhizoctonia Solani
Gejalaseranganyangditimbulkanpadapermukaan kulit batang dan akar yang diserang berubah
menjadi warnacoklat dan akhirnya menjadi busuk. Kerusakan akan menyebar ke jaringan dibawah
kulit. Bakteri ini berada pada media tanam yang sudah terinfeksi.
2. Busuk batang kecambah akibat Phytium spp.
Gejalaserangandanpenyebarannyapadakecambahberbagai jenistanaman.Bakteri ini biasanya
muncul pada mediatanamyangterlalulembabdisertapenggunaan pupuk dengan EC tinggi. Bagian
yang diserang adalah bagian tanaman yan paling dekat dengan tanah.
3. Busuk batang akibat bakteri Erwinia sp.
Ada dua macam bakteri penyebab busuk batang pada E.milli, yaitu Erwinia carotovora dan
Erwinia chrysanthemi. Gelaja yang ditimbulkan oleh kedua macam bakteri ini hamper sama, yaitu
pangkal batang setek dan sambungan grafting menjadi busuk.
4. Bercak daun akibat Botrytis Cinerea.
Seranganpenyakitbusukdaundapatterjadi padasemuastadiatumbuhtanaman.Yang terserang
adalah bagian tanaman yang dekat dengan media tanam. Karena bakteri ini terdapat pada media
tanam yang telah terinfeksi. Pada E.milli serangan juga menimbulkan kerusakan pada bunga,
terutama pada kelembaban tinggi.
5. Bakteri Phytophthora Parasitica.
Gejala penyakit yang disebabkan oleh cendawan tanah (soil borne disease) ini ditandai dengan
munculnyabercakcokelatkemerahanpadabatang. Munculnya bakteri ini dipacu oleh kelembaban
mediayangtinggi danpemupukanECyang tinggi yangmenyebabkanserapanairterhambat.(Lingga.
2006).
24. BAB 3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis, 19 februari 2012 dimulai pada pukul 16.00 WIB
sampai dengan selesai di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian
Universitas Jember.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Tabung reaksi
2. Cawan petri
3. Jarum Ose
25. 4. Pipet
5. Vortex
6. Laminary air flow
7. Lampu Bunsen
8. Hand counter
9. Colony counter
3.2.2 Bahan
1. Sample tanah
2. Air steril
3. Medium PDA dan NA
4. Alkohol 95%
3.3 Cara Kerja
1. Menimbang 1 gr tanah dan memasukkan ke dalam Erlenmeyer berisi 100 ml air steril kemudian
menggojoksampai terbentuksuspenseyanghomogen.Selanjjutnya,mendiamkan dan mengambil 1
ml bagian yang jernih dan memasukkan ke dalam tabung reaksi berisi 9 ml air steril. Dilakukan
sampai pengenceran 103
.
2. Untuk mengisolasi jamur, pada pengenceran 103
(1 : 1000) diambil 100 µml dan menuangkan ke
dalamcawan petri steril yangtelahberisi asamasetat3 tetes.SelanjutnyamediumPDA dengansuhu
45 – 50o
C dituangkan ke dalam cawan petri tersebut.
3. Untuk mengisolasi bakteri pada pengenceran 103
(1 : 1000) mengambil 100 µml dan menuangkan ke
dalam cawan petri steril yang telah berisi asam asetat tiga teets. Selanjutnya medium NA dengan
suhu 45 – 50o
dituangkan ke dalam cawan petri tersebut.
4. Menggoyang-goyangcawanpetri dengan harapan agar tercampur rata dan diinkubasikan pada suhu
ruang selama 24 – 72 jam.
5. Akhirnya dilakukan pengamatan dan pemghitungan jumlah koloni yang tumbuh dengan colony
counter.
26. BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Media
Isolasi
Bakteri Jamur
Hari ke- Hari ke-
1 2 2 4 6
KNo 1347 1049 840 919 957
SNo 893 321 2 2 2
BNo 780 1603 90 652 527
PADI 1127 753 0 44 37
27. 4.1 Pembahasan
Tanah merupakan media tanam bagi umumnya tumbuhan. Karena di dlam tanah
terkandung berbagai macam unsur hara yang penting bagi pertumbuhan tanaman. Unsur hara
tersebutdibagi menjaduduajenisbesaryaituunsurharamakrodan unsur hara mikro.Namun,tidak
hanyatanaman yang dapathidup dan berkembang biak di media tanam tanah. Di dalam tanah juga
banyak terkandung mikroorganisme, yang termasuk didalamnya bakteri dan jamur. Tidak semua
mikroorganisme tersebutbermanfaatbagi tumbuhan, tetapi banyak mikroorganisme yang menjadi
pathogen didalam tanah sehingga merugikan bagi pertumbuhan dan perkembangan dari tanaman
sendiri.
Isolasi merupakan suatu kegiatan mengambil mikroorganisme yang hidup di alam dan
dipindahkandengantujuanmembiakkannyapadamediayang steril. Metode yang digunakan dalam
mengisolasi bakteri dan jamur pada praktikum ini adalah dengan menggunakan pengenceran.
Tujuannya adalah membuat kultur murni dari biakan jamur dan bakteri tersebut dari satu jenis
sehinggadapatdipelajari morfologi,sifatdankemampuanbiokimianya.Sebelummengisolasi diawali
denganpengambilansampel tanahyangakandiisolasi bakteri dan jamurnya. Tanah yang digunakan
adalah tanah KNo (Tanah tanpa campuran), tanah BNo (Tanah dengan campuran bahan organic),
tanah SNo (Tanah dengan campuran sekam). Setekah media tanam telah disediakan selanjutnya
diencerkan dengan menggunakan air.
Isolasi dengancarapengenceranyaitu dengan prinsip melarutkan atau melepaskan bakteri
dan jamurdari substratnyake dalam air sehingga lebih mudah penanganannya. Pada praktikum ini
pengenceran yang digunakan adalah dengan cara pengenceran bertingkat dengan tujuan
memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba (bakteri dan jamur) yang tersuspensi didalamnya.
Selanjjutnya,dilakukanpenanamanbiakanmurni bakteri dan jamur dengan penanaman Pour Plate.
Bakteri dan jamur ditanam ke dalam cawan petri yang didalamnya telah diisi dengan media agar.
Penanaman dilakukan didalam ruang steril (laminary air flow), penanaman pada media agar
bertujuan supaya bakteri dan jamur yang tumbuh dipermukaan agar dapat memperoleh oksigen
secara cukup, pertumbuhan koloni dapat menumpuk.
Dari hasil pada tabel di atas diketahui bahwa koloni bakteri yang paling banyak terdapat
pada media tanam KNo yang mempunyai rata-rata setiap hari keluar sebanyak 1198 koloni. Pada
media tanam yang mempunyai koloni bakteri paling sedikit adalah pada media tanam SNo yang
mempunyai rata-rata607 koloni perhari.Mediatanamyang mempunyai koloni jamurpalingbanyak
adalah pada media tanam KNo dan yang paling sedikit adalah pada media tanam SNo yang setiap
pengamatan tidak mengalami peningkatan koloni jamurnya.
Pada setiap media tanam yang ditunjukkan pada hasil tersebut diketahui semua media
tanam terdapat bakteri dan jamur. Pada media tanam KNo banyak terdapat bakteri dan jamur, hal
tersebut terjadi karena pada media tersebut hanya terkomposisi dari tanah yang sebelumnya
dikeringanginkan dan diberikan air sesuai kapasitas lapang. Adanya bakteri dan jamur akibat dari
sisa-sisadari tempattanahtersebutdiambil,karenatanahdapatsajamenjadi tempatbertumpuknya
kotoran atau pathogen lain yang membawa bakteri dan jamur. Pada media KNo tanah tersebut
diketahui banyak mengandung bakteri dan jamur, kenyataan pada saat dijadikan sebagai media
28. tanam sawi hasil sawi yang didapat sangat rendah, yaitu kualitas berat basah dari tanaman sawi
sangat ringandenganindikatorpertumbuhannyayanglambatdandaunyang dihasilkanjugasedikit.
Penghitungan koloni jamur dan bakteri pada petridish tempat dibiakkannya bakteri dan
jamur tersebut dengan menggunakan alat yang disebut dengan Colony counter. Perhitungan
tersebutdilakukanketikabiakandalampetridishtersebuttelah melalui masa inkubasi yaitu selama
24 jam. Pertumbuhan bakteri lebih cepat diketahui daripada pertumbuhan jamur. Bakteri dalam
petridish hanya dalam waktu 24 jam saja telah banyak diketahui koloni yang keluar. Media yang
digunakan dalam pembiakan bakteri adalah media NA (Nutrien Agar). NA adalah medium umum
untuk uji air dan produk dairy. NA digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme
yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof.
Pembiakan jamur yang dilakukan pada praktikum ini dengan menggunakan media PDA
(Potato Dextrose Agar) yang terdiri dari kentang 20%, dexstrosa 2%, dan agar 2%. Media PDA
merupakanmediasemi sintetik. Media PDA merupakan tempat dimana terjadi perkembangan dari
jamuryang dibiakkan.Jamurmenyerapkarbohidratdari kaldukentang dan gula serta dari agar yang
telahbercampur.Untukisolasi jamurpadamediaPDA kemungkinankontaminasi oleh bakteri maka
pH dibuat5,0. Karena,jamur lebihtahan terhadap suasana asam jika dibandungkan dengan bakteri
atau aktinomisetes.DenganmenggunakanPDA jugaberfungsi untuk menyeleksi biakan jamur yang
sedangdiisolasi.SebelumdilakukanpembiakanjamurpadamediaPDA didahului denganmelakukan
pengenceransampai pada103
. Pengenceranini dimaksudkanuntukmendapatkanbiakan murni dari
jamur dan terbebas dari partikel-partikel tanah.
Jumlah populasi jamur dan bakteri pada saat pengamaatan mengalami kenaikan, tetapi
kenaikantersebutsemakin menjadikan jumlah bakteri dan jamur yang ada pada petridish semakin
sedikitjumlahnyakarenasemakinbanyakkoloni yangkeluar akan membentuk gabungan-gabungan
antar koloni.Namuntidakselaludemikian, kebanyakan dari baiakan jamur setiap hari pengamatan
yaitu pada hari 2,4, dan 6 jumlah koloni yang keluar semakin banyak berbentuk bintik-bintik. Pada
semua biakan yaitu bakteri dan jamur populasi koloni pada media tanam KNo terus mengalami
kenaikan, tetapi dengan pertumbuhan jumlah koloni yang tidak menentu setiap harinya.
Dalam melakukan isolasi pada praktikum ini, media yang digunakan dalam isolasi harus
sesuai dengan mikroorganisme yang akan dibiakkan. Karena apabila media yang digunakan tidak
sesuai dengan mikroorganisme yang kita isolasi maka mikroorganisme tersebut tidak akan bisa
tumbuh.Dikarenakankandunganmakananyangdibutuhkanoleh mikroorganisme tersebut kurang,
seperti karbohidratyangjumlahnyakurang atau nutrisi lain dalam media tersebut tidak memenuhi
kebutuhanmikroorganisme.Mediayangdigunakanpadapraktikum ini adalah menggunakan media
padat agar, dengan tujuan sel-sel yang didapat menjadi terpisah sesuai koloninya. Apabila
menggunakan media cair, maka koloni mikroorganisme yang tumbuh tidak dapat terpisah-pisah
secara individu karena ukurannya yang sangat kecil dan tidak tetap tinggal ditempatnya. Untuk
memisahkannyadengancarapengencerandenganmenggunakan tabung reaksi atau petridish yang
lain dan ditumbuhkan dimedia padat.
Jumlah jamur dapat mendominasi didalam tanah dibandingkan dengan mikroorganisme
yang lain.Itu karena ukuran jamur yang relatif lebih besar dibandingkan mikroorganisme lain. Dari
hasil penuangansuspensi tanah kedalam petridish didapat koloni jamur, dan terdapat warna putih
menunjukkan jamur yang mempunyai hifa. Pertumbuhan jamur dapat terjadi didalam tanah yang
29. mempunyai pH masam, tetapi ada juga yang dapat tumbuh didalam tanah dengan pH betral atau
tanah yangbersifatalkalis.Pemberianpupukanorganikdengancampuran pupuk organik juga dapat
mempengaruhi pertumbuhan jamur tetapi dengan kelembapan tertentu.
BAB 5. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan praktikum ini adalah:
1. Isolasi adalahkegiatanmengambil mikroorganisme yang ada di alam untuk dibiakkan secara murni
didalam media yang steril.
2. Media yang digunakan dalam isolasi ini pada bakteri menggunakan media NA dan jamur
menggunakan media PDA.
3. Dominan pertumbuhan bakteri dan jamur terdapat pada media tanam KNo.
4. Setiap hari dalam pengamatan jumlah bakteri dan jamur dari sebagian besar media tanah yang
diisolasi semakin bertambah.
5. Banyaknya kandungan bakteri dan jamur pada tanah diakibatkan tanah tersebut terkena infeksi
jamur atau bakteri dari lingkungannya
DAFTAR PUSTAKA
Lingga, Lainy. 2006. Sukses menanam dan merawat Euphorbia milli. Jakarta: Agromedia Pustaka.
30. Petunjuk praktikum mata kuliah teknik media tanam. 2012. Jember: Faperta Universitas Jember.
Saryono,.dkk. 2002. Isolasi dan karakterisasi jamur penghasil inulinase yang tumbuh pada umbi dahlia. Natur
Indonesia. 4(2): 171-177.
Suradji, Meity Sinaga. 2006. Jamur merang dan budidayanya. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sutanto, Rachman. 2002. Penerapan pertanian organik. Yogyakarta: Kanisius
Diposkanoleh MohammadArdli Wijayadi 3/16/2013 10:56:00 A
Mediaberfungsi untukmenumbuhkanmikroba,isolasi,memperbanyakjumlah,menguji sifat-sifat
fisiologidanperhitunganjumlahmikroba,dimanadalamprosespembuatannyaharusdisterilisasi
dan menerapkanmetodeaseptisuntukmenghindarikontaminasi padamedia.Berikutini beberapa
mediayangseringdigunakansecaraumumdalammikrobiologi.
Lactose Broth
Lactose broth digunakansebagai mediauntukmendeteksi kehadirankoliformdalamair,makanan,
dan produksusu,sebagai kaldupemerkaya(pre-enrichmentbroth) untukSalmonellae dandalam
mempelajarifermentasilaktosaolehbakteri padaumumnya.Peptondanekstrakbeef menyediakan
nutrienesensial untukmemetabolismebakteri.Laktosamenyediakansumberkarbohidratyang
dapat difermentasi untukorganisme koliform.Pertumbuhandenganpembentukangasadalah
presumptive testuntukkoliform.
Lactose broth dibuatdengankomposisi0,3% ekstrakbeef;0,5% pepton;dan0,5% laktosa.
EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)
MediaEosinMethylene Blue mempunyaikeistimewaanmengandunglaktosadanberfungsi untuk
memilahmikrobayangmemfermentasikanlaktosaseperti S.aureus,P.aerugenosa,danSalmonella.
Mikrobayang memfermentasi laktosamenghasilkankoloni denganintiberwarnagelapdengankilap
logam.Sedangkanmikrobalainyangdapattumbuhkoloninyatidakberwarna.Adanyaeosindan
metilenbluemembantumempertajamperbedaantersebut.Namundemikian,jikamediaini
digunakanpadatahap awal karenakumanlainjugatumbuhterutamaP. Aerugenosa danSalmonella
sp dapatmenimbulkankeraguan.Bagaiamanapunmediaini sangatbaikuntukmengkonfirmasi
bahwakontaminantersebutadalah E.coli.
Agar EMB (levine) merupakanmediapadatyangdapat digunakanuntukmenentukanjenisbakteri
coli denganmemberikanhasil positif dalamtabung.EMByang menggunakaneosindanmetilinbklue
sebagai indikatormemberikanperbedaanyangnyataantara koloni yangmeragikanlaktosadanyang
31. tidak.Mediumtersebutmengandungsukrosakarenakemempuanbakteri koliyanglebihcepat
meragikansukrosadaripadalaktosa.Untukmengetahuijumlahbakteri coli umumnyadigunakan
tabel Hopkinsyanglebihdikenal dengannamaMPN (mostprobable number) atautabel JPT(jumlah
perkiraanterdekat),tabeltersebutdapatdigunakanuntukmemperkirakanjumlahbakteri coli dalam
100 ml dan 0,1 ml contohair.
NutrientAgar
Nutrienagaradalahmediumumumuntukuji airdan produkdairy.NA juga digunakanuntuk
pertumbuhanmayoritasdari mikroorganismeyangtidakselektif,dalamartianmikroorganisme
heterotrof.Mediaini merupakanmediasederhanayangdibuatdari ekstrakbeef,pepton,danagar.
Na merupakansalahsatumediayangumumdigunakandalamprosedurbakteriologi sepertiuji biasa
dari air,sewage,produkpangan,untukmembawa stokkultur,untukpertumbuhansampel padauji
bakteri,danuntukmengisolasiorganismedalamkulturmurni.
Untuk komposisi nutrienadaradalaheksrakbeef 10 g,pepton10 g, NaCl 5 g, airdesitilat1.000 ml
dan 15 g agar/L. Agar dilarutkandengankomposisi laindandisterilisasi denganautoklaf pada121°C
selama15 menit.Kemudiansiapkanwadahsesuaiyangdibutuhkan.
NutrientBroth
Nutrientbrothmerupakanmediauntukmikroorganisme yangberbentukcair.Intinyasamadengan
nutrientagar.Nutrientbroth dibuatdengancara sebagai berikut.
1.Larutkan 5 g peptondalam850 ml air distilasi/akuades.
2.Larutkan 3 g ekstrakdagingdalamlarutanyangdibuatpada langkahpertama.
3.Atur pH sampai 7,0.
4.Beri air distilasi sebanyak1.000 ml.
5.Sterilisasi denganautoklaf.
MRSA (deMannRogosa Sharpe Agar)
MRSA merupakanmediayangdiperkenalkanolehDe Mann,Rogosa,danShape (1960) untuk
memperkaya,menumbuhkan,danmengisolasi jenisLactobacillusdari seluruhjenisbahan.MRSagar
mengandungpolysorbat,asetat,magnesium, danmanganyangdiketahuiuntukberaksi/bertindak
sebagai faktorpertumbuhanbagi Lactobacillus,sebaiknutriendiperkayaMRSagar tidaksangat
selektif,sehinggaadakemungkinanPediococcusdanjenisLeuconostocsertajenisbakteri laindapat
tumbuh.MRS agar mengandung:
1.Proteindari kasein10 g/L
2.Ekstrak daging8,0 g/L
3.Ekstrak ragi 4,0 g/L
4.D (+) glukosa20 g/L
5.Magnesiumsulfat0,2 g/L
6.Agar-agar 14 g/L
7.dipotassiumhidrogenphosphate 2g/L
8.Tween80 1,0 g/L
9.Diamoniumhidrogensitrat2g/L
10.Natriumasetat5 g/L
11.Mangan sulfat0,04 g/L
32. MRSB merupakanmediayangserupadenganMRSA yangberbentukcair/broth.
Dari enidchemicals.com
Trypticase Soy Broth (TSB)
TSB adalahmediabrothdiperkayauntuktujuanumum, untukisolasi,danpenumbuhanbermacam
mikroorganisme.Mediaini banyakdigunakanuntukisolasibakteri dari spesimenlaboratoriumdan
akan mendukungpertumbuhanmayoritasbakteri patogen.
MediaTSB mengandungkaseindanpeptonkedelai yangmenyediakanasamaminodansubstansi
nitrogenlainnyayangmembuatnyamenjadimediabernutrisi untukbermacammikroorganisme.
Dekstrosaadalahsumberenergi dannatriumkloridamempertahankankesetimbanganosmotik.
Dikaliumfosfatditambahkansebagai bufferuntukmempertahankanpH.
Plate CountAgar (PCA)
PCA digunakansebagai mediumuntukmikrobaaerobikdenganinokulasidi ataspermukaan.PCA
dibuatdenganmelarutkansemuabahan(caseinenzymichydrolisate,yeastextract,dextrose,agar)
hinggamembentuksuspensi22,5 g/L kemudiandisterilisasi padaautoklaf (15menitpadasuhu
121°C). MediaPCA ini baikuntukpertumbuhantotal mikroba(semuajenismikroba) karenadi
dalamnyamengandungkomposisicaseinenzymichydrolisate yangmenyediakanasamaminodan
substansi nitrogenkompleklainnyasertaekstrakyeastmensuplai vitaminBkompleks.
APDA
MediaAPDA berfungsi untukmenumbuhkandanmenghitungjumlahkhamirdanyeastyang
terdapatdalamsuatu sampel.Khamirdanyeastakantumbuhdenganoptimal padamediayang
sesuai.Adanyaasamtartarat dan pH rendahmaka pertumbuhanbakteri terhambat.APDA dibuat
denganmerebuskentangselama1jam/45 menit,agardilelehkandalam500 ml air. Campurkan
ekstrakkentangdalamagar laluditambahkanglukosadandiadukrata.PadaAPDA jadi ini juga
ditambahasamtartarat.
Potato Dextrose Agar (PDA)
PDA digunakanuntukmenumbuhkanataumengidentifikasi yeastdankapang.Dapatjuga digunakan
untukenumerasi yeastdankapangdalamsuatusampel atauprodukmakanan.PDA mengandung
sumberkarbohidratdalamjumlahcukupyaituterdiri dari 20% ekstrakkentangdan2% glukosa
sehinggabaikuntukpertumbuhankapangdankhamirtetapi kurangbaikuntukpertumbuhan
bakteri.CaramembuatPDA adalahmensuspensikan39g mediadalam1 literairyang telah
didestilasi.campurdanpanaskansertaaduk.Didihkanselama1menituntukmelarutkanmedia
secara sempurna.Sterilisasi padasuhu121°C selama15 menit.Dinginkanhinggasuhu40-45°C dan
tuang dalamcawan petri denganpHakhir5,6+0,2.
VRBA (VioletRedBile Agar)
VRBA dapat digunakanuntukperhitungankelompokbakteri Enterobactericeae.AgarVRBA
mengandungvioletkristal yangbersifatbasa,sedangkansel mikrobabersifatasam.Bilakondisi
terlalubasamaka sel akanmati.DenganVRBA dapat dihitungjumlahbakteri E.coli.Bahan-bahan
yang dibutuhkanuntukmembuatVRBA adalahyeastekstrak,pepton,NaCl,empedu,glukosa,
neutral red,kristal violet,agar).Bahan-bahantersebutkemudiandicampurdengan1literairyang
33. telahdidestilasi.Panaskanhinggamendidihsampai larutsempurna.Dinginkanhingga50-60°C.
Pindahkandalamtabungsesuai kebutuhan,pHakhiradalah7,4. Campurangaram bile dankristal
violetmenghambatbakteri grampositif.YeastekstrakmenyediakanvitaminB-kompleksyang
mendukungpertumbuhanbakteri.Laktosamerupakansumberkarbohidrat.Neutral redsebagai
indikatorpH.Agar merupakanagenpemadat.
PGYA
Mediaini berfungsi untukisolasi,enumerasi,danmenumbuhkansel khamir.Denganadanya
dekstrosayangterkandungdalammediaini,PGYA dapatdigunakanuntukmengidentifikasi mikroba
terutamasel khamir.Untukmembuatnya,semuabahandicampurdenganditambahCaCO3terlebih
dahulusebanyak0,5 g laludilarutkandenganakuades.Kemudiandimasukkandalamerlenmeyerdan
disumbatdengankapaslaludisterilisasi padasuhu121°C selama15 menit
jenis media isolasi
Posted by seabass86 pada Januari 1, 2013
ini versi bahasa indonesia :
Jenis Media Isolasi
A. Media umum atau media non selektif
1. Nutrien Agar ( NA )
Merupakan media isolasi yang kaya dan subur, untuk tujuan tertentu media ini dapat
ditambahkan darah
2. Blood Agar ( BA )
Merupakan media isolasi, yang mengandung darah defibrinasi
3. Trypticase Soya Agar ( TSA )
Merupakan media isolasi yang kaya dan subur dan banyak digunakan untuk menumbuhkan
bakteri dari ikan dan udang.
B. Media selektif
1. Mac Conkey Agar ( MCA )
Media selektif untuk isolasi dan identifikasi bakteri Gram negatif terutama bakteri yang
berasal dari tinja dan urin.
2. Salmonella Shigella Agar ( SSA )
Merupakan media yang mempunyai selektif tinggi untuk isolasi salmonella sp
3. Thiosulfate Citrate Bilesalt Sucrose ( TCBS )Agar
Media selektif untuk isolasi Vibrio sp
C. Media Differensial
1. Blood Agar ( BA )
Media ini untuk membedakan antara bakteri yang dapat membedakan antara bakteri yang
dapat menghemolysa darah dengan yang tidak dapat menghemolysa
2. Mac Conkey Agar ( MCA )
34. Media ini digunakan untuk membedakan bakteri yang memfermentasi laktosa dan yang tidak
memfermentasi laktosa.
3. Eosin Methylene Blue ( EMB )
Digunakan untuk membedakan antara Escherichia coli dengan bakteri yang lain.
Jenis Media Identifikasi Uji Biokimia
1. Triple Sugar Iron Agar ( TSIA )
Merupakan media padat untuk membedakan sifat-sifat kuman secara biokimia
2. Sulfide Indol Motility ( SIM Medium )
Merupakan media yang berfungsi untuk mengetahui terbentunya sulfide, indol dan
mengetahui pergerakan kuman
3. Metil Red and Voges Proskauer ( MR-VP Medium )
Merupakan media yang digunakan untuk mengetahui terbentuknya asam setelah ditetesi
dengan reagen MR, sedangkan test VP digunakan untuk mengetahui terbentuknya asetil metil
karbonil.
4. Simmon’s Citrat Agar
Merupakan media yang berfungsi untuk mengetahui kemampuan kuman dalam
memanfaatkan natrium citrat sebagai sumber carbon untuk keperluan hidupnya.
LAPORAN PRAKTIKUM II
Organ yang digunakan adalah daging dari bagian tubuh udang
Media yang digunakan Trypticase Soya Agar ( TSA )
Suhu 25-30 ° C
Lamanya + 1- 2 hari
Gambarnya :
Koloni yang tumbuh ada 2-3 koloni.
Bentuknya bulat, ukuran + 0,25 mikrometer, permukaan mengembang, terdapat pigmen
berwarna kuning
Dilakukan pewarnaan gram sebagai berikut :
1. bahan diambil sedikit untuk pemeriksaan
2. berilah cairan gratin violet dan dipanaskan
3. bilas dengan air bersih
4. Beri safranin dan cuci dengan air
5. hasil yang didapat gram negatif dengan berwarna merah
berikut gambaran dari pelaksanaan pewarnaan gram
LAPORAN PRAKTIKUM III
Organ yang digunakan adalah daging dari bagian tubuh udang
Media yang digunakan Trypticase Soya Agar ( TSA )
Suhu 25-30 ° C
Lamanya + 1- 2 hari
Gambarnya :
Koloni yang tumbuh ada 2-3 koloni.
Bentuknya bulat, ukuran + 0,25 mikrometer, permukaan mengembang, terdapat pigmen
berwarna kuning
Dilakukan pewarnaan gram sebagai berikut :
1. bahan diambil sedikit untuk pemeriksaan
35. 2. berilah cairan gratin violet dan dipanaskan
3. bilas dengan air bersih
4. Beri safranin dan cuci dengan air
5. hasil yang didapat gram negatif dengan berwarna merahberikut gambaran dari pelaksanaan
pewarnaan gram. Hasilnya termasuk gram positif
LAPORAN PRAKTIKUM VI
Organ yang digunakan adalah daging dari bagian tubuh ikan air tawar.
Media yang digunakan Sabouraud Dextrose Agar + antibiotik.( S D A )
Suhu 20-25 ° C
Lamanya 1 hari
Cara Kerja :
1. siapkan media
2. ambil 0,2 ml kuman dan masukkan pada media
3. Ambil cotton but dan aquades serta oleskan pada media
4. biarkan selama 1 hari
Gambarnya :
Koloni yang tumbuh ada 2-3 koloni.
Bentuknya bulat, ukuran + 0,75 mikrometer, permukaan mengembang, terdapat pigmen
berwarna kuning dan ada sedikit memutih.
36. BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Di dalam bidang ilmu mikrobiologi, untuk dapat menelaah bakteri khususnya dalam skala
laboratorium, maka terlebih dahulu kita harus dapat menumbuhkan mereka dalam suatu
biakan yang mana di dalamnya hanya terdapat baktri yang kita butuhkan tersebut tanpa
adanya kontaminasi dari mikroba lain. Biakan yang semacam ini biasanya dikenal dengan
istilah biakan murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah di mengerti jenis- jenis nutrien yang
disyaratkan bakteri dan juga macam ligkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi
pertumbuhan bakteri tersebut (Pelczar, 1986).
Selain teknik pertumbuhan bakteri atau teknik isolasi di atas, dikenal juga adanya teknik
isolasi mikroba yaitu inokulasi yang merupakan suatu teknik pemindahan suatu biakan
tertentu dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tujuan untuk mendapatkan
suatu biakan yang murni tanpa adanya kontaminasi dari mikroba yang lain yang tidak
diiinginkan.
Berdasarkarkan hal tersebut di atas maka dilakukanlah praktikum ini untuk mengetahui
teknik dari isolasi dan inokulasi bakteri.
I.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
- Mengetahui teknik isolasi mikroba di sekitar kita (isolasi mikroba dari kotoran gigi, isolasi
mikroba dari kulit kepala dan isolasi mikroba dari kotoran belakang leher) serta isolasi
mikroorganisme dari substrak cair, isolasi dengan cara penuangan, taburan, substrak
padat,agar tegak dan miring.
- Mengetahui taknik pemindahan/ inokulasi biakan mikroorganisme
- Mengetahui ciri pertumbuhan dari mikroorganisme pada media agar.
I.3 Waktu dan Tempat Percobaan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Maret 2009 dan bertempat di Laboratorium
Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Hasanuddin, Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Populasi mikroorganisme yang ada di alam sekitar kita ini ssangatlah besar dan cukup
kompleks. Beratus spesies mikroba menguasai setiap bagian tubuh kita. Mereka terdapat
dalam jumlah yang cukup basar. Sebagai contoh, sekali kita bersin dapat mnebarkan beribu-
ribu mikroorganisme. Satu gram tinja dapat mengandung jutaan bakteri. Alam di sekitar kita,
baik itu tanah, air, maupunudara juga dihuni oleh kumpulan mikroorganisme.Penelitian yang
layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik untuk
memisahkan populasi campuran yang rumit ini, atau yang biasanya dikenal dengan istilah
biakan campuran, menjadi spsies yang berbeda- beda yang bikenal dengan istilah biakan
murni. Biakan murni in teerdiri dari satu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel
induk (Pelczar, 1986).
Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, suubstrat yang berupa
bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir,
kapng dan sebagainya. Populasi dari mikroba yang ada di linkungan ini sangatlah beraneka
ragam sehinga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil
diperoleh koloni yang tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak
untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk menngisolasi DNA mikroba yang dapat
mendeteksi mikroba yang telah resisten terhadap suatu antibiotik. Atau untuk mengetahui
mikroba yang dipakai untuk bioremediasi holokarbon (Ferdiaz, 1992).
P emindahan bakteri dari medium lama ke medium yang baru atau yang dikenal dengan
37. istilah inokulasi bakteri ini memerluakn banyak ketelitian. Terlebih dahulu kita harus
mengusahakan agar semua alat- alat yang akan digunakan untuk pengerjaan medium dan
pengerjaan inokulasi benar- benar steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya kkontaminasi,
yaitu masuknya mikrooba lain yang tidak diinginkan sehingga biakan yang tumbuh di dalam
medium adalah benar- benar biakan murni (Dwidjoseputro, 1990).
Di dalam keadaaan yang sebenarnya dapat dikatakan bahwa tidak ada bakteri yang hidup
secara tersendiri terlepas dari spesies yang lainnya. Kerap kali bakteri patogen kedapatan
bersama- sama dengan bakteri saprob. Untuk menyendirikan suatu spesies dikenal beberapa
cara, yaitu (Dwidjoseputro, 1990) :
1. Degan pengenceran
Cara ini pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Ia berhasil memelihara
Streptococcus lactis dalampiraan murni yang diisolasi dari sampel susu Yang sudah masam.
Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies
diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian di ambil
kira- kira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil
0,1 mL untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan
mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam mdium tersebut, akan tetapi mungkin
juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat kita
jadikan piaraan murni. Jika kita belum yakin, Bahwa koloni tunggal yang kita peroleh
tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan
menggunakan koloni ini sebagai sampel.
2. Dengan penuangan
Robert Koch (1843- 1905) mempunyai metode yang lain, yaitu dengan mengambil sedikti
sampel campuran bakteri yang mudah diencerkan, dan sampel ini kemudian di sebar di dalam
suatu medium yang terbuat dari kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian dia memperoleh
suatu piaraan adukan. Setelah medium tersebut mengental maka selang beberapa jam
kemudian nampaklah koloni- koloni yang masing- masing dapat dianggap murni. Dengan
mengulang pekerjaan di atas, maka akhirnya akan diperoleh piaraan murni yang lebih
terjamin.
Ada beberapa metode yang biasanya dilakukan untuk menanam biakan di dalam medium
diantaranya adalah (Lay, 1994) :
1. Metode cawan gores
Metode ini mempunyai dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu. Namun untuk
memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan yang biasanya diperoleh
dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik kebanyakan akan
menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Dua macam kesalahan yang
umum sekali dilakukan adalah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik-
baiknya untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjafi kurang lanjut dan
cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan
sel- sel yang digores.
2. Metode cawan tuang
Cara lain untuk mempeeroleh biakan koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme
ialah dengan mengencerkan eksperimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan
didinginkan yang kemudian di cawankan. Karena konsentrasi sel- sel mikroba di dalam
eksperimen pada umumnya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan
beberapa tahap sehingga sekurang- kurangnyya satu di antara cawan – cawan tersebut
mengandung koloni- koloni terpisah baik di atas permukaan maupun di dalam agar. Metode
ini memboroskan waktu dan bahan namun tidak memerlukan keterampilan yang terlalu
tinggi.
Proses pemisahan/pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua
38. pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu
populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Teknik tersebut dikenal
dengan Isolasai Mikroba. Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu (Admin, 2008) :
1) Isolasi pada agar cawan
Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga
diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang
terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal.
Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: Metode gores kuadran,
dan metode agar cawantuang.Metode gores kuadran. Bila metode ini dilakukan dengan baik
akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satusel.
Metode agar tuang. Berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang menggunakan
medium agar yang dicairkan dan didinginkan (50oC), yang kemudian dicawankan.
Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-
koloni yang terpisah di atas permukaan/di dalamcawan.
2) Isolasi pada medium cair
Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada
agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga
perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. Semakin tinggi
pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar.
3) Isolasi sel tunggal
Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar
yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair. Sel mikroorganisme
dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan
dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator, yang
dilakukan secara aseptis.
BAB III
METODOLOGI
III. 1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cawan petri, bunsen, enkas, ikubator, ose dan
mikropipet.
III.2 Bahan
Bahan yang dipergunakan pada percobaan ini adalah Biakan Escherichia coli, Biakan
Staphylococcus aureus, biakan Lactobacillus, Larutan tanah, medium nutrient agar padat,
aquadest, spiritus, alkohol, swab dan korek api
III.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja dari percobaan ini adalah :
1. Isolasi mikroba di sekitar kita
- Cawan petri yang berisi medium NA diberi label masing- masing sesuai perlakuan.
- Kemudian dengan menggunakan swab, mengambil kotoran gigi, kotoran belakang leher,
dan kotoran kulit kepala.
- Sebelum dilakukan pengerjaan dalam enkas, terlebih dahulu mensterilkan tangan dengan
menggunakan alkohol 70%.
- Setelah itu masing- masing sampel dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah berisi
medium NA.
- Melidahapikan mulut/ pinggir cawan petri dengan maksud agar bakteri yang melekat mati.
- Kemudian membungkus cawan petri dengan menggunakan kertas lalu menginkubasi ke
dalam inkubator selama 24- 48 jam. Mengamti perubahan yang terjadi.
2. Isolasi mikroorganisme dari substrak cair
- Cawan petri yang berisi medium NA diberi label masing- masing sesuai perlakuan. Lalu
memasukkannya kedalam enkas bersama dengan Biakan Escherichia coli, Staphylococcus
39. aureus, dan Lactobacillus pada media cair.
- Sebelum melakukan pengerjaan dalam enkas, terlebih dahulu mensterilkan tangan dengan
mengunakan alkohol 70%.
- Mengambil masing- masing biakan bakteri dengan menggunakan mikropipet sebanyak 0,1
mL, lalu diratakan pada permukaan medium sesuai dengan label.
- Melidahapikan mulut/ pinggir cawan petri dengan maksud agar bakteri yang melekat mati.
- Kemudian membungkus cawan petri dengan menggunakan kertas lalu menginkubasi ke
dalam inkubator selama 24- 48 jam. Mengamti koloni yang tumbuh.
3. A. Isoalsi dengan cara penuangan
- Cawan petri steril, masing- masing diberi label sesuai perlakuan lalu meletakkan di dalam
enkas bersama dengan medium NA yang cair.
- Sebelum melakukan pengerjaan dalam enkas, terlebih dahulu mensterilkan tangan dengan
mengunakan alkohol 70%.
- Mengambil masing- masing biakaan bakteri dengan menggunakan mikropipet sebanyak 1
mL.
- Melidahapikan cawan petri terlebih dahulu kemudian memasukkan biakan bakteri ke dalam
cawan petri steril lalu menuangkan medium NA cair.
- Menutup cawan petri kemudian melidahapikan dann menggoyangkan dengan cara memutar
agar merata.
- Medium setelah padat lalu menginkubasi sdelama 24- 28 jam dengan posisi terbalik pada
suhu 37°C.
B. Isolasi dengan cara taburan
- Cawan petri yang berisi medium NA masing- masing diberi label sesuai perlakuan,lalu
meletakkannya di dalam enkas.
- Sebelum melakukan pengerjaan dalam enkas, terlebih dahulu mensterilkan tangan dengan
mengunakan alkohol 70%.
- Dengan menggunakan ose lurus, mengambil biakan bakteri lalu menaburkannya di atas
medium NA padat secara merata.
- Menutup cawan petri lalu melidahapikan dan membungkus dengan kertas, menginkubasi
selama 24-28 jam dengan posisi terbalik pada suhu 37°C.
4. Isolasi mikroorganisme dari substrak padat
- Memasukkan cawa petri steril ke dalam enkas, kemudian sebelum melakukan pengerjaan
dalam enkas, terlebih dahulu mensterilkan tangan dengan mengunakan alkohol 70%.
- Mengambil larutan tanah yang telah homogen dengan menggunakan mikropipet lalu
memasukkannya ke dalam cawan petri steril lalu menuangkan medium NA.
- Menutup cawan petri lalu melidahapikan dan membungkus dengan kertas, menginkubasi
selama 24-28 jam dengan posisi terbalik pada suhu 37°C.
5. Isolasi bakteri dari kultur campuran
- 4 buah tabung rreaksi yang masinng- masing berisi 2 medium agar tegak dan 2 medium agar
mirig dimasukkan ke dalam enkas, setelah diberi label.
- Sebelum melakukan pengerjaan dalam enkas, terlebih dahulu mensterilkan tangan dengan
mengunakan alkohol 70%.
- Dengan menggunakan ose lurus, mengambil biakan bakteri lalu menusukkan ke dalam
medium lalu di tutup.
- Dengan menguunakan ose bulat, mengambil biakan bakteri dan masing- masing digoreskan
secara zig- zag pada medium agar miring lalu di tututp
- Membungku tabung reaksi dengan kertas dan menginkubasinya selama 24- 72 jam dan
mengamati masing- masing perbedaannya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
40. IV.1 Hasil
Tabel pengamatan :
1. Isolasi mikroba di sekitar kita
Asal mikroba Ciri- ciri koloni Kelompok mikroba
Bentuk Warna Tepi Permukaan
Kotoran gigi - Circular
-Irregular Putih -Entire
-Lobate Convex Bakteri
Kotoran kulit kepala -Circular
-Rhizoid Putih -Entire
-Filamentous Raised Bakteri
Kotoran Belakang leher -Circular Putih Entire Convex Bakteri
2. Isolasi mikroba dari substrak cair
Bakteri Ciri- ciri koloni
Metode
Warna Bentuk tepi Permukaan
Escherichia coli Putih kehijauan Irregular Lobate Raised Tabur
Eschericia coli Putih - - - Tuang
Keterangan : – = tidak jelas
3. Isolasi kultur campuran
Koloni Ciri-ciri koloni
Warna Bentuk Tepi Permukaan
1 Putih Circular Entire Raised
2 Putih Irregular Lobate Flat
Keterangan :
- Circular : Bulat
- Irregular : Tidak beraturan
- Rhizoid : Pertumbuhan dengan cabang- cabang tidak teratur seperti akar.
- Entire : Rata
- Lobate : Terdapat bentuk- bentuk seperti telinga
- Filamentous : Berbentuk lembaran- lembaran
- Convex : Cembung
- Raised : Pertumbuhan dengan cabang- cabang teratur
- Flat : rata, datar
VI.2 Pembahasan
1. Isolasi mikroba disekitar kita
Pada percobaan isolasi mikroba di sekitar kita, digunakan medium NA (Nutrient Agar)
dengan mengisolasi mikroba yang berasal dari kiotoran giggi, kotoran kulit kepala, dan
kotoran belakang lehet. Setelah melakukan pengerjaan dan di inkubasi selama 24- 28 jam di
inkubator, diperoleh hasil bahwa cawan petri yang berisi mikroba dari kotoran kulit kepala
berjumlah 21 koloni, memiliki dua macam bentuk koloni yaitu berbentuk circular (bulat)
dengan tipe entire dan berbentuk irregular ( tidak beraturan) dengan tipe lobate. Warna kedua
koloni putih dan memiliki permukaan convex (cembung).
Cawan petri yang berisi mikroba dari kotoran belakang leher berjumlah 24 koloni memiliki
dua macam bentuk koloni yaitu filamentous. Warna kedua koloni putih dan memiliki
permukaan raised.
Cawan petri yang berisi kotoran gigi berjumlah 26 koloni memiliki bentuk koloni circular
(bulat) dengan tepi entire. Warna koloni putih dan permukaan convex.
2. Isolasi mikroba dari substrat cair
Pada percobaan isolasi mikroba dari substrat cair, dilakukan dengan metode tuang dan
41. metode tabur menggunakan bakteri Escherichia coli. Setelah melakukan pengerjaan dan
diinkubasi selama 24- 48 jam di inkubator, isolasi mikroba dengan metode tabur terdapat 8
koloni bakteri dengan bentuk irregukar, memiliki bentuk tepi lobate dan permukaan raised.
Warna koloninya putih kehijauan.
Isolasi mikroba dengan metode tuang, bakteri yang berkoloni jumlahnya tidak bisa untuk
dihitung (TBUD), bentuk bakteri,tepi, serta permukaannya tidak jelas. Sedangkan warna
bakteri putih.
3. Isolasi bakteri kultur campuran
Pada percobaan isolasi bakteri dengan kultur campuran, setelah dilamkukan pengerjaan dan
diinkubasi selama 24- 48 jam di inkubator, terdapat 12 koloni bakteri dengan dua macam
bentuk bakteri dengan tepi dan permukaan berbeda.
Pada koloni pertama bentuknya Circular dengan bentuk tepi entire dan permukaan raised.
Pada koloni kedua bentuknya irregular dengan bentuk tepi lobate dan permukaan flat. Warna
kedua koloni bakteri putih.
4. Medium agar tegak dan agar miring
Pada percobaan ini digunakan agar tegak dan agar miring dengan menggunakan bakteri
Escherichia coli. Setelah dilakukan pengerjaan dan di inkubasi selama 1-2 x 24 jam,
pertumbuhan bakteri pada medium agar tegak berbentuk villous sedangkan pertumbuhan
bakteri pada medium agar miring berbentuk beaded.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah :
1. Isolasi mikroba di sekitar kita, didapatkan ciri- ciri koloni berupa :
- Bentuk : Circular, irregular, dan rhizoid
- Warna : putih
- Tepi : Entire, lobate, Filamentous
- Permukaan : Convex, dan raised
2. Isolasi mikroba dari substrak cair, di dapatkan ciri- ciri koloni berupa :
- Bentuk : Irregular
- Warna : Putih, dan putih kehijauan
- Tepi : lobate
- Permukaan : Raised
3. Isolasi kultur campuran, di dapatkan ciri- ciri koloni berupa :
- Circular, dan irregular
- Warna : Putih
- Tepi : Entire, dan lobate
- Permukaan : Raised dan flat
V.2 Saran
Saran saya, sebaiknya peralatan di laboratorium yang rusak diperbaiki atau digantikan dengan
yang baru terutama mikroskopnya.
DAFTAR PUSTAKA
Admin., 2008, http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Sejarah- Perkembangan-
Mikrobiologi. Diakses pada tanggal 08 maret 2009, Makassar.
Dwidjoseputro, S., 1992, Mikrobiologi Pangan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Ferdias, S., 1992, Mikrobiologi Pangan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Lay, B., 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Pelczar, Michael, J., 1986, Dasar- Dasar Mikrobiologi, Universitas Indonesia, Jakart
42. Selasa, 10 Juli 2012
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Didalam bidang ilmu mikrobiologi, utuk dapat menelaah bakteri khususnya dalam skala
laboratorium, maka terlebih dahulu kita dapat menumbuhkan mereka dalam suatu biakan yang
mana didalamnya hanya terdappat bakteri yang kita tumbuhkan tersebut tanpa adanya
kontaminasi dari mikroba lain. Biakan yang semacam ini biasanya dikenal dengan istilah biakan
murni. Untuk melakukan hal ini harus dimengerti jenis-jenis nutrient yang disyaratkan bakteri dan
juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhan bakteri
tersebut (Galung, 2009).
Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan isolasi untuk memisahkan
mikroorganisme tertentu dari lingkungan hidupnya, sehingga dapat diperoleh biakan murni.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan isolasi mikroba
2. Mengetahui teknik dasar isolasi mikroba
3. Mengetahui morfologi mikroba dari form, elevation dan marginnya
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
43. Populasi mikroorganisme yang ada dialam sekitar kita ini sangatlah besar dan cukup
kompleks. Berates spesies mikroba mengausai setiap bagian tubuh kita. Mereka terdapat dalam
jumlah yang cukup besar. Sebagai contoh, sekali kita bersin dapat menebarkan beribu-ribu
mikroorganisme. Sutu gram tinja dapat mengandng jutaan bakteri. Alam sekitar kita, baik itu
tanah, air maupun udara juga dihuni oleh kumpulan mikroorganisme. Penelitian yang layak
menganai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik unuk memisahkan
populasi campuran yang rumit ini, atau yang biasanya dikenal dengan istilah biakan murni. Biakan
murni ini terdiri dari satu populasi sel yang semuanya barasal dari suatu sel induk (Pelczar, 1986).
Jika kita pertama kali mengadakan piaraan biasanya yang kita peroleh itu suatu piaraan
campuran. Misalnya kita ambil bahan ampel dari udara, dari tanah, dari kotoran; jika bahan itu
disebarkan pada medium steril, akan tumbuh beraneka kolni yang masing-masing mempunyai
sifat-sifat khas. Jika kita mengambil bahan dari suatu koloni tersebut, kemudian bahan itu kita
tanam pada medium baru yang steril, maka bahan itu akan tumbuh menjadi koloni yang murni,
asalkan pemindahan itu dilakukan dengan cermat menurut teknik aseptic, yaitu menggunakan
alat-alat yang setril dan aturan laboratorium tertentu (Dwidjoseputro, 2005).
Pemindahan bakteri dari medium lama kemedium yang baru atau dikenal dengan istilah
inokulasi bakteri ini memerlukan banyak ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan
agar semua alat-alat yang akan dignakan untuk pengerjaan medium dan pengenceran inokulasi
benar-benar steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi, yaitu masuknya mikroba lain
yang tidak diinginkan sehingga biakan yang tumbuh didalam medium adalah benar-benar biakan
murni (Dwidjoseputro, 2005).
Dalam keadaan yang sebanarnya dapat dikatakan bahwa tidak ada bakteri yang hidup secara
tersendiri terlepas dari spesies yang lainnya. Kerap kali bakteri pathogen kedapatan bersama-
sama dengan bakteri saproba. Untuk menyendirikan suatu spesies dikenal dengan beberapa cara,
yaitu:
1. Pengenceran
Cara ini pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Ia berhasil memelihara Streptococcus
Laktis dalam piaraan murni yang diisolasi dalam sempel susu yang sudah masam. Suatu sempel
dari suatu supensi yang berupa campuran bermacam-macam spesies diencerkan dalam suatu
tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian diambil kira-kira 1 ml untuk
diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 ml untuk disebarkan
pada suatu medium padat, kemungkinan besar akan didapatkan beberapa koloni yang akan
44. tumbuh dalam medium tersebut, akan tetapi mungkin juga hanya akan memperoleh satu koloni
saja. Dalam hal yang demikian ini dapat dijadikan piaraan murni. Jika belum yakin, bahwa koloni
tunggal yang diperoleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka dapat mengulang
pengenceran dengan menggunakan koloni sebagai sampel (Dwidjoseputro, 2005).
2. Penuangan
Robert Koch (1843-1905) mempunyai metode lain, yaitu dengan mangambil sedikit sampel
campuran bakteri yang mudah diencerkan dan sampel ini kemudian disebarkan didalam suatu
medium yang terbuat dari kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian akan diperoleh suatu
piaraan adukan. Setelah mediaum tersebut mengental maka selang beberapa jam kemudian
nampaklah koloni-koloni yang masing-masing dapat dianggap murni. Dengan mengulang
pekerjaan diatas maka akhirnya akan diperoleh piaraan murni yang lebih terjamin (dwidjoseputro,
2005).
Ada beberapa metode yang biasanya dilakukan untuk menanam biakan didalam medium
diantarany adalah:
1. Metode Cawan Gores
Metode ini memiliki dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu, namun untuk
memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan yang biasanya diperoleh dari
pegalaman. Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik kebanykan akan menyebabkan
terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum dilakukan
adalah ttidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik-baiknya untuk digores sehingga
pengenceran mikroorganisme menjad kurang larut dan cenderung untuk menggunakan inokolum
terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel-sel yang digores (Galung, 2009).
2. Metode Cawan Tuang
Cara lain untuk memperoleh biakan koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme ialah
dengan mengencerkan eksperimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan
yang kemudian dicawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba didalam eksperimen pada
umumnya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap
sehingga sekurang-kurangnya satu diatara cawan-cawan tersebut mengandung koloni-koloni
terpisah diatas permukaan maupun didalam agar. Metode ini memboroskan waktu dan bahan
namun tidak memerlukan keterampilan yang terlalu tinggi (Galung, 2009).