1. LAPORAN TETAP PRATIKUM
DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI AKUATIK
Pembuatan Media Agar
Oleh
Dina Mauliya
05121005024
Kelompok 5
Program Studi Budidaya Perairan
Dan Teknologi Hasil Ikan
Fakultas Pertanian
Universitas Sriwijaya
Indralaya
2013
2. I. PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Saat mempelajari mikroorganisme, Anda terlebih dahulu harus dapat
menumbuhkan mikroorganisme dalam skala laboraturium. Anda harus memahami
kebutuhan dasar dari mikroorganisme untuk dapat menumbuhkan mikroorganisme
dengan sebaik-baiknya.
Pengetahuan mengenai kebutuhan dasar mikroorganisme teersebut dibutuhkan
untuk diformulasikan suatu media pertumbuhan. Media pertumbuhan adalah bahan
atau media yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme diatas atau
didalamnya. Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan
bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya
melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti
jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik
yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.
Senyawa-senyawa yang dibutuhkan sebagainsumber energy antara lain karbon
dan nitrogen. Sumber karbon pada pembuatan media pertumbuhan umumnya berupa
glukosa sedangkan sumber nitrogen antara lain asam amino, peptide, proteosa, dan
pepton.
Mineral yang diperlukan dalam jumlah sanggat sedikit untuk pertumbuhan
normal mikroorganisme. Kebutuhan mineral tersebut dipenuhi oleh beberapa unsur
logam seperti natrium, kalium, kalsium, magnesium, mangan, besi, seng, tembaga,
fosfor, dan kobalt.
Untuk menelaah bakteri di laboratorium kita harus dapat menumbuhkan bakteri
dalam biakan murni.Untuk melakukan hal itu, haruslah mengerti jenis-jenis nutrient yang
disyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkngan fisik yang menyediakan kondisi
3. optimum bagi pertumbuhannya. Dalam pembuatan medium harus ada beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi yaitu sebagai berikut :
1. Mengandung semua zat yang mudah digunakan oleh mikroba.
2. Tidak mengandung zat penghambat pertmubuhan.
3. Mempunyai tekanan osmose dan tekanan muka.
4. Mempunyai derajat keasaman (pH) yang sesuai.
5. Dan dalan keadaam seteril.
Medium dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
1. Berdasarkan susunan kimianya, yaitu medium organic, medium anorganik, medium
sintetik dan medium nonsintetik.
2. Berdasarkan konsistensi medium yaitu medium cair, padat dan semi padat.
3. Berdasarkan fungsi yaitu diperkaya, spesifik, perhitungan penguji dan khusus.
Dalam pembuatan media agar ini, dilakukan dengan pembuatan Media agar OF,
Media agar TS, Media agar MR, Media agar TSI, dan Media uji agar indole, yang telah
disiapkan dan diseterilkan. Setelah disterilkan semua media tersebut didapatkan berbagai
warna, seperti : Media agar OF berwarna hijau, Media agarTS berwarna kuning, Media agar
MR berwarna kuning keruh,
Media agar TSI kuning gelap, Media agar uji indole berwarna kuning bening. Tidak
ada satupun perangkat kondisi yang memuaskan kultivasi semua bakteri di laboratorium.
Bakteri amat beragam baik dalam persyaratan nutrisi maupun fisiknya. Beberapa bakteri
mempunyai persyaratan nutrient yang sederhana, sedangkan yang lain mempunyai
persyaratan yang rumit. Beberapa spesies tumbh pada suhu serendah 0 0C, sedangkan yang
lain tumbuh pada suhu 75 0C. Beberapa membutuhkan oksigen bebas,sedangkan yang lain
dihambat oleh oksigen. Karena alasan ini, maka kondisi harus disesuaikan sedemikian
sehingga menguntungkan bagi kelompok bakteri tertentu yang sedang ditelaah.
B. Tujuan
Mahasiswa mengetahui bagaimana cara membuat media agar
4. II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembahasan
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat
yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan
mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan
kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme
dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung
garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan
mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu
berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya.
Akan tetapi yang terpenting medium harus mengandung nutrien yang
merupakan substansi dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air.
Nutrien ini adalah degradasi dari nutrien dengan molekul yang kompleks. Nutrien
dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi air,
karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh.
Berdasarkan konsistensi atau kepadatannya, medium dibagi menjadi tiga jenis, yaitu
:
a. Medium cair/broth/liquid medium
Contoh : air pepton, nutrient broth, lactosa, media kaldu nutrient.
b. Medium setengah padat (semi solid medium)
Contoh : media kaldu agar tegak semi solid.
c. Medium padat (solid medium)
Contoh : media kaldu agar, media plate count agar, media agar sitrat Simmons.
5. Medium semi solid dan solid menggunakan bahan pemadat (seperti amilum,
gelatin, selulosa dan agar-agar). Untuk medium padat/solid kita dapat menggunakan
agar-agar dengan kadar 1,5%-1,8%, dan pada medium semi solid kadarnya setengah
dari medium padat, sedangkan pada medium cair tidak diperlukan pemadat.
Agar biakan bakteri dapat dibuat, maka medium dan alat-alat yang diperlukan
harus disterilisasi sebelum inokulasi. Sterilisasi yaitu suatu proses untuk mematikan
semua organisme yang dapat menjadi kontaminan. Metode yang lazim digunakan
untuk mensterilisasikan media dan alat-alat ialah dengan pemanasan. Jika panas
digunakan bersama-sama dengan uap air disebut sterilisasi basah (menggunakan
autaklaf), sedangkan jika tanpa uap air disebut sterilisasi kering (menggunakan
oven).
6. III. METODOLOGI PRATIKUM
A. Tempat dan Waktu
Adapun praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu 27 Maret 2013, pada pukul
14.30 WIB sampai selesai. Yang bertempat di Laboratorium Bersama Program Studi
Budidaya Perairan dan Teknologi Hasil Ikan Fakultas Pertanian Universitas
Sriwijaya, Indralaya.
B. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam pratikum ini antara lain cawan petri,
erlenmeyer, autoclave dan tabung reaksi. Sedangkan bahan yang digunakan adalah
alkohol 70%, aquadest dan media agar PCA (Plate Count Agar).
C. Cara Kerja
Adapun cara kerjanya dalam pratikum ini yaitu :
1. Sterilkan alat-alat yang akan digunakan untuk membuat media agar dengan
menggunakan alkohol 70% dan dipanaskan di autoclave selama 15 menit
2. Bahan masing-masing media dimasukkan kedalam erlenmeyer, dilarutkan
dengan aquadest.
3. Bila bahan tidak larut dengan aquadest, bahan tersebut didihkan bersama
aquadest.
4. Bila sudah larut, erlenmeyer kemudian ditutup dengan aluminium foil dan
dimasukkan dalam autoklaf.
8. IV. HASIL dan PEMBAHASAN
A. Hasil
Adapun hasil dari pratikum pembuatan media agar yaitu Setelah medium agar
PCA dipanaskan dengan aquadest, medium berubah menjadi warna merah bata.
9. B. Pembahasan
Media agar uji TS, Media agar uji OF, Media agar uji MR, Media agar uji TSI,
dan Media agar uji indole yang sudah disterilkan. Dan adapun medium yang
digunakan nutrient agar digunakan untuk menambahkan bakteri dan plate count agar
(PCA) digunakan sebagai medium untuk menumbuhkan jamur. PCA ini jarang
digunakan karena tidak spesifik dan juga selain menumbuhkan bakteri, jamur juga
ikut tumbuh. Jadi kita hendak salah satu harus dilakukan dengan cara isolasi terlebih
dahulu.
Media yang telah ada diatas disterilkan beserta alat-alatnya. Kemudian media
dicampur dengan aquadest dan dipanaskan dengan hotplate dan diaduk. Setelah
diperoleh media yang telah dipanaskan tersebut dibagi kedalam beberapa tempat
yang telah tersedia, misalnya pada cawan petri dan tabung reaksi. Tabung reaksi
yang telah di sediakan diisikan dengan media-media agar yang telah disediakan.
Tabung reaksi diletakkan dalam posisi yang berbeda-beda.
Selain itu, pada praktikum ini dilakukan pemanasan yang bertujuan untuk
mencampur zat sampai menjadi homogen dan juga untuk sterilisasi. Pada praktikum
ini tidak menggunakan plate count agar dikarenakan berfungsi untuk menumbuhkan
bakteri dan jamur. Dalam pembuatan medium digunakan bertujuan untuk medium
dicampur dengan aquadest.
Posisi peletakan tabung reaksi mempengaruhi banyak sedikitnya mikroba yang
tumbuh, pada tabung reaksi pertumbuhan mikrobia lebih banyak karena luas
diameter permukaan tabung lebih besar dibandingkan dengan tabung yang diletakkan
pada posisi tegak .
Menurut Suryawiris, salah satu persyaratan untuk menumbuhkan mikrobia
adalah tekanan osmose, hal ini untuk dimasukkan karena dapat digunakan untuk
medium yang padat yang tumbuh didalam media tersebut adalah bakteri aerob
(membutuhkan oksigen) oleh karena itu dibutuhkan tegangan osmose agar bakteri
10. dapat tumbuh diatas permukaan dan memperoleh oksigen yang dibutuhkan untuk
hidup.
Menurut Dwiseputro, mikroba adalah suatu mikroorganisme yang hidup dan
melakukan aktivitas seperti halnya makhluk hidup lainnya. Salah satunya
mempunyai warna media yang tidak disterilakan karena terdapat kemugkianan ada
mikroorganisme yang menempel atau yang terkontaminasi oleh mikroba yang ada
diudara, angina atau yang ada didalam media itu sendiri. Sedangkan yang telah
mengalami sterilisasi tidak mengalami sterilisasi tidak mengalami perubahan yang
sangat berarti dan kemungkianan untuk terkontaminasi juga sangat kecil
karenasebagian mikroba yang ada didalamnya sudah musnah karena mengalami
pemanasan dengan suhu tinggi.
11. V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pratikum pembuatan media agar antara lain sebagai berikut
:
1. Suatu media telah diketahui secara rinci komposisi yang akan digunakan
tersebut disebut dengan media sintetik.
2. Media yang digunakan harus dalam keadaan steril dan media tersebut tidak di
tumbuhi oleh mikrobia.
3. Warna yang dihasilkan dari medium PCA yaitu merah bata/coklat.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum ini sebaiknya alat-alat yang
terdapat pada lab oratorium lebih dilengkapkan agar pratikum berjalan sesuai dengan
prosedur.
12. DAFTAR PUSTAKA
Tortora. 1992. Biologi Sel. Angkasa Bandung : Bandung.
Lay, et al. 1992. Mikrobiologi Dasar. Gramedia : Jakarta.
Pelczar, Michael. 1996. Dasar-Dasar. Mikrobiologi. Universitas Indonesia :
Jakarta.
Dwijoseputro. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta
Stanier. 1982. Mikrobiologi Dasar. Erlangga : Jakarta.