SlideShare a Scribd company logo
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul II, No.2, 2018
1
TEKNOLOGI PENGOLAHAN SEREALIA, KACANG-KACANGAN DAN
HASIL PERKEBUNAN
MIE INSTAN
Rahma Sagistiva Sari1
Yunika Rahayu2
1)Praktikan TPP Kelompok E Meja 4
2)Asisten LaboratoriumTPP
Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan, Program Studi Teknologi Pangan Universitas Pasundan, Bandung.
E-mail : rahmasagistiva@gmail.com
Praktikum : 04 April 2018; Pengumpulan : 11 April 2018
Abstrak
Mie Instan merupakan produk makanan kering yang dibuat dari tepung terigu dengan atau tanpa penambahan bahan
makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan berbentuk khas mie. Tujuan dari percobaan pembuatan mie
instan adalah untuk mengetahui cara pembuatan mie instan sebagai diversifikasi produk olahan yang dapat menambah
nilai ekonomis. Prinsip dari percobaan pembuatan mie instan yaitu berdasarkan proses pembentukan gluten dari gliadin
dang lutein yang membuat adonan menjadi elastis dan mudah dibentuk dilanjutkan dengan proses pengukusan dan
penggorengan. Berdasarkan hasil pengamatan pengolahan mie instan dengan basis 200 gram, didapatkan produk
sebanyak 162 gram (81%) dengan sifat organoleptik meliputi warna kuning kecoklatan, rasa gurih, aroma khas tepung,
tekstur renyah, serta kenampakannya menarik.
Abstract
Instant noodles is a dried food product made fromwheat flour with or without the addition of other foodstuffs and food
additives permitted in the form of typical noodles. The purpose of experimenting the making of instant noodles is to
know how to make instant noodles as a diversification of processed products that can add economic value. The principle
of experimenting the manufacture of instant noodles is based on the process of gluten formation of gliadin dang lutein
which makes the dough to be elastic and easily formed followed by the process of steaming and frying. Based on the
observation of instant noodle processing with 200 gram base, 162 gram (81%) product with organoleptic properties
including brownish yellow color, savory taste, flour special aroma, crisp texture, and interesting appearance.
Keyword : Instant noodles, Wheat Flour
1. Bahan, Alat dan Metode Percobaan
Pada percobaan ini, bahan yang digunakan yaitu
tepung cakra, soda kue, air, garam, STPP, telur, minyak
goreng.
Peralatan yang digunakan adalah baskom,
timbangan, pencetak mie, loyang, panci, wajan, spatula,
sendok, kain waring, pengering.
Pada pembuatan mie instan, mula-mula
menimbang semua bahan yang akan digunakan,
kemudian mencampurkan bahan-bahan kering seperti
tepung cakra, soda kue, garam, STPP, lalu ditambahkan
telur dan air sedikit demi sedikit sambil di lakukan
pengadukan. Pengadukan dilakukan sampai adonan
kalis. Setelah adonan kalis lalu dilakukan penipisan
menggunakan alat sampai adonan berbentuk seperti tali-
tali panjang. Kemudian adonan mie tersebut di gulung
agar memudahkan proses selanjutnya. Lalu dilakukan
pengukusan selama kurang lebih 3 menit kemudian
dilanjutkan penggorengan pada suhu 70°C selama
kurang lebih 15 detik, setelah diangkat mie ditiriskan
agar minyak terpisah. Selanjutnya dilakukan
pengeringan selama satu jam. Setelah produk jadi
dilakukan penimbangan. Lalu dilanjutkan dengan
pengamatan organoleptik dan perhitungan dengan
rumus sebagai berikut :
Keterangan :
W bahan = Berat bahan (gram)
W basis = Berat basis (gram)
W bahan =
% 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛
100
× W basis
% Produk=
W produk
W basis
× 100
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul II, No.2, 2018
2
Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Mie Instan
2. Hasil dan Pembahasan
Data hasil percobaan dan dokumentasi proses
pembuatan mie instan dapat dilihat pada Tabel 1 dan
Lampiran 1.
Tabel 1. Hasil Pembuatan Mie Instan
No Analisa Hasil pengamatan
1. Nama Produk Mie instan
2. Basis 200 gram
3. Bahan Utama - Tepung Cakra 64%
- Air 21%
- STPP 0,9%
4. Bahan Tambahan - Garam 0,6%
- Telur 13%
- Soda kue 0,5%
5. Berat Produk 162 gram
6. % Produk 81%
7. Organoleptik :
 Warna
 Rasa
 Aroma
 Tekstur
 Kenampakan
Kuning kecoklatan
Gurih
Khas tepung
Renyah
Menarik
(Rahma Sagistiva S., Kelompok E, Meja 4, 2018)
Berdasarkan hasil pengamatan pengolahan mie
instan dengan basis 200 gram, didapatkan produk
sebanyak 162 gram (81%) dengan sifat organoleptik
meliputi warna kuning kecoklatan, rasa gurih, aroma
khas tepung, tekstur renyah, serta kenampakannya
menarik.
Tepung cakra sebagai bahan utama dalam
pembuatan mie instan mengandung protein tinggi yaitu
berkisar 11-13% merupakan sumber gliadin dan
glutenin yang apabila dicampur bersama air maka akan
menghasilkan gluten yang elastis dan mudah dibentuk.
Air digunakan sebagi pelarut bahan-bahan yang
digunakan. Soda kue berperan membantu
pengembangan mie. Garam berfungsi menambah cita
rasa mie agar gurih. Telur berfungsi sebagai emulsifier
agar adonan tercampur merata, selain itu juga telur
sebagai sumber protein. STPP pada pembuatan mie
instan yaitu sebagai pengenyal agar ketika mie di rebus
menggunakan air tekstur mie akan kenyal, karena
sifatnya yang dapat mempengaruhi terbentuknya gluten
pada mie, sehingga sangat berpengaruh terhadap tekstur
mie yang dihasilkan, dimana tekstur mie akan menjadi
lebih liat. Selain itu STPP juga dapat mengikat air
sehingga dapat menurunkan aktivitas air sehingga
kerusakan karena factor mikroba dapat dicegah.
Fungsi perlakuan diantaranya pencampuran
dilakukan untuk mencampurkan semua bahan hingga
kalis. Penipisan dilakukan untuk mempermudah
pembuatan untaian mie. Pengukusan dan penggorengan
berfungsi untuk mematangkan mie. Pengeringan
bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam mie
sehingga mie instan memiliki umur simpan yang lebih
lama.
Tepung terigu dibuat dari biji gandum-wheat yang
dikupas dan dihaluskan. Dibedakan atas kandungan
protein (gluten)nya. Gluten ini mempengaruhi hasil
olahan, karena itu diperlukan jenis tepung terigu yang
sesuai untuk makanan tertentu. Adapun jenis-jenis
tepung terigu diantaranya:
1. Hard Wheat (Terigu protein tinggi)
Tepung terigu ini mempunyai kadar protein yang
paling tinggi di antara 3 macam tepung terigu
lainnya. Kandungan proteinnya mencapai 11-13%.
Jenis tepung ini paling cocok digunakan dalam
pembuatan roti. Tepung ini mempunyai kadar
gluten yang tinggi. Fungsi gluten ini sendiri dalam
pembuatan roti adalah untuk menahan gas yang
dihasilkan dari yeast/gist. Contoh merk yang
beredar dipasar untuk tepung jenis ini adalah
Cakra Kembar atau Kereta Kencana, produksi
Bogasari (Ummi, 2012).
2. Medium Wheat (Terigu protein sedang)
Tepung terigu ini mempunyai kadar protein 9-
10%, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan
tepung terigu jenis hard wheat. Tepung ini cocok
dalam pembuatan aneka cake, bolu dan kue basah
lainnya. Dalam pembuatan roti tepung ini
kadangkala digunakan sebagai bahan campuran
saja. Akan tetapi prosentase penggunaan tepung
jenis hard wheatnya tetap lebih dominan. Contoh
merk yang beredar dipasaran adalah Segitiga Biru
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul II, No.2, 2018
3
dan Gunung Bromo, produksi Bogasari (Ummi,
2012).
3. Soft Wheat (Terigu protein rendah)
Jenis tepung ini mempunyai kadar protein paling
rendah yaitu sekitar 7-8%. Tepung ini cocok untuk
pembuatan kue kering. Tidak cocok jika digunakan
untuk pembuatan roti. Contoh merk yang beredar
dipasar adalah Kunci Biru dan Roda Biru,
produksi Bogasari (Ummi, 2012).
Macam-macam mie antara lain :
Mie basah adalah mie yang mengalami proses
perebusan air mendidih setelah tahap pemotongan dan
sebelum dipasarkan. Kadar airnya dapat mencapai 52%
sehingga daya simpannyarelatif singkat (40 jam pada
suhu kamar). Di Indonesia, mie basah lebih dikenal
dengan istilah mie kuning atau mie bakso (Zuhry,
2010).
Mie kering adalah mie mentah yang dikeringkan
dengan kadar air antara 8 -10%. Pengeringan umumnya
dilakukan dengan penjemuran di bawah sinar matahari
atau dengan menggunakan oven. Karena sifat kering
inilah maka mie mempunyai daya simpan yang relatif
panjang dan dalam penanganannya cukup mudah. Mie
kering juga ditambahkan dengan telur segar atau tepung
telur, sehingga dipasaran mie ini juga dikenal dengan
istilah “mie telor” (Zuhry, 2010).
Mie Instan adalah mie yang telah mengalami
proses gelatinisasi, sehingga untuk menghidangkannya
cukup dengan di rebus dengan air mendidih, Mie instan
biasanya mengacu pada produk-produk yang dikukus
dan digoreng dalam minyak (stemed & deep fried). Mie
instan juga dikenal dengan nama ramen. Mie ini dibuat
dengan penambahan beberapa proses setelah menjadi
mie segar. Tahaptahap tersebut yaitu pengukusan,
pembentukan dan pengeringan. Kadar air mie instan
umunya mencapai 5-8% sehingga memiliki daya simpan
yang relatif lama (Zuhry, 2010).
Mekanisme pembentukan gluten dalam pembuatan
mie basah adalah gliadin dan glutenin pada tepung jika
ditambah air maka akan membentuk adonan dan bila di
remas – remas maka akan membentuk substansi gluten
yang lengket dan elastis (Muchtadi, 2010).
Perubahan fisik yang terjadi selama proses
pembuatan mie instan diantaranya terjadi perubahan
warna, bentuk, tekstur dan volume. Bahan-bahan yang
berbeda-beda jenis dan bentuknya dicampurkan menjadi
satu adonan yang kalis, padat dan elastis padahal sifat
asli masing-masing bahan tidak kompak, ada yang cair,
padat, dll. Pada saat penipisan terjadi perubahan fisik
yang asalnya padat dan tebal menjadi tipis. Pada saat
pembuatan untaian terjadi perubahan fisik dari yang
asalnya menyatu menjadi terpisah sebagai untaian-
untaian.
Perubahan kimia yang terjadi pada proses
pembuatan mie instan yaitu disaat pencampuran dengan
penambahan soda kue dimana soda kue mengeluarkan
gas (CO₂ ) sehingga mie akan mengembang.
Perubahan biologis yang terjadi pada pembuatan
mie yaitu pada saat pengukusan, penggorengan, dan
pengeringan akan membunuh mikroorganisme patogen
karena pemanasan.
Critical Control Point pada pembuatan mie basah
ada pada proses pencampuran dimana bahan harus
diremas-remas dan dicampurkan dengan benar agar
adonan kalis dan tercampur secara meraka. Penipisan
adonan diusahakan adonan ditipiskan dengan benar dan
tidak ada retakan-retakan atau permukaan yang tidak
mulus untuk memudakan proses selanjutnya.
Pengukusan dan penggorengan harus memperhatikan
suhu dan lama waktu prossnya agar mie tidak terlalu
matang atau gosong sehingga teksturnya menjadi terlalu
keras.
Proses pengemasan dan penyimpanan dimana jika
pada saat pengemasan tidak menggunakan pengemas
yang hermetis (kedap udara) rentan sekali dalam
terkontaminasi oleh mikroorganisme dan penyimpanan
produk yang disembarang tempat akan menyebabkan
perubahan fisik akibat kontak langsung dengan
lingkungan sekitar.
3. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pengolahan mie
instan dengan basis 200 gram, didapatkan produk
sebanyak 162 gram (81%) dengan sifat organoleptik
meliputi warna kuning kecoklatan, rasa gurih, aroma
khas tepung, tekstur renyah, serta kenampakannya
menarik.
4. Saran
Sebaiknya praktikan lebih memahami prosedur
percobaan sehingga tidak terjadi kesalahan pada saat
melakukan percobaan. Selain itu, dalam mengerjakan
setiap proses pengolahan, praktikan harus lebih
memperhatikan kebersihan bahan dan alat yang
digunakan.
Daftar Pustaka
1. Muchtadi, Tien R dan Fitriyono Ayustaningwarno.
2010. Teknologi Proses Pengolahan Pangan.
Alfabeta: Bogor
2. Ummi, Ala. 2012. Tepung Terigu, Jenis dan
Penggunaannya. <ummiala.wordpress.com>.
Diakses: 8 April 2018
3. Zuhry, Ahmad Mahmudan. 2010. Proses Pembuatan
Mie. <www.lordbroken.files.wordpress.com>.
Diakses: 8 April 2018
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul II, No.2, 2018
4
LAMPIRAN
I. Dokumentasi Proses Pembuatan Mie Instan
Tepung Terigu Pencampuran Pencampuran II
PenipisanMembuat UntaianPengukusan
Penggorengan Mie Instan
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul II, No.2, 2018
5
LAMPIRAN
II. Perhitungan mie instan
Basis = 200 gram
 Tepung cakra 64%
64
100
× 200 = 128 𝑔𝑟𝑎𝑚
 Garam 0,6%
0,6
100
× 200 = 1,2 𝑔𝑟𝑎𝑚
 Telur 13%
13
100
× 200 = 26 𝑔𝑟𝑎𝑚
 Air 21%
21
100
× 200 = 42 𝑔𝑟𝑎𝑚
 Soda kue 0,5%
0,5
100
× 200 = 1 𝑔𝑟𝑎𝑚
 STTP 0,9%
0,9
100
× 200 = 1,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
 % Produk =
𝑊.𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
𝑊.𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠
× 100
=
162
200
× 100 = 81%
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul II, No.2, 2018
6
LAMPIRAN
III. SNI Mie Instan
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul II, No.2, 2018
7
LAMPIRAN
IV. Tugas Diskusi
1. Jelaskan Perbedaan mengenai mie basah, mie kering dan mie instant?
 Mie basah adalah mie yang mengalami proses perebusan air mendidih setelah tahap pemotongan
dan sebelum dipasarkan. Kadar airnya dapat mencapai 52% sehingga daya simpannyarelatif
singkat (40 jam pada suhu kamar).
 Mie Instan adalah mie yang telah mengalami proses gelatinisasi, sehingga untuk
menghidangkannya cukup dengan di rebus dengan air mendidih, Mie instan biasanya mengacu
pada produk-produk yang dikukus dan digoreng dalam minyak (stemed & deep fried). Mie instan
juga dikenal dengan nama ramen. Mie ini dibuat dengan penambahan beberapa proses setelah
menjadi mie segar. Tahap-tahap tersebut yaitu pengukusan, pembentukan dan pengeringan. Kadar
air mie instan umunya mencapai 5-8% sehingga memiliki daya simpan yang relatif lama.
 Mie kering adalah mie mentah yang dikeringkan dengan kadar air antara 8-10%. Pengeringan
umumnya dilakukan dengan penjemuran di bawah sinar matahari atau dengan menggunakan
oven. Karena sifat kering inilah maka mie mempunyai daya simpan yang relatif panjang dan
dalam penanganannya cukup mudah. Mie kering juga ditambahkan dengan telor segar atau
tepung telor, sehingga dipasaran mie ini juga dikenal dengan istilah mie telor.
2. Jelaskan fungsi dari bahan-bahan berikut ini, dalam pembuatan mie ?
 Terigu : Tepung terigu sebagai bahan utama dalam pembuatan mie, bisa membuat mie kenyal
tanpa obat, syaratnya tepung terigu yang kita pakai memiliki protein atau gluten yang tinggi dan
ditambahkan telur untuk meningkatkan kadar protein pada mie sehingga tanpa obatpun mie telur
bisa kenyal. Hal ini dikarenakan putih telur yang menyebabkan kenyal dan kuning telur bisa
memberi warna pada mie juga membuat mie berasa lebih gurih
 Telur : Secara umum penambahan telur dimaksudkan untuk meningkatkan kaitan mutu protein
mie dan menciptakan adonan yang lebih liat sehingga mudah terputus-putus. Putih telur berfungsi
untuk mencegah kekeruhan mie waktu pemanasan. Penggunaan putih telur harus secukupnya,
karena pemakaian yang berlebihan akan menurunkan kemampuan mie menyerap air (daya
rehidrasi) waktu direbus. Kuning telur dipakai sebagai pengemulsi karena dalam kuning telur
terdapat lechitin. Selain sebagai pengemulsian (emulsifier), lechitin juga dapat mempercepat
hidrasi air pada tepung dan untuk mengembangkan adonan dan penambahan kuning telur juga
akan memberikan warna yang seragam
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul II, No.2, 2018
8
 Garam : untuk member rasa memperkuat tekstur mie, meningkatkan flesibelitas dan elastisitas
mie, serta untuk mengikat air. Selain itu, garam dapur dapat menghambat aktivitas enzim protease
dan amylase sehingga pasti tidak bersifat lengket dan tidak mengembang secara berlebihan
 Soda Kue : pembantu pembentukan gluten sehingga mie tidak keras tetapi kenyal.
 STPP : Pengenyal ( STPP = Sodium Tri Poly Phosphat ), karena sifatnya yang dapat
mempengaruhi terbentuknya gluten pada mie, sehingga sangat berpengaruh terhadap tekstur mie
yang dihasilkan, dimana tekstur mie akan menjadi lebih liat. Selain itu STPP juga dapat mengikat
air sehingga dapat menurunkan aktivitas air sehingga kerusakan karena factor mikroba dapat
dicegah
 Air: berfungsi sebagai media reaksi antara gluten dengan karbohidrat (akan mengembang),
melarutkan garam, dan membentuk sifat kenyal gluten
 Tapioka : untuk memberikan karakter tingkat kekenyalan pada bahan makanan yang tergantung
pada perbandingan antara amilosa dan amilopektin, dimana semakin tinggi amilopektin akan
memberikan sifat yang semakin kenyal pada produk
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul II, No.2, 2018
9
LAMPIRAN
V. Kuis
1. Mekanisme pembuatan bakal tahu?
Kacang kedelai yang ditambahkan asam dengan pH isoelektrik akan mengalami proses
penggumpalan karena protein yang terdapat pada kacang kedelai mengalami proses denaturasi
yang menyebabkan kacang kedelai menggumpal dan menghasilkan curd atau bakal tahu yang
apabila dilakukan proses pemanasan dan pencetakan akan menghasilkan produk tahu.
2. Fungsi STPP pada pembuatan mie instan?
Yaitu digunakan sebagai pengenyal, selain itu dengan adanya gugus fosfat dapat meningkatkan
porositas sehingga meningkatkan daya serap air dengan membentuk rongga pada mie.
3. Ciri-ciri tempe yang baik?
 Tekstur bulatan tempe kompak dan seragam
 Memiliki bau yang khas dari kedelai dan dilapisi dengan selaput putih dari fermentasi
tempe
 Tidak terlalu panas saat dipegang, jika panas berarti tempe sedang mengalami fermentasi
yang berlebihan dan akan mempercepat tempe menjadi rusak/busuk
 Memiliki warna yang khas seperti kedelai rebus, tidak terlalu cerah (akibat penambahan zat
warna) atau terlalu suram (akan menjadi rusak)
 Saat diiris tempe tidak hancur, utuh dengan warna yang baik. Tempe yang bagus saat
digoreng akan menghasilkan tekstur yang halus dengan aroma yang mantap khas kedelai.
4. Apa yang dimaksud dengan pangan darurat?
Pangan darurat atau Emergency Food Product (EFP) adalah makanan yang memiliki energi dan
densitas zat gizi yang tinggi untuk korban bencana alam yang dapat dikonsumsi segera pada
keadaan darurat. Penggunaan pangan darurat dapat dilakukan selama 3 sampai 7 hari dan
maksimal 15 hari. Produk ini bisa digunakan pada daerah yang memiliki iklim ekstrim dari
kutub utara sampai tropis
5. Sebutkan jenis tepung terigu berdasarkan kadar protein!
 Hard Wheat (Terigu protein tinggi). Tepung terigu ini mempunyai kadar protein yang paling
tinggi di antara 3 macam tepung terigu lainnya. Kandungan proteinnya mencapai 11-13%.
Jenis tepung ini paling cocok digunakan dalam pembuatan roti. Tepung ini mempunyai kadar
gluten yang tinggi.
 Medium Wheat (Terigu protein sedang). Tepung terigu ini mempunyai kadar protein 9-10%,
sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tepung terigu jenis hard wheat. Tepung ini cocok
dalam pembuatan aneka cake, bolu dan kue basah lainnya.
 Soft Wheat (Terigu protein rendah). Jenis tepung ini mempunyai kadar protein paling rendah
yaitu sekitar 7-8%. Tepung ini cocok untuk pembuatan kue kering.

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
Pendinginan
PendinginanPendinginan
Pendinginan
Ratnawati Sigamma
 
Teknik pengolahan pangan
Teknik pengolahan panganTeknik pengolahan pangan
Teknik pengolahan pangan
Agnescia Sera
 
Laporan Praktikum Mie Basah
Laporan Praktikum Mie BasahLaporan Praktikum Mie Basah
Laporan Praktikum Mie Basah
Ernalia Rosita
 
Serealia
SerealiaSerealia
Serealia
Agnescia Sera
 
Serealia & kacang kacangan
Serealia & kacang kacanganSerealia & kacang kacangan
Serealia & kacang kacangan
Agnescia Sera
 
Laporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisLaporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum Sosis
Ernalia Rosita
 
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu RendahTeknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Ratnawati Sigamma
 
Laporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum SelaiLaporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum Selai
Ernalia Rosita
 
Laporan tetap pengetahuan bahan tepung
Laporan tetap pengetahuan bahan tepungLaporan tetap pengetahuan bahan tepung
Laporan tetap pengetahuan bahan tepung
Reza Fahlevi
 
Iradiasi pangan
Iradiasi panganIradiasi pangan
Iradiasi pangan
Agnescia Sera
 
Tinjauan pustaka penggorengan (kuliah mp3)
Tinjauan pustaka penggorengan (kuliah mp3)Tinjauan pustaka penggorengan (kuliah mp3)
Tinjauan pustaka penggorengan (kuliah mp3)Fia Noviyanti
 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Es Krim - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Es Krim - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Es Krim - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Es Krim - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPASLaporan Praktikum TPP Nugget - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananKerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
Agnescia Sera
 
Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis
Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis
Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis
Ernalia Rosita
 
Laporan Praktikum Kamaboko
Laporan Praktikum KamabokoLaporan Praktikum Kamaboko
Laporan Praktikum Kamaboko
Ernalia Rosita
 
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arinLaporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arinramdhanisari
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPAS
 
Pendinginan
PendinginanPendinginan
Pendinginan
 
Teknik pengolahan pangan
Teknik pengolahan panganTeknik pengolahan pangan
Teknik pengolahan pangan
 
Laporan Praktikum Mie Basah
Laporan Praktikum Mie BasahLaporan Praktikum Mie Basah
Laporan Praktikum Mie Basah
 
Serealia
SerealiaSerealia
Serealia
 
Serealia & kacang kacangan
Serealia & kacang kacanganSerealia & kacang kacangan
Serealia & kacang kacangan
 
Laporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisLaporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum Sosis
 
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu RendahTeknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
 
Laporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum SelaiLaporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum Selai
 
Laporan tetap pengetahuan bahan tepung
Laporan tetap pengetahuan bahan tepungLaporan tetap pengetahuan bahan tepung
Laporan tetap pengetahuan bahan tepung
 
Teknologi pengolahan ekstrusi
Teknologi pengolahan ekstrusiTeknologi pengolahan ekstrusi
Teknologi pengolahan ekstrusi
 
Iradiasi pangan
Iradiasi panganIradiasi pangan
Iradiasi pangan
 
Tinjauan pustaka penggorengan (kuliah mp3)
Tinjauan pustaka penggorengan (kuliah mp3)Tinjauan pustaka penggorengan (kuliah mp3)
Tinjauan pustaka penggorengan (kuliah mp3)
 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Es Krim - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Es Krim - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Es Krim - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Es Krim - UNPAS
 
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPASLaporan Praktikum TPP Nugget - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPAS
 
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananKerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
 
Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis
Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis
Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis
 
Laporan Praktikum Kamaboko
Laporan Praktikum KamabokoLaporan Praktikum Kamaboko
Laporan Praktikum Kamaboko
 
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arinLaporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
 

Similar to Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS

Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars  - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars  - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
Acara 1 roti tawar Teknologi Bakery dan Confectionary
Acara 1 roti tawar Teknologi Bakery dan ConfectionaryAcara 1 roti tawar Teknologi Bakery dan Confectionary
Acara 1 roti tawar Teknologi Bakery dan Confectionary
Melina Eka
 
8b18ab864f52429da564f71bfca19046.pptx
8b18ab864f52429da564f71bfca19046.pptx8b18ab864f52429da564f71bfca19046.pptx
8b18ab864f52429da564f71bfca19046.pptx
Trisnawati62
 
Evaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melalui
Evaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melaluiEvaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melalui
Evaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melalui
ika rini
 
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying  - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying  - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
A biologi desain penelitian pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganisme
A biologi desain penelitian pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganismeA biologi desain penelitian pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganisme
A biologi desain penelitian pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganisme
RiniDwi7
 
Pengolahan limbah kulit pisang menjadi tepung untuk berbagai bahan makanan ku...
Pengolahan limbah kulit pisang menjadi tepung untuk berbagai bahan makanan ku...Pengolahan limbah kulit pisang menjadi tepung untuk berbagai bahan makanan ku...
Pengolahan limbah kulit pisang menjadi tepung untuk berbagai bahan makanan ku...Firlita Nurul Kharisma
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
Teknologi pembuatan makanan dengan menggunakan tepung mocaf sebagai subtitusi...
Teknologi pembuatan makanan dengan menggunakan tepung mocaf sebagai subtitusi...Teknologi pembuatan makanan dengan menggunakan tepung mocaf sebagai subtitusi...
Teknologi pembuatan makanan dengan menggunakan tepung mocaf sebagai subtitusi...
Yuni
 
Tapai dari beras jagung
Tapai dari beras jagungTapai dari beras jagung
Tapai dari beras jagung
Silvi Natalia
 
PPT MIE TELOR.ppt
PPT MIE TELOR.pptPPT MIE TELOR.ppt
PPT MIE TELOR.ppt
nurlailatul9
 
Makalah kelompok 3 pengembang mata kuliah krt
Makalah kelompok 3  pengembang mata kuliah krtMakalah kelompok 3  pengembang mata kuliah krt
Makalah kelompok 3 pengembang mata kuliah krt
NurHikmah94
 
DONAT KENTANG.docx
DONAT KENTANG.docxDONAT KENTANG.docx
DONAT KENTANG.docx
mamanriyadi
 
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makananPENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan
psychologica
 
Pengolahan limbah kulit singkong dalam pembuatan kue putu
Pengolahan limbah kulit singkong dalam pembuatan kue putuPengolahan limbah kulit singkong dalam pembuatan kue putu
Pengolahan limbah kulit singkong dalam pembuatan kue putuFirlita Nurul Kharisma
 
Kimia industri mie instan
Kimia industri mie instanKimia industri mie instan
Kimia industri mie instan
noviana anjar
 
Modifikasi tepung biji nangka, Tepung Biji Nangka, Modifikasi Tepung, Modifik...
Modifikasi tepung biji nangka, Tepung Biji Nangka, Modifikasi Tepung, Modifik...Modifikasi tepung biji nangka, Tepung Biji Nangka, Modifikasi Tepung, Modifik...
Modifikasi tepung biji nangka, Tepung Biji Nangka, Modifikasi Tepung, Modifik...
Asvif Ma'rufah
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
BAB IV nabati edit smkn2 pendidikan dan jasmani.docx
BAB IV nabati edit smkn2 pendidikan dan jasmani.docxBAB IV nabati edit smkn2 pendidikan dan jasmani.docx
BAB IV nabati edit smkn2 pendidikan dan jasmani.docx
muhammadsabir463751
 

Similar to Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS (20)

Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars  - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars  - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars - UNPAS
 
Acara 1 roti tawar Teknologi Bakery dan Confectionary
Acara 1 roti tawar Teknologi Bakery dan ConfectionaryAcara 1 roti tawar Teknologi Bakery dan Confectionary
Acara 1 roti tawar Teknologi Bakery dan Confectionary
 
8b18ab864f52429da564f71bfca19046.pptx
8b18ab864f52429da564f71bfca19046.pptx8b18ab864f52429da564f71bfca19046.pptx
8b18ab864f52429da564f71bfca19046.pptx
 
Evaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melalui
Evaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melaluiEvaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melalui
Evaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melalui
 
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying  - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying  - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying - UNPAS
 
A biologi desain penelitian pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganisme
A biologi desain penelitian pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganismeA biologi desain penelitian pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganisme
A biologi desain penelitian pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganisme
 
Pengolahan limbah kulit pisang menjadi tepung untuk berbagai bahan makanan ku...
Pengolahan limbah kulit pisang menjadi tepung untuk berbagai bahan makanan ku...Pengolahan limbah kulit pisang menjadi tepung untuk berbagai bahan makanan ku...
Pengolahan limbah kulit pisang menjadi tepung untuk berbagai bahan makanan ku...
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
 
Teknologi pembuatan makanan dengan menggunakan tepung mocaf sebagai subtitusi...
Teknologi pembuatan makanan dengan menggunakan tepung mocaf sebagai subtitusi...Teknologi pembuatan makanan dengan menggunakan tepung mocaf sebagai subtitusi...
Teknologi pembuatan makanan dengan menggunakan tepung mocaf sebagai subtitusi...
 
Tapai dari beras jagung
Tapai dari beras jagungTapai dari beras jagung
Tapai dari beras jagung
 
laporan youghurt
laporan youghurtlaporan youghurt
laporan youghurt
 
PPT MIE TELOR.ppt
PPT MIE TELOR.pptPPT MIE TELOR.ppt
PPT MIE TELOR.ppt
 
Makalah kelompok 3 pengembang mata kuliah krt
Makalah kelompok 3  pengembang mata kuliah krtMakalah kelompok 3  pengembang mata kuliah krt
Makalah kelompok 3 pengembang mata kuliah krt
 
DONAT KENTANG.docx
DONAT KENTANG.docxDONAT KENTANG.docx
DONAT KENTANG.docx
 
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makananPENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan
 
Pengolahan limbah kulit singkong dalam pembuatan kue putu
Pengolahan limbah kulit singkong dalam pembuatan kue putuPengolahan limbah kulit singkong dalam pembuatan kue putu
Pengolahan limbah kulit singkong dalam pembuatan kue putu
 
Kimia industri mie instan
Kimia industri mie instanKimia industri mie instan
Kimia industri mie instan
 
Modifikasi tepung biji nangka, Tepung Biji Nangka, Modifikasi Tepung, Modifik...
Modifikasi tepung biji nangka, Tepung Biji Nangka, Modifikasi Tepung, Modifik...Modifikasi tepung biji nangka, Tepung Biji Nangka, Modifikasi Tepung, Modifik...
Modifikasi tepung biji nangka, Tepung Biji Nangka, Modifikasi Tepung, Modifik...
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
 
BAB IV nabati edit smkn2 pendidikan dan jasmani.docx
BAB IV nabati edit smkn2 pendidikan dan jasmani.docxBAB IV nabati edit smkn2 pendidikan dan jasmani.docx
BAB IV nabati edit smkn2 pendidikan dan jasmani.docx
 

More from Rahma Sagistiva Sari

Laporan Praktikum TPP Dendeng - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Dendeng - UNPASLaporan Praktikum TPP Dendeng - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Dendeng - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPASLaporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Ko-Kristalisasi Susu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Ko-Kristalisasi Susu - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Ko-Kristalisasi Susu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Ko-Kristalisasi Susu - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sambal Bubuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sambal Bubuk - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Sambal Bubuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sambal Bubuk - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 

More from Rahma Sagistiva Sari (11)

Laporan Praktikum TPP Dendeng - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Dendeng - UNPASLaporan Praktikum TPP Dendeng - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Dendeng - UNPAS
 
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPASLaporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPAS
 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Ko-Kristalisasi Susu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Ko-Kristalisasi Susu - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Ko-Kristalisasi Susu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Ko-Kristalisasi Susu - UNPAS
 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPAS
 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPAS
 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPAS
 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPAS
 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sambal Bubuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sambal Bubuk - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Sambal Bubuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sambal Bubuk - UNPAS
 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPAS
 

Recently uploaded

SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
AdityaWahyuDewangga1
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptxNADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
nadiafebianti2
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
muhammadiswahyudi12
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Tsabitpattipeilohy
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptxMetode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
ssuser2537c0
 

Recently uploaded (11)

SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptxNADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptxMetode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
 

Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS

  • 1. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul II, No.2, 2018 1 TEKNOLOGI PENGOLAHAN SEREALIA, KACANG-KACANGAN DAN HASIL PERKEBUNAN MIE INSTAN Rahma Sagistiva Sari1 Yunika Rahayu2 1)Praktikan TPP Kelompok E Meja 4 2)Asisten LaboratoriumTPP Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan, Program Studi Teknologi Pangan Universitas Pasundan, Bandung. E-mail : rahmasagistiva@gmail.com Praktikum : 04 April 2018; Pengumpulan : 11 April 2018 Abstrak Mie Instan merupakan produk makanan kering yang dibuat dari tepung terigu dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan berbentuk khas mie. Tujuan dari percobaan pembuatan mie instan adalah untuk mengetahui cara pembuatan mie instan sebagai diversifikasi produk olahan yang dapat menambah nilai ekonomis. Prinsip dari percobaan pembuatan mie instan yaitu berdasarkan proses pembentukan gluten dari gliadin dang lutein yang membuat adonan menjadi elastis dan mudah dibentuk dilanjutkan dengan proses pengukusan dan penggorengan. Berdasarkan hasil pengamatan pengolahan mie instan dengan basis 200 gram, didapatkan produk sebanyak 162 gram (81%) dengan sifat organoleptik meliputi warna kuning kecoklatan, rasa gurih, aroma khas tepung, tekstur renyah, serta kenampakannya menarik. Abstract Instant noodles is a dried food product made fromwheat flour with or without the addition of other foodstuffs and food additives permitted in the form of typical noodles. The purpose of experimenting the making of instant noodles is to know how to make instant noodles as a diversification of processed products that can add economic value. The principle of experimenting the manufacture of instant noodles is based on the process of gluten formation of gliadin dang lutein which makes the dough to be elastic and easily formed followed by the process of steaming and frying. Based on the observation of instant noodle processing with 200 gram base, 162 gram (81%) product with organoleptic properties including brownish yellow color, savory taste, flour special aroma, crisp texture, and interesting appearance. Keyword : Instant noodles, Wheat Flour 1. Bahan, Alat dan Metode Percobaan Pada percobaan ini, bahan yang digunakan yaitu tepung cakra, soda kue, air, garam, STPP, telur, minyak goreng. Peralatan yang digunakan adalah baskom, timbangan, pencetak mie, loyang, panci, wajan, spatula, sendok, kain waring, pengering. Pada pembuatan mie instan, mula-mula menimbang semua bahan yang akan digunakan, kemudian mencampurkan bahan-bahan kering seperti tepung cakra, soda kue, garam, STPP, lalu ditambahkan telur dan air sedikit demi sedikit sambil di lakukan pengadukan. Pengadukan dilakukan sampai adonan kalis. Setelah adonan kalis lalu dilakukan penipisan menggunakan alat sampai adonan berbentuk seperti tali- tali panjang. Kemudian adonan mie tersebut di gulung agar memudahkan proses selanjutnya. Lalu dilakukan pengukusan selama kurang lebih 3 menit kemudian dilanjutkan penggorengan pada suhu 70°C selama kurang lebih 15 detik, setelah diangkat mie ditiriskan agar minyak terpisah. Selanjutnya dilakukan pengeringan selama satu jam. Setelah produk jadi dilakukan penimbangan. Lalu dilanjutkan dengan pengamatan organoleptik dan perhitungan dengan rumus sebagai berikut : Keterangan : W bahan = Berat bahan (gram) W basis = Berat basis (gram) W bahan = % 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 100 × W basis % Produk= W produk W basis × 100
  • 2. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul II, No.2, 2018 2 Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Mie Instan 2. Hasil dan Pembahasan Data hasil percobaan dan dokumentasi proses pembuatan mie instan dapat dilihat pada Tabel 1 dan Lampiran 1. Tabel 1. Hasil Pembuatan Mie Instan No Analisa Hasil pengamatan 1. Nama Produk Mie instan 2. Basis 200 gram 3. Bahan Utama - Tepung Cakra 64% - Air 21% - STPP 0,9% 4. Bahan Tambahan - Garam 0,6% - Telur 13% - Soda kue 0,5% 5. Berat Produk 162 gram 6. % Produk 81% 7. Organoleptik :  Warna  Rasa  Aroma  Tekstur  Kenampakan Kuning kecoklatan Gurih Khas tepung Renyah Menarik (Rahma Sagistiva S., Kelompok E, Meja 4, 2018) Berdasarkan hasil pengamatan pengolahan mie instan dengan basis 200 gram, didapatkan produk sebanyak 162 gram (81%) dengan sifat organoleptik meliputi warna kuning kecoklatan, rasa gurih, aroma khas tepung, tekstur renyah, serta kenampakannya menarik. Tepung cakra sebagai bahan utama dalam pembuatan mie instan mengandung protein tinggi yaitu berkisar 11-13% merupakan sumber gliadin dan glutenin yang apabila dicampur bersama air maka akan menghasilkan gluten yang elastis dan mudah dibentuk. Air digunakan sebagi pelarut bahan-bahan yang digunakan. Soda kue berperan membantu pengembangan mie. Garam berfungsi menambah cita rasa mie agar gurih. Telur berfungsi sebagai emulsifier agar adonan tercampur merata, selain itu juga telur sebagai sumber protein. STPP pada pembuatan mie instan yaitu sebagai pengenyal agar ketika mie di rebus menggunakan air tekstur mie akan kenyal, karena sifatnya yang dapat mempengaruhi terbentuknya gluten pada mie, sehingga sangat berpengaruh terhadap tekstur mie yang dihasilkan, dimana tekstur mie akan menjadi lebih liat. Selain itu STPP juga dapat mengikat air sehingga dapat menurunkan aktivitas air sehingga kerusakan karena factor mikroba dapat dicegah. Fungsi perlakuan diantaranya pencampuran dilakukan untuk mencampurkan semua bahan hingga kalis. Penipisan dilakukan untuk mempermudah pembuatan untaian mie. Pengukusan dan penggorengan berfungsi untuk mematangkan mie. Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam mie sehingga mie instan memiliki umur simpan yang lebih lama. Tepung terigu dibuat dari biji gandum-wheat yang dikupas dan dihaluskan. Dibedakan atas kandungan protein (gluten)nya. Gluten ini mempengaruhi hasil olahan, karena itu diperlukan jenis tepung terigu yang sesuai untuk makanan tertentu. Adapun jenis-jenis tepung terigu diantaranya: 1. Hard Wheat (Terigu protein tinggi) Tepung terigu ini mempunyai kadar protein yang paling tinggi di antara 3 macam tepung terigu lainnya. Kandungan proteinnya mencapai 11-13%. Jenis tepung ini paling cocok digunakan dalam pembuatan roti. Tepung ini mempunyai kadar gluten yang tinggi. Fungsi gluten ini sendiri dalam pembuatan roti adalah untuk menahan gas yang dihasilkan dari yeast/gist. Contoh merk yang beredar dipasar untuk tepung jenis ini adalah Cakra Kembar atau Kereta Kencana, produksi Bogasari (Ummi, 2012). 2. Medium Wheat (Terigu protein sedang) Tepung terigu ini mempunyai kadar protein 9- 10%, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tepung terigu jenis hard wheat. Tepung ini cocok dalam pembuatan aneka cake, bolu dan kue basah lainnya. Dalam pembuatan roti tepung ini kadangkala digunakan sebagai bahan campuran saja. Akan tetapi prosentase penggunaan tepung jenis hard wheatnya tetap lebih dominan. Contoh merk yang beredar dipasaran adalah Segitiga Biru
  • 3. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul II, No.2, 2018 3 dan Gunung Bromo, produksi Bogasari (Ummi, 2012). 3. Soft Wheat (Terigu protein rendah) Jenis tepung ini mempunyai kadar protein paling rendah yaitu sekitar 7-8%. Tepung ini cocok untuk pembuatan kue kering. Tidak cocok jika digunakan untuk pembuatan roti. Contoh merk yang beredar dipasar adalah Kunci Biru dan Roda Biru, produksi Bogasari (Ummi, 2012). Macam-macam mie antara lain : Mie basah adalah mie yang mengalami proses perebusan air mendidih setelah tahap pemotongan dan sebelum dipasarkan. Kadar airnya dapat mencapai 52% sehingga daya simpannyarelatif singkat (40 jam pada suhu kamar). Di Indonesia, mie basah lebih dikenal dengan istilah mie kuning atau mie bakso (Zuhry, 2010). Mie kering adalah mie mentah yang dikeringkan dengan kadar air antara 8 -10%. Pengeringan umumnya dilakukan dengan penjemuran di bawah sinar matahari atau dengan menggunakan oven. Karena sifat kering inilah maka mie mempunyai daya simpan yang relatif panjang dan dalam penanganannya cukup mudah. Mie kering juga ditambahkan dengan telur segar atau tepung telur, sehingga dipasaran mie ini juga dikenal dengan istilah “mie telor” (Zuhry, 2010). Mie Instan adalah mie yang telah mengalami proses gelatinisasi, sehingga untuk menghidangkannya cukup dengan di rebus dengan air mendidih, Mie instan biasanya mengacu pada produk-produk yang dikukus dan digoreng dalam minyak (stemed & deep fried). Mie instan juga dikenal dengan nama ramen. Mie ini dibuat dengan penambahan beberapa proses setelah menjadi mie segar. Tahaptahap tersebut yaitu pengukusan, pembentukan dan pengeringan. Kadar air mie instan umunya mencapai 5-8% sehingga memiliki daya simpan yang relatif lama (Zuhry, 2010). Mekanisme pembentukan gluten dalam pembuatan mie basah adalah gliadin dan glutenin pada tepung jika ditambah air maka akan membentuk adonan dan bila di remas – remas maka akan membentuk substansi gluten yang lengket dan elastis (Muchtadi, 2010). Perubahan fisik yang terjadi selama proses pembuatan mie instan diantaranya terjadi perubahan warna, bentuk, tekstur dan volume. Bahan-bahan yang berbeda-beda jenis dan bentuknya dicampurkan menjadi satu adonan yang kalis, padat dan elastis padahal sifat asli masing-masing bahan tidak kompak, ada yang cair, padat, dll. Pada saat penipisan terjadi perubahan fisik yang asalnya padat dan tebal menjadi tipis. Pada saat pembuatan untaian terjadi perubahan fisik dari yang asalnya menyatu menjadi terpisah sebagai untaian- untaian. Perubahan kimia yang terjadi pada proses pembuatan mie instan yaitu disaat pencampuran dengan penambahan soda kue dimana soda kue mengeluarkan gas (CO₂ ) sehingga mie akan mengembang. Perubahan biologis yang terjadi pada pembuatan mie yaitu pada saat pengukusan, penggorengan, dan pengeringan akan membunuh mikroorganisme patogen karena pemanasan. Critical Control Point pada pembuatan mie basah ada pada proses pencampuran dimana bahan harus diremas-remas dan dicampurkan dengan benar agar adonan kalis dan tercampur secara meraka. Penipisan adonan diusahakan adonan ditipiskan dengan benar dan tidak ada retakan-retakan atau permukaan yang tidak mulus untuk memudakan proses selanjutnya. Pengukusan dan penggorengan harus memperhatikan suhu dan lama waktu prossnya agar mie tidak terlalu matang atau gosong sehingga teksturnya menjadi terlalu keras. Proses pengemasan dan penyimpanan dimana jika pada saat pengemasan tidak menggunakan pengemas yang hermetis (kedap udara) rentan sekali dalam terkontaminasi oleh mikroorganisme dan penyimpanan produk yang disembarang tempat akan menyebabkan perubahan fisik akibat kontak langsung dengan lingkungan sekitar. 3. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan pengolahan mie instan dengan basis 200 gram, didapatkan produk sebanyak 162 gram (81%) dengan sifat organoleptik meliputi warna kuning kecoklatan, rasa gurih, aroma khas tepung, tekstur renyah, serta kenampakannya menarik. 4. Saran Sebaiknya praktikan lebih memahami prosedur percobaan sehingga tidak terjadi kesalahan pada saat melakukan percobaan. Selain itu, dalam mengerjakan setiap proses pengolahan, praktikan harus lebih memperhatikan kebersihan bahan dan alat yang digunakan. Daftar Pustaka 1. Muchtadi, Tien R dan Fitriyono Ayustaningwarno. 2010. Teknologi Proses Pengolahan Pangan. Alfabeta: Bogor 2. Ummi, Ala. 2012. Tepung Terigu, Jenis dan Penggunaannya. <ummiala.wordpress.com>. Diakses: 8 April 2018 3. Zuhry, Ahmad Mahmudan. 2010. Proses Pembuatan Mie. <www.lordbroken.files.wordpress.com>. Diakses: 8 April 2018
  • 4. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul II, No.2, 2018 4 LAMPIRAN I. Dokumentasi Proses Pembuatan Mie Instan Tepung Terigu Pencampuran Pencampuran II PenipisanMembuat UntaianPengukusan Penggorengan Mie Instan
  • 5. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul II, No.2, 2018 5 LAMPIRAN II. Perhitungan mie instan Basis = 200 gram  Tepung cakra 64% 64 100 × 200 = 128 𝑔𝑟𝑎𝑚  Garam 0,6% 0,6 100 × 200 = 1,2 𝑔𝑟𝑎𝑚  Telur 13% 13 100 × 200 = 26 𝑔𝑟𝑎𝑚  Air 21% 21 100 × 200 = 42 𝑔𝑟𝑎𝑚  Soda kue 0,5% 0,5 100 × 200 = 1 𝑔𝑟𝑎𝑚  STTP 0,9% 0,9 100 × 200 = 1,8 𝑔𝑟𝑎𝑚  % Produk = 𝑊.𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑊.𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠 × 100 = 162 200 × 100 = 81%
  • 6. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul II, No.2, 2018 6 LAMPIRAN III. SNI Mie Instan
  • 7. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul II, No.2, 2018 7 LAMPIRAN IV. Tugas Diskusi 1. Jelaskan Perbedaan mengenai mie basah, mie kering dan mie instant?  Mie basah adalah mie yang mengalami proses perebusan air mendidih setelah tahap pemotongan dan sebelum dipasarkan. Kadar airnya dapat mencapai 52% sehingga daya simpannyarelatif singkat (40 jam pada suhu kamar).  Mie Instan adalah mie yang telah mengalami proses gelatinisasi, sehingga untuk menghidangkannya cukup dengan di rebus dengan air mendidih, Mie instan biasanya mengacu pada produk-produk yang dikukus dan digoreng dalam minyak (stemed & deep fried). Mie instan juga dikenal dengan nama ramen. Mie ini dibuat dengan penambahan beberapa proses setelah menjadi mie segar. Tahap-tahap tersebut yaitu pengukusan, pembentukan dan pengeringan. Kadar air mie instan umunya mencapai 5-8% sehingga memiliki daya simpan yang relatif lama.  Mie kering adalah mie mentah yang dikeringkan dengan kadar air antara 8-10%. Pengeringan umumnya dilakukan dengan penjemuran di bawah sinar matahari atau dengan menggunakan oven. Karena sifat kering inilah maka mie mempunyai daya simpan yang relatif panjang dan dalam penanganannya cukup mudah. Mie kering juga ditambahkan dengan telor segar atau tepung telor, sehingga dipasaran mie ini juga dikenal dengan istilah mie telor. 2. Jelaskan fungsi dari bahan-bahan berikut ini, dalam pembuatan mie ?  Terigu : Tepung terigu sebagai bahan utama dalam pembuatan mie, bisa membuat mie kenyal tanpa obat, syaratnya tepung terigu yang kita pakai memiliki protein atau gluten yang tinggi dan ditambahkan telur untuk meningkatkan kadar protein pada mie sehingga tanpa obatpun mie telur bisa kenyal. Hal ini dikarenakan putih telur yang menyebabkan kenyal dan kuning telur bisa memberi warna pada mie juga membuat mie berasa lebih gurih  Telur : Secara umum penambahan telur dimaksudkan untuk meningkatkan kaitan mutu protein mie dan menciptakan adonan yang lebih liat sehingga mudah terputus-putus. Putih telur berfungsi untuk mencegah kekeruhan mie waktu pemanasan. Penggunaan putih telur harus secukupnya, karena pemakaian yang berlebihan akan menurunkan kemampuan mie menyerap air (daya rehidrasi) waktu direbus. Kuning telur dipakai sebagai pengemulsi karena dalam kuning telur terdapat lechitin. Selain sebagai pengemulsian (emulsifier), lechitin juga dapat mempercepat hidrasi air pada tepung dan untuk mengembangkan adonan dan penambahan kuning telur juga akan memberikan warna yang seragam
  • 8. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul II, No.2, 2018 8  Garam : untuk member rasa memperkuat tekstur mie, meningkatkan flesibelitas dan elastisitas mie, serta untuk mengikat air. Selain itu, garam dapur dapat menghambat aktivitas enzim protease dan amylase sehingga pasti tidak bersifat lengket dan tidak mengembang secara berlebihan  Soda Kue : pembantu pembentukan gluten sehingga mie tidak keras tetapi kenyal.  STPP : Pengenyal ( STPP = Sodium Tri Poly Phosphat ), karena sifatnya yang dapat mempengaruhi terbentuknya gluten pada mie, sehingga sangat berpengaruh terhadap tekstur mie yang dihasilkan, dimana tekstur mie akan menjadi lebih liat. Selain itu STPP juga dapat mengikat air sehingga dapat menurunkan aktivitas air sehingga kerusakan karena factor mikroba dapat dicegah  Air: berfungsi sebagai media reaksi antara gluten dengan karbohidrat (akan mengembang), melarutkan garam, dan membentuk sifat kenyal gluten  Tapioka : untuk memberikan karakter tingkat kekenyalan pada bahan makanan yang tergantung pada perbandingan antara amilosa dan amilopektin, dimana semakin tinggi amilopektin akan memberikan sifat yang semakin kenyal pada produk
  • 9. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul II, No.2, 2018 9 LAMPIRAN V. Kuis 1. Mekanisme pembuatan bakal tahu? Kacang kedelai yang ditambahkan asam dengan pH isoelektrik akan mengalami proses penggumpalan karena protein yang terdapat pada kacang kedelai mengalami proses denaturasi yang menyebabkan kacang kedelai menggumpal dan menghasilkan curd atau bakal tahu yang apabila dilakukan proses pemanasan dan pencetakan akan menghasilkan produk tahu. 2. Fungsi STPP pada pembuatan mie instan? Yaitu digunakan sebagai pengenyal, selain itu dengan adanya gugus fosfat dapat meningkatkan porositas sehingga meningkatkan daya serap air dengan membentuk rongga pada mie. 3. Ciri-ciri tempe yang baik?  Tekstur bulatan tempe kompak dan seragam  Memiliki bau yang khas dari kedelai dan dilapisi dengan selaput putih dari fermentasi tempe  Tidak terlalu panas saat dipegang, jika panas berarti tempe sedang mengalami fermentasi yang berlebihan dan akan mempercepat tempe menjadi rusak/busuk  Memiliki warna yang khas seperti kedelai rebus, tidak terlalu cerah (akibat penambahan zat warna) atau terlalu suram (akan menjadi rusak)  Saat diiris tempe tidak hancur, utuh dengan warna yang baik. Tempe yang bagus saat digoreng akan menghasilkan tekstur yang halus dengan aroma yang mantap khas kedelai. 4. Apa yang dimaksud dengan pangan darurat? Pangan darurat atau Emergency Food Product (EFP) adalah makanan yang memiliki energi dan densitas zat gizi yang tinggi untuk korban bencana alam yang dapat dikonsumsi segera pada keadaan darurat. Penggunaan pangan darurat dapat dilakukan selama 3 sampai 7 hari dan maksimal 15 hari. Produk ini bisa digunakan pada daerah yang memiliki iklim ekstrim dari kutub utara sampai tropis 5. Sebutkan jenis tepung terigu berdasarkan kadar protein!  Hard Wheat (Terigu protein tinggi). Tepung terigu ini mempunyai kadar protein yang paling tinggi di antara 3 macam tepung terigu lainnya. Kandungan proteinnya mencapai 11-13%. Jenis tepung ini paling cocok digunakan dalam pembuatan roti. Tepung ini mempunyai kadar gluten yang tinggi.  Medium Wheat (Terigu protein sedang). Tepung terigu ini mempunyai kadar protein 9-10%, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tepung terigu jenis hard wheat. Tepung ini cocok dalam pembuatan aneka cake, bolu dan kue basah lainnya.  Soft Wheat (Terigu protein rendah). Jenis tepung ini mempunyai kadar protein paling rendah yaitu sekitar 7-8%. Tepung ini cocok untuk pembuatan kue kering.