SlideShare a Scribd company logo
Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.) sebagai…
Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015)
134
PENDAHULUAN
Sosis adalah produk makanan yang
diperoleh dari campuran daging halus dan
tepung atau pati dengan penambahan
bumbu, bahan tambahan makanan yang
dimasukkan ke dalam selongsong sosis.
Data survei independen yang dilakukan
oleh perusahaan swasta menunjukkan
bahwa konsumsi sosis oleh masyarakat
Indonesia tumbuh rata–rata 4,46% per
tahun . Bahan baku yang digunakan untuk
membuat sosis terdiri dari bahan utama
dan bahan tambahan. Bahan utama yaitu
daging, sedangkan bahan tambahannya
yaitu bahan pengisi, bahan pengikat,
bumbu–bumbu, bahan penyedap, dan
bahan makanan lain yang diizinkan.
Daging yang umum digunakan dalam
pengolahan sosis berasal dari sapi, ayam,
dan kambing, namun dari ketiga jenis
daging tersebut yang memiliki kandungan
protein tinggi dengan harga terjangkau
adalah daging ayam dengan kandungan
protein sebesar 20-23% (Lawrie, 2003).
Pengolahan sosis pada umumnya
menggunakan STPP (Sodium
Tripoliphospat), karagenan, Mixphos, dan
sodium bikarbonat sebagai bahan
tambahan makanan yang berfungsi sebagai
pengenyal, memperbaiki tekstur, dan lain
–lain. Menurut Peraturan Menteri nomor
41 tahun 2011 STPP merupakan senyawa
PENGGUNAAN TEPUNG GLUKOMANAN UMBI GEMBILI (Dioscorea esculenta
L.) SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN MAKANAN PADA PENGOLAHAN SOSIS
DAGING AYAM
The Use of Glucommanan Flour from Gembili Tuber (Dioscorea Esculenta L.) as Gelling
Agent in Chicken Sausages
Herlina1)
, Ikhlas Darmawan1)
*, Andrew Setiawan Rusdianto1)
1)
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian,Universitas Jember
Jalan Kalimantan 37, Kampus Tegal Boto Jember 68121
*E-mail: darmawan_ikhlas@yahoo.com
ABSTRACT
Gembili tuber contains 2,9% of glucomannan and potentially as food additive in chicken
sausage processing. The purpose of this study was to determine the amount of the gembili’s
glucomannan addition on the physical, chemical and organoleptic characteristics of chicken sausage
and knowing the amount of the gembili's glucomannan flour addition on chicken sausage processing
and to produce sausage with a good characteristics and panelists preferred. The study was designed
using completely randomized design with one factor and three replications. Parameter research
includes characterization of gembili's glucomannan flour (brightness, WHC, ash content, protein
content, moisture content, and the levels of glucomannan), brightness, texture, ash content, moisture
content, protein content, fat content, the organoleptic properties, and effectiveness test to determine
the best treatment. The results showed that the addition of gembili's glucomannan flour significantly
affect the texture, moisture content, and organoleptic. But did not significantly affect the fat content,
protein content, brightness, and ash content. Effectiveness test showed that the value of the highest
combination of all parameters are in sausage meat chicken with the addition of 0.3% gembili's
glucomannan flour with the analysis results that the brightness of 51.96, the texture of 75.57 g /
mm, ash content of 1.41%, 1,78% WHC, levels water 52.13%, 16.47% protein content, fat content
8.84%, the organoleptic properties of flavor 3.88, 3.68 organoleptic properties of color, the
organoleptic properties of elasticity of 3.64%, the organoleptic properties of the slices appearance
of 3.92, and the nature of the overall preferences of 3.88.
Keywords: food additive, gembili tuber, glucomannan, addition variation
Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.) sebagai…
Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015)
135
anorganik (Na5P3 O10) berwujud serbuk
kristal putih, tidak berbau, dan larut dalam
air dan diperoleh dengan cara impor.
Penggunaan bahan tambahan makanan
impor tersebut dapat dikurangi dengan
mencari alternatif bahan tambahan
makanan lain yang didapatkan dari bahan
lokal untuk digunakan pada pengolahan
sosis. Salah satu bahan tambahan makanan
yang dapat digunakan pada pengolahan
sosis yaitu glukomanan. Glukomanan pada
pengolahan sosis berfungsi untuk
menstabilkan emulsi. Glukomanan dapat
digunakan sebagai bahan tambahan
makanan pada pengolahan sosis karena
merupakan polisakarida larut air yang
memiliki sifat hidrokoloid dengan nilai
Water Holding Capacity (WHC) hingga
1900% (Herlina, 2012) sehingga dapat
memperbaiki stabilitas suhu, sebagai
pengental, pengenyal, memperbaiki
mouthfeel dan lain-lain. Bahan pangan
yang berpotensi sebagai sumber
glukomanan yaitu umbi gembili. Umbi
gembili merupakan tumbuhan asli
Indonesia yang tumbuh di daerah subtropis
hingga tropis. Umbi gembili mengandung
glukomanan sebesar 2,9% (Herlina, 2012).
Salah satu potensi umbi gembili dengan
adanya kandungan glukomanan adalah
pemanfaatannya sebagai tepung
glukomanan yang dapat digunakan sebagai
bahan tambahan makanan pada pengolahan
sosis.
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi alat untuk
pengolahan dan alat untuk analisis. Alat
untuk pengolahan meliputi pisau stainless
steel, kompor, wadah plastik, timbangan,
food processor Philip, lemari pendingin.
Alat untuk analisis meliputi oven cabinet,
eksikator, spatula, penjepit, colour reader
Minolta CR 300 Japan, rheotex (Sun
Scientific CO LTD), neraca analitik
Ohauss, alumunium foil, soxhlet lemak,
penangas listrik Gerhard, alat–alat gelas,
kertas saring, cawan porselen, termometer,
vortex (Maxi Max 1 Type 16700),
sentrifuse (yenaco model YC-1180), dan
tabung sentrifuse.
Bahan baku yang digunakan dalam
pembuatan sosis daging ayam dengan
variasi penambahan tepung glukomanan
umbi gembili selongsong sosis
(casing). Bahan kimia yang digunakan
pada tahap analisis meliputi aquades,
H2SO4, NaOH, metil biru, metil merah,
HCl, Petroleum benzene, dan etanol.
Tahapan Penelitian
Pembuatan tepung glukomanan umbi
gembili
Gembili dikupas untuk dipisahkan
antara kulit dan dagingnya. Setelah
dikupas gembili dicuci untuk
menghilangkan kotoran yang melekat pada
daging gembili. Setelah bersih, dilakukan
penghalusan menggunakan blender dengan
menambahkan aquades dengan
perbandingan gembili : aquades (1:3),
hingga terbentuk jus gembili. Jus gembili
selanjutnya dilakukan maserasi selama 1,5
jam. Proses maserasi ini berguna agar
glukomanan yang terekstrak semakin
optimal. Setelah dilakukan proses maserasi
selama 1,5 jam, jus gembili disaring untuk
memisahkan antara filtrat dan ampasnya.
Filtrat jus gembili kemudian disentrifugasi.
Sentrifugasi berfungsi untuk memisahkan
supernatan dan endapan (pati dan
senyawa–senyawa lain) dari jus gembili.
Supernatan yang telah didapat kemudian
dipresipitasi dengan etanol 97% selama 25
menit. Setelah dipresipitasi glukomanan
akan menggumpal dan terbentuk gumpalan
glukomanan basah. Glukomanan basah
kemudian dioven dengan suhu ±50o
C
selama 24 jam sehingga terbentuk
glukomanan kering. Glukomanan kering
kemudian digiling sehingga terbentuk
tepung glukomanan.
Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.) sebagai…
Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015)
136
Pembuatan sosis daging ayam dengan
variasi penambahan tepung glukomanan
umbi gembili
Daging ayam dipotong kecil – kecil
kemudian digiling. Pada penggilingan
pertama selama satu menit ditambahkan.
10% es batu. Pada penggilingan kedua
selama 15 menit ditambahkan bahan-bahan
tambahan seperti minyak 10%, tepung
glukomanan umbi gembili (0%; 0,1%;
0,2%;0,3%; dan 0,4%), tapioka 5%, garam
2%, 1% bawang putih, 6% putih telur, lada
putih 0,35% dan pala 0,1%. Adonan yng
diperoleh dimasukkan ke dalam
selongsong (casing) dan dimasak dengan
cara dikukus selama 45 menit. Sosis
yang telah dikukus disimpan dalam
freezer untuk kemudian dianalisis.
Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan metode
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1
faktor, yakni konsentrasi penambahan
tepung glukomanan umbi gembili.
Konsentrasi yang digunakan yaitu 0%;
0,1%; 0,2%; 0,3% dan 0,4%.
Metode Analisis
Variabel yang diamati meliputi
WHC (Subagio, 2006), kadar glukomanan
(Widjanarko dan Megawati, 2015),
kecerahan (Fardiaz, 1992), Tekstur
(menggunakan rheotex), kadar abu
(metode langsung, Sudarmadji et al.,
1997), kadar air (metode Thermogavimetri,
Sudarmadji et al., 1997), kadar protein
(metode mikro kjeldahl, Sudarmadji et al.,
1997), kadar lemak (metode soxhlet).
Analisis data menggunakan sidik ragam
dan jika terdapat perbedaan dilanjutkan
dengan menggunakan Duncan New
Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf
uji α ≤ 5 %. Untuk mengetahui perlakuan
terbaik dilakukan uji efektivitas.
PEMBAHASAN
Karakterisasi Tepung Glukomanan
Umbi Gembili
Tepung glukomanan umbi gembili
memiliki beberapa sifat penting yang dapat
mempengaruhi kualitas dari suatu produk
pangan. Beberapa sifat fisik, kimia, dan
fungsional teknis tepung glukomanan dari
umbi gembili berdasarkan penelitian
pendahuluan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Karakterisasi tepung glukomanan umbi
gembili
Sifat Tepung Glukomanan
Umbi Gembili
Nilai
Kecerahan (Lightness) 48,13
WHC (Water Holding Capacity) 3.441,24%
Kadar Abu 3,20%
Kadar Protein 8,66%
Kadar Air 6,07%
Kadar Glukomanan 62,05%
Analisis Sifat Fisik Sosis Daging Ayam
dengan Variasi Penambahan Tepung
Glukomanan Umbi Gembili
Kecerahan (Lightness)
Kecerahan sosis daging ayam dengan
variasi penambahan tepung glukomanan
umbi gembili berkisar antara 50,75 –
52,61. Pada hasil sidik ragam menunjukan
bahwa variasi penambahan tepung
glukomanan umbi gembili tidak
berpengaruh nyata terhadap nilai
kecerahan sosis daging ayam. Histogram
nilai kecerahan sosis daging ayam dengan
variasi penambahan tepung glukomanan
umbi gembili dapat dilihat pada Gambar
1.
Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.) sebagai…
Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015)
137
Gambar 1. Nilai kecerahan warna sosis daging
ayam dengan variasi penambahan
tepung glukomanan
Tekstur
Tekstur merupakan salah satu
indikator mutu sosis yang penting. Tekstur
berperan dalam penerimaan terhadap suatu
produk makanan. Hasil analisis tekstur
berkisar antara 68,45 g/mm-113,85 g/mm.
berdasarkan hasil uji sidik ragam variasi
penambahan tepung glukomanan umbi
gembili berpengaruh nyata terhadap tekstur
sosis daging ayam. Histogram nilai tekstur
sosis daging ayam dengan variasi
penambahan tepung glukomanan umbi
gembili dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Tekstur sosis daging ayam dengan
variasi penambahan tepung
glukomanan umbi gembili
Pada Gambar 2. diketahui bahwa
semakin tinggi konsentrasi penambahan
tepung glukomanan umbi gembili pada
pengolahan sosis daging ayam, maka nilai
tekstur sosis daging ayam juga semakin
tinggi. hal ini disebabkan oleh sifat
glukomanan yang dapat mengikat air dan
akan merangkap komponen lain seperti
protein, lemak, dan karbohidrat yang akan
membentuk matriks jaringan sehingga
menyebabkan struktur sosis daging ayam
dengan penambahan tepung glukomanan
umbi gembili lebih keras dan kompak.
pada pembuatan sosis, fase protein-air
dalam campuran daging akan membentuk
matriks yang menyelubungi dan terbentuk
butiran–butiran stabil sehingga akan
mempengaruhi tekstur (Buckle et al.,
1987).
Analisis Kimia Sosis Daging Ayam
dengan Variasi Penambahan Tepung
Glukomanan Umbi Gembili
Kadar abu
Kadar abu merupakan zat anorganik
sisa hasil pembakaran suatu bahan. kadar
abu mengandung unsur mineral yang
merupakan zat anorganik. Sudarmadji
(1997) menyebutkan bahwa kadar abu ada
hubungannya dengan mineral suatu bahan.
komponen utama mineral penyusun abu
terdiri dari kalium, fosfor, magnesium,
sulfur, kalsium, klorida, dan natrium
(Winarno, 2007). Hasil analisis kadar abu
sosis daging ayam dengan variasi
penambahan tepung glukomanan umbi
gembili berkisar antara 1,21%-1,57%.
Histogram hasil analisis kadar abu sosis
daging ayam dengan variasi penambahan
tepung glukomanan umbi gembili dapat
dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 menunjukkan bahwa
variasi penambahan tepung glukomanan
umbi gembili berpengaruh tidak nyata
terhadap kadar abu sosis daging ayam.
Perbedaan yang tidak signifikan
disebabkan karena selisih persentase
penambahan tepung glukomanan umbi
gembili cukup kecil. Selain itu berdasarkan
sifat fisik kimia dan fungsional umbi
gembili, kadar abu umbi gembili sebesar
3,20% (Tabel 1) sehingga pada
pengolahan sosis daging ayam dengan
variasi penambahan tepung glukomanan
52,14 52,08 51,96 51,51 51,00
0
10
20
30
40
50
0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4%
Lightness
Penambahan tepung glukomanan umbi
gembili
68,53 a
75,57 b
97,48 c 100,42 d
113,77 e
0
20
40
60
80
100
120
0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4%
Tekstur
(g/mm)
Penambahan tepung glukomanan umbi
gembili
Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.) sebagai…
Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015)
138
umbi gembili tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kadar abu sosis yang
dihasilkan. Menurut SNI 01- 3820-1995,
disebutkan bahwa kadar abu yang
terkandung dalam sosis tidak boleh
melebihi 3%. Hal ini berarti sosis dengan
variasi penambahan tepung glukomanan
umbi gembili sebesar 0%; 0,1%; 0,2%;
0,3%; dan 0,4% sesuai dengan syarat mutu
tersebut.
Gambar 3. Kadar abu sosis daging ayam dengan
variasi penambahan tepung
glukomanan umbi gembili
WHC (Water Holding Capacity)
WHC merupakan suatu nilai yang
menunjukkan kemampuan suatu bahan
untuk mengikat air atau cairan baik yang
berasal dari bahan tersebut maupun berasal
dari penambahan air. WHC berhubungan
dengan tekstur dan sifat sensoris yang
dihasilkan. Hasil analisis WHC sosis
dengan variasi penambahan tepung
glukomanan umbi gembili berkisar antara
1,49% - 1,87%. Nilai rata – rata WHC
sosis daging ayam dengan variasi
penambahan tepung glukomanan umbi
gembili dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. WHC (Water Holding Capacity) sosis
daging ayam dengan variasi
penambahan tepung glukomanan umbi
gembili
Pada Gambar 4. dikerahui bahwa
semakin tinggi konsentrasi penambahan
tepung glukomanan umbi gembili pada
pengolahan sosis daging ayam, maka nilai
WHC sosis daging ayam juga semakin
tinggi. Hal ini disebabkan oleh nilai WHC
pada tepung glukomanan umbi gembili
sebesar 3.441,24% (Tabel 1) sehingga
sosis dengan penambahan tepung
glukomanan umbi gembili memiliki nilai
WHC yang cukup tinggi.
Kadar air
Kadar air sangat berpengaruh
terhadap mutu bahan pangan, karena air
dapat mempengaruhi kenampakan, tekstur,
serta cita rasa makanan. Pada pengolahan
sosis, kadar air sangat berpengaruh
terhadap tekstur sosis yang dihasilkan.
Semakin tinggi kadar air sosis, maka
tekstur sosis akan menjadi lembek. hasil
analisis kadar air sosis dengan variasi
penambahan tepung glukomanan umbi
gembili berkisar antara 42,54% - 68,45%.
Nilai rata-rata kadar air sosis daging ayam
dengan variasi penambahan tepung
glukomanan umbi gembili dapat dilihat
pada Gambar 5.
1,29
1,40 1,41 1,45 1,47
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
1,4
1,6
1,8
0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4%
Kadar
Abu
(%)
Penambahan tepung glukomanan umbi
gembili
1,52 a
1,65 b 1,74 c 1,78 c 1,81 d
0
0,5
1
1,5
2
0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4%
WHC
(%)
Penambahan tepung glukomanan umbi
gembili
Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.) sebagai…
Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015)
139
Gambar 5. Kadar air sosis daging ayam dengan
variasi penambahan tepung
glukomanan umbi gembili
Gambar 5 menunjukkan bahwa
variasi penambahan tepung glukomanan
umbi gembili berpengaruh nyata terhadap
kadar air sosis daging ayam. Kadar air
tertinggi pada 0% penambahan tepung
glukomanan umbi gembili dengan nilai
64,15%, sedangkan sosis dengan kadar air
terendah pada pengolahan sosis daging
ayam dengan penambahan tepung
glukomanan umbi gembili sebesar 0,4%
dengan nilai 44,13%. Kadar air sosis
daging ayam dapat mempengaruhi tekstur
sosis daging ayam. hal ini dikarenakan air
akan memerangkap protein, lemak, dan
komponen lain sehingga dapat membentuk
matriks jaringan. Kadar air dari sosis
daging ayam dengan variasi penambahan
tepung glukomanan umbi gembili
mengalami penurunan, hal ini dikarenakan
kandungan glukomanan memiliki
kemampuan meningkatkan kadar WHC.
Sehingga kadar air bebas yang terdapat
pada sosis semakin sedikit dan kadar air
sosis semakin rendah seiring dengan
penambahan tepung glukomanan umbi
gembili (Winarno, 2007). Kadar air sosis
daging ayam maksimal menurut SNI
adalah 67,0% dan sosis dengan variasi
penambahan tepung glukomanan umbi
gembili memenuhi syarat tersebut.
Kadar protein
Protein merupakan sumber asam -
asam amino yang mengandung unsur C, H,
O, dan N yangtidak dimiliki oleh
karbohidrat dan lemak. Protein dapat juga
digunakan sebagai sumber energi cadangan
apabila keperluan energi tubuh tidak
terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak serta
berfungsi untuk mempertahankan jaringan
yang telah ada di dalam tubuh manusia
(Winarno, 2007). Hasil analisis kadar
protein sosis daging ayam dengan variasi
penambahan tepung glukomanan umbi
gembili berkisar antara 15,30%-20,45%.
Nilai rata - rata kadar protein sosis daging
ayam dengan variasi penambahan tepung
glukomanan umbi gembili dapat dilihat
pada Gambar 6.
Gambar 6. Kadar protein sosis daging ayam
dengan variasi penambahan tepung
glukomanan umbi gembili
Kadar lemak
Lemak merupakan zat makanan yang
penting untuk menjaga kesehatan tubuh
manusia. Pengukuran kadar lemak
dilakukan untuk mengetahui jumlah lemak
dari suatu bahan tersebut. Analisa kadar
lemak menggunakan metode soxhlet
dengan menggunakan pelarut petroleum
benzene. Hasil analisis kadar lemak sosis
daging ayam dengan variasi penambahan
tepung glukomanan umbi gembili berkisar
antara 8,73% hingga 8,96%. Nilai rata -
rata analisis kadar lemak sosis daging
ayam dengan variasi penambahan tepung
glukomanan umbi gembili dapat dilihat
pada Gambar 7.
64,15 a
57,37 b
52,13 c
45,99 d 44,13 d
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4%
Kadar
Air
(%)
Penambahan tepung glukomanan umbi
gembili
15,06 15,76 16,47
16,78 17,28
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4%
Kadar
Protein
(%)
Penambahan tepung glukomanan umbi
gembili
Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.) sebagai…
Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015)
140
Gambar 7. Kadar lemak sosis daging ayam dengan
variasi penambahan tepung gembili
Gambar 7 menunjukkan bahwa
variasi penambahan tepung glukomanan
umbi gembili berpengaruh tidak nyata
terhadap kadar lemak sosis daging ayam.
Kadar lemak tertinggi terdapat pada sosis
daging ayam dengan variasi penambahan
tepung glukomanan sebesar 0,4% dengan
nilai 8,96%, sedangkan kadar lemak
terendah terdapat pada variasi penambahan
tepung glukomanan umbi gembili 0%
dengan nilai 8,73%. Perbedaan yang tidak
signifikan disebabkan oleh selisih variasi
penambahan tepung glukomanan umbi
gembili yang cukup kecil. Kadar lemak
maksimal sosis daging ayam menurut SBI
01-3820-1995 adalah 25%. Hal ini
menunjukkan bahwa sosis dengan variasi
penambahan tepung glukomanan umbi
gembili telah memenuhi syarat mutu yang
telah ditetapkan oleh SNI.
Sifat Organoleptik Sosis Daging Ayam
dengan Variasi Penambahan Tepung
Glukomanan Umbi Gembili
Warna
Warna yang ada dalam suatu produk
pangan memiliki fungsi sebagai daya tarik
pertama bagi konsumen untuk menerima
atau menolak bahan panagn tersebut.
Warna merupakan salah satu atribut dari
penampakan suatu produk yang dapat
menentukan tingkat kesukaan penerimaan
konsumen terhadap produk secara
keseluruhan (Meilgaard et al., 2007). Hasil
rata - rata nilai organoleptik warna sosis
daging ayam dengan variasi penambahan
tepung glukomanan umbi gembili berkisar
antara 3,04 - 3,64 dengan kriteria suka.
Nilai rata - rata uji organoleptik warna
pada sosis dengan variasi penambahan
tepung glukomanan umbi gembili terdapat
pada Gambar 8.
Gambar 8. Uji kesukaan warna terhadap sosis
daging ayam dengan variasi
penambahan tepung glukomanan
umbi gembili
Gambar 8 menunjukkan bahwa
variasi penambahan tepung glukomanan
umbi gembili berpengaruh nyata terhadap
uji organoleptik rasa sosis daging ayam.
Warna yang dihasilkan disebabkan oleh
reaksi maillard yang terjadi selama proses
pembuatan sosis. Reaksi maillard
merupakan reaksi antara karbohidrat,
khususnya gula pereduksi dengan gugus
amino (-NH2) yang mengalami pemanasan
(Winarno, 2007). Warna pada sosis dengan
penambahan tepung glukomanan umbi
gembili dapat dipertahankan karena
tepungglukomanan umbi gembili dapat
memperbaiki emulsi dan memiliki daya
memikat air sebesar 3.4421,24%
Kenampakan irisan
Kenampakan irisan merupakan
parameter yang penting bagi sosis untuk
disukai konsumen. Kenampakan irisan
merupakan daya tarik bagi sosis.
Kenampakan irisan menunjukkan bahwa
sosis yang dihasilkan kompak yang
dihasilkan dari proses emulsi yang cukup
baik. hasil rata – rata nilai organoleptik
8,73 8,80 8,84 8,93 8,96
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4%
Kadar
Lemak
(%)
Penambahantepung glukomanan umbi
gembili
3,04 a
3,28 b 3,44 c 3,64 d 3,56 d
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4%
Sensoris
Warna Penambahantepung glukomanan umbi
gembili
Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.) sebagai…
Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015)
141
kenampakan irisan sosis daging ayam
berkisar antara 3,16 sampai 3,92 dengan
kriteria suka. Hasil rata - rata analisis ui
organoleptik kenampakan irisan sosis
daging ayam dengan variasi penambahan
tepung glukomanan umbi gembili dapat
dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Uji kesukaan warna terhadap sosis
daging ayam dengan variasi
penambahan tepung glukomanan
umbi gembili
Gambar 9 menunjukkan bahwa
sosis dengan nilai kesukaan kenampakan
irisan paling rendah terdapat pada
perlakuan dengan penambahan 0% tepung
glukomanan dengan nilai 3,16. Sedangkan
sosis dengan nilai kesukaan kenampakan
irisan paling tinggi terdapat pada sosis
dengan penambahan tepung glukomanan
umbi gembili sebesar 0,3% dengan nilai
3,92. Berdasarkan hasil analisis uji
keragaman dengan taraf 5% diketahui
bahwa variasi penambahan tepung
glukomanan umbi gembili berpengaruh
nyata terhadap kesukaan kenampakan
irisan sosis daging ayam. Hal ini
dikarenakan kandungan glukomanan umbi
gembili dapat menstabilkan emulsi
sehingga dapat menghasilkan kenampakan
irisan yang baik.
Kekenyalan
Kekenyalan merupakan salah satu
parameter mutu yang penting dari produk
olahan daging termasuk sosis. Kekenyalan
merupakan salah satu sifat rheologi yaitu
sifat fisik produk pangan yang berkaitan
dengan deformasi bentuk akibat terkena
gaya mekanis. Nilai rata-rata uji
organoleptik kekenyalan pada sosis daging
ayam berkisar antara 2,8 sampai 3,72. hasil
rata-rata uji organoleptik kekenyalan sosis
daging ayam dengan variasi penambahan
tepung glukomanan umbi gembili dapat
dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Uji kesukaan kekenyalan terhadap
sosis daging ayam dengan variasi
penambahan tepung glukomanan
umbi gembili
Berdasarkan Gambar 10 diketahui
bahwa sosis dengan nilai organoleptik
kekenyalan terendah terdapat pada sosis
dengan penambahan tepung glukomanan
sebanyak 0% dengan nilai 2,8, sedangkan
sosis dengan nilai organileptik kekenyalan
paling tinggi terdapat pada sosis dengan
penambahan tepung glukomanan sebesar
0,3% dengan nilai 3,72. Berdasarkan uji
keragaman dengan taraf 5%, diketahui
bahwa variasi penambahan tepung
glukomanan umbi gembili berpengaruh
nyata terhadap sifat organoleptik
kekenyalan sosis daging ayam. Hal ini
terjadi karena semakin tinggi penambahan
glukomanan, maka stabilitas emulsi sosis
daging ayam dengan variasi penambahan
tepung glukomanan semakin baik, dan
tekstur sosis akan semakin kenyal dan
kompak.
Rasa
Rasa merupakan perasaan yang
dihasilkan oleh makanan yang dimasukkan
3,16 a 3,44 b 3,6 c
3,92 d 3,72 e
0
1
2
3
4
5
0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4%
Sensoris
kenampakan
irisan
Penambahan tepung glukomanan umbi
gembili
2,8 a 3,04 b
3,64 d 3,72 e 3,52 c
0
1
2
3
4
0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4%
Organoleptik
kekenyalan
Penambahan tepung glukomanan umbi
gembili
Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.) sebagai…
Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015)
142
ke dalam mulut, dan dirasakan oleh indra
perasa. Rasa dimulai melalui tanggapan
rangsangan kimiawi oleh indra pencicip.
Hasil rata - rata nilai organoleptik rasa
pada sosis daging ayam dengan variasi
penambahan tepung glukomanan umbi
gembili berkisar antara 3,52 sampai 3,88.
Hasil rata–rata nilai organoleptik rasa pada
sosis dengan variasi penambahan tepung
glukomanan umbi gembili dapat dilihat
pada Gambar 11.
Gambar 11. Uji kesukaan rasa terhadap sosis
daging ayam dengan variasi
penambahan tepung glukomanan
umbi gembili
Berdasarkan Gambar 11 diketahui
bahwa sosis dengan nilai organoleptik rasa
paling rendah terdapat pada sosis dengan
variasi penambahan tepung glukomanan
umbi gembili sebesar 0% dengan nilai
3,52. Sedangkan sosis dengan nilai
organoleptik rasa tertinggi terdapat pada
sosis dengan variasi penambahan tepung
glukomanan umbi gembili sebesar 0,3%
dengan nilai 3,88. Berdasarkan hasil uji
keragaman diketahui bahwa variasi
penambahan tepung glukomanan umbi
gembili berpengaruh nyata terhadap sifat
organoleptik rasa sosis daging ayam. Hal
ini dikarenakan tepung glukomanan umbi
gembili memiliki nilai WHC sebesar
3.4421,24% sehingga membuat bumbu -
bumbu yang ditambahkan pada proses
pembuatan sosis tetap berada di dalam
sosis tidak menguap atau larut dalam air
selama proses pemasakan.
Keseluruhan
Organoleptik keseluruhan
merupakan kesimpulan penilaian terhadap
sosis dari parameter sensoris yang diamati.
Menurut Winarno (2007), meskipun
berbagai cara analisis obyektif dapat
digunakan sebagai tanda adanya penurunan
mutu bahan makanan, namun penentuan
akhir adalah kepuasan panelis. Hasil rata -
rata nilai organoleptik keseluruhan sosis
daging ayam dengan variasi penambahan
tepung glukomanan umbi gembili berkisar
antara 2,96 - 3,84. Nilai rata - rata
organoleptik keseluruhan sosis daging
ayam dengan variasi penambahan tepung
glukomanan umbi gembili dapat dilihat
pada Gambar 12.
Gambar 12. Uji kesukaan keseluruhan terhadap
sosis daging ayam dengan variasi
penambahan tepung glukomanan
umbi gembili
Berdasarkan Gambar 12 diketahui
bahwa sosis dengan nilai organoleptik
keseluruhan paling rendah terdapat pada
perlakuan dengan penambahan tepung
glukomanan sebesar 0% dengan nilai 2,96.
Sedangkan sosis dengan nilai organoleptik
keseluruhan palling tinggi terdapat pada
sosis dengan variasi penambahan tepung
glukomanan umbi gembili sebesar 0,3%
dengan nilai 3,84. Berdasarkan hasil uji
keragaman diketahui bahwa variasi
penambahan tepung glukomanan umbi
gembili berpengaruh nyata terhadap uji
organoleptik keseluruhan sosis daging
ayam.
3,52 a 3,52 a 3,64 b 3,88 c 3,72 b
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4%
Sensoris
rasa
Penambahan tepung glukomanan umbi
gembili
2,96 a
3,52 b 3,72 c 3,84 c 3,8 c
0
1
2
3
4
5
0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4%
Sensoris
keseluruhan
Penambahan tepung glukomanan umbi
gembili
Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.) sebagai…
Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015)
143
Uji Efektivitas Sosis Daging Ayam
dengan Variasi Penambahn Tepung
Glukomanan Umbi Gembili
Hasil fisik, kimia, dan organoleptik
sosis daging ayam didapatkan beberapa
data yang kemudian dilakukan pengujian
nilai efektivitasnya untuk mendapatkan
perlakuan terbaik dengan sampel
penelitian. Uji indeks efektivitas
membantu untuk menentukan perlakuan
terbaik. Hasil uji efektivitas sosis daging
ayam dengan variasi penambahan tepung
glukomanan umbi gembili dapat dilihat
pada Gambar 13.
Gambar 13. Uji efektivitas sosis daging ayam
dengan variasi penambahan tepung
glukomanan umbi gembili
Berdasarkan uji efektivitas diketahui
bahwa perlakuan yang memberikan hasil
terbaik pada penelitian ini adalah sosis
dengan penambahan tepung glukomanan
umbi gembili sebesar 0,3%. Hasil analisa
perlakuan penambahan 0,3% tepung
glukomanan adalah kecerahan 51,51;
tekstur 100,42 g/mm; kadar abu 1,45%;
kadar air 0,46%; kadar protein 50,34%;
kadar lemak 8,93%; sifat organoleptik rasa
3,88; sifat organoleptik warna 3,64; sifat
organoleptik kekenyalan 3,72; sifat
organoleptik kenampakan irisan 3,92; dan
sifat organoleptik keseluruhan 3,84.
KESIMPULAN
Penambahan tepung glukomanan
umbi gembili berpengaruh nyata terhadap
sosis daging ayam yang dihasilkan pada
tekstur, kadar air, kesukaan warna,
kesukaan kenampakan irisan, kesukaan
rasa, kesukaan kekenyalan, dan kesukaan
keseluruhan. Tetapi penambahan tepung
glukomanan umbi gembili tidak berbeda
nyata terhadap sosis daging ayam yang
dihasilkan pada kadar lemak, kadar
protein, warna, dan kadar abu. Sosis
dengan nilai yang baik dan disukai panelis
berdasarkan uji efektivitas adalah sosis
dengan penambahan tepung glukomanan
umbi gembili sebesar 0,3%. hasil analisa
sosis dengan penambahan 0,3% tepung
glukomanan umbi gembili yaitu warna
51,51, tekstur 100,42g/mm, kadar abu
1,45%, kadar air 45,99%, kadar protein
16,78%, kadar protein 16,78%, kadar
lemak 8,93%, sifat kesukaan rasa 3,88,
sifat kesukaan warna 3,64, sifat kesukaan
kekenyalan 3,72, sifat kesukaan
kenampakan irisan 3,92, dan sifat
kesukaan keseluruhan 3,84.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk. Yang telah memberikan
dana penelitian melalui beasiswa program
Indofood Riset Nugraha 2015/2016.
DAFTAR PUSTAKA
AOAC. 2005. Official Methods of Analysis.
Association of Official Analytical
Chemists. Benjamin Franklin Station,
Washington.
Badan Standar Nasional. 1995. Standar
Nasional Indonesia (SNI) No. 01-3820-
1995 tentang Sosis Daging meliputi
Sarat Mutu, Cara Pengambilan Contoh,
Cara Uji, Syarat Penandaan dan Cara
Pengemasan. http://www.bsn.go.id/
(Diakses Tanggal 23 April 2016)
Buckle, K. A., Edwards, R. A., Fleet, G. H.,
and Wooton, M. 1987. Ilmu Pangan.
Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Herlina, 2012. Karakterisasi dan Aktivitas
Hipolipidemik serta Potensi Prebiotik
0,17
0,38
0,65
0,85
0,74
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4%
Uji
efektivitas
Penambahan tepung glukomanan umbi
gembili
Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.) sebagai…
Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015)
144
Polisakarida Larut Air Umbi Gembili
(Dioscorea esculenta. L.). “Disertasi”.
Program Doktor Ilmu-Ilmu Pertanian
Universitas Brawijaya, Malang.
Lawrie, R. A. 2003. Ilmu Daging. Press UI,
Jakarta.
Meilgaard, M. C., Civille, G. V., and Carr, B.
T. 2007. Sensory Evaluation
Techniques, 4th Edition. CRC Press,
Boca Raton, FL, USA.
Subagyo, J. 2006. Metode Penelitian Dalam
Teori Dan Praktek. Rineka Cipta,
Jakarta.
Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhardi. 1997.
Prosedur Analisa untuk Bahan
Makanan dan Pertanian. Penerbit
Liberty, Yogyakarta.
Widjanarko S. B., Aji S., dan Anni, S. 2011b.
Efek hidrogen peroksida terhadap sifat
fisiko-kimia tepung porang
(Amorphophallus oncophyllus) dengan
metode maserasi dan ultrasonik. Jurnal
Teknologi Pertanian, 12: 143-152.
Winarno, F. G. 2007. Kimia Pangan dan Gizi.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum TPP Materi 4 Es Krim - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Es Krim - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Es Krim - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Es Krim - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
Modifikasi tepung biji nangka, Tepung Biji Nangka, Modifikasi Tepung, Modifik...
Modifikasi tepung biji nangka, Tepung Biji Nangka, Modifikasi Tepung, Modifik...Modifikasi tepung biji nangka, Tepung Biji Nangka, Modifikasi Tepung, Modifik...
Modifikasi tepung biji nangka, Tepung Biji Nangka, Modifikasi Tepung, Modifik...
Asvif Ma'rufah
 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
Evaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melalui
Evaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melaluiEvaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melalui
Evaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melalui
ika rini
 
Laporan Praktikum TPP Dendeng - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Dendeng - UNPASLaporan Praktikum TPP Dendeng - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Dendeng - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
Laporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum PenepunganLaporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum Penepungan
Ernalia Rosita
 
Laporan Praktikum Kokristalisasi Susu
Laporan Praktikum Kokristalisasi SusuLaporan Praktikum Kokristalisasi Susu
Laporan Praktikum Kokristalisasi Susu
Ernalia Rosita
 
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying  - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying  - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
Laporan Praktikum Fruit Leather
Laporan Praktikum Fruit LeatherLaporan Praktikum Fruit Leather
Laporan Praktikum Fruit Leather
Ernalia Rosita
 
Ampas tahu
Ampas tahuAmpas tahu
Ampas tahu
ahmadikaahmmad
 
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPASLaporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
Laporan Praktikum Tahu
Laporan Praktikum TahuLaporan Praktikum Tahu
Laporan Praktikum Tahu
Ernalia Rosita
 
Laporan Praktikum Foaming Buah Naga
Laporan Praktikum Foaming Buah NagaLaporan Praktikum Foaming Buah Naga
Laporan Praktikum Foaming Buah Naga
Ernalia Rosita
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum TPP Materi 4 Es Krim - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Es Krim - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Es Krim - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Es Krim - UNPAS
 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPAS
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPAS
 
Modifikasi tepung biji nangka, Tepung Biji Nangka, Modifikasi Tepung, Modifik...
Modifikasi tepung biji nangka, Tepung Biji Nangka, Modifikasi Tepung, Modifik...Modifikasi tepung biji nangka, Tepung Biji Nangka, Modifikasi Tepung, Modifik...
Modifikasi tepung biji nangka, Tepung Biji Nangka, Modifikasi Tepung, Modifik...
 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPAS
 
Evaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melalui
Evaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melaluiEvaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melalui
Evaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melalui
 
Laporan Praktikum TPP Dendeng - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Dendeng - UNPASLaporan Praktikum TPP Dendeng - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Dendeng - UNPAS
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPAS
 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPAS
 
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
 
Laporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum PenepunganLaporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum Penepungan
 
Laporan Praktikum Kokristalisasi Susu
Laporan Praktikum Kokristalisasi SusuLaporan Praktikum Kokristalisasi Susu
Laporan Praktikum Kokristalisasi Susu
 
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying  - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying  - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying - UNPAS
 
Laporan Praktikum Fruit Leather
Laporan Praktikum Fruit LeatherLaporan Praktikum Fruit Leather
Laporan Praktikum Fruit Leather
 
Ampas tahu
Ampas tahuAmpas tahu
Ampas tahu
 
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPASLaporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
 
Laporan Praktikum Tahu
Laporan Praktikum TahuLaporan Praktikum Tahu
Laporan Praktikum Tahu
 
Laporan Praktikum Foaming Buah Naga
Laporan Praktikum Foaming Buah NagaLaporan Praktikum Foaming Buah Naga
Laporan Praktikum Foaming Buah Naga
 

Similar to PENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan

Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
Laporan praktikum ptp bab 3 revisi 2
Laporan praktikum ptp bab 3 revisi 2 Laporan praktikum ptp bab 3 revisi 2
Laporan praktikum ptp bab 3 revisi 2
Alfikri Ashidiqi
 
Telur
TelurTelur
49037-75676646212-1-PB.pdf
49037-75676646212-1-PB.pdf49037-75676646212-1-PB.pdf
49037-75676646212-1-PB.pdf
adelbb
 
Acara 1 roti tawar Teknologi Bakery dan Confectionary
Acara 1 roti tawar Teknologi Bakery dan ConfectionaryAcara 1 roti tawar Teknologi Bakery dan Confectionary
Acara 1 roti tawar Teknologi Bakery dan Confectionary
Melina Eka
 
KAJIAN KONSENTRASI GRANULA KEFIR DAN LAMA SIMPAN PADA SUHU REFRIGERATOR TERHA...
KAJIAN KONSENTRASI GRANULA KEFIR DAN LAMA SIMPAN PADA SUHU REFRIGERATOR TERHA...KAJIAN KONSENTRASI GRANULA KEFIR DAN LAMA SIMPAN PADA SUHU REFRIGERATOR TERHA...
KAJIAN KONSENTRASI GRANULA KEFIR DAN LAMA SIMPAN PADA SUHU REFRIGERATOR TERHA...
BBPP_Batu
 
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayantiTugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
Tri Asmayanti
 
makalah pengendalian mutu pada tempe
makalah pengendalian mutu pada tempemakalah pengendalian mutu pada tempe
makalah pengendalian mutu pada tempe
Ancela Rebeka
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
RiaAnggun
 
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
Muhammad Eko
 
nugget
nuggetnugget
nugget
BBPP_Batu
 
Andrew hidayat 101806-id-pengaruh-penambahan-sari-temulawak-curcu
 Andrew hidayat   101806-id-pengaruh-penambahan-sari-temulawak-curcu Andrew hidayat   101806-id-pengaruh-penambahan-sari-temulawak-curcu
Andrew hidayat 101806-id-pengaruh-penambahan-sari-temulawak-curcu
Andrew Hidayat
 
LOW GI kelompok.pptx
LOW GI kelompok.pptxLOW GI kelompok.pptx
LOW GI kelompok.pptx
FitriWidyaHandayani
 
PPT-.pptx
PPT-.pptxPPT-.pptx
Telur
TelurTelur
Laporan Praktikum TPP Sosis - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Sosis - UNPASLaporan Praktikum TPP Sosis - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Sosis - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
Kadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari Tempe
Kadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari TempeKadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari Tempe
Kadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari Tempe
brawijaya university
 

Similar to PENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan (20)

jurnal 1.pdf
jurnal 1.pdfjurnal 1.pdf
jurnal 1.pdf
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
 
Laporan praktikum ptp bab 3 revisi 2
Laporan praktikum ptp bab 3 revisi 2 Laporan praktikum ptp bab 3 revisi 2
Laporan praktikum ptp bab 3 revisi 2
 
Telur
TelurTelur
Telur
 
49037-75676646212-1-PB.pdf
49037-75676646212-1-PB.pdf49037-75676646212-1-PB.pdf
49037-75676646212-1-PB.pdf
 
Acara 1 roti tawar Teknologi Bakery dan Confectionary
Acara 1 roti tawar Teknologi Bakery dan ConfectionaryAcara 1 roti tawar Teknologi Bakery dan Confectionary
Acara 1 roti tawar Teknologi Bakery dan Confectionary
 
KAJIAN KONSENTRASI GRANULA KEFIR DAN LAMA SIMPAN PADA SUHU REFRIGERATOR TERHA...
KAJIAN KONSENTRASI GRANULA KEFIR DAN LAMA SIMPAN PADA SUHU REFRIGERATOR TERHA...KAJIAN KONSENTRASI GRANULA KEFIR DAN LAMA SIMPAN PADA SUHU REFRIGERATOR TERHA...
KAJIAN KONSENTRASI GRANULA KEFIR DAN LAMA SIMPAN PADA SUHU REFRIGERATOR TERHA...
 
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayantiTugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
 
makalah pengendalian mutu pada tempe
makalah pengendalian mutu pada tempemakalah pengendalian mutu pada tempe
makalah pengendalian mutu pada tempe
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
 
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
 
nugget
nuggetnugget
nugget
 
Andrew hidayat 101806-id-pengaruh-penambahan-sari-temulawak-curcu
 Andrew hidayat   101806-id-pengaruh-penambahan-sari-temulawak-curcu Andrew hidayat   101806-id-pengaruh-penambahan-sari-temulawak-curcu
Andrew hidayat 101806-id-pengaruh-penambahan-sari-temulawak-curcu
 
LOW GI kelompok.pptx
LOW GI kelompok.pptxLOW GI kelompok.pptx
LOW GI kelompok.pptx
 
PPT-.pptx
PPT-.pptxPPT-.pptx
PPT-.pptx
 
Telur
TelurTelur
Telur
 
Laporan Praktikum TPP Sosis - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Sosis - UNPASLaporan Praktikum TPP Sosis - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Sosis - UNPAS
 
Kadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari Tempe
Kadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari TempeKadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari Tempe
Kadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari Tempe
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Makalah pasca-panen-dan-mekanisasi
Makalah pasca-panen-dan-mekanisasiMakalah pasca-panen-dan-mekanisasi
Makalah pasca-panen-dan-mekanisasi
 

Recently uploaded

Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta KerjaPengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
teraspky798
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TariHappie
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
Tri Widodo W. UTOMO
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
gabatgibut09
 
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan PublikPentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
MuhamadIkbalThola1
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
JOHANNESSIMANJUNTAK8
 
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docxNotulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
PemerintahanNagariKu1
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
HanifahCindyPratiwi
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
adilaks
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
kemendagatang
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Muh Saleh
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Tri Widodo W. UTOMO
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Muh Saleh
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
HasmiSabirin1
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
LtcLatif
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
ssuserd13850
 
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Mirza Sohirin
 

Recently uploaded (17)

Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta KerjaPengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
 
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan PublikPentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
 
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docxNotulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
 
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
 

PENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan

  • 1. Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.) sebagai… Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015) 134 PENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan yang diperoleh dari campuran daging halus dan tepung atau pati dengan penambahan bumbu, bahan tambahan makanan yang dimasukkan ke dalam selongsong sosis. Data survei independen yang dilakukan oleh perusahaan swasta menunjukkan bahwa konsumsi sosis oleh masyarakat Indonesia tumbuh rata–rata 4,46% per tahun . Bahan baku yang digunakan untuk membuat sosis terdiri dari bahan utama dan bahan tambahan. Bahan utama yaitu daging, sedangkan bahan tambahannya yaitu bahan pengisi, bahan pengikat, bumbu–bumbu, bahan penyedap, dan bahan makanan lain yang diizinkan. Daging yang umum digunakan dalam pengolahan sosis berasal dari sapi, ayam, dan kambing, namun dari ketiga jenis daging tersebut yang memiliki kandungan protein tinggi dengan harga terjangkau adalah daging ayam dengan kandungan protein sebesar 20-23% (Lawrie, 2003). Pengolahan sosis pada umumnya menggunakan STPP (Sodium Tripoliphospat), karagenan, Mixphos, dan sodium bikarbonat sebagai bahan tambahan makanan yang berfungsi sebagai pengenyal, memperbaiki tekstur, dan lain –lain. Menurut Peraturan Menteri nomor 41 tahun 2011 STPP merupakan senyawa PENGGUNAAN TEPUNG GLUKOMANAN UMBI GEMBILI (Dioscorea esculenta L.) SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN MAKANAN PADA PENGOLAHAN SOSIS DAGING AYAM The Use of Glucommanan Flour from Gembili Tuber (Dioscorea Esculenta L.) as Gelling Agent in Chicken Sausages Herlina1) , Ikhlas Darmawan1) *, Andrew Setiawan Rusdianto1) 1) Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian,Universitas Jember Jalan Kalimantan 37, Kampus Tegal Boto Jember 68121 *E-mail: darmawan_ikhlas@yahoo.com ABSTRACT Gembili tuber contains 2,9% of glucomannan and potentially as food additive in chicken sausage processing. The purpose of this study was to determine the amount of the gembili’s glucomannan addition on the physical, chemical and organoleptic characteristics of chicken sausage and knowing the amount of the gembili's glucomannan flour addition on chicken sausage processing and to produce sausage with a good characteristics and panelists preferred. The study was designed using completely randomized design with one factor and three replications. Parameter research includes characterization of gembili's glucomannan flour (brightness, WHC, ash content, protein content, moisture content, and the levels of glucomannan), brightness, texture, ash content, moisture content, protein content, fat content, the organoleptic properties, and effectiveness test to determine the best treatment. The results showed that the addition of gembili's glucomannan flour significantly affect the texture, moisture content, and organoleptic. But did not significantly affect the fat content, protein content, brightness, and ash content. Effectiveness test showed that the value of the highest combination of all parameters are in sausage meat chicken with the addition of 0.3% gembili's glucomannan flour with the analysis results that the brightness of 51.96, the texture of 75.57 g / mm, ash content of 1.41%, 1,78% WHC, levels water 52.13%, 16.47% protein content, fat content 8.84%, the organoleptic properties of flavor 3.88, 3.68 organoleptic properties of color, the organoleptic properties of elasticity of 3.64%, the organoleptic properties of the slices appearance of 3.92, and the nature of the overall preferences of 3.88. Keywords: food additive, gembili tuber, glucomannan, addition variation
  • 2. Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.) sebagai… Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015) 135 anorganik (Na5P3 O10) berwujud serbuk kristal putih, tidak berbau, dan larut dalam air dan diperoleh dengan cara impor. Penggunaan bahan tambahan makanan impor tersebut dapat dikurangi dengan mencari alternatif bahan tambahan makanan lain yang didapatkan dari bahan lokal untuk digunakan pada pengolahan sosis. Salah satu bahan tambahan makanan yang dapat digunakan pada pengolahan sosis yaitu glukomanan. Glukomanan pada pengolahan sosis berfungsi untuk menstabilkan emulsi. Glukomanan dapat digunakan sebagai bahan tambahan makanan pada pengolahan sosis karena merupakan polisakarida larut air yang memiliki sifat hidrokoloid dengan nilai Water Holding Capacity (WHC) hingga 1900% (Herlina, 2012) sehingga dapat memperbaiki stabilitas suhu, sebagai pengental, pengenyal, memperbaiki mouthfeel dan lain-lain. Bahan pangan yang berpotensi sebagai sumber glukomanan yaitu umbi gembili. Umbi gembili merupakan tumbuhan asli Indonesia yang tumbuh di daerah subtropis hingga tropis. Umbi gembili mengandung glukomanan sebesar 2,9% (Herlina, 2012). Salah satu potensi umbi gembili dengan adanya kandungan glukomanan adalah pemanfaatannya sebagai tepung glukomanan yang dapat digunakan sebagai bahan tambahan makanan pada pengolahan sosis. METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat untuk pengolahan dan alat untuk analisis. Alat untuk pengolahan meliputi pisau stainless steel, kompor, wadah plastik, timbangan, food processor Philip, lemari pendingin. Alat untuk analisis meliputi oven cabinet, eksikator, spatula, penjepit, colour reader Minolta CR 300 Japan, rheotex (Sun Scientific CO LTD), neraca analitik Ohauss, alumunium foil, soxhlet lemak, penangas listrik Gerhard, alat–alat gelas, kertas saring, cawan porselen, termometer, vortex (Maxi Max 1 Type 16700), sentrifuse (yenaco model YC-1180), dan tabung sentrifuse. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili selongsong sosis (casing). Bahan kimia yang digunakan pada tahap analisis meliputi aquades, H2SO4, NaOH, metil biru, metil merah, HCl, Petroleum benzene, dan etanol. Tahapan Penelitian Pembuatan tepung glukomanan umbi gembili Gembili dikupas untuk dipisahkan antara kulit dan dagingnya. Setelah dikupas gembili dicuci untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada daging gembili. Setelah bersih, dilakukan penghalusan menggunakan blender dengan menambahkan aquades dengan perbandingan gembili : aquades (1:3), hingga terbentuk jus gembili. Jus gembili selanjutnya dilakukan maserasi selama 1,5 jam. Proses maserasi ini berguna agar glukomanan yang terekstrak semakin optimal. Setelah dilakukan proses maserasi selama 1,5 jam, jus gembili disaring untuk memisahkan antara filtrat dan ampasnya. Filtrat jus gembili kemudian disentrifugasi. Sentrifugasi berfungsi untuk memisahkan supernatan dan endapan (pati dan senyawa–senyawa lain) dari jus gembili. Supernatan yang telah didapat kemudian dipresipitasi dengan etanol 97% selama 25 menit. Setelah dipresipitasi glukomanan akan menggumpal dan terbentuk gumpalan glukomanan basah. Glukomanan basah kemudian dioven dengan suhu ±50o C selama 24 jam sehingga terbentuk glukomanan kering. Glukomanan kering kemudian digiling sehingga terbentuk tepung glukomanan.
  • 3. Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.) sebagai… Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015) 136 Pembuatan sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili Daging ayam dipotong kecil – kecil kemudian digiling. Pada penggilingan pertama selama satu menit ditambahkan. 10% es batu. Pada penggilingan kedua selama 15 menit ditambahkan bahan-bahan tambahan seperti minyak 10%, tepung glukomanan umbi gembili (0%; 0,1%; 0,2%;0,3%; dan 0,4%), tapioka 5%, garam 2%, 1% bawang putih, 6% putih telur, lada putih 0,35% dan pala 0,1%. Adonan yng diperoleh dimasukkan ke dalam selongsong (casing) dan dimasak dengan cara dikukus selama 45 menit. Sosis yang telah dikukus disimpan dalam freezer untuk kemudian dianalisis. Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1 faktor, yakni konsentrasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili. Konsentrasi yang digunakan yaitu 0%; 0,1%; 0,2%; 0,3% dan 0,4%. Metode Analisis Variabel yang diamati meliputi WHC (Subagio, 2006), kadar glukomanan (Widjanarko dan Megawati, 2015), kecerahan (Fardiaz, 1992), Tekstur (menggunakan rheotex), kadar abu (metode langsung, Sudarmadji et al., 1997), kadar air (metode Thermogavimetri, Sudarmadji et al., 1997), kadar protein (metode mikro kjeldahl, Sudarmadji et al., 1997), kadar lemak (metode soxhlet). Analisis data menggunakan sidik ragam dan jika terdapat perbedaan dilanjutkan dengan menggunakan Duncan New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf uji α ≤ 5 %. Untuk mengetahui perlakuan terbaik dilakukan uji efektivitas. PEMBAHASAN Karakterisasi Tepung Glukomanan Umbi Gembili Tepung glukomanan umbi gembili memiliki beberapa sifat penting yang dapat mempengaruhi kualitas dari suatu produk pangan. Beberapa sifat fisik, kimia, dan fungsional teknis tepung glukomanan dari umbi gembili berdasarkan penelitian pendahuluan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Karakterisasi tepung glukomanan umbi gembili Sifat Tepung Glukomanan Umbi Gembili Nilai Kecerahan (Lightness) 48,13 WHC (Water Holding Capacity) 3.441,24% Kadar Abu 3,20% Kadar Protein 8,66% Kadar Air 6,07% Kadar Glukomanan 62,05% Analisis Sifat Fisik Sosis Daging Ayam dengan Variasi Penambahan Tepung Glukomanan Umbi Gembili Kecerahan (Lightness) Kecerahan sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili berkisar antara 50,75 – 52,61. Pada hasil sidik ragam menunjukan bahwa variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili tidak berpengaruh nyata terhadap nilai kecerahan sosis daging ayam. Histogram nilai kecerahan sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili dapat dilihat pada Gambar 1.
  • 4. Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.) sebagai… Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015) 137 Gambar 1. Nilai kecerahan warna sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan Tekstur Tekstur merupakan salah satu indikator mutu sosis yang penting. Tekstur berperan dalam penerimaan terhadap suatu produk makanan. Hasil analisis tekstur berkisar antara 68,45 g/mm-113,85 g/mm. berdasarkan hasil uji sidik ragam variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili berpengaruh nyata terhadap tekstur sosis daging ayam. Histogram nilai tekstur sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Tekstur sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili Pada Gambar 2. diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili pada pengolahan sosis daging ayam, maka nilai tekstur sosis daging ayam juga semakin tinggi. hal ini disebabkan oleh sifat glukomanan yang dapat mengikat air dan akan merangkap komponen lain seperti protein, lemak, dan karbohidrat yang akan membentuk matriks jaringan sehingga menyebabkan struktur sosis daging ayam dengan penambahan tepung glukomanan umbi gembili lebih keras dan kompak. pada pembuatan sosis, fase protein-air dalam campuran daging akan membentuk matriks yang menyelubungi dan terbentuk butiran–butiran stabil sehingga akan mempengaruhi tekstur (Buckle et al., 1987). Analisis Kimia Sosis Daging Ayam dengan Variasi Penambahan Tepung Glukomanan Umbi Gembili Kadar abu Kadar abu merupakan zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan. kadar abu mengandung unsur mineral yang merupakan zat anorganik. Sudarmadji (1997) menyebutkan bahwa kadar abu ada hubungannya dengan mineral suatu bahan. komponen utama mineral penyusun abu terdiri dari kalium, fosfor, magnesium, sulfur, kalsium, klorida, dan natrium (Winarno, 2007). Hasil analisis kadar abu sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili berkisar antara 1,21%-1,57%. Histogram hasil analisis kadar abu sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 menunjukkan bahwa variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili berpengaruh tidak nyata terhadap kadar abu sosis daging ayam. Perbedaan yang tidak signifikan disebabkan karena selisih persentase penambahan tepung glukomanan umbi gembili cukup kecil. Selain itu berdasarkan sifat fisik kimia dan fungsional umbi gembili, kadar abu umbi gembili sebesar 3,20% (Tabel 1) sehingga pada pengolahan sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan 52,14 52,08 51,96 51,51 51,00 0 10 20 30 40 50 0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4% Lightness Penambahan tepung glukomanan umbi gembili 68,53 a 75,57 b 97,48 c 100,42 d 113,77 e 0 20 40 60 80 100 120 0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4% Tekstur (g/mm) Penambahan tepung glukomanan umbi gembili
  • 5. Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.) sebagai… Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015) 138 umbi gembili tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kadar abu sosis yang dihasilkan. Menurut SNI 01- 3820-1995, disebutkan bahwa kadar abu yang terkandung dalam sosis tidak boleh melebihi 3%. Hal ini berarti sosis dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili sebesar 0%; 0,1%; 0,2%; 0,3%; dan 0,4% sesuai dengan syarat mutu tersebut. Gambar 3. Kadar abu sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili WHC (Water Holding Capacity) WHC merupakan suatu nilai yang menunjukkan kemampuan suatu bahan untuk mengikat air atau cairan baik yang berasal dari bahan tersebut maupun berasal dari penambahan air. WHC berhubungan dengan tekstur dan sifat sensoris yang dihasilkan. Hasil analisis WHC sosis dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili berkisar antara 1,49% - 1,87%. Nilai rata – rata WHC sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. WHC (Water Holding Capacity) sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili Pada Gambar 4. dikerahui bahwa semakin tinggi konsentrasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili pada pengolahan sosis daging ayam, maka nilai WHC sosis daging ayam juga semakin tinggi. Hal ini disebabkan oleh nilai WHC pada tepung glukomanan umbi gembili sebesar 3.441,24% (Tabel 1) sehingga sosis dengan penambahan tepung glukomanan umbi gembili memiliki nilai WHC yang cukup tinggi. Kadar air Kadar air sangat berpengaruh terhadap mutu bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi kenampakan, tekstur, serta cita rasa makanan. Pada pengolahan sosis, kadar air sangat berpengaruh terhadap tekstur sosis yang dihasilkan. Semakin tinggi kadar air sosis, maka tekstur sosis akan menjadi lembek. hasil analisis kadar air sosis dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili berkisar antara 42,54% - 68,45%. Nilai rata-rata kadar air sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili dapat dilihat pada Gambar 5. 1,29 1,40 1,41 1,45 1,47 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8 0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4% Kadar Abu (%) Penambahan tepung glukomanan umbi gembili 1,52 a 1,65 b 1,74 c 1,78 c 1,81 d 0 0,5 1 1,5 2 0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4% WHC (%) Penambahan tepung glukomanan umbi gembili
  • 6. Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.) sebagai… Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015) 139 Gambar 5. Kadar air sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili Gambar 5 menunjukkan bahwa variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili berpengaruh nyata terhadap kadar air sosis daging ayam. Kadar air tertinggi pada 0% penambahan tepung glukomanan umbi gembili dengan nilai 64,15%, sedangkan sosis dengan kadar air terendah pada pengolahan sosis daging ayam dengan penambahan tepung glukomanan umbi gembili sebesar 0,4% dengan nilai 44,13%. Kadar air sosis daging ayam dapat mempengaruhi tekstur sosis daging ayam. hal ini dikarenakan air akan memerangkap protein, lemak, dan komponen lain sehingga dapat membentuk matriks jaringan. Kadar air dari sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili mengalami penurunan, hal ini dikarenakan kandungan glukomanan memiliki kemampuan meningkatkan kadar WHC. Sehingga kadar air bebas yang terdapat pada sosis semakin sedikit dan kadar air sosis semakin rendah seiring dengan penambahan tepung glukomanan umbi gembili (Winarno, 2007). Kadar air sosis daging ayam maksimal menurut SNI adalah 67,0% dan sosis dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili memenuhi syarat tersebut. Kadar protein Protein merupakan sumber asam - asam amino yang mengandung unsur C, H, O, dan N yangtidak dimiliki oleh karbohidrat dan lemak. Protein dapat juga digunakan sebagai sumber energi cadangan apabila keperluan energi tubuh tidak terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak serta berfungsi untuk mempertahankan jaringan yang telah ada di dalam tubuh manusia (Winarno, 2007). Hasil analisis kadar protein sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili berkisar antara 15,30%-20,45%. Nilai rata - rata kadar protein sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Kadar protein sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili Kadar lemak Lemak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Pengukuran kadar lemak dilakukan untuk mengetahui jumlah lemak dari suatu bahan tersebut. Analisa kadar lemak menggunakan metode soxhlet dengan menggunakan pelarut petroleum benzene. Hasil analisis kadar lemak sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili berkisar antara 8,73% hingga 8,96%. Nilai rata - rata analisis kadar lemak sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili dapat dilihat pada Gambar 7. 64,15 a 57,37 b 52,13 c 45,99 d 44,13 d 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4% Kadar Air (%) Penambahan tepung glukomanan umbi gembili 15,06 15,76 16,47 16,78 17,28 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4% Kadar Protein (%) Penambahan tepung glukomanan umbi gembili
  • 7. Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.) sebagai… Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015) 140 Gambar 7. Kadar lemak sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung gembili Gambar 7 menunjukkan bahwa variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili berpengaruh tidak nyata terhadap kadar lemak sosis daging ayam. Kadar lemak tertinggi terdapat pada sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan sebesar 0,4% dengan nilai 8,96%, sedangkan kadar lemak terendah terdapat pada variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili 0% dengan nilai 8,73%. Perbedaan yang tidak signifikan disebabkan oleh selisih variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili yang cukup kecil. Kadar lemak maksimal sosis daging ayam menurut SBI 01-3820-1995 adalah 25%. Hal ini menunjukkan bahwa sosis dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili telah memenuhi syarat mutu yang telah ditetapkan oleh SNI. Sifat Organoleptik Sosis Daging Ayam dengan Variasi Penambahan Tepung Glukomanan Umbi Gembili Warna Warna yang ada dalam suatu produk pangan memiliki fungsi sebagai daya tarik pertama bagi konsumen untuk menerima atau menolak bahan panagn tersebut. Warna merupakan salah satu atribut dari penampakan suatu produk yang dapat menentukan tingkat kesukaan penerimaan konsumen terhadap produk secara keseluruhan (Meilgaard et al., 2007). Hasil rata - rata nilai organoleptik warna sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili berkisar antara 3,04 - 3,64 dengan kriteria suka. Nilai rata - rata uji organoleptik warna pada sosis dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili terdapat pada Gambar 8. Gambar 8. Uji kesukaan warna terhadap sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili Gambar 8 menunjukkan bahwa variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili berpengaruh nyata terhadap uji organoleptik rasa sosis daging ayam. Warna yang dihasilkan disebabkan oleh reaksi maillard yang terjadi selama proses pembuatan sosis. Reaksi maillard merupakan reaksi antara karbohidrat, khususnya gula pereduksi dengan gugus amino (-NH2) yang mengalami pemanasan (Winarno, 2007). Warna pada sosis dengan penambahan tepung glukomanan umbi gembili dapat dipertahankan karena tepungglukomanan umbi gembili dapat memperbaiki emulsi dan memiliki daya memikat air sebesar 3.4421,24% Kenampakan irisan Kenampakan irisan merupakan parameter yang penting bagi sosis untuk disukai konsumen. Kenampakan irisan merupakan daya tarik bagi sosis. Kenampakan irisan menunjukkan bahwa sosis yang dihasilkan kompak yang dihasilkan dari proses emulsi yang cukup baik. hasil rata – rata nilai organoleptik 8,73 8,80 8,84 8,93 8,96 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4% Kadar Lemak (%) Penambahantepung glukomanan umbi gembili 3,04 a 3,28 b 3,44 c 3,64 d 3,56 d 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4% Sensoris Warna Penambahantepung glukomanan umbi gembili
  • 8. Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.) sebagai… Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015) 141 kenampakan irisan sosis daging ayam berkisar antara 3,16 sampai 3,92 dengan kriteria suka. Hasil rata - rata analisis ui organoleptik kenampakan irisan sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Uji kesukaan warna terhadap sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili Gambar 9 menunjukkan bahwa sosis dengan nilai kesukaan kenampakan irisan paling rendah terdapat pada perlakuan dengan penambahan 0% tepung glukomanan dengan nilai 3,16. Sedangkan sosis dengan nilai kesukaan kenampakan irisan paling tinggi terdapat pada sosis dengan penambahan tepung glukomanan umbi gembili sebesar 0,3% dengan nilai 3,92. Berdasarkan hasil analisis uji keragaman dengan taraf 5% diketahui bahwa variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili berpengaruh nyata terhadap kesukaan kenampakan irisan sosis daging ayam. Hal ini dikarenakan kandungan glukomanan umbi gembili dapat menstabilkan emulsi sehingga dapat menghasilkan kenampakan irisan yang baik. Kekenyalan Kekenyalan merupakan salah satu parameter mutu yang penting dari produk olahan daging termasuk sosis. Kekenyalan merupakan salah satu sifat rheologi yaitu sifat fisik produk pangan yang berkaitan dengan deformasi bentuk akibat terkena gaya mekanis. Nilai rata-rata uji organoleptik kekenyalan pada sosis daging ayam berkisar antara 2,8 sampai 3,72. hasil rata-rata uji organoleptik kekenyalan sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10. Uji kesukaan kekenyalan terhadap sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili Berdasarkan Gambar 10 diketahui bahwa sosis dengan nilai organoleptik kekenyalan terendah terdapat pada sosis dengan penambahan tepung glukomanan sebanyak 0% dengan nilai 2,8, sedangkan sosis dengan nilai organileptik kekenyalan paling tinggi terdapat pada sosis dengan penambahan tepung glukomanan sebesar 0,3% dengan nilai 3,72. Berdasarkan uji keragaman dengan taraf 5%, diketahui bahwa variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili berpengaruh nyata terhadap sifat organoleptik kekenyalan sosis daging ayam. Hal ini terjadi karena semakin tinggi penambahan glukomanan, maka stabilitas emulsi sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan semakin baik, dan tekstur sosis akan semakin kenyal dan kompak. Rasa Rasa merupakan perasaan yang dihasilkan oleh makanan yang dimasukkan 3,16 a 3,44 b 3,6 c 3,92 d 3,72 e 0 1 2 3 4 5 0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4% Sensoris kenampakan irisan Penambahan tepung glukomanan umbi gembili 2,8 a 3,04 b 3,64 d 3,72 e 3,52 c 0 1 2 3 4 0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4% Organoleptik kekenyalan Penambahan tepung glukomanan umbi gembili
  • 9. Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.) sebagai… Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015) 142 ke dalam mulut, dan dirasakan oleh indra perasa. Rasa dimulai melalui tanggapan rangsangan kimiawi oleh indra pencicip. Hasil rata - rata nilai organoleptik rasa pada sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili berkisar antara 3,52 sampai 3,88. Hasil rata–rata nilai organoleptik rasa pada sosis dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11. Uji kesukaan rasa terhadap sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili Berdasarkan Gambar 11 diketahui bahwa sosis dengan nilai organoleptik rasa paling rendah terdapat pada sosis dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili sebesar 0% dengan nilai 3,52. Sedangkan sosis dengan nilai organoleptik rasa tertinggi terdapat pada sosis dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili sebesar 0,3% dengan nilai 3,88. Berdasarkan hasil uji keragaman diketahui bahwa variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili berpengaruh nyata terhadap sifat organoleptik rasa sosis daging ayam. Hal ini dikarenakan tepung glukomanan umbi gembili memiliki nilai WHC sebesar 3.4421,24% sehingga membuat bumbu - bumbu yang ditambahkan pada proses pembuatan sosis tetap berada di dalam sosis tidak menguap atau larut dalam air selama proses pemasakan. Keseluruhan Organoleptik keseluruhan merupakan kesimpulan penilaian terhadap sosis dari parameter sensoris yang diamati. Menurut Winarno (2007), meskipun berbagai cara analisis obyektif dapat digunakan sebagai tanda adanya penurunan mutu bahan makanan, namun penentuan akhir adalah kepuasan panelis. Hasil rata - rata nilai organoleptik keseluruhan sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili berkisar antara 2,96 - 3,84. Nilai rata - rata organoleptik keseluruhan sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12. Uji kesukaan keseluruhan terhadap sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili Berdasarkan Gambar 12 diketahui bahwa sosis dengan nilai organoleptik keseluruhan paling rendah terdapat pada perlakuan dengan penambahan tepung glukomanan sebesar 0% dengan nilai 2,96. Sedangkan sosis dengan nilai organoleptik keseluruhan palling tinggi terdapat pada sosis dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili sebesar 0,3% dengan nilai 3,84. Berdasarkan hasil uji keragaman diketahui bahwa variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili berpengaruh nyata terhadap uji organoleptik keseluruhan sosis daging ayam. 3,52 a 3,52 a 3,64 b 3,88 c 3,72 b 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4% Sensoris rasa Penambahan tepung glukomanan umbi gembili 2,96 a 3,52 b 3,72 c 3,84 c 3,8 c 0 1 2 3 4 5 0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4% Sensoris keseluruhan Penambahan tepung glukomanan umbi gembili
  • 10. Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.) sebagai… Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015) 143 Uji Efektivitas Sosis Daging Ayam dengan Variasi Penambahn Tepung Glukomanan Umbi Gembili Hasil fisik, kimia, dan organoleptik sosis daging ayam didapatkan beberapa data yang kemudian dilakukan pengujian nilai efektivitasnya untuk mendapatkan perlakuan terbaik dengan sampel penelitian. Uji indeks efektivitas membantu untuk menentukan perlakuan terbaik. Hasil uji efektivitas sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 13. Uji efektivitas sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi gembili Berdasarkan uji efektivitas diketahui bahwa perlakuan yang memberikan hasil terbaik pada penelitian ini adalah sosis dengan penambahan tepung glukomanan umbi gembili sebesar 0,3%. Hasil analisa perlakuan penambahan 0,3% tepung glukomanan adalah kecerahan 51,51; tekstur 100,42 g/mm; kadar abu 1,45%; kadar air 0,46%; kadar protein 50,34%; kadar lemak 8,93%; sifat organoleptik rasa 3,88; sifat organoleptik warna 3,64; sifat organoleptik kekenyalan 3,72; sifat organoleptik kenampakan irisan 3,92; dan sifat organoleptik keseluruhan 3,84. KESIMPULAN Penambahan tepung glukomanan umbi gembili berpengaruh nyata terhadap sosis daging ayam yang dihasilkan pada tekstur, kadar air, kesukaan warna, kesukaan kenampakan irisan, kesukaan rasa, kesukaan kekenyalan, dan kesukaan keseluruhan. Tetapi penambahan tepung glukomanan umbi gembili tidak berbeda nyata terhadap sosis daging ayam yang dihasilkan pada kadar lemak, kadar protein, warna, dan kadar abu. Sosis dengan nilai yang baik dan disukai panelis berdasarkan uji efektivitas adalah sosis dengan penambahan tepung glukomanan umbi gembili sebesar 0,3%. hasil analisa sosis dengan penambahan 0,3% tepung glukomanan umbi gembili yaitu warna 51,51, tekstur 100,42g/mm, kadar abu 1,45%, kadar air 45,99%, kadar protein 16,78%, kadar protein 16,78%, kadar lemak 8,93%, sifat kesukaan rasa 3,88, sifat kesukaan warna 3,64, sifat kesukaan kekenyalan 3,72, sifat kesukaan kenampakan irisan 3,92, dan sifat kesukaan keseluruhan 3,84. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Yang telah memberikan dana penelitian melalui beasiswa program Indofood Riset Nugraha 2015/2016. DAFTAR PUSTAKA AOAC. 2005. Official Methods of Analysis. Association of Official Analytical Chemists. Benjamin Franklin Station, Washington. Badan Standar Nasional. 1995. Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 01-3820- 1995 tentang Sosis Daging meliputi Sarat Mutu, Cara Pengambilan Contoh, Cara Uji, Syarat Penandaan dan Cara Pengemasan. http://www.bsn.go.id/ (Diakses Tanggal 23 April 2016) Buckle, K. A., Edwards, R. A., Fleet, G. H., and Wooton, M. 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Herlina, 2012. Karakterisasi dan Aktivitas Hipolipidemik serta Potensi Prebiotik 0,17 0,38 0,65 0,85 0,74 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4% Uji efektivitas Penambahan tepung glukomanan umbi gembili
  • 11. Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.) sebagai… Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015) 144 Polisakarida Larut Air Umbi Gembili (Dioscorea esculenta. L.). “Disertasi”. Program Doktor Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. Lawrie, R. A. 2003. Ilmu Daging. Press UI, Jakarta. Meilgaard, M. C., Civille, G. V., and Carr, B. T. 2007. Sensory Evaluation Techniques, 4th Edition. CRC Press, Boca Raton, FL, USA. Subagyo, J. 2006. Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek. Rineka Cipta, Jakarta. Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhardi. 1997. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit Liberty, Yogyakarta. Widjanarko S. B., Aji S., dan Anni, S. 2011b. Efek hidrogen peroksida terhadap sifat fisiko-kimia tepung porang (Amorphophallus oncophyllus) dengan metode maserasi dan ultrasonik. Jurnal Teknologi Pertanian, 12: 143-152. Winarno, F. G. 2007. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.