SlideShare a Scribd company logo
Modifikasi Pati
Kelompok IV :
•Ali Panca
•Anita Rostianti
•Evie Luthfia
•Harni Pangestika
•Tiah Maharani
Pati
Pati adalah karbohidrat kompleks
yang tidak larut dalam air,
berwujud bubuk putih, tawar dan
tidak berbau.
Amilopektin

Amilosa
Sifat Alami Pati
• Pati alami mudah mengalami sineresis.
• Kebanyakan pati alami tidak tahan pada pemanasan
suhu tinggi.
• Pada umumnya pati akan menghasilkan viskositas
suspense pati yang tidak seragam.
• Pati alami tidak tahan proses mekanis.
• Kelarutan pati yang terbatas di dalam air.
Metode kimia

Hidrolisis

Cross
Linking

Combinasi
Cross
Lingking
& Subtitusi

Subtitusi
Cross Linking
Membentuk ikatan silang yang
menghubungkan satu molekul pati
dengan molekul pati lainnya.

Mencegah terjadinya penurunan viskositas
yang disebabkan pemanasan, pengasaman
dan pengadukan.
Contoh Cross Linking
Subtitusi
Penghambatan laju retrogradasi
pati dengan mensubtitusi
beberapagugus –OH pada molekul
amilosa atau amilopektin dengan
senyawa pensubtitusi.
Subtitusi dibagi 2

Ester pati

Eter Pati √
Ester Pati
Contoh : Pati Asetat
Hasil asetilasi pati dimana granula pati diesterkan
dengan grup asetat dengan mensubtitusi gugus
hidroksil pati.
Eter Pati
Adalah kelompok pati tersubtitusi dalam bentuk eter.

Carboxy Methyl Starch
Next Problem

Metode

Viskositas

Retrogradasi

Cross Linking

√

–

Subtitusi

–

√
Kombinasi
(Cross Linking & Subtitusi)
Menggabungkan kedua metode di atas agar viskositas
yang baik dapat terpenuhi dan retrodegradasi tidak
Terjadi. Biasanya metode kombinasi ini digunakan untuk
Membuat produk saus.
Hidrolisis Asam
Pati dapat dikonversi dengan cara menghidrolisis
suspensi pati secara terkendali dengan menggunakan
asam kuat dan pemanasan.
Metode hidrolisis asam
suspensi pati dalam larutan asam

pemanasan pada suhu di bawah
gelatinisasi pati
dilakukan pengadukan secara kontinu
selama inkubasi
asam dinetralkan lalu residu pati
disaring atau isentrifugasi, dicuci, dan
kemudian dikeringkan
Contoh metode hidrolisis asam
Modifikasi Secara Fisik
Hydrotermal Treatmen
Autoclaving Cooing
Ekstruksi
Pregetalinisasi
Hydrotermal Treatment
Prinsip metode hydrotermal-treatment
menggunakan air dan panas untuk
memodifikasi pati.

Annealing

Heat Moisture
Treatment (HMT)
Annealing : dilakukan dengan mengkondisikan pati
pada kadar air tinggi (lebih dari 40%) kemudian
dipanaskan pada suhu di bawah titik gelatinisasi.
Heat moisture treatment (HMT) : dilakukan dengan cara
memanaskan pati di atas titik gelatinisasinya pada
kadar air yang terbatas (kurang dari 35%). Dan
dapat mengubah karakteristik gelatinisasi pati.
Contoh pada HMT
Autoclaving-cooling
Metode autoclaving-cooling dilakukan dengan
mensuspensikan pati dengan rasio penambahan air 1 : 5
(b/v). Kemudian dipanaskan menggunakan autoklaf
pada suhu tinggi. Setelah diautoklaf, suspensi pati
tersebut disimpan pada suhu rendah agar terjadi
retrogradasi. Untuk meningkatkan kadar pati resisten,
siklus tersebut dilakukan terulang.
Contoh metode autoclaving-cooling
Pregelatinisasi
Pregelatinisasi merupakan teknik modifikasi pati
secara fisik yang paling sederhana yang dilakukan
dengan cara memasak pati di dalam air sehingga
tergelatinisasi sempurna, kemudian mengeringkan
pasta pati yang dihasilkan dengan menggunakan spray
dryer atau drum dryer.
Proses pengolahan pati pragelatinisasi dengan alat drum dryer
melalui beberapa tahap :
1.

Pati yang telah dicampur air dengan kadar tertentu dimasukkan
ke dalam ruang yang sangat panas diantara drum dryer pada suhu
tertentu di atas suhu gelatinisasi bahan

2.

Suspensi pati tersebut selanjutnya akan tergelatinisasi akibat
pemasakan dan secara simultan langsung dikeringkan
Alat Pregelatinisasi
Faktor Yang Mempengaruhi
Hasil Pati Dengan Fungsional
Berbeda-beda Pada HMT
Pengaruh Kadar Air
Pengaruh Sumber Pati

Pengaruh Interaksi Suhu dan Kadar
Air
Pengaruh Interaksi Waktu dan
Suhu
Ekstrusi
Ekstrusi adalah suatu proses yang mengkombinasikan

beberapa proses meliputi pencampuran, pemasakan, pengadonan,
penghancuran, pencetakan, dan pembentukan. Adapun tujuan dari
proses ekstrusi itu sendiri adalah untuk meningkatkan keragaman

jenis produk pangan dalam berbagai bentuk, tekstur, warna, dan
cita rasa. Proses ekstrusi dapat berupa pengolahan suhu rendah
misalnya pada pasta, atau pengolahan suhu tinggi misalnya pada
pembuatan snack.
• Ciri utama proses ekstrusi adalah sifatnya yang
kontinyu. Alat ekstruder dioperasikan dalam kondisi
kesetimbangan dinamis, yaitu input setara dengan
output, bahan yg masuk setara dengan produk.
Keunggulan dari proses ekstrusi
1. Keberagaman produk dalam kisaran luas yg
kebanyakan tidak dengan mudah dihasilkan oleh
metode pengolahan lain, dapat dihasilkan dengan
mengubah bahan baku, kondisi pengoperasian, dan
cetakan.
2. Biaya operasional lebih rendah dan produktivitas
lebih tinggi karena dapat dioperasikan kontinyu
tanpa terputus.
3. Menghasilkan produk berkualitas tinggi, karena
pemasakan ekstrusi melibatkan suhu tinggi dalam
waktu pendek sehingga komponen bahan pangan
yang peka tidak mengalami kerusakan.
4. Ramah lingkungan karena merupakan proses dengan
kadar air rendah, dan tidak menghasilkan limbah
Alat untuk melakukan proses ekstrusi adalah ekstruder. Ekstruder
terdiri dari suatu ulir (sejenis ulir bertekanan) yang menekan bahan baku
sehingga berubah menjadi bahan semi padat. Bahan tersebut ditekan
keluar melalui suatu lubang terbatas (cetakan/die) pada ujung ulir. Jika
bahan baku tersebut mengalami pemanasan, maka proses ini disebut
pemasakan ekstrusi (ekstrusi panas).
Tekanan yg digunakan dalam ekstruder berfungsi mengendalikan
bentuk, menjaga air dalam kondisi cair yg sangat panas, dan meningkatkan
pengadukan. Tekanan bervariasi mulai dari 15 sampai 200 atm.
Jenis-Jenis Ekstruder
Ekstruder ulir tunggal (Single Screw Extruder)
Ekstruder ulir ganda (Double Screw Extruder)

Semua jenis ekstruder terdiri dari ulir yang
akan mengalirkan atau membawa campuran
bahan baku di sepanjang tabung ekstruder atau
barrel.
1. Ekstruder Ulir Tunggal
Jenis ekstruder ini diklasifikasikan berdasarkan
intensitas pengadukan selama proses ekstrusi
menjadi :
a. Pengadukan tinggi (sereal sarapan, snack)
b. Pengadukan medium (roti, pakan semi basah)
c. Pengadukan rendah (untuk pasta dan produk
daging)
• Ekstruder ulir tunggal digunakan secara luas untuk
ekstrusi suhu tinggi.
• Tipe ini termasuk dalam ekstruder basah karena air
atau uap air diinjeksikan ke dalam barrel selama
pengolahan.
• Barrel dilengkapi bagian pemanas dan pendingin
• Ekstruder ulir tunggal memiliki kemampuan terbatas
untuk mencampur, karena itu sebelum pencampuran
bahan
dilakukan
pra-pengkondisan
dengan
penambahan air dan uap air.
• Barrel ulir tunggal dapat dibagi menjadi tiga zona
pengolahan : zona pemasukan bahan, zona
pengulenan, dan zona pemasakan akhir.
2. Ekstruder Ulir Ganda
• Ulir berputar membentuk angka 8 di dalam barrel
• Perputaran ulir saling bertautan.
• Keuntungannya :
 Kecepatan pemasukan bahan dan fluktuasi pada
kecepatan produksi dapat diatur
 Dapat menangani bahan yg mengandung minyak,
lengket, dan sangat berair.
 Campuran ukuran partikel, dari tepung halus sampai
butiran dapat dilakukan, sementara pada ulir tunggal
terbatas pada ukuran partikel butiran
Twin Screw Extruder
Variasi produk ekstrusi
Metode Enzimatis
likuifaksi
metode

sakarifikasi
isomerisasi.
.
• Nilai 100 adalah murni dekstrosa sedangkan nilai DE
0 adalah pati alami. Hidrolisat dengan nilai DE 50
adalah maltosa nilai DE di bawah 20 adalah
maltodekstrin, sedangkan hidrolisat dengan DE
berkisar antara 20-100 adalah sirup glukosa.
.
Hidrolisis dengan enzim dapat menghasilkan
beberapa produk hidrolisat pati dengan sifat-sifat
tertentu yang didasarkan pada nilai DE (ekuivalen
dekstrosa)

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar air
Tidar University
 
Uji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakUji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan Lemak
Ernalia Rosita
 
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minumanSni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minumanFitri Andriani
 
Laprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixLaprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fix
bintangdamayanti
 
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme Titis Sari
 
Perubahan pada pati
Perubahan pada patiPerubahan pada pati
Perubahan pada pati
University of Brawijaya
 
Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)
Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)
Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)
Brawijaya University
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuranITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuranFransiska Puteri
 
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamirMorfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
Agnescia Sera
 
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemakLaporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Melina Eka
 
Uji safonifikasi
Uji safonifikasiUji safonifikasi
Uji safonifikasi
Ernalia Rosita
 
Laporan tetap pengetahuan bahan tepung
Laporan tetap pengetahuan bahan tepungLaporan tetap pengetahuan bahan tepung
Laporan tetap pengetahuan bahan tepung
Reza Fahlevi
 
Analisis kadar abu dan mineral
Analisis kadar abu dan mineralAnalisis kadar abu dan mineral
Analisis kadar abu dan mineral
Teknologi Hasil Pertanian
 
Mikrobiologi - pertumbuhan mikroba
Mikrobiologi - pertumbuhan mikrobaMikrobiologi - pertumbuhan mikroba
Mikrobiologi - pertumbuhan mikroba
Yusuf Ahmad
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 3 Transfer Massa Uap Air Selama Pengeringan
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 3 Transfer Massa Uap Air Selama PengeringanITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 3 Transfer Massa Uap Air Selama Pengeringan
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 3 Transfer Massa Uap Air Selama PengeringanFransiska Puteri
 
Pendinginan pembekuan
Pendinginan pembekuanPendinginan pembekuan
Pendinginan pembekuan
Mela Fitriani
 
Destilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksiDestilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksi
SMAN 4 MERLUNG
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-vis
Hafifa Marza
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaFransiska Puteri
 

What's hot (20)

Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar air
 
Uji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakUji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan Lemak
 
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minumanSni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
 
Laprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixLaprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fix
 
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
 
Perubahan pada pati
Perubahan pada patiPerubahan pada pati
Perubahan pada pati
 
Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)
Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)
Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuranITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
 
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamirMorfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
 
Ketengikan
KetengikanKetengikan
Ketengikan
 
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemakLaporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemak
 
Uji safonifikasi
Uji safonifikasiUji safonifikasi
Uji safonifikasi
 
Laporan tetap pengetahuan bahan tepung
Laporan tetap pengetahuan bahan tepungLaporan tetap pengetahuan bahan tepung
Laporan tetap pengetahuan bahan tepung
 
Analisis kadar abu dan mineral
Analisis kadar abu dan mineralAnalisis kadar abu dan mineral
Analisis kadar abu dan mineral
 
Mikrobiologi - pertumbuhan mikroba
Mikrobiologi - pertumbuhan mikrobaMikrobiologi - pertumbuhan mikroba
Mikrobiologi - pertumbuhan mikroba
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 3 Transfer Massa Uap Air Selama Pengeringan
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 3 Transfer Massa Uap Air Selama PengeringanITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 3 Transfer Massa Uap Air Selama Pengeringan
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 3 Transfer Massa Uap Air Selama Pengeringan
 
Pendinginan pembekuan
Pendinginan pembekuanPendinginan pembekuan
Pendinginan pembekuan
 
Destilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksiDestilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksi
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-vis
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
 

Similar to Modifikasi pati

3. transfer panas
3. transfer panas3. transfer panas
3. TRANSFER PANAS
3. TRANSFER PANAS3. TRANSFER PANAS
2. proses termal
2. proses termal2. proses termal
3. BLANSING BAHAN PANGAN
3. BLANSING BAHAN PANGAN3. BLANSING BAHAN PANGAN
3. BLANSING BAHAN PANGAN
Universitas Al-Azhar Indonesia
 
Heat preservation
Heat preservationHeat preservation
Heat preservation
shirayuki-su
 
Teknik pengolahan pangan
Teknik pengolahan panganTeknik pengolahan pangan
Teknik pengolahan pangan
Agnescia Sera
 
industri
industriindustri
industri
dendianjestu
 
Ppt 2
Ppt 2Ppt 2
Ppt 2
nur hikmah
 
Ppt 2
Ppt 2Ppt 2
Ppt 2
nur hikmah
 
Ppt 2
Ppt 2Ppt 2
Ppt 2
nur hikmah
 
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptxKIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KikiAdriani1
 
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan Pengeringan
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan PengeringanMata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan Pengeringan
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan Pengeringan
Ezron Wenggo
 
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptxPPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
AmeliaMoniq1
 
BAHAN AJAR KELAS 8 SEMESTER 2PENGOLAHAN.pptx
BAHAN AJAR KELAS 8 SEMESTER 2PENGOLAHAN.pptxBAHAN AJAR KELAS 8 SEMESTER 2PENGOLAHAN.pptx
BAHAN AJAR KELAS 8 SEMESTER 2PENGOLAHAN.pptx
DaisyBs
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Filania Kanja
 
Boiler untuk pengalengan ika1
Boiler untuk pengalengan ika1Boiler untuk pengalengan ika1
Boiler untuk pengalengan ika1
wahyuIDM
 
Penyimpanan dan Pengolahan Bahan Setengah Jadi Kacang-Kacangan
Penyimpanan dan Pengolahan Bahan Setengah Jadi Kacang-KacanganPenyimpanan dan Pengolahan Bahan Setengah Jadi Kacang-Kacangan
Penyimpanan dan Pengolahan Bahan Setengah Jadi Kacang-Kacangan
Laila Fitri
 

Similar to Modifikasi pati (20)

3. transfer panas
3. transfer panas3. transfer panas
3. transfer panas
 
3. TRANSFER PANAS
3. TRANSFER PANAS3. TRANSFER PANAS
3. TRANSFER PANAS
 
2. proses termal
2. proses termal2. proses termal
2. proses termal
 
3. BLANSING BAHAN PANGAN
3. BLANSING BAHAN PANGAN3. BLANSING BAHAN PANGAN
3. BLANSING BAHAN PANGAN
 
Heat preservation
Heat preservationHeat preservation
Heat preservation
 
Teknik pengolahan pangan
Teknik pengolahan panganTeknik pengolahan pangan
Teknik pengolahan pangan
 
Blansir
BlansirBlansir
Blansir
 
industri
industriindustri
industri
 
2 sifat fisika kimia pati
2 sifat fisika kimia pati2 sifat fisika kimia pati
2 sifat fisika kimia pati
 
Ppt 2
Ppt 2Ppt 2
Ppt 2
 
Ppt 2
Ppt 2Ppt 2
Ppt 2
 
Ppt 2
Ppt 2Ppt 2
Ppt 2
 
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptxKIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
 
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan Pengeringan
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan PengeringanMata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan Pengeringan
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan Pengeringan
 
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptxPPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
 
BAHAN AJAR KELAS 8 SEMESTER 2PENGOLAHAN.pptx
BAHAN AJAR KELAS 8 SEMESTER 2PENGOLAHAN.pptxBAHAN AJAR KELAS 8 SEMESTER 2PENGOLAHAN.pptx
BAHAN AJAR KELAS 8 SEMESTER 2PENGOLAHAN.pptx
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
 
Boiler untuk pengalengan ika1
Boiler untuk pengalengan ika1Boiler untuk pengalengan ika1
Boiler untuk pengalengan ika1
 
Penyimpanan dan Pengolahan Bahan Setengah Jadi Kacang-Kacangan
Penyimpanan dan Pengolahan Bahan Setengah Jadi Kacang-KacanganPenyimpanan dan Pengolahan Bahan Setengah Jadi Kacang-Kacangan
Penyimpanan dan Pengolahan Bahan Setengah Jadi Kacang-Kacangan
 
Blanching dan pasteurisasi
Blanching dan pasteurisasiBlanching dan pasteurisasi
Blanching dan pasteurisasi
 

Modifikasi pati

  • 1. Modifikasi Pati Kelompok IV : •Ali Panca •Anita Rostianti •Evie Luthfia •Harni Pangestika •Tiah Maharani
  • 2. Pati Pati adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Amilopektin Amilosa
  • 3. Sifat Alami Pati • Pati alami mudah mengalami sineresis. • Kebanyakan pati alami tidak tahan pada pemanasan suhu tinggi. • Pada umumnya pati akan menghasilkan viskositas suspense pati yang tidak seragam. • Pati alami tidak tahan proses mekanis. • Kelarutan pati yang terbatas di dalam air.
  • 5. Cross Linking Membentuk ikatan silang yang menghubungkan satu molekul pati dengan molekul pati lainnya. Mencegah terjadinya penurunan viskositas yang disebabkan pemanasan, pengasaman dan pengadukan.
  • 7. Subtitusi Penghambatan laju retrogradasi pati dengan mensubtitusi beberapagugus –OH pada molekul amilosa atau amilopektin dengan senyawa pensubtitusi.
  • 8. Subtitusi dibagi 2 Ester pati Eter Pati √
  • 9. Ester Pati Contoh : Pati Asetat Hasil asetilasi pati dimana granula pati diesterkan dengan grup asetat dengan mensubtitusi gugus hidroksil pati.
  • 10. Eter Pati Adalah kelompok pati tersubtitusi dalam bentuk eter. Carboxy Methyl Starch
  • 12. Kombinasi (Cross Linking & Subtitusi) Menggabungkan kedua metode di atas agar viskositas yang baik dapat terpenuhi dan retrodegradasi tidak Terjadi. Biasanya metode kombinasi ini digunakan untuk Membuat produk saus.
  • 13. Hidrolisis Asam Pati dapat dikonversi dengan cara menghidrolisis suspensi pati secara terkendali dengan menggunakan asam kuat dan pemanasan.
  • 14. Metode hidrolisis asam suspensi pati dalam larutan asam pemanasan pada suhu di bawah gelatinisasi pati dilakukan pengadukan secara kontinu selama inkubasi asam dinetralkan lalu residu pati disaring atau isentrifugasi, dicuci, dan kemudian dikeringkan
  • 16. Modifikasi Secara Fisik Hydrotermal Treatmen Autoclaving Cooing Ekstruksi Pregetalinisasi
  • 17. Hydrotermal Treatment Prinsip metode hydrotermal-treatment menggunakan air dan panas untuk memodifikasi pati. Annealing Heat Moisture Treatment (HMT)
  • 18. Annealing : dilakukan dengan mengkondisikan pati pada kadar air tinggi (lebih dari 40%) kemudian dipanaskan pada suhu di bawah titik gelatinisasi. Heat moisture treatment (HMT) : dilakukan dengan cara memanaskan pati di atas titik gelatinisasinya pada kadar air yang terbatas (kurang dari 35%). Dan dapat mengubah karakteristik gelatinisasi pati.
  • 20. Autoclaving-cooling Metode autoclaving-cooling dilakukan dengan mensuspensikan pati dengan rasio penambahan air 1 : 5 (b/v). Kemudian dipanaskan menggunakan autoklaf pada suhu tinggi. Setelah diautoklaf, suspensi pati tersebut disimpan pada suhu rendah agar terjadi retrogradasi. Untuk meningkatkan kadar pati resisten, siklus tersebut dilakukan terulang.
  • 22. Pregelatinisasi Pregelatinisasi merupakan teknik modifikasi pati secara fisik yang paling sederhana yang dilakukan dengan cara memasak pati di dalam air sehingga tergelatinisasi sempurna, kemudian mengeringkan pasta pati yang dihasilkan dengan menggunakan spray dryer atau drum dryer.
  • 23. Proses pengolahan pati pragelatinisasi dengan alat drum dryer melalui beberapa tahap : 1. Pati yang telah dicampur air dengan kadar tertentu dimasukkan ke dalam ruang yang sangat panas diantara drum dryer pada suhu tertentu di atas suhu gelatinisasi bahan 2. Suspensi pati tersebut selanjutnya akan tergelatinisasi akibat pemasakan dan secara simultan langsung dikeringkan
  • 25. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Pati Dengan Fungsional Berbeda-beda Pada HMT Pengaruh Kadar Air Pengaruh Sumber Pati Pengaruh Interaksi Suhu dan Kadar Air Pengaruh Interaksi Waktu dan Suhu
  • 26. Ekstrusi Ekstrusi adalah suatu proses yang mengkombinasikan beberapa proses meliputi pencampuran, pemasakan, pengadonan, penghancuran, pencetakan, dan pembentukan. Adapun tujuan dari proses ekstrusi itu sendiri adalah untuk meningkatkan keragaman jenis produk pangan dalam berbagai bentuk, tekstur, warna, dan cita rasa. Proses ekstrusi dapat berupa pengolahan suhu rendah misalnya pada pasta, atau pengolahan suhu tinggi misalnya pada pembuatan snack.
  • 27. • Ciri utama proses ekstrusi adalah sifatnya yang kontinyu. Alat ekstruder dioperasikan dalam kondisi kesetimbangan dinamis, yaitu input setara dengan output, bahan yg masuk setara dengan produk.
  • 28. Keunggulan dari proses ekstrusi 1. Keberagaman produk dalam kisaran luas yg kebanyakan tidak dengan mudah dihasilkan oleh metode pengolahan lain, dapat dihasilkan dengan mengubah bahan baku, kondisi pengoperasian, dan cetakan. 2. Biaya operasional lebih rendah dan produktivitas lebih tinggi karena dapat dioperasikan kontinyu tanpa terputus.
  • 29. 3. Menghasilkan produk berkualitas tinggi, karena pemasakan ekstrusi melibatkan suhu tinggi dalam waktu pendek sehingga komponen bahan pangan yang peka tidak mengalami kerusakan. 4. Ramah lingkungan karena merupakan proses dengan kadar air rendah, dan tidak menghasilkan limbah
  • 30. Alat untuk melakukan proses ekstrusi adalah ekstruder. Ekstruder terdiri dari suatu ulir (sejenis ulir bertekanan) yang menekan bahan baku sehingga berubah menjadi bahan semi padat. Bahan tersebut ditekan keluar melalui suatu lubang terbatas (cetakan/die) pada ujung ulir. Jika bahan baku tersebut mengalami pemanasan, maka proses ini disebut pemasakan ekstrusi (ekstrusi panas). Tekanan yg digunakan dalam ekstruder berfungsi mengendalikan bentuk, menjaga air dalam kondisi cair yg sangat panas, dan meningkatkan pengadukan. Tekanan bervariasi mulai dari 15 sampai 200 atm.
  • 31. Jenis-Jenis Ekstruder Ekstruder ulir tunggal (Single Screw Extruder) Ekstruder ulir ganda (Double Screw Extruder) Semua jenis ekstruder terdiri dari ulir yang akan mengalirkan atau membawa campuran bahan baku di sepanjang tabung ekstruder atau barrel.
  • 32. 1. Ekstruder Ulir Tunggal Jenis ekstruder ini diklasifikasikan berdasarkan intensitas pengadukan selama proses ekstrusi menjadi : a. Pengadukan tinggi (sereal sarapan, snack) b. Pengadukan medium (roti, pakan semi basah) c. Pengadukan rendah (untuk pasta dan produk daging)
  • 33. • Ekstruder ulir tunggal digunakan secara luas untuk ekstrusi suhu tinggi. • Tipe ini termasuk dalam ekstruder basah karena air atau uap air diinjeksikan ke dalam barrel selama pengolahan. • Barrel dilengkapi bagian pemanas dan pendingin
  • 34. • Ekstruder ulir tunggal memiliki kemampuan terbatas untuk mencampur, karena itu sebelum pencampuran bahan dilakukan pra-pengkondisan dengan penambahan air dan uap air. • Barrel ulir tunggal dapat dibagi menjadi tiga zona pengolahan : zona pemasukan bahan, zona pengulenan, dan zona pemasakan akhir.
  • 35. 2. Ekstruder Ulir Ganda • Ulir berputar membentuk angka 8 di dalam barrel • Perputaran ulir saling bertautan. • Keuntungannya :  Kecepatan pemasukan bahan dan fluktuasi pada kecepatan produksi dapat diatur  Dapat menangani bahan yg mengandung minyak, lengket, dan sangat berair.  Campuran ukuran partikel, dari tepung halus sampai butiran dapat dilakukan, sementara pada ulir tunggal terbatas pada ukuran partikel butiran
  • 39. . • Nilai 100 adalah murni dekstrosa sedangkan nilai DE 0 adalah pati alami. Hidrolisat dengan nilai DE 50 adalah maltosa nilai DE di bawah 20 adalah maltodekstrin, sedangkan hidrolisat dengan DE berkisar antara 20-100 adalah sirup glukosa.
  • 40. . Hidrolisis dengan enzim dapat menghasilkan beberapa produk hidrolisat pati dengan sifat-sifat tertentu yang didasarkan pada nilai DE (ekuivalen dekstrosa)