1. Suhu
Hubungan Kuntitatif perubahan suhu terhadap laju reaksi:
Hubungan ini ditetapkan dari suatu percobaan, misal diperoleh
data sebagai berikut:
Suhu (oC) Laju reaksi (M/detik)
10
20
30
40
t
0,3
0,6
1,2
2,4
Vt
2. Suhu
Hubungan Kuantitatif perubahan suhu terhadap laju reaksi:
Dari data diperoleh hubungan:
Setiap kenaikan suhu 10 oC, maka laju mengalami kenaikan 2 kali
semula, maka secara matematis dapat dirumuskan
10
0
0
.2
t t
t V V
-
=
Dimana :
Vt = laju reaksi pada suhu t
Vo = laju reaksi pada suhu awal (to)
3. Konsentrasi
Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi, karena banyaknya partikel
memungkinkan lebih banyak tumbukan, dan itu membuka peluang
semakin banyak tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan.
Ilustrasi
Mana yang lebih mungkin terjadi tabrakan, di jalan lenggang atau
dijalanan padat?
?
4. Konsentrasi
Hubungan kuantitatif perubahan konsentrasi dengan laju reaksi
tidak dapat ditetapkan dari persamaan reaksi, tetapi harus
melalui percobaan.
Dalam penetapan laju reaksi ditetapkan yang menjadi patokan
adalah laju perubahan konsentrasi reaktan.
Ada reaktan yang perubahan konsentrasinya tidak
mempengaruhi laju reaksi:
D » D
[reaktan] V
D = » D =
[reaktan] x V 1
=
n
x 1
n = o
5. Luas Permukaan
Mana yang lebih luas permukaannya?
Sepotong tahu utuh atau sepotong tahu dipotong 4?
9. Luas Permukaan
Perhatikan bahwa luas permukaan tahu utuh lebih kecil dari
tahu yang dipotong 4
Sekarang!
Mana yang lebih luas permukaannya, gula berukuran butir
kasar atau gula berukuran butiran halus?
Mana yang lebih mudah larut, gula yang berukuran butir
kasar atau yang berukuran butiran halus ?
10. Luas Permukaan
Luas permukaan mempercepat laju reaksi karena
semakin luas permukaan zat, semakin banyak bagian zat
yang saling bertumbukan dan semakin besar peluang
adanya tumbukan efektif menghasilkan perubahan
Semakin luas permukaan zat, semakin kecil ukuran
partikel zat. Jadi semakin kecil ukuran partikel zat, reaksi
pun akan semakin cepat.
11. Katalis
Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tetapi zat
itu sendiri tidak mengalami perubahan yang kekal (tidak
dikonsumsi atau tidak dihabiskan).
Katalis mempercepat reaksi karena dapat menurunkan energi
pengaktifan.
Sebagai contoh adalah aksi larutan FeCl3 terhadap peruraian
larutan H2O2. Hidrogen peroksida (H2O2) dapat terurai menjadi air
dan gas oksigen menurut persamaan 2H2O2 (aq) 2H2O (l) +
O2 (g). Pada suhu kamar, reaksi ini berlangsung sangat lambat
sehingga praktis tidak teramati. Namun, reaksi ini akan
berlangsung cepat jika larutan FeCl3 ditambahkan. Larutan FeCl3
(yang berwarna kuning jingga), mula-mula mengubah warna
campuran menjadi coklat tetapi pada akhir reaksi kembali
berwarna kuning jingga. Hal ini menunjukkan bahwa FeCl3 tidak
dikonsumsi dalam reaksi tersebut
12. Katalis
Ada 2 jenis katalis :
1. Katalis aktif yaitu katalis yang ikut terlibat reaksi dan
pada akhir reaksi terbentuk kembali.Katalis aktif sefase
dengan zat yang dikatalisis (katalis homogen)
2. Katalis pasif yaitu katalis yang tidak ikut bereaksi, hanya
sebagai media reaksi saja. Katalis pasif tidak sefase
dengan zat yang dikatalisis (katalis heterogen)
Kembali
13. Sifat dasar pereaksi
Zat-zat berbeda secara nyata dalam lajunya mengalami
perubahan kimia.
Molekul hidrogen dan fluor bereaksi secara meledak, bahkan
pada temperatur kamar, dengan menghasilkan hidrogen
fluorida.
H2 + F2 2HF (sangat cepat pada temperatur kamar)
Pada kondisi serupa, molekul hidrogen dan oksigen bereaksi
begitu lambat, sehingga tak nampak suatu perubahan kimia.
2H2 + O2 2H2O(sangat lambat pada temperatur kamar)
14. Teori tumbukan
Menurut teori tumbukan, reaksi berlangsung sebagai hasil
tumbukan antarpartikel pereaksi. Akan tetapi tidaklah setiap
tumbukan menghasilkan reaksi, melainkan hanya tumbukan
antarpartikel yang memiliki energi cukup serta arah tumbukan
yang tepat.
Jadi laju reaksi akan bergantung pada tiga hal berikut:
frekuensi tumbukan
fraksi tumbukan yang melibatkan partikel dengan energi
cukup
fraksi partikel dengan energi cukup yang bertumbukan
dengan arah yang tepat.
Tumbukan yang menghasilkan reaksi disebut tumbukan efektif.
Energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel pereaksi sehingga
menghasilkan tumbukan efektif disebut energi pengaktifan
(Ea = energi aktivasi).