SlideShare a Scribd company logo
LAPORAN KASUS
SINDROM STEVENS JOHNSON
Oleh:
Aulia Dwi Juanita
Preseptor:
dr. Arif Effendi, Sp. KK
BAGIAN KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN
KELAMIN RS PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG
2022
1. Nama : Nn. B
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Umur : 29 tahun
4. Alamat : Pramuka, Bandar Lampung
5. Agama : Islam
6. Pekerjaan : -
7. Status : Belum Menikah
8. No RM : -
9. Tanggal Masuk RS : 18 April 2022
Identifikasi Pasien
Kadang merasa nyeri.
Anamnesa
Keluhan Utama
Keluhan Tambahan
Muncul gelembung berisi air, lepuh-lepuh di badan dan anggota
gerak, menjalar ke selaput lendir. Ruam, kemerahan dan gatal
sejak 5 hari yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
sejak 5 hari yang lalu pasien mengeluhkan muncul
gelembung berisi air, lepuh-lepuh di badan dan anggota
gerak menjalar ke selaput lendir bibir. Diawali
timbulnya ruam kemerahan. Kadang-kadang pasien
mengeluh nyeri dan gatal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada Riwayat penyakit
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita penyakir yang sama seperti pasien
Pengobatan Yang Pernah Di Dapat
Pasien belum pernah berobat sebelumnya
Riwayat Penyakit Lain
Pasien mempunyai Riwayat penyakit epilepsi
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
 Kesadaran : Composmentis
 Tanda-tanda vital
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Denyut Nadi : 80x/menit
- Laju Pernapasan : 22x/menit
- Suhu Tubuh : 36,5
 Status Generalis
- Kepala : DBN
- Mata : DBN
- Hidung : DBN
- Telinga : DBN
- Mulut : DBN
- Thorax & Abdomen : DBN
- Ekstremitas : DBN
1.
Status
Dermatologis
Lokasi : Pada lokasi fasialis,
thoraks anterior, thoraks
posterior, ekstremitas superior
dan inferior dekstra dan sinistra
Inspeksi: Terdapat adanya plak,
skuama, erosi, deskuamasi di
atas kulit yang eritematosa.
Resume
Nn. A umur 29 tahun datang ke poli kulit dengan keluhan, sejak 5 hari yang lalu,
muncul gelembung berisi air, lepuh-lepuh di badan dan anggota gerak menjalar ke
selaput lendir bibir. Diawali timbulnya ruam kemerahan. Kadang-kadang pasien
mengeluh nyeri dan gatal. Riwayat pasien minum obat anti kejang tidak
disangkal. Sejak 4 bulan terakhir, pasien setiap 1 bulan sekali berobat ke poli
syaraf karena sakit epilepsi.
Diagnosa Banding
Toxic Epidormolysis Necrotikans (TEN)
Eritema Multiform (EM)
Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (SSSS)
Sindrom Stevens Johnson
Diagnosis Kerja
Penatalaksanaan
● Terapi Non Medikamentosa
1. Mencatat Riwayat alergi pasien
2. Mencatat nama-nama obat yang dapat menyebabkan alergi pada pasien
3. Menghindari pemberian obat yang diketahui memiliki risiko tinggi ataupun
sedang untuk SSJ
4. Tidak memberikan obat-obatan tanpa indikasi medis
● Terapi Medikamentosa
1. Kortikosteroid dapat diberikan dalam 72 jam pertama setelah onset untuk
mencegah penyebaran yang lebih luas, dapat diberikan selama 3-5 hari diikuti
penurunan secara bertahap (tapering off).
2. Siklosporin A (3 mg/kg/hari)
3. Immunoglobulin Intravena (IVIG)
Penatalaksanaan
Penggunaan kortikosteroid sistemik dosis tinggi untuk reaksi awal, prednisone
30-40 mg sehari untuk kasus ringan dan deksametason iv 4-6 x 5 mg sehari atau
metilprednisolon dengan dosis yang sama.
Setelah masa krisis telah teratasi, keadaan membaik dan tidak timbul lesi baru,
sedangkan lesi lama tampak involusi. Dosisnya segerap diturunkan secara
bertahap, setiap hari diturunkan 5 mg, setelah dosis mencapai 5 mg sehari lalu
diganti dengan tablet kortikosteroid misalnya prednisone dengan dosis 20 mg
sehari, kemudian diturunkan lagi menjadi 10 mg kemudian obat tersebut
dihentikan.
Antibiotik diberikan sebagai profilaksis pada penderita SSJ dalam terapi
kortikosteroid, dipilih antibiotik spetrum luas, bakterisidal, nefrotoksik minimal,
jarang menyebabkan alergi, dan tidak segolongan dengan antibiotik yang diduga
menyebabkan alergi. Antibiotik yang biasa digunakan antara lain siprofloksasin
2x400mg iv, klindamisin 2x600mg iv, atau seftriakson 1x2000mg iv.
Hal lain adalah perawatan lesi dengan kompres salin atau larutan burrow pada
lesi untuk mengeringkan lesi. Krim sulfadiazine perak dapat diberikan untuk efek
antiseptik dan astrigen. Sementara emolien untuk lesi dengan krusta tebal.
Diet tinggi protein miskin garam dan infus dekstrose 5%, NaCl 9%, ringer laktat
(1:1:1) 500ml/8jam untuk keseimbangan cairan dan nutrisi dan mengimbangi efek
kortikosteroid. Setelah seminggu diperiksa pula kadar elektrolit dalam darah. Bila
terdapat penurunan K dapat diberikan KCl 3 x 500 mg per os.
Prognosis
● Quo Ad Vitam : Dubia ad bonam
● Quo Ad Functionam : Dubia ad malam
● Quo Ad Sanationam : Dubia ad malam
● Quo Ad Cosmetica : Dubia ad malam
Tinjauan
Pustaka
Definisi
Steven Johnson Syndrome (SJS) atau sindrom Stevens Johnson dan toxic
epidermal necrolysis (TEN) adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh alergi
atau infeksi. Sindrom tersebut mengancam kondisi kulit yang mengakibatkan
kematian sel – sel kulit sehingga epidermis mengelupas dan memisahkan diri
dari dermis. Sindrom ini dianggap sebagai hipersensitivitas kompleks yang
mempengaruhi kulit dan selaput lender. Stevens Johnson Syndrome adalah
sindroma yang mengenai kulit, selaput lender orfisium dan mata dengan keadaan
umum bervariasi dari ringan sampai berat. Kelainan pada kulit berupa eritema,
vesikel, bula dapat disertai purpura.
Epidomiologi
Sindrom Stevens Johnson merupakan sindrom yang mengancam jiwa dengan
trias mengenai kulit, mata dan selaput orfisium akibat dari reaksi mukokutan
akut. Sindrom ini meruoakan suatu penyakit gawat darurat yang jarang terjadi,
insiden SSJ adalah 1-6 kasus/juta penduduk/tahun. Stevens Johnson Syndrome
dapat terjadi pada usia muda sampai usia tua dan semakin meningkat pada usia
diatas 40 tahun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap orang dewasa
di Amerika Serikat didapatkan insidensi SSJ 9,2/juta penduduk/tahun.
Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui, dikatakan multifactorial. Ada yang
beranggapan bahwa sindrom ini merupakan eritema multiforme yang berat dan
disebut eritema multiforme mayor, sedangkan dikatakan mempunyai penyebab
yang sama. Beberapa factor yang dapat menyebabkan timbulnya sindrom ini
antara lain:
1. Virus
2. Bakteri
3. Jamur
4. Obat
5. Parasit
Pemeriksaan Penunjang
Diagnose SSJ 90% dibuat berdasarkan gambaran klinis, yaitu
didapatkannya trias kelainan pada kulit, mukosa dan mata. Anamnesis
ditujukan untuk mengetahui factor penyebab, dimana factor penyebab
tersering adalah obat.
Semua kasus dugaan SJS dan TEN harus dikonfirmasi oleh biopsy kulit
untuk histologis dan pemeriksaan immunofluoresensi. Awal
menunjukkan lesi lapisan suprabasal keratinosit apoptosis, kemudian
lesi menunjukan ketebalan penuh epidermal nekrosis dan pemisahan
dari epidermis.
Manifestasi Klinis
Gejala awal dari toxic epidermal necrolysis (TEN) dan Stevens-Johnson
Syndrome (SJS) mungkin tidak spesifik dan termasuk gejala seperti demam,
mata menyengat dan ketidaknyamanan setelah menelan. Biasanya, gejala-gejala
ini mendahului manifestasi kulit oleh beberapa hari. Lokasi awal keterlibatan
kulit adalah wilayah presternal dari batang dan wajah, tetapi juga telapak tangan
dan kaki. Keterlibatan (eritema dan erosi) dari bukal, alat kelamin dan / atau
mukosa mata terjadi pada lebih dari 90% dari pasien, dan dalam beberapa kasus
sistem pernapasan dan pencernaan juga dipengaruhi.
Patofisiologi
Stevens Johnson Syndrome merupakan kelainan hipersensitivitas yang dimediasi
kompleks imun yang disebabkan oleh obat-obatan, infeksi virus dan keganasan.
Patogenesisnya belum jelas, disangka disebabkan oleh reaksi hipersensitif tipe
III dan IV. Reaksi hipersensitif tipe III terjadi akibat terbentuknya komplek
antigen antibodi yang mikro presitipasi sehingga terjadi aktifitas sistem
komplemen. Akibatnya terjadi akumulasi neutrofil yang kemudian melepaskan
enzim dan menyebab kerusakan jaringan pada organ sasaran (target organ). Hal
ini terjadi sewaktu komplek antigen antibodi yang bersirkulasi dalam darah
mengendap di dalam pembuluh darah atau jaringan. Antibiotik tidak ditujukan
kepada jaringan tersebut, tetapi terperangkap dalam jaringan kapilernya.
Penatalaksanaan
● Terapi Non Medikamentosa
1. Mencatat Riwayat alergi pasien
2. Mencatat nama-nama obat yang dapat menyebabkan alergi pada pasien
3. Menghindari pemberian obat yang diketahui memiliki risiko tinggi ataupun
sedang untuk SSJ
4. Tidak memberikan obat-obatan tanpa indikasi medis
● Terapi Medikamentosa
1. Kortikosteroid dapat diberikan dalam 72 jam pertama setelah onset untuk
mencegah penyebaran yang lebih luas, dapat diberikan selama 3-5 hari diikuti
penurunan secara bertahap (tapering off).
2. Siklosporin A (3 mg/kg/hari)
3. Immunoglobulin Intravena (IVIG)
Penggunaan kortikosteroid sistemik dosis tinggi untuk reaksi awal, prednisone
30-40 mg sehari untuk kasus ringan dan deksametason iv 4-6 x 5 mg sehari atau
metilprednisolon dengan dosis yang sama.
Setelah masa krisis telah teratasi, keadaan membaik dan tidak timbul lesi baru,
sedangkan lesi lama tampak involusi. Dosisnya segerap diturunkan secara
bertahap, setiap hari diturunkan 5 mg, setelah dosis mencapai 5 mg sehari lalu
diganti dengan tablet kortikosteroid misalnya prednisone dengan dosis 20 mg
sehari, kemudian diturunkan lagi menjadi 10 mg kemudian obat tersebut
dihentikan.
Antibiotik diberikan sebagai profilaksis pada penderita SSJ dalam terapi
kortikosteroid, dipilih antibiotik spetrum luas, bakterisidal, nefrotoksik minimal,
jarang menyebabkan alergi, dan tidak segolongan dengan antibiotik yang diduga
menyebabkan alergi. Antibiotik yang biasa digunakan antara lain siprofloksasin
2x400mg iv, klindamisin 2x600mg iv, atau seftriakson 1x2000mg iv.
Hal lain adalah perawatan lesi dengan kompres salin atau larutan burrow pada
lesi untuk mengeringkan lesi. Krim sulfadiazine perak dapat diberikan untuk efek
antiseptik dan astrigen. Sementara emolien untuk lesi dengan krusta tebal.
Diet tinggi protein miskin garam dan infus dekstrose 5%, NaCl 9%, ringer laktat
(1:1:1) 500ml/8jam untuk keseimbangan cairan dan nutrisi dan mengimbangi efek
kortikosteroid. Setelah seminggu diperiksa pula kadar elektrolit dalam darah. Bila
terdapat penurunan K dapat diberikan KCl 3 x 500 mg per os.
Prognosis
Pada umumnya, lesi pada SSJ membaik dalam 1 sampai 2 minggu, kecuali
terjadi infeksi sekunder. 6 Nilai Scorten menggunakan variabel yang terdiri dari:
usia (>40), keganasan, tekanan darah (>120), necrolisis epidermal (>10%), BUN
(>10), glukosa serum (>14), dan kadar bikarbonat (<20) untuk menentukan
prognosis.
• SCORTEN 0 sampai 1 mortalitas 3.2%
• SCORTEN 2 mortalitas 12.1%
• SCORTEN 3 mortalitas 35.3%
• SCORTEN 4 mortalitas 58.3%
• SCORTEN 5 atau lebih mortalitas 90%
Referensi
● Julia F., Fajri A.,. 2019. Stevens Johnson Syndrome. Journal Averrous Volume 5 Nomor 1
Mei 2019.
● Novita, D.P., Mutiara, H., Hasnugan. 2018. Stevens Johnson Syndrome et causa
Paracetamo. E- Journal Volume 6 Nomor 1
● Fitriana, A., Endaryanto, A., Hidayati, A.N. 2018. Gambaran Klinis Stevens Johnson
Syndrome dan Toxic Epidermal Necrolysis. E-journal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Volume 30 Nomor 2 Agustus 2018
● Hermiaty., Syamsu, R.F., Diana, N.A. 2021. Penanganan dan Preventif Steven Johnson
Syndrom di Masyarakat. E-journal Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Volume 1
Nomor 5:524-529
● Witarini, K.A. 2019. Diagnosis dan Tatalaksana Sindrom Stevens Johnson Pada Anak. E-
journal Volume 10 Nomor 3:593-596
● Menaldi SL., Bramono K., Indriatmi W., editors. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta. Badan
Penerbit FKUI:2018
● Djuanda A., Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta.: Badan Penerbitan FKUI: 2010
Terima
Kasih

More Related Content

What's hot

89502392 case-report-ca-cervix
89502392 case-report-ca-cervix89502392 case-report-ca-cervix
89502392 case-report-ca-cervix
homeworkping4
 
Radiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasisRadiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasis
Pratistha Satyanegara
 
Rbd fraktur edit
Rbd fraktur editRbd fraktur edit
Rbd fraktur edit
zxrickyjack
 
Complete Spinal Transections
Complete Spinal TransectionsComplete Spinal Transections
Complete Spinal Transections
Imron Rosyadi
 
Kuliah otologi (1)
Kuliah otologi (1)Kuliah otologi (1)
Kuliah otologi (1)
fikri asyura
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
Suharti Wairagya
 
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga BerencanaPenggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
Candra Wiguna
 
Tulang
TulangTulang
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Aris Rahmanda
 
PPT Penyakit Menular Seksual
PPT Penyakit Menular SeksualPPT Penyakit Menular Seksual
PPT Penyakit Menular Seksual
Indri Sukmawati Rahayu
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
aauyahilda
 
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAKPETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
Surya Amal
 
Infeksi Menular Seksual
Infeksi Menular SeksualInfeksi Menular Seksual
Infeksi Menular SeksualMeironi Waimir
 
Fraktur tibia
Fraktur tibiaFraktur tibia
Fraktur tibia
Indah Triayu
 
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit
Dafid Rozi
 
Makalah penyakit kulit
Makalah penyakit kulitMakalah penyakit kulit
Makalah penyakit kulit
Warnet Raha
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur Ginjal
Kharima SD
 
Preeklampsia berat
Preeklampsia beratPreeklampsia berat
Preeklampsia berat
Gilang Rizki Al Farizi
 

What's hot (20)

89502392 case-report-ca-cervix
89502392 case-report-ca-cervix89502392 case-report-ca-cervix
89502392 case-report-ca-cervix
 
Radiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasisRadiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasis
 
Rbd fraktur edit
Rbd fraktur editRbd fraktur edit
Rbd fraktur edit
 
Complete Spinal Transections
Complete Spinal TransectionsComplete Spinal Transections
Complete Spinal Transections
 
Kuliah otologi (1)
Kuliah otologi (1)Kuliah otologi (1)
Kuliah otologi (1)
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
 
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga BerencanaPenggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
 
Tulang
TulangTulang
Tulang
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
PPT Penyakit Menular Seksual
PPT Penyakit Menular SeksualPPT Penyakit Menular Seksual
PPT Penyakit Menular Seksual
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
 
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAKPETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
 
Infeksi Menular Seksual
Infeksi Menular SeksualInfeksi Menular Seksual
Infeksi Menular Seksual
 
Fraktur tibia
Fraktur tibiaFraktur tibia
Fraktur tibia
 
2.pemeriksaan ginekologi
2.pemeriksaan ginekologi2.pemeriksaan ginekologi
2.pemeriksaan ginekologi
 
Isk
IskIsk
Isk
 
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit
 
Makalah penyakit kulit
Makalah penyakit kulitMakalah penyakit kulit
Makalah penyakit kulit
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur Ginjal
 
Preeklampsia berat
Preeklampsia beratPreeklampsia berat
Preeklampsia berat
 

Similar to LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSON

Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson SindromKonsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Encepal Cere
 
Sindrom steven AKPER PEMKAB MUNA AKPER PEMKAB MUNA
Sindrom steven AKPER PEMKAB MUNA  AKPER PEMKAB MUNA Sindrom steven AKPER PEMKAB MUNA  AKPER PEMKAB MUNA
Sindrom steven AKPER PEMKAB MUNA AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Sindrom steven
Sindrom stevenSindrom steven
Presentation steven-jhonson
Presentation steven-jhonsonPresentation steven-jhonson
Presentation steven-jhonson
Sri Wahyuni Badjuka
 
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptxTuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
luckyubiplay
 
Case report dr hilya jaehee
Case report dr hilya jaeheeCase report dr hilya jaehee
Case report dr hilya jaehee
Hilya Hilya
 
Satuan pembelajaran sindrom steven johnson
Satuan pembelajaran  sindrom steven johnsonSatuan pembelajaran  sindrom steven johnson
Satuan pembelajaran sindrom steven johnson
Operator Warnet Vast Raha
 
Saadaskepstevenjansen 131005111837-phpapp02
Saadaskepstevenjansen 131005111837-phpapp02Saadaskepstevenjansen 131005111837-phpapp02
Saadaskepstevenjansen 131005111837-phpapp02
Operator Warnet Vast Raha
 
Saadaskepstevenjansen 131005111837-phpapp02
Saadaskepstevenjansen 131005111837-phpapp02Saadaskepstevenjansen 131005111837-phpapp02
Saadaskepstevenjansen 131005111837-phpapp02
Operator Warnet Vast Raha
 
Sindrom steven johnson (ssj)
Sindrom steven johnson (ssj)Sindrom steven johnson (ssj)
Sindrom steven johnson (ssj)
Kaze Va
 
Cbd eritroderma
Cbd eritrodermaCbd eritroderma
Cbd eritroderma
riyantan
 
ppt DKA muffakir.pptx
ppt DKA muffakir.pptxppt DKA muffakir.pptx
ppt DKA muffakir.pptx
SuciMayvera1
 
Sekilas mengenal penyakit kusta
Sekilas mengenal penyakit kustaSekilas mengenal penyakit kusta
Sekilas mengenal penyakit kusta
fitriamfk
 
PANEL MODUL BERCAK PUTIH BLOK TROPIS FAKULTAS KEDOKTERAN UMI
PANEL MODUL BERCAK PUTIH BLOK TROPIS FAKULTAS KEDOKTERAN UMIPANEL MODUL BERCAK PUTIH BLOK TROPIS FAKULTAS KEDOKTERAN UMI
PANEL MODUL BERCAK PUTIH BLOK TROPIS FAKULTAS KEDOKTERAN UMI
Rindang Abas
 
Saad askep steven jansen AKPER PEMKAB MUNA
Saad askep steven jansen AKPER PEMKAB MUNA Saad askep steven jansen AKPER PEMKAB MUNA
Saad askep steven jansen AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Saad askep steven jansen AKPER PEMKAB MUNA
Saad askep steven jansen AKPER PEMKAB MUNA Saad askep steven jansen AKPER PEMKAB MUNA
Saad askep steven jansen AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSON (20)

Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson SindromKonsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
 
93394402 leaflet-ssj-docx
93394402 leaflet-ssj-docx93394402 leaflet-ssj-docx
93394402 leaflet-ssj-docx
 
Sindrom steven AKPER PEMKAB MUNA AKPER PEMKAB MUNA
Sindrom steven AKPER PEMKAB MUNA  AKPER PEMKAB MUNA Sindrom steven AKPER PEMKAB MUNA  AKPER PEMKAB MUNA
Sindrom steven AKPER PEMKAB MUNA AKPER PEMKAB MUNA
 
Sindrom steven
Sindrom stevenSindrom steven
Sindrom steven
 
Presentation steven-jhonson
Presentation steven-jhonsonPresentation steven-jhonson
Presentation steven-jhonson
 
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptxTuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
 
151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj
151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj
151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj
 
151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj
151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj
151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj
 
Case report dr hilya jaehee
Case report dr hilya jaeheeCase report dr hilya jaehee
Case report dr hilya jaehee
 
Satuan pembelajaran sindrom steven johnson
Satuan pembelajaran  sindrom steven johnsonSatuan pembelajaran  sindrom steven johnson
Satuan pembelajaran sindrom steven johnson
 
Saadaskepstevenjansen 131005111837-phpapp02
Saadaskepstevenjansen 131005111837-phpapp02Saadaskepstevenjansen 131005111837-phpapp02
Saadaskepstevenjansen 131005111837-phpapp02
 
Saadaskepstevenjansen 131005111837-phpapp02
Saadaskepstevenjansen 131005111837-phpapp02Saadaskepstevenjansen 131005111837-phpapp02
Saadaskepstevenjansen 131005111837-phpapp02
 
Saadaskepstevenjansen 131005111837-phpapp02
Saadaskepstevenjansen 131005111837-phpapp02Saadaskepstevenjansen 131005111837-phpapp02
Saadaskepstevenjansen 131005111837-phpapp02
 
Sindrom steven johnson (ssj)
Sindrom steven johnson (ssj)Sindrom steven johnson (ssj)
Sindrom steven johnson (ssj)
 
Cbd eritroderma
Cbd eritrodermaCbd eritroderma
Cbd eritroderma
 
ppt DKA muffakir.pptx
ppt DKA muffakir.pptxppt DKA muffakir.pptx
ppt DKA muffakir.pptx
 
Sekilas mengenal penyakit kusta
Sekilas mengenal penyakit kustaSekilas mengenal penyakit kusta
Sekilas mengenal penyakit kusta
 
PANEL MODUL BERCAK PUTIH BLOK TROPIS FAKULTAS KEDOKTERAN UMI
PANEL MODUL BERCAK PUTIH BLOK TROPIS FAKULTAS KEDOKTERAN UMIPANEL MODUL BERCAK PUTIH BLOK TROPIS FAKULTAS KEDOKTERAN UMI
PANEL MODUL BERCAK PUTIH BLOK TROPIS FAKULTAS KEDOKTERAN UMI
 
Saad askep steven jansen AKPER PEMKAB MUNA
Saad askep steven jansen AKPER PEMKAB MUNA Saad askep steven jansen AKPER PEMKAB MUNA
Saad askep steven jansen AKPER PEMKAB MUNA
 
Saad askep steven jansen AKPER PEMKAB MUNA
Saad askep steven jansen AKPER PEMKAB MUNA Saad askep steven jansen AKPER PEMKAB MUNA
Saad askep steven jansen AKPER PEMKAB MUNA
 

More from AuliaDwiJuanita

revisi lapsus radiologi.pptx
revisi lapsus radiologi.pptxrevisi lapsus radiologi.pptx
revisi lapsus radiologi.pptx
AuliaDwiJuanita
 
Case report Aulia.docx
Case report Aulia.docxCase report Aulia.docx
Case report Aulia.docx
AuliaDwiJuanita
 
(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx
(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx
(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx
AuliaDwiJuanita
 
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
AuliaDwiJuanita
 
Leaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdf
Leaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdfLeaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdf
Leaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdf
AuliaDwiJuanita
 
rev case report Obgyn ILO Aulia.docx
rev case report Obgyn ILO Aulia.docxrev case report Obgyn ILO Aulia.docx
rev case report Obgyn ILO Aulia.docx
AuliaDwiJuanita
 
ppt ILO obgyn.pptx
ppt ILO obgyn.pptxppt ILO obgyn.pptx
ppt ILO obgyn.pptx
AuliaDwiJuanita
 
jurnal reading obgyn aulia dwi.docx
jurnal reading obgyn aulia dwi.docxjurnal reading obgyn aulia dwi.docx
jurnal reading obgyn aulia dwi.docx
AuliaDwiJuanita
 
jurnal reading aulia dwi 21360331.pptx
jurnal reading aulia dwi 21360331.pptxjurnal reading aulia dwi 21360331.pptx
jurnal reading aulia dwi 21360331.pptx
AuliaDwiJuanita
 
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docx
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docxAulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docx
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docx
AuliaDwiJuanita
 
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdfAulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
AuliaDwiJuanita
 
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
AuliaDwiJuanita
 
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
AuliaDwiJuanita
 
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptxLaporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
AuliaDwiJuanita
 
Jurnal Reading Diare (Aulia Dwi Juanita)
Jurnal Reading Diare (Aulia Dwi Juanita)Jurnal Reading Diare (Aulia Dwi Juanita)
Jurnal Reading Diare (Aulia Dwi Juanita)
AuliaDwiJuanita
 
jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)
jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)
jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)
AuliaDwiJuanita
 
Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)
Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)
Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)
AuliaDwiJuanita
 
Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)
Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)
Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)
AuliaDwiJuanita
 
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITAJOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
AuliaDwiJuanita
 
perioperatif anes aul.pptx
perioperatif anes aul.pptxperioperatif anes aul.pptx
perioperatif anes aul.pptx
AuliaDwiJuanita
 

More from AuliaDwiJuanita (20)

revisi lapsus radiologi.pptx
revisi lapsus radiologi.pptxrevisi lapsus radiologi.pptx
revisi lapsus radiologi.pptx
 
Case report Aulia.docx
Case report Aulia.docxCase report Aulia.docx
Case report Aulia.docx
 
(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx
(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx
(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx
 
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
 
Leaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdf
Leaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdfLeaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdf
Leaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdf
 
rev case report Obgyn ILO Aulia.docx
rev case report Obgyn ILO Aulia.docxrev case report Obgyn ILO Aulia.docx
rev case report Obgyn ILO Aulia.docx
 
ppt ILO obgyn.pptx
ppt ILO obgyn.pptxppt ILO obgyn.pptx
ppt ILO obgyn.pptx
 
jurnal reading obgyn aulia dwi.docx
jurnal reading obgyn aulia dwi.docxjurnal reading obgyn aulia dwi.docx
jurnal reading obgyn aulia dwi.docx
 
jurnal reading aulia dwi 21360331.pptx
jurnal reading aulia dwi 21360331.pptxjurnal reading aulia dwi 21360331.pptx
jurnal reading aulia dwi 21360331.pptx
 
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docx
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docxAulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docx
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docx
 
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdfAulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
 
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
 
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
 
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptxLaporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
 
Jurnal Reading Diare (Aulia Dwi Juanita)
Jurnal Reading Diare (Aulia Dwi Juanita)Jurnal Reading Diare (Aulia Dwi Juanita)
Jurnal Reading Diare (Aulia Dwi Juanita)
 
jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)
jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)
jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)
 
Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)
Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)
Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)
 
Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)
Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)
Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)
 
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITAJOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
 
perioperatif anes aul.pptx
perioperatif anes aul.pptxperioperatif anes aul.pptx
perioperatif anes aul.pptx
 

Recently uploaded

jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
MFCorp
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 

Recently uploaded (20)

jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 

LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSON

  • 1. LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSON Oleh: Aulia Dwi Juanita Preseptor: dr. Arif Effendi, Sp. KK BAGIAN KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RS PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG 2022
  • 2. 1. Nama : Nn. B 2. Jenis Kelamin : Perempuan 3. Umur : 29 tahun 4. Alamat : Pramuka, Bandar Lampung 5. Agama : Islam 6. Pekerjaan : - 7. Status : Belum Menikah 8. No RM : - 9. Tanggal Masuk RS : 18 April 2022 Identifikasi Pasien
  • 3. Kadang merasa nyeri. Anamnesa Keluhan Utama Keluhan Tambahan Muncul gelembung berisi air, lepuh-lepuh di badan dan anggota gerak, menjalar ke selaput lendir. Ruam, kemerahan dan gatal sejak 5 hari yang lalu.
  • 4. Riwayat Penyakit Sekarang sejak 5 hari yang lalu pasien mengeluhkan muncul gelembung berisi air, lepuh-lepuh di badan dan anggota gerak menjalar ke selaput lendir bibir. Diawali timbulnya ruam kemerahan. Kadang-kadang pasien mengeluh nyeri dan gatal.
  • 5. Riwayat Penyakit Dahulu Tidak ada Riwayat penyakit Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada keluarga yang menderita penyakir yang sama seperti pasien Pengobatan Yang Pernah Di Dapat Pasien belum pernah berobat sebelumnya Riwayat Penyakit Lain Pasien mempunyai Riwayat penyakit epilepsi
  • 6. Pemeriksaan Fisik  Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang  Kesadaran : Composmentis  Tanda-tanda vital - Tekanan darah : 120/80 mmHg - Denyut Nadi : 80x/menit - Laju Pernapasan : 22x/menit - Suhu Tubuh : 36,5  Status Generalis - Kepala : DBN - Mata : DBN - Hidung : DBN - Telinga : DBN - Mulut : DBN - Thorax & Abdomen : DBN - Ekstremitas : DBN 1.
  • 7. Status Dermatologis Lokasi : Pada lokasi fasialis, thoraks anterior, thoraks posterior, ekstremitas superior dan inferior dekstra dan sinistra Inspeksi: Terdapat adanya plak, skuama, erosi, deskuamasi di atas kulit yang eritematosa.
  • 8. Resume Nn. A umur 29 tahun datang ke poli kulit dengan keluhan, sejak 5 hari yang lalu, muncul gelembung berisi air, lepuh-lepuh di badan dan anggota gerak menjalar ke selaput lendir bibir. Diawali timbulnya ruam kemerahan. Kadang-kadang pasien mengeluh nyeri dan gatal. Riwayat pasien minum obat anti kejang tidak disangkal. Sejak 4 bulan terakhir, pasien setiap 1 bulan sekali berobat ke poli syaraf karena sakit epilepsi.
  • 9. Diagnosa Banding Toxic Epidormolysis Necrotikans (TEN) Eritema Multiform (EM) Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (SSSS)
  • 11. Penatalaksanaan ● Terapi Non Medikamentosa 1. Mencatat Riwayat alergi pasien 2. Mencatat nama-nama obat yang dapat menyebabkan alergi pada pasien 3. Menghindari pemberian obat yang diketahui memiliki risiko tinggi ataupun sedang untuk SSJ 4. Tidak memberikan obat-obatan tanpa indikasi medis ● Terapi Medikamentosa 1. Kortikosteroid dapat diberikan dalam 72 jam pertama setelah onset untuk mencegah penyebaran yang lebih luas, dapat diberikan selama 3-5 hari diikuti penurunan secara bertahap (tapering off). 2. Siklosporin A (3 mg/kg/hari) 3. Immunoglobulin Intravena (IVIG)
  • 12. Penatalaksanaan Penggunaan kortikosteroid sistemik dosis tinggi untuk reaksi awal, prednisone 30-40 mg sehari untuk kasus ringan dan deksametason iv 4-6 x 5 mg sehari atau metilprednisolon dengan dosis yang sama. Setelah masa krisis telah teratasi, keadaan membaik dan tidak timbul lesi baru, sedangkan lesi lama tampak involusi. Dosisnya segerap diturunkan secara bertahap, setiap hari diturunkan 5 mg, setelah dosis mencapai 5 mg sehari lalu diganti dengan tablet kortikosteroid misalnya prednisone dengan dosis 20 mg sehari, kemudian diturunkan lagi menjadi 10 mg kemudian obat tersebut dihentikan.
  • 13. Antibiotik diberikan sebagai profilaksis pada penderita SSJ dalam terapi kortikosteroid, dipilih antibiotik spetrum luas, bakterisidal, nefrotoksik minimal, jarang menyebabkan alergi, dan tidak segolongan dengan antibiotik yang diduga menyebabkan alergi. Antibiotik yang biasa digunakan antara lain siprofloksasin 2x400mg iv, klindamisin 2x600mg iv, atau seftriakson 1x2000mg iv. Hal lain adalah perawatan lesi dengan kompres salin atau larutan burrow pada lesi untuk mengeringkan lesi. Krim sulfadiazine perak dapat diberikan untuk efek antiseptik dan astrigen. Sementara emolien untuk lesi dengan krusta tebal. Diet tinggi protein miskin garam dan infus dekstrose 5%, NaCl 9%, ringer laktat (1:1:1) 500ml/8jam untuk keseimbangan cairan dan nutrisi dan mengimbangi efek kortikosteroid. Setelah seminggu diperiksa pula kadar elektrolit dalam darah. Bila terdapat penurunan K dapat diberikan KCl 3 x 500 mg per os.
  • 14. Prognosis ● Quo Ad Vitam : Dubia ad bonam ● Quo Ad Functionam : Dubia ad malam ● Quo Ad Sanationam : Dubia ad malam ● Quo Ad Cosmetica : Dubia ad malam
  • 16. Definisi Steven Johnson Syndrome (SJS) atau sindrom Stevens Johnson dan toxic epidermal necrolysis (TEN) adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh alergi atau infeksi. Sindrom tersebut mengancam kondisi kulit yang mengakibatkan kematian sel – sel kulit sehingga epidermis mengelupas dan memisahkan diri dari dermis. Sindrom ini dianggap sebagai hipersensitivitas kompleks yang mempengaruhi kulit dan selaput lender. Stevens Johnson Syndrome adalah sindroma yang mengenai kulit, selaput lender orfisium dan mata dengan keadaan umum bervariasi dari ringan sampai berat. Kelainan pada kulit berupa eritema, vesikel, bula dapat disertai purpura.
  • 17. Epidomiologi Sindrom Stevens Johnson merupakan sindrom yang mengancam jiwa dengan trias mengenai kulit, mata dan selaput orfisium akibat dari reaksi mukokutan akut. Sindrom ini meruoakan suatu penyakit gawat darurat yang jarang terjadi, insiden SSJ adalah 1-6 kasus/juta penduduk/tahun. Stevens Johnson Syndrome dapat terjadi pada usia muda sampai usia tua dan semakin meningkat pada usia diatas 40 tahun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap orang dewasa di Amerika Serikat didapatkan insidensi SSJ 9,2/juta penduduk/tahun.
  • 18. Etiologi Penyebab yang pasti belum diketahui, dikatakan multifactorial. Ada yang beranggapan bahwa sindrom ini merupakan eritema multiforme yang berat dan disebut eritema multiforme mayor, sedangkan dikatakan mempunyai penyebab yang sama. Beberapa factor yang dapat menyebabkan timbulnya sindrom ini antara lain: 1. Virus 2. Bakteri 3. Jamur 4. Obat 5. Parasit
  • 19. Pemeriksaan Penunjang Diagnose SSJ 90% dibuat berdasarkan gambaran klinis, yaitu didapatkannya trias kelainan pada kulit, mukosa dan mata. Anamnesis ditujukan untuk mengetahui factor penyebab, dimana factor penyebab tersering adalah obat. Semua kasus dugaan SJS dan TEN harus dikonfirmasi oleh biopsy kulit untuk histologis dan pemeriksaan immunofluoresensi. Awal menunjukkan lesi lapisan suprabasal keratinosit apoptosis, kemudian lesi menunjukan ketebalan penuh epidermal nekrosis dan pemisahan dari epidermis.
  • 20. Manifestasi Klinis Gejala awal dari toxic epidermal necrolysis (TEN) dan Stevens-Johnson Syndrome (SJS) mungkin tidak spesifik dan termasuk gejala seperti demam, mata menyengat dan ketidaknyamanan setelah menelan. Biasanya, gejala-gejala ini mendahului manifestasi kulit oleh beberapa hari. Lokasi awal keterlibatan kulit adalah wilayah presternal dari batang dan wajah, tetapi juga telapak tangan dan kaki. Keterlibatan (eritema dan erosi) dari bukal, alat kelamin dan / atau mukosa mata terjadi pada lebih dari 90% dari pasien, dan dalam beberapa kasus sistem pernapasan dan pencernaan juga dipengaruhi.
  • 21. Patofisiologi Stevens Johnson Syndrome merupakan kelainan hipersensitivitas yang dimediasi kompleks imun yang disebabkan oleh obat-obatan, infeksi virus dan keganasan. Patogenesisnya belum jelas, disangka disebabkan oleh reaksi hipersensitif tipe III dan IV. Reaksi hipersensitif tipe III terjadi akibat terbentuknya komplek antigen antibodi yang mikro presitipasi sehingga terjadi aktifitas sistem komplemen. Akibatnya terjadi akumulasi neutrofil yang kemudian melepaskan enzim dan menyebab kerusakan jaringan pada organ sasaran (target organ). Hal ini terjadi sewaktu komplek antigen antibodi yang bersirkulasi dalam darah mengendap di dalam pembuluh darah atau jaringan. Antibiotik tidak ditujukan kepada jaringan tersebut, tetapi terperangkap dalam jaringan kapilernya.
  • 22. Penatalaksanaan ● Terapi Non Medikamentosa 1. Mencatat Riwayat alergi pasien 2. Mencatat nama-nama obat yang dapat menyebabkan alergi pada pasien 3. Menghindari pemberian obat yang diketahui memiliki risiko tinggi ataupun sedang untuk SSJ 4. Tidak memberikan obat-obatan tanpa indikasi medis ● Terapi Medikamentosa 1. Kortikosteroid dapat diberikan dalam 72 jam pertama setelah onset untuk mencegah penyebaran yang lebih luas, dapat diberikan selama 3-5 hari diikuti penurunan secara bertahap (tapering off). 2. Siklosporin A (3 mg/kg/hari) 3. Immunoglobulin Intravena (IVIG)
  • 23. Penggunaan kortikosteroid sistemik dosis tinggi untuk reaksi awal, prednisone 30-40 mg sehari untuk kasus ringan dan deksametason iv 4-6 x 5 mg sehari atau metilprednisolon dengan dosis yang sama. Setelah masa krisis telah teratasi, keadaan membaik dan tidak timbul lesi baru, sedangkan lesi lama tampak involusi. Dosisnya segerap diturunkan secara bertahap, setiap hari diturunkan 5 mg, setelah dosis mencapai 5 mg sehari lalu diganti dengan tablet kortikosteroid misalnya prednisone dengan dosis 20 mg sehari, kemudian diturunkan lagi menjadi 10 mg kemudian obat tersebut dihentikan.
  • 24. Antibiotik diberikan sebagai profilaksis pada penderita SSJ dalam terapi kortikosteroid, dipilih antibiotik spetrum luas, bakterisidal, nefrotoksik minimal, jarang menyebabkan alergi, dan tidak segolongan dengan antibiotik yang diduga menyebabkan alergi. Antibiotik yang biasa digunakan antara lain siprofloksasin 2x400mg iv, klindamisin 2x600mg iv, atau seftriakson 1x2000mg iv. Hal lain adalah perawatan lesi dengan kompres salin atau larutan burrow pada lesi untuk mengeringkan lesi. Krim sulfadiazine perak dapat diberikan untuk efek antiseptik dan astrigen. Sementara emolien untuk lesi dengan krusta tebal. Diet tinggi protein miskin garam dan infus dekstrose 5%, NaCl 9%, ringer laktat (1:1:1) 500ml/8jam untuk keseimbangan cairan dan nutrisi dan mengimbangi efek kortikosteroid. Setelah seminggu diperiksa pula kadar elektrolit dalam darah. Bila terdapat penurunan K dapat diberikan KCl 3 x 500 mg per os.
  • 25. Prognosis Pada umumnya, lesi pada SSJ membaik dalam 1 sampai 2 minggu, kecuali terjadi infeksi sekunder. 6 Nilai Scorten menggunakan variabel yang terdiri dari: usia (>40), keganasan, tekanan darah (>120), necrolisis epidermal (>10%), BUN (>10), glukosa serum (>14), dan kadar bikarbonat (<20) untuk menentukan prognosis. • SCORTEN 0 sampai 1 mortalitas 3.2% • SCORTEN 2 mortalitas 12.1% • SCORTEN 3 mortalitas 35.3% • SCORTEN 4 mortalitas 58.3% • SCORTEN 5 atau lebih mortalitas 90%
  • 26. Referensi ● Julia F., Fajri A.,. 2019. Stevens Johnson Syndrome. Journal Averrous Volume 5 Nomor 1 Mei 2019. ● Novita, D.P., Mutiara, H., Hasnugan. 2018. Stevens Johnson Syndrome et causa Paracetamo. E- Journal Volume 6 Nomor 1 ● Fitriana, A., Endaryanto, A., Hidayati, A.N. 2018. Gambaran Klinis Stevens Johnson Syndrome dan Toxic Epidermal Necrolysis. E-journal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Volume 30 Nomor 2 Agustus 2018 ● Hermiaty., Syamsu, R.F., Diana, N.A. 2021. Penanganan dan Preventif Steven Johnson Syndrom di Masyarakat. E-journal Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Volume 1 Nomor 5:524-529 ● Witarini, K.A. 2019. Diagnosis dan Tatalaksana Sindrom Stevens Johnson Pada Anak. E- journal Volume 10 Nomor 3:593-596 ● Menaldi SL., Bramono K., Indriatmi W., editors. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta. Badan Penerbit FKUI:2018 ● Djuanda A., Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta.: Badan Penerbitan FKUI: 2010