Laporan kasus ini membahas sindrom Stevens Johnson pada seorang wanita berusia 29 tahun yang dirujuk ke poliklinik kulit dengan keluhan munculnya gelembung berisi cairan, lepuh, dan ruam merah yang gatal dan menjalar selama 5 hari. Pasien juga memiliki riwayat epilepsi. Pemeriksaan fisik menunjukkan lesi kulit eritematosa dengan plak, skuama, erosi, dan deskuamasi. Diagnosis sindrom Stevens Johnson ditegakkan
Kista kelenjar bartholini adalah kantung berisi cairan yang terbentuk di kelenjar bartholini akibat sumbatan. Kelenjar ini berfungsi membasahi vagina untuk memfasilitasi hubungan seksual. Sumbatan dapat disebabkan infeksi, trauma, atau gangguan bawaan. Gejala kista meliputi bengkak dan nyeri di daerah vulva, yang dapat memburuk jika terinfeksi menjadi abses. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik
Pemilihan kortikosteroid pada penyakit kulitpeternugraha
Kortikosteroid topikal memiliki mekanisme kerja yang kompleks melalui jalur genomik dan nongenomik. Pemilihan kortikosteroid dan penggunaannya harus mempertimbangkan faktor penyakit, pasien, dan obat. Kortikosteroid topikal dapat mengobati berbagai penyakit kulit dengan respons yang bervariasi, namun harus digunakan dengan tepat dosis dan lama pengobatan untuk mencapai efek maksimal dan menghind
Dokumen tersebut membahas tentang khitan atau sirkumsisi, termasuk manfaat, teknik, dan metode-metode pelaksanaannya. Beberapa metode yang disebutkan adalah metode konvensional, metode kauter atau laser, metode klem, dan metode laser CO2. Dokumen ini juga menyoroti pentingnya pelatihan khusus bagi pelaku sirkumsisi agar dapat melakukannya dengan benar dan aman.
dalam presentasi ini dijelaskan mengenai penyakit campak ; epidemiologi, etiologi, patofisiologi, management dan vaksinasi. semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Kista kelenjar bartholini adalah kantung berisi cairan yang terbentuk di kelenjar bartholini akibat sumbatan. Kelenjar ini berfungsi membasahi vagina untuk memfasilitasi hubungan seksual. Sumbatan dapat disebabkan infeksi, trauma, atau gangguan bawaan. Gejala kista meliputi bengkak dan nyeri di daerah vulva, yang dapat memburuk jika terinfeksi menjadi abses. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik
Pemilihan kortikosteroid pada penyakit kulitpeternugraha
Kortikosteroid topikal memiliki mekanisme kerja yang kompleks melalui jalur genomik dan nongenomik. Pemilihan kortikosteroid dan penggunaannya harus mempertimbangkan faktor penyakit, pasien, dan obat. Kortikosteroid topikal dapat mengobati berbagai penyakit kulit dengan respons yang bervariasi, namun harus digunakan dengan tepat dosis dan lama pengobatan untuk mencapai efek maksimal dan menghind
Dokumen tersebut membahas tentang khitan atau sirkumsisi, termasuk manfaat, teknik, dan metode-metode pelaksanaannya. Beberapa metode yang disebutkan adalah metode konvensional, metode kauter atau laser, metode klem, dan metode laser CO2. Dokumen ini juga menyoroti pentingnya pelatihan khusus bagi pelaku sirkumsisi agar dapat melakukannya dengan benar dan aman.
dalam presentasi ini dijelaskan mengenai penyakit campak ; epidemiologi, etiologi, patofisiologi, management dan vaksinasi. semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan kasus pasien wanita berusia 51 tahun dengan diagnosa kanker serviks stadium IIIB beserta anemia. Dokumen ini juga membahas tentang tinjauan pustaka mengenai pengertian, etiologi, dan batasan dari kanker serviks.
Pasien mengalami malunion pada fraktur radius dan ulna setelah kecelakaan 6 tahun lalu. Pasien mengeluh nyeri yang membatasi aktivitas sehari-hari. Pemeriksaan menunjukkan malunion pada radius dan ulna bagian tengah kanan. Pasien menjalani osteotomy dan pemasangan paku untuk memperbaiki malunion. Hasil pasca operasi menunjukkan posisi dan aposisi yang baik.
Dokumen ini membahas tentang cedera medula spinalis akibat trauma seperti kecelakaan. Cedera ini dapat menyebabkan gangguan motorik, sensorik, dan bladder serta bowel. Pemeriksaan radiologi seperti CT scan dan MRI digunakan untuk diagnosis. Penatalaksanaannya meliputi immobilisasi, steroid, kateterisasi, dan operasi jika diperlukan untuk dekompresi saraf atau realignment tulang belakang.
Dokumen tersebut membahas anatomi dan kelainan-kelainan telinga luar dan tengah. Terdapat penjelasan mengenai anatomi daun telinga, liang telinga, membran timpani, tulang pendengaran, otot telinga tengah, serta telinga dalam. Dibahas pula berbagai kelainan kongenital dan akuisitif yang dapat terjadi pada bagian-bagian tersebut seperti mikrotia, hematoma, infeksi, tumor, dan lain sebagain
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI Suharti Wairagya
Pada dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan terkini penyakit kulit dalam praktek sehari-hari. Dokumen ini memberikan ringkasan singkat tentang berbagai topik infeksi kulit seperti varicella, herpes zoster, herpes simpleks, impetigo, erisipelas, selulitis, kusta dan reaksi kustanya, serta kandidiasis dan dermatofilosis.
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga BerencanaCandra Wiguna
Penjelasan mengenai apa itu alat kontrasepsi, apa manfaatnya, hingga jenis kontrasepsi dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya.
Download this file: http://adf.ly/OLY5D
Orchitis adalah kondisi inflamasi akut pada testis yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus seperti mumps. Pada kasus ini, pasien mengeluh nyeri pada buah zakar kiri selama 4 hari disertai demam dan bengkak pipi, yang didiagnosis menderita orchitis sebelah kiri berdasarkan pemeriksaan fisik dan penunjang.
PMS adalah penyakit menular yang ditularkan melalui hubungan seksual tidak aman dan dapat menyebabkan berbagai gejala seperti luka, gatal, dan sakit saat buang air kecil. Penyakit umum termasuk gonore, sifilis, herpes. Pencegahannya melalui perilaku seksual yang aman dan menjauhi tempat hiburan malam.
Dokumen tersebut membahas tentang kasus appendisitis akut pada seorang perempuan berusia 17 tahun. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan hasil laboratorium, didiagnosis bahwa pasien mengalami appendisitis akut dan direncanakan untuk dilakukan appendektomi.
Dokumen ini membahas tentang epidemiologi dan patogenesis tuberkulosis pada anak. Tuberkulosis pada anak merupakan masalah kesehatan penting di negara berkembang karena jumlah populasi anak yang besar. Sekitar 500.000 anak di dunia menderita TB setiap tahunnya dan 200 anak meninggal akibat TB setiap harinya. Faktor risiko penularan TB pada anak tergantung pada tingkat penularan, lama pajanan, dan daya tahan tubuh an
Dokumen tersebut membahas tentang kasus fraktur tibia pada pasien berumur 7 tahun akibat kecelakaan lalu lintas. Pasien mengalami nyeri dan bengkak pada kaki kanan setelah ditabrak mobil. Pemeriksaan menunjukkan adanya fraktur di 1/3 bagian bawah tibia sebelah kanan. Penatalaksanaannya meliputi reduksi, immobilisasi, dan pemantauan selama proses penyembuhan.
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahitDafid Rozi
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai jenis-jenis benang jahit bedah, jarum jahit, dan cara menjahit luka. Ada beberapa jenis benang seperti catgut, sintetis yang dapat diserap tubuh, dan sintetis yang tidak dapat diserap. Dokumen tersebut juga menjelaskan berbagai cara menjahit luka kulit seperti simpul tunggal, jelujur, dan matras.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit kulit, termasuk penyebab, gejala, jenis, cara penularan, dan pencegahannya. Beberapa jenis penyakit kulit yang dijelaskan adalah eksim, kudis, kurap, dan bisul. Penyakit kulit disebabkan oleh faktor lingkungan, kebiasaan, virus, bakteri, dan alergi. Upaya pencegahan meliputi menjaga kebersihan, menghindari kontak dengan pender
Pasien perempuan berusia 31 tahun dirawat di rumah sakit karena gejala preeklampsia berat pada kehamilan minggu ke-37. Diagnosis dokter adalah preeklampsia berat berdasarkan tekanan darah tinggi dan pembengkakan kaki. Bayi lahir secara spontan pada hari kedua perawatan. Pengobatan yang diberikan mencakup magnesium sulfat, nifedipin, misoprostol, oksitosin, asam mefenamat, dan sulfat ferro.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan kasus pasien wanita berusia 51 tahun dengan diagnosa kanker serviks stadium IIIB beserta anemia. Dokumen ini juga membahas tentang tinjauan pustaka mengenai pengertian, etiologi, dan batasan dari kanker serviks.
Pasien mengalami malunion pada fraktur radius dan ulna setelah kecelakaan 6 tahun lalu. Pasien mengeluh nyeri yang membatasi aktivitas sehari-hari. Pemeriksaan menunjukkan malunion pada radius dan ulna bagian tengah kanan. Pasien menjalani osteotomy dan pemasangan paku untuk memperbaiki malunion. Hasil pasca operasi menunjukkan posisi dan aposisi yang baik.
Dokumen ini membahas tentang cedera medula spinalis akibat trauma seperti kecelakaan. Cedera ini dapat menyebabkan gangguan motorik, sensorik, dan bladder serta bowel. Pemeriksaan radiologi seperti CT scan dan MRI digunakan untuk diagnosis. Penatalaksanaannya meliputi immobilisasi, steroid, kateterisasi, dan operasi jika diperlukan untuk dekompresi saraf atau realignment tulang belakang.
Dokumen tersebut membahas anatomi dan kelainan-kelainan telinga luar dan tengah. Terdapat penjelasan mengenai anatomi daun telinga, liang telinga, membran timpani, tulang pendengaran, otot telinga tengah, serta telinga dalam. Dibahas pula berbagai kelainan kongenital dan akuisitif yang dapat terjadi pada bagian-bagian tersebut seperti mikrotia, hematoma, infeksi, tumor, dan lain sebagain
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI Suharti Wairagya
Pada dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan terkini penyakit kulit dalam praktek sehari-hari. Dokumen ini memberikan ringkasan singkat tentang berbagai topik infeksi kulit seperti varicella, herpes zoster, herpes simpleks, impetigo, erisipelas, selulitis, kusta dan reaksi kustanya, serta kandidiasis dan dermatofilosis.
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga BerencanaCandra Wiguna
Penjelasan mengenai apa itu alat kontrasepsi, apa manfaatnya, hingga jenis kontrasepsi dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya.
Download this file: http://adf.ly/OLY5D
Orchitis adalah kondisi inflamasi akut pada testis yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus seperti mumps. Pada kasus ini, pasien mengeluh nyeri pada buah zakar kiri selama 4 hari disertai demam dan bengkak pipi, yang didiagnosis menderita orchitis sebelah kiri berdasarkan pemeriksaan fisik dan penunjang.
PMS adalah penyakit menular yang ditularkan melalui hubungan seksual tidak aman dan dapat menyebabkan berbagai gejala seperti luka, gatal, dan sakit saat buang air kecil. Penyakit umum termasuk gonore, sifilis, herpes. Pencegahannya melalui perilaku seksual yang aman dan menjauhi tempat hiburan malam.
Dokumen tersebut membahas tentang kasus appendisitis akut pada seorang perempuan berusia 17 tahun. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan hasil laboratorium, didiagnosis bahwa pasien mengalami appendisitis akut dan direncanakan untuk dilakukan appendektomi.
Dokumen ini membahas tentang epidemiologi dan patogenesis tuberkulosis pada anak. Tuberkulosis pada anak merupakan masalah kesehatan penting di negara berkembang karena jumlah populasi anak yang besar. Sekitar 500.000 anak di dunia menderita TB setiap tahunnya dan 200 anak meninggal akibat TB setiap harinya. Faktor risiko penularan TB pada anak tergantung pada tingkat penularan, lama pajanan, dan daya tahan tubuh an
Dokumen tersebut membahas tentang kasus fraktur tibia pada pasien berumur 7 tahun akibat kecelakaan lalu lintas. Pasien mengalami nyeri dan bengkak pada kaki kanan setelah ditabrak mobil. Pemeriksaan menunjukkan adanya fraktur di 1/3 bagian bawah tibia sebelah kanan. Penatalaksanaannya meliputi reduksi, immobilisasi, dan pemantauan selama proses penyembuhan.
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahitDafid Rozi
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai jenis-jenis benang jahit bedah, jarum jahit, dan cara menjahit luka. Ada beberapa jenis benang seperti catgut, sintetis yang dapat diserap tubuh, dan sintetis yang tidak dapat diserap. Dokumen tersebut juga menjelaskan berbagai cara menjahit luka kulit seperti simpul tunggal, jelujur, dan matras.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit kulit, termasuk penyebab, gejala, jenis, cara penularan, dan pencegahannya. Beberapa jenis penyakit kulit yang dijelaskan adalah eksim, kudis, kurap, dan bisul. Penyakit kulit disebabkan oleh faktor lingkungan, kebiasaan, virus, bakteri, dan alergi. Upaya pencegahan meliputi menjaga kebersihan, menghindari kontak dengan pender
Pasien perempuan berusia 31 tahun dirawat di rumah sakit karena gejala preeklampsia berat pada kehamilan minggu ke-37. Diagnosis dokter adalah preeklampsia berat berdasarkan tekanan darah tinggi dan pembengkakan kaki. Bayi lahir secara spontan pada hari kedua perawatan. Pengobatan yang diberikan mencakup magnesium sulfat, nifedipin, misoprostol, oksitosin, asam mefenamat, dan sulfat ferro.
SSJ merupakan kelainan kulit dan mukosa yang ditandai oleh erupsi vesikulobulosa dan erosi, yang disebabkan oleh respons imun terhadap obat atau infeksi. Gejalanya bervariasi mulai dari demam, nyeri, hingga kerusakan mata. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik dan histopatologi, sementara penatalaksanaannya meliputi terapi suportif, penghentian faktor penyebab, serta antibiotik dan imunoglobulin unt
Sindrom Stevens-Johnson (SSJ) merupakan kondisi klinis yang ditandai dengan lesi kulit, mukosa, dan mata disertai demam yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, obat-obatan, dan makanan. Penatalaksanaannya meliputi perawatan suportif, penghentian faktor penyebab, antibiotik, dan imunoglobulin intravena.
Sindrom Stevens-Johnson pertama diketahui pada 1922 oleh dua dokter,
Dr. Stevens dan Dr. Johnson, pada dua pasien anak laki-laki. Namun dokter tersebut tidak dapat menentukan penyebabnya. (http://spiritia.or.id/li/pdf/LI562.pdf: 2013)
Berbagai sinonim dipakai untuk penyakit ini, diantaranya eritema multiforme mayor, namun yang lajim ialah sindrom stevens-johnson (SSJ). Juga ada varian yang lebih parah lagi, yang disebut sebagai nekrolisis epidermal toksik (toxic epidermal necrolysis/TEN).
Karena kesamaan dalam temuan klinis dan histopatologis, etiologi obat, dan mekanisme terjadinya penyakit, SSJ dan NET mewakili keparahan varian dari proses identik yang berbeda hanya dalam persentasi luas permukaan tubuh yang terlibat, maka kedua penyakit dikelompokkan sebagai nekrolisis epidermal (NE). Nekrolisis epidermal diklasifikasi dalam 3 kelompok berdasarkan luas permukaan tubuh total di mana epidermis mengalami epidermolisis, yaitu SSJ (luas permukaan tubuh yang terkena <10%), />30%).1
Insiden keseluruhan SSJ diperkirakan 1-6 kasus/juta/tahun1, dapat mengenai semua ras.2 Rasio laki-laki/perempuan ialah 2:1.3 Angka kematian SSJ 5–21% dan TEN >30%.1 Sindrom Stevens-Johnson merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kematian sehingga perlu penanganan cepat dan tepat/optimal.
1. Definisi
Berikut ini beberapa pendapat mengenai definisi Sindrom Stevens-Johnson.
Menurut Kamus Dorland, 2010, Sindrom Stevens-Johnson adalah sindrom yang dulunya diduga sebagai bentuk eritema multiforme yang berat. Gejala-gejala respirasi prodromal mendahului lesi-lesi mukokutan yang khas dan gejala-gejala lain. Pada area kulit yang luas dan membran mukosa oronasal, genital dan kolon timbul makula dan menjadi nekrotik; krusta hemoragik tampak pada bibir. Lesi pada mata dapat mencakup konjungtivitis, iritis, keratitis, dan perforasi serta kekeruhan kornea, yang menyebabkan kebutaan. Paru,gastrointestinal, jantung, dan dan ginjal juga dapat terlibat, seringkali berakibat fatal.
Menurut Adhi Djuanda, tahun 2009, Sindrom Stevens-Johnson (SSJ) merupakan sindrom yang mengenai kulit selaput lendir di orifisium, dan mata dengan keadaan umum bervariasi dari ringan sampai berat; kelainan pada kulit berupa eritema, vesikel/bula, dapat disertai purpura.
Sindrom Stevens-Johnson (SSJ) dan nekrolisis epidermal toksis (NET) ialah reaksi mukokutan akut yang ditandai dengan nekrosis dan pengelupasan epidermis luas, dan dapat menyebabkan kematian. (Valeyrie-Allanore L, Roujeau J-C. 2008. Dalam Jurnal M. Athuf Thaha, 2009)
Dokumen tersebut membahas tentang sindrom Steven Johnson, yaitu sindrom yang mengenai kulit, mukosa, dan mata dengan gejala eritema, vesikel, bula, dan purpura. Dokumen menjelaskan penyebab, manifestasi klinis, patofisiologi, dan penatalaksanaan sindrom Steven Johnson yang mencakup pemberian kortikosteroid secara sistemik, antibiotik, infus cairan dan transfusi darah, serta terapi topikal.
1. Sindrom Steven Johnson adalah sindrom yang mengenai kulit, selaput lendir di orifisium dan mata dengan keadaan umum bervariasi dari ringan sampai berat, yang ditandai dengan kelainan pada kulit berupa eritema, vesikel atau bula, yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti alergi obat, infeksi, dan faktor lainnya.
1. Sindrom Steven Johnson adalah sindrom yang mengenai kulit, selaput lendir di orifisium dan mata dengan keadaan umum bervariasi dari ringan sampai berat, yang ditandai dengan kelainan pada kulit berupa eritema, vesikel atau bula, yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti alergi obat, infeksi, dan faktor lainnya.
1) Sindrom Steven-Johnson adalah reaksi alergi obat yang parah yang mempengaruhi kulit dan membran mukosa
2) Gejala klinisnya meliputi eritema, vesikel, dan bula pada kulit serta kelainan mata dan mulut
3) Penatalaksanaannya meliputi penghentian obat penyebab, kortikosteroid, antibiotika, dan perawatan luka
Pasien mengalami demam dan bintik-bintik merah di seluruh tubuh setelah minum obat yang diberikan dokter untuk demam. Gejala semakin parah hingga pasien dirawat di rumah sakit. Dokter mendiagnosis pasien mengalami eritroderma yang kemungkinan disebabkan oleh reaksi alergi terhadap obat.
Pasien laki-laki berumur 13 tahun datang dengan keluhan demam dan luka di mulut yang menyebabkan nyeri dan sulit makan. Luka tersebut muncul setelah menggunakan obat gentian violet dari puskesmas. Berdasarkan riwayat penyakit, lokalisasi luka, dan gejala klinis, diduga pasien mengalami dermatitis kontak alergi akibat obat gentian violet.
Penyakit kusta adalah penyakit kronis yang disebabkan bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini menyerang kulit dan saraf perifer dan dapat menyebabkan kerusakan jika tidak ditangani. Gejala umum penyakit kusta antara lain bercak pada kulit, kehilangan sensasi, dan kerusakan saraf. Penularan terjadi melalui kontak dekat dengan penderita selama waktu yang lama. Pencegahan melalui pengob
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan sindrom Steven Johnson. Sindrom ini merupakan reaksi alergi kulit yang parah yang disebabkan oleh obat-obatan dan infeksi. Gejala utamanya adalah erupsi kulit merah, vesikel, dan luka. Asuhan keperawatan meliputi pengkajian gejala klinis, diagnosa gangguan kulit dan nutrisi, serta rencana tindakan seperti pemberian obat topikal
Makalah ini membahas tentang Sindrom Steven Johnson yang merupakan reaksi alergi yang hebat terhadap obat-obatan yang dapat menyebabkan kelainan pada kulit, mata, dan mulut. Sindrom ini jarang terjadi pada anak di bawah usia 3 tahun dan penyebabnya bervariasi antara obat-obatan dan alergi yang hebat. Gejala sindrom ini meliputi gatal-gatal dan kemerahan pada kulit serta bisa bervariasi dari ringan hing
Similar to LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSON (20)
Pasien pria berusia 56 tahun datang dengan keluhan sesak napas dan batuk yang sudah berlangsung lama. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda gangguan paru seperti penggunaan otot bantu pernafasan. Hasil rontgen paru menunjukkan gambaran tuberkulosis paru dan penyakit paru obstruktif kronik. Diagnosis bandingnya adalah PPOK eksaserbasi dan TB Paru. Pasien diberikan tatalaksana berupa obat nebulizer
Pasien datang dengan keluhan sesak napas dan batuk berdahak yang memberat. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda infeksi paru kronis dan TB paru. Diagnosis banding PPOK eksaserbasi dan TB paru. Diagnosis kerja PPOK eksaserbasi ditambah TB paru berdasarkan hasil laboratorium dan rontgen dada. Pengobatan dilakukan dengan antibiotik, nebulizer, dan OAT kategori 1. Kondisi pasien membaik selama perawatan in
Pasien wanita usia 38 tahun datang dengan keluhan nanah dan darah di bekas luka operasi caesar 10 hari sebelumnya beserta demam dan nyeri kepala. Didiagnosis dengan infeksi luka operasi post caesar ditambah diabetes mellitus dan hipertensi. Dilakukan perawatan medik dan non-medik seperti antibiotik infus, diet, dan pembersihan luka.
Pasien wanita usia 38 tahun datang dengan keluhan nanah dan darah dari bekas luka operasi caesar 10 hari sebelumnya disertai demam dan nyeri kepala. Didiagnosis infeksi luka operasi post caesar ditambah diabetes melitus dan hipertensi. Dirawat inap dan diberi antibiotik, antidiabetes, dan analgesik. Kondisi membaik dan pulang dengan resep obat.
Tiga kalimat:
1. Journal ini membahas rekomendasi screening gula darah setelah melahirkan bagi wanita dengan diabetes melahirkan.
2. Namun, tingkat screening saat ini masih rendah, kurang dari 50%, meskipun screening dapat mencegah atau menunda diabetes tipe 2.
3. Organisasi medis merekomendasikan metrik kualitas standar untuk mengukur tingkat screening gula darah pascamelahirkan untuk meningkatkan deteksi dini dan perawatan.
Metrik kualitas baru diusulkan untuk mengukur tingkat skrining diabetes pascapersalinan pada wanita dengan sejarah diabetes melitus gestasional. Metrik ini menghitung persentase wanita dengan diabetes melitus gestasional yang menjalani tes toleransi glukosa oral 75 gram 2 jam antara 4-12 minggu pascapersalinan, sesuai dengan rekomendasi organisasi medis. Metrik ini dirancang untuk menilai kinerja program kesehatan dalam meningkatkan deteksi dini diabetes tipe 2 p
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docxAuliaDwiJuanita
Dokumen tersebut membahas tentang perbedaan antara odds ratio, prevalensi relatif, dan risiko relatif. Odds ratio digunakan untuk mengukur hubungan antara paparan (faktor risiko) dengan kejadian penyakit berdasarkan data nominal dikotom. Sedangkan risiko relatif digunakan untuk penelitian kohort untuk mengukur peluang terjadinya suatu kejadian. Dokumen ini juga menjelaskan cara menghitung odds ratio dan risiko relatif menggunak
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdfAuliaDwiJuanita
Epidemiologi dibagi menjadi deskriptif dan analitik. Epidemiologi deskriptif bertujuan menggambarkan masalah kesehatan masyarakat dengan menentukan frekuensi, distribusi, dan determinan penyakit. Epidemiologi analitik meliputi studi kohort, kasus kontrol, dan eksperimental untuk mengevaluasi hubungan antara paparan dan penyakit.
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...AuliaDwiJuanita
Metrik kualitas baru diusulkan untuk mengukur tingkat skrining diabetes pascapersalinan pada wanita dengan sejarah diabetes melitus gestasional. Metrik ini menghitung persentase wanita dengan diabetes melitus gestasional yang menjalani tes toleransi glukosa oral 2 jam antara 4-12 minggu pascapersalinan, sesuai dengan rekomendasi organisasi medis. Metrik ini dirancang untuk menilai kinerja program kesehatan dan meningkatkan rujukan tepat waktu untuk pence
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptxAuliaDwiJuanita
Pasien berusia 2 bulan datang dengan keluhan sesak yang semakin parah saat batuk selama sebulan. Pemeriksaan menunjukkan demam dan auskultasi paru menemukan ronki basah. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb rendah dan leukositosis, sementara rontgen paru menunjukkan infiltrat. Diagnosisnya diduga bronkopneumonia.
This study investigated the prevalence of rhinitis, conjunctivitis, and rhinoconjunctivitis in rural UK children, as well as the relationship between these conditions and environmental triggers. The main findings were:
1) Conjunctivitis was more common than rhinitis based on parent-reported symptoms. Over half of children with conjunctivitis or rhinitis also reported the other condition.
2) Around 13% of children experienced rhinoconjunctivitis symptoms. Rhinitis showed a biphasic seasonal pattern while conjunctivitis and rhinoconjunctivitis peaked in summer.
3) Many parents saw rhinitis and conjunctivitis as
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSON
1. LAPORAN KASUS
SINDROM STEVENS JOHNSON
Oleh:
Aulia Dwi Juanita
Preseptor:
dr. Arif Effendi, Sp. KK
BAGIAN KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN
KELAMIN RS PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG
2022
2. 1. Nama : Nn. B
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Umur : 29 tahun
4. Alamat : Pramuka, Bandar Lampung
5. Agama : Islam
6. Pekerjaan : -
7. Status : Belum Menikah
8. No RM : -
9. Tanggal Masuk RS : 18 April 2022
Identifikasi Pasien
3. Kadang merasa nyeri.
Anamnesa
Keluhan Utama
Keluhan Tambahan
Muncul gelembung berisi air, lepuh-lepuh di badan dan anggota
gerak, menjalar ke selaput lendir. Ruam, kemerahan dan gatal
sejak 5 hari yang lalu.
4. Riwayat Penyakit Sekarang
sejak 5 hari yang lalu pasien mengeluhkan muncul
gelembung berisi air, lepuh-lepuh di badan dan anggota
gerak menjalar ke selaput lendir bibir. Diawali
timbulnya ruam kemerahan. Kadang-kadang pasien
mengeluh nyeri dan gatal.
5. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada Riwayat penyakit
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita penyakir yang sama seperti pasien
Pengobatan Yang Pernah Di Dapat
Pasien belum pernah berobat sebelumnya
Riwayat Penyakit Lain
Pasien mempunyai Riwayat penyakit epilepsi
6. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Denyut Nadi : 80x/menit
- Laju Pernapasan : 22x/menit
- Suhu Tubuh : 36,5
Status Generalis
- Kepala : DBN
- Mata : DBN
- Hidung : DBN
- Telinga : DBN
- Mulut : DBN
- Thorax & Abdomen : DBN
- Ekstremitas : DBN
1.
7. Status
Dermatologis
Lokasi : Pada lokasi fasialis,
thoraks anterior, thoraks
posterior, ekstremitas superior
dan inferior dekstra dan sinistra
Inspeksi: Terdapat adanya plak,
skuama, erosi, deskuamasi di
atas kulit yang eritematosa.
8. Resume
Nn. A umur 29 tahun datang ke poli kulit dengan keluhan, sejak 5 hari yang lalu,
muncul gelembung berisi air, lepuh-lepuh di badan dan anggota gerak menjalar ke
selaput lendir bibir. Diawali timbulnya ruam kemerahan. Kadang-kadang pasien
mengeluh nyeri dan gatal. Riwayat pasien minum obat anti kejang tidak
disangkal. Sejak 4 bulan terakhir, pasien setiap 1 bulan sekali berobat ke poli
syaraf karena sakit epilepsi.
11. Penatalaksanaan
● Terapi Non Medikamentosa
1. Mencatat Riwayat alergi pasien
2. Mencatat nama-nama obat yang dapat menyebabkan alergi pada pasien
3. Menghindari pemberian obat yang diketahui memiliki risiko tinggi ataupun
sedang untuk SSJ
4. Tidak memberikan obat-obatan tanpa indikasi medis
● Terapi Medikamentosa
1. Kortikosteroid dapat diberikan dalam 72 jam pertama setelah onset untuk
mencegah penyebaran yang lebih luas, dapat diberikan selama 3-5 hari diikuti
penurunan secara bertahap (tapering off).
2. Siklosporin A (3 mg/kg/hari)
3. Immunoglobulin Intravena (IVIG)
12. Penatalaksanaan
Penggunaan kortikosteroid sistemik dosis tinggi untuk reaksi awal, prednisone
30-40 mg sehari untuk kasus ringan dan deksametason iv 4-6 x 5 mg sehari atau
metilprednisolon dengan dosis yang sama.
Setelah masa krisis telah teratasi, keadaan membaik dan tidak timbul lesi baru,
sedangkan lesi lama tampak involusi. Dosisnya segerap diturunkan secara
bertahap, setiap hari diturunkan 5 mg, setelah dosis mencapai 5 mg sehari lalu
diganti dengan tablet kortikosteroid misalnya prednisone dengan dosis 20 mg
sehari, kemudian diturunkan lagi menjadi 10 mg kemudian obat tersebut
dihentikan.
13. Antibiotik diberikan sebagai profilaksis pada penderita SSJ dalam terapi
kortikosteroid, dipilih antibiotik spetrum luas, bakterisidal, nefrotoksik minimal,
jarang menyebabkan alergi, dan tidak segolongan dengan antibiotik yang diduga
menyebabkan alergi. Antibiotik yang biasa digunakan antara lain siprofloksasin
2x400mg iv, klindamisin 2x600mg iv, atau seftriakson 1x2000mg iv.
Hal lain adalah perawatan lesi dengan kompres salin atau larutan burrow pada
lesi untuk mengeringkan lesi. Krim sulfadiazine perak dapat diberikan untuk efek
antiseptik dan astrigen. Sementara emolien untuk lesi dengan krusta tebal.
Diet tinggi protein miskin garam dan infus dekstrose 5%, NaCl 9%, ringer laktat
(1:1:1) 500ml/8jam untuk keseimbangan cairan dan nutrisi dan mengimbangi efek
kortikosteroid. Setelah seminggu diperiksa pula kadar elektrolit dalam darah. Bila
terdapat penurunan K dapat diberikan KCl 3 x 500 mg per os.
14. Prognosis
● Quo Ad Vitam : Dubia ad bonam
● Quo Ad Functionam : Dubia ad malam
● Quo Ad Sanationam : Dubia ad malam
● Quo Ad Cosmetica : Dubia ad malam
16. Definisi
Steven Johnson Syndrome (SJS) atau sindrom Stevens Johnson dan toxic
epidermal necrolysis (TEN) adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh alergi
atau infeksi. Sindrom tersebut mengancam kondisi kulit yang mengakibatkan
kematian sel – sel kulit sehingga epidermis mengelupas dan memisahkan diri
dari dermis. Sindrom ini dianggap sebagai hipersensitivitas kompleks yang
mempengaruhi kulit dan selaput lender. Stevens Johnson Syndrome adalah
sindroma yang mengenai kulit, selaput lender orfisium dan mata dengan keadaan
umum bervariasi dari ringan sampai berat. Kelainan pada kulit berupa eritema,
vesikel, bula dapat disertai purpura.
17. Epidomiologi
Sindrom Stevens Johnson merupakan sindrom yang mengancam jiwa dengan
trias mengenai kulit, mata dan selaput orfisium akibat dari reaksi mukokutan
akut. Sindrom ini meruoakan suatu penyakit gawat darurat yang jarang terjadi,
insiden SSJ adalah 1-6 kasus/juta penduduk/tahun. Stevens Johnson Syndrome
dapat terjadi pada usia muda sampai usia tua dan semakin meningkat pada usia
diatas 40 tahun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap orang dewasa
di Amerika Serikat didapatkan insidensi SSJ 9,2/juta penduduk/tahun.
18. Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui, dikatakan multifactorial. Ada yang
beranggapan bahwa sindrom ini merupakan eritema multiforme yang berat dan
disebut eritema multiforme mayor, sedangkan dikatakan mempunyai penyebab
yang sama. Beberapa factor yang dapat menyebabkan timbulnya sindrom ini
antara lain:
1. Virus
2. Bakteri
3. Jamur
4. Obat
5. Parasit
19. Pemeriksaan Penunjang
Diagnose SSJ 90% dibuat berdasarkan gambaran klinis, yaitu
didapatkannya trias kelainan pada kulit, mukosa dan mata. Anamnesis
ditujukan untuk mengetahui factor penyebab, dimana factor penyebab
tersering adalah obat.
Semua kasus dugaan SJS dan TEN harus dikonfirmasi oleh biopsy kulit
untuk histologis dan pemeriksaan immunofluoresensi. Awal
menunjukkan lesi lapisan suprabasal keratinosit apoptosis, kemudian
lesi menunjukan ketebalan penuh epidermal nekrosis dan pemisahan
dari epidermis.
20. Manifestasi Klinis
Gejala awal dari toxic epidermal necrolysis (TEN) dan Stevens-Johnson
Syndrome (SJS) mungkin tidak spesifik dan termasuk gejala seperti demam,
mata menyengat dan ketidaknyamanan setelah menelan. Biasanya, gejala-gejala
ini mendahului manifestasi kulit oleh beberapa hari. Lokasi awal keterlibatan
kulit adalah wilayah presternal dari batang dan wajah, tetapi juga telapak tangan
dan kaki. Keterlibatan (eritema dan erosi) dari bukal, alat kelamin dan / atau
mukosa mata terjadi pada lebih dari 90% dari pasien, dan dalam beberapa kasus
sistem pernapasan dan pencernaan juga dipengaruhi.
21. Patofisiologi
Stevens Johnson Syndrome merupakan kelainan hipersensitivitas yang dimediasi
kompleks imun yang disebabkan oleh obat-obatan, infeksi virus dan keganasan.
Patogenesisnya belum jelas, disangka disebabkan oleh reaksi hipersensitif tipe
III dan IV. Reaksi hipersensitif tipe III terjadi akibat terbentuknya komplek
antigen antibodi yang mikro presitipasi sehingga terjadi aktifitas sistem
komplemen. Akibatnya terjadi akumulasi neutrofil yang kemudian melepaskan
enzim dan menyebab kerusakan jaringan pada organ sasaran (target organ). Hal
ini terjadi sewaktu komplek antigen antibodi yang bersirkulasi dalam darah
mengendap di dalam pembuluh darah atau jaringan. Antibiotik tidak ditujukan
kepada jaringan tersebut, tetapi terperangkap dalam jaringan kapilernya.
22. Penatalaksanaan
● Terapi Non Medikamentosa
1. Mencatat Riwayat alergi pasien
2. Mencatat nama-nama obat yang dapat menyebabkan alergi pada pasien
3. Menghindari pemberian obat yang diketahui memiliki risiko tinggi ataupun
sedang untuk SSJ
4. Tidak memberikan obat-obatan tanpa indikasi medis
● Terapi Medikamentosa
1. Kortikosteroid dapat diberikan dalam 72 jam pertama setelah onset untuk
mencegah penyebaran yang lebih luas, dapat diberikan selama 3-5 hari diikuti
penurunan secara bertahap (tapering off).
2. Siklosporin A (3 mg/kg/hari)
3. Immunoglobulin Intravena (IVIG)
23. Penggunaan kortikosteroid sistemik dosis tinggi untuk reaksi awal, prednisone
30-40 mg sehari untuk kasus ringan dan deksametason iv 4-6 x 5 mg sehari atau
metilprednisolon dengan dosis yang sama.
Setelah masa krisis telah teratasi, keadaan membaik dan tidak timbul lesi baru,
sedangkan lesi lama tampak involusi. Dosisnya segerap diturunkan secara
bertahap, setiap hari diturunkan 5 mg, setelah dosis mencapai 5 mg sehari lalu
diganti dengan tablet kortikosteroid misalnya prednisone dengan dosis 20 mg
sehari, kemudian diturunkan lagi menjadi 10 mg kemudian obat tersebut
dihentikan.
24. Antibiotik diberikan sebagai profilaksis pada penderita SSJ dalam terapi
kortikosteroid, dipilih antibiotik spetrum luas, bakterisidal, nefrotoksik minimal,
jarang menyebabkan alergi, dan tidak segolongan dengan antibiotik yang diduga
menyebabkan alergi. Antibiotik yang biasa digunakan antara lain siprofloksasin
2x400mg iv, klindamisin 2x600mg iv, atau seftriakson 1x2000mg iv.
Hal lain adalah perawatan lesi dengan kompres salin atau larutan burrow pada
lesi untuk mengeringkan lesi. Krim sulfadiazine perak dapat diberikan untuk efek
antiseptik dan astrigen. Sementara emolien untuk lesi dengan krusta tebal.
Diet tinggi protein miskin garam dan infus dekstrose 5%, NaCl 9%, ringer laktat
(1:1:1) 500ml/8jam untuk keseimbangan cairan dan nutrisi dan mengimbangi efek
kortikosteroid. Setelah seminggu diperiksa pula kadar elektrolit dalam darah. Bila
terdapat penurunan K dapat diberikan KCl 3 x 500 mg per os.
25. Prognosis
Pada umumnya, lesi pada SSJ membaik dalam 1 sampai 2 minggu, kecuali
terjadi infeksi sekunder. 6 Nilai Scorten menggunakan variabel yang terdiri dari:
usia (>40), keganasan, tekanan darah (>120), necrolisis epidermal (>10%), BUN
(>10), glukosa serum (>14), dan kadar bikarbonat (<20) untuk menentukan
prognosis.
• SCORTEN 0 sampai 1 mortalitas 3.2%
• SCORTEN 2 mortalitas 12.1%
• SCORTEN 3 mortalitas 35.3%
• SCORTEN 4 mortalitas 58.3%
• SCORTEN 5 atau lebih mortalitas 90%
26. Referensi
● Julia F., Fajri A.,. 2019. Stevens Johnson Syndrome. Journal Averrous Volume 5 Nomor 1
Mei 2019.
● Novita, D.P., Mutiara, H., Hasnugan. 2018. Stevens Johnson Syndrome et causa
Paracetamo. E- Journal Volume 6 Nomor 1
● Fitriana, A., Endaryanto, A., Hidayati, A.N. 2018. Gambaran Klinis Stevens Johnson
Syndrome dan Toxic Epidermal Necrolysis. E-journal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Volume 30 Nomor 2 Agustus 2018
● Hermiaty., Syamsu, R.F., Diana, N.A. 2021. Penanganan dan Preventif Steven Johnson
Syndrom di Masyarakat. E-journal Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Volume 1
Nomor 5:524-529
● Witarini, K.A. 2019. Diagnosis dan Tatalaksana Sindrom Stevens Johnson Pada Anak. E-
journal Volume 10 Nomor 3:593-596
● Menaldi SL., Bramono K., Indriatmi W., editors. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta. Badan
Penerbit FKUI:2018
● Djuanda A., Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta.: Badan Penerbitan FKUI: 2010