Pasien mengalami demam dan bintik-bintik merah di seluruh tubuh setelah minum obat yang diberikan dokter untuk demam. Gejala semakin parah hingga pasien dirawat di rumah sakit. Dokter mendiagnosis pasien mengalami eritroderma yang kemungkinan disebabkan oleh reaksi alergi terhadap obat.

1. Pasien mengeluh demam ± 6 hari sebelum masuk
rumah sakit. Kemudian pasien dibawa berobat
beberapa kali ke dokter dan diberi obat berupa tablet
berwarna kuning dan pink serta suntik namun
ibu pasien tidak tahu nama obat tersebut
Setelah minum obatgatal seluruh tubuh
keesokan harinya muncul bintik-bintik hitam di
seluruh tubuhhari berikutnya nampak
lepuh di seluruh badan, wajah, dan ektremitas.
Karena keluhan makin
memberat, ibu membawa anak di RSUD
Kota semarang dan oleh dokter anak disarankan
untuk mondok

2. Pasien ini tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan
maupun obat apapun sebelumnya. Keluarganya pun tidak
ada yang memiliki riwayat alergi. sehingga diagnosa
dermatitis atopik kami singkirkan.
Pasien juga tidak menunjukkan tanda-tanda psoriasis
seperti adanya bercak-bercak, eritema berbatas tegas dengan
skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan disertai
fenomena tetesan lilin, Auspitz, dan Kobner

3. Karena lesi yang univesal sehingga kami tidak
memasukkannya ke dalam dermatitis seboroik
yang biasanya menyerang daerah yang
banyak mengandung kelenjar sebasea seperti
kulit kepala, alis, lipatan nasolabial, belakang
telinga, cuping hidung, ketiak, dada, antara
skapula. Kulit pasien juga tidak tampak
berminyak dan skuama yang dihasilkan tidak
berminyak. Pasien ini tidak mengeluh rasa
gatal yang hebat yang biasa diderita oleh
pasien dermatitis seboroik.

4. Keadaan ini banyak ditemukan pada dewasa muda.
Obat yang dapat menyebabkan eritroderma adalah arsenik organik, emas,
merkuri (jarang), penisilin, barbiturat.
Pada beberapa masyarakat, eritroderma mungkin lebih tinggi
karena pengobatan sendiri dan pengobatan secara tradisional
Waktu mulainya obat ke dalam tubuh hingga timbul penyakit
bervariasi dapat segera sampai 2 minggu, pada pasien ini
kira-kira 1 minggu.

5. Gambaran klinisnya adalah eritema universal yang dijumpai pula
pada pasien ini. Bila ada obat yang masuk lebih dari
satu yang masuk ke dalam tubuh diduga sebagai
penyebabnya ialah obat yang
paling sering menyebabkan alergi.

6. Dalam proses perawatan, pasien mengalami hipoalbuminemia
yang dapat disebabkan karena kehilangan skuama
yang mencapai 9 gram/m2 permukaan kulit atau lebih dalam
sehari sehingga menyebabkan kehilangan protein
(hipoproteinemia) dan berkurangnya albumin dengan peningkatan
relatif globulin terutama gamma globulin yang
merupakan kelainan yang khas.

7. Terapi diberikan sesuai keadaan pasien. Karena banyak
kehilangan cairan, kita harus memperhatikan keseimbangan
cairannya. Diberikan cairan fisiologis.
Anti histamin
dapat menghilangkan rasa gatal.
Diberikan juga
Emolien untuk melembabkan kulit.
Semua obat yang
mempunyai potensi menyebabakan terjadinya penyakit ini
harus dihentikan.

8. Harus pula diperhatikan kemungkinan terjadinya
masalah medis sekunder (misalnya : dehidrasi, gagaljantung,
dan infeksi).
Berikan steroid sistemik jangka pendek (bila pada
permulaan sudah dapat didiagnosis adanya psoriasis maka
mulailah mengganti dengan obat-obat anti psorias).
Obati juga
jika ada penyakit lain yang melatarbelakanginya.