Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Indonesia. KTSP memberikan otonomi kepada satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah. Proses pengembangan KTSP melibatkan berbagai pihak dan memperhatikan prinsip-prinsip seperti berpusat pada siswa, relevan dengan kebutuhan, serta mempertimbangkan konteks sosial budaya setempat.
5. Kurikulum merupakan komponen pendidikan yang
dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan,
khususnya oleh guru dan kepala sekolah, dalam
menyelenggarakan pendidikan.
• Keterlibatan pihak
penyelenggara di
tingkat satuan
pendidikan pendidikan
secara langsung dalam
mengembangkan
kurikulum
• akan memudahkannya
dalam memahami dan
melaksanakan
kurikulum.
6. MASALAH !!
GURU tidak memiliki keberanian untuk menerapkannya tanpa
adanya pentunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan (juklak dan
juknis) dari pemerintah pusat terlebih dahulu.
potensi bagi sekolah untuk meningkatkan
kinerja
otonomi dalam pengembangan kurikulum dan
pembelajaran
7. Tujuan KTSP
memandirikan dan memberdayakan satuan
pendidikan melalui pemberian kewenangan
kepada Lembaga pendidikan dan mendorong
sekolah untuk melakukan pengambilan
keputusan secara partisipatif dalam
pengembangan kurikulum
Mulyasa,2006:22
8. Landasan Pengembangan KTSP
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
Pasal 1 ayat
(19)
pasal 37 ayat
(1)
Pasal 38 ayat
(1)
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19/2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Standar
Pelaksanaan Pasal 1 ayat (3) dan (4)
Pasal 16 ayat 1
diperjelas
9. Landasan Pengembangan KTSP
Peraturan Mendiknas Nomor 22 tentang Standar Isi (SI)
Peraturan Mendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan (SKL)
standar isi adalah ruang lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi
minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu
Standar kompetensi lulusan merupakan pedoman penilaian dalam
menentukan standar minimal kompetensi lulusan
10.
11. Visi dan misi satuan pendidikan
• Visi dan misi satuan
pendidikan dapat
dikembangkan oleh
lembaga masing-masing
dengan memperhatikan
potensi dan kelemahan
masing-masing.
VISI
• harus singkat,tetapi mampu menggambarkan rancangan kedepan kearah
yang dicita-citakan sekolah.
MISI
• adalah tindakan untuk mewujudkan/merealisasikan visi yang telah di
tetapkan.
Sebaiknya visi dan misi
satuan pendidikan bukan
hanya rumusan yang
hampa makna, tetapi
merupakan acuan yang
sarat dengan makna,
sehingga mewarnai seluruh
kegiatan di satuan
pendidikan tersebut.
12. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut
Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah
meningkatkan keceerdasan, pengetahuna, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan
kejuruannya.
13. Struktur dan Muatan
KTSP
Merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran
mata pelajaran
muatan local
kegiatan
pengembangan
diri
pengaturan
beban
kenaikan kelas
penjurusan kelulusan
pendidikan
kecakapan
hidup
pendidikan berbasis
keunggulan local dan
global
STRUKTUR KTSP (Mulyasa, 2006:180)
14. Struktur dan muatan
KTSP pada jenjang
pendidikan dasar dan
menengah yang
tertuang dalam standar
isi
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi
Kelompok mata pelajaran estetika
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan
kesehatan.
15. Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar
kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan
ketentuan :
Kurikulum SD/MI
memuat 8 mata
pelajaran, muatan local,
dan pengembangan diri
Substansi mata
pelajaran IPA dan IPS
pada SD/MI merupakan
“IPA Terpadu” dan “IPS
Terpadu”
Pembelajaran pada
kelas IV s.d. VI
dilaksanakan melalui
pendekatan mata
pelajaran
Jam pelajaran untuk
setiap mata pelajaran
dialokasikan
sebagaimana tertera
dalam struktur
kurikulum
Alokasi waktu satu jam
pembelajaran 35 menit
Minggu efektif dalam
satu tahun pelajaran
(dua semester) adalah
34-38 minggu
16. Muatan lokal merupakan
kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri
khas dan potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah
Materi muatan local bukanlah bagian dari materi
mata pelajaran lain
Substansi muatan local ditentukan oleh satuan
pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran
keterampilan
17. KEGIATAN
memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, bakat, dan
minat setiap siswa
difasilitasi atau dibimbing
oleh konselor, guru atau
tenaga kependidikan
18. Pengaturan
bahan belajar
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan
oleh siswa untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap
muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
Beban belajar kegiatan tatap muka per jam
pembelajaran pada satuan pendidikan:
SD/MI/SDLB berlangsung selama 35 menit
SMP/MTs/SMPLB berlangsung selama 40 menit
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK berlangsung
selama 45 menit
19. kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh
siswa yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi
kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi pembelajaran bagi
siswa yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar
kompetensi
ditentukan oleh
pendidik
Kegitan mandiri tidak
terstruktur
Penugasan terstruktur
Waktu
penyelesaian
20. Ketuntasan belajar
Ketetapan ketuntasan
dalam KD setiap
Indikator
Berkisar antara 0-
100%
Kriteria ideal
Ketuntasan
Masing-masing INDIKATOR 75 %
Menentukan
KKM
dengan mempertimbangkan
tingkat kemampuan rata-rata
siswa serta kemampuan
sumber daya dalam
penyelenggaraan
pembelajaran
Meningkatkan
Kriteria
ketuntasan Belajar
untuk mencapai
criteria ketuntasan
ideal.
21. Kenaikan kelas dan kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat
(1), siswa dinyatakan lulus dari satuan pendidikan
pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
Memperoleh nilai minimal baik pada semua
penilaian
Lulus ujian sekolah/madrasah
Lulus Ujian Nasional
22. Penjurusan dilakukan pada kelas XI dan XII di SMA/MA. Kriteria
penjurusan diatur oleh direktorat teknis terkait.
Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/MAK,
pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan
social, kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional
Dari satuan pendidikan yang bersangkutan dan/atau
dari satuan pendidikan formal lain dan/atau
nonformal.
Penjurusan
Pendidikan kecakapan hidup
23. Pendidikan berbasis keunggulan lokal
dan global
aspek ekonomi, budaya,
bahasa, teknologi informasi
dan komunikasi, ekologi,
dan lain-lain,
semuanya
bermanfaat bagi
pengembangan
kompetensi siswa
pendidikan yang
memanfaatkan
keunggulan lokal dan
kebutuhan daya saing
global
pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran siswa selama satu tahun ajaran
Kalender
pendidikan
permulaan tahun pelajaran,
minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif, dan
hari libur
(Dikdasmen Depdiknas, 2006).
24. RPP merupakan jabaran operasional silabus yang
telah dikembangkan untuk digunakan sebagai
panduan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Silabus
merupakan standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian
(BSNP,2006)
RPP
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
25.
26. kurikulum tingkat
nasional
pengembangan kurikulum dilaksanakan dalam rangka
mengembangkan Standar Nasional Pendidikan, yang
mencakup Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan.
Pada tingkat
nasional
Hasil pengembangan
kurikulum tingkat
nasional
dijadikan sebagai
landasan, bahkan
acuan dalam
mengembangkan
KTSP
Pengembangan KTSP
melibatkan berbagai pihak
yang berkepentingan
dengan pelaksanaannya
Pengembangan KTSP
sebenarnya sudah didahului
dengan pengembangan
kurikulum yang lebih tinggi
27. Prinsip-prinsip pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Berpusat pada potensi,
perkembangan,
kebutuhan, dan
kepentingan siswa dan
lingkungan.
Beragam dan
Terpadu
Tanggap terhadap
perkembangan ilmu
pengetahuan,
teknologi dan seni
Relevan dengan
kebutuhan
kehidupan
Menyeluruh dan
Berkesinambungan
Belajar
sepanjang hayat
Seimbang antara
kepentingan
nasional dan
kepentingan
daerah
28. Strategi
Pengembangan
Kurikulum
Strategi pengembangan KTSP berkaitan dengan sosialisasi KTSP disekolah,
penciptaan suasana belajar yang kondusif, penyediaan dan pengembangan
fasilitas dan sumber belajar, pembentukan kedisiplinan, pengembangan
kemandirian kepala sekolah, pengubahan paradigm (pola piker) guru, serta
pemberdayaan staf (Mulyasa, 2006:153).
29. melakukan sosialisasi KTSP
mengadakan musyawarah untuk
mengembangkan KTSP
menciptakan suasana yang
kondusif
penyiapan sumber belajar
guru harus dapat mengembangkan
dan menciptakan disiplin peserta
didik
pengembangan kemandirian
kepala sekolah
membangun karakter guru.
Hal yang harus
diperhatikan
dan dilakukan
dalam
pengembangan
KTSP
30. Acuan Operasional Penyusunana Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan
Peningkatan iman dan
taqwa serta akhlak
mulia.
Peningkatan potensi,
kecerdasan dan minat
sesuai dengan tingkat
perkembangan dan
kemampuan siswa.
Keragaman potensi
dan karakteristik
daerah dan
lingkungan.
Tuntutan
pembangunan daerah
dan nasional
Tuntutan dunia kerja
Perkembangan ilmu
pengetahuan,
teknologi dan seni
KTSP disusun dengan memperhatikan hal-hal berikut:
31. KTSP disusun dengan memperhatikan hal-hal berikut:
Agama
Dinamika
perkembangan global
Persatuan nasional dan
nilai-nilai kebangsaan
Kondisi sosial budaya
masyarakat setempat
Kesetaraan jender
Karakteristik satuan
pendidikan.
32. Proses Penyusunan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP)
Tahap Pertama, yaitu menganalisis konteks.
Tahap kedua, dilakukan school review dan
benchmarking
Tahap ketiga, berdasarkan analisis konteks, school
review dan benchmarking dilakukan penyusunan
komponen KTSP
33. Langkah-langkah kegiatan penyusunan
dan pengembangan komponen KTSP
1
• Perumusan dan penetapan visi dan misi sekolah
2
• Berdasarkan rumusan visi dan misi sekolah, dirumuskan tujuan pendidikan
sekolah
3
• Menyusun struktur dan beban belajar siswa, dengan mengacu pada rambu-
rambu yang telah disusun oleh BSNP serta memrhatikan kondisi, karakteristik dan
kebutuhan siswa dan masyarakat setempat
4
• Mengembangkan silabus
5
• Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).