1. Tugas Individu
ANALISIS PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI
KURIKULUM KTSP DI SEKOLAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Analisis Kurikulum
Disusun oleh :
FRANS DEDY PABILANG
Nim : 14 B 12 093
Kelas : D Kepengawasan
PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015
2. i
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan kasih dan penyertaan-Nya penulis dapat menyususn makalah yang berjudul
“Analisis Pengembangan dan Implementasi kurikulum KTSP di Sekolah”.
Dengan makalah ini penulis berharap mudah-mudahan bermanfaat bagi
perkembangan & kemajuan di bidang pendidikan utamanya dan masyarakat pada
umumnya.
Demikian makalah ini disusun, atas perhatian dan partisipasinya penulis
ucapakan terima kasih.
Makassar, April 2015
Penulis
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I Deskripsi
1.1 Latar Belakang Masalah 3
1.2 Proses Pengembangan Kurikulum 4
1.3 Tujuan Pengembangan dan Prinsip Pengembangan KTSP 5
BAB II Analisis Masalah
2.1 Perbaikan dan pengembangan Kurikulum 6
2.2 Pentingnya Visi dan Misi Sekolah 7
2.3 Implementasi KTSP 7
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan 9
3.2 Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10
4. 1
BAB 1
ANALISIS PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI KURIKULUM
KTSP DI SEKOLAH
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu di antara masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia
adalah rendahnya mutu pendidikan yang tercermin dari rendahnya rata-rata prestasi
belajar. Masalah lain adalah bahwa pendekatan dalam pembelajaran masih terlalu
didominasi peran guru (teacher centered). Guru lebih banyak menempatkan peserta
didik sebagai objek dan bukan sebagai subjek didik. Pendidikan kita kurang
memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam berbagai mata pelajaran, untuk
mengembangkan kemampuan berpikir holistik (menyeluruh), kreatif, objektif, dan
logis, belum memanfaatkan quantum learning sebagai salah satu paradigma menarik
dalam pembelajaran, serta kurang memperhatikan ketuntasan belajar secara
individual.
Demikian juga proses pendidikan dalam sistem persekolahan kita, umumnya
belum menerapkan pembelajaran sampai peserta didik menguasai materi
pembelajaran secara tuntas. Akibatnya, banyak peserta didik yang tidak menguasai
materi pembelajaran meskipun sudah dinyatakan tamat dari sekolah. Tidak heran
kalau mutu pendidikan secara nasional masih rendah
Mutu hasil pendidikan yang masih rendah serta mengabaikan aspek-aspek
moral, akhlak, budi pekerti, seni & olah raga, serta kecakapan hidup (life
skill);persaingan global yang memungkinkan hanya mereka yang mampu akan
berhasil;
1. persaingan kemampuan SDM (Sumber Daya Manusia) produk lembaga
pendidikan;
2. persaingan yang terjadi pada lembaga pendidikan, sehingga perlu rumusan
yang jelas mengenai standar kompetensi lulusan.
5. 2
1.2 Proses Pengembangan Kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum terdapat dua proses utama, yakni pengembangan
pedoman kurikulum dan pengembangan pedoman instruksional.
1. Pedoman kurikulum meliputi:
- Latar belakang yang berisi rumusan falsafah dan tujuan lembaga pendidikan,
populasi yang menjadi sasaran, rasional bidang studi atau mata kuliah, struktur
organisasi bahan pelajaran.
- Silabus yang berisi mata pelajaran secara lebih terinci yang diberikan yakni scope
(ruang lingkup) sequence-nya (urutan penyajiannya).
- Desain evaluasi termasuk srtategi revisi atau perbaikan kurikulum mengenai:
1. bahan pelajaran (scope dan sequnce).
2. organisasi bahan dan strategi instruksionalnya.
2. Pedoman instruksional untuk tiap mata pelajaran yang dikembangkan berdasarkan
silabus.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang
dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah, daerah,
karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat, karakteristik peserta
didik. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh setiap
satuan pendidikan yang terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,
struktur dan muatan KTSP, kalender pendidikan dan silabus.
KTSP merupakan pengembangan KBK yang bercirikan :
1. Orientasi pencapaian hasil dan dampak.
2. berbasis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tertuang pada standar isi,
3. bertolak dari standar kompetensi lulusan
4. memperhatikan pengembangan kurikulum berdiversifikasi,
5. mengembangkan kompetensi secara utuh dan menyeluruh,
6. menerapkan prinsip ketuntasan belajar.
6. 3
KTSP adalah kurikulum yang merefleksikan pengetahuan, keterampilan dan sikap
sehingga dapat meningkatkan potensi siswa secara utuh.
1.3 Tujuan Pengembangan dan Prinsip Pengembangan KTSP
Prinsip pengembangan KTSP disesuaikan dengan aturan dan kebijakan yang telah
ditentukan yakni :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan.
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa
membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial
ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun
dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat
antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat
dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
7. 4
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan
pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik,
dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan.
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal
dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang
selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling
mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
8. 5
BAB II
Analisis Masalah
2.1 Perbaikan dan pengembangan Kurikulum
Upaya-upaya dalam rangka perbaikan dan pengembangan kurikulum berbasis
kompetensi meliputi:
1. kewenangan pengembangan,
2. pendekatan pembelajaran,
3. penataan isi/konten,
4. serta model sosialisasi, lebih disesuaikan dengan perkembangan situasi dan
kondisi serta era yang terjadi saat ini.
Pendekatan pembelajaran diarahkan pada upaya mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam mengelola perolehan belajar (kompetensi) yang paling sesuai
dengan kondisi masing-masing. Dengan demikian proses pembelajaran lebih
mengacu kepada bagaimana peserta didik belajar dan bukan lagi pada apa yang
dipelajari.
Sesuai dengan cita-cita dari tujuan pendidikan nasional, guru perlu memiliki
beberapa prinsip mengajar yang mengacu pada peningkatan kemampuan internal
peserta didik di dalam merancang strategi dan melaksanakan pembelajaran.
Peningkatan potensi internal itu misalnya dengan menerapkan jenis-jenis strategi
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mampu mencapai kompetensi secara
penuh, utuh dan kontekstual.
Berbicara tentang rendahnya daya serap atau prestasi belajar, atau belum
terwujudnya keterampilan proses dan pembelajaran yang menekankan pada peran
aktif peserta didik, inti persoalannya adalah pada masalah “ketuntasan belajar” yakni
pencapaian taraf penguasaan minimal yang ditetapkan bagi setiap kompetensi secara
perorangan. Masalah ketuntasan belajar merupakan masalah yang penting, sebab
menyangkut masa depan peserta didik, terutama mereka yang mengalami kesulitan
belajar.
9. 6
2.2 Pentingnya Visi dan Misi Sekolah
Sebuah visi adalah sasaran akhir yang terukur dan realistis sesuai dengan
potensi sekolah yang bersangkutan. Visi bukanlah berisi angan-angan yang abstrak
sehingga sulit dicapai, akan tetapi merupakan sasaran yang dirumuskan oleh berbagai
komponen sekolah yang dapat dijangkau, sehingga kurikulum dikembangkan untuk
mencapai sasaran yang dirumuskan. Dengan demikian, visi dirumuskan untuk
menjawab “apa yang ingin dicapai oleh sekolah”?
Misi sekolah berkenaan dengan pernyataan “upaya apa yang dapat dilakukan untuk
mencapai visi sekolah”? Dengan demikian, suatu misi harus dapat menggambarkan
kondisi dan suasana yang dibangun dalam mencapai suatu visi.
2.3 Implementasi KTSP
Implementasi KTSP diharapkan memberi otonomi luas kepada sekolah dan
satuan pendidikan, disertai seperangkat tanggungjawab untuk mengembangkan
kurikulum sesuai dengan kondisi setempat. Sekolah dan satuan pendidikan juga
diberi kewenangan dan kekuasaan yang luas untuk mengembangkan pembelajaran
peserta didik serta tuntutan masyarakat.
KTSP mendorong terwujudnya kepemimpinan yang demokratis dan
profesional. Kepala sekolah dan tenaga pelaksana kurikulum merupakan pelaku yang
memiliki kemampuan dan integritas profesional yang harus ditunjang dengan tim-
kerja (team-work) yang kompak dan transparan, melibatkan komite sekolah dan
dewan pendidikan, serta dukungan partisipasi masyarakat dan orang tua.
Dengan melibatkan pihak tersebut di atas dalam pengembangan kurikulum,
diharapkan mampu membangkitkan gairah dan rasa memiliki (sense of belonging)
yang lebih tinggi, dan rasa tanggungjawab (sense of responbility) yang lebih besar
terhadap kurikulum, serta ikut memikirkan kualitas pendidikan (quality of education).
Langkah mendesak yang perlu segera dipersiapkan yaitu bagaimana sekolah dan
satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan
sumber belajar, profesionalisme tenaga pendidik, dan penyediaan sistem evaluasi
serta informasi yang valid.
10. 7
Dengan tatanan konsep inilah memberi otonomi sekolah untuk memiliki “full
authority and responsibility” dalam menetapkan kurikulum dan pembelajaran sesuai
visi, misi, dan tujuannya. Namun, yang masih jadi pertanyaan adalah apakah semua
sekolah mampu mewujudkan impian tersebut di atas? Jawabannya tentu saja kembali
kepada kesiapan dan kemampuan sekolah untuk menangkap arah perubahan
kurikulum tersebut.
11. 8
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia (SDA) jangka panjang
yang mempunyai nilai yang tinggi bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia.
Hampir semua negara di dunia menempatkan pendidikan sebagai suatu yang penting
dan utama dalam pembangunan bangsa dan negara. Begitu pula Indonesia
menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama, hal ini sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Untuk mencapai ke arah itu, kurikulum dan peran guru sangat menentukan
keberhasilan pendidikan, karena kurikulum berjalan, sedangkan kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran pada
KTSP ada beberapa alasan yang menjadi pilihan dalam upaya perbaikan kondisi
pendidikan dalam upaya perbaikan kondisi pendidikan di tanah air, salah satunya
adalah potensi siswa itu berbeda-beda dan potensi tersebut akan berkembang jika
stimulusnya tepat dan mutu hasil pendidikan yang masih rendah serta mengabaikan
aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerja seni dan olahraga serta life skill.
Selain itu kurikulum harus mempunyai tujuan yang ingin di capai baik yang bersifat
kongkrit maupun abstrak dan berbagai konsepsinya seperti yang disebutkan di atas,
sehingga hakekat kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan benar-
benar terwujud.
3.2 Saran-saran
Saran yang disampaikan Penulis agar dengan membaca makalah ini disarankan
pada pembaca agar mengetahui tentang prinsip yang diterapkan dalam
Pengembangan KTSP dan Implementasi Kurikulum dalam sistem Pembelajaran
di Sekolah. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
semua pihak untuk kesempurnaan makalah yang akan datang.
12. 9
DAFTAR PUSTAKA
Barton, J., &Collins, A(ed.) (1977). Portofolio Assessment : A handbook for
educators. Menlo Park, CA : Addison-Wesley Publishing.
Sanjaya, Wina, 2008. Kurikulum Pembelajaran, Jakarta : Kencana Prenada Media
Group.
Hamalik, Oemar. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, Bandung : Pustaka
Martiana, 1981.