Dokumen tersebut membahas tentang proses komunikasi dan pengambilan keputusan kerja dalam suatu organisasi. Terdapat penjelasan mengenai proses komunikasi, jenis-jenis komunikasi dalam organisasi, hambatan komunikasi, serta pengertian dan proses pengambilan keputusan kerja.
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Kuliah 8 proses organisasi (sesi 1)
1. SEMESTER IV
1
Tue, 17 Feb 2015
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS ISLAM LABUHANBATU
PERKULIAHAN-8
Perilakuorganisasi
Proses Organisasi_1
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mempelajari bab ini, anda diharapkan dapat :
1. Proses komunikasi
2. Proses pengambilan keputusan kerja
2
3. Deskripsi Singkat
• Dalam perkuliahan ini, anda akan membahas tentang proses
komunikasi
• Bagian akhir perkuliahan akan membahas tentang proses
pengambilan keputusan kerja
3
4. Bahan Bacaan
Buku Wajib :
• Stephen P Robbins dan Timothy A. Judge, 2009, Organizational
Behavior, Edisi ke-13 (terjemahan diana angelina), Jakarta.
• Ardana, dkk, 2008, Perilaku Organisasi, Fakultas Ekonomi UNUD,
Bali
Referensi Lain:
• Richard L. Daft, 2007, Manajemen-Management, Salemba Empat,
Jakarta.
• Stephen P Robbins dan Mary Coulter, 2007, Manajemen, Indeks,
Jakarta.
• Hani Handoko, 2003, Manajemen, BPFE, Yogyakarta
• Louis Allen, 1963, Karya Manajemen, PT. Pembangunan, Jakarta
• Media Cetak (Kompas, Waspada, Jurnal., dll) Media Elektronik
(Website: WWW.Google.Com)
4
5. Pertanyaan kunci
1. Jelaskan bagaimana seharusnya seorang pimpinan membentuk
budaya kerja di lingkungan kerja baru ? Berikan argumentasi yang
jelas dan singkat
2. Jelaskan peranan komunikasi informal berdasarkan the
grapevine?
5
6. Pengertian komunikasi
• Proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau
informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan itu melibatkan
lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan,
ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan sebagainya.
• Manajemen komunikasi adalah suatu proses dengan orang-orang
bermaksud memberikan pengertian melalui pengiringan berita
secara simbolis, menghubungkan para para anggota dengan
berbagai satuan organisasi dan dibidang yang berbeda pula (rantai
pertukaran informasi).
Ada 3 Rantai Pertukaran Informasi :
1. Suatu kegiatan untuk membuat seseorang mengerti
2. Suatu sarana pengaliran informasi
3. Suatu sistem bagi terjalinnya komunikasi di antara individu-individu.
6
7. 7
Proses Komunikasi
1. Model komunikasi antar pribadi
• Model komunikasi sederhana, menunjukkan 3 unsur esensi
komunikasi. Bila salah satu unsur hilang, maka komunikasi
tidak dapat berlangsung. Contoh ; seseorang mengirimkan
berita, tetapi tidak ada yang menerima atau mendengar
komunikasi tidak terjadi.
• Model komunikasi kompleks, “handphone”, dimana pengirim
menyampaikan suatu berita tetapi penerima mungkin
mendengar atau menerima berita bukan yang dimaksudkan
pengirim.
2. Komunikasi Organisasi
• Saluran komunikasi formal, mempengaruhi komunikasi dalam
dua cara; 1) saluran formal semakin melebar sesuai
perkembangan dan pertumbuhan organisasi dan 2) saluran
komunikasi formal dapat menghambat aliran informasi antar
tingkatan organisasi.
Pengirim Berita Penerima
8. • Struktur wewenang organisasi, mempengaruhi komunikasi terhadap
efektifitas organisasi, perbedaan kekuasaan dan kedudukan (status)
dalam organisasi akan menentukan pihak-pihak yang
berkomunikasi dengan seseorang serta isi dan ketepatan
komunikasi .
• Spesialisasi jabatan, mempermudah komunikasi dalam kelompok-
kelompok yang berbeda. Para anggota suatu kelompok cenderung
berkomunikasi dengan istilah, tujuan, waktu dan gaya yang sama.
Komunikasi antara kelompok yang berbeda akan cenderung di
hambat.
• Pemilikan informasi (Lesikar), berarti individu-individu mempunyai
informasi khusus dari pengetahuan tentang pekerjaan mereka.
Contoh manajer produk memiliki pengalaman yang lebih tajam
dalam menentukan strategi-strategi pemasaran.
Jaringan komunikasi dalam organsasi, organisasi merancang
struktur komunikasi menjadi kaku atau berdasarkan hierarki
manajemen.
8
9. 9
Ada 4 macam komunikasi ;
1. Lingkaran, organisasi merancang struktur komunikasi dimana
B hanya dapat berkomunikasi dengan A dan C, untuk
berkomunikasi dengan E, B harus melalui A atau C.
2. Rantai, menunjukkan dua bawahan (A dan E) yang melapor
kepada atasan mereka (B dan D) dan selanjutnya dilaporkan
ke C.
3. Sumbu Y dan bintang, menunjukkan C pada posisi pusat,
komunikasi yang disentralisasi ini lebih efektif untuk
menyelesaikan masalah-masalah rutin dan tidak kompleks
karena lebih cepat dan akurat.
10. 1. sumber mempunyai
gagasan, pemikiran
atau kesan yang
2. Diterjemahkan atau
disandikan ke dalam kata
dan simbol, kemudian
Gambar 9.1. Proses Komunikasi
4. Penerima menangkap
simbol-simbol dan
5. Diterjemahkan kembali atau
diartikan kembali menjadi
suatu gagasan dan
6. Mengirim berbagai bentuk
umpan balik kepada
pengirim
3. Disampaikan atau
dikirimkan sebagai berita
kepada penerima
11. 11
Keterangan :
1. Sumber atau pengirim berita, mengendalikan macam berita yang
dikirim, susunan yang digunakan dan sering salurang melalui
mana berita dikirimkan. Dalam organisasi biasayan pihak yang
mempunyai kebutuhan dan keinginan untuk mengkomunikasikan
gagasan, pemikiran, informasi dsb kepada pihak lain.
2. Pengubahan berita ke dalam sandi/kode (encoding), mengubah
berita ke dalam berbagai bentuk simbol verbal atau non verbal
yang mampu memindahkan pengertian, seperti kata-kata
percakapan atau tulisan, angka, gerakan atau kegiatan.
3. Pengiriman berita, mencerminkan pilihan komunikator terhadap
media atau saluran distribusi. Ada 2 saluran distribusi; 1)
komunikasi lisan, yaitu interaksi antara sumber dan penerima,
memungkinkan komunikasi nonverbal (gerakan tubuh, intonasi
suara dan telepon), disampaikan berita secara cepat dan
memungkinkan umpan balik diperoleh segera, dan 2)
komunikasi tertulis, yaitu interaksi sumber dan penerima yang
disampaikan melalui memo, surat, laporan, catatan, buletin,
manual perusahaan dan surat kabar. Komunikasi ini mempunyai
manfaat dalam hal penyediaan laporan untuk kepentingan di
waktu mendatang.
12. Gambar 9.2. Tipe-Tipe Jaringan Komunikasi
12
4. Penerima berita, orang-orang menerima berita melalui ke lima
pancaindra mereka, pengiriman berita belum lengkap bila
suatu pihak belum menerima berita.
5. Umpan balik (feedback), setelah berita diterima dan
diterjemahkan, penerima mungkin menyampaikan berita
balasan yang ditujukan kepada pengirim semula atau orang
lain.
A
B E
DC
C
B D
EA
A B
C
D
E
A B
C
D E
Lingkaran Rantai Sumbu Y Bintang
13. 13
Saluran Komunikasi Dalam Organisasi
1. Komunikasi Vertikal; komunikasi yang terdiri atas; 1)
komunikasi ke atas adalah untuk menyediakan informasi
kepada tingkatan manajemen atas tentang apa yang terjadi
pada tingkatan bawah, komunikasi ini berupa laporan
periodik, penjelasan, gagasan dan permintaan untuk
diberikan keputusan (umpan balik) dan 2) komunikasi ke
bawah adalah mulai dari manajemen puncak sampai
karyawan untuk memberi pengarahan, informasi, instruksi,
nasehat/saran dan penilaian kepada bawahan serta
memberikan informasi kepada para anggota organisasi
tentang tujuan dan kebijaksanaan organisasi.
2. Komunikasi horizontal atau lateral meliputi ; 1) komunikasi di
antara para anggota dalam kelompok kerja yang sama dan
2) komunikasi yang terjadi antara departemen-departemen
pada tingkatan organisasi yang sama.
• Komunikasi ini membantu koordinasi kegiatan-kegiatan
lateral, juga menghindarkan prosedur pemecahan masalah
yang lambat.
14. 14
3. Komunikasi diagonal, yaitu komunikasi yang menyilang dari
rantai perintah organisasi. Hal ini sering terjadi sebagai hasil
hubungan departemen lini dan staf dan akan membentuk
beberapa komunikasi diagonal yang berbeda-beda pula
15. Komunikasi ke atas :
Laporan, masalah,
gagasan, sikap,
klasifikasi, penyelesaian
dan penjelasan
Direktur
Manajer
Keuangan
Manajer
Produksi
Manajer
Personalia
Gambar 9.3. Saluran-Saluran Komunikasi Formal Dalam Organisasi
Manajer
Pemasaran
Komunikasi ke bawah :
Prosedur, pengarahan,
instruksi, penugasan,
saran, kebijaksanaan
dan tujuan
Komunikasi lateral
Usaha-usaha koordinasi, pemecahan masalah
dan sebagainya
16. 16
Peranan Komunikasi Manajerial
1. Komunikasi formal, yaitu komunikasi yang mengikuti rantai
perintah organisasi formal yang telah ditetapkan dan
ketentuan resmi mengikatnya.
2. Komunikasi informal, yaitu komunikasi cara ini biasanya
dilakukan manajer untuk melengkapi komunikasi formal.
Seperti menyelediki bagaimana kelompok informal bekerja
dalam organisasi yang bersangkutan, mengidentifikasi kaitan-
kaitan pokok dan menyediakan keterangan konstruktif kepada
mereka (the grapevine).
3. Komunikasi non formal, komunikasi yang terjadi karena
kondisi tak disengaja daripada organisasi formal yang
menyebabkan tindakan secara tidak disengaja.
4. Komunikasi teknis, yaitu komunikasi yang digunakan oleh
orang-orang yang bekerja dalam bidang yang sama. Seperti
kata sandi antara sesama operator komputer.
17. 17
5. Komunikasi berdasarkan prosedural dan peraturan, yaitu
komunikasi yang disajikan kedalam sebuah buku pegangan
(manual) tentang organisasi yang bersangkutan. Ia
memberikan keterangan tentang kebijaksanaan spesifik dan
peraturan bila mereka dapat diterapkan. Walaupun agak
kaku, komunikasi macam ini membantu ke arah pencapaian
efisiensi.
Analisa Transaksional
• Berkenaan dengan pertukaran informasi, manusia
berkomunikasi untuk memperkuat perasaan mereka tentang
diri mereka sendiri. Analisa transaksional meliputi identifikasi
dan analisa transaksi-transaksi berdasarkan komunikasi, ia
membantu mencapai pengertian tentang kelakuan manusia
dan berguna untuk melakukan motivasi, memberikan advis,
mewawancara, dimana saja komunikasi memainkan
peranan penting.
18. 18
Ada 3 Ego Penyebab Transaksi Terbentuk ;
1. Orang tua, tingkatan ego orang tua dicapai dari perasaan ekstern
dan pengalaman yang dialami oleh seseorang dari waktu ke waktu,
mana alternatif satu-satunya menerima tanpa berani
mempersoalkannya.
2. Orang dewasa, tingkatan ego orang dewasa bersifat faktual, logis
dan objektif, tidak memiliki perasaan yang membeda-bedakan serta
mengevaluasi sesuatu situasi melalui riset dan analisa tentang fakta.
3. Anak, tingkatan ego seorang anak dicapai dari serba ingin tahu,
imajinasi dan sikap ingin melawan (curiosity).
Ada 3 Tipe Transaksi ;
• Transaksi komplementer, yaitu transaksi dimana orang yang
melakukannya memperoleh reaksi yang diinginkannya.
• Transaksi silang, yaitu transaksi dimana orang yang mendapatkan
reaksi yang berbeda dengan reaksi yang diharapkan.
• Transaksi ulterior, yaitu transaksi pada bagian yang terjauh meliputi
berita antara tingkat-tingkat ego yang berbeda dengan apa yang
diucapkan secara lisan.
19. 19
Hambatan-Hambatan Komunikasi Efektif DalamOrgansasi
• Tingkatan Hierarki, bila suatu organisasi tumbuh, struktur
berkembang akan menimbulkan berbagai masalah
komunikasi. Karena harus melalui tingkatan tambahan, yang
memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai tempat
tujuan dan cenderung menjadi berkurang ketepatannya. Berita
mengalir ke atas atau ke bawah tingkatan organsasi akan
melalui beberapa filter dengan persepsi, motif, kebutuhan dan
hubungannya sendiri. Setiap tingkatan dalam rantai
komunikasi dapat menambah, mengurangi, merubah atau
sama sekali berbeda dengan berita aslinya.
• Wewenang Manajerial, tanpa wewenang untuk membuat
keputusan tidak mungkin dapat dicapai dengan efektif. Pada
kenyataannya manajer yang mengendalikan karyawan juga
menimbulkan hambatan dalam komunikasi, seperti banyak
atasan yang tidak dapat sepenuhnya menerima berbagai
masalah, kondisi atau hasil yang dapat membuat mereka
lemah. Sebaliknya karyawan menghindari situasi yang
membuat kedudukan mereka tidak menguntungkan seperti
gap.
20. 20
• Spesialisasi, menciptakan masalah komunikasi, dimana
memisahkan orang-orang meskipun mereka bekerja berdekatan,
perbedaan fungsi, kepentingan dan istilah-istilah dalam pekerjaan
dapat membuat orang-orang meresa bahwa mereka hidup dalam
dunia yang berbeda.
Hambatan Antar Pribadi
1. Persepsi selektif, yaitu suatu proses yang menyeluruh denagna
menseleksi seseorang, mengorganisasikan dan mengartikan segala
sesuatu di lingkungannya. Artinya setelah seseorang menerima
informasi lalu ia akan mengorganisasikannya berdasarkan
pengalaman mengajarkan seseorang dengan reaksi tertentu.
Ada 3 Aspek Yang Berhubungan Dengan Persepsi Selektif ;
• Penerima akan menginterpretasikan berita bedasarkan pengalaman
dan bagaimana mereka telah belajar untuk menanggapi sesuatu.
• Penerima akan menginterpretasikan berita dengan cara menolak
dalam struktur kepribadian yang kuat. Seperti berita yang
bertentangan dengan keyakinan seseorang cenderung untuk ditolak
• Penerima akan cenderung mengelompokkan dan menyimpan
karakteristik-karakteristik pengalaman mereka sehingga mereka
dapa membuat pola-pola menyeluruh.
21. 21
2. Status komunikator, hambatan komunikasi antar pribadi adalah
kecenderungan untuk menilai, mempertimbangkan dan membentuk
pendapat atas dasar karakteristik-karakteristik pengirim (sumber)
terutama kredibilitasnya (kepercayaan).
3. Keadaan membela diri, keadaan ini membuat pendengar lebih
berkonsentrasi pada apa yang akan dikatakan dan bukan pada apa
yang sedang didengar.
4. Pendengaran lemah, kebiasaan pendengaran lemah meliputi; a)
mendengarkan di awal saja, dengan sedikit perhatian pada apa yang
sedang dikatakan, b) memberikan pengaruh, melalui baik perkataan
atau tanda-tanda (seperti melihat jam, memandang langit dan
menunjukkan kegelisahaan), c) menunjukkan tanda-tanda
kejengkelan atau bosan terhadap bahan pembicaraan dan d)
mendengar dengan tidak efektif.
5. Ketidak tepatan penggunaan bahasa, komunikasi yang dianggap
pengertian letak dalam kata-kata yang digunakan (tidak konsisten).
Contoh ; manajer memerintahkan untuk mengerjakan laporan
kepada karyawannya “secepat mungkin”, bisa berarti satu jam, satu
hari atau satu minggu.
22. 22
Gambar 11.4. Batasan-Batasan Wewenang dan Kekuasaan
Ketepatan komunikasi
cenderung berkurang
bila melalui rantai
perintah
Direktur
Karyawan
Wakil Direktur
Manajer Divisi
Manajer Departemen
Kepala Penyelia
Penyelia
Direktur
Karyawan
Wakil Direktur
Manajer Divisi
Manajer Departemen
Kepala Penyelia
Penyelia
23. Tingkatan (jenjang) hierarki
wewenang manajerial
spesialisasi
Hambatan-hambatan
komunikasi
Sumber
Gambar 11.5. Bagaimana Hambatan-Hambatan Mempengaruhi Proses Komunikasi
Tingkatan (jenjang) hierarki
wewenang manajerial
spesialisasi
Encoding Pengiriman Decoding Penerimaan
Encoding
Faktor-Faktor Organisasi Faktor-Faktor antar Pribadi
24. 24
Peningkatan Efektivitas Komunikasi
1. Kesadaran Akan Kebutuhan Komunikasi Efektif
• Karena berbagai hambatan organisasional dan antar pribadi,
manajer harus memainkan peran penting dalam proses
komunikasi seperti menggunakan para ahli komunikasi
untuk membantu memecahkan masalah komunikasi internal:
penentuan strategi perusahaan sehubungan dengan
“layoffs”, penutupan pabrik atau relokasi dan terminasi serta
pengukuran kualitas kegiatan-kegiatan komuniasi melalui
interview atau survey.
2. Penggunaan Umpan Balik
• Komunikasi dua arah dapat menciptakan lingkungan yang
mendorong umpan balik dan mendapatkan umpan balik
melalui kegiatan mereka sendiri. Contoh : interaktif
3. Menjadi Komunikator Yang Lebih Efektif
• Pengembangan teknik-teknik komunikasi seperti latihan
dalam penulisan dan penyampaian akan simbol, bahasa,
pengutaraan yang tepat dan peka terhadap latar belakang
penerima berita.
25. 25
Pedoman Komunikasi Yang Baik
• American Management Associations (AMA) menyusun 10 prinsip
komunikasi, pedoman ini disusun untuk meningkatkan efektifitas
komunikasi organisasi, sebagai berikut :
1. Cari kejelasan gagasan sebelum dikomunikasikan
2. Teliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi
3. Pertimbangkan keadaan fisik dan manusia keseluruhan kapan
saja komunikasi akan dilakukan
4. Konsultasikan dengan pihak lain bila perlu dalam perencanaan
komunikasi
5. Perhatikan tekanan nada dan ekspresi sesuai substansi berita
selama berkomunikasi
6. Ambil kesempatan bila timbul untuk mendapatkan segala
sesuatu yang membantu atau umpan balik
7. Ikuti lebih lanjut komunikasi yang telah dilakukan
8. Perhatikan konsistensi komunikasi
9. Tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi
10.Jadilah pendengar yang baik, berkomunikasi tidak hanya untuk
dimengerti tetapi untuk mengerti.
26. proses pengambilan keputusan
Pentingnya Pengambilan Keputusan
• Pengambilan keputusan sangat penting dalan manajemen dan
merupakan tugas utama dari seorang pemimpin (manajer).
Keputusan-keputusan ini akan menimbulkan aktivitas-aktivitas,
sehingga proses manajemen dapat terlaksana.
Menurut Para Ahli
• GR. Terry, yaitu sebagai pemilihan alternatif kelakuan tertentu dari
dua atau alternatif yang ada.
• Malayu Hasibuan, yaitu suatu proses penentuan keputusan yang
terbaik dari sejumlah alternatif untuk melakukan aktivitas-aktivitas
pada masa yang akan datang.
Pengambilan keputusan adalah proses bagaimana menetapkan
suatu keputusan yang terbaik, logis, rasional dan ideal berdasarkan
fakta, data dan informasi dari sejumlah alternatif untuk mencapai
sasaran yang telah ditetapkan dengan resiko terkecil, efektif dan
efisien untuk dilaksanakan di masa depan. 26
27. 27
Secara etimologis
• Keputusan, yaitu pilihan di antara dua atau lebih alternatif.
Sedangkan pengambilan keputusan, yaitu proses identifikasi
permasalahan dan peluang, kemudian menyelesaikannya.
Jenis Masalah dan Keputusan
1. Masalah yang terstruktur dan keputusan yang terprogram
a. Masalah yang terstruktur adalah masalah yang lugas, sudah
dikenal dan mudah didefenisikan,
b. Keputusan yang terprogram adalah keputusan berulang yang
dapat ditangani dengan pendekatan rutin. Ada 3 pendekatan
dalam keputusan yang terprogram yakni ; prosedur, peraturan
dan kebijakan.
• Prosedur, yaitu serangkaian langkah berurutan yang saling terkait
yang dapat digunakan untuk menganggapi masalah yang
terstruktur.
28. 28
• Peraturan, yaitu pernyataan tersurat yang memberi tahu para
manajer apa yang dapat atau tidak dapat dilakukan.
• Kebijakan, yaitu pedoman yang menjadi parameter untuk
pengambilan keputusan. Ada 3 perhatian dalam kebijakan; 1)
memberi kepuasan kepada pelanggan, 2) melakukan promosi
apabila mungkin dan 3) mampu bersaing
2. Masalah yang tak terstruktur dan keputusan yang tak
terprogram
a. Masalah yang tak terstruktur adalah masalah baru atau tidak
biasa dan untuk informasi yang ambigu dan tidak lengkap,
b. Keputusan yang terprogram adalah keputusan unik yang
membutuhkan solusi yang dirancang secara khusus supaya
sesuai dengan masalahnya (solusi yang dimodifikasi).
29. Gambar 6.1.
Jenis Permasalahan, Jenis keputusan dan tingkatan dalam organisasi
29
Keputusan tidak
terprogram
Keputusan
terprogram
Tak terstruktur dengan baik Tinggi
Terstruktur dengan baik
Jenis
Masalah
Rendah
Tingkatan
Dalam
Organisasi
30. 30
Manajer sebagai pembuat keputusan
Ada 3 perspektif tentang bagaimana keputusan itu dibuat :
1. Rasionalitas,
Pembuatan keputusan rasional, yaitu gambaran pilihan-
pilihan yang konsisten dan nilainya yang paling maksimal di
dalam batasan-batasan tertentu.
- Masalah jelas dan tidak bermakna ganda
- Sasaran tunggal yang didefenisikan secara
baik harus dicapai
- Seluruh alternatif dan akibat diketahui
- Preferensi atau kelebih sukaan jenis
- Preferensi konstan dan stabil
- Tidak ada kendala waktu dan biaya
- Pilihan terakhir akan memaksimalkan hasil
Pengambilan
Keputusan
Yang Rasional
Gambar 6.2.
Asumsi Rasionalitas
Menghasilkan
31. 31
2. Rasionalitas Terbatas,
Perilaku yang rasional berdasarkan proses pengambilan
keputusan yang disederhanakan, yang dibatasi oleh
kemampuan seseorang untuk memproses informasi.
Pengembangan dari rasionalitas terbatas berupa peningkatan
komitmen terhadap keputusan sebelumnya walaupun ada
bukti bahwa keputusan itu mungkin keliru. Contoh : kenaikan
BBM
3. Intuisi
Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi proses
pengambilan keputusan dilakukan dibawah sadar
berdasarkan pengalaman dan pertimbangan yang sudah
terkumpul.
32. Gambar 6.3. Intuisi
Manajer membuat
keputusan berdasarkan
pengalaman
Manajer membuat
keputusan berdasarkan
perasaan/emosi
Manajer membuat
keputusan berdasarkan
keahlian, pengetahuan
dan pelatihan
Manajer membuat
keputusan berdasarkan
nilai etika/budaya
Manajer menggunakan
data dari pikiran bawah
sadar untuk membuat
keputusan
Keputusan
berdasarkan pengalaman
Keputusan
berdasarkan perasaan
Keputusan
berdasarkan kognitif
Keputusan
berdasarkan nilai/etika
Keputusan
berdasarkan bawah sadar
Intuisi
33. Tabel 6.1. Berbagai keputusan dalam fungsi manajemen
33
Merencanakan
• Apa saja tujuan jangka panjang
• Strategi mana yang paling baik
• Apakah tujuan jangka pendek
• Seberapa sulit sasaran
Memimpin
• Bagaimana cara memotivasi
karyawan yang kurang percaya diri
• Mana gaya kepemimpinan yang
efektif
• Bagaimana perubahan akan
mempengaruhi produktivitas kerja
• Kapan waktu yang tepat untuk
merangsang konflik
Mengorganisasi
• Berapa banyak karyawan yang
memberi laporan
• Seberapa besar sentralisasi ada
dalam organisasi
• Bagaimana merancang jabatan
• Kapan organisasi harus
mengimplementasikan struktur yang
berbeda
Mengendalikan
• Kegiatan-kegiatan mana yang harus
dikendalikan
• Bagaimana mengendalikan kegiatan-
kegiatan tersebut
• kapan distorsi kerja itu besar artinya
• Jenis informasi manajemen mana
yang harus dimiliki organisasi.
34. 34
Kondisi pengambilan keputusan
• Kepastian, yaitu situasi yang memungkinkan manajer mampu
membuat keputusan yang tepat karena seluruh hasil
keputusan sudah diketahui.
• Resiko, yaitu kondisi-kondisi yang membuat pengambilan
keputusan mampu memperkirakan kemungkinan hasil-hasil
tertentu dari keputusan itu.
• Ketidakpastian, yaitu situasi di mana pengambilan keputusan
tidak memiliki probabilitas yang pasti atau masuk akal.
apabila terjadi keterbatasan jumlah informasi pilihan alternatif
dalam pengambilan keputusan ada faktor lain ; psikologis si
pengambilan keputusan, memaksimalkan hasil maksimun
yang mungkin (optimis), sebaliknya minimal
35. 35
Bias dan kekeliruan pengambilan keputusan
Heuristik
• Petunjuk praktis yang digunakan manajer untuk menyederhanakan
pembuatan keputusan.
Ada 12 kesalahan keputusan dan bias yang dibuat oleh manajer;
1. Terlalu percaya diri, yaitu pembuat keputusan cenderung berpikir
bahwa mereka lebih tahu apa yang mereka lakukan atau menganut
pandangan yang tidak realistis tentang diri sendiri dan kinerja
mereka yang positif.
2. Kepuasan yang cepat, yaitu pembuat keputusan yang cenderung
menginginkan hasil yang cepat dan menghindari biaya yang cepat.
3. Efek yang dalam, yaitu pembuat keputusan menetapkan informasi
awal sebagai titik awal dan lalu ditetapkan. Ini membuktikan bahwa
kegagalan manajer untuk menyesuaikan informasi yang berurutan.
4. Perspektif yang efektif, yaitu pembuat keputusan dengan selektif
mengatur dan menafsirkan peristiwa berdasarkan persepsi mereka
yang bias.
5. Konfirmasi, yaitu pembuat keputusan mencari informasi yang
menegaskan kembali pilihan mereka dan memotong informasi yang
berlawanan dengan penilaian di masa lalu.
36. 36
6. Pembingkai, yaitu pembuat keputusan memilih aspek situasi
tertentu dan menciptakan titik acuan yang keliru.
7. Ketersediaan, yaitu pembuat keputusan cenderung
mengingat peristiwa yang sering terjadi dan nyata dalam
ingatan mereka.
8. Perwakilan, yaitu pembuat keputusan menilai kemiripan
peristiwa dengan yang pernah mereka alami sebelumnya.
9. Keacakan, yaitu pembuat keputusan berusaha menciptakan
makan dari peristiwa acak.
10. Kesalahan biaya yang ditanamkan, yaitu pembuat keputusan
lupa bahwa pilihannya sekarang tidak dapat memperbaiki
yang lalu.
11. Mandiri, yaitu pembuat keputusan yang cepat menghargai
kesuksesan mereka dan menyalahkan kekeliruan pada
faktor lain.
12. Hikmah, yaitu pembuat keputusan secara keliru meyakini
bahwa mereka dapat meramalkan dengan akurat hasil dari
suatu peristiwa segera setelah hasil itu diketahui.
37. Efek yang dalam
Persepsi yang efektif
Mandiri
Kesalahan biaya yang
ditanamkan
Pembuatan keputusan
kesalahan dan bias
Terlalu percaya diri
Kepuasan segeraHikmah
Pengacakan Konfirmasi
Perwakilan Pembingkaian
Ketersediaan
Gambar 6.4.
Kekeliruan dan bias atas pembuatan keputusan
38. 38
Langkah-langkah pengambilan keputusan
Proses Pengambilan Keputusan
• Rangkaian dari delapan langkah yang mencakup identifikasi
masalah, memilih alternatif dan mengevaluasi efektivitas keputusan.
Berikut ini merupakan langkah-langkah pengambilan keputusan :
1. Mengenali suatu masalah
Masalah adalah kesenjangan antara keadaan nyata dan keadaan
yang dikehendaki.
2. Mengidentifikasi kriteria keputusan
kriteria mendefenisikan apa yang relevan dalam keputusan.
Contoh : membeli PC dengan spesifikasi; harga, buatan dan model
produk.
3. Mengalokasikan berat kriteria
4. Menyusun alternatif
5. Menganalisis alternatif
6. Memilih alternatif
7. Mengimplementasikan alternatif
8. Mengevaluasi efektifitas keputusan
39. Identifikasi Masalah
Identifikasi Kriteria
keputusan
Alokasi bobot pada
kriteria
Penyusunan
alternatif
Gambar 6.5.
Proses Pengambilan Keputusan (Franchise)
Analisis alternatif
Pemilihan alternatif
Penerapan alternatif
Evaluasi efektifitas
keputusan
Memutuskan franchise terbaik apa untuk dibeli
• Identifikasi kriteria
• Kualifikasi keuangan
• Sejarah waralaba
• Biaya awal
• Lokasi geografi yang terbuka
• Dukungan pewaralaba
• Biaya awal…………………………………………………………10
• Dukungan pewaralaba……………………………………….8
• Kualifikasi keuangan…………………………………………..6
• Lokasi geografis yang terbuka…………………………….3
• Sejarah pewaralaba
• Tela-tela Distro
• Majestik Ayam Penyet
• Pulsa elektrik warnet
• Depot aqua KFC
• Tela-tela Distro
• Majestik Ayam Penyet
• Pulsa elektrik Warnet
• Depot aqua KFC
• Warnet
40. 40
Kerangka kerja keputusan personal
Gaya keputusan
• Perbedaan diantara sejumlah orang yang berkaitan dengan
bagaimana mereka memandang masalah dan mengambil keputusan.
Ada 4 (empat) gaya keputusan yaitu :
• Gaya perintah, yaitu mengambil keputusan dengan cepat karena
tidak suka menghadapi banyak informasi dan mungkin
mempertimbangkan hanya satu atau dua alternatif.
• Gaya analitis, yaitu suka mempertimbangkan solusi kompleks
berdasarkan banyaknya data-data yang dapat dikumpulkan.
• Gaya konseptual, yaitu sering juga mempertimbangkan banyak
informasi, tapi juga lebih berorientasi sosial daripada orang lain
tentang masalah dan kemungkinan alternatif pemecahannya.
• Gaya tingkah laku, yaitu gaya berkomunikasi satu-satu dan
memahami perasaan mereka tentang permasalahan dan dampak
dari keputusan terhadap mereka.
41. Situasi
- Terprogram/tidak
terprogram
- klasik, administratif
dan politis
- Langkah keputusan
Gaya Keputusan Personal
- Perintah
- Analitis
- Konseptual
- Tingkah laku
Pilihan Keputusan
- Solusi terbaik untuk
permasalahan
Gambar 6.6.
Kerangka Kerja Keputusan Personal
42. 42
Meningkatkan partisipasi dalam pengambilan keputusan
• Manajer membuat sejumlah keputusan sebagai individu, namun
pengambilan keputusan sering menjadi bagian dari sebuah
kelompok. Pengambilan keputusan yang efektif sering kali
tergantung dari manajer melibatkan orang yang tepat dengan cara
yang benar untuk membantu mereka memecahkan masalah.
Model Vroom
• Sebuah model yang didesain untuk membantu manajer mengukur
jumlah partisipasi bawahannya dalam pengambilan keputusan.
Model ini memiliki 3 komponen :
1. Gaya Partisipasi Kepemimpinan,
Model ini menggunakan 5 tingkatan partisipasi bawahan dalam
pengambilan keputusan mulai dari ;
a. Memutuskan, yaitu pemimpin mengambil keputusan sendiri.
b. Berkonsultasi secara individual, yaitu mempresentasikan
permasalahan secara individu ke bawahan.
c. Kelompok konsultasi, yaitu mempresentasikan permasalahan ke
bawahan secara kelompok, mengumpulkan ide dan saran secara
kolektif serta mengambil keputusan.
43. 43
d. Memfasilitasi, yaitu berbagi permasalahan dengan bawahan sebagai
kelompok dan bertindak sebagai fasilitator untuk membantu kelompok
mengambil keputusan.
e. Mendelegasikan, yaitu mendelegasikan permasalahan dan mengijinkan
kelompok untuk membuat keputusan dalam mengambil keputusan
dalam batasan yang telah ditentukan.
Gambar 5.2.
Gaya Partisipasi Pemimpin
Daerah Pengaruh Pemimpin
Daerah Kebebasan Bagi Kelompok
Memutuskan Berkonsultasi
secara individual
Kelompok
konsultasi
Memfasilitasi Mendelegasi
44. 44
2. Pertanyaan Diagnostik
Untuk menganalisis tingkat partisipasi bawahan terhadap
komitmen pada keputusan yang diambil dapat diukur dengan
menjawab pertanyaan diagnostik berikut ini :
a. Signifikansi keputusan ; pemimpin terlibat secara aktif
b. Pentingnya komitmen ; pemimpin harus melibatkan bawahan
di proses keputusan
c. Keahlian pimpinan ; jika pemimpin tidak memiliki informasi
yang banyak dapat melibatkan bawahan untuk
memperolehnya.
d. Komitmen yang seragam ; jika bawahan ikut dalam
pengambilan keputusan maka keterlibatan mereka dalam
proses pengambilan keputusan akan berkurang
e. Kelompok pendukung untuk tujuan ; jika bawahan tidak setuju
dalam penetapan tujuan organisasi, maka pimpinan tidak
membiarkan kelompok mengambil keputusan sendiri.
f. Keahlian kelompok ; jika bawahan memiliki pengetahuan yang
tinggi dalam permasalahan, maka tanggung jawab yang lebih
besar untuk keputusan dapat didelegasikan kepada mereka.
g. Kompetensi kelompok ; saat bawahan memiliki keahlian dan
keinginan yang tinggi untuk bekerja sama dalam
menyelesaikan masalah, tanggung jawab lebih besar dalam
pengambilan keputusan dapat didelegasikan kepada mereka.
45. 45
3. Memilih Gaya Keputusan
Lihat matriks keputusan di tabel 6.2. membuat manajer dapat
menggunakan gaya partisipasi dengan menjawab pertanyaan diagnostik
secara berurutan.
T
T T
T R S R R
T
R T T S
T
R T T R
T
T
Signifikansi
keputusan
Pentingnya
komitmen
Keahlian
pimpinan
Komitmen
yang seragam
Kelompok
pendukung
untuk tujuan
Keahlian
kelompok
Kompetensi
kelompok
Memutuskan
Konsultasi
(individual)
Konsultasi
(kelompok)
Memfasilitasi
Mendelegasikan
Memutuskan
Konsultasi
(kelompok)
Memutuskan
Memfasilitasi
46. 46
L R S R R
T
R T R T
R R
R
Signifikansi
keputusan
Pentingnya
komitmen
Keahlian
pimpinan
Komitmen
yang seragam
Kelompok
pendukung
untuk tujuan
Keahlian
kelompok
Kompetensi
kelompok
Konsultasi
(individual)
Memfasilitasi
Mendelegasikan
Memutuskan
Memutuskan
47. 47
Decision making manajerial
• Bagaimana cara pengambilan keputusan manajerial ? Para
manajer ingin membuat keputusan yang baik dengan memilih
alternatif melaksanakannya, dan menentukan apakah perlu
atau tidak menangani situasi yang menuntut keputusan pada
awalnya. Proses pengambilan keputusan manajer
mempengaruhi empat faktor yang mencakup ; pendekatan
pengambilan keputusan, kondisi pengambilan keputusan,
jenis masalah yang dihadapi dan gaya pengambilan
keputusan.
48. Gambar 6.7
Pengambilan Keputusan Manajerial
48
Pendekatan Pengambilan Keputusan
• Rasionalitas
• Rasionalitas terbatas
• Intuisi
Jenis Masalah dan Keputusan
• Terstruktur – terprogram
• Tak terstruktur – tak terprogram
Kondisi Pengambilan Keputusan
• Ketidakpastian
• Resiko
• Ketidakpastian
Keputusan
• Memilih alternatif terbaik
- maksimal
- sekedar memenuhi syarat
• Melaksanakan
• Mengevaluasi
Kesalahan dan bias
Pengambilan keputusan
Gaya Pengambilan Keputusan
• Mengarahkan
• Analitis
• Konseptual
• Perilaku